hubungan kadar hemoglobin dengan kejadian …
Post on 02-Nov-2021
14 Views
Preview:
TRANSCRIPT
HUBUNGAN KADAR HEMOGLOBIN DENGAN KEJADIAN DISMENORE PADA SISWI KELAS XI SMA NEGERI 1 WONOSARI
KLATEN
Endang Wahyuningsih1), Linda Puspita Sari 2)
Abstrak : Anemia merupakan kelainan yang sangat sering dijumpai baik di klinik maupun di lapangan. Jenis anemia yang terbanyak dan paling sering terdapat di negara berkembang adalah anemia defisiensi besi atau disebut anemia gizi. Di Indonesia prevalensi anemia pada remaja putri tahun 2009, yaitu 28%. Anemia defisiensi zat besi adalah penurunan jumlah sel darah merah dalam darah yang disebabkan oleh zat besi yang terlalu sedikit. Bagi remaja yang memiliki aktifitas tinggi maka anemia dapat mempengaruhi masa haid remaja misalnya dismenorea. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan kadar hemoglobin dengan kejadian dismenore pada siswi kelas XI SMA Negeri 1 Wonosari, Klaten.
Metode penelitian ini adalah deskriptif kolerasional bersifat analitik, dengan pendekatan waktu cross sectional. Populasi penelitian ini adalah siswi kelas XI SMA Negeri 1 Wonosari, Klaten sebanyak 40 orang, teknik sampling yang digunkan adalah quota sampling. Instrumen menggunakan lembar kuesioner, analisa yang dipakai dengan uji statistik chi square dengan taraf signifikan 0,05. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden mempunyai kadar hemoglobin rendah dan mengalami dismenore sebanyak 11 responden (27,5%) dan yang tidak dismenore 1 responden (2,5%) dan yang memiliki kadar hemoglobin tinggi dengan dismenore sebanyak 4 responden (10,0%) dan yang tidak dismenore 2 responden (5,0%).
Hasil analisis bivariat dengan menggunkan chi square didapatkan bahwa x2 hitung sebesar 0,99 sedangkan nilai p adalah 0,012 berarti (p<0,05). Maka menunjukkan hubungan yang signifikan antara kadar hemoglobin dengan kejadian dismenore pada siswi kelas XI SMA Negeri 1 Wonosari Klaten. Saran dari penelitian ini adalah bagi siswi yang memiliki kadar hemoglobin rendah perlu meningkatkan asupan gizi terutama zat besi, karena kadar hemoglobin yang rendah menyebabkan anemia, dan anemia dapat mempengaruhi terjadinya dismenore pada saat menstruasi.
Kata Kunci : Kadar hemoglobin.Kejadian dismenore Pustaka : 30 pustaka (2003 s/d 2013)
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Anemia merupakan kelainan yang
sangat sering dijumpai baik di klinik
maupun di lapangan. Jenis anemia
yang terbanyak dan paling sering
terdapat di negara berkembang adalah
anemia defisiensi besi atau disebut
anemia gizi. Menurut WHO Regional
Office SEARO, salah satu masalah gizi
remaja putri di Asia Tenggara adalah
anemia defisiensi zat besi yaitu kira-
kira 25-40% remaja putri menjadi
korban anemia tingkat ringan sampai
berat. Di Indonesia prevalensi anemia
pada remaja putri tahun 2009, yaitu
28%. Data Survei Kesehatan Rumah
Tangga (SKRT) tahun 2010
menyatakan bahwa prevalensi anemia
defisiensi besi pada balita 40,5%, ibu
hamil 50,5%, ibu nifas 45,1%, remaja
putri usia 10-18 tahun 57,1% dan usia
19-45 tahun 39,5%. Wanita
mempunyai resiko paling tinggi untuk
menderita anemia terutama remaja
putri (Depkes RI, 2009)
Berdasarkan hasil pemeriksaan
kadar hemoglobin (Hb) yang
dilaksanakan oleh Seksi Pembinaan
Gizi Masyarakat Dinas Kesehatan
Profinsi Jawa Tengah terhadap remaja
putri (siswi SMP dan SMA)
menunjukkan tahun 2006 sebanyak
25,33% remaja putri menderita anemia
gizi besi. Tahun 2007 menurun
menjadi 20,33%, tahun 2008 sebanyak
25,55%. Tahun 2009 meningkat
menjadi 40,13% remaja putri
menderita anemia (Profil Jawa Tengah,
2009). Anemia lebih banyak diderita
wanita, hal ini terjadi karena wanita
lebih banyak membutuhkan zat besi
dari pada laki – laki di usia yang sama.
