lapkas fix key
Post on 17-Jan-2016
45 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Diare akut merupakan masalah umum ditemukan diseluruh dunia. Di Amerika Serikat
keluhan diare menempati peringkat ketiga dari daftar keluhan pasien pada ruang praktek
dokter, sementara di beberapa rumah sakit di Indonesia data menunjukkan diare akut karena
infeksi terdapat peringkat pertama s/d ke empat pasien dewasa yang datang berobat ke rumah
sakit. Di negara maju diperkirakan insiden sekitar 0,5-2 episode/orang/tahun sedangkan
dinegara berkembang lebih dari itu. Di USA dengan penduduk sekitar 200 juta diperkirakan
99 juta episode diare akut pada dewasa terjadi setiap tahunnya. WHO memperkirakan ada
sekitar 4 miliar kasus diare akut setiap tahun dengan mortalitas 3-4 juta pertahun. Bila angka
itu diterapkan di Indonesia, setiap tahun sekitar 100 juta episode diare pada orang dewasa per
tahun. Dari laporan surveilan terpadu tahun 1989 jumlah kasus diare didapatkan 13,3 % di
Puskesmas, di rumah sakit didapat 0,45% pada penderita rawat inap dan 0,05 % pasien rawat
jalan. Penyebab utama disentri di Indonesia adalah Shigella, Salmonela, Campylobacter
jejuni, Escherichia coli, dan Entamoeba histolytica. Disentri berat umumnya disebabkan oleh
Shigella dysentery, kadang-kadang dapat juga disebabkan oleh Shigella flexneri, Salmonella
dan Enteroinvasive E.coli ( EIEC).
Beberapa faktor epidemiologis penting dipandang untuk mendekati pasien diare akut
yang disebabkan oleh infeksi. Makanan atau minuman terkontaminasi, berpergian,
penggunaan antibiotik, HIV positif atau AIDS, merupakan petunjuk penting dalam
mengidentifikasi pasien beresiko tinggi untuk diare infeksi.
B. Tujuan
Tujuan penulisan laporan kasus ini adalah selain untuk menyelesaikan salah satu tugas
kepaniteraan klinik stase pediatri, juga untuk mengetahui serta mempelajari lebih jauh
mengenai kasus diare hingga penatalaksanaan yang tepat pada pasien di lapangan.
Laporan Kasus | 1
BAB II
STATUS PASIEN
Identitas pasien
No. RM : 7649XX
Nama : An. M
Usia : 1 tahun 10 bulan
Jenis Kelamin : Perempuan
Nama orang tua : Tn.A
Alamat : Jl.percetakan negara, jakarta pusat
Tgl MRS : 05 Desember 2014
ALLOANAMNESA (kepada ibu OS)
Keluhan Utama :
BAB ≥ 10 X sejak 2 hari SMRS
Keluhan Tambahan :
tidak mau makan dan minum, lemas , muntah
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang dibawa oleh orangtunya ke IGD dengan keluhan BAB cair sejak2 hari
SMRS BAB sebanyak >10x/hari, BAB cair, ada ampas tapi sedikit, tidak disertai lendir, busa
dan darah. BAB kira kira ½ gelas, warna kuning hijau, tidak berbau busuk. BAB tidak
disertai nyeri perut. Disertai Muntah 8x isi makanan dan lama kelamaan air saja. Muntah tiap
makan minum. Sejak tadi pagi pasien lemas, tidak mau bermain, hanya tergeletak di
kasur,tidak menangis, tidak rewel, tidak mau minum. BAK lebih pekat, terakhir BAK
Laporan Kasus | 2
semalam dan sedikit diserta berwarna seperti teh. Berat badan menurun dari 11,5 kg,
sekarang 10 kg.
. Demam sejak 3 hari SMRS, demam hilang timbul tidak disertai kejang SMRS,Batuk (+)
batuk berdahak 2 hari SMRS. Pilek tidak ada. Sesak tidak ada.
.
