landasan teori - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/ecolls/ethesisdoc/bab2/2012-2-00168-di...

56
11 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum 2.1.1 Sejarah Sekolah Musik Musik bersumber dari akar kata “muse”. Kata “muse” yang kemudian diambil alih ke dalam bahasa Inggris jika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dapat diartikan sebagai bentuk “renungan”. Musik lahir dari kecintaan manusia pada kehidupan dan dilandasi oleh ingatan manusia akan pengalaman-pengalaman hidupnya (Campbell, 1997). Musik telah dikenal manusia sejak berabad-abad yang lalu. Bukti arkeologi awal tentang penggunan instrumen musik tercatat sejak 3000 SM. Sejak saat itu, masyarakat Sumeria yang tinggal di tanah bulan sabit Mesopotamia yang subur, memiliki rangkaian instrumen musik berskala luas, mencakup lira (sejenis kecapi), harpa, dan suling dari buluh (reed-pipe) yang mungkin telah dimainkan sebagai suatu ansambel. Dari catatan tertulis juga diketahui bahwa praktek mereka dalam menyanyikan lagu adalah secara berganti-ganti atau bernyanyi di dalam kuil mereka. Tidak ada pengetahuan yang dapat menunjukan tentang suara musik mereka, tetapi itu jelas adalah bagian canggih dari kultur Sumeria dan juga memiliki arti religius dan adat yang sesungguhnya (Marsha Tambunan, 2004). Menurut Curt Sachs, seorang professor musikologi Berlin mengatakan bahwa musik vokal dan instrumen lahir dalam suasana yang berlainan. Musik instrumental timbul di dunia upacara kepercayaan yang bersifat magis, untuk mendapatkan sesuatu dari makhluk yang didewa-dewakan, sedangkan

Upload: dodan

Post on 05-Feb-2018

218 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

11

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Tinjauan Umum

2.1.1 Sejarah Sekolah Musik

Musik bersumber dari akar kata “muse”. Kata “muse” yang kemudian

diambil alih ke dalam bahasa Inggris jika diterjemahkan ke dalam bahasa

Indonesia dapat diartikan sebagai bentuk “renungan”. Musik lahir dari

kecintaan manusia pada kehidupan dan dilandasi oleh ingatan manusia akan

pengalaman-pengalaman hidupnya (Campbell, 1997).

Musik telah dikenal manusia sejak berabad-abad yang lalu. Bukti

arkeologi awal tentang penggunan instrumen musik tercatat sejak 3000 SM.

Sejak saat itu, masyarakat Sumeria yang tinggal di tanah bulan sabit

Mesopotamia yang subur, memiliki rangkaian instrumen musik berskala luas,

mencakup lira (sejenis kecapi), harpa, dan suling dari buluh (reed-pipe) yang

mungkin telah dimainkan sebagai suatu ansambel. Dari catatan tertulis juga

diketahui bahwa praktek mereka dalam menyanyikan lagu adalah secara

berganti-ganti atau bernyanyi di dalam kuil mereka. Tidak ada pengetahuan

yang dapat menunjukan tentang suara musik mereka, tetapi itu jelas adalah

bagian canggih dari kultur Sumeria dan juga memiliki arti religius dan adat

yang sesungguhnya (Marsha Tambunan, 2004).

Menurut Curt Sachs, seorang professor musikologi Berlin mengatakan

bahwa musik vokal dan instrumen lahir dalam suasana yang berlainan. Musik

instrumental timbul di dunia upacara kepercayaan yang bersifat magis, untuk

mendapatkan sesuatu dari makhluk yang didewa-dewakan, sedangkan

12

musikvokal lahir untuk pertama kalinya karena adanya upaya manusia untuk

berkomunikasi dengan cara memanggil.

Dengan demikian dapat terbentuk sebuah sekolah musik karena memiliki

latar belakang sejarah yang dapat diuraikan seperti berikut di Amerika, sejarah

sekolah musik formal dimulai pada abad XVIII yaitu diterbitkannya berbagai

musik yang bersifat pengajaran dan edukatif. Pada abad XIX, dibentuk Boston

Academy of Music oleh Lowell Mason yang menjadi sekolah musik formal

pertama di dunia dan selanjutnya menjadi panutan dan standaruntuk

pembangunan sekolah musik lainnya.

Pada abad XX, sudah dibentuk suatu organisasi yang bergerak dibidang

musik dan mulai diadakannya gelar Bachelor of Music pada pendidikan formal

musik. Hingga pada saat ini, di Amerika sudah terdapat banyak sekolah musik

formal, baik pada tingkat pendidikan dasar, menengah, hingga pada jenjang

pendidikan tinggi. Sekolah tinggi dibidang musik juga biasa disebut dengan

Conservatory. Conservatory berasal dari bahasa Perancis yakni Conservetoire

adalah lembaga perguruan tinggi yang menyelenggarakan pendidikan

musikformal dibidang performance, teori musik, sejarah musik, memainkan

alat musikdan penulisan lagu. Berbagai macam gelar pendidikan musik yang

umum di luar negeri adalah Bachelor of Art in Music, Bachelor of Art in Music

Education, Master of Art in Music, Doctor of Music.

Sekolah musik di Indonesia dapat digolongkan menjadi sekolah musik

formal yang berupa perguruan tinggi musik, akademi musik, institusi musik,

dan lembaga pendidikan formal lainnya. Sedangkan untuk pendidikan musik

non formal berupa lembaga pendidikan kursus musik yang banyak terdapat di

berbagai kota di Indonesia. (Purba, dan Pasaribu, 2006 : 87)

13

Adapun jenis-jenis pendidikan menurut para ahli, diantaranya adalah:

- Menurut DR. Philip H.Coombs:

● Pendidikan in formal ialah pendidikan yang diperoleh seseorang dari

pengalaman sehari-hari dengan sadar atau tidak sadar, sejak seseorang

lahir sampai mati.

● Pendidikan formal yang dikenal dengan pendidikan sekolah yang teratur,

bertindak dan mengikuti syarat-syarat yang jelas dan ketat.

● Pendidikan non formal, ialah pendidikan yang teratur dengan sadar

dilakukan tetapi tidak terlalu mengikuti peraturan-peraturan yang tetap dan

ketat.

- Menurut Prof. R.Wroczynsky:

● Pendidikan formal yang meliputi berbagai jenis sekolah dari tingkat

rendah,menengah dan tinggi.

● Pendidikan ekstra kurikuler, yang berjalan sejajar dengan pendidikan

formal.

● Pendidikan seumur hidup, yang merupakan lanjutan dari pendidikan formal

dan ditujukan bagi orang dewasa.

- Dan Prof. M. Faloky menambahkan jalur pendidikan yang keempat dengan:

“The real realty yakni suasana baik dan ketertiban yang selaras dalam

kehidupan keluarga, pergaulan antara teman dan di masyarakat luas”.

Dengan tiga macam pendidikan tersebut di atas jelas bahwa yang disebut

pendidikan dengan sistem sekolah adalah pendidikan formal, sedang yang

menggunakan sistem di luar sekolah adalah pendidikan in formal dan

pendidikan non formal.

14

2.1.2 Jenis dan Alat Musik

Dalam seni musik ada pembagian jenis atau kategori yaitu:

1. Musik pentatonis

yaitu musik yang memiliki lima nada pada tangga nada, contohnya: musik

tradisional seperti pelog dan selendro.

2. Musik diatonis

yaitu musik yang memiliki tujuh tangga nada dan lima nada antara akarnya

yaitu musik klasik barat seperti rock, pop, jazz, country, klasik, dan lain-

lain.

Klasifikasi alat musik diatur berdasarkan pada bahan yang menyebabkan

suara, terbatas pada faktor-faktor akustik saja. Oleh karena itu alat musik

dibagi menjadi lima golongan, yaitu:

a. Idiophone

Bahan alat musik itu sendiri yang menghasilkan bunyi, contoh: peitche,

castagnet, cymbal, gong, guiro.

b. Aerophone

Udara atau saluran udara yang berada dalam alat musik itu sebagai

penyebab bunyi, contoh: trumpet, saxophone, clarinet.

c. Membranophone

Kulit atau selaput tipis yang ditegangkan sebagai penyebab bunyi, contoh:

drum, perkusi, timpani.

d. Chordophone

Senar/dawai yang ditegangkan sebagai penyebab bunyi, contoh: gitar, harpa,

biola.

