landasan teori bbl
Post on 30-Dec-2014
296 Views
Preview:
TRANSCRIPT
LANDASAN TEORI
BAYI BARU LAHIR
A. Definisi
Bayi baru lahir dapat dibagi menjadi :
Bayi normal / sehat adalah bayi baru lahir dengan berat badan 2500 gram sampai 4000
gram dengan lama kehamilan 37 minggu – 42 minggu yang memerlukan prawatan biasa
Bayi gawat ( high risk baby ) memerlukan penanggulangan khusus seperti adanya
asfiksia dan perdarahan
Pada umumnya, kelahiran bayi normal cukup ditolong oleh bidan dengan tanggung jawab
penuh terhadap keselamatan Ibu dan bayi. Sedangkanj kelahiran abnormal yang memerlukan
pertolongan spesialis, bayi bila di rumah sakit yng dilengkapi dengan unit kesehatan bayi
hendaknya ditngani oleh dokter anak
B. Tujuan Umum dalam Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir
1. Mempertahankan pernafasan
Dengan meletakan kepala lebih rendah dari badan segera lakukan penghisapan lendir.
Pada bayi normal dalam beberapa detik sampai satu menit akan segera bernafas.
2. Mencegah infeksi
Dengan mencuci tangan sebelum menyentuh bayi dan perlengkapan yang digunakan
untuk merawat bayi haruslah bersih
3. Mempertahankan suhu
Suhu tubuh bayi harus dipertahankan dan dijaga kehangatannya karena bila suhu
lingkungan lebih rendah maka metabolisme dan konsumsi oksigen pada bayi akan
meningkat
4. Mengenal tanda – tanda sakit
Kondisi pada bayi baru lahir dapat berubah cepat. Oleh karena itu perlu dipehatikan.
seperti pada warna kulit yang kuning pada hari pertama, kesukaran bernafas, kenaikan
atau penurunan suhu badan, badan biru atau pucat, perut kembung dan minum kurang,
muntah, kejang – kejang terjadi dalam waktu 12 jam pertama, BAK / BAB atau tidak
pada 12 jam pertama dan penurunan berat badan yang banyak
C. Alat – alat untuk Perawatan Bayi
Penghisap lendir
Tabung oksigen beserta alatnya untuk membantu pernafasan bayi
Alat resusitasi untuk pernafasan
Obat – obatan
Alat penolong, pengikat dan antiseptik tali pusat
Tanda pengenal bayi atau identifikasi yang sama dengan ibu
Tempat tdur bayi dan inkubator bayi
Stop watch dan termometer
D. Perubahan Fisiologis pada Bayi Baru Lahir
1. Sistem pernafasan
Pernafasan pertama pada bayi normal terjadi 30 detik sesudah kelahiran. Pernafasan ini
timbul akibat aktivitas nomal dari susunan saraf pusatseperti sentuhan, perubahan sushu
dari dalam uterus keluar uterus yang semuanya mengarahkan diafragma serta alat – alat
pernafasan lainnya
2. Eliminasi
BAB yang pertama keluar berwarna kehitam – hitam dan lengket yang disebut
mekonium. hal ini sudah terjadi berumur 16 minggu dalam kandungan. Mekonium
mulaimkeluar dalam 24 jam pertama setelah lahir dan berlangsung sampai hari ke- 2
atau hari ke-3
3. Kulit
Biasanya diliputi verniks caseosa terutama didaerah lipatan tubuh. Makin muda usia
kelahiran bayi semakin lembek dan tampak lebih transparan
4. Tali pusat
Tali pusat diperiksa dan silihat kelengkapan arteri dan vena. Tali pusat harus kering dan
bila ada perdarahan maka penjepit tali pusat harus dikeringkan
5. Berat badan
Pada hari ke-2 dan hari ke -3 berat badan bayi baru lahir biasanya akan menurun. Hal ini
disebabkan karena pemasukan cairan dan pengeluaran dari tubuh bayi tidak seimbang
6. Suhu
