landasan teori - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/ecolls/ethesisdoc/bab2/2012-2-00168-di...
Post on 05-Feb-2018
218 Views
Preview:
TRANSCRIPT
11
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Tinjauan Umum
2.1.1 Sejarah Sekolah Musik
Musik bersumber dari akar kata “muse”. Kata “muse” yang kemudian
diambil alih ke dalam bahasa Inggris jika diterjemahkan ke dalam bahasa
Indonesia dapat diartikan sebagai bentuk “renungan”. Musik lahir dari
kecintaan manusia pada kehidupan dan dilandasi oleh ingatan manusia akan
pengalaman-pengalaman hidupnya (Campbell, 1997).
Musik telah dikenal manusia sejak berabad-abad yang lalu. Bukti
arkeologi awal tentang penggunan instrumen musik tercatat sejak 3000 SM.
Sejak saat itu, masyarakat Sumeria yang tinggal di tanah bulan sabit
Mesopotamia yang subur, memiliki rangkaian instrumen musik berskala luas,
mencakup lira (sejenis kecapi), harpa, dan suling dari buluh (reed-pipe) yang
mungkin telah dimainkan sebagai suatu ansambel. Dari catatan tertulis juga
diketahui bahwa praktek mereka dalam menyanyikan lagu adalah secara
berganti-ganti atau bernyanyi di dalam kuil mereka. Tidak ada pengetahuan
yang dapat menunjukan tentang suara musik mereka, tetapi itu jelas adalah
bagian canggih dari kultur Sumeria dan juga memiliki arti religius dan adat
yang sesungguhnya (Marsha Tambunan, 2004).
Menurut Curt Sachs, seorang professor musikologi Berlin mengatakan
bahwa musik vokal dan instrumen lahir dalam suasana yang berlainan. Musik
instrumental timbul di dunia upacara kepercayaan yang bersifat magis, untuk
mendapatkan sesuatu dari makhluk yang didewa-dewakan, sedangkan
12
musikvokal lahir untuk pertama kalinya karena adanya upaya manusia untuk
berkomunikasi dengan cara memanggil.
Dengan demikian dapat terbentuk sebuah sekolah musik karena memiliki
latar belakang sejarah yang dapat diuraikan seperti berikut di Amerika, sejarah
sekolah musik formal dimulai pada abad XVIII yaitu diterbitkannya berbagai
musik yang bersifat pengajaran dan edukatif. Pada abad XIX, dibentuk Boston
Academy of Music oleh Lowell Mason yang menjadi sekolah musik formal
pertama di dunia dan selanjutnya menjadi panutan dan standaruntuk
pembangunan sekolah musik lainnya.
Pada abad XX, sudah dibentuk suatu organisasi yang bergerak dibidang
musik dan mulai diadakannya gelar Bachelor of Music pada pendidikan formal
musik. Hingga pada saat ini, di Amerika sudah terdapat banyak sekolah musik
formal, baik pada tingkat pendidikan dasar, menengah, hingga pada jenjang
pendidikan tinggi. Sekolah tinggi dibidang musik juga biasa disebut dengan
Conservatory. Conservatory berasal dari bahasa Perancis yakni Conservetoire
adalah lembaga perguruan tinggi yang menyelenggarakan pendidikan
musikformal dibidang performance, teori musik, sejarah musik, memainkan
alat musikdan penulisan lagu. Berbagai macam gelar pendidikan musik yang
umum di luar negeri adalah Bachelor of Art in Music, Bachelor of Art in Music
Education, Master of Art in Music, Doctor of Music.
Sekolah musik di Indonesia dapat digolongkan menjadi sekolah musik
formal yang berupa perguruan tinggi musik, akademi musik, institusi musik,
dan lembaga pendidikan formal lainnya. Sedangkan untuk pendidikan musik
non formal berupa lembaga pendidikan kursus musik yang banyak terdapat di
berbagai kota di Indonesia. (Purba, dan Pasaribu, 2006 : 87)
13
Adapun jenis-jenis pendidikan menurut para ahli, diantaranya adalah:
- Menurut DR. Philip H.Coombs:
● Pendidikan in formal ialah pendidikan yang diperoleh seseorang dari
pengalaman sehari-hari dengan sadar atau tidak sadar, sejak seseorang
lahir sampai mati.
● Pendidikan formal yang dikenal dengan pendidikan sekolah yang teratur,
bertindak dan mengikuti syarat-syarat yang jelas dan ketat.
● Pendidikan non formal, ialah pendidikan yang teratur dengan sadar
dilakukan tetapi tidak terlalu mengikuti peraturan-peraturan yang tetap dan
ketat.
- Menurut Prof. R.Wroczynsky:
● Pendidikan formal yang meliputi berbagai jenis sekolah dari tingkat
rendah,menengah dan tinggi.
● Pendidikan ekstra kurikuler, yang berjalan sejajar dengan pendidikan
formal.
● Pendidikan seumur hidup, yang merupakan lanjutan dari pendidikan formal
dan ditujukan bagi orang dewasa.
- Dan Prof. M. Faloky menambahkan jalur pendidikan yang keempat dengan:
“The real realty yakni suasana baik dan ketertiban yang selaras dalam
kehidupan keluarga, pergaulan antara teman dan di masyarakat luas”.
Dengan tiga macam pendidikan tersebut di atas jelas bahwa yang disebut
pendidikan dengan sistem sekolah adalah pendidikan formal, sedang yang
menggunakan sistem di luar sekolah adalah pendidikan in formal dan
pendidikan non formal.
14
2.1.2 Jenis dan Alat Musik
Dalam seni musik ada pembagian jenis atau kategori yaitu:
1. Musik pentatonis
yaitu musik yang memiliki lima nada pada tangga nada, contohnya: musik
tradisional seperti pelog dan selendro.
2. Musik diatonis
yaitu musik yang memiliki tujuh tangga nada dan lima nada antara akarnya
yaitu musik klasik barat seperti rock, pop, jazz, country, klasik, dan lain-
lain.
Klasifikasi alat musik diatur berdasarkan pada bahan yang menyebabkan
suara, terbatas pada faktor-faktor akustik saja. Oleh karena itu alat musik
dibagi menjadi lima golongan, yaitu:
a. Idiophone
Bahan alat musik itu sendiri yang menghasilkan bunyi, contoh: peitche,
castagnet, cymbal, gong, guiro.
b. Aerophone
Udara atau saluran udara yang berada dalam alat musik itu sebagai
penyebab bunyi, contoh: trumpet, saxophone, clarinet.
c. Membranophone
Kulit atau selaput tipis yang ditegangkan sebagai penyebab bunyi, contoh:
drum, perkusi, timpani.
d. Chordophone
Senar/dawai yang ditegangkan sebagai penyebab bunyi, contoh: gitar, harpa,
biola.
15
e. Electrophone
Alat musik yang ragam bunyinya dibantu atau disebabkan adanya daya
listrik, contoh: organ, keyboard, gitar dan bass listrik.
2.1.3 Klasifikasi Musik
Seni musik di Indonesia dibagi menjadi tiga bagian:
1. Musik Tradisional
a. Tradisional Klasik
Musik daerah yang diwariskan secara turun-temurun dan sudah mapan
(tidak mengalami perubahan) seperti Gambang.
b. Tradisional Rakyat
Musik tradisi yang merakyat secara spontan, sederhana, akrab dan selalu
berubah-ubah mengikuti perkembangan jaman seperti kolintang dan
angklung.