15

e. Electrophone

Alat musik yang ragam bunyinya dibantu atau disebabkan adanya daya

listrik, contoh: organ, keyboard, gitar dan bass listrik.

2.1.3 Klasifikasi Musik

Seni musik di Indonesia dibagi menjadi tiga bagian:

1. Musik Tradisional

a. Tradisional Klasik

Musik daerah yang diwariskan secara turun-temurun dan sudah mapan

(tidak mengalami perubahan) seperti Gambang.

b. Tradisional Rakyat

Musik tradisi yang merakyat secara spontan, sederhana, akrab dan selalu

berubah-ubah mengikuti perkembangan jaman seperti kolintang dan

angklung.

2. Musik Daerah

a. Musik Daerah (Folk)

Musik rakyat yang dikenal secara turun-temurun tanpa dikenal jelas siapa

pengarangnya, popular sekitar tahun 60-an akibat terjadinya larangan

pemerintah terhadap segala sesuatu yang berbau barat. Muncul lagu-lagu

bertemakan kedaerahan seperti Dondong Opo Salak, Butet dan lain

sebagainya.

b. Musik Rock

Musik yang banyak digemari anak-anak muda. Aliran ini muncul di

Amerika tahun 1955 dan merupakan perpaduan antara melodi Amerika,

Eropa, dan ritme Afrika. Di Indonesia, musik rock inilah yang menjadi

16

cikal bakal lahirnya rocker Indonesia seperti, Nicky Astria, Gito Roolies,

Renny Jayusman, dan lain lain.

c. Musik Jazz

Aliran musik yang dikembangkan oleh orang kulit hitam di Amerika

sekitar tahun 1900-an dan mulai masuk ke Indonesia pada tahun 1930-an

di hotel-hotel serta pub-pub orang Belanda dan Eropa.Perkembangannya

terhenti pada masa penjajahan Jepang dan pada pemerintahan Soekarno.

d. Musik Klasik

Secara umum dapat pula kita artikan kata klasik merupakan elok, indah

maupun yang berhubungan erat dengan nuansa-nuansa yang sangat

dalam, pada jaman klasik, tokoh musik yang berprestasi dalam

penciptaan karya seni musik klasik adalah komponis FJ. Hadyn (1732-

1890) dan komponis lain seperti Mozart (1756-1791).

3. Musik Kontemporer

Disebut juga musik elektronik, karena merupakan hasil perpaduan berbagai

macam hasil rekaman bunyi-bunyian, baik bunyi alam maupun bunyi

mekanik bahkan bunyi suara yang dihasilkan manusia.

2.1.4 Aspek Perancangan

1. Aspek Lingkungan

Lingkungan yang baik bagi sekolah musik dikategorikan sebagai berikut:

(Ernst Neufert, 1997)

a. Keberadan sekolah musik sebagai obyek maupun subyek tidak

mengganggu dan terganggu oleh lingkungan di sekitarnya.

b. Terletak pada lingkungan yang tenang dan rekreatif sehingga dapat

menunjang aktifitas pendidikan di dalamnya.

17

c. Sekolah musik harus memiliki lokasi yang strategis, yaitu mudah dicapai

dan dekat dengan pusat kelangsungan aktifitas pada umumnya.

d. Mempertimbangkan keadaan sarana yang ada disekitar lokasi, dimana

keadaan sekitar dapat mendukung sekolah musik seperti sarana

pendidikan lain maupun fasilitas umum lainnya.

2. Aspek Bangunan

Beberapa kategori yang sesuai dengan kebutuhan sekolah musik:

a. Mengupayakan terciptanya daya tarik yang menarik minat konsumen.

b. Memiliki bentuk yang unik atau berbeda pada bangunan sekaligus dapat

mencitrakan suatu wadah pendidikan yang bermutu.

c. Luas bangunan adalah hal yang penting yang harus diperhatikan, karena

sekolah musik membutuhkan banyak ruang untuk penyelenggaraan

pendidikan dan ruang lain yang berkenan dengan sekolah musik.

3. Aspek Interior

Interior yang baik sangat mempengaruhi citra ruang yang ingin

ditampilkan. Hal ini meliputi perancangan elemen-elemen interior

didalamnya, yaitu:

a. Dinding

Dinding adalah elemen arsitektur yang paling penting untuk setiap

bangunan. Sebagai elemen struktur, dinding harus diatur dalam suatu

pola yang dikoordinasikan dengan struktur lantai dan atap.

Kriteria bahan penutup dinding adalah sebagai berikut:

- Efisien dalam pemeliharaannya

- Tahan lama dan tidak mudah rusak

- Tahan terhadap benturan

18

Adapun bahan penutup dinding yang cocok digunakan dalam sekolah

musik antara lain:

- Cat tembok

- Wallpaper

- Batu alam

- Keramik

- Glasswall

- Karpet

- Gypsum

b. Lantai

Definisi lantai adalah suatu bidang interior yang datar dan mempunyai

dasar yang rata. Lantai berarti permukaan ruang dimana orang berjalan,

pembagian antara satu dengan tingkat berikutnya dibentuk oleh

permukaan horizontal yang terdiri dari komponen yang tersusun

sebagai kerangka atau massa yang berkesinambungan dari material

seperti beton bertulang. (Pamudji Suptandar, 1999).

Kriteria bahan penutup lantai adalah sebagai berikut:

- Yang kuat dan tidak mudah rusak

- Mudah dalam perawatan

- Aman (tidak licin)

- Memiliki estetika yang baik

- Karakteristik menyerap bunyi

- Sesuai dengan konsep desain

Bentuk dan permainan tinggi rendahnya lantai dapat disesuaikan

dengan konsep desain dan fungsi dari tiap ruang itu sendiri.

19

Bahan yang dapat digunakan, antara lain:

- Marmer

- Granit

- Karpet

- Keramik

- Parket

- Terazzo

c. Plafon / langit-langit

Langit-langit adalah sebuah naungan yang menyediakan

perlindunganfisik maupun psikologis untuk semua yang ada di

bawahnya.Sekolah musik memerlukan langit-langit yang dapat

menyerap kebisingan, baik dari segi bahan maupun bentuknya. Segi

estetik dari langit-langit merupakan salah satu faktor yang harus

diperhatikan agar dapat menarik perhatian dari para pengunjung sekolah

musik itu sendiri.

2.1.5 Fungsi dan Tujuan

Fungsi dan tujuan dari sekolah musik dapat diuraikan berdasarkan

berbagai kajian dan penelitian, baik secara filosofis, psikologis maupun

sosiologis yang ditemukan bahwa pendidikan seni memiliki keunikan peran

atau nilai strategis dalam pendidikan sesuai perubahan dan dinamika

masyarakat.

Menurut pakar pendidikan seni dampak hasil belajar seni antara lain:

dapat meningkatkan daya kreativitas anak (Dewey: , Read: 1970, dan Ross:

1978), dapat membantu pertumbuhan mental anak melalui penyaluran ekspresi

dan kreativitas (Lowenfeld: 1982), dapat meningkatkan kemampuan apresiasi

20

(Chapman: 1978 ), dapat membantu perkembangan kepribadian dan pembinaan

estetik anak (Wickiser: 1974), dapat membantu mengembangkan perasaan

anak (Ross: 1990), dapat digunakan sebagai sarana kesehatan mental (Margaret

Naumberg: 1974 ), dan sebagainya.

Dengan demikian, sekolah musik merupakan wadah pendidikan musik

secara informal yang mengutamakan pengembangan kemahiran dan

keterampilan siswa dalam bermusik, baik mengolah vokal maupun memainkan

alat musik (Banoe, 2003 : 136).

2.1.6 Klasifikasi Jenis Kegiatan

Sama dengan sekolah pada umumnya terdapat proses belajar-mengajar,

namun sekolah musik merupakan sekolah informal yang tidak ada peraturan

khusus yang mengikat seperti sekolah formal. Sedangkan pelajaran yang

diajarkan hanya pelajaran yang diambil oleh siswa dengan durasi waktu

maksimal duajam (Purba, dan Pasaribu, 2006 : 103).

