kemasan gula gulaa
Post on 10-Dec-2015
145 Views
Preview:
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Dasar Teori
Pengemasan adalah suatu proses pembungkusan, pewadahan, atau
pengepakan suatu produk dengan menggunakan bahan tertentu sehingga
produk yang ada di dalamnya bisa tertampung dan terlindungi. Kemasan
produk adalah bagian pembungkus dari suatu produk yang ada di
dalamnya.
Pengemasan merupakan salah satu faktor yang sangat penting dan
mutlak diperlukan dalam persaingan dunia usaha seperti saat ini, karena
fungsi dan kegunaannya dalam meningkatkan mutu produk dan daya jual
dari produk. Kemasan produk dan labelnya selain berfungsi sebagai
pengaman produk yang terdapat di dalamnya juga berfungsi sebagai media
promosi dan informasi dari produk yang bersangkutan. Kemasan produk
yang baik dan menarik akan memberikan nilai tersendiri sebagai daya tarik
bagi konsumen.
Banyak persoalan yang muncul ketika suatu usaha ingin memiliki suatu
kemasan produk yang baik, berkualitas, dan memenuhi standar nasional
yang ada. Persoalan-persoalan yang sering dihadapi seperti bahan
pengemas, dan bentuk kemasan, desain label, sampai pada persoalan
yang paling utama yaitu biaya pembuatan kemasan itu sendiri.
Kemasan yang baik dan menarik tidak selalu identik dengan harga
kemasan yang mahal. Dengan bahan pengemas yang biasa-biasa saja,
asalkan dirancang sedemikian rupa baik bentuk maupun desain labelnya
pastilah akan tercipta sebuah kemasan yang tidak kalah bersaing dengan
kemasan-kemasan modern.
Fungsi dan peranan kemasan dalam usaha pengolahan makanan :
1. Sebagai wadah, perantara produk selama pendistribusian dari produk
ke konsumen.
1
2. Sebagai pelindungi, kemasan diharapkan dapat melindungi produk
yang ada di dalamnya dari berbagai faktor penyebab kerusakan baik
yang disebabkan oleh faktor biologi, kimia, maupun fisika.
3. Memudahkan pengiriman dan pendistribusian, dengan pengemasan
yang baik suatu produk akan lebih mudah didistribusikan.
4. Memudahkan penyimpanan. Suatu produk yang telah dikemas
dengan baik akan lebih mudah untuk di simpan.
5. Memudahkan penghitungan, dengan pengemasan jumlah atau
kuantitas produk lebih mudah dihitung.
6. Sarana informasi dan promosi, dan lain sebagainya.
Menurut Julianti dan Nurminah (2006), kemasan dapat diklasifikasikan
berdasarkan beberapa hal atau beberapa cara yaitu sebagai berikut :
1. Klasifikasi kemasan berdasarkan frekuensi pemakaian :
a. Kemasan sekali pakai (disposable), yaitu kemasan yang langsung
dibuang setelah dipakai, seperti kemasan produk instant, permen,
dll.
b. Kemasan yang dapat dipakai berulang kali (multitrip), dan biasanya
dikembalikan ke produsen, contoh : botol minuman, botol kecap,
botol sirup.
c. Kemasan atau wadah yang tidak dibuang atau dikembalikan oleh
konsumen (semi disposable), tapi digunakan untuk kepentingan lain
oleh konsumen, misalnya botol untuk tempat air minum di rumah,
kaleng susu untuk tempat gula, kaleng biskuit untuk tempat
kerupuk, wadah jam untuk merica dan lain-lain.
2. Klasifikasi kemasan berdasarkan struktur sistem kemas (kontak produk
dengan kemasan) :
a. Kemasan primer, yaitu kemasan yang langsung bersebtuhan
dengan produk yang dibungkusnya.
b. Kemasan sekunder, yang tidak bersentuhan langsung dengan
produknya akan tetapi membungkus produk yang telah dikemas
dengan kemasan primer.
2
c. Kemasan tersier dan kuartener, yaitu kemasan untuk mengemas
setelah kemasan primer atau sekunder.
