sel normal (jejas san kematian sel)

19
A. SEL NORMAL B. REGENERASI SEL C. HIPERPLASIA Hiperflasia adalah pembengkakan jaringan yang berlebihan. Pada kondisi yang jarang yaitu pada pembentukan kekuatan otot yang ekstrem, selain proses hipertrofi serat, telah diamati terjadi juga peningkatan jumlah serat otot yang sesungguhnya, tetapi hanya beberapa persen saja. Peningkatan jumlah serat ini disebut hiperflasia serat. Hiperflasia terjadi akibat rangsangan zat karsinogenik atau bahan kimia yang dapat menyebabkan timbulnya kanker karena pembesaran otot yang abnormal. Yaitu adanya mutasi pada otot (pembelahan mitosis pada otot) sehingga terjadi peningkatan atau penambahan jaringan. Sel-sel yang berpotensi menyebabkan kanker, dapat berpindah-pindah ke seluruh tubuh melalui aliran darah dan getah bening (sistem limfatik). Faktor-faktor yang dapat menyebabkan hiperplasia : 1. Radiasi : sinar X dan sinar gamma 2. Bahan Kimia : pewarna anilin dan asap rokok 3. Bahan iritan fisik : terjadi pada saluran pencernaan 4. Genetik

Upload: nita-sari

Post on 20-Jan-2016

85 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

tugas pak suardana poltekkes denpasar

TRANSCRIPT

Page 1: Sel Normal (jejas san kematian sel)

A. SEL NORMAL

B. REGENERASI SEL

C. HIPERPLASIA

Hiperflasia adalah pembengkakan jaringan yang berlebihan. Pada kondisi yang

jarang yaitu pada pembentukan kekuatan otot yang ekstrem, selain proses hipertrofi serat,

telah diamati terjadi juga peningkatan jumlah serat otot yang sesungguhnya, tetapi hanya

beberapa persen saja. Peningkatan jumlah serat ini disebut hiperflasia serat.

Hiperflasia terjadi akibat rangsangan zat karsinogenik atau bahan kimia yang

dapat menyebabkan timbulnya kanker karena pembesaran otot yang abnormal. Yaitu

adanya mutasi pada otot (pembelahan mitosis pada otot) sehingga terjadi peningkatan

atau penambahan jaringan. Sel-sel yang berpotensi menyebabkan kanker, dapat

berpindah-pindah ke seluruh tubuh melalui aliran darah dan getah bening (sistem

limfatik).

Faktor-faktor yang dapat menyebabkan hiperplasia :

1. Radiasi : sinar X dan sinar gamma

2. Bahan Kimia : pewarna anilin dan asap rokok

3. Bahan iritan fisik : terjadi pada saluran pencernaan

4. Genetik

3.1.GAMBAR HIPERPLASIA PADA SEL.

Page 2: Sel Normal (jejas san kematian sel)

Hiperflasia dapat menyebabkan terjadinya anemia, karena terjadi angiogenik pada

sel-sel kanker, yaitu pembentukan pembuluh darah baru pada kanker. Sehingga suplai

darah yang dibutuhkan oleh jaringan diseluruh tubuh, diambil dan digunakan untuk

mensuplai kanker.

Contoh Hiperplasia:

a. Hiperplasia fisiologik

1. Hiperplasia Hormonal:

Hiperplasia endometrium adalah suatu masalah dimana terjadi

penebalan/pertumbuhan berlebihan dari lapisan dinding dalam rahim (endometrium),

yang biasanya mengelupas pada saat menstruasi.

Hiperplasia endometrium biasa terjadi akibat rangsangan / stimulasi hormon

estrogen yang tidak diimbangi oleh progesteron. Pada masa remaja dan beberapa tahun

sebelum menopause sering terjadi siklus yang tidak berovulasi sehingga pada masa ini

estrogen tidak diimbangi oleh progesteron dan terjadilah hiperplasia. Kejadian ini juga

sering terjadi pada ovarium polikistik yang ditandai dengan kurangnya kesuburan (sulit

hamil).

Gejala dari hiperplasia endometrium, antara lain : siklus menstruasi tak teratur,

tidak haid dalam jangka waktu lama (amenore) ataupun menstruasi terus-menerus dan

banyak. Selain itu, akan sering mengalami plek bahkan muncul gangguan sakit kepala,

mudah lelah dan sebagainya.

