indera rasa kulit
Post on 10-Aug-2015
666 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
BAB I
DASAR TEORI
Untuk dapat merasakan segala rangsangan yang ada pada kulit, dibutuhkan
adanya reseptor. Dalam kulit kita terdapat beberapa jenis reseptor rasa.
Mekanisme sensoris pada reseptor-reseptor tersebut dibagi menjadi dua golongan,
yaitu paleo-sensibilitas dan neo-sensibilitas. Golongan pertama, yakni paleo-
sensibilities, meliputi rasa-rasa primitif atau rasa-rasa vital, antara lain rasa raba,
rasa tekan, nyeri, dingin, dan panas. Syaraf-syaraf afferen dari rasa-rasa ini
bersinap dengan interneuron-interneuron yang bersinap lagi dengan motor-
motor neuron dari medulla spinalis dan juga dengan thalamus dan cortex cerebri
melalui traktusspinotalamicus. Indera somatik merupakan mekanisme saraf yang
mengumpulkan informasi sensoris dari tubuh. Indera somatik dapat digolongkan
menjadi tiga jenis fisiologis yaitu indera somatik mekanoreseptif yang dirangsang
oleh pemindahan mekanis sejumlah jaringan tubuh, indera termoreseptor yang
mendeteksi panas dan dingin, dan indera nyeri yang digiatkan oleh faktor apa saja
yang merusak jaringan.
Golongan kedua adalah gnostic atau neo-sensibilities yang meliputi rasa-rasa
yang sangat dideferensiasikan, seperti pengenalan letak rasa tekan, diskriminasi
rasa tekan, diskriminasi kekuatan rangsang, diskriminasi kekasaran, serta
diskriminasi ukuran dan bentuk. Saraf-saraf afferen dari rasa-rasa ini
menghantarkan impuls-impuls yang terutama dialirkan melalui traktus
dorsospinalis kedaerah sensoris di dalam cortex cerebri setelah diintegrasikan
seperlunya.
1
BAB II
HASIL PERCOBAAN
2.1 Paleosensibilitas
2.1.1 Rasa Panas dan Dingin
2.1.1.1 Jari Tangan
2.1.1.2 Punggung Tangan
2.1.2 Reaksi-reaksi di Kulit
2
2.2 Neosensibilitas
2.2.1 Neosensibilitas Lokalisasi Rasa Tekan
3
2.2.2 Neosensibilitas Diskriminasi Rasa Tekan
2.2.2.1 Diskriminasi Rasa Tekan Dua Titik Simultan
2.2.2.2 Diskriminasi Rasa Tekan Dua Titik Berurutan
2.3 Neosensibilitas Diskriminasi Kekuatan Rangsangan Hukum Weber-
Fechner
4
2.3.1 Grafik Hubungan Antara Beban Awal terhadap Beban yang
Dirasakan
2.3.2 Pertanyaan
1. Bagaimana bunyi hukum Weber-Fechner ?
Kemampuan untuk membedakan kekuatan rangsang rasa-rasa, pada
umumnya tidak tergantung pada kekuatan mutlak dari rangsangan
tersebut, tetapi pada perbedaan relatifnya.
2. Sesuaikah hukum ini dengan hasil percobaan ?
Sesuai Tidak Sesuai
Mengapa? Menurut hukum weber-fechner sensor perasa memiliki
pengaruh langsung pada perilaku. Pada reaksi sensor perasa akan
ditemukan dua macam perilaku. Bergantung pada kondisi organ dan
sifat perangsangnya, maka dampaknya mungkin menjadi semakin
bertambah atau makin berkurang dalam kepekaannya. Pada hasil
percobaan didapatkan bahwa sebuah rangsang/stimulus yang
didapatkan akan lebih rendah daripada rangsang/stimulus yang
diberikan sehingga beban akan terasa lebih ringan dari beban
asalnya.
