jurnal ilmu manajemen sosial humaniora · utama intermedia kendari endro sukotjo1), wa ode...
Post on 25-Jan-2020
21 Views
Preview:
TRANSCRIPT
Jurnal Ilmu Manajemen Sosial Humaniora
ISSN: 2654-7287. Edisi: Vol. 2, No. 1, Agustus 2019
1
ISSN: 2654-7287
Vol. 2, No. 1, Agustus 2019
ALAMAT REDAKSI
Kantor Pusat Lembaga Penelitian dan Pengabdaiab pada Masyarakat UMK.
Jl. KH. Ahmad Dahlan No 10 Kota Kendari, Gedung Islamic Canter, Lt. 2
email:penelitian@umkendari.ac.id/website: lppm.umkendari.ac.id
https:lppm.umkendari.ac.id/humaniora
PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PENJUALAN LELANG
MELALUI MEDIA INTERNET
Dirawati1)
, Rima Anggriyani2)
PENGENDALIAN KUALITAS PRODUKSI KORAN PADA PT. FAJAR
UTAMA INTERMEDIA KENDARI
Endro Sukotjo1)
, Wa Ode Sarpina
2), Juharsah
3), Kasman
4)
PENGARUH PROMOSI TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN JASA
TRANSPORTASI ONLINE GO-JEK (Survei pada Mahasiswa Management
2017 Universitas Singaperbangsa Karawang)
Reminta Lumban Batu1)
, Gina Maulidia2)
, Hana Chairinnisrina3)
PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PENJUALAN LELANG
MELALUI MEDIA INTERNET
Rima Anggriyani1)
, Dirawati2)
PENGARUH TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP KINERJA
PEGAWAI BAGIAN PENGELOLAAN PENDAPATAN BIDANG WILYAH
II DISPENDA KOTA KENDARI
Juwita
EVALUASI SISTEM PENJUALAN TUNAI GAS ELPIJI 3 (TIGA)
KG PADA PT. HASNAH DINA DJAM ENERGI KENDARI
Dwi Kartika Prananingrum
PENGARUH TOTAL ASSET TOURNOVER (TAT) DAN NET PROFIT
MARGIN (NPM) PADA PERTUMBUHAN LABA (PG) PERUSAHAAN
MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
Sitti Zakiah
Jurnal Ilmu Manajemen Sosial Humaniora
ISSN: 2654-7287. Edisi: Vol. 2, No. 1, Agustus 2019
2
KETUA EDITOR
Sitti Zakiah Ma‟mun
DEWAN EDITOR
Hartati
Ahmad Rustan
La Ode Alimusa
Patta Hindi Asis
MITRA BESTARI
Prof. Abdullah Alhadza
Prof Anwar Hafid
LAYOUT
Jumiatin
Alwas Muis
ALAMAT REDAKSI
Kantor Pusat Lembaga Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat UMK.
Jl. KH. Ahmad Dahlan No 10 Kota Kendari, Gedung Islamic Canter, Lt. 2
email:penelitian@umkendari.ac.id/website: lppm.umkendari.ac.id, https:lppm.umkendari.ac.id/saintek
Jurnal Ilmu Manajemen Sosial Humaniora
ISSN: 2654-7287. Edisi: Vol. 2, No. 1, Agustus 2019
3
DAFTAR ISI
PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PENJUALAN LELANG
MELALUI MEDIA INTERNET
Dirawati1)
, Rima Anggriyani2)
.................................................................... 1-16
PENGENDALIAN KUALITAS PRODUKSI KORAN PADA PT.
FAJAR UTAMA INTERMEDIA KENDARI
Endro Sukotjo1)
, Wa Ode Sarpina
2), Juharsah
3), Kasman
4) ........................ 17-43
PENGARUH PROMOSI TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN
JASA TRANSPORTASI ONLINE GO-JEK (Survei pada Mahasiswa
Management 2017 Universitas Singaperbangsa Karawang)
Reminta Lumban Batu1)
, Gina Maulidia2)
, Hana Chairinnisrina3)
.............. 44-66
PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PENJUALAN LELANG
MELALUI MEDIA INTERNET
Rima Anggriyani1)
, Dirawati2)
.................................................................... 67-86
PENGARUH TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP KINERJA
PEGAWAI BAGIAN PENGELOLAAN PENDAPATAN BIDANG
WILYAH II DISPENDA KOTA KENDARI
Juwita .......................................................................................................... 87-109
EVALUASI SISTEM PENJUALAN TUNAI GAS ELPIJI 3 (TIGA)
KG PADA PT. HASNAH DINA DJAM ENERGI KENDARI
Dwi Kartika Prananingrum ......................................................................... 110-130
PENGARUH TOTAL ASSET TOURNOVER (TAT) DAN NET
PROFIT MARGIN (NPM) PADA PERTUMBUHAN LABA (PG)
PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA
EFEK INDONESIA
Sitti Zakiah .................................................................................................. 131-141
Jurnal Ilmu Manajemen Sosial Humaniora
ISSN: 2654-7287. Edisi: Vol. 2, No. 1, Agustus 2019
1
PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP
PENJUALAN LELANG MELALUI
MEDIA INTERNET
Dirawati, SH.,MH., Rima Anggriyani, S.H., M.Kn.,
Ilmu Hukum, Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Kendari
dira.wshmh@gmail.com. rima.not19@yahoo.co.id.
Abstrak
Adanya pengalihan pengelolaan pendidikan menengah ke provinsi paling tidak juga
memberi warna baru terhadap pola politisasi guru. Dominasi atas Politisasi itu akan
mengalami pergeseran dari level kabupaten/kota ke level provinsi. Metode penelitian
hukum normatif sosiologis ini pada dasarnya merupakan penggabungan antara
pendekatan hukum normatif dengan adanya penambahan berbagai unsur sosiologis.
Analisis data penelitian ini menggunakan metode analisis diskriptif, agar dapat
disusun suatu gambaran komprehensif mengenai seluruh sifat dan karakteristik
masyarakat tentang Politisasi Guru Dalam Pilkada Pasca Pengalihan Pengelolaan
Pendidikan Menengah ke Provinsi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa proteksi
hukum yang dapat dilakukan bagi guru dari politisasi dalam Pilkada yaitu guru SMA
dan SMK untuk tidak terlibat aktif/pasif dalam politik praktis dalam penyelenggaraan
pemilukada. Seharusnya guru dapat lebih fokus mengimplementasikan Undang-
Undang Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, apabila guru-guru dipaksa
untuk terlibat dalam proses pemenangan dan guru yang dikorbankan pasca pemilu
dapat melakukan pengaduan kepada Dinas Pendidikan Provinsi maupun Panitia
Pengawas Pemilu. Kendala hukum yang dialami profesi guru terhadap intervensi
politik pilkada bahwa tidak ada kesadaran dalam organisasi profesi guru yang fokus
bervisi meningkatkan kualitas guru, lemahnya pemimpin organisasi profesi guru
tersebut serta para politisi yang sangat tidak profesional memanfaatkan organisasi
profesi guru.
Jurnal Ilmu Manajemen Sosial Humaniora
ISSN: 2654-7287. Edisi: Vol. 2, No. 1, Agustus 2019
2
Kata Kunci : Pendidikan Pilkada, Politisasi Guru.
Abstract
The transfer of management of secondary education to the province also at least
gives new colors to the pattern of teacher politicization. Therefore, it is important to
see the extent to which the law provides protection for the teacher profession against
the existence of politicization, especially in regional head elections. The data
analysis of this research uses descriptive analysis method, so that a comprehensive
picture of all the characteristics and characteristics of the community can be drawn
up about Teacher Politicization in Post-Transfer Local Election Management of
Secondary Education to Provinces. The results of this study indicate that legal
protection that can be done for teachers from politicization in elections is high school
and vocational school teachers not to be actively / passively involved in practical
politics in the implementation of post-conflict local elections. Teachers should be
able to focus more on implementing Law No. 14 of 2005 concerning Teachers and
Lecturers, if teachers are forced to be involved in the process of winning and
teachers who are sacrificed after the election can make complaints to the Provincial
Education Office and Election Oversight Committee. The legal obstacle experienced
by the teaching profession towards election political intervention is that there is no
awareness in teacher professional organizations that focus on improving the quality
of teachers, the weak leaders of professional teacher organizations and highly
unprofessional politicians utilizing teacher professional organizations.
Keywords: Election Education, Teacher Politicization.
1. PENDAHULUAN
Sesuai Lampiran Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah, mengamanatkan, pengelolaan pendidikan menengah yang semula menjadi
urusan pemerintah daerah kabupaten/kota dialihkan menjadi urusan pemerintah
daerah provinsi. Akibat yang diharapkan adalah pengelolaan pendidikan lebih fokus
dan efisien karena pemerintah provinsi mengelola pendidikan menengah (Dikmen)
Jurnal Ilmu Manajemen Sosial Humaniora
ISSN: 2654-7287. Edisi: Vol. 2, No. 1, Agustus 2019
3
dan pemerintah kota/kabupaten mengelola pendidikan dasar (Dikdas). Dari aspek
proporsinalitas setidaknya terpenuhi sebagai dampak dari pembagian pengelolaan
tersebut.
Rentang kendali pemerintahan provinsi yang lebih luas dibandingkan
pemerintah kabupaten/kota memberikan fleksibilitas dalam mendistribusikan guru.
Selama ini distribusi Sumber Daya Manusia (SDM) kependidikan memerlukan
birokrasi yang berbelit-belit ketika terjadi mutasi guru antar daerah. Hal ini terjadi
karena proses administrasinya berlangsung secara benjenjang sejak dari
kabupaten/kota ke provinsi. Sejak adanya peralihan itu maka birokrasi pengalihan
para guru sekolah menengah tidak lagi dikelola kabupaten/kota tetapi cukup oleh
pemerintah provinsi sehingga menjadi efisien.
Profesi guru memiliki peran sentral dalam dunia pendidikan tanpa kecuali dunia
pendidikan Indonesia utamanya Provinsi Sulawesi Tenggara. Keberadaan guru secara
profesional serta berkualitas yang mengelola kegiatan belajar dan mengajar
diharapkan akan bermuara pada anak didik yang dihasilkan. Pengelolaan belajar dan
mengajar oleh guru yang baik akan menghasilkan siswa yang bermutu tinggi pula.
Berkaitan dengan hal ini Saiful Sagala mengatakan :
“Guru sebagai tenaga pendidik adalah seorang atau sekelompok orang
yang berprofesi mengelola kegiatan belajar dan mengajar serta
seperangkat peran lainnya yang memungkinkan berlangsungnya kegiatan
belajar mengajar yang efektif, melalui transformasi.”
Akan tetapi, keberadaan guru sebagai bagian dari birokrasi seringkali pula
dipolitisasi. Kondisi demikian seringkali terasa muncul saat pelaksanaan Pemilihan
Kepala Daerah (Pilkada) berlangsung. Keterlibatan guru dalam politik praktis ini
dikhawatirkan akan merusak profesionalitas mereka sebagai akibat tidak fokus lagi
pada tugas mereka terhadap kegiatan belajar dan mengajar. Keberadaan para guru
menjadi tim sukses dari pasangan calon kepala daerah terjadi karena diiming-imingi
akan diangkat menjadi camat, kepala desa, kepala unit pelaksana teknis (UPT), dan
jabatan lainnya.
Jurnal Ilmu Manajemen Sosial Humaniora
ISSN: 2654-7287. Edisi: Vol. 2, No. 1, Agustus 2019
4
Keberadaan para guru juga sebenarnya telah menjadi fokus perhatian yang
serius dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy.
Sebagaimana diberitakan di sebuah media online, Mendikbud mengakui bahwa
dampak negatif politisasi guru sangat terkait erat dengan terpuruknya profesionalitas
guru itu sendiri :
“Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir
Effendy mengatakan bahwa pemilihan kepala daerah (Pilkada) di
Indonesia mampu merusak sikap profesionalisme guru. "Jadi saya harus
katakan bahwa yang namanya Pilkada merusak profesionalisme guru,"
ujar dia di Kongres XXI Persatuan Taman Siswa, di Pendopo Taman
Siswa, di Yogyakarta, Selasa (6/12/2016).”
Ancaman atas profesionalitas guru ini sudah barang tentu secara tidak langsung
juga akan mengancam mutu pendidikan. Menurunnya mutu pendidikan dengan
sendirinya akan menghasilkan peserta didik yang berkualitas rendah. Dengan
demikian, adanya peserta didik tidak bermutu yang notabene generasi penerus akan
mengancam masa depan bangsa.
Adanya pengalihan pengelolaan pendidikan menengah ke provinsi paling tidak
juga memberi warna baru terhadap pola politisasi guru. Dominasi atas Politisasi itu
akan mengalami pergeseran dari level kabupaten/kota ke level provinsi. Oleh karena
itu, menjadi penting untuk melihat sejauh mana hukum memberikan proteksi profesi
guru terhadap adanya politisasi, utamanya dalam pemilihan kepala daerah.
Pentingnya perangkat hukum yang memberikan proteksi terhadap independensi guru
pada saat agenda Pilkada dilaksanakan adalah mutlak demi menjaga kualitas
demokrasi dan profesionalitas guru. Bertitik tolak dari berbagai uraian di atas maka
penulis tertarik untuk meneliti aspek hukum perlindungan hukum atas profesi guru
dalam agenda Pilkada.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui proteksi hukum terhadap guru
dari politisasi dalam pilkada pasca pengalihan pengelolaan pendidikan menengah ke
Jurnal Ilmu Manajemen Sosial Humaniora
ISSN: 2654-7287. Edisi: Vol. 2, No. 1, Agustus 2019
5
provinsi dan untuk mengetahui kendala hukum yang dialami profesi guru terhadap
intervensi politik Pilkada.
2. METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan tipe penelitian hukum normatif sosiologis. Metode
penelitian hukum normatif sosiologis ini pada dasarnya merupakan penggabungan
antara pendekatan hukum normatif dengan adanya penambahan berbagai unsur
sosiologis. Metode penelitian normatif sosiologis mengenai implementasi ketentuan
hukum normatif (undang-undang) dalam aksinya pada setiap peristiwa hukum
tertentu yang terjadi dalam suatu masyarakat.
Pendekatan yang dipregunakan untuk mengkaji permasalahan tersebut di atas
adalah pendekatan perundang-undangan (statute approach) dan pendekatan
konseptual (conceptual approach) penggunaan pendekatan perundang-undangan
adalah karena penelitian ini akan mengkaji peratuan perundang-undangan yang
berkaitan dengan penjualan lelang melalui media internet, sehingga macam peraturan
perundang-undangan tersebut. Sedangkan penggunanaan pendekatan konseptual
adalah untuk mengkaji permasalahan penelitian yang tidak ada normanya sehingga
diperlukan konsep-konsep yang dikemukakan oleh para ahli hukum.
Sumber bahan hukum : bahan hukum primer yaitu, peraturan perundang-
undangan, keputusan tata usaha negara dan putusan pengadilan. Bahan hukum
sekunder, yaitu buku-buku yang ditulis oleh para ahli hukum, kamus hukum,
majalah-majalah, artikel, dan situs-situs internet, baik yang berkenaan dengan
langkah dibahas.
Dalam Pengumpulan bahan hukum penelitian ini, langkah pertama yang
diambil adalah menginventrarisasi peraturan perundang- undangan yang ada serta
yang ada kaitannya dengan permasalahan yang akan dibahas oleh penulis. Setelah
menginventarisasi perundang-undangan, langkah selanjutnya adalah mengkaji buku-
buku kepustakaan, majalah-majalah dan artikel-artikel serta situs-situs internet yang
Jurnal Ilmu Manajemen Sosial Humaniora
ISSN: 2654-7287. Edisi: Vol. 2, No. 1, Agustus 2019
6
berkaitan dengan pembahasan atau masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini,
untuk selanjutnya disusun secara sistematis berdasarkan pokok pembahasan dalam
penelitian ini.
Pengelolahan bahan hukum dalam penulisan penelitian ini melalui jalan setelah
data telah terkumpul selanjutnya dianalisis secara deduktif. Analisis dengan jalan
digunakan pada saat menganilisis data dari peraturan perundang-undangan atau asas-
asas hukum, yang kemudian dilanjutkan dengan analisis kualitatif, yang selanjutnya
didiskripsikan.
3. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Proteksi Hukum Terhadap Guru Dari Politisasi Dalam Pilkada Pasca
Pengalihan Pengelolaan Pendidikan Menengah ke Provinsi
1) Konsep Proteksi Hukum
Keberadaan proteksi hukum atau juga perlidungan hukum sebagai
akibat dari hukum yang memiliki fungsi untuk melindungi karena sifatnya
mudah beradaptasi, fleksibel serta predektif dan antipatif. Berkaitan dengan
sifatnya ini maka hukum dalam memberikan proteksi atas entitas tertentu akan
memiliki jangkauan yang luas baik dari segi wilayah, ruang dan waktu.
Menurut Lili Rasjidi dan I.B Wysa Putra bahwa :
“Hukum dapat difungsikan untuk mengwujudkan perlindungan
yang sifatnya tidak sekedar adaptif dan fleksibel, melaikan juga
predektif dan antipatif.”
Sebagaimana apa yang dikemukakan oleh Fitzgerald terkait teori
perlindungan hukum Salmond bahwa hukum bertujuan mengintegrasikan dam
mengkoordinasikan berbagai kepentingan dalam masyarakat karena dalam
suatu lalulintas kepentingan, perlindungan terhadap kepentingan tertentu dapat
dilakukan dengan cara membantai berbagai kepentingan di lain pihak.
Sehingga dengan demikian secara teoritis dapat dipahami bahwa perlindungan
Jurnal Ilmu Manajemen Sosial Humaniora
ISSN: 2654-7287. Edisi: Vol. 2, No. 1, Agustus 2019
7
hukum tidak dapat dipisahkan dengan kepentingan masyarakat dalam
hubungan antar pihak.
Dalam kaitan proteksi hukum atau perlindungan hukum dengan
kepentingan masyarakat, Satijipto Raharjo menyatakan, Perlindungan hukum
adalah memberikan pengayoman terhadap hak asasi manusia (HAM) yang
dirugikan orang lain dan perlindungan itu diberikan kepada masyarakat agar
dapat menikmati semua hak-hak yang diberikan oleh hukum. Dan dalam
kaitan kehidupan bermasyarakat hak-hak setiap individu mendapatkan
proteksi hukum karena adanya hak-hak secara eksplisit disediakan oleh
hukum. Karena adanya hak asasi manusia sendiri muncul juga ketika hak itu
memang tercantum dalam undang-undang. Kondisi yang demikian menjadi
wajar karena keberlakuan sebuah undang-undang berlaku umum sehingga
setiap orang memiliki hak yang sama secara hukum. Perlakuan yang sama
atau non diskriminasi ini yang tidak lain merupakan hak asasi manusia.
2) Konsep Kendala Hukum
Keberadaan kendala hukum muncul sebagai akibat adanya penegakan
hukum. Dalam penegakkan hukum adalah jamak jika menemui masalah dan
dalam penyelesaian ini sering ditemui adanya hambatan yang sangat
menentukan sukses atau gagalnya misi penegakkan hukum ini. Hambatan
inilah yang lazim kita jumpai sebagai sebuah istilah kendala hukum.
Keberadaan kendala hukum karena diawali oleh adanya penegakan
hukum. Dimana penengakan hukum secara konkret adalah berlakunya hukum
positif dalam praktik sebagaimana seharusnya patut dipatuhi. Oleh karena itu,
memberikan keadilan dalam suatu perkara berarti memutuskan hukum in
concreto dalam mempertahankan dan menjamin ditaatinya hukum materiil
dengan menggunakan cara prosedural yang ditetapkan oleh hukum formal.
Pasca ditetapkannya Undang-Undang Nomor 23 tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (UU Pemda) yang mulai berlaku tahun 2016,
pengalihan kewenangan pengelolaan pendidikan menengah yaitu Sekolah
Jurnal Ilmu Manajemen Sosial Humaniora
ISSN: 2654-7287. Edisi: Vol. 2, No. 1, Agustus 2019
8
Menengah Atas (SMA) dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dari
kabupaten atau kota ke provinsi, resmi diberlakukan. Pengalihan kewenangan
SMA dan SMK ini memerlukan koordinasi yang intensif antara pemerintah
kabupaten atau kota dengan pemerintah provinsi.
Dengan adanya pengambilalihan wewenangan pendidikan menengah
ini, tentunya mendapatkan gambaran bahwa ada permasalahan yang sungguh
sangat mendasar, yakni pembiayaan dan tenaga pendidik. Sehingga perlu
adanya koordinasi yang intensif. Terkait pembiayaan, dengan adanya
pengalihan kewenangan ini, sebelumnya dengan berlandaskan Undang-
Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
sebenarnya tidak ada kendala berarti. Bahkan banyak kabupaten atau kota
yang mampu menyelenggarkan pendidikan menengah secara gratis.
Penyelenggaraan pendidikan tingkat menengah atas bisa berlangsung
lebih baik, kualitasnya merata di semua daerah dan kesejahteraan tenaga
pendidik dan pendukung pendidikan meningkat dari yang diperoleh
sebelumnya. Sesuai dengan Pasal 404 Undang-Undang Nomor 23 tahun 2014
yang menyatakan bahwa serah terima personel, pendanaan, saran dan
prasarana serta dokumen (P3D) sebagai akibat pembagian urusan pemerintah
ini harus dilakukan minimal 2 tahun.
Pasca ditetapkannya Undang-Undang Nomor 23 tahun 2014 sebagai
Undang-Undang Pemerintah Daerah (UU Pemda) yang baru, pemerintah
merumuskan regulasi baru terkait perubahan pembagian urusan pemerintahan
yang konkuren antara pemerintah pusat dari pemerintah daerah. Pembagian
urusan tersebut salah satunya dibidang pendidikan. Bahwa mulai tahun 2016
kewenangan pendidikan menengah di seluruh Indonesia dialihkan dari
pemerintah kabupaten/kota kepada pemerintah provinsi. Penetapan kebijakan
ini merupakan perwujudan dari tujuan desentralisasi pendidikan yakni untuk
menyeragamkan pengelolaan pendidikan, khususnya jenjang SMA/SMK antar
kabupaten/kita di wilayah provinsi.
Jurnal Ilmu Manajemen Sosial Humaniora
ISSN: 2654-7287. Edisi: Vol. 2, No. 1, Agustus 2019
9
Dalam Undang-Undang Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen
mengamanatkan bahwa guru adalah pendidik professional dengan tugas utama
mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan
mengevaluasi peserta didik. Institusi pendidikan dan organisasi guru itu
sebagai tempat membina manusia agar bermartabat dan bermoral, tidak
direduksi sebagai instrument transaksi politik. Masyarakat juga harus
melaporkan apabila ada keterlibatan guru dalam tim sukses (timses)
pemenangan pemilu.
Politisasi guru memang sangat rawan terjadi. Namun, pelanggaran kasus
tersebut jarang mendapat perhatian sehingga luput dari penegakan hukum
pemilu. Guru memang memegang posisi pengaruh yang strategis. Dan hal
tersebut membuat mereka potensial digerakkan untuk berpartisipasi dalam
kampanye yang menguntungkan salah satu calon, umumnya pada calon
petahana (incumbent).
Keterlibatan guru dan Dinas Pendidikan maupun organisasi guru dapat
tergambarkan dari awalnya kadang dapat berubah dari partsipan menjadi
bagian dari “Tim Kampanye” secara langsung atau tidak langsung.
Menggunakan kewenangan yang melekat padanya untuk mendukung calon
tertentu.
Politisasi guru memang bukan suatu hal yang baru didengar. Para guru
bisa naik pangkat seperti bekerja di dinas pendidikan apabila berhasil
memenangkan calon kepala daerah. Jika tidak, maka mereka bisa kehilangan
jabatannya. Alasan kepala daerah memanfaatkan guru dikarenakan mereka
berjalan di aspek yang cukup “seksi” yakni dibidang pendidikan. Mereka juga
mudah dibawa karena sistemnya birokratis. Selain itu, guru juga menjadi
tokoh masyarakat yang mudah mengambil hati masyarakat.
Proteksi hukum yang dapat dilakukan bagi guru dari politisasi dalam
Pilkada yaitu guru SMA dan SMK untuk tidak terlibat aktif/pasif dalam
politik praktis dalam penyelenggaraan pemilukada. Seharusnya guru dapat
Jurnal Ilmu Manajemen Sosial Humaniora
ISSN: 2654-7287. Edisi: Vol. 2, No. 1, Agustus 2019
10
lebih fokus mengimplementasikan Undang-Undang Nomor 14 tahun 2005
tentang Guru dan Dosen, apabila guru-guru dipaksa untuk terlibat dalam
proses pemenangan dan guru yang dikorbankan pasca pemilu dapat
melakukan pengaduan kepada Dinas Pendidikan Provinsi maupun Panitia
Pengawas Pemilu.
3) Kendala Hukum Yang Dialami Profesi Guru Terhadap Intervensi Politik
Pilkada
a) Profesionalisme Guru
Profesionalisme berasal dari kata profesi yang artinya suatu bidang
pekerjaan yang ingin atau akan ditekuni oleh seseorang. Profesi juga diartikan
sebagai suatu jabatan atau pekerjaan tertentu yang mensyaratkan pengetahuan
dan keterampilan khusus yang diperoleh dari pendidikan akademis yang
intensif. Jadi, profesi adalah suatu pekerjaan atau jabatan yang menuntut
keahlian tertentu.
Berkaitan dengan profesionalisme seseorang, ada beberapa kriteria
pokok sebagaimana diberikan oleh Nana Sujana bahwa pekerjaan itu
dipersiapkan melalui proses pendidikan dan latihan, mendapat pengakuan dari
masyarakat, adanya organisasi profesi, mempunyai kode etik.
Profesionalisme dikalangan guru erat kaitannya dengan berbagai
pelaksanaan kemampuannya. Dimana dalam pelaksanaan tersebut disertai
juga dengan spesialisasi dengan maksud mendapatkan peningkatan kapasistas
sehubungan dengan keterampilannya dalam menjalankan profesi, sehubungan
dengan hal ini W. James Popham dan Eva L. Baker berpendapat:
“bahwa guru yang profesional merupakan pelaksanaan-
pelaksanaan berkapabilitas yang dapat menggunakan
spesialisasinya untuk memperbaiki diri dan berupaya untuk
meninggalkan keterampilan mengajar”.
Oleh karenanya, seorang guru profesional menjalankan pekerjaannya
sesuai dengan kemampuan dan sikap dengan tuntutan profesi itu sendiri.
Jurnal Ilmu Manajemen Sosial Humaniora
ISSN: 2654-7287. Edisi: Vol. 2, No. 1, Agustus 2019
11
Dengan demikian, guru secara personal dikatakan profesional jika
menjalankan kegiatannya berdasarkan profesionalisme.
b) Pemilihan Kepala Daerah
Pemilihan Kepala daerah (Pilkada) secara langsung juga merupakan
sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat. Dengan pelaksanaan pemungutan suara
secara langusng oleh rakyat tanpa diwakil lagi oleh dewan perwakilan rakyat
maka esensi dari demokrasi telah ditunai. Hal ini dipahami karena demokrasi
sendiri memiliki makna pemerintahan dari rakyat. Berkaitan dengan hal ini
Abdul Asri sebagaimana dikutip oleh Harahap mengatakan bahwa Pilkada
langsung merupakan tonggak demokrasi terpenting di daerah, tidak hanya
terbatas pada mekanisme pemilihannya yang lebih demokratis dan berbeda
dengan sebelumnya tetapi merupakan ajang pembelajaran politik terbaik dan
perwujudan dari kedaulatan rakyat. Melalui pilkada langsung rakyat semakin
berdaulat, dibandingkan dengan mekanisme sebelumnya dimana kepala
daerah ditentukan oleh sejumlah anggota DPRD. Sekarang seluruh rakyat
yang mempunyai hak pilih dan dapat menggunakan hak suaranya secara
langsung dan terbuka untuk memilih kepala daerahnya sendiri. Inilah esensi
dari demokrasi dimana kedaulatan ada sepenuhnya ada ditangan rakyat,
sehingga berbagi distorsi demokrasi dapat ditekan seminimal mungkin.
Senada dengan hal itu maka Joko J. Prihatmoko menyatakan, bahwa
Pilkada langsung merupakan mekanisme demokratis dalam rangka rekrutmen
pemimpin di daerah, rakyat secara menyeluruh memiliki hak dan kebebasan
untuk memilih calon-calon yang didukungnya dan calon-calon bersaing dalam
suatu medan permainan dengan aturan main yang sama.
Bahwa apa yang telah diulas diatas memberi gambaran jelas bahwa
Pilkada berjalan secara demokrasi melalui mekanisme yang dilandasi norma
hukum. Dalam Pilkada langsung sebagaimana yang sedang berjalan di tahun
2017 ini berjalan dengan berlandaskan Undang-Undang Nomor 23 Tahun
2014 tentang Pemerintahan Daerah.
Jurnal Ilmu Manajemen Sosial Humaniora
ISSN: 2654-7287. Edisi: Vol. 2, No. 1, Agustus 2019
12
c) Intervensi Politik Dalam Pilkada
Intervensi politik terhadap profesi guru dalam pemilihan kepala daerah
merupakan bagian dari intervensi terhadap birokrasi pemerintahan daerah.
Kondisi ini terjadi karena keberadaan profesi guru dalam menjalankan
aktifitas hariannya tidak lepas dari lingkup birokrasi lokal tersebut. Maka
intervensi politik terhadap guru berjalan dalam koridor birokrasi pemerintahan
daerah yang telah terkontaminasi politik praktis sehubungan pelaksanaan
Pilkada.
Bentuk politisasi profesi guru ini secara kasat mata terlihat dalam
pelaksanaan Pilkada DKI Jakarta 2017 saat ini. Dalam portal
www.Liputan6.com diberitakan:
“Ribuan guru swasta berkumpul di Jalan Talang, Jakarta Pusat untuk
memberikan dukungan ke pasangan di Pilkada DKI, Basuki Tjahaja Purnama
atau Ahok dan Djarot Saiful Hidayat. Ribuan guru yang hadir diantaranya dari
Forum Komunikasi Guru Bantu Indonesia Provinsi DKI, Forum Guru
Madrasah, Ikatan Yayasan Guru Swasta, Guru Paud, dan Guru Ngaji.”
Keterlibatan para guru dalam politik praktis menjadikan posisi mereka
sebagai pendidik memberi pengaruh yang belum tentu baik bagi kalangan
peserta didik. Guru yang memberikan bahan ajaran sesuai afiliasi politik yang
dianutnya belum tentu sesuai dengan kebutuhan peserta didik ketika
memasuki dunia pendidikan. Para siswa yang dicekoki kepentingan politik
praktis Pilkada sudah tentu bertentangan dengan makna ideal pendidikan yang
netral. Keadaan yang demikian akan berpengaruh pada out put dari proses
pendidikan dimana guru memiliki peran yang strategis, sebagai mana
disampaikan Akhyak:
“Di dalam masyarakat, dari terbelakang sampai yang paling maju
guru memegang peran penting hampir tanpa kecuali. Guru
Jurnal Ilmu Manajemen Sosial Humaniora
ISSN: 2654-7287. Edisi: Vol. 2, No. 1, Agustus 2019
13
merupakan suatu diantara pembentukan-pembentukan utama
calon warga masyarakat”.
Bagaimana guru terlibat dalam politik praktis Pilkada karena pimpinan
birokrasi yang dikendalikan oleh kepala daerah. Birokrasi yang berada di
bawah kepala daerah ini rentan disalahgunakan ketika kepala daerah
incumbent ikut terlibat dalam kontestasi Pilkada. Penyalahgunaan biorkrasi
yang demikian dengan sendirinya juga tidak steril bagi kalangan guru. Dengan
posisi seperti ini maka secara langsung atau tidak langsung pasti terjadi
dengan apa yang dinamakan politisasi guru dalam Pilkada.
Secara umum intervensi merupakan tindakan campur tangan yang
dilakukan suatu negara kepada negara lain, baik pada bidang ekonomi, sosial,
budaya, politik maupun bidang kemasyarakatan lainnya. Pada kegiatan
birokrasi dan politik Azhari dalam tulisannya juga mengatakan bahwa
intervensi politik yang dimaksud merupakan upaya yang dilakukan oleh
pejabat politik dalam mempengaruhi proses rekrutmen dan promosi birokrat
pada jabatan-jabatan birokrasi.
Azhari juga menjelaskan intervensi politik terhadap birokrasi adalah
tindakan yang dilakukan oleh pejabat-pejabat politik yang tidak sejalan
dengan semangat netralitas birokrasi dan aturan perundangan yang berlaku
dalam manajemen birokrasi publik. Intervensi semacam ini kerap dilakukan
semata untuk keuntungan partai dan promosi birokrat pada jabatan-jabatan
birokrasi.
Beberapa penyebab mengapa intervensi politik terhadap birokrasi sulit
dihindari terdapat pada tulisan Helden dalam artikel online
(politik.kompasiana.com). Ia menuliskan mengapa penyebab tersebut dapat
terjadi:
i. Masih kuatnya primordalisme politik, dimana ikatan kekerabatan, politik
balas budi, keinginan membangun pemerintah berbasis keluarga, mencari
rasa aman, dan perilaku oportunis birokrat.
Jurnal Ilmu Manajemen Sosial Humaniora
ISSN: 2654-7287. Edisi: Vol. 2, No. 1, Agustus 2019
14
ii. Mekanisme check and balance belum menjadi budaya dan belum
dilaksanakan dengan baik.
iii. Kekuasaan yang dimiliki politi cenderung untuk korup sebagaimana
dikemukakan oleh Lord Acton “power tends to corrupt‟
iv. Rendahnya kedewasaan parpol dan ketergantungan tinggi terhadap
birokrasi.
v. Kondisi kesejahteraan aparat birokrat atau aparatur sipil negara di daerah
yang rendah cenderung melahirkan praktek rent seeking melalui aktivitas
politik tersembunyi demi mendapat income tambahan.
vi. Perangkat aturan yang belum jelas dan mudah dipolitisasi, seperti
lemahnya instrument pembinaan pegawai, kode etik belum melembaga,
adanya status kepada daerah sebagai Pembina kepegawaian, dan rangkap
jabatan kepala daerah dengan ketua umum parpol.
