konsep dasar administrasi pendidikan.docx
Post on 14-Aug-2015
406 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
KONSEP DASAR ADMINISTRASI PENDIDIKAN
A. Latar Belakang.
Istilah lain yang hampir sama artinya dengan administrasi pendidikan ialah
manajemen. Hanya dewasa ini, manajemen lebih terkenal dan umum dipakai didalam dunia
perusahaan atau ekonomi dari pada didalam dunia pendidikan. dari segi bahasa management
berasal dari kata manage (to manage) yang berarti “to conduct or to carry on, to direct”
(Webster Super New School and Office Dictionary), dalam Kamus Inggeris Indonesia kata
Manage diartikan “Mengurus, mengatur, melaksanakan, mengelola”(John M. Echols, Hasan
Shadily, Kamus Inggeris Indonesia) , Oxford Advanced Learner’s Dictionary mengartikan
Manage sebagai “to succed in doing something especially something difficult. Management
the act of running and controlling business or similar organization”
sementara itu dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Manajemen diartikan sebagai “Prose
penggunaan sumberdaya secara efektif untuk mencapai sasaran”(Kamus Besar Bahasa
Indonesia). Adapun dari segi Istilah telah banyak para ahli telah memberikan pengertian
manajemen, dengan formulasi yang berbeda-beda, berikut ini akan dikemukakan beberapa
pengertian manajemen guna memperoleh pemahaman yang lebih jelas.
Administrasi dalam pendidikan yang tertib dan teratur, sangat diperlukan untuk
meningkatkan kemampuan pengelolaan pendidikan bagi Kepala Sekolah dan Guru.
Peningkatan kemampuan tersebut akan berakibat positif, yaitu makin meningkatnya efisiensi,
mutu dan perluasan pada kinerja di dunia pendidikan tersebut. Untuk memperlancar kegiatan
di atas agar lebih efektif dan efisien perlu informasi yang memadai. Sistem informasi di dunia
pendidikan ini menyangkut dua hal pokok yaitu kegiatan pencatatan data (recording system)
dan pelaporan (reporting system). Administrasi suatu lembaga pendidikan merupakan suatu
sumber utama manajemen dalam mengatur proses belajar mengajar dengan tertib sehingga
tercapainya suatu tujuan terpenting pada lembaga pendidikan tersebut. Yang sangat
diperlukan oleh para pelaku pendidikan untuk melakukan tugas dan profesinya. Kepala
Sekolah dan guru disekolah sangat memerlukan data-data tentang siswa, kurikulum, sarana
dan sebagainya untuk pengelolaan sekolah sehari-hari.
Pengawas pendidikan di semua tingkat memerlukan data-data tersebut sebagai bahan
sarana supervisi. Untuk tingkat yang lebih tinggi misalnya Dinas Penididikan mulai tingkat
kecamatan sampai propinsi memerlukan data untuk pelaporan yang lebih tinggi, untuk
melakukan pembinaan, serta untuk menyusun rencana atau program pendidikan pada masa
mendatang. Di tingkat pusat (nasional) data pendidikan diperlukan untuk perencanaan yang
lebih makro, melakukan pembinaan, pengawasan, penilaian (evaluasi), dan keperluan
administrasi lainnya.
Data pendidikan yang terdapat disekolah sangat banyak macam dan jenisnya. Ada
yang bersifat relatif tetap dan ada yang selalu berubah. Untuk mendapatkan gambaran
perubahan data dari waktu ke waktu, perlu dilakukan pencatatan yang teratur dan
berkelanjutan dengan menggunakan sistem yang baku dalam satu sistem. Agar pencatatan
data lebih akurat dan benar sesuai yang diharapkan tenaga administrasi yang terampil dan
mengetahui apa yang menjadi tugasnya.
Di lembaga pendidikan tingkat menengah hampir sebagian besar belum ada tenaga
administrasi sesuai yang diharapkan. Kepala Sekolah sebagai administrator di lingkungan
sekolah yang dipimpinnya, dalam melaksanakan tugas administrasi dibantu oleh guru dengan
cara membagi tugas administrasi mereka. Agar dalam melaksanakan tugas administrasi dan
pelaporan, cepat dan benar diperlukan pedoman administrasi di tingkat sekolah.
B. Pengertian.
Dalam kaitannya dengan makna manajemen/Administrasi Pendidikan berikut ini akan
dikemukakan beberapa pengertian manajemen pendidikan yang dikemukakan para ahli.