3. Klasifikasi kemasan berdasarkan sifat kekakuan bahan kemasan :
a. Kemasan fleksibel, yaitu bahan kemasan yang mudah dilenturkan
tanpa adanya retak atau patah. Misalnya plastik, kertas dan foil.
b. Kemasan kaku yaitu bahan kemas yang bersifat keras, kaku, tidak
tahan lenturan, patah bila dibengkokkan relatif lebih tebal dari
kemasan fleksibel. Misalnya kayu, gelas dan logam.
c. Kemasan semi kaku/semi fleksibel yaitu bahan kemas yang
memiliki sifat-sifat antara kemasan fleksibel dan kemasan kaku.
Misalnya botol plastik (susu, kecap, saus), dan wadah bahan yang
berbentuk pasta.
4. Klasifikasi kemasan berdasarkan sifat perlindungan terhadap
lingkungan :
a. Kemasan hermitis, atau taha uap dan gas yaitu kemasan yang
secara sempurna tidak dapat dilalui oleh gas, udara atau uap air
sehingga selama masih hermetis wadah ini tidak dapat dilalui oleh
bakteri, kapang, ragi dan debu. Misalnya kaleng, botol gelas, yang
ditutup secara hermetis.
b. Kemasan tahan cahaya, yaitu wadah yang tidak bersifat
transparan, misalnya kemasan logam, kertas, dan foil. Kemasan ini
cocok untuk bahan pangan yang mengandung lemak dan vitamin
yang tinggi, serta makanan hasil fermentasi.
c. Kemasan tahan suhu tinggi, yaitu kemasan untuk bahan yang
memerlukan proses pemanasan, pasteurisasi, dan sterilisasi.
Umumnya terbuat dari logam dan gelas.
5. Klasifikasi kemasan berdasarkan tingkat kesiapan pakai (perakitan) :
a. Wadah siap pakai yaitu bahan kemasan yang siap untuk di isi
dengan bentuk yang telah sempurna. Contoh :botol, wadah kaleng
dan sebagainya.
b. Wadah siap dirakit/wadah lipatan yaitu kemasan yang masih
memerlukan tahap perakitan sebelum diisi. Misalnya kaleng dalam
3
bentuk lembaran (flat) dan silinder fleksibel, wadah yang terbuat
dari kertas, foil, atau plastik.
Bahan atau material kemasan ada bermacam-macam jenis dan
masing-masing jenis bahan pengemas memilki sifat, keuntungan dan
kelemahan yang berbeda-beda. Bahan-bahan kemasan yang ada saat ini
diantaranya adalah kertas, plastik, gelas, kaleng/logam dan kemasan
komposit yang merupakan perpaduan dari dua atau lebih bahan
pengemas.
Kemasan agar menarik harus dirancang dan dibuat sebaik mungkin,
dalam merancang atau merencanakan pembuatan suatu kemasan
sebaiknya kita memperhatikan hal-hal seperti berikut ini :
1. Kesesuaian antara produk dengan bahan pengemasnya
Maksudnya adalah dalam menentukan bahan pengemas kita
harus mempertimbangkan produk yang kita miliki. Jika produk kita
berbentuk cairan seperti jus atau sirup, kita bisa memilih bahan
pengemas seperti botol atau gelas plastik. Jika produk kita berupa
makanan kering seperti keripik, kerupuk, atau yang lainnya kita bisa
menggunakan plastik transparan dan lain sebagainya. Plastik dapat
digunakan sebagai kemasan primer sekaligus dengan labelnya, juga
bisa dimasukkan kedalam kemasan lain seperti dus kertas sebagai
kemasan sekunder.
2. Ukuran kemasan dan ketebalan kemasan
Ukuran kemasan berkaitan dengan banyak sedikitnya isi yang
diinginkan. Sedangkan ketebalan berkaitan dengan keawetan dari
produk yang ada di dalamnya. Jika produknya sangan ringan seperti
kerupuk sebaiknya kemasan dibuat dalam ukuran relatif besar.