Kendala hukum yang dialami profesi guru terhadap intervensi politik
pilkada bahwa dengan adanya politisasi tersebut akan berdampak buruk pada
pendidikan. Organisasi profesi guru jangan mau dipolitisasi, karena kalau itu
terjadi akan menyebabkan kekacauan pada dunia pendidikan dan luturnya
citra pendidikan. Memang politik sudah menjadi hak semua warga negara
termasuk guru. Namun, pelaksanaan hal tersebut harus berdasarkan hati
nurani dan penilaian yang jelas.
Beberapa hal yang menyebabkan dipolitisasinya organisasi profesi
guru. Diantaranya adalah tidak ada kesadaran dalam organisasi profesi guru
yang fokus bervisi meningkatkan kualitas guru. Penyebab kedua lemahnya
pemimpin organisasi profesi guru tersebut. Ketiga para politisi yang sangat
tidak profesional memanfaatkan organisasi profesi guru.
Solusi yang diberikan atas intervensi politik pilkada bagi profesi guru
adalah guru-guru harus dipindahkan/dipisahkan dari kewenangan
bupati/walikota supaya tidak dijadikan alat politik terus-menerus setiap kali
terjadi pergantian kepemimpinan di daerahnya masing-masing. Bahwa
Jurnal Ilmu Manajemen Sosial Humaniora
ISSN: 2654-7287. Edisi: Vol. 2, No. 1, Agustus 2019
15
kewenangan pola karir para guru harus dikembalikan di bawah Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.
4. KESIMPULAN
A. Bahwa proteksi hukum yang dapat dilakukan bagi guru dari politisasi dalam
Pilkada yaitu guru SMA dan SMK untuk tidak terlibat aktif/pasif dalam politik
praktis dalam penyelenggaraan pemilukada. Seharusnya guru dapat lebih fokus
mengimplementasikan Undang-Undang Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan
Dosen, apabila guru-guru dipaksa untuk terlibat dalam proses pemenangan dan
guru yang dikorbankan pasca pemilu dapat melakukan pengaduan kepada Dinas
Pendidikan Provinsi maupun Panitia Pengawas Pemilu.
B. Kendala hukum yang dialami profesi guru terhadap intervensi politik pilkada
bahwa tidak ada kesadaran dalam organisasi profesi guru yang fokus bervisi
meningkatkan kualitas guru, lemahnya pemimpin organisasi profesi guru tersebut
serta para politisi yang sangat tidak profesional memanfaatkan organisasi profesi
guru.
5. SARAN
A. Dibutuhkan kesadaran pemerintah untuk tidak memanfaatkan jabatan politiknya
dan melibatkan guru dalam pilkada karena tidak sesuai dengan amanat Undang-
Undang No.23 tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah.
B. Dibutuhkan peran masyarakat untuk dapat mencegah dan mengawasi tindakan
pemerintah yang melibatkan guru dalam pilkada
UCAPAN TERIMA KASIH
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Lembaga Penelitian dan
Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Muhammadiyah Kendari yang
telah memberikan dukungan financial dalam penelitian ini.
Jurnal Ilmu Manajemen Sosial Humaniora
ISSN: 2654-7287. Edisi: Vol. 2, No. 1, Agustus 2019
16
DAFTAR PUSTAKA
Azhari, 2011. Mereformasi Birokrasi Publik, Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Akhyak,2005.Profil Pendidikan Sukses.Surabaya : Elkaf.
Asri Harahap, 2005. Manajemen dan Resolusi Konflik Pilkada. Jakarta : PT. Pustaka
Cidesindo.
Joko J. Prihatmoko, 2005.Pemilihan Kepala Daerah Langsung. Filosofi. Sistem dan
Problema Penerapan Di Indoensia. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Kunandar, 2007. Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) dan Persiapan Menghadapi Sertifikasi Guru, Cet. Ke-1.
Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Lili Rasjidi dan I.B Wysa Putra,1993. Hukum Sebagai Suatu Sistem. Bandung :
Remaja Rusdakarya.
Nana Sudjana, 2000. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar.Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
Lexy Moloeng, 2007. Metodelogi Penelitian Kualitatif; Edisi Revisi. Bandung:
Remaja Rosda Karya.
Satijipto Raharjo, 2000. Ilmu Hukum . Bandung : PT. Citra Aditya Bakti.
Shant Dellyana, 1988.Konsep Penegakan Hukum. Yogyakarta: Liberty
Sugiyono, 2007. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kualitatif, Bandung:
Alfabeta.
Syaiful Sagala, 2013. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung : Alfabeta.
W. James Popham dan Eva L. Baker, 2005. Tekhnik Mengajar Secara Sistematis.
Jakarta : Rineka Cipta.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru Dan
Dosen
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2014 Tentang Aparatur Sipil
Negara
Jurnal Ilmu Manajemen Sosial Humaniora
ISSN: 2654-7287. Edisi: Vol. 2, No. 1, Agustus 2019
17
Peraturan Kepala BKN No.1 Tahun 2016 Tentang Pelaksanaan Pengalihan Pegawai
Negeri Sipil Daerah Kabupaten/Kota Yang Menduduki Jabatan Fungsional
Guru Dan Tenaga Kependidikan Menjadi Pegawai Negeri Sipil Daerah
Provinsi.
http://pilkada.liputan6.com/read/2899300/ribuan-guru-swasta-beri-dukungan-ahok-
djarot-di-pilkada-dki,diakses Minggu 29 Juli 2018 pukul 10.00 wita
http://www.netralnews.com/news/pendidikan/read/40576/mendikbud.pilkada.merusa
k.profesionalisme.guru, diakses pada tanggal 30 Juli 2018 pukul 08.35 Wita.
http://politik.kompasiana.com/2012/04/24/birokrasi-vs-politik-457730.html Diakses
tanggal 22 November 2018, pukul 17.00 Wita.
Jurnal Ilmu Manajemen Sosial Humaniora
ISSN: 2654-7287. Edisi: Vol. 2, No. 1, Agustus 2019
18
PENGENDALIAN KUALITAS PRODUKSI
KORAN PADA PT. FAJAR UTAMA
INTERMEDIA KENDARI
Endro Sukotjo1)
, Wa Ode Sarpina
2), Juharsah
3), Kasman
4)
1Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Halu Oleo Kendari,
2) STIE 66 Kendari
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengendalian kualitas produksi Koran
pada PT. Fajar Utama Intermedia Kendari Data yang di gunakan adalah data
primer yang diperoleh dengan mengadakan obserfasi langsung terhadap berbagai
proses yang di laksanakan mulai dari bahan baku sampai produk akhir. Metode
analisis yang di gunakan adalah six sigma dengan lima pendekatan yaitu define,
measure, analize, improve, dan control.Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa
pengendalian kualitas yang di lakukan pada produksi Koran masih belum efektif,
karena masih terdapat produk yang berada di luar batas kendali atau masih terjadi
penyimpangan kualitas. Jenis kecatatan Koran yang paling banyak terjadi
disebabkan karena kotor yaitu sebanyak 1315 eksemplar dari total sampel 21000
eksemplar. Dari hasil penelitian faktor-faktor yang menjadi penyebab kecatatan
dalah faktor manusia, bahan baku, mesin produksi, metode kerja, dan lingkungan
kerja. Namun secara umum peyebab terjadinya kecatatan disebabkan oleh faktor
manusia, mesin dan metode.
Kata kunci: pengendalian kualitas produksi, six sigma
1. PENDAHULUAN
Secara umum tujuan suatu industri manufaktur adalah untuk memproduksi
barang secara ekonomis agar dapat memperoleh keuntungan serta dapat menyerahkan
produk tepat waktu. Produk yang berkualitas akan memberi keuntungan untuk
produsen dan kepuasan bagi konsumen. Perhatian terhadap kualitas produk akan
memberi dampak positif bagi produsen atau perusahaan. Kualitas yang baik dapat
meningkatkan permintaan sehingga meningkatkan pula hasil penjualan dan dapat
menambah pendapatan perusahaan.
Jurnal Ilmu Manajemen Sosial Humaniora
ISSN: 2654-7287. Edisi: Vol. 2, No. 1, Agustus 2019
19
Menurut Sofyan Assauri (1998: 25), pengendalian dan pengawasan adalah
kegiatan yang dilakukan untuk menjamin agar kegiatan produksi dan operasi yang
dilaksanakan sesuai dengan yang direncanakan dan apabila terjadi penyimpangan
tersebut dapat dikoreksi sehingga apa yang diharapkan dapat tercapai. Adapun
pengertian pengendalian kualitas menurut Sofyan Assauri (1998: 210) usaha untuk
mempertahankan mutu / kualitas dari barang yang dihasilkan, agar sesuai dengan
spesifikasi produk yang telah ditetapkan berdasarkan kebijaksanaan pimpinan
perusahaan.
Dengan memberikan perhatian pada kualitas akan memberikan dampak yang
positif kepada bisnis melalui dua cara yaitu dampak terhadap biaya produksi dan
dampak terhadap pendapatan ( Gaspers, 2002 dan alisjahban,2005). Namun,
meskipun proses produksi telah dilaksanakan dengan baik, pada kenyataannya
seringkali masih ditemukan ketidaksesuaian antara produk yang dihasilkan dengan
yang diharapkan.
Pengendalian kualitas produk dengan sistem pengecekan berlapis bermanfaat pula
mengawasi tingkat efesiensi. Jadi, dapat digunakan sebagai alat untuk mencegah
kerusakan dengan cara menolak (reject) dan menerima (accept) berbagai produk yang
dihasilkan oleh supplier dan proses produksi.Dengan menolak atau menerima produk,
berarti bisa juga sebagai alat untuk pengawasan proses produksi.
Menurut Goetsch Davis, 1994 dalam buku Manajemen Kualitas Produk dan Jasa
mengemukakan definisi kualitas yaitu,Kualitas merupakan suatu kondisi dinamis
yang berhubungan dengan produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungan yang
memenuhi atau melebihi harapan.
Pengendalian kualitas adalah alat yang sangat berguna dalam membuat
produk sesuai dengan spesifikasi sejak dari awal proses hingga akhir proses. Setiap
proses produksi akan selalu ada gangguan yang dapat timbul secara tidak terduga.
Gangguan tidak terduga dari proses ini relatif kecil, biasanya dipandang sebagai
gangguan yang masih dapat diterima atau masih dalam batas toleransi. Gangguan
Jurnal Ilmu Manajemen Sosial Humaniora
ISSN: 2654-7287. Edisi: Vol. 2, No. 1, Agustus 2019
20
proses yang relatif besar atau secara kumulatif cukup besar dikatakan tingkat
gangguan yang tidak diterima (Yamit, Z. 2010:202).
Koran merupakan salah satu produk dari media masa yang memuat
berbagai informasi yang meliputi berbagai perkembangan dan peristiwa, serta
iklan yang hendak disampaikan kepada masyarakat. Dalam setiap jenis usaha
seringkali terdapat kendala, baik pada saat produksi, dan penentuan harga dan lain-
lain. Media penerbitan juga tidak dapat lepas dari semua itu, khususnya pada
PT. Fajar Utama Intermedia Kendari Salah satu kendala dalam kegiatan
operasionalnya adalah terlambatnya koran sampai kepada pembaca sebagai
konsumen, padahal informasi-informasi yang dimuatnya sangat dibutuhkan
bagi masyarakat khususnya konsumen koran itu sendiri.
Six sigma sebagai salah satu metode baru yang paling popular merupakan
salah satu alternatif dalam prinsip-prinsip pengendalian kualitas yang merupakan
terobosan dalam bidang manajemen kualitas (Gasperzs, 2005: 303) Six sigma dapat
dijadikan ukuran kinerja sistem industri yang memungkinkan perusahaan melakukan
peningkatan yang luar biasa dengan terobosan strategi yang aktual.
Dari hasil wawancara yang telah dilakukan oleh penulis kepada karyawan PT.
fajar utama intermedia maka didapatkan adanya kecacatan yang terjadi selama proses
produksi. Jenis kecatatan yang dominan terjadi antara lain jenis kabur warna, tidak
register, dan putus-putus/terpotong dalam satu hari Koran yang rusak selama proses
produksi sebanyak 70 an dan kerusakan di akibatkan oleh faktor manusia, mesin,
lingkungan, material dan metode dimana faktor manusia diantaranya kurangnya
pengawasan selama proses produksi salasatunya operator mengisi tinta tidak sesuai
ukuran dan tidak pas menyetel mesin. Berdasarkan pemaparan di atas, maka penulis
melakukan penelitian dengan judul “Pengendalian Kualitas Produksi Dengan
Metode Six Sigma PT. Fajar Utama Intermedia Kendari.
Jurnal Ilmu Manajemen Sosial Humaniora
ISSN: 2654-7287. Edisi: Vol. 2, No. 1, Agustus 2019
21
2. TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Manajemen Operasional
Secara umum manajemen adalah sebuah proses dalam pencapayan tujuan
organisasi dengan cara bekerja secara bersama-sama dengan orang-orang dan
sumberdaya yang di miliki organisasi.
Heizer dan Render (2006:4) bahwa manajemen operasional adalah kegiatan
yang berhubungan dengaan penciptaan barang dan jasa melaluai adanya pengubahan
input dan output, dimana kegiatan tersebut terjadi di semua sector organisasi.
B. Pengertian Kualitas
Sebagai para pencetus kualitas juga mempunyai pendapat yang berbeda tentang
pengertian kualitas, di antaranya adalah Joseph Juran mempunyai suatu pendapat
bahwa ”quality is fitness for use” yang berarti kualitas (produk) berkaitan dengan
enaknya barang tersebut digunakan (Suyadi Prawirosentono, 2007). Nasution (2005)
menjelaskan pengertian kualitas menurut beberapa ahli yang lain antara lain: Menurut
Prawirosentono (2007), pengertian kualitas suatu produk adalah “Keadaan fisik,
fungsi, dan sifat suatu produk bersangkutan yang dapat memenuhi selera dan
kebutuhan konsumen dengan memuaskan sesuai nilai uang yang telah
dikeluarkan”.
C. Faktor-Faktor Yang Mempengruhi Kualitas
Baik tidaknya suatu kualitas secara langsung dipengaruhi oleh beberapa aspek
yang biasanya di kenal dengan “9M” atau Sembilan bidang dasar yang di kemukakan
oleh Feignbaum (1992) yang diantara yaitu :
1) Market (Pasar)
Jumlah produk baru dan baik yang ditawarkan di pasar terus bertumbuh pada
laju yang eksplosif.Konsumen diarahkan untuk mempercayai bahwa ada sebuah
produk yang dapat memenuhi hampir setiap kebutuhan.
Pasar menjadi lebih besar ruang lingkupnya dan secara fungsional lebih
terspesialisasi di dalam barang yang ditawarkan.Dengan bertambahnya
Jurnal Ilmu Manajemen Sosial Humaniora
ISSN: 2654-7287. Edisi: Vol. 2, No. 1, Agustus 2019
22
perusahaan, pasar menjadi bersifat internasional dan mendunia.Akhirnya bisnis
harus lebih fleksibel dan mampu berubah arah dengan cepat.
2) Money (Uang)
Meningkatnya persaingan dalam banyak bidang bersamaan dengan fluktuasi
ekonomi dunia telah menurunkan batas (marjin) laba.
3) Management (Manajemen)
Tanggung jawab kualitas telah didistribusikan antara beberapa kelompok
khusus.Sekarang bagian pemasaran melalui fungsi perencanaan produknya, harus
membuat persyaratan produk. Bagian perancangan bertanggung jawab
merencang produk yang akan memenuhi persyaratan itu. Bagian produksi
mengembangkan dan memperbaiki kembali proses untuk memberikan
kemampuan yang cukup dalam membuat produk sesuai dengan spesifikasi
rancangan. Bagian pengendalian kualitas merencanakan pengukuran kualitas
pada seluruh aliran proses yang menjamin bahwa hasil akhir memenuhi
persyaratan kualitas dan kualitas pelayanan
4) Man (Manusia)
Pertumbuhan yang cepat dalam pengetahuan teknis dan penciptaan seluruh
bidang baru seperti elektronika computer menciptakan suatu permintaan yang
besar akan pekerja dengan pengetahuan khusus
5) Motivation (Motivasi)
Penelitian tentang motivasi manusia menunjukan bahwa sebagai hadiah
tambahan uang, para pekerja masa kini memerlukan sesuatu yang memperkuat
rasa keberhasilan di dalam pekerjaan mereka dan pengakuan bahwa mereka
secara pribadi memerlukan sumbangan atas tercapainya tujuan perusahaan.
6) Material (Bahan).
Disebabkan oleh biaya produksi dan persyaratan kualitas, para ahli teknik
memilih bahan dengan batasan yang lebih ketat dari pada sebelumnya.Akibatnya
spesifikasi bahan menjadi lebih ketat dan keanekaragaman bahan menjadi lebih
besar.
Jurnal Ilmu Manajemen Sosial Humaniora
ISSN: 2654-7287. Edisi: Vol. 2, No. 1, Agustus 2019
23
7) Machine and Mecanization (Mesin dan Mekanise)
Permintaan perusahaan untuk mencapai penurunan biaya dan volume
produksi untuk memuaskan pelanggan telah terdorong penggunaan perlengkapan
pabrik yang menjadi lebih rumit dan tergantung pada kualitas bahan yang
dimasukkan ke dalam mesin tersebut.
8) Modern Information Metode (Metode Informasi Modern)
Evolusi teknologi computer membuka kemungkinan untuk mengumpulkan,
menyimpan, mengambil kembali, memanipulasi informasi pada skala yang tidak
terbayangkan sebelumnya. Teknologi informasi yang baru ini menyediakan cara
untuk mengendalikan mesin dan proses selama proses produksi dan
mengendalikan produk bahkan setelah produk sampai ke konsumen.
9) Mounting Product Reguirement (Persyaratan Proses Produksi)
Kemajuan yang pesat dalam perancangan produk, memerlukan pengendalian
yang lebih ketat pada seluruh proses pembuatan produk. Meningkatnya
persyaratan prestasi yang lebih tinggi bagi produk menekankan pentingnya
keamanan dan keandalan produk.
D. Pengertian pengendalian Kualitas
Pengertian pengendalian kualitas menurut pendapat Assauri (1999) adalah
merencanakan dan melaksanakan cara yang paling ekonomis untuk membuat sebuah
barang yang akan bermanfaat dan memuaskan tuntutan konsumen secara maksimal.
E. Tujuan Pengendalian Kualitas
Menurut Yamit (2000), menyatakan bahwa tujuan pengendalian kualitas
adalah:
a. Untuk menekan atau mengurangi volume kesalahan dan perbaikan.
b. Untuk menjaga atau menaikan kualitas atau sesuai standar.
c. Untuk mengurangi keluhan atau penolakan konsumen
d. Memungkinkan penjelasan output (output grading).
e. Untuk menaikkan atau menjaga company image.
Jurnal Ilmu Manajemen Sosial Humaniora
ISSN: 2654-7287. Edisi: Vol. 2, No. 1, Agustus 2019
24
F. Pendekatan Pengendalian Kualitas
Sampai saat ini banyak sekali metode yang di gunakan dalam pengendalian
kualitas, namun metode penjagaan kualitas yang sedang berkembang adalah Six
Sigma (6-sigma).
Six Sigma adalah sebuah metode perbaikan kualitas berbasis statistik yang
memerlukan disiplin tinggi dan dilakukan secara komprehensif yang mengeleminir
sumber masalah utama dengan dengan pendekatan DMAIC (Define-Measure-
Analyze-Improve-Control).
1) Pengertian Six Sigma
Six sigma adalah bertujuan yang hampir sempurna dalam memenuhi
persyaratan pelanggan (Pande dan Cavanagh, 2002). Menurut Gaspersz
(2005) six sigma adalah suatu visi peningkatan kualitas menuju target 3,4
kegagalan per sejuta kesempatan untuk setiap transaksi produk barang dan jasa.
Jadi six sigma merupakan suatu metode atau teknik pengendalian dan
peningkatan kualitas dramatic yang merupakan terobosan baru dalam bidang
manajemen kualitas.
Menurut Gaspersz (2005) terdapat enam aspek kunci yang perlu
diperhatikan dalam aplikasi konsep Six Sigma yaitu :
a) Identifikasi pelanggan
b) Identifikasi produk
c) Identifikasi kebutuhan dalam memeroduksi produk untuk pelanggan
d) Definisi proses
e) Menghindari kesalahan dalam proses dan menghilangkan semua
pemborosan yang ada
f) Tingkatkan proses secara terus menerus menuju target Six Sigma
Jurnal Ilmu Manajemen Sosial Humaniora
ISSN: 2654-7287. Edisi: Vol. 2, No. 1, Agustus 2019
25
Tabel 2.1 tingkat pencapaian six sigma
Persentase yang
memenuhi spesifikasi DPMO Level sigma Keterangan
31% 691.462 1-sigma Sangat tidak kompetitif
69,20% 308.538 2-sigma Rata-Rata industry
Indonesia
93,32% 66.807 3-sigma
99,379% 6.210 4-sigma Rata-rata industry USA
99,977% 233 5-sigma
99,9997% 3,4 6-sigma industri kelas dunia
2) Tahap-Tahap Implementasi Pengendalian Kualitas dengan
menggunakan Six Sigma
1) Define
Define adalah penetapan sasaran dari aktivitas peningkatan kualitas Six
Sigma. Langkah ini untuk mendefinisikan rencana-rencana tindakan
yang harus dilakukan untuk melaksanakan peningkatan dari setiap
tahap proses bisnis kunci (Gaspersz, 2005). Tanggung jawab dari
definisi proses bisnis kunci berada pada manajemen.
2) Measure
Measure merupakan tindak lanjut logis terhadap langkah define dan
merupakan sebuah jembatan untuk langkah berikutnya. Menurut Pete dan
Holpp (2002) langkah measure mempunyai dua sasaran utama yaitu
mendapatkan data untuk memvalidasi dan mengkualifikasikan masalah
dan peluang. Memulai menyentuh fakta dan angka-angka yang
memberikan petunjuk tentang akar masalah.
3) Analyze
Merupakan langkah operasional yang ketiga dalam program
peningkatan kualitas six sigma. Ada beberapa hal yang harus dilakukan
pada tahap ini yaitu :
Jurnal Ilmu Manajemen Sosial Humaniora
ISSN: 2654-7287. Edisi: Vol. 2, No. 1, Agustus 2019
26
i. Menentukan stabilitas dan kemampuan ( kapabilitas) Proses industri
dipandang sebagai suatu peningkatan terus menerus (continous
improvement) yang dimulai dari sederet siklus sejak adanya ide
ide untuk menghasilkan suatu produk (barang dan atau jasa),
pengembangan produk, proses produksi/operasi, sampai kepada
distribusi kepada pelanggan.
ii. Menetapkan target kinerja dari karakteristik kualitas (CTQ) kunci
Secara konseptual penetapan target kinerja dalam proyek peningkatan
kualitas Six sigma merupakan hal yang sangat penting dan harus
mengikuti prinsip :
- Spesific, yaitu target kinerja dalam proyek peningkatan
kualitas Six sigma harus bersifat spesifik dan dinyatakan secara
tegas.
- Measureable, target kinerja dalam proyek peningkatan kualitas
Six sigma harus dapat diukur menggunakan indikator pengukuran
(matrik) yang tepat, guna mengevaluasi keberhasilan,
peninjauan ulang, dan tindakan perbaikan di waktu mendatang.
- Achievable, target kinerja dalam proyek peningkatan kualitas
harus dapat dicapai melalui usaha-usaha yang menantang
(challenging efforts).
- Result-Oriented, yaitu target kinerja dalam proyek peningkatan
kualitas Six sigma harus berfokus pada hasil-hasil berupa
peningkatan kinerja yang telah didefinisikan dan ditetapkan.
- Time-Bound, target kinerja dalam proyek peningkatan kualitas
Six sigma harus menetapkan batas waktu pencapaian target
kinerja dari setiap karakteristik kualitas.
- Time-Bound, target kinerja dalam proyek peningkatan kualitas
Six sigma harus menetapkan batas waktu pencapaian target
kinerja dari setiap karakteristik kualitas. (CTQ) kunci itu dan
Jurnal Ilmu Manajemen Sosial Humaniora
ISSN: 2654-7287. Edisi: Vol. 2, No. 1, Agustus 2019
27
target kinerja harus dicapai pada batas waktu yang telah
ditetapkan (tepat waktu).
iii. Mengidentifikasi sumber-sumber dan akar penyebab masalah kualitas.
Untuk mengidentifikasi masalah dan menemukan sumber
penyebab masalah kualitas, digunakan alat analisis diagram sebab
akibat atau diagram tulang ikan. Diagram ini membentuk cara-cara
membuat produk-produk yang lebih baik dan mencapai akibatnya
(hasilnya).
4) Improve
Dalam proses Improve menggunakan diagram sebab akibat dengan
metode 5W-1H :
i. Apa (What) adalah apa yang menjadi target utama dengan
menetapkan penyebab yang paling utama yang dapat diperbaiki.
ii. Mengapa (Why) adalah mengapa rencana tindakan itu diperlukan
dengan mencari alasan dan membandingkan antara produk yang
bagus dengan produk cacat atau rusak.
iii. Dimana (Where) adalah dimana rencana itu akan dilaksanakan
iv. Bilamana (When) adalah bilamana aktivitas rencana tindakan itu
akan terbaik untuk dilaksanakan.
v. Siapa (Who) adalah siapa yang akan mengerjakan aktivitas
rencana tindakan
vi. Bagaimana (How) adalah bagaimana langkah-langkah dalam
penerapan tindakan peningkatan itu.
5) Control
Merupakan tahap operasional terakhir dalam upaya peningkatan
kualitas berdasakanSix Sigma. Pada tahap ini hasil peningkatan kualitas
didokumentasikan dan disebarluaskan, praktik-praktik terbaik yang sukses
dalam peningkatan proses distandarisasikan dan disajikan sebagai pedoman
Jurnal Ilmu Manajemen Sosial Humaniora
ISSN: 2654-7287. Edisi: Vol. 2, No. 1, Agustus 2019
28
standar, serta kepemilikan atau tanggung jawab ditransfer dari tim kepada
pemilik atau penanggung jawab proses.
G. Penelitian Terdahulu
Bayu Prestioanto, Sugiono dan Susilo Toto R. (2003) Meneliti tentang
“Analisis Pengendalian Kualitas Pada PT. Semarang Makmur Semarang”. Variabel
penelitian ini adalah penyimpangan dan kerusakan padaproduk yang diproduksi oleh
perusahaan yaitu BjLS jenis P20Hx914x1829 yang mana tidak sesua dengan kriterian
standar produk jadi. Metode yang digunakan yaitu menggunakan Analisis Varians
(Anova) dan SPC Variabel dan Attribut serta analisis kualitatif dengan cause and
effect diagram Kesimpulan dari penelitian dari hasil analisis Anova diperoleh
informasi mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi penyimpangan tersebut.
Analisis data dengan SPC Variabel dan Attribut menghasilkan informasi mengenai
kemampuan proses produksi perusahaan. Selanjutnya dengan menggunakan cause
and effect diagrampenyimpangan yang terjadi kemudia ditelurusi penyebab dan
alternative solusinya untuk dijadikanpertimbangan bagi manajemen dalam rangka
pengambilan keputusan pengendalian kualitas produksi.
Jurnal Ilmu Manajemen Sosial Humaniora
ISSN: 2654-7287. Edisi: Vol. 2, No. 1, Agustus 2019
29
H. Kerangka Pikir
Gambar 2.3. Kerangka Pikir
3. METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
Dalam penelitian ini, desain penelitian berupa desain penelitian tindakan.
desain penelitian tindakan adalah desain penelitian yang disusun dengan tujuan untuk
melakukan perbaikan-perbaikan terhadap kegiatan yang sudah dilakukan sebelumnya.
ANALISIS SIX SIGMA
DEFINE
MEASURE
IMPROVE
ANALIZE
CONTROL
BAIK
KONSUME
N
CACAT
DIJUAL
KENDARI POS
KARYAWAN
MESIN
BAHAN BAKU
OPERASIONAL
PRODUK
PENGENDALIAN
KUALITAS
Jurnal Ilmu Manajemen Sosial Humaniora
ISSN: 2654-7287. Edisi: Vol. 2, No. 1, Agustus 2019
30
B. Lokasi Dan Waktu Penelitian
Objek yang akan di teliti adalah Koran harian Kendari Pos yang terletak diJl.
Malik Raya No.50 Kendari Sulawesi Tenggara dan waktu penelitian di rencanakan
setelah mendapat persetujuan dari pembimbing. Langkah pengumpulan data di
tunjukan untuk melihat sistim kinerja yang sudah berjalan pada perusahaan ini
C. Jenis Dan Sumber Data
1) Data Primer
Data primer adalah data yang pertama kali dicatat dan dikumpulkan oleh
peneliti.
2) Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang sudah tersedia dan dikumpulkan oleh pihak
lain.
D. Metode Pengumpulan Data
Menurut Sanusi (2014:105), pengumpulan data dapat dilakukan dengan
beberapa cara, seperti cara survei, cara observasi, dan cara dokumentasi. Pada
penelitian ini penulis melakukan pengumpulan data dengan cara survei dalam bentuk
wawancara, observasi, dan dokumentasi.
E. Analisis Data
Dengan berdasarkan pada data yang ada, maka Continous improvement dapat
dilakukan berdasar metodologi Six Sigma yang meliputi DMAIC (Pande dan Holpp,
2005).
A. Define
Pada tahapan ini mengetahui proses produksi dan mendefinisikan penyebab
masalah dalam menghasilkan produk yang telah ditentukan perusahaan.
B. Measure
Tahap pengukuran yang dilakukan melalui 2 tahap dengan pengambilan
sampel yang dilakukan di perusahaan yaitu
- Analisis diagram control (P-Chart) dengan menhitung Menghitung rata-rata
ketidaksesuaian produk rumus
Jurnal Ilmu Manajemen Sosial Humaniora
ISSN: 2654-7287. Edisi: Vol. 2, No. 1, Agustus 2019
31
P=
Keterangan:
P : Rata-rata ketidaksesuaian
np : Jumlah produk cacat
n : Jumlah sampel
Pemeriksaan karakteristik dengan menghitung nilai mean. Rumus mencari
nilai mean (Prawirosentoso, 2002 ) rumus:
CL=P=
Keterangan :
n : Jumlah total sampel
np : Jumlah total kecacatan
P : Rata-rata proporsi kecacatan
- Menganalisa dengan diagram pareto
a) Tentukan CTQ / banyaknya karakteristik CTQ
b) Menghitung DPO dengan rumus :
c) Menghitung DPMO dengan rumus :
1000.000
d) Mengkonversi nilai DPMO ke sigma melalui tabel sigma.
C. Analize
Mengidentifikasi akar dari penyebab masalah kualitas dengan menggunakan
digram sebab-akibat
D. Improve
Merupakan tahap peningkatan kualitas Six Sigma dengan usulan perbaikan
yang direkomendasikan untuk dilakukan berdasarkan 5W-1H (what, why, where,
who, when, how).
Jurnal Ilmu Manajemen Sosial Humaniora
ISSN: 2654-7287. Edisi: Vol. 2, No. 1, Agustus 2019
32
E. Control
Merupakan tahap peningkatan kualitas dengan memastikan level baru
kinerja
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Berdasarkan data yang di ambil pada pt fajar utama intermedia kendari:
Tabel 4.1 Laporan produksi PT. Fajar Utama Intermedia pada bulan
april 2018
Hari
Ke-
jumlah
sampel
koran
Jenis kecatatan/ Jumlah
Cacat/rusak
Koran
Proporsi
Cacat/rusak kabur Tidak
register
Putus-
putus
1 700 41 21 19 81 0,11
2 700 47 24 17 88 0,12
3 700 39 32 25 96 0,13
4 700 58 22 18 98 0,14
5 700 31 29 16 76 0,10
5 700 37 37 15 89 0,12
7 700 43 23 21 87 0,12
8 700 51 21 20 92 0,13
9 700 52 27 11 90 0,12
10 700 42 32 22 96 0,13
11 700 35 33 29 97 0,13
12 700 39 20 15 74 0,10
13 700 44 33 12 88 0,12
14 700 52 34 10 96 0,13
15 700 58 25 14 97 0,13
16 700 47 34 15 96 0,13
17 700 51 25 17 93 0,13
Jurnal Ilmu Manajemen Sosial Humaniora
ISSN: 2654-7287. Edisi: Vol. 2, No. 1, Agustus 2019
33
18 700 56 31 12 99 0,14
19 700 41 33 13 87 0,12
20 700 48 29 18 95 0,13
21 700 33 32 21 86 0,12
22 700 37 25 19 81 0,11
23 700 49 29 9 87 0,12
24 700 41 34 23 98 0,14
25 700 34 27 17 78 0,11
26 700 38 37 19 94 0,13
27 700 46 26 21 93 0,13
28 700 42 20 17 79 0,11
29 700 38 23 24 85 0,12
30 700 45 21 14 80 0,11
Total 21000 1315 839 523 2676 3,68
Rata-
rata
700 43,83 27,96 17,43 89,2 0,12
Sumber data primer yang diolah april, 2018
Dari tabel diatas dapat di lihat jenis cacat yang sering terjadi adalah cacat
karena warna kabur denagan jumlah cacat sebanyak 1315 tidak register sebanyak
839 dan putus putus sebanyak 523.