Mekanisme pengaturan panas pada bayi belum stabil mudah mendapat pengaruh dari
luar. Pusat pengaturan panas dalam otak harus berkembang pada bulan terakhir masa
fetus
Bayi menunjukkan beberapa refleks sejak lahir yaitu :
Morrow refleks
Bila bayi dikaetka atau digerakan akan terjadi refleks moro abduksi dan ekstensi lengan
dan tangan akan terbuka dan kemudian diakhiri diabduksi lengan
Walking reflaeks
Bila telapak kaki ditekan pada tempat yang datar maka bayi akan bergerak seperti
berjalan
Rooting refleks
Rangsangan pada ujung mulut mengakibatkan kepala menoleh kearah rangsangan
E. Pertolongan pada Waktu Bayi Baru Lahir
Mulai melakukan pembersihan lendir pada saat kepala keluar dengan pembersihan
mulut, hidung dan mata dengan kapas dan kasa steril
Jam lahir dicatat
Lendir dilap sebersih mungkin sambil bayi ditidurkan dengan kepala lebih rendah dari
kaki dalam posisi sedikt ekstensi supaya lendir mudah keluar
Tali pusat dipotong dan diikat dengan baik, bekas luka diberi antiseptik kemudian
dijepit dengan penjepit klem atau diikar dengan tai pusat
Segera setelah lahir, bayi yang sehat akan menangis keras, bernafas serta menggerakan
tangan dan kakinya, warna kulit kemerahan
Bayi dibersihkan dari darah, air ketuban, mekonium dam verniks kaseosa dengan air
hangat – hangat kuku. bisa juga dibersihkan dengan minyak kelapa atau minyak zaitun
Nilai keadaan bayi dengan apgar score
Bayi ditimbang berat badan dan diukur panjang badannya, dicatat dalam satus bayi
Perawatan mata bayi :
- Mata bayi dibersihkan, kemudian diberikan obat untuk mencegah blenorhoe
- Metode crede : dengan tetesan nitras 1 – 2 % sebanyak 2 tetes pada masing-
masing mata
- Penisilin salep atau gramicin salep mata
Diperiksa juga anus, genitalia eksterna, dan jenis kelamin
F. Penilaian Bayi
Menilai bayi dilakukan berdasarkan 3 gejala yang sangat penting bagi kelanjutan hidup
bayi, yaitu :
- Menilai usaha nafas
Apabila bayi nafas spontan dan memadai lanjutkan dengan memiliki
frekuensi denyut jantung
Apabila bayi mengalmi apnu atau sukar bernafas dilakukan rangsangan
taktil dengan menepuk – nepuk atau menyentil telapak kaki bayi atau
menggosok – gosok punggung bayi sambil diberi oxigen
Apabila beberapa detik terjadi atas rangsangan taktil dimulailah pemberian
VTP ( ventilasi tekanan positif )
- Menilai frekuensi denyut jantung
Segera setelah lahir menilai usaha nafas dan melakukan tindakan yang
diperlukan tanpa memeperhatikan pernafasan spontan atai tidak segera
dilakukan penilaian frekuensi DJJ
Apabila frekuensi DJJ > 100 x/ menit, dan bayi bernafas spontan,
dilanjutkan dengan menilai warna kulit
Apabila frekuensi jantung < 100 x / menit, walaupun bayi bernafas spontan
menjadi indikasi untuk dilakukan VTP
- Menilai warna kulit
Penilaian warna kulit dilakukan apabila bayi bernafas spontan dan denyut
jantung bayi > 100 x / menit
Apabila terdapat sianosis sentral, oksigen tetap diberikan
Apabila terdapat sianosis perifer,oksigen
Penilaian dengan metode apgar score
Score 0 1 2 keterangan
A
Appearance color
pucat badan merah,
ekstremeitas biru
seluruh tubuh
kemerah –
merahan
P
Pulse (heart
rate)/frekuensi
tidak ada dibawah 100 diatas 100
jantung
G
Grimace (reaksi
terhadap
rangsangan)
tidak ada sedikit gerakan
mimik
