korelasi sikap siswa terhadap kegiatan …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/147/1/faizatul...
Post on 02-Mar-2019
234 Views
Preview:
TRANSCRIPT
KORELASI SIKAP SISWA TERHADAP
KEGIATAN EKSTRAKURIKULER KEAGAMAAN
DENGAN PRESTASI BELAJAR PAI SISWA
MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI
KALIANGKRIK KAB.MAGELANG
TAHUN AJARAN 2014/2015
SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan Agama Islam
Oleh :
FAIZATUL ANISAH
111 11 198
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SALATIGA
2015
ii
iii
KORELASI SIKAP SISWA TERHADAP
KEGIATAN EKSTRAKURIKULER KEAGAMAAN
DENGAN PRESTASI BELAJAR PAI SISWA
MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI
KALIANGKRIK KAB.MAGELANG
TAHUN AJARAN 2014/2015
SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan Agama Islam
Oleh :
FAIZATUL ANISAH
111 11 198
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SALATIGA
2015
iv
v
vi
vii
MOTTO
ھل جزاءالاحسان الاالاحسان
“Tidak ada balasan kebaikan selain kebaikan itu pula”
(Ar-Rohman:60)
خیركم من تعلم القراءن وعلمھ في البیان
“Sebaik-baik kalian yaitu orang yang belajar Al-qur’an
dan mengajarkannya”.
(HR.Bukhori)
viii
PERSEMBAHAN
Skripsi ini saya persembahkan untuk:
Kedua orang tuaku Bapak Samsul Hadi dan Ibu Maesaroh, yang telahmendidikku dengan penuh kesabaran dan keikhlasan.
Seluruh keluarga besar yang aku sayangi, yang telah memberikan kasih sayangdan motivasi dalam segala hal.
Bapak Drs. A. Bahruddin,M. Ag. selaku dosen pembimbing yang dengan sabarmembimbing dan mengarahkan saya, terimakasih telah membantu saya dalammenyelesaikan skripsi ini.
Seluruh dosenku yang telah memberikan bimbingan dan berbagai macam ilmupengetahuan telah aku dapatkan disini, semoga ilmu ini bermanfaat bagiku danmasyarakat.
Kyai Basith, Bapak Munajat, Kyai Dzunaidi, Kyai Sonwasi Ridwan, UstadzMuhyi yang telah memberikanku petuah dan nasihat serta bekal ilmu yangbermanfaat di dunia dan akhirat . hingga mampu memberikan keteduhan dankedamaian jiwa serta mengajarkanku apa arti hidup yang sebenarnya.
Keluarga besar MTs kaliangkrik beserta bapak ibu guru yang telah membantupenyelesaian skripsi ini.
Sahabat-sahabat yang telah menorehkan cerita dalam hidupku.
Keluarga besar ponpes Salafiyah dan sahabat santri yang menjadi teman hidupdi pesantren, Khuzaimah, Irina, Muslikhatun, Nuril, Erni, Annilta, Laela,Fatimah, Nida, Nikmah, Titik, Risa, Roisa, Salamah, Retna, Isti, Nayla, Ema,Winarsih atas sepanggal canda tawa, serta telah mengajarkanku tentangindahnya kebersamaan dalam keberagaman.
Keluarga besar PMII Komisariat Joko Tingkir Salatiga, Forum KomunikasiMahasiswa Magelang, Dewan Mahasiswa, dan Lembaga Pers MahasiswaDinamika yang telah mengajarkanku segala hal dalam hidup tentang indahnyakebersamaan dan paseduluran.
Semua teman-teman PAI E Senasib seperjuangan dan teman-teman angkatan2011 yang telah memberikan warna kehidupan dalam belajar di kampus.
ix
KATA PENGANTAR
Syukur alhamdulillah kehadirat Allah SWT atas berkat rahmat,
taufiq serta hidayah Nya sehingga penulis memeperoleh kekuatan untuk
melaksanakan tugas skripsi ini.
Shalawat dan salam semoga terlimpahkan pada junjungan kita
Nabi Muhammad SAW yang telah menyinari dunia ini dan menunjukkan
kepada kita jalan yang benar serta agama yang diridhai Allah SWT.
Sehubungan dengan tugas dan tanggung jawab serta kewajiban
penulis dalam rangka melengkapi syarat-syarat guna memperoleh gelar
sarjana pada Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga Jurusan
Tarbiyah (PAI), maka penulis membuat karya ilmiah yang berbentuk
skripsi dengan judul Sikap Siswa Terhadap Kegiatan Ekstrakurikuler
Keagamaan Dengan Prestasi Belajar PAI Siswa Madrasah Tsanawiyah
Negeri Kaliangkrik Kab.Magelang Tahun Ajaran 2014/2015.
Akhirnya dengan selesainya penulisan skripsi ini, penulis ingin
mengucapkan terima kasih yang tak terhingga, serta penghargaan yang
setinggi- tingginya kepada yang terhormat :
1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd., selaku Rektor Institut Agama
Islam Negeri (IAIN) Salatiga.
2. Bapak Suwardi, M. Pd., selaku Ketua Dekan Takultas Tarbiyah dan
Ilmu Keguruan IAIN Salatiga.
3. Ibu Siti Rukhayati, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama
Islam IAIN Salatiga.
4. Bapak Drs. A. Bahruddin, M.Ag., selaku pembimbing yang telah
banyak meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, petunjuk
serta sarannya sampai terwujudnya skripsi ini.
5. Kedua orang tua dan keluarga besar atas bimbingan, dorongan dan
motivasi yang telah diberikan kepada penulis.
x
6. Bapak dan Ibu dosen Institut Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga
yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan kepada penulis.
7. Bapak Basith, Kyai Dzunaidi, Bapak Munajat Ph. D., selaku Pengasuh
Pondok Pesantren Salafiyah yang senantiasa memberikan penyegaran
rohani kepada penulis.
8. Seluruh teman-teman dan semua pihak yang tidak dapat penulis sebut
satu persatu yang telah membantu penulis baik yang berupa moral
maupun materiil.
Tiada balasan yang dapat penulis berikan kecuali doa kepada Allah
SWT. Semoga amal sholeh Bapak, ibu, teman-teman dan semua pihak
dapat diterima Allah SWT, dan mendapatkan balasan yang mulia di sisi
Nya. Amin.
Penulis berkeyakinan, bahwa para pembaca yang budiman tentu
akan mengadakan evaluasi- evaluasi dan kritikan seperlunya. Di mana
penulis sendiri berkeyakinan dan menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini
jauh dari kesempurnaan.
Akan tetapi, penulis berharap tulisan ini dapat menjadi sumbangsih
yang sangat berguna, walaupun sangat sederhana, dan akhirnya penulis
memanjatkan doa kepada Allah SWT, semoga amal hamba ini menjadi
amal shalih yang berguna dan bermanfaat bagi agama, nusa, dan bangsa.
Amin
Salatiga, Agustus 2015
Penulis
Faizatul Anisah
xi
ABSTRAK
Anisa, Faizatul. 2015. Korelasi Sikap Siswa Terhadap Kegiatan EkstrakurikulerKeagamaan Dengan Prestasi Belajar PAI Siswa Mts Negeri KaliangkrikKab. Magelang Tahun Ajaran 2014/2015. SKRIPSI, IAIN Salatiga.
Dosen Pembimbing : Drs. A Bahruddin, M. Ag.
Kata Kunci : Sikap siswa, prestasi belajar PAI siswa.
Kegiatan ekstrakurikuler adalah wahana pengembangan pribadi siswamelalui berbagai aktivitas, baik yang terkait langsung maupun tidak langsungdengan materi kurikulum, sebagai bagian tak terpisahkan dari tujuankelembagaan. Di samping itu, kegiatan ekstrakurikuler merupakan kegiatan yangdiberikan secara intrakurikuler, dan tidak hanya sebagai pelengkap suatu proseskegiatan belajar mengajar, tetapi juga sebagai sarana agar siswa memiliki nilaiplus, selain pelajaran akademis yang bermanfaat bagi kehidupan bermasyarakat.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui sikap siswa terhadap kegiatanekstrakurikuler keagamaan di MTs Negeri Kaliangkrik Kab. Magelang tahunajaran 2014/2015. Rumusan maslah penelitian ini adalah (1) Bagaimana sikapsiswa terhadap kegiatan ekstrakurikuler keagamaan di MTs Negeri KaliangkrikKab. Magelang tahun ajaran 2014/2015? (2) Bagaimana prestasi belajar PAI siswaMTs Negeri Kaliangkrik Kab. Magelang tahun ajaran 2014/2015? (3) Adakahkorelasi antara sikap siswa terhadap kegiatan ekstrakurikuler keagamaan denganprestasi belajar PAI siswa di MTs Negeri Kaliangkrik Kab. Magelang tahunajaran 2014/2015?
Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif, dengan respondensebanyak 40 orang dengan teknik sampel penuh yaitu semua responden dijadikansebagai sampel. Sedangkan pengumpulan data yang dilakukan denganmenggunakan angket dan dokumentasi prestasi belajar diambil dari nilai raporsiswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler keagamaan.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1) Sikap siswa terhadap kegiatanekstrakurikuler keagamaan di MTs Negeri Kaliangkrik Kab. Magelang yangsangat setuju sebanyak 25 siswa atau 62,5%, setuju sebanyak 15 siswa atau37,5%, tidak ada siswa yang kurang setuju dan tidak setuju. (2) Prestasi belajarPAI siswa MTs Negeri Kaliangkrik Kab. Magelang yang tergolong sangat tinggisebanyak 13 siswa atau 32,5%, tergolong tinggi sebanyak 12 siswa atau 30%,tergolong sedang sebanyak 14 siswa atau 35%, dan tergolong rendah sebanyak 1siswa atau 2,5%. (3) Korelasi sikap siswa terhadap kegiatan ekstrakurikulerkeagamaan terhadap Prestasi belajar PAI siswa MTs Negeri Kaliangkrik Kab.Magelang dihitung dengan rumus korelasi product moment, dengan hasilrxy+=0,442, nilai t tabel 5% =0,312 dan nilai t tabel 1% = 0,403. Berdasarkanhal tersebut, dapat dijelaskan bahwa t hitung > t tabel baik pada taraf signifikansi1% maupun 5% yang besarnya (0,442≥ 0,403≥ 0,312). Dengan demikian,hipotesis yang diteliti diterima, yaitu ada korelasi antara sikap siswa terhadapkegiatan ekstrakurikuler keagamaan di MTs Negeri Kaliangkrik Kab. MagelangTahun Ajaran 2014/2015.
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL................................................................................. i
HALAMAN BERLOGO .............................................................................. ii
HALAMAN JUDUL .............................................................................. ........ iii
PERSETUJUAN PEMBIMBING................................................................. iv
LEMBAR PENGESAHAN NASKAH SKRIPSI .......................................... v
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ..................................................... vi
MOTTO ....................................................................................................... vii
PERSEMBAHAN ........................................................................................ viii
KATA PENGANTAR .................................................................................. ix
ABSTRAK .................................................................................................. x
DAFTAR ISI ................................................................................................ xi
DAFTAR TABEL ........................................................................................... xv
DAFTAR BAGAN ......................................................................................... xvi
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xvii
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .............................................................. 6
C. Tujuan Penelitian ............................................................... 7
D. Hipotesis Penelitian............................................................. 7
E. Kegunaan Penelitian ........................................................... 8
F. Definisi Operasional............................................................ 9
xiii
G. Metode Penelitian................................................................ 13
H. Sistematika Penulisan Skripsi ............................................... 20
BAB II : KAJIAN PUSTAKA
A. Kegiatan Ekstrakurikuler Keagamaan.................................. 22
1. Pengertian Kegiatan Ekstrakurikuler Keagamaan............. 22
2. Tujuan Kegiatan Ekstrakurikuler Keagamaan .................. 23
3. Jenis Kegiatan Ekstrakurikuler Keagamaan ..................... 25
4. Motivasi Siswa Terhadap Kegiatan Ekstrakurikuler
Keagamaan ...................................................................... 28
5. Pelaksanaan Kegiatan Ekstrakurikuler Keagamaan ............ 32
6. Hubungan Kegiatan Ekstrakurikuler Keagamaan dengan
Motif Siswa ..................................................................... 34
B. Pendidikan Agama Islam (PAI) ........................................... 36
1. Pengertian Pendidikan Agama Islam................................ 36
2. Dasar-dasar Pelaksanaan Pendidikan Agama Islam.......... 38
3. Fungsi Pendidikan Agama Islam...................................... 40
4. Tujuan Pendidikan Agama Islam ..................................... 42
5. Pentingnya Pendidikan Agama Islam bagi Peserta Didik . 46
C. Prestasi Belajar
1. Pengertian Prestasi Belajar ................................................ 48
2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar .......... 52
3. Manifestasi Hasil Belajar .................................................. 54
xiv
D. Korelasi Keaktifan Mengikuti Kegiatan Ekstrakurikuler
Keagamaan dengan Prestasi Belajar PAI .............................. 56
BAB III : LAPORAN HASIL PENELITIAN PENELITIAN
A. Letak Geografis................................................................... 60
B. Sejarah Perkembangan MTs Negeri Kaliangkrik Kab.
Magelang ............................................................................ 61
C. Identitas Sekolah................................................................. 64
D. Struktur Organisasi.............................................................. 66
E. Keadaan Guru, Karyawan dan Siswa................................... 72
F. Keadaan Sarana dan Prasarana ............................................ 80
G. Gambaran Umum Kegiatan Ekstrakurikuler Keagamaan..... 84
BAB IV : ANALISIS DATA
A. Analisis Pendahuluan .......................................................... 88
B. Analisis Lanjutan ................................................................ 102
C. Pembahasan Hasil Penelitian............................................... 107
BAB V : PENUTUP
A. Kesimpulan ........................................................................ 110
B. Saran................................................................................... 112
C. Penutup ................................................................................. 113
LAMPIRAN - LAMPIRAN
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Daftar Keadaan Guru dan Karyawan .................................................... 73
Tabel 2. Daftar Nama Wali Kelas ...................................................................... 76
Tabel 3. Daftar Keadaan Siswa .......................................................................... 77
Tabel 4. Daftar Pengampu Kegiatan................................................................... 79
Tabel 5. Keadaan Sarana dan Prasarana yang Berkaitan dengan Bangunan dan
Ruang di MTs Negeri Kaliangkrik Kab. Magelang............................... 80
Tabel 6. Keadaan Sarana Furniture di MTs Negeri Kaliangkrik Kab. Magelang. 81
Tabel 7. Keadaan Sarana Administrasi, Laboratorium Bahasa dan Labora- torium
Komputer di MTs Negeri Kaliangkrik Kab. Magelang ......................... 82
Tabel 8. Keadaan Sarana Olah Raga di MTs Negeri Kaliangkrik Kab. Magelang83
Tabel 9. Daftar Siswa yang Mengikuti Kegiatan Ekstrakurikuler Keagamaan .... 85
Tabel 10. Distribusi Frekuensi Skor Data Variabel X......................................... 89
Tabel 11. Interval Keaktifan Siswa .................................................................... 91
Tabel 12. Interval Prosentase Keaktifan Siswa................................................... 92
Tabel 13. Nilai Nominasi Keaktifan mengikuti Kegiatan Ekstrakurikuler
Keagamaan ......................................................................................... 93
Tabel 14. Prestasi Belajar PAI Siswa ................................................................. 96
Tabel 15. Interval Prestasi Belajar PAI Siswa .................................................... 98
Tabel 16. Interval dan Prosentase Prestasi Belajar PAI Siswa ............................ 99
Tabel 17. Nilai Nominasi Prestasi Belajar PAI Siswa....................................... 100
Tabel 18. Tabel Product Moment..................................................................... 103
xvi
DAFTAR BAGAN
Bagan 1 Struktur Organisasi MTs Negeri Kaliangkrik Kab. Magelang ......... 67
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
1. Daftar Pustaka
2. Daftar Riwayat Hidup
3. Angket
4. Surat permohonan ijin penelitian
5. Surat keterangan melakukan penelitian
6. Lembar konsultasi pembimbing
7. Tabel Product Moment
8. Daftar nilai SKK
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam Undang - undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 1 ayat 1 menyebutkan
bahwa : Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,
serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan
negara (Sadulloh, 2010:5)
Perhatian masyarakat terhadap masalah pendidikan tidak pernah
surut. Masalah mutu pendidikan merupakan perhatian umum. Namun,
pada saat sedang membicarakan tentang mutu pendidikan tidak kelihatan
dengan jelas pengertian yang sebenarnya. Yang merisaukan dari mutu
pendidikan karena mengetahui keterbatasan pengetahuan anak tentang
suatu bidang pelajaran, karena melihat kemampuan menulis dan membaca
siswa, karena melihat rendahnya disiplin sosial generasi muda, karena
kekhawatiran akan sukarnya lahir pemimpin yang bermutu atau karena
rendahnya daya serap pelajar yang tergambar dari hasil ujian (Soedijarto,
1993: 1).
2
Menurut Henderson, seperti yang dikutip oleh Sadulloh, 2010: 5
pendidikan merupakan suatu proses pertumbuhan dan perkembangan,
sebagai hasil interaksi individu dengan lingkungan sosial dan lingkungan
fisik, berlangsung sepanjang hayat sejak manusia lahir. Warisan sosial
merupakan bagian dari lingkungan masyarakat, merupakan alat bagi
manusia untuk pengembangan manusia yang terbaik dan inteligen, untuk
meningkatkan kesejahteraan hidupnya.
Problematika dunia pendidikan merupakan salah satu hal yang
sangat penting yang dalam kehidupan, hal tersebut dibuktikan dengan
pentingnya pendidkan dalam keluarga, masyarakat, bangsa dan negara.
Begitu halnya Pendidikan Agama Islam yang menduduki posisi penting
dalam suatu lembaga pendidikan.
Menurut Ibnu Hajar yang dikutip oleh Chabib Thoha, dkk. 1999: 4,
mendefinisikan PAI adalah sebutan yang diberikan pada salah satu subyek
mata pelajaran yang harus dipelajari oleh siswa muslim dalam
menyelesaikan pendidikannya dalam tingkatan tertentu.
Dari pengertian di atas dapat dipahami bahwa tujuan Pendidikan
Agama Islam adalah untuk meningkatkan pemahaman tentang ajaran
Islam, keterampilan mempraktekkannya, dan meningkatkan pengamalan
ajaran Islam itu dalam kehidupan sehari-hari. Jadi secara ringkas dapat
dikatakan bahwa tujuan utama Pendidikan Agama Islam adalah
keberagamaan, yaitu menjadi seorang muslim dengan intensitas
3
keberagamaan yang penuh kesungguhan dan didasari oleh keimanan yang
kuat.
Upaya untuk mewujudkan sosok manusia seperti yang tertuang
dalam definisi pendidikan di atas tidaklah terwujud secara tiba-tiba. Upaya
itu harus melalui proses pendidikan dan kehidupan, khususnya pendidikan
agama dan kehidupan beragama. Proses itu berlangsung seumur hidup, di
lingkungan keluarga, sekolah dan lingkungan masyarakat.
Bahwasanya pendidikan tidak hanya berorientasi pada aspek
kognitif saja, tetapi juga berorientasi pada cara anak didik belajar dari
pengalaman, lingkungan dan kehebatan orang lain sehingga mereka dapat
mengembangkan sikap kreatif dan daya imajinasinya. Tugas utama
sekolah tidak semata-mata menjadikan siswa pintar dan terampil, tetapi
juga harus mampu menumbuhkembangkannya menjadi pribadi yang sehat
jasmani dan rohani, sadar dan bertanggung jawab akan keberadaan dirinya,
baik sebagai pribadi makhluk Tuhan, maupun sebagai makluk sosial yang
merupakan bagian tak terpisahkan dari lingkungannya (Sopiatin, 2010:
99).
Dengan pandangan seperti itu, guru berusaha memperlihatkan
kepada para siswa bahwasanya implementasi dari Pendidikan Agama
Islam dapat dijalankan dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga para siswa
dapat meningkatkan kesadaran dalam kehidupan beragama. Untuk
merealisasikan tujuan tersebut, sekolah mempunyai alternatif-alternatif
yang dilakukan, yaitu kegiatan intra dan ekstrakurikuler. Diharapkan
4
keduanya dapat dijadikan tolak ukur agar dapat seimbang dan saling
mendukung, sehingga antara keduanya dapat dikolaborasikan dengan baik.
Namun, fakta di lapangan menunjukkan bahwa tidak semua siswa
melaksanakan keduanya dengan baik. Ada siswa yang suka dalam
kegiatan intra sekolah, mendapatkan nilai tinggi dan peringkat, tetapi
siswa tersebut tidak aktif dalam kegiatan ekstrkurikuler sekolah. Tapi
sebaliknya, ada siswa yang mempunyai prestasi tinggi dengan mengikuti
kegiatan ekstrakurikuler, menjadi wakil sekolah dalam ajang perlombaan
dan tak jarang mendapatkan juara, namun anak tersebut dalam kegiatan
intra sekolah dan pelajarannya kurang.
Melihat realita tersebut, maka harus adanya keseimbangan antara
kegiatan intra dan ekstrakurikuler, agar siswa dapat mengkolaborasikan
keduanya dengan baik. Menjadi siswa berprestasi di kelas juga
mendapatkan juara dalam kegiatan ekstrakurikuler. Dengan terpenuhinya
sarana dan prasarana yang ada di sekolah tersebut, maka siswa akan
semakin aktif dalam mengikuti kegiatan ekstrakurikuler dan diharapkan
keluaran dari sekolah tersebut berkualitas dan unggul dalam setiap
prestasi. Karena dengan mengikuti kegiatan ekstrakurikuler tersebut, siswa
dapat mendapatkan manfaat tidak hanya sekedar nilai yang baik dalam
pelajaran yang berhubungan dengan mata pelajaran yang bersangkutan,
dalam hal ini yaitu Pendidikan Agama Islam.
Kegiatan ekstrakurikuler adalah wahana pengembangan pribadi
peserta didik melalui berbagai aktivitas, baik yang terkait langsung
5
maupun tidak langsung dengan materi kurikulum, sebagai bagian tak
terpisahkan dari tujuan kelembagaan. Di samping itu, kegiatan
ekstrakurikuler merupakan kegiatan yang diberikan secara intrakurikuler,
dan tidak hanya sebagai pelengkap suatu proses kegiatan belajar mengajar,
tetapi juga sebagai sarana agar siswa memiliki nilai plus, selain pelajaran
akademis yang bermanfaat bagi kehidupan bermasyarakat. Dalam
praktiknya, pelajaran ekstrakurikuler sering kali menjadi ciri khas suatu
sekolah. Hal ini dikarenakan sering menyediakan jenis kegiatannya
disesuaikan dengan visi dan misi serta kondisi sekolah, terutama sekali
dengan sarana dan prasarana yang tersedia, dengan demikian setiap
sekolah akan mempunyai jenis kegiatan ekstrakurikuler yang berbeda.