Riwayat Penyakit Dahulu
Belum pernah mengalami hal yang seperti ini sebelumnya
Kejang demam disangkal
Riwayat Penyakit Keluarga
Keluarga tidak ada yang menderita hal yang sama
Riwayat alergi disangkal
Riwayat pengobatan
1 hari SMRS sudah berobat ke Puskesmas diberi obat penurun panas dan obat diare
tetapi tidak ada perbaikan
Riwayat Kehamilan :
ANC teratur di Bidan
Ibu Os tidak pernah sakit saat hamil
Riwayat kelahiran
Cukup bulan (37 minggu)
Lahir spontan ditolong bidan di RB
BBL 3100 gram; PB 49 cm
Pola Makan
ASI dari 0 bulan sampai 6 bulan
Susu formula diberikan pada usia 6 bulan sampai sekarang
Laporan Kasus | 3
Makanan nasi + lauk pauk ( daging, telur ) sebanyak 3 x sehari
Riwayat Imunisasi :
BCG : 1x
Hepatisis : 3x
Polio : 4x
DPT : 3x
Campak : 1x
Kesan : imunisasi dasar lengkap
Riwayat Tumbuh kembang
Tengkurap pada usia 6 bulan
Berdiri pada usia 10 bulan
Berjalan pada usia 12 bulan
Saat ini os sudah bisa berlari
Kesan : Tumbuh kembang sesuai usia
Riwayat Alergi
Alergi udara disangkal
Alergi susu disangkal
Alergi makanan disangkal
Laporan Kasus | 4
Riwayat Psikososial
Tinggal bersama dengan keluarga besar, 1 rumah berisi 5 orang
Jumlah ventilasi di dalam rumah cukup
Terdapat sinar matahari yang masuk ke dalam rumah
Anggota keluarga merokok
Terdapat kontak penderita dengan asap rokok
Pemeriksaan Fisik
• Keadaan Umum : Tampak Sakit Berat
• Kesadaran : Letargi
• Tanda-tanda vital
Suhu : 38,9oC
Nadi : 118 x/menit, kuat angkat, isi cukup
Pernapasan : 24x/menit
Tekanan Darah : Tidak dilakukan
Antropometri
BB : 10 kg
PB : 88 cm
Ling.kepala : 44 cm
LILA : 12 cm
STATUS GIZI
BB/U : 10/12 X 100% = 84 % (gizi baik)
PB/U : 88/90 X 100% = 97% (normal)
BB/TB: 10/12 X 100% = 84% (gizi baik)
Laporan Kasus | 5
KESAN : Gizi Baik
STATUS GENERALIS
KEPALA
Bentuk : Normochepal
Rambut : Hitam, distribusi merata, tidak rontok, ubun-ubun sudah menutup
Mata : Cekung (+/+), Edema palpebra (-/-), Konjungtiva anemis (+/+), Sklera
ikterik (-/-), refleks cahaya (+/+), pupil isokor
Hidung : Pernapasan cuping hidung (-/-), secret (-/-)
Telinga : Normotia, serumen (-/-)
Mulut : Bibir pucat (+), bibir kering (+), sianosis (-), lidah kotor (-), stomatitis (-)
LEHER
Tidak terdapat pembesaran KGB.
THORAK
PARU
Inspeksi : Dada simetris
Palpasi : vocal fremitus sama
Perkusi : sonor
Auskultasi : Vesikular, tidak ada whezzing dan tidak ada ronkhi.
