kajian teori alkana
Post on 04-Aug-2015
180 Views
Preview:
TRANSCRIPT
A. Judul Percobaan : Membuat Percobaan Dengan Senyawa-Senyawaan
Alkana, Alkena, dan Alkuna
B. Tujuan Percobaan :
1. Membedakan jenis reaksi yang terjadi pada alkana, alkena, dan alkuna.
2. Mengetahui sifat alkana dan alkuna yang dapat dibakar.
C. Kajian Teori :
Alkana
Alkana tergolong Hidrokarbon jenuh yang paling sederhana merupakan
suatu deret senyawa yang memenuhi rumus umum CnH2n+2 yang dinamakan
alkana atau parafin. Keempat anggota pertama dari deret homolog alkana
berwujud gas, yaitu metana, etana, propana, dan buatana. Keempat senyawa ini
merupakan komponen utama gas alam. Suku pertama sampai dengan 10 senyawa
alkana dapat anda peroleh dengan mensubstitusikan harga n dan tertulis dalam
tabel berikut.
Suk
u ke
n rumus molekul nama titik didih
(°C/1 atm)
massa 1 mol
dalam g
1 1 CH4 metana -161 16
2 2 C2H6 etana -89 30
3 3 C3H8 propana -44 44
4 4 C4H10 butana -0.5 58
5 5 C5H12 pentana 36 72
6 6 C6H14 heksana 68 86
7 7 C7H16 heptana 98 100
8 8 C8H18 oktana 125 114
9 9 C9H20 nonana 151 128
10 10 C10H22 dekana 174 142
Bagaimana sifat-sifat senyawa karbon yang termasuk dalam satu deret
homolog? Perhatikan tabel di atas dimana terdapat salah satu sifat, yaitu titik
didih. Titik didih semakin tinggi jika massa molekul relatifnya makin besar.
Hal ini berarti wujudnya akan berubah pada suhu kamar dari gas ke cair
kemudian padat.
Metana biasa disebut juga gas alam yang banyak digunakan sebagai
bahan bakar rumah tangga/industri. Gas propana, dapat dicairkan pada
tekanan tinggi dan digunakan pula sebagai bahan bakar yang disebut LPG
(liquified petroleum gas). LPG dijual dalam tangki-tangki baja dan diedarkan
ke rumah-rumah. Gas butana lebih mudah mencair daripada propana dan
digunakan sebagai “geretan” rokok. Oktana mempunyai titik didih yang
tempatnya berada dalam lingkungan bahan bakar motor. Alkana-alkana yang
bersuhu tinggi terdapat dalam kerosin (minyak tanah), bahan bakar diesel,
bahan pelumas, dan parafin yang banyak digunakan untuk membuat lilin.
Alkena
Alkena tergolong hidrokarbon tidak jenuh yang mengandung satu
ikatan rangkap dua antara dua atom C yang berurutan. Jadi rumus umumnya
mempunyai 2 atom H lebih sedikit dari alkana karena itu rumus umumnya
menjadi CnH2n+2-2H = CnH2n. Beberapa suku pertama dapat dilihat pada tabel
berikut ini.
Suku ke
n rumus struktur nama
12345
23456
CH2 = CH2
CH2 = CH – CH3
CH2 = CH – CH2 – CH3
CH2 = CH – CH2 – CH2 – CH3
CH2 = CH – CH2 – CH2 -CH2 – CH3
etenapropena1-butena1-pentena1-heksena
Pada alkana tidak ada bagian dari rumus strukturnya yang mempunyai
ciri khas, sebaliknya pada alkena ada bagian dari rumus strukturnya yang
mengandung satu ikatan rangkap dua. Bagian ini (-C=C-) disebut gugus
fungsional. Suku alkena yang banyak dikenal adalah etena (etilena) dan
propena (propilena) yang merupakan bahan dasar untuk membuat plastik
polietena (politena) dan polipropilen.
Alkuna
Alkuna merupakan deret senyawa hidrokarbon tidak jenuh yang dalam
tiap molekulnya mengandung satu ikatan rangkap 3 diantara dua atom C yang
berurutan. Untuk membentuk ikatan rangkap 3 atau 3 ikatan kovalen
diperlukan 6 elektron, sehingga tinggal satu elektron pada tiap-tiap atom C
tersisa untuk mengikat atom H. Jumlah atom H, yang dapat diikat berkurang
dua, maka rumus umumnya menjadi CnH2n+2 – 4H = CnH2n-2.