Wanita lebih mungkin dibandingkan
pria untuk memiliki anemia
kekurangan zat besi karena kehilangan
darah setiap bulan melalui menstruasi
normal ( Atikah, 2011 : hal 52 ).
Anemia pada wanita juga disebabkan
karena wanita sering melakukan diet
sendiri dengan mengurangi makanan
karena ingin langsing, oleh karena itu
wanita lebih cenderung menderita
anemia dibanding dengan laki – laki (
Sumarno, 2006 )
Anemia defisiensi zat besi adalah
penurunan jumlah sel darah merah
dalam darah yang disebabkan oleh zat
besi yang terlalu sedikit. Bagi remaja
yang memiliki aktifitas tinggi maka
anemia dapat mempengaruhi masa haid
68 Jurnal Involusi Kebidanan, Vol. 4, No. 7, Januari 2014, 67-78
remaja misalnya dismenorea ( Atikah
2011 : hal 51 ).
Pada wanita dengan anemia
defisiensi zat besi jumlah darah
haidnya juga lebih banyak.
Kebanyakan wanita tidak merasakan
gejala – gejala pada waktu haid, tetapi
sebagian merasa berat di panggul atau
merasa nyeri (dismenorea)
(Prawiroharjo, 2009 : hal 104 ).
Pada saat menstruasi perempuan
kadang – kadang mengalami nyeri,
sifat dan tingkat nyeri bervariasi
tergantung dari ambang batas sakit
perempuan tersebut masing – masing,
rasa nyeri berlebihan itu disebut
dismenorea ( Joseph, 2010 : hal 35 ).
Rasa nyeri timbul tidak lama
sebelumnya atau bersama-sama dengan
permulaan haid dan berlangsung untuk
beberapa jam, walaupun beberapa
kasus dapat berlangsung beberapa hari.
Sifat rasa nyeri ialah kejang berjangkit-
jangkit, biasanya terbatas pada perut
bawah, tetapi dapat menyebar ke
daerah pinggang dan paha. Bersamaan
dengan rasa nyeri dapat dijumpai rasa
mual, muntah, sakit kepala, diare,
iritabilitas, dan sebagainya
(Simanjuntak, 2007 hal : 45 ).
Angka kejadian dismenorea di
dunia sangat besar. Rata-rata lebih dari
50% perempuan di setiap dunia
mengalaminya. Dari hasil penelitian, di
Amerika persentase kejadian
dismenore sekitar 60%, Swedia 72%
dan di Indonesia 55%. Penelitian di
Amerika Serikat menyebutkan bahwa
dismenorea dialami oleh 30%-50%
wanita usia reproduksi dan 10%-15%
diantaranya kehilangan kesempatan
kerja, mengganggu kegiatan belajar di
sekolah dan kehidupan keluarga.
Begitu pula angka kejadian dismenorea
diIndonesia cukup tinggi, namun yang
berobat ke pelayanan kesehatan
sangatlah sedikit, yaitu hanya 1% - 2%
(Abidin, 2004 : 32 ).
Wanita di Indonesia yang
mengalami dismenore lebih banyak
mengatasinya dengan mengkonsumsi
obat penghilang rasa nyeri yang
beredar di pasaran ( seperti feminax,
mensana, kiranti, dll ).. Sebagian
masyarakat juga beranggapan bahwa
nyeri ini akan hilang setelah wanita
menikah, sehingga mereka
membiarkan gangguan tersebut
(Admin, 2005 : 21).
Jika dilihat dari gejala anemia dan
dismenorea ada beberapa persamaan
Endang Wahyuningsih, Linda Puspita Sari, Hubungan Kadar Hemoglobin … 69
seperti gejala pusing, mual dan pucat.