Laporan Kasus | 6
JANTUNG
Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat
Palpasi : Ictus cordis tidak teraba
Perkusi : sonor
Auskultasi : BJ I & II reguler, murmur (-), gallop (-)
ABDOMEN
Inspeksi : Perut datar
Auskultasi : Bising usus meningkat (17 x/menit)
Palpasi : Abdomen supel, turgor kembali agak lambat, tidak teraba pembesaran hepar
dan lien
Perkusi : Timpani seluruh abdomen
Ekstremitas atas
Akral : dingin pucat
Edema : -/-
Sianosis : -/-
CRT : >2 s / > 2 s
Ekstremitas bawah
Akral : dingin pucat
Edema : -/-
Sianosis : -/-
Laporan Kasus | 7
CRT : >2 s / > 2 s
GENITALIA DAN RECTUM
Perempuan dan tidak ada kemerahan dan lecet
REFLEKS
Patologis
Babinski (-)
Oppenheim (-)
Burdzinski I (-)
Burdzinski II (-)
Fisiologis
Petella (+)
Biseps (+)
Tendo Achilles (+)
PEMERIKSAAN PENUNJANG :
• Hemoglobin : 9,1 g/dl (10,8-12,8 g/dl)
• Hematokrit : 37 % (35-43 %)
• Trombosit : 367 ribu/µL (217-491 ribu/µL)
• Leukosit : 25,6 ribu/µL (6-17 ribu/µL)
• Na : 131 mEq/L (135-147 mEq/L)
• K : 2,6mEq/L (3,5-5 mEq/L)
• Cl : 102 mEq/L (94-111 mEq/L)
Laporan Kasus | 8
RESUME
• An. Laki-laki usia 1 tahun 10 bulan datang karena diare >10x sejak 2 hari SMRS, muntah 8x,
febris sejak 3 hari SMRS disertai batuk berdahak ,pilek sejak 2 hari SMRS.tampak letargi,
tidak mau minum, BAK terakhir semalam dan sedikit, warna pekat
• Dari hasil pemeriksaan fisik didapatkan letargi, suhu : 38,9oC, nadi : 118x/menit, pernapasan :
24x/menit, konjungtiva anemis,faring hiperemis,mukosa bibir kering extremitas sup&inf
dingin pucat, RCT>2 detik, turgor kembali dengan lambat.
• Dari hasil lab didapatkan :HB:9,1, leukosit:25600, Na:131mEq, K: 2,6mEq
Assesment :
• Diare
• Vomitus
• Febris
Diagnosis
Klinis : Diare akut dengan dehidrasi berat ISPA, hipokalemia,
Gizi : gizi baik
Imunisasi :imunisasi dasar lengkap
Tum-Bang : sesuai usia
Penatalaksanaan
- IVFD RL 1 jam pertama, dilanjut KaEn3B
- Pemberian 1
30ml/KgBB dalam waktu ½ jam
a. 30x10=300ml dalam waktu ½ jam
Laporan Kasus | 9
300x20
0,5x60 = 200tpm(mikro) 67tpm (makro)
Pemberian 2
70 ml/KgBB dalam waktu 2 ½ jam
• 70x10=700ml dalam waktu 2 ½ jam =
• 700 cc x 20
2 ,5 x 60 = 94 tpm (mikro) = 31 tpm (makro)
Dukungan nutrisi, susu bebas laktosa
Obat atas indikasi
Terapi suportif : Zinc
Edukasi orangtua
- r/ Probiotik 1 dd 1
- r/ zink 20 mg
- r/ KCl 10 mEq
- r/ parasetamol syrup (10x10=100mg sampai 10x15=150 mg)àsediaan125 mg per
1sdtà 3 dd1 cth
- r/ ondancentron 2mg IV
- r/ guaifenisin
- Kadar natrium dan kalium di periksa ulg stlh rehidrasi
Laporan Kasus | 10
BAB I
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
Diare adalah buang air besar (defekasi) dengan tinja berbentuk cair atau setengah
cair(setengah padat), kandungan air tinja lebih banyak dari biasanya lebih dari 200 g atau 200
ml/24 jam. Definisi lain memakai kriteria frekuensi, yaitu buang air besar encer lebih dari 3
kali per hari. Buang air besar encer tersebut dapat/tanpa disertai lendir dan darah.
Diare akut adalah diare yang onset gejalanya tiba-tiba dan berlangsung kurang dari 14
hari, sedang diare kronik yaitu diare yang berlangsung lebih dari 14 hari.