menangis,
batuk, bersin
A
Acvtivity tonus
otot
lumpuh ekstremeitas
dalam fleksi
sedikit lemah
gerakan aktif
R
respiration
tidak ada tidak teratur menangis aktif
Catatan :
Nilai 7 – 10 : Bayi normal
Nilai 4 - 6 : Bayi asfiksia ringan – sedang
Nilai 0 – 3 : Asfiksia berat
G. Pemerksaan Fisik pada Bayi Baru Lahir
No Data Pemeriksaan Keteranagn Hasil Pemeriksaan
1. Observasi sifat-gerak/ warna
kulitnya- Simetris artinya terdapat pertumbuhan normal
ke segala arah
- Gerak simetris artiny atidak dijumpai kelainan
aktivitas ekstremitas
- Warna kulit pink artinya sirkulasi darah
kesegala lapisan kulit normal
- Kadang-kadang ekstremitasnya biru artinya
terdapat sedikit gangguan sirkulasi untuk
mencapai ujung ekstremitas, tetapi masih
dianggap normal
2. Pemeriksaan leher bayi
Pemeriksaan bola mata
- Untuk menetapkan ada kemungkinan tumor
thyroid atau tumor pada bagian stornomastoid
3. Pemeriksaan bola mata - Apakah dapat mengikuti arah pemeriksa, gerak
bola mata sangat penting artinya untuk
menentukan kelaianan pertumbuhan otot mata
atau tentang nervus sentralis
4. Pemeriksaan lingkaran kepala - Menentukan lingkaran oksipito
- Frontalitas normal dengan lingkaran 32 cm
- Meraba tulang kepala anak apakah dijumpai
depresi dalam persalinan
- Meraba tulang kepala anak apakah ditemui
moulase yang menunjukkan kompresi otak
janin, selanjutnya konsultasi bagian syaraf
5. Pemeriksaan mulut - Untuk mengetahui apakah terdapat palatoskisis
- Apakah ada kelainan yang mungkin dijumpai
6. Pemeriksaan dada - Apakah terdapat pernafasan dada
- Jumlahnya harus kurang dari 60 denyut/menit
7. Pemeriksaan auskultasi - Untuk menentukan apakah terdapat kelainan
jantung
- Apakah terdapat murmur sehingga perlu
dilakukan pemeriksaan lanjut
8. Palpasi abdomen - Untuk mencari apakah terdapat tumor abdomen
- Mungkinkah menentukan asal tumor
- Seberapa pembesarannya
9. Pemeriksaan genitalia eksterna - Bagaimana keadaan labum mayus dan labium
minus
- Apakah testesnya sudah turun
- Raba arteria fomoralis, untuk menentukan
apakah terdapat kelainan pembuluh darah
menuju ekstremitas bagian bawah
10. Pemeriksaan Refleks Morro - Refleks morro adalah, jika bayi mengadakan
reaksi ekstensi/abduksi lengan dan jaringan
membuka matanya, dan dikuti dengan fleksi
dan adduksi lengannya
- Reaksi traksi bayi
- Jika tangannya dipegang maka bayi akan
menarik lengannnya
- Posisi kepalanya dalam satu bidang dengan
lengannya
11. Pemeriksaan miring bayi - Untuk menentukan kekeuatan otot, periksa
tulang belakangnya apakah ditemui skoliosis
atau tidak
- Memeriksa anus bayi
12. Penmeriksaan persendian
tulang paha- Bayi menengadah dan dilakuakn
pemeriksaan terhadap persendian tulang
pahanya
- Apakah terdapat suara dalam pergerakannya
- jka terdapat suara, lakukan pemeriksaan
USG untuk menentukan lebih lanjut
H. Perawatan Sehari – hari Bayi Baru Lahir
Mata
Bayi harus diperiksa untuk melihat tanda-tanda infeks. Mata dapat dibersihkan dengan
air steril atau aqua destilata. mata bayi yang ditutup oleh akrena ia mendapat terapi sinar
harus dibuka setiap kali bayi minum susu. Hal ini peli diperhatikan untuk menghindari
infeksi mata
Mulut
Diperiksa untuk melihat adanya kemungkinan infeksi dengan candida ( oral Truhs ).