Dampak berkelanjutan dari penyakit ini, adalah penderita bisa mengalami

kesulitan hamil dan terserang anemia. Hubungan suami-istri pun terganggu karena

biasanya terjadi perdarahan yang cukup parah.

b. hyperplasia patologi

hyperplasia patologi adalah contoh stimulasi factor pertumbuhan atau hormonal

yang berlebih. Yang perlu dicermati adalah pada kondisi hiperplasia patologik perlu

diwaspadi terjadinya proliferasi keganasan. misalnya hiperplasia endometrium dan

serviks yang merupakan prekursor kanker endometrium dan serviks.

Page 3: Sel Normal (jejas san kematian sel)

D. HIPERTROFI

Hipertrofi adalah pembesaran atau pertambahan massa total suatu otot. Semua

hipertrofi adalah akibat dari peningkatan jumlah filamen aktin dan miosin dalam setiap

serat otot, jadi menyebabkan pembesaran masing-masing serat otot, yang secara

sederhana disebut hipertrofi serat. Peristiwa ini biasanya terjadi sebagai respon terhadap

suatu kontraksi otot yang berlangsung pada kekuatan maksimal atau hampir maksimal.

Bagaimana kontraksi otot yang sangat kuat dapat menimbulkan hipertrofi? Telah

diketahui bahwa selama terjadi hipertrofi, sintesis protein kontraktil otot berlangsung

jauh lebih cepat daripada kecepatan penghancurnya, sehingga menghasilkan jumlah

filamen aktin dan miosin yang bertambah banyak secara progesif di dalam miofibril.

Kemudian miofibril itu sendiri akan memecah di dalam setiap serat otot untuk

membentuk miofibril yang baru. Jadi, peningkatan jumlah miofibril tambahan inilah

yang terutama menyebabkan serat otot menjadi hipertrofi.

Secara fisiologis, latihan tidak boleh terjadi hipertrofi. Hal ini dikarenakan bahwa

jika terjadi hipertrofi maka energi yang dibutuhkan semakin besar dan dapat

mengakibatkan kelelahan otot (terjadi penumpukan asam laktat). Semakin banyak asam

laktat, konsentrasi H+ meningkat , dan pH menurun. Peningkatan konsentrasi ion H+

akan menghambat kegiatan fosfofruktoksinase, enzim yang terlibat dalam glikolisis

sehingga mengurangi penyediaan ATP untuk energi.

4.1.GAMBAR HIPERTROPI SEL

Page 4: Sel Normal (jejas san kematian sel)

Contoh dari Hipertropi:

1. Bronkitis Kronik

Kelainan Utama pada bronkitis kronik adalah hipertrofi dan hiperplasia

kelenjar mukus bronkus. terjadi sekresi mukus yang brlebihan dan lebih kental.

Secara histologi dapat dibuktikan dengan membandingkan tebalnya kelenjar

mukus dan dinding bronkus. Angka ini dinamakan indeks Reid. Normalnya

adalah 0,26. pada bronchitis kronik rata-rata 0,55. Terdapat juga peradangan difus

penambahan sel mononuclear di sub mukosa trakeo bronchial, metaplasia epitel

bronkus dan silia berkurang. pada penderita yang sering mengalami

bronkospasme, otot polos saluran bertambah dan timbul fibrosis peribronkial.

Yang penting juga adalah perubahan pada saluran nafas kecil yaitu hiperplasia sel

goblet, sel radang di mukosa dan submukosa, edema, fibrosis peribronkial,

penyumbatan mukus intraluminal dan penambahan otot polos.

2. Hipertropi prostat

Pada banyak pasien dengan usia di atas 50 tahun, kelenjar prostatnya

mengalami pembesaran, memanjang ke arah kandung kemih dan penyumbatan

aliran urin dengan dengan menutup orifisium uretra. Hipertrofi prostat adalah

pertumbuhan dari nodula-nodula fibroadematosa majemuk dalam prostat.

Sebenarnya istilah hipertrofi kurang tepat karena yang terjadi adalah

hiperplasia kelenjar periuretra yang mendesak jaringan prostat yang asli ke perifer

dan menjadi simpai bedah.

3. Hipertropi Otot.

apa itu hipertrofi otot? Hipertrofi otot adalah pertambahan otot.

Pertambahan otot berlaku disebabkan pengumpulan protein. Pengumpulan protein

boleh berlaku dalam tiga cara ialah pertama peningkatan jumlah protein yang

masuk ke dalam otot, kedua jumlah protein terbuang daripada pengurangan otot

atau kedua-duanya sekali.