B. Epidemiologi
Setiap tahun diperikirakan lebih dari satu milyar kasus diare di dunia dengan 3,3 juta
kasus kematian sebagai akibatnya. Diperkirakan angka kejadian di negara berkembang
berkisar 3,5 – 7 episode per anak pertahun dalam 2 tahun pertama kehidupan dan 2 – 5
episode per anak per tahun dalam 5 tahun pertama kehidupan. Hasil survei oleh Depkes,
diperoleh angka kesakitan diare tahun 2000 sebesar 301 per 1000 penduduk angka ini
meningkat bila dibanding survei pada tahun 1996 sebesar 280 per 1000 penduduk. Diare
masih merupakan penyebab utama kematian bayi dan balita. Hasil Surkesnas 2001 didapat
proporsi kematian bayi 9,4% dengan peringkat 3 dan proporsi kematian balita 13,2% dengan
peringkat 2. Diare pada anak merupakan penyakit yang mahal yang berhubungan secara
langsung atau tidak terdapat pembiayaan dalam masyarakat.
C. Etiologi
Penyebab diare akut pada anak secara garis besar dapat disebabkan oleh gastroenteritis,
keracunan makanan karena antibiotika dan infeksi sistemik. Etiologi diare pada 25 tahun
yang lalu sebagian besar belum diketahui, akan tetapi kini, telah lebih dari 80% penyebabnya
diketahui. Pada saat ini telah dapat diidentifikasi tidak kurang dari 25 jenis mikroorganisme
yang dapat menyebabkan diare pada anak dan bayi.
Penyebab utama oleh virus yang terutama ialah Rotavirus (40 – 60%) sedangkan virus
lainya ialah virus Norwalk, Astrovirus, Cacivirus, Coronavirus, Minirotavirus.
Bakteri yang dapat menyebabkan diare adalah Aeromonas hydrophilia, Bacillus cereus,
Compylobacter jejuni, Clostridium defficile, Clostridium perfringens, E coli, Pleisiomonas,
Shigelloides, Salmonella spp, Staphylococus aureus, vibrio cholerae dan Yersinia
Laporan Kasus | 11
enterocolitica, Sedangkan penyebab diare oleh parasit adalah Balantidium coli, Capillaria
phiplippinensis, Cryptosporodium, Entamoba hystolitica, Giardia lambdia, Isospora billi,
Fasiolopsis buski, Sarcocystis suihominis, Strongiloides stercorlis, dan trichuris trichiura.
D. Faktor resiko
Perilaku yg menyebabkan penyebaran kuman meningkat :
• Tidak memberikan ASI secara penuh utk 4-6 bulan pertama
• Menggunakan botol susu
• Menyimpan makanan masak pada suhu kamar
• Menggunakan air minum yg tercemar oleh bakteri yg berasal dari tinja
• Tidak mencuci tangan sesudah BAB, sesudah membuang tinja atau sebelum masak
• Tidak membuang tinja dengan benar
Faktor pejamu yang meningkatkan kerentanan tehadap diare :
• Kurang gizi/malnutrisi
• Campak
• Imunodefisiensi/imunosupresi
• Umur à 2 tahun pertama rentan
• Variasi musiman
• Infeksi asimtomatik
E. Patofisiologi
Menurut patofisiologinya diare dibedakan dalam beberapa kategori yaitu diare osmotik,
sekretorik dan diare karena gangguan motilitas usus. Diare osmotik terjadi karena terdapatnya
bahan yang tidak dapat diabsorpsi oleh usus akan difermentasi oleh bahteri usus sehingga
tekanan osmotik di lumen usus meningkat yang akan menarik cairan. Diare sekretorik terjadi
karena toxin dari bakteri akan menstimulasi c AMP dan cGMP yang akan menstimulasi
Laporan Kasus | 12
sekresi cairan dan elektrolit. Sedangkan diare karena gangguan motilitas usus terjadi akibat
adanya gangguan pada kontrol otonomik,misal pada diabetik neuropathi, post vagotomi, post
reseksi usus serta hipertiroid.