2. Musik Daerah
a. Musik Daerah (Folk)
Musik rakyat yang dikenal secara turun-temurun tanpa dikenal jelas siapa
pengarangnya, popular sekitar tahun 60-an akibat terjadinya larangan
pemerintah terhadap segala sesuatu yang berbau barat. Muncul lagu-lagu
bertemakan kedaerahan seperti Dondong Opo Salak, Butet dan lain
sebagainya.
b. Musik Rock
Musik yang banyak digemari anak-anak muda. Aliran ini muncul di
Amerika tahun 1955 dan merupakan perpaduan antara melodi Amerika,
Eropa, dan ritme Afrika. Di Indonesia, musik rock inilah yang menjadi
16
cikal bakal lahirnya rocker Indonesia seperti, Nicky Astria, Gito Roolies,
Renny Jayusman, dan lain lain.
c. Musik Jazz
Aliran musik yang dikembangkan oleh orang kulit hitam di Amerika
sekitar tahun 1900-an dan mulai masuk ke Indonesia pada tahun 1930-an
di hotel-hotel serta pub-pub orang Belanda dan Eropa.Perkembangannya
terhenti pada masa penjajahan Jepang dan pada pemerintahan Soekarno.
d. Musik Klasik
Secara umum dapat pula kita artikan kata klasik merupakan elok, indah
maupun yang berhubungan erat dengan nuansa-nuansa yang sangat
dalam, pada jaman klasik, tokoh musik yang berprestasi dalam
penciptaan karya seni musik klasik adalah komponis FJ. Hadyn (1732-
1890) dan komponis lain seperti Mozart (1756-1791).
3. Musik Kontemporer
Disebut juga musik elektronik, karena merupakan hasil perpaduan berbagai
macam hasil rekaman bunyi-bunyian, baik bunyi alam maupun bunyi
mekanik bahkan bunyi suara yang dihasilkan manusia.
2.1.4 Aspek Perancangan
1. Aspek Lingkungan
Lingkungan yang baik bagi sekolah musik dikategorikan sebagai berikut:
(Ernst Neufert, 1997)
a. Keberadan sekolah musik sebagai obyek maupun subyek tidak
mengganggu dan terganggu oleh lingkungan di sekitarnya.
b. Terletak pada lingkungan yang tenang dan rekreatif sehingga dapat
menunjang aktifitas pendidikan di dalamnya.
17
c. Sekolah musik harus memiliki lokasi yang strategis, yaitu mudah dicapai
dan dekat dengan pusat kelangsungan aktifitas pada umumnya.
d. Mempertimbangkan keadaan sarana yang ada disekitar lokasi, dimana
keadaan sekitar dapat mendukung sekolah musik seperti sarana
pendidikan lain maupun fasilitas umum lainnya.
2. Aspek Bangunan
Beberapa kategori yang sesuai dengan kebutuhan sekolah musik:
a. Mengupayakan terciptanya daya tarik yang menarik minat konsumen.
b. Memiliki bentuk yang unik atau berbeda pada bangunan sekaligus dapat
mencitrakan suatu wadah pendidikan yang bermutu.
c. Luas bangunan adalah hal yang penting yang harus diperhatikan, karena
sekolah musik membutuhkan banyak ruang untuk penyelenggaraan
pendidikan dan ruang lain yang berkenan dengan sekolah musik.
3. Aspek Interior
Interior yang baik sangat mempengaruhi citra ruang yang ingin
ditampilkan. Hal ini meliputi perancangan elemen-elemen interior
didalamnya, yaitu:
a. Dinding
Dinding adalah elemen arsitektur yang paling penting untuk setiap
bangunan. Sebagai elemen struktur, dinding harus diatur dalam suatu
pola yang dikoordinasikan dengan struktur lantai dan atap.
Kriteria bahan penutup dinding adalah sebagai berikut:
- Efisien dalam pemeliharaannya
- Tahan lama dan tidak mudah rusak
- Tahan terhadap benturan
18
Adapun bahan penutup dinding yang cocok digunakan dalam sekolah
musik antara lain:
- Cat tembok
- Wallpaper
- Batu alam
- Keramik
- Glasswall
- Karpet
- Gypsum
b. Lantai
Definisi lantai adalah suatu bidang interior yang datar dan mempunyai
dasar yang rata. Lantai berarti permukaan ruang dimana orang berjalan,
pembagian antara satu dengan tingkat berikutnya dibentuk oleh
permukaan horizontal yang terdiri dari komponen yang tersusun
sebagai kerangka atau massa yang berkesinambungan dari material
seperti beton bertulang. (Pamudji Suptandar, 1999).
Kriteria bahan penutup lantai adalah sebagai berikut:
- Yang kuat dan tidak mudah rusak
- Mudah dalam perawatan
- Aman (tidak licin)
- Memiliki estetika yang baik
- Karakteristik menyerap bunyi
- Sesuai dengan konsep desain
Bentuk dan permainan tinggi rendahnya lantai dapat disesuaikan
dengan konsep desain dan fungsi dari tiap ruang itu sendiri.
19
Bahan yang dapat digunakan, antara lain:
- Marmer
- Granit
- Karpet
- Keramik
- Parket
- Terazzo
c. Plafon / langit-langit
Langit-langit adalah sebuah naungan yang menyediakan
perlindunganfisik maupun psikologis untuk semua yang ada di
bawahnya.Sekolah musik memerlukan langit-langit yang dapat
menyerap kebisingan, baik dari segi bahan maupun bentuknya. Segi
estetik dari langit-langit merupakan salah satu faktor yang harus
diperhatikan agar dapat menarik perhatian dari para pengunjung sekolah
musik itu sendiri.
2.1.5 Fungsi dan Tujuan
Fungsi dan tujuan dari sekolah musik dapat diuraikan berdasarkan
berbagai kajian dan penelitian, baik secara filosofis, psikologis maupun
sosiologis yang ditemukan bahwa pendidikan seni memiliki keunikan peran
atau nilai strategis dalam pendidikan sesuai perubahan dan dinamika
masyarakat.
Menurut pakar pendidikan seni dampak hasil belajar seni antara lain:
dapat meningkatkan daya kreativitas anak (Dewey: , Read: 1970, dan Ross:
1978), dapat membantu pertumbuhan mental anak melalui penyaluran ekspresi
dan kreativitas (Lowenfeld: 1982), dapat meningkatkan kemampuan apresiasi
20
(Chapman: 1978 ), dapat membantu perkembangan kepribadian dan pembinaan
estetik anak (Wickiser: 1974), dapat membantu mengembangkan perasaan
anak (Ross: 1990), dapat digunakan sebagai sarana kesehatan mental (Margaret
Naumberg: 1974 ), dan sebagainya.
Dengan demikian, sekolah musik merupakan wadah pendidikan musik
secara informal yang mengutamakan pengembangan kemahiran dan
keterampilan siswa dalam bermusik, baik mengolah vokal maupun memainkan
alat musik (Banoe, 2003 : 136).
2.1.6 Klasifikasi Jenis Kegiatan
Sama dengan sekolah pada umumnya terdapat proses belajar-mengajar,
namun sekolah musik merupakan sekolah informal yang tidak ada peraturan
khusus yang mengikat seperti sekolah formal. Sedangkan pelajaran yang
diajarkan hanya pelajaran yang diambil oleh siswa dengan durasi waktu
maksimal duajam (Purba, dan Pasaribu, 2006 : 103).
2.1.7 Klasifikasi Jenis Aktifitas
Aktifitas yang terjadi dalam sekolah musik dapat diuraikan seperti pada
tabel berikut:
No. Aktifitas Pelaksana Ruang
1. Absen Guru Ruang kelas
2. Registrasi masuk sekolah Staff dan siswa Resepsionis
3. Proses belajar-mengajar Guru dan siswa Ruang kelas
4. Konser Guru, siswa dan publik Auditorium
5. Rapat Staff dan manajer Ruang rapat
(Tabel 2.1 Aktivitas sekolah musik)
2.1.8 Klasifikasi Fasilitas
Dalam TIME-SAVER Standard for Building Types (Braundy, 1995 :
115)sebuah sekolah musik memiliki beberapa ruang yang dapat digolongkan
21
menjadidua macam. Penggolongan ini berdasarkan fungsinya, yaitu area yang
bersifat pengajaran dan area yang bersifat tambahan.
a. Area yang bersifat pengajaran
● Practice Room : suatu ruang yang digunakan untuk pembelajaran alat
musik, jumlah ruang disesuaikan dengan kebutuhan, sedangkan
luasanruang disesuaikan dengan jumlah siswa.
●Regular Classroom : sebuah ruang kelas yang digunakan untuk
mengajartentang teori, sejarah musik, komposisi dan sebagainya.