Dalam hubungan ini penulis mengambil pendapat yang mempersamakan antara Manajemen
dan Administrasi terlepas dari kontroversi tentangnya, sehingga dalam tulisan ini kedua
istilah itu dapat dipertukarkan dengan makna yang sama.
Pendapat Pakar tentang Administrasi/manajemen Pendidikan :
1. Administrasi pendidikan dapat diartikan sebagai keseluruhan proses kerjasama
dengan memanfaatkan semua sumber personil dan materil yang tersedia dan sesuai
untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien.
Djam’an Satori, (1980: 4).
2. Dalam pendidikan, manajemen itu dapat diartikan sebagai aktivitas memadukan
sumber-sumber pendidikan agar terpusat dalam usaha mencapai tujuan pendidikan
yang telah ditentukan sebelumnya Made Pidarta, (1988:4).
3. Educational administration is a social process that take place within the context of
social system Castetter. (1996:198).
4. Manajemen pendidikan dapat didefinisikan sebagi proses perencanaan,
pengorganisasian, memimpin, mengendalikan tenaga pendidikan, sumber daya
pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan. Soebagio Atmodiwirio. (2000:23).
5. Manajemen pendidikan ialah suatu ilmu yang mempelajari bagaimana menata sumber
daya untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara produktif dan bagaimana
menciptakan suasana yang baik bagi manusia yang turut serta di dalam mencapai
tujuan yang disepakati bersama Engkoswara (2001:2).
Pendapat lain dikemukakan Pengertian Administrasi Pendidikan Berdasarkan
etimologi “administrasi” berasal dari bahasa latin yang terdiri dari “ad” artinya intensif dan
“ministrare” artinya melayani, membantu atau mengarahkan. Jadi pengertian administrasi
adalah melayani secara intensif. Dari perkataan “administrare” terbentuk kata benda
“administrario” dan kata “administrauus” yang kemudian masuk ke dalam bahasa Inggris
yakni “administration” (DR. Hadari Nawawis, 1982). Selain itu dikenal juga kata
“administratie” yang berasal dari kata belanda, namun memilki arti yang lebih sempit, sebab
terbatas pada aktivitas ketatatusahaan yaitu kegiatan penyusunan dan pencatatan keterangan
yang diperoleh secara sistematis. Administrasi sering dikaitkan dengan aktivitas administrasi
perkantoran yang hanya merupakan salah satu bidang dari aktivitas adminstrasi yang
sebenarnya.
Ditinjau dari katanya, administrasi mempunyai arti sempit dan arti luas. Dalam arti
sempit diartikan sebagai kegiatan pencatatan data, surat-surat informasi secara tertulis serta
penyimpanan dokumen sehingga dapat dipergunakan kembali bila diperlukan. Dalam hal ini
kegiatan administrasi meliiputi pekerjaan tata usaha. Dalam arti luas, administrasi
menyangkut kegiatan manajemen/pengelolaan terhadap keseluruhan komponen organisasi
untuk mewujudkan tujuan/program organisasi.
Sedangkan administrasi pendidikan merupakan perpaduan dari dua kata, yakni
“administrasi” dan “pendidikan”. Pada hakekatnya administrasi pendidikan adalah penerapan
ilmu administrasi dalam dunia pendidikan atau dalam pembinaan, pengembangan dan
pengendalian usaha praktek-praktek pendidikan. Administrasi sekolah merupakan salah satu
bagian dari administrasi pendidikan, yaitu administrasi pendidikan yang dilaksanankan di
sekolah. Salah satu alat administrasi sekolah adalah tata usaha.
Berdasarkan pendapat beberapa pakar tentang pengertian aministrsi dapat di
simpulkan bahwa pekerjaan administrasi merupakan pekerjaan operatif dan
manajemen.dengan demikian pengertian administrasi pendidikan adalah segenap teknik dan
prosedur yang digunakan dalam penyelenggaraan hubungan pendidikan sesuai dengan
kebijakan yang telah ditetapkan guna untuk mencapai tujuan pendidikan.
Dalam batasan tersebut di atas, makna administrasi dapat di urai paling tidak menjadi
lima pengertian pokok, yaitu :
1. Administrasi merupakan kegiatan atau kegiatan manusia.
2. Rangkaian kegiatan itu marupakan suatu proses/pengelolaan dari suatu kegiatan yang
kompleks, oleh sebab itu bersifat dinamis.