Analisis Diagram Control (p-chart)
Setelah melihat data check sheet pada tabel 1 maka terdapat jumlah cacat ditas
rata-rata untuk itu maka akan di analisis kembali untuk mengetahui sejauh mana
kecatatan yang terjadi masih dalam batas kendali statistic melalui grafik kendali di
mana peta kendali mempunyai manfaat untuk membantu pengendalian kualitas
produksi serta dapat memberikan informasi mengenai di mana perusahaan harus
melakukan perbaikan kualitas yang mengakibatkan ke catatan
Jurnal Ilmu Manajemen Sosial Humaniora
ISSN: 2654-7287. Edisi: Vol. 2, No. 1, Agustus 2019
34
Analisis Jumlah Produk Cacat Koran Pada PT. Fajar Utama Intermedia
Kendari
Menghitung persentase kerusakan
hari 1 :
keterangan:
np : jumlah jumlah cacat hari pertama
n : jumlah sampel
menghitung garis pusat/ central line
Keterangan:
∑np : jumlah total yang rusak
∑n : jumlah total yang di periksa
menghitung batas kendali atas atau/ UCL
UCL= P+3√ ( )
Keterangan:
P : rata-rata ketidak sesuaian produk
N : jumlah produksi yang di periksa
menghitung LCL
Jurnal Ilmu Manajemen Sosial Humaniora
ISSN: 2654-7287. Edisi: Vol. 2, No. 1, Agustus 2019
35
LCL= P-3√ ( )
Keterangan:
P : rata-rata ketidak sesuaian produk
n : Jumlah produksi yang di periksa
untuk hasil perhitungan peta kendali yang selengapnya dapat dilihat pada tabel di
bawah
Tabel 4.2 Perhitungan Batas Kendali Koran Yang Cacat Periode Bulan
April 2018
Hari ke- Jumlah
Sampel
Jumlah rusak Proporsi
cacat/rusak
CL UCL LCL
1 700 81 0,11 0,127 0,048 0,024
2 700 88 0,12 0,127 0,048 0,024
3 700 96 0,13 0,127 0,048 0,024
4 700 98 0,14 0,127 0,048 0,024
5 700 76 0,10 0,127 0,048 0,024
6 700 89 0,12 0,127 0,048 0,024
7 700 87 0,12 0,127 0,048 0,024
8 700 92 0,13 0,127 0,048 0,024
9 700 90 0,12 0,127 0,048 0,024
10 700 96 0,13 0,127 0,048 0,024
11 700 97 0,13 0,127 0,048 0,024
12 700 74 0,10 0,127 0,048 0,024
13 700 88 0,12 0,127 0,048 0,024
14 700 96 0,13 0,127 0,048 0,024
15 700 97 0,13 0,127 0,048 0,024
Jurnal Ilmu Manajemen Sosial Humaniora
ISSN: 2654-7287. Edisi: Vol. 2, No. 1, Agustus 2019
36
16 700 96 0,13 0,127 0,048 0,024
17 700 93 0,13 0,127 0,048 0,024
18 700 99 0,14 0,127 0,048 0,024
19 700 87 0,12 0,127 0,048 0,024
20 700 95 0,13 0,127 0,048 0,024
21 700 86 0,12 0,127 0,048 0,024
22 700 81 0,11 0,127 0,048 0,024
23 700 87 0,12 0,127 0,048 0,024
24 700 98 0,14 0,127 0,048 0,024
25 700 78 0,11 0,127 0,048 0,024
26 700 94 0,13 0,127 0,048 0,024
27 700 93 0,13 0,127 0,048 0,024
28 700 79 0,11 0,127 0,048 0,024
29 700 85 0,12 0,127 0,048 0,024
30 700 80 0,11 0,127 0,048 0,024
TOTAL 21000 2676 3,68 0,381 1,44 0,72
Sumber : tabel 4.4 hasil perhitungan rumus peta kendali tahun 2018
Dari hasil perhitungan tabel di atas maka selanjutnya dapat di buat peta
kendali menggunakan software QM for windows v5 yang dapat di lihat pada gambar
berikut:
Jurnal Ilmu Manajemen Sosial Humaniora
ISSN: 2654-7287. Edisi: Vol. 2, No. 1, Agustus 2019
37
Grafik Batas Kendali Jumlah Ke Catatan Koran Periode April 2018
Sumber : hasil pengolahan data menggunakan software QM tahun 2018
Berdasarkan grafik di atas dapat di lihat bahwa jumlah Koran rusak pada bulan april
dari semua jenis kecatatan yang berada di luar batas kendali atas/UCL yaitu terjadi
pada hari ke- 3,4,10,11,14,15, 16, 18, 20, 24, dan 26 sedangkan untuk yang berada
pada batas kendali bawah/LCL tidak ada titik yang di temukan dengan adanya titik
yang berada di luar batas kendali atas hal ini berarti masih di perlukanya pengawasan
kualitas pada saat proses produksi sehingga tidak terjadi lagi ke catatan
Berikut merupakan tabel dari jumlah cacat selama periode april 2018
Tabel 4.3 Jumlah jenis produk cacat/rusak Periode bulan april 2018
NO Jenis cacat/rusak Jumlah
1 Kabur 1315
2 Tidak register 839
3 Putus-putus 523
Total 2676
Sumber : hasil perhitungan produk cacat tahun 2018
Jurnal Ilmu Manajemen Sosial Humaniora
ISSN: 2654-7287. Edisi: Vol. 2, No. 1, Agustus 2019
38
Tabel 4.4 Jumlah Frekuensi Cacat/Rusak (Berdasarkan Urutan Jumlahnya)
Periode Bulan April 2018
No Jenis cacat/rusak Jumlah Persentase Persentase
kumulatif
1 Kabur 1315 49,1% 49,1%
2 Tidak register 839 31,3 % 80,4%
3 Putus-putus 523 19,6 % 100%
Total 2676 100,%
Sumber: hasil jumlah frekuensi cacat tahun 2018
Menganalisa Tingkat Sigma Dan Defect For Million Opportunitas Perusahaan
1) Menentukan Jumlah CTQ
2) Menghitung DPO (Defect Per Oportunities)
3) Menghitung DPMO (Defect Per Million Oportunities)
4) Mengkonvesikan hasil perhitungan DPMO dengan tabel Six Sigma untuk
mendapatkan hasil sigma.
Tabel 4.5 Pengukuran Tingkat Sigma Dan Defect Per Million Opportunities
(Dpmo) Periode April 2018
Tanggal Jumlah
produksi
Jumlah
cacat
DPU DPMO Nilai
sigma
1 700 81 0,115714 115,714 1,59
2 700 88 0,125714 125,714 1,55
3 700 96 0,137142 137,142 1,51
4 700 98 0,141428 141,428 1,47
5 700 76 0,108571 108,571 1,64
6 700 89 0,127142 127,142 1,55
7 700 87 0,124285 124,285 1,55
8 700 92 0,131428 131,428 1,51
Jurnal Ilmu Manajemen Sosial Humaniora
ISSN: 2654-7287. Edisi: Vol. 2, No. 1, Agustus 2019
39
9 700 90 0,128571 128,571 1,55
10 700 96 0,137142 137,142 1,51
11 700 97 0,138571 138,571 1,51
12 700 74 0,105714 105,714 1,59
13 700 88 0,125714 125,714 1,55
14 700 96 0,137142 137,142 1,51
15 700 97 0,138571 138,571 1,51
16 700 96 0,137142 137,142 1,51
17 700 93 0,132857 132,857 1,51
18 700 99 0,141428 141,428 1,47
19 700 87 0,124285 124,285 1,55
20 700 95 0,135714 135,714 1,51
21 700 86 0,122857 122,857 1,55
22 700 81 0,115714 115,714 1,59
23 700 87 0,124285 124,285 1,51
24 700 98 0,141428 141,428 1,47
25 700 78 0,111428 111,428 1,59
26 700 94 0,134285 134,285 1,51
27 700 93 0,132857 132,857 1,51
28 700 79 0,112857 112,857 1,59
29 700 85 0,121428 121,428 1,51
30 700 80 0,114285 114,285 1,59
Jumlah 21000 2676 3.825,699 46,07
Rata-rata 127,523 1,53
Sumber: hasil perhitungan DPMO tahun 2018
Dari hasil perhitungan DPMO diatas bagian produksi PT fajar utama
intermedia memiliki tingkat sigma 1,53 dengan kemungkinan kerusakan sebesar
Jurnal Ilmu Manajemen Sosial Humaniora
ISSN: 2654-7287. Edisi: Vol. 2, No. 1, Agustus 2019
40
127,523 untuk sejuta produksi hal ini tentunya masih dalam batas toleransi dan
apabila tidak di tangani maka semakin banyak produk yang gagal dalam proses
produksi tentunya mengakibatkan pembengkakan biaya produksi
Digram Sebab Akibat
1) Manusia (man)
Para pekerja yang melakukan pekerjaan yang terlibat dalam proses produksi.
2) Bahan baku (material)
Segala sesuatu yang di pergunakan oleh perusahaan sebagai komponen produk
yang akan di produksi, terdiri dari bahan baku utama dan bahan baku pembantu.
3) Mesin (machine)
Mesin dan berbagai peralatan yang di gunakan dalam proses produksi
4) Metode (method)
Instruksi kerja atau perintah kerja yang harus diikuti dalam proses produksi.
5) Lingkungan (enfiroment)
6) Keadaan sekitar yang secara langsung atau tidak langsung mempengaruhi
perusahaan secara umum dan proses produksi secara khusus
B. Pembahasan
Dari pengumpulan data menggunakan check sheet yang di lakukan maka dapat
di ketahui jenis cacat yang terjadi pada PT. Fajar Utama Intermedia Kendari yaitu
kabur sebanyak 1315, tidak register sebanyak 839, dan putus-putus sebanyak 523
sehingga total kecatatan yang terjadi pada bulan april sebanyak 2676 dengan jumlah
sampel sebanyak 21000 lembar dari sampel 700 lembar perhari selama 30 hari.
Dengan p-chart/ peta kendali dapat memberitahukan bahwa proses produksi ada
dua masalah yang di temukan diantara tiga masalah yaitu yang berada di titik aman
adalah Koran jenis kotor sedangkan Koran yang kabur dan putus-putus tidak
terkendali karena titik-titik befluktuasi tidak beraturan dan berada keluar dari batas
kendalinya sehingga kita dapat menghitung masing-masing batas kendali pada setiap
jenis kecatatan yang terjadi dimana jenis cacat pada Koran kabur sebanyak 839 atau
persentase sebesar 31,3% dengan garis pusat sebanyak CL (central line) yaitu 0,039
Jurnal Ilmu Manajemen Sosial Humaniora
ISSN: 2654-7287. Edisi: Vol. 2, No. 1, Agustus 2019
41
batas kendali atas UCL (upper control limit) Yaitu 0,095 dan batas kendali bawah
atau LCL (lower control limit) 0,017 sehingga dari grafik kecatatan Koran karena
kabur yang berada di luar batas kendali atas (UCL) yaitu terjadi pada hari ke-6 dan
26, sedangkan untuk yang berada pada kendali bawah (LCL) tidak di temukan adanya
titik-titik di luar batas kendali bawah. Meskipun produk cacat yang berada di luar
batas kendali hanya terjadi pada satu titik tetapi pendapatan usaha ini berkurang
sebanyak Rp.4.195,000 dari harga Koran 5000 Per lembar
Sedangkan kecatatan Koran akibat putus-putus sebanyak 523 atau persentase
sebesar 19,6% dengan garis pusat CL (central line ) yaitu 0,024 batas kendali atas
atau UCL (upper control limit) yaitu 0,041 dan batas kendali bawah atau LCL
(lower control limit) yaitu 0,007 berdasarkan grafik p-chart dapat dilihat bahwa
Koran yang rusak akibat terpotong yang berada di luar batas kendali atas (UCL) yaitu
terjadi pada hari ke-11 sedangkan untuk yang berada pada batas kendali bawah
(LCL) tidak ditemukan adanya titik-titik di luar batas kendali bawah. Tetapi dari
cacat produk yang terjadi sebanyak 523 maka pendapatan usaha ini berkurang
sebanyak Rp. 2.615,000 dari harga Koran 5000 perlembar.
Secara keseluruhan jumlah Koran yang mengalami ke catatan pada bulan april
2018 sebesar 2676 atau persentase sebesar 100% dari total produksi sebanyak 21000
dengan perhitungan peta kendali di dapatkan garis pusat/CL (central line) yaitu 0,127
batas kendali atas/UCL yaitu 0,048 dan batas kendali bawah/ LCL yaitu 0,024.
Berdasarkan grafik di lihat bahwa banyaknya jumlah Koran yang berada di luar batas
kendali atas hal ini berarti masih di perlukanya pengawasan kualitas pada saat proses
produksi sehingga tidak terjadi lagi kecatatan/kerusakan Koran, dengan melihat
persentase kerusakan yang terjadi hal ini melewati batas toleransi ke catatan yang di
tetapkan oleh pemimpin PT. Fajar Utama Intermedia yaitu 5% dan perusahaan ini
mengalami kekurangan pendapatan sebanyak 13.380,000 Dari harga Koran 5000
Terdapatnya cacat produk tentunya megurangi daripada pendapatan perusahaan
PT. fajar utama intermedia karena Koran yang cacat tidak sampai ke tangan
konsumen dan ini tentu akan menambah biaya produksi lagi akibat Koran yang cacat
Jurnal Ilmu Manajemen Sosial Humaniora
ISSN: 2654-7287. Edisi: Vol. 2, No. 1, Agustus 2019
42
sehingga PT. fajar utaa intermedia harus lebih memperhatikan kualitas agar
pendapatan tidak berkurang dan bahkan bisa terus bertambah karena teori juita
Alishjahbana, 2005 menyatakan bahwa dengan memberikan perhatian pada kualitas
akan memberikan dampakpositif pada bisnis melalui dua cara yaitu terhadap dampak
biaya produksi dan dampak terhadap pendapatan
4. PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan data produksi yang diperoleh dari PT. Fajar Utama Intermedia
Kendari diketahui jumlah produksi pada bulan april 2018 adalah sebesar 21000
sampel dengan jumlah produk cacat yang terjadi dalam produksi sebesar 2676
eksemplar. Berdasarkan perhitungan, PT. Fajar Utama Intermedia Kendari memiliki
tingkat sigma 31,86 atau sigma tingkat 3 untuk sejuta produksi (DPMO). Hal ini
tentunya menjadi sebuah kerugian yang sangat besar apabila tidak ditangani sebab
semakin banyak produk yang gagal dalam proses produksi tentunya mengakibatkan
pembengkakan biaya produksi.
Jenis-jenis kerusakan yang sering terjadi pada produksi Koran PT. fajar utama
intermedia kendari yaitu disebabkan karena kabur sebanyak 1315 eksemplar, tidak
register sebanyak 839 eksemplar, serta jenis misdruk berupa rusak karena putus-
putus berjumlah 523 eksemplar.
Berdasarkan diagram pareto, prioritas perbaikan yang perlu dilakukan oleh
Koran harian kendari pos untuk menekan atau mengurangi jumlah produk cacat yang
terjadi dalam produksi dapat dilakukan dengan mengurutkan persentase penyabab
kecacatan tertinggi berturut-turut yaitu cacat karena kotor (49,1 %), kabur (31,3 %)
dan putus-putus (19,6 %).
B. Saran
Perusahaan perlu menggunakan metode six sigma untuk dapat mengetahui
jenis kerusakan yang sering terjadi dan faktor-faktor yang menjadi penyebabnya.
Jurnal Ilmu Manajemen Sosial Humaniora
ISSN: 2654-7287. Edisi: Vol. 2, No. 1, Agustus 2019
43
Dengan demikian perusahaan dapat segera melakukan tindakan pencegahan untuk
mengurangi terjadinya produk cacat.
Secara umum penyebab utama terjadinya kerusakan atau misdruk berasal dari
faktor manusia dan mesin.. Oleh karena itu, usaha - usaha untuk mengatasi terjadinya
misdruk yang disebabkan oleh faktor tersebut dapat dilakukan dengan cara sebagai
berikut :
1) Manusia
Melakukan pengawasan atas para pekerja dengan lebih ketat, memberikan
pelatihan kepada para pekerja, membuat system penilaian baru dengan tujuan
untuk memotifasi para pekerja agar lebih baik.
2) Mesin
Melakukan pengecekan kesiapan mesin sebelum dan sesudah di gunakan agar
sesuai dengan SOP, melakukan perawatan mesin secara berkala, segera
mengganti komponen mesin yang rusak sehingga tidak menghambat proses
produksi.
DAFTAR PUSTAKA
Alisjahbana, Juita. 2005. “Evaluasi Pengendalian Kualitas Total Produk Pakaian
Wanita Perusahaan Konveksi.” Jurnal Ventura, Vol. 8, No. 1, April 2005.
Assauri, Sofjan. 1999. Manajemen Produksi dan Operasi. Edisi Revisi. LPFEUI :
Jakarta
Ahyari, Agus. 1998. Manajemen dan Pengendalian Produksi. BPFE : Yogyakarta
A.V. Feigenbaum, (1992), Kendali Mutu Terpadu, Edisi Ketiga, Penerbit Erlangga
Fandy Tjiptono, 2007, Strategi Pemasaran. Edisi ke dua, penerbit Andi, Yogyakarta.
Goetsch, D.L & Davis, S, 1994 Introduction to Total Quality, Quality, Productivity,
Competitiveness, Englewood Cliffs, NJ, Prentice Hall International Inc
Gaspersz, Vincent. 2005. Sistem Manajemen Kinerja Terintegrasi Balanced
Scorecard Dengan Six Sigma Untuk Organisasi Bisnis dan Pemeritah.
Jakarta:Gramedia Pustaka Utama.
Jurnal Ilmu Manajemen Sosial Humaniora
ISSN: 2654-7287. Edisi: Vol. 2, No. 1, Agustus 2019
44
Heizer, Jay dan Barry Rander. 2006. Operations Management Buku2 edisi ke tujuh.
Penerbit Salemba Empat.
Handoko, T. Hani.(2000). Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia,
(Yogyakarta: BPFE)
Hatani,La. (2007). Manajemen Pengendalian Mutu Produksi Roti Melalui
Pendekatan Statistical Quality Control (SQC) (Studi Kasus Pada Perusahaan
Roti Rizki Kendari). Kendari: Jurnal Ekonomi dan Manajemen Unhalu.
Harahap Sofyan Syafri (2011), Teori Akuntansi Edisi Revisi 2011. Jakarta: Rajawali
Pers.
Herjanto, Eddy. 2007. Manajemen Operasi. Jakarta. Grasindo.
Kusnadi. (2011). Budaya Masyarakat Nelayan. Bandung: Humaniora Utama Press.
Pande, Peter S. Robert P, Newman, Roland R, Cavanagh. (2002), The Six Sigma
Way: Bagaimana GE, Motorola dan Perusahaan Terkenal Lainya Mengasah
Kinerja Mereka. Andi. Yogyakarta.
Prawirosentono, Suyadi, 2007, Filosofi Baru Tentang Mutu Terpadu. Edisi 2. Jakarta:
Bumi Aksara.
Sofyan. Assauri., 1998, Manajemen Produksi Edisi 4. Jakarta : Fakultas Ekonomi
Universitas Indonesia
Safroni, Ladzi. 2012. Manajemen dan Reformasi Pelayanan Publik dalamKonteks
Birokrasi Indonesia. Surabaya : Aditya Media Publishing
Silalahi, J., dan Tampubolon, S.D.R. (2002). Asam Lemak Trans dalam Makanandan
Pengaruhnya Terhadap Kesehatan. Jurnal Teknloogi dan Industri Pangan.
8(2):184-188.
Yamit, Z., 2010, Manajemen Kualitas Produk & Jasa, Ekonisia, Yogyakart
Jurnal Ilmu Manajemen Sosial Humaniora
ISSN: 2654-7287. Edisi: Vol. 2, No. 1, Agustus 2019
45
PENGARUH PROMOSI TERHADAP
KEPUTUSAN PEMBELIAN JASA
TRANSPORTASI ONLINE GO-JEK
(Survei pada Mahasiswa Management 2017
Universitas Singaperbangsa Karawang)
Reminta Lumban Batu
1),
Hana Chairinnisrina2)
,
Gina Maulidia3)
2)
Jurusan Management, Ekonomi dan Bisnis Unsika, Karawang 3)
Jurusan Management, Ekonomi dan Bisnis Unsika, Cikarang
e-mail:2)
hanachairin@gmail.com, 3)
ginamaulida175@gmail.com
Abstrak
Semakin tingginya tuntutan mobilitas masyarakat, tentunya membutuhkan
sarana transportasi yang dapat memberikan pergerakan dan perpindahan dari satu
tempat ke tempat yang lain dengan cepat, walaupun jarak tempuhnya jauh. Adanya
terobosan transportasi berbasis aplikasi online Go-Jek yang menggabungkan jasa
transportasi dengan teknologi komunikasi di dunia transportasi Indonesia, membuat
masyarakat harus menentukan transportasi mana yang paling cocok dengan
kebutuhannya untuk melakukan mobilitas. Studi ini memfokuskan pada promosi yang
dilakukan perusahaan PT Go-Jek Indonesia sehingga mempengaruhi keputusan
pembelian sebagai sarana transportasi di Karawang. Paradigma yang digunakan
dalam penelitian ini adalah paradigma definisi sosial dengan pendekatan kualitatif.
Informan dalam penelitian ini berjumlah 127 pengguna Go-Jek. Penentuan informan
dalam penelitian ini menggunakan metode random sampling. Pengumpulan data
dalam penelitian ini adalah menyebarkan kuesioner kepada mahasiswa manajemen
2017 Universitas Singaperbangsa Karawang. Hasil yang ditemukan dalam penelitian
ini adalah promosi yang dilakukan Go-Jek telah mempengaruhi konsumen yaitu
Jurnal Ilmu Manajemen Sosial Humaniora
ISSN: 2654-7287. Edisi: Vol. 2, No. 1, Agustus 2019
46
mahasiswa manajemen 2017 Universitas Singaperbangsa Karawang untuk
melakukan pembelian.
Kata kunci: transportasi aplikasi online, promosi aplikasi Go-Jek, keputusan
pembelian
Abstract
The increasing demands of mobility of the people, of course, require a means
of transportation that can provide movement and movement from one place to
another quickly, even though the distance is far. The existence of a breakthrough in
transportation based on the online application Go-Jek which combines
transportation services with communication technology in the world of Indonesian
transportation, has made people have to determine which transportation is best
suited to their needs for mobility. This study focuses on the promotion carried out by
the company PT Go-Jek Indonesia to influence purchasing decisions as a means of
transportation in Karawang. The paradigm used in this study is the social definition
paradigm with a qualitative approach. The informants in this study amounted to 127
users of Go-Jek. Determination of informants in this study using the random
sampling method. Data collection in this study is to distribute questionnaires to 2017
management students of the University of Singaperbangsa Karawang. The results
found in this study are that the promotion carried out by Go-Jek has influenced
consumers, namely the 2017 Singaperbangsa Karawang management student to
make a purchase.
Keywords: online transportation application, Go-Jek application promotion, buying
decition
1. PENDAHULUAN
Transportasi merupakan jenis kebutuhan yang sangat penting dengan jenis yang
sangat beragam seperti pergi ke sekolah, ke pasar maupun rekreasi dan beragam
adanya mulai dari yang masih tradisional seperti delman maupun yang sudah modern
Jurnal Ilmu Manajemen Sosial Humaniora
ISSN: 2654-7287. Edisi: Vol. 2, No. 1, Agustus 2019
47
dengan menggunakan mesin seperti sepeda motor, mobil, pesawat, kapal laut dan
kereta api (Dianti, 2018).
Transportasi konvensional semakin bersaing dengan transportasi online, karena
transportasi konvensional tidak mengikuti perkembangan jaman sehingga tertinggal
dengan transportasi online seperti Go-Jek, Grab, Uber dan Blue-Jack. Penting untuk
mempelajari layanan transportasi online, sebagai studi kasus layanan transportasi
online, GO-JEK dipilih sebagai studi kasus layanan transportasi online untuk
menunjukkan bagaimana model tersebut digunakan untuk mengukur promosi
terhadap keputusan pembelian (Silalahi, Handayani, & Munajat, 2018). Sebagai
perusahaan jasa yang memiliki banyak kompetitor, Go-Jek harus memiliki strategi
yang tepat untuk mampu bertahan dalam persaingan dan mampu untuk terus menjadi
market leader mengingat Go-Jek merupakan jasa transportasi online pelopor yang
mulai beroperasi pada tahun 2010 (Mahargiono & Cahyono, 2017).
Berdasarkan hal ini, kami melakukan penelitian untuk mengetahui apakah
Promosi yang dilakukan Go-jek berpengaruh terhadap keputusan pembelian
mahasiswa manajemen 2017 Universitas Singaperbangsa Karawang.
A. Tinjauan Pustaka
Promosi
Menurut Swasta dan Irawan 2005 Promosi pada hakikatnya adalah suatu bentuk
komunikasi pemasaran yang bertujuan mendorong permintaan, yang dimaksud
komunikasi pemasaran adalah aktivitas pemasaran yang berusaha menyebarkan
informasi, mempengaruhi dan atau mengingatkan pasar sasaran atas perusahaan dan
pada produknya agar bersedia menerima, membeli, dan loyal pada produk atau jasa
yang ditawarkan perusahaan yang bersangkutan.
Menurut Nickels et. al.2008 kegiatan yang dilakukan antar perusahaan untuk
mengkomunikasikan manfaat dari produknya dan untuk meyakinkan konsumen
sasaran agar membelinya. Promosi merupakan semua kegiatan yang ditujukan untuk
Jurnal Ilmu Manajemen Sosial Humaniora
ISSN: 2654-7287. Edisi: Vol. 2, No. 1, Agustus 2019
48
memacu tingkat permintaan terhadap produk yang dipasarkan dengan komunikasi
antara produsen dan konsumen. Komunikasi pemasaran perlu dilakukan guna
memberitahukan produk yang akan dipasarkan. Promosi bertujuan untuk
mempengaruhi masyarakat untuk berpartisipasi dalam pembelian. Promosi juga
bertujuan untuk memotivasi masayarakat untuk membeli produk atau jasa sebuah
perusahaan, serta menjadi sarana untuk membangun hubungan dengan pelanggan.
Dimensi Promosi
Kotler dan Amstrong (2012) menjelaskan dimensi-dimensi dari promosi, yaitu :
1) Advertising (Periklanan) adalah bentuk komunikasi yang dilakukan pemasar
untuk menginformasikan, dan membujuk pasar dan target pasaran. Dengan biaya
yang rendah, periklanan dapat menjangkau banyak pembeli yang tersebar
diberbagai tepat (pasar sasaran). Dengan periklanan yang baik, menciptakan
kepercayaan yang baik pula dari public terhadap perusahaan yang melakukan
kegiatan iklan. Dengan adanya kegiatan periklanan, para penerima pesan dapat
membandingkan dengan iklan yang lain, atau membandingkan dengan iklan-
iklan yang telah dipasang pesaing lainnya. Iklan sendiri mempunyai sifat yang
terbuka, dan konsumen cenderung memandang produk yang diiklankan sebagai
standar dari perusahaan yang melakukan iklan tersebut. Iklan yang besar sendiri
menyatakan bahwa mengenai besar penjualan, popularitas dan keberhasilan dari
perusahaan tersebut.
2) Promosi penjualan (sales promotion). Promosi penjualan dirancang untuk
menarik perhatian konsumen untuk melakukan pembelian baik secara sengaja
mau tidak sengaja (impluse buying) ataupun menambah jumlah pembelian
konsumen. promosi penjualan sangat beraneka ragam, kontes, bonus, diskon
jangka pendek, bonus pada barang, rabat, kupon, uji coba gratis, demonstrasi dan
sistem akumulasi nilai/poin. Namun pada penelitian ini penulis lebih
mengkhususkan pada diskon jangka pendek untuk dijadikan indikator penelitian.
Contohnya, sebuah super market memberikan hadiah satu kaleng susu kental
Jurnal Ilmu Manajemen Sosial Humaniora
ISSN: 2654-7287. Edisi: Vol. 2, No. 1, Agustus 2019
49
manis apabila melakukan pembelian diatas Rp 200.000. melalui promosi
penjualan, perusahaan dapat menarik perhatian pelanggan baru untuk membeli,
mendorong pelanggan melakukan untuk menambah jumlah pembelian, yang
kesemuanya ditujukan untuk menambah volume penjualan. Secara umum tujuan
dari promosi penjualan dibagi menjadi tiga, yaitu meningkatkan permintaan
konsumen, meningkatkan kinerja bisnis yang berdampak pada peningkatan laba
perusahaan; mendukung dan mengoordinasikan kegiatan penjualan personal dan
iklan agar menambah volume penjualan.
3) Hubungan masayarakat (public relations) Hubungan masyarakat merupakan
upaya komunikasi yang dilakukan perusahaan untuk mempengaruhi pandangan
dan penilaian terhadap perusahaan tersebut. Kelompok yang dimaksud ialah
orang yang mempunyai kepentingan dalam perusahaan tersebut seperti
karyawan, media massa dan bahkan pelanggan itu sendiri. Tujuannya adalah
untuk meninggatkan reputasi dan memlihara nama baik perusahaan agar tujuan-
tujuan perusahaan dapat dicapai. Contohnya pasca kejadian bom di Hotel Sarinah
beberapa waktu lalu, PT Gojek Indonesia dipandang baik oleh masyarakat,
pasalnya salah seorang driver go-jek yang merupakan mitra perusahaan jasa
tersebut telah membantu menyelamatkan salah satu korban peledakan bom
Sarinah, dan pada hari tersebut, tarif go-jek tidak dikenakan dengan kata lain di
gratiskan. Selain berdampak pada citra perusahaan, hal tersebut juga dapat
memberikan efek positif untuk karyawan sebagai karyawan yang baik. Maka dari
itu, hubungan masyarakat tidak dapat dipandang sebelah mata, karena hal
tersebut akan berdampak pada citra perusahaan sebagai perusahaan yang peduli
terhadap lingkungan sekitar.
4) Pemasaran langsung (direct marketing) Pemasaran langsung berarti benar-benar
dilakukan langsung dari perusahaan kepada konsumen tanpa peranta pengecer
dan sebagainya, pada pemasaran jenis ini, perusahaan menggunakan media atau
alat untuk dapat memasarkan produknya seperti majalah, katalog, selebaran
brosur seperti yang sering dijumpai di jalan-jalan serta tidak lupa dengan internet
Jurnal Ilmu Manajemen Sosial Humaniora
ISSN: 2654-7287. Edisi: Vol. 2, No. 1, Agustus 2019
50
yang sedang mewabah dikalangan perusahaan. Memang dewasa ini internet
menjadi media aktif yang digunakan perusahaan untuk pemasaran. Sperti PT Go-
jek Indonesia yang menggabungkan internet dan kecanggihan smartphone
sehingga mampu memasarkan jasa transportasi secara online. Beriringan dengan
hal tersebut, PT Go- jek juga memberikan kebebasan kepada konsumen
pengguna jasa go-jek untuk menilai pelayanan jasa yang telah diterima. Maka
secara tidak langsung, pemberian penilaian tersebut merupakan sarana
komunikasi langsung antara perusahaan dan konsumen untuk mendapatkan
tanggapan secara nyata.
Keputusan Pembelian
Menurut Fandy Tjiptono (2014:21) keputusan pembelian adalah sebuah proses
dimana konsumen mengenal masalahnya, mencari informasi mengenai produk atau
merek tertentu dan mengevaluasi seberapa baik masing-masing alternatif tersebut
dapat memecahkan masalahnya, yang kemudian mengarah kepada keputusan
pembelian. Menurut Kotler dan Keller (2012:227) adalah Proses keputusan
pembelian merupakan proses dimana konsumen melewati lima tahap, yaitu
pengenalan masalah, pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan pembelian,
dan perilaku pasca pembelian, yang dimulai jauh sebelum pembelian aktual dilakukan
dan memiliki dampak yang lama setelah itu.
Dimensi Keputusan Pembelian
Dalam melaksanakan maksud pembelian, konsumen dapat membentuk lima sub
keputusan diantaranya seperti : memutuskan merek yang akan dibeli, penyalur mana
yang dipilih untuk membeli produk, kuantitas barang yang akan dibeli, waktu
pembelian produk, dan metode pembayaran yang akan digunakan. Kotler dan Keller,
2012:178).
1) Pilihan produk, dalam hal ini perusahaan harus memusatkan perhatiannya kepada
orang-orang yang berniat membeli sebuah produk serta alternatifnya yang
mereka pertimbangkan. Konsumen dapat mengambil keputusan untuk memilih
Jurnal Ilmu Manajemen Sosial Humaniora
ISSN: 2654-7287. Edisi: Vol. 2, No. 1, Agustus 2019
51
sebuah produk dengan pertimbangan keunggulan produk, manfaat produk dan
pemilihan produk.
2) Pilihan merek, konsumen harus menjatuhkan pilihan pada merek apa yang akan
dibeli. Dalam hal ini perusahaan harus mengetahui bagaimana cara konsumen
menjatuhkan pilihan terhadap sebuah merek yaitu ketertarikan pada merek,
kebiasaan pada merek dan kesesuaian harga.
3) Pilihan penyalur, konsumen harus menentukan penyalur mana yang dipilih untuk
membeli produk. Dalam hal ini konsumen memilih penyalur dapat dikarenakan
faktor lokasi yang dekat, harga yang murah, tersedianya barang yang lengkap dan
kenyamanan pada saat membeli. Namun penyalur tetap harus memeperhatikan
beberapa hal seperti kemudahan untuk mendapatkan produk yang diinginkan,
pelayanan yang diberikan dan ketersediaan barang.
4) Jumlah pembeliaan, konsumen dapat menentukan kuantitas barang yang akan
dibeli. Dalam hal ini perusahaan harus mempersiapkan banyaknya produk yang
sesuai dengan keinginan konsumen yang berbeda-beda. Karena konsumen akan
menentukan keputusan jumlah pembelian dan keputusan pembelian untuk
persediaan.
5) Waktu pembelian, pada saat konsumen menentukan waktu pembelian dapat
berbeda-beda yaitu kesesuaian dengan kebutuhan, keuntungan yang dirasakan
dan alasan pembelian setiap produk.
6) Metode pembayaran, konsumen dapat menetukan metode pembayaran yang akan
digunakan pada saat transaksi pembelian. Konsumen mungkin akan
menggunakan cara pembayaran: bayar tunai, cek, kartu kredit, kartu debit, kartu
ATM, kredit melalui lembaga keuangan dan kredit melalui toko.