●Listening Room : sebuah ruang yang digunakan untuk melatih
kepekaanpendengaran terhadap musik.
●Studios : ruang yang digunakan secara privat ataupun grup untuk
berlatihmusik.
●Retical Hall : suatu ruang yang digunakan untuk pertunjukkan.
●Combination Room : merupakan suatu ruang yang terbentuk dari
penggabungan beberapa fungsi ruang.
b. Area yang bersifat tambahan
●Storage areas : sebagai tempat untuk menyimpan peralatan atau
barangbarangpelajar.
●Music library : dapat terdiri dari beberapa kursi dengan satu
kabinet(perpustakaan kecil) atau suatu perpustakaan lengkap dengan ruang
baca.
●Work room : suatu ruang yang digunakan untuk mereparasi alat musikyang
rusak.
●Additional facilities : seperti toilet, lobby, elevator, lounge area, cafeteria,
dan sebagainya.
22
2.1.9 Persyaratan Umum
Dalam mendesain ruang kelas, perlu memperhatikan syarat-syarat berikut
ini:
a. Pencahayaan yang diperlukan untuk ruang kelas ialah pencahayaan
yangsinarnya merata di semua sudut ruangan, dengan kekuatan sinar 75-150
Lux,dengan sinar warna putih netral atau putih hangat.
b. Penataan lampu pada ruang kelas sebaiknya tidak berada tepat di atas
maupun di belakang pengguna yang akan berakibat glare atau silau pada
mata dan penglihatan pengguna akan terganggu dengan bayangannya
sendiri.
c. Suara yang ditimbulkan dari dalam ruang kelas sebaiknya tidak keluar
ruang,karena dapat mengganggu aktivitas di luar ruang. Sebaliknya suara
dari luarruang tidak masuk ke dalam ruang kelas.
d. Sebaiknya setiap ruang kelas dilengkapi dengan alat bantu multimedia
dengantujuan pemberian materi yang lebih baik.
e. Akustik yang diperlukan dalam ruang harus disesuaikan dengan fungsi
ruang. Untuk ruang praktek musik memerlukan akustik tambahan sehingga
dapatmencegah bunyi menerobos keluar dan untuk dapat menghasilkan
suara yangbaik (Banoe, 2003 : 197).
Studio musik dapat diartikan sebagai ruang untuk berlatih ataupun
menghasilkan karya musik. Pengendalian kebisingan adalah kunci utama
keberhasilan sebuah studio musik. Pengendalian ini ditinjau dari dua hal yaitu
1. Menahan masuknya kebisingan dari luar
2. Menahan keluarnya kebisingan dari dalam
23
Untuk mengurangi masuk dan keluarnya getaran dari luar dan dari dalam
studio,lantai studio sebaiknya dirancang dengan model lantai ganda ( raised
floor);rangka plafon idealnya tidak dipasang menempel pada rangka atap,
namundipasang menggantung; dinding dirancang sebagai dinding ganda dari
bahan yangberbeda dengan rongga antara berisi udara. (Mediastika, 2005 :
104).
Konsep akustik ruang studio yaitu pemantulan sama sekali
tidakdiperlukan, karena aktivitas di dalam studio umumnya selalu
membutuhkanbantuan peralatan listrik. Ruang studio musik terdiri dari :
1. Ruang studio musik (ruang alat musik)
2. Ruang operator : ruang pengontrol kualitas bunyi hasil aktivitas di dalam
ruang studio dengan peralatan loud speaker dan meja control (mixer table)
3. Ruang antara : ruang yang fungsinya sebagai soundlock (pengunci suara)
agar suara tidak masuk atau keluar dari dalam maupun luar studio
(Mediastika, 2005 : 110).
Selain ruang kelas, ruangan konser atau yang disebut dengan auditorium
juga memiliki beberapa hal yang harus diperhatikan, yaitu:
a. Area Panggung
- Penyelesaian akustik lantai panggung
Agar semua penonton dapat menyaksikan penyaji dengan baik, lantai
panggung biasanya dibuat lebih tinggi daripada lantai penonton yang paling
bawah. Perbedaan ketinggian tersebut sebaiknya hanya berkisar setengah
ketinggian badan manusia pada umumnya, yaitu sekitar 80cm sampai 90
cm.
24
- Penyelesaian akustik plafon panggung
Ketinggian plafon panggung sangat bermacam-macam dan biasanya
tergantung pada dimensi ruang auditorium secara keseluruhan. Peletakan
plafon yang terlalu rendah kurang baik bagi lantai penonton yang dibuat
bertrap. Plafon ruang panggung sebaiknya diselesaikan dengan bahan yang
memantulkan, agar pada keadaan tanpa bantuan peralatan elektronik (sound
systems) suara dari penguji dapat disebarkan ke arah penonton.
- Penyelesaian akustik dinding panggung
Pada bentuk panggung proscenium, terbuka dan extended, panggung
memiliki dinding pembatas, yaitu di bagian belakang serta samping kiri dan
kanan. Dinding bagian belakang panggung sebaiknya diselesaikan dengan
bahan yang menyerap suara, agar tidak memantulkan suara kembali kepada
penyaji, yang dapat menimbulkan suara bias.
b. Area Penonton
Akibat terbatasnya kemampuan mata manusia untuk melihat objek secara
langsung, desain area penonton yang terlalu panjang ke arah belakang tidak
dianjurkan.
(Gambar 2.1 Perambatan bunyi area penonton
Sumber: Akustika bangunan)
25
(Gambar 2.2 Jenis penataan lantai penonton
Sumber: Akustika bangunan)
Adapun jarak maksimal bagi seseorang untuk masih dapat melihat objek
dengan jelas adalah sekitar 25 meter sampai maksimal 30 meter.
Kemampuan mata manusia untuk melihat dengan jelas dan nyaman tanpa
perlu memalingkan muka berada pada sudut 200 ke arah kiri dan 200 ke
arah kanan atau total 400. Selanjutnya, posisi penonton untuk melihat
dengan jelas dan nyaman ke arah panggung adalah sekitar 1000 ke kiri dan
1000 ke kanan dari ujung depan kiri-kanan panggung. Batasan-batasan area
penonton yang diciptakan untuk kenyamanan visual ini secara langsung
juga mampu memberikan kualitas audio yang baik, karena semakin kecil
luas ruangan, pemantulan yang tidak diperlukan dapat semakin
diminimalkan.
- Penyelesaian akustik lantai area penonton
Desain lantai yang lebih banyak dipakai adalah dengan sistem trap atau
berundak. Prinsipnya hampir sama dengan perancangan tangga, yaitu bahwa
sebaiknya diusahakan agar perbedaan ketinggian antar trap adalah sama dan
umumnya dibuat setinggi 15 cm sampai 25 cm. Perbedaan ketinggian ini
akan memungkinkan penonton yang duduk di bagian belakang mendapatkan
sudut pandang yang baik ke arah panggung. Jumlah ideal kursi penonton
untuk ditata berjajar adalah 12 sampai 15 buah. Jarak antar kursi dalam baris
(depan-belakang) standarnya adalah 86 cm, namun untuk kenyamanan
penonton yang kemungkinan besar keluar masuk dari kursinya, maka antar
kursi dalam baris dapat dibuat jarak 115 cm, sehingga penonton yang
26
sedang duduk tidak perlu berdiri ketika ada penonton lain yang hendak
melewatinya.
- Penyelesaian akustik plafon area penonton
Auditorium yang banyak menyajikan acara tanpa bantuan peralatan listrik,
atau auditorium yang tidak dibuat untuk menampung penonton dalam
jumlah banyak, sebaiknya dirancang dengan plafon yang mampu
memantulkan suara penyaji ke arah penonton secara merata.
- Penyelesaian akustik dinding area penonton
Untuk mengurangi masuk dan keluarnya bunyi dari luar ke dalam dan
sebaliknya, dinding ruang penonton dapat didesain sebagaidinding ganda.
Selain untuk kepentingan insulasi, bagian dalam dinding perlu dirancang
khusus untuk meningkatkan kualitas bunyi di dalam ruang.
