kebergeseran dan kebertahanan leksikon … depan... · kajian sosiolinguistik dewanto nim...

Post on 19-Mar-2019

237 Views

Category:

Documents

0 Downloads

Preview:

Click to see full reader

TRANSCRIPT

i

TESIS

KEBERGESERAN DAN KEBERTAHANAN

LEKSIKON RUWATAN KAMPUNG

PADA MASYARAKAT MENGANTI, GRESIK:

KAJIAN SOSIOLINGUISTIK

DEWANTO

NIM 1390161040

PROGRAM MAGISTER

PROGRAM STUDI LINGUISTIK

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS UDAYANA

DENPASAR

2015

ii

KEBERGESERAN DAN KEBERTAHANAN

LEKSIKON RUWATAN KAMPUNG

PADA MASYARAKAT MENGANTI, GRESIK:

KAJIAN SOSIOLINGUISTIK

Tesis untuk Memperoleh Gelar Magister

pada Program Magister, Program Studi Linguistik,

Program Pascasarjana Universitas Udayana

DEWANTO

NIM 1390161040

PROGRAM MAGISTER

PROGRAM STUDI LINGUISTIK

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS UDAYANA

DENPASAR

2015

iii

Lembar Pengesahan

TESIS INI TELAH DISETUJUI

TANGGAL 15 DESEMBER 2015

Pembimbing I, Pembimbing II,

Prof. Dr. I Wayan Simpen, M. Hum. Prof. Dr. I Ketut Darma Laksana, M. Hum.

NIP 19601231 198503 1 028 NIP 19520901 198103 1 001

Mengetahui,

Ketua Program Magister Linguistik Direktur

Program Pascasarjana Program Pascasarjana

Universitas Udayana, Universitas Udayana,

Prof. Dr. Ida Bagus Putra Yadnya, M.A. Prof. Dr. dr. A.A. Raka Sudewi, Sp. S(K)

NIP 19521225 197903 1 004 NIP 19590215 198510 2 001

iv

Tesis ini telah diujikan pada

Tanggal 15 Desember 2015

Panitia Penguji Tesis Berdasarkan SK Rektor Universitas Udayana

No. : 4120/UN14.4/HK/2015 Tanggal 15 Desember 2015

Ketua : Prof. Dr. I Wayan Simpen, M. Hum.

Anggota :

1. Prof. Dr. I Ketut Darma Laksana, M. Hum.

2. Prof. Dr. Aron Meko Mbete

3. Dr. Ni Made Dhanawaty, M.S.

4. Dr. Ni Luh Nyoman Seri Malini, S.S., M. Hum.

v

PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT

Nama : Dewanto

NIM : 1390161040

Program Studi : Magister (S2) Linguistik

Judul Tesis : “Kebergeseran dan Kebertahanan Leksikon Ruwatan

Kampung pada Masyarakat Menganti, Gresik:

Kajian Sosiolinguistik”

Dengan ini menyatakan bahwa karya ilmiah tesis ini bebas dari plagiat. Apabila

pada kemudian hari terdapat plagiat dalam karya ilmiah ini, saya bersedia

menerima sanksi sesuai dengan peraturan Mendiknas RI No. 17, Tahun 2010 dan

peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Denpasar, 15 Desember 2015

Dewanto

vi

UCAPAN TERIMA KASIH

Puja stuti astungkara penulis panjatkan kepada Ida Sang Hyang Widhi

Wasa atas anugerah-Nya sehingga penulisan tesis dengan judul “Kebergeseran

dan Kebertahanan Leksikon Ruwatan Kampung pada Masyarakat Menganti

Gresik: Kajian Sosiolinguistik” ini dapat diselesaikan dengan baik karena adanya

dukungan dari berbagai pihak. Oleh sebab itu, melalui kesempatan ini penulis

ingin mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada semua pihak

yang telah dengan segenap hati memberikan arahan, bimbingan, motivasi, dan

bantuan selama studi. Adapun ucapan rasa terima kasih disampaikan seperti

berikut.

Penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada Rektor Universitas

Udayana, Prof. Dr. dr. Ketut Suastika, Sp.P.D-KEM., atas kesempatan yang

diberikan kepada penulis untuk mengikuti dan menyelesaikan pendidikan

Program Pascasarjana di Universitas Udayana.

Penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada Direktur Program

Pascasarjana Universitas Udayana, Prof. Dr. dr. A.A. Raka Sudewi, Sp.S (K).

yang telah memberikan segala fasilitas yang mendukung penyelesaian studi ini.

Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada Rektor Universitas

Wijaya Putra Surabaya, H. Budi Endarto, S.H., M.Hum., yang telah memberikan

izin penulis untuk studi lanjut S2 di Program Pascasarjana Universitas Udayana.

vii

Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada Ketua Program

Linguistik, Program Pascasarjana Unud, Prof. Dr. Ida Bagus Putra Yadnya, M.A.,

yang selalu menginspirasi penulis, memberikan motivasi, dan mendorong penulis

untuk terus berkarya.

Penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada Prof. Dr. I Wayan

Simpen, M. Hum., guru besar pada Fakultas Sastra dan Budaya Universitas

Udayana, selaku dosen pembimbing I dan Sekretaris Program Studi Magister

Linguistik yang telah dengan sabar, tekun, telaten, dan kritis mengarahkan,

memberikan bimbingan tanpa rasa lelah, memberikan motivasi, dan masukan

kepada penulis sejak awal sampai selesainya tesis ini.

Penulis juga menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang

sedalam-dalamya kepada Prof. Dr. I Ketut Darma Laksana, M. Hum., selaku

pembimbing II yang telah membimbing dengan sabar, memberikan motivasi,

telaten, dan kritik serta masukan kepada penulis selama penulisan awal tesis ini

sehingga tesis ini dapat diselesaikan.

Ucapan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada Bapak dan Ibu

Dosen Staf Pengajar di Program Linguistik Pascasarjana Universitas Udayana

yang telah memberikan ilmu sebagai bekal pengetahuan, sehingga penulis dapat

menyelesaikan studi di bidang ilmu linguistik.

Penulis juga mengucapkan terima kasih sedalam-dalamnya kepada Ibu Hj.

Dra. Arjunani, M.M., selaku Dekan Fakultas Bahasa dan Sastra Inggris

viii

Universitas Wijaya Putra Surabaya yang selalu memberikan motivasi, semangat,

dan pengarahan kepada penulis hingga studi ini terselesaikan.

Penulis juga tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada staf

administrasi, yaitu I Ketut Ebuh, S.Sos., I Nyoman Sadra, S.S., Nyoman Adi

Triani, S.E., I Gusti Ayu Supadmini, dan staf perpustakaan Dra. Ni Nyoman

Sumerti dan Ibu Ni Nyoman Sukartini pada Program Studi Magister (S2)

Linguistik atas segala bantuan dan layanannya selama penulis mengikuti

perkuliahan.

Ucapan terima kasih tidak lupa penulis ucapkan kepada Ibu Yeni

Probowati, S.Pd., M.Pd., selaku Ketua Jurusan Bahasa Inggris Universitas Wijaya

Putra Surabaya yang telah memberikan izin penulis untuk studi lanjut S2 di

Program Pascasarjana Universitas Udayana.

Rasa terima kasih yang tiada terhingga penulis tujukan kepada kedua

orang tua, yaitu Ibu Supiyati dan Bapak Imbar yang selalu mendukung,

mendoakan, memberikan semangat, dan membantu finansial kepada penulis

selama menempuh studi lanjut S2 di Universitas Udayana. Di samping itu, ucapan

terima kasih disampaikan kepada adik penulis, Mulyono, dan ponakan, Danu

Tirta.

Ucapan terima kasih penulis sampaikan juga kepada Kepala Bakesbangpol

Provinsi Jawa Timur, Kepala Bakesbangpol Provinsi Bali, Kepala Bakesbangpol

Kabupaten Gresik, dan Ir. Sutrisno, M.M., selaku Camat Menganti yang telah

memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian.

ix

Penulis juga tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada H. Ahyar

Muntolip, S.Pd. selaku Kepala Desa Pengalangan, Bapak Ahmad Sali, selaku

Kepala Kampung Bongso Wetan, Bapak Mulyono selaku Kepala Kampung

Bongso Kulon, Bapak H. Samsuri, selaku Kepala Kampung Sumur Geger, Bapak

H. Zainuri, selaku Kepala Kampung Dukuh, Bapak Samiadi, selaku Kepala

Kampung Songgat, dan Bapak Parman, selaku perangkat Kampung Pengalangan,

yang telah memberikan izin penulis untuk melakukan penelitian di kampung-

kampung mereka serta semua warga masyarakat yang telah bersedia membantu

untuk memberikan informasi dan menjadi responden dalam penelitian ini

sehingga data penelitian diperoleh dengan mudah.