Tujuan kegiatan ekstrakurikuler adalah menumbuhkembangkan
pribadi siswa yang sehat jasmani dan rohani, bertakwa kepada Tuhan
YME, memiliki kepedulian dan tanggung jawab terhadap lingkungan
sosial, budaya dan alam sekitarnya, serta menanamkan sikap sebagai
warga negara yang baik dan bertanggung jawab melalui berbagai positif di
bawah tanggung jawab sekolah. Pembimbing yang bersifat
ekstrakurikuler, antara lain diarahkan pada pembimbingan kecakapan
hidup, yang meliputi kecakapan individual, kecakapan sosial, kecakapan
vokasional, kecakapan intelektual, dan pembimbingan kepemudaan (Popi
Sopiatin, 2010: 99).
Dalam hal ini, penulis terfokus dalam kegiatan ekstrakurikuler
keagamaan. Karena kegiatan tersebut menjadi salah satu ciri khas dari
6
sekolah yang akan penulis teliti, yaitu MTs Negeri Kaliangkrik Kabupaten
Magelang.
Berdasarkan latar belakang di atas, penulis berusaha memunculkan
fakta penelitian bahwa bagaimanakah sikap siswa yang mengikuti kegiatan
ekstrakurikuler keagamaan dengan prestasi siswa. Melihat hal tersebut,
penulis akan melakukan penelitian tentang perbandingan antara sikap
siswa kegiatan ekstrakurikuler keagamaan denganprestasi belajar
Pendidikan Agama Islam siswa tersebut. Penulis rumuskan dalam judul
penelitian: “Korelasi Sikap Siswa Terhadap Kegiatan Ekstrakurikuler
Keagamaan dengan Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam (PAI)
Siswa di MTs Negeri Kaliangkrik Magelang Tahun Pelajaran
2014/2015”
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana sikap siswa terhadap kegiatan ekstrakurikuler keagamaan
siswa MTs Negeri Kaliangkrik tahun 2014/2015?
2. Bagaimana prestasi belajar Pendidikan Agama Islam siswa MTs
Negeri Kaliangkrik tahun 2014/2015?
3. Adakah korelasi antara sikap siswa terhadap kegiatan ekstrakurikuler
keagamaan dengan prestasi belajar Pendidikan Agama Islam siswa
MTs Negeri Kaliangkrik tahun 2014/2015?
C. Tujuan Penelitian
7
Dalam penelitian ini ada beberapa tujuan yang akan dicapai yaitu:
1. Untuk mengetahui sikap siswa terhadap kegiatan ekstrakurikuler
keagamaan siswa MTs Negeri Kaliangkrik tahun 2014/2015.
2. Untuk mengetahui prestasi belajar Pendidikan Agama Islam siswa
MTs Negeri Kaliangkrik tahun 2014/2015.
3. Untuk mengetahui korelasi antara sikap siswa terhadap kegiatan
ekstrakurikuler keagamaan dengan prestasi belajar Pendidikan Agama
Islam siswa MTs Negeri Kaliangkrik tahun 2014/2015.
D. Hipotesis Penelitian
Hipotesis berasal dari kata hipo dan tesis. Hipo artinya bawah dan
tesis artinya jawaban. Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap
masalah penelitian dan sudah pasti jawaban tersebut belum tentu benar dan
perlu dibuktikan atau diuji kebenarannya (Hadeli, 1985: 47). Menurut
Sumardi Suryabrata hipotesis adalah jawaban sementara terhadap masalah
penelitian yang kebenarannya masih perlu diuji terus secara empiris
(Suryabrata, 1995: 69).
Dengan demikian hipotesis adalah dugaan yang mungkin benar,
atau mungkin salah, maka akan ditolak jika salah dan diterima jika fakta-
faktanya membenarkan. Hal ini tergantung dari hasil yang diperoleh dari
penyelidikan (Hadi, 1983, 63)
Relevan dengan judul penelitian tersebut, maka penulis
mengajukan rumusan hipotesis sebagai berikut: Ada korelasi antara sikap
8
siswa terhadap kegiatan ekstrakurikuler keagamaan dengan prestasi belajar
Pendidikan Agama MTs Negeri Kaliangkrik Magelang tahun pelajaran
2014/2015.
E. Kegunaan Penelitian
Penulis mengharapkan bahwa hasil penelitian bermanfaat baik secara
teoritis maupun secara praktis.
1. Manfaat Teoritis
Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi,
wawasan bagi pengembangan pendidikan pada umumnya, dan dapat
memperkaya khasanah pendidikan agama Islam (tarbiyah) pada
khususnya, yang diperoleh dari hasil penelitian.
Selain itu, penelitian ini diharapkan mampu memberikan gambaran
tentang kegiatan ekstrakurikuler keagamaan dan korelasinya dengan
prestasi belajar Pendidikan Agama Islam siswa.
2. Manfaat Praktis
a. IAIN Salatiga
Memberikan sumbangan pemikiran agar lebih meningkatkan
prestasi belajar yang baik pada mata pelajaran Pendidikan Agama
Islam. Serta menambah khasanah pengetahuan, baik di tingkat
jurusan, fakultas maupun institut.
b. Mahasiswa
9
Adanya prestasi yang meningkat sebagai generasi penerus
khususnya bagi calon guru yang diharapkan mampu
mengembangkan kegiatan ekstrakurikuler keagamaan yang
berkualitas.
c. Bagi Guru
Dengan adanya penelitian ini mampu memberikan sumbangan dan
pemahaman bagi para guru dan sebagi motivator, khususnya dalam
kegiatan ekstrakurikuler keagamaan agar siswa lebih aktif dan
meningkatkan prestasi belajar dalam bidang Pendidikan Agama
Islam.
d. Bagi Sekolah
Diharapkan dapat menjadi acuan dan wawasan baru khususnya
dalam bidang kegiatan ekstrakurikuler keagamaan dalam
meningkatkan prestasi siswa sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
F. Definisi Operasional
1. Korelasi Keaktifan Mengikuti Kegiatan Ekstrakurikuler Keagamaan
a. Korelasi
Kata “korelasi” berasal dari bahasa Inggris Coleration. Dalam
bahasa Indonesia sering diterjemahkan dengan “hubungan”, atau
“saling hubungan”, atau “hubungan timbal-balik” (Anas Sudijono,
2010: 179).
b. Sikap
10
Berikut beberapa definisi sikap:
1) Mental and neural state of readiness, organized through
experience, exerting a directive or dynamic influence upon the
individual’s response to all objects and situations to which is
related (Allport, dalam Roucek, 1951).
2) Attitude is a psychological tendency that is expressed by
evaluating a perticular entity with some degree of favor or
disvafor (Eagly & Chaiken, 1993).
3) Attitude is a favourable evaluative reaction to ward something
or someone, exhibited in one’s belief, feelings or intended
behavior (Myers, 1996).
4) An attitude is a disposition to respend favourably or
unfavourably to an object, person, institution or event (Arzen,
1988).
Berdasarkan definisi-definisi di atas, tampak bahwa meskipun
terdapat perbedaan, semuanya sependapat bahwa ciri khas dari
sikap adalah (1) mempunyai obyek tertentu (orang, perilaku,
konsep, situasi, benda, dan sebagainya), dan (2) mengandung
penilaian (suka-tidak suka; setuju-tidak setuju).
Warren (1931) dan juga Cantril (1931) merumuskan sikap
sebagai disposisi atau predisposisi untuk bereaksi; Baldwin (1905)
dan juga Allport (1975) merumuskan sebagai kesiapan; sedangkan
11
Allport menyebut sebagai berfungsinya disposisi (dalam Muhajir,
1992) (Sobur, Alex. 2010:355)
c. Kegiatan yaitu aktivitas, usaha. Pekerjaan yang dimaksud disini
adalah aktivitas atau kegiatan ekstrakurikuler keagamaan
(Singgih, 1992: 136).
d. Ekstrakurikuler keagamaan
Ekstrakurikuler adalah kegiatan yang dilakukan siswa
sekolah atau universitas, di luar jam belajar kurikulum standar.
Kegiatan-kegiatan ini ada pada setiap jenjang pendidikan
dari sekolah dasar sampai universitas. Kegiatan ekstrakurikuler
ditujukan agar siswa dapat mengembangkan kepribadian, bakat,
dan kemampuannya di berbagai bidang di luar bidang akademik.
Kegiatan ini diadakan secara swadaya dari pihak sekolah maupun
siswa-siswi itu sendiri untuk merintis kegiatan di luar
jam pelajaran sekolah.
http://id.wikipedia.org/wiki/Ekstrakurikuler.
Kegiatan ekstrakurikuler adalah wahana pengembangan pribadi
peserta didik melalui berbagai aktivitas, baik yang terkait langsung
maupun tidak langsung dengan materi kurikulum, sebagai bagian
tak terpisahkan dari tujuan kelembagaan (Sopiatin, 2010: 99).
Jadi, kegiatan ekstrakurikuler keagamaan adalah suatu
kegiatan atau aktifitas yang dilakukan oleh suatu lembaga formal
di luar jam pelajaran untuk mengembangkan kepribadian, bakat
12
dan kemampuan peserta didik di berbagai bidang di luar bidang
akademik, dalam hal ini yaitu bidang keagamaan yang menunjang
serta mendukung Pendidikan Agama Islam.
2. Prestasi Belajar
a. Prestasi adalah hasil yang telah dicapai seseorang karena telah
melaksanakan suatu tugas atau tes.
b. Belajar adalah perubahan tingkah laku seseorang yang disebabkan
karena adanya pemeblajaran yang telah dilakukan.
Jadi, prestasi belajar adalah hasil yang telah dicapai
sesorang setelah melakukan suatu pembelajaran yang ditunjukkan
dengan hasil tugas, tes atau prestasi tertentu dari apa yang telah
dipelajari.
3. Pendidikan Agama Islam (PAI)
Pendidikan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah proses
pengubahan sikap, dan tata laku seseorang, atau kelompok orang,
dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan
pelatihan; proses, cara, perbuatan mendidik.
Menurut Ibnu Hajar yang dikutip oleh Chabib Thoha, dkk.,
mendefinisikan PAI adalah sebutan yang diberikan pada salah satu
subyek mata pelajaran yang harus dipelajari oleh siswa muslim dalam
menyelesaikan pendidikannya dalam tingkatan tertentu (Chabib Toha,
1999: 4).
13
Pendidikan agama Islam adalah upaya sadar dan terencana dalam
menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati,
hingga mengimani, bertakwa, dan berakhlak mulia dalam
mengamalkan ajaran agama Islam dari sumber utamanya kitab suci
Al-Quran dan Al-Hadis, melalui kegiatan bimbingan, pengajaran,
latihan serta penggunaan pengalaman (Abdul Majid, 2012: 11).
G. Metode Penelitian
Untuk mempermudah penelitian dalam pengumpulan data dan
menganalisis data, maka penulis menggunakan metode dan pendekatan
kuantitatif, sebagai berikut:
1. Pendekatan dan Rancangan Penelitian
Pendekatan penelitian adalah cara pandang dan pilihan peneliti
dalam memahami subyek dan substansi/obyek penelitian. Penelitian
ini menggunakan metode kuantitatif dimaksudkan untuk mengetahui
data responden secara langsung di lapangan, yakni suatu penelitian
yang bertujuan mengenai studi yang mendalam mengenai suatu unit
sosial sedemikian rupa sehingga menghasilkan gambaran yang
terorganisir yang baik mengenai unit sosial tersebut (Azwar, 1999: 8).
Yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif.
Pendekatan ini dimaksudkan untuk mengidentifikasi korelasi
keaktifan mengikuti kegiatan ekstrakurikuler keagamaan dengan
prestasi belajar Pendidikan Agama Islam siswa MTs Negeri
14
Kaliangkrik, sehingga data yang diambilpun bersifat hasil atau produk
(Pohan, 2007: 98)
2. Lokasi dan Waktu Penelitian
a. Lokasi Penelitian
Tempat penelitian MTs Negeri Kaliangkrik Magelang tahun 2015.
Pertimbangan pemilihan lokasi penelitian diantaranya sebagai
berikut:
1) Letaknya strategis.
2) Mudah dijangkau oleh alat transportasi, baik transportasi
umum maupun pribadi.
3) Terdapat kegiatan ekstrakurikuler keagamaan yang akan
diteliti, yaitu MTQ dan rebana.
b. Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada tanggal 21 Agustus 2015-selesai.
3. Populasi dan Sampel
a. Populasi
Populasi adalah keseluruhan obyek penelitian baik terdiri dari
benda yang nyata, abstrak, peristiwa ataupun gejala yang
merupakan sumber data dan memiliki karakter tertentu dan sama
(Sukandarrumidi, 2004: 47).
Adapun yang menjadi populasi penelitian ini adalah siswa
MTs Negeri Kaliangkrik Kab. Magelang yang mengikuti kegiatan
ekstrakurikuler keagamaan, yaitu sebanyak 40 siswa.
15
b. Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi yang memiliki sifat-sifat yang
sama dari obyek ytang merupakan sumber data (Sukandarrumidi,
2004: 50).
Sampel dalam hal ini yaitu siswa yang mengikuti kegiatan
ekstrakurikuler keagamaan di MTs Negeri Kaliangkrik Kab.
Magelang, yaitu sebanyak 40 siswa. Teknik sampling yang
diambil yaitu sampel penuh, karena populasi kurang dari 100,
maka seluruh populasi dijadikan sampel, yaitu berjumlah 40 siswa.
Sampel penuh adalah teknik penentuan sampel bila semua
anggota populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini sering
dilakukan bila jumlah populasi relatif kecil, kurang dari 30 orang,
atau penelitian yang ingin membuat generalisasi dengan kesalahan
yang sangat kecil. Istilah lain sampel penuh adalah sensus, dimana
semua anggota populasi dijadikan sampel (Sugiyono, 2013;85)
4. Teknik Pengumpulan Data
a. Angket
Angket atau kuesioner merupakan pengumpulan data yang
dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau
penyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono,
2013: 142).
Dalam teknik metode angket ini peneliti gunakan untuk
mengumpulkan informasi/data dari responden mengenai sikap
16
siswa terhadap kegiatan ekstrakurikuler keagamaan dengan
prestasi belajar PAI siswa MTs Negeri Kaliangkrik Kab.
Magelang. Dalam hal ini, peneliti membuat angket dan
menyebarkannya sebanyak sampel siswa yang mengikuti kegiatan
ekstrakurikuler keagamaan di MTs Negeri Kaliangkrik Kab.
Magelang.
b. Dokumentasi
Metode ini digunakan untuk mendapat dan menyimpan
informasi penelitian seperti: profil sekolah, sejarah, visi misi
sekolah, keadaan guru dan siswa, dan sejumlah informasi lain
yang menunjang penelitian ini. Dalam penelitian ini digunakan
untuk mendapatkan data mengenai hasil belajar siswa (nilai rapor).
c. Observasi
Peneliti melakukan observasi ke lokasi penelitian di MTs
Negeri Kaliangkrik Kab. Magelang untuk mengetahui secara
langsung keadaan sekolah, aktifitas kegiatan ekstrakurikuler
keagamaan yang ada, dan prestasi belajar yang telah dicapai. Hal
ini dapat berguna untuk penulis sebagai acuan dasar penelitian
yang akan diteliti.
Dalam observasi ini, salah satu data yang ingin diambil
peneliti adalah data tentang prestasi belajar siswa yang merupakan
variabel penelitian. Adapun prestasi belajar yang dimaksud adalah
17
nilai rapor siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler
keagamaan.
5. Instrumen Penelitian
Data yang diperoleh peneliti melalui angket dianalisa dalam
bentuk angka, yaitu dalam bentuk kuantitatif. Langkah yang
diambil untuk mengubah data dari kualitatif menjadi kuantitatif
adalah dengan memberi nilai pada setiap item jawaban pada
pertanyaan angket untuk responden dengan menggunakan skala
likert.
Jawaban dari setiap item soal diberi skor sebagai berikut:
• Untuk alternatif jawaban (Sangat Setuju) “SS” diberi skor 4.
• Untuk alternatif jawaban (Setuju) “S” diberi skor 3.
• Untuk alternatif jawaban (Kurang Setuju) “KS” diberi skor 2.
• Untuk alternatif jawaban (Tidak Setuju) “TS” diberi skor 1.
Penskoran di atas digunakan untuk pertanyaan yang positif,
sedangkan untuk pertanyaan yang negatif maka digunakan penskoran
sebaliknya.
6. Analisis Data
Dalam menganalisis data, peneliti menggunakan metode analisis
kuantitatif yaitu untuk mengetahui adakah korelasi keaktifan
18
mengikuti kegiatan ekstrakurikuler keagamaan dengan prestasi belajar
PAI siswa MTs Negeri Kaliangkrik Kab. Magelang.
a. Analisis Uji Hipotesis
Tujuan analisis adalah menyederhanakan ke dalam bentuk yang
lebih mudah dibaca dan diinterpretasi sehingga peneliti
menggunakan rumus product moment.
∑ (∑ )(∑ )∑ (∑ ) .∑ (∑ )
Keterangan:
Rxy : Koefisien korelasi antara x dan y
X :Jumlah variabel keaktifan mengikuti kegiatan
ekstrakurikuler keagamaan
Y : Jumlah variabel prestasi PAI siswa
X2 : Kuadrat dari variabel x
Y2 : Kuadrat dari variabel y
XY : Produk dari variabel x dan y
N : Jumlah individu yang diteliti
Setelah diperoleh product moment selanjutnya adalah
mengkonsultasikan dk dengan tabel nilai “t”, baik pada taraf
signifikan 5% maupun 1%.
Dengan kaidah pengujian (Sugiyono 185:2013) :
19
Jika t hitung ≥ t tabel, maka hipotesis diterima, artinya signifikan
dan t hitung ≤ t tabel, maka hipotesis ditolak, artinya tidak
signifikan.
Dari indikator sikap, Peneliti mengambil variabel yaitu:
1. Kegiatan ekstrakurikuler menarik bagi saya.
2. Pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler keagamaan tidak
membosankan.
3. Saya semangat dalam mengikuti kegiatan ekstrakurikuler
keagamaan.
4. Saya memahami materi dari kegiatan ekstrakurikuler
keagamaan.
5. Pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler keagamaan sangat
menyenangkan.
6. Kegiatan ekstrakurikuler keagamaan dapat menambah
pengetahuan tentang keagamaan saya.
7. Kegiatan ekstrakurikuler keagamaan berguna bagi saya.
8. Kegiatan ekstrakurikuler keagamaan mampu menunjang nilai
Pendidikan Agama Islam (PAI) saya.
9. Kegiatan ekstrakurikuler keagamaan tidak sulit untuk
dilaksanakan.
10. Dengan mengikuti kegiatan ekstrakurikuler keagamaan, saya
dapat menerapkan di kehidupan sehari-hari.
20
Sedangkan dari indikator prestasi, variabel yang diambil
yaitu menggunakan nilai rapor siswa yang mengikuti kegiatan
ekstrakurikuler keagamaan.
H. Sistematika Penulisan Skripsi
BAB I : Pendahuluan
Meliputi latar belakang masalah penegasan istilah, rumusan
masalah, tujuan penelitian, hipotesis, metode penelitian dan
sistematika penulisan skripsi.
BAB II : Landasan Teori
Meliputi teori-teori yang berhubungan dengan Korelasi
Keaktifan Mengikuti Kegiatan Ekstrakurikuler Keagamaan dan
Prestasi Belajar PAI.
A. Pengertian Kegiatan Ekstrakurikuler Keagamaan.
B. Pengertian Prestasi belajar.
C. Pengertian PAI (Pendidikan Agama Islam).
D. Korelasi Sikap Siswa Terhadap Kegiatan Ekstrakurikuler
Keagamaan dengan Prestasi belajar PAI.
BAB III : Laporan Hasil Penelitian
Gambaran umum tentang lokasi dan subyek penelitian, meliputi:
sejarah berdirinya, letak geografis, keadaan sarana dan
prasarana, struktur organisasi, keadaan guru, karyawan dan
siswa, serta hasil penelitian.
21
Penyajian meliputi: data responden, jawaban angket kegiatan
kegiatan ekstrakurikuler keagamaan dan jawaban nilai
Pendidikan Agama Islam (PAI).
BAB IV : Analisis Data
Analisis data keaktifan mengikuti kegiatan ekstrakurikuler
keagamaan dengan prestasi belajar Pendidikan Agama Islam
(PAI) siswa yang disertai tabel-tabel dan penyajian hipotesis.
BAB V : Penutup
Mengakhiri penulisan skripsi, pada BAB V akan diuraikan
kesimpulan akhir hasil penelitian, saran-saran dan kata penutup.
22
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kegiatan Ekstrakurikuler Keagamaan
1. Pengertian Kegiatan Ekstrakurikuler Keagamaan
Tugas utama sekolah tidak semata-mata menjadikan siswa pintar
dan terampil, tetapi juga harus mampu menumbuhkembangkannya
menjadi pribadi yang sehat jasmani dan rohani, yang sadar dan
bertanggung jawab akan keberadaan dirinya, baik sebagai pribadi dan
makhluk Tuhan, maupun sebagai makhluk sosial yang merupakan
bagian tak terpisahkan dari lingkungannya (Sopiatin, 2010: 99).
Secara umum, kegiatan ekstrakurikuler di sekolah merupakan
kegiatan yang bernilai tambah yang diberikan sebagai pendamping
pelajaran yang diberikan secara intrakurikuler. Kegiatan
ekstrakurikuler sangat besar manfaatnya bagi siswa dan guru dimana
hal tersebut sebagai wujud manifestasi sarana penting dalam
menunjang dan menopang tercapainya misi pembangunan yang
dilakukan diluar jadwal akademis sekolah.
Kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan tambahan di luar struktur
program dilaksanakan di luar jam pelajaran biasa agar memperkaya
dan memperluas wawasan pengetahuan dan kemampuan siswa, selain
23
itu juga untuk menyalurkan bakat dan minat yang dimiliki melalui
kegiatan ekstrakurikuler tersebut.