2.1.10Persyaratan Fasilitas
Manusia membutuhkan ruang dengan benda-benda sesuai dengan bentuk
keperluan seperti alat penerangan, alat pengatur udara, benda-benda atau
perlengkapan furniture. Menurut fungsi dan penggunaannya furniture yang
baik harus memenuhi tuntutan sebagai berikut : “All furniture should be
function,comfortable, durable and appropriate character ans scale for a
particularstation” . (Friedman, 1979 : 215). Berikut ini persyaratan fasilitas
yang dibutuhkan dalam sekolah musik:
A. Lobi
Lobi merupakan area yang bersifat informatif bagi para pengunjung. Secara
umum dan sering ditemukan bahwa pada bagian lobi terdapat logo dari
perusahaan atau sekolah musik tersebut. Oleh karena logo merupakan tanda
27
pengenal secara grafis bagi perusahaan, maka ia harus diletakkan pada
tempat yang mencolok secara visual.
(Gambar 2.3 Dimensi area lobi
Sumber: Dimensi manusia dan ruang interior)
B. Resepsionis
Resepsionis merupakan area untuk melayani dan memberikan informasi
umum kepada para siswa dan orang tua. Untuk tujuan keleluasaan pribadi
atau keamanan, lingkungan kerja penerima tamu seringkali merupakan
daerah yang terpisahkan secara fisik dengan digunakannya perabot built-in
atau partisi-partisi.
(Gambar 2.4 Dimensi area resepsionis
Sumber: Dimensi manusia dan ruang interior)
Tinggi minimal dari bukaan di atas permukaan lantai ditetapkan sebesar 78
inci atau 198,1 cm. Tinggi duduk dan tinggi mata merupakan hal yang
penting dalam menciptakan daerah pandangan yang tak terhalangi.
28
C. Ruang tunggu
Ruang tunggu merupakan area yang digunakan untuk menerima tamu dan
sebagai tempat untuk menunggu seseorang. Adapun ketentuan-ketentuan
ukuran minimal dan maksimal dalam sebuah ruang tunggu, sebagai berikut:
(Gambar 2.5 Dimensi ruang tunggu
Sumber: Dimensi manusia dan ruang interior)
D. Ruang rapat
Ruang rapat merupakan fasilitas untuk menujang segala aktifitas dalam
pelaksanaan tugas pokok dan fungsi dari sebuah sekolah musik. Berikut
adalah ketentuan-ketentuan yang harus dipenuhi pada ruang rapat, yaitu:
(Gambar 2.6 Dimensi ruang rapat
Sumber: Dimensi manusia dan ruang interior)
29
E. Kantor dan ruang kepala sekolah
Merupakan ruangan kerja pimpinan dari suatu institut musik. Pada ruangan
ini juga difungsikan untuk menerima tamu. Berikut adalah ketentuan
dimensi dasar yang harus dimiliki oleh kantor kepala sekolah:
(Gambar 2.7 Dimensi ruang kantor
Sumber: Dimensi manusia dan ruang interior)
F. Ruang staff
Ruang staff merupakan ruangan untuk para staff yang berfungsi sebagai
tempat pengerjaan semua hal yang berurusan dengan sekolah musik
tersebut. Berikut adalah dimensi dasar yang harus diperhatikan untuk
memulai pendesainan sebuah ruang staff.
(Gambar 2.8 Dimensi ruang staff
Sumber: Dimensi manusia dan ruang interior)
G. Koridor
Koridor merupakan bagian sirkulasi. Beberapa syarat yang harus dipenuhi
dalam merancang sirkulasi horizontal terutama koridor dan ruang
peralihan diantaranya adalah :
30
• Urutan yang logis baik dalam ukuran ruang, bentuk dan arah.
• Pencapaian yang mudah dan langsung dengan jarak sependek mungkin.
• Memberi gerak yang logis dan pengalaman yang indah bermakna.
• Aman, persilangan arus sirkulasi sesedikit mungkin atau dihindari sama
sekali.
Berikut adalah ketentuan dimensi dasar yang harus diperhatikan dalam
merancang sebuah koridor, yaitu:
(Gambar 2.9 Dimensi koridor
Sumber: Dimensi manusia dan ruang interior)
H. Toilet
Merupakan ruangan yang digunakan oleh pegawai atau staff untuk buang
air. Berikut ini adalah syarat-syarat yang harus diperhatikan untuk toilet:
● Toilet pria
(Gambar 2.10 Dimensi toilet pria
Sumber: Dimensi manusia dan ruang interior)
31
● Toilet wanita
(Gambar 2.11 Dimensi toilet wanita
Sumber: Dimensi manusia dan ruang interior)
Dari uraian di atas, maka dapat disimpulkan kebutuhan-kebutuhan
fasilitas yang dibutuhkan adalah sebagai berikut:
Furnitur Keterangan
Meja dan kursi
belajar
Disesuaikan dengan ukuran standar ergonomi. Meja
dan kursi belajar ini ditempatkan pada setiap ruang
kelas musik dan teori.
Meja dan kursi guru Disesuaikan dengan ukuran ergonomi. Meja dan kursi
guru diletakkan pada setiap ruang kelas.
Papan tulis Perlengkapan wajib untuk belajar. Digunakan untuk
menjelaskan materi pada anak.
Meja dan kursi kerja Disesuaikan dengan ukuran ergonomi serta didesain
secara fungsional sesuai kebutuhan pemakai.
Meja dan kursi
Resepsionis
Disesuaikan dengan ukuran standar ergonomi. Meja
dan kursi ini ditempatkan bersebelahan dengan meja
dan kursi resepsionis. Digunakan untuk melakukan
transaksi pembayaran.
Meja dan kursi
Resepsionis
Disesuaikan dengan ukuran standar ergonomi. Meja
dan kursi ini ditempatkan di area resepsionis,
digunakan sebagai tempat untuk memberikan
informasi, pendaftaran dan lain-lain.
Rak Display Rak display digunakan untuk men-display alat musik.
Rak/lemari
penyimpan
Rak penyimpanan diletakkan di gudang dan ruang
servis untuk menyimpan barang-barang.
Bench Disesuaikan dengan ukuran standar ergonomi yang
memberikan kenyamanan bagi pemakai.
(Tabel 2.2 Kebutuhan fasilitas sekolah musik)
32
2.1.11 Akustik
Kata akustik berasal dari bahasa Yunani akoustikos, artinya segala
sesuatu yang bersangkutan dengan pendengaran pada suatu kondisi ruang yang
dapat mempengaruhi mutu bunyi. Akustik bertujuan untuk mencapai kondisi
pendengaran suara yang sempurna yaitu murni, merata, jelas dan tidak
berdengung sehingga sama seperti aslinya, bebas dari cacat dan kebisingan.
(Suptandar, 2004 : 1).
Setiap material bangunan dan perabot ruang memiliki kondisi akustik
yang berkemampuan sebagai penyerap dan pemantul suara pada derajat
tertentu, tergantung dari tipisnya bahan, porositas, konstruksi serta frekuensi.
Faktor tersebut tergantung dari sifat akustik tiap jenis material.
- Bata, merupakan blok bangunan moduler, terbuat dari tanah liat, bersifat
sebagai pereduksi udara yang sangat baik. Bata dengan campuran bahan
peredam seperti jerami, serabut sangat dianjurkan karena sifat peredaman
suara akan semakin baik.
- Beton, material hasil campuran dari bahan semen, batu, pasir, besi tulangan,
dan air mempunyai daya kuat terhadap gaya tekan, digunakan untuk dinding
struktural. Beton merupakan pereduksi kebisingan udara yang sangat baik,
dan tidak bersifat sebagai penyerap.
- Unit-unit blok beton, digunakan sebagai modular bangunan, bersifat
mereduksi suara dan sangat baik, tergantung pada berat dan tidak pada
kepadatan blok beton.
- Kaca, merupakan bahan transparan dari silikat yang sangat ringan, dan
bersifat sebagai pereduksi yang sangat baik terutama pada frekuensi
menengah.