Haid dapat mengakibatkan remaja
mengalami anemia misalnya pada
kasus hipermenorea. Namun anemia
khususnya anemia defesiensi besi
dapat memperberat terjadinya
dismenorea (Prawirodiharjo, 2009 :
229)
Berdasarkan studi pendahuluan
berupa wawancara dan tes kadar Hb
yang dilakukan tanggal 13 November
2012 ditemui 15 pelajar putri kelas XI
di SMA Negeri I Wonosari, Klaten.
Saat dilakukan wawancara kepada 15
siswi remaja putri yang berhubungan
dengan kejadian dismenore terdapat 9
siswi (60%) mengalami dismenore dan
anemia yaitu 5 siswi anemia berat
dengan kadar Hb yaitu 5,9 gr/dl, 5,9
gr/dl, 5,7 gr/dl, 6,0 gr/dl, dan 5,8 gr/dl
dan dismenore, 3 siswi (20%) anemia
sedang dengan kadar Hb yaitu 7,9
gr/dl, 8,0 gr/dl, dan 7,2 gr/dl dan
dismenore, 1 siswi (6,7%) dengan
anemia ringan dengan kadar Hb yaitu
9,8 gr/dl dan dismenore. Kemudian 2
siswi (13%) kadang – kadang
mengalami dismenore dan tidak
anemia dengan kadar Hb yaitu 11,3
gr/dl dan 11,6 gr/dl dan 4 siswi (27%)
tidak mengalami dismenore sama
sekali yaitu 1 siswi (6,7%) dengan
anemia berat dengan kadar Hb yaitu
5,4 gr/dl tetapi tidak dismenore, 1 siswi
(6,7%) dengan anemia sedang dengan
kadar Hb yaitu 7,7 gr/dl dan tidak
dismenore, dan 2 siswi (13,3%) tidak
anemia dengan kadar Hb yaitu 12,1
gr/dl dan 11,8 gr/dl dan tidak
mengalami dismenore.
Kesimpulan dari hasil studi
pendahuluan diatas penulis
menyimpulkan bahwa anemia
mempunyai dampak yang buruk seperti
menyebabkan rasa nyeri sewaktu haid
dan mengganggu aktifitas sehari - hari,
oleh karena itu perlu dilakukan
penelitian lebih lanjut tentang anemia
sejak awal yaitu pada masa
pertumbuhan terutama pada remaja
putri mengingat remaja putri
merupakan calon ibu yang akan
melahirkan generasi penerus dan untuk
meminimalkan resiko perdarahan
akibat anemia pada saat persalinan
disebabkan kurangnya pengetahuan
tentang anemia.
Berdasarkan dari hasil studi
pendahuluan di atas penulis berminat
untuk mengukur sejauh mana pengaruh
kadar hemoglobin terhadap kejadian
70 Jurnal Involusi Kebidanan, Vol. 4, No. 7, Januari 2014, 67-78
dismenorea pada remaja putri kelas XI
di SMA Negeri I Wonosari Klaten.
METODE PENELITIAN 1. Desain penelitian
Berdasarkan permasalahan dan
tujuan yang akan dicapai maka jenis
penelitian yang di gunakan adalah
deskriptif analitik korelasional
Penelitian deskriptif yaitu suatu
penelitian untuk mendapatkan
gambaran secara realita dan obyektif
terhadap suatu kondisi tertentu yang
sedang terjadi dalam kelompok
masyarakat (Imron M;2010 h.117).
Jenis penelitian analitik adalah sebuah
penelitian yang mencoba untuk
menggali sedemikian rupa mengenai
bagaimana dan mengapa suatu
fenomena kesehatan bisa terjadi (Imron
M;2010 h.133). Penelitian korelasional
yaitu penelitian yang menghubungkan
dua variabel pada sekelompok subyek
(Notoatmojo, 2010;h.47)
Metode pendekatan menggunakan
pendekatan waktu cross sectional yaitu
penelitian dimana variabel-variabel
yang termasuk factor resiko dan
variabel-variabel yang termasuk efek
diobservasi sekaligus pada waktu yang
sama (Notoatmodjo, 2010; h.103).
2. Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling
a. Populasi Penelitian
Populasi adalah wilayah
generalisasi yang terdiri atas objek
atau subjek yang mempunyai kuantitas
dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulan (Sugiyono, 2007;h.61).
Sedangkan menurut notoatmodjo
(2010; h.115) populasi adalah
keseluruhan obyek penelitian atau
subyek yang akan di teliti. Populasi
dalam penelitian ini adalah semua
siswi kelas XI baik IPA maupun IPS.
