k3 electric

101
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DALAM PEKERJAAN BIDANG KELISTRIKAN Pendahuluan Energi listrik sangat bermanfaat dalam menunjang kerja manusia. Banyak pekerjaan berat dapat diselesaikan dengan mudah karena bantuan peralatan yang memanfaatkan energi listrik. Energi Listrik Energi Mekanik Energi Cahaya Energi Panas Namun demikian harus diketahui bahwa disamping manfaatnya yang besar, listrik juga menyimpan potensi bahaya yang sangat besar bila digunakan dengan cara yang tidak benar atau mengabaikan aspek-aspek keselamatan. Oleh karena itu pengetahuan yang mendalam tentang bagaimana menggunakan listrik dengan aman sangat penting. Prosedur kerja yang aman pada pemeliharaan instalasi listrik adalah hal yang sangat mutlak untuk diikuti. Demikian juga bagaimana memberikan pertolongan darurat bagi korban kecelakaan listrik sangat penting.

Upload: delfinovika

Post on 20-Nov-2015

250 views

Category:

Documents


12 download

DESCRIPTION

Teknik Elektro

TRANSCRIPT

  • KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

    DALAM PEKERJAAN BIDANG KELISTRIKAN

    Pendahuluan

    Energi listrik sangat bermanfaat dalam menunjang kerja manusia. Banyak

    pekerjaan berat dapat diselesaikan dengan mudah karena bantuan peralatan yang

    memanfaatkan energi listrik.

    Energi Listrik

    Energi

    Mekanik

    Energi

    Cahaya

    Energi

    Panas

    Namun demikian harus diketahui bahwa disamping manfaatnya yang besar, listrik

    juga menyimpan potensi bahaya yang sangat besar bila digunakan dengan cara

    yang tidak benar atau mengabaikan aspek-aspek keselamatan. Oleh karena itu

    pengetahuan yang mendalam tentang bagaimana menggunakan listrik dengan

    aman sangat penting.

    Prosedur kerja yang aman pada pemeliharaan instalasi listrik adalah hal yang

    sangat mutlak untuk diikuti. Demikian juga bagaimana memberikan pertolongan

    darurat bagi korban kecelakaan listrik sangat penting.

  • Tindakan-tindakan pencegahan terjadinya kecelakaan kerja akibat listrik

    1. Rencanakan instalasi listrik menurut standar yang berlaku

    2. Gunakan bahan-bahan instalasi listrik yang bersertifikat atau memenuhi

    standar yang berlaku

    3. Pasang instalasi menurut aturan atau standar yang berlaku

    4. Ikuti dengan saksama langkah-langkah keselamatan kerja pada instalasi

    listrik

    Efek Arus Listrik terhadap Tubuh Manusia

    Arus listrik berbahaya terhadap manusia karena manusia tidak mempunyai organ

    yang mampu mendeteksi arus listrik. Manusia hanya bisa merasakan akibatnya.

    Ada tiga efek arus listrik terhadap tubuh manusia dan hewan ternak.

    1. Efek kimia (Chemistry effect)

    2. Efek fisiologis (Physiological effect)

    3. Efek panas (Heat effect)

    Efek Kimia ( chemistry effect )

    Dua per tiga (2/3) bagian tubuh manusia terdiri dari air. Bila tubuh

    manusia mendapat tegangan listrik atau dialiri arus listrik, maka akan terjadi

    proses dekomposisi atau penguraian cairan sel-sel tubuh. Sel-sel tubuh yang

    merupakan komponen dasar tubuh akan mengalami pengeringan dan mati karena

    cairan sel mengalami dekomposisi melalui proses elektrolisa.

  • Efek Fisiologis ( physiological effect )

    Manusia secara tetap menggunakan arus listrik dengan tegangan sebesar 0,1 Volt

    dalam tubuh untuk menyalurkan pesan-pesan ke otak atau menyalurkan sinyal

    kontrol dari otak ke ujung-ujung saraf dalam otot. Bila tubuh mendapat tegangan

    listrik dari luar, proses normal terganggu, otot-otot tidak lagi lentur (otot menjadi

    kram/kejang).

    Jantung mempunyai pusat kontrol sendiri (sino-atrial node atau SA node ) dan

    arus dari luar yang mengalir melalui jantung akan sangat berbahaya. Sistem

    kelistrikan arus bolak-balik umumnya dioperasikan dengan frekuensi 50 Hz (50

    cycle per detik).

    +

    -

    Satu cycle = satu gelombang

    Untuk tegangan listrik arus bolak-balik dengan frekuensi 50 Hz, jantung

    dipaksa berkontraksi sebanyak 100 kali dalam satu detik, atau 6000 kali dalam

    satu menit. Hal ini berarti jantung dipaksa untuk berkontraksi jauh melebih

    kontrkasi normal antara 70 - 80 kali per menit

    Jika jantung mengalami aliran listrik dengan frekuensi 50 Hz maka terjadi 100 kali

    perubahan polaritas positip dan negatip per detik, berarti otot jantung dipaksa

  • untuk berkontraksi 100 kali per detik, atau 6000 kali dalam satu menit, berarti 80

    kali lebih cepat dari kondisi normal. Akibatnya adalah pengerutan otot jantung

    dengan sangat cepat dan berakibat kegagalan jantung memompa darah. Kondisi

    ini biasa disebut Cardiac Fibrillation atau Cardiac arrhythmia dan menyebabkan

    kegagalan jantung (cardiac arrest ).

    Efek panas ( heating effect )

    Semua bahan/material penghantar listrik akan menjadi panas bila dialiri arus

    listrik, termasuk tubuh manusia. Titik masuk dan titik keluar arus listrik dari tubuh

    manusia akan mengalami efek yang paling serius, karena resistansi kontak yang

    relatif tinggi akan menghasilkan daya yang tinggi (I2R) dan menyebabkan

    konversi menjadi panas (I2.R.t) yang relatif tinggi. Lebih lanjut, albuminous

    protein dalam jaringan yang mengalami pemanasan akan menggumpal

    (coagulate) dan butir-butir darah merah mulai terbakar (burst ) bila otot

    mengalami pemanasan 150C lebih tinggi dari temperatur yang normal.

  • 80 Ohm

    460 O

    hm

    460 O

    hm

    125 O

    hm

    15

    Oh

    m

    125 O

    hm

    840 O

    hm

    840 O

    hm

    RESISTANSI EKIVALEN TUBUH MANUSIA TERHADAP ARUS LISTRIK

    G r o u n d ( B u m I )

  • 80 Ohm

    460 O

    hm

    460 O

    hm

    125 O

    hm

    15

    Oh

    m

    125 O

    hm

    84

    0 O

    hm

    84

    0 O

    hm

    RESISTANSI EKIVALEN TUBUH MANUSIA TERHADAP ARUS LISTRIK

    220 V

    46

    0 O

    hm

    80

    Oh

    m1

    25

    Oh

    m

    12

    5 O

    hm

    15

    Oh

    m

    84

    0 O

    hm

    84

    0 O

    hm

    46

    0 O

    hm

    20

    5 O

    hm

    12

    5 O

    hm

    15

    Oh

    m

    84

    0 O

    hm

    84

    0 O

    hm

    46

    0 O

    hm

    77

    ,65

    Oh

    m

    15

    Oh

    m4

    20

    Oh

    m

    97

    2,6

    5 O

    hm

    220 V

    10

    00

    Oh

    m

    220 V

    220 mA226,18 mA

    220 V220 V

    220 V

  • EFEK ARUS LISTRIK TERHADAP TUBUH MANUSIA

    EFEK KIMIA

    (CHEMICAL EFFECT)

    EFEK FISIOLOGIS

    (PHYSIOLOGICAL EFFECT)EFEk PANAS

    (THERMAL EFFECT)

    2/3 bagian tubuh

    manusia terdiri atas

    cairan

    Aliran lsitrik

    menyebabkan

    dekomposisi cairan sel

    melalui proses

    elektrolisa

    Sel-sel tubuh akan

    mengering kemudian

    menjadi mati

    Efeknya terhadap fungsi

    fisiologis tubuh seperti

    jantung

    Denyut jantung orang sehat

    dalam keadaan normal 70 - 80

    denyutan per menit

    Bila tubuh manusia dialiri

    listrik arus bolak-balik dengan

    frekensi 50 Hz, berarti jantung

    harus berkontraksi sebanyak

    100 kali perdetik atau 6000 kali

    per menit. Hal tersebut akan

    menyebabkan kegagalan

    jantung

    Efek panas timbul

    sesuai dengan rumus

    Q = I2 . R . t

    Resistansi ekivalen

    lihat rangkaian ekivalen

    tubuh manusia

    Level Arus Listrik dan Akibatnya

    Bagaimana efek arus listrik terhadap tubuh manusia seperti disebutkan

    diatas akan sangat tergantung pada empat faktor yaitu :

    1. Level atau besar arus listrik

    2. Bagian tubuh yang dilalui arus listrik

    3. Lama waktu aliran listrik dalam tubuh manusia

    4. Sifat arus listrik (arus searah, arus bolak-balik atau campuran keduanya).

    Menurut Koeppen (peneliti di Rumah Sakit Darurat di Wolfsburg, 1935),

    ada empat kelompok level arus dan efeknya seperti yang diperlihatkan dalam tabel

    6.1.

    Tabel 6.1 Daftar Level Arus dan Efeknya

    Range

    Level Arus

    (mA, AC)

    Efek

    Konsekuensi

  • 1 2

    10 - 25

    Perasaan geli dan

    pusing

    Gejalah lumpuh

    Ledakan otot,

    kenaikan tekanan

    darah

    Gerakan tidak terkendali karena

    takut

    Kegagalan pernafasan, dalam kasus

    tertentu tidak sadar

    2 25 - 80 Lambung kram,

    ledakan otot yang

    hebat

    Kegagalan peredaran

    darah sesudah waktu

    cukup lama

    Terjadi keretakan akibat ledakan

    yang hebat

    Otak kehilangan oxigen. Kematian

    sel-sel otak sesudah 4 menit tanpa

    oxigen.

    3 80 - 5000 Fibrillasi jantung Kegagalan jantung dan kematian

    4 Lebih dari

    5000

    Terbakar hebat,

    kegagalan jantung

    Kematian akibat terbakar, biasanya

    sesudah beberapa minggu

    Tegangan Kontak Maksimum yang Diizinkan

    Untuk mengetahui berapa level tegangan yang berbahaya terhadap manusia, maka

    resistansi listrik tubuh manusia perlu diketahui. Sejumlah pengukuran dan

    perhitungan telah dilakukan dan memberikan hasil yang sangat berbeda, sehingga

    tidak ada nilai aplikatif. Biasanya untuk nilai pendekatan digunakan nilai

    resistansi 1000 Ohm, karena resistansi tubuh manusia tidak kurang dari nilai ini.

    Menurut kesepakatan internasional, nilai tegangan kontak maksimum adalah 50

    V. Nilai ini disebut tegangan kontak maksimum yang diizinkan (maximum

    permisible contact voltage ). Tetapi ada pula yang menetapkan tegangan tertinggi

    yang bisa disentuh manusia adalah 65 Volt dan untuk hewan peliharaan 24 Volt.

  • Lima Langkah Aman Bekerja pada Pekerjaan Kelistrikan (The Five Safety

    Rules for Working In Electrical System )

    Karena arus listrik sangat berbahaya terhadap tubuh manusia, maka pekerjaan-

    pekerjaan bidang kelistrikan harus dengan cermat menerapkan standar-standar

    kerja yang aman. Hal tersebut dapat dimulai dari aspek perencanaan, aspek

    pekerjaan pemasangan/instalasi, pemilihan bahan dan peralatan yang memenuhi

    standar (misalnya Standar Nasional Indonesia, SNI ), dan

    pengoperasian/pemeliharaan serta pengembangannya.

    Lima langkah aman bekerja pada pekerjaan kelistrikan diberikan dalam bentuk

    urutan prosedur sebagai berikut :

    1. Switch OFF

    Buka semua peralatan hubung (saklar) dan alat pengaman seperti sekring

    (fuse) dan Pemutus Daya (Circuit Breaker), Miniature Circuit Breaker, MCB

    Kawat Fasa

    Kawat Netral

  • Kawat Fasa

    Kawat Netral

    Kawat Fasa

    Kawat Netral

    Kawat Fasa

    Kawat Netral

    BOX PANEL HUBUNG BAGI

  • 2. Pastikan bahwa arus listrik benar-benar tidak dapat disambung lagi.

