hubungan supervisi akademik dengan kinerja guru
Post on 26-Dec-2015
187 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
HUBUNGAN PELAKSANAAN SUPERVISI AKADEMIK
KEPALA SEKOLAH TERHADAP KINERJA GURU
(Studi Kasus di MTs Imadun Najah Jakarta Utara)
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
untuk Memenuhi Syarat-syarat Mencapai
Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)
Oleh:
Tsuwaibatul Aslamiah
105011000038
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2011
ii
ABSTRAKSI
Nama : Tsuwaibatul Aslamiah
NIM : 105011000038
Fakultas : Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Jurusan : Pendidikan Agama Islam
Judul : Hubungan Pelaksanaan Supervisi Akademik Kepala Sekolah
Terhadap Kinerja Guru (Studi Kasun di MTs Imadun Najah Jakarta
Utara)
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pelaksanaan
supervisi akademik kepala sekolah terhadap kinerja guru di MTs Imadun Najah
Jakarta Utara. Dengan meggunakan metode library research, yaitu penelitian
kepustakaan yang dilakukan dengan jalan membaca dan menelaah buku-buku serta
bacaan lainnya, kemudian diambil intisarinya sebagai bahan penulisan yang ada
hubungannya dengan masalah yang akan dibahas. Dan metode field research,
yaitu metode yang digunakan untuk mengumpulkan data-data secara langsung di
lapangan. Pengumpulan data yang dilakukan melalui observasi, wawancara dan
angket.
Dari penelitian yang dilakukan, peneliti memperoleh data mengenai
pelaksanaan supervisi akademik kepala sekolah (variabel X) terhadap kinerja guru
(variabel Y). Terdapat hubungan positif antara variabel X (peningkatan supervisi
kepala sekolah) dan variabel Y (kinerja guru), dengan perolehan nilai koefisien
korelasi sebesar 0,596. Dengan perolehan nilai tersebut, hubungan antara kedua
variabel dikategorikan sebagai hubungan positif signifikan dengan kategori yang
cukup/sedang. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa korelasi antara variabel
X dengan variabel Y ialah korelasi yang tergolong sedang atau cukup.
Kata kunci : pelaksanaan supervisi akademik kepala sekolah dan kinerja
guru.
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah
melimpahkan rahmat, taufik dan hidayahnya sehingga dengan seizin-Nyalah
Penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat dan salam senantiasa tercurah
kepada Nabi Muhammad SAW, keluarga, sahabat-sahabat serta seluruh umatnya
yang setia hingga akhir zaman.
Salah satu syarat untuk menyelesaikan studi dan mendapat gelar sarjana
Strata Satu (S1) dalam bentuk skripsi. Dalam rangka itulah penulis membuat
skripsi ini dengan judul “HUBUNGAN PELAKSANAAN SUPERVISI
AKADEMIK KEPALA SEKOLAH TERHADAP KINERJA GURU (Studi
Kasus di MTs Imadun Najah Jakarta Utara)”.
Melalui segenap usaha, doa dan penantian panjang, Alhamdulillah Penulis
telah dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang sederhana ini berkat bantuan dari
berbagai pihak baik moril maupun materil.
Untuk itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebanyak-
banyaknya dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada:
1. Prof. Dr. Dede Rosyada, MA, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta beserta seluruh stafnya.
2. Ketua dan Sekertaris Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan seluruh staf-
stafnya.
3. Prof. Dr. H . Ahmad Syafi’ie Noor yang telah meluangkan waktunya untuk
membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
4. Ibu Hj. Siti Khadijah, MA, dosen penasihat akdemik.
5. Ayahanda Mat Yasin dan Ibunda tercinta Mardiyah dengan semangat dan
pengorbanannya yang senantiasa mendorong dan mendoakan penulis untuk
selalu bejuang dalam menyelesaikan skripsi ini. Serta adik-adikku tersayang,
Sri Maulidah dan Yassir Khadafi yang selalu memotivasi penulis hingga
dapat menyelesaikan skripsi ini.
6. Devrian Ali Putra, S.S.I yang telah sabar dan setia mendampingi Penulis
serta selalu membantu dan memotivasi penulis.
iv
7. Sahabat-sahabat terbaikku: Lin Farida, Afifah, Hajar, Ari Zakiyah, Alisah,
Hamroh dan lain-lain yang selalu ada untuk memberikan semangat,
dorongan dan masukan yang sangat berarti. Semoga persahabatan yang
terbina selama ini akan menjadi kenangan yang takkan terlupakan.
8. Untuk teman-teman senasib dan seperjuangan mahasiswa PAI “A” angkatan
2005, khususnya Iyank, Dije, Teh Iim, Aal, Piqoh, Siti, Firman, Wisna dan
kawan-kawan yang lainnya. Terima kasih telah menjadi teman-teman yang
baik.
9. Serta semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan
skripsi ini, yang tidak dapat penulis sebutkan satu pesatu.
Akhirnya penulis berharap semoga amal baik dari semua pihak yang telah
membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini mendapatkan balasan pahala
dan rahmat dari Allah SWT. Semoga apa yang telah ditulis dalam skripsi ini dapat
bermanfaat bagi semua pihak. Amin ya rabbal ‘alamin
Jakarta, 10 Maret 2011
Tsuwaibatul Aslamiah
v
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN
LEMBAR PERNYATAAN KARYA SENDIRI …………………………….... i
ABSTRAKSI…………………………………………………………………….. ii
KATA PENGANTAR ………………………………………………………….. iii
DAFTAR ISI ……………………………………………………………………. v
DAFTAR TABEL……………………………………………………………….. vii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah …………………………………….... 1
B. Identifikasi Masalah …………………………………………. 6
C. Pembatasan dan perumusan Masalah ………………………… 6
D. Tujuan Penelitian …………………………………………….. 7
E. Manfaat Penelitian …………………………………………… 8
BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA BERFIKIR
A. Kinerja Guru
1. Pengertian Kinerja Guru...………………………………... 9
2. Macam-macam Kinerja Guru………………..…………… 13
3. Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Guru……..………… 15
B. Supervisi Akademik Kepala Sekolah
1. Pengertian Supervisi Akademik…………...…………..…. 16
2. Tujuan, Fungsi dan Prinsip Supervisi Akademik................ 18
3. Tanggung Jawab Kepala Sekolah Sebagai Supervisor
Akademik….....................................................................… 22
4. Langkah-langkah Supervisi Akademik…...……...……….. 24
C. Penelitian yang Relevan............................................................. 25
D. Kerangka Berfikir...……………………………………........... 26
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tujuan Penelitian……………………………………………… 28
B. Tempat dan Waktu Penelitian………………………………… 28
C. Metode Penelitian…………………………………………….. 29
vi
D. Populasi dan Sampel………………………………...………... 29
E. Variabel Penelitian………………………………...………….. 29
F. Teknik Pengumpulan Data…………………………...……….. 30
G. Teknik Analisa Data………………………...……………….... 36
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Sekolah…………………………………… 40
B. Deskripsi Data……………………………………………….. 41
C. Analisis data…………………………………..……………… 45
D. Interpretasi Data……………………………………………... 49
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan………………………………………………….. 51
B. Saran………………………………………………………… 52
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
vii
DAFTAR TABEL
No Keterangan Bab Hal
Tabel 1 Kisi-kisi Instrument Penelitian 3 31
Tabel 2 Kisi-kisi Instrument Penelitian Setelah Divalidasi 3 34
Tabel 3 Penetapan Skor Untuk Skala Supervisi Kepala Sekolah 3 37
Tabel 4 Penetapan Skor Untuk Skala Kinerja Guru 3 37
Tabel 5 Indeks Korelasi Product Moment 3 39
Tabel 6 Nilai Peningkatan Supervisi Kepala Sekolah 4 43
Tabel 7 Deskripsi Data Peningkatan Supervisi Kepala Sekolah 4 44
Tabel 8 Nilai Kinerja Guru 4 45
Tabel 9 Deskripsi Data Kinerja Guru 4 46
Tabel 10 Hasil Nilai Angket Variabel X dengan Variabel Y 4 47
Tabel 11 Tabel Perhitungan Variabel X (Peningkatan Supervisi Kepala
Sekolah) dan Variabel Y (Kinerja Guru)
4 48
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Jumlah lembaga pendidikan dewasa ini semakin menjamur seiring dengan
laju pertumbuhan penduduk dan perkembangan dunia serta kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi. Namun kebanyakan lembaga pendidikan yang ada
sekarang ini kurang memperhatikan mutu pendidikan dan kualitas lulusan yang
dihasilkannya, melainkan hanya memikirkan bagaimana suatu lembaga pendidikan
tertentu baik formal maupun nonformal itu dapat menjaring siswa di lembaganya
sebanyak-banyaknya dengan penawaran fasilitas yang baik.
Pendidikan pada hakikatnya merupakan usaha sadar untuk
mengembangkan kepribadian dan kemampuan manusia dengan maksud membantu
peserta didik mencapai kedewasaan. Pendidikan adalah suatu upaya menuju
kearah perbaikan hidup dan kehidupan manusia yang lebih baik. Untuk itu
pendidikan berlangsung tanpa awal dan akhir, atau tanpa ada batas ruang dan
waktu tertentu sepanjang hayat. Istilah lain disebut long life education (pendidikan
seumur hidup).
Pendidikan juga merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari
kehidupan manusia yang selalu ingin berkembang dan berubah. Dalam pasal 1
ayat 1 UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional disebutkan
2
bahwa “pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki nkekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan negara.1 Oleh karena itu, pendidikan mutlak ada dan
selalu diperlukan selama ada kehidupan. Hal ini senada dengan batasan resmi
mengenai pendidikan, yaitu usaha yang dijalankan dengan sengaja, teratur dan
berencana dengan maksud merngubah tingkah laku manusia kearah yang
diinginkan sebagai suatu usaha yang dilakukan dengan sengaja, teratur dan
berencana. Sudah barang tentu apa yang namanya pendidikan tidak dapat
dilakukan secara sambil atau serampangan.
Sebuah Sekolah adalah organisasi yang bersifat komlpeks dan unik.
Sehingga memerlukan tingkat koordinasi yang tinggi. Oleh sebab itu kepala
sekolah yang berhasil, yaitu tercapainya tujuan sekolah, serta tujuan dari para
individu yang ada dalam lingkungan sekolah, harus memahami dan menguasai
peranan organisasi dan hubungan kerja sama antara individu. Kepala sekolah yang
berhasil apabila mereka memahami keberadan sekolah sebagai organisasi yang
kompleks dan unik, serta mampu melaksanakan peranan kepala sekolah sebagai
seseorang yang diberi tanggung jawab untuk memimpin sekolah.
Seorang kepala sekolah yang ditugaskan untuk memimpin dan membawahi
para pegawainya sangat dituntut kepiawaiannya dalam mengelola dan
mengorganisir lembaga pendidikan yang dijalankannya sehingga apa yang menjadi
tujuan pendidikan itu dapat tercapai secara optimal. Karena itulah kepala sekolah
berkewajiban untuk memberikan bimbingan dan pembinaan terhadap staf-stafnya
khususnya guru dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan.
Kepala sekolah tidak hanya bertanggung jawab atas kelancaran jalannya
sekolah secara teknis akademis saja, tetapi juga memikirkan pertumbuhan dan
perkembangan sekolahnya, memikirkan hubungan sekolah dengan masyarakat,
1 UU RI No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional
3
hubungan guru dengan wali murid, dan juga mempunyai wewenang untuk
memperbaiki kualitas pendidikan dan mutu para guru di sekolahnya melalui
tugasnya sebagai supervisor.
Kegiatan supervisor dapat dikatakan efektif apabila supervisi itu
menumbuhkan kesadaran yang mendalam sebagai seorang guru bahwa Ia adalah
seorang pendidik yang mempunyai peran sangat penting di dalam kelas. Sehingga
seorang guru harus selalu berusaha untuk meningkatkan kinerjanya yang sangat di
pengaruhi sekali oleh kegiatan supervisi kepala sekolah.
Kompetensi guru berhubungan dengan kegiatan supervisi yang dilakukan
oleh kepala sekolah. E. Mulyasa menulis bahwa “salah satu tugas kepala sekolah
adalah supervisor, yaitu mensupervisi pekerjaan yang dilakukan oleh tenaga
kependidikan.”2mengenai pentingnya supervisi ini, Yaslis Ilyas juga menyatakan
bahwa “pada negara-negara berkembang, seperti Indonesia variabel supervisi dan
kontrol masih sangat penting pengaruhnya dengan kinerja individu.”3
Kinerja adalah penampilan hasil karya personel baik kuantitas maupun
kualitas dalam suatu organisasi. Kinerja dapat merupakan penampilan individu
maupun kelompok kerja personel. Penampilan hasil karya tidak terbatas kepada
personel yang mengaku jabatan fungsional maupun struktural, tetapi juga kepada
keseluruhan jajaran personel didalam organisasi.