Candidiasis merupakan suatu penyakit endemic ditempat perawatn bayi ( infeksi dapat
berasal dari ibu, bidan , perawat, boto dan dot )
Kulit
Terutama lipatan – lipatan ( paha belakang leher, belakang telinga, ketiak ) harus selalu
bersih dan kering. Bagian – bagian tersebut bersih dari verniks kaseosa. oleh karena
verniks kaseosa ini merupakan media yng apling baik untuk kuman stafilokokus
Tali pusat
Pada umumnya akan puput pada waktu bayi berumur 6 – 7 hari. Bila tali pusat belum
puput maka setiap sudah mandi tali pusat harus dibersihkan dan dikeringkan. Caranya
dalah dengan membersihkan pangkal tali pusat yang ada diperut bayi dan daerah
sekitarnya dengan kain kasa yang dibasahi dengan zat antiseptik ( betadine ataupun
alkohol 70 % )
Kain popok
Harus segera diganti setiap akli basah karena air kencing atau tinja. Bokong bayi
dibersihkan dengan air steril atau ersih dan kemudian dikeringkan. Bila bokong basah
kemungkinan leveta dan terjadi infeksi besar. Bila ditemukan hak demikian sebaiknyaiar
pembersih bokong ditambah dengan zat antiseptik yang dapt membunuh kuman.
kemudian diobati dengan salep yang mengandung obat antibiotik an anti jamur.
Minuman bayi
Kebutuhan cairan apda setiap bayi untuk mencapai kenaikan berat badan yang optimal
berbeda – beda. Oleh karena itu, pemberian cairan kepada bayi yang daya isap dan
menelannya baik hendaknya kebutuhan yaitu 20 – 30 cc setiap 3 jam sekali. Pada
umumnya cairan yang diberikan pad hari petama 60 ml/ kg BB dan stiap hari ditambah,
sehingga pada hari ke 14 dicapai 200 ml/kg BB sehari. dalam hari – hari pertama berat
badan trurun oleh karena pengeluaran mekonium dan masuknya cairan belum
mencukupi. turunnya berat badab tidak lebih dari 100 ml/kg BB, berat badan akan naik
pada hari ke empat sampai ahri kesepuluh dan seterusnya
I. Tanda – Tanda Bahaya yang Harus Diwaspadai pada Bayi Baru Lahir
Pernafasan sulit atau lebih dari 60 x / menit
Kehangatan terlalu panas ( > 38 º C atau terlalu dingin < 36º C
Warna kuning terutama pada 24 jam pertama, biru atau pucat memar
Pemberian makan – hisap lemah, mengantuk erlebihan, banyak muntah
Tali pusat merah bengkak, keluarnya cairan, bau busuk, dan berdarah
Infeksi, suhu meningkat, merah, bengkak, keluarnya cairan, bau busuk, pernafasan sulit
Tinja / tidak berkemih dalam waktu 24 jam, tinja lembek, sering, hijau tua, ada lendir
atau darah pada tinjau
Aktifitas menggigil atau menangis tak biasa, lemas, terlalu mengantuk, lunglai, kejang
halus, tidak bisa tenang, menangis terus – menerus
J. Perawatan Bayi 2 Minggu Pertama
Perawatan bayi pada 2 minggu pertama harus selalu dijaga dengan sebaik – baiknya. Hal-hal
yang harus diperhatikan pada bayi usia 2 minggu, yaitu :
Kebersihan diri dengan cara memandikan bayi dan merawat tali pusat
- BAK dan BAB harus dijaga dan selalu dibersihkan
- Pakain dan popok bayi ganti jika basa
Menyusui bayi
Pada 12 jam pertama bayi puasa kemudian baru disusui
Makanan tambahan
Diberikan PASI jika ASI yang diberikan kurang
Pengertian asfiksia
Asfiksia Neonatorum adalah suatu keadaan BBL yang gagal bernafas spontan dan teratur segera setelah lahir (Hutehinson, 1967).