    Hal ini dilakukan dengan cara mengunci kembali panel hubung bagi sesudah

    Switch Off dan membawa kunci panel ke tempat kerja. Hal lain yang dapat

    dilakukan adalah memasang tanda-tanda peringatan secara mencolok dan

    menarik perhatian.

    DO NOT SWITCH ON

    DANGER

    DO NOT SWITCH ON

    WORK IN PROGRESS

    SIGN TO BE REMOVE

    ONLY BY : ALI KADAFI

    DO NOT

    SWITCH ON

    DANGER

    AWAS BAHAYA

    PEKERJAAN SEDANG

    BERLANGSUNG

    3. Pastikan bahwa tegangan benar-benar sudah tidak ada.

    Hal ini bisa dilakukan dengan menggunakan voltage tester / test pen. Tetapi

    untuk benar-benar menjamin bahwa tegangan sudah tidak ada, gunakan alat

    ukur tegangan atau volt meter.

  • Kawat fasa

    Kawat netral

    +-

    V

    Pengujian ada tidaknya Tegangan

    menggunakan Voltmeter

    Volt meter

    AC

    Kawat fasa

    Kawat netral

    Fitting Lampu

    Kawat fasa

    Kawat netral

    Fitting Lampu

    Cara menyambung saklar

    yang salah

    Cara menyambung saklar

    yang benar

    4. Hubung singkatkan Konduktor fasa dengan konduktor netral atau

    konduktor fasa dengan fasa dan bumikan

    Konduktor/penghantar pada bagian instalasi yang akan dikerjakan harus

    dihubung singkatkan kemudian dihubungkan ke bumi.

  • Kawat fasa

    Kawat netral

    Hubung singkat fasa ke netral

    untuk rangkaian satu fasa

    Hubung singkat tiga fasa ke bumi

    untuk rangkaian tiga fasa

    Kawat fasa

    Kawat fasa

    Kawat fasa

    Kawat fasa

    Kawat fasa

    Kawat fasa

    Kawat Netral

    5. Tutup atau bungkus semua bagian yang terpaksa harus tetap bertegangan

    karena kebutuhan pekerjaan tertentu.

    Sesudah melakukan kelima langkah tersebut secara cermat barulah pekerjaan

    boleh dimulai. Sesudah melaksanakan pekerjaan tersebut lakukan prosedur

    balik secara benar untuk menghindari gangguan operasional sesudah

    pekerjaan pemeliharaan atau pengembangan.

  • LIMA LANGKAH KERJA YANG AMAN PADA INSTALASI LISTRIK

    (THE FIVE SAFETY RULES OF ELECTRICAL WORK)

    1. TURN SWITCH OFF

    2. ENSURE THAT

    CUREENT CAN NOT

    SWITCH ON AGAIN

    3. ENSURE THAT THERE

    IS NO MORE VOLTAGE

    4. SHORT CIRCUITING AND

    EARTHING

    5. COVERING ALL

    NEIGHBORING ACTIVE

    PART

    BEGIN WORK

    1. Lepas sekring (fuse) dan bawa ke t4 kerja

    2. Kunci Panel dan bawa kuncinya ke t4 kerja

    3. Pasang tanda-tanda peringatan

    1. Uji dengan alat tes tegangan (Test Pen)

    2. Ukur dengan menggunakan Volt meter

    1. Hubungsingkatkan Kawat fasa dengan

    kawat netral dan hubungkan ke bumi

    2. Hubung singkatkan ketiga kawat fasa dan

    hubungkan ke bumi

    Bungkus/tutup semua bagian instalasi yang

    tetap aktip(bertegangan) karena diperlukan

    untuk pekerjaan

    Ubah posisi semua alat hubung (Saklar, MCB)

    ke posisi OFF

    Langkah P3K pada Kecelakaan Listrik

    Untuk meminimalkan efek yang ditimbulkan oleh arus listrik pada kecelakaan

    listrik maka haruslah diambil tindakan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan

    (P3K) bila seseorang kedapatan mengalami kecelakaan listrik. Langkah

    pertolongan yang diambil pun harus dengan standar prosedur yang aman untuk

    menghindarkan kecelakaan lain yang tidak diinginkan. Prosedur P3K untuk

    kecelakaan listrik diperlihatkan dalam bagan pada gambar 6.2.

  • LANGKAH-LANGKAH P3K PADA KECELAKAAN LISTRIK

    1. Putuskan Aliran Listrik

    2. Evakuasi Korban dari

    Tempat Berbahaya

    2.1 Padamkan api yang

    mulai menyala

    3. Panggil Dokter

    4 Identifikasi Kondisi

    Korban

    4.0 Pernafasan dan

    denyut jantung normal

    dan tidak pingsan

    5.0 Baringkan korban

    dalam posisi miring

    6.0 Bawa korban ke

    rumah sakit

    4.1 Pernafasan dan

    sirkulatory gagal

    5.1 Lakukan

    pernafasan mulut

    ke mulut dan atau

    pijatan jantung

    dengan segera

    6.1 Bawa korban ke

    rumah sakit

    4.2 Korban pingsan/shock

    5.2 Baringkan korban

    dalam posisi shock

    6.2 Bawa korban ke rumah

    sakit

    Gambar 6.2 Bagan alir P3K untuk kecelakaan listrik

    Saklar penghubung singkat untuk memutuskan aliran listrik.

  • Instalasi satu fasa

    Instalasi tiga fasa

    Instalasi tiga fasa

    BAHAN UTS

    K3 BIDANG KELISTRIKAN

    1. ASPEK PENCEGAHAN KECELAKAN LISTRIK

    2. EFEK ARUS LISTRIK TERHADAP TUBUH MANUSIA

  • 3. FAKTOR YANG MENENTUKAN EFEK ARUS LISTRIK

    TERHADAP TUBUH MANUSIA

    4. LIMA LANGKAH AMAN BEKERJA PADA INSTALASI LISTRIK

    5. LANGKAH-LANGKAH/PROSEDUR P3K PADA KECELAKAAN

    KECELAKAAN LISTRIK

    Campus

    Learning to Know

    (Cognitive)

    Street/Field

    How to do

    and

    to be together

    Skillfull

    and

    Accountable

    Be Professional

    and

    Enterpreneur

  • Kondisi kerja yang serasi

    Terjamin

    Kesehatan

    Beban tambahan

    akibat lingkungan

    kerja

    Beban Kerja

    Terjamin

    Produktivitas

    yang tinggi

    Kapasitas

    Kerja

    GANGGUAN PADA KESEHATAN DAN DAYA KERJA

    MANUSIA

    FISIS

    KIMIAWI

    BIOLOGIS

    ME

    KA

    NIS

    SOSIALEKONOMIS&KULTURAL

    MENT

    AL

    PSIK

    OLOG

    IS

    FIS

    IOL

    OG

    IS

    RO

    DA

    KE

    SE

    TIM

    BA

    NG

    AN

    DIN

    AM

    IS

  • KELELAHAN DAN

    TURUNNYA

    EFISIENSI

    BEKERJA

    GANGGUAN

    KESEHATAN

    HASIL

    KERJA

    KEPEMIMPINAN

    SEMANGAT

    KELOMPOK

    LATIHAN

    EFISIENSI

    MOTIVASI

    MASALAH-MASALAH

    DALAM

    PERUSAHAAN

    MASA KINI MASA LAMPAU

    PERSOALAN

    PERORANGAN

    MASALAH

    HUBUNGAN

    ANTAR ORANG

    KONFLIK

    KEJEMUAN

    DEPRESI

    KURANG

    ISTIRAHAT DAN

    REKREASI

    KURANG VARIASI

    KEGIATAN LAMA

    DAN BERULANG

    ANEKSIO

    SUASANA PANAS

    ATAU DINGIN

    DAN

    KESIMBANGAN

    AIR DAN GARAM

    HIPOGLIKEMIA

    HIPOVITAMINOSIS

    HIPOPROTEINEMIA

    GIZI

    PROBLEMA KELUARGA

    1. Perkawinan

    2. Anak-anak

    3. Orang tua

    4. Perumahan

    MASALAH-MASALAH

    LUAR PERUSAHAAN

    1. PENURUNAN

    (PENGECILAN DAN

    PERLAMBATAN)

    2. DISORGANISASI

    3. GANGGUAN

    KUMULATIF

    4. PENGUBAHAN

    CARA

    5. KESALAHAN-

    KESALAHAN

    6. KECELAKAAN

    PENYAKIT-PENYAKIT

    1. INFEKSI

    2. ANEMIA

    3. ENDOKRIN

    4. TUMBUHAN GANAS

    5. KARDIOVASKULER

    6. PARU-PARU

    7. GINJAL

    8. SYARAF PUSATZAT-ZAT

    BERACUN

    GANGGUAN KESEHATAN, EFISIENSI

    DAN FAKTOR-FAKTOR LINGKUNGAN KERJA

  • GANGGUAN PADA KESEHATAN

    DAN DAYA KERJA

    Agar seseorang dapat bekerja dalam keserasian yang terbaik, artinya ada jaminan

    kesehatan dan produktivitas kerja yang tinggi, maka harus ada keseimbangan

    antara 3 hal berikut :

    1. Beban Kerja

    2. Beban tambahan akibat lingkungan kerja

    3. Kapasitas kerja

    Beban Kerja

    Setiap pekerjaan merupakan beban bagi pelakunya, yang dapat berupa :

    1. Beban fisik

    2. Beban mental

    3. Beban sosial

  • Beban fisik : terutama dirasakan oleh para pekerja kasar yang membutuhkan

    kekuatan fisik (kuli kasar, buruh angkut, buruh bongkar muat). Beban fisik

    maksimum yang diperkenankan adalah 50 Kg (rekomendasi ILO).

    Beban mental lebih dirasakan oleh para pengusaha, pemimpin dimana

    tanggungjawabnya menjadi beban mental yang lebih besar

    Beban sosial lebih banyak dihadapi oleh para pekerja sosial

    Beban Tambahan akibat lingkungan kerja.

    Selain beban yang ditimbulkan secara langsung oleh setiap jenis pekerjaan, suatupekerjaan biasanya dilakukan dalam lingkungan dan kondisi tertentu yangmengakibatkan terjadinya hal-hal yang menjadi beban tambahan pada jasmani danrohani pekerja

    Beban tambahan tersebut disebabkan oleh 5 faktor

    1. Faktor fisik yang meliputi : pencahayaan, suhu udara, kelembaban, sirkulasi udara, getaran mekanis, tekanan udara dan radiasi

    2. Faktor-faktor kimia antara lain gas, uap, debu, kabut, asap, awan, cairan, benda padat

    3. Faktor biologi antara lain tumbuhan dan hewan

    4. Faktor fisiologis seperti konstruksi mesin, sikap dan cara kerja

    5. Faktor mental psikologis antara lain suasana kerja, hubungan antara para pekerja, atau antara pekerja dengan pengusaha, pemilihan kerja.

    Kelima faktor tersebut dapat mengganggu atau mengurangi daya kerja para pekerja

  • Cara meminimalkan beban tambahan akibat lingkungan kerja antara lain :

    1. Penggunaan musik di tempat kerja

    2. Sistem pencahayaan yang baik

    3. Dekorasi warna tempat kerja

    4. Pengendalian bahan-bahan beracun

    5. Pengaturan suhu yang baik/nyaman untuk bekerja

    6. Perencanaan sistem manusia-mesin sebaik-baiknya

    Kapasitas Kerja

    Kapasitas kerja para pekerja berbeda-beda tergantung pada :

    1. Keterampilan

    2. Keserasian (fitness)

    3. Keadaan gizi

    4. Jenis kelamin

    5. Ukuran fisik tubuh

    6. Usia

  • Produktivitas/Kapasitas Kerja dan Efisiensi Kerja

    Penunjang utama produktivitas dan efisiensi kerja adalah Keterampilan (Skill).

    Faktor penunjang lainnya adalah kesegaran jasmani dan rohani yang tidak hanya

    menggambarkan kesehatan fisik dan mentalnya tetapi sekaligus menunjukkan

    keserasian seseorang dengan pekerjaannya yang banyak dipengaruhi oleh

    kemampuan, pengalaman, dan pengetahuan yang dimilikinya.

    PNEUMOKONIOSIS

    Pneumoconiosis adalah segolongan penyakit yang disebabkan oleh penimbunan

    debu dalam paru-paru. Jenis-jenis penyakit berbeda-beda tergantung dari jenis

    debu penyebabnya.