Patogenesis terjadinya diare yang disebabkan virus yaitu virus yang masuk melalui
makanan dan minuman sampai ke enterosit, akan menyebabkan infeksi dan kerusakan villi
usus halus. Enterosit yang rusak diganti dengan yang baru yang fungsinya belum matang,
villi mengalami atropi dan tidak dapat mengabsorpsi cairan dan makanan dengan baik, akan
meningkatkan tekanan koloid osmotik usus dan meningkatkan motilitasnya sehingga timbul
diare.
Diare karena bakteri terjadi melalui salah satu mekanisme yang berhubungan dengan
pengaturan transpor ion dalam sel-sel usus cAMP, cGMP, dan Ca dependen. Patogenesis
terjadinya diare oleh salmonella, shigella, E coli agak berbeda dengan patogenesis diare oleh
virus, tetapi prinsipnya hampir sama. Bedanya bekteri ini dapat menembus (invasi) sel
mukosa usus halus sehingga depat menyebakan reaksi sistemik.Toksin shigella juga dapat
masuk ke dalam serabut saraf otak sehingga menimbulkan kejang. Diare oleh kedua bakteri
ini dapat menyebabkan adanya darah dalam tinja yang disebut disentri.
Diare dapat disebabkan oleh alergi atau intoleransi makanan tertentu seperti susu,
produk susu, makanan asing terdapat individu tertentu yang pedas atau tidak sesuai kondisi
usus dapat pula disebabkan oleh keracunan makanan dan bahan-bahan kimia. Beberapa
macam obat, terutama antibiotika dapat juga menjadi penyebab diare. Antibiotika akan
menekan flora normal usus sehingga organisme yang tidak biasa atau yang kebal antibiotika
akan berkembang bebas.
F. Cara penularan
Infeksi oleh agen penyebab terjadi bila makan makanan / air minum yang
terkontaminasi tinja / muntahan penderita diare. Penularan langsung juga dapat terjadi bila
tangan tercemar dipergunakan untuk menyuap makanan.
G. Manifestasi klinis
Manifestasi klinis diare akibat virus dan bakteri berbeda. Gejala klinis yang didapat
pada diare akibat Rotavirus antara lain :
1. BAB cair 5 - 10 x/hari.
Laporan Kasus | 13
2. Volume tinja banyak, warna kuning-hijau, konsisten cair, tidak ada darah, tidak berbau,
tidak berbuih.
3. Masa tunas 12 - 72 jam.
4. Lamanya sakit ± 5 - 7 hari.
5. Sering terjadi pada musim dingin.
6. Panas.
7. Sering mual-muntah.
8. Nyeri perut, tenesmus.
9. Ditemukan virus dalam tinja.
10. Penderita dengan kasus ringan gejalanya berlangsung selama 3-5 hari, kemudian sembuh
sempurna. Diare karena Adenovirus cenderung ringan dan sembuh sendiri. Gejalanya
meliputi demam ringan, tinja cair, muntah dan kadang-kadang ada gejala-gejala
pernafasan.
Manifestasi klinis diare yang disebabkan oleh bakteri berbeda berdasarkan etiologinya
masing-masing.
a. Stafilococcus aureus
Keracunan makanan karena stafilokokkus disebabkan asupan makanan yang
mengandung toksin stafilokokkus. Gejala terjadi dalam waktu 1 – 6 jam setelah asupan
makanan terkontaminasi. Sekitar 75 % pasien mengalami mual, muntah, dan nyeri abdomen,
yang kemudian diikuti diare sebanyak 68 %. Demam sangat jarang terjadi. Lekositosis perifer
jarang terjadi, dan sel darah putih tidak terdapat pada pulasan feses. Masa berlangsungnya
penyakit kurang dari 24 jam.
b. Bacillus cereus
Enterotoksin dari B. cereus menyebabkan gejala muntah dan diare, dengan gejala muntah
lebih dominan. Gejala dapat ditemukan pada 1 – 6 jam setelah asupan makanan
terkontaminasi, dan masa berlangsungnya penyakit kurang dari 24 jam. Gejala akut mual,
muntah, dan nyeri abdomen, yang seringkali berakhir setelah 10 jam.
c. Clostridium perfringens
Gejala berlangsung setelah 8 – 24 jam setelah asupan produk-produk daging yang
terkontaminasi, diare cair dan nyeri epigastrium, kemudian diikuti dengan mual, dan muntah.