3. Bentuk kemasan
Agar kemasan menarik bentuk kemasan bisa di rancang dalam
bentuk yang unik trgantung dari kreatifitas perancangnya. Misalnya
kemasan dus kertas bisa dibuat seperti tabung, kubus, balok, trapsium,
atau bentu-bentuk lainnya.
4
Label adalah suatu tanda baik berupa tulisan, gambar atau bentuk
prnyataan lain yang disertakan pada wadah atau pembungkus sebagai
yang memuat informasi tentang produk yang ada didalamnya sebagai
keterangan/penjelasan dari produk yang di kemas.
Dewasa ini keberadaan software-software komputer sangat
membantu pada desainer untuk merancang desain label yang baik,
menarik, dan artistik sehingga dapat meningkatkan daya tarik produk
terhadap konsumen. Suatu produk yang sama jika dikemas dalam
kemasan dengan desain label berbeda sangat di mungkinkan daya
jualnya juga berbeda.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam membuat label kemasan yaitu:
1. Label tidak boleh menyesatkan
Apa saja yang tercantum dalam sebuah label baik berupa kata-
kata, kalimat, nama, lambang, logo, gambar dan lain sebagainya
harus sesuai dengan produk yang ada di dalamnya.
2. Memuat informasi yang di perlukan
Label sebaiknya cukup besar (relatif terhadap kemasanya),
sehingga dapat memuat informasi atau keterangan tentang
produknya.
3. Hal-hal yang seharusnya ada atau tercantum dalam label produk
makanan menurut UU Pangan adalah sebagai berikut :
a) Nama produk
Nama produk adalah nama dari makanan atau produk
pangan yang trdapat di dalam kemasan misalnya dodol nanas,
kripik pisang, kripik singkong dan lain sebagainya.
b) Cap/trade mark
Bila ada suatu usaha sebaiknya memiliki cap/trade mark
atau merek dagang cap berbeda dengan nama produk dan bisa
dan tidak berhubungan dengan produk yang ada didalamnya
misalnya dodol nanas “Panda”, kecap ikan cap “Wallet”, dan
sebagainya.
5
c) komposisi/daftar bahan yang digunanakan
Komposisi atau daftar bahan merupakan keterangan yang
menggambarkan tentang semua bahan yang digunakan dalam
pembuatan produk makanan tersebut. Cara penulisan bahan
penyusun dimulai dari bahan mayor atau bahan utama atau
bahan yang paling banyak digunakan sampe yang terkecil.
d) Netto atau volum bersih
Netto atau berat bersih dan volume bersih menggambarkan
bobot atau volume produk yang sesungguhnya. Apabila bobot
produk berarti bobot produk yang sesungguhnya tanpa bobot
bahan pengemas.
e) Nama pihak produksi
Nama pihak produksi adalah nama perusahaan yang
membuat atau mengolah produk makanan tersebut.
f) Distributor atau pihak yang mengedarkan bila ada
Dalam kemasan juga harus mencantumkan pihak-pihak
tertentu seperti pengepak atau importer kalau ada.
g) No Registrasi dinas kesehatan
Nomor registrasi ini sebagai bukti bahwa produk tersebut
telah teruji dan dinyatakan aman untuk dikonsumsi.
h) kode produksi
Kode produksi adalah kode yang menyatakan tentang batch
produksi dari produk pada saat pembuatan yang isinya tanggal
produksi dan angka atau huruf lainnya yang mencirikan dengan
jelas produk tersebut.
I) Ketererangan kadaluwarsa
Keterangan kadaluwarsa adalah keterangan yang
menyatakan umur produk yang masih layak untuk dikonsumsi.
Menurut julianti dan Nurminah (2006), keterangan
kadaluwarsa dapat ditulis:
6
Best before date: Produk masih dalam kondisi baik dan
masih dapat dikonsumsi beberapa saat setelah tanggal yang
tercantum terlewati.