    Nama penyakit Debu Penyebab

    Silikosis SiO2 bebas

    Asbestosis Debu asbes

    Berryliosis Debu Be

    Siderosis Debu yang mengandung Fe2O3

    Stannosis Debu biji timah putih (SnO2)

  • Bissynosis Debu Kapas

    Anthracosis Debu arang batu

    Jenis-jenis Racun

    Racun-racun logam dan metaloid beserta persenyawaannya antara lain :

    1. Timah hitam

    2. Air raksa

    3. Arsen

    4. Nikel

    5. Chromium

    6. Berryllium

    7. Cadmium

    8. Vanadium

    9. Fosfor

    Keracunan bahan-bahan Oraganik

    1. Keracunan oleh derivat arang batu dan Ter

    2. Keracunan oleh halogen hidrokarbon

    3. Keracunan alkohol dan diol

    4. Keracunan oleh Ester, Aldehyd, Keton, Eter

    5. Keracunan insektisida Fosfor Organik

    Racun-racun bersifat Gas

    1. Asam Cyanida

    2. Asam Sulfida

    3. Karbonmonoksida

    4. Gas CO2 kadar tinggi

    Pertolongan korban keracunan gas

  • 1. Pindahkan korban ke tempat dengan udara lebih segar. Jangan tolong

    korban di tempat kejadian

    2. Tolong korban dengan pernafasan buatan, bila mengalami gangguan

    pernafasan

    3. Berikan oksigen kepada korban

    Dermatoses

    Dermatoses adalah segala jenis kelainan kulit yang timbul pada waktu bekerja

    atau disebabkan oleh pekerjaan. Persentase dermatosis akibat kerja dari seluruh

    penyakit akibat kerja antara 50% 60%. Karena itu penyakit ini perlu mendapat

    perhatian serius.

    Penyebab Dermatoses akibat kerja

    1. Faktor fisik : tekanan udara, kelembaban, suhu dingin, panas, sinar

    matahari, sinar X dan sinar-sinar lainnya

    2. Bahan-bahan yang berasal dari tanaman : daun-daunan, ranting, getah,

    akar-akaran, umbi-umbian, bunga-bungaan, buah-buahan, sayur-sayuran,

    debu kayu .

    3. Mahluk hidup : bakteri, virus, cacing, serangga, dan kutu

    4. Bahan-bahan kimia : asam-asam dan garam organik, persenyawaan

    hidrokarbon, bahan-bahan pewarna

    Faktor Biologis Penyakit Akibat Kerja

    Banyak penyakit yang oleh karena sifat pekerjaannya lebih memudahkan para

    pekerja mendapat penyakit infeksi. Beberapa pekerjaan yang memudahkan

    terjangkitnya para pekerja oleh penyakit TBC antara lain :

    1. Pekerjaan yang terlalu banyak sehingga terlalu melelahkan

  • 2. Pekerjaan dengan jumlah pekerja terlalu banyak sehingga tempat kerja

    menjadi sesak

    3. Pekerjaan dengan ventilasi dan pencahayaan yang buruk

    4. Pekerjaan yang menimbulkan tekanan jiwa

    5. Pekerjaan yang durasinya terlalu panjang

    KECELAKAAN AKIBAT KERJA

    Hal yang perlu diperhatikan dalam hal ini antara lain :

    1. Penyebab kecelakaan kerja

    2. Potensi terjadinya kecelakaan

    3. Kerugian-kerugian akibat kecelakaan kerja

    4. Pencegahan terjadinya kecelakaan

  • Alat-alat Pelindung Diri

    Keadaan bahaya di tempat kerja kadang-kadang tidak bisa dikendalikan, oleh

    karena itu setiap pekerja harus menggunakan alat-alat pelindung diri (personal

    protective devices). Alat-alat tersebut harus memenuhi persyaratan sebagai berikut

    :

    1. Nyaman dipakai

    2. Tidak mengganggu kegiatan kerja

    3. Memberikan perlindungan efektif terhadap kemungkinan bahaya

    Daftar Alat pelindung tubuh

    Bagian Tubuh Alat Proteksi

    Kepala Pengikat rambut, penutup rambut, topi dari berbagai bahan

    Mata Kaca mata dari berbagai gelas

    Muka Perisai muka

    Tangan/Jari Sarung tangan

    Kaki Sepatu

    Alat Pernafasan Respirator/masker khusus

    Telinga Sumbat telinga, tutup telinga

    Tubuh Pakaian kerja dari berbagai bahan

    Daftar Alat Pelindung Tubuh Menurut Keperluannya

    Faktor Bahaya Bagian Tubuh yang perlu

    dilindungi

    Alat Pelindung Diri

    Benda berat dan keras Kepala, betis, tungkai Topi logam/plastik,

  • Kaki, pergelangan kaki,

    jari kaki

    lapisan pelindung

    (deckker) dari kain, kulit,

    logam

    Sepatuh steelbox toe

    Benda sedang tidak

    terlalu berat

    Kepala Topi Aluminium/plastik

    Benda-benda besar

    beterbangan

    Kepala

    Mata

    Muka

    Tangan, jari, lengan

    Tubuh

    Betis, tungkai, matakaki

    Topi plastik/logam

    Goggles (kaca mata yang

    menutupi seluruh

    samping mata, kaca mata

    yang sampingnya

    tertutup.

    Tameng plastik

    Sarung tangan lengan

    panjang

    Jaket/Jas kulit

    Pelindung dari kulit,

    berlapis logam dan tahan

    api

    Debu Mata

    Goggles, kaca mata sisi

    kiri kanan tertutup

  • Muka

    Alat Pernafasan

    Penutup muka dari

    plastik

    Respirator, masker

    khusus

    Percikan api atau logam Kepala

    Mata

    Muka

    Jari, tangan, lengan

    Betis, tungkai,

    Matakaki, kaki

    Tubuh

    Topi plastik berlapis asbes

    Goggles, kaca mata

    Penutup muka dari

    plastik

    Sarung tangan asbes

    berlengan panjang

    Pelindung dari asbes

    Sepatu kulit

    Jaket asbes/kulit

    Gas, asap, fumes Mata

    Muka

    Alat pernafasan

    Tubuh

    Jari, tangan, lengan

    Goggles

    Penutup muka khusus

    Masker/masker khusus

    Pakaian karet, plastik

    dari bahan tahan kimia

    Sarung tangan

  • Betis, tungkai

    Matakaki dan kaki

    plastik/karet, barrier

    cream untuk kulit/badan

    Pelindung dari

    karet/plastic

    Sepatuh konduktif

    Cairan dan bahan-bahan

    kimia

    Kepala

    Mata

    Muka

    Alat pernafasan

    Jari, tangan dan lengan

    Tubuh

    Betis, tungkai

    Mata kaki, kaki

    Topi karet/plastik

    Goggles

    Penutup muka dari karet

    Respirator khusus tahan

    kimia

    Sarung tangan

    karet/plastik

    Pakaian karet/plastik

    Pelindung khusus

    karet/plastik

    Sepatuh

    karet/plastik/kayu

    Panas Kepala

    Bagian lain

    Topi plastik

    Sarung tangan, pelindung

    dari bahan tahan

  • Kaki

    Mata

    api/panas

    Sepatuh dengan sol kayu

    atau bahan tahan panas

    Goggles dengan lensa

    tahan infla merah

    Basah dan air

    Terpeleset jatuh

    Terpotong, tergosok

    Dermatoses (Radang

    kulit)

    Listrik

    Bahan peledak

    Mesin-mesin

    Sinar menyilaukan

    Percikan api dan sinar

    silau pengelasan

    Penyinaran sedang

    Penyinaran kuat

    Penyinaran radio aktif

    Gas atau aerosol radio

    aktif

    Gaduh Suara/Kebisingan

  • K E L E L A H A N

    PROSES TERJADINYA KELELAHAN

    Kelelahan adalah suatu kondidsi dimana seseorang tidak dapat lagi melanjutkan

    aktivitasnya

    Kelelahan dapat berupa kelelahan fisiologis (fisik dan kimia) dan kelelahan

    psikologis (mental dan fungsional).

    Kelelahan fisiologis adalah kelelahan yang timbul akibat terjadinya perubahan

    fisiologis dalam tubuh.

    Secara fisiologis, tubuh manusia dapat dianggap sebagai mesin yang

    mengonsumsi bahan bakar dan menghasilkan keluaran (output) berupa tenaga

    yang berguna untuk melakukan aktivitas

  • Ada 5 mekanisme yang dilakukan tubuh manusia yaitu :

    1. Sistem peredaran darah

    2. Sistem pencernaan

    3. Sistem otot

    4. Sistem syaraf

    5. Sistem pernafasan

    Kelelahan terjadi karena terkumpulnya produk-produk sisa dalam otot dan

    peredaran darah, dimana produk sisa bersifat membatasi kelangsungan aktivitas

    otot. DKL produk sisa mempengaruhi serat-serat syaraf dan sistem syaraf pusat

    sehingga menyebabkan orang menjadi lambat bekerja jika sudah lelah.

  • Perdaran darahMakanan

    mengandung

    Glikogen

    Kontraksi Otot diikuti

    reaksi kimia (Oksidasi

    Glukosa) untuk

    mengubah Glikogen

    menjadi Tenaga, Panas

    dan Asam Laktat

    (produk sisa)

    Fase pemulihan, Asam

    Laktat diubah kembali

    menjadi Glikogen dengan

    adanya O2 dari pernafasan

    sehingga otot bisa

    bergerak secara kontinyu

    Kerja dan pemulihan

    harus seimbang

    Tiga Mekanisme Penyebab Timbulnya Kelelahan

  • GLUKOSAOKSIDASIO2 PRODUK SISA SACROLACTIC

    PHOSPATI

    CO2

    TERIKAT DALAM

    DARAH

    DIBUANG PADA

    WAKTU

    BERNAFAS

    PEMBUANGAN

    PRODUK SISA

    HARUS SEIMBANG

    DENGAN

    PEMBENTUKANNYA

    MAKANAN KARBOHIDRAT

    Disimpan dalam HATI

    dalam bentuk

    GLIKOGEN

    Diubah menjadi

    Glukosa

    1 cm3 darah

    membawa 0,1 mm3

    Glikogen dari HATI

    Bekerja

    menyebabkan

    Glikogen dalam

    HATI berkurang

    Kelelahan terjadi jika konsentrasi GLIKOGEN dalam HATI

    tinggal 0,7%

    OKSIDASI

  • Keadaan normal udara yang

    masuk melalui pernafasan kira-

    kira 4 lt/menit.

    Kerja keras memerlukan udara

    kira-kira 15 lt/menit

    Jika kadar OXIGEN dalam

    udara yang diperoleh melalui

    pernafasan kurang dari yang

    dibutuhkan, KELELAHAN

    akan terjadi.

    Kelelahan terjadi karena

    proses OKSIDASI dalam tubuh

    untuk mengubah ASAM

    LAKTAT menjadi H2O dan

    CO2 agar mudah dibuang,

    tidak seimbang dengan

    pembentukannya.

    ASAM LAKTAT terakumulasi

    dalam OTOT dan PEREDARAN

    DARAH

    SIRKULASI UDARA

    YANG BAIK

    SANGAT PENTING

  • SEBELUM

    BEKERJA

    SEDANG

    BEKERJA

    SESUDAH

    BEKERJA

    WAKTU

    K

    O

    N

    S

    U

    M

    S

    I

    O

    X

    I

    G

    E

    N

    KELELAHAN PSIKOLOGIS

    Kelelahan psikologis atau biasa juga disebut kelelahan palsu,

    1. timbul dari perasaan seseorang

    2. kelihatan dengan tingkah laku

    3. pendapat-pendapatnya yang tidak konsekwen lagi

    4. jiwanya yang labil dengan adanya perubahan sekalipun

    menyangkut diri dan lingkungannya sendiri

  • PENYEBAB KELELAHAN PSIKOLOGIS

    1. Kurang minat dalam perkejaan

    2. Berbagai penyakit

    3. Monotoni

    4. Keadaan lingkungan

    5. Adanya hukum moral yang mengikat dan merasa tidak cocok

    6. Tanggungjawab

    7. Kekawatiran

    8. Konflik-konflik

  • Kelelahan psikologis timbul karena adanya reaksi fungsional

    dari pusat kesadaran yaitu Cortex Cerebri yang berkerja atas

    dua pengaruh yang antagonistik yaitu :

    1. Sistem penghambat ( inhibisi)

    2. Sistem penggerak ( aktivasi )

    Sistem penghambat terdapat dalam thalamus dan bersifat

    menurunkan kemampuan manusia untuk bereaksi

    Sistem penggerak terdapat dalam Formatio Retikularis yang

    dapat bersifat merangsang pusat-pusat vegetatif untuk

    konversi ergotropis dari peralatan-peralatan tubuh ke arah

    reaksi

    Keadaan seseorang untuk setiap keadaan ditentukan oleh dua

    kondisi yang antagonis tersebut.

