implementasi pendekatan saintifik dalam …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1856/1/full...
Post on 01-Jul-2020
12 Views
Preview:
TRANSCRIPT
i
IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK
DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM
DI MA NEGERI KARANGANYAR
SKRIPSI
Diajukan untuk memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan
oleh :
WISNU FACHRUDIN SUMARNO
111 13 168
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SALATIGA
2017
ii
iii
IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK
DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM
DI MA NEGERI KARANGANYAR
SKRIPSI
Diajukan untuk memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan
Oleh
WISNU FACHRUDIN S
NIM 111 13 168
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
SALATIGA
2017
iv
v
vi
vii
MOTTO
باى ءالءزبكواتكر فبأ
“Maka nikmat Tuhanmu manakah yang kamu dustakan”
(ArRahman:13)
Jika kita melihat sesuatu dengan positif, maka semuanya akan terlihat
baik. Sebaliknya, jika kita melihat sesuatu dengan negatif, maka
semuanya yang tampak adalah kejelekan.
viii
PERSEMBAHAN
Untuk kedua orang tuaku tercinta Bapak Marno dan Ibu Sumiyem selaku yang
tiada henti mendo’akan.
Untuk Abah Kyai Muhammad Nafi’an Alimaliki yang selalu memberi wejangan.
Kakak saya Saiful Anwar serta adik-adik saya Yogi Ibnu Syarifudin dan Salma
Himatul Auliya yang selalu memberi motivasi.
Ibu Siti Rukhayati, M.Ag selaku dosen pembimbing akademik.
Bapak Drs. Bahroni, M.Pd sebagai dosen pembimbing skripsi.
Para dosen, teman-teman PAI angkatan 2013.
Teman-teman futsal Rebonan fc yang selalu memberi keceriaan.
Serta semua pihak yang telah membantu menyelesaikan skripsi ini.
ix
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum wr.wb
Dengan menyebut nama Allah Swt. yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, segala puji dan syukur ke hadirat Allah Swt. yang telah memberikan
hidayah dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini
dengan lancar. Tidak lupa, shalawat serta salam tercurah kepada Nabi Muhammad
Saw, yang senantiasa telah kita nanti-nantikan syafaatnya di yaumul qiyamah
nanti.
Skripsi ini disusun sebagai syarat mencapai Gelar Sarjana Pendidikan pada
Jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, Institut
Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga.
Penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yag telah
membantu dan memberikan dorongan baik moril maupun materiil, sehingga
skripsi ini dapat terselesaikan. Oleh karena itu, penulis mengucapkan penghargaan
dan terima kasih kepada:
1. Rektor IAIN Salatiga, Bapak Dr. H. Rahmat Hariyadi, M.Pd.
2. Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, Bapak Suwardi, M.Pd..
3. Ketua Jurusan PAI dan dosen pembimbing akademik Ibu Siti Rukhayati,
M.Ag
4. Dosen Pembimbing Skripsi, Bapak Drs. Bahroni, M.Pd. yang telah
memberikan saran, pengarahan dan masukan sehingga skripsi ini dapat
terselesaikan sesuai yang diharapkan.
x
5. Seluruh dosen FTIK beserta karyawan.
6. Bapak Marno dan Ibu Sumiyem selaku orang tua yang tiada henti
mendo’akan.
7. Abah Kyai Muhammad Nafi’an Alimaliki yang yang selalu memberi
wejangan.
8. Kakak saya Saiful Anwar serta adik-adik saya Yogi Ibnu Syarifudin dan
Salma Himatul Auliya yang selalu memberi motivasi.
9. Bapak Siwiyono dan Bapak Muhammad Ihsan P selaku Waka kurikulum dan
guru PAI di MA Negeri Karanganyar beserta guru-guru lain serta murid-
murid yang telah membantu untuk memberikan informasi.
10. Teman-teman PAI angkatan 2013.
Penulis berharap, semoga jasa dan bantuan yang telah diberikan menjadi
amal baik dan mendapat balasan dari Allah Swt. Dalam penyusunan skripsi ini,
penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna. Hal ini
dikarenakan keterbatasan dari segala aspek yang dimiliki oleh penulis sendiri.
Untuk itu, kritik dan saran terbuka luas dan selalu penulis harapkan dari pembaca
guna menjadikan skripsi ini menjadi lebih baik lagi. Dan semoga skripsi yang
sederhana ini mampu memberikan manfaat bagi penulis dan pembaca.
Salatiga, 19 September 2017
Wisnu Fachrudin S
NIM. 111 13 168
xi
ABSTRAK
Sumarno, Wisnu Fachrudin. 2017. Implementasi Pendekatan Saintifik Dalam
Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam di MA Negeri
Karanganyar. Skripsi Jurusan Pendidikan Agama Islam. Fakultas
Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Institut Agama Islam Negeri Salatiga.
2017. Pembimbing: Drs. Bahroni, M. Pd.
Kata Kunci: Implementasi Pendekatan Saintifik
Pendidikan merupakan aspek penting sebagai investasi sumberdaya
manusia. Selain untuk menyokong kemajuan bangsa pendidikan juga berguna
untuk kemajuan umat. Dalam kurikulum 2013 digunakan implementasi
pendekatan saintifik yang mana itu akan mengasah keterampilan siswa dalam
memahami materi karena materi bukan hanya didapat dari guru saja tetapi dicari
sendiri oleh siswa bisa dari mana saja. Selain itu siswa juga diajarkan pentingnya
pembelajaran elaborasi dan kerjasama. Implementasi pendekatan saintifik ini
seperti yang dilaksanakan dalam pembelajaran di MA Negeri Karanganyar yang
salah satunya adalah mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam. Karena Sejarah
Kebudayaan Islam merupakan catatan perkembangan perjalanan hidup manusia
muslim dari masa kemasa dalam hal beribadah, bermuamalah dan berakhlak serta
dalam mengembangkan sistem kehidupan atau menyebarkan ajaran Islam yang
dilandasi oleh akidah.
Dalam hal ini penelitian memberikan batasan masalah hanya pada
pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam. Hal ini bertujuan untuk memperjelas
permasalahan yang diteliti agar penelitian lebih fokus. Penelitian ini difokuskan
pada implementasi pembelajaran saintifik dalam pembelajaran Sejarah
Kebudayaan Islam di Madrasah Aliyah Negeri Karanganyar. Penelitian ini
bertujuan mendeskripsikan implementasi pendekatan saintifik dan
mendeskripsikan kendala implementasi pendekatan saintifik dalam pembelajaran
Sejarah Kebudayaan Islam di Madrasah Aliyah Negeri Karanganyar.
Metode penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan
pendekatan studi kasus (case study) pada Madrasah Aliyah Negeri Karanganyar.
Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud memahami fenomena
tentang apa yang dipahami oleh subjek penelitian secara holistik dan dengan cara
deskriptif dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang
alamiah dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah.
Berdasarkan hasil penelitian bahwa kendala dalam menerapkan
implementasi pendekatan saintifik terhadap pembelajaran Sejarah Kebudayaan
Islam adalah minimnya tingkat pemahaman siswa, rendahnya motivasi dan minat
belajar, serta tekanan waktu bagi guru.
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN BERLOGO ............................................................................... .. i
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... . ii
HALAMAN PERSETUJUAN ...................................................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ iv
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ............................... . v
HALAMAN MOTTO .................................................................................... vi
HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................... vii
KATA PENGANTAR ................................................................................... viii
ABSTRAK ...................................................................................................... . x
DAFTAR ISI ................................................................................................... xi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................. 1
B. Folus Penelitian ............................................................................ 7
C. Pertanyaan penelitian .................................................................... 7
D. Tujuan Penelitian ......................................................................... 8
E. Manfaat Penelitian ....................................................................... 8
F. Sistematika Penulisan .................................................................. 9
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Penelitian Terdahulu ....................................................... 11
B. Pendekatan Saintifik ................................................................... 11
C. Pembelajaran Sejarah Kebudayaa Islam ..................................... 17
xiii
BAB III METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian ................................................................ 27
B. Sumber Data .............................................................................. 28
C. Prosedur Pengumpulan Data ....................................................... 28
D. Analisis Data .............................................................................. 32
E. Pengecekan Keabsahan Data ..................................................... 36
F. Tahap-Tahap Penelitian ............................................................. 38
BAB IV PAPARAN DATA
A. Deskripsi Temuan Penelitian ...................................................... 40
B. Implementasi Pendekatan Saintifik
dalam Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam ........................ 43
C. Kendala-kendala Implementasi Pendekatan Saintifik
dalam Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam ....................... 51
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................ 53
B. Saran .......................................................................................... 55
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
LAMPIRAN-LAMPIRAN
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan sebagai investasi sumberdaya manusia dipandang sebagai
variabel terpenting yang mempengaruhi tercapainya kesejahteraan umat
manusia. Pendidikan yang baik dan berkualitas diharapkan menghasilkan
sumber daya manusia menjadi lebih baik, yang akhirnya juga dapat
meningkatkan kualitas hidup manusia sendiri (Murni, 2010:15). Untuk
mencapai tujuan tersebut, Negara dalam hal ini “pemerintah mengusahakan
dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional, yang meningkatkan
keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa, yang diatur dengan undang-undang” (UUD 1945, pasal 31
ayat (3)).
Pendidikan merupakan salah satu aspek yang dapat mempengaruhi
kemajuan suatu bangsa. Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan
peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan/atau latihan bagi
peranannya di masa yang akan datang. Untuk itu, pemerintah senantiasa
berusaha untuk terus memperbaiki kualitas atau mutu pendidikan untuk
meningkatkan kualitas sumber daya manusianya. Semakin berkualitasnya
sumber daya manusia maka negara tersebut akan semakin maju.
Masalah yang sering terjadi dalam dunia pendidikan adalah rendahya
mutu pendidikan baik dari guru maupun peserta didik. Sistem pembelajaran
2
yang terjadi kebanyakaan masih bersifat teaching center atau guru menjadi
pusat pendidikan. Pendidikan yang berpusat pada satu orang mengakibatkan
peserta didik kurang aktif dan inovatif belajar yang cenderung pasif,
kurangnya peserta didik dalam berpartisipasi aktif, kurangnya keterampilan
dalam bicara mengakibatkan peserta didik memiliki mutu keaktifan bertanya
yang rendah. Rendahnya mutu belajar, motivasi, kualitas, dan segala
keaktifan akan berpengaruh pada capaian daya serap materi pelajaran yang
diterima peserta didik.
Dalam hal ini untuk meningkatkan mutu pendidikan pemerintah
berupaya yang salah satunya yaitu dengan menerapkan kurikulum 2013.
Penerapan kurikulum 2013 ini bertujuan untuk meminimalisasi peran guru
atau sekolah dan menambah peran siswa sebagai pihak yang aktif dalam
kegiatan pembelajaran. Di dalam kurikulum 2013, kompetensi lulusan
program pendidikan harus mencakup tiga kompetensi, yaitu sikap,
pengetahuan, dan keterampilan, sehingga yang dihasilkan adalah manusia
seutuhnya. Dengan demikian tujuan pendidikan perlu dijabarkan menjadi
himpunan kompetensi dalam tiga ranah kompetensi tersebut (Kemendikbud,
2013).
Pembelajaran merupakan proses ilmiah. Karena itu proses
pembelajaran pada kurikulum 2013 yang di berikan untuk pendidikan
dilaksanakan menggunakan pendekatan saintifik. Sebagaimana
Permendikbud No. 65 tahun 2013 tentang standar proses pendidikan dasar
dan menengah mengisyarat tentang perlunya proses pembelajaran yang
3
dipandu dengan kaidah-kaidah pendekatan saintifik. Pendekatan saintifik
diyakini sebagai titian emas perkembangan dan pengembangan sikap,
keterampilan dan pengetahuan peserta didik. Pembelajaran berbasis
pendekatan ilmiah itu lebih efektif hasilnya dibandingkan dengan
pembelajaran tradisional (Kemendikbud, 2013).
Pendekatan saintifik dimaksudkan untuk memberikan pemahaman
kepada peserta didik dalam mengenal dan memahami berbagai materi
menggunakan pendekatan ilmiah, bahwa informasi bisa berasal dari mana
saja, kapan saja, tidak tergantung pada informasi searah dari guru saja. Oleh
karena itu kondisi pembelajaran yang diharapkan tercipta diarahkan untuk
mendorong peserta didik dalam mencari tahu berbagai sumber observasi
bukan diberi tahu.
Pendekatan saintifik menekankan pada pentingnya kolaborasi dan
kerjasama di antara peserta didik dalam menyikapi setiap permasalahan
dalam pembelajaran. Oleh karena itu guru sedapat mungkin menciptakan
pembelajaran selain dengan tetap mengacu pada standar proses di mana
pembelajarannya diciptakan dengan memuat suasana eksplorasi, elaborasi,
dan konfirmasi, juga dengan mengedepankan kondisi peserta didik yang
berperilaku ilmiah dengan bersama-sama diajak mengamati, menanya,
menalar, merumuskan, menyimpulkan, dan mengkomunikasikan. Dengan
demikian peserta didik akan menguasai materi yang dipelajari dengan baik
dan benar (Majid, 2014:71).
4
Dalam kurikulum 2013 yang menggunakan pendekatan saintifik ini,
peran guru tidak kalah pentingnya. Guru diharapkan memiliki kompetensi
pedagogik, kompetensi profesional, kompetensi personal, dan kompetensi
sosial dalam menunjang proses belajar mengajar. Kompetensi pedagogik
mendapat penekanan khusus pada kurikulum 2013 ini karena guru harus
mampu mendorong dan mengispirasi siswa untuk dapat memahami,
menerapkan, dan memgembangkan pola berfikir yang rasional dan objektif
dalam merspon materi pembelajaran. Keberhasilan pembelajaran tidak hanya
mencakup satu mata pelajaran saja, peserta didik harus mempu menguasai
dan memahami semua mata pelajaran yang telah diberikan guru. Salah
satunya pada mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam.
Sejarah Kebudayaan Islam merupakan salah satu dari empat mata
pelajaran yang terhimpun dalam Pendidikan Agama Islam yang terdiri dari
Alqur’an-Hadits, Akidah Akhlak, Fikih dan Sejarah Kebudayaan Islam.
Sesuai dengan lampiran Peraturan Menteri Agama No. 912 Tahun 2013
bahwa Sejarah Kebudayaan Islam merupakan catatan perkembangan
perjalanan hidup manusia muslim dari masa kemasa dalam hal beribadah,
bermuamalah dan berakhlak serta dalam mengembangkan sistem kehidupan
atau menyebarkan ajaran Islam yang dilandasi oleh akidah (Lampiran
Permenag No. 912 Tahun 2013).
Sejauh ini, pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam dipandang
sebagai kegiatan yang membosankan. Betapa tidak, pelajaran ini kerap
diajarkan secara klasikal, yakni menghafal atau sebagai pelajaran hafalan.
5
belajar sejarah tidak terbatas pada tingkat mengetahui dan mengingat apa
yang terjadi yang meliputi 5W 1H (who/siapa, what/apa, when/kapan,
where/dimana, why/mengapa, dan how/bagaimana). Siswa hanya didorong
untuk menghafalkan materi bukan memahami materi Sejarah Kebudayaan
Islam sehingga siswa merasa terbebani dengan materi pelajaran ini.
Pembelajaran sejarah yang pada umumnya dilaksanakan selama ini lebih
berkisar pada tujuan untuk mengajar tercapainya target yang dikehendaki oleh
kurikulum sehingga bagaimana prosesnya tidaklah begitu mendapat perhatian
serius oleh guru.
Di sisi lain, pengertian secara harfiah dalam bahasa Arab, kata sejarah
disebut tarikh yang berarti ketentuan waktu, dan secara istilah berarti
keterangan yang telah terjadi pada masa lampau atau pada masa yang masih
ada. Manfaat ilmu tarikh untuk mengetahuai keadaan-keadaan atau kejadian-
kejadian yang telah lampau maupun yang sedang terjadi di kalangan umat
(Nata, 2008: 81). Untuk itu pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam
memiliki peranan penting dalam kehidupan. Pembelajaran Sejarah
Kebudayaan Islam memungkinkan dapat mengetahui keadaan masalalu
peradaban Islam yang mengandung banyak nilai dan pelajaran bagi
kehidupan manusia. Sejarah Kebudayaan Islam diharapkan mampu
memberikan sumbangan yang besar terhadap realitas kehidupan umat islam
saat ini.
6
Pentingnya Sejarah Kebudayaan Islam dalam kehidupan umat
manusia bisa dilihat dari penceritaan beberapa kisah nabi, rasul dan umat
terdahulu di dalam Alquran dalam Q.S Yusuf ayat 111 disebutkan:
ولاللببهاكاىحديثايفتسيولكيتصديقالري لقدكاىفقصصهنعبسةل
شئوهديوزحوتلقىميؤهنىى بيييديهوتفصيلكل
Artinya: “Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran
bagi orang-orang yang mempunyai akal. Al-Qur`an itu bukanlah cerita yang
dibuat-buat, akan tetapi membenarkan (kitab-kitab) yang sebelumnya dan
menjelaskan segala sesuatu, dan sebagai petunjuk dan rahmat bagi kaum
yang beriman”. ( Q.S. Yusuf (12): 111)
Dengan demikian, Sejarah Kebudayaan Islam bukan hanya
sekumpulan cerita yang berkaitan dengan tanggal, tokoh, dan tempat berbagai
peristiwa penting terjadi, tetapi juga sarat makna dan menjadi rujukan untuk
mengambil pelajaran (ibrah) dan terutama inspirasi untuk menata hari esok
yang lebih baik.
Mengingat pentingnya pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam dan
kualitas pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam di kelas, untuk itu
diperlukan kajian mendalam penerapan pendekatan saintifik pada
pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam sehingga dapat menjembatani
pembelajaran yang bermakna bagi siswa di kelas. Penelitian ini dimaksudkan
untuk menganalisis implementasi pendekatan saintifik dalam Sejarah
Kebudayaan Islam pada tingkat Madrasah Aliyah dan untuk mengidentifikasi
kendala-kendala yang dihadapi dalam penerapan pendekatan saintifik
tersebut.
7
Berawal dari latar belakang inilah peneliti mempunyai ketertarikan
untuk meneliti secara mendalam tentang “IMPLEMENTASI PENDEKATAN
SAINTIFIK DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM DI
MA NEGERI KARANGANYAR”.
B. Fokus Penelitian
Berdasarkan latar belakang di atas, penelitian memberikan batasan
masalah hanya pada pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam. Hal ini
bertujuan untuk memperjelas permasalahan yang diteliti agar penelitian lebih
fokus. Penelitian ini difokuskan pada implementasi pembelajaran saintifik
dalam pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam di MA Negeri Karanganyar.
Penelitian ini diharapkan dapat mendeskripsikan implementasi pembelajaran
saintifik dan mendeskripsikan kendala-kendala pembelajaran saintifik pada
mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam di MA Negeri Karanganyar.
C. Pertanyaan Penelitian
Berdasarkan latar belakang masalah dan fokus penelitian yang dijelaskan
tersebut, maka pertanyaan penelitian yang diajukan sebagai berikut.
1. Bagaimana implementasi pendekatan saintifik dalam pembelajaran Sejarah
Kebudayaan Islam di Madrasah Aliyah Negeri Karanganyar?
2. Apa saja kendala penerapan pendekatan saintifik dalam pembelajaran
Sejarah Kebudayaan Islam di Madrasah Aliyah Negeri Karanganyar?
8
D. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk:
1. Mendeskripsikan implementasi pendekatan saintifik dalam pembelajaran
Sejarah Kebudayaan Islam di Madrasah Aliyah Negeri Karanganyar.
2. Mendeskripsikan kendala implementasi pendekatan saintifik dalam
pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam di Madrasah Aliyah Negeri
Karanganyar.
E. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
a. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap
lembaga-lembaga pendidikan Islam terutama dalam membuat
kebijakan-kebijakan yang berhubungan dengan Sejarah Kebudayaan
Islam.
b. Menambah dan memperkaya keilmuan pendekatan saintifik dalam
dunia pendidikan.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi lembaga pendidikan yang bersangkutan, penelitian ini kiranya
dapat dijadikan salah satu sarana monitoring dan evaluasi untuk dapat
membantu pengembagan kualitas pembelajaran, khususnya Sejarah
Kebudayaan Islam.
b. Sebagai upaya untuk membelajarkan diri dalam penggunaan
pendekatan saitifik dalam semua mata pelajaran, khususnya Sejarah
Kebudayaan Islam.