Dikelas IPA terdapat 4 kelas dengan
jumlah 113 siswi, sedangkan di kelas
IPS terdapat 4 kelas dengan jumlah 84
siswi. Jadi terdapat 197 siswi di SMA
Negeri I Wonosari, Klaten.
b. Sampel Penelitian
Sampel adalah obyek yang di teliti
dan dianggap mewakili seluruh
populasi (Notoatmodjo, 2010; h.115),
sedangkan menurut Arikunto (2010
;h.134) sampel adalah sebagian atau
wakil populasi yang di teliti. Sampel
penelitian ini adalah siswi kelas XI di
SMA Negeri 1 Wonosari, Klaten.
Endang Wahyuningsih, Linda Puspita Sari, Hubungan Kadar Hemoglobin … 71
Besarnya sampel dalam penelitan
ini menurut Arikunto ( 2006 : 134 )
mengatakan apabila besar populasi
lebih dari 100 dapat diambil antara ( 10
– 15% ) atau ( 20 – 25% ) atau lebih.
Maka untuk estimasi besar sampel
dalam penelitian ini diambil 20%
sebagai subyek sampel yaitu :
n = 20% x jumlah populasi
n = 20% x 197
n = 39,4 siswi, maka dibulatkan
menjadi 40 siswi.
Kriteria inklusi dalam pengambilan
sampel pada penelitian ini adalah :
1. Siswi yang dapat kooperatif
dalam penelitian
2. Siswi yang bersedia menjadi
responden
3. Siswi yang sudah mengalami
menstruasi
c. Teknik Sampling
Teknik sampling yang digunakan
adalah quota sampling yaitu teknik
pengambilan sampel dengan cara
menetapkan jumlah tertentu sebagai
target yang harus dipenuhi dalam
pengambilan sampel atau populasi,
kemudian dengan patokan jumlah
tersebut peneliti mengambil sampel
secara sembarang asal memenuhi
persyaratan sebagai sampel dari
populasi tersebut (Notoatmojo,
2010;h.98).
3. Teknik Pengumpulan Data
Jenis data dalam penelitian ini
adalah data primer dan data sekunder
yang didapatkan di SMA Negeri 1
Wonosari, Klaten.
Data primer yang dikumpulkan
meliputi :
a. Kadar Hemoglobin : data yang
diperoleh dengan pemeriksaan kadar
hemoglobin dengan cara Nesco Digital
Hemoglobin Kernel Internasional
Corporation Thaiwan, 2009.
b. Tingkat rasa nyeri haid atau
dismenore di ukur dengan kuesioner.
Data sekunder yang dikumpulkan
meliputi :
1. Data siswi kelas XI SMA Negeri 1
Wonosari Klaten
2. Gambaran umum SMA Negeri 1
Wonosari Klaten
4. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat
atau fasilitas yang akan di gunakan
oleh peneliti dalam mengumpulkan
data agar pekerjaannya lebih mudah
dan hasilnya lebih baik, dalam arti
lebih cermat, lengkap dan sistematis
sehingga lebih mudah di olah (
Arikunto, 2010;h.192).
72 Jurnal Involusi Kebidanan, Vol. 4, No. 7, Januari 2014, 67-78
Alat dan metode pengumpulan
data ini dibagi menjadi dua yaitu :
a. Kadar Hemoglobin
Kadar hemoglobin pada siswi akan
diukur dengan Nesco Digital
Hemoglobin Kernel Internasional
Corporation Thaiwan, 2009 nilai kadar
hemoglobin untuk putri adalah tidak
anemia Hb > 11 gr%, anemia ringan
Hb 9 – 10 gr%, anemia sedang Hb 7 –
8 gr%, dan anemia berat Hb < 6 gr% (
Depkes, 2003). Selanjutnya
didokumentasikan dalam bentuk
lembar dokumentasi.
b. Kejadian dismenore
Kejadian dismenore akan diukur
dengan kuesioner yang berisi tentang
kejadian dismenore.
Kisi – kisi kuesioner kadar hemoglobin dengan kejadian dismenore pada siswi kelas XI.