    Bila sistem penggerak lebih kuat dari sistem penghambat maka

    orang akan merasa segar untuk bekerja dan sebaliknya bila

    sistem penghambat lebih kuat dari sistem penggerak, maka

    orang tersebut akan merasa lelah.

  • Kulit Otak

    Thalamus

    (Sistem Penghambat )

    Formasio Retikuler

    (Sistem Penggerak) Sensitivitas Afferen

  • TANDA-TANDA DATANGNYA KELELAHAN

    1. Perlemahan Kegiatan meliputi : Perasaan berat di kepala,

    menjadi lelah seluruh badan, kaki terasa berat, menguap, pikiran

    terasa kacau, mengantuk, mata terasa berat, kaku dan

    canggung dalam gerekan, tidak seimbang dalam berdiri, merasa

    ingin berbaring

    2. Pelemahan Motivasi meliputi : Merasa susah berpikir, lelah

    bicara, menjadi gugup, tidak dapat berkonsentrasi, tidak dapat

    memusatkan perhatian terhadap sesuatu, cenderung lupa,

    kurang kepercayaan diri,

    cemas terhadap sesuatu, tidak dapat mengontrol sikap, tidak

    dapat menekuni pekerjaan

    3. Kelelahan Fisik Akibat Tekanan Psikologis meliputi : Sakit

    kepala, kekakuan dibahu, merasa nyeri dipunggung, pernafasan

    terasa tertekan, merasa haus, suara serak, merasa pening,

  • CARA-CARA MENGURANGI KELELAHAN

    1. Sediakan kalori secukupnya sebagai input untuk tubuh

    2. Bekerja dengan metode kerja yang baik seperti menerapkan prinsip ekonomi

    gerakan

    3. Perhatikan kemampuan tubuh, artinya pengeluaran tenaga tidak melebihi

    pemasukannya dengan memperhatikan batasan-batasannya

    4. Perhatikan waktu kerja. Atur waktu kerja, waktu istirahat, sarana-sarana kerja,

    masa-masa libur dan rekreasi

    5. Atur lingkungan fisik sebaik-baiknya seperti temperatur, kelembaban udara,

    sirkulasi udara, pencahayaan, kebisingan, getaran mekanik, bau/wangi-wangian,

    warna.

    6. Usahakan mengurangi monotoni dan ketegangan akibat kerja gunakan warna

    dan dekorasi tempat kerja yang serasi, sediakan musik, sediakan waktu olah

    raga.

    MANUSIA DAN PEKERJAAN

    Beberapa Segi Manusia Dalam Kerja

  • Menurut W.S. Neff, Bekerja adalah kegiatan manusia mengubah keadaan-

    keadaan tertentu dari alam lingkungan yang ditujukan untuk mempertahankan

    dan memelihara kelangsungan hidupnya

    Defenisi ini sangat luas, tetapi mencerminkan dorongan dasar dari bekerja yaitu

    untuk mempertahankan dan memelihara kelangsungan hidup manusia.

    Menurut Toole, Bekerja adalah kegiatan untuk menghasilkan sesuatu yang

    bermanfaat bagi orang lain

    Dalam defenisi ini terlihat dengan sangat jelas aspek social dari bekerja yaitu

    bekerja untuk orang lain, mempersembahkan hasil karya untuk orang lain.

    Lima Tingkatan Kebutuhan Hidup Manusia (menurut Maslow)

    1. Kebutuhan Fisiologis, meliputi makanan, pakaian dan tempat tinggal

    untuk berlindung dari panas, hujan dan dingin

    2. Kebutuhan akan rasa aman. Ada kepastian perlindungan dari ancaman

    terhadap jiwa dan harta benda dan jaminan kelangsungan hidup hari esok.

    3. Kebutuhan Sosial, seperti bergaul dengan orang lain, diakui sebagai

    bagian dari masyarakat.

    4. Kebutuhan akan Harga Diri, seperti menunjukkan keberhasilan, dan

    mendapatkan penghargaan

    5. Kebutuhan untuk menyatakan eksistensi diri seperti yang diinginkan dan

    dimampui.

    Kebutuhan-kebutuhan tersebut dipenuhi manusia tingkat demi tingkat mulai dari

    kebutuhan tingkat pertama sampai kebutuhan tingkat ke lima.

  • KEBUTUHAN FISOLOGIS

    ( SANDANG, PANGAN, PERUMAHAN )

    KEBUTUHAN RASA AMAN

    ADA JAMINAN KESELAMATAN JIWA DAN HARTA BENDA

    KEBUTUHAN SOSIAL

    (INGIN DITERIMA DAN DIAKUI SEBAGAI BAGIAN DARI

    MASYARAKAT)

    KEBUTUHAN AKAN PENGAKUAN DAN PENGHARGAAN

    (KARYANYA DIAKUI DAN DIHARGAI)

    KEBUTUHAN MENYATAKAN EKSISTENSI DIRI

    SESUAI DENGAN KEMAMPUAN

    (MENEMPATKAN DIRI PADA POSISI TERTENTU)

    Manusia dan Pekerjaannya

    Ketika manusia sudah berada dalam dunia pekerjaan, terdapat berbagai factor

    yang mempengaruhi jalannya pekerjaan. Faktor-faktor ini penting untuk

    diperhatikan, bukan hanya karena bersifat wajar secara manusiawi, tetapi juga

    karena akan menimbulkan serangkaian kerugian bila tidak diperhatikan dan dapat

    mandatangkan keuntungan bagi perusahaan bila diperhatikan dengan cermat.

  • Dilihat dari segi bahwa manusia adalah salah satu komponen sistem kerja, maka

    faktor-faktor tersebut jelas harus diperhatikan jika dikehendaki suatu sistem kerja

    yang optimal.

    Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Kerja

    Faktor utama yang dapat mempengaruhi keberhasilan kerja adalah kesesuaian

    antara pekerja dengan pekerjaannya. Namun demikian masih banyak faktor lain

    yang juga tidak kurang penting peranannya dalam mempengaruhi keberhasilan

    kerja. Faktor-faktor tersebut dapat diklasifikasikan sebagai berikut :

    1. Kelompok faktor-faktor diri (individual).

    Faktor-faktor ini biasa juga disebut faktor internal atau faktor pribadi pekerja

    antara lain :

    - Aptitude

    - Sifat

    - Sistem nilai

    - Karakteristik fisik

    - Minat

    - Motivasi

    - Usia

    - Jenis kelamin

    - Pendidikan

    - Pengalaman

    Karena faktor-faktor tersebut datangnya dari diri para pekerja dan melekat

    pada diri pekerja bahkan sebelum pekerja itu bekerja, maka selain

    pendidikan dan pengalaman biasanya factor-faktor tersebut sulit untuk

    diubah.

    Setiap pekerjaan mempunyai cirri-cirinya tersendiri yang masing-masing

    menuntut pekerja macam apa yang dibutuhkan. Karena factor-faktor diri

    tidak dapat diubah, maka agar suatu pekerjaan dapat dilaksanakan dengan

  • baik, haruslah dilakukan pemilihan/seleksi terlebih dahulu terhadap calon-

    calon pekerja yang meliputi pengukuran terhadap kemampuan diri calon

    pekerja dan penilaian kecocokannya dengan tuntutan pekerjaan.

    Salah satu contohnya adalah aptitude test. Pengujian ini mengukur

    kemampuan dasar manusia seperti kemampuan dasar mekanis, dan

    kemampuan dasar psikomotoris yang menguji hal-hal seperti kecepatan

    reaksi, kecepatan gerak, dan keterampilan tangan, dan lain-lain.

    Kecocokan antara pekerja dengan pekerjaanya merupakan syarat penting

    karena jika diabaikan maka hasil kerjanya akan rendah. Dengan jika

    pekerja bersangkutan menyadari hal ini, apa lagi jika dengan demikian ia

    kehilangan kesempatan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhannya melalui

    pekerjaannya tersebut, maka hasil kerjanya akan lebih rendah lagi.

    Terlebih lagi kalau sampai menimbulkan efek psikologis lain yang bias

    berakibat fatal seperti kecelakaan kerja. Hal ini jelas tidak dikehendaki

    baik oleh pekerja maupun perusahaan.

    2. Faktor-faktor Situasional

    Berbeda dengan faktor-faktor diri, faktor-faktor situasional ini hampir

    seluruhnya berada di luar diri pekerja dan pada umumnya berada dalam

    penguasaan pemimpin perusahaan untuk mengubahnya dan hampir semua

    faktor ini dapat diubah. Faktor situasional ini masih dibedakan atas dua

    subkelompok yaitu :

    a. Faktor Sosial dan Keorganisasian yang meliputi :

    - Karaktersirtik perusahaan

    - Pendidikan dan pelatihan

    - Pengawasan

    - Penggajian

    - Lingkungan sosial

  • Tidak semua kebutuhan manusia dapat dipenuhi dengan materi, bahkan

    kadang-kadang kebutuhan non-materi dapat mengalahkan kehendak-

    kehendak yang didasari dengan materi. Perlakuan sebagai manusia

    dibutuhkan oleh setiap pekerja sekalipun mereka adalah salah satu

    komponen sistem produksi. Bila berbicara tentang segi kemanusiaan dari

    seorang pekerja, maka akan segera tampak berbagai kebutuhan non-materi

    seperti rasa aman, rasa terjamin, ingin perlakuan yang adil, ingin

    prestasinya diketahui dan dihargai orang lain, ingin berteman, ingin diakui

    sebagai bagian dari masyarakat, bahkan ingin menonjol. Menurut

    Hrezberg, sebagian besar dari hal-hal tersebut adalah motivator, yaitu jika

    dipenuhi akan membuat seorang pekerja mendapatkan kepuasan kerja dan

    semangat dalam bekerja yang akhirnya akan mendatangkan keberhasilan

    kerja. Peranan perusahaan dalam hal ini sanagat besarseperti dalam

    menciptakan iklim kerja yang baik, menjalankan kepemimpinan yang

    baik, mengadakan hubungan-hubungan terbuka baik formal maupun

    informal, penyelenggaraan sistem upah yang adil, sistem penghargaan

    dan hukuman yang tepat, pelatihan-pelatihan yang cukup, pembagian

    tugas dan tanggungjawab yang wajar.

    b. Faktor Fisik yang meliputi

    - Mesin dan peralatan kerja

    - Bahan

    - Metode kerja

    - Lingkungan fisik tempat kerja

    Hubungan antara manusia pekerja dengan mesin serta peralatan-

    peralatannya dan lingkungan kerja dapat dilihat sebagai hubungan yang

    unik karena interaksi antara komponen-komponen tersebut yang

    membentuk sistem kerja tidak terlampau sederhana bahkan melibatkan

    berbagai disiplin ilmu.

  • Pada pabrik-pabrik yang kecil dengan jumlah pekerja yang tidak besar,

    hubungan antara para pekerja dapat berkembang erat termasuk antara

    atasan dan bawahan. Selain itu pekerja dapat melihat barang hasil akhir

    produksi yaitu barang yang dia turut mempunyai saham didalamnya.

    Hal ini menimbulkan efek psikologis tersendiri yaitu berupa rasa bangga,

    rasa berperan yang dapat menimbulkan kepuasan kerja.

    Sebaliknya untuk sebuah pabrik besar yang produksinya bersifat massal,

    jumlah mesin yang sangat banyak, dari berbagai jenis, dapat

    menimbulkan ketegangan (stress) pada pekerja. Pembagian tugas yang

    sempit atau spesialisasi yang ketat menyebabkan pekerjaan bersifat

    terlampau berulang-ulang, kadang-kadang dengan siklus yang sangat

    singkat, sangat rutin dan menjemukan.

    Mesin yang berjalan cepat memerlukan kontrol yang ketat dari para

    pekerja, bagi pekerja lebih hanya dirasakan bahwa dirinya justru dikontrol

    oleh mesin yang tentunya terkesan merendahkan kemanusiaannya.