33
- Plywood, jenis material ini tidak efektif untuk mereduksi suara kecuali bila
digabung dengan material lain tetapi bila bentuknya tipis dapat menjadi
penyerap yang kuat pada frekuensi rendah. Bahan plywood merupakan
pemantul suara yang cukup baik.
- Rangka baja, merupakan material dengan banyak kemungkinan. Susunan
untuk menopang lantai atau atap sifatnya tidak mereduksi suara karena cukup
kaku. Material baja berlubang yang dilengkapi dengan bahan penyerap seperti
fiberglass, bersifat sebagai penyerap suara. Bahan tersebut banyak digunakan
pada gymnasium, bengkel atau pabrik dengan sistem ekspos untuk
mengurangi kebisingan dan dengung.
- Busa akustik, merupakan material penyerap yang baik sebagai bahan pengisi
pada kursi teater sehingga dengan kosongnya penonton tidak akan
mengakibatkan perubahan dengung dalam ruang.
- Kaca laminasi, yaitu penggabungan dua atau lebih lembar kaca dengan
perekat. Jika dibanding dengan kaca tunggal, akan berfungsi sebagai
pereduksi suara yang lebih baik.
- Karpet, adalah jenis material yang berfungsi sebagai bahan absorbsi ruang
dalam bentuk elemen lantai dengan tingkat penyerapan tinggi.
- Tirai dan tenunan, beberapa jenis kain berfungsi sebagai penyerap suara yang
baik bila memiliki (+/- 500gr/m2).
� Selimut berserat, berupa fiberglass yang digunakan untuk dinding atau
plafon diekspos, berfungsi mengabsorbsi suara serta mereduksi kebisingan
dan dengung.
�Papan berserat, biasa digunakan untuk panel dinding atau plafon merupakan
material penyerap yang baik tergantung dari ketebalannya.
34
� Semprotan berserat, bersifat sebagai penyerap suara yang sangat baik dalam
bentuk selimut atau papan, tergantung pada ketebalan, kepadatan dan
diameter bahan.
� Fiber mineral dan fiber selulosa, adalah jenis bahan fiber yang sering
digunakan sebagai ubin, selimut, papan atau semprotan untuk penyerap
suara. (Suptandar, 2004 : 28).
2.1.12 Green Design
Green adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan produk yang
memiliki sedikit atau tidak ada efek berbahaya bagi lingkungan atau kesehatan
manusia. Kebanyakan orang telah mengetahui tentang daur ulang. Material-
material yang layak disebut sebagai material green design yaitu material yang
tidak menambahkan bahan-bahan beracun yang berbahaya bagi kesehatan
manusia atau lingkungan dalam produksi. Oleh sebab itu, material yang dipilih
untuk bahan daur ulang merupakan material yang ramah lingkungan.
2.1.13 Budaya Sunda
Suku Sunda atau Priangan merupakan salah satu etnik yang memiliki
karakteristik budaya khas. Secara umum budaya Sunda dapat ditandai dengan
sifat masyarakatnya yang ramah, hidup bergotong royong dan pola hidup yang
dijalani hampir tidak lepas dari unsur humor.
Selain itu, daerah Jawa Barat memiliki identitas flora yaitu Gandaria.
Sewaktu masih muda, warna dari flora Gandaria adalah hijau, dan kalau sudah
matang, berwarna kuning oranye dan bijinya berwarna ungu. Kesumba keling
merupakan salah satu tanaman khas dari Sunda selain Gandaria. Ciri khas
warna dari tanaman ini adalah berwarna merah cerah mirip buah rambutan.
35
Pada saat masih muda, buahnya berwarna hijau sedangkan jika telah masak
akan berubah menjadi merah tua.
Masyarakat Sunda juga memiliki alat musik khas dari daerah mereka,
yaitu angklung. Angklung adalah alat musik multitonal (bernada ganda) yang
secara tradisional berkembang dalam masyarakat berbahasa Sunda di Pulau
Jawa bagian barat. Alat musik ini dibuat dari bambu, dibunyikan dengan cara
digoyangkan.
2.2 Tinjauan Khusus
2.2.1 Sejarah
A. Sejarah Sekolah Musik Indonesia (SMI)
SMI (Sekolah Musik Indonesia) berdiri pada tahun 2000. Pertama kali
SMI (Sekolah Musik Indonesia) didirikan di Jakarta. Dan sebagai
permulaan yang cukup bagus serta melihat respon dari masyarakat, maka
SMI telah membuka cabang-cabangnya di beberapa daerah seperti Solo,
Yogyakarta, Surabaya dan Sidoarjo. Di Jakarta, SMI (Sekolah Musik
Indonesia) memiliki cabang yang terletak di daerah Kelapa Gading, Jakarta
Utara dan untuk kantor pusatnya terletak di daerah Alam Sutera, Tangerang.
Dewasa ini, SMI menawarkan pembelajaran musik era abad ke-21 karena
SMI ingin menciptakan energi musik yang modern serta inovatif.
Kurikulum yang dikembangkan Sekolah Musik Indonesia didasarkan
kepada pemikiran-pemikiran terkini dibidang pendidikan musik.
Keseimbangan antara musical skill, musicality, dan musical behaviour
menjadi roh dari SMI Learning System. 21st Century Learning Methodology
36
yang menyatukan ketiga outcome utama dalam pendidikan musik yang
hendak dicapai. Dan SMI adalah 21st century - ready music school.
B. Sejarah Topaz Music School-Yamaha
Topaz Music School didirikan oleh Drs. Jamin Hendra pada tanggal 1
Oktober 1981 yang berlokasi di Tomang Plaza, Jakarta Barat. Kemudian
pindah ke Citraland (Mal Ciputra) pada tahun 1994. Pada tahun 1997, Topaz
mengekspansi bisnisnya dan membuka cabang pertamanya di Cilegon di
Pusdiklat, Krakatau Steel. Seiring dengan kemajuan di daerah Cilegon,
Topaz Music School membuka cabang ketiganya di Bekasi pada Tahun
2000.
C. Sejarah Sekolah Musik Abdi Siswa
Diresmikan pada tahun 1997 berlokasi di Jl. Patra Tomang Raya No. 1,
Jakarta Barat. Baru pada tahun 1998 dikembangkan ke unit Abdi Siswa di
perumahan Taman Aries Blok E-9/1. Sekolah Musik Abdi Siswa bertekad
menumbuhkan musik dalam lingkup dunia pendidikan yang sesungguhnya.
Oleh sebab itu setiap siswa akan dibimbing untuk ditumbuhkembangkan
kecintaan dan apresiasinya terhadap musik melalui metode pengajaran yang
komprehensif. Selain membina bentuk penampilan musik bermain sendiri
(solo), Sekolah Musik Abdi Siswa juga mengajarkan bentuk penampilan
musik ansambel siswa, orkes (siswa dan guru) dan band.
Saat ini Sekolah Musik Abdi Siswa mengasuh 260 siswa dari berbagai
program dan didampingi tenaga pengajar musik profesional sesuai dengan
bidang dan keahlian masing-masing. Didukung dengan ruangan yang
nyaman dan fasilitas alat musik yang lengkap, Sekolah Musik Abdi Siswa
37
memupuk dan mengembangkan bakat siswa membentuk manusia yang
seutuhnya dalam bidang intelektual maupun emosional.
2.2.2 Desain
A. Sekolah Musik Indonesia (SMI)
Sekolah Musik Indonesia (SMI) yang merupakan studi kasus dari
perencanaan interior sekolah musik berlokasi di jalan Alam Sutera
Boulevard, Ruko Town Center 10C nomor 39-42, Tangerang 15325.
(Gambar 2.12 Akses SMI
Sumber: www.googlemaps.com, diakses 23Februari2013 pukul 15.00WIB)
Sekolah Musik Indonesia (SMI) terletak di jalan raya utama, yaitu Alam
Sutera Boulevard sehingga dekat dengan keramaian dan kemacetan. Lokasi
SMI cukup mudah dijangkau jika bertempat tinggal di Tangerang, Banten.
Selain terletak di daerah kota dari Tangerang, daerah sekitar SMI terdapat
pusat perbelanjaan sehingga lokasi SMI merupakan lokasi yang strategis.
