kata pengantar - direktorat jenderal perkebunan...
Post on 03-Apr-2019
221 Views
Preview:
TRANSCRIPT
i
KATA PENGANTAR
Dalam mensinergikan semua sumberdaya perkebunan, diperlukan reformasi kebijakan yang mengamanatkan adanya 2 prinsip penting dalam pencapaian sasaran strategis nasional diantaranya adalah adanya prinsip anggaran berbasis kinerja dalam proses perencanaan yang partisipatif, serta hubungan baru yang sinergi antara pemerintah dan masyarakat dalam pembangunan dan pemerintahan. Hubungan baru tersebut dapat berupa penguatan koordinasi dan komunikasi teknis dalam menjalankan amanat pembangunan perkebunan.
Rapat koordinasi dan konsultasi pembangunan perkebunan dilaksanakan sebagai sarana koordinasi dan konsultasi untuk sinkronisasi kebijakan, program dan kegiatan Ditjen. Perkebunan serta inventarisasi data-data sumber daya para pemangku kepentingan di pusat dan daerah dalam ruang lingkup pencapaian sasaran strategis nasional. Untuk mengimplementasikan rapat koordinasi dan konsultasi tersebut maka disusunlah Pedoman Umum Rapat Koordinasi dan Konsultasi Pembangunan Perkebunan tahun 2017.
Semoga dengan adanya pedoman ini, masing-masing pemangku kepentingan pusat dan daerah dapat lebih saling mengerti dan memahami arti penting koordinasi dalam perencanaan pembangunan perkebunan menuju terlaksananya pembangunan pekebunan yang berdaya saing dan berkelanjutan. Terimakasih.
Jakarta, November 2016
Direktur Jenderal Perkebunan,
Ir. Bambang, M.M.
iii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR iDAFTAR ISI iiiDAFTAR LAMPIRAN ivI. PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1B. Tujuan 2C. Hasil Yang Diharapkan 3D. Dasar Hukum 3
II. PENDEKATAN PELAKSANAAN KEGIATAN 5A. Prinsip Pelaksanaan Kegiatan 5B. Organisasi Pelaksana 5
III. RUANG LINGKUP PELAKSANAAN KEGIATAN 6A. Pelaksana Kegiatan 6B. Waktu Pelaksanaan 7C. Peserta Pertemuan 7D. Tahapan Kegiatan 7E. Lokasi Kegiatan 8
IV. PEMANFAATAN KEGIATAN 8V. PEMBINAAN, PENGAWALAN, MONITORING,
EVALUASI DAN PELAPORAN 9A. Pembinaan, Pengawalan dan Monitoring 9B. Evaluasi dan Pelaporan 9
VI. PEMBIAYAAN 9VII. PENUTUP 10LAMPIRAN-LAMPIRAN 11
iv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Berita Acara Hasil Rapat Koordinasi Dan Konsultasi Pembangunan Perkebunan Tahun 2017 11Lampiran 2. Matriks Data Luas Areal Eksisting Tanaman Perkebunan Rakyat 12Lampiran 3. Matriks Data Luas Areal Eksisting Perusahaan Perkebunan 13 Lampiran 4. Matriks Data Potensi Pengembangan Areal Perkebunan 14Lampiran 5. Matriks Data Produksi Dan Produktivitas Komoditas Perkebunan Rakyat 15Lampiran 6. Matriks Data Produksi Dan Produktivitas Komoditas Perusahaan Perkebunan 16 Lampiran 7. Matriks Data Ketersediaan Sarana Prasarana Dan Ketenagakerjaan 17Lampiran 8. Matriks Data Kelembagaan Perkebunan 18Lampiran 9. Matriks Data Volume Ekspor Komoditas Perkebunan 19Lampiran 10. Matriks Penanganan Kebakaran Lahan Dan Kebun 20Lampiran 11. Matriks Kondisi Peralatan Pengendalian Lahan Perkebunan 21Lampiran 12. Matriks Kejadian Bencana Alam di Lahan Perkebunan 22Lampiran 13. Matriks Identifikasi Gangguan Usaha dan Konflik Perkebunan 23Lampiran 14. Matriks Regulasi Daerah Terkait Perkebunan 25Lampiran 15. Matriks Kegiatan Pembangunan Berkelanjutan 26Lampiran 16. Matriks Perkembangan Pembagunan Kebun Untuk Masyarakat oleh Perkebunan Besar 27
v
Lampiran 17. Matriks Daftar Perusahaan Perkebunan Penerima Izin Usaha Perkebunan (IUP-B, IUP-P dan IUP 28Lampiran 18. Matriks Daftar Provinsi Pelaksana Rapat Koordinasi Teknis Pembangunan Perkebunan Tahun 2017 29
1
I. PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Upaya pencapaian tujuan penyelenggaraan perkebunan sebagaimana diamatkan dalam Undang-Undang Nomor 39 tahun 2014 tentang Perkebunan bukanlah suatu hal yang mudah. Banyak tantangan multidimensi yang harus dikelola dengan baik. Secara garis besar tantangan yang ditemui dalam penyelenggaraan perkebunan antara lain: (1) rendahnya tingkat produktivitas; (2) umur tanaman sudah tua; (3) penggunaan benih yang tidak bersertifikat; (4) kurang kuatnya legalitas kepemilikan lahan; (5) terbatasnya akses terhadap sumber pembiayaan dan sarana produksi; (6) infrastruktur belum memadai; (7) lemahnya kelembagaan petani; (8) lemahnya data dasar perkebunan.