Jadi, kegiatan ekstrakurikuler keagamaan merupakan kegiatan
tambahan yang dilaksanakan diluar jam pelajaran yang berhubungan
dengan kegiatan keagamaan, seperti rebana dan MTQ. Sesuai dengan
kegiatan ekstrakurikuler keagamaan yang ada di madrasah yang
menjadi objek penelitian, yaitu MTs Negeri Kaliangkrik Kab.
Magelang. Adapun kegiatan yang diteliti yaitu kegiatan rebana dan
MTQ. Kegiatan ini dilakukan setiap satu minggu sekali, dengan tenaga
pembimbing diaimbil dari guru pelajaran. Agar siswa dapat
menyalurkan bakat dan minatnya dalam bidang tersebut, selain itu juga
untuk memperdalam pengatahuan siswa dalam bidang keagamaan.
2. Tujuan Kegiatan Ekstrakurikuler Keagamaan
Kegiatan ekstrakurikuler bertujuan memberi nilai plus bagi siswa
selain materi pelajaran seperti yang dimuat di kurikulum yang di
dapatkan pada proses kegiatan belajar mengajar intrakurikuler. Sebagai
pendamping, kegiatan ekstrakurikuler sendiri terdiri dari berbagai jenis
pelajaran inti seperti termuat dalam kurikulum.
Kegiatan ekstrakurikuler yang merupakan seperangkat
pengalaman belajar memiliki nilai-nilai manfaat bagi pembentukan
kepribadian siswa.
Adapun tujuan dari pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler disekolah
menurut Moh. Uzer Usman dan Lilis Setiawati adalah:
24
a. Kegiatan ekstrakurikuler harus dapat meningkatkan kemampuan
siswa beraspek kognitif, afektif, dan psikomotor.
b. Mengembangkan bakat dan minat siswa dalam upaya pembinaan
pribadi menuju pembinaan manusia seutuhnya yang positif.
c. Dapat mengetahui, mengenal serta membedakan antara hubungan
satu pelajaran dengan mata pelajaran lainnya (Usman, dkk: 22).
Kegiatan ekstrkurikuler pada intinya ditujukan untuk memberi
kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan dan
mengekspresikan dirinya sesuai dengan kebutuhan, bakat dan minat
peserta didik. Terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh
sekolah dalam merencanakan kegiatan ekstrakurikuler, antara lain
adalah sebagai berikut.
1) Materi kegiatan dapat memberikan manfaat bagi penguasaan materi
pelajaran bagi siswa.
2) Tidak terlalu membebani siswa.
3) Dapat memanfaatkan potensi lingkungan sekitar.
4) Tidak mengganggu tugas pokok siswa dan guru.
(Sopiatin, 2010: 101-102).
Faktor yang berpengaruh paling besar terhadap mutu proses belajar
mengajar adalah kompetensi guru, sehingga dapat dikatakan bahwa
kompetensi guru merupakan komponen yang paling menentukan yang
perlu mendapatkan perhatian pertama dan utama karena di tangan
gurulah, pelayanan proses belajar mengajar dapat berjalan dengan
25
efektif. Kegiatan ekstrakurikuler berpengaruh signifikan terbesar
setelah kompetensi guru. Dalam kegiatan ekstrakurikuler supaya dapat
terlaksana dengan baik, maka diperlukan guru/pembimbing yang
kompeten dan didukung oleh fasilitas. Fasilitas sekolah berpengaruh
signifikan terhadap mutu proses belajar mengajar. Hal ini dapat
dijelaskan bahwa walaupun fasilitas sekolah tersedia, jika
guru/pembimbing tidak kompeten dalam bidangnya, maka guru dalam
melayani kegiatan ekstrakurikuler tidak akan efektif sehingga
pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler tersebut akan terhambat. Dari
temuan tersebut, terdapat saling keterkaitan antara kompetensi guru,
fasilitas sekolah, dan kegiatan ekstrakurikuler terhadap mutu proses
belajar mengajar dalam upaya untuk memenuhi kepuasan siswa (
Sopiatin, 2010: 107-108).
3. Jenis Kegiatan Ekstrakurikuler Keagamaan
Sekolah sebagai lingkungan pendidikan formal sangat penting dan
strategis dalam pembinaan siswa, baik melalui proses belajar mengajar
maupun melalui kegiatan kokurikuler dan ekstrakurikuler. Dengan
memperhatikan kondisi sekolah dan masyarakat yang umumnya masih
dalam taraf perkembangan, maka upaya pembinaan kesiswaan perlu
diselenggarakan untuk menunjang perwujudan sekolah sebagai
Wawasan Wiyatamandala. Upaya untuk mewujudkan wawasan
Wiyatamandala antara lain dengan menciptakan sekolah sebagai
masyarakat belajar, pembinaan Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS),
26
kegiatan kurikuler, ko-kurikuler, dan ekstrakurikuler, serta
mencipatakan suatu kondisi untuk mengasah kemampuan dan
ketangguhan yakni memiliki tingkat keamanan, kebersihan, ketertiban,
keindahan, dan kekeluargaan yang mantap (Nunu Ahmad An-Nahidl,
dkk. 2010: 108).
Kegiatan ekstrakurikuler bersifat langsung dan tidak langsung
berhubungan dengan pelajaran di kelas. Kegiatan yang langsung
berhubungan dengan pelajaran yang disediakan oleh sekolah, antara
lain adalah olahraga (prestasi dan non prestasi), seni, bimbingan
belajar, karya ilmiah dan kegiatan keagamaan. Sedangkan kegiatan
yang tidak berhubungan dengan pelajaran di kelas adalah paskibra,
OSIS, pramuka dan PMR. Kegiatan ini dibimbing oleh pelatih atau
pembimbing yang berasal dari guru atau dari luar sekolah.
Kegiatan ekstrakurikuler yang tidak langsung berhubungan dengan
pelajaran di kelas berfungsi untuk penyesuaian diri dengan kehidupan,
integratif dan memberikan kesempatan untuk bekerja sama dalam
mencapai tujuan-tujuan bersama, sedangkan yang langsung
berhubungan dengan pelajaran di dalam kelas ditujukan untuk
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan siswa (Sopiatin, 2010:
100).
Menurut Suryobroto, ada 2 model /jenis kegiatan ekstrakurikuler,
yaitu:
27
a. Kegiatan ekstrakurikuler yang bersifat atau berkelanjutan, yaitu
jenis kegiatan ekstrakurikuler yang dilaksanakan secara terus
menerus selama satu periode tertentu. Untuk menyelesaikan satu
program kegiatan ekstrakurikuler ini biasanya diperlukan waktu
yang lama.
b. Kegiatan ekstrakurikuler yang bersifat periodik atau sesaat yaitu
kegiatan ekstrakurikuler yang dilaksanakan waktu-waktu tertentu
saja (Suryobroto, 1997:272)
Untuk jenis-jenis kegiatan ekstrakurikuler yang masih ada
kaitannya dengan pelajaran antara lain olahraga, musik, menari, dan
sebagainya. Biasanya sekolah memanfaatkan guru-guru bidang sudi
yang sudah ada, dimana pengalaman, pengetahuan dan ketrampilan
yang dimiliki tersebut dari jenjang pendidikan formal. Untuk jenis
kegiatan ekstrakurikuler seperti PMR, pramuka, fotografi, sekolah
juga memanfaatkan guru yang ada. Jika pembina dirasa masih kurang
maka sekolah akan menunjuk petugas dari luar untuk membina
kegiatan-kegiatan tersebut.
Kegiatan ekstrakurikuler sebagai organisasi siswa di sekolah agar
dapat melibatkan semua siswa di sekolah, harus menyelenggarakan
jenis kegiatan yang sesuai dengan kebutuhan siswa dan memiliki
kemanfaatan bagi dirinya sebagai sarana pendewasaan diri dan
penyaluran bakat-bakat potensial mereka, disamping kepala sekolah
harus memerintahkan siswa untuk mengikuti kegiatan ekstrakurikuler
28
yang diselenggarakan oleh sekolah yang bertujuan mengembangkan
program kegiatan ekstrakurikuler sekolah.
Sedangkan dalam hal pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler di
sekolah akan memberikan banyak manfaat tidak hanya terhadap siswa
tetapi juga bagi efektivitas penyelenggaraan pendidikan di sekolah.
Sebelum guru ekstrakurikuler membina kegiatan ekstrakurikuler
terlebih dahulu merencanakan aktivitas yang akan dilaksanakan.
Penyusunan rancangan aktivitas ini dimaksudkan agar guru
mempunyai pedoman yang jelas dalam melatih kegiatan
ekstrakurikuler
Banyak faktor penyebab terjadinya penurunan akhlak remaja,
antara lain adalah orang tua yang lalai melakukan tugas, dan
kewajibannya sebagai pendidik, pembimbing dan pelindung anak;
orang tua kurang memberikan perhatian dan kasih sayang serta jarang
melakukan komunikasi dengan anak. Namun demikian hasil studi
Pusat Penelitian Depdikbud menunjukkan bahwa siswa yang tergolong
baik ternyata berasal dari sekolah yang kegiatan ekstrakurikulernya
berjalan dengan baik, tidak terlibat tawuran dan kenakalan remaja
lainnya (Nunu Ahmad An-Nahidl, dkk. 2010: 109).
4. Motivasi Siswa Terhadap Kegiatan Ekstrakurikuler Keagamaan
Beragam faktor yang mendorong siswa mengikuti kegiatan
ekstrakurikuler keagamaan. Faktor-faktor tersebut dapat
dikelompokkan menjadi dua, yaitu (1) internal, dan (2) eksternal.
29
Faktor internal, antara lain; motif keagamaan, motif sosial, dan motif
pribadi. Sedangkan faktor eksternal, berkenaan dengan kegiatan
ekstrakurikuler keagamaan itu sendiri, seperti; program, materi,
metode, pembimbing, dan dorongan guru.
a. Faktor Internal “Motif Keagamaan”
Apa yang diberikan pada kegiatan ekstrakurikuler keagamaan
merupakan program pengayaan yang dilakukan oleh guru kepada
siswanya untuk melengkapi kekurangan pada pendidikan agama
yang diajarkan di kelas. Jika di kelas lebih banyak memberikan
kerangka teoritik tentang materi-materi keislaman, maka pada
kegiatan ekstrakurikuler ini lebih bersifat praktis-aplikatif,
sehingga terdapat kesinambungan seluruh program sekolah.
Sesuai dengan firman Allah SWT, dalam Q.S Al-Munafiqun:
9 yaitu:
یا أیھا الذین آمنوا ال تلھكم أموالكم وال أوالدكم عن ذكر اللھ ومن یفعل ذلك فأولئك ھم الخاسرون
” Hai orang-orang yang beriman, janganlah harta-hartamudan anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah.Barang siapa yang membuat demikian maka mereka itulahorang-orang yang rugi.”(Tafsir Al-Qur’an).
Kegiatan ekstrakurikuler keagamaan, selain bermanfaat
bagi pengembangan pribadi, pengembangan sikap sosial, serta
dapat mendiskusikan masalah agama secara lebih bebas. Atkinson
(Atkinson, 1984) menganggap motif sebagai disposisi laten yang
berusaha dengan kuat untuk menuju ke tujuan tertentu. Tujuan ini
30
dapat berupa afiliasi, kekuasaan ataupun prestasi. Dia
menambahkan bahwa motif dapat mempengaruhi secara positif
atau negatif nilai-nilai atau kepercayaan seseorang. Motif manusia
merupakan dorongan, keinginan, hasrat dan tenaga penggerak
lainnya yang berasal dari dalam dirinya untuk melakukan sesuatu
(Gerungan, 1991). Motif berfungsi menggerakkan perilaku ke
suatu aktivitas atau tujuan tertentu. Motif berafiliasi sebagai motif
yang mendorong pembentukan hubungan yang positif dengan
orang lain dengan keinginan untuk disukai atau diterima
(Atkinson, 1984). Jadi orang yang mempunyai motif sosial untuk
berafiliasi mempunyai dorongan untuk terlibat dalam suatu
kegiatan serta menjalin hubungan dengan orang lain, karena ada
keinginan untuk dihargai, diperhatikan, disukai, dan diterima
sehingga ia berusaha supaya hubungan tersebut tetap ada. Dari
pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa salah satu faktor
yang mendorong responden terlibat dalam aktivitas kegiatan
ekstrakurikuler keagamaan, karena motif, baik motif agama,
sosial, maupun pribadi.
b. Faktor Eksternal
Faktor eksternal, yang mendorong siswa mengikuti kegiatan
ekstrakurikuler, adalah kegiatan ekstrakurikuler itu sendiri, yang
meliputi; metode, materi, pembimbing, dapat berperan serta,
pergaulan, berorganisasi, dan karena dorongan orang tua.
31
Prioritas pertama seseorang mengikuti kegiatan
ekstrakurikuler keagamaan, adalah karena materi kegiatan
ekstrakurikuler yang bermanfaat. Karena siswa menyadari bahwa
mereka berasal dari keluarga yang kurang memberikan perhatian
secara optimal terhadap pengamalan ajaran agama. Sehingga
timbul kesadaran sendiri atau dorongan dari dalam diri sendiri,
untuk belajar agama yang lebih baik. Selain itu, kegiatan
ekstrakurikuler ini dilaksanakan untuk mengantisipasi kenakalan
remaja di sekitas lingkungan tempat tinggalnya.
Prioritas kedua, bahwa seseorang mengikuti kegiatan
ekstrakurikuler keagamaan, karena metode yang digunakan
menarik, boleh jadi ini mengindikasikan bahwa pelajaran agama
yang diberikan oleh guru di sekolah, kurang variatif, baik metode
yang digunakan maupun materi yang disampaikan. Pembelajaran
agama Islam yang diberikan guru dalam kelas kurang menjawab
kebutuhan siswa, dan tidak kontekstual. Artinya, materi
pendidikan agama di sekolah menekankan hal-hal yang bersifat
teori-normatif, kurang dikaitkan dengan pengalaman dan kondisi
sehari-hari. Faktor selanjutnya yaitu karena pergaulan. Sesuai
dengan taraf perkembangan siswa, yakni remaja cenderung suka
bergaul.
Selanjutnya yaitu faktor pembimbing yang berkualitas.
Sedangkan faktor dorongan dari guru menjadi faktor terakhir. Ini
32
berarti keikutsertaan mereka terhadap kegiatan ekstrakurikuler
keagamaan, lebih karena keinginan sendiri, seharusnya yang
memang seperti itu. Jika seseorang mengikuti suatu kegiatan
adalah karena kesadaran diri sendiri, maka ia mengikuti kegiatan
tersebut sepenuh hati, penuh semangat, dan gembira (Nunu
Ahmad An-Nahidl, dkk, 2010: 110-113).
5. Pelaksanaan Kegiatan Ekstrakurikuler Keagamaan
Sekolah negeri dan sekolah swasta merupakan lembaga pendidikan
yang mengemban misi yang sama yaitu mendidik peserta didik, dan
untuk selanjutnya mencerdaskan kehidupan bangsa. Dilihat dari
kesamaan misi tersebut tidaklah ada perbedaan antara sekolah negeri
dan sekolah swasta, apalagi kedua kategori sekolah tersebut untuk
jenis dan jenjang yang sama menyelenggarakan kurikulum yang sama
acuannya yaitu kurikulum nasional yang ditetapkan pemerintah.
Sekolah Negeri. Penyelenggaraan pendidikan ekstrakurikuler
sekolah negeri sepenuhnya didukung dan berada dibawah tanggung
jawab pemerintah, mulai dari penyediaan sarana prasarana pendidikan,
guru, pelaksanaan kurikulum, evaluasi dan aspek pendukung lainnya.
Karena itu kebijakan pendidikan yang ditetapkan dan dijalankan
sekolah mengacu dan berpedoman kepada kebijakan pemerintah.
Kerena pedoman dan acuan kebijakan sekolah adalah kebijakan
pemerintah, hal ini yang mendorong munculnya keseragaman
kebijakan dan program yang dijalankan di sekolah-sekolah negeri,
33
termasuk dalam hal penyelenggaraan kegiatan ekstrakurikuler
keagamaan.
Sekolah Swasta. Penyelenggaraan pendidikan di sekolah swasta
menjadi tanggung jawab lembaga atau yayasan yang mendirikan
sekolah tersebut, sekolah serta dukungan dari orang tua dan
stakeholders pendidikan lainnya. Lembaga pendidikan yang menaungi
sekolah swasta memiliki visi dan misi pendidikan khusus, seperti
menekankan pendidikan dengan corak dan orientasi keagamaan
tertentu, seperti sekolah-sekolah swasta Islam dan agama lainnya. Visi
dan misi pendidikan tersebut ikut mewarnai kebijakan sekolah dalam
penyelenggaraan pendidikan. Namun, karena sekolah swasta tetap
berada di bawah payung sistem pendidikan nasional, maka sekolah-
sekolah swasta tersebut berupaya untuk mensikronkan antara kebijakan
pendidikan nasional dengan visi dan misi lembaga pendidika swasta
itu sendiri.
Khusus pada sekolah swasta, terdapat beberapa kecenderungan
dalam pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler keagamaan. Pertama,
kegiatan ekstrakurikuler keagamaan sebagai sarana untuk pendalaman
agama untuk mewujudkan jati diri produk lembaga-lembaga
pendidikan tersebut sebagai sekolah Islam. Pada sekolah swasta
tertentu, memberikan perhatian lebih terhadap pendidikan agama
siswa. Namun, sebagai sekolah “unggul”, para penyelenggara
pendidikan di sekolah dituntut untuk dapat memberikan pendidikan
34
agama lebih di sekolah, sebagai “nilai tambah” untuk memperkokoh
kedudukannya sebagai sekolah unggul agar tetap diminati oleh para
orang tua yang akan menyekolahkan anaknya di sekolah-sekolah
swasta tersebut (Nunu Ahmad An-Nahidl, dkk, 2010: 117-119).
6. Hubungan Kegiatan Ekstrakurikuler Keagamaan dengan Motif Siswa
Pertama, para siswa melihat positif fungsi kegiatan ekstrakurikuler
keagamaan bagi peningkatan dan pendalaman keagamaan siswa, baik
dari aspek pengetahuan agama maupun pengalaman ajaran agama dan
pengembangan pribadi dan sikap keagamaan, artinya, kegiatan
ekstrakurikuler keagamaan betul-betul berfungsi komplementer bagi
pendidikan agama kurikuler reguler yang hanya 2 (dua) jam pelajaran
per minggu. Persepsi siswa yang positif terhadap fungsi kegiatan
ekstrakurikuler menjadi salah satu pendorong bagi siswa untuk
mengikuti kegiatan tersebut. Kedua, persepsi siswa yang positif
terhadap fungsi komplementer dari kegiatan ekstrakurikuler
keagamaan didukung oleh berbagai fakta yang mendukung proses
kegiatan ekstrakurikuler keagamaan yang juga dipersepsikan positif
oleh para siswa, yaitu meliputi aspek materi keagamaan yang
dipandang bermanfaat, metode dan pendekatan yang menarik, serta
para pembimbing yang berkualitas. Fakta yang berkaitan dengan
proses penyelenggaraan kegiatan ekstrakurikuler keagamaan tersebut
yang dipesepsikan positif oleh para siswa sekaligus menjadi daya tarik
bagi keikut sertaan mereka di dalam kegiatan tersebut.
35
Ketiga, kegiatan ekstrakurikuler keagamaan juga dipersepsikan
siswa berfungsi meningkatkan imtaq dan etika sosial, bahkan mereka
makin rajin melaksanakan shalat wajib, makin rajin membaca Al-
Qur’an, dan juga dapat mendorong meningkatkan kualitas
keberagamaan di lingkungan keluarga (Nunu Ahmad An-Nahidl, dkk,
2010: 121-122).
Sebagaimana firman Allah SWT dalam Q.S An-Nisa’ ayat 9:
ولیخش الذین لو تركوا من خلفھم ذریة ضعافا خافوا علیھم فلیتقوا اللھ ولیقولوا قوال سدیدا
” Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainyameninggalkan di belakang mereka anak-anak yang lemah, yangmereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab ituhendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah merekamengucapkan perkataan yang benar.”
Serta hadist Rasulullah SAW, yang diriwayatkan oleh Imam
Bukhori, yaitu:
مولود إال یولد على الفطرة، فأبواه یھودانھ أو ینصرانھ أو یمجسانھما من
“Setiap bayi tidaklah dilahirkan dalam keadaan fitrah (suci).Maka kedua orang tuanyalah yang menjadikannya Yahudi, Nasraniatau Majusi. (HR. Bukhori:1358).”
Tidak dapat dipungkiri bahwa ragam ekstrakurikuler keagamaan
yang berjalan di setiap daerah, sangat dipengaruhi oleh budaya yang
hidup di masyarakat. Kegiatan ekstrakurikuler keagamaan di sekolah
yang berada dalam lingkungan masyarakat dan budaya “islami”
terlaksana dan berjalan dengan aktif, namun kurang variatif.
Kegiatan ekstrakurikuler keagamaan menjadi alternatif yang
strategis dalam memberikan pemahaman keagamaan yang mendalam
36
bagi siswa. Jika kegiatan ini dapat dimanfaatkan dengan baik, maka
akan betul-betul dapat menambah jam pelajaran agama yang sampai
saat ini masih dirasakan sangat kurang. Bahkan kegiatan-kegiatan
ekstra ini yang dianggap dapat menjadi tempat penyemaian berbagai
macam pemahaman keagamaan yang dilakukan oleh pihak-pihak yang
memanfaatkan kegiatan ekstrakurikuler.
Dari itu, ada baiknya kegiatan ekstrakurikuler keagamaan memang
menjadi kegiatanekstra yang diasuh oleh guru agama, bukan justru
diserahkan kepada kelompok ormas tertentu, sehingga hasil kegiatan
itu lebih dapat dipertanggung jawabkan dalam menunjang pelajaran
agama yang diberikan di sekolah (Nunu Ahmad An-Nahidl, dkk,
2010: 125).
B. Pendidikan Agama Islam (PAI)
1. Pengertian Pendidikan Agama Islam (PAI)
Pendidikan Agama Islam adalah upaya sadar dan terencana dalam
menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati,
hingga mengimani, ajaran agama Islam, dibarengi dengan tuntunan
untuk menghormati penganut agama lain dalam hubungannya dengan
kerukunan antar umat beragama hingga terwujud kesatuan dan
persatuan bangsa (Kurikulum PAI, 3:2002).
