k3 electric
Post on 20-Nov-2015
250 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
-
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
DALAM PEKERJAAN BIDANG KELISTRIKAN
Pendahuluan
Energi listrik sangat bermanfaat dalam menunjang kerja manusia. Banyak
pekerjaan berat dapat diselesaikan dengan mudah karena bantuan peralatan yang
memanfaatkan energi listrik.
Energi Listrik
Energi
Mekanik
Energi
Cahaya
Energi
Panas
Namun demikian harus diketahui bahwa disamping manfaatnya yang besar, listrik
juga menyimpan potensi bahaya yang sangat besar bila digunakan dengan cara
yang tidak benar atau mengabaikan aspek-aspek keselamatan. Oleh karena itu
pengetahuan yang mendalam tentang bagaimana menggunakan listrik dengan
aman sangat penting.
Prosedur kerja yang aman pada pemeliharaan instalasi listrik adalah hal yang
sangat mutlak untuk diikuti. Demikian juga bagaimana memberikan pertolongan
darurat bagi korban kecelakaan listrik sangat penting.
-
Tindakan-tindakan pencegahan terjadinya kecelakaan kerja akibat listrik
1. Rencanakan instalasi listrik menurut standar yang berlaku
2. Gunakan bahan-bahan instalasi listrik yang bersertifikat atau memenuhi
standar yang berlaku
3. Pasang instalasi menurut aturan atau standar yang berlaku
4. Ikuti dengan saksama langkah-langkah keselamatan kerja pada instalasi
listrik
Efek Arus Listrik terhadap Tubuh Manusia
Arus listrik berbahaya terhadap manusia karena manusia tidak mempunyai organ
yang mampu mendeteksi arus listrik. Manusia hanya bisa merasakan akibatnya.
Ada tiga efek arus listrik terhadap tubuh manusia dan hewan ternak.
1. Efek kimia (Chemistry effect)
2. Efek fisiologis (Physiological effect)
3. Efek panas (Heat effect)
Efek Kimia ( chemistry effect )
Dua per tiga (2/3) bagian tubuh manusia terdiri dari air. Bila tubuh
manusia mendapat tegangan listrik atau dialiri arus listrik, maka akan terjadi
proses dekomposisi atau penguraian cairan sel-sel tubuh. Sel-sel tubuh yang
merupakan komponen dasar tubuh akan mengalami pengeringan dan mati karena
cairan sel mengalami dekomposisi melalui proses elektrolisa.
-
Efek Fisiologis ( physiological effect )
Manusia secara tetap menggunakan arus listrik dengan tegangan sebesar 0,1 Volt
dalam tubuh untuk menyalurkan pesan-pesan ke otak atau menyalurkan sinyal
kontrol dari otak ke ujung-ujung saraf dalam otot. Bila tubuh mendapat tegangan
listrik dari luar, proses normal terganggu, otot-otot tidak lagi lentur (otot menjadi
kram/kejang).
Jantung mempunyai pusat kontrol sendiri (sino-atrial node atau SA node ) dan
arus dari luar yang mengalir melalui jantung akan sangat berbahaya. Sistem
kelistrikan arus bolak-balik umumnya dioperasikan dengan frekuensi 50 Hz (50
cycle per detik).
+
-
Satu cycle = satu gelombang
Untuk tegangan listrik arus bolak-balik dengan frekuensi 50 Hz, jantung
dipaksa berkontraksi sebanyak 100 kali dalam satu detik, atau 6000 kali dalam
satu menit. Hal ini berarti jantung dipaksa untuk berkontraksi jauh melebih
kontrkasi normal antara 70 - 80 kali per menit
Jika jantung mengalami aliran listrik dengan frekuensi 50 Hz maka terjadi 100 kali
perubahan polaritas positip dan negatip per detik, berarti otot jantung dipaksa
-
untuk berkontraksi 100 kali per detik, atau 6000 kali dalam satu menit, berarti 80
kali lebih cepat dari kondisi normal. Akibatnya adalah pengerutan otot jantung
dengan sangat cepat dan berakibat kegagalan jantung memompa darah. Kondisi
ini biasa disebut Cardiac Fibrillation atau Cardiac arrhythmia dan menyebabkan
kegagalan jantung (cardiac arrest ).
Efek panas ( heating effect )
Semua bahan/material penghantar listrik akan menjadi panas bila dialiri arus
listrik, termasuk tubuh manusia. Titik masuk dan titik keluar arus listrik dari tubuh
manusia akan mengalami efek yang paling serius, karena resistansi kontak yang
relatif tinggi akan menghasilkan daya yang tinggi (I2R) dan menyebabkan
konversi menjadi panas (I2.R.t) yang relatif tinggi. Lebih lanjut, albuminous
protein dalam jaringan yang mengalami pemanasan akan menggumpal
(coagulate) dan butir-butir darah merah mulai terbakar (burst ) bila otot
mengalami pemanasan 150C lebih tinggi dari temperatur yang normal.
-
80 Ohm
460 O
hm
460 O
hm
125 O
hm
15
Oh
m
125 O
hm
840 O
hm
840 O
hm
RESISTANSI EKIVALEN TUBUH MANUSIA TERHADAP ARUS LISTRIK
G r o u n d ( B u m I )
-
80 Ohm
460 O
hm
460 O
hm
125 O
hm
15
Oh
m
125 O
hm
84
0 O
hm
84
0 O
hm
RESISTANSI EKIVALEN TUBUH MANUSIA TERHADAP ARUS LISTRIK
220 V
46
0 O
hm
80
Oh
m1
25
Oh
m
12
5 O
hm
15
Oh
m
84
0 O
hm
84
0 O
hm
46
0 O
hm
20
5 O
hm
12
5 O
hm
15
Oh
m
84
0 O
hm
84
0 O
hm
46
0 O
hm
77
,65
Oh
m
15
Oh
m4
20
Oh
m
97
2,6
5 O
hm
220 V
10
00
Oh
m
220 V
220 mA226,18 mA
220 V220 V
220 V
-
EFEK ARUS LISTRIK TERHADAP TUBUH MANUSIA
EFEK KIMIA
(CHEMICAL EFFECT)
EFEK FISIOLOGIS
(PHYSIOLOGICAL EFFECT)EFEk PANAS
(THERMAL EFFECT)
2/3 bagian tubuh
manusia terdiri atas
cairan
Aliran lsitrik
menyebabkan
dekomposisi cairan sel
melalui proses
elektrolisa
Sel-sel tubuh akan
mengering kemudian
menjadi mati
Efeknya terhadap fungsi
fisiologis tubuh seperti
jantung
Denyut jantung orang sehat
dalam keadaan normal 70 - 80
denyutan per menit
Bila tubuh manusia dialiri
listrik arus bolak-balik dengan
frekensi 50 Hz, berarti jantung
harus berkontraksi sebanyak
100 kali perdetik atau 6000 kali
per menit. Hal tersebut akan
menyebabkan kegagalan
jantung
Efek panas timbul
sesuai dengan rumus
Q = I2 . R . t
Resistansi ekivalen
lihat rangkaian ekivalen
tubuh manusia
Level Arus Listrik dan Akibatnya
Bagaimana efek arus listrik terhadap tubuh manusia seperti disebutkan
diatas akan sangat tergantung pada empat faktor yaitu :
1. Level atau besar arus listrik
2. Bagian tubuh yang dilalui arus listrik
3. Lama waktu aliran listrik dalam tubuh manusia
4. Sifat arus listrik (arus searah, arus bolak-balik atau campuran keduanya).
Menurut Koeppen (peneliti di Rumah Sakit Darurat di Wolfsburg, 1935),
ada empat kelompok level arus dan efeknya seperti yang diperlihatkan dalam tabel
6.1.
Tabel 6.1 Daftar Level Arus dan Efeknya
Range
Level Arus
(mA, AC)
Efek
Konsekuensi
-
1 2
10 - 25
Perasaan geli dan
pusing
Gejalah lumpuh
Ledakan otot,
kenaikan tekanan
darah
Gerakan tidak terkendali karena
takut
Kegagalan pernafasan, dalam kasus
tertentu tidak sadar
2 25 - 80 Lambung kram,
ledakan otot yang
hebat
Kegagalan peredaran
darah sesudah waktu
cukup lama
Terjadi keretakan akibat ledakan
yang hebat
Otak kehilangan oxigen. Kematian
sel-sel otak sesudah 4 menit tanpa
oxigen.
3 80 - 5000 Fibrillasi jantung Kegagalan jantung dan kematian
4 Lebih dari
5000
Terbakar hebat,
kegagalan jantung
Kematian akibat terbakar, biasanya
sesudah beberapa minggu
Tegangan Kontak Maksimum yang Diizinkan
Untuk mengetahui berapa level tegangan yang berbahaya terhadap manusia, maka
resistansi listrik tubuh manusia perlu diketahui. Sejumlah pengukuran dan
perhitungan telah dilakukan dan memberikan hasil yang sangat berbeda, sehingga
tidak ada nilai aplikatif. Biasanya untuk nilai pendekatan digunakan nilai
resistansi 1000 Ohm, karena resistansi tubuh manusia tidak kurang dari nilai ini.
Menurut kesepakatan internasional, nilai tegangan kontak maksimum adalah 50
V. Nilai ini disebut tegangan kontak maksimum yang diizinkan (maximum
permisible contact voltage ). Tetapi ada pula yang menetapkan tegangan tertinggi
yang bisa disentuh manusia adalah 65 Volt dan untuk hewan peliharaan 24 Volt.
-
Lima Langkah Aman Bekerja pada Pekerjaan Kelistrikan (The Five Safety
Rules for Working In Electrical System )
Karena arus listrik sangat berbahaya terhadap tubuh manusia, maka pekerjaan-
pekerjaan bidang kelistrikan harus dengan cermat menerapkan standar-standar
kerja yang aman. Hal tersebut dapat dimulai dari aspek perencanaan, aspek
pekerjaan pemasangan/instalasi, pemilihan bahan dan peralatan yang memenuhi
standar (misalnya Standar Nasional Indonesia, SNI ), dan
pengoperasian/pemeliharaan serta pengembangannya.
Lima langkah aman bekerja pada pekerjaan kelistrikan diberikan dalam bentuk
urutan prosedur sebagai berikut :
1. Switch OFF
Buka semua peralatan hubung (saklar) dan alat pengaman seperti sekring
(fuse) dan Pemutus Daya (Circuit Breaker), Miniature Circuit Breaker, MCB
Kawat Fasa
Kawat Netral
-
Kawat Fasa
Kawat Netral
Kawat Fasa
Kawat Netral
Kawat Fasa
Kawat Netral
BOX PANEL HUBUNG BAGI
-
2. Pastikan bahwa arus listrik benar-benar tidak dapat disambung lagi.
Hal ini dilakukan dengan cara mengunci kembali panel hubung bagi sesudah
Switch Off dan membawa kunci panel ke tempat kerja. Hal lain yang dapat
dilakukan adalah memasang tanda-tanda peringatan secara mencolok dan
menarik perhatian.
DO NOT SWITCH ON
DANGER
DO NOT SWITCH ON
WORK IN PROGRESS
SIGN TO BE REMOVE
ONLY BY : ALI KADAFI
DO NOT
SWITCH ON
DANGER
AWAS BAHAYA
PEKERJAAN SEDANG
BERLANGSUNG
3. Pastikan bahwa tegangan benar-benar sudah tidak ada.
Hal ini bisa dilakukan dengan menggunakan voltage tester / test pen. Tetapi
untuk benar-benar menjamin bahwa tegangan sudah tidak ada, gunakan alat
ukur tegangan atau volt meter.