Demam jarang terjadi. Gejala ini akan berakhir dalam waktu 24 jam.
Laporan Kasus | 14
d. Vibrio cholerae
Gejala awal adalah distensi abdomen dan muntah, yang secara cepat menjadi diare berat,
diare seperti air cucian beras. Pasien kekurangan elektrolit dan volume darah. Demam ringan
dapat terjadi.
e. Escherichia coli patogen
Kebanyakan pasien mengalami gejala ringan yang terdiri dari diare cair, mual, dan
kejang abdomen. Diare berat jarang terjadi, dimana pasien melakukan BAB lima kali atau
kurang dalam waktu 24 jam. Lamanya penyakit ini rata-rata 5 hari. Demam timbul pada
kurang dari 1/3 pasien. Feses berlendir tetapi sangat jarang terdapat sel darah merah atau sel
darah putih. Lekositosis sangat jarang terjadi.
f. Shigella
Secara klasik, Shigellosis timbul dengan gejala adanya nyeri abdomen, demam, BAB
berdarah, dan feses berlendir. Gejala awal terdiri dari demam, nyeri abdomen, dan diare cair
tanpa darah, kemudian feses berdarah setelah 3 – 5 hari kemudian. Lamanya gejala rata-rata
pada orang dewasa adalah 7 hari, pada kasus yang lebih parah menetap selama 3 – 4 minggu.
g. Campylobakter
Manifestasi klinis infeksi Campylobakter sangat bervariasi, dari asimtomatis sampai
sindroma disentri. Masa inkubasi selama 24 -72 jam setelah organisme masuk. Diare dan
demam timbul pada 90% pasien, dan nyeri abdomen dan feses berdarah hingga 50-70%.
Gejala lain yang mungkin timbul adalah demam, mual, muntah dan malaise. Masa
berlangsungnya penyakit ini 7 hari.
H. Langkah Diagnosis
Anamnesis
Sudah berapa lama diare berlangsung, berapa kali sehari, warna dan konsistensi
tinja, lendir dan/darah dalam tinja, adanya muntah, anak lemah, kesadaran menurun,
rasa haus, rewel, kapan terakhir kencing.
Jumlah cairan yang masuk selama diare
Anak minum ASI atau susu formula, apakah anak makan makanan yang tidak biasa
Apa ada yang menderita diare disekitarnya, dari mana sumber air minum
Laporan Kasus | 15
Pengobatan antibiotik yang baru diminum anak
Diagnosa Didasarkan pada keadaan
Diare cair akut -Diare lebih dari 3 kali/hari berlangsung < 14
hari
-Tidak mengandung darah
Kolera -Diare air cucian beras yang sering, banyak
dan cepat menimbulkan dehidrasi berat,
atau
-Diare dengan dihidrasi berat selama terjadi
KLB kolera atau
-Diare dengan hasil kultur tinja positif untuk
Vibrio cholerae
Disentri Diare disertai darah
Diare persisten Diare berlangsung selama ≥ 14 hari
Diare dengan gizi buruk Diare jenis apapun yang disertai tanda gizi
buruk
Diare terkait antibiotik Mendapat pengobatan antibiotik oral
spektrum luas
Invaginasi -Dominan darah dan lendir dalam tinja
-Massa intraabdominal
-Tangisan keras dan kepucatan pada bayi
Pemeriksaan fisik
Timbang BB
Perhatikan tingkat kesadaran anak
Cari tanda-tanda dehidrasi ringan, sedang, berat
Tanda invaginasi ( massa intraabdominal, tinja hanya lendir dan darah)
Laporan Kasus | 16
Menilai dehidrasi
I. Tatalaksana
Prinsip utama tatalaksana diare adalah penggantian cairan serta garam dan mineral yang
hilang melalui kotoran, muntah dan demamnya. Perkiraan jumlah cairan yang hilang dan
beratnya muntah serta diare akan menentukan jenis terapi yang akan diberikan. Cairan ini
dapat diberikan baik melalui mulut ataupun melalui infus bila anak mengalami dehidrasi
berat.