2. METODE PENELITIAN
Jenis penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian kuantitatif, dimana data
dalam penelitian ini berupa angka-angka dan analisisnya menggunakan uji statistika
v16 32b. Sedangkan metode yang dipakai untuk menggali datanya dengan metode
kuesioner, dimana metode tersebut digunakan untuk mendapatkan data dari
Jurnal Ilmu Manajemen Sosial Humaniora
ISSN: 2654-7287. Edisi: Vol. 2, No. 1, Agustus 2019
52
responden secara langsung. Tujuan yang ingin dicapai pada jenis pendekatan
kuantitatif ini adalah mencari pengaruh dari suatu variabel independen terhadap
variabel dependen. Variabel-variabel yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu
variabel promosi dan variabel keputusan pembelian. Setelah itu maka akan diketahui
berapa besar tingkat pengaruh variabel promosi terhadap keputusan pembelian.
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif, yaitu
jenis data yang dapat diukur dan dihitung secara langsung, berupa informasi dan
penjelasan yan dinyatakan dengan bilangan atau angka. Data diperoleh secara
langsung dari obyek yang diteliti dengan cara riset atau penelitian lapangan. Data
diperoleh dari jawaban responden mahasiswa manajemen 2017 Universitas
Singaperbangsa Karawang.
A. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada tanggal 02 Oktober 2018 sampai tanggal 11
Desember 2018 pada mahasiswa Manajemen 2017 Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Singaperbangsa Karawang.
B. Target/Subjek Penelitian
Populasi yang digunakan pada penelitian ini adalah mahasiswa manajemen
2017 Universitas Singaperbangsa Karawang yang menggunakan aplikasi layanan Go-
Jek di Karawang dengan populasi sebanyak 236 mahasiswa. Sample yang digunakan
menggunakan tabel Isaac dan Michael dengan taraf kesalahan 10% yang diketahui
sampel yang diambil sebanyak 127 mahasiswa. Teknik sampling yang digunakan
pada penilitian ini adalah probability sampling dengan teknik simple random
sampling. Teknik pengumpulan data ini menggunakan kuisioner yang disebar
langsung kepada responden.
C. Prosedur Penelitian
Prosedur perlu dijabarkan menurut tipe penelitiannya. Bagaimana penelitian
dilakukan dan data akan diperoleh, perlu diuraikan dalam bagian ini. Untuk penelitian
eksperimental, jenis rancangan (experimental design) yang digunakan sebaiknya
dituliskan di bagian ini.
Jurnal Ilmu Manajemen Sosial Humaniora
ISSN: 2654-7287. Edisi: Vol. 2, No. 1, Agustus 2019
53
Data, Instrumen, dan Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang dilakukan pada penelitian ini adalah
menggunakan angket atau kuesioner. Metode kuesioner adalah merupakan metode
untuk memperoleh data yang dilakukan dengan cara memberikan suatu daftar
pernyataan yang akan diisi oleh responden yang terdiri dari pernyataan tentang
variabel citra merek dan promosi dari jasa transportasi online Go-Jek, untuk
mengetahui sejauh mana hal-hal tersebut mempengaruhi keputusan pembelian jasa
Go-Jek. Pernyataan dalam kuesioner didapatkan dari referensi beberapa penelitian
terdahulu yang di modifikasi oleh peneliti.
1) Mengenai data responden yaitu usia, jenis kelamin, pekerjaan, dan uang saku.
2) Mengenai daftar pernyataan yang akan diisi oleh responden.
Penelitian ini menggunakan metode teknik pengumpulan data kuesioner angket.
Menurut Sugiyono (2010) kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang
dilakukan dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan tertulis pada responden
untuk dijawabnya. Responden adalah orang yang akan diteliti sampel. Kuesioner
yang berupa pertanyaan disebarkan kepada responden sesuai dengan permasalahan
yang diteliti untuk memperoleh data yang berupa pernyataan responden. Mekanisme
pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan membagikan kuisioner
langsung kepada para responden.
D. Teknik Analisis Data
Analisis Data Deksriptif
Teknik analisis data adalah suatu cara pengukuran, pengolahan dan analisis data
dalam rangka pengujian hipotesis. Pengolahan data bertujuan untuk memberikan
keterangan yang berguna, serta untuk menguji hipotesis yang telah dirumuskan dalam
penelitian. Teknik analisis data dalam penelitian ini diarahkan pada pengujian
hipotesis serta menjawab masalah yang diajukan.
Teknik analisis deskriptif yaitu untuk variabel yang bersifat kuantitatif, dan
verifikatif untuk pengujian hipotesis dengan menggunakan uji statistika. Analisis data
proses mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola, kategori dan satuan
Jurnal Ilmu Manajemen Sosial Humaniora
ISSN: 2654-7287. Edisi: Vol. 2, No. 1, Agustus 2019
54
uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja
seperti yang didasarkan oleh data. Penelitian ini menggunakan kuisioner sebagai alat
untuk mengukur penelitian. Kuisioner disusun berdasarkan variabel yang ada dalam
penelitian. Kemudian analisis data dapat dilakukan setelah kuisioner seluruh
responden terkumpul. Penelitian kuantitatif melakukan analisis data setelah data
seluruh responden terkumpul melalui tahapan-tahapan sebagai berikut:
1) Menyusun data
Penyusunan data dilakukan untuk memeriksa kelengkapan identitas responden,
kelengkapan data serta isian data yang sesuai dengan tujuan penelitian.
2) Tabulasi data
Penelitian ini melakukan tabulasi data dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a) Memberi skor pada tiap item
Variabel yang diteliti dalam penelitian ini adalah variabel promosi (X) dengan
variabel keputusan pembelian (Y). Skala berusaha mengukur arti suatu objek atau
konsep bagi responden (Husein Umar,2008). Skala ini mengandung unsur
evaluasi (misalnya:bagus, buruk, jujur dan tidak jujur),unsur potensi (aktif, pasif,
cepat dan lambat)”. Rentang dalam penelitian ini yaitu sebanyak 5 angka seperti
pada Tabel 3.9.
Tabel 1.0 Skor Alternatif Jawaban
Alternatif
Jawaban
Setuju
/ Baik
Rentang Jawaban Tidak Setuju
/ Tidak Baik 5 4 3 2 1
Positif 5 4 3 2 1
Negatif 1 2 3 4 5
Sumber: Husein Umar,2008
Jurnal Ilmu Manajemen Sosial Humaniora
ISSN: 2654-7287. Edisi: Vol. 2, No. 1, Agustus 2019
55
b) Menjumlahkan skor pada setiap item
c) Menyusun ranking skor pada setiap variabel penelitian
Analisis Data Verifikatif
Analisis verikatif merupakan analisis untuk membuktikan dan mencari
kebenaran dari hipotesis yang diajukan. Dalam penelitian ini analisis verifikatif
bermaksud untuk mengetahui hasil penelitian yang berkaitan dengan pengaruh
promosi terhadap keputusan pembelian transportasi online Go-Jek pada mahasiswa
manajemen 2017 Universitas Singaperbangsa Karawang 2018.
Uji Asumsi Klasik
Mengingat data penelitian yang digunakan adalah data sekunder, maka untuk
memenuhi syarat yang ditentukan sebelum uji hipotesis melalui uji t dan uji F maka
perlu dilakukan pengujian atas beberapa asumsi klasik yang digunakan yaitu
autokorelasi, multikolinieritas, dan heteroskedastisitas yang secara rinci dapat
dijelaskan sebagai berikut.
Uji normalitas digunakan untuk mengkaji kenormalan variabel yang diteliti
apakah data tersebut berdistribusi normal atau tidak. Hal tersebut penting karena bila
data setiap variabel tidak normal, maka pengujian hipotesis tidak bisa menggunakan
statistik parametrik (Sugiyono, 2013:239).
Dalam suatu penelitian, sebelum pengujian dilakukan terlebih dahulu
ditentukan taraf signifikan atau taraf nyata. Hal ini dilakukan untuk membuat suatu
rencana pengujian agar dapat diketahui batas-batas untuk menentukan pilihan. Dalam
penelitian ini, taraf nyata yang dipilih adalah 0,05 atau 5%, karena dapat mewakili
hubungan antara variabel yang diteliti dan merupakan suatu signifikansi yang sering
digunakan dalam penelitian bidang ilmu-ilmu sosial. Jadi tingkat kebenaran yang
dikemukakan oleh penulis adalah 0,95% atau 95%. Menurut Singgih Susanto
(2012:393), uji normalitas data menggunakan statistik SPSS Kolmograv Smirnov
dengan dasar pengambilan keputusan bisa dilakukan probabilitas (asymptotic
significancy),yaitu:
1) Jika probabilitas > 0,05 maka distribusi dari model regresi adalah normal.
Jurnal Ilmu Manajemen Sosial Humaniora
ISSN: 2654-7287. Edisi: Vol. 2, No. 1, Agustus 2019
56
2) Jika probabilitas < 0,05 maka distribusi dari model regresi adalah tidak normal.
Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis dengan menggunakan regresi berganda yang dilakukan
dengan program SPSS:
a) Uji Signifikansi Pengaruh Parsial (Uji t)
Uji t digunakan untuk menguji pengaruh variabel independen secara parsial
terhadap variabel dependen. Pengujian ini dilakukan dengan uji t pada tingkat
keyakinan 95% dengan ketentuan sebagai berikut :
Dengan menggunakan nilai probabilitas signifikansi:
i. Jika tingkat signifikansi lebih besar 0,05 maka disimpulkan bahwa Ho
diterima, sebaliknya Ha ditolak.
ii. Jika tingkat signifikansi lebih kecil 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa
Ho ditolak, sebaliknya Ha diterima.
b) Uji Signifikansi Simultan (Uji F)
Menurut Ghozali (2011), dalam penelitian ini uji F digunakan untuk
mengetahui tingkat signifikansi pengaruh variabel independen secara bersama-
sama (simultan) terhadap variabel dependen. Pengujian ini dilakukan pada
tingkat keyakinan 95% dengan ketentuan sebagai berikut: Dengan menggunakan
nilai probabilitas signifikansi:
i. Jika tingkat signifikansi lebih besar 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa Ho
diterima, sebaliknya Ha ditolak.
ii. Jika tingkat signifikansi lebih kecil 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa Ho
ditolak, sebaliknya Ha diterima.
Jurnal Ilmu Manajemen Sosial Humaniora
ISSN: 2654-7287. Edisi: Vol. 2, No. 1, Agustus 2019
57
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Tabel 3.1 Rekapitulasi Tanggapan Responden Mengenai Promosi
No Sub
Variabel/Indikator
Total Skor Skor Rata-
rata
Skor
Ideal
%
1 Periklanan 1418 472,67 1905 30%
2 Promosi
Penjualan
1784 594,67 2540
38%
3 Pemasaran
Lansung
1464 488 1905
31%
Promosi 4666 1555,34 6350 100%
Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2018
Rekapitulasi gambaran promosi dapat dilihat dalam tinjauan kontinum secara
keseluruhan melalui proses perhitungan berikut:
Mencari Skor Ideal
Skor Ideal = Skor Tertinggi x Jumlah Butir Item x Jumlah Pengguna
Skor Ideal = 5 x 10 x 127 = 6350
Mencari Skor Minimum
Skor Minimum = Skor Terendah x Jumlah Butir Item x Jumlah Pengguna
Skor Minimum = 1 x 10 x 127 = 1270
Mencari Panjang Interval
Panjang Interval Kelas = (Skor Ideal-Skor Minimum) : Banyak Interval
Panjang Interval Kelas = (6350-1270) : 5 = 1016
Mencari Persentase Skor
Persentase Skor = [(Total Skor) : Nilai Maksimum] x 100%
Jurnal Ilmu Manajemen Sosial Humaniora
ISSN: 2654-7287. Edisi: Vol. 2, No. 1, Agustus 2019
58
Persentase Skor = (4666 : 6350) x 100% = 73,48%
(6097)
Sangat
Rendah Rendah
Cukup
Tinggi Tinggi
Sangat
Tinggi
1270 2286 3302 4318 5334 6350
Tabel 3.2 Rekapitulasi Tanggapan Responden Mengenai Promosi
No Sub
Variabel/Indikator
Total Skor Skor Rata-
rata
Skor
Ideal
%
1 Produk 1431 286,2 1905 18%
2 Merek 1401 280,2 1905 18%
3 Penyalur 1922 384,4 2540 25%
4 Waktu pembelian 1447 289,4 1905 19%
5 Metode
Pembayaran
1555 311 1905
20%
Keputusan Pembelian 7756 1551,2 8255 100%
Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2018
Rekapitulasi gambaran keputusan pembelian dapat dilihat dalam tinjauan
kontinum secara keseluruhan melalui proses perhitungan berikut:
Mencari Skor Ideal
Skor Ideal = Skor Tertinggi x Jumlah Butir Item x Jumlah Pengguna
Skor Ideal = 5 x 16 x 127 = 10160
Mencari Skor Minimum
Skor Minimum = Skor Terendah x Jumlah Butir Item x Jumlah Pengguna
Skor Minimum = 1 x 16 x 127 = 2032
Mencari Panjang Interval
Jurnal Ilmu Manajemen Sosial Humaniora
ISSN: 2654-7287. Edisi: Vol. 2, No. 1, Agustus 2019
59
Panjang Interval Kelas = (Skor Ideal-Skor Minimum) : Banyak Interval
Panjang Interval Kelas = (10160-2032) : 5 = 1625,6
Mencari Persentase Skor
Persentase Skor = [(Total Skor) : Nilai Maksimum] x 100%
Persentase Skor = (7756 : 10160) x 100% = 76,33%
(7756)
Sangat
Rendah Rendah
Cukup
Tinggi Tinggi
Sangat
Tinggi
2032 3657,6 5283,2 6908,8 8534,4 10160
Dari tabel One Sample Kolmogrov-Smirnov diperoleh angka probalilitas atau
Asymp. Sig. (2-tailed). Nilai ini dibandingkan dengan 0.05 atau menggunakan taraf
sigkatan 5%. Nilai signifikasi atau nilai probabilitas 0,857 > 0,05 , maka distribusi
data adalah normal.
Tabel 3.3 Keputusan Uji Normalitas Data
Nama Variabel nilai Asymp. Sig
(2-tailed)
Taraf Signifikan keputusan
Doa 0,758 0,05 Normal
Coping stres 0,857 0,05 Normal
Dari hasil statistik dari output SPSS diatas diketahui nilai signifikan sebesar
0,785. Karena nilai signifikan lebih daro 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa kedua
kelompok data Doa terhadap Coping stres mempunyai tingkat varian sama.
Jurnal Ilmu Manajemen Sosial Humaniora
ISSN: 2654-7287. Edisi: Vol. 2, No. 1, Agustus 2019
60
Tabel 3.4 Homosketdastisitas
Berdasarkan grafik di residual menyebar secara acak, tidak mengikuti pola
tertentu, sehingga dapat disimpulkan bahwa galat mempunyai ragam yang sama.
Dengan demikian, asumsi Homoskedastisitas terpenuhi.
Tabel 3.5 Uji Linieritas
ANOVA Table
Sum of
Squares df
Mean
Square F Sig.
Y *
X
Between
Groups
(Combined) 5465.842 22 248.447 6.792 .000
Linearity 4419.584 1 4419.584 120.813 .000
Deviation from
Linearity 1046.258 21 49.822 1.362 .155
Within Groups 3804.520 104 36.582
Total 9270.362 126
Jurnal Ilmu Manajemen Sosial Humaniora
ISSN: 2654-7287. Edisi: Vol. 2, No. 1, Agustus 2019
61
Dari tabel output diatas, diperoleh nilai signifikan = 0,000 lebih kecil dari
0,05, karaena signifikasi kurang dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa anatar
variabel Doa dan Coping stres terdapat hubungan linear secara signifikasi.
Tabel 3.6 Output Spss
Pada data tersebut terdapat multikolinieritas dengan VIF 1.000 lebih dari 10.
Tidak terpenuhinya asumsi ini dapat mengakibatkan.
1) Koefisien regresi yang dihasilkan oleh analisis regresi berganda menjadi
sangat lemah atau tidak dapat memberikan hasil analisis yang mewakili sifat
atau pengaruh dari variabel bebas yang bersangkutan.
2) Dalam banyak hal, masalah Multikolinearitas dapat menyebabkan uji t
menjadi tidak signifikan padahal jika masing-masing variabel bebas
Model
Unstandardized
Coefficients
Standard
ized
Coeffici
ents
t Sig.
Correlations
Collinearity
Statistics
B
Std.
Error Beta
Zero-
order
Partia
l Part
Tolera
nce VIF
1 (Const
ant) 15.258 4.328
3.525 .001
X 1.247 .117 .690
10.67
2 .000 .690 .690 .690 1.000 1.000
a. Dependent
Variable: Y
Jurnal Ilmu Manajemen Sosial Humaniora
ISSN: 2654-7287. Edisi: Vol. 2, No. 1, Agustus 2019
62
diregresikan secara terpisah dengan variabel tak bebas (simple regression) uji
t menunjukkan hasil yang signifikan.
Tabel 3.7 Uji Nilai Signifikan
Tabel uji signifikan diatas, digunakan untuk menentukan taraf signifikasi atau
linieritas dari regresi. Kriteria dapat ditentukan berdasarkan uji nilai signifikan (Sig),
dengan ketentuan jika nilai Sig < 0,05. Berdasarkan tabel diatas, diperoleh nilai Sig =
0,00 berarti Sig < dari kriteria signifikan (0,05). Dengan demikian model persamaan
regresi berdasarkan data penelitian adalah signifikan, atau model persamaan regresi
memenuhi kriteria.
Hasil perhitungan koefisien regresi sederhana diatas memperlihatkan nilai
koefisien konstanta adalah sebesar 15,258 koefisien variabel bebas (X) adalah sebesar
1,247. Sehingga diperoleh persamaan regresi Y = 15,258 + 1,247X .
ANOVAb
Model
Sum of
Squares Df
Mean
Square F Sig.
1 Regressi
on 4419.584 1 4419.584
113.88
9 .000
a
Residual 4850.779 125 38.806
Total 9270.362 126
Jurnal Ilmu Manajemen Sosial Humaniora
ISSN: 2654-7287. Edisi: Vol. 2, No. 1, Agustus 2019
63
Tabel 3.8 Koefisien
Nilai R yang merupakan simbol dari koefisien. Pada tabel diatas nilai korelasi
adalah 0,690. Nilai ini dapat diinterpretasikan bahwa hubungan kedua variabel
penelitian berada pada kategori cukup. Melalui tabel diatas juga diperole nilai R
square atau kefisien Determinasi (KD) yang menunjukan seberapa bagus model
regresi yang dibentuk oleh interaksi variabel bebas dan variabel terikat. Nilai KD
yang diperoleh adalah 0,477. Promosi terhadap keputusan pembelian berpengaruh
sebesar 47,7%. Keputusan pembelian dipengaruhi sebesar 52,3% oleh variabel-
variabel lain yang tidak diteliti pada penelitian ini.
B. Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian variabel promosi berpengaruh terhadap keputusan
pembelian. Karena pada hasil pengujian menunjukkan t-hitung sebesar 1,247 dengan
t-tabel sebesar 0,1455 dan nilai signifikasi sebesar 0,857 maka t-hitung > t-tabel dan
Model Summaryb
Mo
del R
R
Squar
e
Adjusted
R Square
Std.
Error of
the
Estimate
Change Statistics
Durbin-
Watson
R
Square
Change
F
Chang
e df1 df2
Sig. F
Change
1 .690
a .477 .473 6.22946 .477
113.8
89 1 125 .000 2.049
a. Predictors: (Constant), X
b. Dependent
Variable: Y
Jurnal Ilmu Manajemen Sosial Humaniora
ISSN: 2654-7287. Edisi: Vol. 2, No. 1, Agustus 2019
64
nilai signifikasi > 0,05 yang artinya Ho diterima, sebaliknya Ha ditolak. Sehingga
promosi secara parsial berpengaruh terhadap keputusan pembelian.
Variabel promosi berpengaruh terhadap keputusan pembelian. Hal ini
dikarenakan konsumen yaitu mahasiswa manajemen 2017 Universitas
Singaperbangsa Karawang mayoritas menggunakan Transportasi Online Go-Jek
karena promosi-promosi yang dilakukan oleh Go-Jek. Periklanan dan inovasi yang
selalu baru dilakukan oleh perusahaan Go-Jek sehingga banyak yang tertarik
menggunakan Go-Jek. Selain itu konsumen juga tertarik dengan promo potongan
harga jasa Go-Jek yangd diberikan oleh perusahaan PT Gojek Indonesia apabila
konsumen membayar dengan Gopay ataupun dengan kode voucher tertentu.
Dengan demekian hipotesis yang disajikan yaitu terdapat pengaruh promosi
terhadap keputusan pembelian jasa transportasi online Go-Jek pada mahasiswa
manajemen 2017 Universitas Singaperbangsa Karawang terbukti kebenarannya. Hal
ini sesuai dengan teori Josep P. Canon, (2009: 108) promosi adalah
mengkomunikasikan informasi antara penjual dan pembeli potensial atau orang lain
dalam saluran untuk mempengaruhi sikap dan perilaku. Bagian promosi dalam bauran
pemasaran melibatkan pemberitahuan kepada pelanggan target bahwa produk yang
tepat tersedia ditempat dan pada harga yang tepat.
4. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan menggunakan analisis
deskriptif dan verifikatif maka berdasarkan penelitian tersebut dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut:
A. Variabel promosi diukur melalui dimensi periklanan, promosi penjualan dan
pemasaran langsung dengan rata-rata skor tertinggi terdapat pada dimensi
promosi penjualan yaitu 594,67 dengan presentase sebesar 38%.
B. Gambaran variabel promosi penjualan diukur melalui dimensi produk, merek,
penyalur, waktu pembelian dan metode pembayaran dengan rata-rata skor
Jurnal Ilmu Manajemen Sosial Humaniora
ISSN: 2654-7287. Edisi: Vol. 2, No. 1, Agustus 2019
65
tertinggi terdapat pada dimensi penyalur yaitu 384,4 dengan presentase sebesar
25%.
C. Terdapat pengaruh positif dari hasil penelitian variabel promosi berpengaruh
terhadap keputusan pembelian. Karena pada hasil pengujian menunjukkan t-
hitung sebesar 1,247 dengan t-tabel sebesar 0,1455 dan nilai signifikasi sebesar
0,857 maka t-hitung > t-tabel dan nilai signifikasi > 0,05 yang artinya Ho
diterima, sebaliknya Ha ditolak. Sehingga promosi secara parsial berpengaruh
terhadap keputusan pembelian.
5. SARAN
A. Saran kepada Pemerintah Daerah
Hendaknya pemerintah setempat mengatur regulasi hukum mengenai ojek
online, karena tidak dipungkiri jika ojek online sangat digemari oleh masyarakat
yang berdampak pada kecemburuan sosial para driver ojek konvensional, supir
angkot dan taksi. Terlebih kasus percekcokan dan kericuhan antara driver ojek online
dan ojek konvensional, supir angkot dan taksi sudah tidak asing lagi didengar.
B. Saran kepada Jasa Transportasi Online
Berdasarkan hasil penelitian sebaiknya Go-Jek terus meningkatkan inovasi dan
promosi penjualan kepada para konsumen agar tidak berpaling kepada transportasi
online lainnya. Karena semakin berkembangnya kemajuan teknologi akan banyak
pesaing yang akan terus bermunculan dan Go-Jek harus tetap melakukan strategi
yang benar sehingga Go-Jek akan tetap menjadi pemimpin pasar Transportasi online.
C. Saran kepada Peneliti Selanjutnya
1) Penelitian ini hendaknya dijadikan acuan dan penambahan wawasan
mengenai penelitian transportasi online khususnya Go-Jek.
2) Bagi peneliti selanjutnya akan lebih baik jika pada variabel bebasnya dapat
ditambahkan, agar hasil penelitian akan lebih menggambarkan mengenai
objek yang akan diteliti.
Jurnal Ilmu Manajemen Sosial Humaniora
ISSN: 2654-7287. Edisi: Vol. 2, No. 1, Agustus 2019
66
3) Bagi peneliti selanjutnya akan lebih baik jika populasi penelitian lebih
diperluas lagi jika populasi lebih diperluas lagi serta penambahan pada
jumlah sample, agar hasil penelitian lebih memuaskan.
6. UCAPAN TERIMA KASIH
Ucapan terima kasih penulis berikan kepada Penanggung jawab, segenap mitra
ojek online Go-jek dan narasumber yang telah bersedia untuk membantu selama
proses penelitian ini berlansung. Kemudian juga kepada seluruh pihak-pihak terkait
yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
DAFTAR PUSTAKA
Dianti, 2018)Dianti, S. (2018). Pengaruh Harga, Pelayanan Dan Promosi Terhadap
Keputusan Penggunaan Jasa Angkutan Gojek.
Silalahi, S. L. B., Handayani, P. W., & Munajat, Q. (2018). ScienceDirect Service
Quality Analysis for Online Transportation Services : Case Study of GO-JEK.
Procedia Computer Science, 124, 487–495.
https://doi.org/10.1016/j.procs.2017.12.181
Mahargiono, P. B., & Cahyono, K. E. (2017). Kontroversi Transportasi Online
Sebagai Dasar Pembenahan Fasiltas, 3(Sendi_U 3), 663–668.
Susanto, A. (2013). Pengaruh Promosi, Harga dan Inovasi Produk Terhadap
Keputusan Pembelian pada Batik Tulis Karangmlati Demak. Universitas
Negeri Semarang
Kotler&Amstrong2012. (2012). Pustaka, Kajian Pemikiran, Kerangka Hipotesis, D A
N, 23–82.
Intan Lina Katrin, H.P Diyah Setyorini, M. (N.D.). Pengaruh Promosi Terhadap
Keputusan Pembelian Di Restoran Javana Bistro Bandung, 246–254.
Zahra, A. (2017). Pengaruh kualitas pelayanan, persepsi harga, dan citra merk
terhadap kepuasan pelanggan pengguna jasa transport ojek online (studi pada
pelanggan Gojek di kota Yogyakarta), 33–64.
Jurnal Ilmu Manajemen Sosial Humaniora
ISSN: 2654-7287. Edisi: Vol. 2, No. 1, Agustus 2019
67
PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP
PENJUALAN LELANG MELALUI MEDIA
INTERNET
1)Rima Anggriyani, S.H., M.Kn,
2)Dirawati, SH., MH
Universitas Muhammadiyah Kendari, Jl. KH. Ahmad Dahlan No. 10
Telp./Fax: (0401) 3190710, 3008780 Kendari
Ilmu Hukum, FH, UMK, Kendari
Email : 1)
rima.not19@yahoo.co.id, 2)
dira.wshmh@gmail.com
Abstrak
Pelaksanaan penjualan lelang melalui media internet ini dalam prakteknya
menimbulkan beberapa pertanyaan. Pertama, menyangkut kebsahan transaksi
melalui media inernet, khususnya transaksi lelang, yaitu apakah transaksi penjualan
lelang melalui media internet dapat dipandang sebagai transaksi yang tunduk
menurut Hukum Lelang Indonesia. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
bentuk perlindungan hukum terhadap penjualan lelang melalui media internet. Jenis
penelitian ini adalah penelitian normatif, yaitu dengan cara mengkaji peraturan
perundang-undangan yang berhubungan dengan permasalahan yang akan dibahas
oleh penulis, khususnya peraturan-peraturan yang berkaitan dengan perlindungan
hukum tentang penjualan lelang melalui media internet. Luaran yang diharapkan
dari penelitian ini adalah untuk dapat diterbitkan di jurnal nasional tidak
terakreditas dan sebagai bahan ajar mata kuliah Hukum Perikatan. Hasil penelitian
ini menunjukkan bahwa bentuk perlindungan hukum terhadap penjualan lelang
melalui media internet yaitu terdapat di dalam Pasal 1 ayat (8), Pasal 2, Pasal 3 dan
Pasal 4 Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. 90/PMK.06/2016
tentang Pedoman Pelaksanaan Lelang Dengan Penawaran Secara Tertulis Tanpa
Kehadiran Peserta Lelang Melalui Internet. Dengan demikian, penjualan lelang di
internet dianggap sah menurut hukum jika penyelenggaranya adalah KPKNL atau
Balai Lelang yang menyelenggarakan lelang melalui internet.
Jurnal Ilmu Manajemen Sosial Humaniora
ISSN: 2654-7287. Edisi: Vol. 2, No. 1, Agustus 2019
68
Kata Kunci : Perlindungan Hukum, Lelang, Internet.
Abstract
The implementation of auction sales through internet media in practice raises several
questions. First, it involves dealing with transactions through internet media,
especially auction transactions, namely whether the auction sales transaction
through internet media can be seen as a transaction that complies with Indonesian
Auction Law. The purpose of this study was to determine the form of legal protection
against auction sales through internet media. This type of research is normative
research, namely by reviewing the laws and regulations relating to the issues to be
discussed by the author, especially the regulations relating to legal protection
regarding auction sales through internet media. The expected output of this research
is not to be published in national journals and as teaching material for Engagement
Law courses. The results of this study indicate that the form of legal protection
against auction sales through internet media is contained in Article 1 paragraph (8),
Article 2, Article 3 and Article 4 of the Regulation of the Minister of Finance of the
Republic of Indonesia No. 90 / PMK.06 / 2016 concerning Guidelines for
Implementing Auctions with Written Offers Without Attendance by Bidder Through
the Internet. As such, auction sales on the internet are considered lawful if the
organizer is the KPKNL or the Auction Center that organizes auctions through the
internet.
Keywords: Legal Protection, Auction, Internet.
1. PENDAHULUAN
Pembangunan nasional mempunyai tujuan untuk mewujudkan suatu masyarakat
adil dan makmur brdasarkan Undang-undang Dasar 1945 dan Pancasila. Agar dapat
memenuhi tujuan tersebut, perlu adanya landasan perekonomian nasional yang
mandiri, kuat dan kokoh yang didukung oleh prasarana perdagangan yang dapat
menunjang pertumbuhan ekonomi.
Jurnal Ilmu Manajemen Sosial Humaniora
ISSN: 2654-7287. Edisi: Vol. 2, No. 1, Agustus 2019
69
Saat ini di dunia transaksi ekonomi dibagi menjadi 2 (dua) macam, yaitu
transaksi konvensional dan transaksi modern, dimana dalam transaksi konvensional,
untuk transaksi jual beli barang dan jasa, para penjual dan pembeli face to face
dalam melakukan transaksi, sedangkan pada transaksi modern para penjual dan
pembeli dapat melakukan deal dengan menggunakan fasilitas teknologi. Keuntungan
dan kelemahan dalam transaksi dapat diuraikan di bawah ini :
Keuntungan Kelemahan
a. Barang dapat dilihat langsung untuk
memastikan kuantitas, kualitas,
merek atau keaslian barang yang
akan dibeli;
b. Lebih mudah memupuk rasa
kepercayaan antara penjual dan
pembeli, sehingga hal-hal dalam
transaksi dapat diselesaikan dengan
lebih cepat. Hal ini juga termasuk
dalam pengajuan komplain atas
barang-barang yang rusak, cacat,
dan tidak sesuai dengan deskripsi
pada saat pertama kali terjadi
kesepakatan.
c. Penetrasi pasar akan lebih luas yang
dapat mencapai calon pembeli dari
tempat yang jauh, hal ini
dikarenakan batasan ruang, waktu
dan tempat tidak lagi menjadi
persoalan;
d. Transaksi akan dapat diselesaikan
a. Karena pada sistem perdagangan ini
para penjual dan pembeli saling
bertatap muka secara otomatis
terjadi ketidakefisien waktu, tenaga
dan materi;
b. Sedangkan kelemahan lainnya yaitu
jangkauan pasar yang kecil dan
terbatas.
c. Kekurangannya payung hukum yang
berfungsi sebagai pelindung dan
pedoman bagi para pelaku bisnis
modern.
d. Masih banyak masyarakat yang ragu
dalam menggunakan media internet
untuk transaksi, yang dikarenakan
adanya rasa takut dari keamanan
transaksi tersebut.
Jurnal Ilmu Manajemen Sosial Humaniora
ISSN: 2654-7287. Edisi: Vol. 2, No. 1, Agustus 2019
70
secara cepat dan efisien sehingga
pada akhirnya akan memperbesar
keuntungan yang diperoleh.
Internet telah berkembang sedemikian pesat, terutama pengaruhnya terhadap
dunia bisnis. e-commerce pada dasarnya merupakan suatu kontrak transaksi
perdagangan antara penjual dan pembeli dengan menggunakan media internet. Jadi,
proses pemesanan barang, pembayaran transaksi sehingga pengiriman barang
dikomunikasi melalui internet.
Dilihat dari jenis transaksinya, e-commerce dikelompokkan menjadi dua bagian
yaitu, business to businnes e-commerce (B2B e-commerce) dan businnes to
consumer (B2C). B2B e-commerce adalah transaksi perdagangan melalui internet
yang dilakukan dua atau lebih perusahaan. Sedangkan B2B e-commerce merupakan
transaksi jual beli melalui internet antara penjual dan konsumen. Pada B2C e-
commerce inilah terdapat dari online auction (Lelang melalui internet) dan berbagai
macam jenis kegiatan e-commerce Lainnya.
Businnes to businnes e-commerce, karakteristiknya adalah :
a. Trading partners yanng sudah saling mengetahui dan antara mereka terjadi
hubungan yang berlangsung cukup lama. Pertukaran informasi hanya
berlangsung diantara mereka dan karena sudah saling mengenal, maka
pertukaran informasi tersebut dilakukan atas dasar kebutuhan dan kepercayaan;
b. Pertukaran data dilakukan secara berulang-ulang dan berkala dengan format data
yang telah disepakati. Jadi, servis yang digunakan antara dua sistem tersebut
sama dan menggunakan standar yang sama pula;
c. Salah satu pelaku tidak arus menunggu partner mereka untuk mengirimkan data.
B2C e-commerce, Karakteristiknya adalah :
a. Terbuka untuk umum, dimana informasi disebarkan secara umum;
b. Service yang digunakan juga bersifat umum, sehingga mekanismenya dapat
digunakan oleh banyak orang.
Jurnal Ilmu Manajemen Sosial Humaniora
ISSN: 2654-7287. Edisi: Vol. 2, No. 1, Agustus 2019
71
c. Servis yang diberikan berdasarkan permintaan. Konsumen berinisiatif sedangkan
produsen harus siap memberikan respon terhadap inisiatif konsumen tersebut.