-
Kawat fasa
Kawat netral
+-
V
Pengujian ada tidaknya Tegangan
menggunakan Voltmeter
Volt meter
AC
Kawat fasa
Kawat netral
Fitting Lampu
Kawat fasa
Kawat netral
Fitting Lampu
Cara menyambung saklar
yang salah
Cara menyambung saklar
yang benar
4. Hubung singkatkan Konduktor fasa dengan konduktor netral atau
konduktor fasa dengan fasa dan bumikan
Konduktor/penghantar pada bagian instalasi yang akan dikerjakan harus
dihubung singkatkan kemudian dihubungkan ke bumi.
-
Kawat fasa
Kawat netral
Hubung singkat fasa ke netral
untuk rangkaian satu fasa
Hubung singkat tiga fasa ke bumi
untuk rangkaian tiga fasa
Kawat fasa
Kawat fasa
Kawat fasa
Kawat fasa
Kawat fasa
Kawat fasa
Kawat Netral
5. Tutup atau bungkus semua bagian yang terpaksa harus tetap bertegangan
karena kebutuhan pekerjaan tertentu.
Sesudah melakukan kelima langkah tersebut secara cermat barulah pekerjaan
boleh dimulai. Sesudah melaksanakan pekerjaan tersebut lakukan prosedur
balik secara benar untuk menghindari gangguan operasional sesudah
pekerjaan pemeliharaan atau pengembangan.
-
LIMA LANGKAH KERJA YANG AMAN PADA INSTALASI LISTRIK
(THE FIVE SAFETY RULES OF ELECTRICAL WORK)
1. TURN SWITCH OFF
2. ENSURE THAT
CUREENT CAN NOT
SWITCH ON AGAIN
3. ENSURE THAT THERE
IS NO MORE VOLTAGE
4. SHORT CIRCUITING AND
EARTHING
5. COVERING ALL
NEIGHBORING ACTIVE
PART
BEGIN WORK
1. Lepas sekring (fuse) dan bawa ke t4 kerja
2. Kunci Panel dan bawa kuncinya ke t4 kerja
3. Pasang tanda-tanda peringatan
1. Uji dengan alat tes tegangan (Test Pen)
2. Ukur dengan menggunakan Volt meter
1. Hubungsingkatkan Kawat fasa dengan
kawat netral dan hubungkan ke bumi
2. Hubung singkatkan ketiga kawat fasa dan
hubungkan ke bumi
Bungkus/tutup semua bagian instalasi yang
tetap aktip(bertegangan) karena diperlukan
untuk pekerjaan
Ubah posisi semua alat hubung (Saklar, MCB)
ke posisi OFF
Langkah P3K pada Kecelakaan Listrik
Untuk meminimalkan efek yang ditimbulkan oleh arus listrik pada kecelakaan
listrik maka haruslah diambil tindakan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan
(P3K) bila seseorang kedapatan mengalami kecelakaan listrik. Langkah
pertolongan yang diambil pun harus dengan standar prosedur yang aman untuk
menghindarkan kecelakaan lain yang tidak diinginkan. Prosedur P3K untuk
kecelakaan listrik diperlihatkan dalam bagan pada gambar 6.2.
-
LANGKAH-LANGKAH P3K PADA KECELAKAAN LISTRIK
1. Putuskan Aliran Listrik
2. Evakuasi Korban dari
Tempat Berbahaya
2.1 Padamkan api yang
mulai menyala
3. Panggil Dokter
4 Identifikasi Kondisi
Korban
4.0 Pernafasan dan
denyut jantung normal
dan tidak pingsan
5.0 Baringkan korban
dalam posisi miring
6.0 Bawa korban ke
rumah sakit
4.1 Pernafasan dan
sirkulatory gagal
5.1 Lakukan
pernafasan mulut
ke mulut dan atau
pijatan jantung
dengan segera
6.1 Bawa korban ke
rumah sakit
4.2 Korban pingsan/shock
5.2 Baringkan korban
dalam posisi shock
6.2 Bawa korban ke rumah
sakit
Gambar 6.2 Bagan alir P3K untuk kecelakaan listrik
Saklar penghubung singkat untuk memutuskan aliran listrik.
-
Instalasi satu fasa
Instalasi tiga fasa
Instalasi tiga fasa
BAHAN UTS
K3 BIDANG KELISTRIKAN
1. ASPEK PENCEGAHAN KECELAKAN LISTRIK
2. EFEK ARUS LISTRIK TERHADAP TUBUH MANUSIA
-
3. FAKTOR YANG MENENTUKAN EFEK ARUS LISTRIK
TERHADAP TUBUH MANUSIA
4. LIMA LANGKAH AMAN BEKERJA PADA INSTALASI LISTRIK
5. LANGKAH-LANGKAH/PROSEDUR P3K PADA KECELAKAAN
KECELAKAAN LISTRIK
Campus
Learning to Know
(Cognitive)
Street/Field
How to do
and
to be together
Skillfull
and
Accountable
Be Professional
and
Enterpreneur
-
Kondisi kerja yang serasi
Terjamin
Kesehatan
Beban tambahan
akibat lingkungan
kerja
Beban Kerja
Terjamin
Produktivitas
yang tinggi
Kapasitas
Kerja
GANGGUAN PADA KESEHATAN DAN DAYA KERJA
MANUSIA
FISIS
KIMIAWI
BIOLOGIS
ME
KA
NIS
SOSIALEKONOMIS&KULTURAL
MENT
AL
PSIK
OLOG
IS
FIS
IOL
OG
IS
RO
DA
KE
SE
TIM
BA
NG
AN
DIN
AM
IS
-
KELELAHAN DAN
TURUNNYA
EFISIENSI
BEKERJA
GANGGUAN
KESEHATAN
HASIL
KERJA
KEPEMIMPINAN
SEMANGAT
KELOMPOK
LATIHAN
EFISIENSI
MOTIVASI
MASALAH-MASALAH
DALAM
PERUSAHAAN
MASA KINI MASA LAMPAU
PERSOALAN
PERORANGAN
MASALAH
HUBUNGAN
ANTAR ORANG
KONFLIK
KEJEMUAN
DEPRESI
KURANG
ISTIRAHAT DAN
REKREASI
KURANG VARIASI
KEGIATAN LAMA
DAN BERULANG
ANEKSIO
SUASANA PANAS
ATAU DINGIN
DAN
KESIMBANGAN
AIR DAN GARAM
HIPOGLIKEMIA
HIPOVITAMINOSIS
HIPOPROTEINEMIA
GIZI
PROBLEMA KELUARGA
1. Perkawinan
2. Anak-anak
3. Orang tua
4. Perumahan
MASALAH-MASALAH
LUAR PERUSAHAAN
1. PENURUNAN
(PENGECILAN DAN
PERLAMBATAN)
2. DISORGANISASI
3. GANGGUAN
KUMULATIF
4. PENGUBAHAN
CARA
5. KESALAHAN-
KESALAHAN
6. KECELAKAAN
PENYAKIT-PENYAKIT
1. INFEKSI
2. ANEMIA
3. ENDOKRIN
4. TUMBUHAN GANAS
5. KARDIOVASKULER
6. PARU-PARU
7. GINJAL
8. SYARAF PUSATZAT-ZAT
BERACUN
GANGGUAN KESEHATAN, EFISIENSI
DAN FAKTOR-FAKTOR LINGKUNGAN KERJA
-
GANGGUAN PADA KESEHATAN
DAN DAYA KERJA
Agar seseorang dapat bekerja dalam keserasian yang terbaik, artinya ada jaminan
kesehatan dan produktivitas kerja yang tinggi, maka harus ada keseimbangan
antara 3 hal berikut :
1. Beban Kerja
2. Beban tambahan akibat lingkungan kerja
3. Kapasitas kerja
Beban Kerja
Setiap pekerjaan merupakan beban bagi pelakunya, yang dapat berupa :
1. Beban fisik
2. Beban mental
3. Beban sosial
-
Beban fisik : terutama dirasakan oleh para pekerja kasar yang membutuhkan
kekuatan fisik (kuli kasar, buruh angkut, buruh bongkar muat). Beban fisik
maksimum yang diperkenankan adalah 50 Kg (rekomendasi ILO).
Beban mental lebih dirasakan oleh para pengusaha, pemimpin dimana
tanggungjawabnya menjadi beban mental yang lebih besar
Beban sosial lebih banyak dihadapi oleh para pekerja sosial
Beban Tambahan akibat lingkungan kerja.
Selain beban yang ditimbulkan secara langsung oleh setiap jenis pekerjaan, suatupekerjaan biasanya dilakukan dalam lingkungan dan kondisi tertentu yangmengakibatkan terjadinya hal-hal yang menjadi beban tambahan pada jasmani danrohani pekerja
Beban tambahan tersebut disebabkan oleh 5 faktor
1. Faktor fisik yang meliputi : pencahayaan, suhu udara, kelembaban, sirkulasi udara, getaran mekanis, tekanan udara dan radiasi
2. Faktor-faktor kimia antara lain gas, uap, debu, kabut, asap, awan, cairan, benda padat
3. Faktor biologi antara lain tumbuhan dan hewan
4. Faktor fisiologis seperti konstruksi mesin, sikap dan cara kerja
5. Faktor mental psikologis antara lain suasana kerja, hubungan antara para pekerja, atau antara pekerja dengan pengusaha, pemilihan kerja.
Kelima faktor tersebut dapat mengganggu atau mengurangi daya kerja para pekerja
-
Cara meminimalkan beban tambahan akibat lingkungan kerja antara lain :
1. Penggunaan musik di tempat kerja
2. Sistem pencahayaan yang baik
3. Dekorasi warna tempat kerja
4. Pengendalian bahan-bahan beracun
5. Pengaturan suhu yang baik/nyaman untuk bekerja
6. Perencanaan sistem manusia-mesin sebaik-baiknya
Kapasitas Kerja
Kapasitas kerja para pekerja berbeda-beda tergantung pada :
1. Keterampilan
2. Keserasian (fitness)
3. Keadaan gizi
4. Jenis kelamin
5. Ukuran fisik tubuh
6. Usia
-
Produktivitas/Kapasitas Kerja dan Efisiensi Kerja
Penunjang utama produktivitas dan efisiensi kerja adalah Keterampilan (Skill).
Faktor penunjang lainnya adalah kesegaran jasmani dan rohani yang tidak hanya
menggambarkan kesehatan fisik dan mentalnya tetapi sekaligus menunjukkan
keserasian seseorang dengan pekerjaannya yang banyak dipengaruhi oleh
kemampuan, pengalaman, dan pengetahuan yang dimilikinya.
PNEUMOKONIOSIS
Pneumoconiosis adalah segolongan penyakit yang disebabkan oleh penimbunan
debu dalam paru-paru. Jenis-jenis penyakit berbeda-beda tergantung dari jenis
debu penyebabnya.