No Variabel No. Pertanyaan 1 Siklus
menstruasi 1,2,3
2 Sifat darah menstruasi
4,5,6
3 Dismenore 7,8,9,10,11,12,13, 14,15,16,17
4 Penanganan dismenore
18,19,20,21,22, 23, 24, 25
Jumlah 25
5. Analisis data
Analisis data yang dilakukan adalah
analisis univariat dan analisis bivariat.
1) Analisis univariat dilakukan
terhadap tiap variabel dari hasil
penelitian, menghasilkan distribusi dan
persentase dari tiap variabel
(Notoatmodjo, 2010 : 54).
P = ிே
x 100% Keterangan : P = prosentase F = frekuensi N = jumlah responden Analisis univarat dalam penelitian ini
adalah variabel bebas yaitu kadar
hemoglobin dan variabel terikat
kejadian dismenorea.
2) Analisis bivariat dilakukan terhadap dua variabel yang diduga berkorelasi ( Notoatmojo, 2006; h : 188 ). Analisis yang dilakukan untuk melihat hubungan ke dua variabel, antara variabel bebas yaitu kadar hemoglobin dengan variabel terikat yaitu kejadian dismenore (Sugiyono, 2005). Dengan menggunakan rumus Chi Quadrat :
fhfhfo 2
2 )(
Keterangan : χ² = Chi Quadrat fo = Frekuensi yang diobservasi fh = Frekuensi yang diharapkan ∑ = Penjumlahan keseluruhan
Endang Wahyuningsih, Linda Puspita Sari, Hubungan Kadar Hemoglobin … 73
Apabila nilai P hitung < 0,05 maka
H0 diterima (Sugiyono, 2006; h. 126).
Analisis data dalam penelitian ini
dilakukan dengan menggunakan alat
bantu computer melalui program SPSS
18 for windows dengan tingkat
signifikasi 0,05 dan CI-95%.
HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN
Hasil Penelitian
1. Analisis Univariat
a. Kadar Hemoglobin
Hasil penelitian yang diperoleh
dari responden siswi kelas XI SMA
Negeri 1 Wonosari berdasarkan kadar
hemoglobin dapat didiskripsikan dalam
tabel sebagai berikut :
Tabel 1 Distribusi Frekuaensi Kadar Hemoglobin Responden di SMA Negeri 1 Wonosari
No
Kadar Hemoglobin Frekuensi %
1 Tidak anemia 6 15,0
2 Anemia ringan
11 27,5
3 Anemia sedang
11 27,5
4 Anemia berat 12 30,0 Jumlah 40 100,0
Sumber : Data Primer 2013
Berdasarkan data tabel 1 dapat
diklasifikasikan responden tidak
anemia sebanyak 6 responden (15,0
%), anemia ringan sebanyak 11
responden (27,5 %), anemia sedang
sebanyak 11 responden (27,5%), dan
anemia berat sebanyak 12 responden
(30,0 %).
b. Kejadian Dismenore
Tabel 2 Distribusi Frekuensi Kejadian
Dismenore Responden di SMA Negeri
1 Wonosari
No Kejadian
Dismenore Frekuensi %
1 Tidak
dismenore 14 35,0
2 Dismenore 26 65,0
Jumlah 40 100,0
Sumber : Data Primer 2013
Berdasarkan tabel 2 diketahui
bahwa responden yang tidak
mengalami dismenore sebanyak 14
responden (35,0 %) dan responden
yang mengalami dismenore sebanyak
26 responden (65,0 %).
74 Jurnal Involusi Kebidanan, Vol. 4, No. 7, Januari 2014, 67-78
2. Analisis Bivariat
Tabel 3 Distribusi Frekuensi Hubungan Kadar Hemoglobin dengan Kejadian
Dismenore pada Siswi Kelas XI SMA Negeri 1 Wonosari Klaten.
Kadar Hemoglobin
Kejadian Dismenore
Total
P P
Tidak dismenore
Dismenore
f % F % f % Tidak anemia 2 5,0 4 10,0 6 15,0 10,929 0,012 Anemia ringan 3 20,0 8 7,5 11 27,5 Anemia sedang 8 7,5 3 20,0 11 27,5 Anemia berat 1 2,5 11 27,5 12 30,0 Jumlah 14 35,0 26 65,0 40 100
Sumber : Data Primer 2013
Berdasarkan Tabel 3 diketahui
bahwa kadar hemoglobin responden
pada kategori tidak anemia sebanyak 6
responden, yang tidak mengalami
dismenore sebanyak 2 responden (5,0
%) dan yang mengalami dismenore
sebanyak 4 responden (10,0 %).