Menurut Zakiyah Daradjat (1987:87) pendidikan agama Islam
adalah suatu usaha untuk membina dan mengasuh peserta didik agar
37
senantiasa dapat memahami ajaran agama Islam secara menyeluruh.
Lalu menghayati tujuan, yang pada akhirnya dapat mengamalkan serta
menjadikan Islam sebagai pandangan hidup.
Tayar Yusuf (1986:35) mengartikan pendidikan agama Islam
sebagai usaha sadar generasi tua untuk mengalihkan pengalaman,
pengetahuan, kecakapan dan keterampilan kepada generasi muda agar
kelak menjadi manusia bertakwa kepada Allah SWT. Sedangkan
menurut A. Tafsir pendidikan agam Islam adalah bimbingan yang
diberikan seseorang kepada seseorang agar ia berkembang secara
maksimal sesuai dengan ajaran Islam.
Azizy (2002) mengemukakan bahwa esensi pendidikan yaitu
adanya proses transfer nilai, pengetahuan, dan keterampilan dari
generasi muda agar generasi muda mampu hidup. Oleh karena itu
ketika kita menyebut pendidikan Islam, maka akan mencakup dua hal,
(a) mendidik Islam, (b) mendidik siswa-siswi untuk mempelajari
materi ajaran Islam-subyek berupa pengetahuan tentang ajaran Islam.
Mata pelajaran pendidikan agama Islam itu secara keseluruhannya
dalam lingkup Al-Qur’an dan al-hadist, keimanan, akhlak,
fiqh/ibadah, dan sejarah, sekaligus menggambarkan bahwa ruang
lingkup pendidikan agama Islam mencakup perwujudan keserasian,
keselarasan dan keseimbangan hubungan manusia dengan Alla SWT,
diri sendiri, sesama manusia, makhluk lainnya meupun lingkungannya
(Hablun minallah wa hablun minannas).
38
Jadi pendidikan agama Islam merupakan usaha sadar yang
dilakukan pendidik dalam rangka mempersiapkan pesert didik untuk
meyakini, memahami, dan mengamalkan ajaran Islam melalui
kegiatan bimbingan, pengajaran atau pelatihan yang telah ditentukan
untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Dalam penelitian ini, Peneliti akan terfokus pada mata pelajaran
Pendidikan Agama Islam (PAI), yaitu Al-qur’an dan Hadist, Aqidah
Akhlak, Fiqh dan Sejarah Kebudayaan Islam.
2. Dasar-dasar Pelaksanaan Pendidikan Agama Islam
Pelaksanaan pendidikan agama Islam di sekolah mempunyai dasar
yang kuat. Dasar tersebut menurut Zuhairini dkk. (1987:21) dapat
ditinjau dari berbagai segi, yaitu:
a. Dasar Yuridis/Hukum
Dasar pelaksanaan pendidikan agama berasal dari
perundang-undangan yang secara tidak langsung dapat menjadi
pegangan dalam melaksanakan pendidikan agama di sekolah secara
formal. Dasar yuridis formal tersebut terdiri dari tiga macam, yaitu:
1) Dasar ideal, yaitu dasar falsafah negara Pancasila, sila pertama:
Ketuhanan Yang Maha Esa.
2) Dasar struktural/konstitusional, yaitu UUD’45 dalam bab XI
pasal 29 ayat 1dan 2, yang berbunyi: 1) Negara berdasarkan atas
Ketuhanan Yang Maha Esa; 2) Negara menjamin kemerdekaan
39
tiap-tiap penduduk untuk memeluk agama masing-masing dan
beribadah menurut agama dan kepercayaannya itu.
3) Dasar operasional, yaitu terdapat dalam Tap MPR No
IV/MPR/1973 yang kemudian dikokohkan dalam Tap MPR No.
IV/MPR 1978. Ketetapan MPR Np. II/MPR/1983, diperkuat
oleh Tap. MPR No. II/MPR/1988 dan Tap. MPR No. II/MPR
1993 tentang Garis-garis Besar Haluan Negara yang pada
pokoknya menyatakan bahwa pelaksanaan pendidikan agama
secara langsung dimaksudkan dalam kurikulum sekolah-sekolah
formal, mulai dari sekolah dasar hingga perguruan tinggi.
b. Segi Religius
Yang dimaksudkan dengan dasar religius adalah dasar yang
bersumber dari ajaran Islam. Menurut ajaran Islam pendidikan
agama adalah perintah Tuhan dan merupakan perwujudan ibadah
kepada-Nya. Dalam Al-Qur’an banyak ayat yang menunjukkan
perintah tersebut, antara lain:
1) Q.S An-Nahl: 125: “Serulah manusia kepada jalan Tuhanmu
dengan hikmah dan pelajaran yang baik....”
2) Q.S Al-Imran : 104: “Dan hendaklah diantara kamu ada
segolongan umat menyeru kepada kebajikan, menyuruh
kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar....”
3) Al-hadis: “Sampaikanlah ajaran kepada orang lain walaupun
hanya sedikit”.
40
c. Aspek psikologis
Psikologis yaitu dasar yang berhubungan dengan aspek kejiwaan
kehidupan bermasyarakat. Hal ini didasarkan bahwa dalam
hidupnya, manusia baik secara individu maupun sebagai anggota
masyarakat dihadapkan pada hal-hal yang membuat hatinya tidak
tenang dan tidak tenteram sehingga memerlukan adanya pegangann
hidup. Sebagaimana dikemukakan oleh Zuhairini dkk (1983:25)
bahwa: Semua manusia di dunia ini selalu membutuhkan adanya
pegangan hidup yang disebut agama. Mereka merasakan bahwa
dalam jiwanya ada suatu perasaan yang mengakui adanya Zat yang
Maha Kuasa, tempat mereka berlindung dan tempat mereka
memohon pertolongan-Nya. Hal semacam ini terjadi pada
masyarakat yang masih primitif maupun masyarakat yang sudah
modern. Mereka merasa tenang dan tenteram hatinya kalau mereka
dapat mendekat dan mengabdi kepada Zat Yang Maha Kuasa.
3. Fungsi Pendidikan Agama Islam
Kurikulum pendidikan agama Islam untuk sekolah/madrasah
berfungsi sebagai berikut:
a. Pengembangan, yaitu meningkatkan keimanan dan ketaqwaan
peserta didik kepada Allah SWT yang telah ditanamkan dalam
lingkungan keluarga. Pada dasarnya dan pertama-tama kewajiban
menanamkan keimanan dan ketakwaan dilakukan oleh setiap
orang tua dalam keluarga. Sekolah berfungsi untuk
41
menumbuhkembangkan lebih kanjut dalam diri anak melalui
bimbingan, pengajaran dan pelatihan agar keimanan dan
ketaqwaan tersebut dapat berkembang secara optimal sesuai
dengan tingkat perkembangannya.
b. Penanaman nilai sebagai pedoman hidup untuk mencari
kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat.
c. Penyesuaian mental, yaitu untuk menyesuaikan diri dengan
lingkungannya baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial
dan dapat mengubah lingkungannya sesuai dengan ajaran agama
Islam.
d. Perbaikan, yaitu untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan,
kekurangan-kekurangan dan kelemahan-kelemahan peserta didik
dalam keyakinan, pemahaman dan pengamalan ajaran dalam
kehidupan sehari-hari.
e. Pencegahan, yaitu untuk menangkal hal-hal negatif dari
lingkungannya atau dari budaya lain yang dapat membahayakan
dirinya dan menghambant perkembangannya menuju manusia
Indonesia seutuhnya.
f. Pengajaran tentang ilmu pengetahuan keagamaan secara umum
(alam nyata dan nir-nyata), sistem dan fungsi fungsionalnya.
g. Penyaluran, yaitu untuk menyalurkan anak-anak yang memiliki
bakat khusus di bidang agama Islam agar bakat tersebut dapat
42
berkembang secara optimal sehingga dapat dimanfaatkan untuk
dirinya sendiri dan bagi orang lain.
4. Tujuan Pendidikan Agama Islam
Pendidikan Agama Islam di sekolah/madrasah bertujuan untuk
menumbuhkembangkan dan meningkatkan keimanan melalui
pemberian dan pemupukan pengetahuan, penghayatan, pengamalan
serta pengalaman peserta didik tentang agama Islam sehingga menjadi
menusia muslim yang terus berkembang dalam hal keimanan,
ketakwaannya, berbangsa dan bernegara, serta untuk dapat
melanjutkan pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi (Kurikulum
PAI:2002) (Abdul Majid dkk, 2005: 130-135).
Tujuan pendidikan Islam dalam perspektif para ulama muslim:
a. Menurut Abdurrahman Saleh Abdullah
Abdurrahman Saleh Abdullah mengatakan dalam bukunya
“Educational Theory a Qur’anic Outlook”, bahwa pendidikan
Islam bertujuan untuk membentuk kepribadian sebagai khalifah
Allah swt. atau sekurang-kurangnya mempersiapkan ke jalan
yang mengacu kepada tujuan akhir. Tujuan utama khalifah Allah
adalah beriman kepada Allah dan tunduk serta patuh secara total
kepada-Nya.
Selanjutnya tujuan pendidikan Islam menurutnya dibangun
atas tiga komponen sifat dasar manusia yaitu 1).Tubuh 2). Ruh,
dan 3). Akal yang masing-masing harus dijaga.
43
b. Menurut Imam al-Ghazali
Al-Ghazali, sebagaimana yang dikutip oleh Fatiyah Hasan
Sulaiman menjelaskan bahwa tujuan pendidikan Islam dapat
diklasifikasikan kepada:
1) Membentuk insan purna yang pada akhirnya dapat
mendekatkan diri kepada Allah swt.
2) Membentuk insan purna untuk memperoleh kebahagiaan hidup,
baik di dunia maupun di akhirat.
Dari kedua tujuan di atas dapat dipahami bahwa tujuan
pendidikan versi Al-Ghazali tidak hanya bersifat ukhrawi
(mendekatkan diri kepada Allah), sebagaimana yang dikenal
dengan kesufiannya, tetapi juga bersifat duniawi. Karena itu Al-
Ghazali memberi ruang yang cukup luas dalam sistem
pendidikannya bagi perkembanggan duniawi. Namun dunia,
hanya dimaksudkan sebagai jalan menuju kebahagiaan hidup di
alam akhirat yang lebih utama dan kekal.
c. Menurut M. Djunaidi Dhany
Tujuan pendidikan menurut M. Djunaidi Dhany, sebagaimana
yang dikutip oleh Zainuddin dkk, adalah sebagai berikut:
1) Pembinaan kepribadian anak didik yang sempurna.
a) Pendidikan harus mampu membentuk kekuatan dan
kesehatan badan serta pikiran anak didik.
44
b) Sebagaimana individu, maka anak harus dapat
mengembangkan kemampuannya semaksimal mungkin.
c) Sebagai anggota masyarakat, anak harus dapat memiliki
tanggung jawab sebagai warga negara.
d) Sebagai pekerja, anak harus bersifat efektif dan produktif
serta cinta akan kerja.
2) Peningkatan moral, tingkah laku yang baik dan menanamkan
rasa kepercayaan anak terhadap agama dan kepada Tuhan.
3) Mengembangkan intelegensi anak secara efektif agar mereka
siap untuk mewujudkan kebahagiaannya da masa mendatang.
d. Menurut Hasan Langgulung
Dalam bukunya “Asas-asas Pendidikan Islam”, Hasan
Langgulung menjelaskan, bahwa tujuan pendidikan harus dikaitkan
dengan tujuan hidup manusia, atau lebih tegasnya, tujuan
pendidikan adalah untuk menjawab persoalan “untuk apa kita
hidup?”.
Islam telah memberi jawaban yang tegas dalam hal ini, seperti
firman Allah swt:
وما خلقت الجن واإلنس إال لیعبدون“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan
supaya mereka menyembah-Ku.” (Q.S. az-Zariyat/51:56).
e. Menurut Omar Mohammad Al-Toumy al-Syaibany
Menurutnya, tujuan pendidikan mempunyai tahapan-
tahapan sebagai beerikut:
45
1) Tujuan individual
Tujuan ini berkaitan dengan masing-masing individu dalam
mewujudkan perubahan yang diinginkan paa tingkah laku dan
aktivitasnya, di samping untuk mempersiapkan mereka dapat
hidup bahagia baik di dunia maupun di akhirat.
2) Tujuan Sosial
Tujuan ini berkaitan dengan kehidupan masyarakat sebagai
keseluruhan dan tingkah laku mereka secara umum, di samping
juga berkaitan dengan perubahan dan pertumbuhan kehidupan
yang diinginkan serta memperkaya pengalaman dan kemajuan.
3) Tujuan Profesional
Tujuan ini berkaitan dengan pendidikan dan pengajaran
sebagai sebuah ilmu, sebagai seni dan sebagai profesi serta
sebagai aktivitas di antara aktivitas masyarakat.
Dari rumusan tujuan di atas, dapat disimpulkan bahwa tujuan
pendidikan Islam tersebut terfokus pada:
a. Terbentuknya kesadaran terhadap hakikat dirinya sebagai manusia
hamba Allah yang diwajibkan menyembah kepadanya. (Q.S. Adz
Dzaariyat 51:56, Q.S. Al An’am/6:163).
b. Terbentuknya kesadaran akan fungsi dan tugasnya sebagai
khalifah di muka bumi dan selanjutnya dapat ia wujudkan dalam
46
kehidupannya sehari-hari (QS. Al Baqarah/QS. Shaad/2:30, 38:26)
(Armai Arief, 2012: 17-26).
5. Pentingnya Pendidikan Agam Islam bagi Peserta Didik
Sebagaimana sabda Rasulullah SAW:
“Jikalau manusia itu sudah meninggal dunia, maka putuslahsemua amalnya, kecuali tiga macam: yaitu Shadaqah jariyah (yangmengalir kemnfaatannya) ilmu yang dimanfaatkan, dan anak yangsoleh (yang baik kelakuannya) yang senantiasa mendoakan terhadaporang tuanya (untuk keselamatan dan kebahagiaan orang tuanya)”.
Untuk mencapai hal yang diinginkan itu dapat diusahakan melalui
pendidikan, baik pendidikan dalam keluarga, pendidikan di sekolah
maupun pendidikan di masyarakat.
Jadi, pendidikan agama Islam di sekolah adalah ikhtiar manusia
dengan jalan bimbingan dan pimpinan untuk membantu dan
mengarahkan fitrah agama si anak didik menuju terbentuknya
kepribadian utama sesuai dengan ajaran agama.
Lapangan pendidikan agama Islam menurut Hasbi Ash Shidiqi
meliputi:
1. Tarbiyah jismiyah, yaitu segala rupa pendidikan yang wujudnya
menyuburkan dan menyehatkan tubuh serta menegakkannya,
supaya dapat merintangi kesukaran yang dihadapi dalam
pengalamannya.
2. Tarbiyah aqliyah, yaitu sebagaimana rupa pendidikan dan pelajaran
yang akibatnya mencerdaskan akal menajamkan otak semisal ilmu
hitung.
47
3. Tarbiyah adabiyah, yaitu segala rupa praktek maupun berupa teori
yang wujudnya meningkatkan budi dan meningkatkan perangai.
Tarbiyah adabiyah atau pendidikan budi pekerti/akhlak dalam
ajaran agama Islam merupakan salah satu ajaran pokok yang mesti
diajarkan agar umatnya memiliki/melaksanakan akhlak yang mulia
yang telah dicontohkan oleh Rasulullah SAW. Bahkan tugas utama
Rasulullah Muhammad SAW diutus ke dunia ini dalam rangka
menyempurnakan akhlak sebagaimana sabdanya:
“Aku diutus (oleh Tuhan) untuk menyempurnakan akhlak budipekerti yang mulia” (HR Ahmad).
Dalam mewujudkan Tujuan Pendidikan Nasional, pendidikan
agama Islam di Indonesia di sekolah memegang peranan yang sangat
penting. Oleh karena itu pendidikan agama Islam di Indonesia
dimasukkan ke dalam kurikulum nasional yang wajib diikuti oleh
semua anak didik mulai dar SD sampai dengan Perguruan Tinggi
sebagaimana termaktub dalam Tap MPR Tahun 1983 (Abdul Majid
dkk, 2005:137-140).
Oleh karena itu berbicara pendidikan agama Islam, baik makna
maupun tujuannya haruslah mengacu pada penanaman nilai-nilai
Islam dan tidak dibenarkan melupakan etika sosial atau moralitas
sosial. Penanaman nilai-nilai ini juga dalam rangka menuai
keberhasilan hidup (hasanah) di dunia bagi anak didik yang kemudian
akan mampu membuahkan kebaikan (hasanah) di akherat kelak.
C. Prestasi Belajar
48
1. Pengertian Prestasi Belajar
Sukmadinata (2004:102) berpendapat bahwa prestasi belajar atau
hasil belajar merupakan realisasi atau pemekaran dari kecakapan-
kecakapan potensial atau kapasitas yang dimiliki seseorang.
Apa yang terbayang dalam fikiran masing-masing orang apabila
mendengar kata “test” belum tentu merupakan konsep yang benar,
walaupun biasanya memang menggambarkan situasi yang kurang
lebih serupa. Salah satu hal terpenting adalah hasil pengukuran yang
diperoleh oleh test prestasi belajar, yang biasanya dinyatakan dalam
bentuk njilai-nilai individual. Suatu keputusan administratif,
umpamanya dalam pengisian rapor tidaklah dapat dilakukan tanpa
terlebih dahulu mengadakan prestasi belajar. Selain itu pengguanaan
test prestasi juga dapat melihat sejauh mana kemajuan belajar yang
telah dapat dicapai oleh siswa dalam suatu program pembelajaran
(Azwar :8)
Menurut Dictionary of Psychology disebutkan bahwa belajar
memiliki dua definisi. Pertama; belajar diartikan “the process of
acquiring knowledge”. Kedua, belajar diartikan “a relatively
permanent change potentiality which occurs as a result of reinforced
practice”. Pengertian pertama, belajar memiliki arti suatu proses untuk
memperoleh pengetahuan. Pengertian kedua, belajar berarti suatu
perubahan kemampuan untuk bereaksi yang relatif langgeng sebagai
hasil latihan yang diperkuat (Syah, 2003). Pengertian belajar dari
49
Dictionary of Psychology ini menekankan aspek proses serta keadaan
sebagai hasil belajar.
Sedangkan Crow ad Crow dalam Educational Psychology (1984),
belajar adalah perbuatan untuk memperoleh kebiasaan, ilmu
pengetahuan, dan sebagai sikap, termasuk penemuan baru dalam
mengerjakan sesuatu, usaha memecahkan rintangan, dan
menyesuaikan situasi baru.
A. Caurine juga mendefinisikan belajar adalah modifikasi atau
memperteguh perilaku melalui pengalaman.
Belajar merupakan aktivitas yang sangat penting bagi
perkembangan individu, belajar akan terjadi setiap saat dalam diri
seseorang dimanapun dan kapanpun proses belajar dapat terjadi.
Belajar tidak hanya terjadi di bangku sekolah, tidak hanya terjadi
ketika siswa berinteraksi dengan guru, tidak hanya ketika seseorang
belajar membaca, menulis dan berhitung. Belajar bukan hanya seperti
ketika seseorang belajar sepeda, belajar menjahit atau belajar
mengoperasikan komputer. Belajar bisa terjadi dalam semua aspek
kehidupan. Belajar sudah terjadi sejak anak lahir bahkan sebelum lahir
atau dikenal dengan pendidikan pranatal, dan akan berlanjut hingga
ajal tiba (Sriyanti :16).
Belajar merupakan kegiatan yang paling banyak dilakukan orang.
Belajar hampir dilakukan setiap waktu, kapan saja, dimana saja, dan
sedang melakukan apa saja, misalnya di sekolah, di rumah, di jalan, di
50
pasar, di dalam bus, sedang bekerja, sedang bermain, dan seterusnya
(Baharuddin :157). Belajar juga merupakan aktivitas yang dilakukan
seseorang untuk mendapatkan perubahan dalam dirinya melalui
pelatihan-pelatihan atau pengalaman-pengalaman.
Sebagai istilah psikologi dan pendidikan, “belajar” dalam bahasa
Inggris dikenal dengan istilah learning. Definisi belajar menurut
psikologi bermacam-macam; tidak ada satu rumusan definisi yang
diterima atau yang memuaskan semua pakar dan teoritisi.
Berdasarkan pengertian tersebut, dapat disimpulkan hal-hal pokok
dalam belajar adalah sebagai berikut:
• Perubahan dengan mendapatkan kecakapan baru.
• Latihan atau praktik tersebut terjadikarena usaha.
• Perubahan tingkah laku aktual maupun potensial
(Baharuddin :158-159).
Menurut Sumardi Suryabrata (2004), hal-hal pokok yang ada dalam
definisi belajar adalah:
1. Bahwa belajar itu membawa perubahan, baik yang aktual maupun
yang potensial.
2. Bahwa perubahan itu pada pokoknya mendapatkan kecakapan
baru.
3. Bahwa perubahan itu terjadi karena adanya usaha/disengaja.
Menurut Baharuddin & Esa N.W (2007), ciri-ciri belajar meliputi:
51
1. Belajar ditandai adanya perubahan tingkah laku.
2. Perubahan perilaku dari hasil belajar itu relatif permanen.
3. Perubahan tingkah laku tidak harus dapat diamati pada saat
berlangsungnya proses belajar, tetapi perubahan perilaku itu bisa
jadi bersifat potensial.
4. Perubahan tingkah laku itu merupakan hasil latihan atau
pengalaman.
5. Pengalaman atau latihan itu dapat memberikan penguatan.
Syah (2003) menjelaskan bahwa perubahan sebagai hasil belajar
itu memiliki tiga ciri, yaitu:
1. Perubahan intensional
Perubahan intensional adalah perubahan yang terjadi dalam diri
individu dilakukan dengan sengaja atau disadari. Maksudnya,
perubahan sebagai hasil belajar bukanlah suatu kebetulan, akan
tetapi perubahan itu disengaja dan disadari sebelum aktivitas
belajar. Apabila suatu perubahan yang terdapat dalam diri
individu tidak disengaja dan tidak disadari bukan disebut belajar.