5
2.4 Kemampuan Diskriminasi
2.4.1 Kemampuan Diskriminasi Kekasaran
2.4.2 Kemampuan Diskriminasi Ukuran
2.4.3 Kemampuan Diskriminasi Bentuk
6
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Paleosensibilitas
Paleosensibilitas meliputi rasa-rasa primitive atau rasa-rasa vital, seperti
rasa raba, tekan, nyeri, dingin, dan panas.
3.1.1 Rasa Panas dan Dingin
3.1.1.1 Jari Tangan
Pada percobaan untuk mendeteksi rasa panas dan dingin pada
jari tangan, dilakukan dengan memasukkan telunjuk kanan ke dalam
air es (5oC), telunjuk kiri ke dalam air panas (40oC), dan kedua
telunjuk kedalam air dengan suhu kamar (30oC). Pada saat jari
telunjuk kanan orang coba dimasukkan ke dalam air es (5oC), orang
coba merasa jarinya semakin dingin, terasa kaku, dan nyeri.
Sedangkan pada saat jari telunjuk kiri orang coba dimasukkan ke
dalam air panas (40oC), orang coba merasa jarinya nyeri, namun tidak
kaku seperti jika jari dimasukkan pada air dingin. Ketika kedua jari
telunjuk tersebut dimasukan ke dalam air dengan suhu kamar (30oC),
maka jari terasa biasa, kembali seperti semula.
3.1.1.2 Punggung Tangan
Pada percobaan untuk mendeteksi rasa panas dan dingin pada
punggung tangan, saat punggung tangan orang coba dalam kondisi
kering ditiup, orang coba merasa dingin sesaat. Sedangkan, saat orang
coba mengoleskan alkohol terlebih dahulu, tiupan akan terasa lebih
dingin dibanding saat kondisi kering. Dan pada saat orang coba
membasahi punggung tangannya dengan alkohol, tiupan akan terasa
makin dingin dibanding saat kondisi kering maupun saat diolesi
alkohol walaupun rasa dingin tersebut berangsur hilang. Hal ini
disebabkan karena titik penguapan alkohol lebih rendah dari air
7
sehingga mengambil kalor lebih banyak dari permukaan kulit dan
orang coba merasa lebih dingin.
3.1.2 Reaksi-reaksi di Kulit
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan mengenai reaksi-reaksi
di kulit yang meliputi, rasa nyeri, tekan, suhu panas maupun dingin,
dibuktikan bahwa setiap bagian tubuh memiliki tingkat kepekaan yang
berbeda-beda pada tiap bagiannya.
Pada hasil percobaaan, dapat dilihat bahwa daerah yang memiliki
kepekaan paling tinggi adalah Telapak tangan. Pada pemberian rangsangan
nyeri, bagian tubuh yang paling peka adalah telapak tangan dan pipi. Pada
pemberian rangsangan tekanan, bagian tubuh yang paling peka adalah pipi.
Pada pemberian rangsangan dingin, bagian tubuh yang paling peka adalah
lengan bawah dan kuduk. Pada pemberian rangsangan panas, bagian tubuh
yang paling peka adalah telapak tangan dan kuduk. Hal-hal tersebut dapat
terjadi karena setiap bagian tubuh memiliki tingkat kepekaan yang berbeda-
beda yang disebabkan karena kepadatan titik-titik reseptor di setiap bagian
kulit tidaklah sama.
3.2 Neosensibilitas
Neosensibilitas meliputi rasa-rasa yang sangat dideferensiasikan, seperti
pengenalan letak rasa tekan, diskriminasi rasa tekan, diskriminasi kekuatan
rangsang, diskriminasi kekasaran, serta diskriminasi ukuran dan bentuk.
3.2.1 Neosensibilitas Lokalisasi Rasa Tekan
Pada percobaan kali ini dilakukan dengan cara menekan ujung pensil
dengan kuat pada ujung jari, telapak tangan, lengan bawah, lengan atas, pipi
dan kuduk. Orang coba menunjukan dengan tepat letak bagian tubuh yang
dirangsang tersebut dan dilakukan 3 kali.