Responden dengan anemia ringan
sebanyak 11 responden, 3 responden
tidak mengalami dismenore dan 8
responden mengalami dismenore.
Responden dengan anemia sedang
sebanyak 11 responden, 8 responden
tidak dismenore dan 3 responden
mengalami dismenore. Sedangkan
responden dengan anemia berat
sebanyak 12 responden, 1 responden
tidak mengalami dismenore dan 11
responden mengalami dismenore.
Hasil analisis bivariat dengan
menggunakan chi square didapatkan
bahwa x2 hitung sebesar 10,929
sedangkan nilai p adalah 0,012 berarti
(p<0,05). Maka menunjukkan
hubungan yang signifikan antara kadar
hemoglobin dengan kejadian
dismenore pada siswi kelas XI SMA
Negeri 1 Wonosari Klaten.
BAHASAN Hasil penelitian menunjukkan
bahwa sebagian besar responden
mengalami kejadian dismenore
sebanyak 26 responden ( 65 % ).
Berdasarkan hasil uji statistik
didapatkan hasil p = 10,929 dan p =
0,012 sehingga dapat diartikan bahwa
ada hubungan antara kadar hemoglobin
dengan keteraturan siklus menstruasi.
Hasil penelitian ini sesuai dengan
penelitian Nur Wulan Puspitasari
Endang Wahyuningsih, Linda Puspita Sari, Hubungan Kadar Hemoglobin … 75
(2012), bahwa ada hubungan antara
status gizi dengan kejadian dismenore
p value 0,006 (p < 0,05).Hasil ini juga
didukung dengan penelitian Sartono
(2007), bahwa ada hubungan konsumsi
makanan dan kadar Hb dengan prestasi
belajar siswa SLTP di kota Palembang
dengan p = 0,003 (p < 0,05).
Nilai p = 0,012 hal ini menunjukkan
bahwa kadar hemoglobin
mempengaruhi kejadian dismenore.
Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa responden yang mengalami
anemia berat, sedang, ringan yang
mengalami kejadian dismenore
sebanyak 22 responden (55,0%), hal
ini dikarenakan kejadian dismenore
tidak hanya dipengaruhi oleh kadar
hemoglobin, namun masih dipengaruhi
oleh faktor lain.
Sebagian besar kadar hemoglobin
responden adalah termasuk dalam
anemia rendah sebanyak 12 orang dari
40 siswi. Menurut Prawiroharjo
(2005), anemia merupakan suatu
keadaan dimana kadar hemoglobin
(Hb) dalam tubuh lebih rendah dari
normal. Seseorang menderita anemia
apabila kadar hemoglobin dalam
darahnya kurang dari 12 g/100ml.
Sebagian besar responden yang
mengalami anemia pada penelitian ini
mengalami nyeri saat menstruasi
(dismenore). Pada wanita yang
menstruasinya normal, kontraksi uterus
tidak memberi efek pada pengaliran
darah menstruasi, berbeda dengan
wanita yang mengalami dismenorea,
kontrakasi uterus yang abnormal dan
kuat akan meningkatkan produksi
prostaglandin yang akan menghambat
dan mengurangi aliran darah sehingga
dinding miometrium menjadi iskemik
dan menyebabkan nyeri (Altunyurt S,
2005;h.78).
Menurut Widjanarka (2007),
faktor – faktor yang mempengaruhi
kadar hemoglobin remaja putri adalah
kehilangan darah akibat menstruasi,
kurangnya zat besi dalam makanan
yang dikonsumsi, penyakit yang
kronis, pola hidup remaja putri yang
berubah, ketidakseimbangan antara
asupan gizi dan aktifitas yang
dilakukan.
Kurangnya kadar hemoglobin
dapat menyebabkan metabolisme
tubuh dan sel – sel saraf tidak bekerja
secara optimal, menyebabkan pola
penurunan percepatan inpuls saraf,
mengacaukan system reseptor
dopamine ( Widjanarta, 2007;h.90 ).