Agar tujuan penyelenggaraan perkebunan dapat dicapai maka segala kegiatan pengelolaan perkebunan harus dilakukan secara komprehensif dan terpadu dengan mensinergikan semua sumberdaya yang dimiliki oleh para pemangku kepentingan perkebunan. Sinergi akan tercipta bila semua pemangku kepentingan perkebunan mempunyai rasa memiliki yang tinggi sehingga secara aktif melibatkan diri dalam segala aktivitas yang dilakukan untuk mencapai tujuan penyelenggaraan perkebunan. Selain itu, sinergi akan tercipta bila data-data sumber daya yang dimiliki para pemangku kepentingan dapat didokumentasikan dengan baik demikian juga dengan peta permasalahan yang spesifik dihadapi oleh masing-masing pemangku kepentingan dapat diidentifikasi secara rinci sehingga solusi yang komprehensif dapat di implementasikan.
Dalam rangka akselerasi penciptaan sinergi sumberdaya antar para pemangku kepentingan, Ditjen. Perkebunan memandang perlunya aspek penguatan koordinasi, pendampingan dan pembinaan pembangunan perkebunan yang sifatnya partisipatif baik di pusat maupun di daerah sehingga tercipta rasa memiliki yang tinggi dari para pemangku kepentingan. Salah
2
satunya melalui kegiatan Rapat Koordinasi dan Konsultasi Pembangunan Perkebunan. Dengan adanya rapat koordinasi dan konsultasi ini diharapkan masing-masing pemangku kepentingan dapat menemukenali segala permasalahan yang selama ini melingkupi kegiatan penyelenggaraan perkebunan dan mencari solusi terkait dalam pembangunan perkebunan ke depan.
Pedoman Umum Rapat Koordinasi dan Konsultasi Pembangunan Perkebunan Tahun 2017 ini diterbitkan untuk dapat menjadi acuan bagi Direktorat Jenderal Perkebunan dan Pemerintah Daerah Provinsi dalam mengadakan Rapat Koordinasi dan Konsultasi Pembangunan Perkebunan Tahun 2017.
B. TUJUAN
Tujuan dilaksanakannya Rapat Koordinasi dan Konsultasi Pembangunan Perkebunan Tahun 2017 adalah:1. Menyamakan persepsi dan menselaraskan langkah untuk
menyelenggarakan perkebunan;
2. Menginventarisir potensi sumber daya yang dimiliki daerah;
3. Untuk mengevaluasi pelaksanaan program/ kegiatan penyelenggaraan perkebunan di tahun-tahun sebelumnya;
4. Mensosialisasikan program/ kegiatan penyelenggaraan perkebunan tahun 2017 dan persiapan perencanaan program dan kegiatan penyelenggaraan perkebunan tahun 2018;
5. Mengidentifikasi permasalahan daerah dan secara bersama-sama mencari solusi penyelesaiannya;
6. Mensinergikan kebijakan, program dan kegiatan penyelenggaraan perkebunan di pusat dan daerah.
3
C. HASIL YANG DIHARAPKAN
Hasil yang diharapkan dari penyusunan pedoman ini adalah:
1. Tersusunnya dokumen peta permasalahan dan rencana kerja penanganan permasalahan per provinsi.
2. Tersedianya dan disepakatinya acuan penyelenggaraan Rapat Koordinasi Pembangunan Perkebunan tingkat provinsi.
3. Terbitnya Nota Kesepahaman antar para pemangku kepentingan perkebunan yang berisi komitmen untuk berperan serta mendukung program dan kegiatan pembangunan perkebunan secara bersama-sama. Berita Acara Kesepakatan sebagaimana terlampir pada Lampiran 1
4. Diperoleh data dan informasi mengenai potensi daerah.
D. DASAR HUKUM
Dasar hukum dalam penyusunan pedoman ini mengacu pada:
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);
2. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4438);
3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4700);
4
4. Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2013 tentang Perlindungan dan Pemberdayaan Petani (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 131, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5433);
5. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5587);
6. Undang-undang Nomor 39 tahun 2014 tentang Perkebunan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 308, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5613);
7. Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 8);
8. Peraturan Presiden Nomor 45 Tahun 2015 tentang Kementerian Pertanian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 85);
9. Keputusan Presiden Nomor 121/P Tahun 2014 tentang Pembentukan Kementerian dan Pengangkatan Menteri Kabinet Kerja Periode Tahun 2014-2019
10. Kepmentan Nomor 511/Kpts/PD.310/9/2006 Tentang Jenis Komoditi Binaan Direktorat Jenderal Perkebunan, Direktorat Jenderal Tanaman Pangan dan Direktorat Jenderal Hortikultura.
11. Kepmentan Nomor 3599/Kpts/PD.310/10/2009 Tentang Perubahan Lampiran I Keputusan Menteri Pertanian Nomor 511/Kpts/PD.310/9/2006 Tentang Jenis Komoditi Binaan Direktorat Jenderal Perkebunan, Direktorat Jenderal Tanaman Pangan dan Direktorat Jenderal Hortikultura
12. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 43/Permentan/ OT.010/ 8/2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pertanian.
5
II. PENDEKATAN PELAKSANAAN KEGIATAN
A. Prinsip Pelaksanaan Kegiatan
Rapat Koordinasi dan Konsultasi Pembangunan Perkebunan dilakukan oleh Direktorat Jenderal Perkebunan dan SKPD Provinsi yang membidangi perkebunan dengan melibatkan berbagai pemangku kepentingan perkebunan. Prinsip pelaksanaan kegiatan adalah:
1. Berbasis pada kinerja (orientasi outcome);
2. Berkerangka jangka pendek sampai jangka panjang;
3. Keterpaduan top down policy dan bottom up planning;
4. Didukung dengan data analisis situasi wilayah, potensi dan permasalahan;
5. Keselarasan dengan peraturan perundangan terkait;
6. Berbasis pada data statistik dan spasial.
B. Organisasi Pelaksana
Organisasi pelaksana terdiri atas Tim Pusat dan Daerah.