Nama penyakit Debu Penyebab
Silikosis SiO2 bebas
Asbestosis Debu asbes
Berryliosis Debu Be
Siderosis Debu yang mengandung Fe2O3
Stannosis Debu biji timah putih (SnO2)
-
Bissynosis Debu Kapas
Anthracosis Debu arang batu
Jenis-jenis Racun
Racun-racun logam dan metaloid beserta persenyawaannya antara lain :
1. Timah hitam
2. Air raksa
3. Arsen
4. Nikel
5. Chromium
6. Berryllium
7. Cadmium
8. Vanadium
9. Fosfor
Keracunan bahan-bahan Oraganik
1. Keracunan oleh derivat arang batu dan Ter
2. Keracunan oleh halogen hidrokarbon
3. Keracunan alkohol dan diol
4. Keracunan oleh Ester, Aldehyd, Keton, Eter
5. Keracunan insektisida Fosfor Organik
Racun-racun bersifat Gas
1. Asam Cyanida
2. Asam Sulfida
3. Karbonmonoksida
4. Gas CO2 kadar tinggi
Pertolongan korban keracunan gas
-
1. Pindahkan korban ke tempat dengan udara lebih segar. Jangan tolong
korban di tempat kejadian
2. Tolong korban dengan pernafasan buatan, bila mengalami gangguan
pernafasan
3. Berikan oksigen kepada korban
Dermatoses
Dermatoses adalah segala jenis kelainan kulit yang timbul pada waktu bekerja
atau disebabkan oleh pekerjaan. Persentase dermatosis akibat kerja dari seluruh
penyakit akibat kerja antara 50% 60%. Karena itu penyakit ini perlu mendapat
perhatian serius.
Penyebab Dermatoses akibat kerja
1. Faktor fisik : tekanan udara, kelembaban, suhu dingin, panas, sinar
matahari, sinar X dan sinar-sinar lainnya
2. Bahan-bahan yang berasal dari tanaman : daun-daunan, ranting, getah,
akar-akaran, umbi-umbian, bunga-bungaan, buah-buahan, sayur-sayuran,
debu kayu .
3. Mahluk hidup : bakteri, virus, cacing, serangga, dan kutu
4. Bahan-bahan kimia : asam-asam dan garam organik, persenyawaan
hidrokarbon, bahan-bahan pewarna
Faktor Biologis Penyakit Akibat Kerja
Banyak penyakit yang oleh karena sifat pekerjaannya lebih memudahkan para
pekerja mendapat penyakit infeksi. Beberapa pekerjaan yang memudahkan
terjangkitnya para pekerja oleh penyakit TBC antara lain :
1. Pekerjaan yang terlalu banyak sehingga terlalu melelahkan
-
2. Pekerjaan dengan jumlah pekerja terlalu banyak sehingga tempat kerja
menjadi sesak
3. Pekerjaan dengan ventilasi dan pencahayaan yang buruk
4. Pekerjaan yang menimbulkan tekanan jiwa
5. Pekerjaan yang durasinya terlalu panjang
KECELAKAAN AKIBAT KERJA
Hal yang perlu diperhatikan dalam hal ini antara lain :
1. Penyebab kecelakaan kerja
2. Potensi terjadinya kecelakaan
3. Kerugian-kerugian akibat kecelakaan kerja
4. Pencegahan terjadinya kecelakaan
-
Alat-alat Pelindung Diri
Keadaan bahaya di tempat kerja kadang-kadang tidak bisa dikendalikan, oleh
karena itu setiap pekerja harus menggunakan alat-alat pelindung diri (personal
protective devices). Alat-alat tersebut harus memenuhi persyaratan sebagai berikut
:
1. Nyaman dipakai
2. Tidak mengganggu kegiatan kerja
3. Memberikan perlindungan efektif terhadap kemungkinan bahaya
Daftar Alat pelindung tubuh
Bagian Tubuh Alat Proteksi
Kepala Pengikat rambut, penutup rambut, topi dari berbagai bahan
Mata Kaca mata dari berbagai gelas
Muka Perisai muka
Tangan/Jari Sarung tangan
Kaki Sepatu
Alat Pernafasan Respirator/masker khusus
Telinga Sumbat telinga, tutup telinga
Tubuh Pakaian kerja dari berbagai bahan
Daftar Alat Pelindung Tubuh Menurut Keperluannya
Faktor Bahaya Bagian Tubuh yang perlu
dilindungi
Alat Pelindung Diri
Benda berat dan keras Kepala, betis, tungkai Topi logam/plastik,
-
Kaki, pergelangan kaki,
jari kaki
lapisan pelindung
(deckker) dari kain, kulit,
logam
Sepatuh steelbox toe
Benda sedang tidak
terlalu berat
Kepala Topi Aluminium/plastik
Benda-benda besar
beterbangan
Kepala
Mata
Muka
Tangan, jari, lengan
Tubuh
Betis, tungkai, matakaki
Topi plastik/logam
Goggles (kaca mata yang
menutupi seluruh
samping mata, kaca mata
yang sampingnya
tertutup.
Tameng plastik
Sarung tangan lengan
panjang
Jaket/Jas kulit
Pelindung dari kulit,
berlapis logam dan tahan
api
Debu Mata
Goggles, kaca mata sisi
kiri kanan tertutup
-
Muka
Alat Pernafasan
Penutup muka dari
plastik
Respirator, masker
khusus
Percikan api atau logam Kepala
Mata
Muka
Jari, tangan, lengan
Betis, tungkai,
Matakaki, kaki
Tubuh
Topi plastik berlapis asbes
Goggles, kaca mata
Penutup muka dari
plastik
Sarung tangan asbes
berlengan panjang
Pelindung dari asbes
Sepatu kulit
Jaket asbes/kulit
Gas, asap, fumes Mata
Muka
Alat pernafasan
Tubuh
Jari, tangan, lengan
Goggles
Penutup muka khusus
Masker/masker khusus
Pakaian karet, plastik
dari bahan tahan kimia
Sarung tangan
-
Betis, tungkai
Matakaki dan kaki
plastik/karet, barrier
cream untuk kulit/badan
Pelindung dari
karet/plastic
Sepatuh konduktif
Cairan dan bahan-bahan
kimia
Kepala
Mata
Muka
Alat pernafasan
Jari, tangan dan lengan
Tubuh
Betis, tungkai
Mata kaki, kaki
Topi karet/plastik
Goggles
Penutup muka dari karet
Respirator khusus tahan
kimia
Sarung tangan
karet/plastik
Pakaian karet/plastik
Pelindung khusus
karet/plastik
Sepatuh
karet/plastik/kayu
Panas Kepala
Bagian lain
Topi plastik
Sarung tangan, pelindung
dari bahan tahan
-
Kaki
Mata
api/panas
Sepatuh dengan sol kayu
atau bahan tahan panas
Goggles dengan lensa
tahan infla merah
Basah dan air
Terpeleset jatuh
Terpotong, tergosok
Dermatoses (Radang
kulit)
Listrik
Bahan peledak
Mesin-mesin
Sinar menyilaukan
Percikan api dan sinar
silau pengelasan
Penyinaran sedang
Penyinaran kuat
Penyinaran radio aktif
Gas atau aerosol radio
aktif
Gaduh Suara/Kebisingan
-
K E L E L A H A N
PROSES TERJADINYA KELELAHAN
Kelelahan adalah suatu kondidsi dimana seseorang tidak dapat lagi melanjutkan
aktivitasnya
Kelelahan dapat berupa kelelahan fisiologis (fisik dan kimia) dan kelelahan
psikologis (mental dan fungsional).
Kelelahan fisiologis adalah kelelahan yang timbul akibat terjadinya perubahan
fisiologis dalam tubuh.
Secara fisiologis, tubuh manusia dapat dianggap sebagai mesin yang
mengonsumsi bahan bakar dan menghasilkan keluaran (output) berupa tenaga
yang berguna untuk melakukan aktivitas
-
Ada 5 mekanisme yang dilakukan tubuh manusia yaitu :
1. Sistem peredaran darah
2. Sistem pencernaan
3. Sistem otot
4. Sistem syaraf
5. Sistem pernafasan
Kelelahan terjadi karena terkumpulnya produk-produk sisa dalam otot dan
peredaran darah, dimana produk sisa bersifat membatasi kelangsungan aktivitas
otot. DKL produk sisa mempengaruhi serat-serat syaraf dan sistem syaraf pusat
sehingga menyebabkan orang menjadi lambat bekerja jika sudah lelah.
-
Perdaran darahMakanan
mengandung
Glikogen
Kontraksi Otot diikuti
reaksi kimia (Oksidasi
Glukosa) untuk
mengubah Glikogen
menjadi Tenaga, Panas
dan Asam Laktat
(produk sisa)
Fase pemulihan, Asam
Laktat diubah kembali
menjadi Glikogen dengan
adanya O2 dari pernafasan
sehingga otot bisa
bergerak secara kontinyu
Kerja dan pemulihan
harus seimbang
Tiga Mekanisme Penyebab Timbulnya Kelelahan
-
GLUKOSAOKSIDASIO2 PRODUK SISA SACROLACTIC
PHOSPATI
CO2
TERIKAT DALAM
DARAH
DIBUANG PADA
WAKTU
BERNAFAS
PEMBUANGAN
PRODUK SISA
HARUS SEIMBANG
DENGAN
PEMBENTUKANNYA
MAKANAN KARBOHIDRAT
Disimpan dalam HATI
dalam bentuk
GLIKOGEN
Diubah menjadi
Glukosa
1 cm3 darah
membawa 0,1 mm3
Glikogen dari HATI
Bekerja
menyebabkan
Glikogen dalam
HATI berkurang
Kelelahan terjadi jika konsentrasi GLIKOGEN dalam HATI
tinggal 0,7%
OKSIDASI
-
Keadaan normal udara yang
masuk melalui pernafasan kira-
kira 4 lt/menit.
Kerja keras memerlukan udara
kira-kira 15 lt/menit
Jika kadar OXIGEN dalam
udara yang diperoleh melalui
pernafasan kurang dari yang
dibutuhkan, KELELAHAN
akan terjadi.
Kelelahan terjadi karena
proses OKSIDASI dalam tubuh
untuk mengubah ASAM
LAKTAT menjadi H2O dan
CO2 agar mudah dibuang,
tidak seimbang dengan
pembentukannya.
ASAM LAKTAT terakumulasi
dalam OTOT dan PEREDARAN
DARAH
SIRKULASI UDARA
YANG BAIK
SANGAT PENTING
-
SEBELUM
BEKERJA
SEDANG
BEKERJA
SESUDAH
BEKERJA
WAKTU
K
O
N
S
U
M
S
I
O
X
I
G
E
N
KELELAHAN PSIKOLOGIS
Kelelahan psikologis atau biasa juga disebut kelelahan palsu,
1. timbul dari perasaan seseorang
2. kelihatan dengan tingkah laku
3. pendapat-pendapatnya yang tidak konsekwen lagi
4. jiwanya yang labil dengan adanya perubahan sekalipun
menyangkut diri dan lingkungannya sendiri
-
PENYEBAB KELELAHAN PSIKOLOGIS
1. Kurang minat dalam perkejaan
2. Berbagai penyakit
3. Monotoni
4. Keadaan lingkungan
5. Adanya hukum moral yang mengikat dan merasa tidak cocok
6. Tanggungjawab
7. Kekawatiran
8. Konflik-konflik
-
Kelelahan psikologis timbul karena adanya reaksi fungsional
dari pusat kesadaran yaitu Cortex Cerebri yang berkerja atas
dua pengaruh yang antagonistik yaitu :
1. Sistem penghambat ( inhibisi)
2. Sistem penggerak ( aktivasi )
Sistem penghambat terdapat dalam thalamus dan bersifat
menurunkan kemampuan manusia untuk bereaksi
Sistem penggerak terdapat dalam Formatio Retikularis yang
dapat bersifat merangsang pusat-pusat vegetatif untuk
konversi ergotropis dari peralatan-peralatan tubuh ke arah
reaksi
Keadaan seseorang untuk setiap keadaan ditentukan oleh dua
kondisi yang antagonis tersebut.
Bila sistem penggerak lebih kuat dari sistem penghambat maka
orang akan merasa segar untuk bekerja dan sebaliknya bila
sistem penghambat lebih kuat dari sistem penggerak, maka
orang tersebut akan merasa lelah.