Internet sebagai suatu media komunikasi elektronik telah banyak dimanfaatkan
untuk sebagai kegiatan, antara lain untuk menjelajah (brouwsing, surfing) mencari
data dan berita, saling mengirim pesan melalui e-mail, dan perdangan. Salah satu
kegiatan perdangan yang turut juga dipengaruhi oleh perkembangan penggunaan
internet ini yaitu lelang, yang dalam bahasa asing disebut “Venduite (Belanda)-
auction (Inggris)”, Sedangkan lelang melalui internet dikenal dengan istilah virtual
auction atau online auction. Lelang merupakan suatu lembaga hukum yang sudah
ada pengaturannya dalam peraturan perundang-undangan sejak masa pemerintahan
Hindia Belanda. Dasar hukum lelang terbagi dalam 2 (dua) bagian yaitu ketentuan
umum dan ketentuan khusus.
Ketentuan umum terdiri dari :
a. Kitab Undang-undang Hukum Perdata;
b. Kitab Undang-undang Hukum Acara Pidana;
c. Undang-undang Perbendaharaan Indonesia;
d. HIR-Reglement Indonesia yang diperbaruhi Stb. 1848 No.57;
e. Undang-undang No.19 tahun 1959 tentang Penangguhan Pajak dengan Surat
Paksa;
f. Undang-undang No. 49 Prp tahun 1960 tentang Panitia Piutang Negara;
g. Reglemant Voor de Buitengenwesten (Rbg. Stb. 1927 No. 227).
Ketentuan Khusus terdiri dari :
a. Peraturan lelang (Vendureglement) Stb. 1908 N. 189 Jo. Stb 1940 No. 56
b. Instruksi Lelang (Venduinstructie) Stb. 1908 No. 190;
c. Peraturan Pemerintah tentang Pemungutan Bea Lelang Stb. 1949No. 390;
d. Instruksi Presiden No. 9 tahun 1970 tentang Penjualan dan atau
Pemindahtanganan Barang-barang yang Dimiliki atau Dikuasai oleh Negara;
e. Peraturan Menteri Keuangan R.I. No. 40/PMK.07/2006 tentang petunjuk
Pelaksanaan Lelang.
Jurnal Ilmu Manajemen Sosial Humaniora
ISSN: 2654-7287. Edisi: Vol. 2, No. 1, Agustus 2019
72
f. Peraturan Menteri Keuangan R.I. No. 41/PMK/.07/2006 tentang pejabat lelang.
g. Peraturan Menteri Keuangan R.I. No. 93/PMK.06/2010 tentang Petunjuk
Pelaksanaan Lelang.
h. Peraturan Menteri Keuangan R.I. No. 106/PMK.06/2013 tentang Petunjuk
Pelaksanaan Lelang.
i. Peraturan Menteri Keuangan R.I. No. 27/PMK.06/2016 tentang Petunjuk
Pelaksanaan Lelang.
j. Peraturan Menteri Keuangan R.I. No.90/PMK.06/2016 tentang Pedoman
Pelaksanaan Lelang Dengan Penawaran Secara Tertulis Tanpa Kehadiran Peserta
Lelang Melalui Internet.
a. Peraturan pelaksana lainnya.
Pasal 1 Peraturan Lelang menentukan bahwa:
Untuk penerapan peraturan ini dan peraturan pelaksanaan yang telah ditetapkan
lebih jauh berdasarkan peraturan ini, yang dimaksud dengan “Penjualan di muka
umum” ialah pelelangan dan penjualan barang, yang diadakan di muka umum dengan
penawaran harga yang makin meningkat, dengan persetujuan harga yang makin
menurun atau dengan pendaftaran harga, atau dimana orang-orang yang diundang
atau sebelumnya sudah diberi tahu tentang pelelangan atau penjualan, atau
kesempatan yang diberikan kepada orang-orang yang berlelalng atau yang membeli
untuk menawar harga, menyetujui harga atau mendaftarkan.
Penggunaan media internet yang makin luas dalam bidang perdagangan telah
pula mempengaruhi Keputusan Menteri Keuangan No.304/PMK.01./2002 tentang
petunjuk pelaksanaan lelang, dimana dalam Pasal 1 ayat 1 diberikan definisi bahwa
lelang adalah penjualan barang yang terbuka untuk umum baik secara langsung
maupun melalui media elektronik dengan cara penawaran harga secara lisan dan atau
tertulis yang didahului dengan usaha mengumpulkan peminat.
Berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan, definisi lelang telah mendapat
perluasan, khususnya dari sudut media yang digunakan untuk menyelenggarakan
lelang. Lelang bukan lagi hanya penjualan barang yang terbuka untuk umum secara
Jurnal Ilmu Manajemen Sosial Humaniora
ISSN: 2654-7287. Edisi: Vol. 2, No. 1, Agustus 2019
73
langsung, melainkan juga secara tidak langsung melalui media elektronik. Tetapi
Keputusan Menteri Keuangan No. 304/KMK.01/2002 tentang petunjuk Pelaksanaan
lelang telah dicabut dan diganti dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor
40/PMK.07/2006 tentang Petunjuk Pelaksanaan lelang. Pada Pasal 1 ayat 1
Keputusan Menteri Keuangan tersebut terdapat definisi lelang, yang berbunyi :
“lelang adalah penjualan barang dan atau lisan yang semakin atau menurun untuk
mencapai harga tertinggi yang didahului pengumuman lelang”.
Pelaksanaan penjualan lelang melalui media internet ini dalam prakteknya
menimbulkan beberapa pertanyaan. Pertama, menyangkut kebsahan transaksi melalui
media inernet, khususnya transaksi lelang, yaitu apakah transaksi penjualan lelang
melalui media internet dapat dipandang sebagai transaksi yang tunduk menurut
Hukum Lelang Indonesia. Pertanyaan ini memerlukan kajian terhadap substansi
pelaksanaan lelang media internet menurut Keputusan Menteri Keuangan No.
304/KMK.01/2002 yang telah diganti dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor
40/PMK.07/2006 tentang Petunjuk Pelaksanaan Lelang, yaitu apakah penjualan
lelang melalui media internet itu mencakup keseluruhan proses pelaksanaan
lelang/seluruhnya merupakan lelang online, ataukah hanya bagian tertentu saja,
seperti pengumuman lelang. Hal ini menjadi pertanyaan karena dalam perdagangan
konvensional yang merupakan transaksi bersifat puper-based (berdasarkan kertas),
selama berabad-abad orang-orang atau pelaku bisnis telah terbiasa dengan syarat-
syarat tertulis, ditandatangani dan asli. Apakah transaksi lelang online, yang
merupakan transaksi yang bersifat tanpa kertas (paperless) sebagai bagian dari e-
commerce, merupakan transaksi yang memenuhi syarat-syarat Hukum Lelang
Indonesia.
Berkenaan dengan institusi dan juru lelang yang sah, dalam penelitian tehadap
situs internet (website), dapat ditemukan situs lelang online (www.lelang.com), tetapi
pada saat menelusuri situs tersebut pada tanggal 19-01-2009, penulis tidak
menemukan ada keterangan didalamnya bahwa situs ini merupakan suatu balai lelang
Indonesia yang terdaftar. Juga dalam penelusuran pada hari yang sama, pada situs
Jurnal Ilmu Manajemen Sosial Humaniora
ISSN: 2654-7287. Edisi: Vol. 2, No. 1, Agustus 2019
74
www.lelang2000.com, dari daftar sekitar 50 anggota Asosiasi Balai Lelang Indonesia
selanjutnya merupakan disingkat ASBALI, nama situs www.lelang2000.com tidak
tercantum di dalamnya.
Dalam situs www.lelang.com juga tidak disebutkan tentang adanya juru lelang.
Tidak ikut sertanya juru lelang dalam pelaksanaan penjualan lelang melalui internet
(online auction), akan melanggar Pasal 1 alinea pertama Peraturan Lelang yang
menetukan bahwa menurut ketentuan dalam berikut dari pasal ini penjualan di muka
umum tidak boleh diadakan kecuali di depan juru lelang. Kenyataan adanya situs
lelang online, yang bukan Balai Lelang Indonesia terdaftar dan bukan ASBALI, serta
tanpa keikutsertaan juru lelang, menimbulkan pertanyaan tentang keabsahan dari
transaksi lelang yang dibuat melalui situs demikian.
Berdasarkan pada uraian tersebut di atas, maka tujuan yang hendak diteliti
adalah untuk mengetahui bentuk perlindungan hukum terhadap penjualan lelang
melalui media internet.
2. METODE PENELITIAN
Jenis penelitian ini adalah penelitian normatif, yaitu dengan cara mengkaji
peraturan perundang-undangan yang berhubungan dengan permasalahan yang akan
dibahas oleh peneliti, khususnya peraturan-peraturan yang berkaitan dengan
perlindungan hukum tentang penjualan lelang melalui media internet.
Pendekatan yang dipergunakan untuk mengkaji permasalahan tersebut di atas
adalah pendekatan perundang-undangan (statute approach) dan pendekatan
konseptual (conceptual approach) penggunaan pendekatan perundang-undangan
adalah karena penelitian ini akan mengkaji peraturan perundang-undangan yang
berkaitan dengan penjualan lelang melalui media internet, sehingga macam peraturan
perundang-undangan tersebut. Sedangkan penggunanaan pendekatan konseptual
adalah untuk mengkaji permasalahan penelitian yang tidak ada normanya sehingga
diperlukan konsep-konsep yang dikemukakan oleh para ahli hukum.
Dalam Pengumpulan bahan hukum penelitian ini, langkah pertama yang
diambil adalah menginventrarisasi peraturan perundang- undangan yang ada serta
Jurnal Ilmu Manajemen Sosial Humaniora
ISSN: 2654-7287. Edisi: Vol. 2, No. 1, Agustus 2019
75
yang ada kaitannya dengan permasalahan yang akan dibahas oleh penulis. Setelah
menginventarisasi perundang-undangan, langkah selanjutnya adalah mengkaji buku-
buku kepustakaan, maalah-majalah dan artikel-artikel serta situs-situs internet yang
berkaitan dengan pembahasan atau masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini,
untuk selanjutnya disusun secara sistematis berdasarkan pokok pembahasan dalam
penelitian ini.
Pengelolahan bahan hukum dalam penulisan penelitian ini melalui jalan setelah
data telah terkumpul selanjutnya dianalisis secara deduktif. Analisis dengan jalan
digunakan pada saat menganilisis data dari peraturan perundang-undangan atau asas-
asas hukum, yang kemudian dilanjutkan dengan analisis kualitatif, yang selanjutnya
didiskripsikan
3. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
a. Bentuk Perlindungan Hukum Terhadap Penjualan Lelang Melalui Media
Internet
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, maka ditemukan beberapa data
perihal penjualan lelang melalui media internet, sebagai berikut :
1) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) kembali menggelar pelaksanaan Lelang
Eksekusi Barang Rampasan, melalui Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan
Lelang (KPKNL) Kementerian Keuangan RI. Lelang yang akan dilakukan di
dua tempat berbeda pada penghujung Februari dan awal Maret 2018 ini, akan
menggunakan sistem lelang online (e-auction) dengan metode open & closed
bidding. Sejumlah barang yang dilelang diantaranya terdiri dari kendaraan roda
empat berbagai merk dan aset berupa tanah. Seluruh objek lelang tersebut telah
disahkan sebagai barang rampasan dari kasus-kasus tindak pidana korupsi yang
telah berkekuatan hukum tetap dan mengikat. Lelang Eksekusi Barang
Rampasan pertama di awal tahun 2018 akan digelar di tanggal 27 Februari
2018, dengan metode “Open Bidding” dimana peserta lelang dapat
mengaksesnya melalui alamat situs www.lelangdjkn.kemenkeu.go.id. Namun
sebelumnya, peserta lelang disyaratkan untuk memiliki akun yang telah
Jurnal Ilmu Manajemen Sosial Humaniora
ISSN: 2654-7287. Edisi: Vol. 2, No. 1, Agustus 2019
76
terverifikasi di situs tersebut, serta menyetorkan jaminan sebesar yang
disyaratkan untuk objek lelang terkait. Barang yang dapat dibeli oleh peserta
lelang di tanggal tersebut merupakan barang rampasan dari kasus-kasus tindak
pidana korupsi yang dilakukan oleh Lutfi Hasan Ishaaq, Muhammad Nazarudin
dan Mohamad Sanusi yang telah dikuatkan oleh putusan Mahkamah Agung
maupun Pengadilan Tindak Pidana Korupsi. Dengan setoran jaminan sebesar
Rp 35 juta hingga Rp 110 juta rupiah, peserta lelang memiliki kesempatan
untuk memboyong sejumlah mobil keluaran Eropa. Waktu dan tempat
penetapan pemenang lelang akan dilakukan pada tanggal 27 Februari 2018
pukul 14.00 waktu server e-Auction (WIB) di Summarecon Mall Serpong,
Tangerang Banten. Lelang berikutnya akan dimulai pada tanggal 6 Maret 2018,
dengan penawaran secara tertulis secara tertutup tanpa kehadiran peserta lelang
melalui internet (e-auction) melalui metode “Closed Bidding”. Objek lelang
yang terdiri dari 4 (empat) unit mobil dan sebidang tanah di kawasan Tomohon
Barat (Sulawesi Utara) itu akan dilelang melalui KPKNL Manado, dimana para
peserta lelang juga dapat memasukkan penawarannya melalui https://www.
lelangdjkn.kemenkeu.go.id. Lelang eksekusi barang rampasan ini dilakukan
KPK berdasarkan Pasal 273 ayat (3) KUHAP dan Pasal 18 ayat 1 (a) Undang-
Undang 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi. Hasil
lelang barang rampasan dalam kasus korupsi nantinya ini akan disetor ke Kas
Negara dalam bentuk Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP). Sementara
barang rampasan yang belum laku dilelang kali ini, akan dilelang kembali di
waktu mendatang. (https://www.kpk.go.id/id/berita/berita-kpk/228-kpk-gelar-
lelang-eksekusi-barang-rampasan-di-awal-2018?. Diakses tanggal 12
November 2018 pukul 10.00 wita)
2) Lelang adalah cara eksklusif dalam jual beli dengan cara menawarkan barang
kepada para peminat agar memperoleh harga yang lebih tinggi dari ekspektasi
awal. Apapun yang dilelang biasanya bersifat rare baik secara kondisi atau bisa
juga karena situasi. Ada beberapa variasi aturan main dalam lelang, seperti
Jurnal Ilmu Manajemen Sosial Humaniora
ISSN: 2654-7287. Edisi: Vol. 2, No. 1, Agustus 2019
77
batas minimum dari sebuah penawaran, rentang waktu diadakannya proses
lelang hingga penentuan pemenang atas barang yang dimenangkan. Selain itu
peserta lelang diharuskan memberikan identitas untuk mengikuti proses lelang
walaupun pada proses lelang nantinya yang bersangkutan tidak hadir secara
langsung atau malah mengutus perwakilannya. Pemilik barang biasanya
membayar komisi kepada juru lelang berdasarkan prosentase harga penjualan
terakhir. Jika anda memiliki suatu barang yang bernilai kemudian anda
putuskan untuk melelangnya dengan harga pembukaan 800.000 lalu anda
melakukan proses lelang sedemikian rupa dengan menawarkannya kepada para
peminat hingga akhirnya barang anda terjual dengan harga 1.100.000 maka itu
berarti anda mendapatkan peminat yang menawar barang tersebut lebih tinggi
dari harga pasar walaupun pada kemungkinan lain bisa saja terjadi sebaliknya.
Di situs lelang online balelang.com seluruh mekanisme lelang tersebut telah
kami sediakan secara lebih mudah dan lebih simple sehingga seluruh proses
yang akan anda jalani menjadi lebih efektif dan efisien. Anda tidak perlu
menyewa juru lelang karena anda dapat menjadi seorang Auctioneer untuk
barang yang anda lelang sendiri, atau anda dapat pula menjadi Bidder lalu
melakukan penawaran terhadap setiap barang yang anda mau, semua itu dapat
anda lakukan dalam satu waktu sesuai dengan petunjuk dan ketentuan yang
berlaku di situs lelang online balelang.com (https://balelang.com/pusat-
bantuan/apa-itu-lelang/. Diakses tanggal 12 November 2018 pukul 11.00 wita)
3) Terdapatnya upaya penipuan dalam penyalahgunaan lelang melalui media
internet yang mengatasnamakan instansi pemerintah yakni:
Jurnal Ilmu Manajemen Sosial Humaniora
ISSN: 2654-7287. Edisi: Vol. 2, No. 1, Agustus 2019
78
Sumber: https://ekonomi.kompas.com/read/2018/08/02/192415426/waspada-
penipuan-lelang-ini-imbauan-ditjen-kekayaan-negara?page=2.
Diakses tanggal 03 Desember 2018 pukul 16.00 wita)
Dari uraian data tersebut di atas, ditemukan beberapa bentuk lelang melalui
media intenet baik yang diselenggarakan oleh intansi pemerintah maupun dari pihak
swasta. Lelang melalui internet tentunya berkembangnya ilmu pengetahuan dan
teknologi telah melahirkan transaksi lelang dilakukan melalui internet. Adapun pada
umumnya proses lelang melalui internet yaitu : Pemilik barang yang ingin menjual
barangnya melalui internet terlebih dahulu membuat informasi mengenai barang
tersebut ke dalam situs lelang. Informasi yang dibuat adalah mengenai nama, jenis,
spesifikasi dan beberapa banyak jumlah barang yang hendak dilelang. Informasi yang
diberikan harus lengkap dan dibuat secara mendetail. Jika ternyata pada barang
tersebut terdapat cacat tersembunyi, pemilik barang harus memberikan informasi juga
mengenai hal tersebut ke dalam situs lelang. Penjual dapat menentukan jangka waktu
berlangsungnya lelang. Setelah semua formulir telah diisi, formulir tersebut
dikirimkan secara online kepada pengelola situs lelang untuk dapat ditampilkan.
Para calon pembeli melakukan pencarian ke situs-situs pengelola lelang untuk
mencari barang-barang yang diinginkan. Jika barang yang diinginkan sudah
Jurnal Ilmu Manajemen Sosial Humaniora
ISSN: 2654-7287. Edisi: Vol. 2, No. 1, Agustus 2019
79
ditemukan, mereka dapat mulai memberikan harga atas barang tersebut. Harga yang
ditawar oleh peminat tersebut akan disampaikan secara pribadi kepada pejual atau
pemilik barang berikut dengan posisi penawar barang yang sudah masuk, namun
identitas baik dari penjual dan pembeli tetap dirahasiakan.
Tiap peserta lelang diperkenankan saling memberikan penawaran sampai
dengan berakhirnya waktu lelang seperti yang sudah ditentukan. Ketika terdapat
penawar dengan harga tertinggi yang paling tidak sudah memenuhi harga limit yang
ditentukan oleh penjual, maka penawar tertinggi tersebut dinyatakan sebagai
pemenang lelang (successful bidder).
Prinsip lelang berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan No.90/PMK.06/2016
tentang Pedoman Pelaksanaan Lelang Dengan Penawaran Secara Tertulis Tanpa
Kehadiran Peserta Lelang Melalui Internet, memuat beberapa hal, yaitu : (Pasal 2
PMK No.90/PMK.06/2016)
1) Setiap Pelaksanaan lelang hanya dapat dilakukan terhadap barang yang berada di
dalam wilayah kerja KPKNL atau wilayah jabatan Pejabat Lelang Kelas II,
sesuai dengan kewenangan masing-masing.
2) Permohonan Lelang Melalui Internet hanya diajukan oleh penjual yang
berdomisili di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
3) Setiap orang, badan hukum atau badan usaha dapat menjadi Peserta Lelang
Melalui Internet kecuali ditentukan lain oleh ketentuan peraturan perundang-
undangan.
b. Jual Beli Lelang di Era Ekonomi Digital
Di Indonesia pengertian lelang ditemuakan dalam Pasal 1 Undang-Undang
Lelang (Vendu Reglement). Menurut Pasal tersebut lelang adalah setiap penjualan
barang dimuka umum dengan cara penawaran harga naik-naik, turun-turun, dan atau
tertulis melalui usaha mengumpulkan para peminat atau peserta lelang yang dipimpin
oleh pejabat lelang atau Vendemeester. Dari pengertian di atas terdapat unsur-unsur
dalam lelang yaitu dilakukan pada saat dan tempat yang telah di tentukan, dilakukan
dengan cara mengumumkannya terlebih dahulu, dilakukan dengan cara penawaran
Jurnal Ilmu Manajemen Sosial Humaniora
ISSN: 2654-7287. Edisi: Vol. 2, No. 1, Agustus 2019
80
atau pembentukan harga yang khusus dengan cara penawaran harga secara lisan atau
secara tertulis yang kompetitif, peserta yang mengajukan penawaran tertinggi
dinyatakan sebagai pemenang/pembeli, pelaksanaan lelang dilakukan denga ncampur
tangan/dihadapan/didepan pejabat lelang, dan setiap pelaksanaan lelang harus dibuat
Risalah Lelang oleh pejabat lelang yang melaksanakan.
Arus globalisasi sudah tidak terbendung masuk ke Indonesia. Seiring dengan
pekembangan teknologi yang semakin canggih, dunia kini memasuki era revolusi
industri 4.0, yakni menekankan pada pola digital economy, artificial intelligence, big
data, robotic, dan lain sebagainya atau dikenal dengan fenomena distruptive
innovation.
Ekonomi Digital merupakan suatu hal menandakan perkembangan dan
pertumbuhan ekonomi pada masa yang akan datang, ditandai dengan semakin
pesatnya perkembangan bisnis atau transaksi perdagangan yang menggunakan
internet sebagai medianya dalam berkomunikasi, kolaborasi dan bekerjasama antar
perusahaan atau individu. Pemerintah Indonesia ingin menempatkan Indonesisa
sebagai Negara Difital Economy terbesar di Asia Tenggara tahun 2020. Sejalan
dengan itu Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (DJKN) Kementerian Keuangan
(Kemenkeu) selaku regulator dan pelaksana lelang telah meluncurkan produk layanan
unggulan e-Auction pada tanggal 7 November 2014.
Peluncuran e-Auction atau lelang internet merupakan bentuk modernisasi
lelang yang diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan (PMK) No.106 Tahun 2013
tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Keuangan No.93/PMK.06/2010 tentang
Petunjuk Pelaksanaan Lelang. Melalui e-Auction ini, penawaran lelang menawarkan
varian baru yakni penawaran lelang tanpa kehadiran peserta lelang, yaitu melalui
internet (open biddin maupun close bidding).
e-Auction membuat lelang lebih mudah, dapat diakses dimanapun dan
kapanpun dengan komputer atau gadget, lebih efisien dimana tidak membutuhkan
biaya transportasi dan akomodasi, lebih cepat karena penawaran lelang langsung
diterima dalam hitungan detik, aman karena pembeli lelang diberikan risalah lelang,
Jurnal Ilmu Manajemen Sosial Humaniora
ISSN: 2654-7287. Edisi: Vol. 2, No. 1, Agustus 2019
81
dan memberikan optimalisasi hasil lelang. e-Auction dapat dilaksanakan untuk
seluruh jenis lelang, yaitu lelang eksekusi, lelang non-eksekusi wajib, dan lelang non-
eksekusi sukarela. e-Auction merupakan aplikasi berbasis internet yang dapat diakses
melalui broses pada alamat https://www.lelangdjkn.kemenkeu. go.id/. Pada awalnya
proses lelang ini memang terkesan rumit untuk mengikutinya. Langkah awal yang
dilakukan adalah dengan mendaftarkan diri atau membuat account dengan cara
mengisi data dan mengupload copy KTP dan NPWP dialamat web di atas. Bagi siapa
yang telah mempunyai account dapat mengikuti e-Auction di seluruh KPKNL di
seluruh Indonesia.
Melalui lelang internet di KPKNL (Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan
Lelang), peserta lelang diberi kesempatan untuk mengajukan penawaran berkali-kali
tanpa gangguan dari pihak manapun yang mungkin terjadi pada lelang konvensional
sampai pada waktu yang telah ditentukan, sehingga harga yang terbentuk optimal.
Untuk lelang internet versi close bidding, peserta lelang dapat mengajukan penawaran
berkali-kali dan angka penawaran lelang bersifat tertutup dan baru diketahui atau
dibuka pada saaat waktu yang telah ditentukan. Lain halnya dengan lelang internet
versi open bidding peserta lelang dapat mengajukan penawaran berkali-kali dan
saling mengetahui angka penawaran lelang lainnya yang tidak saling kenal dengan
real time, sehingga penawaran yang terbentuk merupakan penawaran yang tertinggi
dan optimal.
Sementara itu pihak swasta yang memulai adalah Ibid-Balai Lelang Serasi
sebagai perusahaan lelang dibidang otomotif. Mulai akhir Mei 2018 ini, konsumen
sudah dapat mengikuti lelang secara online. Sebagai tahap awal, lelang bisa diikuti
oleh konsumen melalui personal computer (PC) melalui situs resminya. Ke depan
bisa diakses dengan gadget baik sistem pengoperasioan android ataupun iOS. Proses
lelang online ini dikonsumen cukup mengakses sistus resmi ibid, kemudian
mengikuti langkah yang sudah disiapkan. Misalnya, memilih mobil yang diinginkan,
hingga proses pembayaran dilakukan secara online.
Disisi lain denga nadanya kemudahan untuk mengikuti lelang, ada pula yang
Jurnal Ilmu Manajemen Sosial Humaniora
ISSN: 2654-7287. Edisi: Vol. 2, No. 1, Agustus 2019
82
memanfaatkan lembaga lelang ini untuk melakukan penipuan lelang kepada
masyarakat. Penipuan lelang ini biasanya dilakukan dengan modus melelang barang
dengan harga jauh di bawah harga pasar dan menjanjikan lelang akan menang dengan
menyetorkan sejumlah uang kepada rekening seseorang yang mentasnamakan
pegawai KPKNL (Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang)/DJKN, pejabat
lelang atau panitia lelang sebagai uang jaminan penawaran lelang. Uang jaminan
penawaran lelang adalah salah satu syarat menjadi peserta lelang untuk melakukan
penawaran lelang, jaminan lelang bukan jaminan untuk menang lelang, karena yang
dinyatakan pemenang lelang adalah penawaran dengan nilai tertinggi. Jaminan lelang
disetorkan ke rekening penampungan lelang atas nama KPKNL bukan rekening atas
nama pribadi. Masyarakat juga diminta untuk waspada terhadap penawaran lelang
dalam jaringan (online) melalui media sosial yang mengatasnamakan KPKNL balai
lelang atau panitia lelang.
Penipuan dengan modus membuat akun media sosial palsu dengan nama
Instansi atau pegawai/ panitia yang mengumumkan lelang barang jaminan atau
barang sitaan. Akun media sosial yang digunakan berupa “Facebook”, “Twitter”,
“Instagram”, “Path”, “Line” dan sejenisnya. Untuk itu dihimbau kepada masyarakat
agar tak mudah percaya hingga mengirimkan sejumlah uang ke pihak tertentu. Lelang
kendaraan bermotor baik roda dua maupun roda empat yang paling sering digunakan
sebagai modus penipuan ini. Karena barang ini adalah barang yang paling banyak
diminati oleh masyarakat umum, apalagi ditawarkan dengan harga yang jauh dibawah
dari harga pasar dan mengatasnamakan instansi pemerintah seperti KPKNL,
Kejaksaan, Kepolisian, dan lainnya.
Pelaksanaan lelang yang terus berkembang sejak era lelang konvensional
sampai saat ini masih ada tantangan yang merupakan bagian dari tantangan di era
digital adalah bagaimana membangun “awareness” atau pemahaman luas tentang
lelang ini kepada masyarakat, lelang itu seperti apa ? bagaimana prosedurnya ?.
Penyebaran informasi lewat berbagai media harus terus dilakukan, baik media digital
ataupun media konvensional, kenapa ?. Faktor latar belakang pendidikan masyarakat
Jurnal Ilmu Manajemen Sosial Humaniora
ISSN: 2654-7287. Edisi: Vol. 2, No. 1, Agustus 2019
83
indonesia yang majemuk dan hasil survei Pusat Penelitian Perkembangan Iptek
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) menyebutkan 54 persen dari 1.829
responden di 10 kota di Indonesia kurang paham isu-isu yang berkaitan dengan ilmu
pengetahuan dan teknologi. Peran DJKN dan pemohon lelang cukup signifikan dalam
rangka edukasi kepada masyarakat tentang lelang.
Pelaksanaan lelang dengan memanfaatkan dunia digital ini diharapkan lebih
efektif dan efisien yang bisa diukur dari keberhasilan pelaksanaan lelang sesuai
dengan target atau tujuan yang akan dicapai. Pelaksanaan lelang dapat dikatakan
efisien bila mampu menghasilkan output yang lebih besar dari input yang digunakan,
atau dengan input yang sama mampu menghasilkan output yang lebih besar. Selisih
antara output yang dihasilkan dari pelaksanaan lelang dengan input yang digunakan
dalam pelaksanaan lelang merupakan nilai efisiensi dari pelaksanaan lelang. Output
dari pelaksanaan lelang antara lain hasil bersih lelang, bea lelang, uang jaminan
pembeli wanprestasi, serta PPh pasal 25, sedangkan input lelang adalah komponen
belanja yang diperlukan dalam pelaksanaan lelang. Sedangkan pelaksanaan lelang
dikatakan efektif apabila dapat mencapai target atau tujuan yang telah ditetapkan
sebagai ukuran keberhasilan misi lelang itu sendiri. Pengukuran efektivitas dilakukan
dengan mengukur tingkat kompetitif pelaksanaan lelang, tingkat penyebaran
informasi terkait dengan pelaksanaan lelang dan tentunya akan muncul dampak
dampak positif dari adanya lelang. Pengukuran dilakukan dengan menganalisis
persaingan yang terjadi diantara para peserta lelang dalam melakukan penawaran
harga lelang. (https://www.djkn.kemenkeu.go.id/kanwil -jateng/baca-
artikel/12679/Jual-Beli-Lelang-di-Era-Ekonomi-Digital.html. Diakses pada tanggal
07 Januari 2019 pukul 09.30 wita)
Dari uraian tersebut di atas, maka bentuk perlindungan hukum terhadap
penjualan lelang melalui media internet yaitu terdapat di dalam Pasal 1 ayat (8), Pasal
2, Pasal 3 dan Pasal 4 Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia No.
90/PMK.06/2016 tentang Pedoman Pelaksanaan Lelang Dengan Penawaran Secara
Tertulis Tanpa Kehadiran Peserta Lelang Melalui Internet. Dengan demikian,
Jurnal Ilmu Manajemen Sosial Humaniora
ISSN: 2654-7287. Edisi: Vol. 2, No. 1, Agustus 2019
84
penjualan lelang di internet dianggap sah menurut hukum jika penyelenggaranya
adalah KPKNL atau Balai Lelang yang menyelenggarakan lelang melalui internet.
4. KESIMPULAN
Bahwa bentuk perlindungan hukum terhadap penjualan lelang melalui media
internet yaitu terdapat di dalam Pasal 1 ayat (8), Pasal 2, Pasal 3 dan Pasal 4
Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. 90/PMK.06/2016 tentang
Pedoman Pelaksanaan Lelang Dengan Penawaran Secara Tertulis Tanpa Kehadiran
Peserta Lelang Melalui Internet. Dengan demikian, penjualan lelang di internet
dianggap sah menurut hukum jika penyelenggaranya adalah KPKNL atau Balai
Lelang yang menyelenggarakan lelang melalui internet.
5. SARAN
A. Diharapkan peran pemerintah dalam melakukan tindakan dan pengawasan
terhadap lelang yang dilakukan oleh pihak swasta untuk menghindari terjadinya
tindak pidana penipuan lelang melalui internet.
B. Masyarakat dapat memanfaatkan internet dengan arif dan bijaksana khususnya
lelang melalui media internet.
UCAPAN TERIMA KASIH
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Lembaga Penelitian dan
Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Muhammadiyah Kendari yang
telah memberikan dukungan financial dalam penelitian ini
DAFTAR PUSTAKA
Hary Djatmiko, 2010. Bunga Rampai Lelang, PT. Bintang, Malang.
Boedi Harsono, 2006. Hukum Agraria Indonesia, Himpunan Peraturan-Peraturan
Hukum Tanah, Djambatan, Jakarta.
H. Rochmat Soemitro, 1987. Peraturan Lelang dan Intruksi Lelang, PT. Eresco
Bandung.
Jurnal Ilmu Manajemen Sosial Humaniora
ISSN: 2654-7287. Edisi: Vol. 2, No. 1, Agustus 2019
85
M.Marwan dan Jimmy P. 2009. Kamus Hukum.Reality Publisher, Surabaya.
Phillipus M. Hadjon, 1987. Perlindungan Hukum Bagi Rakyat Indonesia, PT.Bina
Ilmu, Surabaya.
Satjipto Raharjo, 2000. Ilmu Hukum, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung.
Sudikno Mertokusumo, 2009. Penemuan Hukum, Citra Aditya Bakti, Bandung.
Kitab Undang-undang Hukum Acara Pidana;
Undang-undang Perbendaharaan Indonesia;
HIR-Reglement Indonesia yang diperbaruhi Stb. 1848 No.57;
Undang-undang No.19 tahun 1959 tentang Penangguhan Pajak dengan Surat Paksa;
Undang-undang No. 49 Prp tahun 1960 tentang Panitia Piutang Negara;
Reglemant Voor de Buitengenwesten (Rbg. Stb. 1927 No. 227 ).
Peraturan Lelang (PL)/Vendureglement (VR), Ordonansi 28 Februari 1908 L.N. 08-
189 mulai berlaku 1 April 1908 dengan L.N. 40-56 junto. 41-3).
Peraturan Pemerintah tentang Pemungutan Bea Lelang Stb. 1949No. 390;
Instruksi Presiden No. 9 tahun 1970 tentang Penjualan dan atau Pemindahtanganan
Barang-barang yang Dimiliki atau Dikuasai oleh Negara;
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 119/PMK.07/2005 tentang Pejabat Lelang Kelas
II.
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 118/PMK.07/2005 tentang BalaiLelang.
Peraturan Menteri Keuangan R.I. No. 40/PMK.07/2006 tentang petunjuk Pelaksanaan
Lelang.
Peraturan Menteri Keuangan R.I. No. 41/PMK/.07/2006 tentang pejabat lelang.