Terakhir, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya

kepada Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi di Jakarta yang telah memberikan

bantuan Program Beasiswa Pendidikan Pascasarjana Dalam Negeri (BPP-DN)

ongoing selama dua semester pada tahun 2014, yang telah memberikan bantuan

finansial kepada penulis selama studi S2 di Universitas Udayana. Tanpa bantuan

finansial tersebut penulis tidak dapat menyelesaikan program studi S2 ini dengan

baik.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa tesis ini masih jauh dari kata

sempurna. Segala kelemahan dan kekurangan dalam tesis ini merupakan tanggung

jawab penulis sebegai peneliti. Oleh sebab itu, penulis mengharapkan saran dan

kritik dari pembaca untuk menyempurnakan tesis ini. Semoga tesis ini dapat

memberikan manfaat bagi pembaca, khususnya masyarakat pemuda di Kampung

x

Menganti atau peneliti berikutnya. Semoga Ida Sang Hyang Widhi Wasa selalu

melimpahkan waranugraha-Nya kepada semua pihak yang telah membantu dalam

penyelesaian tesis ini.

Om shanty shanty shanty Om

Denpasar, 15 Desember 2015

Dewanto

xi

ABSTRAK

KEBERGESERAN DAN KEBERTAHANAN LEKSIKON RUWATAN

KAMPUNG PADA MASYARAKAT MENGANTI, GRESIK:

KAJIAN SOSIOLINGUISTIK

Penelitian ini mengkaji “Kebergeseran dan Kebertahanan Leksikon Ruwatan

Kampung pada Masyarakat Menganti, Gresik: Kajian Sosiolinguistik”. Tujuan

penelitian ini untuk menjelaskan leksikon-leksikon ruwatan kampung apa saja

yang mengalami kebergeseran dan kebertahanan dan sejauh mana tingkat

pemahaman masyarakat terhadap leksikon upacara ruwatan kampung serta faktor-

faktor yang memengaruhinya.

Data yang terkumpul dalam penelitian ini dikelompokkan ke dalam enam

kelas kata, yakni nomina, verba, adjektiva, numeralia, adverbia, dan pronomina.

Sebanyak 560 leksikon ruwatan kampung diujikan kepada 200 orang responden.

Responden dibagi ke dalam empat kelas kelompok usia, yaitu kelompok usia

muda (usia 15 s.d. 24 tahun), kelompok usia dewasa (usia 25 s.d. 35 tahun),

kelompok usia tua (usia 36 s.d. 65), dan kelompok usia sangat tua (usia 66 s.d. 87

tahun). Para responden tersebut tersebar di beberapa kampung, seperti Kampung

Bongso Wetan, Kampung Sumur Geger, Kampung Dukuh, Kampung

Pengalangan, Kampung Songgat, dan Kampung Bongso Kulon.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu metode deskriptif

kualitatif dan kuantitatif, sedangkan data dianalisis dengan teori sosiolinguistik.

Metode deskriptif kualitatif dan membuat respon digunakan untuk penyajian hasil

analisis data dengan teknik pengkategorian kelas kata.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat pemahaman masyarakat

terhadap leksikon ruwatan kampung secara umum sangat rendah. Dari enam

kategori kelas kata yang diujikan tingkat pemahaman masyarakat yang paling

tinggi hanya terdapat pada kelas kata pronomina sebesar 75%, sedangkan yang

mengalami kebergeseran 25%. Untuk kelas nomina, verba, adverbia, numeralia,

dan adjektiva tingkat pemahaman masyarakat terhadap leksikon ruwatan kampug

rata-rata di bawah 50% sehingga dapat dikatakan bahwa leksikon pada kelas kata

tersebut mengalami kebergeseran.

Faktor-faktor penyebab kebergeseran dan kebertahanan leksikon ruwatan

kampung adalah (1) faktor alamiah, yaitu faktor-faktor yang terjadi karena alam

dan (2) faktor nonalamiah, yaitu faktor yang terjadi karena keinginan manusia.

Kedua faktor tersebut sebagai penyebab terjadinya kebergeseran dan kebertahanan

leksikon ruwatan kampung di Menganti.

Kata Kunci: sosiolinguistik, lingkungan, leksikon ruwatan, tingkat pemahaman

xii

ABSTRACT

THE SHIFTING AND MAINTENANCE OF VILLAGE EXORCISM

LEXICONS IN MENGANTI COMMUNITY, GRESIK:

SOCIOLINGUISTIC APPROACH

This research analyzed “The Shifting and Maintenance of Village Exorcism

Lexicons in Menganti community, Gresik: Sociolinguistic Approach”. The

purpose of the study is to describe what kind of exorcism lexicons had been

shifting and maintenancing and how far is the level understanding of community

toward the ritual of village exorcism also factors which influenced it.

