jawaban uts metolit_payudi
Post on 24-Dec-2015
228 Views
Preview:
TRANSCRIPT
Nama : PayudiNPM : 1423022010Prodi : Magister Pendidikan Fisika
1. Uraikan permasalahan yang saudara hadapi dalam pembelajaran Fisika/IPA-
Fisika pada pelaksanaan tugas mengajar saudara.
Salah satu masalah yang dihadapi pada pelaksanaan tugas mengajar di sekolah
adalah pada saat akan menjelaskan materi Efek Fotolistrik yang merupakan
materi pelajaran kelas XII semester V. Cara menjelaskan dan mengajar materi
Efek Fotolistrik ini kepada peserta didik terasa sulit dan menemui beberapa
kendala yang mengakibatkan materi pelajaran ini sulit untuk dipahami peserta
didik. Berdasarkan pengalaman, khususnya pada saat mengajar materi Efek
Fotolistrik ini dapat diidentifikasi permasalahan sebagai berikut:
a. Masalah dalam memilih metode mengajar
Metode merupakan salah satu alat komunikasi antara guru dan peserta didik
pada waktu belajar. Dengan metode yang tepat maka tujuan belajar dapat
tercapai secara maksimal. Namun pada kenyataan yang terjadi, untuk
menjelaskan materi Efek Fotolistrik ini selalu didominasi oleh metode
ceramah. Padahal metode ceramah hanya bisa efektif untuk digunakan
sebagai metode mengajar tidak lebih dari 15 menit. Hal ini yang
mengakibatkan materi Efek Fotolistrik sulit untuk dipahami oleh peserta
didik.
b. Masalah dalam menggunakan sumber belajar
Dalam belajar peserta didik menggunakan sumber. Belajar secara
tradisional hanya mengandalkan pada sumber yang berasal dari guru.
Padahal sumber belajar tidak hanya guru. Sumber-sumber belajar bisa
berasal dari buku, perpustakaan, internet, dan sebagainya. Walaupun materi
Efek Fotolistrik dapat dicari dari berbagai sumber, tetapi Lembar Kerja
Siswa (LKS) yang sesuai dengan karakteristik pembelajaran Efek
Fotolistrik tidak tersedia
.
1
c. Masalah dalam menggunakan media/alat peraga
Media/alat peraga dapat digunakan sebagai pembantu untuk mempermudah
proses terjadi pengalaman belajar secara maksimal. Menurut bentuknya,
media/alat peraga dapat berupa media dua dimensi dan media tiga dimensi.
Menurut fungsinya, media/alat peraga bisa dikelompokkan menjadi auditif,
visual, dan audio visual. Tanpa menggunakan media/alat peraga,
pembelajaran materi Efek Fotolistrik tidak akan menimbulkan pengalaman
belajar yang maksimal yang dapat memunculkan penilaian kinerja peserta
didik.
2. Permasalahan yang saudara hadapi pada soal no 1, wujudkan dalam
pernyataan (rumusan masalah)2
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka
permasalahnya dapat dirumuskan sebagai berikut:
a. Pembelajaran Efek Fotolistrik di kelas masih menggunakan metode
konvensional (metode ceramah).
b. Perangkat pembelajaran yang berupa LKS belum dikembangkan sesuai
dengan karakteristik pembelajaran Efek Fotolistrik.
c. Pembelajaran Efek Fotolistrik di kelas belum menggunakan media/alat
peraga yang berupa virtual eksperimen yang dapat memunculkan penilaian
kinerja ilmiah peserta didik.
3. Pernyataan (rumusan masalah)2 yang saudara telah tuliskan pada soal nomor 2,
buatkan atau lanjutkan dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan penelitian.
Berdasarkan uraian rumusan masalah di atas, maka dapat dibuat pertanyaan-
pertanyaan penelitian sebagai berikut:
a. Apa metode pembelajaran yang tepat yang dapat digunakan dalam
pembelajaran materi Efek Fotolistrik?
b. Apakah LKS yang dikembangkan dapat berperan untuk meningkatkan
kinerja ilmiah peserta didik?
c. Apakah media/alat peraga yang berupa virtual ekperimen yang dapat
digunakan untuk meningkatkan kinerja ilmiah peserta didik?
2
4. Pertanyaan-pertanyaan penelitian yang telah saudara rumuskan, dengan
instrument-instrumen apa saudara akan mencarinya.