2. Perubahan itu positif dan aktif
Perubahan sebagai ciri belajar bersifat positif dan aktif . bersifat
aktif maksudnya itu baik, bermanfaat, dan sesuai yang diharapkan
oleh individu. Apabila perubahan dalam diri individu membawa
kesengsaraan, maka bukanlah aktivitas belajar. Kemudian
52
perubahan bersifat aktif, maksudnya perubahan yang terjadi
secara alamiah.
3. Perubahan itu efektif dan fungsional
Perubahan sebagai ciri belajar bersifat efektif dan fungsional.
Perubahan bersifat efektif, artinya perubahan itu berhasil guna
adalah perubahan yang bermakna dan bermanfaat bagi diri
individu. Sedangkan perubahan bersifat fungsional artinya
perubahan itu relatif permanen dan siap dibutuhkan setiap saat.
2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
a. Intelegensi atau kecenderungan
Intelegensi adalah tingkat kemampuan seseorang dalam
memecahkan masalah, beradaptasi dan belajar mengenai suatu hal.
b. Bakat
Bakat merupakan bentuk khusus superioritas dalam lapangan
pekerjaan tertentu, seperti bidang musik, ilmu pasti, ilmu social,
dan ilmu teknik.
Seorang individu biasanya lebih cakap dalam suatu
lapangan kegiatan tertentu daripada yang lain. Hal ini
menunjukkan adanya suatu kecakapan atau bekal yang diwarisi
atau tersembunyi yang menjadikan ia sangat cakap dalam lapangan
tertentu, keadaan seperti ini dimiliki dan tidak terjadi pada orang
lain.
c. Perhatian
53
Perhatian adalah keaktifan jiwa yang tertinggi, jiwa itu pun semata-
mata tertuju pada suatu obyek (benda/hal) atau sekumpulan obyek.
Sebagai siswa hendaknya mempunyai perhatian yang rendah
terhadap materi/bahan pelajaran yang dipelajarinya, karena jika
tidak demikian akan timbul kebosanan dan akibatnya siswa
tersebut tidak lagi suka belajar.
d. Minat
Minat adalah keinginan untuk memperhatikan atau melakukan
suatu kegiatan yang diminati seseorang akan terus-menerus
diperhatikan dan biasanya disertai dengan perasaan senang,
sehingga antara perhatian dan minat adalah beda, sebab kalau
perhatian itu sifatnya sementara dan belum tentu dibarengi dengan
perasaan senang. Sedangkan kalau minat itu selalu dibarengi
dengan perasaan senang yang akhirnya diperoleh kepuasan.
e. Motivasi
Motivasi merupakan salah satu faktor yang penting dalam belajar,
karena motivasi memberi semangat pada seorang anak dalam
kegiatan-kegiatan belajarnya. Kata motivasi berasal dari kata
motivation, dan kata motivation berasal dari kata “Motive” dalam
istilah psikologi berarti tenaga yang mendorong seseorang untuk
bertindak melakukan sesuatu. Prestasi yang tinggi, apabila
motivasi belajar murid berkurang, akan berkurang pulalah kegiatan
dan usahanya untuk mencapai prestasi yang tinggi.
54
f. Kepribadian
Kepribadian seseorang selalu ada kemungkinan untuk berubah dan
berkembang, karena di samping adanya faktor dari dalam ada juga
faktor-faktor dari luar yang dapat mempengaruhi kepribadian
seseorang. Kepribadian seseorang ini dapat nampak dalam tingkah
lakunya sehari-hari.
3. Manifestasi Hasil Belajar
a. Kebiasaan
Salah satu wujud hasil belajar adalah adanya perubahan kebiasaan
dalam diri indvidu. Orang yang berhasil belajar akan mengurangi
kebiasaan- kebiasaan yang tidak diperlukan. Keberhasilan belajar
akan menjadikan seseorang akan berperilaku positif yang relatif
menetap dan otomatis.
b. Keterampilan
Keterampilan adalah kegiatan yang berhubungan dengan urat
syaraf dan otot yang bersifat motorik. Kegiatan ini membutuhkan
koordinasi gerak yang teliti dan memerlukan kesadaran yang
tinggi. Oleh sebab itu, hasil belajar dapat dilihat dari tingkat
keterampilan yang ada dalam diri individu.
c. Pengamatan
Pengamatan dapat diartikan proses penerimaan, menafsirkan dan
mengartikan rangsangan yang masuk melalui panca indra, terutama
55
mata dan telinga. Seseorang yang belajar akan menghasilkan
pengamatan yang objektif dan benar.
d. Berpikir assosiatif dan daya ingat
Seseorang yang belajar akan menjadikan dirinya mampu berpikir
assosiatif dan meningkatkan daya ingat. Akan Berpikir assosiatif
maksudnya berpikir untuk menghubungkan sesuatu dengn sesuatu
lainnya. Orang yang belajar akan mudah melakukan berpikir
assosiatif tersebut. Selain itu, orang belajar akan memiliki daya
ingat yang lebih baik.
e. Berpikir rasional dan kritis
Proses belajar akan menjadikan seseorang dapat brpikir rasional
dan kritis. Berpikir rasional berarti mampu menggunakan logika
untuk menentukan sebab-akibat, menganalisis, menyimpulkan,
bahkan meramalkan sesuatu.
f. Sikap
Sikap adalah kecenderungan yang relatif menetap untuk mereaksi
terhadap sesuatu hal. Hasil belajar akan ditandai munculnya
kecenderungan baru dalam diri seseorang dalam menghadapi suatu
objek, tata nilai, peristiwa.
g. Inhibisi
Inhibisi dalam konteks belajar dapat diartikan kesanggupan
individu untuk mengurangi atau menghentikan tindakan yang tidak
perlu dan mampu memilih dan melakukan tindakan lain yang lebih
56
baik. Hasil belajar dapat dilihat adanya kesanggupan individu
dalam melakukan sesuatu secara baik.
h. Apresiasi
Hasil belajar dapat dilihat adanya apresiasi dalam diri individu
yang belajar. Orang belajar akan muncul kemampuan untuk
menilai dan menghargai terhadap sesuatu objek tertentu.
i. Tingkah laku efektif
Orang belajar akan memiliki tingkah laku yang efektif. Tingkah
laku yang efektif ini dapat dilihat sebagai wujud dari hasil belajar.
Seseorang dikatakan berhasil belajar jika orang tersebut memiliki
tingkah laku yang memiliki manfaat (Sriyanti 2011: 16-25).
Prestasi belajar biasanya dinyatakan dalam bentuk-bentuk
skor atau angka-angka setelah melalui suatu tindakan analisa
tertentu. Prestasi belajar juga dapat diketahui melalui suatu alat tes
yang dibuat oleh guru atau orang lain yang dipercayakan dan
memenuhi persyaratan.
D. Korelasi Sikap Siswa Terhadap Kegiatan Ekstrakurikuler Kegamaan
dengan Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam (PAI)
Kegiatan ekstrakurikuler keagamaan merupakan suatu kegiatan
merupakan suatuu kegiatan yang dilakukan diluar jam sekolah, atau
merupakan jam tambahan bagi siswa untuk memperluas dan memperkaya
kemampuan peserta didik dalam hal keagamaan. Kegiatan ini dilakukan
untuk mengembangkan minat dan bakat siswa diluar bidang akademik,
57
khususnya dalam bidang keagamaan. Seperti kegiatan MTQ, rebana dan
lain-lain.
Peserta didik yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler keagamaan
memiliki prestasi yang lebih dalam prestasinya. Karena siswa tersebut
memliliki intelegensi lebih mengenai pelajaran yang ia dapatkan saat
megikuti kegiatan tersebut. Selain prestasinya yang tinggi, peserta didik
juga memiliki kemampuan keagamaan yang baik, selain itu mengikuti
kegiatan ekstrakurikuler keagamaan juga dapat menunjang nilai
Pendidikan Agama Islam (PAI) siswa. Seperti yang telah disebutkan
dalam teori tentang musik, yaitu berhubungan dengan kegiatan
ekstrakurikuler rebana. Bahwasanya gelombang alpha yang dikeluarkan
dari suara rebana dapat mengembangkan kecerdasan siswa. dengan
menstimulasi otak dengan audio gelombang pada frekwensi tertentu.
Diharapkan dengan stimulus ini otak jadi terlatih untuk selalu maksimal
dalam melakukan aktivitasnya. Meningkatkan kecerdasan, konsentrasi,
daya ingat dan kreativitas/kreatif. Caranya yaitu cukup mendengarkan
audio yang dirancang untuk meningkatkan kecerdasan dalam format MP3
dan WAV dalam suasana santai.
(http://www.gelombangotak.com/kecerdasan_daya_ingat.htm, diambil pada
selasa, 29 September 2015 jam 13:33).
Kecerdasan juga bisa didapatkan dengan menggunakan musik
khusus yang berfungsi menarik gelombang otak ke Alfa-Theta selama 20
menit pada pagi dan petang hari.
58
(http://otaktengahindonesia.com/artikel_aktivasi-otak-dan-kecerdasan-
spiritual.html, daimbil pada selasa, 29 sept 2015 jam 13:17).
Selain itu juga hubungan antara membaca Al-qur’an yaitu
berhubungan dengan kegiatan ekstrakurikuler keagamaan MTQ.
Bahwasanya membaca Al-qur’an itu erat hubungannya dengan
kecerdasan. Sungguh suatu kebahagiaan dan merupakan kenikmatan yang
besar, kita memiliki Al-Qur’an. Selain menjadi ibadah dalam
membacanya, bacaannya memberikan pengaruh besar bagi kehidupan
jasmani dan rohani kita. Jika mendengarkan musik klasik dapat
memengaruhi kecerdasan intelektual (IQ) dan kecerdasan emosi (EQ)
seseorang, bacaan Al-Qur’an lebih dari itu. Selain memengaruhi IQ dan
EQ, bacaan Al-Qur’an memengaruhi kecerdasan spiritual (SQ).
(http://www.arrahmah.com/read/2012/06/26/21226-penelitian-ilmiah-pengaruh-
bacaan-al-quran-pada-syaraf-otak-dan-organ-tubuh-lainnya-subhanallah-
menakjubkan.html, diambil pada selasa, 29 sept 2015 jam 13:24).
Melihat dari beberapa teori-teori di atas, maka dari kegiatan MTQ dan
rebana dapat meningkatkan kecerdasan siswa yang akan berpengaruh pada
prestasi belajarnya.
Pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler tidak sulit. Kegiatan tersebut
dilaksanakn setiap satu minggu sekali, dengan para pembimbing dari guru
agama yang bersangkutan dan berpotensi dalam hal tersebut. Hal tersebut
dilakukan karena guru tersebut sudah menguasai materi dan seluk beluk
59
kegiatan ekstrakurikuler keagamaan di sekolah tersebut, sehingga dapat
mensinkronkan dengan materi pelajaran yang diajarkan.
Dalam hal ini, terjadi korelasi atau hubungan timbal balik antara
sikap siswa terhadap kegitan ekstrakurikuler kegamaan dengan prestasi
belajar siswa, dalam hal ini yaitu prestasi Pendidikan Agama Islam (PAI).
BAB III
LAPORAN HASIL PENELITIAN
60
A. Letak Geografis
Secara georafis MTs Negeri Kaliangkrik terletak di dua tempat
yaitu di Desa Torip sebagai gedung pertama kali yang dibangun untuk
proses belajar mengajar.
Adapun batas-batasnya adalah sebagai berikut:
• Sebelah barat berbatasan dengan kelurahan Bumirejo
• Sebelah timur berbatasan dengan jalan menuju desa Torip
• Sebelah utara berbatasan dengan perumahan penduduk desa Torip
• Sebelah selatan berbatasan dengan persawahan.
Tempat ke dua sebagai pusat administrasi sekolah dan proses
belajar mengajar di Desa Beseran Kecamatan Kaliangkrik Kabupaten
Magelang Propinsi Jawa Tengah. Tepatnya terletak di Jln Mayor Ismulloh
No.18 Beseran Kaliangrik Magelang.
Adapun batas-batasnya adalah sebagai berikut:
• Sebelah barat berbatasan dengan rumah penduduk desa Beseran
• Sebelah timur berbatasan dengan batas wilayah kecamatan Bandongan
• Sebelah utara berbatasan dengan jalan raya Kaliangkrik Magelang
• Sebelah selatan berbatasan dengan persawahan dan kebun salak milik
penduduk Beseran.
Dari segi lingkungan MTs Negeri Kaliangkrik ini terletak di daerah
yang strategis karena dekat dengan Pondok Pesantren Putra Al-Falah dan
Putri Assholihat, yang sebagian siswa MTs Negeri Kaliangkrik tersebut
belajar mengaji dan tinggal disana.
61
B. Sejarah Perkembangan MTs Negeri Kaliangkrik Magelang
Madrasah Tsanawiyah Negeri Kaliangkrik didirikan melalui proses
panjang dan melelahkan, karena madrasah tersebut sebelum berstatus
negeri adalah berstatus swasta yang dikelola oleh sebuah yayasan yaitu
yayasan Al-Huda, maka secara resmi pada tanggal 20 Juli 1962 berdirilah
Madrasah Tsanawiyah Ma’arif Al-Huda dengan alamat Dusun
Sampangan, Kelurahan Bumirejo, Kecamatan Kaliangkrik, Kabupaten
Magelang, yang dikelola oleh Bapak Mun’am Lutfi sebagai ketua dan
dibantu oleh sejumlah pengurus lainnya. Selain itu didukung pula oleh
warga masyarakat Sampangan dan sekitarnya yang telah sadar pada waktu
itu akan pentingnya pendidikan, khususnya pendidikan Islam sehingga
Madrasah Tsanawiyah Ma’arif Al-huda selangkah lebih maju.
Sebagai sarana dalam wahana pendidikan umat, pada mulanya
proses belajar mengajar menempati gedung Madrasah Ibtidaiyah Ma’rif
Al-Huda dengan kepala sekolah Bapak K. Maksum Hasyim. Dengan
turunnya SK Menteri Agama Nomor 21 tahun 1970, berubah nama dan
status Madrasah tersebut menjadi Madrasah Tsanawiyah Agama Islam
Negeri (MTsAIN), sebagai kepala Madrasah Bapak Drs. Ismudiyono
dengan modal awal siswa yang berjumlah 135 orang. Meskipun status dan
nama madrasah sudah berubah, namun para pengurus yang secara
kebetulan juga tenaga edukatif madrasah tersebut bersama-sama dengan
Kepala Madrasah mencari terobosan-terobosan untuk mendapatkan
62
bantuan pergedungan. Dengan diterimanya SK Kepala Kantor Departemen
Agama Kabupaten Magelang Nomor: k.20/1712/I.b/8/75 tanggal 24
Februari 1975 tentang penunjukan Bapak Mun’am Lutfi dan Bapak K.
Maksum Hasyim masing-masing sebagai Kepala dan Wakil Kepala
Madrasah, dan dikukuhkan dengan SK Kepala Kantor Wilayah
Departemen Agama Propinsi Jawa Tengah Nomor wk/I.b/99/a/1978
tanggal 10 Januari 1978 yang masing-masing sebagai Kepala dan Wakil
Kepala Madrasah. Sedangkan kemudian tepatnya tahun 1979 nama
MTsAIN secara resmi berubah menjadi MTsN hingga sekarang ini. Bapak
Mun’am Lutfi selaku kepala Madrasah Tsanawiyah Negeri Kaliangkrik
dengan dibantu para guru dan karyawan, serta masyarakat melanjutkan
terobosan-terobosan yang telah dirintis oleh pendahulunya. Diantara
terobosan-terobosan tersebut yaitu :
1. Tahun 1977 sampai dengan 1988 MTs Negeri Kaliangkrik sudah
dapat membangun gedung madrasah sendiri di Dusun Torip
Kelurahan Beseran Kecamatan Kaliangkrik dari bantuan pemerintah
dan swadaya masyarakat, meskipun ruangan yang ada dimadrasah
tersebut belum belum memenuhi kebutuhan.
2. Tahun 1988 MTs Negeri Kaliangkrik mendapat bantuan anggaran
pembebasan tanah dari Pemerintah (Departemen Agama)yang
kemudian dibelikan tanah di Dusun Beseran Kelurahan Beseran
Kecamatan Kaliangkrik, yang letaknya sangat strategis dan mudah
63
dijangkau, karena letaknya di tepi jalan, jauh dari kebisingan pabrik
dan dekat dengan lingkungan pesantren.
Setelah begitu panjang perjalanan Bapak Mun’am Lutfi sebagai
Kepala madrasah, kemudian dengan adanya SK Kepala Kantor Wilayah
Departemen Agama Propinsi Jawa Tengah Nomor
wk./I.b/KP.07.6/162/1990 tanggal 24 Februari 1990 tentang pengangkatan
Bapak Drs. Sujitno sebagai kepala MTs Negeri Kaliangkrik Kabupaten
Magelang menggantikan Bapak Mun’am Lutfi. Pada masa Bapak Sujitno
ini banyak usaha yang dilakukan untuk membangun Madrasah,
diantaranya:
1. Melanjutkan pengadaan sarana ruang belajar mengajar, perpustakaan,
kantor dan laboratorium IPA dari anggaran APBN.
2. Mendirikan mushola sebagai srana ibadah dari biaya swadaya.
Akhirnya setelah genap 6 tahun masa bakti Bapak Sujitno sebagai
Kepala Madrasah telah usai. Dan turun SK Kepala Kantor Wilayah
Departemen Agama Propinsi Jawa Tengah Nomor:
wk./I.b/KP.0706/1605/1996 tangggal 15 Maret 1996 tentang pengangkatan
Bapak Barun, BA. Sebagai Kepala MTs Negeri Kaliangkrik. Langkah-
langkah yang dilakukan oleh Bapak Barun, BA. Dalam melanjutkan
pembangunan Madrsah, diantranya:
64
1. Mengangkat Guru Tidak Tetap (GTT) sesuai dengan kebutuhan mata
pelajaran, mengusulkan pengadaan laboratorium bahasa.
2. Pengadaan lapangan olah raga.
Disamping itu, setahun perjalanan Bapak Barun, BA. sebagai Kepala
MTs Negeri Kaliangkrik, oleh Departem Agama beliau dipercayai untuk
mengelola MTs Terbuka yang pusat proses belajar mengajarnya di
Pondok Pesantren Assholihat Bumirejo, Kecamatan Kaliangkrik. Untuk
melanjutkan tugas-tugas Bapak Barun, BA. yang berpulang ke
Rahmatulllah pada tangggal 9 Januari 2003, kemudian diadakan
musyawarah guru dan karyawan pada tanggal 13 Januari 2003. Hasil
musyawarah kemudiaan diusulkan kepada Kandepag Kabupaten
Magelang agar saudara Abdul Ghofar, S.Pd. untuk dapat ditetapkan
sebagai Kepala MTs Negeri Kaliangkrik. Tepat pada tanggal 7 April 2003
usulan tersebut dapat diterima dan sekaligus dilangsungkan pelantikan
dan pengambilan sumpah. Dan hingga sekarang beliau masih menjabat
sebagai Kepala MTs Negeri Kaliangkrik Magelang.
Setelah 8 tahun menjadi kepala madrasah, pada Januari 2011 Bapak
Abdul Ghofar, S. Pd. Dipindah tugaskan di MTs Negeri Grabag dan
digantikan oleh Bapak Drs. Ahmad Zaeni R B., M. Pd hingga sekarang.
C. Identitas Sekolah
1. Nama Sekolah/Madrasah : MTs Negeri Kaliangkrik Kab.Magelang
2. Alamat : Jl. Mayor Ismullah N0.18 Beseran,
Kaliangkrik, Kab. Magelang 56153
65
3. Sekolah dibuka tahun : 1970
4. Status Sekolah : 2013
5. Akreditasi Sekolah : A
6. SK Akreditasi : No. 101/BAP-SM/XI/2013
7. No/Tgl SK Akreditasi : No. 211 pada 14 September 1970
8. Visi dan Misi :
Sebagaimana lembaga pendidikan pada umumnya, MTs Negeri
Kaliangkrik Magelang mempunyai visi serta misi dalam menjalankan
aktivitas pendidikannya. Melalui visi dan misi akan tergambar
bagaimana cita-cita serta keinginan MTs Negeri Kaliangkrik Magelang
sebagai sebuah institusi pendidikan dalam meningkatkan serta
mengembangkan mutu lembaga pendidikan, serta kualitas output yang
akan dihasilkan.
1. Visi:
Terwujudnya lulusan madrasah yang berakhlak mulia, beretos kerja
tinggi, berprestasi dan berpikir kreatif.
2. Misi:
1. Mengembangkan kemampuan dasar siswa menjadi muslim yang
taat beribadah dan memiliki kepribadian sosial yang tinggi.
2. Mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan sistematik dalam
memahami peradaban Islam.
3. Mengembangkan pemahaman keagamaan yang toleran, insklusif
dan demokratis.
66
4. Memberikan landasan metodologis dalam memahami ajaran Islam.
5. Membangun budaya Madrasah sebagai ciri khas.
6. Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan secara efektif,
sehingga setiap siswa berkembang secara optimal sesuai potensi
yang dimiliki.
7. Memberikan semangat keunggulan secara intensif kepada seluruh
warga madrasah.
D. Struktur Organisasi
MTs Negeri Kaliangkrik sebagai lembaga pendidikan dan
pengajaran tingkat menengah pertama dengan menjadikan Pendidikan
Agama Islam sebagai identitas lembaganya. Setiap lembaga sudah tentu
memiliki struktur organisasi, karena struktur organisasi dalam suatu
perkumpulan atau lembaga sangat penting keberadaannya. Dengan adanya
struktur organisasi tersebut, orang akan mudah mengetahui sejumlah
personil yang menduduki jabatan tertentu dalam suatu lembaga dan
memperlancar tugasnya sehingga tercapai efisien dan efektif.
Adapun struktur organisasi MTs Negeri Kaliangkrik Magelang
adalah sebagai berikut:
Bagan 1
Struktur Organisasi MTs Negeri Kaliangkrik
Kab. Magelang 2014/2015
KEPALA SEKOLAH
67
Keterangan :
Kepala Sekolah : Drs. Ahmad Zaeni RB. M.Pd
Waka Bid.Kurikulum : Nurrokhim, S.Pd
Tajudin Masnuh, M.Pd.I
Waka Bid.Kesiswaan : Masruri Syaefurrohman, SS.
Drs. Ahmad Zaeni RB. M.Pd
Siti Romlah
TATA USAHA
WAKABID.HUMAS
WAKABID.SAR
PRAS
WAKABID.KESIS
WAAN
Nurrokhim,S.Pd
TajudinMasnuh,M.Pd.I
WAKABID.KURIKU
LUM
Drs. Juni
SitiMuawanah,S.Pd.