9
F. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan skripsi ini dibagi dalam lima kelompok dengan rincian
sebagai berikut.
BAB I : Pendahuluan
Bab pertama menjelaskan latar belakang penelitian, fokus penelitian,
pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, manfaati penelitian, kajian penelitian
terdahulu, dan sistematika penulisan.
BAB II : Kajian Pustaka
Bab kedua menjelaskan kajian pustaka yang menjadi landasan dalam
memahami pembelajaran saintifik dalam pembelajaran Sejarah Kebudayaan
Islam.
BAB III: Metode Penelitian
Bab ketiga membahas metode yang digunakan dalam penelitian, meliputi
latar belakang kontekstual, waktu penelitian, metode penelitian, jenis dan
sumber data, teknik pengambilan sampel, teknik pengumpulan data,
pengujian data, dan teknik analisis data.
BAB IV : Paparan Data
Bab keempat membahas temuan penelitian yang diperoleh melalui studi
dokumentasi, wawancara dan menganalisis pembelajaran saintifik dalam
pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam.
10
BAB V: Simpulan
Bab kelima berisi kesimpulan atas analisis dari bab sebelumnya,
rekomendasi, dan keterbatasan penelitian.
11
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Penelitian Terdahulu
Setelah melakukan kajian penelitian terdahulu, belum ada penelitian yang
secara khusus meneliti tentang bagaimana implementasi pendekatan saintifik
dalam pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam akan tetapi ada beberapa
skripsi yang mempunyai kemiripan dengan skripsi penulis. Diantara beberapa
kajian penelitiannya yaitu:
1. Skripsi yang ditulis oleh Dewi Shinta Nuraini mahasiswa jurusan PAI
Fakultas tarbiyah ilmu keguruan IAIN SALATIGA Tahun 2016 yang
berjudul “Penerapan Pendekatan Santific Mata Pelajaran Pendidikan
Agama Islam Pada Siswa Kelas VIII Smpn 7 Salatiga Tahun 2016”.
2. Skripsi yang ditulis oleh Usriya Hidayati mahasiswa jurusan PAI Fakultas
tarbiyah ilmu keguruan IAIN SALATIGA Tahun 2016 yang berjudul
“Implementasi Kurikulum 2013 Dalam Pembelajaran Pendidikan Agama
Islam Di SMK Negeri 1 Bawen Tahun Ajaran 2015/2016 (Studi Analisis
Tentang Karakter Jujur, Disiplin Dan Tanggung Jawab)”.
B. Pendekatan Saintifik
Dalam proses pembelajaran, pendekatan digunakan untuk memudahkan
dalam mencapai tujuan. Sagala (2009: 68) menyatakan bahwa pendekatan
pembelajaran merupakan jalan yang akan ditempuh oleh guru dan siswa dalam
mencapai tujuan intruksional untuk suatu satuan intruksional tertentu. Adapun
menurut Sanjaya (2006: 127) ialah suatu titik tolak atau sudut pandang
12
mengenai terjadinya proses pembelajaran secara umum berdasarkan cakupan
teoritik tertentu.
Daryanto (2014: 51) menyatakan pembelajaran dengan pendekatan
saintifik ialah proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar
peserta didik secara aktif mengontruk konsep, hukum atau prinsip melalui
tahapan-tahapan mengamati (mengidentifikasi atau menemukan masalah),
mengumpulkan masalah, mengajukan atau merumuskan hipotesis,
mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisis data, menarik
kesimpulan dan mengkomunikasikan konsep, hukum atau prinsip yang
ditemukan.
Kegiatan pembelajaran perlu menggunakan prinsip yang: (1) berpusat
pada peserta didik, (2) mengembangkan kreativitas peserta didik, (3)
menciptakan kondisi menyenangkan dan menantang, (4) bermuatan nilai, etika,
estetika, logika, dan kinestetika, dan (5) menyediakan pengalaman belajar yang
menyenangkan, kontekstual, efektif, efisien, dan bermakna (Kemendikbud,
2013). Dalam Permendikbud Republik Indonesia Nomor 81 A Tahun 2013
tentang implementasi kurikulum disebutkan bahwa proses pembelajaran
menggunakan pendekatan saintifik terdiri atas lima pengalaman belajar pokok
yaitu: mengamati, menanya, mencoba/mengumpulkan informasi, mengasosiasi,
dan mengkomunikasikan (Pudjiani, 2004:7).
13
1. Mengamati
Proses pengamatan dilakukan melalui indera penglihatan (melihat atau
membaca) dan indera pendengaran (mendengarkan atau menyimak) baik
menggunakan alat maupun tidak (Pudjiani, 2014:15). Kegiatan mengamati
mengutamakan kebermaknaan proses pembelajaran (meaningfull learning).
Kegiatan ini memiliki keuggulan tertentu, seperti meyajikan media objek
secara nyata, peserta didik senang dan tertantang, dan mudah pelaksanaanya.
Metode mengamati sangat bermanfaat bagi pemenuhan rasa ingin tahu peserta
didik. Kegiatan mengamati dalam pembelajaran sebagaimana disampaikan
dalam Permendikbud Nomor 81 A Tahun 2013, hendaklah guru membuka
secara luas dan bervariasi kesempatan kepada peserta didik untuk melakukan
pengamatan melalui kegiatan melihat, menyimak, mendengar, dan membaca.
Guru memfasilitasi peserta didik untuk melakukan pengamatan, melatih
mereka untuk memperhatikan (melihat, membaca, dan mendengar) hal yang
penting dari suatu benda atau objek. Adapun kompetensi yang diharapkan ialah
melatih kesungguhan, ketelitian, dan mencari informasi.
2. Menanya
Guru yang efektif mampu menginspirasi pesera didik untuk
meningkatkan dan mengembangkan ranah sikap, keterampilan, dan
pengetahuannya. Guru perlu membimbing peserta didik untuk dapat
mengajukan pertanyaan, pertanyaan tentang hasil pengamatan objek yang
meliputi konsep, hukum, prosedur, atau hal lain yang lebih abstrak. Pertanyaan
14
yang bersifat faktual sampai kepada pertanyaan yang bersifat hipotetik. Dari
situasi dimana peserta didik dilatih menggunakan pertanyaan sampai ketingkat
di mana peserta didik mampu mengajukan pertanyaan secara mandiri.
Bertanya dalam proses pembelajaran memiliki beberapa fungsi. Fungsi
tersebut seperti yang dikemukakan oleh W.Gulo dalam Pudjiani (2002: 102)
yaitu:
a. Mengembangkan minat dan keingintahuan.
b. Memusatkan perhatian pada pokok masalah.
c. Mendiagnosis kesulitan belajar.
d. Meningkatkan keaktivan belajar peserta didik.
e. Kemampuan memahami informasi.
f. Kemampuan mengemukakan pendapat.
g. Mengukur hasil belajar.
Kriteria pertanyaan yang baik ialah singkat dan jelas, menginspirasi
jawaban, memiliki fokus, bersifat probing atau divergent, bersifat validatif atau
penguatan, memberi kesempatan peserta didik untuk berpikir ulang,
merangsang peningkatan tuntutan kemampuan kognitif, merangsang proses
interaksi (Kemendikbud, 2013).
3. Mengumpulkan informasi
Kegiatan “mengumpulkan informasi/eksperimen” merupakan tindak
lanjut dari bertanya. Kegiatan ini dilakukan dengan menggali dan
mengumpulkan informasi dari berbagai sumber. Untuk itu peserta didik dapat
15
membaca buku yang lebih banyak, memperhatikan objek atau fenomena
dengan teliti, atau bahkan melakukan eksperimen sehingga dari kegiatan
tersebut terkumpul sejumlah informasi. Permendikbud 81 A tahun 2013
menjelaskan bahwa aktivitas mengumpulkan informasi dilakukan melalui
eksperimen, membaca sumber lain selain buku teks, mengamati
objek/kejadian, aktivitas wawancara dengan sumber dan sebagainya.
Kompetensi yang diharapkan ialah mengembangkan sikap teliti, jujur,
sopan, menghargai pendapat orang lain, kemampuan berkomunikasi,
menerapkan kemampuan mengumpulkan informasi melalui berbagai cara yang
dipelajari, mengembangkan kebiasaan belajar dan belajar sepanjang hayat.
Kegiatan “eksperimen” dimaksudkan untuk mengembangkan berbagai ranah
tujuan belajar yaitu sikap, keterampilan, dan pengetahuan.
Agar pelaksanaan eksperimen dapat berjalan lancar maka: (1) guru
hendaknya merumuskan tujuan eksperimen yang akan dilaksanakan murid (2)
guru bersama murid mempersiapkan perlengkapan yang dipergunakan (3) perlu
memperhitungkan tempat dan waktu (4) guru menyediakan kertas kerja untuk
pengarahan kegiatan murid (5) guru membicarakan masalah yang akan
dijadikan eksperimen (6) membagi kertas kerja kapada murid (7) murid
melaksanakan eksperimen dengan bimbingan guru, dan (8) guru
mengumpulkan hasil kerja murid dan mengevaluasinya, bila dianggap perlu
didiskusikan secaran klasikal.
4. Mengasosiasi
16
Kegiatan “mengasosiasi, mengolah, dan menalar” dalam kegiatan
pembelajaran sebagaimana dijelaskan dalam Permendikbud 81 A tahun 2013
ialah memproses informasi atau eksperimen hasil dari kegiatan mengamati dan
kegiatan menanya. Pengolahan informasi yang dikumpulkan dari yang bersifat
menambah keleluasan dan kedalam sampai kepada pengolahan informasi yang
bersifat mencari solusi dari berbagai sumber yang memiliki pendapat yang
berbeda sampai kepada yang bertentangan. Kegiatan ini dilakukan untuk
menemukan keterkaitan satu informasi dengan lainya, menemukan pola dari
keterkaitan informasi tersebut. Kompetensi yang diharapkan ialah
mengembangkan sikap jujur, teliti, disiplin, taat aturan, kerja keras,
kemampuan menerapkan prosedural dan kemampuan berfikir induktif serta
deduktif dalam menyimpulkan.
5. Mengkomunikasikan
Pada pendekatan saintifik guru diharapkan memberi kesempatan siswa
untuk mengkomunikasikan apa yang telah mereka pelajari. Kegiatan ini dapat
dilakukan melalui menuliskan atau menceritakan apa yang ditemukan dalam
kegiatan mencari informasi, mengasosiasi dan menemukan pola. Hasil tersebut
disampaikan di kelas dan dinilai oleh guru sebagai hasil belajar peserta didik
atau kelompok peserta didik tersebut. Kegiatan “mengkomunikasikan” dalam
kegiatan pembelajaran sebagaimana dijelaskan dalam Permendikbud 81 A
tahun 2013 ialah menyampaikan hasil pengamatan, kesimpulan berdasarkan
hasil analisis secara lisan, tertulis, atau media lainya.
C. Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam
17
1. Pengertian Sejarah Kebudayaan Islam
Kata sejarah berasal dari bahasa Arab, yaitu syajaratun yang artinya
pohon. Kalau kita gambarkan secara sistematis memang sejarah hampir
sama dengan pohon; bermula dari sebuah bibit, mempunyai cabang dan
ranting, bertumbuh dan berkembang, lalu layu dan tumbang. Kata sejarah
seirama dengan kata silsilah, kisah, dan hikayat; yang semuanya itu berasal
dari bahasa Arab. Istilah lain untuk sejarah ialah tarikh, berasal dari akar
kata taurukh yang berarti pemberitahuan tentang waktu, dan kata tarikh asy
syaya’i kadang kala berarti tujuan dan masa berakhirnya suatu peristiwa
(Munir, 2014: 1)..
Dalam bahasa barat, sejarah disebut histoire (Prancis), historie
(Belanda), dan history (Inggris). Bahasa Yunani yaitu istoria yang berarti
ilmu. Namun secara istilah, berarti masa lampau umat manusia. Sedikit
berbeda dengan bahasa-bahasa tersebut, sejarah dalam bahasa Jerman
disebut geschihte, berasal dari kata geschehen yang berarti terjadi. Dalam
pengertian lain sejarah ialah catatan-catatan peristiwa-peristiwa yang terjadi
pada masa lampau atau kisah dan peristiwa masa lampau umat manusia
(Munir, 2014: 1-2)..
Sementara itu sejarawan muslim Ibnu Khaldun, berpendapat bahwa
sejarah ialah catatan tentang perubahan-perubahan, solidaritas, revolusi, dan
pemberontakan sebagai akibat timbulnya negara, kegiatan, dan kedudukan
18
sosial yang bermacam-macam untuk mencapai penghidupan, ilmu
pengetahuan dan perubahan (Munir, 2014: 2).
Kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta yaitu buddhayah yang
merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal). Budi mempunyai arti
akal, kelakuan, dan norma. Sedangkan daya berarti hasil karya cipta
manusia. Dengan demikian kebudayaan ialah semua hasil karya, karsa dan
cipta manusia di masyarakat. Istilah “kebudayaan” sering dikaitkan dengan
istilah “peradaban”. Perbedaanya ialah kebudayaan lebih banyak
diwujudkan dalam bidang seni, sastra, religi, dan moral, sedangkan
peradaban diwujudkan dalam bidang politik, ekonomi, dan teknologi
(Wikipedia).
Herskovits memandang kebudayaan sebagai sesuatu yang turun
temurun dari satu generasi ke generasi yang lain yang disebut sebagai
superorganic. Menurut Andreas Eppink, kebudayaan mengandung
keseluruhan pengertian nilai sosial,norma sosial, ilmu pengetahuan serta
keseluruhan struktur-struktur sosial, religius, dan lain-lain, tambahan lagi
segala pernyataan intelektual, dan artistik yang menjadi ciri khas suatu
masyarakat. Menurut Edward Burnett Tylor, kebudayaan merupakan
keseluruhan yang kompleks, yang di dalamnya terkandung pengetahuan,
kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kemempuan-
kemampuan lain yang didapat seseorang sebagai anggota masyarakat
(Wikipedia).
19
Menurut Selo Soemardjan, dan Soelaiman Soemardi kebudayaan
ialah sarana, hasil karya, rasa dan cipta masyarakat (Wikipedia). Apabila
dikaitkan dengan Islam, maka kebudayaan Islam ialah hasil karya, karsa
cipta umat Islam yang didasarkan kepada nilai-nilai Islam yang bersumber
hukum dari Alquran dan Sunnah Nabi. Islam berasal dari bahasa Arab yaitu
aslama-yuslimu-Islama yang artinya selamat. Meurut istilah Islam ialah
agama samawi yang diturunkan Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW
sebagai petunjuk bagi manusia agar kehidupannya membawa rahmat bagi
seluruh alam (Marromah, 2014: 34).
2. Dasar Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam
Sebagai pelajaran yang wajib sejarah juga sudah diajarkan di dalam ayat-
ayat Alquran yang dikisahkan sebagai umat terdahulu untuk mendapat
pelajaran yang bisa diambil di masa yang sekarang dan yang akan datang
seperti yang di jelaskan dalam surat At Taha ayat 126:
يالقسوىيوشىىفهساكنهن فذالكأفلنيهدلهنكنأهلكناقبلهنه إى
ولالنه لياثل
Artinya: maka tidaklah menjadi petunjuk bagi mereka (kaum musyrikin)
berapa banyaknya kami membinasakan umat-umat sebelum mereka,
padahal mereka berjalan (di bekas –bekas) tempat tinggal umat-umat itu?
Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda bagi orang
yang berakal. Q.S. Taha (20):126
20
3. Materi Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam
a. Proses lahir
Lahirnya Bani Umayyah tahun 40 Hijriyah oleh Muawiyah Bin Abi
Sufyan di kota kecil Illiyat di wilayah Yerusalem, diperkirakan oleh para
pakar sejarahwan sebagai sabotase terhadap pemerintahan Ali Bin Abi
Thalib dari pemerintahan terakhir khulafaurrasyidin. Karena pengangkatan
Ali oleh mayoritas masyarakat Islam mengganti khalifah Usman tidak
pernah disetujui oleh pihak Muawiyah maka berbagai cara dilakukan oleh
Muawiyah untuk menurunkan atau menghancurkan Ali dari
pemerintahannya. Salah satu caranya ialah Muawiyah dan kelompoknya
memfitnah Ali dengan menyebarkan isu bahwa Ali-lah yang ada di
belakang terbunuhnya Usman Bin Affan. Isu ini termakan oleh beberapa
pembesar di kalangan umat Islam, seperti Siti Aisyah, Zubair Bin Awwam
dan Thalhah Bin Ubaidillah. Mereka mengumumkan perang terhadap Ali
karena sewaktu mereka meminta pertanggungjawaban khalifah Ali akan
kematian Usman Bin Affan, Ali dengan tegas mengatakan dia tidak tahu
menahu tentang kematian Usman. Mereka lalu menangkat perang terhadap
Ali Bin Abi Thalib dengan tujuan memaksa Ali untuk mengakui
perbuatanya. Perang tersebut disebut perang jamal karena Aisyah
mengendarai unta pada saat memimpin perang. Kemenangan perang
berada di pihak Ali karena mayoritas masyarakat Islam mendukung Ali
Bin Abi Thalib.
21
Kelompok Muawiyah tetap membuat propaganda untuk
menghancurkan pemerintahan Ali dengan cara menghimpun kekuatan
besar dengan tujuan menyerang Ali Bin Abi Thalib. Tantangan Muawiyah
dijawab oleh Ali dengan mempersiapkan pasukan. Perang berkecamuk dan
menelan banyak korban diantara kedua pihak yang bertikai. Perang
tersebut dalam sejarah disebut dengan perang Siffin karena terjadi di
wilayah kecil Siffin, sebuah wilayah perbukitan antara Madinah dengan
Damaskus. Kemenangan berada dipihak Ali karena mayoritas masyarakat
Islam mendukung khalifah Ali. Akan tetapi seperti pada perang
sebelumnya yaitu perang jamal, Muawiyah tidak pernah menerima
kemenangan khalifah Ali. Sikap tidak mau menerima kekalahan itu di
wujudkan Muawiyah dengan mengajak damai khalifah Ali sampai 3 kali
dengan cara membujuk dengan merobek- robek Alquran. Pada akhirnya
Ali mau berdamai karena melihat Alquran dirobek-robek oleh Muawiyah.
Skenario diatur oleh Muawiyah atas saran Amru Bin Ash, dan pra
perdamaian dilakukan antara Muawiyah dengan Amru di pihak Ali dengan
Musa Asyari. Pra perdamaian itu menyepakati untuk besuk pada saat
perdamaian, Muawiyah dan Ali di umumkan diturunkan dari jabatan
khalifah dan di angkat khalifah yang baru atas pilihan masyarakat Islam.
Ternyata besoknya pada saat perdamaian berlangsung pada saat acara
pengumuman menurunkan Muawiyah dan Ali yang berdiri giliran pertama
mengumumkan adalah Abu Musa karena usianya lebih tua, dan dia
mengumumkan bahwa hari ini menurunkan Ali dari kekhalifahan.
22
Sementara giliran kedua Amru berdiri kemudian mengumumkan bahwa
karena Ali sudah diturunkan dari khalifah maka saya mengumumkan
Muawiyah menjadi khalifah yang sah. Sekenario perdamaian ini disebut
Arbitrase.
Sikap damai Ali ternyata tidak memberi perdamaian Ali dengan
Muawiyah. Kelompok Ali justru pecah menjadi 3 kelompok khawarij yang
menentang keras terhadap perdamaian, syiah yang setuju dengan sikap Ali
dan murjiah yang mengambil jalan tengah dengan sikap diam. Muawiyah
memfungsikan kelompok keras khawarij untuk membunuh khalifah Ali
dan seorang pengikut garis keras khawarij yang bernama Abdur Rahman
Bin Muljam pada suatu pagi setelah sholat subuh menusuk khalifah Ali.