Keberhasilan kinerja akan tampak apabila terdapat motivasi kepala
sekolah, lingkungan sekitar juga dapat menentukan keberhasilan kinerja seseorang.
Oleh karena itu, selain guru itu sendiri yang harus meningkatkan kualitas
kinerjanya, pihak sekolah juga perlu mengupayakan pemberdayaan guru agar
memiliki kinerja yang baik dan professional dalam melaksanakan tugasnya.
2 E. Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
2003), cetakan ke-9, h. 111 3 Yaslis Ilyas, Kinerja, Teori, Penilaian Dan Penelitian, (Depok: Pusat Kajian Ekonomi dan
Kesehatan FKMUI, 2002), cetakan ke-3, h. 68
4
Guru benar-benar dituntut untuk memiliki kinerja yang tinggi. Dengan
kinerja yang tinggi maka sumber daya manusia di Indonesia akan mulai sedikit
demi sedikit meningkat, terutama para generasi muda. Dengan demikian bangsa
yang cerdas dan mampu menghadapi tantangan-tantangan masa depan akan sangat
mudah tercipta.
Madrasah Tsanawiyah Imadun Najah merupakan lembaga pendidikan yang
sangat diharapkan oleh masyarakat sekitarnya. Madrasah Tsanawiyah Imadun ini
adalah sebuah yayasan dimana ada Madrasah Ibtidaiyahnya pula. MTs. Imadun
Najah ini dilihat dari segi manajemennya kurang terorganisir dengan baik, dari
segi Sumber Daya Manusianya juga kurang bermutu, ini bisa diliihat dari
ketidaksesuaian keahlian yang dimiliki guru dengan bidang pelajaran yang
diajarkan. Dari segi sarana dan prasarana yang ada di MTs. Imadun Najah ini juga
sangat kurang membantu pelaksanaan proses pembelajaran, selain itu juga
kegiatan ekstrakurikuler yang ada di MTs. Imadun Najah ini kurang lengkap. Hal
ini disebabkan karena kurangnya dana yang ada di MTs. Imadun Najah ini4.
Sekolah yang bermutu adalah sekolah yang memilki kualitas pendidikan yang baik
dan juga memiliki sarana dan prasarana yang lengkap sehingga dapat membantu
proses pembelajaran. Dalam hal kualitas atau mutu sangat dibutuhkan oleh setiap
sekolah yang dimana mutu pendidikan itu akan menjadi sudut pandang oleh setiap
masyarakat, dimana masyarakat menginginkan sekolah yang memiliki mutu
pendidikan yang baik.
Adapun visi Madrasah Tsanawiyah Imadun Najah adalah “Mewujudkan
generasi berpendidikan, bededikasi tinggi, dan berwibawa guna memberdayakan
semua masyarakat agar berkembang menjadi insan yang berkualitas sehingga
mampu menjawab perkembangan zaman”. Misi MTs Imadun Najah yaitu:
1) Mengupayakan kesempatan memperoleh pendidikan yang bermutu bagi
masyarakat.
4 Hasil observasi ke MTs Imadun Najah pada Tanggal 7 April 2010
5
2) Meningkatkan pembelajaran efektif yang holistik.
3) Membantu pengembangan potensi anak secara utuh dalam rangka
mewujudkan masyarakat belajar.
4) Mendorong peran serta masyarakat dalam pelaksanaan semangat belajar,
berdisiplin tinggi dan bersikap menghargai waktu.
5) Membudayakan dan memberdayakan masyarakat belajar sepanjang hayat
sehingga tertanam akhlak mulia.
6) Menumbuhkan sikap istiqamah dan tawakkal dalam menunaikan kewajiban.
7) Menumbuhkan semangat penghayatan ajaran agama dan budaya bangsa
sehingga menjadi sumber kearifan dalam bertindak.
8) Menumbuhkan sikap moral dan budi pekerti yang luhur terhadap sesama.
9) Menumbuhkan semangat berkorban beramal, berinfak dan berzakat sebagai
wujud kepedulian sosial terhadap sesama.
Kepala sekolah pada dasarnya mempunyai tanggung jawab untuk
mengelola, merencanakan, mengawasi, dan melaksanakan program yang ada di
sekolah tersebut, Setiap lembaga pendidikan memiliki perencanaan program
pendidikan yang sudah dibuat dan untuk dilaksanakan, pada lembaga Pendidikan
MTs. Imadun Najah ini memiliki perencanaan program pendidikan yang harus
dilakukan oleh kepala sekolah akan tetapi ada dari salah satu program tersebut
yang belum maksimal, yaitu kepala sekolah mempunyai program untuk merekrut
Sumber Daya Manusia (SDM) atau guru-guru yang sesuai dengan latar belakang
pendidikannya, akan tetapi dilihat dari fenomena yang ada dilapangan, masih ada
guru-guru yang tidak sesuai dengan latar belakang pendidikannya dan Sumber
Daya Manusia yang kurang memadai.
Penelitian ini berangkat dari permasalahan tentang belum berfungsinya
supervisi kepala sekolah sebagai upaya peningkatan kinerja guru di MTs Imadun
Najah. Berdasar kepada permasalahan tersebut, maka penelitian ini bertujuan
6
untuk memperoleh gambaran yang jelas tentang efektifitas pelaksanaan supervisi
kepala sekolah terhadap guru-guru dalam upaya meningkatkan dan
mengembangkan kemampuan mengajar , dengan fokus kajian dan pola
pelaksanaan dan respon guru terhadap kegiatan supervisi akademik yang
dilakukan oleh kepala sekolah.
Berdasarkan pada permasalahan di atas, maka penulis berusaha mengulas
dan memecahkan permasalahan tersebut melalui skripsi yang berjudul
“Hubungan pelaksanaan supervisi akademik kepala sekolah terhadap kinerja
guru di MTs Imadun Najah Jakarta Utara”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penulis mengidentifikasi
masalah yang akan diteliti sebagai berikut:
1) Kurangnya pelaksanaan supervisi akademik yang dilakukan kepala sekolah
terhadap kinerja guru.
2) Kurangnya tanggung jawab kepala sekolah dalam tugasnya sebagai
supervisor.
3) Rendahnya kinerja guru terhadap kegiatan pembelajaran.
4) Kurangnya profesionalitas guru terhadap pelaksanaan pekerjaannya di
sekolah.
C. Pembatasan dan Perumusan Masalah
1. Pembatasan Masalah
Mengingat begitu luas permasalahan yang akan dibahas dan berdasarkan
latar belakang yang ada, agar penulisan skripsi ini lebih terarah dan tidak terlalu
lebar pembahasannya, maka penulis membatasi masalah sebagai berikut:
7
a) Supervisi kepala sekolah yang dimaksud adalah mengenai tujuan
pelaksananaan supervisi akademik, fungsi dan prinsip supervisi dan
tanggung jawab supervisor terhadap kinerja guru di MTs Imadun Najah
b) Kinerja guru yang dimaksud yaitu macam-macam kinerja dan faktor
yang mempengaruhi kinerja guru tersebut.
2. Perumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah di atas, yang menjadi pokok
permasalahan adalah “Apakah terdapat hubungan yang signifikan antara
pelaksanaan supervisi akademik yang dilakukan kepala sekolah terhadap kinerja
guru?”
Selanjutnya permasalahan dapat dirumuskan sebagai berikut :
a. Apakah terdapat hubungan yang signifikan antara pelaksanaan supervisi
akademik kepala sekolah terhadap kinerja guru di MTs Imadun Najah?
b. Seberapa besar pengaruh pelaksanaan supervisi akademik oleh kepala
sekolah terhadap kinerja guru di MTs Imadun Najah?
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, secara umum tujuan penelitian ini
adalah untuk mengetahui apakah terdapat hubungan yang signifikan antara
pelaksanaan supervisi akademik yang dilakukan oleh kepala sekolah terhadap
kinerja guru. Secara spesifik, tujuannya adalah sebagai berikut :
a. Untuk mengetahui hubungan pelaksanaan supervisi akademik kepala
sekolah terhadap kinerja guru MTs Imadun Najah.
b. Untuk mengetahui seberapa besar hubungan pelaksanaan supervisi
akademik kepala sekolah terhadap kinerja guru di MTs Imadun Najah.
8
E. Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi:
1) Bagi kepala sekolah penelitian ini adalah diharapkan dapat menjadi salah
satu acuan dalam pelaksanaan supervisi akademik kepala sekolah dalam
meningkatkan kinerja guru agar tujuan pendidikan dapat terlaksana dengan
baik.
2) Bagi guru, penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan acuan untuk lebih
meningkatkan kinerja dan kemampuannya dalam melaksanakan
pembelajaran yang lebih optimal.
3) Bagi penulis diharapkan dapat menjadi bekal pengetahuan mengenai
pengawasan, pembinaan dan kepemimpinan kepala sekolah, serta dapat
menambah pengetahuan tentang kinerja guru dalam rangka meningkatkan
proses belajar mengajar yang baik.
9
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Kinerja Guru
1. Pengertian Kinerja Guru
Istilah kinerja guru berasal dari ‟kata job performance/actual
performance’ (prestasi kerja atau prestasi sesungguhnya yang dicapai oleh
seseorang). Jadi menurut bahasa kinerja bisa diartikan sebagai prestasi yang
nampak sebagai bentuk keberhasilan kerja pada diri seseorang. Keberhasilan
kinerja juga ditentukan dengan pekerjaan serta kemampuan seseorang pada
bidang tersebut. Keberhasilan kerja juga berkaitan dengan kepuasan kerja
seseorang.1
Prestasi bukan berarti banyaknya kejuaraan yang diperoleh guru tetapi
suatu keberhasilan yang salah satunya nampak dari suatu proses belajar mengajar.
Untuk mencapai kinerja maksimal, guru harus berusaha mengambangkan seluruh
kompetensi yang dimilikinya dan juga memanfaatkan serta menciptakan situasi
yang ada di lingkungan sekolah sesuai dengan aturan yang berlaku.
1 A. A. Anwar Prabu Mangkunegara, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Bandung: PT. Rosda Karya,
2000), h. 67
10
Dalam kamus bahasa Indonesia kinerja diartikan sebagai sesuatu yang
dicapai, prestasi diperlihatkan, kemampuan kerja.2
Ivor K. Davis seorang mempunyai empat fungsi umum yang merupakan
ciri pekerja seorang guru adalah sebagai berikut:
a. Merencanakan
Yaitu pekerjaan seorang guru untuk menyusun tujuan belajar.
b. Mengorganisasikan
Yaitu pekerjaan seorang guru untuk mengatur dan menghubungkan
sumber-sumber belajar sehingga dapat mewujudkan tujuan belajar
dengan cara yang paling efektif, efisien dan ekonomis.
c. Memimpin
Yaitu pekerjaan seorang guru untuk memberi motivasi dan
menstimulasikan murid-muridnya, sehingga mereka siap
mewujudkan tujuan belajar.
d. Mengawasi
Yaitu pekerjaan seorang guru untuk menentukan apakah fungsinya
dalam mengorganisasikan dan memimpin telah berhasil dapat
mewujudkan tujuan yang telah dirumuskan. Jika tujuan belum dapat
diwujudkan, maka guru harus menilai dan mengatur kembali
situasinya dan bukunya mengubah tujuan.3
Dengan demikian, penulis menyimpulkan dari uraian di atas bahwa kinerja
adalah kemampuan seseorang untuk melaksanakan tugasnya yang menghasilkan
hasil yang memuaskan, guna tercapainya tujuan organisasi kelompok dalam suatu
unit kerja. Di samping itu, motivasi juga sangat berpengaruh terhadap kinerja
seseorang, tidak terkecuali seorang guru. Guru adalah pendidik profesional dengan
tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai,
dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan
formal, pendidikan dasar dan pendidikan menengah.4
Hendra Hermain menulis bahwa kinerja guru adalah kemampuan seorang
guru untuk melakukan suatu perbuatan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan,
yang mencakup aspek perencanaan program mengajar, pelaksanaan proses belajar
mengajar, penciptaan dan pemeliharaan kelas yang optimal, serta penilaian kondisi
2 Daryanto S.S, Kamus Bahasa Indonesia Lengkap, (Surabaya: Apollo) 3 Ivor K. Devies, Pengelolaan Belajar, (Jakarta: PT. Rajawali Press, 1987), h. 35-36 4 Pasal 1 ayat 1 UU RI No. 14 Tahun 2005 tenatng Guru dan Dosen
11
belajar yang optimal, serta penilaian hasil belajar.5 Kinerja guru yang baik
dihasilkan oleh guru yang profesional dab berkualitas. Guru yang profesional dan
berkualitas mampu melaksanakan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.
Jadi, kinerja guru dalam hal ini yaitu kemampuan seorang guru dalam
melaksanakan tugasnya sebagai seorang pengajar yang memiliki keahlian
mendidik dalam rangka pembinaan peserta didik untuk tercapainya tujuan
pendidikan yang baik.