Use by date: Produk tidak dapat dikonsumsi, karena
berbahaya bagi kesehatan manusia (produk yang sangat mudah
rusak oleh mikroba) setelah tanggal yang tercantum terlewati.
Undang-undang RI no. 18 tahun 2012 tentang pangan (Bab
VIII, pasal 96 dan 97) menegaskan bahwa tanggal,bulan dan
tahun kadaluwarsa wajib dicantumkan secara jelas pada label,
setalah pencantuman best before/use by date. Produk pangan
yang memiliki umur simpan 3 bulan dinyatakan dalam tanggal,
bulan dan tahun, sedang produk pangan yang memiliki
umursimpan lebih dari 3 bulan dinyatakan dalam bulan dan
tahun. Namun demikian ada beberapa jenis produk yang tidak
memerlukan pencantuman tanggal kadaluwarsa yaitu sayur dan
buah segar, minuman beralkohol, cuka, gula/sukrosa dan
lainnya.
j) logo halal
Untuk produk-produk yang telah mendapatkan sertifikasi
“halal” dari MUI harus mencantumkan logo halal yang standar
disertai dengan nomor sertifikasinya.
k) keterangan lainnya
selain yang telah diuraikan diatas masih ada lagi keterangan-
keterangan lain yang perlu dicantumkan dalam label kemasan
makanan yang bermaksud memberi petunjuk, saran, atau yang
lainnya demi keamanan konsumen
4. Tulisan atau keterangan yang ada pada label harus jelas dan
mudah di baca,tidak dikaburkan oleh warna latar belakang atau
gambar lainya.
5. Jumlah warna yang di gunakan
Banyaknya warna yang di gunakan dalanm label akan
berpengaruh terhadap biaya cetak,semakin banyak warna yang di
7
gunakan,tentunya akan semakin besar biaya yang harus di
keluarkan.
Desain yang kita buat akan dicetak pada media plastik, kertas,
aluminium foil, atau lainya. Apakah akan dicetak dengan sablon atau
menggunakan mesin moderen.
Berkaitan dengan label kemasan kiranya ada beberapa hal yang perlu
di perhatikan yaitu:
1. Label tidak boleh mudah terlepas dari kemasanya. Warna,baik
berupa gambar,maupun tulisan tidak boleh mudah
luntur,pudar,atau lekang,baik karna pengaruh air,gosokan,maupun
sinar matahari.
2. Label harus ditempatkan pada bagiaa yang mudah di lihat.
Software komputer yang biasanya banyak digunakan untuk
melakukan desain seperti corel draw atau adobe photoshop.namun
demikian masi ada software lainya yang dapat digunakan
tergantung pada kebisaan atau keahlian pada desainernya.
1.2Tujuan Praktikum
1. Mengetahui berbagai jenis bahan pengemas yang biasa digunakan
dalam kehidupan sehari –hari
2. Mengklasifikasikan berbagai jenis kemasan dan meguraikan perbedaan
fisik setiap bahan pengemas
3. Mendeskripsikan produk pangan apa saja yang sesuai dengan bentuk
kemasan tersebut (dalam bentuk tabel)
4. Menentukan jenis kemasan yang dengan produk makanan yang akan di
buat
5. Mendasain kemasan dan label kemasan sesuai dengan aturan UU.No.18
Tahun 2012 tentang pangan (BAB VIII,pada 96 dan 97)untuk produk
makanan yang akan di buat(akan digunakan untuk mengemas hasil
produk pengolahan pangan).
8
BAB II
PERCOBAAN
2.1 Alat dan Bahan
A. Bahan kemasan yang sesuai rencana produk makana formula atau
produk peningktan mutu gizi pangan,alat tulis untuk mendasain
kemasan dan label,komputer yang dilengkapi software corel draw
atau adobe photoshop.