Wafatnya Ali disambut oleh pihak Muawiyah dengan suka ria, karena
dengan demikian Bani Umayyah yang telah diproklamirkan pada saat 40
hijriyah akan menjadi eksis dan menjadi satu-satunya pemerintaha yang
sah dalam Islam.
b. Fase – Fase Pemerintahan Bani Umayyah
1) Fase pembentukan dan pembinaan
Dimulai dari berdirinya Bani Umayyah tahun 40 H atau 662 M
sampai masa pemerintahan Walid Bin Abdul Malik khalifah ke-6 ketika
Islam masuk eropa atau Andalusia yang dibawa oleh Tariq Bin Ziad
tahun 711 M. Pada masa ini pembinaan peradaban Islam berjalan
dengan pendekatan arabisasi (Arab Oriented) yaitu pengembangan
peradaban yang berciri Arab. Pada saat itu pengembangan peradaban
23
didominasi ukiran-ukiran di dinding-dinding masjid dan istana yang
dihiasi dengan tulisan-tulisan kaligrafi yang indah. Lagu-lagu padang
pasir dari warisan arab pra Islam dipadukan dengan seni Islam yang
menghasilkan lagu-lagu qosidah yang indah. Ilmu yang dikembangkan
oleh Bani Umayyah pada saat itu masih yang berciri Arab asli, yaitu
bahasa (Nahwu,dan Balaghah), Qiraat dan Hadis, Tafsir dan Tarikh
Islam.
Pada fase pertama ini perluasan wilayah berjalan sangat pesat,
Islam masuk sampai wilayah-wilayah pelosok diempat benua: Asia,
Afrika Eropa dan Amerika. Wilayah di imperium-imperium besar:
Yunani, Romawi, Persia dan Gothia banyak yang takluk pada Islam
dengan membayar upeti yang besar. Khusus imperium besar Yunani
pada saat itu telah lemah dan semua wilayah telah dikuasai oleh
imprerium yang baru muncul yaitu Islam Bani Umayyah. Pembinaan
peradaban, ilmu dan kebudayaan serta administrasi pemerintah
berkembang baru pada periode selanjutnya sementara pada periode ini
para khalifah fokus pada pengembangan wilayah kekuasaan atau
perluasan wilayah (Islamisasi).
2) Fase Kemajuan
Dimulai dari masa khalifah ke-7 Sulaiman Bin Malik sampai
masa Umar Bin Abdul Azis khalifah ke-8 dari pemerintahan Bani
Umayyah. Pada fase ini Islam telah berkembang hampir di penjuru
dunia, seperti dari wilayah Asia Tenggara sampai Asia Timur jauh dari
24
Afrika Utara sampai Andalusia dan dari India sampai Persia. Islam
dibawa oleh sahabat-sahabat Nabi seperti Uqbah Bin Nafi dan Musa
Bin Nusair di Afrika Utara, Saad Bin Abi Waqas di wilayah Cina dan
Indonesia, Abdullah Bin Abi Sara di India dan Tariq Bin Ziad di Eropa
atau Andalusia. Pada fase kedua ini perluasan wilayah Islam tetap
berjalan dengan lancar, banyak wilayah baru yang ditaklukan, akan
tetapi perhatian pemerintah diarahkan penuh pada pengembangan
peradaban ilmu dan administrasi pemerintah.
Pemerintah Bani Umayyah sedang membangun pusat-pusat kota
menjadi kota satelit yang indah, masjid dan istana dibangun dalam
kualitas yang baik, seta pada fase ini penemuan mata uang sebagai alat
pembayaran telah ditemukan oleh khalifah Marwan Bin Hakam
khalifah ke-4 Bani Umayyah. Sebagai bukti kemajuan peradaban Bani
Umayyah telah berjalan dengan pusat. Pada fase ini Bani Umayyah
sudah mampu menciptakan beberapa peradaban yang mempunyai
kualitas tinggi, dan dapat dimanfaatkan oleh orang banyak. Bentuk-
bentuk peradaban yang tumbuh pada masa kejayaan Bani Umayyah
diantaranya:
a) Ilmu pengetahuan seperti Qiraat, Nahwu, Balaghah, Tafsir, Hadis,
dan Sejarah.
b) Bangunan fisik seperti istana, masjid, irigasi dan jembatan.
25
c) Departemen pemerintahan seperti nidhamul maal/keuangan,
qadi/hukum, jawatan pos, pengawal istana, ketentaraan, sekretaris,
dan pengantar surat.
3) Fase Runtuh
Masa ini dimulai dari masa kekuasaan Yazid Bin Abdul Malik
khalifah ke-9 yang tidak bisa mengendalikan pemerintahan seperti
kedua kakaknya Walid dan Sulaiman. Pada saat dia diangkat banyak
terjadi pemberontakan pada khalifah Yazid tidak dapat mengendalikan
pemberontakan–pemberontakan tersebut, kondisi ini terjadi sampai
puncaknya pada saat pengangkatan 2 khalifah dalam satu tahu berjalan
yaitu putra dari khalifah Walid, khalifah ke-12 Yazid Bin Walid dan ke-
13 Ibrahim Bin Walid. Menurut para pakar sejarah Islam bahwa masa
puncak lemahnya Bani Umayyah dikarenakan masyarakat benci dan
marah kepada pemerintahan Bani Umayyah lantaran terjadi
pengangkatan 2 khalifah dalam satu tahun pemerintahan, dan tidak
segera mengambil kebijakan siapa diantara kedua putra mahkota Walid
2 itu menjadi khalifah yang sah.
Sistem monarki yang dipakai dalam proses peralihan
kepemimpinan di Bani Umayyah ikut memperparah kelemahan Bani
Umayyah termasuk faktor paling dominan penyebab runtuhnya tahun
132 H atau tahun 670 M. Akibat dari pelaksanaan sistem monarki di
Bani Umayyah selain yang disebutkan di atas juga dapat memberi
peluang kepada para putra mahkota untuk melakukan penyelewengan
26
kekuasaan, seperti kolusi, korupsi, tidak disiplin dalam pekerjaan dan
tidak dapat bertanggung jawab terhadap satu pekerjaan. Akhirnya yang
terjadi adalah para pembesar lain seperti pengawal istana, perdana
menteri dan para Qoodhilah yang dapat mengendalikan pemerintahan,
sementara para khalifah yang berkuasa tidak dapat mengambil tindakan
hukum terhadap para pelaku nepotisme, korupsi dan penyelewengan
jabatan lainya. Sikap masyarakat terhadap kasus-kasus amoral di atas
membuat masyarakat semakin benci dan marah pada keturunan Bani
Umayyah, puncaknya dari kemarahan tersebut membuat masyarakat
melakukan demonstrasi menuntut tanggung jawab para khalifah Bani
Umayyah.
Lemahnya Bani Umayyah pada fase ini terjadi hampir di semua
wilayah kekuasaan Bani Umayyah. Sementara di luar kekuasaan Bani
Umayyah sedang berkembang pesat beberapa kekuatan baru seperti
Abbasiyah dan syiah di wilayah Hijaz dan Persia, Bani Fatimiyah di
Mesir dan Thohiriyah di Maroko. Sedangkan kekuatan baru yang
berhadapan langsung dengan Bani Umayyah adalah Abbasiyah.
Peperangan yang dilancarkan kedua kekuatan ini berjalan secara
terbuka hampir disemua wilayah Bani Umayyah dan pada akhirnya
kekuatan Abbasiyah yang memenangkan pertempuran tersebut. Maka
berakhirlah kekuasaan Bani Umayyah tepat tahun 132 H atau tahun 750
M setelah kalah dalam perang Al Zab melawan keturunan Abbasiyah
(Kemenag, 2015:6-10).
27
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan pendekatan
studi kasus (case study) pada Madrasah Aliyah Negeri Karanganyar.
Kerangka desain penelitian ini ditunjukkan pada lampiran. “Pendekatan
kualitatif muncul karena terjadinya perubahan paradigma dalam memandang
suatu realitas/fenomena/gejala” (Sugiyono 2015: 205). Moleong (2015: 6)
menyatakan bahwa, “Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud
memahami fenomena tentang apa yang dipahami oleh subjek penelitian
secara holistik dan dengan cara deskriptif dalam bentuk kata-kata dan bahasa,
pada suatu konteks khusus yang alamiah dengan memanfaatkan berbagai
metode alamiah.” Hennink (2011) menyatakan bahwa penelitian kualitatif
adalah suatu pendekatan yang dilakukan untuk menguji pengalaman secara
mendalam dengan menggunakan metode penelitian yang spesifik, seperti
wawancara mendalam, diskusi kelompok yang terfokus, analisis konten,
metode visual, dan sejarah kehidupan atau biografi.
Penelitian studi kasus adalah pemeriksaan empiris atas suatu
fenomena atau kasus secara lebih mendalam dan lebih khusus pada konteks
yang nyata (Yin, 2014). Studi kasus memungkinkan peneliti untuk
mendapatkan gambaran mengenai keunikan suatu fenomena. Studi kasus
28
merupakan strategi penelitian yang disarankan apabila pertanyaan penelitian
berbentu “bagaimana” dan “mengapa”, ketika peneliti tidak memiliki kendali
terhadap fenomena yang diteliti, dan ketika penelitian berfokus pada
fenomena yang cukup baru dalam konteks dunia nyata. Pada penelitian ini,
peneliti berusaha untuk menggambarkan, membandingkan, dan
mendeskripsikan Pendekatan Saintifik dalam pembelajaran Sejarah
Kebudayaan Islam.
B. Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian jika dilihat dari sumber
datanya meliputi data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang
diperoleh langsung dari objek penelitian yaitu berupa hasil wawancara dan
dokumentasi dari siswa kelas XI, guru mapel Sejarah Kebudayaan Islam, dan
kurikulum. Sumber data sekunder dari dokumen tertulis seperti, RPP sejarah
dan, letak geografi, identitas, visi, dan lain-lain. Sumber data primer yaitu
informan, tempat, dan peristiwa. Data sekunder adalah data yang tidak
diperoleh langsung peneliti dari objek penelitian. Sumber data sekunder yaitu
dari dokumen tertulis seperti, RPP sejarah dan, letak geografi, identitas, visi,
dan lain-lain.
C. Prosedur Pengumpulan Data
1. Teknik Pemilihan Informan
Penelitian kualitatif cenderung menggunakan teknik pengambilan
sampel yang selektif dengan menggunakan pertimbangan berdasarkan
29
konsep teoritis yang digunakan, keingin-tahuan peneliti, dan karakteristik
empiris lainnya. Teknik pengambilan sampel merupakan suatu proses
pemusatan sumber data dalam penelitian. Teknik pengambilan sampel
dalam penelitian kualitatif sering dinyatakan sebagai internal sampling,
tidak perlu ditentukan oleh jumlah informannya, karena jumlah informan
yang kecil bisa saja menjelaskan informasi tertentu secara lengkap dan
benar daripada informasi yang diperoleh dari jumlah narasumber yang
lebih banyak.
Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian
mengenai Implementasi Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran Sejarah
Kebudayaan Islam di MA Negeri Karanganyar ini adalah purposive
sampling. Seperti penelitian kualitatif pada umumnya, penelitian ini
cenderung menggunakan teknik pengambilan sampel yang selektif melalui
berbagai pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2015). Pertimbangan tertentu
dalam penelitian ini terutama berhubungan dengan orang-orang yang
dijadikan informan oleh peneliti. Peneliti menganggap orang-orang
tersebut adalah yang paling mengerti mengenai hal-hal yang ingin
diketahui, menguasai lingkup bahasan sehingga akan memudahkan peneliti
dalam melakukan eksplorasi atas situasi sosial yang sedang terjadi di
lapangan.
30
2. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis
dalam penelitian ini karena tujuan utama dari penelitian adalah
mendapatkan data. Menurut Yin (2014) pelaksanaan pengumpulan data
terdapat enam sumber yaitu: dokumen, rekaman arsip, wawancara,
pengamatan langsung, observasi, partisipasi, dan perangkat-perangkat
fisik. Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yang utama adalah
wawancara mendalam dan studi dokumentasi. Penelitian ini menggunakan
teknik penelitian data sebagai berikut.
a. Studi Dokumentasi
Menurut Sugiyono (2015), dokumentasi merupakan catatan atas
peristiwa yang sudah berlalu. Dengan menggunakan metode
dokumentasi, peneliti mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang
berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen
rapat, agenda dan lain sebagainya. Metode dokumentasi dilakukan
dengan cara mempelajari dokumen dan informasi yang valid dan
relevan terhadap permasalahan dalam penelitian. Dokumen yang
dipelajari dalam penelitian ini adalah Permendikbud dan RPP.
b. Observasi
Metode observasi digunakan untuk mengamati dan mencari
informasi mengenai Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran Sejarah
Kebudayaan Islam. Nasution dalam Sugiyono (2015) menyatakan
bahwa observasi adalah dasar semua ilmu pengetahuan. Para ilmuan
31
hanya dapat bekerja berdasar data, yaitu fakta mengenai dunia
kenyataan yang diperoleh melalui observasi. Data itu dikumpulkan dan
sering dengan bantuan berbagai alat yang sangat canggih, sehingga
benda-benda yang kecil maupun yang sangat jauh dapat diobservasi
dengan jelas. Observasi yang di gunakan adalah observasi yang tak
berstruktur (unstructured observation). Observasi tak berstruktur adalah
observasi yang tidak dipersiapkan secara sistematis tentang apa yang
akan diobservasi. Hal ini dilakukan karena peneliti tidak tahu secara
pasti tentang apa yang diamati. Dalam melakukan pengamatan peneliti
tidak menggunakan instrumen yang telah baku, tetapi hanya berupa
rambu-rambu pengamatan (Sugiyono, 2015:226).
c. Wawancara
Metode wawancara dilakukan untuk menggali informasi lebih
dalam mengenai Implementasi pendekatan Saintifik dalam
Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam dan hal-hal apa saja yang
menjadi kendala dalam Implementasi Pendekatan Saintifik dalam
Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam. Jenis wawancara yang
dilakukan adalah wawancara mendalam (In-Depth Interview). Bogdan
dan Taylor (1975) menyatakan bahwa wawancara mendalam (in-Depth
Interview) merupakan wawancara antara peneliti dengan informan yang
dilakukan berulang-ulang yang bertujuan untuk memeroleh pemahaman
mengenai perspektif informan terhadap kondisi kehidupannya,
pengalaman-pengalaman, serta situasi yang dihadapi.
32
Pedoman wawancara yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu
pedoman wawancara semi terstruktur. Pedoman wawancara dibuat
dengan mengacu pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran. Pedoman
wawancara (terlampir) digunakan untuk menggali informasi dari
subyek penelitian di MA Negeri Karanganyar. Wawancara mendalam
digunakan dalam penelitian ini agar peneliti dapat menelusuri
Implementasi Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran Sejarah
Kebudayaan Islam. Informan yang direncanakan dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut.
1. Guru Sejarah Kebudayaan Islam kelas XI MA Negeri Karanganyar.
2. Siswa kelas XI MA Negeri Karanganyar .
3. Waka Kurikulum.
Sugiyono (2015) menyatakan bahwa sampel sumber data pada
tahap awal memasuki lapangan di pilih orang yang memiliki power dan
otoritas pada situasi sosial atau objek yang diteliti, sehingga mampu
“membukakan pintu” bagi peneliti dalam melakukan pengumpulan
data.
D. Analisis Data
Creswell (2014) menjelaskan bahwa analisis data dalam penelitian
kualitatif dimulai dengan menyiapkan dan mengorganisasikan data untuk
analisis, kemudian mereduksi data-data tersebut menjadi tema melalui proses
pengkodean dan peringkasan kode, dan terakhir menyajikan data dalam
33
bentuk bagan, tabel, atau pembahasan. Proses ini berlangsung terus-menerus
selama penelitian berlangsung, bahkan sebelum data benar-benar terkumpul.
Menurut Miles dan Huberman (2014) proses yang terus menerus tersebut
ialah yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Proses
tersebut disebut sebagai analisis data interaktif yang ditunjukkan pada gambar
3.2.
Gambar 3.2 Komponen dalam Analisis Data Interaktif (Miles dan
Huberman 2014)
1. Reduksi Data
Reduksi data adalah bentuk analisis yang menajamkan, membuang
yang tidak perlu, memfokuskan pada hal-hal penting, dan mencari tema
serta polanya. Sugiyono (2015, 247) menjelaskan, “reduksi data adalah
aktivitas merangkum data, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan
pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya”.
Tabel 3.6 Tahapan Analisis Tematik
Pengumpulan
Data
Reduksi Data
Penyajian Data
Penarikan Kesimpulan dan
Verifikasi
34
Tahapan Proses
Memahami data
Memahami data dilakukan dengan
membaca dan mendengar rekaman
berulang kali lalu mencatat hal-hal yang
dianggap menarik.
Menghasilkan
kategori awal
Pengkodean dilakukan dengan
memberikan label pada data penting yang
relevan dengan pertanyaan penelitian.
Mencari tema yang
tepat
Mencari tema dilakukan dengan
menemukan pola dalam data yang relevan
dengan pertanyaan penelitian.
Meninjau kembali
tema yang ditemukan
Pada tahap ini peneliti meninjau ulang
hubungan antara kode dan kesatuan data
yang telah diperoleh.
Mendefinisikan dan
memberi nama tema
Pada tahap ini peneliti menuliskan dengan
rinci hasil analisis setiap tema,
mengidentifikasi dan membuat intisari dari
tema, dan menguatkan setiap tema.
Menyusun laporan
Tahapan yang paling akhir akan dicapai
ketika tema telah benar-benar sempurna
dan melibatkan analisis akhir dari laporan
yang akan dibuat. Laporan yang dibuat
baik untuk publikasi maupun untuk
keperluan penelitian yang bertujuan untuk
memaparkan data yang kompleks kepada
pembaca. Data tersebut harus bisa
meyakinkan pembaca mengenai validitas
analisis data yang digunakan dalam
penelitian.
Sumber: Braun dan Clarke (2013)
Reduksi dalam penelitian kualitatif sangat dibutuhkan karena data
yang dimiliki sangat beragam. Dengan demikian data yang telah direduksi
dapat mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data
selanjutnya dan mencarinya bila diperlukan. Proses reduksi data dalam
penelitian ini dilakukan ketika melakukan transkrip wawancara. Informasi
yang ada dalam hasil wawancara tentu banyak dan sangat kompleks
35
sehingga perlu adanya reduksi data agar peneliti fokus pada pokok
permasalahan. Reduksi data dalam penelitian ini menggunakan analisis
tematik, yaitu metode reduksi untuk mengidentifikasi, menganalisis, dan
menyajikan pola atau tema yang ada di dalam data (Braun dan Clarke,
2013). Tahapan dalam analisis tematik menurut Braun dan Clarke (2013,
17) dijelaskan pada Tabel 3.6.
2. Penyajian Data
Setelah direduksi maka langkah selanjutnya adalah penyajian data.
Penyajian data adalah upaya dalam memilah-milah setiap satuan ke dalam
bagian yang memiliki kesamaan sehingga memberikan kemungkinan akan
adanya penarikan kesimpulan. Selain itu, penyajian data merupakan
tahapan analisis data kualitatif yang berfungsi untuk menemukan pola
hubungan antar data, sehingga mudah untuk dipahami. Penelitian ini akan
menyajikan data berdasarkan rumusan masalah yang telah ditentukan.
Untuk menjawab rumusan masalah penelitian, penyajian akan menjelaskan
mengenai bagaimana Implementasi Pendekatan Saintifik dalam
Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam di Madrasah Aliyah Negeri
Karanganyar dan apa saja kendala Implementasi Pendekatan Saintifik
dalam Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam di Madrasah Aliyah
Negeri Karanganyar.
3. Penarikan kesimpulan dan verifikasi
Kesimpulan atau verifikasi ini merupakan tahapan terakhir dalam
proses analisis data. Proses penarikan kesimpulan dan verifikasi ini
36
didasarkan pada bukti-bukti yang telah didapatkan peneliti dalam langkah
sebelumnya. Kesimpulan dalam penelitian ini diharapkan menjawab
keseluruhan rumusan masalah yang sudah ditentukan di awal penelitian,
dan merupakan temuan baru yang sebelumnya belum pernah ada.
Sugiyono (2015, 253) menjelaskan,
“Temuan dapat berupa deskripsi atau gambaran suatu objek yang
sebelumnya masih remang-remang atau gelap sehingga setelah diteliti
menjadi jelas, dapat berupa hubungan kausal atau interaktif, hipotesis
atau teori. Kesimpulan digunakan untuk menjawab rumusan masalah
dalam penelitian ini”.
E. Pengecekan Keabsahan Data
Pengecekan keabsahan data dilakukan untuk memperoleh data yang
akurat dan dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Pengecekan
keabsahan data digunakan untuk mencapai keakuratan data yang diperoleh
melalui studi dokumentasi dan wawancara. Dengan demikian hasil analisis
penelitian mencapai tingkat mutu dan kevalidan yang baik.