2.1.7 Klasifikasi Jenis Aktifitas

Aktifitas yang terjadi dalam sekolah musik dapat diuraikan seperti pada

tabel berikut:

No. Aktifitas Pelaksana Ruang

1. Absen Guru Ruang kelas

2. Registrasi masuk sekolah Staff dan siswa Resepsionis

3. Proses belajar-mengajar Guru dan siswa Ruang kelas

4. Konser Guru, siswa dan publik Auditorium

5. Rapat Staff dan manajer Ruang rapat

(Tabel 2.1 Aktivitas sekolah musik)

2.1.8 Klasifikasi Fasilitas

Dalam TIME-SAVER Standard for Building Types (Braundy, 1995 :

115)sebuah sekolah musik memiliki beberapa ruang yang dapat digolongkan

21

menjadidua macam. Penggolongan ini berdasarkan fungsinya, yaitu area yang

bersifat pengajaran dan area yang bersifat tambahan.

a. Area yang bersifat pengajaran

● Practice Room : suatu ruang yang digunakan untuk pembelajaran alat

musik, jumlah ruang disesuaikan dengan kebutuhan, sedangkan

luasanruang disesuaikan dengan jumlah siswa.

●Regular Classroom : sebuah ruang kelas yang digunakan untuk

mengajartentang teori, sejarah musik, komposisi dan sebagainya.

●Listening Room : sebuah ruang yang digunakan untuk melatih

kepekaanpendengaran terhadap musik.

●Studios : ruang yang digunakan secara privat ataupun grup untuk

berlatihmusik.

●Retical Hall : suatu ruang yang digunakan untuk pertunjukkan.

●Combination Room : merupakan suatu ruang yang terbentuk dari

penggabungan beberapa fungsi ruang.

b. Area yang bersifat tambahan

●Storage areas : sebagai tempat untuk menyimpan peralatan atau

barangbarangpelajar.

●Music library : dapat terdiri dari beberapa kursi dengan satu

kabinet(perpustakaan kecil) atau suatu perpustakaan lengkap dengan ruang

baca.

●Work room : suatu ruang yang digunakan untuk mereparasi alat musikyang

rusak.

●Additional facilities : seperti toilet, lobby, elevator, lounge area, cafeteria,

dan sebagainya.

22

2.1.9 Persyaratan Umum

Dalam mendesain ruang kelas, perlu memperhatikan syarat-syarat berikut

ini:

a. Pencahayaan yang diperlukan untuk ruang kelas ialah pencahayaan

yangsinarnya merata di semua sudut ruangan, dengan kekuatan sinar 75-150

Lux,dengan sinar warna putih netral atau putih hangat.

b. Penataan lampu pada ruang kelas sebaiknya tidak berada tepat di atas

maupun di belakang pengguna yang akan berakibat glare atau silau pada

mata dan penglihatan pengguna akan terganggu dengan bayangannya

sendiri.

c. Suara yang ditimbulkan dari dalam ruang kelas sebaiknya tidak keluar

ruang,karena dapat mengganggu aktivitas di luar ruang. Sebaliknya suara

dari luarruang tidak masuk ke dalam ruang kelas.

d. Sebaiknya setiap ruang kelas dilengkapi dengan alat bantu multimedia

dengantujuan pemberian materi yang lebih baik.

e. Akustik yang diperlukan dalam ruang harus disesuaikan dengan fungsi

ruang. Untuk ruang praktek musik memerlukan akustik tambahan sehingga

dapatmencegah bunyi menerobos keluar dan untuk dapat menghasilkan

suara yangbaik (Banoe, 2003 : 197).

Studio musik dapat diartikan sebagai ruang untuk berlatih ataupun

menghasilkan karya musik. Pengendalian kebisingan adalah kunci utama

keberhasilan sebuah studio musik. Pengendalian ini ditinjau dari dua hal yaitu

1. Menahan masuknya kebisingan dari luar

2. Menahan keluarnya kebisingan dari dalam

23

Untuk mengurangi masuk dan keluarnya getaran dari luar dan dari dalam

studio,lantai studio sebaiknya dirancang dengan model lantai ganda ( raised

floor);rangka plafon idealnya tidak dipasang menempel pada rangka atap,

namundipasang menggantung; dinding dirancang sebagai dinding ganda dari

bahan yangberbeda dengan rongga antara berisi udara. (Mediastika, 2005 :

104).

Konsep akustik ruang studio yaitu pemantulan sama sekali

tidakdiperlukan, karena aktivitas di dalam studio umumnya selalu

membutuhkanbantuan peralatan listrik. Ruang studio musik terdiri dari :

1. Ruang studio musik (ruang alat musik)

2. Ruang operator : ruang pengontrol kualitas bunyi hasil aktivitas di dalam

ruang studio dengan peralatan loud speaker dan meja control (mixer table)

3. Ruang antara : ruang yang fungsinya sebagai soundlock (pengunci suara)

agar suara tidak masuk atau keluar dari dalam maupun luar studio

(Mediastika, 2005 : 110).

Selain ruang kelas, ruangan konser atau yang disebut dengan auditorium

juga memiliki beberapa hal yang harus diperhatikan, yaitu:

a. Area Panggung

- Penyelesaian akustik lantai panggung

Agar semua penonton dapat menyaksikan penyaji dengan baik, lantai

panggung biasanya dibuat lebih tinggi daripada lantai penonton yang paling

bawah. Perbedaan ketinggian tersebut sebaiknya hanya berkisar setengah

ketinggian badan manusia pada umumnya, yaitu sekitar 80cm sampai 90

cm.

24

- Penyelesaian akustik plafon panggung

Ketinggian plafon panggung sangat bermacam-macam dan biasanya

tergantung pada dimensi ruang auditorium secara keseluruhan. Peletakan

plafon yang terlalu rendah kurang baik bagi lantai penonton yang dibuat

bertrap. Plafon ruang panggung sebaiknya diselesaikan dengan bahan yang

memantulkan, agar pada keadaan tanpa bantuan peralatan elektronik (sound

systems) suara dari penguji dapat disebarkan ke arah penonton.

- Penyelesaian akustik dinding panggung

Pada bentuk panggung proscenium, terbuka dan extended, panggung

memiliki dinding pembatas, yaitu di bagian belakang serta samping kiri dan

kanan. Dinding bagian belakang panggung sebaiknya diselesaikan dengan

bahan yang menyerap suara, agar tidak memantulkan suara kembali kepada

penyaji, yang dapat menimbulkan suara bias.

b. Area Penonton

Akibat terbatasnya kemampuan mata manusia untuk melihat objek secara

langsung, desain area penonton yang terlalu panjang ke arah belakang tidak

dianjurkan.

(Gambar 2.1 Perambatan bunyi area penonton

Sumber: Akustika bangunan)

25

(Gambar 2.2 Jenis penataan lantai penonton

Sumber: Akustika bangunan)

Adapun jarak maksimal bagi seseorang untuk masih dapat melihat objek

dengan jelas adalah sekitar 25 meter sampai maksimal 30 meter.

Kemampuan mata manusia untuk melihat dengan jelas dan nyaman tanpa

perlu memalingkan muka berada pada sudut 200 ke arah kiri dan 200 ke

arah kanan atau total 400. Selanjutnya, posisi penonton untuk melihat

dengan jelas dan nyaman ke arah panggung adalah sekitar 1000 ke kiri dan

1000 ke kanan dari ujung depan kiri-kanan panggung. Batasan-batasan area

penonton yang diciptakan untuk kenyamanan visual ini secara langsung

juga mampu memberikan kualitas audio yang baik, karena semakin kecil

luas ruangan, pemantulan yang tidak diperlukan dapat semakin

diminimalkan.

- Penyelesaian akustik lantai area penonton

Desain lantai yang lebih banyak dipakai adalah dengan sistem trap atau

berundak. Prinsipnya hampir sama dengan perancangan tangga, yaitu bahwa

sebaiknya diusahakan agar perbedaan ketinggian antar trap adalah sama dan

umumnya dibuat setinggi 15 cm sampai 25 cm. Perbedaan ketinggian ini

akan memungkinkan penonton yang duduk di bagian belakang mendapatkan

sudut pandang yang baik ke arah panggung. Jumlah ideal kursi penonton

untuk ditata berjajar adalah 12 sampai 15 buah. Jarak antar kursi dalam baris

(depan-belakang) standarnya adalah 86 cm, namun untuk kenyamanan

penonton yang kemungkinan besar keluar masuk dari kursinya, maka antar

kursi dalam baris dapat dibuat jarak 115 cm, sehingga penonton yang

26

sedang duduk tidak perlu berdiri ketika ada penonton lain yang hendak

melewatinya.

