kel 7
Post on 28-Nov-2015
6 Views
Preview:
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Penelitian merupakan kegiatan yang terencana untuk mencari jawaban yang obyektif
atas permasalahan manusia melalui prosedur ilmiah. Untuk itu didalam suatu penelitian
dibutuhkan suatu proses analisis data yang berguna untuk menganalisis data-data yang
telah terkumpul. Data yang terkumpul banyak sekali dan terdiri dari berbagai catatan di
lapangan, gambar, foto, dokumen, laporan, biografi, artikel, dan sebagainya. Pekerjaan
analisis data dalam hal ini ialah mengatur, mengurutkan, mengelompokkan, memberikan
kode, dan mengategorikannya. Pengorganisasian dan pengelolaan data tersebut bertujuan
menemukan tema dan hipotesis kerja yang akhirnya diangkat menjadi teori substantif oleh
karena itu, analisis data merupakan bagian yang amat penting karena dengan analisislah
suatu data dapat diberi arti dan makna yang berguna untuk masalah penelitian. Data yang
telah dikumpulkan oleh peneliti tidak akan ada gunanya apabila tidak dianalisis terlebih
dahulu.
Untuk mengetahui lebih lanjut tentang analisis data, dalam makalah ini akan membahas
teknik-teknik analisis data.
B. RUMUSAN MASALAH
a. Bagaimana mengenai scoring dalam teknik analisis data?
b. Bagaimana mengenai tabulasi dalam teknik analisis data?
c. Bagaimana mengenai deskripsi dalam teknik analisis data?
d. Bagaimana mengenai uji statistika dalam teknik analisis data?
e. Bagaimana interprestasi hasil penelitian?
C. TUJUAN MASALAH
a. Menjelaskan mengenai scoring dalam teknik analisis data.
b. Menjelaskan mengenai tabulasi dalam teknik analisis data.
c. Menjelaskan mengenai deskripsi dalam teknik analisis data.
d. Menjelaskan mengenai uji statistika dalam teknik analisis data.
e. Menjelaskan interprestasi hasil penelitian.
1
BAB II
PEMBAHASAN
Hal-hal yang berkaitan dengan pengolahan data :
1. Editing : membersihkan / memeriksa kembali jawaban responden.
2. Coding : membuat kode / memberi tanda agar mudah memeriksa jawaban.
3. Scoring : memberi angka, khususnya kepada data yang di kuantifikasikan.
4. Tabulasi : memasukkan data kedalam tabel melalui proses tally atau menghitung
frekuensi.
5. Mengolah atau menghitung data dengan statistik deskriptif .
6. Membuat interpretasi hasil pengolahan dalam bentuk pernyataan verbal sesuai
permasalahan.
7. Analisis data lebih lanjut untuk uji hipotesis.1
A. Skoring
Disamping penyusunan dan pelaksanaan tes itu sendiri, menskor dan menilai
merupakan pekerjaan yang menuntut ketekunan yang luar biasa dari penilai, ditambah
dengan kebijaksanaan-kebijaksanaan tertentu. Nama lain dari menskor (skoring) adalah
memberi angka.
Dalam hal pekerjaan menskor atau menentukan angka, dapat digunakan 3 macam
alat bantu yaitu:
1) Pembantu menentukan jawaban yang benar, disebut kunci jawaban.
2) Pembantu menyeleksi jawaban yang benar dan yang salah, disebut kunci
skoring.
3) Pembantu menentukan angka, disebut pedoman peniaian.
Keterangan dan penggunaannya dalam berbagai bentuk tes.
a. Kunci jawaban dan kunci pemberian skor untuk tes bentuk betul-salah
Untuk tes bentuk betul salah(true-false) yang dimaksud dengan kuni jawaban
adalah deretan jawabrsiapkan untuk pertanyaan atau soal soal yang kita susun, sedangkan
kunci skoring adalah alat yang kita gunakan untuk mempercepat pekerjaan skoring.