-
Kulit Otak
Thalamus
(Sistem Penghambat )
Formasio Retikuler
(Sistem Penggerak) Sensitivitas Afferen
-
TANDA-TANDA DATANGNYA KELELAHAN
1. Perlemahan Kegiatan meliputi : Perasaan berat di kepala,
menjadi lelah seluruh badan, kaki terasa berat, menguap, pikiran
terasa kacau, mengantuk, mata terasa berat, kaku dan
canggung dalam gerekan, tidak seimbang dalam berdiri, merasa
ingin berbaring
2. Pelemahan Motivasi meliputi : Merasa susah berpikir, lelah
bicara, menjadi gugup, tidak dapat berkonsentrasi, tidak dapat
memusatkan perhatian terhadap sesuatu, cenderung lupa,
kurang kepercayaan diri,
cemas terhadap sesuatu, tidak dapat mengontrol sikap, tidak
dapat menekuni pekerjaan
3. Kelelahan Fisik Akibat Tekanan Psikologis meliputi : Sakit
kepala, kekakuan dibahu, merasa nyeri dipunggung, pernafasan
terasa tertekan, merasa haus, suara serak, merasa pening,
-
CARA-CARA MENGURANGI KELELAHAN
1. Sediakan kalori secukupnya sebagai input untuk tubuh
2. Bekerja dengan metode kerja yang baik seperti menerapkan prinsip ekonomi
gerakan
3. Perhatikan kemampuan tubuh, artinya pengeluaran tenaga tidak melebihi
pemasukannya dengan memperhatikan batasan-batasannya
4. Perhatikan waktu kerja. Atur waktu kerja, waktu istirahat, sarana-sarana kerja,
masa-masa libur dan rekreasi
5. Atur lingkungan fisik sebaik-baiknya seperti temperatur, kelembaban udara,
sirkulasi udara, pencahayaan, kebisingan, getaran mekanik, bau/wangi-wangian,
warna.
6. Usahakan mengurangi monotoni dan ketegangan akibat kerja gunakan warna
dan dekorasi tempat kerja yang serasi, sediakan musik, sediakan waktu olah
raga.
MANUSIA DAN PEKERJAAN
Beberapa Segi Manusia Dalam Kerja
-
Menurut W.S. Neff, Bekerja adalah kegiatan manusia mengubah keadaan-
keadaan tertentu dari alam lingkungan yang ditujukan untuk mempertahankan
dan memelihara kelangsungan hidupnya
Defenisi ini sangat luas, tetapi mencerminkan dorongan dasar dari bekerja yaitu
untuk mempertahankan dan memelihara kelangsungan hidup manusia.
Menurut Toole, Bekerja adalah kegiatan untuk menghasilkan sesuatu yang
bermanfaat bagi orang lain
Dalam defenisi ini terlihat dengan sangat jelas aspek social dari bekerja yaitu
bekerja untuk orang lain, mempersembahkan hasil karya untuk orang lain.
Lima Tingkatan Kebutuhan Hidup Manusia (menurut Maslow)
1. Kebutuhan Fisiologis, meliputi makanan, pakaian dan tempat tinggal
untuk berlindung dari panas, hujan dan dingin
2. Kebutuhan akan rasa aman. Ada kepastian perlindungan dari ancaman
terhadap jiwa dan harta benda dan jaminan kelangsungan hidup hari esok.
3. Kebutuhan Sosial, seperti bergaul dengan orang lain, diakui sebagai
bagian dari masyarakat.
4. Kebutuhan akan Harga Diri, seperti menunjukkan keberhasilan, dan
mendapatkan penghargaan
5. Kebutuhan untuk menyatakan eksistensi diri seperti yang diinginkan dan
dimampui.
Kebutuhan-kebutuhan tersebut dipenuhi manusia tingkat demi tingkat mulai dari
kebutuhan tingkat pertama sampai kebutuhan tingkat ke lima.
-
KEBUTUHAN FISOLOGIS
( SANDANG, PANGAN, PERUMAHAN )
KEBUTUHAN RASA AMAN
ADA JAMINAN KESELAMATAN JIWA DAN HARTA BENDA
KEBUTUHAN SOSIAL
(INGIN DITERIMA DAN DIAKUI SEBAGAI BAGIAN DARI
MASYARAKAT)
KEBUTUHAN AKAN PENGAKUAN DAN PENGHARGAAN
(KARYANYA DIAKUI DAN DIHARGAI)
KEBUTUHAN MENYATAKAN EKSISTENSI DIRI
SESUAI DENGAN KEMAMPUAN
(MENEMPATKAN DIRI PADA POSISI TERTENTU)
Manusia dan Pekerjaannya
Ketika manusia sudah berada dalam dunia pekerjaan, terdapat berbagai factor
yang mempengaruhi jalannya pekerjaan. Faktor-faktor ini penting untuk
diperhatikan, bukan hanya karena bersifat wajar secara manusiawi, tetapi juga
karena akan menimbulkan serangkaian kerugian bila tidak diperhatikan dan dapat
mandatangkan keuntungan bagi perusahaan bila diperhatikan dengan cermat.
-
Dilihat dari segi bahwa manusia adalah salah satu komponen sistem kerja, maka
faktor-faktor tersebut jelas harus diperhatikan jika dikehendaki suatu sistem kerja
yang optimal.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Kerja
Faktor utama yang dapat mempengaruhi keberhasilan kerja adalah kesesuaian
antara pekerja dengan pekerjaannya. Namun demikian masih banyak faktor lain
yang juga tidak kurang penting peranannya dalam mempengaruhi keberhasilan
kerja. Faktor-faktor tersebut dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
1. Kelompok faktor-faktor diri (individual).
Faktor-faktor ini biasa juga disebut faktor internal atau faktor pribadi pekerja
antara lain :
- Aptitude
- Sifat
- Sistem nilai
- Karakteristik fisik
- Minat
- Motivasi
- Usia
- Jenis kelamin
- Pendidikan
- Pengalaman
Karena faktor-faktor tersebut datangnya dari diri para pekerja dan melekat
pada diri pekerja bahkan sebelum pekerja itu bekerja, maka selain
pendidikan dan pengalaman biasanya factor-faktor tersebut sulit untuk
diubah.
Setiap pekerjaan mempunyai cirri-cirinya tersendiri yang masing-masing
menuntut pekerja macam apa yang dibutuhkan. Karena factor-faktor diri
tidak dapat diubah, maka agar suatu pekerjaan dapat dilaksanakan dengan
-
baik, haruslah dilakukan pemilihan/seleksi terlebih dahulu terhadap calon-
calon pekerja yang meliputi pengukuran terhadap kemampuan diri calon
pekerja dan penilaian kecocokannya dengan tuntutan pekerjaan.
Salah satu contohnya adalah aptitude test. Pengujian ini mengukur
kemampuan dasar manusia seperti kemampuan dasar mekanis, dan
kemampuan dasar psikomotoris yang menguji hal-hal seperti kecepatan
reaksi, kecepatan gerak, dan keterampilan tangan, dan lain-lain.
Kecocokan antara pekerja dengan pekerjaanya merupakan syarat penting
karena jika diabaikan maka hasil kerjanya akan rendah. Dengan jika
pekerja bersangkutan menyadari hal ini, apa lagi jika dengan demikian ia
kehilangan kesempatan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhannya melalui
pekerjaannya tersebut, maka hasil kerjanya akan lebih rendah lagi.
Terlebih lagi kalau sampai menimbulkan efek psikologis lain yang bias
berakibat fatal seperti kecelakaan kerja. Hal ini jelas tidak dikehendaki
baik oleh pekerja maupun perusahaan.
2. Faktor-faktor Situasional
Berbeda dengan faktor-faktor diri, faktor-faktor situasional ini hampir
seluruhnya berada di luar diri pekerja dan pada umumnya berada dalam
penguasaan pemimpin perusahaan untuk mengubahnya dan hampir semua
faktor ini dapat diubah. Faktor situasional ini masih dibedakan atas dua
subkelompok yaitu :
a. Faktor Sosial dan Keorganisasian yang meliputi :
- Karaktersirtik perusahaan
- Pendidikan dan pelatihan
- Pengawasan
- Penggajian
- Lingkungan sosial
-
Tidak semua kebutuhan manusia dapat dipenuhi dengan materi, bahkan
kadang-kadang kebutuhan non-materi dapat mengalahkan kehendak-
kehendak yang didasari dengan materi. Perlakuan sebagai manusia
dibutuhkan oleh setiap pekerja sekalipun mereka adalah salah satu
komponen sistem produksi. Bila berbicara tentang segi kemanusiaan dari
seorang pekerja, maka akan segera tampak berbagai kebutuhan non-materi
seperti rasa aman, rasa terjamin, ingin perlakuan yang adil, ingin
prestasinya diketahui dan dihargai orang lain, ingin berteman, ingin diakui
sebagai bagian dari masyarakat, bahkan ingin menonjol. Menurut
Hrezberg, sebagian besar dari hal-hal tersebut adalah motivator, yaitu jika
dipenuhi akan membuat seorang pekerja mendapatkan kepuasan kerja dan
semangat dalam bekerja yang akhirnya akan mendatangkan keberhasilan
kerja. Peranan perusahaan dalam hal ini sanagat besarseperti dalam
menciptakan iklim kerja yang baik, menjalankan kepemimpinan yang
baik, mengadakan hubungan-hubungan terbuka baik formal maupun
informal, penyelenggaraan sistem upah yang adil, sistem penghargaan
dan hukuman yang tepat, pelatihan-pelatihan yang cukup, pembagian
tugas dan tanggungjawab yang wajar.
b. Faktor Fisik yang meliputi
- Mesin dan peralatan kerja
- Bahan
- Metode kerja
- Lingkungan fisik tempat kerja
Hubungan antara manusia pekerja dengan mesin serta peralatan-
peralatannya dan lingkungan kerja dapat dilihat sebagai hubungan yang
unik karena interaksi antara komponen-komponen tersebut yang
membentuk sistem kerja tidak terlampau sederhana bahkan melibatkan
berbagai disiplin ilmu.
-
Pada pabrik-pabrik yang kecil dengan jumlah pekerja yang tidak besar,
hubungan antara para pekerja dapat berkembang erat termasuk antara
atasan dan bawahan. Selain itu pekerja dapat melihat barang hasil akhir
produksi yaitu barang yang dia turut mempunyai saham didalamnya.
Hal ini menimbulkan efek psikologis tersendiri yaitu berupa rasa bangga,
rasa berperan yang dapat menimbulkan kepuasan kerja.
Sebaliknya untuk sebuah pabrik besar yang produksinya bersifat massal,
jumlah mesin yang sangat banyak, dari berbagai jenis, dapat
menimbulkan ketegangan (stress) pada pekerja. Pembagian tugas yang
sempit atau spesialisasi yang ketat menyebabkan pekerjaan bersifat
terlampau berulang-ulang, kadang-kadang dengan siklus yang sangat
singkat, sangat rutin dan menjemukan.
Mesin yang berjalan cepat memerlukan kontrol yang ketat dari para
pekerja, bagi pekerja lebih hanya dirasakan bahwa dirinya justru dikontrol
oleh mesin yang tentunya terkesan merendahkan kemanusiaannya.
Besarnya pabrik membuat pekerja tidak melihat hasil akhir produksi dan
hal ini bisa berakibat hilangnya rasa berjasa/berperan dan menyebabkan
berkurangnya rasa tanggungjawab.
Pabrik besar yang serba otomatis pun dapat menimbulkan ketegangan
dalam mengawasi panel-panel kontrol otomatis yang ada karena harus
selalu siap dengan keputusan-keputusan yang tepat bila terjadi masalah
untuk mengamankan seluruh proses.