76 Jurnal Involusi Kebidanan, Vol. 4, No. 7, Januari 2014, 67-78
Berdasarkan analisa data dapat
diketahui p = 0,012 (p < 0,05) maka Ha
diterima dan Ho ditolak sehingga dapat
disimpulkan bahwa ada hubungan
kadar hemoglobin dengan kejadian
dismenore pada siswi kelas XI SMA
Negeri 1 Wonosari, Klaten.
KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian
“Hubungan Kadar Hemoglobin dengan
Kejadian Dismenore pada Siswi Kelas
XI SMA Negeri 1 Wonosari, Klaten”
dapat ditarik kesimpulan bahwa :
1. Sebagian besar responden (30,0
%) menderita anemia berat.
2. Sebagian besar responden (65,0
%) mengalami kejadian dismenore.
3. Ada hubungan kadar
hemoglobin dengan kejadian
dismenore pada siswi kelas XI SMA
Negeri 1 Wonosari Klaten dengan nilai
p = 0,012 ( p < 0,05)
SARAN Berdasarkan hasil penelitian yang
telah dilakukan, ada beberapa saran
yang dapat diberikan, yaitu :
1. Bagi Institusi Pendidikan
Bagi institusi pendidikan dapat
dilakukan kerjasama dengan
puskesmas terdekat untuk dilakukan
penyuluhan tentang kadar hemoglobin
dengan kejadian dismenore. Dan
dilakukan pengecekan kadar
hemoglobin setiap 3 bulan sekali pada
semua siswa untuk mendeteksi dini
adanya anemia.
2. Bagi Tenaga Kesehatan
Diharapkan dapat menambah wawasan
atau pengetahuan kepada tenaga
kesehatan sehingga nantinya dapat
memberikan informasi kepada
masyarakat dan memberikan pelayanan
yang sesuai tentang kadar hemoglobin
dan dismenorea pada remaja.
3. Bagi Masyarakat
Diharapkan khususnya bagi siswi
penelitian ini dapat menambah
informasi dan pengetahuan tentang
kadar hemoglobin dan dismenorea.
Bagi ibu penelitian ini dapat dijadikan
acuan untuk memberikan gizi
seimbang pada anak agar tidak terjadi
anemia.
DAFTAR PUSTAKA Notoatmodjo, S. Metodelogi Penelitian
Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta; 2010.
Arikunto, S. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Edisi Revisi. Jakarta: Rineka Cipta; 2007
Endang Wahyuningsih, Linda Puspita Sari, Hubungan Kadar Hemoglobin … 77
Nursalam. Konsep dan Penerapan Metodelogi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika; 2003
Hidayat, A. Metode Penelitan Keperawatan dan Teknik Analisis Data. Jakarta: Salemba Medika; 2008
Bakta, I.M. Hematologi Klinik Ringkas. Jakarta: EGC; 2006
Estiwidani, D. dkk. Konsep Kebidanan.Yogyakarta:Fitramaya; 2008
Prawirohardjo, S. Ilmu Kandungan. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo; 2009
K. Yuni, dkk. Perawatan Ibu Hamil ( Asuhan Ibu Hamil ). Yogyakarta: Fitramaya; 2009
HK. Joseph, S. Nugroho. Catatan Kuliah Ginekologi dan Obstetri (obsgyn). Yogyakarta: Nuha Medika; 2010
Pieter H.Z., Lubis N.L. Pengantar Psikologi untuk Kebidanan. Jakarta: Kencana; 2010
Proverawati, A. Anemia dan Anemia Kehamilan. Yogyakarta : Nuha Medika; 2011
Prawirohardjo, S. Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo; 2008
Mochtar, R. Sinopsis Obstetri. Jakarta: EGC; 2008
Anurogo, D., Wulandari Ari. Cara Jitu Mengatasi Nyeri Haid. Yogyakarta: ANDI Yogyakarta; 2011
Manuaba, I.B.G. Kapita Selekta Penatalaksanaan Rutin Obstetri Ginekologi dan KB. Jakarta: EGC; 2011
Hoffbrand, A.V., Pettit, J.E. Kapita Selekta Hematologi. Jakarta: EGC; 2005
78 Jurnal Involusi Kebidanan, Vol. 4, No. 7, Januari 2014, 67-78
top related