- Penyelesaian akustik plafon area penonton

Auditorium yang banyak menyajikan acara tanpa bantuan peralatan listrik,

atau auditorium yang tidak dibuat untuk menampung penonton dalam

jumlah banyak, sebaiknya dirancang dengan plafon yang mampu

memantulkan suara penyaji ke arah penonton secara merata.

- Penyelesaian akustik dinding area penonton

Untuk mengurangi masuk dan keluarnya bunyi dari luar ke dalam dan

sebaliknya, dinding ruang penonton dapat didesain sebagaidinding ganda.

Selain untuk kepentingan insulasi, bagian dalam dinding perlu dirancang

khusus untuk meningkatkan kualitas bunyi di dalam ruang.

2.1.10Persyaratan Fasilitas

Manusia membutuhkan ruang dengan benda-benda sesuai dengan bentuk

keperluan seperti alat penerangan, alat pengatur udara, benda-benda atau

perlengkapan furniture. Menurut fungsi dan penggunaannya furniture yang

baik harus memenuhi tuntutan sebagai berikut : “All furniture should be

function,comfortable, durable and appropriate character ans scale for a

particularstation” . (Friedman, 1979 : 215). Berikut ini persyaratan fasilitas

yang dibutuhkan dalam sekolah musik:

A. Lobi

Lobi merupakan area yang bersifat informatif bagi para pengunjung. Secara

umum dan sering ditemukan bahwa pada bagian lobi terdapat logo dari

perusahaan atau sekolah musik tersebut. Oleh karena logo merupakan tanda

27

pengenal secara grafis bagi perusahaan, maka ia harus diletakkan pada

tempat yang mencolok secara visual.

(Gambar 2.3 Dimensi area lobi

Sumber: Dimensi manusia dan ruang interior)

B. Resepsionis

Resepsionis merupakan area untuk melayani dan memberikan informasi

umum kepada para siswa dan orang tua. Untuk tujuan keleluasaan pribadi

atau keamanan, lingkungan kerja penerima tamu seringkali merupakan

daerah yang terpisahkan secara fisik dengan digunakannya perabot built-in

atau partisi-partisi.

(Gambar 2.4 Dimensi area resepsionis

Sumber: Dimensi manusia dan ruang interior)

Tinggi minimal dari bukaan di atas permukaan lantai ditetapkan sebesar 78

inci atau 198,1 cm. Tinggi duduk dan tinggi mata merupakan hal yang

penting dalam menciptakan daerah pandangan yang tak terhalangi.

28

C. Ruang tunggu

Ruang tunggu merupakan area yang digunakan untuk menerima tamu dan

sebagai tempat untuk menunggu seseorang. Adapun ketentuan-ketentuan

ukuran minimal dan maksimal dalam sebuah ruang tunggu, sebagai berikut:

(Gambar 2.5 Dimensi ruang tunggu

Sumber: Dimensi manusia dan ruang interior)

D. Ruang rapat

Ruang rapat merupakan fasilitas untuk menujang segala aktifitas dalam

pelaksanaan tugas pokok dan fungsi dari sebuah sekolah musik. Berikut

adalah ketentuan-ketentuan yang harus dipenuhi pada ruang rapat, yaitu:

(Gambar 2.6 Dimensi ruang rapat

Sumber: Dimensi manusia dan ruang interior)

29

E. Kantor dan ruang kepala sekolah

Merupakan ruangan kerja pimpinan dari suatu institut musik. Pada ruangan

ini juga difungsikan untuk menerima tamu. Berikut adalah ketentuan

dimensi dasar yang harus dimiliki oleh kantor kepala sekolah:

(Gambar 2.7 Dimensi ruang kantor

Sumber: Dimensi manusia dan ruang interior)

F. Ruang staff

Ruang staff merupakan ruangan untuk para staff yang berfungsi sebagai

tempat pengerjaan semua hal yang berurusan dengan sekolah musik

tersebut. Berikut adalah dimensi dasar yang harus diperhatikan untuk

memulai pendesainan sebuah ruang staff.

(Gambar 2.8 Dimensi ruang staff

Sumber: Dimensi manusia dan ruang interior)

G. Koridor

Koridor merupakan bagian sirkulasi. Beberapa syarat yang harus dipenuhi

dalam merancang sirkulasi horizontal terutama koridor dan ruang

peralihan diantaranya adalah :

30

• Urutan yang logis baik dalam ukuran ruang, bentuk dan arah.

• Pencapaian yang mudah dan langsung dengan jarak sependek mungkin.

• Memberi gerak yang logis dan pengalaman yang indah bermakna.

• Aman, persilangan arus sirkulasi sesedikit mungkin atau dihindari sama

sekali.

Berikut adalah ketentuan dimensi dasar yang harus diperhatikan dalam

merancang sebuah koridor, yaitu:

(Gambar 2.9 Dimensi koridor

Sumber: Dimensi manusia dan ruang interior)

H. Toilet

Merupakan ruangan yang digunakan oleh pegawai atau staff untuk buang

air. Berikut ini adalah syarat-syarat yang harus diperhatikan untuk toilet:

● Toilet pria

(Gambar 2.10 Dimensi toilet pria

Sumber: Dimensi manusia dan ruang interior)

31

● Toilet wanita

(Gambar 2.11 Dimensi toilet wanita

Sumber: Dimensi manusia dan ruang interior)

Dari uraian di atas, maka dapat disimpulkan kebutuhan-kebutuhan

fasilitas yang dibutuhkan adalah sebagai berikut:

Furnitur Keterangan

Meja dan kursi

belajar

Disesuaikan dengan ukuran standar ergonomi. Meja

dan kursi belajar ini ditempatkan pada setiap ruang

kelas musik dan teori.

Meja dan kursi guru Disesuaikan dengan ukuran ergonomi. Meja dan kursi

guru diletakkan pada setiap ruang kelas.

Papan tulis Perlengkapan wajib untuk belajar. Digunakan untuk

menjelaskan materi pada anak.

Meja dan kursi kerja Disesuaikan dengan ukuran ergonomi serta didesain

secara fungsional sesuai kebutuhan pemakai.

Meja dan kursi

Resepsionis

Disesuaikan dengan ukuran standar ergonomi. Meja

dan kursi ini ditempatkan bersebelahan dengan meja

dan kursi resepsionis. Digunakan untuk melakukan

transaksi pembayaran.

Meja dan kursi

Resepsionis

Disesuaikan dengan ukuran standar ergonomi. Meja

dan kursi ini ditempatkan di area resepsionis,

digunakan sebagai tempat untuk memberikan

informasi, pendaftaran dan lain-lain.

Rak Display Rak display digunakan untuk men-display alat musik.

Rak/lemari

penyimpan

Rak penyimpanan diletakkan di gudang dan ruang

servis untuk menyimpan barang-barang.

Bench Disesuaikan dengan ukuran standar ergonomi yang

memberikan kenyamanan bagi pemakai.

(Tabel 2.2 Kebutuhan fasilitas sekolah musik)

32

2.1.11 Akustik

Kata akustik berasal dari bahasa Yunani akoustikos, artinya segala

sesuatu yang bersangkutan dengan pendengaran pada suatu kondisi ruang yang

dapat mempengaruhi mutu bunyi. Akustik bertujuan untuk mencapai kondisi

pendengaran suara yang sempurna yaitu murni, merata, jelas dan tidak

berdengung sehingga sama seperti aslinya, bebas dari cacat dan kebisingan.

(Suptandar, 2004 : 1).

Setiap material bangunan dan perabot ruang memiliki kondisi akustik

yang berkemampuan sebagai penyerap dan pemantul suara pada derajat

tertentu, tergantung dari tipisnya bahan, porositas, konstruksi serta frekuensi.

Faktor tersebut tergantung dari sifat akustik tiap jenis material.

- Bata, merupakan blok bangunan moduler, terbuat dari tanah liat, bersifat

sebagai pereduksi udara yang sangat baik. Bata dengan campuran bahan

peredam seperti jerami, serabut sangat dianjurkan karena sifat peredaman

suara akan semakin baik.