The finding data in this research are grouped into six word chategories,

namely noun, verb, adjective, numeralia, adverb, and pronomina. As many as 560

the ritual of village lexicons were tested to 200 respondents. The respondents were

grouped into four age categories, namely the young group (aged 15 to 24 old), the

adult group (aged 25 to 35 old), the old group (aged 36 to 65 old), and the oldest

group (aged 66 to 87 old). The respondens were spreaded in some villages, such

as Bongso Wetan, Sumur Geger, Dukuh, Pengalangan, Songgat, and Bongso

Kulon villages.

This research used the descriptive qualitative and quantitative methods. For

the analysis, sociolinguistic theory is applied. The qualitative descriptive and

making responses were used to present the analysis result with word class

chategories.

The result of the study shows that the understanding level of villagers

toward the village exorcism lexicon was low generally. From the six word classes

chategories of competence tested the highest understanding level was only

pronoun class reached 75%, while for shifting lexicons reached 25%. For noun,

verb, adverb, numeralia, and adjective the level of understanding villagers toward

the villages exorcism lexicons were below 50% average so those word class

chategories were shifted.

The factor of causes shifting and maintenance the village exorcism lexicons

are (1) natural factors, are the factors happen because of natural and (2)

nonnatural factors, are the factors happens because of wish human being action.

Both factors were caused of shifting and maintenance of village excorcism

lexicons in Menganti.