B. Bahan Sampel produk pangan yang di kemas
2.2 Cara Kerja
a. Persiapan
1. mengetahui persyaratan minimal label berdasarkan undang-
undang pangan No.18 tahun 2012
2. Mengetahui bahan tambahan pangan yang diijinkan
penggunaanya pada makanan atau minuman sesuai dengan
peraturan mentri kesehatan no.033 Tahun 2012 tentan bahan
tambahan pangan(pemanis,pewarna,pengawet,dll)
3. siapkan contoh produk pangan yang dikemas untuk pengamatan
b. Pelaksanaan
1. setiap kelompok mengamati masing 5 sampel makanan yang
dikemas,klasifikasi jenis bahan kemasan,deskripsi bahan
kemasan,dan bahan pangan lain yang dapat dikemas selain
sampel tersebut.
2. lakukan penilaian kesesuaian label kemasan dengan UU pangan
3. Merancang atau desain kemasan dan label kemasan yang akan di
gunakan untuk mengemas produk pangan anda.jika
memungkinkan gunakan software corel draw atau adobe
photoshop
9
BAB II
PEMBAHASAN
3.1 Hasil
1. Rancangan / desain kemasan dan label kemasan
a. Desain kemasan
Desain kemasan keras
Siapkan kemasan yang akan digunakan dan cuci hingga
bersih.
Sterilisasi kemasan dengan cara merebusnya di dalam air
mendidih selama 25-35 menit, lalu keringkan.
Masukkan produk yang telah matang ke dalam kemasan
yang sudah disiapkan sampai batas , kemudian tutup
kemasannya.
Rebus kembali kembali di dalam air mendidih selam 30
menit. Kemudian letakkan kemasan dalam kondisi terbarik.
Apabila tidak ada cairan yang keluar, berarti pasteurisasi
telah berhasil.
Desain kemasan lunak
Siapkan kemasan yang akan digunakan
Masukkan produk ke dalam kemasan yang sudah
disiapkan, kemudian tutup kemasannya.
Simpan kemasan dalam kondisi suhu kamar.
b. Label kemasan
kemasan yang sudah dingin dan kering dibersihkan dengan
menggunakan lap bersih.
Label, yang sudah dirancang dengan ukuran sesuai besar
dan bentuk kemasan, ditempelkan di permukaan kemasan
dengan menggunakan perekat yang kuat sehingga tidak
mudah lepas.
Kemasan yang sudah diberi label kemudian dimasukkan ke
dalam kotak karton untuk dikemas lebih lanjut.
10
c. Tabel hasil pengamatan jenis bahan, deskripsi kemasan, dan
pangan yang sesuai kemasan
N0. Sampel
Pangan
Jenis Bahan
Kemasan
Deskripsi Bahan
Kemasan
Pangan lain
yang
sesuai
1. Permen foxs Kaleng Mudah penyok,
tipis, aluminium,
2. Permen mintz Plastik biasa Tipis, fleksibel,
tidak mudah rusak,
tahan lama.
3. Permen frozz Plastik keras Tebal, tidak mudah
rusak, tidak
fleksibel, tahan
lama.
4. Permen
alpenliebe
Plastik toples Tipis, tahan lama,
tidak mudah rusak,
kurang fleksibel.
5. Permen xylitol Plastik tebal Tebal, tahan lama,
tidak mudah rusak,
tidak fleksibel.
6. Permen
mentos
Kertas Mudah robek, tipis,
aluminium foil,
mudah dilipat
mengikuti bentuk
bahan pangan
11
1. Tabel 2. Hasil pengamatan kesesuaian informasi label kemasan pangan dengan UU pangan
No.
Nama produk
(permen)
Daftar bahan yang digunakan
Berat bersih atau isi bersih
Nama dan alat pihak yang
memproduksi atau
mengimpor
Halal bagi yang
dipersyaratkan
Tanggal dan kode produksi
Tanggal, bulan, dan
tahun kadaluarsa
Nomor izin edar bagi pangan olahan
Asal usul bahan pangan tertentu
1 Fox’s Gula, sirup glukosa, pengatur keasaman asam laktat, perisa identik alami (leci, peach, mangga, apel, teh, teh putih, teh hijau), pewarna makanan alami (antosianin, INS 163 (ii, klorofil tembaga kompleks, Cl 75810, anato Cl 75120, kurkumin Cl 75300 ) dan ekstrak teh putih
180 gram Nestle Indonesia Cikupa, Tanggerang 15710, Indonesia
Halal No. 00110003281298
31960231B3
15 juli 2015
BPOM RI MD. 837110097062
2 Alpenliebe Gula, sirup maltosa, lemak
50 gram PT. Prfetti van melle
Halal 333098 8 Juni 2016
BPOM RI MD.