3. Prose situ dilakukan bersama oleh sekelompok manusia yang tergabung dalam suatu
organisasi.
4. Proses itu dilakukan dalam rangka mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan
sebelumnya.
5. Proses pengelolaan itu dilakukan agar tujuannya dapat dicapai secara efektif dan
efisien.(Tsauri:2:2007).
Administrasi pendidikan mempunyai pengertian kerja sama untuk mencapai tujuan
pendidikan. Seperti kita ketahui, tujuan pendidkan itu merentang dari tujuan yang sederhana
sampai dengan tujuan yang kompleks, tergantung lingkup dan tingkat pengertian pendidikan
yang dimaksud.
C. Fungsi.
Fungsi dari administrasi pendidikan yaitu pengarahan tenaga baik jasmaniah maupun
rohaniah untuk melaksanakan tugas atau memecahkan masalah guna mencapai tujuan
pendidikan yang telah ditetapka secara efektif dan efisien.
Agar kegiatan dalam komponen administrasi pendidikan dapat berjalan dengan baik
dan mencapai tujuan,kegiatan tersebut harus dikelola melalui suatu tahapan proses yang
merupakan daur (siklus). Adapun proses administrasi pendidikan itu meliputi fungsi-fungsi
perencanaan, pengorganisasian, koordinasi, komunikasi, supervise kepegawaian dan
pembiayaan dan evaluasi. Semua fungsi tersebut satu sama lain bertalian sangat erat. Untuk
menadapat gambaran yang lebih jelas tentang fungsi-fungsitersebut di bawah ini akan
diuraikan secara lebih rinci.
Bahwa administrasi sekolah memiliki fungsi :
1. Perencanaan ( Planning ).
Perencanaan merupakan salh satu syarat mutlak bagi setiap kegiatan
administrasi. Tanpa perencanaan,pelaksanaan suatu kegiatan akan mengalami
kesulitan dan bahkan kegagalan dalam mencapai tujuan yang diinginkan. Perencanaan
merupakan kegiatan yang harus dilakukan pada permulaan dan selama kegiatan
administrasi itu berlangsung. Di dalam setiap perencanaan ada dua faktor yang harus
diperhatikan,yaitu faktor tujuan dan faktor sarana, baik sarana personel maupun
material.
Langkah-langkah dalam perencanaan meliputi hal-hal sebagai berikut :
a. Menentukan dan merumuskan tujuan yang hendak dicapai.
b. Meneliti masalah-masalah atau pekerjaan-pekerjaan yang akan dilakukan.
c. Mengumpulkan daa dan informasi-informasi yang diperlukan.
d. Menentukan tahap-tahap dan rangkaian tindakan.
e. Merumuskan bagimana masalah-masalah itu akan dipecahkan dan bagaimana
pekerjaan-pekerjaan itu akan diselesaikan.
Dalam menyusun perencanaan syarat-syarat berikut perlu diperhatikan :
a. Perencanaan harus didasarkan atas tujuan yang jelas.
b. Bersifat sederhana, realistis dan praktis.
c. Terinci, memuat segala uraian serta klarifikasi kegiatan dan rangkaian tindakan
sehingga mudah di pedomani dan dijalankan.
d. Memiliki fleksibilitas sehingga mudah disesuaikan dengan kebutuhan serta
kondisi dan situasi sewaktu-waktu.
e. Terfdapat perimbangan antara bermaca-macam bidang yang akan digarap dalam
perencanaan itu, menurut urgensinya masing-masing.
f. Diusahakan adanya penghematan tenaga, biaya dan waktu serta kemungkinan
penggunaan sumber-sumber daya dan dana yang tersedia sebaik-baiknya
diusahakan agar sedapat mengkin tidak terjadi adanya duplikasi pelaksanaan.
Merencanakan berarti pula memikirkan tentang penghematan tenaga, biaya
dan waktu, juga membatasi kesalahan-kesalahan yangmungkin terjadi dan
menghindari adanya duplikasi-duplikasiatau tugas-tugas/pekerjaan rangkap yang
dapat menghambat jalannyapenyelesaian.
Jadi, perencanaan sebagai suatu fungus administrasi pendidikan dapat
disimpulkan sebagai berikut :“perencanaan(planning) adalah aktivitas memikirkan
dan memilih rangkaian tindakan-tindakan yang tertuju pada tercapainya maksu-
maksud dan tujuan pendidikan”.