Islam sangat menghargai dan menghormati orang-orang yang berilmu
pengetahuan dan bertugas sebagai pendidik. Islam mengangkat derajat dan
memuliakan orang-orang yang berilmu melebihi muslim lainnya yang tidak
mempunyai ilmu pengetahuan sebagaimana firman Allah SWT:
.....
Artinya : ”…Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di
antara kamu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa
derajat. Dan Allah maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (Al-
Mujadalah: 11)6
Dalam dimensi dunia pendidikan guru, sosok manusia mulia yang
mempunyai tanggung jawab berat dan besar yaitu membawa siswanya dalam satu
taraf kematangan tertentu.
Guru merupakan salah satu faktor pendidikan yang sangat berperan, karena
itulah yang akan bertanggung jawab dalam upaya membina dan membimbing
5 Hendra Harmain, Kaitan antara Motivasi dan Kinerja Guru, (Analytica Islamica, vol. 7,
No. 1, Tahun 2005), h. 20 6 Departemen agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya…, h. 544
12
perilaku anak didik guna pembentukan pribadinya terlebih guru agama, karena
mempunyai tanggung jawab yang lebih berat. Selain kepada membina siswanya
bersikap sesuai ajaran agama Islam, juga bertanggung jawab kepada Allah SWT.
Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar,
membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada
pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan
pendidikan menengah.7
Pendidikan agama terdiri atas dua kata yaitu „pendidikan‟ dan „agama‟.
Kata pendidikan secara ethimologi berasal dari kata didik yang berarti “pusat
perubahan tingkah laku sesorang atau kelompok orang dalam usaha
mendewasakan manusia melalui pendidikan dan latihan”.8
Dalam pengertian terminologi, John Dewey mengatakan “pendidikan
adalah proses pembentukan kecakapan-kecakapan yang fundamental secara
intelektual dan emosional ke arah alam dan sesama manusia.9
Menurut Prof. Dr. Zakiyah Darajat bahwa Pendidikan Agama Islam adalah
“usaha berupa bimbingan dan asuhan terhadap anak didik agar kelak
pendidikannya dapat memahami dan mengamalkan ajaran agama Islam serta
menjadikannya sebagai pandangan hidup (way of life).10
Drs. Ahmad D. Marimba memberikan pengertian “pendidikan agama Islam
adalah suatu bimbingan jasmani dan rohani berdasarkan hukum-hukum agama
Islam menuju terbentuknya kepribadian utama menurut ukuran dalam Islam”.11
Dapat disimpulkan bahwa guru pendidikan agama Islam adalah orang yang
telah mengkhususkan dirinya atau menspesialisasikan diri untuk melakukan
7 Tim Fokus Media, Undang-Undang Guru dan Dosen, (Bandung: Fokus Media, 2006), h. 58
8 Abdul Rahman Shaleh, Pendidikan Agama dan Pengembangan Watak Bangsa, (Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada, 2005), cet ke-1, h. 1-2 9 Abdul Rahman Shaleh, Pendidikan Agama…, h. 2
10 Zakiyah Darajat, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2001), Cet
ke-2, h. 59 11
Ahmad D. Marimba, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam, (Bandung: Al-ma‟arif, 1980), h. 6
13
kegiatan menyampaikan ajaran-ajaran agama Islam kepada siswanya sebagai
pelaksanaan dari sistem pendidikan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Tugas guru mempunyai arti yang sangat luas, guru bertugas untuk
memberikan ilmu, memberikan nasihat, juga membimbing dan mendidik
siswanya. Seseorang yang mempunyai ilmu walaupun sedikit wajib disampaikan
kepada orang lain, sebagaimana Allah berfirman:
Artinya : “sesungguhnya orang-orang yang menyembunyikan apa yang
telah kami turunkan berupa keterangan-keterangan (yang jelas) dan
petunjuk, setelah kami menerangkannya kepada manusia dalam al-kitab,
mereka itu dilaknati Allah dan dilaknati (pula) oleh semua (makhluk) yang
dapat melaknati.” (Al-Baqarah:159)12
Jadi, dapat penulis simpulkan bahwa tugas guru pendidikan agama Islam
diantaranya adalah:
a. Mengajarkan ilmu pengetahuan agama Islam
b. Menanamkan keimanan dalam jiwa anak
c. Mendidik anak agar taat menjalankan agama
d. Mendidik anak agar berbudi pekerti mulia
2. Macam-macam Kinerja Guru
Untuk mencapai keberhasilan, guru harus mempunyai kemampuan dasar
dalam melaksanakan tugasnya. Dalam penjelasan pasal 10 ayat 1 Undang-undang
RI No. 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen, kemampuan dasar guru tersebut
mencakup tiga macam, yaitu:
12
Departemen agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya…, h. 25
14
a. Kemampuan Pribadi
Kemampuan pribadi adalah kemampuan pribadi guru dalam proses belajar
mengajar Drs. Cece Wijaya dan Drs. Tabrani Rusyan merinci kemampuan pribadi
guru meliputi:
1. Kemampuan dan integrasi pribadi.
2. Peka terhadap perubahan dan pembaharuan.
3. Berfikir alternative.
4. Adil, jujur dan obyektif.
5. Disiplin dalam melaksanakan tugas.
6. Ulet dan tekun bekerja.
7. Berusaha memperoleh hasil kerja sebaik-baiknya.
8. Simpatik dan menarik, luwes, bijaksana dan sederhana dalam
bertindak.
9. Berwibawa.13
b. Kemampuan Professional
Kemampuan professional adalah kemampuan dalam penguasaan akademik
(mata pelajaran) yang diajarkan dan terpadu dengan kemampuan mengajarnya
sekaligus, sehingga seorang guru memiliki wibawa akademis. Kemampuan
professional meliputi:
1. Kemampuan menguasai bahan pelajaran.
2. Kemampuan mengolah program belajar mengajar.
3. Kemampuan mengelola kelas.
4. Kemampuan menggunakan media.
5. Kemampuan menguasai landasan-landasan pendidikan.
6. Kemampuan menilai prestasi siswa untuk pendidikan dan pengajaran.
7. Kemampuan mengenai fungsi dan program pelajaran dan
penyuluhan.
8. Kemampuan mengenal dan menyelenggarakan administrasi sekolah.
9. Kemampuan memahami prinsip-prinsip guna keperluan pengajaran.14
c. Kemampuan Sosial15
13
Cece Wijaya, A. Tabrani Rusyan, Kemampuan Dasar Guru Dalam Proses Belajar Mengajar,
(Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1991), h. 21 14 Cece Wijaya, A. Tabrani Rusyan, Kemampuan Dasar Guru..., h. 25-30 15
Penjelasan Pasal 10 Ayat 1 Undang-Undang RI No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.
15
Kemampuan sosial adalah kemampuan yang berhubungan dengan bentuk
partisipasi social seorang guru dalam kehidupan sehari-hari di masyarakat tempat
ia bekerja baik secara formal maupun informal.
Kemampuan sosial berkaitan dengan kemampuan diri dalam menghadapi
orang lain. Dalam Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan dijelaskan kemampuan sosial adalah kemampuan pendidik
sebagai bagian dari masyarakat untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif
denagn peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua peserta
pendidikan, dan masyarakat sekitar16
. Kemampuan sosial yang dimiliki seorang
guru adalah sebagai berikut:
1. Terampil berkomunikasi
2. Bersikap simpatik
3. Dapat bekerja sama dengan staf-staf lainnya
4. Pandai bergaul dengan kawan sejawat dan mitra pendidikan.17
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja Guru
Menurut Anwar Prabu Mangkunegara ”faktor yang mempengaruhi kinerja
guru adalah faktor kemampuan (ability) dan faktor motivasi (motivision).18
a. Faktor Kemampuan
Secara psikologi, kemampuan guru terdiri dari kemampuan potensi (IQ)
dan kemampuan reality (knowledge dan skill). Artinya seorang guru yang
memiliki latar belakang pendidikan yang tinggi dan sesuai dengan
bidangnya serta terampil dalam mengrjakan pekerjaan sehari-hari, maka ia
akan lebih mudah mencapai kinerja yang diharapkan.
16
Undang-undang RI No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional 17
Cece Wijaya, A. Tabrani Rusyan, Kemampuan Dasar Guru…, h. 181 18 A. A. Anwar Prabu Mangkunegara, Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan, (Bandung: PT.
Remaja Rosda Karya, 2004), h. 67
16
b. Faktor Motivasi
Motivasi terbentuk dari sikap seorang guru dalam menghadapi situasi
kerja. Motivasi merupakan kondisi yang menggerakkan seseorang yang
terarah untuk mencapai tujuan pendidikan.
B. Supervisi Akademik Kepala Sekolah
1. Pengertian Supervisi Akademik
Istilah supervisi diambil dalam perkataan bahasa Inggris “ Supervision”
artinya pengawasan di bidang pendidikan. Orang yang melakukan supervisi
disebut supervisor.
Supervisi akademik adalah bantuan dalam pengembangan situasi belajar-
mengajar agar memperoleh kondisi yang lebih baik. Meskipun tujuan akhirnya
tertuju pada hasil belajar siswa, namun yang diutamakan dalam supervisi
akademik adalah bantuan kepada guru.
Dalam kamus besar bahasa Indonesia kata “supervisi” diartikan sebagai
penglihatan dari atas.19
Supervisi berarti melihat atau meninjau dari atas atau
melihat dari atas yang dilakukan oleh pihak atasan (orang yang memiliki
kelebihan) terhadap perwujudan kegiatan dan hasil kerja bawahan.20
Neagley mengemukakan bahwa setiap layanan kepada guru-guru yang
bertujuan menghasilkan perbaikan instruksional, belajar, dan kurikulum dikatakan
supervisi.21
Dilihat dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud
supervisi adalah melihat, menillik, dan mengawasi dari atas. Pengertian tersebut
merupakan analogi yang mendeskripsikan suatu posisi dimana penglihat lebih
19 Is Badudu, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 1999), Cet ke-1, h.
1380 20 Hadari Nawawi, Administrasi Pendidikan, (Jakarta. PT. Gunung Agung, 1997) Cet ke-4, h. 104 21
Made Pidarta, Pemikiran Tentang Supervisi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 1992), Cet ke-1, h.
2
17
tinggi dari objek yang dilihat. Dan untuk melakukan supervisi akademik
diperlukan kelebihan yang dapat melihat dengan tajam terhadap permasalahan
peningkatan mutu pendidikan, menggunakan kepekaan untuk memahaminya dan
tidak hanya sekedar menggunakan penglihatan mata biasa. Ia membina
peningkatan mutu akademik melalui penciptaan situasi belajar yang lebih baik.
Untuk memahami lebih jelas pengertian supervisi akademik, dapat dilihat
melalui pengertian-pengertian menurut terminologi yang dikemukakan oleh para
ahli di bidang pendidikan.
Sergiovani mengemukakan pernyataan yang berhubungan dengan supervisi
sebagai berikut: supervisi lebih bersifat proses yang digunakan oleh personalia
sekolah yang bertanggung jawab terhadap aspek-aspek tujuan sekolah dan yang
tergantung secara langsung kepada para personalia yang lain, untuk menolong
mereka menyelesaikan tugas sekolah itu.22
Dalam dictionary of education, Good Carter memberi pengertian
bahwa sipervisi adalah usaha dari petugas-petugas sekolah dalam memimpin
guru-guru dan petugas lainnya dalam memperbaiki pengajaran, termasuk
menstimulasi, menyeleksi pertumbuhan jabatan dan perkembangan guru-
guru serta merevisi tujuan-tujuan pendidikan, bahan pengajaran dan metode
serta evaluasi pengajaran.23
Rumusan di atas menjelaskan bahwa sasaran supervisi akademik bukan
hanya guru-guru tetapi petugas sekolah lainnya. Namun gurulah yang menjadi
prioritas utama, karena dalam hal pendidikan dan pengajaran di sekolah, guru yang
paling berperan dalam pembentukan kecerdasan siswa. Hal ini bukan berarti
menimbulkan kesalahan atas guru atau guru masih rendah dalam pengajaran. Akan
tetapi mengarah kepada pembinaan dan bimbingan agar tujuan pendidikan akan
terlaksana dengan baik.
Dari beberapa pengertian yang dilakukan oleh para ahli tersebut, maka
dapat ditarik kesimpulan bahwa supervisi akademik dilakukan oleh pejabat atasan
22
Made Pidarta, Pemikiran Tentang Supervisi Pendidikan,…….h. 2 23
Piet A Sahertian, Konsep Dasar dan Teknik Supervisi Pendidikan Dalam Rangka Pengembangan
Sumber Daya Manusia, (Jakarta: PT Rineka Cipta), cet ke-1, h. 17
18
atau pimpinan terhadap bawahannya di suatu lembaga pendidikan. Supervisi
akademik diarahkan kepada meningkatkan aktifitas mengajar guru melalui
kegiatan bimbingan, dorongan, arahan dan bantuan dalam upaya perbaikan serta
perkembangan mutu kualitas pembelajaran agar guru dapat mengajar siswa dengan
baik dan dapat mencapai tujuan yang telah di tetapkan.