Drs. ImamSubarkah
Nur Sakinah,M.Pd.
MasruriSyaefurrohman, SS.
Abdullah Al-Kafi, M.Pd.I
Guru
Siswa
68
Abdullah Al-Kafi, M.Pd.I
Waka Bid.Sarpras : Drs. Imam Subarkah
Nur Sakinah, M.Pd.
Waka Bid.Humas : Drs. Juni
Siti Muawanah, S.Pd.
Adapun mengenai tugas dan kewajiban masing-masing personal
dalam struktur organisasi di MTs Negeri Kaliangkrik Magelang, sebagai
berikut:
1. Kepala Madrasah
a. Menyusun, mengorganisasi, mengarahkan, mengkoordinasikan,
melaksanakan pengawasan dan melakukan evaluasi terhadap semua
kegiatan yang berlangsung.
b. Menentukan kebijakan.
c. Mengadakan rapat.
d. Mengatur proses belajar mengajar.
e. Mengatur administrasi ketatausahaan siswa, ketenagaan, sarana dan
prasarana serta keuangan/ RAPBS.
f. Melakukan pembaharuan di bidang BK, ekstra kulikuler, kegiatan
belajar mengajar, dan pengadaan sarana dan prasarana.
g. Melaksanakan pembinaan terhadap guru dan karyawan.
h. Menciptakan lingkungan belajar yang kondusif.
i. Menciptakan hubungan harmonis antar sesama guru dan karyawan.
69
j. Menciptakan hubungan harmonis antar sekolah, lingkungan, dan
instansi terkait.
k. Melaksanakan tugas sebagai tenaga edukatif.
2. Tata Usaha
a. Penyusunan program kerja TU.
b. Pengelolaan keuangan sekolah.
c. Pengurusan administrasi ketenagaan dan siswa
d. Pengurusan administrasi perlengkapan sekolah.
e. Pengurusan administrasi dan penyajian data/statistik sekolah.
f. Penyusunan laporan pelaksanaan kegiatan kepengurusan
ketatausahaan secara berkala.
g. Layanan teknis dibidang pertahanan dan keamanan bagi karyawan.
3. Wakil Kepala Bidang Sarana Prasarana
a. Merencanakan kebutuhan sarana untuk menunjang proses belajar
mengajar.
b. Menentukan program pengadaannya.
c. Mengatur pemanfaatan sarana dan prasarana.
d. Mengelola perawatan, perbaikan, dan pengisian.
e. Mengatur pembukuan.
f. Menyusun laporan.
4. Wakil Kepala Bidang Kurikulum
a. Menyusun dan menjabarkan kurikulum.
b. Menyusun pembagian tugas guru dan jadwal pelajaran.
70
c. Mengatur penyusunan program pengajaran, satuan pelajaran,
penjabaran, dan penyesuaian kurikulum.
d. Mengatur pelaksanaan kegiatan kurikuler dan ekstrakulikuler..
e. Mengatur pelaksanaan kegiatan penilaian, kriteria kenaikan kelas,
kriteria kelulusan dan laporan kemajuan belajar siswa serta
pembagian raport dan STTB.
f. Mengatur pelaksanaan program perbaikan dan pengajaran.
g. Mengatur pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar.
h. Mengatur pengembangan MGMP dan koordinator mata pelajaran.
i. Mengatur mutasi siswa.
j. Melakukan supervisi administrasi dan akademik.
k. Menyusun laporan.
5. Wakil Kepala Bidang Kesiswaan
a. Mengatur program dan pelaksanaan Bimbingan dan konseling.
b. Mengatur dan mengkoordinasikan pelaksanaan 7K (keamanan,
kebersihan, keindahan, kerindangan, kekeluargaan, kesehatan).
c. Mengatur dan membina program kegiatan OSIS meliputi pramuka,
PMR, karya ilmiah remaja, UKS, patroli keamanan sekolah dan
paskibraka.
d. Mengatur program pesantren kilat.
e. Menyusun dan mengatur pelaksanaan pemilihan siswa teladan.
f. Menyelenggarakan cerdas cermat, olah raga prestasi.
71
g. Menyelenggarakan seleksi calon-calon yang diusulkan
mendapatkan beasiswa.
6. Wakil Kepala Bagian Humas Mengatur dan mengembangkan hubungan
dengan komite sekolah dan peran kepala madrasah.
a. Menyelenggarakan bakti sosial dan karya wisata.
b. Menyelenggarakan pameran hasil pendidikan di sekolah (gebyar
pendidikan).
7. Dewan Guru
Guru bertanggung jawab kepada kepala sekolah dan mempunyai tugas
melaksanakan kegiatan proses belajar mengajar secara efektif dan
efisien.
Tugas dan tanggung jawab seorang guru meliputi:
a. Membuat perangkat pembelajaran.
b. Melaksanakan kegiatan pembelajaran.
c. Melaksanakan kegiatan penilaian proses belajar mengajar, ulangan
harian, ulangan umum, dan ujian akhir.
d. Melaksanakan analisis hasil ulangan harian. Menyusun dan
melaksanakan program perbaikan dan pengayaaan.
e. Menyusun daftar nilai siswa.
E. Keadaan Guru, Karyawan dan Siswa
1. Keadaan Guru dan Karyawan
72
Penyelenggaraan pendidikan di sebuah sekolah perlu
memperhatikan keadaan dan pengadaan guru dan karyawan, karena hal
tersebut sangat mempengaruhi mekanisme kerjanya. Dan diantara
salah satu faktor penentu keberhasilan dalam proses pendidikan adalah
adanya peranan pendidik atau tenaga edukatif. Dalam tugasnya tenaga
pengajar ini antara lain menyiapkan materi pelajaran yang menjadi
wewenang tanpa melalaikan kewajiban untuk membina dan
mengarahkan kepribadian peserta didik.
Guru yang ada di MTs Negeri Kaliangkrik Magelang ini cukup
banyak, sebanding dengan jumlah siswa dan kelas yang tersedia di
MTs Negeri Kaliangkrik tersebut. Guru-guru tersebut merupakan
alumni dari berbagai perguruan tinggi antara lain : UNY, UMM, UIN
Sunan Kalijaga, STAIN Salatiga, UNNES, IAIN Walisongo, UNS,
UTM dan lain-lain.
Status guru yang bertugas di MTs Negeri Kaliangkrik pada
umumnya adalah Guru Tetap (GT) berjumlah 31 guru, akan tetapi ada
juga guru yang berstatus sebagai Guru Tidak Tetap (GTT) berjumlah
11 guru. Dan karyawan TU yang berstatus tetap berjumlah 5 karyawan
dan berstatus tidak tetap bejumlah 8 karyawan.
Keadaan guru dan karyawan di MTs Negeri Kaliangkrik dapat
dirincikan sebagaimana dalam tabel berikut:
Tabel 1
Daftar Keadaan Guru dan Karyawan
73
NO NAMA NIP JABATAN
1 Drs. Ahmad Zaeni R.B.,
M.Pd 196801021994031001
Matematika
2 Drs.Imam Subarkah 196611151993031005 PKn
3 Nurrochim,S.Pd 197108251994121001 Matematika
4 Nur Sakinah, M.Pd.I 197107112003122001 B. Indonesia
5 Drs.Djuni 196402101999031001 Matematika
6 Ninik Murniningsih,
S.Pd.Bio 196804251992032001 IPA Biologi
7 Aris Suranto,A.Md 196605171995121002 B.Inggris
8 Chalimah,S.Pd 197904082005012002 B. Indonesia
9 M.Syaifurrohman,S.S 197511132007101002 TIK, Ketramp
10 Tajudin Masnuh, M.S.I 197901052007101003 B. Arab
11 Sri Rahayu,S.Pd 198004172005012004 BK
12 Abdullah Al Kafi, M.S.I 197601022007101002 SKI
13 Akhmad Hasyim,S.PdI 195603291985031001 B. Arab
14 Ilik Hidayati,S.Ag 196311251985031001 Fiqih
15 M.Karimah,S.Pd.I 196003041991032001 Quran Hadits
16 Dra.Nur Wafirotulaela 196305131991032001 Akidah Akh
17 Robiah,S.Pd 196512081995122001 Matematika
18 Eko Sri Mulyono,S.Pd 197107202005011003 IPS
19 Heny Isnayanti,S.Pd 197801032005012003 Matematika
74
20 Sarnik Saputri,S.Pd 198102282005012006 BK, Ketramp
21 Siti Nurul M.S.Pd.I 197804182005012003 B.Inggris
22 Siti Muawanah,S.Pd 197909012006042022 PKn
23 Siti Kotijah,S.Pd 197809072006042020 Matematika
24 Siti Asiyah,S.Pd 197207022007012002 B. Indonesia
25 Sri Wahyuni,S.Pd 197710172007102001 B. Indonesia
26 Rofiatul M. S.Pd.I 197910302007102001 B.Inggris
27 Maesaroh,S.Ag 196706012007012039 Fiqih, SKI
28 Nur Rohmah,S.Pd.I 198107162007102004 B. Arab
29 Retno Sujiwati, S.Pd. Bio 197702152007102003 IPA biologi
30 Hamzah Fathullah,S.E 197201222007101001 IPS
31 Moh. Rosyid Ridho, S.Pd 197402212006041002 Seni Rupa
32 Suharto,S.E - IPS
33 Sarwo Mulyono,S.Pd - Penjaskes
34 Shobari Dwi I., S.Pd.I - IPA Fisika
35 Ina Eka S. , S.Pd - PKn
36 Timur Arasit, S.Pd.Jas - Penjaskes
37 Dian Intan Ayu S., S.Pd - BK, Prakarya
37 Siti Sakinatul M, S.Pd.I - Akidah Akh
38 Uswatun Chasanah, S.Pd.si - Quran Hadits
40 Siti Nasihatul Azizah,
S.Pd.I
-
IPA fisika
75
41 Irawati Kurniasih, S.Pd - B.Inggris
42
Andriyas Purwandari, S.Pd
- Seni Bdy/B.
Jawa, BK
43 Nur Misbahudin - Staff TU
44 Siti Romlah - Kepala TU
45 Muhammad Fathurrohman - Staff TU
46 Mandzur - Staff TU
47 Zubaedah, S.E - Staff TU
48 Setya Palupi - Staff TU
49 Chosois - Penjaga
50 Syaifudin Zuhri - Staff TU
51 Ahmad Khusaeni - Staff TU
52 Romadhon - Penjaga
53 Zuhri - Pegawai
54 Zuhad Alwi - Staff TU
55 Uswatun Khasanah - Staff TU
56 Wakhid - Pegawai perpus
Tabel 2
Daftar Nama Wali Kelas
NO KELAS WALI KELAS
76
2. Keadaan siswa
1 7A Chalimah, S.Pd.
2 7B Ilik Hidayati, S.Ag.
3 7C Heni Isnayanti, S.Pd.
4 7D Siti Asiyah, S.Pd.
5 7E Suharto, S.E.
6 7F Timur Arasit, S.Pd.Jas.
7 7G Nur Roch Mah, S.Pd.I.
8 8A Siti Khotijah, S.Pd.
9 8B Hamzah Fathullah, S.E.
10 8C Uswatun Chasanah, S.Pd.si.
11 8D M. Karimah, S.Pd.I
12 8E Sarwo Mulyono, S.Pd.Jas.
13 8F Eko Srimulyono, S.Pd.
14 8G Maesaroh, S.Ag.
15 9A Siti Sakinatul M., S.Pd.I.
16 9B Shobari Dwi Imananto, S.Pd.I
17 9C Siti Nurul M., S.Pd.I.
18 9D Sri Wahyuni, S.Pd.
19 9E Moch Rasyid Ridho, S.Pd.
20 9F Robiah, S.Pd.
21 9G Rofiatul M., S.Pd.I
77
Siswa sebagai bagian penting dalam pendidikan, karena tanpa
adanya siswa proses belajar mengajar di madrasah tidak dapat
berlangsung. Jumlah siswa yang belajar di MTs Negeri Kaliangkrik
sampai tahun ajaran 2014/2015 seluruhnya berjumlah 774 siswa
dengan perincian 350 siswa dan 424 siswi. Adapun perinciaannya
adalah sebagai berikut:
Tabel 3
Daftar Keadaan Siswa
NO KELAS Laki-Laki Perempuan JUMLAH
1 7A 20 24 44
2 7B 20 26 46
3 7C 24 20 44
4 7D 22 24 46
5 7E 24 22 46
6 7F 22 24 46
7 7G 14 16 30
JUMLAH 146 156 302
1 8A 18 20 38
2 8B 18 18 36
3 8C 18 18 36
4 8D 18 18 36
5 8E 18 16 34
6 8F 16 20 36
78
7 8G 18 18 36
JUMLAH 123 128 252
1 9A 12 20 32
2 9B 12 20 32
3 9C 12 20 32
4 9D 12 20 32
5 9E 10 20 30
6 9F 11 20 31
7 9G 12 20 32
JUMLAH 81 140 221
TOTAL 350 424 774
Selain siswa mengikuti proses belajar mengajar di dalam kelas para
siswa juga mengikuti berbagai kegiatan pengembangan diri
(Ekstrakurikuler ) yang bersifat wajib dan tidak wajib untuk diikuti
oleh siswa. Kegiatan tersebut dibimbing oleh guru-guru yang
berkompeten di bidangnya masing-masing.
Sebagai mana dalam tabel berikut ini:
Tabel 4
Daftar Pengampu Kegiatan Ekstrakurikuler
No KEGIATAN PENGAMPU Kelas
VII
Kelas
VIII
79
1 Bola Volly Sarwo Mulyono, S.Pd
2 Bulu Tangkis M. Syaefurrohman, S.S
3 Tenis Meja Tajudin Masnuh, S.S
4 Bola Basket Timur Ar-Rasyid,
S,Pd.Jas
5 Menjahit Ilik Hidayati, S.AG
Dian Intan Saputri, S.Pd.
6 MTQ,
Rebana
Maesaroh, S.Ag
7 PMR Sri Rahayu, S.Pd
Abdullah Alkafi, M.Pd.
Eko Sri Mulyono, S.Pd.
8 Pramuka - Aris Suranto, A.Md
- M. Syaefurrohman, S.S
- Shobari Dwi
Imananto,S.Pd.I.
- Tajudin Masnuh, S.S
- Siti Sakinatul M., S.Pd.
- Chalimah, S.Pd.
- Uswatun Chasanah,
S.Pd.si.
F. Keadaan Sarana dan Prasarana
80
Sarana dan prasarana merupakan salah satu faktor yang membentuk
terjadinya proses pendidikan dan pengajaran selain guru, karyawan, siswa
dan lingkungan. Maksud sarana dan prasarana di sini adalah semua alat
yang digunakan untuk mendukung jalannya proses belajar mengajar, baik
yang bersifat umum maupun yang bersifat khusus yang dimiliki MTs
Negeri Kaliangkrik.
1. Keadaan sarana yang berkaitan dengan bangunan dan ruang di MTs
Negeri Kaliangkrik Magelang. Sebagai berikut:
Tabel 5
Keadaan Sarana dan Prasarana yang Berkaitan dengan Bangunan
dan Ruang di MTs Negeri Kaliangkrik Magelang
No Jenis Sarana dan Prasarana Jumlah Keadaan
1 Ruang Kelas 21 Baik
2 Ruang Guru 2 Baik
3 Ruang Kepala madrasah 1 Baik
4 Ruang TU 1 Baik
5 Ruang Perpustakaan 1 Baik
6 Ruang Laboratorium IPA 1 Baik
7 Ruang Laboratorium Bahasa 1 Baik
8 Ruang Laboratorium
Komputer
1 Baik
9 Ruang Koperasi Sekolah 1 Baik
10 Ruang BK 1 Baik
81
11 Ruang UKS 2 Baik
12 Mushola 2 Baik
13 Sarana ibadah 1 Baik
14 Kamar Mandi 15 Baik
15 Gudang 2 Baik
16 Ruang guru olahraga 1 Baik
17 Lapangan olahraga 1 Baik
18 Tempat parkir 2 Baik
2. Keadaan sarana yang berkaitan dengan furniture MTs Negeri
Kaliangkrik Magelang
Tabel 6
Keadaan Sarana Furniture di MTs Negeri Kaliangkrik Magelang
No Jenis Sarana dan Prasarana Jumlah Keadaan
1 Meja kerja 42 Baik
2 Meja siswa 390 Baik
3 Kursi kerja 42 Baik
4 Kursi siswa 780 Baik
5 Papan tulis 21 Baik
6 White board 21 Baik
7 Rak buku 15 Baik
8 Almari arsip/brangkas 5 Baik
82
9 Almari etalase 5 Baik
10 Podium 1 Baik
3. Keadaan sarana yang berkaitan dengan administrasi, laboratorium
bahasa dan laboratorium komputer di MTs Negeri Kaliangkrik
Magelang
Tabel 7
Keadaan Sarana Administrasi, Laboratorium Bahasa dan
Laboratorium Komputer
di MTs Negeri Kaliangkrik Magelang
No Jenis Sarana dan Prasarana Jumlah Keadaan
1 Komputer 40 Baik
2 Printer 10 Baik
3 Televisi 3 Baik
4 DVD/ Media Player 2 Baik
5 Radio tape 2 Baik
6 Mesin ketik 1 Baik
7 Laptop 8 Baik
8 Proyektor 12 Baik
9 Alat rebana 2 set Baik
4. Keadaan sarana yang berkaitan dengan perlengkapan olah raga di MTs
Negeri Kaliangkrik Magelang
Tabel 8
83
Keadaan Sarana Olah Raga di MTsN Kaliangrik Magelang
No Jenis Sarana dan Prasarana Keadaan
1 Bola basket Baik
2 Bola volley Baik
3 Bola kasti Baik
4 Bola pimpong Baik
5 Kayu pemukul Baik
6 Matras Baik
7 Cakram Baik
8 Lembing Baik
9 Bat pingpong Baik
10 Raket Baik
11 Net bulu tangkis Baik
12 Net bola volley Baik
13 Stopwatch Baik
14 Tiang lompat tinggi Baik
G. Gambaran Umum Kegiatan Ekstrakurikuler Keagamaan
Kegiatan ekstrakurikuler keagamaan MTQ dan rebana
dilaksanakan setiap satu minggu sekali, yaitu pada hari rabu dan kamis.
84
Kegiatan ini dibimbing oleh guru dari MTs Negeri Kaliangkrik itu sendiri,
yaitu Ibu Maesaroh, S.Ag.
Upaya yang telah dilakukan oleh guru pembimbing kegiatan
ekstrakurikuler keagamaan di MTs Negeri Kaliangkrik Magelang dalam
meningkatkan prestasi belajar, diantaranya dengan:
a. Menyajikan dan menyampaikan materi ekstrakurikuler keagamaan
menjadi menarik bagi siswa.
b. Menciptakan suasana senang dan semangat untuk belajar
ekstrakurikuler keagamaan.
c. Menciptakan suasana tidak tegang, budaya takut dan malu-malu
dalam proses kegiatan ekstrakurikuler keagamaan.
d. Menumbuhkan dan membangkitkan perasaan ingin tahu pada diri
siswa.
e. Memusatkan perhatian dan konsentrasi siswa.
f. Menciptakan kondisi atau proses yang mengarahkan siswa melakukan
aktivitas kegiatan ekstrakurikuler keagamaan.
g. Memperhatikan dan memenuhi kebutuhan siswa selama proses
kegiatan ekstrakurikuler keagamaan berlangsung.
h. Memiliki gaya kepemimpinan dan teladan, serta pribadi yang baik
sebagai guru pembimbing kegiatan ekstrakurikuler keagamaan.
i. Mendorong siswa untuk mengamalkan pengetahuan yang telah
diperoleh dalam kehidupan sehari-hari, baik di sekolah maupun dalam
keluarga dan masyarakat.
85
j. Memberikan pujian, ganjaran atau hadiah.
Berikut adalah daftar nama siswa yang mengikuti kegiatan
ekstrakurikuler keagamaan di MTs Negeri Kaliangkrik Kab. Magelang.
Tabel 9
Daftar siswa yang Mengikuti Kegiatan Ekstrakurikuler
Keagamaan
NO NAMA
1 Nikmatul Choiriyah
2 Eka Gita Safitri
3 Dewi Sulistyowati
4 Naila Amalia N.
5 Muhimatul Khafifah
6 Ali Mahbub
7 Ana Setyaningrum
8 Wika Aprilia Saputra
9 Joko Sunardi
10 M. Abdur Rosyid
11 M. Khoirul Umam
12 Tegar Bagus N.
13 Pipit Safitri
14 Arkhan Zainul M.
15 Nabila Fauzia
86
16 Ida Nur Aini
17 Ismiyati
18 Fita Iklima
19 Sinta Ibni Karimah
20 Fikri Ninal Muna L.
21 Fitri Wulan Sari
22 Siti Nur Aini
23 Dina Utami
24 Zahra Diniatul A.
25 Wulandari
26 Nur Khalimah
27 Qadrun Nada F.F
28 Rokhmat Fathullah
29 Charis Wahyudi
30 Arin Kurnia M.
31 Farkhan Chamid
32 Indah Fitria
33 Karomatul Siam
34 Deni Muarik Abas
35 Dian Nur .K
36 Heni Mustafida
37 Ovi Laili Nur .S
87
39 Nurul Huda
39 Titin Haryati
40 Adfinatul Khasanah
BAB IV
88
ANALISIS DATA
Pada bab ini penulis akan menganalisis data yang telah terkumpul
sehingga diketahui ada tidaknya korelasi mengikuti kegiatan ekstrakurikuler
keagamaan dengan prestasi belajar siswa MTs Negeri Kaliangkrik
Kab.Magelang, maka data yang diperoleh akan dianalisis statistik dan analisa
kuantitatif. Dalam menganalisa data tersebut penulis menggunakan teknik
product moment sebagai berikut:
A. Analisis Pendahuluan
1. Analisis Data Tentang Sikap Siswa Terhadap Kegiatan
Ekstrakurikuler Keagamaan di MTs Negeri Kaliangkrik
Magelang
Untuk memperoleh data, peneliti menyebarkan angket
sebanyak 40 item yang disebarkan kepada 40 responden. Dengan
jumlah 10 butir soal. Dari masing-masing pertanyaan tersebut, tersedia
4 alternatif jawaban dengan ketentuan sebagai berikut :
a. Siswa yang menjawab sangat setuju (SS) diberi nilai 4.
b. Siswa yang menjawab setuju (S) diberi nilai 3.
c. Siswa yang menjawab kurang setuju (KS) diberi nilai 2.
d. Siswa yang menjawab tidak setuju (TS) diberi nilai 1.