Instrumen yang digunakan:
a. Instrumen pengumpul data validitas adalah validitas RPP (model
pembelajaran), LKS, dan penilaian portofolio (kinerja ilmiah peserta didik)
b. Instrumen pengumpul data praktikalitas adalah lembar observasi dan
angket praktikalitas
c. Instrimen pengumpul data efektivitas adalah lembar observasi dan
penilaian portofolio
5. Apakah soal nomor 1 s.d. 4 dapat saudara laksanakan di tempat saudara
bertugas, beri penjelasan. Bila tidak dapat dilaksanakan ditempat saudara
bertugas, beri penjelasan, mengapa?.
Berdasarkan sarana dan prasarana serta daya dukung baik dari peserta didik
maupun warga sekolah yang lain, maka soal nomor 1 s.d. 4 dapat dilaksanakan
di sekolah kami.
6. Buatlah miniatur proposal sederhana berdasarkan soal nomor 1 s.d. 5
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kesulitan belajar merupakan salah satu gejala dalam proses belajar
yang ditandai dengan berbagai tingkah laku yang berlatar belakang dalam
diri maupun di luar diri si pebelajar (dalam hal ini siswa) (Zakir, 2007).
Beberapa tingkah laku tersebut antara lain: menunjukkan hasil belajar yang
rendah; hasil yang dicapai tidak seimbang dengan usaha yang telah
dilakukan; lambat dalam melakukan tugas-tugas kegiatan belajar;
menunjukkan sikap-sikap yang kurang wajar; menunjukkan tingkah laku
3
yang berkelainan, seperti membolos, datang terlambat, tidak mengerjakan
pekerjaan rumah (PR), mengganggu di dalam atau di luar kelas, dan
sebagainya; serta menunjukkan gejala emosional yang kurang wajar.
Beberapa penelitian menemukan bahwa berbagai faktor terkait dengan
faktor internal dan faktor eksternal mempengaruhi pembelajaran siswa. Maas
(2004) menemukan bahwa kesulitan belajar disebabkan faktor fasilitas yang
belum mencukupi terutama buku-buku literatur atau buku paket; anggapan
siswa terhadap mata pelajaran; dan kurang motivasi atau tidak mengetahui
bagaimana metode atau cara belajar yang efisien. Riaz, et al. (2008)
menemukan kejelasan berbicara dari guru; kualitas guru yang terbaik;
konsultasi guru di luar kelas mempunyai pengaruh terhadap pembelajaran.
Carbone, et al. (2009) menemukan motivasi dan keterampilan teknis yang
dimikili berpengaruh terhadap pembelajaran. Kirmani (2008) menemukan
faktor akademik, pribadi, media, fasilitas, pelayanan bimbingan, dan iklim
organisasi berpengaruh terhadap pembelajaran. Huang (2005) menemukan
motivasi ketertarikan paling berefek langsung pada sikap belajar subyek,
begitu juga dengan lingkungan sekolah, pekerjaan, dan variabel tren.
Lingkungan rumah tidak secara langsung mempengaruhi sikap belajar
subyek. Motivasi juga memiliki pengaruh tidak langsung terhadap sikap
belajar.
Salah satu mata pelajaran di sekolah yang seringkali dianggap sulit
oleh siswa adalah mata pelajaran fisika. Tidak hanya siswa, tetapi juga
masyarakat umum memiliki interpretasi yang sama terhadap mata pelajaran
fisika. Tidak hanya sulit dipelajari, fisika bahkan menjadi salah satu mata
pelajaran yang dibenci oleh siswa. Salah satu masalah yang dihadapi pada
pelaksanaan tugas mengajar di sekolah adalah pada saat akan menjelaskan
materi Efek Fotolistrik yang merupakan materi pelajaran kelas XII semester
V. Cara menjelaskan dan mengajar materi Efek Fotolistrik ini kepada peserta
didik terasa sulit dan menemui beberapa kendala yang mengakibatkan materi
pelajaran ini sulit untuk dipahami peserta didik. Berdasarkan pengalaman,
khususnya pada saat mengajar materi Efek Fotolistrik ini dapat diidentifikasi
permasalahan sebagai berikut (a) Masalah dalam memilih metode mengajar.
4
Metode merupakan salah satu alat komunikasi antara guru dan peserta didik
pada waktu belajar. Dengan metode yang tepat maka tujuan belajar dapat
tercapai secara maksimal. Namun pada kenyataan yang terjadi, untuk
menjelaskan materi Efek Fotolistrik ini selalu didominasi oleh metode
ceramah. Padahal metode ceramah hanya bisa efektif untuk digunakan
sebagai metode mengajar tidak lebih dari 15 menit. Hal ini yang
mengakibatkan materi Efek Fotolistrik sulit untuk dipahami oleh peserta
didik. (b) Masalah dalam menggunakan sumber belajar. Dalam belajar peserta
didik menggunakan sumber. Belajar secara tradisional hanya mengandalkan
pada sumber yang berasal dari guru. Padahal sumber belajar tidak hanya guru.