-
Faktor-faktor yang mempengaruhi Keberhasilan Kerja
Faktor Diri
(Individu)
Faktor Sosial
KeorganisasianFaktor Fisik
1. Aptitude
2. Sifat
3. Sistem nilai
4. Karakteristik fisik
5. Minat
6. Motivasi
7. Usia
8. Jenis Kelamin
9. Pendidikan
10. Pengalaman
1. Karakteristik Perusahaan
2. Pendidikan dan Latihan
3. Pengawasan
4. Perupahan
5. Lingkungan Sosial
1. Mesin
2. Peralatan Kerja
3. Bahan
4. Lingkungan Fisik
5. Metode Kerja
Hasil Kerja Manusia dan Pengendaliannya
Manusia dalam bekerja mempunyai keterbatasan dalam hal kemampuan fisik.
Oleh karena itu perlu pengendalian untuk mendapatkan hasil kerja yang optimal.
Perlu dilakukan pengukuran aktivitas manusia. Selama bekerja manusia
mengeluarkan tenaga dari dalam tubuhnya yang akhirnya menuju kepada
terjadinya kelelahan.
Mengukur Aktivitas Manusia
-
Setiap hari manusia terlibat dengan kegiatan-kegiatannya, apakah itu bekerja atau
bergerak semuanya memerlukan tenaga. Yang penting harus diperhatikan adalah
bagaimana mengatur kegiatan ini sedemikian rupa sehingga posisi tubuh saat
bekerja atau bergerak selalu ada dalam keadaan nyaman tanpa mempengaruhi
hasil kerja.
Tubuh manusia dapat dianggap sebagai mesin, dimana untuk melaksanakan
kegiatannya dibatasi oleh serangkaian hukum alam. Kemampuan manusia untuk
melaksanakan berbagai kegiatan tergantung pada struktur fisik dari tubuhnya yang
terdiri dari struktur tulang, otot-otot rangka, sistem saraf dan proses
metabolismenya. Dua ratus enam tulang manusia membentuk rangka yang
berfungsi untuk melindungi dan melaksanakan tugas-tugas fisik.
Semua kegiatan tubuh manusia memerlukan tenaga. Tenaga tersebut diperoleh
karena adanya proses metabolisme dalam otot yaitu berupa sekumpulan proses-
proses kimia yang mengubah bahan makanan menjadi dua bentuk yaitu kerja
mekanis dan panas.
Yang dimaksud dengan pengukuran aktifitas kerja manusia adalah mengukur
besarnya tenaga yang dibutuhkan oleh seorang pekerja untuk melaksanakan
pekerjaannya. Tenaga yang dikeluarkan biasanya diukur dalam satuan kilokalori.
Ada dua kriteria yang umum digunakan untuk mengukur aktifitas manusia yaitu :
1. Kriteria fisiologis
2. Kriteria operasional
Kriteria Fisiologis
Kriteria fisiologis dari kegiatan manusia biasanya diukur berdasarkan kecepatan
denyut jantung dan pernafasan. Usaha untuk menentukanbesarnya tenaga yang
-
setepat-tepatnya berdasarkan kriteria ini agak sulit, karena perubahan fisik dari
keadaan normal menjadi keadaan fisik aktif akan melibatkan beberapa fungsi
fisiologis yang lain seperti tekanan darah, peredaran udara dalam paru-paru,
jumlah oksigen yang digunakan, jumlah karbon dioksida yang dihasilkan,
temperatur badan, banyaknya keringat dan komposisi kimia dalam darah dan
urine. Secara luas dapat dikatakan bahwa kecepatan denyut jantung dan
pernafasan dipengaruhi oleh tekanan psikologis, tekanan oleh lingkungan, tekanan
akibat kerja keras. Dengan demikian pengukuran aktifitas manusia dengan kriteria
fisiologis akan memberikan hasil yang benar jika faktor-faktor yang
mempengaruhi dapat dihilangkan atau dibuat sekecil mungkin.
Volume udara yang dibutuhkan selama bekerja dipakai sebagai dasar menentukan
jumlah kalori yang diperlukan selama kerja atas dasar persamaan 1 liter oksigen =
4,7 5,0 kilokalori/menit.
Kriteria Operasional
Kriteria operasional melibatkan teknik-teknik untuk mengukur atau
menggambarkan hasil-hasil yang bisa dilakukan tubuh atau anggota-anggota
tubuh pada saat melaksanakan kegiatannya. Secara umum gerakan yang dapat
dilakaukan tubuh dan anggota tubuh dapat dibagi dalam bentuk-bentuk : range
(rentangan) gerakan, pengukuran aktifitas berdasarkan kekuatan, ketahanan,
kecepatan dan ketetlitian. Untuk mengukur aktifitas-aktifita tersebut digunakan
bermacam-macam alat ukur seperti : alat pengukur tegangan, dan dinamometer.
Pengukuran aktivitas fisik berdasarkan range gerakan, digunakan untuk jenis
pekerjaan yang berulang dan tetap. Hasil gerakan tubuh dikatakan menurun atau
meningkat jika range gerakannya makin kecil atau makin besar. Alat populer yang
digunakan untuk pengukuran seperti ini adalah platform gaya.
Pengukuran aktrivitas fisik berdasarkan kekuatan dan daya tahan pada hakekatnya
tidak hanya ditentukan oleh kekuatan otot saja, tetapi juga dipengaruhi oleh
faktor-faktor subjektif lainnya seperti besarnya tenaga yang dikeluarkan,
-
kecepatan kerja, cara dan sikap melaksanakan kerja , kebiasaan olah raga, jenis
kelamin, umur, daya reaksi, stabilitas, letak poisisi beban, arah gerakan anggota
tubuh.
Mengukur Aktivitas Manusia
KRITERIA FISIOLOGIS KRITERIA OPERASIONAL
Berdasarkan Kecepatan
Denyut Jantung dan
Pernafasan
Didasarkan pada Kekuatan,
Ketahanan, Kecepatan, dan
Ketelitian
Mengukur aktivitas manusia adalah mengukur berapa besarnya tenaga yang
diperlukan oleh seorang pekerja untuk melaksanakan pekerjaannya.
Tenaga tersebut dukur dalam satuan kilo kalori. (1 Liter O2 = 4,7 - 5 kkal/menit)
Kriteris Fisologis agak sulit diterapkan karena perubahan fisik dari
keadaan normal ke keadaan aktip banyak dipengaruhi oleh beberapa
fungsi fisiologis lain seperti :
1. tekanan darah
2. peredaran udara dalam paru-paru
3. jumlah oksigen yang digunakan
4. banyaknya CO2 yang dihasilkan
5. banyaknya tenaga yang digunakan
6. temperatur badan
7. banyaknya keringat dan komposisi kimia dalam urine dan darah
-
Kecepatan denyut jantung dan kecepatan pernafasan dipengaruhi oleh :
1. Tekanan psikologis
2. Tekanan oleh lingkungan
3. Tekanan akibat kerja keras
Ketiga hal tersebut mempunyai pengaruh yang sama
Proses Terjadinya Kelelahan
Banyak defenisi yang diberikan tentang kelelahan, tetapi secara garis besarnya
dapat dikatakan bahwa kelelahan merupakan suatu pola yang timbul pada suatu
keadaan yang secara umum terjadi pada setiap individu yang sudah tidak sanggup
lagi untuk melakukan aktivitasnya. Pada dasarnya pola ini ditimbulkan oleh dua
hal yaitu : akibat kelelahan fisiologis (fisik atau kimia) dan akibat kelelahan
psikologis (mental fungsional).
Yang dimaksud dengan kelelahan fisiologis adalah kelelahan yang timbul karena
adanya perubahan-perubahan fisiologis dalam tubuh. Dari segi fisiologis, tubuh
manusia dapat dianggap sebagai mesin yang mengosumsi bahan bakar dan
memberikan keluaran berupa tenaga yang berguna untuk melakukan aktivitas
sehari-hari.
Pada prinsipnya ada lima mekanisme yang dilakukan tubuh yaitu :
1. Sistem peredaran
2. Sistem pencernaan
3. Sistem otot
4. Sistem saraf
5. Sistem pernafasan.
-
Ada 5 mekanisme yang dilakukan tubuh manusia yaitu :
1. Sistem peredaran darah
2. Sistem pencernaan
3. Sistem otot
4. Sistem syaraf
5. Sistem pernafasan
Kelelahan terjadi karena terkumpulnya produk-produk sisa dalam otot dan
peredaran darah, dimana produk sisa bersifat membatasi kelangsungan aktivitas
otot. DKL produk sisa mempengaruhi serat-serat syaraf dan sistem syaraf pusat
sehingga menyebabkan orang menjadi lambat bekerja jika sudah lelah.
Kerja fisik yang kontinyu berpengaruh terhadap kelima mekanisme tersebut baik
secara sendiri-sendiri maupun sekaligus. Kelelahan terjadi karena terkumpulnya
produk-produk sisa dalam otot dan peredaran darah, dimana produk-produk sisa
ini bersifat bisa membatasi kelangsungan aktivitas otot. Atau mungkin bisa
dikatakan bahwa produk-produk sisa ini mempemgaruhi serat-serat saraf dan
sistem saraf pusat sehingga menyebabkan orang menjadi lambat bekerja jika
sudah lelah.
Makanan yang mengandung glikogen, mengalir dalam tubuh melalui peredaran
darah. Setiap kontraksi otot selalu diikuti oleh reaksi kimia (oksidasi glukosa)
yang mengubah glikogen menjadi tenaga, panas dan asam laktat (produk sisa).
Dalam tubuh dikenal fase pemulihan yaitu suatu proses untuk mengubah asam
laktat mengubah glikogen kembali dengan adanya oksigen dari pernafasan,
sehingga memungkinkan otot-otot bisa bergerak secara kontinyu, berarti
keseimbangan kerja dapat dicapai dengan baik. Apabila kerja fisik tidak terlalu
berat. Pada adasarnya kelelahan itu timbul karena akumulasi produk sisa dalam
-
otot atau peredaran darah yang disebabkan ketidakseimbangan antara kerja dan
proses pemulihan.
Secara lebih jelas, terdapat tiga mekanisme penyebab timbulnya kelelahan fisik
yaitu
1.Oksidasi glukosa dalam otot menghasilkan CO2, Sacrolactic, Phosphati, dan
sebagainya. Zat-zat tersebut terikat dalam darah yang kemudian dikeluarkan
waktu bernafas. Kelelahan terjadi apabila pembentukan zat-zat tersebut tidak
seimbang dengan proses pengeluarannya, sehingga terjadi penimbunan dalam
jaringan otot yang dapat mengganggu kegiatan otot selanjutnya.
2.Karbohidrat yang bersal dari makanan diubah menjadi glukosa dan disimpan
dalam hati dalam bentuk glikogen. Setiap 1 cm3 darah normal akan membawa
1 mm3 glukosa, berarti setiap sirkulasi darah hanya membawa 0,1% dari
jumlah glikogen yang ada dalam hati. Karena bekerja persediaan glikogen
dalam hati akan semakin berkurang. Kelelahan akan timbul jika konsentrasi
glikogen dalam hati tinggal 0,7%.
3. Dalam keadaan ormal, jumlah udara yang masuk melalui pernafasan kira-kira
4 liter/menit. Dalam kondisi kerja berat, dibutuhkan udara kira-kira 15
liter/menit. Ini berarti bahwa pada suatu tingkat kerja tertentu, akan terjadi
suatu keadaan dimana jumlah oksigen yang masuk melalui pernafasan lebih
sedikit dari yang dibutuhkan. Jika kondisi tersebut terjadi, maka kelelahan
akan timbul, karena reaksi oksidasi dalam tubuh untuk mengurangi asam
laktat menjadi H2O dan CO2 untuk bisa dikeluarkan dari dalam tubuh menjadi
tidak seimbang dengan pembentuk asam laktat. Dengan demikian akan terjadi
akumulasi asam laktat dalam otot dan peredaran darah.