Temuan atau data yang mencapai tingkat mutu dan kevalidan yang
baik ialah data yang tidak berbeda antar data yang dilaporkan pada hasil
penelitian dengan data yang sesungguhnya terdapat pada objek penelitian.
Sugiyono (2015) menjelaskan uji keabsahan data yang dapat digunakan
sebagai berikut.
1. Pengujian Kredibilitas (Validitas Internal)
Uji kredibilitas (validitas internal) dalam penelitian ini yaitu antara
lain melalui peningkatan ketekunan dalam penelitian, triangulasi, diskusi
37
dengan teman sejawat, dan memberchecking. Sugiyono (2015)
menjelaskan,
“Meningkatkan ketekunan dapat dikatakan sebagai usaha untuk
melakukan pengamatan secara lebih cermat dan berkesinambungan
dengan cara membaca berbagai referensi buku maupun hasil penelitian
atau dokumentasi-dokumentasi yang terkait dengan temuan sehingga
peneliti akan mendapatkan wawasan yang lebih luas dan tajam mengenai
kebenaran data yang ditemukan”.
Moleong (2015, 330) menyatakan, “Triangulasi adalah teknik untuk
memeriksa keabsahan data dengan memanfaatkan sesuatu yang lain”.
Dengan triangulasi, peneliti dapat memeriksa kembali hasil temuan dengan
cara membandingkannya dengan berbagai sumber, metode, peneliti, atau
teori. Teknik triangulasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut.
a. Triangulasi sumber ialah pengujian kredibilitas dilakulan dengan cara
mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber.
b. Triangulasi metode ialah pengujian kredibilitas data dengan cara
mengecek data kepada sumber yang sama dengan metode yang berbeda.
Memberchecking dalam penelitian ini dilakukan dengan
mengkonfirmasi ulang kepada informan wawancara, mengenai data yang
telah ditranskripsikan. Sugiyono (2015) menyatakan bahwa apabila data
yang ditemukan telah disepakati oleh para pemberi data, berarti data
tersebut valid, sehingga semakin kredibel atau dipercaya. Tujuan
memberchecking adalah agar informasi yang diperoleh dan akan
digunakan dalam penulisan laporan sesuai dengan apa yang dimaksud
sumber data atau informan.
38
2. Pengujian Dependability (Reliabilitas)
Pengujian dependability dalam penelitian ini dilakukan dengan
memeriksa keseluruhan proses penelitian. Hal-hal yang diperiksa adalah
proses peneliti mulai menentukan masalah/fokus, memasuki lapangan,
menentukan sumber data, melakukan analisis data, melakukan uji
keabsahan data, dan membuat kesimpulan. Prosedur pengujian
dependability adalah sebagai berikut.
a. Mengecek hasil transkrip wawancara (lampiran) untuk memastikan
bahwa hasil transkripsi tidak berisi kesalahan.
b. Memastikan tidak ada definisi dan makna yang mengambang mengenai
kode-kode selama proses coding. Hal ini dapat dilakukan dengan terus
membandingkan data tentang kategori dengan tema-tema yang dipilih
dalam penelitian ini.
F. Tahap-Tahap Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan metode studi
kasus. Proses penelitian ini secara singkat dijelaskan sebagai berikut.
a. Menentukan topik.
b. Menentukan objek penelitian dan melakukan wawancara awal. Objek
ditentukan berdasarkan keterkaitan topik yang akan dibahas dengan objek
yang akan menjadi tempat penelitian studi kasus. Objek dalam penelitian
ini adalah Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Wawancara awal
39
dilakukan untuk menemukan permasalahan yang dikaitkan dengan topik
penelitian.
c. Menentukan permasalahan penelitian, menentukan pertanyaan penelitian,
dan tujuan penelitian.
d. Menelaah teori dan literatur yang dapat digunakan untuk mengkaji
permasalahan penelitian.
e. Menentukan metode penelitian. Pembelajaran yang digunakan dalam
penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan metode
studi kasus. Data dikumpulkan melalui wawancara semi terstruktur dan
observasi dokumen objek penelitian. Data yang telah dikumpulkan
dianalisis dengan menggunakan analisis data kualitatif yaitu melalui tiga
aktivitas: reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan atau
verifikasi.
f. Menganalisis hasil temuan untuk menjawab pertanyaan penelitian sebagai
hasil penelitian.
g. Memberikan kesimpulan dan rekomendasi.
40
BAB IV
PAPARAN DATA
A. Deskripsi Temuan Penelitian
Temuan penelitian ialah pemaparan mengenai temuan-temuan dari
hasil studi dokumentasi, observasi, dan wawancara. Studi dokumentasi
dilakukan dengan mempelajari dokumen yang berkaitan dengan implementasi
pendekatan saintifik dalam pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam di
Madrasah Aliyah Negeri Karanganyar. Dokumen yang digunakan dalam
penelitian ini sebagai berikut.
1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Sejarah Kebuadayaan Islam (SKI) XI
MIA 1 Madrasah Aliyah Negeri Karanganyar.
2. Peraturan Menteri Pendidikan Republik Indonesia Nomor 24 tentang
Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Pelajaran pada Kurikulum 2013
pada Pendidikan Dasar dan Menengah.
Obeservasi dilakukan dengan mengikuti rangkaian pembeajaran
Sejarah Kebidayaan Islam kelas XI MIA 1 Madrasah Aliyah Negeri
Karanganyar semester ganjil. Alokasi waktu yang digunakan selama 1 jam 45
menit. Wawancara dilakukan dengan informan yang dinilai memahami
tentang implementasi pendekatan saintifik dalam pembelajaran Sejarah
Kebudayaan Islam di Madrasah Aliyah Negeri Karanganyar. Informan
diambil dari unsur Wakil Kepala Madrasah Bidang Kurikulum, Guru Sejarah
Kebudayaan Islam, dan Siswa kelas XI MIA 1 Madrasah Aliyah Negeri
41
Karanganyar. Selama proses wawancara berlangsung, penulis merekam hasil
wawancara dengan menggunakan alat perekam, dan membuat catatan-catatan.
Tabel 4.1 Informan Wawancara dan Kode Informan
No. Kode Jobdesk
1 IP1 Guru Sejarah Kebudayaan Islam
2 IP2 Wakil Kepala Madrasah Bidang Kurikulum
3 IP3 Siswa MAN Negeri Karanganyar kelas XI MIA 1
4 IP4 Siswa MAN Negeri Karanganyar kelas XI MIA 1
5 IP5 Siswa MAN Negeri Karanganyar kelas XI MIA 1
6 IP6 Siswa MAN Negeri Karanganyar kelas XI MIA 1
Sumber: Diolah
Proses pertama dalam menganalisis data hasil wawancara yaitu
menulis transkrip hasil wawancara. Tabel 4.1 merupakan tabel informan dan
kode informan. Pemberian kode informan dimaksudkan untuk memudahkan
penyebutan informan dan penjagaan kerahasiaan identitas informan yaitu 2
huruf dan 1 angka. Kode “IP” menunjukkan singkatan dari “informan
penelitian”. Angka 1-6 menunjukkan urutan nomor informan berdasarkan
waktu melakukan wawancara.
Hasil transkrip wawancara menemukan tidak semua jawaban
informan terkait dengan rumusan masalah dalam penelitian ini. Oleh karena
itu, dilakukan proses reduksi data untuk memilih data yang memiliki
kesesuaian dengan fokus dan masalah penelitian. Reduksi data dilakukan
dengan menggunakan analisis tematik. Tahapan reduksi data adalah
memberikan kategori dan memberikan nama tema berdasarkan pada
kesamaan makna kategori. Tiap kategori yang telah dikelompokkan, disusun
membentuk subtema. Hasil subtema tersebut kemudian diklasifikasikan ke
42
dalam tema-tema. Tahapan pasca reduksi data adalah menyajikan data dalam
pembahasan. Penyajian data dilakukan dengan memperhatikan hasil reduksi
data dan kesadaran akan tulisan yang baik dan benar sehingga dapat
memastikan konsistensi keterbacaan penulisan karya tulis ini. Tabel 4.2
merupakan tabel penyajian data dalam penelitian ini. Penulisan pembahasan
akan disusun berdasarkan tabel penyajian data di bawah ini.
Tabel 4.2 Penyajian Data
No Tema Subtema Koding
1
Implementasi
Pendekatan
Saintifik
dalam
Pembelajaran
Sejarah
Kebudayaan
Islam
Tahap
Perencanaan
Pembelajaran
Kesesuaian RPP dengan
pendekatan saintifik
Pemahaman Guru
Upaya Peningkatan
Kompetensi
Tahap
Implementasi
Pembelajaran
Kegiatan Mengamati
Kegiatan Menanya
Kegiatan Mengekplorasi
Kegiatan Mengasosiasi
Kegiatan
Mengkomunikasikan
Tahap
Evaluasi
Pembelajaran
Bentuk penilaian
Penilaian sikap
Penilaian keterampilan
Penilaian pengetahuan
2
Pendekatan
Saintifik
dalam
Pembelajaran
Sejarah
Kebudayaan
Islam
Kendala-
Kendala
Implementasi
Minimnya Tingkat
Pemahaman Peserta
Didik
Motivasi dan Minat
Belajar Siswa Peserta
Didik Masih Rendah
Tekanan Waktu bagi
Guru
Sumber: Diolah
Penyajian data akan dilakukan sesuai dengan tabel 4.2 di atas. Untuk
memudahkan penelusuran sumber data hasil wawancara, setiap data yang
43
disajikan diberikan kode informan dan urutan baris dalam hasil transkrip
wawancara. Contohnya sebagai berikut.
“Dalam pembelajaran saya telah menggunakan dan melaksanakan
rancangan pelaksanaan pembelajaran yang saya buat sebelumnya, ya sesuai
di RPP yang saya berikan itu. Jadi memang pelaksanaan belajar mengajar
tidak lepas dari rencana pembelajaran untuk memaksimalkan kegiatan
belajar siswa sesuai kurikulum yang berlaku. Materi pokok bahasan sudah
tertera, tinggal saya kembangkan materi tersebut dengan cara menjelaskan,
mengembangkan dan memahamkan dengan siswanya.” IP1_L1-7
“IP1_L1-7” menunjukkan bahwa sumber data berasal dari kode informan IP1
dan letak baris data pada transkrip wawancara berada pada baris 1-7. Tabel
4.2 merupakan tabel penyajian data penelitian setelah pengategorisasian dan
penemaan telah dilakukan.
B. Implementasi Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran Sejarah
Kebudayaan Islam.
Implementasi pendekatan saintifik dalam pembelajaran Sejarah Kebudayaan
Islam kelas XI MIA 1 di Madrasah Aliyah Negeri Karanganyar terdapat tiga
tahap, yaitu tahap perencanaan pembelajaran, tahap implementasi
pembelajaran, dan tahap evaluasi pembelajaran. Berikut adalah penjelasan
implementasi pendekatan saintifik dalam pembelajaran Sejarah Kebudayaan
Islam.
1. Tahap Perencanaan Pembelajaran
Menurut Mulyasa, (2008: 100) “Perencanaan pembelajaran sedikitnya
mencakup tiga kegiatan, yaitu identifikasi kebutuhan, perumusan
kompetensi dasar, dan penyusunan program pembelajaran”. Perencanaan
44
pembelajaran yang dibuat oleh guru Sejarah Kebudayaan Islam di MAN
Negeri Karanganyar sudah memenuhi kriteria tersebut di atas, terdiri atas:
(1) identitas RPP; (2) kompetensi inti (3) kompetensi dasar dan indikator;
(4) tujuan pembelajaran; (5) materi pembelajaran; (6) metode
pembelajaran; (7) media, alat, dan sumber pembelajaran; (8) langkah-
langkah kegiatan pembelajaran; (9) penilaian.
Pendekatan yang dibuat dalam RPP sudah sesuai dengan
pendekatan yang digunakan dalam kurikulum 2013 yaitu pendekatan
saintifik. Sesuai dengan keputusan pemerintah bahwa mulai tahun 2013
sekolah menerapkan kurikulum baru yaitu kuriulum 2013, maka setiap
guru harus melaksanakan keputusan tersebut. Sesuai dengan pernyataan
informan berikut.
“RPP untuk yang tahun ini kita sudah menerapkan termasuk untuk kelas
10,11, dan 12 mengacu RPP yang revisi kurikulum 2013 maka RPP yang
di buat mengacu pada standar itu. Kemarin dalam proses sudah
disampaikan dan juga diadakan workshop dan diklat berkaitan dengan
edisi revisi ini. Untuk penerapan saya yakin walaupun guru belum
memberikan data secara pasti tapi guru sudah ikut di diklat tersebut
mestinya RPP yang di buat sudah mengacu pada edisi revisi tersebut”
IP2_L1-8
Pemahaman guru terhadap konsep kurikulum 2013 perlu diketahui
untuk melihat sejauh mana kurikulum tersebut berhasil diterapkan.
Pemahaman guru terhadap kurikulum 2013 merupakan kurikulum
berdasarkan kompetensi dan karakter serta menerapkan pembelajaran
kontekstual. Pendekatan yang digunakan dalam kurikulum 2013
merupakan pendekatan saintifik, guru telah membuat perencanaan
pembelajaran dengan pendekatan saintifik sesuai dengan arahan dari wakil
45
kepala madrasah kurikulum dan guru adaptif yang telah mendapatkan
pelatihan implementasi kurikulum 2013.
2. Tahap Implementasi Pembelajaran
Impelementasi pendekatan saintifik dalam pembelajaran Sejarah
Kebudayaan Islam di Madrasah Aliyah Negeri Karanganyar telah berjalan
sesuai dengan Permendikbud. Pendekatan saintifik terdiri atas lima langkah,
yaitu observing (mengamati), questioning (menanya), associating (menalar),
experimenting (mencoba), networking (membentuk jejaring/
mengomunikasikan).
a. Mengamati (Observing)
Metode mengamati mengutamakan kebermaknaan proses
pembelajaran (meaningfull learning). Metode ini memiliki keunggulan
tertentu, seperti menyajikan media obyek secara nyata, peserta didik senang
dan tertantang, dan mudah pelaksanaannya. Tentu saja kegiatan mengamati
dalam rangka pembelajaran ini biasanya memerlukan waktu persiapan yang
lama dan matang, biaya dan tenaga relatif banyak, dan jika tidak terkendali
akan mengaburkan makna serta tujuan pembelajaran.
Metode mengamati sangat bermanfaat bagi pemenuhan rasa ingin tahu
peserta didik. Sehingga proses pembelajaran memiliki kebermaknaan yang
tinggi. Dengan metode observasi peserta didik menemukan fakta bahwa
ada hubungan antara obyek yang dianalisis dengan materi pembelajaran
yang digunakan oleh guru. Kompetensi yang dikembangkan pada langkah
ini yaitu untuk melatih kesungguhan, ketelitian, mencari informasi.
46
b. Menanya (questioning)
Guru menginspirasi peserta didik untuk meningkatkan dan
mengembangkan sikap, keterampilan, dan pengetahuannya. Pada saat guru
bertanya, pada saat itu pula dia membimbing atau memandu peserta
didiknya belajar dengan baik. Ketika guru menjawab pertanyaan peserta
didiknya, ketika itu pula dia mendorong asuhannya itu untuk menjadi
penyimak dan pembelajar yang baik.
Kegiatan Belajar :
“Proses menanya saya setting dengan melakukan agar anak-anak
mengajukan pertanyaan tentang informasi atau hal-hal yang tidak
dipahami dari apa yang diamat, nak-nak itu kadang-kadang masih
memerlukan pancingan-pacingan dari saya untuk mengajukan
pertanyaan sampai ke tingkat dimana anak-anak mampu mengajukan
pertanyaan secara mandiri” IP1_L30-35
“Diterangkan dulu materi yang lalu dan yang belum di pahami oleh
murid kalau ada yang ingin ditanyakan di suruh bertanya dahulu
sebelum melanjutkan materi” IP5_L17-19.
Mengajukan pertanyaan tentang informasi yang tidak dipahami dari
apa yang diamati atau pertanyaan untuk mendapatkan informasi tambahan
tentang apa yang diamati (dimulai dari pertanyaan faktual sampai ke
pertanyaan yang bersifat hipotetik) .
Berbeda dengan penugasan yang menginginkan tindakan nyata,
pertanyaan dimaksudkan untuk memperoleh tanggapan verbal. Istilah
pertanyaan tidak selalu dalam bentuk kalimat tanya, melainkan juga dapat
dalam bentuk pernyataan, asalkan keduanya menginginkan tanggapan
verbal.
Pertanyaan guru yang baik dan benar menginspirasi peserta didik
47
untuk memberikan jawaban yang baik dan benar pula. Kualitas pertanyaan
menggambarkan tingkatan kognitif seperti apa yang akan disentuh, mulai
dari yang lebih rendah hingga yang lebih tinggi.
Kompetensi yang dikembangkan yaitu untuk mengembangkan
kreativitas, rasa ingin tahu, kemampuan merumuskan pertanyaan untuk
membentuk pikiran kritis yang perlu untuk hidup cerdas dan belajar
sepanjang hayat.
c. Mengesplorasi (eksploring)
Penalaran adalah proses berfikir yang logis dan sistematis atas fakta-
kata empiris yang dapat diobservasi untuk memperoleh simpulan berupa
pengetahuan. Penalaran dimaksud merupakan penalaran ilmiah. Pada
proses pembelajaran dengan pendekatan ilmiah dalam Kurikulum 2013
menggambarkan bahwa pendidik dan peserta didik merupakan pelaku aktif.
Titik tekannya tentu dalam banyak hal dan situasi peserta didik harus lebih
aktif daripada guru. Aktivitas menalar dalam konteks proses pembelajaran
dengan pendekatan ilmiah banyak merujuk pada teori belajar asosiasi yakni
mengacu kepada kemampuan mengelompokkan beragam ide dan peristiwa
– peristiwa kemudian menjadikannya penggalan memori diotak.
Kegiatan belajar :
“mengolah informasi yang sudah dikumpulkan baik terbatas dari hasil
kegiatan mengumpulkan/eksperimen maupun hasil dari kegiatan
mengamati dan kegiatan mengumpulkan informasi. Pengolahan informasi
yang dikumpulkan dari yang bersifat menambah keluasan dan kedalaman
sampai kepada pengolahan informasi yang bersifat mencari solusi dari
berbagai sumber yang memiliki pendapat yang berbeda sampai kepada
48
yang bertentangan”. IP1_L64-70
Kompetensi yang dikembangkan yaitu untuk mengembangkan sikap
jujur, teliti, disiplin, taat aturan, kerja keras, kemampuan menerapkan
prosedur dan kemampuan berpikir dalam menyimpulkan.
d. Mengasosiasi (associating)
Untuk memperoleh hasil belajar yang nyata maka peserta didik harus
mencoba atau melakukan percobaan, terutama untuk materi atau substansi
yang sesuai. Peserta didik harus memiliki keterampilan proses untuk
mengembangkan pengetahuan tentang alam sekitar serta mampu
menggunakan metode ilmiah dan bersikap ilmiah untuk memecahkan
masalah-masalah yang dihadapinya sehari-hari.
Aplikasi metode eksperimen atau mencoba dimaksudkan untuk
mengembangkan berbagai ranah tujuan belajar, yaitu sikap, keterampilan,
dan pengetahuan. Aktivitas pembelajaran yang nyata untuk ini adalah:
“menentukan tema atau topik sesuai dengan kompetensi dasar menurut
tuntutan kurikulum, mempelajari cara-cara penggunaan alat dan bahan
yang tersedia dan harus disediakan, mempelajari dasar teoritis yang
relevan dan hasil-hasil eksperimen sebelumnya”. IP2_L22-25
Kompetensi yang dikembangkan yaitu untuk mengembangkan sikap
teliti, jujur,sopan, menghargai pendapat orang lain, kemampuan
berkomunikasi, menerapkan kemampuan mengumpulkan informasi melalui
berbagai cara yang dipelajari, mengembangkan kebiasaan belajar dan
belajar sepanjang hayat.
49
e. Mengkomunikasikan (networking)
Jejaring pembelajaran disebut juga pembelajaran kolaboratif, yang
merupakan suatu filsafat personal, lebih dari sekedar teknik pembelajaran di
kelas – kelas sekolah.