Pemberian antibotik secara empiris jarang diindikasikan pada diare akut infeksi.
Pemberian antibiotik secara empiris dapat dilakukan, tetapi terapi antibiotik spesifik
diberikan berdasarkan kultur dan resistensi kuman.
Obat-obat yang berkhasiat menghentikan diare secara cepat seperti anti
spasmodik/spasmolitik tidak dianjurkan untuk dipakai, karena akan memperburuk keadaan.
Obat ini dapat menyebabkan terkumpulnya cairan di lumen usus, dilatasi usus, gangguan
Laporan Kasus | 17
Tabel 2. Penilaian derajat dehirasi pada diare akut
PENILAIAN DIARE TANPA DIARE DIARE DEHIDRASI BERAT
DEHIDRASI DEHIDRASI
RINGAN SEDANG
LIHAT:
KEADAAN UMUM Baik, sadar * Gelisah, rewel * Lesu, lunglai, anak tdk sdr
Mata Normal Cekung Sangat cekung dan kering
Air mata Ada Tidak ada Tidak ada
Mulut dan lidah Basah Kering Sangat kering
Rasa haus Minum biasa * Haus * Malas minum, tdk bs mnm
PERIKSA:
Turgor kulit Kembali cepat * Kembali lambat * Kembali sangat lambat
% TURUN BB < 5 % 5 – 10 % > 10 %
Estimasi def.cairan 50 % 50 – 100 % > 100 %
Rencana pengobatan Rawat di rumah Rehidrasi: rawat rmh Rawat inap
atau rawat
Sumber : Sandhu 200115.
Diare dengan dehidrasi ringan – sedang atau dehidrasi berat bila didapatkan 1 gejala
dengan tanda * ditambah 1 atau lebih gejala lain.
digesti dan absorpsi lainnya. Diarenya terlihat tidak ada lagi tetapi perut akan bertambah
kembung dan dehidrasi bertambah berat.
Obat-obat absorben (pengental tinja) seperti kaolin, pectin, narit, dan sebagainya, telah
terbukti tidak bermanfaat. Obat-obat stimulans seperti adrenalin, nikotinamide dan
sebagainya, tidak akan dapat memperbaiki syok atau dehidrasi beratnya karena penyebabnya
adalah kehilangan cairan (hipovolemic shock), sehingga pengobatan yang paling tepat yaitu
pemberian cairan secepatnya.