Peraturan Menteri Keuangan R.I. No. 93/PMK.06/2010 tentang Petunjuk Pelaksanaan
Lelang.
Peraturan Menteri Keuangan R.I. No. 106/PMK.06/2013 tentang Petunjuk
Pelaksanaan Lelang.
Peraturan Menteri Keuangan R.I. No. 27/PMK.06/2016 tentang Petunjuk Pelaksanaan
Lelang.
Jurnal Ilmu Manajemen Sosial Humaniora
ISSN: 2654-7287. Edisi: Vol. 2, No. 1, Agustus 2019
86
Peraturan Menteri Keuangan RI No. 90/PMK.06/2016 tentang Pedoman Pelaksanaan
Lelang Dengan Penawaran Secara Tertulis Tanpa Kehadiran Peserta Lelang
https://www.djkn.kemenkeu.go.id/2013/berita/pmk-27pmk062016-petunjuk-
elaksanaan-lelang-baru. Diakses tanggal 15 Juli 2018 pukul 15.30 Wita.
www.tokobagus.com
Jurnal Ilmu Manajemen Sosial Humaniora
ISSN: 2654-7287. Edisi: Vol. 2, No. 1, Agustus 2019
87
PENGARUH TEKNOLOGI INFORMASI
TERHADAP KINERJA PEGAWAI BAGIAN
PENGELOLAAN PENDAPATAN BIDANG
WILYAH II DISPENDA KOTA KENDARI
Juwita
Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
Universitas Muhammadiyah Kendari
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh teknologi informasi
terhadap kinerja pegawai bagian pengelolaan pendapatan bidang wilayah II
Dispenda Kota Kendari. Pengambilan sampel penelitian menggunakan metode
sensus atau sampel jenuh, dengan cara menyebarkan kuesioner kepada seluruh
pegawai bagian pengelola pendapatan bidang wilayah II Dispenda Kota Kendari
yaitu sebanyak 38 responden. Analisis yang digunakan adalah analisis regresi linear
sederhana, dengan menggunakan bantuan program SPSS. Hasil Penelitian
menunjukkan bahwa, teknologi informasi berpengaruh positif dan signifikan
terhadap kinerja pegawai pada Kantor Pengelolaan Pendapatan Bidang Wilayah II
Dispenda Kota Kendari.
Kata Kunci: Teknologi Informasi dan Kinerja Pegawai.
Abstract
This study aimed to determine the effect of information technology on
employee performance management section II Dispenda territories field Kendari
City. Sampling study using census or sample saturated by distributing questionnaires
to all employees part of income manager field region II Dispenda Kendari City as
many as 38 respondents. Analysis is as simple linear regression analysis using SPSS.
Jurnal Ilmu Manajemen Sosial Humaniora
ISSN: 2654-7287. Edisi: Vol. 2, No. 1, Agustus 2019
88
The results showed that, information tekhnology and significant positive effect on
employe performance on the field region II Dispenda Kendari City.
Keywords: Information technology and employeed performance
1. PENDAHULUAN
Berdasarkan hasil Observasi yang dilakukan lakukan oleh Penulis di Kantor
Dispenda Kota Kendari. Dimana, Kinerja yang ditunjukan oleh sebagian Pegawai
Kantor Dispenda Kota Kendari belum cukup menunjukan kualitas kerja yang di
harapkan oleh pimpinan. di sebabkan oleh masih adanya sebagian pegawai kantor
yang belum menunjukan keterampilan dan kemampuannya dalam pengunaan
teknologi informasi dalam menjalankan tugas yang diberikan pimpinan untuk
mencapai tujuan organisasi yang berbasis Teknologi informasi. begitupun dengan
Kuantitas kerja yang di tunjukan oleh sebagian pegawai Kantor Dispenda kota
Kendari dalam menyelesaikan tugas yang diberikan oleh pimpinan belum secara
maksimal dalam menyelesaikan pekerjaannya baik dalam jumlah unit yang
diselesaikan pegawai belum sepenuhnya maksimal. Adapun ketepatan waktu hadir
pegawai Kantor Dispenda Kota Kendari sudah menujukan hasil yang positif.
Begitupun dengan hal ketepatan waktu kerja sudah menunjukan arah yang lebih baik,
akan tetapi dalam hal kualitas kerja pegawai belum sepenuhnya efektif dikarenakan
masih ada sebagian pegawai yang belum trampil mengunakan teknologi informasi
dalam mengelola data dan informasi secara efektif dan efisien .dalam hal Efektifitas
kerja yang ditunjukan oleh pegawai Kantor Dispenda Kota Kendari belum
menunjukan hasil yang baik dimana masih ada sebagian pegawai belum
memaksimalkan teknologi informasi dalam mengelolah data dan informasi dalam
mejalankan tugas yang diberikan pemimpinan. Dalam hal kemandirian kerja pegawai
juga masih sangat minim dimana pegawai kurag kreatif dalam mejalankan pekerjaan
ataupun melahirkan ide-ide baru dalam meningkatkan kualitas kerja pegawai Kantor
Dispenda Wilayah II Kota Kendari. Hal ini disebabkan karena teknologi informasi
yang terjadi kurang efektif antara pimpinan dan pegawai maupun antar pegawai.
Jurnal Ilmu Manajemen Sosial Humaniora
ISSN: 2654-7287. Edisi: Vol. 2, No. 1, Agustus 2019
89
Teknolgi informasi yang di dapatkan oleh pegawai belum sepenuh terpenuhi dengan
baik baik dari segi pemanfaatan komputer maupun internet yang belum memadai.
2. TINJAUAN PUSTAKA
A. Penelitian Terdahulu
Penelitian yang pertama dilakukan oleh Isabella Hasmarini 2011 dengan judul
“Analisis Pengaruh Teknologi Informasi Terhadap Kinerja Karyawan Rsup. Dr.
Mohammad Hoesin Palembang”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa teknologi
informasi berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan RSUP. Dr. MOHAMMAD
HOESIN Palembang.Adapun persamaan penelitian ini sama-sama menggangkat judul
Pengaruh Teknologi Informasi terhadap Kinerja, Adapun perbedaan penelitian ini
yaitu terletak pada objek penelitiantanya.
Penelitian yang kedua dilakukan oleh Muhammad Dian Fajri pada tahun
(2011) dengan judul pengaruh penggunaan teknologi informasi terhadap kinerja
karyawan perusahaan konsultan perencanaan disurakarta. Dalam penelitian ini untuk
mengetahui faktor-faktor yang mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja
karyawan digunakan regresi linear ganda dengan sebelumnya mengambil nilai rata-
rata dari indikator kinerja karyawan. Dari analisis yang dilakukan terbukti bahwa
penggunaan teknologi informasi berpengaruh positif terhadap kinerja perusahaan
konsultan perencanaan di Surakarta. Adapun persamaan dan perbedaan peneliatian ini
adalah keduanya meneliti tentang pengaruh teknologi informasi terhadap kinerja
karyawan sedangkan perbedaan peneliatan ini adalah objek penelitian.
B. Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia
Menurut Sadili, (2006:22) manajemen sumber daya manusia (human resourse
management) adalah suatu pengelolaan yang meliputi pendayagunaan
pengembangan, penilaian, pemberian balas jasa bagi manusia sebagai individu
anggota organisasi atau perusahaan bisnis.
Menurut Hasibuan (2001:10) mengemukakan bahwa manajemen sumber daya
manusia adalah ilmu seni mengatur hubungan dan peranan tenaga kerja agar efektif
dan efesien membantu mewujudkan tujuan perusahaan, pegawai dan masyarakat.
Jurnal Ilmu Manajemen Sosial Humaniora
ISSN: 2654-7287. Edisi: Vol. 2, No. 1, Agustus 2019
90
Lebih lanjut menurut Nawawi (2001:40), menegaskan bahwa sumber daya manusia
adalah potensi yang merupakan asset dan berfungsi sebagai modal non – material
atau non financial di dalam organisasi bisnis yang dapat diwujudkan menjadi potensi
nyata (real) secara fisik dan non fisik dalam mewujudkan eksistensi perusahaan.
C. Kajian Teori
Konsep Teknologi Informasi
Menurut James Taylor yang dikutip oleh Simarmata (2006:4), “salah satu
keuntungan utama TI adalah bahwa perusahaan sekarang mempunyai kemampuan
untuk berkomunikasi dengan cepat untuk semua organisasi, nasional, dan bentuk
internasional”.
Teknologi merupakan kata dalam Bahasa Indonesia yang merupakan hasil
serapan dari bahasa Inggris, yaitu „technology‟. Saat ini penggunaan kata teknologi
umum digunakan untuk segala sesuatu yang memiliki sifat teknis dapat
mempermudah pekerjaan manusia dan tentu saja teknologi merupakan salah satu
hasil kebudayaan yang sengaja ataupun tidak sengaja dibuat oleh manusia. Sebelum
itu, teknologi juga diyakini berasal dari bahasa Yunani, yaitu Technologia yang
berasal dari kata techne yang berarti wacana seni. Penggunaan kata technology
sendiri mulai dicetuskan oleh salah satu ilmuwan sosial asal Amerika, yang pada awal
abad ke 20 mulai digagas sebagai padanan dari konsep bahasa Jerman, yaitu Technik
menjadi technology. Penggunaan kata teknologi ini dicetuskan setelah munculnya
revolusi industry di Eropa, yang memunculkan banyaknya perubahan luar biasa dari
segi industry dan juga perburuhan pada masa itu.
Pengertian Data dan Informasi
Data adalah kumpulan informasi yang diperoleh dari suatu pengamatan, dapat
berupa angka, lambang atau sifat. Menurut Webster New World Dictionary,
pengertian data adalah things known or assumed, yang berarti bahwa data itu sesuatu
yang diketahui atau dianggap. Diketahui artinya yang sudah terjadi merupakan fakta
(bukti). Data dapat memberikan gambaran tentang suatu keadaan atau persoalan. Data
bisa juga didefinisikan sebagai sekumpulan informasi atau nilai yang diperoleh dari
Jurnal Ilmu Manajemen Sosial Humaniora
ISSN: 2654-7287. Edisi: Vol. 2, No. 1, Agustus 2019
91
pengamatan (obsevasi) suatu objek. Data yang baik adalah data yang bisa dipercaya
kebenarannya (reliable), tepat waktu dan mencakup ruang lingkup yang luas atau bisa
memberikan gambaran tentang suatu masalah secara menyeluruh merupakan data
relevan.
Pengertian Teknologi Informasi
Teknologi Informasi adalah suatu studi perancangan, implementasi,
pengembangan, dukungan atau manajemen sistem informasi berbasis komputer,
terutama pada aplikasi hardware (perangkat keras) dan software (perangkat lunak
komputer). Secara sederhana, Pengertian teknologi informasi adalah fasilitas-fasilitas
yang terdiri dari perangkat keras dan perangkat lunak dalam mendukung dan
meningkatkan kualitas informasi untuk setiap lapisan masyarakat secara cepat dan
berkualitas.
Indikator Teknologi Informasi
1) Teknologi Masukan (input technology) adalah teknologi yang berhubungan
dengan peralatan untuk memasukkan data kedalam sistem komputer. Peranti
masukan yang lazim dijumpai dalam sistem komputer berupa keyboard dan
mouse.
2) Mesin Pemrosesan (processing machine) lebih dikenal dengan sebutan CPU
(Central Processing machine), mikroprosesor, atau prosesor. Contoh prosesor
yang terkanal saat ini, antara lain adalah Pentium dan PowerPC. Sesuai dengan
namanya, CPU merupakan bagian dalam sistem komputer yang pusat pengolah
data dengan cara menjalankan program yang mengatur pengolahan tersebut.
3) Teknologi Penyimpan di bedakan menjadi dua kelompok, yaitu memori internal
dan penyimpan eksternal.Memori internal (biasa juga disebut main memory atau
memori utama) berfungsi sebagai pengingat sementara baik bagi data, program
maupun informasi ketika proses pengolahannya dilaksanakan oleh CPU. Dua
contoh memori internal yaitu ROM dan RAM. ROM (Read-Only Memory)
adalah memori yang hanya bisa dibaca, sedangkan RAM (Rondom Access
Memory) adalah memori yang isinya bisa diperbaharui.
Jurnal Ilmu Manajemen Sosial Humaniora
ISSN: 2654-7287. Edisi: Vol. 2, No. 1, Agustus 2019
92
Penyimpan eksterna(external storage) dikenal jaga dengan sebutan penyimpan
sekunder.penyimpan eksternal adalah segala peranti yang berfungsi untuk
menyimpan data secara permanen.pengartian permanen disini bararti bahwah
data yang terdapat pada penyimpanan akan tetap terpelihara dengan baik
sekalipun komputer sudah dalam keadaan mati (tadak mendapat aliran listrik
).hard disk dan disket merupankan contoh penyimpanan eksternal.
4) Teknologi Keluaran (output technology) adalah teknologi yang berhubungan
dengan segala peranti yang berfungsi untuk menyajikan informasi hasil
pengelolahan sistem .Layar atau monitor dan printer merupakan peranti yang
biasa digunakan sebangai peranti keluaran.
5) Perangkat Lunak (software) atau dikenal jaga dengan sebutan program adalah
deretan intruksi yang digunakan untuk mengendalikan komputer sehingga
komputer dapat melakukan tindakan sesuai yang dikehendaki pembuatanya.
Tentu saja untuk mengerjakan tugas yang berbeda diperlukan pula perangkat
lunak tersendiri .Sebangai contoh, Microsoft Word merupakan contoh perangkat
lunak pengolah kata, yaitu perangkat lunak yang berguna untuk membuat
dokumen, sedangkan Adobe Photoshop adalah perangkat lunak yang berguna
untuk mengolah gambar.
6) Telekomunikasi adalah teknik pengiriman atau penyampaian infomasi, dari suatu
tempat ke tempat lain. Dalam kaitannya dengan 'telekomunikasi' bentuk
komunikasi jarak jauh dapat dibedakan atas tiga macam: Komunikasi Satu Arah
(Simplex).
D. Konsep Kinerja
Pengertian Kinerja
Kinerja adalah penentu secara periodik efektivitas operasional organisasi,
bagian organisasi dan kariawannya berdasarkan sasaran, standar dan kriteria yang
telah ditetapkan sebelumnya (Srimindarti, 2006).
Jurnal Ilmu Manajemen Sosial Humaniora
ISSN: 2654-7287. Edisi: Vol. 2, No. 1, Agustus 2019
93
Menurut Mangkunegara (2001), kinerja adalah: hasil kerja secara kualitas dan
kuantitas yang dapat dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugas sesuai
dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.
Indikator Kinerja
Indikator untuk mengukur kinerja karyawan secara individu ada lima
indikator, yaitu (Robbins 2006 : 260) :
1) Kualitas kerja diukur dari persepsi kariawan terhadap kualitas pekerjaan yang
dihasilkan serta kesimpulan tugas terhadap keterampilan dan kemampuan
kariawan.
2) Kuantitas kerja merupakan jumlah yang dihasilkan dinyatakan dalam istilah
seperti jumlah unit, jumlah siklus aktivitas yang diselesaikan.
3) Ketepatan waktu merupakan tingkat aktivitas diselesaikan pada awal waktu yang
dinyatakan, dilihat dari sudut pandang kordinasi dangan hasil output serta
memaksimalkan waktu yang tersedia untuk aktivitas lain.
4) Efektivitas merupakan tingkat penggunaan sumber daya organisasi (tenaga, uang,
teknologi, bahan baku) dimaksimalkan dangan maksud menaikan hasil dari
setiap unit dalam penggunaan sumber daya.
5) Kemandirian merupakan tingkat seorang kariawan yang nantinya akan dapat
menjelaskan fungsi kerjanya komitmen kerja. Merupakan suatu tingkat dimana
kariawan mempunyai komitmen kerja dengan instansi dengan tanggung jawab
kariawan terhadap perusahaan.
6) Hasil kerja adalah penyelesaian suatu tanggung jawab dan tugas tertentu oleh
kantor atau organisasi, tim atau oragnisasi dalam suatu organisasi
E. Kerangka Pikir
Kantor Dispenda Kota Kendari adalah salah satu lembaga pemerintahan yang
berada Kota Kendari yang bergerak dibidang pemerintahan, dengan para pegawai
yang bertujuan untuk merealisasikan tujuan pemerintah, tentunya didalam
perealisasian tujuan tersebut harus didukung beberapa aspek diantarnaya teknologi
informasi didalam menjalankan kegiatan opersionalnya.
Jurnal Ilmu Manajemen Sosial Humaniora
ISSN: 2654-7287. Edisi: Vol. 2, No. 1, Agustus 2019
94
Teknologi informasi adalah suatu studi, perancangan, pengembangan,
implementasi, dukungan atau manajemen sistem informasi berbasis komputer
khususnya aplikasi perangkat lunak dan perangkat keras komputer. Secara teoritis
teknologi informasi sangat dibutuhkan dalam mencapai tujuannya, karena dengan
teknologi informasi pemerintah dapat meningkatkan kinerja pegawai dalam
menjalankan tugas. Kinerja adalah penentu secara periodik efektivitas operasional
organisasi, bagian organisasi dan karyawannya berdasarkan sasaran, standar dan
kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya (Srimindarti, 2006).
Menurut Mangkunegara (2001), kinerja adalah: hasil kerja secara kualitas dan
kuantitas yang dapat dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugas sesuai
dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.Untuk memperjelas hubungan
tersebut di buatkan skema sebagai berikut:
Jurnal Ilmu Manajemen Sosial Humaniora
ISSN: 2654-7287. Edisi: Vol. 2, No. 1, Agustus 2019
95
Skema 2.1. Kerangka Pikir Penelitian
7)
8)
9)
F. Hipotesis
Berdasarkan pada landasan teori, yang telah dikemukakan di atas di ajukan
hipotesis adalah di duga Teknologi Informasi berpengaruh signifikan terhadap kinerja
pegawai Pada Kantor bagian pengelolaan pendapatan di bidang Wilayah II Kota
Kendari.
Analisi Regresi Sederhana
Kesimpulan dan Saran
PENGELOLAAN PENDAPATAN BIDANG
WILAYAH II DISPENDA KOTA KENDARI
PEGAWAI
Kinerja (Y)
1. Kualitas Kerja
2. Kuantitas kerja
3. Ketepatan Waktu
4. Efektivitas
5. Kemandirian
6. Hasil kerja
(Robbins,2006:260)
Teknologi Informasi(X1) 1. Teknologi Masukan
2. Mesin Pemproses
3. Teknologi penyimpan
4. Teknologi Keluaran
5. Teknologi Perangkat lunak
6. Perangkat Telekomunikasi
(Abdul kadir & terra
chtriwahyuni 2003:9)
Jurnal Ilmu Manajemen Sosial Humaniora
ISSN: 2654-7287. Edisi: Vol. 2, No. 1, Agustus 2019
96
3. METODE PENELITIAN
A. Objek Dan Lokasi Penelitian
Objek penelitian ini adalah Teknologi Informasi Terhadap Kinerja pegawai
Kantor bagian pengelolaan pendapatan bidang wilayah II Dispenda Kota Kendar
yang beralamat di jalan Achmad Yani. .
B. Populasi Dan Sampel
Populasi
Menurut Sugiyono (2010:117) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri
atas Obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Yang
menjadi populasi dalam penaliti ini adalah seluruh seluruh pegawai pada Kantor
bagian pengelolaan pendapatan bidang wilayah II Dispenda Kota Kendari yang
berjumlah 38 orang.
Sampel
Menurut Arikunto (2010: 174), “Sampel adalah sebagian atau wakil populasi
yang diteliti”. metode pengambilan sampel yang kami lakukan adalah sampel jenuh.
Adapun yang di maksud dengan sampel jenuh adalah teknik penentuan sampel bila
semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini sering dilakukan bila
jumlah populasi relatif kecil, kurang dari 30 orang, atau penelitian yang ingin
membuat generalisasi dengan kesalahan yang sangat kecil (Arikunto 2009: 11).
Adapun sampel dalam penelitian ini yang di jadikan responden dalam penelitian ini
adalah 38 orang pegawai bagian pengelolaan pendapatan bidang wilayah II Dispenda
Kota Kendari.
Jurnal Ilmu Manajemen Sosial Humaniora
ISSN: 2654-7287. Edisi: Vol. 2, No. 1, Agustus 2019
97
C. Jenis Dan Sumber Data
Jenis Data
Jenis data yang di gunakan dalam penelitian ini ada dua yaitu adalah:
1) Data Kualitatif adalah merupakan data yang tidak dinominasikan dengan
mengunakan angka, melainkan disajikan berupa keterangan,penjelasan dan
pembahasan teori.
2) Data Kuantitatif adalah dalam bentuk angka-angka yang pembahasannya
perhitungan statistik berdasarkan jawaban kuesioner dari responden. Hasil
perhitungan dari skor atau nilai tersebut kemudian di analisis dengan
mengunakan program statistik SPSS untuk membuktikan hubungan dan
pengaruh antara variabel-variabel penelitian.
Sumber Data
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1) Data Primer, data yang diperoleh langsung dari jawaban atas wawancara dan
hasil angket yang diberikan kepada sampel dari penelitian.
2) Data Sekunder, yaitu data dalam bentuk laporan, dokumen, dan tulisan yang
releven dengan penelitian.
D. Metode Pengumpulan Data
Dalam melakukan pengumpulan data pada penelitian ini, digunakan metode
pengumpulan data sebagai berikut :
1) Kuesioner, yaitu suatu daftar yang berisi rangkayan pernyataan tertulis yang
digunakan untuk mengetahui tanggpan respon terhadap masalah yang dikaji
2) Dokumentasi, yaitu pengambilan data dalam bentuk laporan dari
Kantor bagian pengelolaan pendapatan bidang wilayah II Dispenda Kota
Kendari.
3) Wawancara, yaitu dengan melakukan tanya jawab kepada pihak-pihak yang
bersangkutan, yang berhubungan dengan penelitian,
Jurnal Ilmu Manajemen Sosial Humaniora
ISSN: 2654-7287. Edisi: Vol. 2, No. 1, Agustus 2019
98
E. Metode Pengolahan Data
Metode pengolahan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1) Editing, yaitu kegiatan untuk meneliti data-data yang diperoleh dan disesuaikan
dengan keperluan analisa dalam penelitian.
2) Koding, yaitu mengklasifikasikan data-data serta jawaban-jawaban responden
meurut jenisnya dan disesuaikan dengan kebutuhan analisis.
3) Tabulasi, yaitu penyusunan data-data kedalam bentuk tabel sesuai dengan
kebutuhan analisis dan selanjutnya data-data tersebut akan diolah dengan
menggunakan peralatan anasis.
4) Interprestasi, yaitu menginterprestasi hasil analisis dengan menggunakan
presentase dan deskriptif.
Skala Pengukuran
Pengukuran data yang berkaitan dengan variabel bebas maupun terikat
dilakukan dengan menggunakan Skala Likert. Sugiyono (2012:136) menjelaskan
bahwa skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang
atau sekelompok orang tentang fenomena sosial yang telah ditetapkan secara spesifik
oleh peneliti, yang selanjtnya disebut variabel penelitian. Penentuan skala likert
menggunakan skala 1 sampai dengan 5 (Sugiyono, 2012:137):
Tabel 3.1 Skala Pengukuran Sikap (Skala Likert)
Jawaban Responden Nilai Bobot
Sangat tidak setuju 1
Tidak setuju 2
Kurang setuju 3
Setuju 4
Sangat setuju 5
Jurnal Ilmu Manajemen Sosial Humaniora
ISSN: 2654-7287. Edisi: Vol. 2, No. 1, Agustus 2019
99
F. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen
Uji Validitas Instrumen
Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau tidaknya atau valid tidaknya
suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner
mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut.
Dalam bidang ilmu sosial, alat ukur tersebut dapat berupa angket (kuesioner) maupun
seperangkat alat tes.
Menurut Sugiyono (2006), bahwa “jika nilai Correlation Pearson setiap pertanyaan
lebih besar dari 0,30 maka butir pertanyaan dianggap sudah valid”.
Uji Reliabilitas Instrument
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui konsistensi hasil sebuah jawaban
tentang tanggapan responden. Hasil uji reliabilitas dapat dilihat dari nilai Cronbach
Alpa reliabilitas yang baik adalah yang makin mendekati 1. Pengukuan reliabilitas
dilakukan dengan cara one shot atau pengukuran sekali saja dan uji statistik yang
digunakan adalah Cronbach Alpha, dimana suatu variabel dikatakan reliabel jika
memberikan nilai Cronbach Alpha > 0,60 (Ghozali,2005).
G. Metode Analisis Data
Metode analisa data yang digunakan adalah teknik analisis statistik inferensial
dengan metode regresi linear sederhana dengan model persamaan sebagai beriku:
Y= α + β X + e ( Supranto (2004:57)
Dimana:
Y = Variabel Terikat (Dependent)
X = Variabel Bebas Indeppendent
α = Konstanta
β = koefisien regresi variabel
e = faktor kesalahan
Karena jumlah sampel sama dengan populasi, maka implementasi model
regresi pada penelitian ini adalah:
Jurnal Ilmu Manajemen Sosial Humaniora
ISSN: 2654-7287. Edisi: Vol. 2, No. 1, Agustus 2019
100
Y= α + β x + e
Dimana:
Y = Kinerja Pegawai.
X = Teknologi Informasi
β = Koefisien regresi
e = Eror
H. Pengujian Hipotesis
Untuk menguji hipotesis pertama yaitu signifikansi variabel bebas (X) terhadap
variabel terikat (Y), akan dilakukan dengan uji t untuk melihat pengaruh Varibel
Teknologi Informasi terhadap Kinerja Pegawai dengan tarif kepercayaan 95 % atau <
= 0,05.
Uji t digunakan untuk menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas/
independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel idependen (Ghozali, 2006).
Ini berarti uji t digunakan untuk menguji signifikan hubungan antara variabel X dan Y,
apakah variabel X (Teknologi Informasi) benar-benar berpengaruh terhadap variabel Y
(Kinerja Pegawai) secara terpisah atau parsial. Hipotesis yang digunakan dalam pengujian
penelitian ini adalah:
Ho : Variabel-variabel bebas/independen (Teknologi Informasi) tidak mempunyai
pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat/dependen (Kinerja Pegawai)
Ha : Variabel-variabel terikat/dependen (Kinerja Pegawai) mempunyai pengaruh
yang signifikan terhadap variabel bebas/independen (Teknologi Informasi). Dasar
pengambilan keputusannya adalah membandingkan angka probabilitas signifikan,
yaitu:
1) Apabila angka probabilitas signifikan > 0.05, maka Ho diterima dan Ha ditolak
artinya tidak ada pengaruh antara variabel independen terhadap variabel
dependen.
Jurnal Ilmu Manajemen Sosial Humaniora
ISSN: 2654-7287. Edisi: Vol. 2, No. 1, Agustus 2019
101
2) Apabila angka probabilitas signifikan < 0.05, maka Ho ditolak dan Ha diterima
artinya ada pengaruh antara variabel bebas (independen) terhadap variabel terikat
(dependen).
I. Definisi Operasional
Definisi operasional melalui variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian
ini adalah sebagai berikut :
Teknologi Informasi
Teknologi informasi adalah seperangkat alat berbasis komputer yang membantu
pegawai Kantor bagian pengelolaan pendapatan bidang wilayah II Dispenda Kota
Kendari dalam melakukan tugas-tugas yang berhubungan dengan pemrosesan
informasi dan melayani kebutuhan masyarakat,yang diberi inisial (X) Variabel ini
diukur dengan 5 ( Lima) indikator yaitu :
1) Teknologi masukan (input technology) adalah perangkat yang digunakan oleh
pegawai kantor pengelolaan pendapatan bidang wilayah II Dispenda Kota
Kendari untuk memasukan data.
2) Mesin pemprosesan (processing machine) adalah perangkat yang digunakan
oleh pegawai kantor pengelolaan pendapatan bidang wilayah II Dispenda
Kota Kendari untuk memproses data menjadi informasi.
3) Teknologi penyimpanan adalah perangkat yang digunakan oleh pegawai kantor
bagian pengelolaan pendapatan bidang wilayah II Dispenda Kota Kendari untuk
menyimpan data dan informasi.
4) Teknologi keluaran (output technology) adalah per angkat yang digunakan
oleh pegawai kantor bagian pengelolaan pendapatan bidang wilayah II
Dispenda Kota Kendari untuk memproses data menjadi informasi.
5) Perangkat lunak(software) adalah aplikasi yang digunakan oleh pegawai kantor
bagian pengelolaan pendapatan bidang wilayah II Dispenda Kota Kendari dalam
mengelola data dan informasi.
Jurnal Ilmu Manajemen Sosial Humaniora
ISSN: 2654-7287. Edisi: Vol. 2, No. 1, Agustus 2019
102
6) Perangkat telekomunikasi adalah perangkat jaringan computer ke computer lain
yang digunkanan oleh pegawai kantor bagian pengelolaan pendapatan bidang
Wilayah II Dispenda Kota Kendari.
Kinerja Pegawai (Y)
Kinerja pegawai adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai
oleh pegawai Kantor Dispenda Kota Kendari dalam melaksanakan tugasnya
sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya yang diberikan inisial
(Y)
1) Kualitas kerja adalah kualitas pekerjaan yang dihasilkan serta kesempurnaan
tugas terhadap keterampilan dan kemampuan Pegawai Kantor bagian
pengelolaan pendapatan bidang wilayah II Dispenda Kota Kendari.
2) Kuantitas kerja merupakan jumlah yang dihasilkan dinyatakan dalam istilah
seperti jumlah unit, jumlah siklus aktivitas yang diselesaikan oleh Pegawai
Kantor bagian pengelolaan pendapatan bidang wilayah II Dispenda Kota
Kendari
3) Ketepatan waktu merupakan tingkat aktivitas diselesaikan pada waktu yang
telah ditetapkan Pegawai Kantor bagian pengelolaan pendapatan bidang
wilayah II Dispenda Kota Kendari
4) Efektifitas merupakan tingkat penggunaan sumber daya organisasi (tenaga,
uang, teknologi, bahan baku) dimaksimalkan dengan maksud menaikkan hasil
kerja Pegawai Kantor bagian pengelolaan pendapatan bidang wilayah II
Dispenda Kota Kendari
5) Kemandirian merupakan tingkat seorang Pegawai yang nantinya akan dapat
menjelaskan fungsi kerjanya komitmen kerja. Merupakan suatu tingkat dimana
karyawan mempunyai komitmen kerja dengan instansi dengan tanggung jawab
pegawai terhadap perusahaan.
6) Hasil kerja adalah penyelasian tugas atau tanggung jawab tertentu oleh
organisasi atau kantor.
7)
Jurnal Ilmu Manajemen Sosial Humaniora
ISSN: 2654-7287. Edisi: Vol. 2, No. 1, Agustus 2019
103
4. PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum
Sejarah Singkat Dispenda Kota Kendari
Dinas pendapatan daerah Kota Kendari terbentuk seiring dengan terbentuknya
Kota Kendari, berdasarkan Undang – undang Nomor 6 Tahun 1995 tentang
pembentukan Kotamadya Daerah Tingkat II Kendari. Struktur organisasi dan tata
kerja Dinas Pendapatan Daerah Kota Kendari pada awalnya mengacu pada surat
keputusan Gubernur Sulawesi tenggara Nomor 732 Tahun 1995 dimana dalam surat
keputusan tersebut disebutkan bahwa Dinas Pendapatan daerah adalah unsur
pelaksanaan tugas Walikota dibidang pendapatan daerah, yang dipimpin oleh seorang
Kepala Dinas yang berada dan bertanggung jawab kepada Walikota. Kepala Dinas
Pendapatan Daerah dibantu oleh seorang Kepala Bagian Tata Usaha dan Empat orang
Kepala Seksi Masing – masing Kepala seksi Pendataan, Kepala Seksi Penetapan,
Kepala Seksi Penagihan dan Kepala Seksi Pembukuan. Masing – masing kepala seksi
oleh 2 (dua) atau 3 (tiga) orang Kepala Sub Seksi.
B. Hasil Analisis Data
Analisis Regresi Linear Sederhana
Analisis regresi linear sederhana digunakan untuk melihat seberapa besar
pengaruh variabel independen yaitu teknologi informasi terhadap variabel dependen
yaitu kinerja. Langkah awal analisis regresi adalah dengan melihat terlebih dahulu
tingkat koefisien korelasi atau tingkat keeratan hubungan antar variabel independen
dengan variabel dependennya. Hasil analisis statistik menggunakan program SPSS
16,0 pada koefisin korelasi regresi linear sederhana dapat dilihat pada tabel
Dari lampiran ini selanjutnya dibuatkan rekapitulasi sebagaimana ditampilkan
dalam tabel berikut:
Jurnal Ilmu Manajemen Sosial Humaniora
ISSN: 2654-7287. Edisi: Vol. 2, No. 1, Agustus 2019
104
Tabel 4.1 Hasil Analisis Regresi Linear Sederhana Pengaruh Teknologi
Informasi Terhadap Kinerja Pegawai Pada Kantor Dispenda Kota Kendari.