Senyawa alkuna tersebut mempunyai nama etuna atau dengan nama
lazim asetilena. Asetilena merupakan suatu gas yang dihasilkan dari reaksi
karbon dengan air dan banyak digunakan oleh tukang las untuk menyambung
besi.
Dengan melibatkan reaksi :
CaC2 (s) + 2 H20 (l) → C2H2 (g) + Ca(OH)2 (aq)
Peristiwa isomeri terjadi pula pada alkena dan alkuna, bahkan
penyebabnya dua. Kalau pada alkana hanya pada rantainya berbeda (disebut
isomeri rantai), pada alkena dan alkuna dapat pula disebabkan ikatan
rangkapnya berpindah tempat (disebut isomeri posisi) karena itu letak ikatan
rangkap pada suku-suku alkena dan alkuna yang lebih tinggi selalu diberi
nomor seperti terlihat di atas.
Sifat-sifat senyawa alkana, akena dan alkuna antara lain adalah alkana
disubstitusikan oleh halogen, sedangkan alkena dan alkuna dapat diadisi oleh
halogen. Persamaan reaksinya adalah sebagai berikut :
R-H + X2 → R-X + H-X
Alkana
R’-CH=CH-R” + X2 → R’-CH-CH-R”
Alkena
R’-CH≡CH-R” + X2 → R’-CH=CH-R” R’-CH-CH-R”
Alkuna
Ketiga golongan tersebut dapat mengalami reaksi pembakaran.
Pembakaran sempurna suatu senyawa hidrokarbon menghasilkan gas CO2 dan
H2O. Sedangkan pembakaran tak sempurna menghasilkan karbon monoksida,
atau kadang-kadang karbon dalam bentuk arang atau jelaga.
Misalnya :
1. Pembakaran sempurna
CH3CH2CH3 + 5O2 → CO2 + H2O
2. Pembakaran tak sempurna
2CH3CH2CH3 + 7O2 → 6CO + 8H2O
Atau
X X
X X
X2
X X
X X
CH3CH2CH3 + 2O2 → 3C + 4H2O
Alkana dan Alkuna sama-sama dapat dibakar tetapi dengan nyala yang
berlainan.
D. Rancangan Kerja :
1. Alat Bahan :
a. Alat :
Bak 1 buah
Selang 1 buah
Tabung reaksi besar 1 buah
Tabung reaksi sedang 2 buah
Gelas ukur 10 ml 1 buah
Penjepit kayu 1 buah
Statif 1 buah
Bunsen 1 buah
Sumbat karet 1 buah
Pipet tetes
b. Bahan :
CaCO2 (karbid)
Air brom
Gas elpigi
Air
2. Alur Percobaan :
a. Percobaan I
b. Percobaan II
c. Percobaan III
5 ml air brom
Hasil
Dimasukkan tabung reaksi
Dialiri gas elpiji sampai
warna air brom menghilang
Gas Elpiji
Hasil
Dinyalakan melalui pembakar
Diamati warna nyalanya
Butiran-butiran karbit
Tabung C berisi gas
Dimasukkan tabung A
Dihubungkan dengan tabung C yang diisi penuh dengan air dan diisi dengan air menggunakan pipet
Ditutup kembali
Diuji dengan nyala api
Hasil
Dialirkan ke dalam air brom sampai warna air brom menghilang
Gas dari tabung A
Air brom tak berwarna
Daftar Pustaka
Anonim. 23 maret 2011. Dasar Teori Percobaan Hidrokarbon (C-1) non-kimia
FMIPA UGM. http://fiesh.blogspot.com/2010/03/dasar-teori-percobaan-
hidrokarbon-c-1.html . Diakses 17 November 2011
Sartikahinata. 2009. Alkana, Alkena, Alkuna.
http://sartikahinata.wordpress.com/2009/10/24/alkana/. Diakses 17
November 2011.
Sukarmin. 2009. Sifat-Sifat Alkena.
http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia_organik_dasar/hidro-
karbon/sifat-sifat-alkena/. Diakses 17 November 2011.
Syarief, Sri Hidayati. 2011. Penuntun Praktikum Kimia Organik I. Surabaya :
Unesa University Press.
top related