Bentuk betul salah sebaiknya disusun sedemikian rupa sehingga jumlah jawaban
B hampir sama banyaknya denngan jawaban S, dan tidak dapat ditebak karena tidak
diketahui pola jawabannya
1 Hadleli. 2006. Metodologi Kependidikan. Ciputat: Quantum Teaching. Hal.91
2
b. Kunci jawaban dan pemberian skor untuk tes berbentuk pilihan ganda
Dengan tes bentuk pilihan ganda,testee diminta melingkari salah satu huruf di
depan pilihan jawaban yang disediakan atau membubuhkan tanda lingkaran atau tanda
silang (X) pada tempat yang sesuai di lembar jawaban.
c. Kunci jawaban dan pemberian skor untuk tes bentuk kunci jawaban singkat(short
answer test)
Tes bentuk jawaban singkat adalah tes yang menghendaki jawaban berbentuk
kata atau kalimat pendek. Melihat namanya,maka jawaban untuk tes tersebut tidak boleh
berbentuk kalimat kalimat panjang, tetapi harus sesingkat mungkin dan mengandung satu
pengertian. Dengan persyaratan inilah maka bentuk tes ini dapat digolongkan ke dalam
bentuk tes objektif.
Tes bentuk isian, dianggap setaraf dengan tes jawab singkat ini.
d. Kunci jawaban dan kunci pemberian skor untuk tes bentuk menjodohkan
(matching)
Pada dasarnya tes bentuk menjodohkan adalah tes bentuk pilihan ganda, di mana
jawaban dijadikan satu, demikian pula pertanyaan pertanyaannya. Dengan demikian, maka
pilihan jawaban yang dipilih dibuat sedemikian rupa sehingga jawaban yang satu tidak
diperlukan bagi pertanyaan lain.
e. Kunci jawaban dan kunci pemberian skor untuk tes bentuk uraian(essay test)
1. Berdasarkan pada norma kelompok (norm referenced test)
Sebelum menyusun sebuah tes uraian sebaiknya kita tentukan terlebih dahulu
pokok pokok jawaban yang dikehendaki.dengan demikian, maka akan mempermudah kita
dalam pekerjaan mengoreksi tes itu.
Tidak ada jawaban yang pasti terhadap tes bentuk uraian ini. Jawaban yang kita
peroleh akan sangat beraneka ragam,barada dari satu siswa ke siswa lain. Ada sebuah saran
,langkah langkah apa yang harus kita lakukan pada waktu kita mengoreksi dan memberi
angka tes bentuk uraian.saran tersebut adalah sebagai berikut:
a) Membaca soal pertama dari seluruh siswa untuk mengetahui situasi jawaban, kita
dapat memperoleh gambaran lengkap tidaknya jawaban yang diberikan siswa
secara keseluruhan.
b) Menentukan angka untuk soal pertama tersebut. Misalnya jika jawaban lengkap
diberi angka 5, kurang sedikit diberi angka 4, begitu seterusnya.
c) Memberikan angka bagi soal pertama
3
d) Membaca soal kedua dari seluruh siswa untuk mengetahui situasi
jawaban,dilanjutkan dengan pemberian antuk soal kedua.
e) Mengulangi langkah langkah tersebut bagi soal soal tes ketiga, dst.