1. Tim PusatPembentukan dan operasional Tim Pusat difasilitasi oleh Direktorat Jenderal Perkebunan dengan tugas:
a) Menyusun Pedoman Umum Rapat Koordinasi dan Konsultasi Pembangunan Perkebunan Tahun 2017, yang didalamnya memuat acuan outline pelaksanaan dan outline rencana aksi.
b) Memfasilitasi pelaksanaan Rapat Koordinasi dan Konsultasi Pembangunan Perkebunan Tahun 2017 tingkat nasional
c) Melakukan monitoring, koordinasi dengan tim daerah dan evaluasi hasil kegiatan.
6
d) Menyusun dokumen dan rekomendasi tindak lanjut hasil Rapat Koordinasi dan Konsultasi Pembangunan Perkebunan Tahun 2017 tingkat nasional.
2. Tim Provinsi Pembentukan dan operasional Tim Provinsi difasilitasi oleh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Provinsi yang membidangi perkebunan dengan tugas:a) Memfasilitasi pelaksanaan Rapat Koordinasi dan Konsultasi
Pembangunan Perkebunan Tahun 2017 tingkat Provinsi.
b) Merumuskan permasalahan, strategi operasional, serta hal terkait lainnya yang akan dibahas dalam Rapat Koordinasi dan Konsultasi Pembangunan Perkebunan Tahun 2017
c) Melakukan pengawalan, koordinasi dan sinkronisasi dengan pemangku kepentingan terkait untuk memastikan implementasi dari hal-hal yang dirumuskan dan disepakati dalam Rapat Koordinasi dan Konsultasi Pembangunan Perkebunan Tahun 2017 tingkat provinsi.
d) Menyusun dokumen dan rekomendasi tindak lanjut hasil Rapat Koordinasi dan Konsultasi Pembangunan Perkebunan Tahun 2017 tingkat provinsi.
III. RUANG LINGKUP PELAKSANAAN KEGIATAN
Ruang lingkup kegiatan Rapat Koordinasi dan Konsultasi Pembangunan Perkebunan Tahun 2017 dimulai dari rapat koordinasi dan konsultasi lingkup Ditjen. Perkebunan, rapat koordinasi dan konsultasi tingkat nasional, serta rapat koordinasi dan konsultasi tingkat Provinsi.
A. Pelaksana Kegiatan
Direktorat Jenderal Perkebunan dan SKPD provinsi yang membidangi perkebunan
7
B. Waktu Pelaksanaan
Rapat Koordinasi dan Konsultasi Pembangunan Perkebunan Tahun 2017 dilaksanakan pada Tahun Anggaran 2017.
C. Peserta Pertemuan
Peserta pertemuan terdiri dari Direktorat Jenderal Perkebunan, Kementerian/ Lembaga terkait lainnya, SKPD terkait di provinsi dan kabupaten/ kota, koperasi, lembaga keuangan, lembaga penelitian, perguruan tinggi/ akademisi, pelaku usaha, perwakilan pekebun dan institusi lain yang terkait sesuai kebutuhan daerah.
D. Tahapan Kegiatan
Adapun tahapan kegiatan meliputi:1. Rapat Koordinasi dan Konsultasi Pembangunan Perkebunan
Tahun 2017 lingkup Ditjen. Perkebunan.
- Rapat dilakukan di Kantor Pusat Ditjen. Perkebunan oleh Direktur Jenderal dengan Direktur lingkup Ditjen. Perkebunan membahas persiapan rapat tingkat nasional maupun provinsi.
2. Rapat Koordinasi dan Konsultasi Pembangunan Perkebunan Tahun 2017 Tingkat Nasional
- Rapat akan dilaksanakan pada bulan November 2016 di lokasi yang akan ditetapkan kemudian oleh Tim Pusat untuk memfasilitasi koordinasi dan konsultasi antara Direktur Jenderal Perkebunan dengan Kepala SKPD Provinsi yang membidangi perkebunan. Pada saat pertemuan tersebut disepakati langkah-langkah yang diperlukan dalam penyusunan data-data pembangunan perkebunan dimasing-masing provinsi seperti pada Lampiran 2 sampai dengan Lampiran 17. Data-data tersebut harus tersedia paling lambat bulan Januari 2017.
8
3. Rapat Koordinasi dan Konsultasi Pembangunan Perkebunan Tahun 2017 Tingkat Provinsi
a. Persiapan
Persiapan pelaksanaan Rapat meliputi koordinasi dan konsultasi, pengumpulan dan penyusunan data, dan hal lain terkait lainnya.
b. Pelaksanaan
Rapat dilaksanakan di tiap Provinsi berlokasi di kantor SKPD provinsi yang membidangi perkebunan/ kantor instansi pemerintah lainnya dan dimulai pada bulan Februari 2017. Bentuk acara disusun sedemikian rupa sehingga dapat menghasilkan kesepakatan yang dianggap sebagai komitmen bersama dari peserta rapat untuk membangun perkebunan.
c. Penyusunan Dokumen
Hasil Rapat Koordinasi dan Konsultasi Pembangunan Perkebunan Tahun 2017 tingkat provinsi yang berupa komitmen bersama disusun sesuai lampiran 1.