2. Pengorganisasian ( Organizing ).
Pengorganisasian merupakan aktivitas menyusun dan membentuk hubungan-
hubungan kerja antara orang-orang sehingga terwujud suatu kesatuan usaha dalam
mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan. Di dalam pengorganisasian
terdapatadanya pembagian tugas-tugas, wewenang dan tanggung jawab secara terinci
menurut bidang-bidang dan bagian-bagian, sehingga dari situ dapat terciptalah adanya
hubungan-hubungan kerjasama yang harfmonis dan lancar menuju pencapaian tujuan
yang telah ditetapkan.
Pengorganisasian sebagai fungsi administrasi pendidikan menjadi tugas utama
bagi para pemimpin pendidikan termasuk kepala sekolah. Kita mengetahui bahwa
dalam kegiatan sekolah sehari-sehari terdapat bermacam-macam jenis pekerjaan yang
memerlukan kecakapandan keterampilan dan tanggung jawab yang berbeda-beda.
Keragaman tugas dan pekerjaan semacam itu tidak mungkin dilakukan dan dipikul
sendiri oleh seoran pemimpin. Dalam hal inilah terletak bagaimana kecakapan kepala
sekolah mengorganisasi guru-guru dan pegawai sekolah lainnya dalam menjalankan
tugasnya sehari-hari sehingga tercipta adanya hubungan kerja sama yang harmonis
dan lancar.
Yang perlu diperhatikan dalam pengorganisasian antara lain ialah bahwa
pembagian tugas, wewenang dan tanggung jawab hendaknya disesuaikan dengan
penglaman, bakat, minat, pengetahuan dan kepribadian masing-masing prang yang
dikperlukan dalam menjalankan tugas-tigas tersebut.
Dengan demikian ,pengorganisasian sebagai salah satu fungsi administrasi
pendidikan, dapat disimpulkan sebagai berikut :
“Pengorganisasian adalah aktivitas-aktivitas menyusun dan membentuk hubungan-hubungan sehingga terwujudlah kesatuan usaha dealam mencapai maksud-maksud dan tujuan-tujuan pendidikan”.
3. Pengoordinasian ( Coordinating ).
Adanya bermacam-macam tugas/pekerjaan yang dilakukan oleh banyak orang,
memerlukan adanya koordinasi dari seorang pemimpin. Adanya koordinasi yang baik
dapat menghindarkan kemungkinan terjadinya persaingan yang tidak sehat dan atau
kesimpangsiuran dalam tindakan. Dengan adanya koordinasi yang baik, semua bagian
dcan personel dapat bekerja sama menuju ke satu arah tujuan yang telah ditetapkan.
Pengkoordinasian diartikan sebagai usaha untuk menyatu padukan kegiatan dari
berbagai individu agar kegiatan mereka berjalan selarfas dengan anggota dalam usaha
mencapai tujuan. Usaha pengkoordinasian dapat dilakukan melalui berbagai cara,
seperti :
a. Melaksanakan penjelasan singkat (briefing).
b. Mengadakan rapat kerja.
c. Memberikan unjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis.
d. Memberikan balikan tentang hasil sutu kegiatan.(Soetjipto:137:2004).
Dengan demikian,koordinasi sebagai salah satu fungsi administrasi pendidikan
dapat disimpulkan sebagi berikut :
“Koordinasi adalah aktivitas membawa orang-orang, material, pikiran-pkiran, teknikk-teknik dan tujuan-tujuan kedalam hubungan yang harmonis dan produktif dalam mencapai suatu tujuan”.
4. Komunikasi.
Dalam melaksanakan suatu program pendidikan, aktivitas menyebarkan dan
menyampaikan gagasan-gagasan dan maksud-maksud ke seluruh struktur organisasi
sanat penting. Proses menyampaikan atau komunikasi ini meliputi lebih dari pada
sekedar menyalurkan pikiran-pikiran, gagasan-gagasan dan maksud-maksud secara
lisan atau tertulis.
Komunikasi secara lisan pada umumnya lebih mendatangkan hasil dan
pengertian yang jelas dari pada secara tertulis. Demikian pula komunikasi yang
dilakukan secara informal dan secara formal mendatangkan hasil yang berbeda
pengaruh dan kejelasannya.