Key words: sociolinguistics, environment, exorcism lexicons, level understanding

xiii

DAFTAR ISI

Halaman

SAMPUL LUAR …………………………………………………………. . i

SAMPUL DALAM ………………………………………………………... ii

LEMBAR PENGESAHAN.……………………………………………… iii

LEMBAR PENETAPAN PANITIA……………………………………... iv

LEMBAR PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT ………………………... . v

UCAPAN TERIMA KASIH…………………………………….………... vi

ABTRAK…………………………………………………………………... xi

ABSTRACT ………….…………………………………………………….. xii

DAFTAR ISI..……………………………………………………………… xiii

DAFTAR TABEL……...………………………………………………….. xvii

DAFTAR BAGAN………………………………………………………… xix

DAFTAR SINGKATAN………………………………………………….. . xx

DAFTAR LAMBANG…………………………………………………….. xxi

DAFTAR GAMBAR ……………………………………………………… xxii

DAFTAR DATA TEKS TUTURAN …………………………………….. xxiii

DAFTAR LAMPIRAN……………………………………………………. xxiv

GLOSARIUM……………………………………………………………… xxv

BAB I PENDAHULUAN………….……………………………………..... 1

1.1 Latar Belakang…………………………………………………………..... 1

1.2 Masalah…………………………………………………………………… 16

1.3 Tujuan Penelitian………………………………………………………..... 16

1.3.1 Tujuan Umum………………………………………………………….. 16

1.3.2 Tujuan Khusus ………………………………………………………… 17

1.4 Manfaat Penelitian ……………………………………………………….. 17

1.4.1 Manfaat Teoretis ………………………………………………………. 17

1.4.2 Manfaat Praktis ………………………………………………………... 18

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN

MODEL PENELITIAN …………………………………………………..... 20

2.1 Kajian Pustaka .………………………………………………….……….. 20

2.2 Konsep………...……………………………………………………..…… 32

2.2.1 Kedwibahasaan………………………………………………................. 32

2.2.2 Pilihan Bahasa ………………………………………………………...... 35

2.2.3 Leksikon……………………………………………………………….... 37

2.2.4 Kelas Kata ……………………………………………………………… 38

2.2.5 Ekologi………………………………………………………….............. 40

xiv

2.2.6 Pemahaman …………………………………………………………...... 41

2.2.7 Kebergeseran …………………………………………………............... 42

2.2.8 Kebertahanan …………………………………………………............... 46

2.2.9 Ruwatan Kampung …………………………………………………...... 47

2.3 Landasan Teori………………………………………………….……….... 49

2.3.1 Teori Sosiolinguistik………………………………………….………… 50

2.3.2 Teori Kategorisasi………………………………………….…………… 53

2.3.3 Teori Ekolinguistik …………………………………………………….. 54

2.4 Model Penelitian ………………………………………………………. ... 58

BAB III METODE PENELITIAN………………...…………………… ... 60

3.1 Rancangan Penelitian …………………………………………………. ... 60

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian……………………………………………... 61

3.3 Jenis dan Sumber Data …………………………………………………... 62

3.4 Instrumen Penelitian……………………………………………………… 68

3.5 Metode dan Teknik Pengumpulan Data …………………………………. 69

3.6 Teknik Analisis Data……………………………………………………... 71

3.7 Penyajian Hasil Analisis Data………………. …………………………... 72

BAB IV LATAR BELAKANG SOSIAL BUDAYA DAN BAHASA

MASYARAKAT MENGANTI ………………...…………………………. 74

4.1 Latar Belakang Sosial Budaya ……………………………….….………. 74

4.1.1 Asal Usul Masyarakat Menganti ……………………………………… 76

4.1.2 Letak Geografis ………………………………………………………. 83

4.1.3 Sistem Sosial Masyarakat ……………………………………………... 88

4.1.4 Mata Pencaharian …………………………………………………….... 89

4.1.5 Struktur Masyarakat Kampung ………………………………………... 95

4.1.6 Sistem Religi dan Kepercayaam ………………………………………. 101

4.1.7 Upacara Masyarakat Kampung ………………………………………... 105

4.1.7.1 Tandakan……………………………………………………………... 119

4.1.7.2 Geluk atau Gulat ……………………………………………………... 121

4.1.7.3 Ludruk ……………………………………………………………….. 125

4.2 Bahasa …………………………………………………………………… 129

4.2.1 Monolingual…………………………………………………………..... 134

4.2.2 Kedwibahasaan .….…………………………………………………..... 136

4.2.3 Variasi Bahasa…………………………………………………………. 140

4.2.4 Ragam Bahasa…………………………………………………………. 142

4.2.5 Diglosia …………………………………………………….….………. 144

4.2.6 Alih Kode …………………………………………………….….…….. 148

4.2.7 Campur Kode …………………………………………………….….… 150

4.2.8 Bahasa Masyarakat Menganti ………………………............................. 152

xv

BAB V LEKSIKON-LEKSIKON UPACARA RUWATAN

KAMPUNG YANG MENGALAMI KEBERGESERAN DAN

KEBERTAHANAN ……………………………………………………… .. 155

5.1 Leksikon-Leksikon Upacara Ruwatan Kampung………………………... 155

5.1.1 Leksikon-Leksikon yang Mengalami Kebergeseran…………………... 158

5.1.2 Leksikon-Leksikon yang Mengalami Kebertahanan…………………... 164

5.2. Leksikon-Leksikon Upacara Ruwatan Kampung Berdasarkan pada

Kategorisasinya…………………............................................................ 169