    Besarnya pabrik membuat pekerja tidak melihat hasil akhir produksi dan

    hal ini bisa berakibat hilangnya rasa berjasa/berperan dan menyebabkan

    berkurangnya rasa tanggungjawab.

    Pabrik besar yang serba otomatis pun dapat menimbulkan ketegangan

    dalam mengawasi panel-panel kontrol otomatis yang ada karena harus

    selalu siap dengan keputusan-keputusan yang tepat bila terjadi masalah

    untuk mengamankan seluruh proses.

  • Faktor-faktor yang mempengaruhi Keberhasilan Kerja

    Faktor Diri

    (Individu)

    Faktor Sosial

    KeorganisasianFaktor Fisik

    1. Aptitude

    2. Sifat

    3. Sistem nilai

    4. Karakteristik fisik

    5. Minat

    6. Motivasi

    7. Usia

    8. Jenis Kelamin

    9. Pendidikan

    10. Pengalaman

    1. Karakteristik Perusahaan

    2. Pendidikan dan Latihan

    3. Pengawasan

    4. Perupahan

    5. Lingkungan Sosial

    1. Mesin

    2. Peralatan Kerja

    3. Bahan

    4. Lingkungan Fisik

    5. Metode Kerja

    Hasil Kerja Manusia dan Pengendaliannya

    Manusia dalam bekerja mempunyai keterbatasan dalam hal kemampuan fisik.

    Oleh karena itu perlu pengendalian untuk mendapatkan hasil kerja yang optimal.

    Perlu dilakukan pengukuran aktivitas manusia. Selama bekerja manusia

    mengeluarkan tenaga dari dalam tubuhnya yang akhirnya menuju kepada

    terjadinya kelelahan.

    Mengukur Aktivitas Manusia

  • Setiap hari manusia terlibat dengan kegiatan-kegiatannya, apakah itu bekerja atau

    bergerak semuanya memerlukan tenaga. Yang penting harus diperhatikan adalah

    bagaimana mengatur kegiatan ini sedemikian rupa sehingga posisi tubuh saat

    bekerja atau bergerak selalu ada dalam keadaan nyaman tanpa mempengaruhi

    hasil kerja.

    Tubuh manusia dapat dianggap sebagai mesin, dimana untuk melaksanakan

    kegiatannya dibatasi oleh serangkaian hukum alam. Kemampuan manusia untuk

    melaksanakan berbagai kegiatan tergantung pada struktur fisik dari tubuhnya yang

    terdiri dari struktur tulang, otot-otot rangka, sistem saraf dan proses

    metabolismenya. Dua ratus enam tulang manusia membentuk rangka yang

    berfungsi untuk melindungi dan melaksanakan tugas-tugas fisik.

    Semua kegiatan tubuh manusia memerlukan tenaga. Tenaga tersebut diperoleh

    karena adanya proses metabolisme dalam otot yaitu berupa sekumpulan proses-

    proses kimia yang mengubah bahan makanan menjadi dua bentuk yaitu kerja

    mekanis dan panas.

    Yang dimaksud dengan pengukuran aktifitas kerja manusia adalah mengukur

    besarnya tenaga yang dibutuhkan oleh seorang pekerja untuk melaksanakan

    pekerjaannya. Tenaga yang dikeluarkan biasanya diukur dalam satuan kilokalori.

    Ada dua kriteria yang umum digunakan untuk mengukur aktifitas manusia yaitu :

    1. Kriteria fisiologis

    2. Kriteria operasional

    Kriteria Fisiologis

    Kriteria fisiologis dari kegiatan manusia biasanya diukur berdasarkan kecepatan

    denyut jantung dan pernafasan. Usaha untuk menentukanbesarnya tenaga yang

  • setepat-tepatnya berdasarkan kriteria ini agak sulit, karena perubahan fisik dari

    keadaan normal menjadi keadaan fisik aktif akan melibatkan beberapa fungsi

    fisiologis yang lain seperti tekanan darah, peredaran udara dalam paru-paru,

    jumlah oksigen yang digunakan, jumlah karbon dioksida yang dihasilkan,

    temperatur badan, banyaknya keringat dan komposisi kimia dalam darah dan

    urine. Secara luas dapat dikatakan bahwa kecepatan denyut jantung dan

    pernafasan dipengaruhi oleh tekanan psikologis, tekanan oleh lingkungan, tekanan

    akibat kerja keras. Dengan demikian pengukuran aktifitas manusia dengan kriteria

    fisiologis akan memberikan hasil yang benar jika faktor-faktor yang

    mempengaruhi dapat dihilangkan atau dibuat sekecil mungkin.

    Volume udara yang dibutuhkan selama bekerja dipakai sebagai dasar menentukan

    jumlah kalori yang diperlukan selama kerja atas dasar persamaan 1 liter oksigen =

    4,7 5,0 kilokalori/menit.

    Kriteria Operasional

    Kriteria operasional melibatkan teknik-teknik untuk mengukur atau

    menggambarkan hasil-hasil yang bisa dilakukan tubuh atau anggota-anggota

    tubuh pada saat melaksanakan kegiatannya. Secara umum gerakan yang dapat

    dilakaukan tubuh dan anggota tubuh dapat dibagi dalam bentuk-bentuk : range

    (rentangan) gerakan, pengukuran aktifitas berdasarkan kekuatan, ketahanan,

    kecepatan dan ketetlitian. Untuk mengukur aktifitas-aktifita tersebut digunakan

    bermacam-macam alat ukur seperti : alat pengukur tegangan, dan dinamometer.

    Pengukuran aktivitas fisik berdasarkan range gerakan, digunakan untuk jenis

    pekerjaan yang berulang dan tetap. Hasil gerakan tubuh dikatakan menurun atau

    meningkat jika range gerakannya makin kecil atau makin besar. Alat populer yang

    digunakan untuk pengukuran seperti ini adalah platform gaya.

    Pengukuran aktrivitas fisik berdasarkan kekuatan dan daya tahan pada hakekatnya

    tidak hanya ditentukan oleh kekuatan otot saja, tetapi juga dipengaruhi oleh

    faktor-faktor subjektif lainnya seperti besarnya tenaga yang dikeluarkan,

  • kecepatan kerja, cara dan sikap melaksanakan kerja , kebiasaan olah raga, jenis

    kelamin, umur, daya reaksi, stabilitas, letak poisisi beban, arah gerakan anggota

    tubuh.

    Mengukur Aktivitas Manusia

    KRITERIA FISIOLOGIS KRITERIA OPERASIONAL

    Berdasarkan Kecepatan

    Denyut Jantung dan

    Pernafasan

    Didasarkan pada Kekuatan,

    Ketahanan, Kecepatan, dan

    Ketelitian

    Mengukur aktivitas manusia adalah mengukur berapa besarnya tenaga yang

    diperlukan oleh seorang pekerja untuk melaksanakan pekerjaannya.

    Tenaga tersebut dukur dalam satuan kilo kalori. (1 Liter O2 = 4,7 - 5 kkal/menit)

    Kriteris Fisologis agak sulit diterapkan karena perubahan fisik dari

    keadaan normal ke keadaan aktip banyak dipengaruhi oleh beberapa

    fungsi fisiologis lain seperti :

    1. tekanan darah

    2. peredaran udara dalam paru-paru

    3. jumlah oksigen yang digunakan

    4. banyaknya CO2 yang dihasilkan

    5. banyaknya tenaga yang digunakan

    6. temperatur badan

    7. banyaknya keringat dan komposisi kimia dalam urine dan darah

  • Kecepatan denyut jantung dan kecepatan pernafasan dipengaruhi oleh :

    1. Tekanan psikologis

    2. Tekanan oleh lingkungan

    3. Tekanan akibat kerja keras

    Ketiga hal tersebut mempunyai pengaruh yang sama

    Proses Terjadinya Kelelahan

    Banyak defenisi yang diberikan tentang kelelahan, tetapi secara garis besarnya

    dapat dikatakan bahwa kelelahan merupakan suatu pola yang timbul pada suatu

    keadaan yang secara umum terjadi pada setiap individu yang sudah tidak sanggup

    lagi untuk melakukan aktivitasnya. Pada dasarnya pola ini ditimbulkan oleh dua

    hal yaitu : akibat kelelahan fisiologis (fisik atau kimia) dan akibat kelelahan

    psikologis (mental fungsional).

    Yang dimaksud dengan kelelahan fisiologis adalah kelelahan yang timbul karena

    adanya perubahan-perubahan fisiologis dalam tubuh. Dari segi fisiologis, tubuh

    manusia dapat dianggap sebagai mesin yang mengosumsi bahan bakar dan

    memberikan keluaran berupa tenaga yang berguna untuk melakukan aktivitas

    sehari-hari.

    Pada prinsipnya ada lima mekanisme yang dilakukan tubuh yaitu :

    1. Sistem peredaran

    2. Sistem pencernaan

    3. Sistem otot

    4. Sistem saraf

    5. Sistem pernafasan.

  • Ada 5 mekanisme yang dilakukan tubuh manusia yaitu :

    1. Sistem peredaran darah

    2. Sistem pencernaan

    3. Sistem otot

    4. Sistem syaraf

    5. Sistem pernafasan

    Kelelahan terjadi karena terkumpulnya produk-produk sisa dalam otot dan

    peredaran darah, dimana produk sisa bersifat membatasi kelangsungan aktivitas

    otot. DKL produk sisa mempengaruhi serat-serat syaraf dan sistem syaraf pusat

    sehingga menyebabkan orang menjadi lambat bekerja jika sudah lelah.

    Kerja fisik yang kontinyu berpengaruh terhadap kelima mekanisme tersebut baik

    secara sendiri-sendiri maupun sekaligus. Kelelahan terjadi karena terkumpulnya

    produk-produk sisa dalam otot dan peredaran darah, dimana produk-produk sisa

    ini bersifat bisa membatasi kelangsungan aktivitas otot. Atau mungkin bisa

    dikatakan bahwa produk-produk sisa ini mempemgaruhi serat-serat saraf dan

    sistem saraf pusat sehingga menyebabkan orang menjadi lambat bekerja jika

    sudah lelah.

    Makanan yang mengandung glikogen, mengalir dalam tubuh melalui peredaran

    darah. Setiap kontraksi otot selalu diikuti oleh reaksi kimia (oksidasi glukosa)

    yang mengubah glikogen menjadi tenaga, panas dan asam laktat (produk sisa).

    Dalam tubuh dikenal fase pemulihan yaitu suatu proses untuk mengubah asam

    laktat mengubah glikogen kembali dengan adanya oksigen dari pernafasan,

    sehingga memungkinkan otot-otot bisa bergerak secara kontinyu, berarti

    keseimbangan kerja dapat dicapai dengan baik. Apabila kerja fisik tidak terlalu

    berat. Pada adasarnya kelelahan itu timbul karena akumulasi produk sisa dalam

  • otot atau peredaran darah yang disebabkan ketidakseimbangan antara kerja dan

    proses pemulihan.

    Secara lebih jelas, terdapat tiga mekanisme penyebab timbulnya kelelahan fisik

    yaitu

    1.Oksidasi glukosa dalam otot menghasilkan CO2, Sacrolactic, Phosphati, dan

    sebagainya. Zat-zat tersebut terikat dalam darah yang kemudian dikeluarkan

    waktu bernafas. Kelelahan terjadi apabila pembentukan zat-zat tersebut tidak

    seimbang dengan proses pengeluarannya, sehingga terjadi penimbunan dalam

    jaringan otot yang dapat mengganggu kegiatan otot selanjutnya.

    2.Karbohidrat yang bersal dari makanan diubah menjadi glukosa dan disimpan

    dalam hati dalam bentuk glikogen. Setiap 1 cm3 darah normal akan membawa

    1 mm3 glukosa, berarti setiap sirkulasi darah hanya membawa 0,1% dari

    jumlah glikogen yang ada dalam hati. Karena bekerja persediaan glikogen

    dalam hati akan semakin berkurang. Kelelahan akan timbul jika konsentrasi

    glikogen dalam hati tinggal 0,7%.