12
nabati, whey, garam, dekstrosa, krimer kental manis 0,36% , susu bubuk, 0,26% , maltodekstrin, pewarna karamel kelas III, perisa artifisial vanila, pengelmulsi : lesitin kedelai
Indonesia, Bogor-16912, Indonesia
237110157396
3 Xylitol Pemanis alami (xilitol, maltitol), gum base ( mengandung anti oksidan BHT, perisa artifisial bluberri, mint, penstabil gom arab, perisa identik alami mentol, kalsium posfat, pelapis (kamauba wax, pengemulsi bes wax, syelak),
58 gram Lotte Indonesia, Bekasi 17520-Indonesia dibawah lisensi ataun underlicense of lotte co.LTD. Japan
Halal No. 00110006731197
190516 19 mei 2016
BPOM MD. 237710246213
13
pemanis buatan aspartam 4,18 mg/saji (ADI 40 mg/kg BB, ekstrak rumput laut, fn (funoran), pewarna makanan (eritrosin cl 45430/e 127, biru berlian cl 42090/e133
4 Frozz Pemanis alami sorbitol, anti kempal magnesium stearat, ekstrak thyme 0,9%, perisa artifisial blueberry, mentol, pewarna (tartrazine cl 19140, karmoisin cl 14720, indigotin cl 73015, kuning fcf cl 15985, ponceau 4 R cl
15 gram PT konimex Solo 57192 Indonesia
Halal LP POM 00110019820422
MHG 051214
Maret 2016
BPOM RI MD 262211373010
14
162555 Mintz Gula, glukosa,
lemak nabati, pembentuk gel (gelatin sapi), pengental (gom arab), perisa identik alami (peppemint, spearmint), garam, pengemulsi lesitin kedelai, perisa alami ( mentol kristal), pewarna alami (titanium dioksida cl 77891), pewarna sintesis (tartrazine cl 19140, biru berlian cl 4209)
115 gram PT ULTRA PRIMA ABADIJl. Raya Panjang Jiwo 48-50, panjang jiwo Surabaya 60299-Indonesia
Halal LPPOM No. 00110019390202
P18121416
18 desember 2016
BPOM RI MD : 224513019082
6 Mentos Gula sirup glukosa, lemak nabati, tepung beras, pengental nabati, perisa
37 gram PT. Prfetti van melle Indonesia, Bogor-16912, Indonesia
Halal B12250413
01 maret 2016
BPOM RI MD 837110011396
15
alami mint, pengemulsi ester sukrosa asam lemak, ekstrak mint 0,01%, pelapis karnauba wax
16
3.2Pembahasan
1. Pengertian Kemasan permen
Kemasan makanan merupakan suatu bahan untuk
mempermudah pengangkutan, pemasaran dan pendistribusian
makanan. Kemasan makanan harus memperhatikan fungsi
kesehatan,pengawetan, kemudahan, penyeragaman, promosi dan
informasi (Suyitno,1990).
Pengemasan permen disebut juga suatu cara atau teknik
pembungkusan, pewadahan atau pengepakan, dan merupakan salah
satu cara pengawetan bahan hasil permen, karena pengemasan dapat
memperpanjang umur simpan bahan. Pengemasan adalah wadah atau
pembungkus yang dapat membantu mencegah atau mengurangi
terjadinya kerusakan kerusakan pada bahan yang dikemas
/dibungkusnya.