Hasil penelitian Vygotsky membuktikan bahwa ketika peserta didik
diberi tugas untuk dirinya sediri, mereka akan bekerja sebaik-baiknya
ketika bekerjasama atau berkolaborasi dengan temannya.
Pada langkah ini, pendidik diharapkan memberi kesempatan kepada
peserta didik untuk menyampaikan apa yang telah mereka pelajari. Hasil
tersebut disampaikan dikelas dan dinilai oleh guru sebagai hasil belajar
peserta didik atau kelompok peserta didik tersebut. Sebagaimana
disampaikan dalam Permendikbud, Nomor 81A Tahun 2013, adalah
menyampaikan hasil pengamatan , kesimpulan berdasarkan hasil analisis
secara lisan , tertulis, atau media lainnya.
Kompetensi yang dikembangkan yaitu untuk mengembangkan sikap
jujur, teliti, toleransi, kemampuan berpikir sistematis, mengungkapkan
pendapat dengan singkat dan jelas, dan mengembangkan kemampuan
berbahasa yang baik dan benar.
3. Tahap Evaluasi Pembelajaran
Menurut Mulyasa, “Evaluasi hasil belajar dilakukan untuk
mengetahui perubahan perilaku dan pembentukan kompetensi peserta
didik, yang dapat dilakukan dengan penilaian kelas, tes kemampuan dasar,
penilaian akhir satuan pendidikan dan sertifikasi, benchmarking, serta
penilaian program” (2008: 108). Evaluasi ini digunakan untuk mengukur
50
ketercapaian kompetensi peserta didik. Berdasarkan temuan data penelitian
setiap guru melaksanakan evaluasi secara berkala untuk melihat
ketercapaian kompetensi. Guru melaksanakan evaluasi berupa pertanyaan
lisan dan tertulis berupa latihan soal kepada peserta didik.
Dalam kegiatan pembelajaran terdapat sebuah evaluasi hasil belajar
untuk mengukur suatu pembelajaran berjalan efektif atau tidak. Untuk
dapat mengevaluasi, guru harus dapat merencanakan penilaian yang tepat,
melakukan pengukuran dengan benar, dan membuat kesimpulan dan solusi
secara akurat. Evaluasi hasil belajar dilihat dari cara guru melaksanakan
evaluasi. Berikut ini hasil wawancara dengan guru mengenai penilaian
program pembelajaran secara berkala dan berkesinambungan untuk
melihat ketercapaian kompetensi yang dikembangkan:
“Setiap pembelajaran ada evaluasi diawal (mengulangi pelajaran yang
kemarin) ataupun untuk di akhir dalam bentuk pertanyaan untuk materi
yang saya berikan tadi (saat itu) biar anak mudah mengingat dan untuk
mengukur ketercapaian kompetensi saya menggunakan sejauh mana
materi berdasarkan nilai, bila nilai sudah batas KKM jadi sudah tercapai
semua”. IP2_L12-16
Pendapat selanjutnya dikemukakan oleh guru berikut:
“Setiap pertemuan kita paling direviu nanti evaluasinya sih ulangan. Kalo
sehari-harinya kita amati saja. Evaluasi saya di rumah, setiap bulan saya
evaluasi”. IP1_L8-10
Penilaian dalam kurikulum 2013 menggunakan model penilaian
otentik, yang terdiri atas delapan teknik penilaian yaitu: penilaian
pengamatan, penilaian diri, penilaian jurnal, penilaian tertulis, penilaian
lisan, penilaian praktek, penilaian proyek, dan penilaian fortofolio. Hanya
sebagian penilaian yang diterapkan oleh guru, berikut kutipan wawancara
dengan guru yang melaksanakan penilaian melalui pengamatan:
“Dalam evaluasi penilaian sikap kan kedisiplinan juga masuk kelas harus
rapi tidak boleh ramai, perhatian siswa dalam proses pembelajaran, kalau
ada yang tidak disiplin diperingatkan”. IP1_71-73
Berdasarkan hasil obeservasi setiap guru melaksanakan evaluasi
berupa pertanyaan lisan dan latihan soal kepada peserta didik. Terdapat
51
pula guru yang melaksanakan pre tes untuk mengukur kemampuan awal
peserta didik. Penilaian otentik belum dilaksanakan secara keseluruhan,
guru baru melaksanakan penilaian pengamatan, penilaian tertulis,
penilaian lisan, dan penilaian praktek.
Kesimpulan dari pemaparan data di atas adalah guru telah
melasanakan evaluasi untuk mengukur ketercapaian kompetensi peserta
didik. Evaluasi tersebut untuk mengetahui kemampuan dan kompetensi
peserta didik. Penilaian otentik yang dilaksanakan guru yaitu: penilaian
sikap, penilaian pengetahuan, dan penilaian ketrampilan.
C. Kedala-Kendala Implementasi Pendekatan Saintifik dalam
Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam
1. Minimnya Tingkat Pemahaman Istilah Asing Peserta Didik
Dalam pelaksanakan kegiatan pembelajaran yang sudah direncanakan
oleh guru tidak semua murid bisa langsung memahami akan materi yang
diberikan terutama untuk kata istilah atau kata asing yang seperti yang
dikatan guru:
“Pemahaman siswa mengetahui berdasarkan poin bisa, akan tetapi tidak
memahami ceritanya, kata istilah dalam sejarah kebudayaan islam juga
kurang dipahami oleh siswa, mencari data terlalu over karena
pemahaman siswa yang masih minim”IP1_L78-82.
Senada dengan yang sudah dikatakan guru pada saat wawancara bahwa
murid juga berpendapat dengan:
”Guru akan menjelaskan kembali materi dan kata-kata istalah yang
susah dan belum dipahami murid dengan singkat sebelum melanjutkan
tambahan materi”IP4_L15-17.
52
2. Motivasi dan Minat Belajar Siswa Peserta Didik Masih Rendah
Motisavi merupakan keinginan yang datan dari diri sendiri untuk
melakukan dan menyelesaikan tujuan maka dalam pembelajaran cepat
lambatnya pemahaman suatu materi bukan hanya dari tingkat kapasitas
otak masing-masing individu yang menjadi kendala akan tetapi juga
motivasi untuk bisa dan minat belajar sendiri dari siswa seperti yang
dikatakan:
”terkadang motivasi belajar siswa masih rendah, dan itu yang menjadi
permasalahan selama ini, mau model seperti apapun ketika keinginan
siswa untuk berkembang tidak ada ya semua akan menjadi tidak ada
hasilnya”.IP1_L75-78.
Selanjutnya juga dikatakan:
“Saat pembelajaran ada murid yang seperti tidak ingin bisa tidak
mempunyai minat dalam pelajaran ini, mereka kadang rame, ada yang
tidur, mainan sendiri,bercanda dan tidak memperhatikan, tapi guru
nantinya menyuruh diam untuk memperhatikan penjelasan yang
diberikan saat guru menjelaskan dan ikut serta dalam diskusi pada saat
kelompok. Waktu di suruh bertanya tidak tahu apa yang harus di
tanyakan. Saat persentasi di depan sering grogi dan nerveus”. IP3_L12-
18
3. Tekanan Waktu bagi Guru
Pada saat pembelajaran materi yang belum dipahami oleh siswa yang di
jelaskan hanya dengan cepat dan singkat karena alasan tuntutan seperti
yang di katakan guru:
“Kendala mengkomunikasikan kadang saya menjelaskan terlalu cepat,
hal ini karena memang saya harus menyelasaikan semua materi sesuai
dengan silabus dan RPP yang telah saya siapkan untuk pembelajaran
satu semester dan satu tahun”. IP1_L82-86.
53
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Implementasi Pendekatan Saintifik pada Pembelajaran Sejarah
Kebudayaan Islam di MAN Karanganyar
a. Tahap Perencanaan Pembelajaran
Perencanaan pembelajaran yang dibuat oleh guru Sejarah Kebudayaan
Islam di MAN Negeri Karanganyar sudah memenuhi kriteria yang
sudah ditetapkan dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan.
Pendekatan yang digunakan dalam RPP Sejarah Kebudayaan Islam
kelas XI MIA 1 sudah sesuai dengan pendekatan yang digunakan dalam
kurikulum 2013 yaitu pendekatan saintifik.
b. Tahap Implementasi Pembelajaran
Impelementasi pendekatan saintifik dalam pembelajaran Sejarah
Kebudayaan Islam di Madrasah Aliyah Negeri Karanganyar telah berjalan
sesuai dengan Permendikbud. Selai itu implementasi pembelajaran sudah
terdapat kesesuian antara Rencana Pelaksaan Pembelajaran (RPP) dengan
kegiatan belajar mengajar di kelas. Pendekatan saintifik telah di praktikkan
oleh guru dengan baik yang terdiri atas lima langkah, yaitu observing
(mengamati), questioning (menanya), eksploring (mengeksplorasi),
associating (menalar), networking (mengomunikasikan).
54
c. Tahap Evaluasi Pembelajaran
Guru telah melasanakan evaluasi untuk mengukur ketercapaian
kompetensi peserta didik. Evaluasi tersebut untuk mengetahui
kemampuan dan kompetensi peserta didik. Penilaian otentik yang
dilaksanakan guru yaitu: penilaian sikap, penilaian pengetahuan, dan
penilaian ketrampilan
2. Kedala-Kendala Implementasi Pendekatan Saintifik dalam
Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam
a. Minimnya Tingkat Pemahaman Istilah Asing Peserta Didik
Tidak semua murid langsung menerima dengan mudah materi yang
diberikan oleh guru terutama untuk kata istilah karena kekuranganya
dalam membaca.
b. Motivasi dan Minat Belajar Siswa Peserta Didik Masih Rendah
Dalam pembelajaran bagaimanapun ketika siswa sudah tidak mempunyai
motivasi dan minat akan belajar maka dengan cara apapun materi yang
diberikan sukar untuk dicerna oleh murid itu sendiri.
c. Tekanan Waktu bagi Guru
Karena tuntutan yang harus menyelelasikan silabus dan RPP dalam waktu
satu semester maka materi yang diberikan maka guru sendiri dengan cara
yang singkat dalam penyampaian materi itu sendiri.
55
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas maka rekomendasi pada penelitian ini adalah
sebagai berikut.
1. Bagi guru
a. Guru diharapkan untuk lebih meningkatkan kompetensinya terutama
kompetensi pedagogiknya dalam pemahaman wawasan atau landasan
kependidikan, pemahaman kemampuan peserta didik, evaluasi hasil
belajar dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan
berbagai potensi yang dimilikinya.
b. Guru diharapkan untuk mengikuti pendidikan dan pelatihan, seminar
untuk meningkatkan kompetensinya dan pemahaman mengenai
pembelajaran dengan pendekatan saintifik sebagai bagian dari
implementasi kurikulum 2013.
2. Bagi sekolah
a. Pihak sekolah hendaknya lebih memfasilitasi guru untuk meningkatkan
kompetensinya dengan berkerjasama dengan universitas atau lembaga
lain.
b. Pihak sekolah hendaknya memberikan pelatihan dan penghargaan
kepada warga sekolah yang berkinerja baik agar mereka termotivasi
untuk berprestasi dalam bekerja.
56
3. Bagi pemerintah
Pemerintah hendaknya sering memberikan sosialisasi dan pelatihan kepada
guru-guru dalam implementasi pendekatan saintifik sehingga guru
mengetahui lebih jelas konsep pendekatan saintifik dan dapat menentukan
metode pembelajaran yang tepat.
57
DAFTAR PUSTAKA
Amin, Samsul Munir. 2014. Sejarah Dakwah. Jakarta: Amzah
Bogdan, R, dan S. Taylor. 1975. Introducing to Qualitative Methods:
Phenomenological. New York: John Wiley & Sons.
Braun, V. dan Clarke, V. 2013. Using Thematic Analysis in Psychology:
Qualitative Research in Psychology, 3 (2). pp. 77-101. ISSN 1478-0887.
Creswell, John. W. 2014. Research Design Qualitative, Quantitative, Mixed
Methods Approaches. Edisi Keempat. California: Sage Publications, Inc.
E. Mulyasa. 2008. Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif
dan Menyenangkan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Hennink, M, Hutter, I, dan Bailey, A. 2011. Qualitative Research Methods.
London: Sage Publications Ltd.
Kementrian Agama. 2015. Buku Siswa Sejarah Kebudayaan Islam Pendekatan
Saintifik Kurikulum 2013 Madrasah Aliyah Kelas XI. Jakarta: Direktorat
Pendidikan Kementrian Agama Republik Indonesia.
Kementrian RI. 2012. Al Qur’an Dan Terjemah New Cordova. Bandung: Syamil
Qur’an.
Lampiran Peraturan Menteri Agama No. 912 Tahun 2013.
Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 65 Tahun 2013.
Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 81A Tahun 2013.
Majid, Abdul. 2014. Pendekatan Ilmiah dalam Implementasi Kurikulum 2013.
Bandung: Rosdakarya.
Miles, M. B. dan Huberman, M. 2014. Analisis Data Kualitatif (Terjemahan:
Tjetjep Rohendi Rohidi). Jakarta: Universitas Indonesia Press.
58
Moleong, L. J. 2015. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Mukarromah, Lailatul. Implementasi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
Tps(Think Pair Share) Untuk Meingkatkat Prestasi Belajar Pada Pelajaran
Sejarah Kebudayaan Islam Siswa Kelas IV di MI Sranten Karanggede
Boyolali. 2014. Skripsi Tidak Diterbitkan. Salatiga: Jurusan Pendidikan Guru
Ibtidaiyah STAIN Salatiga.
Murni, Wahid. 2010. Pengembangan Kurikulum IPS & Ekonomi di
Sekolah/Madrasah. Malang: UIN Maliki Press.
Nata, Abudin. 2018. Ilmu Pendidikan Islam Dengan Pendekatan Multidisipliner.
Jakarta: Rajawali Pers.
Pudjiani, Tatik. 2014. Pendekatan Saintifik dan Peneilaian Otentik. Yogjakarta:
Spirit.
Purwanto, Sulistyo Wahyu. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
Student Team Achievement Division Dengan Pendekatan Saintifik Untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Barisan dan Deret Kelas XI
SMK Negeri 1 Banyudono Tahun Ajaran 2015/2016. 2016. Skripsi Tidak
Diterbitkan. Surakarta: Jurusan Pendidikan Matematika Universitas Sebelas
Maret.
Sagala, Syaiful. 2005. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&d. Bandung:
Alfabeta.
Wikipedia.Org/Wiki/Budaya#Definisi_Budaya 15.30. 31/07/2017
Wina, Sanjaya. 2006. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
Pendidikan. Jakarta: Kencana Pendidikan Dasar dan Menengah Bagian
Proyek Penatara Guru SLTP Setara D-III.
Yin, Robert. K. 2014. Case Study Research Design and Methods. Edisi Kelima.
California: Sage Publication, Inc.
59
LAMPIRAN-LAMPIRAN
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Daftar Nilai Penilaian harian
Mapel : Sejarah Kebudayaan Islam KKM : 75
Kelas : XI A 1
No Nama Nilai UH
bab 1
Nilai UH
bab 2
Ket
1 ADITYA FAJAR BAGASKORO 95 90 L
2 AISYAH NUR'AINI 100 95 L
3 AMALINA KHOIRI 85 95 L
4 AMELIYA AQUILERA 95 95 L
5 ANA KHOIRU UMMAH 100 95 L
6 ANTIKA AYU KURNIANGSIH 100 90 L
7 ANWAR HIDAYAT ASHARI 90 90 L
8 ARIFA PRAMADIA PUTRI 85 85 L
9 BETTY SUSIANA 100 100 L
10 DAMAR LAKSANA PUTRA
PRATAMA 95 100
L
11 DIAN LAILA WIDYAWATI 100 100 L
12 DIRA AYU WIDIYATI 95 75 L
13 EDI SETIAWAN 95 90 L
14 ELSA ELVIANASARI 80 90 L
15 FADHILA NUR ABIDAH 85 65 L
16 FEBRIAN IKHSAN NUR ROHMAN 95 95 L
17 HANIFAH DYAH RESTIADI 95 85 L
18 JAFAR SULAIMAN NUR WADAH 95 95 L
19 KRISTAL LIANA AFRITASARI 90 90 L
20 LAILI RAHMAWATI 90 90 L
21 LINA PITRI ARUB 100 100 L
23 MAHARDIKA MUFTI NUGROHO 95 95 L
24 MARLINA RIZKY SURYANINGSIH 85 95 L
25 MUHAMMAD AFTAH
WIYANDHIKA 80 80
L
26 MUTI'ATUN NISA' 90 85 L
27 NAFISAH MIFTACHUL ZAHRA 100 100 L
28 NI AYU SHADEWALI 100 95 L
29 NIKEN BINTARAWATI 90 90 L
30 NURIKA LASTIN 95 85 L
31 PURBASARI SURYANING PUTRI 95 85 L
32 RAMANDA ADE SAPUTRA 75 75 L
33 RISKA RAHAYU 95 95 L
34 RIZAL BAGUS FIRMANSYAH 95 95 L
35 RIZKY RISMA AGUSTIANA 100 100 L
36 RIZQI ROFI'AH NUR JANNAH 85 95 L
37 SANDY YUDHISTIRA ADI
NUGRAHA 65 80
TL
38 SITI NURIYAH 95 95 L
39 TANIA ANUGERAH SIWI NUR AINI 85 75 L
40 TIARA NUR RAHMAWATI 85 85 L
41 TRIYANI 100 90 L
41 WAFA SANDWI MUSTHOFA 95 100 L
43 WAFIQOH MIFTA ADILA 90 85 L
KD BAB 1
3.1 Menganalisis proses lahirnya bani Umayyah di Damaskus
3.2 Mengklasifikasi fase-fase pemerintahan dinasti bani Umayah di Damaskus
3.3 Menceritakan proses berdirinya dinasti bani Umayah
KD BAB 2
3.3 Menganalisis kebijakan-kebijakan pemerintahan khalifah pertama bani
Umayyah Damaskus, Muawiyah bin Abi Sufyan
3.4 Mengidentifikasi kebijakan-kebijakan khalifah pada masa pemerintahan
Marwan bin Hakam
3.5 Mendeskripsikan prestasi khalifah-khalifah terkenal dari bani Umayyah di
Damaskus
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
No : 01
Nama Sekolah/Madrasah : MAN KARANGANYAR
Mata Pelajaran : SejarahKebudayaan Islam
Kelas/SMT : XI / Ganjil
Materi Pokok : Pemerintahan Bani Umaiyyah I Di Damaskus
Alokasi Waktu : 1 jp 45 Menit
A. Kompetensi Inti (KI)
KI-1 : Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya
KI-2: Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin,
tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerja sama, toleran, damai)
santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai
bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi
secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI-3: Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu
pengetahuan, tehnologi, seni, budaya, dan humaniora dengan
wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban
terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan
pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai
dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
KI-4: Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah
abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di
sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai
kaidah keilmuan
B. Kompetensi Dasar dan Indikator
1.Menganalisis Sejarah Lahirnya Bani Umaiyah I
2. Mengidentifikasi Fase-Fase Pemerintahan Bani Umaiyah I (KD pada KI-
2)
3. Memahami sejarah lahirnya Bani Umaiyah I. (KD pada KI-3)
4.Mensimulasikan tujuan dan fungsi sejarah lahirnya Bani Umaiyah I (KD
pada KI-4)
3.1.Indikator : Menjelaskan fungsi sejarah lahirnya Bani Umaiyah I
3.2. Indikator : Menjelaskan tujuan sejarah lahirnya Bani Umaiyah I
4.1. Indikator : Mengungkapkan pengalaman pribadi tentang sejarah
lahirnya Bani Umaiyah I
4.2. Indikator : Mendemonstrasikan salah satu kisah sejarah lahirnya Bani
Umaiyah I
C. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengamati, menanya, mengekplorasi, mengasosiasi dan
mengkomunikasikan, peserta didik dapat menjelaskan sejarah berdirinya Bani
Umaayah,menjelaskan fase berdirinya Bani Umayyah, mengungkapkan
pengalaman pribadi/cerita tentang sejarah lahirnya Bani Umaiyah
I,melaksanakan ketentuan sejarah lahirnya Bani Umaiyah I,
mendemonstrasikan salah satu kisah sejarah lahirnya Bani Umaiyah I
D. Materi Pembelajaran (rincian dari Materi Pokok)
1. Proses Lahirnya Bani Umaiyah 1
2. Fase-Fase Pemerintahan Bani Umaiyah I Damaskus
E. Metode Pembelajaran (Rincian dari Kegiatan Pembelajaran)
1. diskusi,
2. tanya jawab
3. demonstrasi
4. ceramah
F. Media, Alat, dan Sumber Pembelajaran
1. Media Gambar,
2. Alat/Bahan
- Laptop, LCD Proyektor, Slide
3. Sumber Belajar
- Buku Ajar siswa SKI Kelas XI
G. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan Deskrepsi Waktu
Pendahuluan/Kegiatan Awal
10’
1) Mengajak semua siswa untuk berdoa yang dipimpin
oleh salah satu siswa
2) Menyapa kondisi kelas danmengkomunikasikan
tentang kehadiran siswa serta kebersihan kelas
3) Guru mengajak siswa tadarrus bersama beberapa ayat
surat al-Baqoroh
4) Guru menyampaikan tujuan belajar yang akan
dipelajari
5) Guru mengajak siswa untuk menentukan metode dan
kontrak belajar
Kegiatan Inti 65’
1). Mengamati
a) Guru membagi kelas menjadi tiga kelompok dan
membagi tiga topik yang berbeda
b) Guru mempersilahkan siswa untuk membaca dan
mengamati materi sesuai dengan tema yang
ditentukan dengan tujuan masing-masing
kelompok dapat memerankan topik
2) Menanya
Sebelum kelompok berdiskusi, terlebih dahulu
dipersilahkan untuk bertanya
3) Mengeksplorasi/mengumpulkan data/mengeksperimen
Masing-masing kelompok mendiskusikan bagaimana
cara memerankan topik mulai membagi karakter dan
bagaimana cara mengekspresikan topik dalam peran
4) Mengasosiasi
Setiap siswa diminta untuk mengkaitkan materi yang
didiskusikan dengan kehidupan sehari-hari
5) Mengkomunikasikan
Setiap kelompok mendemonstrasikan masing-masing
peran di depan kelompok lain
Kegiatan Menutup 15’
1) Siswa menyimpulkan hasil pembelajaran
2) Guru memberikan penguatan
3) Guru memberikan tugas untuk membaca materi
berikutnya
4) Guru bersama-sama siswa membaca doa penutup
majlis
H. Penilaian
1. Sikap Spiritual
a) Jenis/teknik penilaian(Unjuk Kerja / Kinerja melakukan Praktikum /
Sikap)
b) Bentuk instrumen dan instrumen(Daftar chek/skala penilaian/Lembar
penilaian kinerja/Lembar penilaian
sikap/LembarObservasi/Pertanyaan langsung/Laporan
Pribadi/Kuisioner/Memilih jawaban/ Mensuplai jawaban/Lembar
penilaian portofolio
c) Pedoman penskoran
Kisi-kisi
No. Pernyataan Pilihan Jawaban Skor
SY Y TY
1 Saya setuju dengan kepemimpinan mu’awiyah jika
diterapkan pada zaman sekarang ini
2 Sayayakinpadazamansekaranginiakanmajujikaditerapka
nkepemimpinansepertidaulahumayah
3 Dst…
Jumlah skor
Keterangan
Sangat yakin = skor 3
Yakin = skor 2
Tidak yakin = skor 1
Nilai 5 – 15 = C (kurang)
Nilai 16 – 25 = B (cukup)
Nilai 26 – 35 = A (baik)
Catatan :
………………………………………………………………………………………………
….