Supervisi akademik yang dilakukan oleh kepala sekolah bukan hanya
sekedar kontrol atau melihat apakah kegiatan yang ada telah berlangsung sesuai
dengan skenario yang telah ditetapkan. Tetapi lebih dari pada itu, pengawasan
dalam bidang pendidikan mencakup visi dan misi serta kondisi atau syarat
personel maupun material yang diperlukan dalam mencipatakan lahirnya siatuasi
belajar mengajar yang kondusif dan tepat guna. Pelaksanaan supervisi akademik
bukan hanya mengawasi apakah guru dan pegawai yang ada di sekolah
menjalankan tugas sesuai dengan instruksi, tetapi juga berusaha membina
hubungan yang baik dengan guru dan secara bersama-sama antara guru dan kepala
sekolah melakukan dan menyusun strategi kerja yang lebih efektif. Dalam
pelaksanaan supervisi dalam lingkungan pendidikan, guru bukanlah dianggap
sebagai bawahan yang tidak memiliki daya tawar, tetapi guru harus ditempatkan
sebagai sosok partner kerja yang mampu saling memberi sehingga tercipta suasana
kerja yang saling melengakapi di antara guru dan kepala sekolah.
2. Tujuan, Fungsi dan Prinsip Supervisi Akademik
a. Tujuan supervisi akademik
Tujuan dari kegiatan supervisi akademik adalah mengembangkan situasi
dan kodisi proses belajar dan mengajar yang lebih baik. Usaha perbaikan belajar
dan mengajar ditujukan kepada pencapaian tujuan akhir dari pendidikan yaitu
pembentukan pribadi anak secara maksimal. Untuk menciptakan situasi dan
kondisi tersebut diperlukan kepandaian atau kemahiran kepala sekolah dalam
merekrut tenaga pengajarnya yaitu menyeleksi tenaga pengajar yang berkompeten
di bidangnya.
Secara nasional tujuan konkrit dari supervisi pendidikan adalah:
19
a. Membantu guru melihat dengan jelas tujuan-tujuan pendidikan.
b. Membantu guru dalam membimbing pengalaman belajar murid.
c. Membantu guru dalam menggunakan alat pelajaran modern, metode-
metode dan sumber pengalaman belajar.
d. Membantu guru dalam nilai kemajuan murud-murid dan hasil pekerjaan
guru itu sendiri.
e. Membantu guru-guru baru di sekolah sehingga mereka merasa gembira
dengan tugas yang diperolehnya.
f. Membantu guru-guru agar waktu dan tenaganya tercurahkan sepenuhnya
dalam pembinaan sekolah.24
Tujuan supervisi menurut Sergiovani adalah:
1) Tujuan akhir adalah untuk mencapai pertumbuhan dan perkembangan
para siswa yang bersifat komprehensif dengan demikian sekaligus akan
memperbaiki masyarakat.
2) Tujuan kedua adalah membantu kepala sekolah dalam menyelesaikan
program pendidikan dari waktu ke waktu secara kontinyu.
3) Tujuan dekat ialah bekerjasama dengan mengembangkan proses belajar
mengajar.
4) Tujuan perantara adalah membina guru-guru agar dapat mendidik para
siswa dengan baik atau menegakkan disiplin kerja secara manusiawi.25
Dari beberapa tujuan supervisi akademik yang telah dikemukakan di atas
maka dapat disimpulakan bahwa tujuan supervisi akademik adalah untuk
memajukan dan mengembangkan proses kegiatan belajar mengajar secara
komprehensif, tidak hanya berkisar pada sistem penyeleksian dan penerimaan
yang ketat akan tetapi pembinaan terhadap potensi guru-guru yang sudah ada
dalam arti luas, termasuk di dalamnya pengadaan fasilitas yang menunjang
kegiatan belajar mengajar. Oleh karena itu, tujuan supervisi akademik bisa dicapai
pelaksanaannya jika dilandasi dengan asas kebersamaan, demokratis dan terbuka.
b. Fungsi supervisi akademik
Fungsi dan tujuan mempunyai kesamaan arti karena fungsi dan tujuan
dapat berupa satu objek. Tetapi di sini fungsi diartikan sebagai sesuatu yang
berhubungan dengan sistim, sedangkan tujuan berhubungan dengan apa yang
24
Hendiyat Soetopo, Wasty Soemanto, Kepemimpinan dan Supervisi Pendidikan, (Jakarta:Bina
Aksara, 1988) cet ke-2, h. 40-41 25
Made Pidarta, Pemikiran Tentang Supervisi Pendidikan,….h.20
20
hendak dicapai oleh sub-sub sistemnya, sehingga jelas kiranya supervisi dipandang
sebagai bagian dari organisasi.
Ada bermacam-macam tanggapan tentang fungsi supervisi akademik
sesuai dengan definisi yang telah dikemukakan, namun ada satu general
agreement (kesepakatan umum), bahwa fungsi utama dari kegiatan supervisi
akademik adalah ditujukan kepada “perbaikan pengajaran”. Demikian juga Ayer
Fred E menganggap “fungsi supervisi untuk memelihara program yang ada sebaik-
baiknya sehingga ada perbaikan”.26
Pendapat di atas menunjukkan bahwa fungsi supervisi akademik adalah
memperbaiki proses pembelajaran, yang berdampak pada peningkatan kualitas
pembelajaran yang dilakukan oleh guru. Oleh karena itu, usaha untuk
memperbaiki proses pembelajaran hendaknya dilakukan secara kontinyu oleh
kepala sekolah.
Menurut Swearingen dalam bukunya Super Vision of Intruction –
Foundation and Dimension . Ia mengemukakan 8 fungi supervisi akademik:
1) Mengkoordinasikan semua usaha sekolah
2) Memperlengkapi kepemimpinan sekolah
3) Memperluas pengalaman guru-guru
4) Menstimulasi usaha-usaha yang kreatif
5) Memberi fasilitas dan penilaian yang terus-menerus
6) Menganalisis situasi belajar-mengajar
7) Memberikan pengetahuan dan keterampilan kepada setiap anggota
staf
8) Memberi wawasan yang lebih luas dan terintegrasi dalam
merumuskan tujuan-tujuan pendidikan dan menigkatkan kemampuan
mengajar guru-guru.27
Dari beberapa fungsi supervisi akademik yang telah dikemukakan di atas
dapat kita simpulkan bahwa supervisi akademik mempunyai beberapa fungsi yang
saling berkaitan satu dengan yang lainnya yaitu pelayanan, penelitian,
kepemimpinan, manajemen, evaluasi, bimbingan terhadap tenaga pengajar
26
Piet A. Sahertian dan Frans Mataheru, Prinsip dan Teknik Supervisi Pendidikan, (Surabaya: Usaha
Nasional, 1981), h. 25 27 Piet A. Sahertian, Konsep Dasar…, hal. 21
21
kegiatan belajar mengajar dapat berjalan dengan baik dan untuk tercapainya tujuan
pendidikan yang lebih baik.
c. Prinsip supervisi akademik
Seorang supervisor dalam tugas supervisinya akan berhadapan dengan
masalah-masalah yang cukup beragam, dengan gejala-gejala yang berbeda dengan
faktor-faktor yang berlainan. Landasan pokok yang mendasari semua tindakan dan
sikap supervisi adalah pancasila. Karena pancasila adalah prinsip dasar dan
falsafah yang menjiwai seluruh kehidupan bangsa dan dengan sendirinya supervisi
akademik di Indonesia berdasarkan pancasila.
Masalah yang dihadapi dalam melaksanakan supervisi di lingkungan
pendidikan ialah bagaimana cara mengubah pola pikir yang bersifat otokrat dan
korektif menjadi sikap yang konstruktif dan kreatif. Untuk itu supervisi harus
dilaksanakan berdasarkan data, dan fakta yang objektif. Maka prinsip supervisi
akademik yang dilaksanakan adalah:
1) Prinsip Ilmiah (scientific)
2) Prinsip Demokratis
3) Prinsip Kerjasama (kooperatif)
4) Prinsip Konstruktif dan Kreatif.28
Ilmiah di sini berarti supervisi dilakukan secara teratur, dibuat program-
program dengan sistematis, dilakukan dengan berkelanjutan, dirumuskan masalah-
masalah yang akan disupervisi dan menggunakan media yang informatif.
Demokratis berarti mengutamakan azas musyawarah dan kerjasama yang
baik, menerima ide orang lain sera menghindari sikap egois dan pemaksaan
kehendak. Kalau ditinjau dalam literatur keislaman, prinsip ini memang
diperintahkan bahkan ditetapkan sebagai salah satu ciri orang yang beriman. Hal
tersebut dapat terlihat dalam potongan ayat di bawah ini:
28
Piet A. Sahertian dan Frans Mataheru, Prinsip dan Teknik Supervisi Pendidikan ….h. 30-31
22
……:
Artinya : “…dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam segala
urusan…” (Ali Imran: 159)29
Kooperatif adalah usaha kerja sama seluruh personil sekolah untuk
mengembangkan proses intruksional yang efektif. Sedangkan konstruktif
dimaksudkan bahwa supervisi dilihat sebagai bagian integral dari program
pendidikan yang merupakan bantuan untuk semua guru yang disesuaikan dengan
semua kebutuhan personil sekolah.
Para kepala sekolah baik suka maupun tidak suka harus siap menghadapi
problema dan kendala dalam melaksanakan supervisi akademik.
Adanya problema dan kendala tersebut sedikit banyak bisa diatasi apabila dalam
pelaksanaan supervisi akademik kepala sekolah menerapkan prinsip-prinsip
supervisi akademik.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa prinsip supervisi akademik
dilakukan dengan tujuan untuk mengembangkan sikap dan perilaku guru dengan
selalu berprinsip kepada usaha-usaha perbaikan dan bukan mencari kesalahan
guru. Prinsip supervisi akademik harus dilaksanakan secara cermat dan tepat
sehingga ketepatan sasaran pada obyek permasalahan yang dihadapi dapat dilihat
secara jelas oleh kepala sekolah. Dengan demikian guru ataupun staf sekolah yang
sedang diawasi tidak merasakan tekanan ataupun beban, melainkan sebagai suatu
wahana untuk mengatasi permasalahan yang akan dihadapi.
3. Tanggung Jawab Kepala Sekolah Sebagai Supervisor Akademik
Jika kita menerima asumsi bahwa maksud utama sekolah ialah tercapainya
lingkungan yang kreatif dimana proses belajar bisa dicapai dengan efektif, maka
kita harus menarik kesimpulan bahwa peranan pokok kepala sekolah terdapat
dalam kesanggupannya untuk mempengaruhi lingkunagan serupa itu melalui
29
Departemen agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya, (Bandung: CV. Penerbit J-ART, 2005),
h.72
23
kepemimpinan yang dinamis. Para kepala sekolah dilihat oleh masyarakat sebagai
orang kunci di dalam pemeliharaan dan pengembangan pengajaran, maka mereka
sendiri pada umumnya memang ingin mementingkan peranan mereka dalam
perbaikan pengajaran. Akan tetapi, kurangnya waktu keterlibatannya dalam
pelbagai macam kewajiban lainnya yang tak terbilang jumlahnya, dan perasaan
ketidakmampuan dirinya telah menghambat pencapaian maksud tersebut.
Walaupun demikian, ada tersisa maksud pokok yang kebanyakan kepala sekolah
berusaha mengejar pengembangan profesional mereka selaku pemimpin
intruksional yang dinamis, kreatif dan efektif.
Kepala sekolah tidak hanya sebagai manager, tetapi juga melaksanakan
supervisi baik terhadap guru, pegawai tata usaha dan perlengkapan sekolah
maupun yang lainnya. Dengan demikian, kepala sekolah mengamban tugas
sebagai administrator pendidikan sekaligus sebagai supervisor akademik di
sekolah yang dipimpinnya.
Selain itu, peran kepala sekolah dan tanggung jawab utamanya yaitu
memperbaiki dan mengembangkan mutu program pengajaran di sekolahnya
melalui pembinaan dan bantuan yang diberikannya kepada guru-guru sehingga
mereka dapat meningkatkan kinerjanya sebagai guru khususnya, dan secara
otomatis dapat mengefektifkan proses belajar mengajar yang mereka lakukan.
Kepala sekolah sebagai supervisor juga bertanggung jawab atas pengawasan
terhadap semua tugas dan kewajiban yang dibebankan kepada seluruh bawahan
(guru) di sekolah.
Kepala sekolah juga bertanggung jawab atau berkewajiban menjalankan
sekolahnya. Ia harus mampu berusaha agar segala sesuatunya di sekolahnya
berjalan dengan lancar. Dengan kata lain kepala sekolah harus berusaha agar
semua potensi yang ada di sekolahnya, baik potensi yang ada pada manusia atau
alat, perlengkapan, keuangan dan sebagainya dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya
agar tujuan sekolah dapat tercapai dengan baik pula.