E. DISPLASIA

Displasia adalah merujuk kepada pembentukan dan perkembangan sel secara

tidak beraturan. fenomena ini mungkin diiringi dengan metaplasia skuama seperti dalam

bronkus atau serviks dan hiperplasia epitelium skuama hasil dari pengasalan kepada

cahaya matahari. antara perubahan yang berlaku termasuklah peningkatan mitosis,

Page 5: Sel Normal (jejas san kematian sel)

penghasilan sel yang tidak normal dan sel bercenderung menyimpang daripada susunan

asal. pembentukan dan bagaimana displasia terjadi masih tidak diketahui tetapi sentiasa

berasosiasi dengan bermulanya malignan dan displasia seringkali ditemui dalam

epitelium serviks uterus.

HPV (Human Papiloma Virus) merupakan penyebab terbanyak. Sebagai

tambahan perokok sigaret telah ditemukan sebagai penyebab juga. Wanita perokok

mengandung konsentrat nikotin dan kotinin didalam serviks mereka yang merusak sel.

Laki-laki perokok juga terdapat konsetrat bahan ini pada sekret genitalnya, dan dapat

memenuhi servik selama intercourse/ hubungan seksual. Defisiensi beberapa nutrisional

dapat juga menyebabkan servikal displasia. National Cancer Institute merekomendasikan

bahwa wanita sebaiknya mengkonsumsi lima kali buah-buahan segar dan sayuran setiap

hari. Jika anda tidak dapat melakukan ini, pertimbangkan konsumsi multivitamin dengan

antioksidan seperti vitamin E atau beta karoten setiap hari.

5.1. GAMBAR DISPLASIA PADA SEL KANKER

F. METAPLASIA

Metaplasia, ialah bentuk adaptasi terjadinya perubahan sel matur jenis tertentu

menjadi sel matur jenis lain. Sifat deferensiasi sel pada jaringan tertentu pada keadan

abnormal dapat juga berubah. Diferensiasi adalah proses dimana keturunan sel-sel induk

yang sedang membelah dikhususkan untuk melakukan tugas tertentu . Misalnya sel-sel

yang membelah yang terdapat pada lapisan terdalam epidermis sedikit demi sedikit

bermigrasi ke atas . Sewaktu mereka melakukan ini mereka memperoleh sifat protektif

khusus dari sel-sel epidermis bagian luar dan menghasilkan zat protein yang dikenal

sebagai keratin. Dengan cara yang serupa , dalam lapisan pembatas system pernafasan

Page 6: Sel Normal (jejas san kematian sel)

sebagian sel epithelium yang membelah berkembang menjadi sel kolumnar tinggi dengan

silia pada permukaan sel yang menghadap permukaan lumen.

Jika system diferensiasi sel jenis ini berada dalam lingkungan yang tidak cocok ,

maka pola diferensiasinya dapat berubah sehingga sel yang membelah mulai melakukan

diferensiasi menjadi sel yang biasanya tidak ditemukan pada daerah itu, tetapi ditemukan

di bagian tubuh lain. Fenomena inilah yang disebut metaplasia . jika lapisan endotel

serviks uteri mengalami iritasi kronik , maka bagian epitel kolumnar diganti oleh epitel

skuamosa yang mirip epidermis. Metaplasia kemungkinan besar reversible . sehingga

jika penyebab perubahan dapat dihilangkan, maka sel induk dalam populasi itu

mengadakan diferensiasi lagi membentuk sel tertentu yang biasanya terdapat di tempat

itu.

6.1 GAMBAR METAPLASIA

Contoh metaplasia :

1. Metaplasia kelenjar

Dapat terjadi di kerongkongan persimpangan dengan perut Anda. Ada penyakit

yang banyak orang menderita yang disebut GERD (Gastroesophageal Reflux Disease).