5.2.1 Kategori Kelas Kata Nomina…............................................................. 171

5.2.2 Kategori Kelas Kata Verba…................................................................ 173

5.2.3 Kategori Kelas Kata Adjektiva….......................................................... 175

5.2.4 Kategori Kelas Kata Numeralia….......................................................... 176

5.2.5 Kategori Kelas Kata Adverbia…........................................................... 176

5.2.6 Kategori Kelas Kata Pronomina…......................................................... 177

BAB VI PEMAHAMAN KEBERGESERAN DAN KEBERTAHANAN

LEKSIKON UPACARA RUWATAN KAMPUNG ……………………. 179

6.1 Pemahaman Leksikon Upacara Ruwatan Kampung……………………. 179

6.1.1 Pemahaman Leksikon Kategori Kelas Kata Nomina ………………… 187

6.1.2 Pemahaman Leksikon Kategori Kelas Kata Verba…………………… 213

6.1.3 Pemahaman Leksikon Kategori Kelas Kata Adjektiva………………. 229

6.1.4 Pemahaman Leksikon Kategori Kelas Kata Numeralia………………. 237

6.1.5 Pemahaman Leksikon Kategori Kelas Kata Adverbia……………….. 241

6.1.6 Pemahaman Leksikon Kategori Kelas Kata Pronomina……………… 254

6.2 Kebergeseran dan Kebertahanan Leksikon Ruwatan Kampung………... 265

6.2.1 Kebergeseran Leksikon Ruwatan Kampung………………………….. 267

6.2.2 Kebertahanan Leksikon Ruwatan Kampung………………………….. 271

BAB VII FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI

KEBERGESERAN DAN KEBERTAHANAN LEKSIKON

UPACARA RUWATAN KAMPUNG ………………………………….. 275

7.1 Faktor-Faktor yang Memengaruhi Kebergeseran Leksikon Ruwatan

Kampung………………………………………….................................. 275

7.1.1 Faktor Alamiah……………………………………….......................... 278

7.1.2 Faktor Nonalamiah…………………………………………………… 283

7.1.2.1 Faktor Nonalamiah Secara Kelompok……………………………... 284

7.1.2.1 Faktor Nonalamiah Secara Individu……………………………..... 288

7.2 Faktor-Faktor yang Memengaruhi Kebertahanan Leksikon Ruwatan… 292

7.2.1 Lingkungan Alam ………………………………………………….... 293

7.2.2 Lingkungan Sosial Masyarakat Keturunan …………………………. 294

xvi

BAB VIII SIMPULAN DAN SARAN ………………………………… 298

8.1 Simpulan ……………………………………………………………….. 298

8.2 Saran …………………………………………………………..……….. 299

DAFTAR PUSTAKA .……………………………………………………. 301

LAMPIRAN……………………………………………………………….. 309

xvii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 Rumus Penentuan Tingkat Kebergeseran dan Kebertahanan……. 67

Tabel 3.2 Kreteria Nilai Tingkat Pemahaman Leksikon Ruwatan Kampung. 68

Tabel 5.1 Leksikon Ruwatan Kampung yang Mengalami Kebergeseran

pada Kelas Kata Nomina…............................................................ 159

Tabel 5.2 Leksikon Ruwatan Kampung yang Mengalami Kebergeseran

pada Kelas Kata Verba…............................................................... 160

Tabel 5.3 Leksikon Ruwatan Kampung yang Mengalami Kebergeseran

pada Kelas Kata Adjektiva…......................................................... 161

Tabel 5.4 Leksikon Ruwatan Kampung yang Mengalami Kebergeseran

pada Kelas Kata Numeralia............................................................ 162

Tabel 5.5 Leksikon Ruwatan Kampung yang Mengalami Kebergeseran

pada Kelas Kata Adverbia............................................................. 163

Tabel 5.6 Leksikon Ruwatan Kampung yang Mengalami Kebergeseran

pada Kelas Kata Pronomina........................................................... 164

Tabel 5.7 Leksikon Ruwatan Kampung yang Mengalami Kebertahanan

pada Kelas Kata Nomina............................................................... 165

Tabel 5.8 Leksikon Ruwatan Kampung yang Mengalami Kebertahanan

pada Kelas Kata Verba................................................................... 166

Tabel 5.9 Leksikon Ruwatan Kampung yang Mengalami Kebertahanan

pada Kelas Kata Adjektiva............................................................. 167

Tabel 5.10 Leksikon Ruwatan Kampung yang Mengalami Kebertahanan

pada Kelas Kata Numeralia.......................................................... 167

Tabel 5.11 Leksikon Ruwatan Kampung yang Mengalami Kebertahanan

pada Kelas Kata Adverbia........................................................... 168

Tabel 5.12 Leksikon Ruwatan Kampung yang Mengalami Kebertahanan

pada Kelas Kata Pronomina......................................................... 169

xviii

Tabel 5.13 Bentuk Leksikon Ruwatan Kampung yang Mengalami

Kebergeseran dan Kebertahanan ………………………………. 178

Tabel 6.1 Kategori Kelas Kata Nomina yang Mengalami Kebergeseran… 189

Tabel 6.2 Kategori Kelas Kata Nomina yang Mengalami Kebertahanan… 202

Tabel 6.3 Kategori Kelas Kata Verba Aktif……………………………… 215

Tabel 6.4 Kategori Kelas Kata Verba Pasif………………………………. 224

Tabel 6.5 Kategori Kelas Kata Adjektiva………………………………… 230

Tabel 6.6 Kategori Kelas Kata Nomina…………………………………... 238

Tabel 6.7 Kategori Kelas Kata Adverbia yang Mengalami Kebergeseran.. 242

Tabel 6.8 Kategori Kelas Kata Adverbia yang Mengalami Kebertahanan.. 249

Tabel 6.9 Kategori Kelas Kata Pronomina………………………………… 249

Tabel 6.10 Kategori Kelas Kata Leksikon Ruwatan Kampung yang

Mengalami kebergeseran……………………………………….. 270

Tabel 6.11 Leksikon Ruwatan Kampung yang Mengalami kebergeseran…. 273

xix

DAFTAR BAGAN

Halaman

1. Model Penelitian …………………………………………………… 59

xx

DAFTAR SINGKATAN

B1 : Bahasa Pertama

B2 : Bahasa Kedua

BI : Bahasa Indonesia

BJ : Bahasa Jawa

BM : Bahasa Madura

BML : Bahasa Melayu Langkat

JTG : Jumlah Total Leksikon Bergeseran

JTT : Jumlah Total Leksikon Bertahan

KTK : Kompetensi Tingkat Kedudukan

KUD : Kelompok Usia Dewasa

KUM : Kelompok Usia Muda

KUST : Kelompok Usia Sangat Tua

KUT : Kelompok Usia Tua

MBG : Mengalami Kebergeseran

MBT : Mengalami Kebertahanan

RK : Ruwatan Kampung

TK : Tingkat Kompetensi (%)