Keadaan ini disertai dengan hipoksia, hiperkapnia dan berakhir dengan asidosis. Hipoksia yang terdapat pada penderita asfiksia ini merupakan
faktor terpenting yang dapat menghambat adaptasi BBL terhadap kehidupan ekstra uterin
(Grabiel Duc, 1971).
Asfiksia Neonatorum berarti keadaan bayi yang tidak dapat bernafas spontan dan teratur, sehingga dapat menurunkan O2
dan makin
meningkatkan CO2 yang menimbulkan akibat buruk dalam kehidupan lebih lanjut. Tujuan melakukan tindakan terhadap bayi asfiksia adalah
melancarkan kelangsungan pernafasan bayi yang sebagian besar terjadi pada waktu persalinan
(Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana, 319).
PENYEBAB
Penyebab secara umum dikarenakan adanya gangguan pertukaran gas atau pengangkutan O2 dari ibu ke janin, pada masa kehamilan,
persalinan atau segera setelah lahir.
Toweil (1966), penyebab kegagalan pernafasan pada bayi :
A. Faktor Ibu
1. Hipoksia ibu, baik karena gangguan fisik maupun psikologi
2. Usia ibu kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun
3. Gravida empat atau lebih
4. Sosial ekonomi rendah
5. Penyakit pembuluh darah ibu yang mengganggu pertukaran gas janin, misalnya : hipertensi, hipotensi, gangguan kontraksi
uterus, anemia, dan lain-lain.
B. Faktor Flasenta
1. Plasenta tipis
2. Plasenta kecil
3. Plasenta tak menempel
4. Solutio plasenta
5. Pendarahan plasenta
6. Dan lain-lain
C. Faktor Janin / Neonatus
1. Prematur
2. IUGR
3. Gemelli
4. Tali pusat menumbung
5. Kelainan kongenital
6. Dan lain-lain
D. Faktor Persalinan
1. Partus lama
2. Partus tindakan
(Asuhan Kesehatan Anak Dalam Konteks Keluarg; 76)
KLASIFIKASI ASFIKSIA
Tanda (Score) 0 1 2
A. Appearense (color)
(warna kulit)
P. Pulse (Heart rate)
(denyut nadi)
G. Grimase (reflex irritability in
respon to stimulatio of sole of
foot)
A. Activity (muscletone)
(tonus otot)
Q. Respiratio (respriratory effect
(Pernafasan)
Blue Pale
Absent
No Response
Limp
Absent
Body pink extremities blue
Below 100
Grimace
Some flexion of extremities
Slow, irregular
Completely
Over 100
Cry
Active motion
Strong cry
a. Asfiksia berat (Nilai APGAR 0-3)
Memerlukan resusitasi segera setelah aktif dan pemberian oksigen terkendali, karena selalu disertai asidosis, maka perlu
diberikan natrikus bikarbonaa 7,5 % dengan dosis 2,4 ml per kg berat badan; dan cairan glukosa 40 % 1-2 ml per kg berat badan,
diberikan via vena umbilikus.
b. Asfiksia ringan sedang (Nilai APGAR 4-6)
Memerlukan resusitasi dan pemberian oksigen sampai bayi dapat bernafas normal
c. Bayi normal atau sedikit asfiksia (Nilai APGAR 7-9)
d. Bayi normal dengan nilai APGAR 10.