E. Lokasi Kegiatan
Lokasi kegiatan Tahun 2017 disajikan pada lampiran 18.
IV. PEMANFAATAN KEGIATAN
Dokumen hasil Rapat Koordinasi dan Konsultasi Pembangunan Perkebunan Tahun 2017 akan digunakan sebagai: 1. Pemerintah Pusat:
a) Acuan penyusunan kegiatan berbasis data spasial
b) Sumber data informasi dalam menentukan kebijakan.
c) Dokumen penyelenggaraan perkebunan dalam menyusun kegiatan dan anggaran secara berkesinambungan.
9
2. Pemerintah Daerah:
a) Dasar perencanaan daerah dalam mengusulkan kegiatan untuk dibiayai APBN/ APBD atau sumber pendanaan lainnya.
b) Rujukan daerah dalam menyusun dokumen perencanaan daerah seperti Rencana Strategis Daerah.
c) Pendukung data dan informasi terkait RTRW Provinsi/ Kabupaten/Kota.
V. PEMBINAAN, PENGAWALAN, MONITORING, EVALUASI DAN PELAPORAN
A. Pembinaan, Pengawalan dan Monitoring
Pembinaan kegiatan dilaksanakan secara struktural organisasi untuk kelancaran dan ketertiban pelaksanaan program. Ditingkat Pusat dilakukan oleh Direktorat Jenderal Perkebunan dan ditingkat Provinsi dilakukan oleh Tim SKPD yang membidangi perkebunan di Provinsi.
B. Evaluasi dan Pelaporan
Tim Daerah membuat dokumen hasil Rakortek Provinsi sebagai dokumen arsip, bahan pelaporan dan evaluasi. Selanjutnya dokumen tersebut disampaikan kepada Direktur Jenderal Perkebunan. Substansi dokumen mencakup: (1) Evaluasi kegiatan tahun sebelumnya; (2) isu-isu strategis; (3) identifikasi potensi wilayah; (4) menetapkan arah kebijakan dan formulasi strategi yang operasional sesuai karakteristik wilayah setempat.
VI. PEMBIAYAAN
Kegiatan Rapat Koordinasi Teknis Penyelenggaran Perkebunan Tahun 2017 dibiayai dari dana APBN melalui DIPA Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun Anggaran 2017 yang dialokasikan di Satuan Kerja provinsi (Tugas Pembantuan).
10
VII. PENUTUP
Pedoman Umum Rapat Koordinasi dan Konsultasi Pembangunan Perkebunan Tahun 2017 ini merupakan acuan bagi pengelola kegiatan di pusat dan daerah dalam melakukan persiapan, pelaksanaan, dan pelaporan sehingga pengelolaan kegiatan dapat berjalan secara lancar, efektif, efisien dan akuntabel.
Hal-hal lain yang belum ditentukan dalam pedoman umum ini sepanjang tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku diatur lebih lanjut pada Juklak yang disusun oleh SKPD Provinsi yang membidangi Perkebunan.
11
Lampiran 1.
BERITA ACARA HASIL RAPAT KOORDINASI DAN KONSULTASI PEMBANGUNAN PERKEBUNAN TAHUN 2017
Pada hari ini,………, tanggal………, bulan………tahun dua ribu enam belas, telah dilaksanakan Rapat Koordinasi dan Konsultasi Pembangunan Perkebunan Tahun 2017 dengan hasil sebagai berikut:
I. Nama Provinsi :
II. Identitas Penandatangan Hasil Kesepakatan :
NO. NAMA JABATAN INSTANSI
III. Rencana tindaklanjut :
No. PERMASALAHAN
URAIAN RENCANA KERJA PENYELESAIAN
MASALAH
TARGET WAKTU PENYELESAIAN
INSTANSI PENANGGUNG
JAWAB
Demikian berita acara Hasil Rapat Koordinasi Dan Konsultasi Pembangunan Perkebunan Tahun 2017 ini dibuat dan ditandatangani oleh perwakilan instansi penanggungjawab.
1. Perwakilan Kementerian Pertanian…..
(…………………….)Jabatan
2. Perwakilan Kementerian/ Lembaga
(…………………….)Jabatan
3. Perwakilan Pemerintan Provinsi (…………………….)Jabatan
4. Perwakilan Pemerintah Kabupaten/Kota
(…………………….)Jabatan
5. Dan sebagainya… (…………………….)Jabatan
12
Lam
pira
n 2.
MA
TR
IKS
DA
TA
LU
AS
AR
EA
L E
KSI
STIN
G T
AN
AM
AN
PE
RK
EB
UN
AN
RA
KY
AT
PRO
VIN
SI…
……
……
…
KE
CA
MA
TA
NK
OM
OD
ITA
S
LUA
S A
RE
AL
KE
T.
DA
TA
TA
BU
LAR
(Hek
tar)
DA
TA
SP
ASI
AL
TM
TB
MT
TR
T-3
T-2
T-1
T-3
T-2
T-1
T-3
T-2
T-1
Ket
eran
gan:
-
Un
tuk
kolo
m d
ata
spas
ial,
bila
su
dah
ter
sedi
a di
sam
paik
an s
ebag
ai d
ata
duku
ng.
Bila
tid
ak t
erse
dia,
ura
ikan
re
nca
na
kerj
a u
ntu
k pe
nyu
sun
an d
ata
spas
ial l
uas
are
al e
ksis
tin
g ta
nam
an p
erke
bun
an
13
Lam
pira
n 3.