Menurut sifatnya, komunikasi ada dua macam yaitu komunikasi bebas dan
komunikasi terbatas. Dalam komunikasi bebas, setiap anggota dapat berkomunikasi
dengan setiap anggota yang lain. sedangkan dalam komunikasi terbatas, setiap
anggota hanya dapat berhubungan dengan beberapa anggota tertentu saja.
Dengan demikian, organisasi sebagai salah satu fungsi administrasi
pendidikan dapat disimpulkan sebagai berikut :
“Komunikasi dalam setiap bentuknya adalah suatu proses yang hendak mempengaruhi sikap dan perbuatan orang-orang dalam struktur organisasi”.
5. Supervisi.
Setiap pelaksanaan program pendidikan memerlukan adanya pengawasan atau
supervise. Pengawasan bertanggung jawab tentang keefektifan program itu. Oleh
karena itu, supervise haruslah meneliti ada atau tidaknya kondisi-kondisi yang akan
memungkinkan tercapainya tujuan-tujuan pendidikan.
Jadi, fungsi supervisi yang terpentig adalah :
a. Menentukan kondisi-kondisi/syarat-syarat apakah yang diperlukan.
b. Memenuhi/mengusahakan syarat-syarat yang diperlukan itu.
Dengan demikian , supervisi sebagai salah satu fungsi administrasi pendidikan
dapat disimpulkan sebagai berikut :
“Supervise sebagai fungsi administrasi pendidikan berarti aktivitas-aktivitas untuk menentukan komdisi-kondisi/syarat-syarat yang esensial yang akan menjamin tercapainya tujuan-tujuan pendidikan”.
6. Kepegawaian ( Staffing ).
Sama halnya dengan fungsi-fungsi administrasi pendidikan yang telah
diuraikan terdahulu kepegawaian merupakan fungsi yang tidak kalah pentingnya.
Agak berbeda dangan fungsi-fungsi administrasi yang telah dibicarakan, dalam
kepegawaian yang menjadi titik penekanan ialah personal itu sendiri. Aktivitas yang
dilakukan di dalam kepegawaian antara lain : menentukan, memilih, menempatkan
dan membimbing personel.
Sebenarnya fungsi kepegawaian ini sudah dijalankan sejak penyusunan
perencanaan dan pengorganisasian. Di dalam pengorganisasian telah dipikirkan dan
diusahakan agar untuk personel-personel yang menduduki jabatan-jabatan tertentu di
dalam struktur organisasi itu dipilih dan di angkat orang-orang yang memiliki
kecakapan dan kesanggupan yang sesuai dengan jabatan yang di pegangnya. Dalam
hal ini prinsip the right man in the right place selalu di perhatikan.
7. Pembiayaan ( Budgeting ).
Biaya/pambiayaan merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam
sebuah organisasi karena biaya ini sangat menentukan bagi kelancaran jalannya
sebuah organisasi, tanpa biaya yang mencukupi tidak mungklin terjamin kelancaran
jalannya suatu organisasi.
Setiap kebutuhan organisasi, baik personel maupun material, semua
memerlukan adanya biaya., itulah sebabnya masalah pembiayaan ini harus sudah
mulai dipikirkan sejak pembuatan planning sampai dengan pelaksanaannya.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam fungsi pembiayaan, antara
lain :
a. Perencanaan tentang berapa biaya yang diperlukan.
b. Dari mana dan bagaimana biaya itu dapat diperoleh/diusahakan.
c. Bagaimana penggunaanya.
d. Siapa yang akan melaksanakannya.
e. Bagaimana pembukuan dan pertangung jawabannya.
f. Bagaimana pengawasannya,dll.
8. Penilaian ( Evaluating ).
Evaluasi sebagai fungsi administrasi pendidikan adalah aktivitas untuk
meneliti dan mengetahui sampai di mana pelaksanaan yang dilakukan di dalam proses
keseluruhan organisasi mencapai hasil sesuai denhan rencana atau program yang telah
di tetapkan dalam rangka pencapaian tujuan pendidikan. Setiap kegiatan, baik yang
dilakukan oleh unsure pimpinan maupun oleh bawahan, memerlukan adanya evaluasi.
Dengan mengetahui kasalahan-kasalahan atau kekurangan-kekurangan serta
kemacetan-kemacetan yang diperoleh dari tindakan evaluasi itu, selanjutnya dapat di
usahakan bagaimana cara-cara memperbaikinya. (Purwanto:15-22:2007).