………………………………………………………………………………………………
….
2. Sikap Sosial
a. TeknikPenilaian : kelompok
b. BentukInstrumen : diskusi kelompok
c. Kisi-kisi
No. Kompetensi yang Dinilai Format Penilaian
1 Kejelasan dan kedalaman informasi Terlampir
2 Keaktifan dalam diskusi
3 Kejelasan dan kerapian presentasi
3. Pengetahuan
a. TeknikPenilaian : Tes Tulis
b. BentukInstrumen : Pilihan ganda/Uraian (terlampir)
c. Kisi-kisi
No. Indikator Butir Instrumen
1 Menjelaskan system pemerintahan
dinasti umayah di damaskus
Jelaskan secara singkat
sistempemerintahan dinasti
umayah di damaskus
2 Menyebutkan khalifah yang
memerintah dinasti umayah
Sebutkan khalifah yang
memerintah dinasti umayah
3 Menjelaskan masa permulaan
dinasti umayah
Jelaskan secarasingkat masa
permulaan dinasti umayah
4 Menjelaskan perkembangan
ilmupengetahuan, teknologi, dan
kesenian
Jelaskan perkembangan
ilmupengetahuan, teknologi,
dan kesenian.
5 Dst....
1) Essai : jumlah jawaban benar X 4 ( maksimal 10 X 4 = 40)
4. Keterampilan
a. TeknikPenilaian : Praktik
b. BentukInstrumen : Rubrik terlampir
c. Kisi-kisi
No. Indikator Butir Instrumen
1 Mengamati contoh
Perkembangan Ilmu
Pengetahuan, Teknologi, dan
Kesenian
Mengamati di lingkungan
sekitar contoh perkembangan
ilmu pengetahuan, teknologi,
dan kesenian tulis dalam
lembar fortofolia beserta
dalilnya
Dst...
Karanganyar, Juli
2017
Mengetahui, Kepala MAN Karanganyar ( Drs. H Sediyoko, M.Pd ) NIP. 195806061982041004
Guru Mata Pelajaran ( Muhammad Ihsan P S.Hum ) NIP.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
No : 02
Nama Sekolah/Madrasah : MAN KARANGANYAR
Mata Pelajaran : SKI
Kelas/SMT : XI / Ganjil
Materi Pokok : Khalifah-Khalifah Bani Umayah
Alokasi Waktu : 2x45 Menit
A. Kompetensi Inti (KI)
KI-1 : Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya
KI-2: Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin,
tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerja sama, toleran, damai)
santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai
bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi
secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI-3: Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu
pengetahuan, tehnologi, seni, budaya, dan humaniora dengan
wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban
terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan
pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai
dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
KI-4: Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah
abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di
sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai
kaidah keilmuan
B. Kompetensi Dasar
2.1. MeneladaniperilakujujurKhalifah Umar
binAbdulAzisdalampemerintahanBaniUmayyahDamaskussebgaiinplement
asidariakhlakulkarimah
2.2. MembiasakanbersikapsabarsebagaimanadicontohkanKhalifah al-Walid
2.3. Membiasakanperilakukompetitifsebagaimanadicontohkan oleh Khalifah
Muawiyah
2.4 MeneladanisikaptoleranKhalifah Abdul Malik bin Marwan
padasaatinteraksidengan masyarakat
2.5
Memilikisikapsemangatmengembangkanilmupengetahuandankerjakerasse
bagaiimplementasidarimasakejayaan Islam periodeklasik
2.6 Membiasakanperilakukreatif, inovatif, danproduktifdarikhalifah-
khalifahBaniUmayyahsebagaiimplementasidarisejarahperadaban Islam di
era modern.
C. Indikator
1. Menyebutkankhalifah-khalifahbaniumayah
2. Menyebutkanprestasi-prestasi yang diraiholehkhalifah-khalifahbaniumayah
3. Menjelaskanprestasi-prestasi yang diraiholehkhalifah-khalifahbaniumayah
4. Menjelaskankebijakan-kebijakankhalifah-khalifahbaniumayah
D. Tujuan Pembelajaran
Setelah proses mengamati, menanya, mengeksplorasi, mengasosiasi dan
mengkomunikasi, maka .siswa diharapkan dapat menjelaskan proses
lahirnya bani Umaiyah I, dapat mengidentifikasi fase-fase pemerintaan bani
Umaiyah I dengan benar, dapat menggambarkan fase kemajuan bani
Umaiyah I, dan dapat menjabarkan fase lemahnya pemerintahan bani
Umaiyah I dengan jelas.
E. Materi Pembelajaran (rincian dari Materi Pokok)
KHALIFAH-KHALIFAH BANI UMAIYAH YANG TERKENAL
1. 14 Khalifah Bani Umaiyyah I yang berkuasa
2. Khalifah-khalifah Bani Umaiyyah yang terkenal
a. Prestasi Khalifah Muawiyah bin Abi Sufyan
b. Prestasi Khalifah Marwan bin Hakam
c. Prestasi Khalifah Walid bin Abdul Malik
d. Prestasi Khalifah Umar bin Abdul Azis
3. Kebijakan-Kebijakan Pemerintahan Bani Umaiyah I Damaskus
E. Metode Pembelajaran (Rincian dari Kegiatan Pembelajaran)
1. diskusi,
2. tanya jawab
3. demonstrasi
4. ceramah
F. Media, Alat, dan Sumber Pembelajaran
1. Media Gambar,
2. Alat/Bahan
- Laptop, LCD Proyektor, Slide
3. Sumber Belajar
- Buku Pedoman Guru SKI kelas XI
F. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan Deskrepsi Waktu
Pendahuluan/Kegiatan Awal
10’
1. Mengajak semua siswa untuk berdoa yang dipimpin
oleh salah satu siswa
2. Menyapa kondisi kelas danmengkomunikasikan
tentang kehadiran siswa serta kebersihan kelas
3. Guru mengajak siswa tadarrus bersama beberapa
ayat surat al- qur’an
4. Guru menyampaikan tujuan belajar yang akan
dipelajari
5. Guru mengajak siswa untuk menentukan metode dan
kontrak belajar
Kegiatan Inti 65’
1. Mengamati
a) Guru membagi kelas menjadi tiga kelompok dan
membagi tiga topik yang berbeda
b) Guru mempersilahkan siswa untuk membaca dan
mengamati materi sesuai dengan tema yang
ditentukan dengan tujuan masing-masing
kelompok dapat memerankan topik
2. Menanya
Sebelum kelompok berdiskusi, terlebih dahulu
dipersilahkan untuk bertanya
3. Mengeksplorasi/mengumpulkan
data/mengeksperimen
Masing-masing kelompok mendiskusikan bagaimana
cara memerankan topik mulai membagi karakter dan
bagaimana cara mengekspresikan topik dalam peran
4. Mengasosiasi
Setiap siswa diminta untuk mengkaitkan materi yang
didiskusikan dengan kehidupan sehari-hari
5. Mengkomunikasikan
Setiap kelompok mendemonstrasikan masing-masing
peran di depan kelompok lain
Kegiatan Menutup 15’
1. Siswa menyimpulkan hasil pembelajaran
2. Guru memberikan penguatan
3. Guru memberikan tugas untuk membaca materi
berikutnya
4. Guru bersama-sama siswa membaca doa penutup
majlis
H. Penilaian
1. Sikap Spiritual
a. TeknikPenilaian : Penilaiandiri
b. BentukInstrumen : Lembarpenilaiandiri
c. Kisi-kisi
No. Pernyataan Pilihan Jawaban Skor
SY Y TY
1 Sayayakinpadazamansekaranginiakanmajujikaditerapka
nkepemimpinansepertidaulahumayah
2 Sayayakinjikakepemimpinanumar bin
abdulazizcocokuntukditerapkanpdjamansekarang
3 Dst…
Jumlah skor
Keterangan
Sangat yakin = skor 3
Yakin = skor 2
Tidak yakin = skor 1
Nilai 5 – 15 = C (kurang)
Nilai 16 – 25 = B (cukup)
Nilai 26 – 35 = A (baik)
Catatan :
………………………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………………………….
2. SikapSosial
a. TeknikPenilaian : kelompok
b. BentukInstrumen : diskusi kelompok
c. Kisi-kisi
No. Kompetensi yang Dinilai Format Penilaian
1 Kejelasan dan kedalaman informasi Terlampir
2 Keaktifan dalam diskusi
3 Kejelasan dan kerapian presentasi
3. Pengetahuan
a. TeknikPenilaian : TesTulis
b. BentukInstrumen : Uraian
c. Kisi-kisi
No. Indikator ButirInstrumen
1 Menjelaskas
sistempemerintahan dinasti
umayah di damaskus
Jelaskan secarasingkat system
pemerintahan dinasti umayah di
damaskus?
2. Menyebutkankhalifah yang
memerintahdinastiumayah
Sebutkan khalifah yang
memerintah dinasti umayah?
3 Dst...
1) Essa : jumlah jawaban benar X 4 ( maksimal 10 X 4 = 40)
Nilai : jumlah skor yang diperoleh (pilihan ganda+uaian) X 100
jumlah skor maxsimal
4. Keterampilan
a. TeknikPenilaian : Praktik
b. BentukInstrumen : Rubrik terlampir
c. Kisi-kisi
No. Indikator ButirInstrumen
1 Mengamati contoh
Perkembangan Ilmu
Pengetahuan, Teknologi, dan
Kesenian
Mengamati di lingkungan
sekitar contoh perkembangan
ilmu pengetahuan, teknologi,
dan kesenian tulis dalam
lembar fortofolia
Dst...
Karanganyar,
Juli 2017
Mengetahui, Kepala MAN Karanganyar ( Drs H Sediyoko M.Pd ) NIP. 195806061982041004
Guru Mata Pelajaran (Muhammad Ihsan P S.Hum ) NIP.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
No : 03
Nama Sekolah/Madrasah : MAN KARANGANYAR
Mata Pelajaran : SKI
Kelas/SMT : XI / Ganjil
Materi Pokok : Perkembangan Peradaban Bani Umaiyah 1
Alokasi Waktu : 2x45 menit
A. Kompetensi Inti
KI-1 : Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya
KI-2: Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin,
tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerja sama, toleran, damai)
santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai
bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi
secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI-3: Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual,
konseptual, proseduralberdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu
pengetahuan, tehnologi, seni, budaya, dan humaniora dengan
wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban
terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan
pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai
dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
KI-4: Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah
abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di
sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai
kaidah keilmuan
B. Kompetensi Dasar dan Indikator
3.4 Mengidentifikasikebijakan-kebijakanpadamasapemerintahan Marwan bin
hakam
3.8
Mendiskripsikanoroseskodifikasihaditspadamasapemerintahankholifahu
mar bin abdl Aziz
3.12 Mendiskripsikanpusat-
pusatperadapanpadamasapemerintahandaulatbaniUmaiyah di Damaskus
C. Indikator
1.Menjelaskan Proses Kodifikasi Hadis masa bani Umaiyah 1
2.Mengidentifikasi Proses perkembangan peradaban masa bani Umaiyah 1
3.Menyebutkan pusat-pusat Peradaban Islam masa bani Umaiyah 1
D. Tujuan Pembelajaran
Setelah proses mengamati, menanya, mengeksplorasi, megasosiasi
dan mengkomunikasi, maka siswa diharapkan dapat menjelaskan
perkembangan peradaban bani Umaiyah I.
E.Materi Pokok
1. Proses Kodifikasi Hadis Masa Khalifah Umar bin Abdul Azis
2.Proses Perkembangan Ilmu Pengetahuan Masa Bani Umaiyah I
3. Peradaban yang Tumbuh pada Masa Bani Umaiyah I
4. Pusat - pusat Peradaban BaniUmaiyah 1
F. Metode Pembelajaran (Rincian dari Kegiatan Pembelajaran)
1. diskusi,
2. tanya jawab
3. demonstrasi
4. ceramah
F. Media, Alat, dan Sumber Pembelajaran
1. Media Gambar
2. Alat/Bahan
- Laptop, LCD Proyektor, Slide
3. Sumber Belajar
- Buku Ajar siswa sejarah kebudayaan islam kelas XI
- Buku Sejarah kebudayaan Islam, KEMENAG RI
G. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan Deskrepsi Waktu
Pendahuluan/Kegiatan Awal
10’
1. Mengajak semua siswa untuk berdoa yang
dipimpin oleh salah satu siswa
2. Menyapa kondisi kelas danmengkomunikasikan
tentang kehadiran siswa serta kebersihan kelas
3. Guru mengajak siswa tadarrus bersama
beberapa ayat surat al-Baqoroh
4. Guru menyampaikan tujuan belajar yang akan
dipelajari
5. Guru mengajak siswa untuk menentukan metode
dan kontrak belajar
Kegiatan Inti 65’
1. Mengamati
a) Guru membagi kelas menjadi tiga kelompok
dan membagi tiga topik yang berbeda
b) Guru mempersilahkan siswa untuk membaca
dan mengamati materi sesuai dengan tema
yang ditentukan dengan tujuan masing-
masing kelompok dapat memerankan topik
2. Menanya
Sebelum kelompok berdiskusi, terlebih dahulu
dipersilahkan untuk bertanya
3. Mengeksplorasi/mengumpulkan
data/mengeksperimen
Masing-masing kelompok mendiskusikan
bagaimana cara memerankan topik mulai
membagi karakter dan bagaimana cara
mengekspresikan topik dalam peran
4. Mengasosiasi
Setiap siswa diminta untuk mengkaitkan materi
yang didiskusikan dengan kehidupan sehari-hari
5. Mengkomunikasikan
Setiap kelompok mendemonstrasikan masing-
masing peran di depan kelompok lain
Kegiatan Menutup 15’
1. Siswa menyimpulkan hasil pembelajaran
2. Guru memberikan penguatan
3. Guru memberikan tugas untuk membaca materi
berikutnya
4. Guru bersama-sama siswa membaca doa
penutup majlis
H. Penilaian
1. Sikap Spiritual
a. Teknik Penilaian : Penilaian diri
b. Bentuk Instrumen : Lembar penilaian diri
c. Kisi-kisi
No. Pernyataan Pilihan Jawaban Skor
SY Y TY
1 Sayayakinpadazamansekaranginiakanmajujikaditerapka
nkepemimpinansepertidaulahumayah
2 Sayayakinjikakepemimpinanumar bin
abdulazizcocokuntukditerapkanpdjamansekarang
3 Dst…
Jumlah skor
Keterangan
Sangat yakin = skor 3
Yakin = skor 2
Tidak yakin = skor 1
Nilai 5 – 15 = C (kurang)
Nilai 16 – 25 = B (cukup)
Nilai 26 – 35 = A (baik)
Catatan :
………………………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………………………….
2. Sikap Sosial
a. TeknikPenilaian : kelompok
b. BentukInstrumen : diskusi kelompok
c. Kisi-kisi
No. Kompetensi yang Dinilai Format Penilaian
1 Kejelasan dan kedalaman informasi Terlampir
2 Keaktifan dalam diskusi
3 Kejelasan dan kerapian presentasi
3. Pengetahuan
a. TeknikPenilaian : TesTulis
b. BentukInstrumen : Uraian
c. Kisi-kisi
N
o.
Indikator ButirInstrumen
1 Menjelaskassistempemerinta
handinastiumayah di
damaskus
Jelaskansecarasingkatsistempemeri
ntahandinastiumayah di damaskus?
2. Menyebutkankhalifah yang
memerintahdinastiumayah
Sebutkankhalifah yang
memerintahdinastiumayah?
3 Dst...
2) Essa : jumlah jawaban benar X 4 ( maksimal 10 X 4 = 40)
Nilai : jumlah skor yang diperoleh (pilihan ganda+uaian) X 100
jumlah skor maxsimal
4. Keterampilan
a. TeknikPenilaian : Praktik
b. BentukInstrumen : Rubrik terlampir
c. Kisi-kisi
No. Indikator ButirInstrumen
1 Mengamati contoh
Perkembangan Ilmu
Pengetahuan, Teknologi, dan
Kesenian
Mengamati di lingkungan
sekitar contoh perkembangan
ilmu pengetahuan, teknologi,
dan kesenian tulis dalam
lembar fortofolia
Dst...