f) Menjumlahkan angka angka yang diperoleh oleh masing masing siswa untuk tes
bentuk uraian
Setelah mempelajari langkah langkah teersebut kita tahu dengan membaca terlebih
dahulu seluruh jawaban yang diberikan oleh siswa, kita menjadi tahu bahwa tak
seorangpun dari siswa yang menjawab betul untuk suatu nomor soal
2. Berdasarkan pada standar mutlak(criterion referenced test)
a) Membaca setiap jawaban jawaban yang diberikan oleh siswa dan dibandingkan
dengan kunci jawaban yang telah kita susun
b) Membubuhkan skor disebelah kiri disetiap jawaban.ini dilakukan per nomor soal
c) Menjumlahkan skor skor yang telah dituliskan pada setiap soal, dan terdapatlah
skor untuk bagian soal yang berbentuk uraian
f. Kunci jawaban dan kunci pemberian skor untuk tugas
Kunci jawaban untuk memeriksa tugas merupakan pokok pokok yan harus termuat
dalam pekerjaan siswa. Hal ini menyangkut kriteria tentang isi tugas
Tolak ukur yang disarankan sebagai ukuran keberhasilan tugas adalah:
a) Ketepatan penyerahan tugas
b) Bentuk fisik pengerjaan tugas yang menandakan keseriusan mahasiswa dlam
mengerjakan tugas
c) Sistematika yang menunjukkan alur keurutan pikiran
d) Kelengkapan isi menyangkut ketuntasn penyelesaian dan kepadatan isi
e) Mutu hasil tugas, yaitu kesesuaian hasil dengan garis garis yan sudah ditentukan
oleh dosen
Selain untuk jawaban tes, skoring juga bisa dilakukan untuk menilai angket.
Setelah mengumpulkan angket, semua data yang kembali perlu dinilai secara tepat dan
konsisten, karena setiap angket merefleksikan sosok individu yang telah memberikan
kontribusi dan berpartisipasi dalam menjawab angket yang telah dikirimkan responden
kepada tim peneliti. Kemudian setelah nilai tiap faktor diketahui maka dilakukan teknik
skoring. Teknik skoring dilakukan untuk memperoleh data kuantitatif. Tahapan dalam
terbagi menjadi 4 tahap yaitu :
4
1. Pentabulasian hasil kuesioner yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya.
2. Penyesuaian nilai dari tiap-tiap faktor dengan skala pengukuran likert yang
digunakan.
3. Menghitung nilai indeks dari tiap-tiap faktor, dengan cara masing-masing jawaban
dikalikan dengan bobot/skoring jawabannya.
4. Hasil skoring dikembalikan lagi pada nilai skala respon untuk menghasilkan
interpretas
B. Tabulasi
Tabulasi adalah memasukkan data pada tabel – tabel tertentu dan mengatur angka-
angka serta menghitungnya.2 Tabel yang dibuat sebaiknya mampu meringkas semua data
yang akan dianalisis. Pemisahan tabel akan menyulitkan peneliti dalam proses analisis
data.
G..E.R.Burroughas mengemukakan klasifikasi analisis data sebagai berikut:
1. Tabulasi data (the tabulation of the data)
2. Penyimpulan data (the summarizing of the data)
3. Analisis data untuk tujuan testing hipotesis
4. Analisis data untuk tujuan penarikan kesimpulan
Yang termasuk ke dalam kegiatan tabulasi antara lain:
1. Memberikan skor (scoring) terhadap item-item yang perlu diberi skor. Misalnya
tes,angket bentuk pilihan ganda, rating scale, dan sebagainya.
2. Memberikan kode terhadap item-item yang diberi skor.
3. Mengubah jenis data, disesuaikan atau dimodifikasikan dengan teknik analisis
yang digunakan.
Misalnya:
Data interval diubah menjadi data ordinal dengan membuat tingkatan.
Data ordinal atau data interval diubah menjadi data diskrit.
4. Memberikan kode (coding) dalam hubungan dengan pengolahan data jika akan
menggunakan komputer. Dalam hal ini pengolah data memberikan kode pada
semua variabel,kemudian mencoba menentukan tempatnya di dalam coding sheet
(coding form).
2 Bungin, Burhan. 2005. Metodologi Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Kencana. Hal. 178
5
Setelah instrumen diskor hasilnya ditransfer dalam bentuk yang lebih ringkas dan
mudah dilihat. Mencatat skor secara sistematis akan memudahkan pengamatan data dan
memperoleh gambaran analisisnya. Dari tabulasi, analisis data dapat dilakukan dengan cara
sederhana, yaitu dengan menggunakan prinsip analisis deskripsi, yaitu mencari jumlah
skor, nilai rerata, standar penyimpangan, dan variasi penyebarannya. Data dapat pula
ditampilkan dalam bentuk grafis untuk melihat gambaran secara komprehensif.