Tabel 10
89
Distribusi Frekuensi Skor Data Variabel X
NO NAMA BUTIR SOAL JUMLAH
1 2 3 4 5 6 7 8 9 1
0
1 Nikmatul Choiriyah 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 38
2 Eka Gita Safitri 4 3 3 4 3 4 4 4 3 3 35
3 Dewi Sulistyowati 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 38
4 Naila Amalia N. 4 4 3 4 3 3 3 4 3 4 35
5 Muhimatul Khafifah 4 3 3 4 3 4 3 4 3 3 34
6 Ali Mahbub 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 31
7 Ana Setyaningrum 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 38
8 Wika Aprilia .S 4 3 3 4 4 4 4 4 3 4 38
9 Joko Sunardi 3 4 3 3 4 4 4 3 3 3 34
10 M. Abdur Rosyid 3 3 3 3 4 4 3 3 3 4 33
11 M. Khoirul Umam 3 4 3 4 4 4 4 3 3 3 35
12 Tegar Bagus N. 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 31
13 Pipit Safitri 4 3 3 4 4 4 4 3 4 4 37
14 Arkhan Zainul M. 3 4 4 4 4 4 4 3 4 3 37
15 Nabila Fauzia 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 38
16 Ida Nur Aini 3 3 3 3 3 3 3 4 4 1 30
17 Ismiyati 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 38
18 Fita Iklima 4 4 4 4 3 3 4 3 3 4 36
90
19 Sinta Ibni Karimah 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 39
20 Fikri Ninal Muna L. 4 4 4 4 3 3 4 4 3 4 37
21 Fitri Wulan Sari 3 3 3 3 3 3 4 4 3 1 30
22 Siti Nur Aini 4 4 4 4 3 4 3 3 4 3 36
23 Dina Utami 3 3 3 3 3 3 4 4 3 1 30
24 Zahra Diniatul A. 4 3 3 4 3 4 4 4 4 4 37
25 Wulandari 3 3 3 3 3 3 4 3 2 1 28
26 Nur Khalimah 3 3 3 3 3 3 3 4 4 1 30
27 Qadrun Nada F.F 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 38
28 Rokhmat Fathullah 3 3 3 4 4 3 4 3 3 4 34
29 Charis Wahyudi 3 3 3 4 4 3 4 3 3 3 33
30 Arin Kurnia M. 4 4 4 3 4 4 3 3 3 3 35
31 Farkhan Chamid 3 3 3 3 4 3 1 3 4 3 28
32 Indah Fitria 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 31
33 Karomatul Siam 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 31
34 Deni Muarik Abas 3 3 3 4 4 3 4 3 3 3 33
35 Dian Nur .K 3 3 3 4 4 3 4 3 3 4 34
36 Heni Mustafida 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 31
37 Ovi Laili Nur .S 3 4 3 4 4 3 4 3 3 4 35
38 Nurul Huda 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 39
39 Titin Haryati 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 31
40 Adfinatul Khasanah 4 4 3 4 4 3 4 4 3 3 36
91
Dari data dapat dilihat bahwa nilai tertinggi adalah 40 dan
nilai terendah adalah 10 dengan memasukkan angka tersebut
kedalam rumus, maka dapat dicari lebar interval dengan rumus
sebagai berikut:
I = +1
K
Keterangan:
I : Interval kelas
R : Range Inilai maksimum dikurangi nilai minimum)
K : Jumlah kelas (berdasarkan jumlah multiple choice)
i = (40−10) +1
4
= 8
Tabel 11
Interval Varibel X
No Interval Frekuensi
1 34-40 25
2 26-33 15
3 18-25 0
4 10-17 0
Jumlah 40
Setelah intervalnya didapat, maka ditentukan frekuensi dan
prosentase frekuensi variabel X sebagai berikut :
92
P= ×100%
Keterangan :
P = Presentase perolehan
F = Frekuensi
N = Jumlah total responden
a. Kategori nilai sikap siswa sangat setuju (A) : 25 / 40 x 100
= 62,5%
b. Kategori nilai sikap siswa setuju (B) : 15 / 40 x 100
= 37,5%
c. Kategori nilai sikap siswa kurang setuju (C) : 0/ 40 x 100
= 0%
d. Kategori nilai sikap siswa tidak setuju (D) : 0/40 x 100
= 0%
Tabel 12
Interval dan Prosentase Sikap Siswa
No Interval Frekuensi Prosentase Nominasi Ket
1 34-40 25 62,5% A Sangat Setuju
2 26-33 15 37,5% B Setuju
3 18-25 0 0% C Kurang Setuju
4 10-17 0 0% D Tidak Setuju
93
Jumlah 40 100
Dengan demikian, maka :
a. Nominasi antara 34-40 berarti sikap siswa dalam mengikuti kegiatan
ekstrakurikuler keagamaan yang sangat setuju (A) sebanyak 25 siswa
atau 62,5%.
b. Nominasi antara 26-33 berarti sikap siswa dalam mengikuti kegiatan
ekstrakurikuler keagamaan yang setuju (B) sebanyak 15 siswa atau
37,5%.
c. Nominasi antara 18-25 berarti sikap siswa dalam mengikuti kegiatan
ekstrakurikuler keagamaan yang kurang setuju (C) sebanyak 0 siswa
atau 0%.
d. Nominasi antara 10-17 berarti sikap siswa dalam mengikuti kegiatan
ekstrakurikuler keagamaan yang tidak setuju (D) sebanyak 0 siswa
atau 0%.
Kemudian dibuat tabel nominasi A (Sangat Setuju), B (Setuju), C
(Kurang Setuju) dan D (Tidak Setuju) untuk mengetahui masing-
masing nominasi sikap siswa terhadap kegiatan ekstrakurikuler
keberagamaan siswa sebagai berikut:
Tabel 13
Nilai Nominasi Sikap Siswa Terhadap Kegiatan
Ekstrakurikuler Keagamaan
No Nama Skor Nominasi Keterangan
1 Nikmatul Choiriyah 38 A Sangat Setuju
94
2 Eka Gita Safitri 35 A Sangat Setuju
3 Dewi Sulistyowati 38 A Sangat Setuju
4 Naila Amalia N. 35 A Sangat Setuju
5 Muhimatul Khafifah 34 A Sangat Setuju
6 Ali Mahbub 31 B Setuju
7 Ana Setyaningrum 38 A Sangat Setuju
8 Wika Aprilia Saputra 38 A Sangat Setuju
9 Joko Sunardi 34 A Sangat Setuju
10 M. Abdur Rosyid 33 B Setuju
11 M. Khoirul Umam 35 A Sangat Setuju
12 Tegar Bagus N. 31 B Setuju
13 Pipit Safitri 37 A Sangat Setuju
14 Arkhan Zainul M. 37 A Sangat Setuju
15 Nabila Fauzia 38 A Sangat Setuju
16 Ida Nur Aini 30 B Setuju
17 Ismiyati 38 A Sangat Setuju
18 Fita Iklima 36 A Sangat Setuju
19 Sinta Ibni Karimah 39 A Sangat Setuju
20 Fikri Ninal Muna L. 37 A Sangat Setuju
21 Fitri Wulan Sari 30 B Setuju
22 Siti Nur Aini 36 A Sangat Setuju
23 Dina Utami 30 B Setuju
95
24 Zahra Diniatul A. 37 A Sangat Setuju
25 Wulandari 28 B Setuju
26 Nur Khalimah 30 B Setuju
27 Qadrun Nada F.F 38 A Sangat Setuju
28 Rokhmat Fathullah 34 A Sangat Setuju
29 Charis Wahyudi 33 B Setuju
30 Arin Kurnia M. 35 A Sangat Setuju
31 Farkhan Chamid 28 B Sedang
32 Indah Fitria 31 B Setuju
33 Karomatul Siam 31 B Setuju
34 Deni Muarik Abas 33 B Setuju
35 Dian Nur .K 34 A Sangat Setuju
36 Heni Mustafida 31 B Setuju
37 Ovi Laili Nur .S 35 A Sangat Setuju
38 Nurul Huda 39 A Sangat Setuju
39 Titin Haryati 31 B Setuju
40 Adfinatul Khasanah 36 A Sangat Setuju
2. Analisis Data Prestasi Siswa
Data tentang prestasi belajar siswa diperoleh dari nilai akhir
rapor mata pelajaran Pendidikan Agama Islam semester genap tahun
ajaran 2014/2015, yaitu rata-rata nilai dari mata pelajaran Aqidah
Akhlaq, Fiqh, SKI dan Al-qur’an Hadist dengan sampel 40 siswa MTs
96
Negeri Kaliangkrik Kab. Magelang . Yang mana hasilnya dapat dilihat
pada tabel di bawah ini:
Tabel 14
Distribusi Frekuensi Data Variabel Y
NO NAMA NILAI PAI
1 Nikmatul Choiriyah 90
2 Eka Gita Safitri 87
3 Dewi Sulistyowati 80
4 Naila Amalia N. 88
5 Muhimatul Khafifah 89
6 Ali Mahbub 90
7 Ana Setyaningrum 84
8 Wika Aprilia Saputra 89
9 Joko Sunardi 90
10 M. Abdur Rosyid 84
11 M. Khoirul Umam 88
12 Tegar Bagus Nugroho 83
13 Pipit Safitri 84
14 Arkhan Zainul M. 85
15 Nabila Fauzia 88
16 Ida Nur Aini 80
97
17 Ismiyati 81
18 Fita Iklima 83
19 Sinta Ibni Karimah 94
20 Fikri Ninal Muna L. 88
21 Fitri Wulan Sari 79
22 Siti Nur Aini 93
23 Dina Utami 74
24 Zahra Diniatul A. 94
25 Wulandari 80
26 Nur Khalimah 79
27 Qadrun Nada F.F 94
28 Rokhmat Fathullah 92
29 Charis Wahyudi 85
30 Arin Kurnia M. 90
31 Farkhan Chamid 80
32 Indah Fitria 85
33 Karomatul Siam 80
34 Deni Muarik Abas 88
35 Dian Nur .K 80
36 Heni Mustafida 80
37 Ovi Laili Nur .S 79
38 Nurul Huda 94
98
39 Titin Haryati 80
40 Adfinatul Khasanah 94
Dari data dapat dilihat bahwa nilai tertinggi adalah 94 dan
nilai terendah adalah 74 dengan memasukkan angka tersebut
kedalam rumus, maka dapat dicari lebar interval dengan rumus
sebagai berikut:
I= +1
K
Keterangan:
I : Interval kelas
R : Range Inilai maksimum dikurangi nilai minimum)
K : Jumlah kelas (berdasarkan jumlah multiple choice)
I = (94−74) +1
4
= 5
Tabel 15
Interval Prestasi Belajar PAI Siswa
No Interval Frekuensi
1 89-94 13
2 84-88 12
3 79-83 14
99
4 74-78 1
Jumlah 40
Setelah intervalnya didapat, maka ditentukan frekuensi dan
prosentase frekuensi keaktifan siswa sebagai berikut :
P = ×100%
Keterangan :
P = Presentase perolehan
F = Frekuensi
N = Jumlah total responden
a. Kategori prestasi belajar siswa sangat tinggi (A): 13/40 x 100
= 32,5%
b. Kategori prestasi belajar siswa tinggi (B) : 13/40 x 100
= 30%
c. Kategori prestasi belajar siswa sedang (C) : 13/40 x 100
= 35%
d. Kategori prestasi belajar siswa rendah (D) : 13/40 x 100
= 2,5%
Tabel 16
Interval dan Prosentase Prestasi Belajar PAI Siswa
No Interval Frekuensi Prosentase Nominasi Ket
1 89-94 13 32,5% A Sangat Tinggi
100
2 84-88 12 30% B Tinggi
3 79-83 14 35% C Sedang
4 74-78 1 2,5 D Rendah
Jumlah 40 100
Dengan demikian, maka :
a. Nominasi antara 89-94 berarti prestasi belajar siswa dikatakan
sangat tinggi (A) sebanyak 13 siswa atau 32,5%.
b. Nominasi antara 84-88 berarti nilai prestasi belajar siswa dikatakan
tinggi (B) sebanyak 12 siswa atau 30%.
c. Nominasi antara 79-83 berarti prestasi belajar siswa dikatakan
sedang (C) sebanyak 14 siswa atau 35%.
d. Nominasi antara 74-78 berarti prestasi belajar siswa dikatakan
rendah (C) sebanyak 1 siswa atau 2,5%.
Tabel 17
Nilai Nominasi Prestasi Belajar PAI Siswa
No Nama Skor Nominasi Keterangan
1 Nikmatul Choiriyah 90 A Sangat Tinggi
2 Eka Gita Safitri 87 B Tinggi
3 Dewi Sulistyowati 80 C Sedang
4 Naila Amalia N. 88 B Tinggi
5 Muhimatul Khafifah 89 A Sangat Tinggi
6 Ali Mahbub 90 A Sangat Tinggi
101
7 Ana Setyaningrum 84 B Tinggi
8 Wika Aprilia Saputra 89 A Sangat Tinggi
9 Joko Sunardi 90 A Sangat Tinggi
10 M. Abdur Rosyid 84 B Tinggi
11 M. Khoirul Umam 88 B Tinggi
12 Tegar Bagus N. 83 C Sedang
13 Pipit Safitri 84 B Tinggi
14 Arkhan Zainul M. 85 B Tinggi
15 Nabila Fauzia 88 B Tinggi
16 Ida Nur Aini 80 C Sedang
17 Ismiyati 81 C Sedang
18 Fita Iklima 83 C Sedang
19 Sinta Ibni Karimah 94 A Sangat Tinggi
20 Fikri Ninal Muna L. 88 B Tinggi
21 Fitri Wulan Sari 79 C Sedang
22 Siti Nur Aini 93 A Sangat Tinggi
23 Dina Utami 74 D Rendah
24 Zahra Diniatul A. 94 A Sangat Tinggi
25 Wulandari 80 C Sedang
26 Nur Khalimah 79 C Sedang
27 Qadrun Nada F.F 94 A Sangat Tinggi
28 Rokhmat Fathullah 92 A Sangat Tinggi
102
29 Charis Wahyudi 85 B Tinggi
30 Arin Kurnia M. 90 A Sangat Tinggi
31 Farkhan Chamid 80 C Sedang
32 Indah Fitria 85 B Tinggi
33 Karomatul Siam 80 C Sedang
34 Deni Muarik Abas 88 B Tinggi
35 Dian Nur .K 80 C Sedang
36 Heni Mustafida 80 C Sedang
37 Ovi Laili Nur .S 79 C Sedang
38 Nurul Huda 94 A Sangat Tinggi
39 Titin Haryati 80 C Sedang
40 Adfinatul Khasanah 94 A Sangat Tinggi
B. Analisis Lajutan
Analisis uji hipotesis digunakan untuk menguji hipotesis penelitian
yang diajukan pada penelitian ini. Hipotesis yang diajukan yaitu:
“Terdapat korelasi yang signifikan antara sikap siswa terhadap kegiatan
ekstrakurikuler keagamaan dengan prestasi belajar PAI”. Artinya siswa
yang setuju terhadap kegiatan ekstrakurikuler keagamaan maka semakin
baik pula hasil belajar PAI yang diperoleh siswa di MTs Negeri
Kaliangkrik Kab. Magelang. Untuk menguji hipotesis tersebut digunakan
teknik analisis data Product Moment.
103
Hasil korelasi antara sikap siswa terhadap kegiatan ekstrakurikuler
keagamaan dengan prestasi belajar siswa Pendidikan Agama Islam di MTs
Negeri Kaliangkrik Kab. Magelang dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 18
Tabel product moment
No NAMA Sikap
(X)
Prestasi
(Y)
X2 Y2 X.Y
1 Nikmatul Choiriyah 38 90 1444 8100 3150
2 Eka Gita Safitri 35 87 1225 7569 3045
3 Dewi Sulistyowati 38 80 1444 6400 3040
4 Naila Amalia N. 35 88 1225 7744 3080
5 Muhimatul Khafifah 34 89 1156 7921 3026
6 Ali Mahbub 31 90 961 8400 2790
7 Ana Setyaningrum 38 84 1444 7056 3192
8 Wika Aprilia Saputra 38 89 1444 7921 3382
9 Joko Sunardi 34 90 1156 8100 3060
10 M. Abdur Rosyid 33 84 1089 7056 2772
11 M. Khoirul Umam 35 88 1225 7744 3080
12 Tegar Bagus N. 31 83 961 6889 2573
13 Pipit Safitri 37 84 1369 7056 3100
14 Arkhan Zainul M. 37 85 1369 7225 3145
15 Nabila Fauzia 38 88 1444 7744 3344
104
16 Ida Nur Aini 28 80 784 6400 2240
17 Ismiyati 38 81 1444 6561 3078
18 Fita Iklima 36 83 1296 6889 2988
19 Sinta Ibni Karimah 39 94 1521 7921 3666
20 Fikri Ninal Muna L. 37 88 1369 7744 3256
21 Fitri Wulan Sari 30 79 900 6241 2370
22 Siti Nur Aini 36 93 1296 8649 3348
23 Dina Utami 30 74 900 5476 2220
24 Zahra Diniatul A. 37 94 1369 8836 3478
25 Wulandari 29 80 841 6400 2320
26 Nur Khalimah 30 79 900 6241 2370
27 Qadrun Nada F.F 38 94 1521 8836 3572
28 Rokhmat Fathullah 34 92 1156 8464 3128
29 Charis Wahyudi 33 85 1089 7225 2805
30 Arin Kurnia M. 35 90 1225 8100 3150
31 Farkhan Chamid 28 80 784 6400 2240
32 Indah Fitria 31 85 961 7225 2635
33 Karomatul Siam 31 80 961 6400 2480
34 Deni Muarik Abas 33 88 1089 7744 2904
35 Dian Nur .K 34 80 1156 6400 2720
36 Heni Mustafida 31 80 961 6400 2480
37 Ovi Laili Nur .S 35 79 1225 6241 2765
105
38 Nurul Huda 39 94 1521 8836 3666
39 Titin Haryati 31 80 961 6400 2573
40 Adfinatul Khasanah 36 94 1296 8836 3384
Σ 1371 3425 47482 293790 117615
Apabila nilai t hitung(th) yang diperoleh lebih besar atau sama
dengan nilai t tabel(tt) maka hipotesis diterima, sehingga ada korelasi yang
signifikan antara sikap siswa terhadap kegiatan ekstrakurikuler keagamaan
dengan prestasi belajar PAI. Hipotesis tersebut dapat dibuktikan
menggunakan rumus korelasi product moment sebagai berikut:
∑ (∑ )(∑ )∑ (∑ ) .∑ (∑ )
Keterangan:
Rxy = korelasi antara variabel x dan variabel y
N = jumlah responden
X = sikap siswa terhadap kegiatan ekstrakurikuler keagamaan
Y = prestasi belajar Pendidikan Agama Islam siswa
Untuk menentukan korelasi antara sikap siswa terhadap kegiatan
ekstrakurikuler keagamaan dengan prestasi belajar siswa Pendidikan
Agama Islam di MTs Negeri Kaliangkrik Kab. Magelang menggunakan
rumus korelasi product moment dengan langkah sebagai berikut:
106
Mencari koefisien korelasi variabel X dan variabel Y
∑ (∑ )(∑ )∑ (∑ ) .∑ (∑ )
=( ) ( )( )
( ) ( )=
,{ , }{ , }=
,{ , }{ , }=
, ,= 0,442
Setelah diperoleh product moment sebesar 0,442 selanjutnya
mengkonsultasikannya dengan tabel nilai “t”, baik pada taraf
signifikan 5% maupun 1%. Jika t hitung ≥ t tabel maka hipotesis
diterima. Dan jika t hitung ≤ t tabel maka hipotesis ditolak. Pada
perhitungan t tabel menunjukkan angka sebagai berikut:
1. Pada taraf signifikansi 5% t tabel adalah = 0,312
2. Pada taraf signifikansi 1% t tabel adalah = 0,403
Berdasarkan uji analisis di atas, diketahui bahwa baik pada taraf
signifikansi 1% maupun 5% menunjukkan nilai t hitung ≥ t tabel (0,442≥
0,403≥ 0,312). Dengan demikian, hipotesis diterima. Berarti “terdapat
korelasi yang positif dan signifikan antara sikap siswa terhadap kegiatan
107
ekstrakurikuler keagamaan dengan prestasi belajar siswa Pendidikan
Agama Islam di MTs Negeri Kaliangkrik Kab. Magelang”.
C. Pembahasan Hasil Penelitian
Dalam penelitian ini peneliti melakukan pengumpulan data dengan
menggunakan angket dan dokumentasi untuk mengetahui korelasi sikap
siswa terhadap kegiatan ekstrakurikuler keagamaan dengan prestasi belajar
siswa di MTs Negeri kaliangkrik Kab. Magelang . Data yang diperoleh
penelitian dianalisa dalam bentuk angka, yaitu dalam bentuk kuantitatif
dengan memberi nilai pada setiap item jawaban pada pertanyaan angket
untuk responden.
Berdasarkan data dari hasil penelitian di atas, untuk mengetahui
ada atau tidaknya korelasi tentang “sikap siswa terhadap kegiatan
ekstrakurikuler keagamaan dengan prestasi belajar siswa di MTs Negeri
kaliangkrik Kab. Magelang”. Dapat diperoleh tentang data sikap siswa
terhadap kegiatan ekstrakurikuler keagamaan mempunyai nominasi antara
interval 34-40 berarti nilai sikap siswa terhadap kegiatan ekstrakurikuler
keagamaan sangat setuju (A) sebanyak 25 siswa atau 62,5%. Nominasi
antara interval 26-33 berarti nilai sikap siswa terhadap kegiatan
ekstrakurikuler keagamaan setuju (B) sebanyak 15 siswa atau 37,5%.