Sumber-sumber belajar bisa berasal dari buku, perpustakaan, internet, dan
sebagainya. Walaupun materi Efek Fotolistrik dapat dicari dari berbagai
sumber, tetapi Lembar Kerja Siswa (LKS) yang sesuai dengan karakteristik
pembelajaran Efek Fotolistrik tidak tersedia. (c) Masalah dalam
menggunakan media/alat peraga. Media/alat peraga dapat digunakan sebagai
pembantu untuk mempermudah proses terjadi pengalaman belajar secara
maksimal. Menurut bentuknya, media/alat peraga dapat berupa media dua
dimensi dan media tiga dimensi. Menurut fungsinya, media/alat peraga bisa
dikelompokkan menjadi auditif, visual, dan audio visual. Tanpa
menggunakan media/alat peraga, pembelajaran materi Efek Fotolistrik tidak
akan menimbulkan pengalaman belajar yang maksimal yang dapat
memunculkan penilaian kinerja peserta didik.
Selain itu, pembelajaran yang hanya berpusat pada guru dan kurang
melibatkan siswa dalam proses pembelajarannya, dapat menyebabkan
lemahnya retensi (daya ingat) siswa mengenai materi pelajaran yang sudah
dipelajarinya. Retensi (daya ingat) siswa adalah banyaknya pengetahuan yang
dipelajari oleh siswa yang dapat disimpan dalam memori jangka panjang dan
dapat diungkapkan kembali dalam jangka waktu tertentu (Pranata dan Rose,
2007). Hal ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan Magnesen
(dalam De Porter, 2000), bahwa kita mengingat 10% dari yang dibaca, 20%
dari yang didengar, 30% dari yang dilihat, 70% dari yang dikatakan, dan 90%
dari yang dikatakan dan dilakukan.
5
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka
permasalahnya dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Apa metode pembelajaran yang tepat yang dapat digunakan dalam
pembelajaran materi Efek Fotolistrik?
2. Apakah LKS yang dikembangkan dapat berperan untuk meningkatkan
kinerja ilmiah peserta didik?
3. Apakah media/alat peraga yang berupa virtual ekperimen yang dapat
digunakan untuk meningkatkan kinerja ilmiah peserta didik?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang masalah dan rumusan masalah di atas,
tujuan penelitian ini adalah:
1. Menentukan metode yang tepat yang dapat digunakan dalam
pembelajaran materi Efek Fotolistrik.
2. Menghasilkan LKS yang dapat berperan untuk meningkatkan kinerja
ilmiah peserta didik.
3. Menentukan media/alat peraga yang berupa virtual eksperimen yang
dapat digunakan untuk meningkatkan kinerja ilmiah peserta didik.
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, sebagai
berikut:
1. Metode guided inquiry (inkuiri terbimbing) dapat digunakan dalam
pembelajaran materi Efek Fotolistrik.
2. LKS yang dikembangkan dapat diterapkan dalam pembelajaran Efek
fotolistrik untuk meningkatkan kinerja ilmiah peserta didik.
3. Salah satu media pembelajaran yang dapat digunakan untuk
meningkatkan kinerja ilmiah peserta didik dalam pembelajaran materi
Efek Fotolistrik adalah menggunakan Simulasi Phet.
6
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Metode Inkuiri Terbimbing
Inkuiri yang dalam bahasa inggris inquiry, berarti pertanyaan,
pemeriksaan atau penyelidikan. Sund dalam Suryosubroto (2009: 179)
menyatakan bahwa “inquiry merupakan perluasan proses discovery yang
digunakan lebih mendalam. Artinya proses inquiry mengandung proses-
proses mental yang lebih tinggi tingkatannya”. Hanafiah dan Cucu (2009:77)
mengungkapkan:
“inkuiri merupakan suatu rangkaian kegiatan pembelajaran yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan peserta didik untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, dan logis sehingga mereka dapat menemukan sendiri pengetahuan, sikap dan keterampilan sebagai wujud adanya perubahan perilaku”.