MA
TR
IKS
DA
TA
LU
AS
AR
EA
L E
KSI
STIN
G P
ER
USA
HA
AN
PE
RK
EB
UN
AN
PR
OV
INSI
……
……
……
NA
MA
PE
RU
SAH
AA
NK
OM
OD
ITA
S
LUA
S A
RE
AL
KE
T.
DA
TA
TA
BU
LAR
(Hek
tar)
DA
TA
SP
ASI
AL
TM
TB
MT
TR
T-3
T-2
T-1
T-3
T-2
T-1
T-3
T-2
T-1
Ket
eran
gan:
-
Un
tuk
kolo
m d
ata
spas
ial,
bila
su
dah
ter
sedi
a di
sam
paik
an s
ebag
ai d
ata
duku
ng.
Bila
tid
ak t
erse
dia,
ura
ikan
re
nca
na
kerj
a u
ntu
k pe
nyu
sun
an d
ata
spas
ial l
uas
are
al e
ksis
tin
g ta
nam
an p
erke
bun
an
14
Lam
pira
n 4.
MA
TR
IKS
DA
TA
PO
TE
NSI
PE
NG
EM
BA
NG
AN
AR
EA
L PE
RK
EB
UN
AN
PRO
VIN
SI…
……
……
KE
CA
MA
TA
NK
OM
OD
ITA
S
LUA
S A
RE
AL
KE
TE
RA
NG
AN
DA
TA
TA
BU
LAR
(H
ekta
r)D
AT
A S
PASI
AL
Ket
eran
gan:
-
Un
tuk
kolo
m d
ata
spas
ial,
bila
su
dah
ter
sedi
a di
sam
paik
an s
ebag
ai d
ata
duku
ng.
Bila
tid
ak t
erse
dia,
ura
ikan
re
nca
na
kerj
a u
ntu
k pe
nyu
sun
an d
ata
spas
ial l
uas
are
al e
ksis
tin
g ta
nam
an p
erke
bun
an
15
Lam
pira
n 5.
MA
TR
IKS
DA
TA
PR
OD
UK
SI D
AN
PR
OD
UK
TIV
ITA
S K
OM
OD
ITA
S PE
RK
EB
UN
AN
RA
KY
AT
PRO
VIN
SI…
……
……
KE
CA
MA
TA
NK
OM
OD
ITA
SPR
OD
UK
SI (T
ON
)PR
OD
UK
TIV
ITA
S (T
ON
/HA
)K
ET
.T
-3T
-2T
-1T
-3T
-2T
-1
16
Lam
pira
n 6.
MA
TR
IKS
DA
TA
PR
OD
UK
SI D
AN
PR
OD
UK
TIV
ITA
S K
OM
OD
ITA
S PE
RU
SAH
AA
N
PER
KE
BU
NA
NPR
OV
INSI
……
KE
CA
MA
TA
NK
OM
OD
ITA
SPR
OD
UK
SI (T
ON
)PR
OD
UK
TIV
ITA
S (T
ON
/HA
)K
ET
.T
-3T
-2T
-1T
-3T
-2T
-1
17
Lam
pira
n 7.
MA
TR
IKS
DA
TA
KE
TE
RSE
DIA
AN
SA
RA
NA
PR
ASA
RA
NA
DA
N K
ET
EN
AG
A K
ER
JAA
N
PRO
VIN
SI…
.
NO
.JE
NIS
DA
TA
JEN
IS S
AR
AN
A/K
ET
EN
AG
AK
ER
JAA
NV
OLU
ME
KO
ND
ISI
KE
T.
1.S
um
ber
air
-iri
gasi
(un
it)
-em
bun
g(u
nit
)-s
um
ur(
un
it)
-Lai
n-l
ain
…2.
S
aran
a pr
asar
ana
jala
n
-jal
an p
rodu
ksi a
tau
jala
n u
sah
a ta
ni (
km)
3.S
aran
a pe
rben
ihan
-Keb
un
en
tres
(ha)
-Keb
un
indu
k (h
a)4.
Sar
ana
perl
indu
nga
n-L
L-L
UPH
-Su
b la
b h
ayat
i-B
riga
de p
rote
ksi
-Bri
gade
keb
akar
an-L
ain
-lai
n3.
Ten
aga
kerj
a -p
etan
i/pe
kebu
n (o
ran
g at
au k
elom
pok
tan
i)-t
enag
a h
aria
n/k
ontr
ak(o
ran
g)-l
ain
-lai
n…
4.Pe
nan
gkar
ben
ih-j
um
lah
pen
angk
ar b
enih
(ora
ng)
5.Pe
tuga
s pe
rkeb
un
an
-PB
T (o
ran
g)-P
OPT
( ora
ng)
-pen
yulu
h (o
ran
g)
Cat
atan
:-
Kol
om k
ondi
si b
eris
i de
skri
psi
ten
tan
g je
nis
sar
ana/
kete
nag
aker
jaan
. B
ila d
eskr
ipsi
ber
sifa
t n
egat
if m
aka
pada
kol
om k
eter
anga
n d
iisi
den
gan
ren
can
a ke
rja
un
tuk
mem
perb
aiki
kon
disi
dar
i jen
is s
aran
a/ke
ten
agak
erja
an.
18
Lam
pira
n 8.
MA
TR
IKS
DA
TA
KE
LEM
BA
GA
AN
PE
RK
EB
UN
AN
PR
OV
INSI
…..
NO
.JE
NIS
DA
TA
JEN
IS K
ELE
MB
AG
AA
NV
OLU
ME
KO
ND
ISI
KE
T.