Variabel Bebas
Koefisien
Regresi (b) tsignifikan Keterangan
Teknologi Informasi
(X)
0,424
0,000
Signifikan
Constanta (a) = 2.403
Koefisien korelasi (R) = 0,734
Koefisien Determinasi (r square) = 0,539
Error = 1.18121
N = 38
α = 0,05
Sumber :data diolah Tahun 2016 (lampiran 5)
Berdasarkan tabel 4.5.1 diatas maka persamaan garis regresi linear sederhana
yang dapat diketahui yaitu:
Y=a+bx + e
Y= 2.403+ 0,424 + e
Dimana:
Y : Variabel Kinerja Pegawai
a : Constanta
X : Variabel Teknologi Informasi
b : Koefisien Regresi
e : Standar error
Dari tabel diatas diinterprestasikan sebagai berikut:
Berdasarkan tabel diatas maka persamaan garis regresi linier sederhana yang di
cari dapat diketahui:
Y= a+bx
Jurnal Ilmu Manajemen Sosial Humaniora
ISSN: 2654-7287. Edisi: Vol. 2, No. 1, Agustus 2019
105
1) Constanta
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 2.403 .378 6.359 .000
X .424 .096 .591 4.395 .000
a. Dependent Variable: Y
Constanta (a) menunjukkan bahwa posisi kinerja pegawai sebelum adanya
teknologi informasi apabila diukur dengan menggunakan nilai koefisien yaitu 2.403
2) Koefisien regresi
Koefisien regresi dimkasud untuk mengukur hubungan variabel teknologi
informasi terhadap kinerja pegawai pada Kantor Dispenda Kota Kendari. Sesuai hasil
penelitian diketahui nilai koefisien regresi (b) variabel teknologi informasi sebesar
0,424. Ini berarti bahwa setiap perubahan teknologi informasi akan mengakibatkan
perubahan positif terhadap kinerja pegawai pada Kantor Dispenda Kota Kendari
sebesar 0,424 satuan dengan syarat variabel lain tidak berubah (centeris paribus)
3) Koefisien Korelasi (R)
Sesuai hasil analisis dengan menggunakan program komputer, di ketahui
bahwa nilai koefisien korelasi (R) yang diperoleh sebesar 0,734 berarti bahwa
teknologi informasi mempunyai hubungan positif dan sangat kuat dengan kinerja
pegawai. Dimana apabila teknologi informasi yang ada sudah baik maka kinerja
pegawai akan baik. Hal ini didasarkan pada kriteria koefisien korelasi sebagai
berikut:
0 – 25 : Korelasi Sangat Lemah
0,25 – 0,5 : Korelasi Cukup
Jurnal Ilmu Manajemen Sosial Humaniora
ISSN: 2654-7287. Edisi: Vol. 2, No. 1, Agustus 2019
106
0,5 – 0,75 : Korelasi Kuat
0,75 – 1 : Korelasi sangat Kuat (Sarwono, 2007:35)
4) Koefisien Determinasi
Berdasarkan hasil program diperoleh data bahwa besarnya Koefisien
Determinasi (R square) 0,539. Hal ini menunjukkan bahwa variasi variabel kinerja
pada Kantor Dispenda Kota Kendari ditentukan oleh variasi variabel motivasi sebesar
53,90 %. Selebihnya sebesar 46,10 % ditentukan oleh faktor lain diluar unsur
teknologi informasi.
5) Uji t
Uji t di maksudkan untuk menguji pengaruh teknologi informasi terhadap
kinerja pegawai. Berdasarkan hasil analisis komputer (SPSS versi 16,00) pada tabel
diatas diketahui bahwa factor teknologi informasi (X) berpengaruh signifikan
terhadap kinerja pegawai Kantor Dispenda Kota Kendari (Y). Hal ini ditunjukkan
oleh hail uji t pada tingkat kepercayaan 0,95 atau α = 0,05 derajat bebas 36 dimana
thitung = 4,395 ˃ ttabel = 1.68830 (lampiran 7) atau dengan signifikansi = 0,000 ˂
0,05. Dengan demikian, maka hipotesis yang diajukan adalah teknologi informasi
berpengaruh terhadap kinerja pegawai pada Kantor Dispenda Kota Kendari dapat
diterima.
C. Pembahasan
Berdasarkan hasil analisis dalam penelitian ini, diperoleh nilai koefisien
regresi yang menunjukkan pengaruh teknologi informasi terhadap kinerja pegawai
Kantor Dispenda Kota Kendari yang bertanda positif. Ini menunjukkan bahwa
teknologi informasi dapat meningkatkan kinerja pegawai Kantor Dispenda Kota
Kendari. Hal ini disebabkan karena teknologi informasi tersebut memacu pegawai
untuk lebih giat bekerja, yang pada akhirnya kinerja pegawai akan meningkat.
Dalam meningkatkan kinerja pegawai bagian Pengelola Pendapatan Bidang
Wilayah II Dispenda Kota Kendari harus memiliki teknologi informasi yang
memadai agar dapat menunjang kinerja pegawai, dengan indikator teknologi
Jurnal Ilmu Manajemen Sosial Humaniora
ISSN: 2654-7287. Edisi: Vol. 2, No. 1, Agustus 2019
107
informasi antara lain: teknologi masukan, mesin pemproses, teknologi penyimpan,
teknologi keluaran, teknologi perangkat dan telekomunikasi. Dengan meningkatkan
teknologi informasi tersebut maka kinerja pegawai akan ikut meningkat yang
ditujukan dengan peningkatan kualitas kerja, kuantitas kerja, ketepatan waktu,
efektivitas dan kemandirian.
Penelitian terdahulu yang di anggap relevan dan di jadikan sebagai
pembanding. Hasil penelitiani ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Isabella
Hasmarini pada tahun (2010) Hasil penelitian menunjukkan bahwa teknologi
informasi berpengaruh dalam meningkatkan kinerja karyawan Hal ini menunjukkan
bahwa teknologi informasi berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan.
Penelitian yang dilakukan oleh Dian Fajri (2011) Hasil penelitian ini
menunjukan bahwa Pengunaan Teknologi Informasi berpengaruh positif terhadap
kinerja karyawan.
Penelitian yang dilakukan oleh Fani Dewi (2014) Dimana hasil penelitian ini
menunjukan bahwa Penerapan Teknologi Informasi pengaruh positif dan signifikan
terhadap kinerja.
Dengan demikian bahwa kinerja pegawai dapat ditingkatkan dengan cara
menjadikan dan memperhatikan perangkat teknologi informasi yang dilakukan oleh
pegawai dalam mendukung aktivitas para pegawai.
5. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa
“Teknologi Informasi Berpengaruh Signifikan dan positif terhadap kinerja pegawai
bagian pengelolaan Pendapatan Bidang Wilayah II Dispenda Kota Kendari. Hal ini
berarti bahwa apabila terjadi peningkatan teknologi informasi maka dapat mendukung
dan meningkatkan kinerja pegawai bagian Pengelola Pendapatan Bidang Wilayah II
Dispenda Kota Kendari
Jurnal Ilmu Manajemen Sosial Humaniora
ISSN: 2654-7287. Edisi: Vol. 2, No. 1, Agustus 2019
108
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian dapat disarankan:
1) Teknologi informasi merupakan sesuatu yang sangat penting untuk
meningkatkan kinerja pegawai. Sehingga apabila tidak teknologi informasi
maka organisasi tersebut akan tidak berfungsi. Oleh karena itu, perlunya
teknologi informasi yang baik dan memadai agar dapat menunjang kinerja
pegawai terutama dengan fasilitas internet dan komputer yang bagus serta
komunikasi yang baik antar pegawai dan atasan.
2) Bagi peneliti selanjutnya yang tertarik untuk mengkaji aspek yang serupa
yaitu teknologi informasi dan kinerja pegawai yang diharapkan untuk
mengembangkan penelitian ini dengan menggunakan populasi yang lebih
luas agar hasil penelitian lebih teruji kedalamannya.
DAFTAR PUSTAKA
A.A. Anwar Prabu mangkunegara. 2001. Perencanaan dan Pengembangan
Manajemen Sumber Daya Manusia. Pen. PT. Refika Aditama. Jakarta.
Abdul Kadir, Terra Ch.Triwahyuni. 2003. Pengenalan Teknologi Informasi. Peneribit
Andi: Yogyakarta
Arikunto, Suharsimi. 2009. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Renika
Cipta. Jakarta.
……………………. 2010. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. (Edisi
Revisi). Jakarta: Rineka Cipta.
Ghozali Imam. 2006. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan SPSS, Cetakan
Keempat. Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang
Hasibuan, Malayu. 2001. Manajemen Sumber Daya Manusia, Bumi Aksara. Jakarta.
Isabella Hasmarini,2010.Analisis Pengaruh Teknologi Informasi Terhadap Kinerja
Karyawan Rsup.Dr.MOHAMMAD HOESIN Pallembang.
Jurnal Ilmu Manajemen Sosial Humaniora
ISSN: 2654-7287. Edisi: Vol. 2, No. 1, Agustus 2019
109
Muhammad Dian Fajri,2011,Pengaruh Pengunaan Teknologi Informasi Terhadap
Kinerja Karyawan Perusahan Konsultan Perencanaan Disurakarta.
Nawawi, Hadari. 2001. Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk Bisnis Yang
Kompetitif, Cetakan Keempat Penerbit Gaja Mada University Prees,
Yogyakarta.
Robbins, Stephen, P. 2006. Perilaku Organisasi, Cetakan kesepuluh. Jakarta: PT.
Indeks Kelompok Gramedia.
Sadili, Samsudin. 2006. Manajemen Sumber Daya Manusia, Penerbit Cv Pustaka
Setia. Jakarta.
Simarmata, Janner. 2006. Pengenalan Teknologi Komputer dan
Informasi.Yogyakarta: Penerbit Andi.
Srimindarti, C 2006. Balanced Scorecard Sebagai Alternatif Untuk Mengukur
Kinerja, STIE Stikubank, Semarang.
Sudjana, Nana. 2007. Penilaian Hasi Kerja. Pustaka Pelajar: Yogyakarta.
Sugiyono, 2006. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Penerbit Alpha
Beta: Bandung.
Sugiyono, 2006 . Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R dan D. Penerbit
Alfabeta : Bandung.
................, 2010 . Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R dan D. Penerbit
Alfabeta : Bandung.
…………. 2012. Metode Penelitian, Cetakan Kedua Belas, Alfabeta. Bandung.
Supranto,J. 2004. Statistik: Teori dan aplikasi. Edisi keenam. Erlangga Jakarta.
Jurnal Ilmu Manajemen Sosial Humaniora
ISSN: 2654-7287. Edisi: Vol. 2, No. 1, Agustus 2019
110
EVALUASI SISTEM PENJUALAN TUNAI GAS
ELPIJI 3 (TIGA) KG PADA PT. HASNAH DINA
DJAM ENERGI KENDARI
Dwi Kartika Prananingrum
Abstrak
Pembelian dan penjualan selalu ada dalam dunia usaha. Dua hal tersebut
merupakan proses bisnis yang penting untuk sebuah perusahaan. Perusahaan yang
bergerak dibidang perdagangan, pembelian barang sangat penting karena barang
yang disediakan untuk konsumen harus diperhatikan kualitasnya. Begitupun dengan
penjualan, penjualan sangatlah penting dan merupakan salah satu kegiatan
perusahaan terutama dalam perusahaan dagang. Penjualan sebagai pendapatan
utama suatu perusahaan, dimana penjualan merupakan sumber penghasilan bagi
perusahaan. Untuk itu sistem penjualan harus terstruktur dengan baik, maka
perusahaan akan berkembang baik pula sesuai yang diharapkan. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui perangkapan tugas dalam sistem penjualan tunai gas
elpiji 3 (tiga) kg apakah tidak menimbulkan masalah yang merugikan perusahaan.
Obyek penelitian ini adalah Evaluasi Sistem Penjualan Tunai Gas Elpiji 3 (tiga) Kg
pada PT. Hasnah Dina Djam Energi Kendari. Teknik pengumpulan data
menggunakan observasi dan wawancara. Analisis data menggunakan metode
deskriptif yaitu menjelaskan sistem penjualan tunai yang diterapkan oleh PT.
Hasnah Dina Djam Energi yang ada kaitannya dengan sistem pengendalian intern,
kemudian melakukan evaluasi. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa pada PT.
Hasnah Dina Djam Energi ini walaupun terdapat perangkapan tugas dalam sistem
penjualan tunai gas elpiji 3 (tiga) kg yang dilakukan oleh bagian administrasi
keuangan tetapi tidak menimbulkan masalah yang merugikan perusahaan. Hal ini
disebabkan pimpinan masih dapat mengawasi secara langsung karena jumlah
karyawan masih relative sedikit.
Kata kunci : Sistem penjualan tunai.
Abstract
Buying and selling of always there is in effort the world. Two that thing
constitute important business process for one firm. This research intent to know
system buying and selling of elpiji gas cash 3 (three) kg that walking on PT.
Hasnah Dina Djam Energy. This observational object is System Evaluation Selling of
Elpiji Gas Cash 3 (three) Kg on PT. Hasnah Dina Djam Energy Kendari. Data
Jurnal Ilmu Manajemen Sosial Humaniora
ISSN: 2654-7287. Edisi: Vol. 2, No. 1, Agustus 2019
111
collecting tech utilize observation and interview. Analysis is data utilizes descriptive
method which is word system selling of cash which carried on by PT. Hasnah Dina
Djam Energy its with system internal control, then does evaluation. Result
observationaling to conclude that on PT. Hasnah Dina Djam Energy despite exists
task geminating in system selling of elpiji gas cash 3 (three) kg who did by a part
financial administration but not evoke adverse problem corporate. It is caused
chairman of still gets to keep company straightforward because employee amount is
still few relative.
Keywords : System selling of cash.
1. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada era globalisasi yang semakin berkembang saat ini terutama dibidang
perdagangan, persaingan antara perusahaan, khususnya antar perusahaan sejenis akan
semakin ketat. Suatu produk yang dihasilkan ataupun yang dijual disebuah
perusahaan harus sesuai dengan apa yang diinginkan oleh masyarakat, karena
masyarakat merupakan konsumen yang harus dipenuhi keinginannya dan sebagai
perusahaan yang menyediakan barang dagangan harus memprioritaskan kualitas
produk sebelum disalurkan kepada pengguna (konsumen atau masyarakat), dengan
begitu perusahaan telah berhasil memberikan pelayanan yang terbaik untuk
konsumennya, dengan begitu perusahaan dapat bertahan lama didunia bisnis dan
dapat berkembang dengan baik.
Perusahaan yang bergerak dibidang perdagangan, pembelian barang sangat
penting karena barang yang disediakan untuk konsumen harus diperhatikan
kualitasnya. Begitupun dengan penjualan, penjualan sangatlah penting dan
merupakan salah satu kegiatan perusahaan terutama dalam perusahaan dagang.
Penjualan sebagai pendapatan utama suatu perusahaan, dimana penjualan merupakan
sumber penghasilan bagi perusahaan. Oleh sebab itu, sistem penjualan harus
terstruktur dengan baik, sehingga perusahaan akan ber-kembang baik pula sesuai
yang diharapkan.
PT. Hasnah Dina Djam Energi Kendari adalah Perusahaan dagang yang
bergerak dibidang penjualan tabung gas elpiji 3 (tiga) kg. PT. Hasnah Dina Djam
Jurnal Ilmu Manajemen Sosial Humaniora
ISSN: 2654-7287. Edisi: Vol. 2, No. 1, Agustus 2019
112
Energi menjual produk Pertamina yaitu gas elpiji 3 (tiga) kg kepada setiap pangkalan
atau pelanggan.
PT. Hasnah Dina Djam Energi dalam melakukan penjualan gas elpiji 3 (tiga) kg
kepada setiap pangkalan/pelanggan secara tunai, akan tetapi sebelum pihak PT.
Hasnah Dina Djam Energi menyalurkan atau mengantarkan gas elpiji 3 (tiga) kg
pangkalan atau pelanggan tersebut melakukan pemesanan gas elpiji 3 (tiga) kg
kebagian administrasi pemasaran.
Proses penjualan gas elpiji 3 (tiga) kg kepada setiap pangkalan diwajibkan oleh
PT. Hasnah Dina Djam Energi Kendari untuk membayar secara tunai. Namun dalam
penerapan sistem akuntansi penjualan tunai pada PT Hasnah Dina Djam Energi
belum memenuhi sistem pengendalian intern yang memadai, hal ini disebabkan
adanya perangkapan tugas yang dilakukan oleh bagian administrasi keuangan, bagian
tersebut melakukan penerimaaan kas dan pencatatan akuntansi.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, yang menjadi permasalahan yaitu,
“Apakah Perangkapan Tugas dalam Sistem Penjualan Tunai Tidak Menimbulkan
Masalah yang Merugikan Perusahaan?”.
C. Tujuan dan Manfaat Penulis
1) Tujuan
Adapun tujuan yang ingin dicapai dari peneliti tersebut adalah untuk
mengetahui perangkapan tugas dalam sistem penjualan tunai gas elpiji 3 (tiga)
kg tidak menimbulkan masalah yang merugikan perusahaan.
2) Manfaat Penelitian
Adapun dilakukan penelitian ini di harapkan dapat bermanfaat bagi
berbagai pihak, diantaranya:
a) Manfaat bagi PT. Hasnah Dina Djam Energi, yaitu sebagai bahan
pertimbangan dan penilaian dalam menentukan besarya pembelian dan
penjualan.
Jurnal Ilmu Manajemen Sosial Humaniora
ISSN: 2654-7287. Edisi: Vol. 2, No. 1, Agustus 2019
113
b) Sebagai bahan referensi bagi peneliti lain yang ingin melakukan
penelitian khususnya yang terkait dengan masalah sistem penjualan
tunai gas elpiji 3 (tiga) kg pada PT. Hasnah Dina Djam Energi.
c) Bagi peneliti yaitu dapat dijadikan sumber ilmu mengenai sistem
penjualan tunai gas elpiji 3 (tiga) kg.
D. Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian ini dibatasi pada sistem penjualan tunai gas elpiji 3
(tiga) kg pada PT. Hasnah Dina Djam Energi yang kaitannya dengan sistem
pengendalian intern.
2. TINJAUAN PUTAKA
A. Landasan Teori
1) Pengertian Sistem Penjualan Tunai
Sistem Penjualan Tunai merupakan sistem yang diberlakukan oleh peru-
sahaan dalam menjual barang dengan cara mewajibkan pembeli untuk melaku-
kan pembayaran harga terlebih dahulu sebelum barang di serahkan pada pem-
beli. Sistem penjualan adalah “suatu kesatuan proses yang saling mendu-kung
dalam usahanya untuk memenuhi kebutuhan pembeli dan bersama-sama
mendapatkan kepuasan dan keuntu-ngan” Mc Leod (2001:5).
Sistem penjualan tunai merupakan sistem yang dilakukan oleh perusa-
haan dengan cara mewajibkan pembeli melakukan harga terlebih dahulu sebe-
lum barang diserahkan oleh perusahaan kepada pembeli. Setelah uang diterima
perusahaan, barang kemudian diserah-kan kepada pembeli dan transaksi
penjulan tunai kemudian dicatat oleh
perusahaan Mulyadi (2008).
2) Fungsi yang terkait dalam sistem
penjualan tunai
Jurnal Ilmu Manajemen Sosial Humaniora
ISSN: 2654-7287. Edisi: Vol. 2, No. 1, Agustus 2019
114
Berikut ini fungsi yang terkait dengan sistem penjualan tunai menurut
Mulyadi (2014):462 yaitu:
a) Fungsi Penjualan
Dalam transaksi penerimaan kas dari penjualan tunai, fungsi ini
bertanggung jawab untuk menerima order dari pembeli, mengisi faktur
penjualan tunai dan menyerahkan faktur tersebut kepada pembeli untuk
kepentingan pembayaran harga barang kefungsi kas.
b) Fungsi Kas
Dalam transaksi ini penerimaan kas dari penjualan tunai, fungsi ini
bertanggungjawab sebagai penerima kas dari pembeli.
c) Fungsi Gudang
Dalam transaksi penerimaan kas dari penjualan tunai, fungsi ini
bertanggungjawab untuk menyiap-kan barang yang dipesan oleh pem-beli,
serta menyerahkan barang ter-sebut kefungsi pengiriman.
d) Fungsi Pengiriman
Dalam transaksi penerimaan kas dari penjualan tunai, fungsi ini
bertanggungjawab untuk membung-kus barang dan menyerahkan barang
yang telah dibayar harganya kepada pembeli.
e) Fungsi Akuntansi
Dalam transaksi penerimaan kas dari penjualan tunai, fungsi ini
bertanggug jawab sebagai pencatat transaksi penjualan dan penerimaan kas
dan pembuat laporan penjualan.
3) Dokumen yang terkait dalam sistem penjualan tunai.
Menurut Mulyadi (2014:463) dokumen yang digunakan dalam sistem
penerimaan kas dari penjualan Tunai adalah:
a) Faktur Penjualan Tunai (FPT)
Dokumen ini digunakan untuk merekam berbagai informasi yang di-
perlukan oleh manajemen mengenai transaksi penjualan tunai. Sumber :
Mulyadi (2014:464)
Jurnal Ilmu Manajemen Sosial Humaniora
ISSN: 2654-7287. Edisi: Vol. 2, No. 1, Agustus 2019
115
TERIMA KASIH
12.500,00
15.000,00
20.000,00
57.000,00
75.000,00
179.500,00 ST
180.000,00
500,00 C
b) Pita Register Kas (cash register tape).
Dokumen yang dihasikan oleh fungsi kas dengan cara mengope-rasikan
mesin register kas (cas register tape). Pita register kas ini merupakan bukti
penerimaan kas yang dikeluarkan oleh fungsi kas dan merupakan doku-men
pendukung faktur penjualan tunai yang dicatat dalam jurnal penjualan.
Sumber : Mulyadi (2014:464)
c) Credit card sales slip.
Dokumen ini dicetak oleh
credit card center bank yang
menerbitkan kartu kredit dan
diserahkan kepada perusahaan
(disebut merchant) yang menjadi
anggota kartu kredit. Bagi
perusahaan yang menjual barang
atau jasa, dokumen ini diisi oleh
fungsi kas dan berfungsi sebagai
alat untuk mena-gih uang tunai
dari bank yang menge-luarkan
kartu kredit, untuk transaksi penjualan yang telah dilakukan kepada
pemegang kartu kredit. Sumber : Mulyadi (2014:465)
Jurnal Ilmu Manajemen Sosial Humaniora
ISSN: 2654-7287. Edisi: Vol. 2, No. 1, Agustus 2019
116
d) Bill of lading
Dokumen ini merupakan bukti
penyerahan barang dari perusahaan
penjualan barang kepada perusahaan
angkutan umum. Dokumen ini di-
gunakan oleh fungsi pengiriman
dalam penjualan COD yang
penyerahan barangnya dilakukan oleh
perusahan angkutan umum. Sumber :
Mulyadi (2014:466)
e) Faktur penjualan COD
Dokumen ini digunakan untuk
merekam penjualan COD. Tembusan
faktur penjualan COD diserahkan
kepada pelanggan melalui bagian
angkutan perusahaan, kantor pos, atau
perusahaan angkutan umum dan
dimin-takan tanda tangan penerimaan
barang dari pelanggan sebagai bukti
telah diterimanya barang oleh pelanggan. Tembusan faktur penjualan COD
digunakan oleh perusahaan untuk menagih kas yang harus dibayar oleh
pelanggan pada saat barang yang dipesan oleh pelanggan. Sumber : Mulyadi
(2014:467)
f) Bukti setor bank
Dokumen ini dibuat oleh fungsi kas sebagai bukti penyerahan kas ke
bank. Bukti setor dibuat 3 lembar dan dise-rahkan oleh fungsi kas ke bank,
bersa-maan dengan penyetoran kas dari hasil penjualan tunai ke bank. Dua
lembar tembusannya diminta kembali dari bank setelah ditandatangani dan
Jurnal Ilmu Manajemen Sosial Humaniora
ISSN: 2654-7287. Edisi: Vol. 2, No. 1, Agustus 2019
117
dicap oleh bank sebagai bukti penyetor kas
ke bank. Bukti setor bank diserahkan oleh
fungsi kas kepada fungsi akun-tansi, dan
dipakai oleh fungsi akuntansi sebagai
dokumen sumber untuk penca-tatan
transaksi penerimaan kas dari penjualan
tunai kedalam jurnal pene-rimaan kas.
Sumber : Mulyadi (2014:468)
g) Rekapitulasi harga pokok penjualan.
Dokumen ini digunakan oleh fungsi
akuntansi untuk meringkas harga pokok
produk yang dijual selama satu periode
(misalnya satu bulan). Data yang direkap
dalam dokumen ini berasal dari kolom
“jumlah harga” dalam kolom “pemakaian”.
Dokumen ini digunakan oleh fungsi
akuntansi sebagai pendukung bagi pembuatan bukti memorial untuk
mencatat harga pokok produk yang dijual. Sumber : Mulyadi (2014:218)
4) Pencatatan akuntansi dalam sistem penjualan tunai
Dalam penjualan tunai, fungsi akun-tansi melakukan pencatatan transaksi
penjualan tunai dalam jurnal penjualan. Berikut pencatatan sistem penjualan
tunai:
Kas Rp. 1.000.000,-
Penjualan Rp. 1.000.000,-
5) Sistem pengendalian intern
Untuk merancang unsur-unsur pengendalian intern akuntansi yang
diterapkan dalam sistem penjualan tu-nai terdiri dari organisasi, sistem otori-
sasi dan prosedur pencatatan, dan praktik yang sehat, berikut rinciannya:
Jurnal Ilmu Manajemen Sosial Humaniora
ISSN: 2654-7287. Edisi: Vol. 2, No. 1, Agustus 2019
118
a) Unsur Pengendalian Intern Organisasi
Dalam merancang organisasi yang ber-kaitan dengan sistem penjualan
tunai, unsur pokok pengendalian intern adalah sebagai berikut :
- Fungsi penjualan harus terpisah dengan fungsi kas.
Fungsi penjualan yang merupakan fungsi operasi harus dipisahkan dari
fungsi kas yang merupakan fungsi pe-nyimpanan. Setiap adanya
penjualan kedua fungsi ini harus saling meng-ecek.
- Fungsi kas harus terpisah dari fungsi akuntansi.
Fungsi akuntansi harus dipisahkan dari kedua fungsi pokok yaitu fungsi
kas dan fungsi penjualan. Hal ini untuk menjaga kekayaan perusahaan
dan menjamin ketelitian dan keadaan data akuntansi. Transaksi
penjualan tunai harus dilaksanakan oleh fungsi pen-jualan, fungsi
pengiriman dan fungsi akuntansi. Tidak ada transaksi pen-jualan tunai
yang dilaksanakan secara lengkap hanya oleh satu fungsi tersebut.
Dengan dilaksanakannya setiap transaksi penjualan tunai oleh berbagai
fungsi tersebut akan tercipta adanya pengecekan intern pekerjaan setiap
fungsi tersebut oleh fungsi lainnya.
b) Sistem Otorisasi dan Prosedur Pencatatan
Penerimaan order dari pembelian di-otorisasi oleh fungsi penjualan
dengan menggunakan formulir faktur penju-alan tunai. Transaksi penjualan
tunai dimulai dengan diterbitkannya faktur penjualan tunai oleh fungsi
penjualan. dengan formulir ini fungsi penerimaan kas akan menerima kas
dan fungsi pengiriman akan menyerahkan barang kepada pembeli.
Pencatatan kedalam catatan akuntansi harus dilakukan oleh karyawan yang
diberi wenang untuk itu. Dengan cara ini maka tanggung jawab atas
pengubahan dapat dibe-bankan kepada karyawan tertentu sehingga tidak ada
satupun perubahan data yang dicantumkan dalam catatan akuntansi yang
tidak dipertanggung jawabkan. Pencatatan kedalam jurnal penjualan dan
jurnal penerimaan kas diotorisasi oleh fungsi akuntansi
Jurnal Ilmu Manajemen Sosial Humaniora
ISSN: 2654-7287. Edisi: Vol. 2, No. 1, Agustus 2019
119
c) Praktik yang Sehat
Dalam organisasi, setiap transaksi keuangan hanya akan terjadi jika
telah mendapat otorisasi dari berwenang. Otorisasi dari berwenang tersebut
diwujudkan dalam bentuk tanda tangan pada formulir. Dengan demikian
untuk mengawasi semua transaksi keuangan yang terjadi dalam perusahaan
dapat dilakukan dengan mengawasi penggu-naan formulir yang digunakan
sebagai media untuk otorisasi terjadinya tran-saksi tersebut.
6) Flowchart sistem penjualan tunai
Sumber : Mulyadi (2014: 467-477)
Sistem Penerimaan Kas dari Penjualan Tunai
Bagian Kasa Bagian Gudang Bagian PengirimanBagian Order Penjualan
Mulai
Menerima
order dari
pembeli
Mengisi faktur
penjualan
tunai
32
1
FPT
2
N1
1
1
FPT
Menerima
uang dari
pembeli
Mengopera
sikan
register kas
PRK
1
FPT
3
Mengisi
bukti setor
bank
3
2
Bukti setor 1
Bank
Menyetor
Kas ke
Bank
3
2
Bukti setor 1
Bank
N
5
Via
pembeli
Bersama
Uang
Diserahkan ke Bank
2
2
FPT
Kartu
gudang
Menyerahkan
barang
2
FPT
Bersama
barang
3
3 4
PRK
1
FPT
2
FPT
Membanding
kan FPT lb 1
dan lb 2
Menyerahkan
barang
kepada
pembeli
2
FPT 1
PRK
6
Bersama
barang
sebagai slip
pembungkus
Untuk pembeli
FPT = Faktur Penjualan Tunai
PRK = Pita Register Kas
Jurnal Ilmu Manajemen Sosial Humaniora
ISSN: 2654-7287. Edisi: Vol. 2, No. 1, Agustus 2019
120
7) Kerangka Pikir
PT. Hasnah Dina Djam Energi melakukan pembelian gas elpiji 3 (tiga) kg
secara tunai dan penjualan gas elpiji 3 (tiga) kg secara tunai.
Skema : 2.1
Kerangka Pikir
Kesimpulan
PT. Hasnah Dina Djam Energi
Evaluasi Sistem Penjualan Tunai
Metode Deskriptif
Hasil Penelitian
Sistem Penjualan Tunai
6 5
PRK
FPT 1
Jurnal
penjualan
7
Bukti setor
Bank
Jurnal
Penerimaan
Kas
T
RHPP
Bukti Memorial
Jurnal
Umum
N
Selesai
Bagian Jurnal Bagian Kartu Persediaan
8 7
PRK
FPT 1
Kartu
Persediaan
Membuat
rekapitulasi
HPP
RHPP
Membuat
bukti
memorial
RHPP
Bukti Memorial
8
Secara
periodik
N
RHPP = Rekapitulasi harga pokok penjualan
Jurnal Ilmu Manajemen Sosial Humaniora
ISSN: 2654-7287. Edisi: Vol. 2, No. 1, Agustus 2019
121
3. METODE PENELITIAN
A. Lokasi dan Objek Penelitian
Lokasi penelitian berada pada PT. Hasnah Dina Djam Energi Kendari yang
berkantor pusat di Jl. Poros Totombe Jaya, Kec. Sampara, Kab. Konawe Provinsi
Sulawesi Tenggara. Objek penelitian adalah Evaluasi Sistem Penjualan Tunai Gas
Elpiji 3 (tiga) Kg pada PT. Hasnah Dina Djam Energi Kendari.
B. Jenis dan Sumber Data
1) Jenis Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Data Kualitatif dan
Kuantitatif, yaitu data dalam bentuk penjelasan, uraian informasi dan laporan
penjualan yang di-peroleh dari karyawan yang memi-liki pengetahuan yang
berhubungan dengan masalah yang diteliti.
2) Sumber Data
Sumber data dari penelitian ini, yaitu Data primer dalam penelitian ini
berasal dari wawancara dari pihak yang terkait dan pihak yang diberi
wewenang untuk memperoleh data yang dimaksud.
C. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data primer terdiri dari :
1) Teknik Observasi
Teknik observasi yaitu dengan mengadakan pengamatan terhadap objek
yang diteliti untuk memper-oleh sejumlah informasi dalam kaitannya dengan
Sistem Penjualan Tunai Gas Elpiji 3 (tiga) Kg pada PT. Hasnah Dina Djam
Energi.
2) Teknik Wawancara
Teknik wawancara dilakukan deng-an cara tanya jawab secara lang-sung
kepada narasumber yang di-anggap memiliki pengetahuan yang memadai
tentang Sistem Penjualan Tunai Gas Elpiji 3 (tiga) Kg.
Jurnal Ilmu Manajemen Sosial Humaniora
ISSN: 2654-7287. Edisi: Vol. 2, No. 1, Agustus 2019
122
D. Metode Analisis Data
Penelitian ini menggunakan metode Deskriptif, yaitu menguraikan hasil
penelitian yang kemudian dideskrip-sikan berdasarkan landasan teori yang telah
disusun. Hal ini digunakan untuk mengetahui Sistem Penjualan Tunai Gas Elpiji 3
(tiga) Kg yang dilakukan PT. Hasnah Dina Djam Energi, sehingga dapat diketahui
kelemahan dalam sistem penjualan gas elpiji 3 (tiga) kg.
E. Definisi Operasional
Adapun yang menjadi definisi operasional adalah :
1) Sistem merupakan sekelompok unsur yang erat hubungannya antara satu
dengan lainnya yang berfungsi bersama-sama untuk mencapai tujuan
perusahaan yakni PT. Hasnah Dina Djam Energi. Sistem ini dibuat untuk
menangani sesuatu secara rutin dalam perusahaan, seperti halnya sistem
pembelian dan penjualan.
2) Penjualan merupakan pandapatan lazim pada PT. Hasnah Dina Djam Energi
dan merupakan usaha pokok perusahaan yang biasanya dilakukan secara
teratur.
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
PT. Hasnah Dina Djam Energi meru-pakan perusahaan yang bergerak dibi-dang
perdagangan, pendapatan uta-manya berasal dari penjualan gas elpiji 3 (tiga) kg.
1) Sistem Penjualan Tunai
a) Bagian yang Terkait Dalam Sistem Pejualan Tunai.
Berdasarkan hasil penelitian pada PT. Hasnah Dina Djam Energi
bagian yang terkait dalam sistem penjualan tunai adalah :
b) Bagian Administrasi Pemasaran.
Bagian ini bertanggungjawab menerima orderan pangkalan atau
pelanggan, menerima dan menyetor pembayaran pangkalan atau hasil
penjualan gas elpiji 3 (tiga) kg, menerima nota penjualan elpiji 3 (tiga) kg,
mengarsip nota penjualan elpiji 3 (tiga) kg, menerima dan mengarsip surat
Jurnal Ilmu Manajemen Sosial Humaniora
ISSN: 2654-7287. Edisi: Vol. 2, No. 1, Agustus 2019
123
pengantar pengi-riman serta membuat dan mengisi laporan penjualan
bulanan.
c) Staf Operasional/driver
Bagian ini bertanggungjawab menerima uang pembayaran pang-kalan
atau pelanggan, mengantar tabung gas elpiji 3 (tiga) kg ke setiap
pangkalan/pelanggan, mengisi nota penjualan elpiji 3 (tiga) kg dengan benar,
menyerahkan surat pengantar pengiriman, menyerahkan hasil pen-jualan gas
elpiji 3 (tiga) kg dan menyerahkan nota penjualan elpiji 3 (tiga) kg.
d) Bagian Administrasi Keuangan
Bagian ini menerima hasil pen-jualan gas elpiji 3 (tiga) kg, mencatat
setiap transaksi penjualan tunai, mengirim uang atau hasil penjualan gas
elpiji 3 (tiga) kg yang disetorkan melalui Bank selanjutnya pihak Bank
mentransfer ke rekening perusahaan dan mengarsip slip pengiriman.