-
Perdaran darahMakanan
mengandung
Glikogen
Kontraksi Otot diikuti
reaksi kimia (Oksidasi
Glukosa) untuk
mengubah Glikogen
menjadi Tenaga, Panas
dan Asam Laktat
(produk sisa)
Fase pemulihan, Asam
Laktat diubah kembali
menjadi Glikogen dengan
adanya O2 dari pernafasan
sehingga otot bisa
bergerak secara kontinyu
Kerja dan pemulihan
harus seimbang
-
Tiga Mekanisme Penyebab Timbulnya Kelelahan
1.
GLUKOSAOKSIDASIO2 PRODUK SISA SACROLACTIC
PHOSPATI
CO2
TERIKAT DALAM
DARAH
DIBUANG PADA
WAKTU
BERNAFAS
PEMBUANGAN
PRODUK SISA
HARUS SEIMBANG
DENGAN
PEMBENTUKANNYA
2.
-
MAKANAN KARBOHIDRAT
Disimpan dalam HATI
dalam bentuk
GLIKOGEN
Diubah menjadi
Glukosa
1 cm3 darah
membawa 0,1 mm3
Glikogen dari HATI
Bekerja
menyebabkan
Glikogen dalam
HATI berkurang
Kelelahan terjadi jika konsentrasi GLIKOGEN dalam HATI
tinggal 0,7%
OKSIDASI
3.
Keadaan normal udara yang
masuk melalui pernafasan kira-
kira 4 lt/menit.
Kerja keras memerlukan udara
kira-kira 15 lt/menit
Jika kadar OXIGEN dalam
udara yang diperoleh melalui
pernafasan kurang dari yang
dibutuhkan, KELELAHAN
akan terjadi.
Kelelahan terjadi karena
proses OKSIDASI dalam tubuh
untuk mengubah ASAM
LAKTAT menjadi H2O dan
CO2 agar mudah dibuang,
tidak seimbang dengan
pembentukannya.
ASAM LAKTAT terakumulasi
dalam OTOT dan PEREDARAN
DARAH
SIRKULASI UDARA
YANG BAIK
SANGAT PENTING
-
Tempat Kerja yang Sesuai untuk Manusia
Lingkungan fisik tempat kerja dapat berarti semua keadaan yang berada
disekitar tempat kerja yang dapat mempengaruhi para pekerja baik langsung
maupun tidak langsung.
Faktor-faktor lingkungan kerja yang dapat mempengaruhi para pekerja
antara lain :
LINGKUNGAN FISIK TEMPAT KERJA
YANG MEMPENGARUHI KEGIATAN MANUSIA
1. Temperatur
2. Kelembaban
3. Sirkulasi Udara
4. Pencahayaan
5. Kebisingan
6. Getaran Mekanik
7. Bau-bauan
8. Warna
-
Temperatur
Kondisi temperatur yang optimum bagi manusia adalah 240 C. Temperatur yang
terlalu rendah, misalnya 100 C akan mengakibatkan kekakuan fisik yang ekstrim.
Temperatur 29,50 C, dapat menyebabkan aktivitas mental dan daya tanggap
menurun dan mulai membuat kesalahan dalam pekerjaan. Temperatur sampai 490
C, dapat ditahan sampai 1 jam tetapi jauh diatas tingkat kemampuan fisik dan
mental.
Kelembaban udara
Yang dimaksud dengan kelembaban adalah banyaknya air yang terkandung dalam
udara, biasa dinyatakan dalam persentase. Kelembaban sangat berhubungan atau
dipengaruhi oleh temperature udara. Secara bersama-sama, temperature,
kelembaban, kecepatan udara bergerak dan radiasi panas dari udara akan
mempengaruhi keadaan tubuh manusia pada saat menerima atau melepaskan
panas dari tubuhnya.
Suatu keadaan dimana temperature udara sangat panas kelembabannya tinggi,
akan menimbulkan pengurangan panas dari tubuh secara besar-besaran, karena
system penguapan; dan pengaruh lain ialah makin cepatnya denyut jantung karena
makin aktifnya peredaran darah untuk memenuhi kebutuhan akan oksigen.
Sebagaimana kita ketahui, bahwa tubuh manusia selalu berusaha untuk mencapai
keseimbangan antara panas tubuhnya dengan suhu disekitarnya. Keseimbangan
tersebut akan memenuhu rumus:
M + R + C E = O
dimana: M = panas yang diperoleh dari proses metabolisme
R = perubahan panas karen radiasi
C = perubahan panas karena konveksi
E = hilangnya tenaga akibat penguapan
-
R dan C berharga (+) jika temperatur diluar tubuh lebih panas dibanding suhu
tubuh, berarti tubuh menerima panas dari lingkungan, dan sebaliknya, jika R dan
C berharga (-) apabila suhu tubuh lebih panas dibandingkan temperatur luar.
Jika temperatur udara panas dan kelembabannya tinggi, maka rumus
keseimbangan akan menjadi: M + R + C E = O. Ini menunjukkan suatu keadaan
dimana tubuh kehilangan tenaga akibat penguapan, dan ini harus diimbangi
terutama oleh akibat penguapan, dan ini harus diimbangi terutama proses
metabolisme yang untuk berlangsungnya memerlukankan banyak oksigen;
artinya, makin panas dan makin lembab keadaan lingkungan, makin banyak
oksigen yang diperlukan untuk metabolisme, dan makin cepat peredaran darah
sehingga makin cepat pula denyut jantung. Keadaan ini sangat berbahaya bagi
orang-orang tua atau mereka yang lemah jantung.
Sirkulasi udara
Udara disekitar kita mengandung 21% O2, 78% N2, 0,03% CO2, 0,97% gas
lainnya. Oxigen merupakan gas yang sangat dibutuhkan oleh mahluk hidup,
khusunya manusia untuk menjaga kelangsungan hidup, khususnya untuk proses
metabolisme. Udara menjadi kotor apabila kadar oxigen dalan udara sudah
berkurang dan trelah tercampur dengan gas-gas lain dan bau-bauan. Udara kotor
dapat dirasakan dengan sesaknya pernafasan dan tidak boleh dibiarkan
berlangsung lama karena akan mengganggu proses metabolisme dalam tubuh dan
mempercepat terjadinya kelelahan.
Tingkat beban kerja menurut variabel faal
Variabel Faal
Beban Faal
Sangat
Ringan
Ringan Agak
berat
Berat Sangat
berat
Luar
biasa
berat
-
Pemakaian O2
(Ltr/menit)
0,5 0,5 1 1,0
1,5
1,5
2,0
2,0 2,5 2,5
Kalori per menit 2,5 2,5 5, 5,0
7,5
7,5 10 10 12,5 12,5
Denyut Jantung per
menit
75 -
100
100
125
125 -
150
150 -175 175
Suhu rektal oC 37,5
38,0
38
38,5
38,5 -39,5 39
Kecepatan
berkeringat
(mL/jam) untuk kerja
8 jam
200 -
400
400 -
800
600 - 800 800
Pencahayaan
Pencahayaan sangat mempengaruhi kemampuan manusia untuk melihat objek-
objek secara jelas. Pencahayaan harus dirancang sedemikian sehingga tidak
menimbulkan kelelahan mata. Pencahayaan harus disesuaikan dengan jenis
pekerjaan yang dilaksanakan dalam ruang kerja. Pencahaayn untuk pekerjaan
kasar tenrtu berbeda dengan pencahayaan yang dibutuhkan untk perkerjaan halus,
seperti membaca, menggambar dan menulis.
Kebisingan
Kebisingan sangat erat hubungannya dengan sistem pendengaran. Kondisi ruang
kerja ayang sangat bising akan mempercepat kerusakan sistem pendengaran,
sehingga untuk jenis pekerjaan tersebut para pekerja harus menggunakan
pelindung telinga, karena kalau tidak akan menimbulkan ketulian khususnya
untuk kebisingan sampai 110 db.
-
Ada tiga aspek yang menentukan kualitas bunyi yang bisa menentukan tingkat
gangguan kepada manusia yaitu :
1. Lama/durasi bunyi
2. Intensitas bunyi
3. Frekuensi bunyi
Makin lama telinga mendengar kebisingan, makin buruk akibatnya yaitu
kemampuan pendengaran semakin berkurang.
Tabel Skala Intensitas Kebisingan
Tingkat Kebisingan Level (dB) Keterangan
120
Batas Dengar Tertinggi
-
Menulikan
Sangat hiruk
Kuat
Sedang
Tenang
Sangat tenang
110
100
90
80
70
60
50
40
30
20
10
Hallintar
Mesin Uap
Meriam
Jalan hiruk pikuk
Perusahaan sangat gaduh
Pluit Polisi
Kantor gaduh
Jalan pada umumnya
Radio
Perusahaan
Rumah gaduh
Kantor umumnya
Percakapan kuat
Radio pelan
Rumah tenang
Kantor perorangan
Auditorium
Percakapan pelan
Suara dedaunan
Berbisik
-
0 Batas dengan terendah
Getaran mekanik
Sesuai dengan namanya, getaran mekanik dapat diartikana sebagai getaran yang
ditimbulkan oleh peralatan mekanik, yang sebagian getarannya sampai ke tubuh
manusia dan dapat menimbulkan kondisi yang tidak diinginkan.
Besarnya getaran mekanik ditentukan oleh intensitasnya (meter/detik), dan
frekuensi getar (getaran/detik). Getaran mekanis umumnya sangat mengganggu
tubuh karena ketidak-teraturannya, baik intensitas ataupun frekuensinya.
Organ-organ tubuh mempunyai frekuensi alami yang berbeda antara organ tubuh
yang satu dengan organ tubuh lainnya. Gangguan terbesar terhadap organ tubuh
tertentu terjadi bila frekuensi alami beresonansi dengan frekuensi getaran
mekanis.
Getaran mekanik dapat mempengaruhi konsentrasi kerja, mempercepat kelelahan,
menyebabkan timbulnya beberapa penyakit antara lain terhadap mata, syaraf,
peredaran darah, otot, tulang.
Bau-bauan
Bau-bauan disekitar tempat kerja dapat dianggap sebagai pencemaran terutama
bau yang mengganggu konsentrasi kerja. Bau sangat erat hubungannya dengan
penciuman. Bau yang tidak sedap seperti sampah busuk atau bangkai binatang
akan sangat mengganggu konsentrasi kerja.
Temperatur dan kelembaban merupakan dua faktor lingkungan yang
mempengaruhi tingkat ketajaman penciuman seseorang. Oleh karena itu
-
pemakaian penyejuk udara (Air Conditioning) yang tepat merupakan salah satu
cara yang bisa digunakan untuk menghilaangkan bau-bauan yang mengganggu
disekitar tempat kerja.
W a r n a
Warna sangat berpengaruh dan memberi kesan tertentu pada tempat kerja.
Pemberian warna tempat kerja hendaknya disesuaikan dengan pekerjaan yang
akan berlangsung, ukuran ruang, dan selera warna para pekerja. Dalam hal ini
yang terutama harus diperhatikan adaalah warna dinding/tembok ruangan tempat
kerja. Warna bukan hanya berpengaruh terhadap kemampuan mata melihat objek,
tetapi warna disekitar tempat kerja juga berpengaruh secara psikologis kepada
para pekerja.