    3. Dalam keadaan ormal, jumlah udara yang masuk melalui pernafasan kira-kira

    4 liter/menit. Dalam kondisi kerja berat, dibutuhkan udara kira-kira 15

    liter/menit. Ini berarti bahwa pada suatu tingkat kerja tertentu, akan terjadi

    suatu keadaan dimana jumlah oksigen yang masuk melalui pernafasan lebih

    sedikit dari yang dibutuhkan. Jika kondisi tersebut terjadi, maka kelelahan

    akan timbul, karena reaksi oksidasi dalam tubuh untuk mengurangi asam

    laktat menjadi H2O dan CO2 untuk bisa dikeluarkan dari dalam tubuh menjadi

    tidak seimbang dengan pembentuk asam laktat. Dengan demikian akan terjadi

    akumulasi asam laktat dalam otot dan peredaran darah.

  • Perdaran darahMakanan

    mengandung

    Glikogen

    Kontraksi Otot diikuti

    reaksi kimia (Oksidasi

    Glukosa) untuk

    mengubah Glikogen

    menjadi Tenaga, Panas

    dan Asam Laktat

    (produk sisa)

    Fase pemulihan, Asam

    Laktat diubah kembali

    menjadi Glikogen dengan

    adanya O2 dari pernafasan

    sehingga otot bisa

    bergerak secara kontinyu

    Kerja dan pemulihan

    harus seimbang

  • Tiga Mekanisme Penyebab Timbulnya Kelelahan

    1.

    GLUKOSAOKSIDASIO2 PRODUK SISA SACROLACTIC

    PHOSPATI

    CO2

    TERIKAT DALAM

    DARAH

    DIBUANG PADA

    WAKTU

    BERNAFAS

    PEMBUANGAN

    PRODUK SISA

    HARUS SEIMBANG

    DENGAN

    PEMBENTUKANNYA

    2.

  • MAKANAN KARBOHIDRAT

    Disimpan dalam HATI

    dalam bentuk

    GLIKOGEN

    Diubah menjadi

    Glukosa

    1 cm3 darah

    membawa 0,1 mm3

    Glikogen dari HATI

    Bekerja

    menyebabkan

    Glikogen dalam

    HATI berkurang

    Kelelahan terjadi jika konsentrasi GLIKOGEN dalam HATI

    tinggal 0,7%

    OKSIDASI

    3.

    Keadaan normal udara yang

    masuk melalui pernafasan kira-

    kira 4 lt/menit.

    Kerja keras memerlukan udara

    kira-kira 15 lt/menit

    Jika kadar OXIGEN dalam

    udara yang diperoleh melalui

    pernafasan kurang dari yang

    dibutuhkan, KELELAHAN

    akan terjadi.

    Kelelahan terjadi karena

    proses OKSIDASI dalam tubuh

    untuk mengubah ASAM

    LAKTAT menjadi H2O dan

    CO2 agar mudah dibuang,

    tidak seimbang dengan

    pembentukannya.

    ASAM LAKTAT terakumulasi

    dalam OTOT dan PEREDARAN

    DARAH

    SIRKULASI UDARA

    YANG BAIK

    SANGAT PENTING

  • Tempat Kerja yang Sesuai untuk Manusia

    Lingkungan fisik tempat kerja dapat berarti semua keadaan yang berada

    disekitar tempat kerja yang dapat mempengaruhi para pekerja baik langsung

    maupun tidak langsung.

    Faktor-faktor lingkungan kerja yang dapat mempengaruhi para pekerja

    antara lain :

    LINGKUNGAN FISIK TEMPAT KERJA

    YANG MEMPENGARUHI KEGIATAN MANUSIA

    1. Temperatur

    2. Kelembaban

    3. Sirkulasi Udara

    4. Pencahayaan

    5. Kebisingan

    6. Getaran Mekanik

    7. Bau-bauan

    8. Warna

  • Temperatur

    Kondisi temperatur yang optimum bagi manusia adalah 240 C. Temperatur yang

    terlalu rendah, misalnya 100 C akan mengakibatkan kekakuan fisik yang ekstrim.

    Temperatur 29,50 C, dapat menyebabkan aktivitas mental dan daya tanggap

    menurun dan mulai membuat kesalahan dalam pekerjaan. Temperatur sampai 490

    C, dapat ditahan sampai 1 jam tetapi jauh diatas tingkat kemampuan fisik dan

    mental.

    Kelembaban udara

    Yang dimaksud dengan kelembaban adalah banyaknya air yang terkandung dalam

    udara, biasa dinyatakan dalam persentase. Kelembaban sangat berhubungan atau

    dipengaruhi oleh temperature udara. Secara bersama-sama, temperature,

    kelembaban, kecepatan udara bergerak dan radiasi panas dari udara akan

    mempengaruhi keadaan tubuh manusia pada saat menerima atau melepaskan

    panas dari tubuhnya.

    Suatu keadaan dimana temperature udara sangat panas kelembabannya tinggi,

    akan menimbulkan pengurangan panas dari tubuh secara besar-besaran, karena

    system penguapan; dan pengaruh lain ialah makin cepatnya denyut jantung karena

    makin aktifnya peredaran darah untuk memenuhi kebutuhan akan oksigen.

    Sebagaimana kita ketahui, bahwa tubuh manusia selalu berusaha untuk mencapai

    keseimbangan antara panas tubuhnya dengan suhu disekitarnya. Keseimbangan

    tersebut akan memenuhu rumus:

    M + R + C E = O

    dimana: M = panas yang diperoleh dari proses metabolisme

    R = perubahan panas karen radiasi

    C = perubahan panas karena konveksi

    E = hilangnya tenaga akibat penguapan

  • R dan C berharga (+) jika temperatur diluar tubuh lebih panas dibanding suhu

    tubuh, berarti tubuh menerima panas dari lingkungan, dan sebaliknya, jika R dan

    C berharga (-) apabila suhu tubuh lebih panas dibandingkan temperatur luar.

    Jika temperatur udara panas dan kelembabannya tinggi, maka rumus

    keseimbangan akan menjadi: M + R + C E = O. Ini menunjukkan suatu keadaan

    dimana tubuh kehilangan tenaga akibat penguapan, dan ini harus diimbangi

    terutama oleh akibat penguapan, dan ini harus diimbangi terutama proses

    metabolisme yang untuk berlangsungnya memerlukankan banyak oksigen;

    artinya, makin panas dan makin lembab keadaan lingkungan, makin banyak

    oksigen yang diperlukan untuk metabolisme, dan makin cepat peredaran darah

    sehingga makin cepat pula denyut jantung. Keadaan ini sangat berbahaya bagi

    orang-orang tua atau mereka yang lemah jantung.

    Sirkulasi udara

    Udara disekitar kita mengandung 21% O2, 78% N2, 0,03% CO2, 0,97% gas

    lainnya. Oxigen merupakan gas yang sangat dibutuhkan oleh mahluk hidup,

    khusunya manusia untuk menjaga kelangsungan hidup, khususnya untuk proses

    metabolisme. Udara menjadi kotor apabila kadar oxigen dalan udara sudah

    berkurang dan trelah tercampur dengan gas-gas lain dan bau-bauan. Udara kotor

    dapat dirasakan dengan sesaknya pernafasan dan tidak boleh dibiarkan

    berlangsung lama karena akan mengganggu proses metabolisme dalam tubuh dan

    mempercepat terjadinya kelelahan.

    Tingkat beban kerja menurut variabel faal

    Variabel Faal

    Beban Faal

    Sangat

    Ringan

    Ringan Agak

    berat

    Berat Sangat

    berat

    Luar

    biasa

    berat

  • Pemakaian O2

    (Ltr/menit)

    0,5 0,5 1 1,0

    1,5

    1,5

    2,0

    2,0 2,5 2,5

    Kalori per menit 2,5 2,5 5, 5,0

    7,5

    7,5 10 10 12,5 12,5

    Denyut Jantung per

    menit

    75 -

    100

    100

    125

    125 -

    150

    150 -175 175

    Suhu rektal oC 37,5

    38,0

    38

    38,5

    38,5 -39,5 39

    Kecepatan

    berkeringat

    (mL/jam) untuk kerja

    8 jam

    200 -

    400

    400 -

    800

    600 - 800 800

    Pencahayaan

    Pencahayaan sangat mempengaruhi kemampuan manusia untuk melihat objek-

    objek secara jelas. Pencahayaan harus dirancang sedemikian sehingga tidak

    menimbulkan kelelahan mata. Pencahayaan harus disesuaikan dengan jenis

    pekerjaan yang dilaksanakan dalam ruang kerja. Pencahaayn untuk pekerjaan

    kasar tenrtu berbeda dengan pencahayaan yang dibutuhkan untk perkerjaan halus,

    seperti membaca, menggambar dan menulis.

    Kebisingan

    Kebisingan sangat erat hubungannya dengan sistem pendengaran. Kondisi ruang

    kerja ayang sangat bising akan mempercepat kerusakan sistem pendengaran,

    sehingga untuk jenis pekerjaan tersebut para pekerja harus menggunakan

    pelindung telinga, karena kalau tidak akan menimbulkan ketulian khususnya

    untuk kebisingan sampai 110 db.

  • Ada tiga aspek yang menentukan kualitas bunyi yang bisa menentukan tingkat

    gangguan kepada manusia yaitu :

    1. Lama/durasi bunyi

    2. Intensitas bunyi

    3. Frekuensi bunyi

    Makin lama telinga mendengar kebisingan, makin buruk akibatnya yaitu

    kemampuan pendengaran semakin berkurang.

    Tabel Skala Intensitas Kebisingan

    Tingkat Kebisingan Level (dB) Keterangan

    120

    Batas Dengar Tertinggi

  • Menulikan

    Sangat hiruk

    Kuat

    Sedang

    Tenang

    Sangat tenang

    110

    100

    90

    80

    70

    60

    50

    40

    30

    20

    10

    Hallintar

    Mesin Uap

    Meriam

    Jalan hiruk pikuk

    Perusahaan sangat gaduh

    Pluit Polisi

    Kantor gaduh

    Jalan pada umumnya

    Radio

    Perusahaan

    Rumah gaduh

    Kantor umumnya

    Percakapan kuat

    Radio pelan

    Rumah tenang

    Kantor perorangan

    Auditorium

    Percakapan pelan

    Suara dedaunan

    Berbisik

  • 0 Batas dengan terendah

    Getaran mekanik

    Sesuai dengan namanya, getaran mekanik dapat diartikana sebagai getaran yang

    ditimbulkan oleh peralatan mekanik, yang sebagian getarannya sampai ke tubuh

    manusia dan dapat menimbulkan kondisi yang tidak diinginkan.

    Besarnya getaran mekanik ditentukan oleh intensitasnya (meter/detik), dan

    frekuensi getar (getaran/detik). Getaran mekanis umumnya sangat mengganggu

    tubuh karena ketidak-teraturannya, baik intensitas ataupun frekuensinya.

    Organ-organ tubuh mempunyai frekuensi alami yang berbeda antara organ tubuh

    yang satu dengan organ tubuh lainnya. Gangguan terbesar terhadap organ tubuh

    tertentu terjadi bila frekuensi alami beresonansi dengan frekuensi getaran

    mekanis.

    Getaran mekanik dapat mempengaruhi konsentrasi kerja, mempercepat kelelahan,

    menyebabkan timbulnya beberapa penyakit antara lain terhadap mata, syaraf,

    peredaran darah, otot, tulang.

    Bau-bauan

    Bau-bauan disekitar tempat kerja dapat dianggap sebagai pencemaran terutama

    bau yang mengganggu konsentrasi kerja. Bau sangat erat hubungannya dengan

    penciuman. Bau yang tidak sedap seperti sampah busuk atau bangkai binatang

    akan sangat mengganggu konsentrasi kerja.

    Temperatur dan kelembaban merupakan dua faktor lingkungan yang

    mempengaruhi tingkat ketajaman penciuman seseorang. Oleh karena itu

  • pemakaian penyejuk udara (Air Conditioning) yang tepat merupakan salah satu

    cara yang bisa digunakan untuk menghilaangkan bau-bauan yang mengganggu

    disekitar tempat kerja.

    W a r n a

    Warna sangat berpengaruh dan memberi kesan tertentu pada tempat kerja.

    Pemberian warna tempat kerja hendaknya disesuaikan dengan pekerjaan yang

    akan berlangsung, ukuran ruang, dan selera warna para pekerja. Dalam hal ini

    yang terutama harus diperhatikan adaalah warna dinding/tembok ruangan tempat

    kerja. Warna bukan hanya berpengaruh terhadap kemampuan mata melihat objek,

    tetapi warna disekitar tempat kerja juga berpengaruh secara psikologis kepada

    para pekerja.