UR : Upacara Ritual

xxi

DAFTAR LAMBANG

„……‟ : mengapit makna leksikal

(….) : mengapit istilah khusus

: hubungan kausal dan menjadi

: hubungan langsung

xxii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 4.1 Salah Satu Sudut Kampung Bongso Wetan……….. 80

Gambar 4.2 Balai Dusun Kampung Dukuh ……………………. 81

Gambar 4.3 Statistik Kepadatan Penduduk Gresik …………….. 85

Gambar 4.4 Distribusi Pertumbuhan Penduduk Gresik ………... 86

Gambar 4.5 Peta Kecamatan Menganti…………………………. 88

Gambar 4.6 Suasana Upacara Ruwatan Kampung di Punden

Kampung Bongso Wetan ……………………….. 95

Gambar 4.7 Punden Boyot Sarah yang Ada di Kampung

Lempungan Bongso Wetan ……………………….. 98

Gambar 4.8 Ustad / Kepala Kampung Memimpin Doa Menurut

Agama Islam ………………………………………. 104

Gambar 4.9 Pemangku Sedang Memimpin Doa Menurut

Agama Hindu……………………………………….. 105

Gambar 4.10 Upacara Ruwatan Kampung di Bongso Wetan…….. 111

Gambar 4.11 Punden Singo Joyo ………………………………… 111

Gambar 4.12 Suasana Upacara Ruwatan Kampung ……………… 114

Gambar 4.13 Tandak sedang Bersinden di Punden Kampung

Bongso Wetan ………………………………………. 121

Gambar 4.14 Tradisi Gulat Tradisional di Kampung Menganti ….. 124

Gambar 4.15 Salah Satu Adegan Pementasan Ludruk Jawa Timur.. 126

Gambar 6.1 Grafik Kategori Kelas Kata Ruwatan Kampung ….... 181

Gambar 6.2 Grafik Kategori Kelas Kata Nomina…....................... 189

Gambar 6.3 Grafik Kategori Kelas Kata Verba….......................... 214

Gambar 6.4 Grafik Kategori Kelas Kata Adjektiva…..................... 229

Gambar 6.5 Grafik Kategori Kelas Kata Numeralia…..................... 237

Gambar 6.6 Grafik Kategori Kelas Kata Adverbia…...................... 241

Gambar 6.7 Grafik Kategori Kelas Kata Pronomina….................... 254

xxiii

DAFTAR DATA TEKS TUTURAN

Halaman

Data 1 Teks Tuturan ………………………………………………….. 82

Data 2 Teks Tuturan ………………………………………………….. 110

Data 3 Teks Tuturan ………………………………………………….. 115

Data 4 Teks Tuturan ………………………………………………….. 116

Data 5 Teks Tuturan ………………………………………………….. 157

Data 6 Teks Tuturan ………………………………………………….. 186

Data 7 Teks Tuturan ………………………………………………….. 198

xxiv

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1: Peta Lokasi Penelitian….……..…………………………….. 309

Lampiran 2: Instrumen Penelitian………………………………………… 310

Lampiran 3: Daftar Tanya………....……………………………………… 313

Lampiran 4: Teks Tuturan Upacara Ruwatan Kampung………………… 314

Lampiran 5: Panduan Perekaman Penelitian Lapangan…………………. 316

Lampiran 6: Data Penelitian Leksikon Ruwatan Kampung…………….. 317

Lampiran 7: Daftar Responden dan Informan Penelitian ………………. 325

Lampiran 8: Foto Kegiatan Ruwatan Kampung…….…………………… 329

Lampiran 9: Surat Izin Penelitian….….….……………………................ 331

xxv

GLOSSARIUM

abuh : sebutan sisa upacara atau debu setelah ruwatan kampung

aeng : air

alam : sebutan untuk lingkungan

aloh : penumbuk beras, menyan, dan alat persembahan

among : sebutan untuk leluhur yang menjaga kampung

anak-potoh : anak keturunan

ancak : alas tempat tumpeng

apoy : api

areng : sisa pembakaran upacara

bala : representasikan bencana yang akan menimpa seseorang; bala

bisa diartikan kesialan

babat alas : leluhur atau nenek moyang orang kampung untuk pertama kali

membentuk sebuah tempat tinggal yang sekarang berbentuk

kampung-kampung

bejit : jajan persembahan upacara ruwatan yang terbuat dari beras ketan

bekoh : jenis persembahan dalam upacara; daun tembakau kering

belencong : batang pisang yang ada daunnya

betakotan : sejenis boneka mirip manusia yang terbuat dari daun pisang

dengan diberikan hiasan wajah dan tangan seperti seorang petani

yang menjaga sawahnya.

