jejas persalinan (askeb neo)

Post on 02-Aug-2015

413 Views

Category:

Documents

70 Downloads

Preview:

Click to see full reader

TRANSCRIPT

Asuhan Neonatus dengan Jejas Persalinan

Presented by:% Diah Suci Anjasmoro% Dwi Ary Nugraheni% Widya Dewi Adistia

Asuhan Neonatus dengan

Jejas Persalinan

Jejas lahir merupakan istilah untuk menunjukan trauma mekanik yang dapat di hindari atau tidak dapat di hindari,serta trauma anoksia yang di alami bayi selama kelahiran dan persalinan.Beberapa macam jejas persalinan seperti Caput suksadeneum,sefal hematoma,trauma pleksus brakialis,fraktur klavikula dan fraktur humerus.

1. CAPUT SUKSEDANEUMA.  Definisi

Caput suksedaneum adalah benjolan atau pembengkakan karena adanya timbunan getah bening di kepala dibawah lapisan apinerose diluar periostium (pada presentasi kepala) yang terjadi pada bayi baru lahir.

B.   Etiologi Caput suksedaneum terjadi karena adanya tekanan yang kuat pada kepala pada saat memasuki jalan lahir, sehingga terjadi bendungan sirkulasi perifer dan limfe yang disertai dengan pengeluaran cairan tubuh ke jaringan ekstravaskuler. Keadaan ini bisa terjadi pada partus lama atau persalinan dengan vacuum ekstraksi.

C.    Gejala :a.       Udema di kepalab.      Terasa lembut dan lunak pada perabaanc.       Benjolan berisi serum dan kadang bercampur

dengan darahd.      Udema melampaui tulang tengkorake.       Batas yang tidak jelasf.       Permukaan kulit pada benjolan berwarna ungu atau

kemerahang.      Benjolan akan menghilang sekitar 2-3 hari

pengobatan

D.    Penatalaksanaan:1.      Perawatan bayi sama dengan perawatan bayi normal2.      Pengawasan keadaan umum3.      Berikan lingkungan yang baik, adanya ventilasi dan sinar

matahari yang cukup4.      Pemberian ASI yang adekuat, bidan harus mengajarkan teknik

menyusui yang benar.5.      Pencegahan infeksi harus dilakukan untuk menghindari adanya

infeksi pada benjolan6.      Berikan konseling kepada orang tua tentang:a.       Keadaan trauma yang dialami oleh bayib.      Jelaskan bahwa benjolan akan mengilang dengan sendirinya

setelah 2 sampai 3 minggu tanpa pengobatanc.       Perawatan bayi sehari-harid.      Manfaat dan teknik pemberian ASI

E.     KOMPLIKASI CAPUT SUCCEDANEUM 1.    Infeksi

Infeksi pada caput succedaneum bisa terjadi karena kulit kepala terluka. (kosim, 2003)

2.    IkterusPada bayi yang terkena caput succedanieum dapat menyebabkan ikterus karena inkompatibilitas faktor Rh atau golongan darah A, B, O antara ibu dan bayi. (Kosim, 2003)

3.    AnemiaAnemia bisa terjadi pada bayi yang terkena caput succedanieum karena pada benjolan terjadi perdarahan yang hebat atau perdarahan yang banyak.

2. CEPHAL HEMATOMA. Defenisi

Adalah pembengkakan pada daerah kepala yang disebabkan karena adanya penumpukan darah akibat perdarahan pada subperiostinum.

B. Etiologi Dapat disebabkan oleh beberapa

kondisi seperti adanya tekanan jalan lahir yang terlalu lama, molase yang terlalu kuat, dan partus degan tindakan.

C.  Tanda dan gejala Tanda dan gejala yang muncul pada bayi dengan Cephal Hematoma adalah sebagai berikut:1.      Kepala tampak bengkak dan berwarna merah2.      Tampak benjolan dengan batas yang tegas dan tidak

melampaui tulang tengkorak3.      Pada perabaan terasa mula-mula keras kemudian

menjadi lunak4.      Benjolan tampak jelas ± 6 sampai 8 jamsetelah lahir5.      Benjolan membesar pada hari kedua dan ketiga6.      Benjolan akan menghilang dalam beberapa minggu

D.    Penatalaksanaan 1.      Perawatan yang dilakukan hampir sama

dengan kaput suksedaneum2.      Jika ada luka di jaga agar tetap bersih dan

kering3.      Lakukan pemberian vitamin K 4.      Apabila terjadi fraktur tulang tengkorak,

harus dilakukan pemeriksaan lain seperti foto torak

5.      Lakukan pemeriksaan radilogik apabila dicurigai terdapat gangguan susunan saraf pusat, seperti nampak benjolan yang sangat luas.

E.  Komplikasi Cephalhematoma antara lain:1.  Ikterus2.  Anemia3.  Infeksi4.  Kalasifikasi mungkin bertahan selama > 1

tahun Gejala lanjut yang mungkin terjadi yaitu anemia dan hiperbilirubinemia. Kadang-kadang disertai dengan fraktur tulang tengkorak di bawahnya atau perdarahan intra kranial.

Tabel Perbedaan Caput Succedaneum dan Cephal

Hematoma

3.  Trauma pada Flexus Brachialis

Jejas pleksus brakialis sering terjadi pada bayi makrosomik dan pada penarikan lateral dipaksakan pada kepala dan leher selama persalinan bahu pada presentasi verteks atau bila lengan diekstensikan berlebihan diatas kepala pada presentasi bokong serta adanya penarikan berlebihan pada bahu.

Trauma pleksus brakialis dapat mengakibatkan paralisis Erb-Duchenne dan paralisis Klumpke. Bentuk paralisis tersebut tergantung pada saraf servikalis yang mengalami trauma.

A.  Etiologi :1. Tarikan lateral pada kepala dan leher

pada saat melahirkan bahu.2. Lengan ekstensi melewati kepala pada

presentasi bokong atau terjadi tarikan yang berlebihan pada bahu

C.    Tanda gejala :1.      Gangguan motorik pada lengan atas

bahkan tidak ada gerakan2.      Lengan atas pada kedudukan ekstensi

bahu dan abduksi3.      Hilangnya reflek moro dan biseps

D.    Penatalaksanaan 1.      Immobilisasi parsial dan penempatan

lengan yang sesuai untuk mencegah terjadinya kontraktur

2.      Memberi penguat atau bidai ± 1-2 minggu3.      Rujuk.

4. FRAKTUR KLAVIKULA

A.    DefinisiFraktur klavikula adalah patah tulalng klavikula pada saat proses persalinan, biasanya karena terjadi kesulitan dalam melahirkan bahu pada kelahiran dengan presentasi kepala dan melahirkan lengan pada presentasi bokong.

B.  Faktor predisposisi fraktur klavikula adalah :a.       Bayi yang berukuran besarb.      Distosia bahuc.       Partus dengan letak sungsangd.      Persalinan traumatic

C.    Tanda dan gejala 1.      Bayi tidak dapat menggerakkan lengan

secara bebas pada sisi yang mengalami gangguan

2.      Bayi menjadi rewel karena sakit3.      Hilangnya reflek moro4.      Adanya krepitasi dan perubahan warna

kulit di daerah yang sakit

 

D.    Penatalaksanaan 1.      Batasi pergerakan bayi 2.      Immobilisasi lengan dan bahu pada sisi yang sakit3.      Rawat bayi dengan hati-hati4.      Berikan nutrisi yang adekuat (Pemberian ASI yang adekuat dengan cara mengajarkan kepada ibu cara peberian ASI dengan posisi tidur, dll)5.      Rujuk

top related