Ketika makan makanan itu berjalan melalui kerongkongan dan ke dalam perut, di mana

otot-cincin yang disebut Lower Esophageal sphincter menutup untuk menjaga isi perut

(makanan, cairan, dan yang paling penting asam) dari bocor kembali ke kerongkongan

An . Pada pasien dengan GERD sfingter ini benar-benar lemah, sehingga campuran asam

hanya makan sesekali menyemprotkan kembali ke atas tabung dan merusak bagian-

bagian dari kerongkongan di dekat persimpangan. Apa jenis efek tidak asam yang telah

Page 7: Sel Normal (jejas san kematian sel)

di kerongkongan? Kerongkongan dipagari dengan terutama sel-sel skuamosa. Ini adalah

sederhana, run-of-the-mill-sel tetapi ketika mereka terus-menerus mendapatkan hit

dengan asam dan mencoba untuk menangani kerusakan semacam itu, mereka akan

berubah menjadi jenis sel yang lebih mampu menangani stres itu. Jadi mereka berubah

menjadi sel-sel kelenjar, seperti jenis yang ditemukan dalam perut . Sel-sel ini

mensekresikan lendir yang melindungi mereka dari asam dalam perut sehingga saklar itu

logis. Pada dasarnya menaruh, bagian bawah kerongkongan menjadi perpanjangan dari

jaringan perut . gambar

2. Merokok

apa yang terjadi ketika orang merokok rokok untuk jangka waktu lama:

metaplasia skuamosa. Asap rokok yang dihirup ke dalam jalan napas dan menyebabkan

kerusakan kimia akibat hidrokarbon polisiklik. Kerusakan kimia berulang memaksa sel

glandular untuk beralih ke sel-sel skuamosa untuk melindungi diri mereka. Hal yang

buruk tentang ini adalah bahwa sel-sel kelenjar di saluran udara mengeluarkan lendir

untuk penyusup perangkap, debu, kotoran, dll Mereka juga memiliki rambut-rambut bulu

mata disebut bahwa dari menyapu ini terperangkap, sampah dilapisi lendir dan saluran

napas . Inilah sebabnya mengapa perokok sangat rentan terhadap infeksi pernafasan

konstan, kemampuan mereka untuk menjebak dan menyingkirkan sampah terganggu.

G. DEGENERASI

Degenerasi merupakan kemunduran sel oleh karena padanya terjadi gangguan

metabolisme sehingga tertimbun (akumulasi) bahan-bahan metabolit, yang normal tidak

tampak dalam jumlah sedikit, sehingga sel menjadi bengkak dan sakit.

Degenerasi dapat dibagi menjadi 2 golongan yaitu pembengkakan sel dan

perubahan perlemakan. Pembengkakan sel timbul jika sel timbul jika sel tidak dapat

mengatur keseimbangan ion dan cairan yang menyebabkan hidrasi sel. Sedangkan

perubahan perlemakan bermanifestasi sebagai vakuola-vakuola lemak di dalam

sitoplasma dan terjadi karena hipoksia atau bahan toksik. Perubahan perlemakan

dijumpai pada sel yang tergantung pada metabolisme lemak seperti sel hepatosit dan sel

miokard.

Page 8: Sel Normal (jejas san kematian sel)

7.1GAMBAR DEGENERASI PADA MATA

Contoh Degenerasi:

1. Degenerasi Lemak

Ialah timbunan lemak yang abnormal dalam sel yang sakit, dapat terjadi pada

hepar, jantung, ginjal dan pulpa. Infiltrasi Lemak / jaringan lemak. Ini bias disebut juga

stroma/fatty infiltration Ialah timbunan lemak diantara jaringan ikat (jantung, pancreas)

pada penderita obesitas, tidak menyebabkan gangguan fungsi

2. Degenerasi Lendir

Degenerasi Complex= H.A + PROTEIN. Bahan lendir tubuh diproduksi oleh

jaringan ikat, yaitu oleh fibroblast Mucopoly Sacharida / Mlyxoid . Ini digunakan sebagai

zat perekat antar sel jaringan ikat. Ini juga berfungsi sebagai shock absorber dan sebagai

pertahanan jaringan ikat (menstion serangan kuman). Mukus adalah substansi kompleks

yang cerah, kental, dan berlendir dengan komposisi yang bermacam-macamdan pada

keadaan normal disekresi oleh sel epitel serta dapat pula sebagai matriks jaringan ikat

longgar tertentu.

3. Degenerasi Hyalin

Degenerasi Hyalin merupakan degenerasi yang menyangkut metabolisme

berbagai macam bahan proteih hyaline. Umumnya degenerasi hyaline merupakan

perubahan dalam sel atau rongga ekstraseluler yang memberikan gambaran homogen,

cerah dan berwarna merah muda dengan pewarnaan Hematoksilin Eosin.