Rasa tanggung jawab inilah yang diperlukan sebagai penggerak dan
penghasil potensi yang maksimal. Karena itu, mengikutsertakan dan
24
memanfaatkan anggota kelompok hendaknya dilakukan atas dasar; respek
terhadap sesama manusia, saling menghargai dan mengakui kesempatan masing-
masing.
Kedudukan sebagai supervisor akademik menetapkan kepala sekolah pada
posisi penting dalam kegiatan pembelajaran. Ia adalah pengembang sekaligus
sebagai pemelihara nilai-nilai budaya sekolah sebagai suatu masyarakat yang
memiliki keunikan.
4. Langkah-langkah supervisi akademik
Selain tanggung jawab sebagai supervisor akademik, kepala sekolah juga
mempunyai peranan dan langkah-langkah supervisi akademik sebagai berikut:
a. Membimbing guru agar dapat memahami lebih jelas masalah atau
persoalan-persoalan dan kebutuhan murid, serta membantu guru dalam
mengatasi persoalan.
b. Membantu guru dalam menghadapi kesukaran dalam mengajar.
c. Memberi bimbingan yang bijaksana terhadap guru baru dengan
orientasi.
d. Membantu guru dengan memperoleh kecakapan mengajar yang lebih
baik dengan menggunakan berbagai metode mengajar yang sesuai
dengan sifat materinya.
e. Membantu guru memperkaya pengalaman belajar, sehingga suasana
pengajaran bisa menggembirakan anak didik.
f. Membantu guru mengerti makna dari alat-alat pelayanan.
g. Membina moral kelompok, menumbuhkan moral yang tinggi dalam
pelaksanaan tugas sekolah pada seluruh staf.
h. Memberi pelayanan kepada guru agar dapat menggunakan seluruh
kemampuannya dalam pelaksanaan tugas.
i. Memberikan pimpinan yang efektif dan demokrasi. 30
Dari pendapat di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa tugas kepala sekolah
sebagai supervisor akademik adalah memberikan segala bimbingan dan segala
bantuan kepada para guru guna memajukan pendidikan di sekolah.
30
Hendiyat Soetopo, Wasty Soemanto, Kepemimpinan dan Supervisi Pendidikan…, h. 55
25
Dengan demikian jelas bahwa tugas kepala sekolah selain seorang
pemimpin administrator, juga seorang supervisor akademik yang berfungsi untuk
meningkatkan kinerja para bawahannya terutama para guru.
C. Hasil Penelitian yang Relevan
1. Hasil penelitian Diirektorat Jendral Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga
Kependidikan Departemen Pendidikan Nasional Tahun 2008 menemukan
bahwa kepala sekolah masih lemah dalam kompetensi manajerial dan
supervisi. Hal ini seperti dilansir dalam Tempo Interaktif.com bahwa:
”hampir semua kepala sekolah lemah di bidang kompetensi manajerial dan
supervisi. Padahal dua kompetensi itu merupakan kekuatan kepala sekolah
untuk mengelola sekolah dengan baik.”31
2. Kegiatan manajerial dan supervisi pada hakikatnya merupakan tugas pokok
dan fungsi yang melekat pada kepala sekolah. Kepala sekolah tidak dapat
memisahkan diri dari kegiatan manajerial dan supervisi. Untuk itu, maka
sudah sepatutnya kepala sekolah memiliki kemampuan manajerial yang baik
sekaligus kemampuan supervisi yang juga baik. Sehubungan dengan variabel
supervisi ini, Yaslis Ilyas menyatakan bahwa ”sejumlah penelitian yang
dilakukan penulis maupun penelitian lain, ditemukan hubungan yang
bermakna antara variabel kontrol dan supervisi dengan kinerja individu”.32
Dari uraian di atas terlihat bahwa pelaksanaan supervisi akademik kepala
sekolah merupakan hal yang sangat penting. Pelaksanaan supervisi akademik
kepala sekolah akan mempengaruhi bagaimana kepala sekolah melakukan
supervisi terhadap para guru. Baik tidaknya kegiatan supervisi akademik yang
dilakukan sangat bergantung pada kemampuan supervisi kepala sekolah.
Selanjutnya kegiatan supervisi akademik yang baik diharapkan dapat membantu
31
70 Persen Kepala Sekolah Tak Kompeten, diakses dari http://www.tempointeraktif.com, edisi selasa,
12 Agustus 2008 32
Yaslis Ilyas, Kinerja, Teori, penilaian dan Penelitian, (Depok: Pusat kajian Ekonomi Kesehatan
FKMUI, 2002).
26
guru dalam meningkatkan kinerjanya dengan perbaikan-perbaikan atas masalah
yang ditemukan dalam kegiatan supervisi akademik.
D. Kerangka Berpikir
Sebagai supervisor akademik, kepala sekolah mensupervisi kegiatan
pembelajaran yang dilakukan oleh guru. Sergiovani dan Starrat menyatakan bahwa
supervisi merupakan suatu proses yang dirancang secara khusus untuk membantu
para guru dan supervisor mempelajari tugas sehari-hari di sekolah, agar dapat
menggunakan pengetahuan dan kemampuannya untuk memberikan layanan yang
lebih baik pada orang tua peserta didik dan sekolah, serta berupaya menjadikan
sekolah sebagai komunitas belajar yang lebih efektif.
Kepala sekolah sebagai supervisor akademik harus mampu melakukan
berbagai pengawasan dan pengendalian untuk meningkatkan kinerja tenaga
kependidikan. Pengawasan dan penggendalian ini merupakan kontrol agar
kegiatan pendidikan disekolah terarah pada tujuan yang telah ditetapkan.
Pengawasan dan pengendalian ini merupakan tindakan preventif agar para tenaga
kependidikan tidak melakukan penyimpangan dan lebih berhati-hati dalam
melaksanakan pekerjaannya
Kinerja adalah penampilan hasil karya personel baik kuantitas maupun
kualitas dalam suatu organisasi. Kinerja dapat merupakan penampilan individu
maupun kelompok kerja personel.penampilan hasil karya tidak terbatas kepada
personel yang mengaku jabatan fungsional maupun struktural, tetapi juga kepada
keseluruhan jajaran personel didalam organisasi.
Guru benar-benar dituntut untuk memiliki kinerja yang tinggi. Dengan
kinerja yang tinggi maka sumber daya manusia di Indonesia akan mulai sedikit
demi sedikit meningkat, terutama para generasi muda. Dengan demikian bangsa
yang cerdas dan mampu menghadapi tantangan-tantangan masa depan akan sangat
mudah tercipta.
27
Jadi, dapat disimpulakan bahwa pelaksanaan supervisi akademik kepala
sekolah akan mempengaruhi bagaimana kepala sekolah melakukan supervisi
terhadap para guru. Baik tidaknya kegiatan supervisi yang dilakukan sangat
bergantung pada kemampuan supervisi kepala sekolah. Selanjutnya kegiatan
supervisi yang baik diharapkan dapat membantu guru dalam meningkatkan
kinerjanya dengan perbaikan-perbaikan atas masalah yang ditemukan dalam
kegiatan supervisi.
28
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tujuan Penelitian
Adapun hasil dari penelitian ini penulis berharap:
1. Untuk mengetahui peningkatan supervisi kepala sekolah di MTs Imadun
Najah Jakarta Utara.
2. Untuk mengetahui kinerja guru dalam proses belajar mengajar di MTs
Imadun Najah Jakarta Utara.
3. Untuk mengetahui hubungan antara peningkatan supervisi kepala sekolah
terhadap kinerja guru di MTs Imadun Najah Jakarta Utara.
B. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei tahun 2010 hingga selesai.
Sedangkan tempat yang dijadikan obyek penelitian adalah Madrasah
Tsanawiyah Imadun Najah Jakarta Utara, Jl. Malaka HB. RT. 007/06 Rorotan
Kecamatan Cilincing Jakarta Utara.
29
C. Metode Penelitian
Metode yang digunakan adalah penelitian deskriptif analisis, yaitu
menganalisa keterkaitan antara variabel-variabel dalam suatu fenomena yang
diteliti dan menguraikan data-data yang ada untuk disimpulkan, adapun sifat
penelitiannya adalah Field Reseach (penelitian lapangan). Yaitu dengan cara
meneliti langsung ke obyeknya, metode ini menggunakan fenomena yang ada
dilapangan tanpa membuat manipulasi terhadap variabel yang akan dilihat atau
diukur.
D. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh guru MTs Imadun Najah
Jakarta Utara yang berjumlah 20 orang guru. Sedangkan sampel adalah sebagian
dari populasi terjangkau yang memiliki sifat yang sama dengan populasi.1 Untuk
menyederhanakan proses pengumpulan dan pengolahan data, penulis
menggunakan teknik sampling, dengan mengacu kepada pendapat Suharsimi
Arikunto yaitu apabila subyeknya kurang dari 100, maka lebih baik diambil
semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika
jumlah subyeknya lebih besar dapat diambil 10-15%, atau 20-25% atau lebih.
Dalam penelitian ini peneliti mengambil semua jumlah populasi yang ada
yaitu guru yang berjumlah 20 orang atau disebut sampel total.
E. Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah obyek yang menjadi pusat perhatian penelitian.
Variabel dapat didefinisikan sebagai suatu sifat yang memiliki berbagai macam
nilai mengenai segala sesuatu yang menjadi obyek penelitian.2 Dalam penelitian
ini terdapat dua variabel yang saling berkaitan, yakni:
1 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, (Jakarta: Rineka Cipta, 1998), Cet. 11, h, 117
2 Aminul Hadi dan Haryono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Bandung: CV. Pustaka Setia, 2005),
h. 18
30
1) Variabel bebas atau independen (X) yaitu: peningkatan supervisi
kepala sekolah.
2) Variabel terkait atau dependen (Y) yaitu: kinerja guru.
F. Teknik Pengumpulan Data
1) Metode Pengumpulan data
Untuk menggali data-data pokok dan data penunjang di atas, maka
penelitian ini menggunakan teknik-teknik pengumpulan data seperti yang
tersebut di bawah ini:
a) Angket
Angket ini disebarkan kepada responden yaitu semua gurunyang ada di
MTs Imadun Najah Jakarta Utara untuk mendapatkan data dan informasi
yang berhubungan dengan masalah pelaksanaan supervisi akademik
kepala sekolah dan kinerja guru.
b) Observasi
Observasi adalah proses penngumpulan data dengan melakukan
pengamatan langsung dan pencatatan secara sistematis terhadap gejala-
gejala yang diteliti di lokasi penelitian dengan mengamati langsung
keadaan sekolah, guru, sarana dan prasrana dan data-data yang
mendukung lainnya.
c) Wawancara
Wawancara dilakukan untuk mendapatkan keterangan yang dapat
menguatkan informasi data yang diperoleh sebagai bahan penulisan
skripsi. Dalam penelitian ini penulis mengadakan wawancara langsung
dengan kepala sekolah untuk mengetahui langkah supervisi apa saja
yang dilakukan kepala sekolah untuk meningkatkan kinerja guru.
31
2) Instrumen Penelitian
Dalam penelitian ini menggunakan variabel seningkatan supervisi kepala
sekolah dengan kinerja guru. Adapun kisi-kisi instrumennya sebagai berikut:
Tabel 1
Kisi-kisi instrument penelitian
Variabel Dimensi variabel Indikator variabel Item ∑
Supervisi
akademik
kepala sekolah
Pelaksanaan
supervisi
akademik
1) Sikap kepala sekolah sebagai
supervisor
2) Sikap kepala sekolah dalam
meningkatkan kinerja guru
3) Pelaksanaan supervisi kepala
sekolah
4) Arahan kepala sekolah terhadap
kinerja guru
5) Kepala sekolah dalam
meningkatkan keterampilan
mengajar guru
6) Menyediakan media
pembelajaran kepada guru
7) Hubungan kepala sekolah
dengan para guru
8) Membantu permasalahan yang
dihadapi guru
1, 2
3, 4
5, 6
7, 8
9, 10
11
12, 13
14, 15
2
2
2
2
2
1
2
2
32
Kinerja guru 1) Kemampuan
pribadi
2) Kemampuan
Professional
3) Kemampuan
Sosial
a) Kemampuan menguasai bahan dan
tujuan pembelajaran.
b) Kemampuan mengelola kelas.
Menggunakan media, dan sumber
belajar dengan baik.
c) Kemampuan menggunakan media
dan sumber belajar.
a) Menguasai bahan pelajaran.
b) Mampu mengelola kelas.
c) Mampu menggunakan media.
a) Terampil berkomunikasi.
b) Bersikap simpatik.
c) Dapat bekerja sama dengan staf-
staf lainnya.