Secara lebih rinci maksud penilaian (evaluasi) adalah : Memperoleh dasar bagi
pertimbangan apakah pada akhir suatu periode kerja , pekejaan tersebut berhasil
Menjamin cara bekerja yang efektif dan efisien Memperoleh fakta-fakta tentang
kesukaran-kesukaran dan untuk menghindari situasi yang dapat merusak Memajukan
kesanggupan para personel dalam mengembangkan organisasi.(Soetjipto:138:2004)
Perlu ditekankan disini bahwa fungsi-fungsi pokok yang telah dibicarakan di atas satu
sama lain sangat erat hubungannya, dan kesemuanya merupakan suatu proses
keseluruhan yang tidak terpisahkan satu sama lain dan merupakan rangkaian kegiatan
yang kontinyu.
Berdasarkan fungsi-fungsi pokok administrasi pendidikan dapat perincikan
dimulai dari perencanaan hingga akhir atau evaluasi, sehingga dapat disimpulkan
administrasi harus memiliki visi dan misi yang baik atau mutu yang baik. Dengan
demikian inovasi dan motivasi dalam administrasi dapat dikoordinasi dengan
bijaksana dan komunikasi atau gagasan dapat diberikan secara terbuka, dan dalam
kepemilihan atau diangkat harus memiliki kecakapan dan kesanggupan yang sesuai
dengan pegangannya.
Mestinya juga tidak lepas dari supervise atau pengawasan sehingga dalam
menentukan kondisi atau syarat yang akan menjamin tercapainya suatu tujuan dapat
berjalan dengan baik, hal ini juga tidak terlpas dari adanya pembiayaan terhadap
keseluruhan dalam pembentukan administrasi,adapun tindakan terakhir adalah
mengevaluasi sejauh mana pelaksanaan yang dilakukan di dalam proses keseluruhan
organisasi sesuai dengan perencanaan dalam rangka mencapai tujuan pendidikan.
Dengan demikian berdasarkan perincian diatas fungsi pokok administrasi satu
sama lain sangat erat hubungannya dan kesemuanya merupakan suatu proses
keseluruhan yang tidak bias dipisahkan dan merupakan rangkaian kegiatan yang
kontinyu.
D. Bidang Garapan.
Administrasi pendidikan mempunyai ruang lingkup/bidang garapan yang sangat luas.
Secara lebih rinci ruang lingkup administrasi pendidikan dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Administrasi tata laksana sekolah, Hal ini meliputi :
a. Organisasi dan struktur pegawai tata usaha.
b. Otorosasi dan anggaran belanja keuangan sekolah.
c. Masalah kepegawaian dan kesejahteraan personel sekolah.
d. Masalah perlengkapan dan perbekalan.
e. Keuangan dan pembukuannya.
2. Administrasi personel guru dan pegawai sekolah, hal ini meliputi :
a. Pengangkatan dan penempatan tenaga guru.
b. Organisasi personel guru-guru.
c. Masalah kepegawaian dan kesejahteraan guru.
d. Rencana orientasi bagi tenaga guru yang baru.
e. Inservice training dan up-grading guru-guru.
3. Administrasi peserta didik, Hal ini meliputi :
a. Organisasi dan perkumpulan peserta didik.
b. Masalah kesehatan dan kesejahteraan peserta didik.
c. Penilaian dan pengukuran kemajuan peserta didik.
d. Bimbingan dan penyuluhan bagi peserta didik (guidance and counseling).
4. Supervisi pengajaran, Hal ini meliputi :
a. Usaha membangkitkan dan merangsang semangat guru-guru dan pegawai tata
usaha dalam menjalankan tugasnya masing-masing sebaik-baiknya.
b. Usaha mengembangkan, mencari, dan menggunakan metode-metode baru dalam
mengajar dan belajar yang lebih baik.
c. Mengusahakan cara-cara menilai hasil-hasil pendidikan dan pengajaran.