1.K
elem
baga
an p
etan
i-j
um
lah
gap
okta
n (u
nit
gap
okta
n)
-ju
mla
h k
elom
pok
tan
i (u
nit
KT)
2.
Kel
emba
gaan
pem
biay
aan
-ju
mla
h k
oper
asi (
un
it)
-ju
mla
h B
PR(u
nit
)
-ju
mla
h b
ank
pem
erin
tah
(un
it)
-ju
mla
h b
ank
swas
ta(u
nit
)
-ju
mla
h L
KM
A(u
nit
)
3.
Kel
emba
gaan
pem
asar
an-j
um
lah
pas
ar (u
nit
)
-ju
mla
h s
upe
rmar
ket/
kios
(un
it)
-ju
mla
h S
TA (u
nit
)
-ju
mla
h T
A (u
nit
)
-ju
mla
h p
asar
tan
i (u
nit
pas
ar)
-ju
mla
h e
kspo
rtir
(un
it e
kspo
rtir
)
4.
Kel
emba
gaan
sar
ana
-ju
mla
h k
ios
alsi
nta
n (u
nit
)
-ju
mla
h k
ios
sapr
otan
(un
it)
-ju
mla
h p
engo
lah
an/U
PH (u
nit
)
19
Lam
pira
n 9.
MA
TR
IKS
DA
TA
VO
LUM
E E
KSP
OR
KO
MO
DIT
AS
PER
KE
BU
NA
N
PRO
VIN
SI…
..
NO
.K
OM
OD
ITA
SV
OLU
ME
EK
SPO
R (T
on)
JEN
IS B
AR
AN
G E
KSP
OR
KE
TE
RA
NG
AN
1.
20
Lam
pira
n 10
.
MA
TR
IKS
PEN
AN
GA
NA
N K
EB
AK
AR
AN
LA
HA
N P
ER
KE
BU
NA
NPR
OV
INSI
….
NO
KAB
UPA
TEN
KO
MO
DIT
ASLU
AS K
EB
AKAR
AN (H
A)LU
AS P
EN
GE
ND
ALIA
N K
EB
AKAR
AN (H
A)
T-3
T-2
T-1
T-3
T-2
T-1
PBN
/PB
SPR
PBN
/PB
SPR
PBN
/PB
SPR
PBN
/PB
SPR
PBN
/PB
SPR
PBN
/PB
SPR
Ket
eran
gan:
PBN
/PB
S : P
erke
buna
n B
esar
Neg
ara/
Perk
ebun
an B
esar
Sw
asta
PR
: P
erke
buna
n R
akya
t
21
Lam
pira
n 11
.
MA
TR
IKS
KO
ND
ISI
PER
ALA
TA
N P
EN
GE
ND
ALI
AN
KE
BA
KA
RA
N L
AH
AN
PE
RK
EB
UN
AN
PRO
VIN
SI…
.
No
BR
IGA
DE
KT
PAK
ET
ER
AN
GA
N
1.
22
Lam
pira
n 12
.
MA
TR
IKS
KE
JAD
IAN
BE
NC
AN
A A
LAM
DI
LAH
AN
PE
RK
EB
UN
AN
PRO
VIN
SI…
.
NOKA
BUPA
TEN
KEJA
DIAN
BEN
CANA
ALA
M
KETE
RANG
AN
T-3
T-2
T-1
LUAS
LAH
AN
PERK
EBUN
AN
TERD
AMPA
K (H
A)
BESA
RAN
KERU
GIAN
(R
p)
UPAY
A YA
NG
SUDA
H DI
LAKU
KAN
PEM
DA
LUAS
LAH
AN
PERK
EBUN
AN
TERD
AMPA
K (H
A)
BESA
RAN
KERU
GIAN
(R
p)
UPAY
A YA
NG
SUDA
H DI
LAKU
KAN
PEM
DA
LUAS
LAH
AN
PERK
EBUN
AN
TERD
AMPA
K (H
A)
BESA
RAN
KERU
GIAN
(R
p)
UPAY
A YA
NG
SUDA
H DI
LAKU
KAN
PEM
DA
1.
23
Lam
pira
n 13
.
MA
TR
IKS
IND
EN
TIF
IKA
SI G
AN
GG
UA
N U
SAH
A D
AN
KO
NFL
IK P
ER
KE
BU
NA
NPR
OV
INSI
…
NO.
PELA
POR
URAI
AN S
INGK
AT
PERM
ASAL
AHAN
JENI
S GU
PUP
AYA
PENA
NGAN
AN
REKO
MEN
DASI
TI
NDAK
LA
NJUT
KETE
RANG
AN
PERI
ZINA
NLA
HAN
NON-
LAH
ANJA
LUR
HUK
UMM
EDIA
SI
1.*)
Diis
i rin
cian
pe
rmas
alah
an*)
Diis
i rin
cian
pe
rmas
alah
an*)
Diis
i rin
cian
pe
rmas
alah
an*)
pros
es
pera
dila
n
*) di
med
iasi
ole
h...
pada
tang
gal..
..
*) Ka
sus
sele
sai,
dala
m p
rose
s,
pend
ing,
bel
um
dita
ngan
i
2.