Berikut adalah visi dan misi dari Sekolah Musik Indonesia (SMI):
●Visi
- Menjadikan SMI menjadi sekolah musik yang berkonsentrasi pada Music
Technology Education.
- Memberikan layanan pengetahuan musik berera abad ke-21.
- Meningkatkan kualitas musik para murid.
- Mengembangan bakat dan kreativitas para murid.
38
● Misi
- Mempunyai kurikulum tersendiri dengan team research yang berbakat.
- Mengutamakan project based learning.
- Menggabungkan pembelajaran antara musik dan teknologi.
Sekolah Musik Indonesia (SMI) memiliki jam operasional, yaitu pada
hari Senin sampai dengan hari Jumat dari pukul 10.00 WIB sampai dengan
pukul 21.00 WIB sedangkan pada hari Sabtu dari pukul 08.00 WIB sampai
dengan pukul 16.00 WIB. Luas bangunan SMI adalah 300m2terdiri dari tiga
lantai. Jenis alat musik yang diajarkan adalah bass, gitar, biola, vokal, piano
dan drum. Acara-acara yang pernah diselenggarakan oleh Sekolah Musik
Indonesia adalah pameran, gathering, komunitas dan konser (home concert
dan grand concert).Untuk usia pelajar sekolah musik adalah rata-rata
berusia 3-12 tahun tetapi sekolah musik ini tidak membatasi usia dari murid
yang ingin belajar. Struktur organisasi dari Sekolah Musik Indonesia (SMI)
yaitu:
(Gambar 2.13 Struktur organisasi SMI
Sumber: Sekolah Musik Indonesia)
Branch Manager
Assistant Manager
Head Education
Teacher Admin Coordinator Staff
Office Boy
39
Bagian bangunan tampak depan dari Sekolah Musik Indonesia (SMI),
sebagai berikut:
(Gambar 2.14 Arsitektur bangunan SMI
Foto: Dian Shintani, 2013)
Pada bagian arsitektur bangunan SMI merupakan bangunan dengan
desain yang simple dan minimalis. Karena bangunan ini adalah ruko maka
desain bangunan belum maksimal dan kurang diolah sehingga hanya
memperlihatkan bentuk desain yang kotak-kotak. Arsitektur dari bangunan
SMI masih kurang menampakkan elemen estetika dari sebuah desain
sehingga terlihat masih monoton.
Dalam sebuah sekolah musik terdapat fasilitas-fasilitas yang mendukung
sehingga kebutuhan dari aktivitas yang dilakukan dapat terlaksana dengan
baik. Berikut ini adalah fasilitas pendukung yang terdapat pada Sekolah
Musik Indonesia (SMI):
- Lobi
40
(Gambar 2.15 Ruang tunggu/lobi SMI
Foto: Dian Shintani, 2013)
- Resepsionis
(Gambar 2.16 Resepsionis SMI
Foto: Dian Shintani, 2013)
- Ruang rapat
(Gambar 2.17 Ruang rapat SMI
Foto: Dian Shintani, 2013)
41
- Kelas piano yang terdiri dari tiga buah
(Gambar 2.18 Kelas piano SMI
Foto: Dian Shintani, 2013)
- Kelas gitar yang terdiri dari dua buah
42
(Gambar 2.19 Kelas gitar SMI
Foto: Dian Shintani, 2013)
- Kelas drum yang terdiri dari dua buah
(Gambar 2.20 Kelas drum SMI
Foto: Dian Shintani, 2013)
43
- Kelas rekorder
(Gambar 2.21 Kelas rekorder SMI
Foto: Dian Shintani, 2013)
- Auditorium
(Gambar 2.22 Auditorium SMI
Foto: Dian Shintani, 2013)
44
- Ruang staff
(Gambar 2.23 Ruang staff SMI
Foto: Dian Shintani, 2013)
- Ruang multimedia teknologi
(Gambar 2.24 Ruang multimedia teknologi SMI
Foto: Dian Shintani, 2013)
45
- Area foundation music
(Gambar 2.25 Area foundation music SMI
Foto: Dian Shintani, 2013)
B. Desain Sekolah Musik Topaz
Sekolah musik Topaz merupakan studi banding dari sekolah musik yang
sebelumnya telah disurvei. Sekolah musik Topaz berlokasi di di Mal Ciputra
lantai 5 nomor 23, Grogol.
(Gambar 2.26 Akses Sekolah musik Topaz
Sumber: www.googlemaps.com, diakses 23Februari2013 pukul 15.10 WIB)
Lokasi sekolah musik Topaz terletak di pusat keramaian kota dan
merupakan salah satu jalan pusat yang dilalui oleh banyak kendaraan umum
maupun kendaraan pribadi. Meskipun sekolah musik Topaz ini terletak di
dalam sebuah pusat perbelanjaan akan tetapi lokasi dari sekolah musik ini
sangat strategis dan mudha ditemui. Area lokasi mal tersebut juga
berdekatan dengan salah satu universitas swasta yang terkenal di Jakarta
46
Barat sehingga lokasi dari sekolah musik cukup mudah dicapai. Berikut
adalah visi dan misi dari sekolah musik Topaz:
● Visi
Meningkatkan penjualan dan ekspansi untuk memperluas market, serta
meningkatkan kualitas pendidikan musik dengan memperdalam
kurukulum dan menambah varietas kursus.
● Misi
Menambah dan mensosialisasikan program-program baru ke sekolah-
sekolah dan institusi-institusi, serta menciptakan market baru dengan
produk- produk baru dan harga yang lebih kompetitif.
Sekolah musik Topaz memiliki jam operasional, yaitu setiap hari (Senin-
Sabtu), jam 09.00 WIB-21.00 WIB. Sekolah musik Topaz beroperasional
setiap hari karena mengikuti jadwal operasional dari mal. Luas bangunan
sekolah musik Topaz adalah 300m2 terdiri dari satu lantai. Jenis alat musik
yang diajarkan adalah organ, bass,keyboard, biola, gitar, piano, elekton,
drum dan vokal. Acara-acara yang pernah diselenggarakan oleh sekolah
musik Topaz adalah piano competition, spirit competition dan Topaz annual
concert. Untuk usia pelajar sekolah musik yang dapat mengikuti kegiatan
kursus mayoritas anak-anak berusia dari 3-12 tahun. Struktur organisasi dari
sekolah musik Topaz yaitu:
47
(Gambar 2.27 Struktur organisasi sekolah musik Topaz
Sumber: Sekolah musik Topaz)
Bagian entrance tampak depan dari sekolah musik Topaz, sebagai
berikut:
(Gambar 2.28 Main Entrance Topaz
Foto: Dian Shintani, 2013)
Karena lokasi dari sekolah musik Topaz terletak di dalam mall, maka
desain pintu masuk utama dari Topaz adalah menggunakan pintu kaca
(double door) dengan desain tampak depan sekolah musik berkonsep
simple dan minimalis. Terdapat pengolahan desain pada bagian entrance
dengan menggunakan material HPL pada dinding serta pada bagian display
penjualan menggunakan material kaca dengan tujuan dapat memamerkan
General Manager
Marketing Manager
Sales Staff
Headmaster
Counter/Administration staff
Office Boy
Direktur
48
alat-alat musik yang dijual. Berikut adalah fasilitas pendukung yang
terdapat pada sekolah musik Topaz:
- Resepsionis dan ruang tunggu
(Gambar 2.29 Resepsionis dan ruang tunggu Topaz
Foto: Dian Shintani, 2013)
- Kelas piano yang terdiri dari lima buah
(Gambar 2.30 Kelas piano Topaz
Foto: Dian Shintani, 2013)
- Kelas gitar dan bass yang terdiri dari dua buah
(Gambar 2.31 Kelas gitar dan bass Topaz
Foto: Dian Shintani, 2013)
49
- Kelas drum yang terdiri dari satu buah
(Gambar 2.32 Kelas drum Topaz
Foto: Dian Shintani, 2013)
- Kelas organ
(Gambar 2.33 Kelas organ Topaz
Foto: Dian Shintani, 2013)
- Ruang multifungsi
(Gambar 2.34 Ruang multifungsi Topaz
Foto: Dian Shintani, 2013)
50
- Ruang staff
(Gambar 2.35 Ruang staff Topaz
Foto: Dian Shintani, 2013)
- Kelas teori
(Gambar 2.36 Kelas teori Topaz
Foto: Dian Shintani, 2013)
- Area display
(Gambar 2.37 Area display Topaz
Foto: Dian Shintani, 2013)
51
C. Desain Sekolah Musik Abdi Siswa
Sekolah musik Abdi Siswa berlokasi di Perumahan Taman Aries Blok E-
9/1, Jakarta Barat.