1. Rencana terapi A (diare tanpa dehidrasi)
- Pengobatan diare di rumah
- Berikan cairan lebih banyak dari biasanya
o Oralit, cairan RT (air tajin, sup, yogurt, air)
- Berikan makanan à cegah kurang gizi
o ASI, susu formula yg biasa diberikan
o Sari buah segar (pisang : kalium)
o Makanan tambahan selama & setelah diare (2 mg)
- Bawa anak ke petugas kesehatan bila anak tidak membaik dalam 3 hari atau
menderita sebagai berikut :
o Buang Air besar cair lebih sering
o Muntah berulang-ulang
o Rasa haus yang nyata
o Makan atau Minum sedikit
o Demam
o Tinja berdarah
- Jika akan diberi larutan oralit di rumah, tunjukkan kepada ibu jumlah oralit yang diberikan
setiap habis buang air besar dan diberikan oralit yang cukup untuk 2 hari
Umur Jumlah oralit tiap
BAB
Jumlah oralit yang
disediakan di rumah
< 1 tahun 50-100 cc 400 ml /hari ( 2 bungkus)
1-4 tahun 100-200 cc 600 – 800 ml/ hari ( 3-4
bungkus)
Laporan Kasus | 18
>5 tahun 200-300 cc 800 – 1000 ml/hari ( 4-5
bungkus)
Dewasa 300-400 cc 1200 –2800 ml / hari
2. Rencana terapi B (diare dengan dehidrasi ringan/sedang)
- Upaya rehidrasi oral (URO)
- Oralit untuk 3 jam pertama
< 1 tahun 1-5 tahun >5tahun Dewasa
Ada timbangan 75 cc/kgBB
Tidak ada
timbangan
300 cc 600 cc 1200 cc 2400 cc
- Tunjukkan pada ibu cara pemberian oralit
- Berikan tablet zink selama 10 hari
- Nilai kembali setelah 3 jam à klasifikasi derajat dehidrasi lalu tentukan rencana
terapi yang sesuai (A/B/C)
3. Rencana terapi C (diare dengan dehidrasi berat)
- Beri cairan intravena secepatnya
Umur Pemberian pertama
30 ml/kgBB selama
Pemberian
berikutnya
70 ml/kgBB selama
Bayi (<12 bulan) 1 jam* 5 jam
Anak (sampai 5 tahun) 30 menit* 2,5 jam
*ulangi sekali lagi jika denyut nadi sangat lemah atau tak teraba
- Beri oralit segera setelah anak mau minum, biasanya sesudah 3-4 jam pada bayi
atau 1-2 jam pada anak dan beri tablet zinc
- Periksa kembali bayi setelah 6 jam atau anak setelah 3 jam, klasifikasi dehidrasi
kemudian pilih rencana terapi yang sesuai
Laporan Kasus | 19
- Bila tidak tersedia fasilitas pemberian cairan intravena, rehidrasi dilakukan dengan
pipa nasogastrik
Oralit 20 ml/kgBB/jam selama 6 jam
Evaluasi penderita setiap 1-2 jam
Muntah, kembung, tidak perbaikan dalam 3 jam à rujuk untuk pengobatan
IV
Sesudah 6 jam klasifikasi dehidrasi kemudian pilih rencana terapi yang
sesuai
J. Komplikasi
- Dehidrasi
- Gangguan keseimbangan asam basa
- Gangguan sirkulasi
- GGA
- Hipoglikemia
- Gangguan gizi
K. Prognosis
Dengan penggantian cairan yang adekuat, perawatan yang mendukung, dan terapi
antimikrobial jika diindikasikan, prognosis diare infeksius hasilnya sangat baik dengan
morbiditas dan mortalitas yang minimal. Seperti kebanyakan penyakit, morbiditas dan
mortalitas ditujukan pada anak-anak dan pada lanjut usia.
L. Pencegahan
Hasil penelitihan terakhir menunjukkan ,bahwa cara pencegahan yang benar dan efektif
yang dapat dilakukan adalah :
- Memberikan ASI
- Memperbaiki makanan pendamping ASI
- Menggunakan air bersih yang cukup
- Mencuci Tangan
- Menggunakan Jamban
- Membuang tinja bayi yang benar
- Memberikan imunisasi campan
Laporan Kasus | 20
DAFTAR PUSTAKA
Feigin, Stadler, Diare : dalam Behrman, Vaughan, Nelson Ilmu Kesehatan Anak Bagian 2.
Jakarta : EGC.
Herman,diki pribadi. Pediatri Praktis edisi 3. Bandung. 2007
Juffrie, Mohammad. Buku Ajar Gastroenterologi-Hepatologi Jilid 1. Ikatan Dokter Anak
Indonesia : Jakarta. 2010
Pedoman Tatalaksana Diare. Available from : http://www.depkes.go.id/downloads/diare.pdf.
Risan,neli amalia, dkk. Pedoman Diagnosis dan Terapi Ilmu Kesehatan Anak edisi ketiga.
Bandung : Bagian Ilmu Kesehatan Anak FK UNPAD. 2005
Laporan Kasus | 21
top related