CATA
TAN:
Tip
olog
i Kas
us G
angg
uan
Usa
ha d
an K
onfli
k Pe
rkeb
unan
1. T
ipol
ogi G
UKP
– L
ahan
, a.l:
a. P
engg
unaa
n ta
nah
adat
/ula
yat t
anpa
per
setu
juan
pem
uka
adat
/mas
yara
kat;
b. B
elum
sel
esai
nya
pene
tapa
n Re
ncan
a Ta
ta R
uang
dan
Wila
yah
(RTR
W) P
rovi
nsi/
Kabu
pate
n/Ko
ta;
c. O
kupa
si/p
enye
robo
tan
laha
n pe
laku
usa
ha p
erke
buna
n ol
eh m
asya
raka
t;d.
Tum
pang
tind
ih la
han
perk
ebun
an d
enga
n ka
was
an p
erta
mba
ngan
;e.
Ter
jadi
nya
tum
pang
tind
ih la
han
kare
na iz
in b
aru;
f. Pr
oses
pen
erbi
tan
HG
U ti
dak
sesu
ai p
erat
uran
per
unda
ngan
;g.
Tun
tuta
n m
asya
raka
t ter
hada
p ta
nah
yang
sed
ang
dala
m p
rose
s H
GU
h.
Belu
m d
ilaku
kann
ya g
anti
rugi
lah
an/g
anti
rugi
tana
m tu
mbu
h, te
tapi
usa
ha p
erke
buna
n su
dah
oper
asio
nal;
i. Ta
nah
mas
yara
kat y
ang
diam
bil a
lih p
erus
ahaa
n;j.
Kebu
n pl
asm
a ya
ng m
enja
di a
guna
n kr
edit
dipe
rjual
belik
an o
leh
peta
ni ta
npa
sepe
nget
ahua
n pe
rusa
haan
/ban
k;k.
Tun
tuta
n m
asya
raka
t ter
hada
p ke
bun
plas
ma
yang
tela
h di
janj
ikan
tida
k di
penu
hi p
erus
ahaa
n;l.
Mas
yara
kat m
enun
tut p
enge
mba
lian
tana
h ya
ng s
udah
dila
kuka
n ga
nti r
ugi p
erus
ahaa
n;m
. Izi
n Lo
kasi
sud
ah b
erak
hir d
an ti
dak
dila
kuka
n pe
mba
haru
an/p
erpa
njan
gan;
n.
Terh
adap
HG
U y
ang
dipe
rpan
jang
, mas
yara
kat m
enun
tut p
enge
mba
lian
kem
bali
laha
nnya
;
24
o. M
asya
raka
t men
untu
t lah
an p
erus
ahaa
n un
tuk
dim
iliki
/dik
uasa
i;p.
Lua
s la
han
plas
ma
tidak
ses
uai d
enga
n pe
neta
pan
jum
lah
calo
n pe
tani
pes
erta
ole
h Bu
pati;
q. L
ahan
yan
g di
tela
ntar
kan
oleh
per
usah
aan;
r.
Pela
ku u
saha
per
kebu
nan
tidak
men
yele
saik
an p
erol
ehan
hak
ata
s ta
nah;
s. T
anah
-tan
ah p
erke
buna
n H
GU
ditu
ntut
unt
uk d
iser
ahka
n ke
pada
kel
ompo
k m
asya
raka
t ter
tent
u de
ngan
das
ar ta
nah
ulay
atny
a.
2.
Tipo
logi
GU
KP
– K
ehu
tan
an, a
.l:a.
Pe
laku
usa
ha
perk
ebu
nan
dib
erik
an Iz
in u
sah
a pe
rkeb
un
an b
erda
sark
an R
TRW
P/R
TRW
K, n
amu
n lo
kasi
usa
ha
perk
ebu
nan
ber
dasa
rkan
Pe
ta K
awas
an H
uta
n b
erad
a pa
da K
awas
an B
udi
daya
Keh
uta
nan
;b.
Pe
laku
usa
ha
perk
ebu
nan
mem
buka
Kaw
asan
Hu
tan
seb
elu
m a
da P
elep
asan
Kaw
asan
Hu
tan
dar
i Men
teri
Keh
uta
nan
;c.
Pe
laku
usa
ha
perk
ebu
nan
mem
pero
leh
hak
ata
s ta
nah
ses
uai
per
atu
ran
, n
amu
n l
okas
i u
sah
a pe
rkeb
un
an b
erda
sark
an P
eta
Kaw
asan
H
uta
n b
erad
a pa
da K
awas
an H
uta
n.
3.
Tipo
logi
GU
KP
– N
on L
ahan
, a.l:
a.
Pela
ku u
sah
a pe
rkeb
un
an t
idak
mem
iliki
izin
usa
ha
perk
ebu
nan
;b.
Tu
ntu
tan
mas
yara
kat
atas
pem
ban
gun
an k
ebu
n p
lasm
a 20
% d
ari a
real
yan
g di
usa
hak
an o
leh
per
usa
haa
n (P
erm
enta
n N
o.26
Th
.200
7 jo
Pe
rmen
tan
98/
2013
)c.
Pe
tan
i/pe
kebu
n t
idak
mam
pu d
an/a
tau
tid
ak a
da k
ein
gin
an m
emba
yar/
mel
un
asi k
redi
t;d.
Pe
net
apan
har
ga/p
embe
lian
has
il pa
nen
tid
ak s
esu
ai k
ein
gin
an p
ekeb
un
;e.
M
asya
raka
t m
enol
ak p
emba
ngu
nan
Per
kebu
nan
Kel
apa
Saw
it k
aren
a di
pen
garu
hi o
leh
LS
M d
an p
ihak
ket
iga
lain
nya
(okn
um
);f.
Pen
geru
saka
n t
anam
an d
an a
set
perk
ebu
nan
;g.