(Gambar 2.38 Akses Sekolah musik Abdi Siswa
Sumber: www.googlemaps.com, diakses 23Februari2013 pukul 15.30 WIB)
Sekolah musik Abdi Siswa berlokasi di daerah perumahan dan sekolah
musik ini berada di dalam area sekolah umum (TK dan SD Abdi Siswa).
Letaknya yang kurang strategis dan kondisi sekitar perumahan yang sempit
mengakibatkan kemacetan dan kebisingan pada jam pulang sekolah. Karena
berlokasi di lingkungan perumahan maka kondisi sekitar sekolah musik
sangat sepi setelah jam sekolah berakhir. Lokasi sekolah musik Abdi Siswa
dapat dijangkau dengan kendaraan pribadi dan kendaraan umum. Akan
tetapi jika menggunakan kendaraan umum, maka tidak dapat tiba ke tempat
yang dituju secara langsung karena lokasi yang terletak di dalam area
perumahan. Berikut adalah visi dan misi dari sekolah musik Abdi Siswa:
● Visi
Menjadi lembaga pendidikan musik yang menghasilkan manusia cerdas,
tangguh dan dapat menjawab masa depan.
52
● Misi
Menyelenggarakan pendidikan musik dengan menekankan kepribadian
dan kesenangan mengenai dunia musik.
Sekolah musik Abdi Siswa memiliki jam operasional, yaitu pada hari Senin
sampai dengan hari Jumat dari pukul 10.00 WIB sampai dengan pukul
18.00 WIB sedangkan pada hari Sabtu dari pukul 10.00 WIB sampai dengan
pukul 16.00 WIB. Luas bangunan sekolah musik Abdi Siswa adalah
300m2terdiri dari satu lantai. Jenis alat musik yang diajarkan adalah piano,
organ, gitar, vokal, flute, drum, BMA (Bina Musik Anak), biola, asamble
dan keyboard. Acara-acara yang pernah diselenggarakan oleh sekolah musik
Abdi Siswa adalah kegiatan intrakurikuler sekolah dan konser rutin. Untuk
usia pelajar sekolah musik adalah umumnya berusia 4-6 tahun dengan
masuk ke dalam kelas BMA (Bina Musik Anak). Selain usia tersebut,
sekolah musik Abdi Siswa bersifat universal untuk menerima murid di
atasusia 6 tahun. Sekolah musik Abdi Siswa memiliki sturktur organisasi
sebagai berikut:
(Gambar 2.39 Struktur organisasi sekolah musik Abdi Siswa
Sumber: Sekolah Musik Abdi Siswa)
Kepala Sekolah
Wakil Kepala Sekolah
Guru Tata Usaha
Pesuruh
53
Bagian bangunan tampak depan dari sekolah musik Abdi Siswa, sebagai
berikut:
(Gambar 2.40 Main Entrance Abdi Siswa
Foto: Dian Shintani, 2013)
Karena sekolah musik Abdi Siswa berlokasi di dalam lingkungan sekolah
umum (TK dan SD) maka area entrancemenggunakan pintu kaca (swing
door). Pada area masuk dari sekolah musik ini, terdapat jendela yang
berguna sebagai pencahayaan alami. Pada jendela tersebut didesain dengan
jalusi-jalusi. Konsep yang ditampilkan oleh sekolah musik Abdi Siswa ini
sangat sederhana serta kurangnya elemen estetika yang ditampilkan
membuat konsep desain menjadi kuno.
Dalam sebuah sekolah musik terdapat fasilitas-faslitas yang mendukung
sehingga kebutuhan dari aktivitas yang dilakukan dapat terlaksana dengan
baik. Berikut ini adalah fasilitas pendukung yang terdapat pada sekolah
musik Abdi Siswa:
- Ruang tunggu
(Gambar 2.41 Ruang tunggu Abdi Siswa
Foto: Dian Shintani, 2013)
54
- Ruang rapat
(Gambar 2.42 Ruang rapat Abdi Siswa
Foto: Dian Shintani, 2013)
- Kelas piano yang terdiri dari tiga buah
(Gambar 2.43 Kelas piano Abdi Siswa
Foto: Dian Shintani, 2013)
- Kelas gitar dan bass yang terdiri dari satu buah
(Gambar 2.44 Kelas gitar dan bass Abdi Siswa
Foto: Dian Shintani, 2013)
55
- Kelas drum yang terdiri dari satu buah
(Gambar 2.45 Kelas drum Abdi Siswa
Foto: Dian Shintani, 2013)
- Kelas organ yang terdiri dari dua buah
(Gambar 2.46 Kelas organ Abdi Siswa
Foto: Dian Shintani, 2013)
- Kelas biola yang terdiri dari satu buah
(Gambar 2.47 Kelas biola Abdi Siswa
Foto: Dian Shintani, 2013)
- Ruang multifungsi
56
(Gambar 2.48 Ruang multifungsi Abdi Siswa
Foto: Dian Shintani, 2013)
- Ruang staff
(Gambar 2.49Ruang staff Abdi Siswa
Foto: Dian Shintani, 2013)
- Kelas teori
(Gambar 2.50 Kelas teori Abdi Siswa
Foto: Dian Shintani, 2013)
2.2.3 Tabel Perbandingan Hasil Survei
Setelah melakukan survei dan studi kasus terhadap beberapa sekolah
musik yang berada di luar area Jakarta maupun di dalam area Jakarta maka
hasil survei dari ketiga sekolah musik tersebut dibuat dalam tabel, seperti
berikut:
57
Keterangan Sekolah Musik
Indonesia (SMI)
Sekolah Musik
Topaz
Sekolah Musik
Abdi Siswa
Lokasi
Logo
Arsitektur
Bangunan
Lobi dan Ruang
Tunggu
Resepsionis Area resepsionis pada
sekolah musik Abdi
Siswa tidak
disediakan.
58
Keterangan Sekolah Musik
Indonesia (SMI)
Sekolah Musik
Topaz
Sekolah Musik
Abdi Siswa
Kantor
Kelas Piano
Kelas Gitar
Kelas Drum
Kelas Organ Ruangan kelas organ
pada Sekolah Musik
Indonesia tidak
disediakan.
59
Keterangan
Sekolah Musik
Indonesia (SMI)
Sekolah Musik
Topaz
Sekolah Musik
Abdi Siswa
Kelas Biola Ruangan kelas biola
pada Sekolah Musik
Indonesia tidak
disediakan.
Ruangan kelas
biola pada sekolah
musik Topaz tidak
disediakan.
Kelas Teori Ruangan kelas teori
pada Sekolah Musik
Indonesia tidak
disediakan.
Kelas Multimedia
Teknologi
Ruangan kelas
multimedia
teknologi pada
sekolah musik
Topaz tidak
disediakan.
Ruangan kelas
multimedia teknologi
pada sekolah musik
Abdi Siswa tidak
disediakan.
Area Foundation
Music
Area foundation
music pada sekolah
musik Topaz tidak
disediakan.
Area foundation music
pada sekolah musik
Abdi Siswa tidak
disediakan.
Area Penjualan Area penjualan pada
Sekolah Musik
Indonesia tidak
disediakan.
Area penjualan pada
sekolah musik Abdi
Siswa tidak
disediakan.