5. Pelaksanaan dan pembinaan kurikulum, Hal ini meliputi :
a. Mempedomani dan merealisasikan apa yang tercantum di dalam kurikulum
sekolah yang bersangkutan dalam usaha mencapai dasar-dasar dan tujuan
pendidikan dan pengajaran.
b. Menyusun dan melaksanakan organisasi kurikulum beserta materi-materi, sumber-
sumber dan metode-metode pelaksanaanya, disesuaikan dengan pembaharuan
pendidikan dan pengajaran serta kebutuhan mesyarakat dan lingkungan sekolah.
c. Kurikulum bukanlah merupakan sesuatu yang harus didikuti dan diturut begitu
saja dengan mutlak tanpa perubahan dan penyimpangan sedikitpun.
d. Kurikulum merupakan pedoman bagi para guru dalam menjalankan tugasnya.
6. Pendirian dan perencanaan bangunan sekolah, Hal in meliputi :
a. Cara memilih letak dan menentukan luas tanah yang dibutuhkan.
b. Mengusahakan, merencanakan dan menggunakan biaya pendirian gedung sekolah.
c. Menentukan jumlah dan luas ruangan-ruangan kelas, kantor, gudang, asrama,
lapangan olah raga,dan sebagainya.
d. Cara-cara penggunaan gedung sekolah dan fasilitas-fasilitas lainyang efektif dan
produktif, serta pemeliharaannya secara kontinyu.
e. Alat-alat perlengkapan sekolah dan alat-alat pelajaran yang dibutuhkan.
7. Hubungan sekolah dengan masyarakat.
Hal ini mencakup hubungan sekolah dengan sekolah-sekolah lain, hubungan
sekolah dengan instansi-instansi dan jawsatan-jawatan lain dan hubungan sekolah
dengan masyarfakat pada umumnya. Hendaknya semua hubungan itu merupakan
hubungan kerjasama yang bersifat pedagogis, sosiologis dan produktif yang dapat
mendatangkan keuntungan dan perbaikan serta kemajuan bagi kedua belah pihak.
Dari apa yang telah diuraikan di atas, ruang lingkup yang tercakup di dalam
administrasi pendidikan dapat dikelompokkan sebagai berikut :
a. Administrasi material,yaitu kegiatan administrasi yang menyangkut
bidang-bidang materi/benda-benda seperti :ketatausahaan sekolah,
administrasi keuangan, dan lain-lain.
b. Administrasi personel,mencakup didalamnya administrasi personel guru
dan pegawai sekolah, dan juga administrasi peserta didik.
c. Administrasi kurikulum,yang mencakup didalamnya penyusunan
kurikulum, pembinaan kurikulum, pelaksanaan kurikulum, seperti
pembagian tugas mengajar pada guru-guru, penyusunan silabus, dan
sebagainya.(Tsauri:13-16:2007).
E. Landasan Penyelenggaraan Manajemen Sekolah.
Administrasi merupakan bagian dari pendidikan yang mempunyai peran sebagai
sarana untuk mempermudah pelaksanaan suatu pendidikan agar teratur dalam pelaksanaan-
nya . karena pendidikan merupakan proses agar mecapai tingkat hidup yang lebih baik.
Dalam pengertian pendidikan GBHN dan UU Sisdiknas tahun 1988 pendidikan mempunyan
pengertian :
1. Pasal 1 (1) pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar perserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan ,ahklak mulia, serta keterampilan yang
diperlukan dirinya masyarakat dan bangsa negara.
2. Pasal 1 ( 2 ) pendidikan nasional adalah pendidikan yang berdasarkan pancasila
dan UUD 1945 yang berakar pada nilai-nilai agama, kebudayaan dan tanggap
terhadap tuntutan perubahan jaman.
3. Pasal (3 ) system pendidikan nasional adalah keseluruhan komponen pendidikan
yang saling terkait secara terpadu untuk mencapai tujuan nasional.
Berdasarkan pengertian pendidikan diatas dapat disimpukan bahwa pendidikan perlu
adanya administrasi pendidikan yang nantinya akan menjadi alat sebagai tindakan agar
pendidikan dapat berjalan dengan baik.
Berikut ini merupakan suatu penerapan administrasi disekolah yang merupakan
struktur dari organisasi sekolah adalah sebagai berikut :
1. Sistem dan Struktur Organisasi.
Sistem adalah merupakan serangkaian unsur-unsur yang berkaitan satu sama
lain, yang memperoleh masukan dari lingkungan, merubah masukan tersebut dan
menhasilkan produk untuk lingkungan luar.
Organisasi sekolah adalah sekelompok orang yang tergabung menjadi satu
kesatuan yang secara sadar membentuk struktur sistem kerja sama melaksanakan
tugas pendidikan sekolah dengan mendayagunakan sumber potensi mencapai tujuan
pendidikan sekolah secara efektif dan efisien.