Bayi mengalami asfiksia berat
DIAGNOSIS
In Utero :
- DJJ irreguler dan frekuensinya lebih dari 160 atau kurang dari 100 kali per menit
- Terdapat mekoneum dalam air ketuban ( letak kepala )
- Analisa air ketuban ( amnioskopi )
- Kardiotukografi
- Ultrasonografi
Setelah bayi lahir :
- Pernafasan cuping hidung
- Pernafasan lambat ( < 30 x / menit ) dan tidak teratur
- Nadi cepat
- Cyanosis
- Nilai APGAR kurang dari 6
- Tangisan lemah bahkan tidak menangis
- Warna kulit pucat atau biru
- Tonus otot lemah atau terkulai
- Denyut jantung perlahan ( < 100 x / menit ) bahkan tidak ada
- Reflek tidak ada atau hanya sedikit
( Sinopsis Obstetri ; 428 – 429 )
PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan asfiksia terdiri dari :
1. Langkah awal
2. Langkah resusitasi
Langkah Awal
Mencegah kehilangan panas, termasuk kehilangan tempat yang kering dan hangat untuk melakukan pertolongan
Memposisikan bayi dengan baik (kepala setengah tengadah/sedikit ekstensi atau mengganjal bahu bayi dengan kain)
Bersihkan jalan nafas dengan alat penghisap yang tersedia
Keterangan
Cara membersihkan jalan nafas bayi
o Membersihkan jalan nafas dengan ketentuan sebagai berikut :
Bila air ketuban jernih (tidak bercampur mekoneum), hisap lendir pada mulut baru pada hidung
Bila air ketuban bercampur mekoneum, mulai penghisapan lendir setelah kepala lahir, (berhenti sebentar untuk menghisap lendir di
mulut dan di hidung). Bila bayi menangis, nafas teratur, lakukan asuhan bayi baru lahir normal. Bila bayi mengalami depresi, tidak
menangis, lakukan upaya maksimal untuk membersihkan jalan nafas dengan jalan membuka mulut lebih lebar dan menghisap lendir di
mulut lebih dalam dan hati-hati
o Menilai bayi dengan melihat usaha nafas, denyut jantung, dan warna kulitnya
Bila bayi menangis, atau sudah bernafas denagn teratur, warna kulit kemerahan, lakukan asuhan bayi baru lahir normal
Bila bayi tidak menangis atau megap-megap, warna kulit biru atau pucat, denyut jantung kurang dari 100 kali permenit, lanjutkan
langkah resusitasi dengan melanjutkan ventilasi tekanan positif
(Selanjutnya Lihat Langkah Resusitasi)
Keringkan tubuh bayi dengan kain yang kering dan hangat, setelah itu gunakan kain kering dan hangat yang baru untuk melingkupi
tubuh bayi sambil melakuakn rangsangan taktil
Letakkan kembali pada posisi yang benar, kemudian nilai : usaha bernafas, frekuensi denyut jantung dan warna kulit
Keterangan :
Cara Memposisikan bayi dan Membersihkan jalan nafas bayi
Memposisikan bayi dan membersihkan jalan nafas bayi
Posisikan bayi untuk berbaring pada punggung atau miring dengan kepala/leher sedikit diekstensikan agar jalan nafasnya terbuka dan
memudahkan aliran udara. Hindari hiperekstensi kepala, atau menekuk kepala ke arah dada karena kedua perasat (manuver) ini dapat
menghalangi jalan nafas bayi. (Jika belum dilakukan, klem dan potong tali pusat untuk memudahkan pengaturan posisi seperti yang
diinginkan)
Gunakan penghisap lendir De Lee yang telah diproses hingga tahap disinfeksi tinggi/steril atau bola karet penghisap yang baru dan
bersih untuk menghisap lendir di mulut, kemudian hidung bayi secara halus dan lembut. Hisap mulut terlebih dahulu untuk memastikan
tidak ada sesuatu yang teraspirasi oleh bayi saat hidungnya dihisap. Jangan menghisap terlalu kuat atau terlalu dalam karena hal ini
dapat menyebabkan jantung bayi melambat atau bayi berhenti bernafas. Penghisap lendir secara hati-hati akan membersihkan cairan
dan lendir dari jalan nafas dan dapat merangsang bayi untuk mulai bernafas.