Menurut hasil penelitian , setiap warna memberikan pengaruh psikologis yang
berbeda-beda terhadap manusia. Misalnya, warna merah bersifat merangsang,
warna kuning memberi kesan yang luas dan legah, warna hijau atau biru
memberikan kesan sejuk, aman dan menyegarkan. Warna gelap memberikan
kesan sempit dan warna terang memberikan kesan leluasa.
Dalam keadaan dimana ruangan ruangan terasa sempit, warna yang sesuai dapat
menghilangkan kesan tersebut. Hal in secara psikologis akan menguntungkan,
karena kesan sempit cenderung menimbulkan ketegangan.
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
(K3)
1. Teknik Tata Cara Kerja ( Method Engineering )
-
2. Manusia dan Pekerjaan ( Defenisi bekerja, kebutuhan manusia,
pengendalian hasil kerja, factor lingkungan yang mempengaruhi
kerja manusia, kelelahan )
3. E r g o n o m i
4. Studi Gerakan dan Ekonomi Gerakan
5. Standar K3 untuk berbagai bidang pekerjaan
6. K3 untuk bidang kerja kelistrikan
-
TEKNIK TATA CARA KERJA
Teknik Tata Cara Kerja adalah Ilmu yang digunakan untuk mempelajari prinsip-
prinsip dan teknik-teknik untuk mendapatkan rancangan sistem kerja yang
terbaik.
TEKNIK TATA CARA KERJABERBAGAI DISIPLIN ILMU
TEKNIK INDUSTRI
KONDISI OPTIMAL
SISTEM PRODUKSI
KOMPONEN SISTEM PRODUKSI
1. MANUSIA
2. MESIN / PERALATAN
3. BAHAN BAKU
4. UANG
interaksi
SISTEM KERJA YANG AMAN DAN
NYAMAN
-
KERJA MINIMUM KERJA MAKSIMUM
KERJA OPTIMAL
1. Hasil sangat sedidkit
2. Bisa tahan lama1. Hasil banyak
2. Tidak tahan lama
-
F.W. TAYLOR F.B. GILBRETH
TIME STUDY
(STUDI WAKTU)
MOTION STUDY
(STUDI GERAKAN)
TIME AND MOTION STUDY
( STUDI WAKTU DAN GERAKAN )
HASIL KERJA
ditentukan oleh :
1. Lama waktu kerja
2. Lama waktu istirahat
3. Frekuensi istirahat
HASIL KERJA ditentukan
oleh Efisiensi gerakan pada
waktu bekerja
METHOD ENGINEERING
( TEKNIK TATA CARA KERJA )
LATAR BELAKANG MUNCULNYA TEKNIK TATA CARA KERJA
-
PEKERJAPEKERJAAN
(JOB)COCOK ATAU MATCH ?
KERJA OPTIMUMEFEKTIFITAS DAN EFISIENSI
KERJA TINGGIPRODUKTIFITAS TINGGI
CALON PEKERJACALON PEKERJAAN
(JOB)
PROSES SELEKSIUJI PENGETAHUAN
danKEMAMPUAN DASAR PSIKOMOTORIS
-
KRITERIA SISTEM KERJA YANG BAIK
Suatu sistem kerja yang baik dapat diukur dengan
kriteria berikut :
1. Banyaknya tenaga yang digunakan
2. Banyaknya waktu yang digunakan
3. Banyaknya biaya yang dihabiskan
4. Efek psikologis dan Sosiologis yang ditimbulkan
HASIL KERJA MANUSIA DAN PROSES PENGENDALIANNYA
Tubuh mnusia dapat dianggap sebagai mesin yang dalam
kegiatannya dibatasi ole hukum-hukum alam
Kekuatan manusia tergantung dari struktur fisik tubuh manusia
-
Struktur fisik tubuh manusia terdiri dari :
1. Struktur tulang
2. Otot-otot rangka
3. Sistem syaraf
4. Proses metabolisme
Metabolisme dalam otot (serangkaian Reaksi kimia) untuk mengubah bahan
makanan menjadi dua bentuk yaitu:
1. Kerja Mekanis
2. Panas
-
PROSES TERJADINYA KELELAHAN
Kelelahan adalah suatu kondidsi dimana seseorang tidak dapat lagi melanjutkan
aktivitasnya
Kelelahan dapat berupa kelelahan fisiologis (fisik dan kimia) dan kelelahan
psikologis (mental dan fungsional).
Kelelahan fisiologis adalah kelelahan yang timbul akibat terjadinya perubahan
fisiologis dalam tubuh.
Secara fisiologis, tubuh manusia dapat dianggap sebagai mesin yang
mengonsumsi bahan bakar dan menghasilkan keluaran (output) berupa tenaga
yang berguna untuk melakukan aktivitas
Ada 5 mekanisme yang dilakukan tubuh manusia yaitu :
1. Sistem peredaran darah
2. Sistem pencernaan
3. Sistem otot
4. Sistem syaraf
5. Sistem pernafasan
-
Kelelahan terjadi karena terkumpulnya produk-produk sisa dalam otot dan
peredaran darah, dimana produk sisa bersifat membatasi kelangsungan aktivitas
otot. DKL produk sisa mempengaruhi serat-serat syaraf dan sistem syaraf pusat
sehingga menyebabkan orang menjadi lambat bekerja jika sudah lelah.
Perdaran darahMakanan
mengandung
Glikogen
Kontraksi Otot diikuti
reaksi kimia (Oksidasi
Glukosa) untuk
mengubah Glikogen
menjadi Tenaga, Panas
dan Asam Laktat
(produk sisa)
Fase pemulihan, Asam
Laktat diubah kembali
menjadi Glikogen dengan
adanya O2 dari pernafasan
sehingga otot bisa
bergerak secara kontinyu
Kerja dan pemulihan
harus seimbang
-
Tiga Mekanisme Penyebab Timbulnya Kelelahan
GLUKOSAOKSIDASIO2 PRODUK SISA SACROLACTIC
PHOSPATI
CO2
TERIKAT DALAM
DARAH
DIBUANG PADA
WAKTU
BERNAFAS
PEMBUANGAN
PRODUK SISA
HARUS SEIMBANG
DENGAN
PEMBENTUKANNYA
-
MAKANAN KARBOHIDRAT
Disimpan dalam HATI
dalam bentuk
GLIKOGEN
Diubah menjadi
Glukosa
1 cm3 darah
membawa 0,1 mm3
Glikogen dari HATI
Bekerja
menyebabkan
Glikogen dalam
HATI berkurang
Kelelahan terjadi jika konsentrasi GLIKOGEN dalam HATI
tinggal 0,7%
OKSIDASI
Keadaan normal udara yang
masuk melalui pernafasan kira-
kira 4 lt/menit.
Kerja keras memerlukan udara
kira-kira 15 lt/menit
Jika kadar OXIGEN dalam
udara yang diperoleh melalui
pernafasan kurang dari yang
dibutuhkan, KELELAHAN
akan terjadi.
Kelelahan terjadi karena
proses OKSIDASI dalam tubuh
untuk mengubah ASAM
LAKTAT menjadi H2O dan
CO2 agar mudah dibuang,
tidak seimbang dengan
pembentukannya.
ASAM LAKTAT terakumulasi
dalam OTOT dan PEREDARAN
DARAH
SIRKULASI UDARA
YANG BAIK
SANGAT PENTING
-
SEBELUM
BEKERJA
SEDANG
BEKERJA
SESUDAH
BEKERJA
WAKTU
K
O
N
S
U
M
S
I
O
X
I
G
E
N
KELELAHAN PSIKOLOGIS
Kelelahan psikologis atau biasa juga disebut kelelahan palsu,
1. timbul dari perasaan seseorang
2. kelihatan dengan tingkah laku
3. pendapat-pendapatnya yang tidak konsekwen lagi
4. jiwanya yang labil dengan adanya perubahan sekalipun
menyangkut diri dan lingkungannya sendiri
-
PENYEBAB KELELAHAN PSIKOLOGIS
1. Kurang minat dalam perkejaan
2. Berbagai penyakit
3. Monotoni
4. Keadaan lingkungan
5. Adanya hukum moral yang mengikat dan merasa tidak cocok
6. Tanggungjawab
7. Kekawatiran
8. Konflik-konflik
-
Kelelahan psikologis timbul karena adanya reaksi fungsional
dari pusat kesadaran yaitu Cortex Cerebri yang berkerja atas
dua pengaruh yang antagonistik yaitu :
1. Sistem penghambat ( inhibisi)
2. Sistem penggerak ( aktivasi )
Sistem penghambat terdapat dalam thalamus dan bersifat
menurunkan kemampuan manusia untuk bereaksi
Sistem penggerak terdapat dalam Formatio Retikularis yang
dapat bersifat merangsang pusat-pusat vegetatif untuk
konversi ergotropis dari peralatan-peralatan tubuh ke arah
reaksi
Keadaan seseorang untuk setiap keadaan ditentukan oleh dua
kondisi yang antagonis tersebut.
Bila sistem penggerak lebih kuat dari sistem penghambat maka
orang akan merasa segar untuk bekerja dan sebaliknya bila
sistem penghambat lebih kuat dari sistem penggerak, maka
orang tersebut akan merasa lelah.
-
Kulit Otak
Thalamus
(Sistem Penghambat )
Formasio Retikuler
(Sistem Penggerak) Sensitivitas Afferen
-
TANDA-TANDA DATANGNYA KELELAHAN
1. Perlemahan Kegiatan meliputi : Perasaan berat di kepala,
menjadi lelah seluruh badan, kaki terasa berat, menguap, pikiran
merasa kacau, mengantuk, mata terasa berat, kaku dan
canggung dalam gerekan, tidak seimbang dalam berdiri, merasa
ingin berbaring
2. Pelemahan Motivasi meliputi : Merasa susah berpikir, lelah
bicara, menjadi gugup, tidak dapat berkonsentrasi, tidak dapat
memusatkan perhatian
erhadap sesuatu, cenderung lupa, kurang kepercayaan diri,
cemas terhadap sesuatu, tidak dapat mengontrol sikap, tidak
dapat menekuni pekerjaan
3. Kelelahan Fisik Akibat Tekanan Psikologis meliputi : Sakit
kepala, kekakuan dibahu, merasa nyeri dipunggung, pernafasan
terasa tertekan, merasa haus, suara serak, merasa pening,
-
CARA-CARA MENGURANGI KELELAHAN
1. Sediakan kalori secukupnya sebagai input untuk tubuh
2. Bekerja dengan metode kerja yang baik seperti menerapkan prinsip ekonomi
gerakan
3. Perhatikan kemampuan tubuh, artinya pengeluaran tenaga tidak melebihi
pemasukannya dengan memperhatikan batasan-batasannya
4. Perhatikan waktu kerja. Atur waktu kerja, waktu istirahat, sarana-sarana kerja,
masa-masa libur dan rekreasi
5. Atur lingkungan fisik sebaik-baiknya seperti temperatur, kelembaban udara,
sirkulasi udara, pencahayaan, kebisingan, getaran mekanik, bau/wangi-wangian,
warna.
6. Usahakan mengurangi monotoni dan ketegangan akibat kerja gunakan warna
dan dekorasi tempat kerja yang serasi, sediakan musik, sediakan waktu olah
raga.