1, 2
3, (-4)
5, (-6)
7
8 (-9)
10, (-11)
12, (-13)
14, (-15)
2
2
2
1
1
1
2
2
2
3) Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen
a. Validitas instrumen
Suatu instrumen dikatakan valid apabila instrument tersebut dapat
mengukur apa yang seharusnya di ukur. Untuk mengetahui valid atau tidaknya
butir soal, maka r hitung dibandingkan dengan r tabel product moment dengan α =
0,05. jika r hitung ≤ r tabel, maka soal tersebut dinyatakan tidak valid. Dan jika r
hitung ≥ r tabel maka soal tersebut dinyatakan valid, dan tetap dipertahankan
33
dalam instrument yang selanjutnya digunakan untuk proses pengolahan data dalam
penelitian yang sebanarnya.
Berdasarkan data hasil uji coba validitas butir angket peningkatan supervisi
kepala sekolah terhadap kinerja guru terdiri dari 15 item juga untuk angket kinerja
guru, yang disebarkan kepada responden sebanyak 20 orang guru diketahui
terdapat pertanyaan dan pernyataan yang valid yaitu:
Untuk variabel peningkatan supervisi kepala sekolah item yang valid
adalah 1, 2, 3, 4, 6, 7, 9, 10, 11, 12, 14, 15. sisanya terdapat 3 butir pertanyaan
yang tidak valid.
Sedangkan untuk variabel kinerja guru yang valid adalah 1, 2, 3, 5, 6, 8, 9,
10,11, 13, 14, 15. sisanya sebanyak 3 butir yang tidak valid.
Selanjutnya penulis menyusun kemnali instrument yang digunakan,
sehingga kisi-kisi instrument sesudah divalidasi adalah sebagai berikut:
34
Tabel 2
Kisi-kisi Instrument Penelitian (Setelah Uji Validasi)
Variabel Dimensi variabel Indikator variabel Item ∑
Supervisi
kepala sekolah
Pelaksanaan
supervisi
1) Sikap kepala sekolah sebagai
supervisor
2) Sikap kepala sekolah dalam
meningkatkan kinerja guru
3) Pelaksanaan kepengawasan
pembelajaran
4) Arahan kepala sekolah terhadap
kinerja guru
5) Kepala sekolah dalam
meningkatkan keterampilan
mengajar guru
6) Menyediakan media pembelajaran
kepada guru
7) Hubungan kepala sekolah dengan
para guru
8) Membantu permasalahan yang
dihadapi guru
1, 2
3, 4
6
7
9, 10
11
12
14, 15
2
2
1
1
2
1
1
2
`
35
Kinerja guru 1) Kemampuan
pribadi
2) Kemampuan
Professional
3) Kemampuan
Sosial
a) Kemampuan menguasai bahan dan
tujuan pembelajaran.
b) Kemampuan mengelola kelas.
Menggunakan media, dan sumber
belajar dengan baik.
c) Kemampuan menggunakan media
dan sumber belajar.
a) Menguasai bahan pelajaran.
b) Mampu mengelola kelas.
c) Mampu menggunakan media.
a) Terampil berkomunikasi.
b) Bersikap simpatik.
c) Dapat bekerja sama dengan staf-
staf lainnya.
1, 2
3,
5, (-6)
8 (-9)
10, (-11)
(-13)
14, (-15)
2
1
2
1
1
1
2
1
1
b. Reliabilitas Instrumen
Suatu instrument penelitian dikatakan reliable apabila instrument tersebut
konsisten dalam memberikan penilaian atas apa yang diukur. Dalam instrument
penelitian ini, penulis menggunakan rumus alpha cronbach, sebagai berikut:
α =
keterangan:
α = koefisien alpha
k = banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
36
∑σ b² = jumlah varians butir
σ t² = varian total
Selanjutnya dalam pemberian interpretasi terhadap koefisien reliabilitas pada
umumnya digunakan patokan sebagai berikut:
1. Apabila α sama dengan atau lebih besar dari pada 0,70 berarti instrument
yang sedang diuji kredibilitasnya dinyatakan telah memiliki reliabilitas
yang tinggi (reliable).
2. Apabila α lebih kecil dari pada 0,70 berarti instrument yang sedang diuji
dinyatakan belum memiliki reliabilitas yang tinggi (unreliable).1
G. Teknik Pengolahan dan Analisis Data
1) Teknik Pengolahan Data
Setelah data selesai dikumpulkan dengan lengkap dari lapangan, tahap
berikutnya adalah tahap analisis data. Untuk mengolah data, penulis menggunakan
langkah-langkah sebagai berikut:
a. Editing, yaitu memeriksa kelengkapan dan pengisian angket yang
berhasil dikumpulkan.
b. Skoring, yaitu memberikan nilai kepada setiap jawaban angket. Untuk
mengetahui hubungan peningkatan supervisi kepala sekolah terhadap
kinerja guru di MTs Imadun Najah Jakarta Utara, penulis mendapatkan
data dengan menggunakan angket berbentuk skala yang berisi 30 butir
pertanyaan dengan 4 alternatif jawaban. Selanjutnya pertanyaan pada
angket tersebut diberi skor sebagai berikut:
3Suharsismi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, h. 196
37
Tabel 3
Penetapan Skor Untuk Skala Supervisi Kepala Sekolah
Pilihan Jawaban SS SR KD TP
Skor 4 3 2 1
Ket: SS = Selalu KD = Kadang-kadang
SR = Sering TP = Tidak Pernah
Tabel 4
Penetapan Skor Untuk Skala Kinerja Guru
Pilihan Jawaban SS SR KD TP
Pernyataan Positif 4 3 2 1
Negatif 1 2 3 4
Ket: SS = Selalu KD = Kadang-kadang
SR = Sering TP = Tidak Pernah
2) Teknik Analisis Data
a. Untuk mengetahui usaha-usaha supervisi yang dilakukan kepala
sekolah untuk meningkatkan kinerja guru dalam rangka meningkatkan
kualitas belajar mengajar. Teknik yang dipakai dalah teknik analisis
korelasi dengan rumus Poduct Moment yaitu:
38
rxy = Ν∑XY – (∑X)(∑Y)
√{Ν∑X² (∑X)²}{Ν∑Y²(∑Y)²}
Keterangan:
rxy : Angka indeks korelasi “r” product moment
N : Banyaknya Subjek
∑XY : Jumlah hasil perkalian antara skor X dan skor Y
∑X : Jumlah seluruh skor X
∑Y : Jumlah seluruh skor Y
∑X² : Jumlah skor yang dikuadratkan dalam sebaran X
∑Y² : Jumlah skor yang dikuadratkan dalam sebaran Y
b. Memberikan interpretasi rxy
Memberikan interpretasi sederhana dengan cara mencocokkan hasil
perhitungan dengan indeks korelasi “r” product moment seperti di bawah ini:
39
Tabel 5
Indeks Korelasi Product Moment
Besarnya “r” Product
Moment
(r x y)
Interpretasi
0,00-0,20
0,20-0,40
0,40-0,70
0,70-0,90
0,90-1,00
Antara variabel X dan variabel Y memang
terdapat korelasi, akan tetapi korelasi itu sangat
lemah atau rendah sehingga korelasi itu
diabaikan (dianggap tidak ada korelasi antara
variabel X dan variabel Y)
Antara variabel X dan variabel Y terdapat
korelasi korelasi yang lemah atau rendah
Antara variabel X dan variabel Y terdapat
korelasi yang sedang atau cukup
Antara variabel X dan variabel Y terdapat
korelasi yang kuat atau tinggi
Antara variabel X dan variabel Y terdapat
korelasi yang kuat atau sangat tinggi
Setelah diberikan interpretasi terhadap angka korelasi “r” indeks product
moment maka prosedur selanjutnya yaitu merumuskan atau membuat hipotesa
alternative (Ha) dan hipotesa nihil atau hipotesa nol (Ho).
40
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Sekolah
1. Profil Sekolah
Nama : MTs. Imadun Najah
N.S.S : 212317420004
NSPN : 20100855
Alamat : Jl. Malaka HB. RT. 007/006 Rorotan
Kecamatan : Cilincing
Kabupaten/kota : Jakarta Utara
Propinsi : DKI Jakarta
Kode Pos : 14140
Telp/Faksimil : 021-44851436
Status Sekolah : Swasta
KBM : Pagi
Nama Yayasan : Yayasan Pendidikan Islam Imadun Najah
Nomor Akte Pendirian : 50 tanggal 15 Mei 1978
Tahun Berdiri : 1978
Luas Tanah/Bangunan : 3.500 m2/392 m
2
Status Tanah/Kepemilikan : Yayasan
Status Bangunan : Yayasan
Nomor Sertifikat Tanah : Girik C. No. 1275
Status Akreditasi/Tahun : “B” / Tahun 2005
41
2. Visi dan Misi MTs Imadun Najah
Visi MTs Imadun Najah yaitu:
“Mewujudkan generasi berpendidikan, bededikasi tinggi, dan berwibawa guna
memberdayakan semua masyarakat agar berkembang menjadi insan yang
berkualitas sehingga mampu menjawab perkembangan zaman”
Adapun misi MTs Imadun Najah yaitu:
a) mengupayakan kesempatan memperoleh pendidikan yang bermutu bagi
masyarakat.
b) Meningkatkan pembelajaran efektif yang holistik.
c) Membantu pengembangan potensi anak secara utuh dalam rangka
mewujudkan masyarakat belajar.
d) Mendorong peran serta masyarakat dalam pelaksanaan semangat belajar,
berdisiplin tinggi dan bersikap menghargai waktu.
e) Membudayakan dan memberdayakan masyarakat belajar sepanjang hayat
sehingga tertanam akhlak mulia.
f) Menumbuhkan sikap istiqamah dan tawakkal dalam menunaikan kewajiban.
g) Menumbuhkan semangat penghayatan ajaran agama dan budaya bangsa
sehingga menjadi sumber kearifan dalam bertindak.
h) Menumbuhkan sikap moral dan budi pekerti yang luhur terhadap sesama.
i) Menumbuhkan semangat berkorban beramal, berinfak dan berzakat sebagai
wujud kepedulian sosial terhadap sesama.
B. Deskripsi Data Hasil Penelitian
Teknik yang dilakukan dalam penelitian ini adalah melalui angket.
Angket ini berjumlah 30 buah soal yang valid yang disebarkan pada 20 guru Mts
Imadun Najah Jakarta Utara. Angket tersebut terdiri dari 30 item pertanyaan (15
item untuk variabel X dan 15 item untuk Variabel Y). selanjutnya deskripsi data
tiap variabel dapat dilihat pada uraian berikut:
a. Variabel X (Peningkatan Supervisi Kepala sekolah)
Untuk mengetahui data tentang peningkatan supervisi kepala sekolah
adalah menggunakan angket sebanyak 15 pertanyaan kemudian dilakukan
pertanyaan-pertanyaan berupa skor-skor. Setelah semua data terkumpul,
42
kemudian dilakukan perhitungan dengan menggunakan “product moment” yang
perhitungannya akan dijelaskan melalui analisis dan interpretasi data sebagai
berikut:
Tabel 6
Nilai Peningkatan Supervisi Kepala Sekolah (X)
No Responden NO BUTIR ANGKET
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 A 2 3 4 4 3 3 4 4 4 3 4 4 2 2 4
2 B 2 3 4 1 3 1 4 3 2 1 3 2 3 2 1
3 C 4 1 2 2 4 2 4 3 1 4 4 4 4 2 3
4 D 2 3 4 4 4 2 2 2 1 1 1 2 3 2 2
5 E 3 1 3 1 4 2 3 4 1 2 1 3 2 4 2
6 F 2 1 3 1 2 2 3 2 2 2 2 2 3 3 2
7 G 4 1 2 2 3 2 3 2 1 3 3 2 2 2 2
8 H 4 4 4 4 3 4 1 2 2 3 2 3 2 1 2
9 I 3 2 2 2 2 3 4 3 2 1 3 3 4 4 4
10 J 3 1 2 2 3 3 3 2 2 2 2 2 2 3 2
11 K 3 2 4 4 4 4 2 4 3 3 1 2 4 2 4
12 L 3 1 2 2 4 3 3 2 2 1 2 2 3 4 3
13 M 3 1 2 2 3 2 2 3 1 4 3 4 2 3 2
14 N 3 1 4 2 3 2 3 4 2 2 4 2 4 3 4
15 O 4 3 2 2 3 2 2 3 2 1 3 4 1 1 2
16 P 4 3 4 2 3 2 3 4 3 2 4 2 4 3 4
17 Q 4 4 4 3 3 4 3 4 4 2 3 4 2 4 4
18 R 3 2 1 1 4 3 2 4 4 2 3 2 4 3 3
19 S 4 3 3 4 4 3 4 3 1 2 4 1 3 2 1
20 T 4 4 1 1 4 3 2 2 4 3 2 2 3 2 3
43
Untuk variabel X peningkatan supervisi kepala sekolah dapat diketahui
mean (nilai rata-rata), median (nilai tengah), modus (standar deviasi, varians,
range, skor minimum, dan skor maksimum) dapat diketahui pada tabel di bawah
ini:
Tabel 7
Deskripsi data peningkatan supervisi kepala sekolah (X)
No Keterangan Hasil
1 Mean (nilai rata-rata) 37, 5
2 Median (nilai tengah) 38, 18
3 Modus 39, 14
4 Standar deviasi 7, 44
5 Range 20
6 Skor minimum 32
7 Skor maksimum 52
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa nilai rata-rata (mean) untuk skor
variabel peningkatan supervisi kepala sekolah adalah 37, 15 median =38, 18,
modus =39,14, standar deviasi =, range =20, skor minimum =32, dan skor
maksimum =52.