Rangsangan Taktil
Jika bayi baru lahir tidak mulai bernafas secara memadai (setelah tubuhnya dikeringkan dan lendirnya dihisap) berikan rangsangan taktil
secara singkat. Pada saat melakukan rangsangan taktil, pastikan bahwa bayi diletakkan dalam posisi yang benar dan jalan nafasnya telah
bersih. Rangsanagn taktil harus dilakukan secara lembut dan hati-hati sebagai berikut :
Dengan lembut, gosok punggung, tubuh, kaki atau tangan (ekstremitas) satu atau dua kali
Dengan lembut, tepuk atau sentil telapak kaki bayi (satu atau dua kali)
Berbagai bentuk rangsangan taktil yang dulu pernah dilakukan, sebagian besar dapat membahayakan bayi sehingga tidak lagi dilakukan pada
bayi baru lahir
Proses menghisap lendir, pengeringan, dan merangsang bayi tidak berlangsung lebih dari 30 sampai 60 detik dari sejak lahir hingga proses
tersebut selesai. Jika bayi terus mengalami kesulitan bernafas, segera mulai tindakan ventilasi aktif terhadap bayi. Meneruskan rangsanagn
pada bayi yang tidak memberi responns untuk bernafas hanya akan membuang waktu berharga untuk melakuakn tindak lanjut di fasilitas
kesehatan rujukan, membahayakan kesehatan dan kenyamanan bayi.
Rangsangan yang kasar, keras, atau terus-menerus, tidk akan banyak menolong dan malahan dapat membahayakan bayi.
Bentuk Rangsangan Taktil yang Tidak Boleh Dilakukan Bahaya/Resiko
Menepuk bokong Trauma dan luka
Meremas rongga dada Fraktur
Pneumotoraks
Gawat nafas
Kematian
Menekan kedua paha bayi ke perutnya Ruptura hati atau limpa
Perdarahan di dalam
Mendilatasi sfingter ani Sfingter ani robek
Menempelkan kompres panas atau dingin atau menempatkan bayi di
air panas atau dingin
Hipotermi
Hipertermi
Luka bakar
Mengguncang bayi Kerusakan otak
Meniupkan oksigen atau udara dingin ke tubuh bayi Hipotermi
Langkah resusitasi
1. Bila tidak menangis atau megap-megap, warna kulit bayi pucat, denyut jantung 100 kali per menit, lakuakn langkah resusitasi dengan
melakukan ventilasi tekanan positif
2. Sebelumnya periksa dan pastikan bahwa alat resusitasi (balon resusitasi dan sungkup muka) telah tersedia dan berfungsi baik (lakukan
tes untuk balon dan sungkup muka)
3. Cuci tangan dan gunakan sarung tangan sebelum memegang atau memeriksa bayi
4. Selimuti bayi dengan kain yang kering dan hangat kecuali muka dan dada bagian atas, kemudian letakkan pada alas dan lingkungan
yang hangat
5. Periksa ulang posisi bayi dan pastikan kepala telah dalam posisi setenagh tengadah (sedikit ekstensi)
6. Letakkan sungkup melindungi dagu, hidung, dan mulut sehingga terbentuk semacam pertautan antara sungkup dan wajah
7. Tekan balon resusitasi dengan dua jari atau denagn seluruh jari tangan (tergantung pada ukuran balon resusitasi)
8. Lakukan pengujian pertautan denagn melakukan ventilasi sebanyak dua kali dan periksa gerakan dinding dada
9. Bila pertautan baik (tidak bocor) dan dinding dada mengembang, maka lakukan ventilasi dengan mengginakan oksigen (bila tidak
tersedia oksigen gunakan udara ruangan)
10. Pertahankan kecepatan ventilasi sekitar 40-60 detik dengan tekanan yang tepat sambil melihat gerakan dada (naik turun) selama