Pe
nja
rah
an d
an p
encu
rian
pro
duks
i;h
. M
asya
raka
t In
gin
iku
t se
rta
seba
gai p
eser
ta p
lasm
a;i.
Ket
erla
mba
tan
kon
vers
i keb
un
pet
ani p
eser
ta/p
lasm
a;j.
Wan
pres
tasi
/in
gkar
jan
ji ke
mit
raan
usa
ha
perk
ebu
nan
an
tar
pela
ku u
sah
a pe
rkeb
un
an;
k.
Pen
erbi
tan
Izi
n U
sah
a Pe
rkeb
un
an y
ang
belu
m/t
idak
ses
uai
ket
entu
an;
l. Pe
mba
ngu
nan
keb
un
mel
ebih
i are
al y
ang
diiz
inka
n.
m.
Pem
bagi
an s
isa
has
il u
sah
a ti
dak
prop
orsi
onal
.
25
Lam
pira
n 14
.
MA
TR
IKS
RE
GU
LASI
DA
ER
AH
TE
RK
AIT
PE
RK
EB
UN
AN
PR
OV
INSI
…..
NO
.JE
NIS
RE
GU
LASI
CA
KU
PAN
PE
NG
AT
UR
AN
RE
GU
LASI
RE
GU
LASI
LA
IN
YA
NG
DIB
UT
UH
KA
NK
ET
ER
AN
GA
N
1.
26
Lam
pira
n 15
.
MA
TR
IKS
KE
GIA
TA
N P
EM
BA
NG
UN
AN
BE
RK
ELA
NJU
TA
N P
RO
VIN
SI…
..
NO
.JE
NIS
KE
GIA
TA
N
AD
A/
TID
AK
(Jik
a ad
a,
Sebu
tkan
ben
tuk
impl
emen
tasi
ke
giat
anny
a……
)
RE
NC
AN
A
PEN
GE
MB
AN
GA
N
KE
DE
PAN
KE
TE
RLI
BA
TA
N
SEK
TO
R/
SUB
SE
KT
OR
KE
T.
IMPL
EM
EN
TA
SI
KE
GIA
TA
NK
OM
OD
ITA
SR
EN
CA
NA
K
EG
IAT
AN
RE
NC
AN
A
AN
GG
AR
AN
1.Pe
nge
mba
nga
n p
rodu
k IN
DIK
AS
I G
EO
GR
AFI
S (I
G)
2.Pe
nge
mba
nga
n D
ES
A O
RG
AN
IK
3.Pe
nge
mba
nga
n K
awas
an B
erba
sis
Kom
odit
as P
erke
bun
an (M
aste
rpla
n/R
enca
na
Aks
i)
4.Pe
nge
mba
nga
n A
GR
IBIS
NIS
PE
DE
SA
AN
5.Pe
nge
mba
nga
n A
GR
OW
ISA
TA
6.Pe
nge
mba
nga
n p
rodu
ct s
peci
alty
7.La
in-l
ain
……
……
27
Lam
pira
n 16
.
MAT
RIK
PERK
EMBA
NGAN
PEM
BANG
UNAN
KEB
UN U
NTUK
MAS
YARA
KAT
OLEH
PERK
EBUN
AN B
ESAR
NO
AVAL
ISPE
MBA
NGUN
AN K
EBUN
BAG
I MAS
YARA
KAT
NAM
A IU
P/IUP
-BNA
MA
LOKA
SIJU
MLA
HLU
ASLU
ASKO
NDIS
I KEB
UNpe
ncap
aian
KET
PERK
EBUN
AN B
ESAR
LUAS
RE
AL-
ISAS
I KO
PERA
SIDE
SAAN
G-GO
TATA
RGET
REAL
-IS
ASI
PLTB
MTM
Reali
sasi
(Ha)
(Ha)
KEL.
TANI
KECA
MAT
ANKK
(Ha)
(Ha)
(Ha)
(Ha)
(Ha)
dari
IUP
(%)
12
34
56
78
910
1112
1314
28
Lam
pira
n 17
.
REKA
PITUL
ASI
DAFT
AR PE
RUSA
HAAN
PERK
EBUN
AN PE
NERI
MA IZ
IN US
AHA P
ERKE
BUNA
N (IU
P-B, IU
P-P, D
AN IU
P)
NO.
NAMA
PERU
SA-
HAAN
KABU
PATE
NPE
MBER
I IUP
NO/T
GL
IUP
JENI
S IU
PLU
AS (H
A)To
tal Lu
asKO
MODI
TI
TMTB
MTT
R1
23
45
67
8
29
Lampiran 18.
DAFTAR PROVINSI PELAKSANA RAPAT KOORDINASI TEKNIS PEMBANGUNAN PERKEBUNAN TAHUN 2017
NO PROVINSI1 JAWA BARAT 2 JAWA TENGAH 3 DI YOGYAKARTA 4 JAWA TIMUR 5 ACEH 6 SUMATERA UTARA 7 SUMATERA BARAT 8 RIAU 9 JAMBI
10 SUMATERA SELATAN 11 LAMPUNG 12 KALIMANTAN BARAT 13 KALIMANTAN TENGAH 14 KALIMANTAN SELATAN 15 KALIMANTAN TIMUR 16 SULAWESI UTARA 17 SULAWESI TENGAH 18 SULAWESI SELATAN 19 SULAWESI TENGGARA 20 MALUKU 21 BALI 22 NUSA TENGGARA BARAT 23 NUSA TENGGARA TIMUR 24 PAPUA 25 BENGKULU 26 MALUKU UTARA 27 BANTEN 28 KEPULAUAN BANGKA BELITUNG
top related