Jika analisis data adalah membandingkan dua kelompok maka data ditempatkan
dalam kolom yang berbeda. Misalnya kolom dua untuk kelompok A dan kolom tiga untuk
kelompok B. Dari cara pengelompokan ini kita dapat melakukan perbandingan antara
penguasaan keterampilan A dan B.
Disamping membandingkan antara penguasaan keterampilan antara dua
kelompok, seorang peneliti dapat juga membandingkan misalnya kebutuhan kompetensi
pemahaman konsep dengan kompetensi komunikasi.
Dengan menggunakan prinsip tabulasi ini,seorang peneliti akan dapat menentukan
arah selanjutnya teknik analisis apa yang diperlukan,tergantung dengan tujuan analisis data
yang hendak dicapai.
C. Deskripsi Data
Mendeskripsikan data adalah menggambarkan data yang berguna untuk
memperoleh bentuk nyata dari responden, sehingga lebih mudah dimengerti peneliti atau
orang lain yang tertarik dengan hasil penelitian yang dilakukan. Mendeskripsikan
informasi dari responden ini ada dua macam. Jika data yang ada adalah data kualitatif,
maka deskripsi data ini dilakukan dengan cara mengelompokkan dan menyusun data yang
ada, sehingga memberikan gambaran yang nyata terhadap responden.
Jika data tersebut dalam bentuk kuantitatif atau ditransfer dalam angka maka cara
mendeskripsikan data dapat dilakukan dengan menggunakan statistika deskriptif. Tujuan
dilakukan analisis deskriptif dengan menggunakan teknik statistika adalah untuk
meringkas data agar menjadi lebih mudah dilihat dan dimengerti.
Analisis data yang paling sederhana dan sering digunakan oleh seorang peneliti
atau pengembang adalah menganalisis data yang ada dengan menggunakan prinsip
deskriptif. Dengan menganalisis secara deskriptif ini mereka apat mempresentasikan secara
lebih ringkas, sederhana dan lebih mudah dimengerti. Yang termasuk analisis dekriptif
pada umumnnya termasuk mengukur tendensi sentral,mengukur variabilitas, mengukur
hubungan, mengukur perbandingan dan mengukur posisi suatu skor.
6
a. Mengukur Tendensi Sentral
Yang termasuk mengukur sentral tendensi itu termasuk menghitung:
Mode atau skor yang paling sering muncul dibanding skor skor lain
Median atau merupakan titik atau skor yang posisinya membagi 50% diatas dan 50%
dibawah
Mean tiak lain adalah merupakan rerata skor dari data yang ada
b. Mengukur variabilitas
Setelah rerata dihitung biasanya seorang peneliti juga menghitung variabilitas atau
jarak pennyebaran surat skor terhadap garis mean tersebut. Yang termasuk mengukur
variabilitas itu termasuk diantaranya mengukur:
Standar Deviasi
Varian
Quartil
Desil
Persentil
c. Mengukur perbandingan dan mengukur posisi skor: Dalam tabel dan diagram
Tujuan utama dari mengukur perbandingan dan mengukur posisis skor adalah agar
para peneliti atau pengembang dapat dengan mudah menyimpulkan apa arti semua
fenomena yang terjadi di lapangan. Yang perlu diperhatikan dalam menampilkan suatu
data, seorang penelliti atau pngembanng harus memahami tentang jenis variabel yang
digunakan dalam penelitian.
Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa fungsi deskripsi data adalah
untuk mengadministrasi dan menampilkan ringkasan yang ada sehingga memudahkan
pembaca lain mengerti makna dari tampilan data tersebut.