ventilasi
11. Periksa dinding dada naik turun dengan baik berarti ventilasi berjalan secara adekuat
12. Bila dinding dada tidak naik, periksa ulang dan benarkan posisi bayi, atau terjadi kebocoran lekatan atau tekanan ventilasi kurang
13. Lakukan ventilasi selama 2 x 30 detik atau 60 detik, kemudian lakukan penilaian tentang upaya bernafas spontan dan warna kulit :
Bila frekuensi nafas normal (30-60 kali permenit), hentikan ventilasi, lakukan kontak kulit ibu-bayi, lakukan asuhan normal bayi
baru lahir (menjaga bayi tetap hangat, mulai pemberian ASI dini dan pencegahan infeksi serta imunisasi)
Bila bayi belum bernafas spontan ulangi lagi ventilasi selama 2 x 30 detik atau 60 detik, kemudian lakukan penilaian ulang
Bila frekuensi nafas menjadi normal (30-60 kali permenit), hentikan ventilasi, lakukan kontak kulit ibu-bayi, lakukan asuhan normal
bayi baru lahir
Bila bayi bernafas, tetapi terlihat retraksi dinding dada, lakukan ventilasi dengan menggunakan oksigen (bila tersedia)
Bila bayi masih tidak bernafas, megap-megap teruskan bantuan pernafasan dengan ventilasi
Lakukan penilaian setiap 30 detik, dengan menilai usaha nafas, denyut jantung, dan warna kulit
Jika bayi tidak bernafas secara teratur setelah ventilasi selama 2-3 menit, rujuk ke fasilitas pelayanan perawatan bayi resiko tinggi
Melakukan kompresi dada (di tempat rujukan atau rumah sakit)
Posisi pelaksana dan lokasi kompresi dada
- Pelaksana menghadap ke dada bayi dengan kedua tangannya dalam posisi yang benar
- Kompresi dada dilakukan di 1/3 bagian bawah tulang dada dengan cara menyelusuri lengkung tulang iga dengan jari
sampai menemukan xyfoid. Hati-hati jangan sampai menekan Px
Tekhnik menggunakan kedua ibu jari
- Kedua tangan melingkari dada bayi bagian lateral, tempatkan kedua ibu jari di tulang dada dilokasi kompresi, sedangkan
jari-jari lain diletakkan di punggung bayi
- Kedua ibu jari diletakkan berdampingan (untuk bayi kecil ibu jari yang satu diletakkan di atas ibu jari yang lain).
Rasio kompresi dada dan VTP dalam 1 menit ialah 90 kompresi dada dan 30 ventilasi (rasio 3:1) . Tindakan dapat dilakukan
dalam 30 detik dengan rasio yang sama.
- Ibu jari dan ujung-ujung jari harus tetap kontak dengan tempat kompresi dada sepanjang waktu, baik pada saat penekanan
maupun pada saat melepaskan penekanan.
Setelah 30 detik dilakukan tindakan, melakukan evaluasi. Bila DJ > 60 x/menit hentikan kompresi dada, periksa usaha nafas dan
warna kulit
- Bila bayi bernafas spontan dan teratur atau bayi menangis berarti resusitasi berhasil, bayi didekatkan dengan ibu/payudara
ibu, kemudian dirawat di ruang perawatan khusus untuk pemantauan
- Bila bayi belum bernafas spontan, atau warna kulit masih kebiruan atau pucat lakukan VTP saja tanpa kompresi dada nilai
bayi dalam 30 detik.
Bila saat penilaian bayi frekuensi jantung <60x/menit, memberikan pengobatan dengan epinefrin, melalui pipa ET (lebih
diutamakan) atau jalur intravena/via umbilicus. Kemudian segera lakukan kompresi dada dan VTP dengan koordinasi yang baik
selama 30 detik dan nilai ulang keadaan bayi
top related