Page 9: Sel Normal (jejas san kematian sel)

Degenerasi Hyalin klinisnya adalah jaringan parut (Cicatrix), jaringan bekas luka yang

mengeras karena mengandung timbunan Hyalin; neoplasma uterus (myoma), aterio

Seterosis; Glunerulo Nephitis cronica; Radang menahun pada jaringan elostis dinding

pembuluh darah; deficiensi vitamin A dapat menyebabkan kulit kasar dan kaku; dan

adanya virus hepatitis.

H. ATROPI

Pengertian Atrofi Otak

Otak adalah organ utama dalam tubuh manusia, yang mengendalikan semua

fungsi. Otak adalah organ yang kompleks dan merupakan pusat sistem saraf. Otak,

seperti sisa dari organ-organ dalam tubuh juga dipengaruhi oleh sejumlah penyakit, salah

satunya gangguan makhluk ensefalitis. Otak atrofi, yang juga dikenal sebagai atrofi otak,

adalah suatu kondisi kesehatan terkait di mana sel-sel saraf atau neuron yang hilang dan

hubungan antara mereka rusak. Atrofi otak ini mempengaruhi salah satu atau kedua

belahan otak. Dalam gangguan otak ini, seperti atropi lain, ada cukup banyak

pemborosan atau kehilangan jaringan otak. Ini pemborosan sel-sel otak ( juga disebut

neuron ), mempengaruhi berfungsinya otak.

Hilangnya neuron di otak adalah kondisi yang sangat tidak diinginkan karena

menghasilkan banyak masalah kognitif dan neurologis. Ada dua jenis atrofi otak – atrofi

fokus dan jumlah atau umum atrofi. Dalam focal atrofi otak, kerusakan sel-sel otak

terkonsentrasi pada daerah tertentu dari otak. Namun dalam atrofi lengkap, kerusakan

dilakukan ke seluruh otak dan menyebabkan ini dikaitkan dengan segudang masalah.

Dalam umum atrofi otak, otak cenderung menyusut ukurannya. Mari kita lihat lebih

lanjut tentang degenerasi organ vital ini, bersama dengan gejala, penyebab dan metode

untuk mengobati kondisi ini.

Biasanya otak atrofi batang disebabkan karena penuaan. Namun dalam beberapa

kasus, pemborosan sel-sel otak dapat dipicu karena beberapa penyakit, yang dapat

menyebabkan pemborosan prematur atau bahkan mempercepat proses. Diberikan di

bawah ini adalah daftar alasan mengapa sel-sel dalam organ tubuh yang paling penting

hilang ;

Epilepsi, yang merupakan gangguan neurologis yang dapat menyebabkan kejang.

Sindrom Kearns Sayre, penyakit yang menyebabkan kelemahan pada otot karena

Page 10: Sel Normal (jejas san kematian sel)

encephalomyopathies mitokondria, yang merupakan perubahan yang terjadi dalam

mitokondria sel. Sindrom ini cenderung mengganggu berfungsinya neuron.

Penyebab lain atrofi adalah penyakit Alzheimer dan penyakit Pick. Wasting sel-

sel otak terjadi pada bayi dan anak-anak juga. Ada dapat beberapa alasan mengapa sel-sel

saraf di otak mungkin rusak dan terbuang, membuat organ menyusut ke ukuran yang

lebih kecil dari normal. Menurut peneliti, beberapa kasus kondisi ini telah diamati pada

anak-anak yang memiliki riwayat depresi dalam keluarga, baik itu orang tua atau kakek

nenek. Anak-anak yang telah menjalani kemoterapi sistemik juga dikenal memiliki

pemborosan sel otak. Gangguan otak genetik juga bertanggung jawab untuk

menyebabkan masalah ini pada bayi dan anak-anak.

8.1.GAMBAR ATROPI OTAK

I. INFILTRASI

Salah satu contoh penyakit akibat ifiltrasi sel adalah appendicitis. Appendicitis

merupakan peradangan yang terjadi pada appendicitis vermiformis, dan merupakan

penyebab abdomen akut yang paling sering. Appendicitis disebut juga umbai cacing.

Istilah usus buntu yang selama ini dekenal dan digunakan masyarakat kurang tepat,

karena yang merupakan usus buntu sebenarnya adalah sekum. Sampai saat ini belum

diketahui secara pasti apa fungsi apendiks sebenarnya. Appendicitis akut adalah radang

apendiks. Ini dapat disebabkan kerena infeksi atau obstruksi pada apendiks. Obstruksi

meyebabkan apendiks menjadi bengkak dan mudah diinfeksi oleh bakteri. Jika diagnosis

lambat ditegakkan, dapat terjadi rupture pada apendiks. Sehingga akibatnya terjadi

Page 11: Sel Normal (jejas san kematian sel)

Peritonitis atau terbentuknya abses disekitar apendiks ( Mansjoer et.al.,

2005;Sjamsuhidajat et.al., 2005;Yopi Simargi et al., 2008 ).