- Beton, material hasil campuran dari bahan semen, batu, pasir, besi tulangan,

dan air mempunyai daya kuat terhadap gaya tekan, digunakan untuk dinding

struktural. Beton merupakan pereduksi kebisingan udara yang sangat baik,

dan tidak bersifat sebagai penyerap.

- Unit-unit blok beton, digunakan sebagai modular bangunan, bersifat

mereduksi suara dan sangat baik, tergantung pada berat dan tidak pada

kepadatan blok beton.

- Kaca, merupakan bahan transparan dari silikat yang sangat ringan, dan

bersifat sebagai pereduksi yang sangat baik terutama pada frekuensi

menengah.

33

- Plywood, jenis material ini tidak efektif untuk mereduksi suara kecuali bila

digabung dengan material lain tetapi bila bentuknya tipis dapat menjadi

penyerap yang kuat pada frekuensi rendah. Bahan plywood merupakan

pemantul suara yang cukup baik.

- Rangka baja, merupakan material dengan banyak kemungkinan. Susunan

untuk menopang lantai atau atap sifatnya tidak mereduksi suara karena cukup

kaku. Material baja berlubang yang dilengkapi dengan bahan penyerap seperti

fiberglass, bersifat sebagai penyerap suara. Bahan tersebut banyak digunakan

pada gymnasium, bengkel atau pabrik dengan sistem ekspos untuk

mengurangi kebisingan dan dengung.

- Busa akustik, merupakan material penyerap yang baik sebagai bahan pengisi

pada kursi teater sehingga dengan kosongnya penonton tidak akan

mengakibatkan perubahan dengung dalam ruang.

- Kaca laminasi, yaitu penggabungan dua atau lebih lembar kaca dengan

perekat. Jika dibanding dengan kaca tunggal, akan berfungsi sebagai

pereduksi suara yang lebih baik.

- Karpet, adalah jenis material yang berfungsi sebagai bahan absorbsi ruang

dalam bentuk elemen lantai dengan tingkat penyerapan tinggi.

- Tirai dan tenunan, beberapa jenis kain berfungsi sebagai penyerap suara yang

baik bila memiliki (+/- 500gr/m2).

� Selimut berserat, berupa fiberglass yang digunakan untuk dinding atau

plafon diekspos, berfungsi mengabsorbsi suara serta mereduksi kebisingan

dan dengung.

�Papan berserat, biasa digunakan untuk panel dinding atau plafon merupakan

material penyerap yang baik tergantung dari ketebalannya.

34

� Semprotan berserat, bersifat sebagai penyerap suara yang sangat baik dalam

bentuk selimut atau papan, tergantung pada ketebalan, kepadatan dan

diameter bahan.

� Fiber mineral dan fiber selulosa, adalah jenis bahan fiber yang sering

digunakan sebagai ubin, selimut, papan atau semprotan untuk penyerap

suara. (Suptandar, 2004 : 28).

2.1.12 Green Design

Green adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan produk yang

memiliki sedikit atau tidak ada efek berbahaya bagi lingkungan atau kesehatan

manusia. Kebanyakan orang telah mengetahui tentang daur ulang. Material-

material yang layak disebut sebagai material green design yaitu material yang

tidak menambahkan bahan-bahan beracun yang berbahaya bagi kesehatan

manusia atau lingkungan dalam produksi. Oleh sebab itu, material yang dipilih

untuk bahan daur ulang merupakan material yang ramah lingkungan.

2.1.13 Budaya Sunda

Suku Sunda atau Priangan merupakan salah satu etnik yang memiliki

karakteristik budaya khas. Secara umum budaya Sunda dapat ditandai dengan

sifat masyarakatnya yang ramah, hidup bergotong royong dan pola hidup yang

dijalani hampir tidak lepas dari unsur humor.

Selain itu, daerah Jawa Barat memiliki identitas flora yaitu Gandaria.

Sewaktu masih muda, warna dari flora Gandaria adalah hijau, dan kalau sudah

matang, berwarna kuning oranye dan bijinya berwarna ungu. Kesumba keling

merupakan salah satu tanaman khas dari Sunda selain Gandaria. Ciri khas

warna dari tanaman ini adalah berwarna merah cerah mirip buah rambutan.

35

Pada saat masih muda, buahnya berwarna hijau sedangkan jika telah masak

akan berubah menjadi merah tua.

Masyarakat Sunda juga memiliki alat musik khas dari daerah mereka,

yaitu angklung. Angklung adalah alat musik multitonal (bernada ganda) yang

secara tradisional berkembang dalam masyarakat berbahasa Sunda di Pulau

Jawa bagian barat. Alat musik ini dibuat dari bambu, dibunyikan dengan cara

digoyangkan.

2.2 Tinjauan Khusus

2.2.1 Sejarah

A. Sejarah Sekolah Musik Indonesia (SMI)

SMI (Sekolah Musik Indonesia) berdiri pada tahun 2000. Pertama kali

SMI (Sekolah Musik Indonesia) didirikan di Jakarta. Dan sebagai

permulaan yang cukup bagus serta melihat respon dari masyarakat, maka

SMI telah membuka cabang-cabangnya di beberapa daerah seperti Solo,

Yogyakarta, Surabaya dan Sidoarjo. Di Jakarta, SMI (Sekolah Musik

Indonesia) memiliki cabang yang terletak di daerah Kelapa Gading, Jakarta

Utara dan untuk kantor pusatnya terletak di daerah Alam Sutera, Tangerang.

Dewasa ini, SMI menawarkan pembelajaran musik era abad ke-21 karena

SMI ingin menciptakan energi musik yang modern serta inovatif.

Kurikulum yang dikembangkan Sekolah Musik Indonesia didasarkan

kepada pemikiran-pemikiran terkini dibidang pendidikan musik.

Keseimbangan antara musical skill, musicality, dan musical behaviour

menjadi roh dari SMI Learning System. 21st Century Learning Methodology

36

yang menyatukan ketiga outcome utama dalam pendidikan musik yang

hendak dicapai. Dan SMI adalah 21st century - ready music school.

B. Sejarah Topaz Music School-Yamaha

Topaz Music School didirikan oleh Drs. Jamin Hendra pada tanggal 1

Oktober 1981 yang berlokasi di Tomang Plaza, Jakarta Barat. Kemudian

pindah ke Citraland (Mal Ciputra) pada tahun 1994. Pada tahun 1997, Topaz

mengekspansi bisnisnya dan membuka cabang pertamanya di Cilegon di

Pusdiklat, Krakatau Steel. Seiring dengan kemajuan di daerah Cilegon,

Topaz Music School membuka cabang ketiganya di Bekasi pada Tahun

2000.

C. Sejarah Sekolah Musik Abdi Siswa

Diresmikan pada tahun 1997 berlokasi di Jl. Patra Tomang Raya No. 1,

Jakarta Barat. Baru pada tahun 1998 dikembangkan ke unit Abdi Siswa di

perumahan Taman Aries Blok E-9/1. Sekolah Musik Abdi Siswa bertekad

menumbuhkan musik dalam lingkup dunia pendidikan yang sesungguhnya.

Oleh sebab itu setiap siswa akan dibimbing untuk ditumbuhkembangkan

kecintaan dan apresiasinya terhadap musik melalui metode pengajaran yang

komprehensif. Selain membina bentuk penampilan musik bermain sendiri

(solo), Sekolah Musik Abdi Siswa juga mengajarkan bentuk penampilan

musik ansambel siswa, orkes (siswa dan guru) dan band.

Saat ini Sekolah Musik Abdi Siswa mengasuh 260 siswa dari berbagai

program dan didampingi tenaga pengajar musik profesional sesuai dengan

bidang dan keahlian masing-masing. Didukung dengan ruangan yang

nyaman dan fasilitas alat musik yang lengkap, Sekolah Musik Abdi Siswa

37

memupuk dan mengembangkan bakat siswa membentuk manusia yang

seutuhnya dalam bidang intelektual maupun emosional.

2.2.2 Desain

A. Sekolah Musik Indonesia (SMI)

Sekolah Musik Indonesia (SMI) yang merupakan studi kasus dari

perencanaan interior sekolah musik berlokasi di jalan Alam Sutera

Boulevard, Ruko Town Center 10C nomor 39-42, Tangerang 15325.