B. Perangkat Pembelajaran
Perangkat pembelajaran merupakan segala alat dan bahan yang
digunakan guru untuk melakukan proses pembelajaran. Bahan ajar adalah
segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru dalam
melaksanakan kegiatan pembelajaran. Bahan yang dimaksud dapat berupa
bahan tertulis maupun bahan tidak tertulis.
Berdasarkan teknologi yang digunakan, bahan ajar dapat
dikelompokkan menjadi empat kategori (Depdiknas,2008:11), yaitu bahan
cetak (printed) seperti antara lain handout, buku, modul, lembar kerja siswa,
brosur, leaflet, wallchart, foto/gambar, model/maket. Bahan ajar dengar
(audio) seperti kaset, radio, piringan hitam, dan compact disk audio. Bahan
ajar pandang dengar (audio visual) seperti video compact disk, film. Bahan
ajar multimedia interaktif (interactive teaching material) seperti CAI
(Computer Assisted Instruction), compact disk (CD) multimedia pembelajarn
interaktif, dan bahan ajar berbasis web (web based learning materials).
Dalam penelitian, jenis bahan ajar yang akan digunakan adalah bahan
ajar cetak antara lain modul dan LKS.
7
C. Alat Peraga
Menurut Agus (2007:91) bahwa alat peraga merupakan hasil
rancangan dan buatan sendiri. Alat peraga sederhana relatif mudah dibuat
oleh guru bahkan siswa dengan kreatifitas dan biaya pembuatan yang relatif
sangat murah. Suryosubroto (2009:40) menyatakan “alat peraga merupakan
alat bantu untuk menciptakan proses belajar mengajar yang efektif”
Selanjutnya Agus (2007:93) menyatakan bahwa penyajian materi
pelajaran menggunakan alat peraga sederhana memiliki keunggulan antara
lain: (a) Memberikan daya tarik tersendiri dan hampir semua siswa
melibatkan diri dalam pembuatan, peraga alat, ataupun pengamatan. (b)
Suasana belajar didalam kelas akan hidup. (c) Siswa akan memperoleh
tambahan informasi atau pengetahuan dari apa yang didengar, dibaca,
dikerjakan, diamati, dan didiskusikan. Proses tersebut memungkinkan seluruh
potensi siswa dapat berperan secara optimal dalam memahami dan bahkan
menemukan informasi baru. Siswa dituntun untuk mengerti apa yang
dipelajarinya dan tidak sekedar mengingatnya saja. (d) Informasi atau
pengetahuan yang diperoleh siswa akan tersimpan lama dalam ingatan siswa
karena aktivitas belajar yang dilakukan merupakan pengalaman yang unik
(contohnya membuat dan memakai alat peraga buatan sendiri). (e)
Mengurangi kesenjangan yang mencolok dalam penguasaan materi pelajaran
antara siswa cerdas dan siswa yang kurang cerdas karena siswa memperoleh
pengalaman dan informasi dengan proses pembelajaran yang sama. (f) Dapat
meringankan tugas guru dalam menyajikan materi. Guru cukup bertindak
sebagai fasilitator dan rekan berdiskusi bagi siswa. Sehingga tidak perlu
mendominasi kegiatan pembelajaran.
8
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 2 Bandar Lampung dan
akan dilaksanakan pada semester ganjil tahun pelajaran 2015/2016 pada bulan
Januari.
B. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah virtual
eksperimen.
C. Populasi dan Sampel
Populasi adalah keseluruhan objek penelitian. Populasi dalam
penelitian ini adalah seluruh siswa SMA Negeri 2 Bandar Lampung kelas
XII. Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Sampel yang
digunakan dalam penelitian ini adalah siswa kelas XII SMA Negeri 2 Bandar
Lampung yang terdiri dari 2 (dua) kelas.
D. Teknik Pengambilan Sampel
Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini
adalah sampel bertujuan atau purposive sample yang dilakukan dengan cara
mengambil subjek tidak didasarkan atas strata, random atau daerah tetapi
didasarkan atas adanya tujuan tertentu.
E. Prosedur Penelitian
1. Tahap persiapan sebelum penelitian
2. Tahap pelaksanaan penelitian
3. Tahap penyelesaian penelitian
F. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan:
9
1. Instrumen pengumpul data validitas adalah validitas RPP (model
pembelajaran), LKS, dan penilaian portofolio (kinerja ilmiah peserta
didik)
2. Instrumen pengumpul data praktikalitas adalah lembar observasi dan
angket praktikalitas
3. Instrimen pengumpul data efektivitas adalah lembar observasi dan
penilaian portofolio
10
top related