bitongan jebeh : penghitungan hari baik menurut adat Jawa

bloko : jenis tanaman untuk upacara

boyot : sebutan untuk leluhur yang telah membentuk kampung

pertama kalinya

bungka : pohon

denyang : sebutan untuk boyot yang selalu menjaga, melindungi

kampung selama ada musibah yang dialami oleh anak

xxvi

keturunannya

deringan : tempat air atau beras

disah : kampung

dhimen : batang padi

dungah : berdoa

edih : permohonan doa restu kepada para leluhur

ewel-ewel : kue yang terbuat dari kelapa

mener : jenis beras yang lembur

garap : menjaga dan mengolah sawah milik bersama

gedeng : pisang

genjeran : nama sebuah tanah yang dialihtangankan kepada para

perangkat kampung sebagai imbalan atau gaji selama memimpin

kampung

gesang : sebutan untuk leluhur kampung

gumantung : hasil tanaman petani yang ada di

sawah yang buahnya bergelantungan

jejen : bentuk dan jenis persembahan untuk

para leluhur

jeretan : tempat pemakaman

kabayan : wakil kepada kampung

kaburan : nama tanaman

kaleh : sungai di sekitar punden

kakeh denyang : sebutan untuk leluhur yang berjenis kelamin laki-laki

kapetengan : tidak bisa diketahui secara jelas asal usulnya

keleman : 1. istilah nama jenis upacara untuk menyambut lahirnya atau

keluarnya padi. Dilakukan untuk menghormati dewi sri sedono

atau masyarakat Jawa mengenal sebagai dewi padi, ketika

padi belum keluar. Ini merupakan tradisi masyarakat Jawa,

tetapi masyarakat keturunan Madura mengikuti tradisi Jawa ini.

2. keleman dalam bahasa Madura bisa diartikan ngandungah

xxvii

padih (hamil)

labuh : helai kain untuk pembungkus punden dan pesarean

lani : sebutan leluhur untuk punden yang ada di kampung Bongso

Wetan

legi : hari wuku umanis

mbaureksah : sebutan untuk leluhur yang menjaga kampung

melak’an : tidak tidur sampai pagi secara bersama-sama

melarat : miskin

moncek : jenis nama tumpeng atau nasi menyerupai gunung dan

dilengkapi dengan ayam panggang dan hasil panen dari sawah

para warga masyarakat

nanggek : menampilkan atau mengundang

ngaleh : menggali

ngemong : leluhur yang diyakini telah menjaga kampung

roma : sebutan untuk tempat rumah petilasan para leluhur

nyelasen : berdoa ke tempat leluhur di pemakaman

ober-ober : memberitahukan kalau ada upacara ruwatan atau keleman.

pamong : kepala kampung

pala : buah yang ada di sawah untuk upacara

pekarangan : daerah atau wilayah yang dijadikan tempat tinggal masyarakat

pendem : hasil tanaman yang ada di dalam tanah

pesarean : sebutan untuk tempat pemakaman para leluhur

prek : pohon besar sebagai pertanda pemakaman leluhur

rajeh : besar

rembuk : sebutan untuk musyawarah

petelasan : tanda pusaran

sandingan : jenis persembahan berbentuk susur, bloko, kopi, menang, dan

kapor

sarah : sebutan untuk leluhur di kampung lempungan

sakseh : uang keping/receh untuk bukti upacara ruwatan

xxviii

sentono : sebutan untuk tempat bertapa para leluhur

sing : istilah untuk menyatakan yang dimaksud

somor : tempat penampungan air di sekitar punden

sowan : izin atau sambang sana kepada leluhur di punden

soyo : bekerja bakti membangun rumah warga

totong : kentongan besar yang ada di balai dusun

taker : alas upacara yang terbuat dari daun pisang

teratah : ayam alas

tertek : jembatan

unek-unek : istilah untuk menyatakan ide/pendapat dalam musyawarah

wija : sebutan untuk bentuk persembahan di punden

nyelasen : berdoa di tempat pemakaman leluhur

top related