Karanganyar, Juli 2017
Mengetahui, Kepala MAN Karanganyar
( Drs H Sediyoko M.Pd. ) NIP. 195806061982041004
Guru Mata Pelajaran (Muhammad Ihsan P S.Hum) NIP.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
No: 04
Nama Sekolah/Madrasah : MAN KARANGANYAR
Mata Pelajaran : SKI
Kelas/SMT : XI / Ganjil
Materi Pokok : Pemerintah Bani Umayyah di Damaskus
Alokasi Waktu : 2x45 Menit
A. Kompetensi Inti (KI)
KI-1 : Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya
KI-2: Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin,
tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerja sama, toleran, damai)
santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai
bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi
secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI-3: Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu
pengetahuan, tehnologi, seni, budaya, dan humaniora dengan
wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban
terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan
pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai
dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
KI-4: Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah
abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di
sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai
kaidah keilmuan
B. Kompetensi Dasar
4.1.Mengidentisifikasifactor-faktor penyebab mundurnya
4.2.Mejabarkan proses lemahnya bani Umayah 1
C. Indikator
1.Mengidentifikasi factor-faktor penyebab mundur bani Umaiyah 1
2. Menyebutkan factor-faktor pemicu pemberontakan masa bani Umaiyah1
3.Mengidentifikasi kelebihandan kekurangan bani Umaiyah 1
C. Tujuan Pembelajaran
Setelah proses , mengamati, menanya,mengeksplorasi, mengasosiasi dan
mengkomunikasi,maka siswa diharapkan dapat mengidentifikasi factor-faktor
penyebab mundurnya baniUmaiyah,dapat menjelaskan masa kelemahan
sampai runtuhnya bani Umaiyah di damaskus.
D. Materi Pembelajaran
1. Faktor –faktor Penyebab Mundurnya Bani Umaiyah I Damaskus
2.Faktor- factor Pemicu Munculnya Pemberontakan
3.Kelebihan dan Kekurangan Bani Umaiyah 1
4.Proses Runtuhnya Bani Umayyah I Damaskus
E. Metode Pembelajaran (Rincian dari Kegiatan Pembelajaran)
1. diskusi,
2. tanya jawab
3. demonstrasi
4. ceramah
F. Media, Alat, dan Sumber Pembelajaran
1. Media Gambar
2. Alat/Bahan: Laptop, LCD Proyektor, Slide
3. Sumber Belajar
- Buku Ajar siswa Sejarah Kebudayaan Islam Kelas XI
- Buku Sejarah Kebudayaan Islam , KEMENAG RI
- Guru Mapel SejarahKebudayaan Islam
G. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan Deskrepsi Waktu
Pendahuluan/Kegiatan Awal
10’
1. Mengajak semua siswa untuk berdoa yang
dipimpin oleh salah satu siswa
2. Menyapa kondisi kelas danmengkomunikasikan
tentang kehadiran siswa serta kebersihan kelas
3. Guru mengajak siswa tadarrus bersama beberapa
ayat surat al-Baqoroh
4. Guru menyampaikan tujuan belajar yang akan
dipelajari
5. Guru mengajak siswa untuk menentukan metode
dan kontrak belajar
Kegiatan Inti 65’
1. Mengamati
a) Guru membagi kelas menjadi tiga kelompok
dan membagi tiga topik yang berbeda
b) Guru mempersilahkan siswa untuk membaca
dan mengamati materi sesuai dengan tema
yang ditentukan dengan tujuan masing-
masing kelompok dapat memerankan topik
2. Menanya
Sebelum kelompok berdiskusi, terlebih dahulu
dipersilahkan untuk bertanya
3. Mengeksplorasi/mengumpulkan
data/mengeksperimen
Masing-masing kelompok mendiskusikan
bagaimana cara memerankan topik mulai
membagi karakter dan bagaimana cara
mengekspresikan topik dalam peran
4. Mengasosiasi
Setiap siswa diminta untuk mengkaitkan materi
yang didiskusikan dengan kehidupan sehari-hari
5. Mengkomunikasikan
Setiap kelompok mendemonstrasikan masing-
masing peran di depan kelompok lain
Kegiatan Menutup 15’
1. Siswa menyimpulkan hasil pembelajaran
2. Guru memberikan penguatan
3. Guru memberikan tugas untuk membaca materi
berikutnya
4. Guru bersama-sama siswa membaca doa
penutup majlis
H. Penilaian
1. Sikap Spiritual
a. Teknik Penilaian : Penilaian diri
b. Bentuk Instrumen : Lembar penilaian diri
c. Kisi-kisi
No. Pernyataan Pilihan Jawaban Skor
SY Y TY
1 Sayayakinpadazamansekaranginiakanmajujikaditerapka
nkepemimpinansepertidaulahumayah
2 Sayayakinjikakepemimpinanumar bin
abdulazizcocokuntukditerapkanpdjamansekarang
3 Dst…
Jumlah skor
Keterangan
Sangat yakin = skor 3
Yakin = skor 2
Tidak yakin = skor 1
Nilai 5 – 15 = C (kurang)
Nilai 16 – 25 = B (cukup)
Nilai 26 – 35 = A (baik)
Catatan :
………………………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………………………….
2. Sikap Sosial
a. TeknikPenilaian : kelompok
b. BentukInstrumen : diskusi kelompok
c. Kisi-kisi
No. Kompetensi yang Dinilai Format Penilaian
1 Kejelasan dan kedalaman informasi Terlampir
2 Keaktifan dalam diskusi
3 Kejelasan dan kerapian presentasi
3. Pengetahuan
a. TeknikPenilaian : TesTulis
b. BentukInstrumen : Uraian
c. Kisi-kisi
No. Indikator ButirInstrumen
1 Menjelaskan system
pemerintahan dinasti
umayah di damaskus
Jelaskan secarasingkat system
pemerintahan dinasti umayah di
damaskus?
2. Menyebutkan khalifah
yang memerintah
dinasti umayah
Sebutkan khalifah yang memerintah
dinasti umayah?
3 Dst...
3) Essa : jumlah jawaban benar X 4 ( maksimal 10 X 4 = 40)
Nilai : jumlah skor yang diperoleh (pilihan ganda+uaian) X 100
jumlah skor maxsimal
4. Keterampilan
a. TeknikPenilaian : Praktik
b. BentukInstrumen : Rubrik terlampir
c. Kisi-kisi
No. Indikator ButirInstrumen
1 Mengamati contoh
Perkembangan Ilmu Pengetahuan,
Teknologi, dan Kesenian
Mengamati di lingkungan
sekitar contoh perkembangan
ilmu pengetahuan, teknologi,
dan kesenian tulis dalam lembar
fortofolia
Dst...
Karanganyar,
Juli 2017
Mengetahui, Kepala MAN Karanganyar ( Drs H Sediyoko M.Pd ) NIP. 195806061982041004
Guru Mata Pelajaran (Muhammad Ihsan P S.Hum) NIP.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
No : 05
Nama Sekolah/Madrasah : MAN KARANGANYAR
Mata Pelajaran : SejarahKebudayaan Islam
Kelas/SMT : XI / Ganjil
Materi Pokok : Masa Kelemahan Sampai Runtuhnya
Baniumaiyah I
Alokasi Waktu : 2x 45 menit
A. Kompetensi Inti
KI-1 : Menerimadanmenjalankanajaran agama yang dinutnya
KI-2: Menghayati dan Mengamalkan perilaku jujur, disiplin,
tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai)
santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian
dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara
efektif, sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai
cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI-3: Memahami, merapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual,
konseptual, procedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin
tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan
humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan,
dan peradaban terkait penyebab phenomena dan kejadian, serta
menerapkan pengetahuan procedural pada bidang kajian yang spesifik
sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah
KI-4: Mengolah, menalar, menyaji, dan mencipta dalam ranah konkret dan
ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di
sekolah secara mandiri serta bertindak secara efektif dan kreatif,
mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
B. Kompetensi Dasar dan Indikator
4.4 Mengidentisifikasi factor-faktor penyebab mundurnya bani Umayah 1
(KD pada KI-1)
4.4 Mejabarkan proses lemahnya bani Umayah 1 (KD pada KI-2)
C. Indikator :
1. Mengidentifikasi factor-faktor penyebab mundur bani Umaiyah 1
2. Menyebutkan factor-faktor pemicu pemberontakan masa bani Umaiyah1
3. Mengidentifikasi kelebihan dan kekurangan bani Umaiyah 1
4. Menggambarkan proses lemah sampai runtuh banui Umaiyah 1
D. Tujuan Pembelajaran
Setelah proses , mengamati, menanya,mengeksplorasi, mengasosiasi dan
mengkomunikasi, maka siswa diharapkan dapat mengidentifikasi factor-
faktor penyebab mundurnya bani Umaiyah,dapat menjelaskan masa
kelemahan sampai runtuhnya bani Umaiyah IDamaskus
E. Materi Pembelajaran
1. Faktor –faktor Penyebab Mundurnya Bani Umaiyah I Damaskus
2. Faktor- factor Pemicu Munculnya Pemberontakan
3. Kelebihan dan Kekurangan Bani Umaiyah 1
4. Proses Runtuhnya Bani Umayyah I Damaskus
E. Metode Pembelajaran (Rincian dari Kegiatan Pembelajaran)
1. diskusi
2. tanya jawab
3. demonstrasi
4. ceramah
F. Media, Alat, dan Sumber Pembelajaran
1. Media Gambar
2. Alat/Bahan
- Laptop, LCD Proyektor, Slide
3. Sumber Belajar
- Buku Ajar siswa SKI Kelas XI
F. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan Deskrepsi Waktu
Pendahuluan/Kegiatan Awal
10’
1. Mengajak semua siswa untuk berdoa yang
dipimpin oleh salah satu siswa
2. Menyapa kondisi kelas danmengkomunikasikan
tentang kehadiran siswa serta kebersihan kelas
3. Guru mengajak siswa membaca bersama
beberapa ayat surat Al Mulk
4. Guru menyampaikan tujuan belajar yang akan
dipelajari
5. Guru mengajak siswa untuk menentukan metode
dan kontrak belajar
Kegiatan Inti 65’
1. Mengamati
a) Guru membagi kelas menjadi enam
kelompok dan membagi topik yang ada
b) Guru mempersilahkan siswa untuk membaca
dan mengamati materi sesuai dengan tema
yang ditentukan dengan tujuan masing-
masing kelompok dapat memetakan topik
2. Menanya
Sebelum kelompok berdiskusi, terlebih dahulu
dipersilahkan untuk bertanya
3. Mengeksplorasi/mengumpulkan
data/mengeksperimen
Masing-masing kelompok mendiskusikan
bagaimana cara menggambarkan pemetaan topik
dengan gambar sesuai imajinasi kelompok.
4. Mengasosiasi
Setiap siswa diminta untuk mengkaitkan materi
yang didiskusikan dengan kehidupan sehari-hari
5. Mengkomunikasikan
Setiap kelompok mempresentasikan masing-
masing gambar di depan kelompok lain
Kegiatan Menutup 15’
1. Siswa menyimpulkan hasil pembelajaran
2. Guru memberikan penguatan
3. Guru memberikan tugas untuk membaca materi
berikutnya
4. Guru bersama-sama siswa membaca doa
penutup majlis
H. Penilaian
1. Sikap Spiritual
a. Teknik Penilaian : Penilaian diri
b. Bentuk Instrumen : Lembar penilaian diri
c. Kisi-kisi
No. Pernyataan Pilihan Jawaban Skor
SY Y TY
1 Sayayakinpadazamansekaranginiakanmajujikaditerapkankepe
mimpinansepertidaulahumayah
2 Sayayakinjikakepemimpinanumar bin
abdulazizcocokuntukditerapkanpdjamansekarang
3 Dst…
Jumlah skor
Keterangan
Sangat yakin = skor 3
Yakin = skor 2
Tidak yakin = skor 1
Nilai 5 – 15 = C (kurang)
Nilai 16 – 25 = B (cukup)
Nilai 26 – 35 = A (baik)
Catatan :
………………………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………………………….
2. Sikap Sosial
a. TeknikPenilaian : kelompok
b. BentukInstrumen : diskusi kelompok
c. Kisi-kisi
No. Kompetensi yang Dinilai Format Penilaian
1 Kejelasan dan kedalaman informasi Terlampir
2 Keaktifan dalam diskusi
3 Kejelasan dan kerapian presentasi
3. Pengetahuan
a. TeknikPenilaian : TesTulis
b. BentukInstrumen : Uraian
c. Kisi-kisi
N
o.
Indikator ButirInstrumen
1 Menjelaskassistempemerinta
handinastiumayah di
damaskus
Jelaskansecarasingkatsistempemeri
ntahandinastiumayah di damaskus?
2. Menyebutkankhalifah yang
memerintahdinastiumayah
Sebutkankhalifah yang
memerintahdinastiumayah?
3 Dst...
4) Essa : jumlah jawaban benar X 4 ( maksimal 10 X 4 = 40)
Nilai : jumlah skor yang diperoleh (pilihan ganda+uaian) X 100
jumlah skor maxsimal
4. Keterampilan
a. TeknikPenilaian : Praktik
b. BentukInstrumen : Rubrik terlampir
c. Kisi-kisi
No. Indikator ButirInstrumen
1 Mengamati contoh
Perkembangan Ilmu
Pengetahuan, Teknologi, dan
Kesenian
Mengamati di lingkungan
sekitar contoh perkembangan
ilmu pengetahuan, teknologi,
dan kesenian tulis dalam
lembar fortofolia
Dst...
Karanganyar, Juli
2017
Mengetahui, Kepala MAN Karanganyar ( Drs H Sediyoko M.Pd ) NIP. 195806061982041004
Guru Mata Pelajaran (Muhammad Ihsan P S.Hum) NIP.
TRANSKRIP WAWANCARA I
Kode Informan : IP1
Tanggal / Waktu Wawancara : 6 September 2017/ 08.00
Tempat : Sekolah/ Dalam Kelas
No Pertanyaan Hasil Wawancara Baris Koding
1 Bagaimana
Penerapan
pembelajaran
saintifik di Madrasah
Aliyah Karanganyar
apakah sudah sesuai
dengan RPP yang
dibuat?
Dalam pembelajaran saya telah menggunakan
dan melaksanakan rancangan pelaksanaan
pembelajaran yang saya buat sebelumnya, ya
sesuai di RPP yang saya berikan itu. Jadi
memang pelaksanaan belajar mengajar tidak
lepas dari rencana pembelajaran untuk
memaksimalkan kegiatan belajar siswa sesuai
kurikulum yang berlaku. Materi pokok
bahasan sudah tertera, tinggal saya
kembangkan materi tersebut dengan cara
menjelaskan, mengembangkan dan
memahamkan dengan siswanya.
Setiap pertemuan kita paling direviu nanti
evaluasinya sih ulangan. Kalo sehari-harinya
kita amati saja. Evaluasi saya di rumah,
setiap bulan saya evaluasi.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Kesesuaian RPP
dengan pendekatan
saiantifik
Pemahaman Guru
Upaya Peningkatan
Kompetansi
2 Apakah dalam
pelaksanaan
pembelajaran sudah
sesuai dengan
Permendikbud?
Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan
Permendikbud dan peraturan yang berlaku.
Ya harus sesuai taksonomi bloom, ada unsur
mengamati, menanya, mengasosiasi,
mengumpulkan data, dan
mengkomunikasikan.
11
12
13
Kesesuaian RPP dengan
pendekatan saintifik
3 Bagaimana
berjalanya
pembelajaran di
kelas?
Pertama ketika masuk sebelum memulai
pembelajaran saya membuka pelajaran
dengan memberikan salam kemudian
melakukan presensi. Biasanya saya awali
dengan memberikan pertanyaan terlebih
dahulu dan akhir dari pembelajaran yaitu
mengkomunikasikannya dengan siswa. Pada
kegiatan inti ya dilaksanakan dengan langkah
saintifik seperti yang telah ada di dalam RPP.
Kalau Mengamati biasanya dibagi dalam
tiga kelompok dan dengan topik-topik yang
berbeda. Kegiatan mengamati saya anjurkan
dengan membaca buku siswa yang dibawa
masing-masing siswa, terkadang juga saya
ajak mendengar dan menyimak ketika saya
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
Kegiatan
Mengamati
memberikan materi atau permasalahan, serta
kegiatan siswa untuk melihat apa yang saya
kerjakan dengan alat atau tanpa alat. Saya
memfasilitasi peserta didik untuk melakukan
pengamatan, melatih mereka untuk
memperhatikan (melihat, membaca,
mendengar) hal yang penting dari suatu
benda atau objek.
Proses menanya saya setting dengan
melakukan agar anak-anak mengajukan
pertanyaan tentang informasi atau hal-hal
yang tidak dipahami dari apa yang diamat,
nak-nak itu kadang-kadang masih
memerlukan pancingan-pacingan dari saya
untuk mengajukan pertanyaan sampai ke
tingkat dimana anak-anak mampu
mengajukan pertanyaan secara mandiri.
Kegiatan mengekplorasi saya setting dengan
melakukan eksperimen untuk menyelesaikan
permasalahan yang terdapat dari topik-topik
yang sudah sajikan ke dalam kelompok-
kelompok, membaca sumber lain selain buku
teks serta melakukan aktivitas dengan
kelompok. Namun terkadang disini anak-
anak jenuh dan tidak ada minat belajar.
Mungkin dikarenakan sejarah cerita
masalalu, yang terkadang dan kebanyakan
susah untuk kembali pada masa itu.
Kegiatan mengasosiasi biasanya anak-anak
saya ajak untuk berlatih mengkaitkan dengan
kehidupan sehari-hari, anak-anak saya
anjurkan mengolah informasi yang sudah
dikumpulkan baik terbatas dari hasil kegiatan
mengumpulkan/eksperimen maupun hasil
dari kegiatan mengamati dan kegiatan
mengumpulkan informasi. Informasi yang
dikumpulkan dari yang bersifat menambah
keluasan dan kedalaman sampai pada
pengolahan informasi yang bersifat mencari
solusi dari berbagai sumber yang memiliki
pendapat yang berbeda sampai kepada yang
bertentangan.
Kegiatan mengkomunikasikan anak-anak
menyampaikan hasil pengamatan,
kesimpulan berdasarkan hasil analisis secara
lisan, tertulis, atau media lainnya. Saya juga
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
71
72
73
Kegiatan
Menanya
Kegiatan
Mengekplorasi
Kegiatan
Mengasosiasi
Kegiatan
Mengkomunikasik
an
Bentuk penilaian
Penilaian sikap
Penilaian
keterampilan
Penilaian
pengetahuan
Penilaian sikap
memberikan penghargaan berupa tepuk
tangan kepada kelompok yang
mempresentasikan hasil diskusinya serta
kepada siswa yang berani bertanya dan
memberikan tanggapan. Selama proses
pembelajaran berlangsung ya biasa terkadang
nampak ada anak yang tidak fokus dan
kurang konsentrasi dalam menyimak materi
yang saya sampaikan. Beberapa siswa ada
yang ramai sendiri, tertidur, bermain sendiri,
dan menopang dagu. Namun, ada beberapa
siswa yang tampak memperhatikan
penjelasan guru namun masih kurang aktif.
mengolah informasi yang sudah dikumpulkan
baik terbatas dari hasil kegiatan
mengumpulkan/eksperimen maupun hasil dari
kegiatan mengamati dan kegiatan
mengumpulkan informasi. Pengolahan
informasi yang dikumpulkan dari yang bersifat
menambah keluasan dan kedalaman sampai
kepada pengolahan informasi yang bersifat
mencari solusi dari berbagai sumber yang
memiliki pendapat yang berbeda sampai
kepada yang bertentangan.
Dalam evaluasi penilaian sikap kan
kedisiplinan juga masuk kelas harus rapi
tidak boleh ramai, perhatian siswa dalam
proses pembelajaran, kalau ada yang tidak
disiplin diperingatkan
4 apa saja kendala
dalam pelaksanaan
implementasi?
Kendala teknis sebenarnya tidak ada selama
ini, kendalanya lebih ke memfokuskan anak
didik, terkadang motivasi belajar siswa masih
rendah, dan itu yang menjadi permasalahan
selama ini, mau model seperti apapun ketika
keinginan siswa untuk berkembang tidak ada
ya semua akan menjadi tidak ada hasilnya.
Pemahaman siswa mengetahui berdasarkan
poin bisa, akan tetapi tidak memahami
ceritanya, kata istilah dalam sejarah
kebudayaan islam juga kurang dipahami oleh
siswa, mencari data terlalu over karena
pemahaman siswa yang masih minim.
Kendala mengkomunikasikan kadang saya
menjelaskan terlalu cepat, hal ini karena
memang saya harus menyelasaikan semua
74
75
76
77
78
79
80
81
82
83
84
85
86
Motivasi dan
Minat Belajar
Siswa Peserta
Didik Masih
Rendah
Minimnya Tingkat
Pemahaman
Peserta Didik
Tekanan Waktu
bagi Guru
materi sesuai dengan silabus dan RPP yang
telah saya siapkan untuk pembelajaran satu
semester dan satu tahun.