D. Uji Statistika (Inferensi) Inferensi statistik adalah pengambilan kesimpulan tentang parameter populasi
berdasarkan analisa pada sampel. Fungsi inferensi adalah untuk menentukan hasil dari data
yang ada sama dengan hasil populasi. Beberapa kondisi yang mendorong peneliti utuk
melakukan inferensi adalah:
1. Keterbatasan dana, tenaga, dan waktu merupakan alasan klasik yang sering
dilakukan para peneliti untuk menggunakan inferensi dalam analisis data
2. Menggunakan konsep populasi dan sampel dalam kegiatan pengambilan data.
3. Melakukan testing hipotesis.
7
4. Melakukan generalisasi hasil yang diperoleh.
Beberapa hal yang perlu diketahui berhubungan dengan inferensi statistik yaitu
estimasi titik, estimasi interval dan uji hipotesis.
Estimasi titik adalah menduga nilai tunggal parameter populasi.
Estimasi Interval adalah menduga nilai parameter populasi dalam bentuk interval.
Uji hipotesis adalah suatu proses untuk menentukan apakah dugaan tentang nilai
parameter/karakteristik populasi didukung kuat oleh data sampel atau tidak.
Hipotesis dalam inferensi statistik di bedakan menjadi hipotesis nol (Ho), yaitu
hipotesis yang akan diuji oleh suatu prosedur statistik, biasanya berupa suatu pernyataan
tidak adanya perbedaan atau tidak adanya hubungan, dan hipotesis alternativ (H1), yaitu
hipotesis yang merupakan lawan dari Ho biasanya berupa pernyataan tentang adanya
perbedaan atau adanya hubungan, yang selanjutnya digunakan untuk menunjukan bahwa
pernyataan mendapat dukungan kuat dari data.
E. Interpretasi Hasil Analisis Data
Interpretasi data merupakan suatu kegiatan yang menggabungkan hasil analisis
dengan pernyataan, kriteria, atau standar tertentu untuk menemukan makna dari data yang
dikumpulkan untuk menjawab permasalahan pembelajaran yang sedang diperbaiki.
Interpretasi data perlu dilakukan peneliti untuk memberikan arti mengenai
bagaimana tindakan yang dilakukan. Interpretasi data juga penting untuk mengecek
kebenaran asumsi atau keyakinan yang dimiliki.
Ada berbagai teknik dalam melakukan interpretasi data, antara lain dengan:
1. Menghubungkan data dengan pengalaman diri,
2. Mengaitkan temuan (data) dengan hasil kajian pustaka atau teori terkait,
3. Memperluas analisis dengan mengajukan pertayaan mengenai penelitian dan
implikasi hasil penelitian, dan/atau
4. Meminta nasihat teman sejawat jika mengalami kesulitan.
Nasihat dari teman sejawat sangat diperlukan dalam meakukan interpretasi data ini.
Karena dengan adanya teman sejawat peneliti bisa bertukar pikiran sehingga dapat
melakukan interpretasi data dengan lebih baik lagi.
BAB III
PENUTUP
8
A. KESIMPULAN
Hal-hal yang berkaitan dengan pengolahan data :
1. Editing : membersihkan / memeriksa kembali jawaban responden.
2. Coding : membuat kode / memberi tanda agar mudah memeriksa jawaban.
3. Scoring : memberi angka, khususnya kepada data yang di kuantifikasikan.
4. Tabulasi : memasukkan data kedalam tabel melalui proses tally atau menghitung
frekuensi.
5. Mengolah atau menghitung data dengan statistik deskriptif .
6. Membuat interpretasi hasil pengolahan dalam bentuk pernyataan verbal sesuai
permasalahan.
7. Analisis data lebih lanjut untuk uji hipotesis
B. SARAN
Demikianlah makalah yang penulis buat, dalam pembuatan makalah ini masih
banyak kekurangan dan kesalahan karena tak ada manusia yang sempurna. Semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
DAFTAR PUSTAKA
9
Hadeli. 2006. Metode Penelitian Kependidikan. Ciputat: Ciputat Press.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung. Alfabeta.
Margono.1997. Metode Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta
Bungin, Burhan. 2004. Metodologi Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Kencana.
10
top related