Nominasi antara interval 18-25 berarti nilai sikap siswa terhadap kegiatan
ekstrakurikuler keagamaan kurang setuju (C) sebanyak 0 siswa atau 0%,
dan nominasi antara interval 10-17 berarti nilai sikap siswa terhadap
108
kegiatan ekstrakurikuler keagamaan tidak setuju (D) sebanyak 0 siswa atau
0%,
Berdasarkan hasil penelitian, prestasi belajar Pendidikan Agama
Islam siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler keagamaan
mempunyai nominasi antara interval 89-94 berarti prestasi belajar siswa
dikatakan sangat tinggi (A) sebanyak 13 siswa atau 32,5%. Nominasi
antara interval 84-88 berarti nilai prestasi belajar siswa dikatakan tinggi
(B) sebanyak 12 siswa atau 30%. Nominasi antara interval 79-83 berarti
prestasi belajar siswa dikatakan sedang (C) sebanyak 14 siswa atau 35%,
dan Nominasi antara interval 74-78 berarti prestasi belajar siswa dikatakan
rendah (C) sebanyak 1 siswa atau 2,5%.
Dan untuk mengetahui ada atau tidaknya korelasi antara sikap
siswa terhadap kegiatan ekstrakurikuler dengan prestasi belajar Pendidikan
Agama Islam siswa. Telah dibuktikan pada penelitian di atas dengan hasil
perhitungan menggunakan koefisien determinasi, maka diperoleh rxy=
0,442. Selanjutnya, untuk menguji signifikansi antara variabel X dan
variabel Y, maka dilakukan penghitungan dengan uji t. Setelah dilakukan
penghitungan terhadap nilai t tabel 5% =0,312 dan nilai t tabel 1% =
0,403. Berdasarkan hal tersebut, dapat dijelaskan bahwa t hitung > t tabel
baik pada taraf signifikansi 1% maupun 5% yang besarnya (0,442≥ 0,403≥
0,312).
Jika menggunakan taraf signifikansi 5%, maka rxy hitung lebih
besar dari r tabel. Dengan demikian hipotesis kerja dalam penelitian yang
109
berbunyi ada korelasi yang signifikan antara sikap siswa terhadap kegiatan
ekstrakurikuler keagamaan dengan prestasi belajar siswa, dengan kata lain
semakin baik sikap siswa terhadap kegiatan ekstrakurikuler keagamaan,
maka prestasi siswa semakin tinggi.
Kesimpulan akhir dari hasil penelitian ini adalah ada korelasi yang
signifikan antara variabel X dan Y. Artinya, hipotesis yang penulis ajukan
diterima.
110
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah diadakan penelitian lapangan dan menganalisis data yang
diperoleh dalam pembahasan skripsi yang berjudul “Korelasi sikap siswa
terhadap Kegiatan Ekstrakurikuler Keagamaan Dengan Prestasi Belajar
PAI Siswa Madrasah Tsanawiyah Negeri Kaliangkrik Kab.Magelang
Tahun Pelajaran 2014/2015” dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Nominasi sikap siswa terhadap kegiatan ekstrakurikuler keagamaan di
MTs Negeri Kaliangkrik Kab. Magelang tahun ajaran 2014/2015
dengan nominasi antara interval 34-40 berarti nilai sikap siswa
terhadap kegiatan ekstrakurikuler keagamaan yang sangat setuju (A)
sebanyak 25 siswa atau 62,5%. Nominasi antara interval 26-33 berarti
nilai sikap siswa terhadap kegiatan ekstrakurikuler keagamaan yang
setuju (B) sebanyak 15 siswa atau 37,5%. Nominasi antara interval 18-
25 berarti nilai sikap siswa terhadap kegiatan ekstrakurikuler
keagamaan kurang setuju (C) sebanyak 0 siswa atau 0%, dan nominasi
antara interval 10-17 berarti nilai sikap siswa terhadap kegiatan
ekstrakurikuler keagamaan tidak setuju (D) sebanyak 0 siswa atau 0%,
2. Nominasi prestasi belajar PAI siswa MTs Negeri Kaliangkrik Kab.
Magelang tahun ajaran 2014/2015 dengan nominasi antara interval 89-
111
94 berarti prestasi belajar siswa dikatakan sangat tinggi (A) sebanyak
13 siswa atau 32,5%. Nominasi antara interval 84-88 berarti nilai
prestasi belajar siswa dikatakan tinggi (B) sebanyak 12 siswa atau
30%. Nominasi antara interval 79-83 berarti prestasi belajar siswa
dikatakan sedang (C) sebanyak 14 siswa atau 35%, dan Nominasi
antara interval 74-78 berarti prestasi belajar siswa dikatakan rendah
(C) sebanyak 1 siswa atau 2,5%.
3. Korelasi antara sikap siswa terhadap kegiatan ekstrakurikuler
keagamaan dengan prestasi belajar PAI siswa di MTs Negeri
Kaliangkrik Kab. Magelang tahun ajara 2014/2015 MTs Negeri
Kaliangkrik dapat dibuktikan bahwa > baik dalam taraf
signifikansi 1% = 0,403 maupun 5%= 0,312 dengan nilai = 0,442.
Berdasarkan hal tersebut, dapat dijelaskan bahwa t hitung > t tabel baik
pada taraf signifikansi 1% maupun 5% yang besarnya (0,442≥ 0,403≥
0,312). Artinya apabila sikap baik siswa terhadap kegiatan
ekstrakurikuler keagamaan, maka prestasi belajar PAI juga baik, atau
dengan kata lain semakin baik sikap siswa terhadasp kegiatan
ekstrakurikuler keagamaan maka semakin tinggi pula prestasi yang
diperolehnya.
Kesimpulan akhir dari hasil penelitian ini adalah ada korelasi yang
signifikan antara sikap siswa terhadap kegiatan ekstrakurikuler keagamaan
dengan prestasi belajar PAI siswa MTs Negeri Kaliangkrik Kab. Magelang
tahun ajaran 2014/2015. Artinya, hipotesis yang penulis ajukan diterima.
112
B. Saran
Berdasarkan dari hasil penelitian yang menunjukkan adanya
hubungan yang positif dan signifikan antara keaktifan mengikuti kegiatan
ekstrakurikuler keagamaan dengan prestasi belajar PAI siswa MTs Negeri
Kaliangkrik Kab. Magelang tahun ajaran 2014/2015, berikut ini penulis
dapat memberikan saran sebagai berikut:
1. Bagi Kepala Madrasah
a. Hendaknya memberikan dukungan dan dorongan agar suasana
kegiatan ekstrakurikuler keagamaan lebih kondusif, sehingga siswa
akan lebih mudah menerima materi yang disampaikan, terutama
dalam proses kegiatan tersebut.
b. Hendaknya selalu membina hubungan yang baik dengan para guru,
dan meningkatkan kualitas para guru dengan mengikutsertakan
para guru dalam penataran atau pelatihan yang mendukung
kompetensi dan profesionalitas guru sesuai dengan bidangnya.
2. Bagi Guru Pembimbing Kegiatan Ekstrakurikuler Keagamaan
a. Hendaknya selalu memberikan motivasi terhadap siswa yang
mengikuti kegiatan ekstrakurikuler keagamaan untuk selalu belajar
dengan giat dan rajin, baik di lingkungan madrasah atau di rumah,
serta membina hubungan yang baik dengan para siswa agar guru
pembimbing bisa memahami kemampuan tiap-tiap siswa yang
berbeda tersebut.
113
b. Hendaknya selalu memberikan dorongan dan saran kepada siswa
untuk membiasakan diri dan mengamalkan yang didapat dari
kegiatan ekstrakurikuler keagamaan dalamkehidupan sehari-hari,
dengan guru memberikan teladan dan contoh terlebih dahulu.
c. Hendaknya selalu meningkatkan kerja sama dengan guru-guru
pembimbing lain dan berusaha bekerja sama dengan orang tua
siswa dalam meningkatkan prestasi belajar.
d. Dalam pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler keagamaan guru
hendaknya menggunakan strategi, media, alat peraga dan metode
yang bervariasi agar siswa tidak bosan dalam mengikuti kegiatan
tersebut.
3. Pelaksanaan proses kegiatan ekstrakurikuler keagamaan MTs Negeri
Kaliangkrik Magelang sudah berjalan dengan baik. Hal ini dapat
dilihat dari beberapa segi yaitu pelaksanaannya yang rutin dijalankan
setiap minggunya dan sikap siswa yang sangat setuju dan setuju
terhadap kegiatan ekstrakurikuler.
C. Penutup
Puji syukur ke hadirat Allah SWT atas limpahan rahmat, karunia,
hidayat, serta inayahNya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan
tanpa kesulitan yang berarti. Penulis merasa semua ini berkat dukungan
dosen pembimbing yang tiada lelah membimbing dan mengarahkan untuk
terselesaikan skripsi ini, untuk membalas semua itu penulis hanya bisa
114
mengucapkan banyak terima kasih dan semoga amal kebaikannya di
terima oleh allah SWT.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan
dan membutuhkan kritik serta saran yang membangun. Meskipun
demikian penulis berharap karya ini dapat memberikan manfaat bagi
semua pihak dan khususnya pada diri penulis.
DAFTAR PUSTAKA
Azwar, Syaifudin. 1999. Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Chabib Toha, dkk. 1999. Metodologi Pengajaran Agama. Semarang: PustakaPelajar.
Hadeli, 2006. Metode Penelitian Pendidikan. Ciputat. PT. Ciputat Press.
Hadi, sutrisno. 1983. Metodologi Research I. Yogyakarta: UGM.
http://id.wikipedia.org/wiki/Ekstrakurikuler (Selasa, 12 mei 2015: 14.15)
http://www.gelombangotak.com/kecerdasan_daya_ingat.htm, (selasa, 29September 2015 jam 13:33).
http://otaktengahindonesia.com/artikel_aktivasi-otak-dan-kecerdasan-spiritual.html, (selasa, 29 sept 2015 jam 13:17).
http://www.arrahmah.com/read/2012/06/26/21226-penelitian-ilmiah-pengaruh-bacaan-al-quran-pada-syaraf-otak-dan-organ-tubuh-lainnya-subhanallah-menakjubkan.html, (selasa, 29 sept 2015 jam13:24).
Jalaludin. 1996. Psikologi Agama. Raja Grafindo. Jakarta.
Poerwadarminta, WJS. 1991. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: BalaiPustaka.
Pohan, rusdin. 2007. Metodologi Penelitian Pendidikan. Yogyakarta: LnarkaPubliser.
Sadulloh, Uyoh. 2010. PEDAGOGIK Ilmu Mendidik. Bandung: Alfabeta.
Singgih. 1983. Pengantar Psikologi. Jakarta: Mutiara.
Sobur, Alex. 2010. Psikologi Umum. Bandung: CV Pustaka Setia.
Sopiatin, Popi. 2010. Manajemen Belajar Berbasis Kepuasan Siswa. Bogor:Ghalia Indonesia.
Sriyanti, Lilik. 2011. Psikologi Belajar. STAIN Salatiga Press. Salatiga.
Sudijono, Anas. 2010. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta : PTRajaGrafindo Persada.
Sudiyono. 2009. Ilmu Pendidikan Islam Jilid 1. Jakarta; Rineka Cipta.
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:Alfabeta.
Sukandarrumidi. 2004. Metodologi Penelitian. Yogyakarta: UniversitasGadjah Mada Press.
Suryabrata, sumadi. 1995. Metodologi Penelitian. Jakarta: Rajawali.
Suryosubroto. 1997. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: PT. RinekaCipta.
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Faizatul Anisah
NIM : 11111198
Jurusan/Progdi : FTIK /PAI
Tempat/Tanggal Lahir : Berau/ 3 Juli 1992
Alamat : Temanggung 01/01 Kaliangkrik, Kab. Magelang
Nama Wali
Nama Ayah : Samsul Hadi
Nama Ibu : Maesaroh, S.Ag
Agama : Islam
Pendidikan : - MI Walisongo lulus tahun 2005
- SMP N 2 Tempuran lulus tahun 2008
- SMA N 1 Salaman lulus tahun 2011
- IAIN Salatiga 2011-sekarang
Demikian daftar riwayat hidup ini penulis buat dengan sebenar-benarnya.
Magelang, September 2015
Penulis,
Faizatul Anisah
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Faizatul Anisah
NIM : 11111198
Jurusan/Progdi : FTIK /PAI
Tempat/Tanggal Lahir : Berau/ 3 Juli 1992
Alamat : Temanggung 01/01 Kaliangkrik, Kab. Magelang
Nama Wali
Nama Ayah : Samsul Hadi
Nama Ibu : Maesaroh, S.Ag
Agama : Islam
Pendidikan : - MI Walisongo lulus tahun 2005
- SMP N 2 Tempuran lulus tahun 2008
- SMA N 1 Salaman lulus tahun 2011
- IAIN Salatiga 2011-sekarang
Demikian daftar riwayat hidup ini penulis buat dengan sebenar-benarnya.
Magelang, September 2015
Penulis,
Faizatul Anisah
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Faizatul Anisah
NIM : 11111198
Jurusan/Progdi : FTIK /PAI
Tempat/Tanggal Lahir : Berau/ 3 Juli 1992
Alamat : Temanggung 01/01 Kaliangkrik, Kab. Magelang
Nama Wali
Nama Ayah : Samsul Hadi
Nama Ibu : Maesaroh, S.Ag
Agama : Islam
Pendidikan : - MI Walisongo lulus tahun 2005
- SMP N 2 Tempuran lulus tahun 2008
- SMA N 1 Salaman lulus tahun 2011
- IAIN Salatiga 2011-sekarang
Demikian daftar riwayat hidup ini penulis buat dengan sebenar-benarnya.
Magelang, September 2015
Penulis,
Faizatul Anisah
ANGKET SIKAP SISWA TERHADAP KEGIATAN
EKSTRAKURIKULER KEAGAMAAN
MTs NEGERI KALIANGKRIK KAB. MAGELANG 2015
A. Petunjuk Pengisian Angket1. Bacalah setiap pertanyaan dengan baik, kemudian tentukan
jawaban yang paling sesuai dengan diri Anda dengan memberi
tanda (X) pada salah satu kolom yang berisikan:
• SS (Sangat Setuju)
• S (Setuju)
• KS (Kurang Setuju)
• TS (Tidak Setuju)
2. Angket ini tidak berpengaruh terhadap penilaian guru Anda,
akan tetapi akan digunakan sebagai usulan kemajuan pendidikan
di masa yang akan datang.
3. Terimakasih atas ketersediaan Anda untuk mengisi angket ini
dengan tulus dan jujur.
B. Identitas Responden
Nama : ..................................................
Kelas : ..................................................
Sekolah : ..................................................
C. Butir-butir Instrumen
NO PERNYATAAN SS S KS TS
1 Kegiatan ekstrakurikuler menarik bagi
saya.
2 Pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler
keagamaan tidak membosankan.
3 Saya semangat dalam mengikuti
kegiatan ekstrakurikuler keagamaan.
4 Saya memahami materi dari kegiatan
ekstrakurikuler keagamaan.
5 Pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler
keagamaan sangat menyenangkan.
6 Kegiatan ekstrakurikuler keagamaan
dapat menambah pengetahuan tentang
keagamaan saya.
7 Kegiatan ekstrakurikuler keagamaan
bergunan bagi saya.
8 Kegiatan ekstrakurikuler keagamaan
mampu menunjang nilai Pendidikan
Agama Islam (PAI) saya.
9 Kegiatan ekstrakurikuler keagamaan
tidak sulit untuk dilaksanakan.
10 Dengan mengikuti kegiatan
ekstrakurikuler keagamaan, saya dapat
menerapkan dalam kehidupan sehari-
hari
DAFTAR NILAI SKK
Nama : Faizatul Anisah
NIM : 11111198
P.A. : Drs. Taufiqul Muin, M.Ag
Jurusan : FTIK/ PAI
No. Jenis Kegiatan Pelaksanaan Jabatan Nilai
1 Orientasi Program Studi dan
Pengenalan Kampus (OPAK)
STAIN Salatiga
20-22 Agustus
2011
Peserta 3
2 AMT (Achievement Mitivation
Training) “Membangun
Mahasiswa Cerdas Emosi,
Spiritual, dan Intelektual melalui
AMT”
23Agustus 2011 Peserta 2
3 ODK (Orientasi Dasar
Keislaman) “Menemukan Muara
Sebagai Mahasiswa Rahmatan Lil
‘Alamin”
24 Agustus 2011 Peserta 2
4 Seminar Enterpreneurship dan
Koperasi
25 Agustus 2011 Peserta 2
5 Sertifikat UPT Perpustakaan
STAIN Salatiga
“USR EDUCATION”
19 September 2011 Peserta 2
6 Silaturahmi dan Diskusi SEMA
dan Mahasiswa Baru STAIN
Salatiga
“Peran Senat Mahasiswa sebagai
Lembaga Legislatif Kampus
13 Oktober 2011 Peserta 2
dalam Ranah Kampus”
7 MAPABA PMII Komisariat Joko
Tingkir Salatiga
“Membangun Nalar Kritis Kader
dalam Berorganisasi”
23 Oktober 2011 Peserta 2
8 IBTIDA’ LDK (Lembaga
Dakwah Kampus Darul Amal
STAIN Salatiga
“Muslim Diary, Catatan Harian
Mahasiswa Rabbani”
12 Oktober 2011 Peserta 2
9 MAPABA PMII Komisariat Joko
Tingkir Salatiga
“Revolusi Nalar Organisasi
Menuju Kesadaran Kolektifitas
Berorganisasi”
23-25 Maret 2012 Panitia 3
10 Seminar Nasional Ekonomi
Syariah
“Penerapan Nilai-nilai Syariah
dalam Praktek Perekonomian”
2 Juni 2012 Peserta 8
11 Seminar Regional Kejurnalistikan
“Reorientasi Peran Jurnalistik
dalam Perspektif Sosial & Budaya
pada Era Modern”
Oktober 2012 Peserta 4
12 Pelatihan Legal Drafting
tema “Revitalisasi Undang-
Undang Mahasiswa untuk
Kemajuan Kampus yang Lebih
Baik”
02-03 Oktober
2012
Peserta 2
13 MAPABA PMII Joko Tingkir
Salatiga 2012
“Membentuk Militansi Kader
Menuju Mahasiswa yang Ideal”
05-07 Oktober
2012
Panitia 3
14 MA’HAD MAHASISWA STAIN 1 tahun Peserta 2
Salatiga 2011/2012
15 Dialog Publik dan Silaturahmi
Nasional dg tema
“Kemanakah Arah Kebijakan
BBM? Mendorong Subsidi BBM
untuk Rakyat”
10 November 2012 Panitia 3
16 Seminar Nasional
“Peran Lembaga Perbankan
Syariah dengan Adanya Otoritas
Jasa Keuangan (UU No.21 2011
ttg OJK)”
29 November 2012 Peserta 8
17 TOEFL PREPARATION
Focusing on Structure and Written
Expression Test
By Student Association of the
Islamic Boarding School
Salafiyah Pulutan Saalatiga
9-16 February 2013 Peserta 2
18 TOEFL PREPARATION
Focusing on Structure Listening
By Student Association of the
Islamic Boarding School
Salafiyah Pulutan Salatiga
17-Maret 2013 Peserta 2
19 TOEFL PREPARATION
Focusing on Reading
Comprehension
By Student Association of the
Islamic Boarding School
Salafiyah Pulutan Salatiga
24 Maret 2013 Panitia 3
20 TOEFL PREPARATION
Focusing on Reading
Comprehension
By Student Association of the
Islamic Boarding School
24 Maret 2013 Peserta 2
Salafiyah Pulutan Salatiga
21 Public Hearing
“Optimalisasi Kinerja Lembaga
melalui Kritik dan Saran
Mahasiswa”
25 Maret 2013 Peserta 2
22 PJTL 2013 LPM Dinamika
“Idealisme Mahsiswa Sebagai
Modal Utama Penggerak
Jurnalistik Kampus”
6-7 April 2013 Peserta 2
23 Surat Keterangan LULUS
“Kegiatan Praktikum Mata Kuliah
Baca Tulis Al-qur’an BTQ”
22 Juli 2014 Peserta
24 “Penguatan Rekonsiliasi Elemen
Masyarakat dalam Rangka
Peningkatan Wawasan
Kebangsaan”
Diselenggarakan oleh Badan
Kesatuan Bangsa Politik dan
Perlindungan Masyarakat Provinsi
Jawa Tengah
28 Agustus 2013 Peserta 2
25 Seminar Nasional
“Mendekatkan Jantung Bangsa
dengan Jurnalisme”
07 Oktober 2013 Peserta 8
26 Seminar Nasional
“4 Pilar Kebangsaan untuk
Mempertegas Karakter Ke-
Indonesiaan”
24 Oktober 2013 Peserta 8
27 Sosialisasi Pancasila, Undang-
Undang Dasar Negara RI tahun
1945, Negara Kesatuan RI dan
Bhinneka Tunggal Ika
Oleh MPR-RI
24 Oktober 2013 Peserta 2
28 DIALOG ENERGI 12 Desember 2013 Peserta 2
“Dampak Kenaikan Tarif Dasar
Listrik Terhadap Perekonomian
Indonesia Solusi Menciptakan
Listrik Murah untuk Rakyat Kecil
dan Industri dalam Negeri”
29 OPAK STAIN SALATIGA 2014
“Aktualisasi Gerakan Mahasiswa
yang Beretika, Disiplin dan
Berfikir Terbuka”
18-19 Agustus
2014
Panitia 3
30 Seminar Nasional
“Peran Mahasiswa dalam
Mengawal Masa Depan Indonesia
Pasca Pilpres 2014”
29 September 2014 Panitia 8
31 Bela Negara di Batalyon Kavaleri
2/ Tank Ambarawa
23 Oktober 2014 Peserta 2
32 Latihan Bela Negara Bagi
Mahasiswa PTN/PTS/APTISI SE-
JATENG DAN DIY
20-23 Oktober
2014
Peserta 2
33 International Seminar on the
Inauguration of IAIN Salatiga
“ASEAN Economic Community
2015; Prospects and Challenges
for Islamic Higher Education”
28 February 2015 Peserta 2
34 LOMBA FASI (Festival Anak
Soleh Indonesia)
Oleh KKN IAIN Salatiga
Japunan, Danurejo, Mertoyudan
05 April 2015 Panitia 3
35 Surat Keputusan (SK)
Pengangkatan Pengurus LPM
Dinamika STAIN Salatiga Masa
Bakti 2014
31 Januari 2014 SK
Pengurus
4
36 Surat Keputusan (SK)
Pengangkatan Pengurus Dewan
17 Februari 2014 SK
Pengurus
4
Mahasiswa (DEMA) STAI
Salatiga Masa Bakti 2014
top related