2. Prinsip Kemasan Makanan
Prinsip kemasan makanan meliputi :
a. Perhatian artinya kemasan harus menimbulkan atau menjadi
perhatian yang melihatnya.
b. Menarik artinya kemasan harus menarik, jadi ada ketertarikan saat
orang melihatnya.
c. Keinginan untuk membeli artinya kemasan harus menimbulkan
keinginan orang yang melihat untuk membeli (rasa ingin membeli).
d. Menjadi pembeli artinya kemasan harus membuat orang yang
melihat dari rasa ingin memiliki menjadi memiliki barang tersebut
(menjadi konsumen).
e. Kualitas dan Kuantitasartinya kualitas (mutu) dan kuantitas (jumlah)
bahan tetap terjaga sesuai dengan apa yang diinformasikan pada
kemasan sehingga konsumen menjadi puas, akhirnya jadi pengguna
(konsumen).
17
3. Prinsip Desain untuk Kemasan Makanan
Desain kemasan mempunyai 5 prinsip fungsional,
a. Kemasan (packaging). Pada kemasan ini harus disampaikan tentang
jenis produk, dan kegunaannya. Disini kejujuran jadi hal penting.
b. Kemasan secara fisik. Fungsinya sebagai pelindung produk dari
benturan, gesekan, guncangan, hentakan dan lain-lain. Disini
kekuatan menjadi prinsip utama.
c. Kemasan yang nyaman dipakai. Maksudnya kemasan disini
memberikan rasa nyaman jika disentuh, permukaannya tidak
melukai, lentur saat digenggam, mudah dibersihkan, disimpan, stabil
bila diletakkan. Kemasan yang dapat didaur ulang sangat
diutamakan.
d. Kemasan yang mampu menampilkan citra produk dan segmentasi
pasar pemakainya. Disini melibatkan banyak unsur terutama yang
berkaitan dengan imajinasi, selera, dan fantasi sipemakai. Kemasan
disini harus mampu menerjemahkan siapa pemakainya, status
sosial, dimana dan jenis perilaku seperti apa produk mainan tersebut
dipakai. Keunikan menjadi nilai penting.
e. Kemasan yang berprinsip mendukung keselarasan lingkungan.
Kemasan yang baik adalah yang mudah didaur ulang (recycle) ke
produk baru dan tidak terkontaminasi, bisa dilebur dan dibuat
kembali ke produk (re-use) asal.
4. Jenis – jenis kemasan
A. Kemasan plastik
Karakteristik kemasan plastik
Bentuk fleksibel
Transparan
Mudah pecah
Non biodegradable
Ada yang tahan panas
Monomernya dapat mengkontaminasi produk
18
B. Kemasan kertas
Tidak mudah robek
Tidak dapat untuk produk cair
Tidak dapat dipanaskan
Fleksibel
C. Kemasan Gelas
Berat
Mudah pecah
Mahal
Non biodegradable
Dapat dipanaskan
Transparan/translusid
Bentuk tetap (rigid)
Proses massal (padat/cair)
Dapat didaur ulang
D. Logam (Kaleng)
Bentuk tetap
Ringan
Dapat dipanaskan
Proses massal (bahan padat atau cair)
Tidak transparan
Dapat bermigrasi ke dalam makanan yang dikemas
Non biodegradable
Tidak dapat didaur ulang
19
BAB IV
KESIMPULAN
4.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari pembahasan di atas adalah :
Kemasan Kemasan produk adalah bagian pembungkus dari suatu
produk yang ada di dalamnya.
Kemasan diklasifikasikan menjadi beberapa kelompok yaitu
berdasarkan frekuensi pemakaian, berdasarkan struktur sistem
kemas, berdasarkan sifat kekakuan bahan kemasan, berdasarkan
sifat perlindungan terhadap lingkungan, dan berdasarkan tingkat
kesiapan pakai (perakitan).
Jenis-jenis kemasan terdiri dari kemasan plastik, kemasan kertas,
kemasan logam dan kemasan gelas (kaca).
20
DAFTAR PUSTAKA
Peraturan menteri kesehatan No. 033 tahun 2012 tentang bahan tambahan
pangan
Undang-undang RI No. 18 tahun 2012 tentang pangan.
21
top related