(Gambar 2.12 Akses SMI

Sumber: www.googlemaps.com, diakses 23Februari2013 pukul 15.00WIB)

Sekolah Musik Indonesia (SMI) terletak di jalan raya utama, yaitu Alam

Sutera Boulevard sehingga dekat dengan keramaian dan kemacetan. Lokasi

SMI cukup mudah dijangkau jika bertempat tinggal di Tangerang, Banten.

Selain terletak di daerah kota dari Tangerang, daerah sekitar SMI terdapat

pusat perbelanjaan sehingga lokasi SMI merupakan lokasi yang strategis.

Berikut adalah visi dan misi dari Sekolah Musik Indonesia (SMI):

●Visi

- Menjadikan SMI menjadi sekolah musik yang berkonsentrasi pada Music

Technology Education.

- Memberikan layanan pengetahuan musik berera abad ke-21.

- Meningkatkan kualitas musik para murid.

- Mengembangan bakat dan kreativitas para murid.

38

● Misi

- Mempunyai kurikulum tersendiri dengan team research yang berbakat.

- Mengutamakan project based learning.

- Menggabungkan pembelajaran antara musik dan teknologi.

Sekolah Musik Indonesia (SMI) memiliki jam operasional, yaitu pada

hari Senin sampai dengan hari Jumat dari pukul 10.00 WIB sampai dengan

pukul 21.00 WIB sedangkan pada hari Sabtu dari pukul 08.00 WIB sampai

dengan pukul 16.00 WIB. Luas bangunan SMI adalah 300m2terdiri dari tiga

lantai. Jenis alat musik yang diajarkan adalah bass, gitar, biola, vokal, piano

dan drum. Acara-acara yang pernah diselenggarakan oleh Sekolah Musik

Indonesia adalah pameran, gathering, komunitas dan konser (home concert

dan grand concert).Untuk usia pelajar sekolah musik adalah rata-rata

berusia 3-12 tahun tetapi sekolah musik ini tidak membatasi usia dari murid

yang ingin belajar. Struktur organisasi dari Sekolah Musik Indonesia (SMI)

yaitu:

(Gambar 2.13 Struktur organisasi SMI

Sumber: Sekolah Musik Indonesia)

Branch Manager

Assistant Manager

Head Education

Teacher Admin Coordinator Staff

Office Boy

39

Bagian bangunan tampak depan dari Sekolah Musik Indonesia (SMI),

sebagai berikut:

(Gambar 2.14 Arsitektur bangunan SMI

Foto: Dian Shintani, 2013)

Pada bagian arsitektur bangunan SMI merupakan bangunan dengan

desain yang simple dan minimalis. Karena bangunan ini adalah ruko maka

desain bangunan belum maksimal dan kurang diolah sehingga hanya

memperlihatkan bentuk desain yang kotak-kotak. Arsitektur dari bangunan

SMI masih kurang menampakkan elemen estetika dari sebuah desain

sehingga terlihat masih monoton.

Dalam sebuah sekolah musik terdapat fasilitas-fasilitas yang mendukung

sehingga kebutuhan dari aktivitas yang dilakukan dapat terlaksana dengan

baik. Berikut ini adalah fasilitas pendukung yang terdapat pada Sekolah

Musik Indonesia (SMI):

- Lobi

40

(Gambar 2.15 Ruang tunggu/lobi SMI

Foto: Dian Shintani, 2013)

- Resepsionis

(Gambar 2.16 Resepsionis SMI

Foto: Dian Shintani, 2013)

- Ruang rapat

(Gambar 2.17 Ruang rapat SMI

Foto: Dian Shintani, 2013)

41

- Kelas piano yang terdiri dari tiga buah

(Gambar 2.18 Kelas piano SMI

Foto: Dian Shintani, 2013)

- Kelas gitar yang terdiri dari dua buah

42

(Gambar 2.19 Kelas gitar SMI

Foto: Dian Shintani, 2013)

- Kelas drum yang terdiri dari dua buah

(Gambar 2.20 Kelas drum SMI

Foto: Dian Shintani, 2013)

43

- Kelas rekorder

(Gambar 2.21 Kelas rekorder SMI

Foto: Dian Shintani, 2013)

- Auditorium

(Gambar 2.22 Auditorium SMI

Foto: Dian Shintani, 2013)

44

- Ruang staff

(Gambar 2.23 Ruang staff SMI

Foto: Dian Shintani, 2013)

- Ruang multimedia teknologi

(Gambar 2.24 Ruang multimedia teknologi SMI

Foto: Dian Shintani, 2013)

45

- Area foundation music

(Gambar 2.25 Area foundation music SMI

Foto: Dian Shintani, 2013)

B. Desain Sekolah Musik Topaz

Sekolah musik Topaz merupakan studi banding dari sekolah musik yang

sebelumnya telah disurvei. Sekolah musik Topaz berlokasi di di Mal Ciputra

lantai 5 nomor 23, Grogol.

(Gambar 2.26 Akses Sekolah musik Topaz

Sumber: www.googlemaps.com, diakses 23Februari2013 pukul 15.10 WIB)

Lokasi sekolah musik Topaz terletak di pusat keramaian kota dan

merupakan salah satu jalan pusat yang dilalui oleh banyak kendaraan umum

maupun kendaraan pribadi. Meskipun sekolah musik Topaz ini terletak di

dalam sebuah pusat perbelanjaan akan tetapi lokasi dari sekolah musik ini

sangat strategis dan mudha ditemui. Area lokasi mal tersebut juga

berdekatan dengan salah satu universitas swasta yang terkenal di Jakarta

46

Barat sehingga lokasi dari sekolah musik cukup mudah dicapai. Berikut

adalah visi dan misi dari sekolah musik Topaz:

● Visi

Meningkatkan penjualan dan ekspansi untuk memperluas market, serta

meningkatkan kualitas pendidikan musik dengan memperdalam

kurukulum dan menambah varietas kursus.

● Misi

Menambah dan mensosialisasikan program-program baru ke sekolah-

sekolah dan institusi-institusi, serta menciptakan market baru dengan

produk- produk baru dan harga yang lebih kompetitif.

Sekolah musik Topaz memiliki jam operasional, yaitu setiap hari (Senin-

Sabtu), jam 09.00 WIB-21.00 WIB. Sekolah musik Topaz beroperasional

setiap hari karena mengikuti jadwal operasional dari mal. Luas bangunan

sekolah musik Topaz adalah 300m2 terdiri dari satu lantai. Jenis alat musik

yang diajarkan adalah organ, bass,keyboard, biola, gitar, piano, elekton,

drum dan vokal. Acara-acara yang pernah diselenggarakan oleh sekolah

musik Topaz adalah piano competition, spirit competition dan Topaz annual

concert. Untuk usia pelajar sekolah musik yang dapat mengikuti kegiatan

kursus mayoritas anak-anak berusia dari 3-12 tahun. Struktur organisasi dari

sekolah musik Topaz yaitu:

47

(Gambar 2.27 Struktur organisasi sekolah musik Topaz

Sumber: Sekolah musik Topaz)

Bagian entrance tampak depan dari sekolah musik Topaz, sebagai

berikut:

(Gambar 2.28 Main Entrance Topaz

Foto: Dian Shintani, 2013)

Karena lokasi dari sekolah musik Topaz terletak di dalam mall, maka

desain pintu masuk utama dari Topaz adalah menggunakan pintu kaca

(double door) dengan desain tampak depan sekolah musik berkonsep

simple dan minimalis. Terdapat pengolahan desain pada bagian entrance

dengan menggunakan material HPL pada dinding serta pada bagian display

penjualan menggunakan material kaca dengan tujuan dapat memamerkan

General Manager

Marketing Manager

Sales Staff

Headmaster

Counter/Administration staff

Office Boy

Direktur

48

alat-alat musik yang dijual. Berikut adalah fasilitas pendukung yang

terdapat pada sekolah musik Topaz:

- Resepsionis dan ruang tunggu

(Gambar 2.29 Resepsionis dan ruang tunggu Topaz

Foto: Dian Shintani, 2013)

- Kelas piano yang terdiri dari lima buah

(Gambar 2.30 Kelas piano Topaz

Foto: Dian Shintani, 2013)

- Kelas gitar dan bass yang terdiri dari dua buah

(Gambar 2.31 Kelas gitar dan bass Topaz

Foto: Dian Shintani, 2013)

49

- Kelas drum yang terdiri dari satu buah

(Gambar 2.32 Kelas drum Topaz

Foto: Dian Shintani, 2013)

- Kelas organ

(Gambar 2.33 Kelas organ Topaz

Foto: Dian Shintani, 2013)

- Ruang multifungsi

(Gambar 2.34 Ruang multifungsi Topaz

Foto: Dian Shintani, 2013)

50

- Ruang staff

(Gambar 2.35 Ruang staff Topaz

Foto: Dian Shintani, 2013)

- Kelas teori

(Gambar 2.36 Kelas teori Topaz

Foto: Dian Shintani, 2013)

- Area display

(Gambar 2.37 Area display Topaz

Foto: Dian Shintani, 2013)

51

C. Desain Sekolah Musik Abdi Siswa

Sekolah musik Abdi Siswa berlokasi di Perumahan Taman Aries Blok E-

9/1, Jakarta Barat.