-
STANDAR-STANDAR K3 SECARA UMUM
Setiap organ/bagian tubuh harus mendapat perlindungan
yang baik selama melakukan aktivitas/kerja
Tangan dengan sarung tangan
Telinga dengan pelindung telinga
Kepala dengan Helm
Kaki dengan sepatuh
Mata dengan kaca mata
Hidung dengan masker
Gunakan pakaian kerja sebagaimana mestinya sesuai
jenis pekerjaan
-
Kondisi kerja yang serasi
Terjamin
Kesehatan
Beban tambahan
akibat lingkungan
kerja
Beban Kerja
Terjamin
Produktivitas
yang tinggi
Kapasitas
Kerja
GANGGUAN PADA KESEHATAN DAN DAYA KERJA
MANUSIA
FISIS
KIMIAWI
BIOLOGIS
ME
KA
NIS
SOSIALEKONOMIS&KULTURAL
MENT
AL
PSIK
OLOG
IS
FIS
IOL
OG
IS
RO
DA
KE
SE
TIM
BA
NG
AN
DIN
AM
IS
-
KELELAHAN DAN
TURUNNYA
EFISIENSI
BEKERJA
GANGGUAN
KESEHATAN
HASIL
KERJA
KEPEMIMPINAN
SEMANGAT
KELOMPOK
LATIHAN
EFISIENSI
MOTIVASI
MASALAH-MASALAH
DALAM
PERUSAHAAN
MASA KINI MASA LAMPAU
PERSOALAN
PERORANGAN
MASALAH
HUBUNGAN
ANTAR ORANG
KONFLIK
KEJEMUAN
DEPRESI
KURANG
ISTIRAHAT DAN
REKREASI
KURANG VARIASI
KEGIATAN LAMA
DAN BERULANG
ANEKSIO
SUASANA PANAS
ATAU DINGIN
DAN
KESIMBANGAN
AIR DAN GARAM
HIPOGLIKEMIA
HIPOVITAMINOSIS
HIPOPROTEINEMIA
GIZI
PROBLEMA KELUARGA
1. Perkawinan
2. Anak-anak
3. Orang tua
4. Perumahan
MASALAH-MASALAH
LUAR PERUSAHAAN
1. PENURUNAN
(PENGECILAN DAN
PERLAMBATAN)
2. DISORGANISASI
3. GANGGUAN
KUMULATIF
4. PENGUBAHAN
CARA
5. KESALAHAN-
KESALAHAN
6. KECELAKAAN
PENYAKIT-PENYAKIT
1. INFEKSI
2. ANEMIA
3. ENDOKRIN
4. TUMBUHAN GANAS
5. KARDIOVASKULER
6. PARU-PARU
7. GINJAL
8. SYARAF PUSATZAT-ZAT
BERACUN
GANGGUAN KESEHATAN, EFISIENSI
DAN FAKTOR-FAKTOR LINGKUNGAN KERJA
-
GANGGUAN PADA KESEHATAN
DAN DAYA KERJA
Agar seseorang dapat bekerja dalam keserasian yang terbaik, artinya ada jaminan
kesehatan dan produktivitas kerja yang tinggi, maka harus ada keseimbangan
antara 3 hal berikut :
1. Beban Kerja
2. Beban tambahan akibat lingkungan kerja
3. Kapasitas kerja
Beban Kerja
Setiap pekerjaan merupakan beban bagi pelakunya, yang dapat berupa :
1. Beban fisik
2. Beban mental
3. Beban sosial
-
Beban fisik : terutama dirasakan oleh para pekerja kasar yang membutuhkan
kekuatan fisik (kuli kasar, buruh angkut, buruh bongkar muat). Beban fisik
maksimum yang diperkenankan adalah 50 Kg (rekomendasi ILO).
Beban mental lebih dirasakan oleh para pengusaha, pemimpin dimana
tanggungjawabnya menjadi beban mental yang lebih besar
Beban sosial lebih banyak dihadapi oleh para pekerja sosial
Beban Tambahan akibat lingkungan kerja.
Selain beban yang ditimbulkan secara langsung oleh setiap jenis pekerjaan, suatu
pekerjaan biasanya dilakukan dalam lingkungan dan kondisi tertentu yang
mengakibatkan terjadinya hal-hal yang menjadi beban tambahan pada jasmani dan
rohani pekerja
Beban tambahan tersebut disebabkan oleh 5 faktor
1. Faktor fisik yang meliputi : pencahayaan, suhu udara, kelembaban, sirkulasi udara,
getaran mekanis, tekanan udara dan radiasi
2. Faktor-faktor kimia antara lain gas, uap, debu, kabut, asap, awan, cairan, benda
padat
3. Faktor biologi antara lain tumbuhan dan hewan
4. Faktor fisiologis seperti konstruksi mesin, sikap dan cara kerja
5. Faktor mental psikologis antara lain suasana kerja, hubungan antara para pekerja,
atau antara pekerja dengan pengusaha, pemilihan kerja.
Kelima faktor tersebut dapat mengganggu atau mengurangi daya kerja para pekerja
-
Cara meminimalkan beban tambahan akibat lingkungan kerja antara lain :
1. Penggunaan musik di tempat kerja
2. Sistem pencahayaan yang baik
3. Dekorasi warna tempat kerja
4. Pengendalian bahan-bahan beracun
5. Pengaturan suhu yang baik/nyaman untuk bekerja
6. Perencanaan sistem manusia-mesin sebaik-baiknya
-
Kapasitas Kerja
Kapasitas kerja para pekerja berbeda-beda tergantung pada :
1. Keterampilan
2. Keserasian (fitness)
3. Keadaan gizi
4. Jenis kelamin
5. Ukuran fisik tubuh
6. Usia
Produktivitas/Kapasitas Kerja dan Efisiensi Kerja
Penunjang utama produktivitas dan efisiensi kerja adalah Keterampilan (Skill).
Faktor penunjang lainnya adalah kesegaran jasmani dan rohani yang tidak hanya
menggambarkan kesehatan fisik dan mentalnya tetapi sekaligus menunjukkan
keserasian seseorang dengan pekerjaannya yang banyak dipengaruhi oleh
kemampuan, pengalaman, dan pengetahuan yang dimilikinya.
-
Kesehatan dan Keselamatan Kerja di Bidang Kelistrikan
-
Listrik sangat membantu manusia dalam mengerjakan banyak perkerjaan,
tetapi disamping itu listrik menyimpan potensi bahaya yang sangat besar.
Tindakan-tindakan pencegahan terjadinya kecelakaan kerja akibat listrik
1. Rencanakan instalasi listrik menurut standar yang berlaku
2. Gunakan bahan-bahan instalasi listrik yang bersertifikat atau memenuhi
standar yang berlaku
3. Pasang instalasi menurut aturan atau standar yang berlaku
4. Ikuti dengan saksama langkah-langkah keselamatan kerja pada instalasi
listrik
-
EFEK ARUS LISTRIK TERHADAP TUBUH MANUSIA
EFEK KIMIA
(CHEMICAL EFFECT)
EFEK FISIOLOGIS
(PHYSIOLOGICAL EFFECT)EFEk PANAS
(THERMAL EFFECT)
2/3 bagian tubuh
manusia terdiri atas
cairan
Aliran lsitrik
menyebabkan
dekomposisi cairan sel
melalui proses
elektrolisa
Sel-sel tubuh akan
mengering kemudian
menjadi mati
Efeknya terhadap fungsi
fisiologis tubuh seperti
jantung
Denyut jantung orang sehat
dalam keadaan normal 70 - 80
denyutan per menit
Bila tubuh manusia dialiri
listrik arus bolak-balik dengan
frekensi 50 Hz, berarti jantung
harus berkontraksi sebanyak
100 kali perdetik atau 6000 kali
per menit. Hal tersebut akan
menyebabkan kegagalan
jantung
Efek panas timbul
sesuai dengan rumus
Q = I2 . R . t
Resistansi ekivalen
lihat rangkaian ekivalen
tubuh manusia
-
RESISTANSI EKIVALEN TUBUH MANUSIA TERHADAP ARUS LISTRIK
80 Ohm
460 O
hm
460 O
hm
125 O
hm
15
Oh
m
125 O
hm
840 O
hm
840 O
hm
220 V
G r o u n d ( B u m i)
-
80 Ohm
460 O
hm
460 O
hm
125 O
hm
15
Oh
m
125 O
hm
84
0 O
hm
84
0 O
hm
220 V
46
0 O
hm
80
Oh
m1
25
Oh
m
12
5 O
hm
15
Oh
m
84
0 O
hm
84
0 O
hm
46
0 O
hm
20
5 O
hm
12
5 O
hm
15
Oh
m
84
0 O
hm
84
0 O
hm
46
0 O
hm
77
,65
Oh
m
15
Oh
m4
20
Oh
m
97
2,6
5 O
hm
220 V
10
00
Oh
m
220 V
220 mA226,18 mA
220 V220 V
220 V
-
LIMA LANGKAH KERJA YANG AMAN PADA INSTALASI LISTRIK
(THE FIVE SAFETY RULES OF ELECTRICAL WORK)
1. TURN SWITCH OFF
2. ENSURE THAT
CUREENT CAN NOT
SWITCH ON AGAIN
3. ENSURE THAT THERE
IS NO MORE VOLTAGE
4. SHORT CIRCUITING AND
EARTHING
5. COVERING ALL
NEIGHBORING ACTIVE
PART
BEGIN WORK
1. Lepas sekring (fuse) dan bawa ke t4 kerja
2. Kunci Panel dan bawa kuncinya ke t4 kerja
3. Pasang tanda-tanda peringatan
1. Uji dengan alat tes tegangan (Test Pen)
2. Ukur dengan menggunakan Volt meter
1. Hubungsingkatkan Kawat fasa dengan
kawat netral dan hubungkan ke bumi
2. Hubung singkatkan ketiga kawat fasa dan
hubungkan ke bumi
Bungkus/tutup semua bagian instalasi yang
tetap aktip(bertegangan) karena diperlukan
untuk pekerjaan
Ubah posisi semua alat hubung (Saklar, MCB)
ke posisi OFF
Gunakan peralatan kerja yang tersertifikasi atau sesuai standar K3 yang
berlaku (Sarung tangan isolasi, Obeng dan Tang berisolasi, sabuk pengaman
untuk pekerjaan pada ketinggian).
-
DO NOT SWITCH ON
DANGER
DO NOT
SWITCH ON
DANGER
Tanda-tanda Peringatan yang biasa digunakan dalam perbaikan instalasi listrik
AWAS BAHAYA
PEKERJAAN SEDANG
BERLANGSUNG
DO NOT SWITCH ON
WORK IN PROGRESS
SIGN TO BE REMOVE
ONLY BY : ALI KADAFI
-
Kawat fasa
Kawat netral
+-
V
Pengujian ada tidaknya Tegangan
menggunakan Voltmeter
Volt
meter
Kawat fasa
Kawat netral
Hubung singkat fasa ke netral
untuk rangkaian satu fasa
Hubung singkat tiga fasa ke bumi
untuk rangkaian satu fasa
Kawat fasa
Kawat fasa
Kawat fasa
-
LANGKAH-LANGKAH P3K PADA KECELAKAAN LISTRIK
1. Matikan Aliran Listrik
2. Evakuasi Korban dari
Tempat Berbahaya
2.1 Padamkan api yang
mulai menyala
3. Panggil Dokter
4 Identifikasi Kondisi
Korban
4.0 Pernafasan dan
denyut jantung normal
dan tidak pingsan
5.0 Baringkan korban
dalam posisi miring
6.0 Bawa korban ke
rumah sakit
4.1 Pernafasan dan
sirkulatory gagal
5.1 Lakukan
pernafasan mulut
ke mulut dan atau
pijatan jantung
dengan segera
6.1 Bawa korban ke
rumah sakit
4.2 Korban pingsan/shock
5.2 Baringkan korban dalam
posisi shock
6.2 Bawa korban ke rumah
sakit
top related