5 Bagaimana Solusi
dalam mengatasi
kendala-kendala
tersebut?
Untuk mengatasi pemahaman siswa tentang
istilah-istilah dalam Sejarah Kebudayaan
Islam, ya sebelum memulai pelajaran saya
menjelaskan dahulu seperti kata ilmiah terus
berjalanya cerita sejarahnya sendiri.
Terkadang memang harus juga mengulang
materi karena anak-anak macem-macem daya
pikirnya. Jadi anak-anak tidak kebingungan
ketika menemui istilah-istilah yang masih
asing bagi mereka. Kalau untuk
meningkatkan motivasi dan minat belajar ya
tak berikan vidio-vidio sejarah, intinya
bagaimana menciptakan dan menumbuhkan
ketertarikan dan rasa ingin tahu anak-anak.
87
88
89
90
91
92
93
94
95
96
Upaya
Peningkatan
Kompetensi
TRANSKRIP WAWANCARA II
Kode Informan : IP2
Tanggal / Waktu Wawancara : 7 September 2017/ 08.30
Tempat : Sekolah/ Kantor Wakil Kurikulum
No Pertanyaan Hasil Wawancara Baris Koding
1 Bagaimana
penerapan
pembelajaran
apakah sudah
sesuai
menggunakan
RPP yang dibuat?
RPP untuk yang tahun ini
kita sudah menerapkan
termasuk untuk kelas 10,11,
dan 12 mengacu RPP yang
revisi kurikulum 2013 maka
RPP yang di buat mengacu
pada standar itu.
Kemarin dalam proses
sudah disampaikan dan juga
diadakan workshop dan
diklat berkaitan dengan
edisi revisi ini
Untuk penerapan saya yakin
walaupun guru belum
memberikan data secara
pasti tapi guru sudah ikut di
diklat tersebut mestinya
RPP yang di buat sudah
mengacu pada edisi revisi
tersebut.
Kalau secara umum saya
juga yakin kepada guru
muda dan berbakat maka
penggunaan metode terbaru
pasti sudah diterapkan
dalam pembelajarana di
dalam kelas.
Setiap pembelajaran ada
evaluasi di awal
(mengulangi pelajaran yang
kemarin) ataupun untuk di
akhir dalam bentuk
pertanyaan untuk materi
yang saya berikan tadi (saat
itu) biar anak mudah
mengingat dan untuk
mengukur ketercapaian
kompetensi saya
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
Kesesuaian
RPP dengan
pendekatan
saintifik
Pemahaman
Guru
Upaya
Peningkatan
Kompetensi
menggunakan sejauh mana
materi berdasarkan nilai,
bila nilai sudah batas KKM
jadi sudah tercapai semua.
2 Apakah sudah
sesuai
Permendikbud
dalam pelaksaan
pembelajaran?
Untuk penerapan
pembelajaran kita sudah
bicarakan dengan guru
untuk menggunakan RPP
edisi revisi dan kita sudah
adakan diklat dari diklat
tersebut apakah sudah
diterapkan secara pasti saya
belum mengetahui langsung
tapi saya lihat secara
dokumennya sudah
mengacu kepada edisi revisi
dan mengacu pada RPP
yang dibuat guru
menentukan tema atau topik
sesuai dengan kompetensi
dasar menurut tuntutan
kurikulum, mempelajari cara-
cara penggunaan alat dan
bahan yang tersedia dan
harus disediakan,
mempelajari dasar teoritis
yang relevan dan hasil-hasil
eksperimen sebelumnya.
17
18
19
20
21
22
23
24
25
Kesesuaian
RPP dengan
pendekatan
saintifik
Upaya
Peningkatan
Kompetensi
3 Bagaimana
berjalanya
pembelajarandan
apa kendala
dalam
pelaksanaan
implementasi
saintifik?
Kalau diproses berjalannya
guru mungkin tidak 100%
karena juga pasti akan
melihat kondisi maupun
situasi yang ada dan tidak
harus selalu sesuai persis
dengan rancangan maka
nanti dalam proses
pelaporan atau evaluasi
nantinya akan ada ini
rancangan awal seperti ini
mungkin di dalam
pelaksanaan
pembelajarananya ada
perubahan dan itu
terdokumentasikan dari
kurikulum ada buku jurnal
di sana nanti bisa dituliskan
bahwa pembelajaran hari ini
tidak sesuai dengan
rancangan karena mungkin
ada kendala tertentu atau
karena ada situasi tertentu
itu memungkinkan.
Kita sudah mengupayakan
dari jadwal RPP dari
masing guru itu bisa
melaksanakan sesuai
perencanaan tapi bisa jadi
tadi kalau dilapanganya
tidak mesti seperti itu jika
seperti terjadi maka kami
upayakan misanya terus
mengganti katakanlah ada
suatu saat kalau kita ada
rapat, kalau rapat sekolah
atau dinas terencana maka
kita akan perpendek jam
misalkan 1jam 45 menit
kita kurangi dan di akhir
jam pembelajaran itu kita
gunakan rapat ya ini juga
satu antisipasi supaya
perencanaan dari masing-
masing guru bisa terpenuhi
tetapi bisa juga ada
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
49 Tekanan Waktu
bagi Guru
keperluan-keperluan
tertentu dan itu keperluan
pribadi guru ini sudah saya
sampaikan kepada temen
guru yang lain jika emng
ada keperluan sebisa
mungkin bertukar jam itu
yang kita lakukan maka di
sekolah ini jarang ada jam
kosong karena budaya tukar
jam sudah dari dulu
misalkan guru ini tidak bisa
mengajar ya tukar kalaupun
terpaksa tidak bisa di tukar
misalkan jadwanya 30 jam
dan berbenturan dengan
jadwal beliau sendiri itu ya
terpaksa memberikan
penugasan yang nanti bisa
dibantu oleh guru piket
yang lain
4 Bagaimana solusi
mengatasi
kendala-kendala
tersebut?
Penerapan dari
implementasi saintifik ini
kita dari sarana itu sudah
memberikan sarana seperti
LCD dimasing-masing
kelas, monitoring dari
kurikulum,piket dan kepala
sekolah sendiri kadang
keliling kelas, ada juga
CCTC untuk monitoring
pembelajaran walaupun
tidak selalu digunakan
monitoring,
Berkaitan implementasi dari
awal sudah diberi bekal
dengan worksop baik
sendiri maupun dari
maupun di tempat kerja
seperti minggu kemarin kita
mengadakan diklat dan
mendatangkan dari balai
diklat untuk memberi
pembekalan materi tentang
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
Kesesuaian RPP
dengan
pendekatan
saintifik
Upaya
Peningkatan
Kompetensi
implementasi kurikulum
2013 dengan ini harapanya
guru punya wawasan
keilmuan dan informasi
terbaru tentang pendidikan
tentang metode dan
kurikulum ini masuk ke
mereka, kalau informasi
keilmuan itu sudah punya
pasti akan berpengaruh
dalam penerapan guru
disekolah
5 Bagaimana
tindakan guru?
Secara spesifik belum
punya catatan karena
catatan tersebut karena guru
yang menonjol dalam artian
guru yang menonjol di
prestasinya dan ada juga
yang masih bisa di bilang
kurang dan mungkin guru
ya tidak tercatat berarti itu
dalam kategori guru yang
baik
63
64
65
66
Bentuk penilaian
TRANSKRIP WAWANCARA III
Kode Informan : IP3
Tanggal / Waktu Wawancara : 6 September 2017/ 08.30
Tempat : Sekolah/ Dalam Kelas
No Pertanyaan Hasil Wawancara Baris Koding
1 Bagaimana
penerapan
pembelajaran
apakah sudah
sesuai dengan
RPP?
Iya dalam pembelajaran
Sejarah Kebudayaan Islam
sudah dibagi kelompok lalu
disuruh berdiskusi menurut
kelompoknya setiap siswa
mempunyai tugas masing-
masing, hasil diskusi
kemudian dipersentasikan
maju kedepan salah satu
perwakilan kelompok untuk
menjelaskan apa yang
didapat dari diskusi tentang
tema yang sudah diberikan
guru.
1
2
3
4
5
Kesesuaian RPP
dengan
pendekatan
saintifik
2 Bagaimana
berjalanya
pembelajaran?
Setiap pembelajaran sejarah
kebudayaan islam tema dari
guru berbeda yang diberikan
ke kelompok satu dengan
yang lainya untuk
didiskusikan dan harus
dipahami dahulu sebelum
dipersentasi yang materi bisa
dicari lewat internet masing-
masing murid disetiap
kelompok tersebut.
Kemudian setiap kelompok
mewakilkan seorang untuk
mempresentasikan dan
kelompok yang lainya
memberi pertanyaan untuk
kelompok yang maju.
6
7
8
9
10
11
3 Apa kendala-
kendala
pelaksanaan
implementasi
saintifik?
Saat pembelajaran ada murid
yang seperti tidak ingin bisa
tidak mempunyai minat
dalam pelajaran ini, mereka
kadang rame, ada yang tidur,
mainan sendiri,bercanda dan
tidak memperhatikan, tapi
12
13
14
15
16
17
18
Motivasi dan
Minat
Belajar
Siswa
Peserta Didik
Masih
Rendah
guru nantinya menyuruh
diam untuk memperhatikan
penjelasan yang diberikan
saat guru menjelaskan dan
ikut serta dalam diskusi pada
saat kelompok. Waktu di
suruh bertanya tidak tahu apa
yang harus di tanyakan. Saat
persentasi di depan sering
grogi dan nerveus.
Didik
4 Bagaimana
solusi untuk
mengatasi
kendala-
kendala
tersebut
Kalau menurut saya supaya
memahami materi tetang
pelajaran Sejarah
Kebudayaan Islam ya belajar
terlebih dahulu karena
keinginan saya untuk bisa
memahami pelajaran sendiri
dan nanti saat dikelas guru
menjelaskan materi sudah
ada materi yang tinggal
mengulang lewat penjelasan
guru.
19
20
21
22
Minimnya
Tingkat
Pemahaman
Peserta 5 Bagaimana
tindakan guru?
Guru menyuruh mengulang-
ulang kembali dengan
membaca lagi materi dan apa
bila masih belum jelas maka
guru akan menjelaskan
materi dengan pertanyaan
dari murid yang belum
dipahami untuk menguatkan
menambah pemahaman yang
belum mengerti
23
24
25
26
TRANSKRIP WAWANCARA IV
Kode Informan : IP4
Tanggal / Waktu Wawancara : 6 September 2017/ 08.45
Tempat : Sekolah/ Dalam Kelas
No Pertanyaan Hasil Wawancara Baris Koding
1 Bagaimana
penerapan
pembelajaran
apakah sudah
sesuai dengan
RPP?
Sudah dibagi guru menurut
yang diinginkan dengan
dibagi kelompok dan setiap
murid mendapat tugas
masing-masing dalam
kelompok seperti menulis
yang tulisanya bagus,
persentasi untuk yang
pinter bicara dan mencari
materi untuk yang lainnya.
1
2
3
4 Kesesuaian RPP
dengan pendekatan
saintifik
2 Apa kendala-
kendala
pelaksanaan
implementasi
saintifik?
Saat mengamati siswa tidak
kompak ada yang bermain-
main sendiri kurang
memperhatikan.
Pada saat
mengkomunikasikan maju
kedepan kadang grogi
kurang pengalaman
berbicara di depan.
Kalau setelah guru
menjelaskan dan disuruh
bertanya murid suka
bingung apa yang
ditanyakan.
5
6
7
8
9
10
Kegiatan Mengamati
Kegiatan
Mengkomunikasikan
Kegiatan Menanya
3 Bagaimana
solusi untuk
mengatasi
kendala-
kendala
tersebut
Ketika ada kendala murid
tidak bisa menjawab waktu
persentasi di depan Guru
memberi tambahan
jawaban dengan
menjelaskanya
Kalau belum paham
disuruh tanya temen dahulu
yang sudah paham untuk
menjelaskan
11
12
13
14
Minimnya Tingkat
Pemahaman Peserta
Didik
4 Bagaimana
tindakan guru?
Guru akan menjelaskan
kembali materi dan kata-
kata istalah yang susah dan
belum dipahami murid
15
16
17
dengan singkat sebelum
melanjutkan tambahan
materi
TRANSKRIP WAWANCARA V
Kode Informan : IP5
Tanggal / Waktu Wawancara : 6 September 2017/ 09.00
Tempat : Sekolah/ Dalam Kelas
No Pertanyaan Hasil Wawancara Baris Koding
1 Bagaimana
penerapan
pembelajaran
apakah sudah
sesuai dengan
RPP?
Saat pelajaran Sejarah
Kebudayaan Islam sudah
dibagi kelompok dan di
sesuaiakan dengan porsi
muridnya satu kelompok di
isi oleh mudah memahami
dan sulit memahami
pelajaran
Setiap anggota kelompok
diwajibkan untuk ikut serta
dalam diskusi, minimal
untuk membaca materi dan
mencari tambahan materi
dari internet, dan dapat
tugas sendiri-sendiri ada
yang maju persentasi untuk
mengkomunikasikan hasil
diskusinya, ada yang
mencari pertanyaan untuk
kelompok lain ketika yang
dipresentasikan belum
dipahami oleh diri sendiri
maupun kelompoknya.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Kesesuaian RPP
dengan pendekatan
saintifik
Kegiatan
Mengekplorasi
Kegiatan
Mengkomunikasikan
2 Apa kendala-
kendala
pelaksanaan
implementasi
saintifik?
Kendala saat pelajaran ada
beberapa siswa yang
kurang memperhatikan ada
yang mainan sendiri,
ngobrol dengan temannya
dan ada yang tidur
Ketika guru
10
11
12
13
Minimnya Tingkat
Pemahaman Peserta
Didik
memperlihatkan film
tentang Sejarah
Kebudayaan Islam LCD
yang digunakan kadang
mati.
3 Bagaimana
solusi untuk
mengatasi
kendala-
kendala
tersebut
Memperingatkan murid
yang suka bermain sendiri
untuk memperhatikan
Guru Mencari cara lain
yang bisa di gunakan di
dalam kelas untuk
menambah kemudahan
murid dalam memahami
14
15
16
Pemahaman Guru
4 Bagaimana
tindakan guru?
Diterangkan dulu materi
yang lalu dan yang belum
di pahami oleh murid kalau
ada yang ingin ditanyakan
di suruh bertanya dahulu
sebelum melanjutkan
materi
17
18
19
TRANSKRIP WAWANCARA VI
Kode Informan : IP6
Tanggal / Waktu Wawancara : 6 September 2017/ 09.15
Tempat : Sekolah/ Dalam Kelas
No Pertanyaan Hasil Wawancara Baris Koding
1 Bagaimana
penerapan
pembelajaran
apakah sudah
sesuai dengan
RPP?
Dalam pembelajaran sudah
sesuai dengan kelas di bagi
kelompok, setiap anggota
kelompok di suruh untuk
membaca materi yang nantiya
akan di persentasikan di depan
kelas yang di wakili oleh
anggota kelompok
1
2
3
4
Kesesuaian
RPP dengan
pendekatan
saintifik
2 Bagaimana
berjalanya
pembelajaran?
Sudah sesuai yang dinginkan
oleh murid saat ada murid
yang belum paham dengan
materi di suruh bertanya apa
yang belum di pahami dan di
suruh untuk membaca cerita
sejarah dahulu.
Ketika kelompok saat
5
6
7
8
9
Minimnya
Tingkat
Pemahaman
Peserta Didik
pembelajaran dibagi tugas
masing-masing ada yang
mempresentasikan hasil
diskusi kelompok,
3 Apa kendala-
kendala
pelaksanaan
implementasi
saintifik?
Ketika guru sudah selesai
menjelaskan materi dan saat
kelompok melaksanakan
presentasi disuruh untuk
bertanya bingung apa yang
yang di tanyakan, banyak
siswa yang tidak
memperhatikan.
10
11
12
4 Bagaimana
solusi untuk
mengatasi
kendala-kendala
tersebut
Di susuruh dengerin penjelasan
materi yang diberika oleh guru
dan apa bila ada yang belum
paham guru memberi
penguatan materi
13
14 Upaya
Peningkatan
Kompetensi
DAFTAR NILAI SKK
Nama : Wisnu Fachrudin S
NIM : 111-13-168
Jurusan : Pendidikan Agama Islam
Fakultas : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
Dosen PA : Siti Rukhayati, M.Ag.
No. Nama Kegiatan Pelaksanaan Keterangan Nilai
1.
Sertifikat OPAK STAIN
Salatiga 2013
“Rekonstruksi
Paradigma Mahasiswa
yang Cerdas Peka dan
Peduli”
26-27 Agustus
2013 Peserta 3
2.
Sertifikat OPAK
Tarbiyah 2013
“Menjunjung Tinggi
Nilai-Nilai Kearifan
Lokal Seabagi Identitas
Pendidikan Indonesia”
29 Agustus
2013 Peserta 3
3. Sertifikat UPT
Perpustakan “Library
User Education”
16 September
2013 Peserta 2
4.
”Training pembuatan
makalah” yang
diselenggarakan LDK
Darul Amal STAIN
salatiga
18 september
2013 Peserta 2
5.
Piagam penghargaan
“kismis(kajian intensif
mahasiswa)” “agar
shalat bukan sekedar
kewajiban, namun
kebutuhan”
10 Oktober
2013
Peserta
2
6
Piagam Penghargaan
“dalam ibtida’ LDK
Darul amal “mahasiswa
rabbani pembangun
peradaban negeri”
19 Oktober
2013 Peserta 2
7
Sertifikat seminar dan
pelatihan kewirausahaan
“entrepreneurs is the
way of live”
16 april 2014 peserta 2
8
Sertifikat Seminar
“Implementasi SAK-
ETAP Dan IFRS Dalam
Dunia Pedidikan Dan
Industri”
Diselenggarakan Oleh
BKK Pendidikan
Akuntasi FKIP UNS
18 Oktober
2014 peserta 8
9
Sertifikat Seminar
Nasional
“Entrepreneurship”
diselenggarakan oleh
racana kusuma dilaga –
woro srikandi
16 November
2014 Peserta 8
10
Sertifikat
masta&Seminar Nasional
”membumikan gerakan
mahasiswa berilmu
amaliyah, amalan
ilmiah”
10 september
2015 Peserta 8
11
Sertifikat bedah buku
dengan judul “muda 7
warna” diselenggarakan
olelh HMJ PAI IAIN
salatiga
23 september
2015 Peserta 8
12 Sertifikat Seminar 30 Oktober Peserta 8
Nasional “Jiwa Muda,
Berani Berwirausaha”
2015
13
Sertifikat Seminar
Nasional DEMA FTIK “
Peningkaan
Profesionalisme Guru
Sebagai Dalam
Pembelajaran Di Era
Globalisasi”
23 November
2015 Peserta 8
14
Seminar nasional
“pendidikan agama
menjadi pelopor
kebangkitan nasional di
era globalisasi”
21 mei 2016 peserta 8
15
Sertifikat Seminar
Internasional “petani
utuk negeri”
24 september
2016 Peserta 8
16
Sertifikat Seminar
Nasional “memandang
jurnalisme dari
perspektif gender”
24 september
2016 peserta 8
17
Sertifikat Seminar
nasional “revitalisasi
budaya filsafat dalam
pemikiran islam
konteporer”
3 november
2016 Peserta 8
18
Sertifikat Seminar
Nasional “strategi
marketing kunci sukses
wirausaha”
13 November
2016 Peserta 8
19 Sertifikat “d’youthizen
2016’as a call to action”
26 November
2016 Peserta 2
diselanggarakan oleh
detik.com
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Dengan ini penulis cantumkan riwayat hidup sebagai berikut :
Nama Lengkap : Wisnu Fachudin S
NIM : 111 13 168
Tempat, Tanggal Lahir : Karanganyar, 2 Januari 1995
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Alamat : Dukuh Rejo, Kel. Jantiharjo, Kec. Karanganyar,
Kab. Karanganyar
Riwayat Pendidikan
1. SD Negeri 2 Tegalgede, lulus tahun 2007
2. SMP Negeri 3 Karanganyar, lulus tahun 2010
3. MA Negeri Karanganyar, lulus tahun 2013
4. IAIN Salatiga, lulus tahun 2017
Demikian riwayat hidup penulis, penulis buat dengan sebenar-benarnya.
Salatiga, 18 September 2017
Penulis
Wisnu Fachrudin S
NIM 11113168
top related