b. variabel Y (Kinerja Guru)
Untuk mengetahui data tentang kinerja guru sama dengan penghitungan
data variabel Y yaitu menggunakan angket sebanyak 15 pertanyaan kemudian
dilakukan pertanyaan-pertanyaan berupa skor-skor. Setelah semua data
terkumpul, kemudian dilakukan perhitungan dengan menggunakan “product
moment” yang perhitungannya akan dijelaskan melalui analisis dan interpretasi
data sebagai berikut:
44
Tabel 8
Nilai Kinerja Guru
No Responden NO BUTIR ANGKET
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 A 4 2 1 2 3 4 3 3 2 3 4 4 2 3 3
2 B 4 3 3 4 1 4 3 2 3 4 3 4 2 3 4
3 C 3 1 2 1 4 2 3 3 3 1 3 1 4 2 4
4 D 3 2 4 1 4 3 2 3 4 2 3 3 3 2 4
5 E 4 3 1 2 3 3 2 1 3 1 4 4 2 2 3
6 F 4 2 3 3 3 4 4 2 2 3 4 2 1 4 3
7 G 3 4 4 2 3 3 4 3 3 3 3 1 3 2 3
8 H 3 1 3 1 2 4 2 2 3 2 3 1 2 2 4
9 I 3 2 3 2 1 3 3 2 3 3 2 4 2 4 3
10 J 3 3 2 3 1 3 4 3 2 1 4 2 3 3 2
11 K 2 2 3 2 1 3 4 3 1 1 3 2 1 3 2
12 L 2 3 1 3 2 3 4 2 2 3 3 4 1 2 3
13 M 4 1 3 3 2 4 3 2 3 3 2 2 3 2 2
14 N 4 1 2 2 3 4 2 1 3 2 2 4 1 3 3
15 O 4 1 2 1 1 4 3 3 3 1 4 1 2 2 1
16 P 4 2 1 2 3 2 2 2 3 2 3 2 2 4 2
17 Q 2 2 3 1 3 4 2 3 3 3 4 2 2 3 2
18 R 2 3 2 2 2 3 3 2 2 2 3 3 1 3 3
19 S 3 2 4 3 1 3 2 2 2 2 4 3 2 3 3
20 T 4 2 1 3 2 3 4 2 3 3 4 3 2 2 4
45
Untuk variabel Y kinerja guru dapat diketahui mean (nilai rata-rata),
median (nilai tengah), modus (standar deviasi, varians, range, skor minimum,
dan skor maksimum) dapat diketahui pada tabel di bawah ini:
Tabel 9
Deskripsi Data Kinerja Guru
No Keterangan Hasil
1 Mean (nilai rata-rata) 67,7
2 Median(nilai tengah) 81,17
3 Modus 82,17
4 Standar deviasi 5,26
5 Range 19
6 Skor minimum 39
7 Skor maksimum 90
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa nilai rata-rata (mean) untuk skor
variabel kinerja guru adalah. median =67,7, modus =81,17, standar deviasi =
5,26, range = 19, skor minimum =39, dan skor maksimum = 90
C. Uji Persyaratan Analisis
1) Uji Linieritas Data
Untuk mengolah data dalam kaitan upaya tujuan penelitian yakni dengan
menentukan model hubungan antara variabel X dan Y, model yang digunakan
adalah persamaan regresi linier sederhana yaitu memperkirakan satu variabel
terkait (Y) berdasarkan satu variabel bebas (X).
Dengan rumus sebagai berikut: Y= a + b X. regresi linier sederhana.
Berdasarkan hasil perhitungan sebagai berikut: a = 36, 64 dan b 0, 243, dengan
demikian model persamaan regresi liniernya adalah Y = 36, 64 + 0, 243 X.
dengan hasil persamaan ini dapat diinterpretasikan bahwa setiap kenaikan
variabel X satu satuan akan diikuti oleh kenaikan variabel Y 36, 883 atau jika
46
berkurang atau bertambahnya nilai variabel X satu poin maka nilai Y akan
berkurang atau bertambah sebesar 36, 883.1
2) Uji Hipotesis
Untuk mengetahui ada atau tidak adanya hubungan antara peningkatan
supervisi kepala sekolah terhadap kinerja guru, maka akan dideskripsikan
dengan menggunakan rumus product moment.
Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai hubungan antara peningkatan
supervisi kepala sekolah terhadap kinerja guru, maka tabel di bawah ini
merupakan perolehan nilai hasil angket antara variabel X dengan perolehan hasil
angket variabel Y.
Tabel 10
Hasil nilai angket variabel X dengan variabel Y
Responden Nilai angket variabel X Nilai angket variabel Y
A 43 50
B 47 35
C 37 44
D 43 35
E 38 36
F 44 32
G 44 34
H 35 41
I 40 42
J 39 34
K 33 46
L 38 37
M 39 37
N 37 43
O 33 35
P 36 47
1 Subana, Statistik Pendidikan, (Bandung: Pustaka setia, 2005), h. 161
47
Q 39 52
R 36 41
S 39 42
T 42 40
JML= 20 782 803
Setelah diketahui hasil angket tentang peningkatan supervisi kepala
sekolah yang telah disebarkan, dianalisa dan diinterpretasikan dalam bentuk per
item. Agar dapat mengetahui peningkatan supervisi kepala sekolah terhadap
kinerja guru, maka dilakukanlah proses perhitungan indeks korelasi antara variabel
(X) peningkatan supervisi kepala sekolah dengan variabel (Y) kinerja guru.
Tabel 11
Tabel perhitungan variabel X (peningkatan supervisi kepala sekolah)
Dan variabel Y (kinerja guru)
Responden
(N) X Y XY X
2 Y
2
1 50 43 2150 2500 1849
2 35 47 1645 1225 2209
3 44 37 1628 1936 1369
4 35 43 1505 1849 1849
5 36 38 1368 1296 1444
6 32 44 1408 1024 1936
7 34 44 1496 1156 1936
8 41 35 1435 1681 1225
9 42 40 1680 1764 1600
10 34 39 1326 1156 1521
11 46 33 1518 2116 1089
12 37 38 1406 1369 1444
13 37 39 1443 1369 1521
14 43 37 1591 1849 1369
48
15 35 33 1155 1225 1089
16 47 36 1332 2209 1296
17 52 39 2028 2704 1521
18 41 36 1476 1681 1296
19 42 39 1638 1764 1521
20 40 42 1680 1600 1764
Jumlah ∑Y=803 ∑X=782 ∑XY=30908 ∑X2
=33473
∑Y2
=
30848
Setelah diketahui N = 40, X = 803, Y = 782, XY = 30908, X² = 33473, X²
= 30848. maka dapat dicari indeks korelasinya dengan menggunakan rumus
product moment sebagai berikut:
rxy = Ν∑XY – (∑X)(∑Y)
√{Ν∑X² (∑X)²}{Ν∑Y²(∑Y)²}
Dari data yang telah diperoleh, dapat diketahui:
N = 40
∑X = 803
∑Y = 782
∑XY = 30908
∑X² = 33473
∑X² = 30848
Maka perhitungannya sebagai berikut:
rxy = Ν∑XY – (∑X)(∑Y)
√{Ν∑X² (∑X)²}{Ν∑Y²(∑Y)²}
20x30908- (803)(782)
√{20x33473- (803)²}{20x30848- (782)²}
627946 - 618160
√{669460 - 33473}{619690 -30848}
9786
√{635987}{588842}
9786
√ 37449585
49
36517
6119606
= 0,596
Dari perhitungan di atas diperoleh nilai koefisien korelasi antara variabel X
(peningkatan supervisi kepala sekolah) dan variabel Y (kinerja guru) sebesar 0,596
dengan perolehan nilai tersebut maka hubungan antara kedua variabel
dikategorikan sebagai kategori sedang
D. Interpretasi Data
Berdasarkan pengujian hipotesis dapat diketahui bahwa Ho yang
menyatakan tidak terdapat hubungan antara peningkatan supervisi kepala sekolah
terhadap kinerja guru di Madrasah Tsanawiyan Imadun Najah (ditolak) dan
hipotesis alternative (Ha) diterima. Jadi terdapat hubungan yang signifikan antara
peningkatan supervisi kepala sekolah terhadap kinerja guru di Madrasah
Tsanawiyah Imadun Najah Jakarta Utara.
Hasil sinifikan ini dapat dilihat dari hasil yang diperoleh terhadap
perhitungan nilai jumlah “r” (hitung) yang lebih besar dari pada “r” (tabel). Untuk
lebih jelasnya dapat dilihat dari penjelasan interpretasi terhadap rxy sebagai
berikut:
Jika dilihat interpretasi secara kasar dari perhitungan di atas ternyata angka
korelasi antara variabel X dan variabel Y tidak terdapat tanda negative, berarti
diantara kedua variabel tersebut terdapat korelasi/ hubungan yang positif, dengan
memperhatikan besarnya rxy = 0,596 yang besarnya berkisar antara 0,40- 0,70
berarti korelasi positif antara variabel X dengan variabel Y adalah termasuk
korelasi positif yang sedang/cukup.
50
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan data hasil penelitian yang telah dipaparkan sebelumnya, maka
dapat disimpulkan secara garis besar bahwa terdapat hubungan yang signifikan
antara pelaksanaan supervisi akademik yang dilakukan oleh kepala sekolah
terhadap kinerja guru. Secara spesifik dapat dikemukakan temuan dari hasil
penelitian sebagai berikut:
1) Bahwa terdapat hubungan antara pelaksanaan supervisi akademik kepala
sekolah terhadap kinerja guru di MTs Imadun Najah. Pelaksanaan supervisi
akademik sangat penting dilakukan oleh kepala sekolah, karena salah satu
faktor yang menjadikan sekolah baik dan berkualitas itu adalah sumber
daya manusia yang ada di sekolah tersebut terutama guru. Guru adalah
faktor penentu dalam kegiatan belajar mengajar. Sekolah yang baik
memerlukan kinerja guru yang baik pula. Kinerja guru dapat berjalan
dengan baik melalui pelaksanaan supervisi akademik yang dilakukan oleh
kepala sekolah. Semakin baik pelaksanaan supervisi akademik yang
dilakukan oleh kepala sekolah, maka semakin baik pula kinerja yang
dilakukan oleh guru.
2) Terdapat hubungan positif antara variabel X (pelaksanaan supervisi
akademik kepala sekolah) dan variabel Y (kinerja guru), dengan perolehan
51
nilai koefisien korelasi sebesar 0,596. Dengan perolehan nilai tersebut,
hubungan antara kedua variabel dikategorikan sebagai hubungan positif
signifikan dengan kategori yang cukup/sedang.
Selanjutnya berdasarkan uraian temuan di atas dapat disimpulkan
bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara pelaksanaan supervisi akademik
kepala sekolah terhadap kinerja guru di MTs Imadun Najah Jakarta Utara.
Semakin baik pelaksanaan supervisi kepala sekolah maka semakin baik pula
pelaksanaan kinerja guru. Sebaliknya, bila pelaksanaan supervisi kepala sekolah
kurang baik maka berpengaruh terhadap kurang baiknya kinerja guru.
B. SARAN
Dengan memperhatikan kesimpulan di atas, maka ada beberapa saran yang
dapat dikemukakan antara lain:
1) Saran yang ditujukan untuk kepala sekolah; sebaiknya kepala sekolah
secara intensif melakukan kegiatan supervisi, seperti mengawasi kegiatan
belajar mengajar, memberikan motivasi kepada guru, membantu guru
dalam setiap permasalahan yang berkaitan dengan belajar mengajar.
2) Saran yang ditujukan untuk guru; dalam rangka menghasilkan kinerja yang
baik, maka guru harus lebih memiliki beberapa kemampuan diantaranya
kemampuan pribadi seperti mampu mengelola kelas, menggunakan media
maupun metode pembelajaran. Juga mempunyai kemampuan professional
seperti dapat bekerja sama dengan baik kepada rekan sejawat, berakhlak
baik dan lain sebagainya.
52
DAFTAR PUSTAKA
Al-Qur’an dan Terjemahannya, Bandung: CV. Penerbit J-ART, 2005
Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian, Jakarta: Rineka Cipta, 1998, Cet. 11
Badudu, Is, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta: Pustaka Sinar Harapan,
1999 Cet ke-1
Darajat, Zakiyah, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, Jakarta: PT. Bumi
Aksara, 2001, Cet ke-2
Devies, Ivor K., Pengelolaan Belajar, Jakarta: PT. Rajawali Press, 1987
Hadi, Aminul dan Haryono, Metodologi Penelitian Pendidikan, Bandung: CV.