Appendicitis umumnya terjadi karena infeksi bakteri. Berbagai hal berperan

sebagai faktor pencetus. Diantaranya adalah obstruksi yang terjadi pada lumen apendiks.

Obstruksi ini biasanya disebabkan karena adanya timbunan tinja yang keras (fekalit),

hyperplasia jaringan limfoid, tumor apendiks, benda asing dalam tubuh dan cacing

askaris dapat pula menyebabkan terjadinya sumbatan. Namun, diantara penyebab

obstruksi lumen yang telah disebutkan di atas, fekalit dan hyperplasia jaringan limfoid

merupakan penyebab obstruksi yang paling sering terjadi. Penyebab lain yang diduga

menimbulkan apendisitis adalah ulserasi mukosa apendiks oleh parasit E. histolytica.

Adanya obstruksi mengakibatkan mucin atau cairan mucosa yang diproduksi tidak dapat

keluar dari apendiks, hal ini akan semakin meningkatkan tekanan intraluminal sehingga

menyebabkan tekanan intra mucosa juga semakin tinggi. Tekanan yang tinggi akan

menyebabkan infiltrasi kuman ke dinding apendiks sehingga terjadi peradangan supuratif

yang menghasilkan pus atau nanah pada dinding apendiks. Selain infeksi, appendicitis

juga dapat disebabkan oleh penyebaran infeksi dari organ lain yang kemudian menyebar

secara Hematogen ke apendiks (Mansjoer et.al., 2005 ; Sjamsuhidajat et.al., 2005 ; Yopi

Simargi et al., 2008 ).

Patogenesis appendicitis akut terutama disebabkan oleh inflamasi pada dinding

apendiks yang menimbulkan obstruksi lumen apendiseal. Pada sepertiga kasus

appendicitis akut memperlihatkan disebabkan juga oleh karena fekalit. Hal itu

berdasarkan penelitian epidemiologi menunjukan peran kebiasaan makan makanan

rendah serat dan pengaruh konstipasi terhadap timbulnya appendicitis akut. Konstipasi

akan menaikkan tekanan intrasekal yang berakibat sumbatan fungsional apendiks dan

meningkatnya pertumbuhan flora normal kolon. Obstruksi mengakibatkan appendicitis

akut oleh karena, kapasitas lumen pada apendiks yang normal adalah 0,1 ml³. sekresi

mucosa yang terus berlanjut sampai 0,5 saja sudah dapat meningkatkan tekanan

intralumen sampai 60 cmH2O yang menyebabkan distensi lumen dan mempengaruhi

aliran darah balik vena. Apendiks menjadi bengkak, lembek, diliputi oleh eksudat

fibrinosa. Lumen apendiks terisi materi pus, mucosa menjadi hipoksia dan terjadi

ulserasi. Adanya infeksi bakteri berkaitan dengan cepatnya terjadi Ganggren dan

Perforasi. Organisme yang dominan terdapat pada appendicitis akut adalah E. coli dan

Page 12: Sel Normal (jejas san kematian sel)

Bacteroides fragilis, walaupun tidak tertutup kemungkinan bakteri lainnya dapat

ditemukan pada Appendicitis Akut ( Wilson, 2005 ).

Page 13: Sel Normal (jejas san kematian sel)

http://blogcalondokter.wordpress.com/2010/12/16/jejas-dan-kematian-sel/

http://zakikhan.net/masa-membesar/

http://belibis-a17.com/2010/01/29/tetralogi-fallot-tetralogy-of-fallot-tof/

http://susipurwati.blogspot.com/2010/10/pertanyaan-seputar-idk.html

http://aghifaris.blogspot.com/2011/03/apa-hyperplasia-endometrium-terapi-dan.html

http://media-herbal.blogspot.com/2009/03/bronkhitis.html

http://hikmat.web.id/biologi-kelas-xii/pengertian-atrofi-otak/

http://amaliapradana.blogspot.com/2010/09/degenerasi.html

http://dokterthesa.wordpress.com/category/acute-appendicitis/