    Menurut hasil penelitian , setiap warna memberikan pengaruh psikologis yang

    berbeda-beda terhadap manusia. Misalnya, warna merah bersifat merangsang,

    warna kuning memberi kesan yang luas dan legah, warna hijau atau biru

    memberikan kesan sejuk, aman dan menyegarkan. Warna gelap memberikan

    kesan sempit dan warna terang memberikan kesan leluasa.

    Dalam keadaan dimana ruangan ruangan terasa sempit, warna yang sesuai dapat

    menghilangkan kesan tersebut. Hal in secara psikologis akan menguntungkan,

    karena kesan sempit cenderung menimbulkan ketegangan.

    KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

    (K3)

    1. Teknik Tata Cara Kerja ( Method Engineering )

  • 2. Manusia dan Pekerjaan ( Defenisi bekerja, kebutuhan manusia,

    pengendalian hasil kerja, factor lingkungan yang mempengaruhi

    kerja manusia, kelelahan )

    3. E r g o n o m i

    4. Studi Gerakan dan Ekonomi Gerakan

    5. Standar K3 untuk berbagai bidang pekerjaan

    6. K3 untuk bidang kerja kelistrikan

  • TEKNIK TATA CARA KERJA

    Teknik Tata Cara Kerja adalah Ilmu yang digunakan untuk mempelajari prinsip-

    prinsip dan teknik-teknik untuk mendapatkan rancangan sistem kerja yang

    terbaik.

    TEKNIK TATA CARA KERJABERBAGAI DISIPLIN ILMU

    TEKNIK INDUSTRI

    KONDISI OPTIMAL

    SISTEM PRODUKSI

    KOMPONEN SISTEM PRODUKSI

    1. MANUSIA

    2. MESIN / PERALATAN

    3. BAHAN BAKU

    4. UANG

    interaksi

    SISTEM KERJA YANG AMAN DAN

    NYAMAN

  • KERJA MINIMUM KERJA MAKSIMUM

    KERJA OPTIMAL

    1. Hasil sangat sedidkit

    2. Bisa tahan lama1. Hasil banyak

    2. Tidak tahan lama

  • F.W. TAYLOR F.B. GILBRETH

    TIME STUDY

    (STUDI WAKTU)

    MOTION STUDY

    (STUDI GERAKAN)

    TIME AND MOTION STUDY

    ( STUDI WAKTU DAN GERAKAN )

    HASIL KERJA

    ditentukan oleh :

    1. Lama waktu kerja

    2. Lama waktu istirahat

    3. Frekuensi istirahat

    HASIL KERJA ditentukan

    oleh Efisiensi gerakan pada

    waktu bekerja

    METHOD ENGINEERING

    ( TEKNIK TATA CARA KERJA )

    LATAR BELAKANG MUNCULNYA TEKNIK TATA CARA KERJA

  • PEKERJAPEKERJAAN

    (JOB)COCOK ATAU MATCH ?

    KERJA OPTIMUMEFEKTIFITAS DAN EFISIENSI

    KERJA TINGGIPRODUKTIFITAS TINGGI

    CALON PEKERJACALON PEKERJAAN

    (JOB)

    PROSES SELEKSIUJI PENGETAHUAN

    danKEMAMPUAN DASAR PSIKOMOTORIS

  • KRITERIA SISTEM KERJA YANG BAIK

    Suatu sistem kerja yang baik dapat diukur dengan

    kriteria berikut :

    1. Banyaknya tenaga yang digunakan

    2. Banyaknya waktu yang digunakan

    3. Banyaknya biaya yang dihabiskan

    4. Efek psikologis dan Sosiologis yang ditimbulkan

    HASIL KERJA MANUSIA DAN PROSES PENGENDALIANNYA

    Tubuh mnusia dapat dianggap sebagai mesin yang dalam

    kegiatannya dibatasi ole hukum-hukum alam

    Kekuatan manusia tergantung dari struktur fisik tubuh manusia

  • Struktur fisik tubuh manusia terdiri dari :

    1. Struktur tulang

    2. Otot-otot rangka

    3. Sistem syaraf

    4. Proses metabolisme

    Metabolisme dalam otot (serangkaian Reaksi kimia) untuk mengubah bahan

    makanan menjadi dua bentuk yaitu:

    1. Kerja Mekanis

    2. Panas

  • PROSES TERJADINYA KELELAHAN

    Kelelahan adalah suatu kondidsi dimana seseorang tidak dapat lagi melanjutkan

    aktivitasnya

    Kelelahan dapat berupa kelelahan fisiologis (fisik dan kimia) dan kelelahan

    psikologis (mental dan fungsional).

    Kelelahan fisiologis adalah kelelahan yang timbul akibat terjadinya perubahan

    fisiologis dalam tubuh.

    Secara fisiologis, tubuh manusia dapat dianggap sebagai mesin yang

    mengonsumsi bahan bakar dan menghasilkan keluaran (output) berupa tenaga

    yang berguna untuk melakukan aktivitas

    Ada 5 mekanisme yang dilakukan tubuh manusia yaitu :

    1. Sistem peredaran darah

    2. Sistem pencernaan

    3. Sistem otot

    4. Sistem syaraf

    5. Sistem pernafasan

  • Kelelahan terjadi karena terkumpulnya produk-produk sisa dalam otot dan

    peredaran darah, dimana produk sisa bersifat membatasi kelangsungan aktivitas

    otot. DKL produk sisa mempengaruhi serat-serat syaraf dan sistem syaraf pusat

    sehingga menyebabkan orang menjadi lambat bekerja jika sudah lelah.

    Perdaran darahMakanan

    mengandung

    Glikogen

    Kontraksi Otot diikuti

    reaksi kimia (Oksidasi

    Glukosa) untuk

    mengubah Glikogen

    menjadi Tenaga, Panas

    dan Asam Laktat

    (produk sisa)

    Fase pemulihan, Asam

    Laktat diubah kembali

    menjadi Glikogen dengan

    adanya O2 dari pernafasan

    sehingga otot bisa

    bergerak secara kontinyu

    Kerja dan pemulihan

    harus seimbang

  • Tiga Mekanisme Penyebab Timbulnya Kelelahan

    GLUKOSAOKSIDASIO2 PRODUK SISA SACROLACTIC

    PHOSPATI

    CO2

    TERIKAT DALAM

    DARAH

    DIBUANG PADA

    WAKTU

    BERNAFAS

    PEMBUANGAN

    PRODUK SISA

    HARUS SEIMBANG

    DENGAN

    PEMBENTUKANNYA

  • MAKANAN KARBOHIDRAT

    Disimpan dalam HATI

    dalam bentuk

    GLIKOGEN

    Diubah menjadi

    Glukosa

    1 cm3 darah

    membawa 0,1 mm3

    Glikogen dari HATI

    Bekerja

    menyebabkan

    Glikogen dalam

    HATI berkurang

    Kelelahan terjadi jika konsentrasi GLIKOGEN dalam HATI

    tinggal 0,7%

    OKSIDASI

    Keadaan normal udara yang

    masuk melalui pernafasan kira-

    kira 4 lt/menit.

    Kerja keras memerlukan udara

    kira-kira 15 lt/menit

    Jika kadar OXIGEN dalam

    udara yang diperoleh melalui

    pernafasan kurang dari yang

    dibutuhkan, KELELAHAN

    akan terjadi.

    Kelelahan terjadi karena

    proses OKSIDASI dalam tubuh

    untuk mengubah ASAM

    LAKTAT menjadi H2O dan

    CO2 agar mudah dibuang,

    tidak seimbang dengan

    pembentukannya.

    ASAM LAKTAT terakumulasi

    dalam OTOT dan PEREDARAN

    DARAH

    SIRKULASI UDARA

    YANG BAIK

    SANGAT PENTING

  • SEBELUM

    BEKERJA

    SEDANG

    BEKERJA

    SESUDAH

    BEKERJA

    WAKTU

    K

    O

    N

    S

    U

    M

    S

    I

    O

    X

    I

    G

    E

    N

    KELELAHAN PSIKOLOGIS

    Kelelahan psikologis atau biasa juga disebut kelelahan palsu,

    1. timbul dari perasaan seseorang

    2. kelihatan dengan tingkah laku

    3. pendapat-pendapatnya yang tidak konsekwen lagi

    4. jiwanya yang labil dengan adanya perubahan sekalipun

    menyangkut diri dan lingkungannya sendiri

  • PENYEBAB KELELAHAN PSIKOLOGIS

    1. Kurang minat dalam perkejaan

    2. Berbagai penyakit

    3. Monotoni

    4. Keadaan lingkungan

    5. Adanya hukum moral yang mengikat dan merasa tidak cocok

    6. Tanggungjawab

    7. Kekawatiran

    8. Konflik-konflik

  • Kelelahan psikologis timbul karena adanya reaksi fungsional

    dari pusat kesadaran yaitu Cortex Cerebri yang berkerja atas

    dua pengaruh yang antagonistik yaitu :

    1. Sistem penghambat ( inhibisi)

    2. Sistem penggerak ( aktivasi )

    Sistem penghambat terdapat dalam thalamus dan bersifat

    menurunkan kemampuan manusia untuk bereaksi

    Sistem penggerak terdapat dalam Formatio Retikularis yang

    dapat bersifat merangsang pusat-pusat vegetatif untuk

    konversi ergotropis dari peralatan-peralatan tubuh ke arah

    reaksi

    Keadaan seseorang untuk setiap keadaan ditentukan oleh dua

    kondisi yang antagonis tersebut.

    Bila sistem penggerak lebih kuat dari sistem penghambat maka

    orang akan merasa segar untuk bekerja dan sebaliknya bila

    sistem penghambat lebih kuat dari sistem penggerak, maka

    orang tersebut akan merasa lelah.

  • Kulit Otak

    Thalamus

    (Sistem Penghambat )

    Formasio Retikuler

    (Sistem Penggerak) Sensitivitas Afferen

  • TANDA-TANDA DATANGNYA KELELAHAN

    1. Perlemahan Kegiatan meliputi : Perasaan berat di kepala,

    menjadi lelah seluruh badan, kaki terasa berat, menguap, pikiran

    merasa kacau, mengantuk, mata terasa berat, kaku dan

    canggung dalam gerekan, tidak seimbang dalam berdiri, merasa

    ingin berbaring

    2. Pelemahan Motivasi meliputi : Merasa susah berpikir, lelah

    bicara, menjadi gugup, tidak dapat berkonsentrasi, tidak dapat

    memusatkan perhatian

    erhadap sesuatu, cenderung lupa, kurang kepercayaan diri,

    cemas terhadap sesuatu, tidak dapat mengontrol sikap, tidak

    dapat menekuni pekerjaan

    3. Kelelahan Fisik Akibat Tekanan Psikologis meliputi : Sakit

    kepala, kekakuan dibahu, merasa nyeri dipunggung, pernafasan

    terasa tertekan, merasa haus, suara serak, merasa pening,

  • CARA-CARA MENGURANGI KELELAHAN

    1. Sediakan kalori secukupnya sebagai input untuk tubuh

    2. Bekerja dengan metode kerja yang baik seperti menerapkan prinsip ekonomi

    gerakan

    3. Perhatikan kemampuan tubuh, artinya pengeluaran tenaga tidak melebihi

    pemasukannya dengan memperhatikan batasan-batasannya

    4. Perhatikan waktu kerja. Atur waktu kerja, waktu istirahat, sarana-sarana kerja,

    masa-masa libur dan rekreasi

    5. Atur lingkungan fisik sebaik-baiknya seperti temperatur, kelembaban udara,

    sirkulasi udara, pencahayaan, kebisingan, getaran mekanik, bau/wangi-wangian,

    warna.

    6. Usahakan mengurangi monotoni dan ketegangan akibat kerja gunakan warna

    dan dekorasi tempat kerja yang serasi, sediakan musik, sediakan waktu olah

    raga.