Pustaka Setia, 2005
Mangkunegara, A. A. Anwar Prabu, Manajemen Sumber Daya Manusia,
Bandung: PT. Rosda Karya, 2000
_______, Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan, Bandung: PT. Remaja
Rosda Karya, 2004
Marimba, Ahmad D., Pengantar Filsafat Pendidikan Islam, Bandung: Al-ma’arif,
1980
Mulyasa, E, Menjadi Kepala Sekolah Professional, Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2005, Cet ke-6
Nawawi, Hadari, Administrasi Pendidikan, Jakarta. PT. Gunung Agung, 1997 Cet
ke-4
Pidarta, Made, Pemikiran Tentang Supervisi Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara,
1992, Cet ke-1.
S, Daryanto, Kamus Bahasa Indonesia Lengkap, Surabaya: Apollo, 2003
Sahertian, Piet A, Konsep Dasar dan Teknik Supervisi Pendidikan Dalam Rangka
Pengembangan Sumber Daya Manusia, Jakarta: PT Rineka Cipta, Cet ke-1
Sahertian, Piet A. dan Mataheru, Frans, Prinsip dan Teknik Supervisi Pendidikan,
Surabaya: Usaha Nasional, 1981
Shaleh, Abdul Rahman, Pendidikan Agama dan Pengembangan Watak Bangsa,
Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2005, cet ke-1
52
Soetopo, Hendiyat, dan Soemanto, Wasty, Kepemimpinan dan Supervisi
Pendidikan, Jakarta:Bina Aksara, 1988, Cet ke-2
Subana, Statistik Pendidikan, Bandung: Pustaka setia, 2005
Tim Fokus Media, Undang-Undang Guru dan Dosen, Bandung: Fokus Media,
2006
Wijaya, Cece, dan Rusyan,A. Tabrani, Kemampuan Dasar Guru Dalam Proses
Belajar Mengajar, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1991
Wohjosumidjo,” Kepemimpinan kepala sekolah Tinjauan Teoritik Dan
Permasalahannya “Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2007
Struktur Organisasi MTs Imadun Najah
Tahun Ajaran 2009/2010
Kepala Sekolah
Rohali, S. Pd, M. Pd
Dewan Komite
Drs. H. Rahmatullah
Tata Usaha
Jamal
Wk. Ur. Humas
Sanadi, S. Pd.I
Wk. Ur. Sarana Prasarana
Drs. A. Turmuzi
Wk. Ur. Kesiswaan
Dra. Nunung Z.
Wk. Ur. Kurikulum
Kholisoh, S. Ag
SISWA
GURU
WALI KELAS
ANGKET PENELITIAN
A. Identitas Responden
a. Nama : …………………………
b. Guru Bidang Studi : …………………………
c. Hari/Tanggal : …………………………
B. Petunjuk Pengisisan Angket
a. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi guru tentang “peningkatan kinerja
guru”.
b. Jawablah angket di bawah ini secara jujur sesuai dengan kenyataan yang ada di
sekolah.
c. Kerahasiaan jawaban dapat dipertanggungjawabkan oleh peneliti.
d. Berilah tanda checklist (√) pada jawaban Bapak/Ibu guru kehendaki dengan
keterangan sebagai berikut:
SS : Selalu
SR : Sering
KD : Kadang-kadang
TP : Tidak Pernah
Atas kesediaan bapak/ibu guru menjawab pertanyaan-pertanyaan dalam angket ini, saya
ucapkan terima kasih.
Angket kinerja guru
No Pertanyaan
Alternatif Jawaban
S SR KK TP
1 Guru selalu datang tepat waktu
2 Guru memahami dengan baik tujuan belajar
mengajar
3 Guru menguasai bahan pelajaran dan materi
yang akan diajarkan
4 Guru membuat tindakan-tindakan perbaikan
terhadap suatu kesalahan yang dibuat atau
terhadap suatu program yang tidak berjalan
5 Guru mengembangkan sifat-sifat terpuji yang
dipersyaratkan bagi jabatan guru
6 Guru selalu menmberikan motivasi kepada
siswa agar semangat dalam belajar
7 Guru berinteraksi dengan guru lainnya untuk
meningkatkan kinerjanya
8 Guru saliang bertukar pengalaman masing-
masing sehingga dapat mengetahui
kekurangan-kekurangan kinerjanya
9 Guru mampu berfikir alternatif dalam setiap
kesulitan yang dialami dalam kegiatan belajar
mengajar
10 Guru selalu berusaha memperoleh hasil kerja
sebaik-baiknya
11 Guru mampu mengolah program belajar
mengajar dengan baik
12 Guru mampu membuat kelas selalu kondusif
untuk melaksanakan proses belajar mengajar
13 Guru menguasai landasan-landasan pendidikan
dengan baik
14 Guru selalu bekerja sama dengan kepala
sekolah untuk meningkatkan kinerjanya
15 Guru selalu terampil berkomunikasi dan
bersikap simpatik di dalam maupun luar
sekolah
ANGKET PENELITIAN
A. Identitas Responden
a. Nama : …………………………
b. Guru Bidang Studi : …………………………
c. Hari/Tanggal : …………………………
B. Petunjuk Pengisisan Angket
a. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi guru tentang
“Peningkatan Supervisi Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Guru”.
b. Jawablah angket di bawah ini secara jujur sesuai dengan kenyataan
yang ada di sekolah.
c. Kerahasiaan jawaban dapat dipertanggungjawabkan oleh peneliti.
d. Berilah tanda checklist (√) pada jawaban Bapak/Ibu guru kehendaki
dengan keterangan sebagai berikut:
SS : Selalu
SR : Sering
KD : Kadang-kadang
TP : Tidak Pernah
Atas kesediaan bapak/ibu guru menjawab pertanyaan-pertanyaan dalam
angket ini, saya ucapkan terima kasih.
Angket supervisi akademik kepala sekolah
No Pertanyaan
Alternatif Jawaban
S SR KK TP
1 Kepala sekolah selalu membantu guru dalam
memilih dan menggunakan metode, sumber
dan alat pelajaran yang efektif
2 Kepala sekolah selalu menerima pendapat dari
bawahannya atau memberi kesempatan bagi
bawahan dalam mengambil keputusan
3 Kepala skolah selalu memberikan motivasi
untuk meningkatkan rasa percaya diri guru
4 Kepala sekolah memeriksa hasil kerja guru
pada tiap semester
5 Kepala sekolah melaksanakan pengawasan
terhadap jalannya proses pembelajaran yang
dilakukan oleh para guru
6 Kepala sekolah melakukan kunjungan kelas
ketika guru mengajar
7 Kepala sekolah memberikan pengarahan
terhadap guru mengenai kegiatan pembelajaran
8 Kepala sekolah membina guru agar saling
bertukar pengalaman mengajar secara
berkelompok
9 Kepala sekolah mengadakan pelatihan untuk
profesionalitas kompetensi guru
10 Kepala sekolah memberikan pelatihan tentang
sikap dan perilaku mengajar yang baik
11 Kepala sekolah menyediakan media untuk
membantu bapak/ibu dalam menyampaikan
materi pembelajaran.
12 Kepala sekolah mengadakan rapat guru setiap
bulan untuk memecahkan problem sekolah
13 Ketika jam istirahat kepala sekolah
menyediakan waktunya untuk berinteraksi
kepada guru
14 Kepala sekolah mampu memberikan solusi
kepada guru jika guru mengalami kesulitan
dalam proses belajar mengajar
15 Apakah kepala sekolah selalu terbuka untuk
mendiskusikan masalah yang dihadapi sekolah
(siswa, guru, orang tua, dan masyarakat)
PEDOMAN WAWANCARA
Hari/tanggal : Rabu, 23 Juni 2010
Tempat Wawancara : MTs Imadun Najah Jakarta Utara
Responden : Rohali, S.Pd.I, M.MPd
Jabatan : Kepala MTs Imadun Najah Jakarta Utara
Daftar Pertanyaan:
1. Berapa lama bapak menjadi kepala sekolah di sekolah ini?
2. Menurut bapak, apakah hubungan yang terjalin antara sesama guru sudah berjalan
dengan baik?
3. Bagaimana cara atau langkah bapak dalam meningkatkan supervisi?
4. Bagaimana respon guru terhadap pelaksanaan supervisi yang anda jalankan?
5. Apa saja langkah-langkah kepala sekolah dalam meningkatkan kinerja guru di sekolah
ini?
6. Faktor apa saja yang menjadi kendala terhadap pelaksanaan supervisi?
7. Apakah bapak selalu mengawasi guru-guru dalam pelaksanaan belajar mengajar?
8. Apakah bapak selalu membantu para guru jika mereka memiliki masalah dalam
proses belajar mengajar?
9. Tindakan apa saja yang bapak lakukan untuk mengatasi masalah-masalah yang ada
pada guru dalam proses belajar mengajar?
10. Apa saran bapak untuk para guru dalam meningkatkan kinerja?
Hasil wawancara
Responden : Rohali, S.Pd.I, M.MPd
Jabatan : Kepala MTs Imadun Najah
Jawaban hasil wawancara:
1. Saya menjadi kepala sekolah di MTs Imadun Najah ini hampir 5 tahun, sebelumnya
saya menjadi wakil kepala sekolah, setelah menjadi guru bidang studi matematika dan
ekonomi selama kurang lebih 8 tahun.
2. Menurut saya, hubungan yang terjalin antara sesama guru sangat baik bahkan
terhadap staf-staf lainnya yang non-guru seperti staf bagian administrasi, keamanan,
kebersihan dan lain sebagainya. Karena dalam hal ini saya menerapkan system
silaturrahmi dan menganggap semuanya adalah saudara. Jadi, tidak ada perbedaan
perlakuan antara guru yang satu dengnan yang lainnya karena semuanya saling
menghormati dan menghargai.
3. Supervisi merupakan peran yang strategis bagi Kepala Sekolah dalam melakukan
fungsi manajemen dalam pengawasan, pembinaan dan pengembangan terhadap para
guru. Misalnya dalam hal pengawasan, saya bertanggung jawab penuh dalam
terciptanya proses belajar mengajar yang nyaman dan tentram. Jadi, saya sebagai
kepala sekolah selalu datang setiap hari ke sekolah kecuali pada hari libur. Supervisi
merupakan kegiatan penting yang dilakukan oleh Kepala Sekolah, karena untuk
mengetahui sejauh mana keberhasilan kinerja guru yang berkaitan dengan proses
belajar mengajar. Untuk itu untuk meningkatkan supervisi saya lebih mengawasi dan
membina para guru bertujuan untuk meningkatkan kepercayaan terhadap masyarakat
terhadap mutu pendidikan yang ada di sekolah ini.
4. Para guru MTs Imadun Najah dalam pelaksanaan supervisi yang saya jalankan
merespon dengan baik dan positif, karena pada dasarnya pelaksanaan supervisi
merupakan pacuan bagi guru untuk lebih meningkatkan kinerjanya.
5. Dalam hal meningkatkan kinerja guru, saya selalu memotivasi para guru untuk
melaksanakan tugasnya dengan baik. Saya juga sering menyarankan kepada sesam
guru untuk berbagi pengalaman mengajar dan selau berdiskusi mengenai metode,
sumber, maupun alat pelajaran.
6. Pelaksanaan supervisi memang selalu mempunyai kendala dalam pelaksanaanya.
Seperti halnya tugas dinas kepala sekolah yang sangat mendesak padahal program
supervisi sudah direncanakan dengan matang.
7. Seperti yang sudah saya jelaskan sebelumnya, saya selalu mengawasi kegiatan para
guru di sekolah setiap hari demi tercapainya kegiatan belajar mengajar yang baik.
Tidak jarang saya juga masuk kelas untuk melihat aktifitas guru mengajar.
8. Saya selalu membantu para guru dalam memecahkan setiap permasalahan yang
dihadapi di sekolah. Dan saya juga tidak segan untuk bertanya terlebih dahulu kepada
para guru mengenai kendala-kendala yang mereka hadapi dalam proses belajar
mengajar.
9. Tindakan yang saya lakukan untuk memecahkan masalah yang ada pada para guru
tersebut misalnya melalui diskusi dan mendengarkan pendapat-pendapat dari staf guru
lainnya. Membantu para guru megenai metode yang digunakan maupun menyediakan
alat-alat pelajaran. Meningkatkan sarana dan prasarana sekolah dan lain sebagainya.
10. Saran saya untuk para guru di sekolah khususnya staf guru di MTs Imadun Najah
Jakarta Utara ini yaitu agar lebih disiplin lagi bekerja baik dalam hal tepat waktu
dalam mengajar dan harus menjadi panutan seluruh peserta didik. Berakhlak mulia,
saling menghargai dan menghormati sesama. Karena guru merupakan factor yang
paling penting untuk membawa peserta didik kea rah yang lebih baik.
Jakarta, 23 Juni 2010
top related