Unsur-unsur penting dari organisasi yaitu :
a. Sekelompok orang.
b. Struktur Sistem kerja sama.
c. Pendayagunaan sumber potensi.
d. Pecapaian tujuan pendidikan sekolah secara efektif dan efisien.
2. Fungsi dan Tujuan organisasi Sekolah.
Fungsi organisasi sekolah dapat dirinci sbb :
a. Berfungsi untuk mengatur , mengarahkan dan mengkoordinasikan personel.
1) Berfungsi untuk mengatur , mengarahkan dan mengkoordinasikan strategi,
pendekatan, metode, dan teknik. Agar semua unit dan anggota organisasi
sekolah dapat menjalankan tugasnya masing-masing secara berdaya guna dan
berhasil.
2) Berfungsi untuk mengatur , mengarahkan dan mengkoordinasikan sumber
materiil dan dana.
3) Berfungsi mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara efektif dan efieien.
b. Tujuan organisasi sekolah yang tidak terlepas dari fungsinya yaitu sbb :
1) Pembagian wewenang dan tugas yang jelas dan tegas batas-batasnya yang
disertai dengan arah pemberian perintah, konsultasi, koordinasi dan
pertanggungjawaban.
2) Semua unit atau personel benar-benar memahami strategi, pendekatan, metode
dan teknik yang digunakan untuk melaksanakan tugasnya.
3) Semua personel memahami peralatan dan dana yang digunakan serta cara
penggunaannya dalam rangka melaksanakan tugas-tugasnya.
4) Semua personel memahami tujuan atau sasaran yang ingin dicapai beserta
kriteria keberhasilannya.
c. Bentuk dan Struktur Organisasi Sekolah.
1) Organisasi sekolah.
Dibedakan menjadi 2 yaitu organisasi pendidikan makro dan organisasi
pendidikan mikro.
a) Secara makro di negara indonesia akan ada struktur hirarki organisasi
pendidikan sbb :
Organisasi Departemen Pendidikan Nasional di tingkat pusat, sebagai
organisasi pendidikan tingkat atas.
Organisasi Departemen Pendidikan Nasional Di tingkat propinsi.
Organisasi Departemen Pendidikan Nasional Ditingkat kabupaten.
Organisasi Departemen Pendidikan Nasional Di tingkat sekolah.
Organisasi Departemen Pendidikan Nasional di tingkat kelas.
b) Ogranisasi mikro adalah organisasi sekolah.
Dilihat dari jenisnya menurut Wijono (1989) organisasi dapat dibedakan
menjadi 3 yaitu :
Organisasi formal adalah organisasi yang tujuannya secara tertulis
berdasarkan peraturan yang berlaku, menetapkan pada pola kegiatan
dengan menekankan pada koordinasi dan hirarki kewenangan.
Organisasi sosial adalah organisasi yang dibentuk berdasarkan tujuan
yang tidak dinyatakan secara tertulis tetapi implisit dengan pola kerja
yang longgar dan tidak ada struktur kewenangan secara hirarki.
Organisasi informal adalah organisasi yang terbentuknya dalam bentuk
formal, tetapi tidak termasuk kedalam struktur organisasi seperti yang
digariskan dalam organisasi formal.
Jadi dilihat dari jenisnya maka organisasi sekolah termasuk dalam
organisasi formal, karena tujuan, struktur dan pola kegiatan ditentukan secara
formal.
2) Struktur Organisasi Sekolah.
Secara teoritik berdasarkan hirarki organisasi, menurut Engkoswara
(1987) struktur organisasi dibedakan menjadi 3 yaitu :
a) Struktur organisasi pipih yaitu stuktur organisasi yang menggunakan
jenjang organisasi antara 2 sampai dengan 3 tingkatan.
b) Stuktur organisasi datar yaitu struktur organisasi yang melaksanakan
jenjang organisasi sampai dengan 4 tingkatan.
c) Struktur organisasi curam yaitu struktur organisasi yang melaksanakan
jenjang organisasi sampai dengan 5 tingkatan.
Jadi apabila dilihat dari sekolah yang berdiri sendiri maka struktur
organisasi sekolah dikategorikan berstruktur datar, dan bila sekolah sebagian
dari organisasi departemen pendidikan dan kebudayaan maka akan berstruktur
organisasi curam.
top related