60
Keterangan Sekolah Musik
Indonesia (SMI)
Sekolah Musik
Topaz
Sekolah Musik
Abdi Siswa
Ruang Staff
Ruang
Multifungsi
Ruang Rapat
(Tabel 2.3 Survei sekolah musik
Foto: Dian Shintani, 2013)
61
2.2.4 Analisa Hasil Survei
Keterangan Sekolah Musik
Indonesia (SMI)
Sekolah Musik
Topaz
Sekolah Musik
Abdi Siswa
Lokasi Lokasi SMI terletak di
jalan raya utama. Berada
dalam area lingkup
perumahan. Berdekatan
dengan pusat
perbelanjaan yaitu
Living World.
Lokasi Topaz
terletak di pusat
keramaian kota dan
dapat dengan mudah
dicapai dengan
menggunakan
kendaraan pribadi
maupun kendaraan
umum. Selain itu
berdekatan dengan
salah satu universitas
terkenal di Jakarta.
Lokasi Abdi Siswa
terletak di daerah
perumahan serta
terletak di dalam area
lingkungan sekolah
umum dari Abdi
Siswa (TK dan SD).
Logo Mencerminkan musik
abad 21 dengan
teknologi yang modern.
Warna merah
melambangkan
keberanian untuk
mengeksplorasi musik
yang ada dalam diri
seseorang.
Mencerminkan
musik sebagai
ungkapan perasaan
dan inovatif kelas
musik dunia.
Mencerminkan
pengabdian untuk
kemajuan pendidikan
di bidang musik.
Arsitektur
Bangunan
Memiliki desain
bangunan yang
sederhana dan berbentuk
kotak-kotak dengan
warna merah sebagai
aksen modern.
Karena letaknya di
dalam mall maka
menggunakan pintu
masuk bermaterial
kaca.
Menggunakan pintu
kaca serta jalusi-
jalusi pada jendela
dan terdapat di
daerah lingkungan
sekolah.
Lobi dan
Ruang Tunggu
Memiliki desain yang
sederhana pada area lobi
dan ruang tunggu.
Terdapat area live music
berupa piano.
Kurangnya tempat
untuk menunggu
karena ruang tunggu
digabungkan dengan
area resepsionis.
Sirkulasi yang baik
tetapi kurang
menarik karena
kurang memiliki
estetika.
62
Keterangan Sekolah Musik
Indonesia (SMI)
Sekolah Musik
Topaz
Sekolah Musik
Abdi Siswa
Resepsionis Resepsionis yang
terlihat sederhana tetapi
memberi kesan yang
clean.
Desain yang cukup
menunjang dari suatu
sekolah musik
dengan
menggunakan HPL
yang mendominasi
meja serta dinding.
Pada sekolah musik
ini, tidak terdapat
area resepsionis.
Kantor Kantor yang berfungsi
sebagai ruang rapat
menggunakan furnitur
yang modern dan
ruangan ini dapat
menampung 8 orang.
Terdiri dari 2 unit
meja dan 2 buah
kursi serta kapasitas
2orang.
Menggunakan
gypsum sebagai
pembatas dinding.
Kurangnya sirkulasi
untuk gerak dan
kurang memiliki
tempat penyimpanan.
Sirkulasi untuk
bergerak sempit dan
tidak memiliki desain
yang khusus.
Kelas Piano Penggunaan warna cat
yang cerah mengundang
semangat siswa untuk
belajar dan ruangan
terlalu kecil sehingga
sirkulasi gerak kurang.
Kurangnya elemen
estetik sehingga
membuat ruangan
menjadi kurang
menarik.
Kurangya elemen
estetik sehingga
ruangan kurang
menarik dan ruangan
yang luas terkesan
kosong.
Kelas Gitar Penggunaan warna
dinding yang cerah
memotivasi murid untuk
belajar. Sirkulasi pada
ruang gitar sangat
sempit sehingga kurang
nyaman.
Terdapat
pengulangan suara
karena kurangnya
elemen akustik dan
juga ruangan ini
tidak tertata dengan
rapi sehingga terlihat
berantakan.
Ruangan gitar cukup
luas, pencahayaan
yang terang dan
penghawaan yang
baik.
63
Keterangan Sekolah Musik
Indonesia (SMI)
Sekolah Musik
Topaz
Sekolah Musik
Abdi Siswa
Kelas Drum Warna dinding yang
gelap menimbulkan
kesan gelap. Fasilitas
dalam ruangan sangat
minim sehingga
membuat pemakai ruang
kurang nyaman.
Menggunakan
elemen akustik
dengan memakai
karpet pada lantai
serta keseluruhan
desain ruangan
kurang bagus.
Pencahayaan cukup
bagus sehingga
ruagan terlihat
terang.
Kelas Organ SMI tidak memiliki
kelas organ.
Kelas organ cukup
tertata dengan rapi.
Kelas organ tidak
menggunakan
elemen akustik yang
baik untuk
meminimalkan
pengulangan suara.
Pada seluruh dinding
diberikan elemen
akustik sehingga
dapat meminimalkan
pengulangan suara.
Akan tetapi ruangan
gelap dan sempit.
Kelas Biola SMI tidak memiliki
kelas biola.
Topaz tidak memiliki
kelas biola.
Interior kelas biola
terlihat kuno yang
terlihat dari
penggunaan furnitur-
furnitur.
Kelas Teori SMI tidak memiliki
kelas teori.
Ruangan ini tidak
memiliki elemen
estetik yang
membuat ruangan ini
dapat terlihat lebih
indah sehingga
desain keseluruhan
ruang tampak
monoton.
Furnitur pada kelas
teori ini tidak tertata
dengan rapi serta
desain pada kelas
sangat minim.
Kelas
Multimedia
Teknologi
Pencahayaan ruang
terang. Desain minim
yang mengakibatkan
ruangan kurang
memiliki estetika.
Topaz tidak memiliki
kelas multimedia
teknologi.
Abdi Siswa tidak
memiliki kelas
multimedia
teknologi.
64
Keterangan Sekolah Musik
Indonesia (SMI)
Sekolah Musik
Topaz
Sekolah Musik
Abdi Musik
Area
Foundation
Music
Berada di ruangan
terbuka sehingga
mendapatkan
pencahayaan alami.
Topaz tidak memiliki
area foundation
music.
Abdi Siswa tidak
memiliki area
foundation music.
Area
Penjualan
SMI tidak memiliki area
penjualan.
Menggunakan
etalase kaca dan
dibuat spot untuk
mendisplay alat
musik.
Abdi siswa tidak
memiliki area
penjualan.
Ruang Staff Terdapat desain plafon.
Penggunaan downlight
yang menyebabkan
ruangan menjadi terang
serta warna dinding
yang bersih menambah
kesan yang rapi.
Kurangnya area
gerak atau sirkulasi
dan kurangnya
storage-storage
untuk menyimpan
barang-barang.
Pencahayaan yang
terang tetapi ruangan
kurang mendapat
desain sehingga
terkesan monoton.
Ruang
Multifungsi
Auditorium
menggunakan elemen
akustik untuk meredam
suara yang trelihat pada
dindingnya.
Pencahayaan masih
kurang baik.
Memiliki desain
yang kuno sehingga
kurang menarik
perhatian dan juga
ruang multifungsi
sangat berantakan
(tidak tertata dengan
rapi).
Sebagai ruang
serbaguna yang
modern dengan
pencahayaan yang
baik.
Ruang Rapat Ruang rapat dapat
menampung delapan
orang serta memiliki
pencahayaan yang
terang dan sirkulasi
gerak atau ruang sudah
cukup.
Kelas teori yang
kadang-kadang
dijadikan sebagai
ruang rapat.
Ruang rapat tampak
seperti ruang rapat
sekolah pada
umumnya yang tidak
terdesain dengan
baik sehingga terlihat
kuno.
(Tabel 2.4 Analisa hasil survei)
65
2.2.5 Kesimpulan Hasil Survei
Berdasarkan analisa flipchart, maka yang dapat disimpulkan adalah
sebagai berikut:
� Pada perancangan sekolah musik akan diadakan area penjualan.
� Pada perancangan sekolah musik akan diadakan ruangan rekorder.
� Pada perancangan sekolah musik akan diadakan kelas multimedia teknologi.
� Pada perancangan sekolah musik akan diadakan area foundation music.
� Pada perancangan sekolah musik akan diadakan area cafetaria.
top related