Berdasarkan rerata pada hasil percobaan yang telah kita lakukan
bagian yang paling peka terhadap rasa tekan adalah pada kuduk. Hal ini
8
ditunjukan dengan hasil rerata pada daerah kuduk yang paling kecil yaitu
sebesar 3.63 mm.
3.2.2 Neosensibilitas Diskriminasi Rasa Tekan
3.2.2.1 Diskriminasi Rasa Tekan Dua Titik Simultan
Pada percobaan ini dilakukan dengan cara menekan pada ujung
jari dengan sebuah jangka. Perbesar setiap kali 2 mm sampai
dirasakan dua titik sampai dapat dibedakan dua titik oleh orang coba.
Pada percobaan ini dapat kita ketahui bahwa daerah yang paling peka
dalam membedakan dua titik ujung jangka yaitu pada bibir. Terbukti
dengan rerata yang kecil yaitu 15.3 mm.
3.2.2.2 Diskriminasi Rasa Tekan Dua Titik Berurutan
Pada percobaan ini dapat kita ketahui bahwa daerah yang
paling peka dalam membedakan dua titik ujung jangka yaitu pada
telapak tangan. Terbukti dengan rerata yang kecil yaitu 18.3 mm.
3.3 Neosensibilitas Diskriminasi Kekuatan Rangsangan Hukum Weber-
Fechner
Hasil percobaan tersebut sesuai dengan hukum Weber – Fencher yang
menyatakan kemampuan untuk membedakan kekuatan rangsang rasa-rasa, pada
umumnya tidak tergantung pada kekuatan mutlak dari rangsangan tersebut, tetapi
pada perbedaan relatifnya. Hal ini dibuktikan pada hasil pengamatan, yaitu respon
indra rangsang yang didapatkan lebih rendah daripada stimulus yang diberikan.
Sehingga, beban akan terasa lebih ringan dari berat asalnya.
3.4 Kemampuan Diskriminasi
3.4.1 Kemampuan Diskriminasi Kekasaran
Pada percobaan ini yang dilakukan adalah kemampuan merasakan
perbedaan kekasaran kertas gosok yang sudah diberi nomor 1, 2, dan 3
berdasarkan derajat kekasarannya (halus,sedang,kasar). Bagian tubuh yang
9
dilakukan percobaan yaitu jari tangan dan lengan bawah. Bagian yang
paling peka dan benar dalam menebak kekasaran kertas gosok adalah pada
jari tangan.
3.4.2 Kemampuan Diskriminasi Ukuran
Pada percobaan ini yang dilakukan adalah kemampuan merasakan
perbedaan berat cincin pada ukuran I, II, III, IV. Bagian yang paling peka
dan benar dalam menebak perubahan berat adalah pada jari tangan.
3.4.3 Kemampuan Diskriminasi Bentuk
Pada percobaan ini dilakukan pengukuran kemampuan merasakan
bentuk dari suatu benda yang diberikan kepada orang coba. Pengukuran
kemampuan dilakukan dengan menggunakan beberapa bentukan yaitu
bentukan segitiga, persegi panjang, persegi, dan bulat. Pada bagian telapak
tangan orang coba dapat menebak hampir semua bentukan dengan benar.
10
BAB IV
KESIMPULAN
Berdasarkan beberapa percobaan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan
bahwa Mekanisme sensoris pada reseptor-reseptor tekanan, suhu dan nyeri dibagi
menjadi dua kelompok, yaitu paleo-sensibilities dan neo-sensibilities.
Bila suatu rangsang tetap diberikan secara terus-menerus pada suatu
reseptor, frekuensi potensial aksi di saraf sensorik lama- kelamaan akan menurun.
Hal ini yang dinamakan dengan adaptasi. Serta tubuh memiliki tingkat kepekaan
yang berbeda-beda pada tiap bagiannya yang disebabkan karena kepadatan titik-
titik reseptor di setiap bagian kulit tidaklah sama.
11
DAFTAR PUSTAKA
Guyton & Hall. 2007. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 11. Jakarta : EGC
Sloane, Ethel. 2004. Anatomi dan Fisiologi untuk Pemula. Jakarta : EGC.
12
top related