2) Dokumen yang Terkait Dalam Sistem Penjualan Tunai
Berdasarkan hasil penelitian dalam penjualan tunai, dokumen yang diguna-
kan oleh PT. Hasnah Dina Djam Energi adalah:
a) Nota Penjualan atau Kwitansi
Dokumen ini digunakan untuk transaksi penjualan tabung gas elpiji 3
(tiga) kg, berdasarkan hasil penelitian, nota penjualan atau kwitansi dibuat 2
(dua) rangkap, lembar
pertama (asli) diserahkan
kepada pelanggan atau
pangkalan sedangkan lembar
kedua dipegang oleh bagian
driver. Nota penjualan atau
kwitansi adalah sebagai
berikut : Sumber : PT.
Hasnah Dina Djam Energi
Jurnal Ilmu Manajemen Sosial Humaniora
ISSN: 2654-7287. Edisi: Vol. 2, No. 1, Agustus 2019
124
b) Slip Penyetoran
Dokumen ini digunakan untuk me-nyetor hasil penjualan tabung gas
elpiji 3 (tiga) kg kerekening perusahaan. Se-suai hasil penelitian slip
penyetoran dibuat 3 (tiga) rangkap, lembar per-tama dan kedua dipegang
oleh pihak Bank, sedangkan lembar ketiga dipe-gang oleh nasabah (PT.
Hasnah Dina Djam Energi). Slip penyetoran adalah sebagai berikut :
Sumber : PT. Hasnah Dina Djam Energi
Jurnal Ilmu Manajemen Sosial Humaniora
ISSN: 2654-7287. Edisi: Vol. 2, No. 1, Agustus 2019
125
c) Surat Pengantar Pengiriman
Dokumen ini digunakan sebagai surat jalan untuk driver dalam proses
penyaluran tabung gas elpiji 3 (tiga) kg kesetiap pangkalan., surat pengantar
pengiriman adalah sebagai berikut :
Sumber : PT. Hasnah Dina Djam Energi
Jurnal Ilmu Manajemen Sosial Humaniora
ISSN: 2654-7287. Edisi: Vol. 2, No. 1, Agustus 2019
126
3) Flowchart atau Bagan Alir Sistem Penjualan Tunai Pada PT. Hasnah Dina
Djam Energi Kendari.
Pihak eksternal perusahaan yang terlibat dalam sistem penjualan tunai gas
elpiji 3 (tiga) kg pada PT. Hasnah Dina Djam Energi antara lain: Bank dan
pangkalan, seperti pada tabel berikut :
Sumber : PT. Hasnah Dina Djam Energi (data diolah).
SISTEM PENJUALAN TUNAI
BankAdm. KeuanganDriverAdm. PemasaranPangkalan
Mulai
Menginformasik
an permintaan
gas elpiji
1
2
1
Kwitansi
+
Gas elpiji
3 Kg
Menandatangani &
menyiapkan
Pembayaran gas
elpiji
21
Kwitansi yang telah di
Ttd
+
Rp XXX
T
Menginformasikan
untuk pengantaran
barang (elpiji)
Membuat
Kwitansi
2
1
Kwitansi
Membuat &
mengisi Lap.
Penjualan Bulanan
Lap. Penjualan
Bulanan
2
Kwitansi yang telah di
Ttd
+
Surat pengantar
pengiriman
+
4
Menyiapkan surat
pengantar
pengiriman dan
gas elpiji
Gas elpiji
3 Kg
Mengambil
kwitansi
pembayaran
2
1
Kwitansi
+
Gas elpiji
3 Kg
1
3
+
+
T
4
Menyiapkan slip
penyetoran Penj.
Ke Rek.
perusahaan
+
32
1
Slip penyetoran Penj.
Elpiji
4a
T
Selesai
Proses pengiriman
hasil penjuajilan gas
elpi
+
4aT
3
Rp XXX
+
2
Kwitansi yang telah di
Ttd
Surat pengantar
pengiriman
Rp XXX
Rp XXX
1
Slip penyetoran
pengiriman Rek.
perusahaan
Rp XXX
32
1
Bukti slip
setoran uang untuk
ke Rek. perusahaan
1 2 3 4 5
Mencatat transaksi
penjualan tunai
kedalam buku jurnal
T
Jurnal
Penjualan
tunai
Jurnal Ilmu Manajemen Sosial Humaniora
ISSN: 2654-7287. Edisi: Vol. 2, No. 1, Agustus 2019
127
B. PEMBAHASAN
Sistem Penjualan tunai pada PT. Hasnah Dina Djam Energi yang sesuai dengan
teori dapat dilihat sebagai berikut :
1) Bagian Yang Terkait Dalam Sistem Penjualan Tunai.
Sistem penjualan tunai pada PT. Hasnah Dina Djam Energi bagian yang sudah
sesuai dengan teori antara lain:
a) Bagian Administrasi Pemasaran
b) Staf Operasional/driver
c) Bagian Administrasi Keuangan
Sistem penjualan tunai pada PT. Hasnah Dina Djam Energi bagian yang perlu
ditambahkan antara lain :
a) Bagian Gudang
Bagian ini bertanggungjawab untuk menyiapkan barang yang dipesan oleh
pembeli dan menyerahkan barang tersebut pada bagian pengiriman.
b) Bagian Akuntansi
Bagian ini bertanggung jawab untuk mencatat transaksi penjualan tunai dan
menerima kas dari hasil penjualan.
2) Dokumen Yang Terkait Dalam Sistem Penjualan Tunai.
Sistem penjualan tunai pada PT. Hasnah Dina Djam Energi dokumen yang
sudah sesuai dengan teori antara lain :
a) Nota Penjualan atau Kwitansi
b) Slip Penyetoran
c) Surat Pengantar Pengiriman
Sistem penjualan tunai pada PT. Hasnah Dina Djam Energi dokumen yang
perlu ditambahkan antara lain :
a) Rekap Harga Pokok Penjualan.
Harga pokok penjualan merupakan dokumen pendukung yang digunakan
untuk menghitung total harga pokok produk yang dijual selama periode
akuntansi.
Jurnal Ilmu Manajemen Sosial Humaniora
ISSN: 2654-7287. Edisi: Vol. 2, No. 1, Agustus 2019
128
3) Catatan Akuntansi Yang Digunakan Dalam Sistem Penjualan Tunai.
Jurnal penjualan digunakan oleh fungsi akuntansi untuk mencatat atau merekam
setiap adanya transaksi penjualan tunai.
4) Sistem Pengendalian Intern atas Penjualan Tunai pada PT. Hasnah Dina Djam
Energi
a) Stuktur organisasi yang memisahkan tanggung jawab fungsional secara tegas.
Perusahaan ini dalam menjalankan aktivitas penjualan tunainya belum
sepenuhnya melakukan pemisahan tugas dimana masih ada bagian yang
melakukan rangkap tugas yaitu, bagian administrasi keuangan melakukan
penerimaan kas merangkap sebagai bagian pencatatan akuntansi.
b) Sistem Otorisasi Prosedur Pencatatan
Perusahaan ini bagian administrasi keuangan yang melakukan pencatatan
akuntansi, dimana yang seharusnya melakukan pencatatan tersebut itu adalah
bagian pencatatan akuntansi.
c) Praktik yang Sehat
Dalam perusahaan ini, formulir yang digunakan bernomor urut dan
dipertanggung jawabkan oleh yang berwenang.
Meski demikian dalam sistem pen-jualan tunai masih terdapat perang-kapan
tugas yang dilakukan oleh bagian administrasi keuangan namun tidak terdapat
masalah yang dapat merugikan perusahaan karena hal ini masih bisa dikontrol oleh
pimpinan.
Jurnal Ilmu Manajemen Sosial Humaniora
ISSN: 2654-7287. Edisi: Vol. 2, No. 1, Agustus 2019
129
5. PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa
pada PT. Hasnah Dina Djam Energi ini walaupun terdapat perang-kapan tugas yang
dilakukan oleh bagian administrasi keuangan dalam sistem penjualan tunai gas elpiji
3 (tiga) kg tetapi tidak menimbulkan masalah yang merugikan perusahaan. Hal ini
disebabkan pimpinan masih dapat mengawasi secara langsung karena jumlah
karyawan masih relative sedikit.
B. SARAN
Berdasarkan kesimpulan tersebut, di-sarankan apabila perusahaan sudah
semakin berkembang maka pimpinan perlu melakukan peninjauan kembali sistem
pembagian tugas sesuai dengan sistem pengendalian intern yang memadai.
DAFTAR PUSTAKA
Achmad Fauzan Guntur (2014). Strategi Pemasaran untuk Meningkatkan
Penjualan Gas Elpiji 3 Kg pada PT. Putra Sinbar Gas Kabupaten Sinjai.
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Hasanuddin Makassar.
Gregorius Chandra dan Dadi Adriana (2015). Sistem Informasi Akuntansi.
Gelinas, U.J., Richard B. Dull (2008). Accounting Information System. Canada.
Hall, J. A. (2008). Introducing to Accounting Information System. (edisi ketujuh).
New York: McGraw-Hill.
http://oppie21.blogspot.com/2011/09/sistem-informasi-akuntansi penjualan
28.html.diakses 10 April 2013.
Ibnu Utomo W.M, S.Kom, M.Kom, Lafifi Ratna Ningrum. Sistem Informasi
Penjualan Gas Elpiji pada PT. Rizki Pratama Semarang. Manajemen
Informatika, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Dian Nuswantoro
Semarang.
Jogiyanto H.M. 2008. Sistem Teknologi Informasi, Yogyakarta
Jurnal Ilmu Manajemen Sosial Humaniora
ISSN: 2654-7287. Edisi: Vol. 2, No. 1, Agustus 2019
130
Krismiaji. (2010). Sistem Akuntansi. (edisi 3). Yogyakarta: Sekolah Tinggi Ilmu
Manajemen YKPN.
Kriswanto; Ririn Fibrina. 2014. Analisis & Evaluasi Sistem Pembelian, Persediaan
& Penjualan Tunai pada PT. ZRB, Fakultas Ekonomi dan Bisnis,
Universitas Bina Nusantara, Jakarta Barat.
McLeod, R., Jr. Etal., (2001:5). Management Information System.
Mulyadi. (2014). Sistem Akuntansi. Salemba Empat.
Mulyadi. (2001:463). Sistem Akuntansi. Edisi Ketiga. Jakarta: Salemba Empat.
Mulyadi. (2001). Sistem Akuntansi. Jakarta: Salemba Empat.
Mulyadi. (2008). Sistem Informasi Akuntansi. (edisi keempat). Jakarta: Salemba
Empat.
Narko. (2002). Sistem Akuntansi : dilengkapi dengan soal jawab. Yogyakarta:
Yayasan Pustaka Nusatama.
O‟Brien, J. A. (2008). Pengantar Sistem Informasi. (edisi keempat). Jakarta:
Salemba Empat
Romney, Marshall, Steinbart, Paul. (2006). Accounting Information System. (edisi
kesepuluh).
Soemarso .S.R (2009 : 208). Akuntansi suatu pengantar.
Susan Irawati (2008:64). Manajemen Keuangan.
V. Wiratna Sujarweni (2015). Sistem Akuntansi.
Jurnal Ilmu Manajemen Sosial Humaniora
ISSN: 2654-7287. Edisi: Vol. 2, No. 1, Agustus 2019
131
PENGARUH TOTAL ASSET TOURNOVER (TAT)
DAN NET PROFIT MARGIN (NPM) PADA
PERTUMBUHAN LABA (PG) PERUSAHAAN
MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA
EFEK INDONESIA
Sitti Zakiah
Universitas Muhammadiyah Kendari
stzakiah132@gmail.com
Abstrak
Perusahaan sebagai salah satu bentuk organisasi pada umumnya memiliki tujuan
tertentu yang ingin dicapai dalam usaha untuk memenuhi kepentingan para stake
holder. Adapun tujuan perusahaan antara lain untuk memperoleh keuntungan
(profit), meningkatkan nilai perusahaan dan untuk memuaskan kebutuhan
masyarakat. Tercapainya tujuan tersebut ditentukan oleh kinerja yang nantinya
dapat dijadikan sebagai dasar pengambilan keputusan baik pihak internal maupun
eksternal. Penelitianini ingin mengetahui besarnya pengaruh Total Asset Turnover
(TAT) terhadap pertumbuhan laba (PG) pada perusahaan manufaktur di bursa efek
indonesia dan besanya pengaruh Net Profit Margin (NPM) terhadap pertumbuhan
laba (PG) pada perusahaan manufaktur di bursa efek indonesia.hasil penelitian
menunjukan pengaruh Total Asset Tournover (TAT) berpengaruh positif tidak
signifikan terhadap Pertumbuhan Laba (PG) sementaraNet Profit Margin (NPM)
berpengaruh signifikan terhadap Pertumbuhan Laba (PG) pada Perusahaan
Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Priode 2009-2012.
1. PENDAHULUAN
Laba pada umumnya dipakai sebagai ukuran dari prestasi yang dicapai oleh
suatu perusahaan sehingga laba dapat dijadikan sebagai dasar untuk pengambilan
keputusan investasi dan prediksi untuk meramalkan perubahaan laba yang akan
datang. Laba yang diperoleh perusahaan untuk tahun yang akan datang tidak dapat
dipastikan, maka perlu adanya prediksi perubahan laba.
Menurut Harahap, Syofyan Syafri (2004:263), laba merupakan angka yang
penting dalam laporan keuangan karena berbagai alasan antara lain: laba merupakan
dasar dalam perhitungan pajak, pedoman dalam menentukan kebijakan investasi dan
Jurnal Ilmu Manajemen Sosial Humaniora
ISSN: 2654-7287. Edisi: Vol. 2, No. 1, Agustus 2019
132
pengambilan keputusan, dasar dalam peramalan laba maupun kejadian ekonomi
perusahaan lainnya dimasa yang akan datang, dasar dalam perhitungan dan penilaian
efisiensi dalam menjalankan perusahaan, serta sebagai dasar dalam penilaian prestasi
atau kinerja perusahaan.
Total Assets Turnover (TAT) (perputaran total aktiva) adalah:“Suatu ukuran
yang menyeluruh tentang hubungan antara aktiva- aktiva berwujud perusahaan
dengan penjualan yang dihasilkan dari aktiva- aktiva tersebut”(Ang 1997). Secara
umum, semakin tinggi perputaran aktiva total suatu perusahaan semakin efisien
perusahaan tersebut menggunakan aktiva- aktivanya. Ukuran ini menjadi perhatian
manajemen karena mengindikasikan apakah operasi- operasi perusahaan efisien
secara finansial.
Net Profit Margin (NPM) adalah perbandingan antara laba bersih dengan
penjualan‟‟(bastian dan suharjono,2006 : 299) Semakin besar Net Profit Margi
(NPM), maka kinerja perusahaan akan semakin produktif, sehingga akan
meningkatkan kepercayaan investor untuk menanamkan modalnya pada perusahaan
tersebut. Net Profit Margi (NPM) membandingkan antara keuntungan bersih setelah
pajak terhadap penjualan bersih. Kalau Net Profit Margi (NPM) semakin tinggi
berarti menunjukkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba yang tinggi pada
tingkat penjualan tertentu. Apabila Net Profit Margin (NPM) rendah menunjukkan
penjualan yang terlalu rendah untuk tingkat biaya tertentu, atau biaya yang terlalu
tinggi untuk penjualan tertentu, atau kombinasi dari kedua hal tersebut. Menurut Dwi
Pastowo (2005 : 97) Net Profit Margin (NPM) merupakan pengukuran rupiah laba
yang dihasilkan oleh setiap satu rupiah penjualan.
Dian, Meriewati dan Astuti Yuli Setiawan(2005), Epri Ayu Hapsari (2007)
mengemukakan Total Assets Turnover (TAT) berpengaruh positif signifikan terhadap
pertumbuhan laba. Namun Nurjanti Takarini dan Erni Ekawati (2003) menunjukkan
bahwa Total Assets Turnover (TAT) tidak berpengaruh signifikan positif terhadap
pertumbuhan laba.
Jurnal Ilmu Manajemen Sosial Humaniora
ISSN: 2654-7287. Edisi: Vol. 2, No. 1, Agustus 2019
133
Data empiris yang diperoleh dari Bursa Efek Indonesia (BEI), memperlihatkan
bahwa perkembangan rata-rata Total Aset Tournover (TAT) dan Net Profit Margin
(NPM) pada Pertumbuhan Laba (PG) yaitu sebagai berikut:
Tabel 1.1 Perkembangan Total Asset Tournover, Net Profit Margin Dan
Pertumbuhan Laba Pada Perusahaan Manufaktur Priode 2009 -2012
Tahun TAT Growth(%) NPM Growth(%) PG Growth(%)
2009 1668.42 0.00 110.87 0.00 280.15 0.00
2010 1661.70 -0.00 142.45 0.29 549.71 0.96
2011 1777.72 0.07 158.63 0.11 158.63 -0,71
2012 1898.32 0.07 164.51 0.04 164.51 0.04
Rata-
rata 1751.54 0.05 144.12 0.15 288.25 0,10
Sumber : www.idx.co.id
Berdasarkan tabel 1.1 di atas dapat dilihat bahwa, secara rata- rata variabel
Total Asset Tournover dan Net Profit Margin pada perusahaan manufaktur yang
terdaftar di BEI mengalami kenaikan, pada tahun 2009 menuju 2012.
TAT (Total Asset Tournover) mengalami peningkatan tingkat pertumbuhan
,pada tahun 2009-2012 sebesar 0.05% dan variabel PG (Profit Growth) mengalami
peningkatan sebesar 0.10% Hal ini sesuai dengan teori (Dian Meriewati dan Astuti
Yuli Setiani, 2005), yang mengatakan bahwa semakin besar Total Asset Turnover
(TAT) menunjukan semakin efisien penggunaan seluruh aktiva perusahaan dalam
menghasilkan penjualan.
NPM (Net Profit Margin) mengalami peningkatan dengan tingkat
pertumbuhan, pada tahun 2009 - 2012 yaitu sebesar 0.15% dan variabel PG (Profit
Growth) mengalami peningkatan dengan tingkat pertumbuhannya sebesar 0.10%.
Hal ini sesuai dengan teori (Slamet 2003), yang mengatakan Rasio profit yang tinggi
Jurnal Ilmu Manajemen Sosial Humaniora
ISSN: 2654-7287. Edisi: Vol. 2, No. 1, Agustus 2019
134
menandakan adanya kemampuan perusahaan yang tinggi untuk menghasilkan laba
bersih pada penjualan tertentu.
Berdasarkan dari penjelasan di atas, maka dapat dilihat bahwa ada kesamaan
antara data empiris dengan teori-teori yang ada, Sehingga perlu diketahui lebih lanjut
tentang pengaruh dari kedua variabel independen (Net Profit Margin dan Total Asset
Tournover) dalam mempengaruhi pertumbuhan laba pada perusahaan manufaktur
yang terdaftar di bursa efek indonesia priode 2009-2012.
2. METODE PENELITIAN
Objek dari penelitian ini dilakukan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode tahun 2009 sampai dengan 2012.
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) sejak tahun 2009 - 2012
yang memiliki finansial statemen yang lengkap berupa laporan keuangan dan
dipublikasikan dalam www.idx.co.id yaitu berdasar indonesia capital market
directory (ICMD), dengan jumlah populasi perusahaan sebanyak 170 perusahaan.
A. Penentuan Sampel
Pemilihan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan metode purposive
sampling yaitu metode pengambilan sampel yang disesuaikan dengan kriteria-kriteria
tertentu. Cooper dan Schndler (2001). Adapun tujuan dari metode ini untuk mendapat
sampel yang representatif sesuai dengan kriteria yang telah di tentukan. Beberapa
kriteria yang ditetapkan untuk memperoleh sampel sebagai berikut:
1) Perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI dan konsisten ada selama periode
Penelitian (tahun 2009 sampai dengan 2012)
2) Perusahaan manufaktur yang menyediakan data laporan keuangan selama kurun
waktu penelitian ( tahun 2009 sampai dengan 2012)
3) Memiliki pertumbuhan penjualan yang positif.
Jurnal Ilmu Manajemen Sosial Humaniora
ISSN: 2654-7287. Edisi: Vol. 2, No. 1, Agustus 2019
135
4) Perusahaan manufaktur yang terdaftar di bursa efek indonesia telah menerbitkan
laporan keuangan selama 4 (empat) tahun berturut-turut
5) Perusahaan dapat diakses data-datanya melalui internet.
Berdasarkan kriteria tersebut, diperoleh sampel perusahaan manufaktur
sebanyak 9 perusahaan.
B. Jenis Data Dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder,yaitu
berupa laporan tahunan ( annual report) yang diperoleh dari perusahaan manufaktur
yang melalui websait resminya www.idx.co.id berupa laporan keuangan dalam kurun
waktu empat tahun yaitu 2009-2012.
Data yang di kumpulkan merupakan data sekunder, dimana data tersebut adalah
data yang berasal dari laporan keuangan perusahaan manufaktur yang Go publik yang
dipublikasikan di Bursa Efek Indonesia khususnya dari www.idx.co.id ( Indonesia
Stock Exchange(IDX) 2012). Karena penelitian ini menyangkut perusahaan
publik,maka data yang digunakan adalah laporan keuangan yang dipublikasiakan.data
tersebut diperoleh dari Indonesia Capital Market Diretori(ICMD) tahun 2012.
Data yang dikumpulkan merupakan data sekunder, di mana data tersebut adalah
data yang berasal dari laporan keuangan perusahaan manufaktur yang GO publik
yang di publikasikan di Bursa Efek Indonesia selama priode 2009 sampai dengan
2012 khususnya dari www.idx.co.id ( Indonesia Stock Exchange(IDX)) dan
Indonesia Capital Market Diretori(ICMD).
C. Metode Analisis
Penelitian ini juga akan digunakan multiple regresion untuk analisis dampak
dari variabel independen kevariabel dependent. Model ini dipilih karena penelitian ini
dirancang untuk menentukan pariabel independen yang mempunyai pengaruh
terhadap variabel dependen. Model yang dimaksud adalah sebagai berikut (Santoso,
2004 )
Jurnal Ilmu Manajemen Sosial Humaniora
ISSN: 2654-7287. Edisi: Vol. 2, No. 1, Agustus 2019
136
Keterangan:
Y = variabel dependen
X = variabel indefendent
a = konstanta
e = kesalahan pengganggu
Yang kemudian dalam penelitian ini di formulasikan dengan persamaan regresi
sebagai berikut:
keterangan :
Y = Pertumbuhan Laba
X1 = Total Asset Tournover
X2 = Net Profit Margin
a = Konstanta
b1,b2 = Koefisien Regresi
ei = Variabel Pengganggu
Untuk mengetahui apakah model regresi benar-benar menunjukkan hubungan
yang signifikan dan representatif, maka model tersebut harus memenuhi uji asumsi
klasik regresi. Besarnya konstanta tercemin dalam a dan besarnya koefisien regresi
dari masing-masing variabel independen ditunjukkan dengan b1 dan b2. Analisis
regresi dilakukan untuk mengetahui seberapa besar hubungan antara variabel
independen dan dependennya.
D. Definisi Operasional Variabel
Untuk menyaksikan presepsi tentang pengertian variabel-variabel yang akan
diteliti dan dianalisis dalam penelitian ini, maka di kemukakan batasan-batasan
Y = a + b1 X1 + b2 X2 + e
Y = a + b1 X1 +b2 X2 + ei
Jurnal Ilmu Manajemen Sosial Humaniora
ISSN: 2654-7287. Edisi: Vol. 2, No. 1, Agustus 2019
137
definisi yang dioperasionalkan pada angka-angka rasio yang ada pada perusahaan
manufaktur yang terdaftar di bursa efek indonesia(BEI) sebagai berikut:
1) Total Asset Tournover (TAT)
Total Asset Tournover (TAT) Merupakan pengukuran aktivitas dan kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan penjualan melalui perputaran asset tersebut,
yang diukur dengan menggunakan (x).
2) Net Profit Margin (NPM)
Net Profit Marginal (NPM) merupakan kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan laba pada tingkat penjualan tertentu, yang dinyatakan dalam
presentase ( %) .
3) Pertumbuhan Laba (PG)
Pertumbuhan Laba (PG) adalah Penilaian tingkat keuntungan investasi oleh
investor didasarkan oleh kinerja keuangan perusahaan, dapat dilihat dari tingkat
pertumbuhan laba dari tahun ke tahun yang diukur menggunakan peresentas (%).
3. HASIL PENELITIAN
Berdasarkan analisis regresi, maka model persamaan regresinya adalah sebagai
berikut:
Y = a + b1 X1 +b2 X2 + ei
Y= -9.569+0.048X1+2.479X2+ ei
Dari model regresi tersebut diperoleh konstanta (a) sebesar -9.569%. hal ini
menunjukan bahwa jika variabel independen bebas yang terdiri dari Total Asset
Tournover (TAT) dan Net Profit Margin (NPM) sama dengan nol, maka mengalami
penurunan sebesar -9.569%.
Koefisien regresi untuk Total Asset Tournover (TAT) (X1) sebesar 0.048 kali
dan memiliki arah yang positif terhadap Pertumbuhan Laba/ Profit Growth (Y). Ini
menunjukan bahwa setiap kenaikan Total Asset Tournover (TAT) 1 kali akan
mengakibatkan kenaikan terhadap Pertumbuhan Laba/Profit Growth sebesar 0.048 %
dengan asumsi pariabel lain tetap.
Jurnal Ilmu Manajemen Sosial Humaniora
ISSN: 2654-7287. Edisi: Vol. 2, No. 1, Agustus 2019
138
Koefisien regresi untuk Net Profit Margin (NPM) (X2) sebesar 2.479 dan
memiliki arah positif terhadap Pertumbuhan Laba/profit growth (Y). Hal ini
menunjukan bahwa setiap kenaikan Net Profit Margin sebesar 1% akan menyebabkan
kenaikan terhadap Pertumbuhan Laba/ Profit Growth sebesar 2.479% dengan asumsi
variabel lain tetap.
Koefisien determinasinya sebesar R2 = 0.411. hal ini berarti bahwa kostribusi
variabel bebas Total Asset Tournover (TAT) dan Net Profit Margin (NPM) terhadap
Pertumbuhan Laba (PG) adalah sebesar 41.1% sedangkan sisanya yaitu 58.9 %
merupakan variabel lain yang tidak masuk dalam penelitian.
Pengaruh Total Asset Tournover terhadap Pertumbuhan Laba
Berdasarkan uji persial diketahui bahwa nilai profitabilitas Total Asset
Tournover (TAT) sebesar 0.317 dengan uji signifikansi sebesar α 0.05, sehingga
Total Asset Tournover (TAT) tidak berpengaruh signifikan terhadap Pertumbuhan
Laba (PG).
Pengaruh tidak signifikannya variabel ini disebabkan karena perputaran
aktivanya tidak beroperasi pada volume yang memadai yang mengakibatkan sebagian
besar aktivanya tidak tidak terjual sehingga akan menurunkan laba yang seharusnya
diperoleh dari penjualan aktiva.
Hasil ini sesuai hasil penelitian yang dilakukan oleh Suwarno (2004), yang
menemukan bahwa variabel Total Asset Tournover (TAT) tidak berpengaruh
signifikan terhadap Pertumbuhan Laba (PG). Menyatakan bahwa walaupun kondisi
perusahaan memiliki asset yang besar, bukan berarti akan memiliki nilai penjualan
yang besar pula.
Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh
Epri Ayu Hapsari (2007), yaitu Total Assets Turnover (TAT) berpengaruh tidak
signifikan terhadap Pertumbuhan Laba.
Jurnal Ilmu Manajemen Sosial Humaniora
ISSN: 2654-7287. Edisi: Vol. 2, No. 1, Agustus 2019
139
Pengaruh Net Profit Margi terhadap Pertumbuhan Laba.
Pengaruh Net Profit Margin (NPM) terhadap Pertumbuhan Laba dapat dilihat
dari koefisien regresinya dengan arah yang positif yaitu 0.000, yang berarti lebih
kecil dari pada 0.05, sehingga Net Profit Margin (NPM) berpengaruh signifikan
terhadap pertumbuhan laba. hal ini disebabkan bahwa semakin tinggi nilai Net Profit
Margin (NPM) maka laba bersih yang dihasilkan akan semakin tinggi pula atau
sebaliknya karena penjualan lebih besar dari pada biaya usaha. hal ini sesuai dengan
pendapat (Suwarno 2004), yang mengatakan bahwa dengan laba bersih yang
meningkat akan menambah kesempatan bagi perusahaan untuk memperbesar modal
kerja tanpa melalui pinjaman atau utang, hutang yang semakin meningkat akan
membuat dampak pada pembayaran bunga sehingga akan mampuh menghasilkan
laba bersih.
Hasil ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Nurjanti Takarini
dan Erni Ekawati (2003) menyatakan bahwa Net Profit Margin (NPM) berpengaruh
signifikan terhadap pertumbuhan laba.
4. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis penelitian dan pembahasan Pengaruh Total Asset
Tournover (TAT) dan Net Profit Margin (NPM) terhadap Pertumbuhan Laba (PG)
dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. pengaruh Total Asset Tournover (TAT) dalam penelitian ini adalah positif tidak
signifikan terhadap Pertumbuhan Laba (PG) pada Perusahaan Manufaktur di
Bursa Efek Indonesia Priode 2009-2012. Di sebabkan, walaupun kondisi
perusahaan memiliki asset yang besar, bukan berarti akan memiliki nilai
penjualan yang besar pula sehingga akan menurunkan laba yang seharusnya
diperoleh dari penjualan aktiva.
2. Secara persial, Net Profit Margin (NPM) berpengaruh signifikan terhadap
Pertumbuhan Laba (PG) pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia
priode 2009-2012. Ini berarti semakin tinggi nilai Net Profit Margin (NPM)
Jurnal Ilmu Manajemen Sosial Humaniora
ISSN: 2654-7287. Edisi: Vol. 2, No. 1, Agustus 2019
140
maka Pertumbuhan Laba (PG) bersih yang dihasilkan akan semakin tinggi pula
atau sebaliknya.
5. SARAN
Berdasarkan penelitian yang dilakukan, hasil penelitian dan kesimpulan yang
telah dijabarkan sebelumnya. Maka penulis memberikan beberapa saran sebagai
berikut:
1. Bagi setiap manajer perusahaan manufaktur lebih teliti dalam suatu penilaian
laporan keuangan perusahaan khusunya informasi kinerja keuangan mengenai
keuangan dalam penelitian ini yaitu Total Asset Tournover (TAT) dan Net Profit
Margin (NPM) dalam mempengaruhi Pertumbuhan Laba (PG) untuk mengetahui
kemajuan dan penurunan suatu prestasi perusahaan.
2. Bagi penelitian selanjutnya disarankan menambah pariabel indefenden selain
variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini dan memperluas penelitian
ini dengan cara menambahkan tahun pengamatan agar memperoleh hasil
penelitian yang lebih akurat.
UCAPAN TERIMAKASIH
Penulis mengucapkan terimakasih kepada Universitas Muhammadiyah Kendari,
terkhusus kepada LPPM atas dukungan dana yang diberikan sampai penelitian ini
selesai dilakukan.
DAFTAR PUSTAKA
Andriyani, Lusiana Noor. 2008. “Analisis Kegunaan Rasio-Rasio Keuangan Dalam
Memprediksi Perubahan Laba (Studi Empiris: Pada Perusahaan Perbankan
Yang Terdaftar Di BEI)”. Semarang: Universitas Diponegoro.
Arif sugiono, 2009. Manajemen keuanggan untuk prediksi keuangan. Jakarta ; PT.
Grasido.
Bastian, Indra dan Suhardjono. 2006. Akuntansi Perbankan. Edisi 1. Jakarta:
Salemba Empat.
Jurnal Ilmu Manajemen Sosial Humaniora
ISSN: 2654-7287. Edisi: Vol. 2, No. 1, Agustus 2019
141
Brigham, F. Eugene. 1983. Fudamental of Financial Management, The Dryden
Press: Holt-Soundersn Japan, Third Edition.
Chairiri, Anis dan Ghozali, Imam. 2001. Teori Akuntansi. Edisi Pertama, Semarang:
Badan Penerbit UNDIP.
C. Van Horne, James dan Jr.Wachowicz, John, 1997, Prinsip-prinsip Manajemen
Keuangan, Jakarta: Salemba Empat
Darsono & Ashari. 2004. Pedoman Praktis Memahami Laporan Keuangan. Penerbit
Andi Yogyakarta
Dwi Prastowo. 2005. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta : UPP AMP YKPN
Epri Ayu Hapsari. 2007. Analisis Rasio Keuangan untuk Memprediksi Pertumbuhan
laba (Studi Kasus Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek
Jakarta Periode 2002 sampai dengan 2005). Tesis Program Pasca Sarjana
Magister Manajamen Universitas Diponegoro (tidak dipublikasikan)
Halim, Abdul. 2007. Manajemen Keuangan Bisnis, Bogor: Ghalia Indonesia.
Hanafi, MM dan Halim A., 2005, Analisa Laporan Keuangan. UPP AMP YKPN:
Yogyakarta.
Harahap, Syofyan Syafri (2004). Teori Akuntansi Laporan Keuangan. PT Bumi
Aksara, Jakarta.
Kasmir. 2008. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: Penerbit Raja Grafindo Persada.
Kasmir (2010).Analisis Laporan Keuangan/Kasmir-Ed. 1, -3, Jakarta: Rajawali
Persada.
Keown, J. Arthur dkk. 2008. Dasar-dasar Manajemen Keuangan, edisi bahasa
Indonesia ketujuh, Salemba empat, Jakarta
top related