(Gambar 2.38 Akses Sekolah musik Abdi Siswa

Sumber: www.googlemaps.com, diakses 23Februari2013 pukul 15.30 WIB)

Sekolah musik Abdi Siswa berlokasi di daerah perumahan dan sekolah

musik ini berada di dalam area sekolah umum (TK dan SD Abdi Siswa).

Letaknya yang kurang strategis dan kondisi sekitar perumahan yang sempit

mengakibatkan kemacetan dan kebisingan pada jam pulang sekolah. Karena

berlokasi di lingkungan perumahan maka kondisi sekitar sekolah musik

sangat sepi setelah jam sekolah berakhir. Lokasi sekolah musik Abdi Siswa

dapat dijangkau dengan kendaraan pribadi dan kendaraan umum. Akan

tetapi jika menggunakan kendaraan umum, maka tidak dapat tiba ke tempat

yang dituju secara langsung karena lokasi yang terletak di dalam area

perumahan. Berikut adalah visi dan misi dari sekolah musik Abdi Siswa:

● Visi

Menjadi lembaga pendidikan musik yang menghasilkan manusia cerdas,

tangguh dan dapat menjawab masa depan.

52

● Misi

Menyelenggarakan pendidikan musik dengan menekankan kepribadian

dan kesenangan mengenai dunia musik.

Sekolah musik Abdi Siswa memiliki jam operasional, yaitu pada hari Senin

sampai dengan hari Jumat dari pukul 10.00 WIB sampai dengan pukul

18.00 WIB sedangkan pada hari Sabtu dari pukul 10.00 WIB sampai dengan

pukul 16.00 WIB. Luas bangunan sekolah musik Abdi Siswa adalah

300m2terdiri dari satu lantai. Jenis alat musik yang diajarkan adalah piano,

organ, gitar, vokal, flute, drum, BMA (Bina Musik Anak), biola, asamble

dan keyboard. Acara-acara yang pernah diselenggarakan oleh sekolah musik

Abdi Siswa adalah kegiatan intrakurikuler sekolah dan konser rutin. Untuk

usia pelajar sekolah musik adalah umumnya berusia 4-6 tahun dengan

masuk ke dalam kelas BMA (Bina Musik Anak). Selain usia tersebut,

sekolah musik Abdi Siswa bersifat universal untuk menerima murid di

atasusia 6 tahun. Sekolah musik Abdi Siswa memiliki sturktur organisasi

sebagai berikut:

(Gambar 2.39 Struktur organisasi sekolah musik Abdi Siswa

Sumber: Sekolah Musik Abdi Siswa)

Kepala Sekolah

Wakil Kepala Sekolah

Guru Tata Usaha

Pesuruh

53

Bagian bangunan tampak depan dari sekolah musik Abdi Siswa, sebagai

berikut:

(Gambar 2.40 Main Entrance Abdi Siswa

Foto: Dian Shintani, 2013)

Karena sekolah musik Abdi Siswa berlokasi di dalam lingkungan sekolah

umum (TK dan SD) maka area entrancemenggunakan pintu kaca (swing

door). Pada area masuk dari sekolah musik ini, terdapat jendela yang

berguna sebagai pencahayaan alami. Pada jendela tersebut didesain dengan

jalusi-jalusi. Konsep yang ditampilkan oleh sekolah musik Abdi Siswa ini

sangat sederhana serta kurangnya elemen estetika yang ditampilkan

membuat konsep desain menjadi kuno.

Dalam sebuah sekolah musik terdapat fasilitas-faslitas yang mendukung

sehingga kebutuhan dari aktivitas yang dilakukan dapat terlaksana dengan

baik. Berikut ini adalah fasilitas pendukung yang terdapat pada sekolah

musik Abdi Siswa:

- Ruang tunggu

(Gambar 2.41 Ruang tunggu Abdi Siswa

Foto: Dian Shintani, 2013)

54

- Ruang rapat

(Gambar 2.42 Ruang rapat Abdi Siswa

Foto: Dian Shintani, 2013)

- Kelas piano yang terdiri dari tiga buah

(Gambar 2.43 Kelas piano Abdi Siswa

Foto: Dian Shintani, 2013)

- Kelas gitar dan bass yang terdiri dari satu buah

(Gambar 2.44 Kelas gitar dan bass Abdi Siswa

Foto: Dian Shintani, 2013)

55

- Kelas drum yang terdiri dari satu buah

(Gambar 2.45 Kelas drum Abdi Siswa

Foto: Dian Shintani, 2013)

- Kelas organ yang terdiri dari dua buah

(Gambar 2.46 Kelas organ Abdi Siswa

Foto: Dian Shintani, 2013)

- Kelas biola yang terdiri dari satu buah

(Gambar 2.47 Kelas biola Abdi Siswa

Foto: Dian Shintani, 2013)

- Ruang multifungsi

56

(Gambar 2.48 Ruang multifungsi Abdi Siswa

Foto: Dian Shintani, 2013)

- Ruang staff

(Gambar 2.49Ruang staff Abdi Siswa

Foto: Dian Shintani, 2013)

- Kelas teori

(Gambar 2.50 Kelas teori Abdi Siswa

Foto: Dian Shintani, 2013)

2.2.3 Tabel Perbandingan Hasil Survei

Setelah melakukan survei dan studi kasus terhadap beberapa sekolah

musik yang berada di luar area Jakarta maupun di dalam area Jakarta maka

hasil survei dari ketiga sekolah musik tersebut dibuat dalam tabel, seperti

berikut:

57

Keterangan Sekolah Musik

Indonesia (SMI)

Sekolah Musik

Topaz

Sekolah Musik

Abdi Siswa

Lokasi

Logo

Arsitektur

Bangunan

Lobi dan Ruang

Tunggu

Resepsionis Area resepsionis pada

sekolah musik Abdi

Siswa tidak

disediakan.

58

Keterangan Sekolah Musik

Indonesia (SMI)

Sekolah Musik

Topaz

Sekolah Musik

Abdi Siswa

Kantor

Kelas Piano

Kelas Gitar

Kelas Drum

Kelas Organ Ruangan kelas organ

pada Sekolah Musik

Indonesia tidak

disediakan.

59

Keterangan

Sekolah Musik

Indonesia (SMI)

Sekolah Musik

Topaz

Sekolah Musik

Abdi Siswa

Kelas Biola Ruangan kelas biola

pada Sekolah Musik

Indonesia tidak

disediakan.

Ruangan kelas

biola pada sekolah

musik Topaz tidak

disediakan.

Kelas Teori Ruangan kelas teori

pada Sekolah Musik

Indonesia tidak

disediakan.

Kelas Multimedia

Teknologi

Ruangan kelas

multimedia

teknologi pada

sekolah musik

Topaz tidak

disediakan.

Ruangan kelas

multimedia teknologi

pada sekolah musik

Abdi Siswa tidak

disediakan.

Area Foundation

Music

Area foundation

music pada sekolah

musik Topaz tidak

disediakan.

Area foundation music

pada sekolah musik

Abdi Siswa tidak

disediakan.

Area Penjualan Area penjualan pada

Sekolah Musik

Indonesia tidak

disediakan.

Area penjualan pada

sekolah musik Abdi

Siswa tidak

disediakan.