  • STANDAR-STANDAR K3 SECARA UMUM

    Setiap organ/bagian tubuh harus mendapat perlindungan

    yang baik selama melakukan aktivitas/kerja

    Tangan dengan sarung tangan

    Telinga dengan pelindung telinga

    Kepala dengan Helm

    Kaki dengan sepatuh

    Mata dengan kaca mata

    Hidung dengan masker

    Gunakan pakaian kerja sebagaimana mestinya sesuai

    jenis pekerjaan

  • Kondisi kerja yang serasi

    Terjamin

    Kesehatan

    Beban tambahan

    akibat lingkungan

    kerja

    Beban Kerja

    Terjamin

    Produktivitas

    yang tinggi

    Kapasitas

    Kerja

    GANGGUAN PADA KESEHATAN DAN DAYA KERJA

    MANUSIA

    FISIS

    KIMIAWI

    BIOLOGIS

    ME

    KA

    NIS

    SOSIALEKONOMIS&KULTURAL

    MENT

    AL

    PSIK

    OLOG

    IS

    FIS

    IOL

    OG

    IS

    RO

    DA

    KE

    SE

    TIM

    BA

    NG

    AN

    DIN

    AM

    IS

  • KELELAHAN DAN

    TURUNNYA

    EFISIENSI

    BEKERJA

    GANGGUAN

    KESEHATAN

    HASIL

    KERJA

    KEPEMIMPINAN

    SEMANGAT

    KELOMPOK

    LATIHAN

    EFISIENSI

    MOTIVASI

    MASALAH-MASALAH

    DALAM

    PERUSAHAAN

    MASA KINI MASA LAMPAU

    PERSOALAN

    PERORANGAN

    MASALAH

    HUBUNGAN

    ANTAR ORANG

    KONFLIK

    KEJEMUAN

    DEPRESI

    KURANG

    ISTIRAHAT DAN

    REKREASI

    KURANG VARIASI

    KEGIATAN LAMA

    DAN BERULANG

    ANEKSIO

    SUASANA PANAS

    ATAU DINGIN

    DAN

    KESIMBANGAN

    AIR DAN GARAM

    HIPOGLIKEMIA

    HIPOVITAMINOSIS

    HIPOPROTEINEMIA

    GIZI

    PROBLEMA KELUARGA

    1. Perkawinan

    2. Anak-anak

    3. Orang tua

    4. Perumahan

    MASALAH-MASALAH

    LUAR PERUSAHAAN

    1. PENURUNAN

    (PENGECILAN DAN

    PERLAMBATAN)

    2. DISORGANISASI

    3. GANGGUAN

    KUMULATIF

    4. PENGUBAHAN

    CARA

    5. KESALAHAN-

    KESALAHAN

    6. KECELAKAAN

    PENYAKIT-PENYAKIT

    1. INFEKSI

    2. ANEMIA

    3. ENDOKRIN

    4. TUMBUHAN GANAS

    5. KARDIOVASKULER

    6. PARU-PARU

    7. GINJAL

    8. SYARAF PUSATZAT-ZAT

    BERACUN

    GANGGUAN KESEHATAN, EFISIENSI

    DAN FAKTOR-FAKTOR LINGKUNGAN KERJA

  • GANGGUAN PADA KESEHATAN

    DAN DAYA KERJA

    Agar seseorang dapat bekerja dalam keserasian yang terbaik, artinya ada jaminan

    kesehatan dan produktivitas kerja yang tinggi, maka harus ada keseimbangan

    antara 3 hal berikut :

    1. Beban Kerja

    2. Beban tambahan akibat lingkungan kerja

    3. Kapasitas kerja

    Beban Kerja

    Setiap pekerjaan merupakan beban bagi pelakunya, yang dapat berupa :

    1. Beban fisik

    2. Beban mental

    3. Beban sosial

  • Beban fisik : terutama dirasakan oleh para pekerja kasar yang membutuhkan

    kekuatan fisik (kuli kasar, buruh angkut, buruh bongkar muat). Beban fisik

    maksimum yang diperkenankan adalah 50 Kg (rekomendasi ILO).

    Beban mental lebih dirasakan oleh para pengusaha, pemimpin dimana

    tanggungjawabnya menjadi beban mental yang lebih besar

    Beban sosial lebih banyak dihadapi oleh para pekerja sosial

    Beban Tambahan akibat lingkungan kerja.

    Selain beban yang ditimbulkan secara langsung oleh setiap jenis pekerjaan, suatu

    pekerjaan biasanya dilakukan dalam lingkungan dan kondisi tertentu yang

    mengakibatkan terjadinya hal-hal yang menjadi beban tambahan pada jasmani dan

    rohani pekerja

    Beban tambahan tersebut disebabkan oleh 5 faktor

    1. Faktor fisik yang meliputi : pencahayaan, suhu udara, kelembaban, sirkulasi udara,

    getaran mekanis, tekanan udara dan radiasi

    2. Faktor-faktor kimia antara lain gas, uap, debu, kabut, asap, awan, cairan, benda

    padat

    3. Faktor biologi antara lain tumbuhan dan hewan

    4. Faktor fisiologis seperti konstruksi mesin, sikap dan cara kerja

    5. Faktor mental psikologis antara lain suasana kerja, hubungan antara para pekerja,

    atau antara pekerja dengan pengusaha, pemilihan kerja.

    Kelima faktor tersebut dapat mengganggu atau mengurangi daya kerja para pekerja

  • Cara meminimalkan beban tambahan akibat lingkungan kerja antara lain :

    1. Penggunaan musik di tempat kerja

    2. Sistem pencahayaan yang baik

    3. Dekorasi warna tempat kerja

    4. Pengendalian bahan-bahan beracun

    5. Pengaturan suhu yang baik/nyaman untuk bekerja

    6. Perencanaan sistem manusia-mesin sebaik-baiknya

  • Kapasitas Kerja

    Kapasitas kerja para pekerja berbeda-beda tergantung pada :

    1. Keterampilan

    2. Keserasian (fitness)

    3. Keadaan gizi

    4. Jenis kelamin

    5. Ukuran fisik tubuh

    6. Usia

    Produktivitas/Kapasitas Kerja dan Efisiensi Kerja

    Penunjang utama produktivitas dan efisiensi kerja adalah Keterampilan (Skill).

    Faktor penunjang lainnya adalah kesegaran jasmani dan rohani yang tidak hanya

    menggambarkan kesehatan fisik dan mentalnya tetapi sekaligus menunjukkan

    keserasian seseorang dengan pekerjaannya yang banyak dipengaruhi oleh

    kemampuan, pengalaman, dan pengetahuan yang dimilikinya.

  • Kesehatan dan Keselamatan Kerja di Bidang Kelistrikan

  • Listrik sangat membantu manusia dalam mengerjakan banyak perkerjaan,

    tetapi disamping itu listrik menyimpan potensi bahaya yang sangat besar.

    Tindakan-tindakan pencegahan terjadinya kecelakaan kerja akibat listrik

    1. Rencanakan instalasi listrik menurut standar yang berlaku

    2. Gunakan bahan-bahan instalasi listrik yang bersertifikat atau memenuhi

    standar yang berlaku

    3. Pasang instalasi menurut aturan atau standar yang berlaku

    4. Ikuti dengan saksama langkah-langkah keselamatan kerja pada instalasi

    listrik

  • EFEK ARUS LISTRIK TERHADAP TUBUH MANUSIA

    EFEK KIMIA

    (CHEMICAL EFFECT)

    EFEK FISIOLOGIS

    (PHYSIOLOGICAL EFFECT)EFEk PANAS

    (THERMAL EFFECT)

    2/3 bagian tubuh

    manusia terdiri atas

    cairan

    Aliran lsitrik

    menyebabkan

    dekomposisi cairan sel

    melalui proses

    elektrolisa

    Sel-sel tubuh akan

    mengering kemudian

    menjadi mati

    Efeknya terhadap fungsi

    fisiologis tubuh seperti

    jantung

    Denyut jantung orang sehat

    dalam keadaan normal 70 - 80

    denyutan per menit

    Bila tubuh manusia dialiri

    listrik arus bolak-balik dengan

    frekensi 50 Hz, berarti jantung

    harus berkontraksi sebanyak

    100 kali perdetik atau 6000 kali

    per menit. Hal tersebut akan

    menyebabkan kegagalan

    jantung

    Efek panas timbul

    sesuai dengan rumus

    Q = I2 . R . t

    Resistansi ekivalen

    lihat rangkaian ekivalen

    tubuh manusia

  • RESISTANSI EKIVALEN TUBUH MANUSIA TERHADAP ARUS LISTRIK

    80 Ohm

    460 O

    hm

    460 O

    hm

    125 O

    hm

    15

    Oh

    m

    125 O

    hm

    840 O

    hm

    840 O

    hm

    220 V

    G r o u n d ( B u m i)

  • 80 Ohm

    460 O

    hm

    460 O

    hm

    125 O

    hm

    15

    Oh

    m

    125 O

    hm

    84

    0 O

    hm

    84

    0 O

    hm

    220 V

    46

    0 O

    hm

    80

    Oh

    m1

    25

    Oh

    m

    12

    5 O

    hm

    15

    Oh

    m

    84

    0 O

    hm

    84

    0 O

    hm

    46

    0 O

    hm

    20

    5 O

    hm

    12

    5 O

    hm

    15

    Oh

    m

    84

    0 O

    hm

    84

    0 O

    hm

    46

    0 O

    hm

    77

    ,65

    Oh

    m

    15

    Oh

    m4

    20

    Oh

    m

    97

    2,6

    5 O

    hm

    220 V

    10

    00

    Oh

    m

    220 V

    220 mA226,18 mA

    220 V220 V

    220 V

  • LIMA LANGKAH KERJA YANG AMAN PADA INSTALASI LISTRIK

    (THE FIVE SAFETY RULES OF ELECTRICAL WORK)

    1. TURN SWITCH OFF

    2. ENSURE THAT

    CUREENT CAN NOT

    SWITCH ON AGAIN

    3. ENSURE THAT THERE

    IS NO MORE VOLTAGE

    4. SHORT CIRCUITING AND

    EARTHING

    5. COVERING ALL

    NEIGHBORING ACTIVE

    PART

    BEGIN WORK

    1. Lepas sekring (fuse) dan bawa ke t4 kerja

    2. Kunci Panel dan bawa kuncinya ke t4 kerja

    3. Pasang tanda-tanda peringatan

    1. Uji dengan alat tes tegangan (Test Pen)

    2. Ukur dengan menggunakan Volt meter

    1. Hubungsingkatkan Kawat fasa dengan

    kawat netral dan hubungkan ke bumi

    2. Hubung singkatkan ketiga kawat fasa dan

    hubungkan ke bumi

    Bungkus/tutup semua bagian instalasi yang

    tetap aktip(bertegangan) karena diperlukan

    untuk pekerjaan

    Ubah posisi semua alat hubung (Saklar, MCB)

    ke posisi OFF

    Gunakan peralatan kerja yang tersertifikasi atau sesuai standar K3 yang

    berlaku (Sarung tangan isolasi, Obeng dan Tang berisolasi, sabuk pengaman

    untuk pekerjaan pada ketinggian).

  • DO NOT SWITCH ON

    DANGER

    DO NOT

    SWITCH ON

    DANGER

    Tanda-tanda Peringatan yang biasa digunakan dalam perbaikan instalasi listrik

    AWAS BAHAYA

    PEKERJAAN SEDANG

    BERLANGSUNG

    DO NOT SWITCH ON

    WORK IN PROGRESS

    SIGN TO BE REMOVE

    ONLY BY : ALI KADAFI

  • Kawat fasa

    Kawat netral

    +-

    V

    Pengujian ada tidaknya Tegangan

    menggunakan Voltmeter

    Volt

    meter

    Kawat fasa

    Kawat netral

    Hubung singkat fasa ke netral

    untuk rangkaian satu fasa

    Hubung singkat tiga fasa ke bumi

    untuk rangkaian satu fasa

    Kawat fasa

    Kawat fasa

    Kawat fasa

  • LANGKAH-LANGKAH P3K PADA KECELAKAAN LISTRIK

    1. Matikan Aliran Listrik

    2. Evakuasi Korban dari

    Tempat Berbahaya

    2.1 Padamkan api yang

    mulai menyala

    3. Panggil Dokter

    4 Identifikasi Kondisi

    Korban

    4.0 Pernafasan dan

    denyut jantung normal

    dan tidak pingsan

    5.0 Baringkan korban

    dalam posisi miring

    6.0 Bawa korban ke

    rumah sakit

    4.1 Pernafasan dan

    sirkulatory gagal

    5.1 Lakukan

    pernafasan mulut

    ke mulut dan atau

    pijatan jantung

    dengan segera

    6.1 Bawa korban ke

    rumah sakit

    4.2 Korban pingsan/shock

    5.2 Baringkan korban dalam

    posisi shock

    6.2 Bawa korban ke rumah

    sakit