60

Keterangan Sekolah Musik

Indonesia (SMI)

Sekolah Musik

Topaz

Sekolah Musik

Abdi Siswa

Ruang Staff

Ruang

Multifungsi

Ruang Rapat

(Tabel 2.3 Survei sekolah musik

Foto: Dian Shintani, 2013)

61

2.2.4 Analisa Hasil Survei

Keterangan Sekolah Musik

Indonesia (SMI)

Sekolah Musik

Topaz

Sekolah Musik

Abdi Siswa

Lokasi Lokasi SMI terletak di

jalan raya utama. Berada

dalam area lingkup

perumahan. Berdekatan

dengan pusat

perbelanjaan yaitu

Living World.

Lokasi Topaz

terletak di pusat

keramaian kota dan

dapat dengan mudah

dicapai dengan

menggunakan

kendaraan pribadi

maupun kendaraan

umum. Selain itu

berdekatan dengan

salah satu universitas

terkenal di Jakarta.

Lokasi Abdi Siswa

terletak di daerah

perumahan serta

terletak di dalam area

lingkungan sekolah

umum dari Abdi

Siswa (TK dan SD).

Logo Mencerminkan musik

abad 21 dengan

teknologi yang modern.

Warna merah

melambangkan

keberanian untuk

mengeksplorasi musik

yang ada dalam diri

seseorang.

Mencerminkan

musik sebagai

ungkapan perasaan

dan inovatif kelas

musik dunia.

Mencerminkan

pengabdian untuk

kemajuan pendidikan

di bidang musik.

Arsitektur

Bangunan

Memiliki desain

bangunan yang

sederhana dan berbentuk

kotak-kotak dengan

warna merah sebagai

aksen modern.

Karena letaknya di

dalam mall maka

menggunakan pintu

masuk bermaterial

kaca.

Menggunakan pintu

kaca serta jalusi-

jalusi pada jendela

dan terdapat di

daerah lingkungan

sekolah.

Lobi dan

Ruang Tunggu

Memiliki desain yang

sederhana pada area lobi

dan ruang tunggu.

Terdapat area live music

berupa piano.

Kurangnya tempat

untuk menunggu

karena ruang tunggu

digabungkan dengan

area resepsionis.

Sirkulasi yang baik

tetapi kurang

menarik karena

kurang memiliki

estetika.

62

Keterangan Sekolah Musik

Indonesia (SMI)

Sekolah Musik

Topaz

Sekolah Musik

Abdi Siswa

Resepsionis Resepsionis yang

terlihat sederhana tetapi

memberi kesan yang

clean.

Desain yang cukup

menunjang dari suatu

sekolah musik

dengan

menggunakan HPL

yang mendominasi

meja serta dinding.

Pada sekolah musik

ini, tidak terdapat

area resepsionis.

Kantor Kantor yang berfungsi

sebagai ruang rapat

menggunakan furnitur

yang modern dan

ruangan ini dapat

menampung 8 orang.

Terdiri dari 2 unit

meja dan 2 buah

kursi serta kapasitas

2orang.

Menggunakan

gypsum sebagai

pembatas dinding.

Kurangnya sirkulasi

untuk gerak dan

kurang memiliki

tempat penyimpanan.

Sirkulasi untuk

bergerak sempit dan

tidak memiliki desain

yang khusus.

Kelas Piano Penggunaan warna cat

yang cerah mengundang

semangat siswa untuk

belajar dan ruangan

terlalu kecil sehingga

sirkulasi gerak kurang.

Kurangnya elemen

estetik sehingga

membuat ruangan

menjadi kurang

menarik.

Kurangya elemen

estetik sehingga

ruangan kurang

menarik dan ruangan

yang luas terkesan

kosong.

Kelas Gitar Penggunaan warna

dinding yang cerah

memotivasi murid untuk

belajar. Sirkulasi pada

ruang gitar sangat

sempit sehingga kurang

nyaman.

Terdapat

pengulangan suara

karena kurangnya

elemen akustik dan

juga ruangan ini

tidak tertata dengan

rapi sehingga terlihat

berantakan.

Ruangan gitar cukup

luas, pencahayaan

yang terang dan

penghawaan yang

baik.

63

Keterangan Sekolah Musik

Indonesia (SMI)

Sekolah Musik

Topaz

Sekolah Musik

Abdi Siswa

Kelas Drum Warna dinding yang

gelap menimbulkan

kesan gelap. Fasilitas

dalam ruangan sangat

minim sehingga

membuat pemakai ruang

kurang nyaman.

Menggunakan

elemen akustik

dengan memakai

karpet pada lantai

serta keseluruhan

desain ruangan

kurang bagus.

Pencahayaan cukup

bagus sehingga

ruagan terlihat

terang.

Kelas Organ SMI tidak memiliki

kelas organ.

Kelas organ cukup

tertata dengan rapi.

Kelas organ tidak

menggunakan

elemen akustik yang

baik untuk

meminimalkan

pengulangan suara.

Pada seluruh dinding

diberikan elemen

akustik sehingga

dapat meminimalkan

pengulangan suara.

Akan tetapi ruangan

gelap dan sempit.

Kelas Biola SMI tidak memiliki

kelas biola.

Topaz tidak memiliki

kelas biola.

Interior kelas biola

terlihat kuno yang

terlihat dari

penggunaan furnitur-

furnitur.

Kelas Teori SMI tidak memiliki

kelas teori.

Ruangan ini tidak

memiliki elemen

estetik yang

membuat ruangan ini

dapat terlihat lebih

indah sehingga

desain keseluruhan

ruang tampak

monoton.

Furnitur pada kelas

teori ini tidak tertata

dengan rapi serta

desain pada kelas

sangat minim.

Kelas

Multimedia

Teknologi

Pencahayaan ruang

terang. Desain minim

yang mengakibatkan

ruangan kurang

memiliki estetika.

Topaz tidak memiliki

kelas multimedia

teknologi.

Abdi Siswa tidak

memiliki kelas

multimedia

teknologi.

64

Keterangan Sekolah Musik

Indonesia (SMI)

Sekolah Musik

Topaz

Sekolah Musik

Abdi Musik

Area

Foundation

Music

Berada di ruangan

terbuka sehingga

mendapatkan

pencahayaan alami.

Topaz tidak memiliki

area foundation

music.

Abdi Siswa tidak

memiliki area

foundation music.

Area

Penjualan

SMI tidak memiliki area

penjualan.

Menggunakan

etalase kaca dan

dibuat spot untuk

mendisplay alat

musik.

Abdi siswa tidak

memiliki area

penjualan.

Ruang Staff Terdapat desain plafon.

Penggunaan downlight

yang menyebabkan

ruangan menjadi terang

serta warna dinding

yang bersih menambah

kesan yang rapi.

Kurangnya area

gerak atau sirkulasi

dan kurangnya

storage-storage

untuk menyimpan

barang-barang.

Pencahayaan yang

terang tetapi ruangan

kurang mendapat

desain sehingga

terkesan monoton.

Ruang

Multifungsi

Auditorium

menggunakan elemen

akustik untuk meredam

suara yang trelihat pada

dindingnya.

Pencahayaan masih

kurang baik.

Memiliki desain

yang kuno sehingga

kurang menarik

perhatian dan juga

ruang multifungsi

sangat berantakan

(tidak tertata dengan

rapi).

Sebagai ruang

serbaguna yang

modern dengan

pencahayaan yang

baik.

Ruang Rapat Ruang rapat dapat

menampung delapan

orang serta memiliki

pencahayaan yang

terang dan sirkulasi

gerak atau ruang sudah

cukup.

Kelas teori yang

kadang-kadang

dijadikan sebagai

ruang rapat.

Ruang rapat tampak

seperti ruang rapat

sekolah pada

umumnya yang tidak

terdesain dengan

baik sehingga terlihat

kuno.

(Tabel 2.4 Analisa hasil survei)

65

2.2.5 Kesimpulan Hasil Survei

Berdasarkan analisa flipchart, maka yang dapat disimpulkan adalah

sebagai berikut:

� Pada perancangan sekolah musik akan diadakan area penjualan.

� Pada perancangan sekolah musik akan diadakan ruangan rekorder.

� Pada perancangan sekolah musik akan diadakan kelas multimedia teknologi.

� Pada perancangan sekolah musik akan diadakan area foundation music.

� Pada perancangan sekolah musik akan diadakan area cafetaria.