hubungan hipotalamus
Post on 06-Apr-2016
71 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
HUBUNGAN HIPOTALAMUS dan HIPOFISIS
Hipotalamus mengontrol kerja dari kelenjar pituitari (kelenjar hipofisis). Kelenjar
hipofisis disebut juga master of gland karena banyak menyekresikan hormon dan
memengaruhi kerja hormon yang dihasilkan oleh kelenjar lain di dalam tubuh.
Hipotalamus terletak di bagian dalam-bawah otak. Kelenjar hipotalamus
memerintahkan kelenjar hipofisis bagian depan dan belakang untuk menghasilkan
atau menghambat produksi hormon kelenjar endokrin lain sesuai dengan kebutuhan.
Hipotalamus sangat penting karena menjadi penghubung dan pengatur komunikasi
antara sistem hormon dan sistem saraf. Selain itu, berperan juga dalam mengatur
pertumbuhan dan perkembangan manusia. Hipotalamus dapat berkomunikasi
dengan kelenjar hipofisis dengan dua cara, yaitu dengan impuls saraf atau dengan
mengeluarkan hormon. Misalnya, jika tekanan darah turun, hipotalamus
mengirimkan implus saraf ke kelenjar hipofisis bagian depan. Akbatnya, hipofisis
menyekresikan ADH (antidiuretic hormone) yang menyebabkan tekanan darah naik.
Hipotalamus juga dapat mengeluarkan hormon yang disebut releasing
hormone dan inhibiting hormone.
Releasing hormone merangsang kelenjar hipofisis menyekresikan hormon
tertentu.Inhibiting hormone menekan kelenjar hipofisis sehingga tidak
menyekresikan hormon tertentu. Dari 9 jenis hormon yang disekresikan kelenjar
hipofisis, 7 hormon disekresikan bagian depan (anterior) hipofisis dan 2 lainnya oleh
bagian belakang (posterior) hipofisis. Kelenjar hipofisis posterior tersusun atas
jaringan saraf dan sebenarnya merupakan bagian dari hipotalamus. Kelenjar
hipofisis anterior tersusun atas sel-sel endokrin yang menyintesis dan
menyekresikan beberapa hormon ke dalam darah.
a. Hipofisis AnteriorBagian hipofisis anterior (depan) menghasilkan hormon-hormon sebagai berikut
(Campbell, 1998: 925).
1) FSH (folikel stimulating hormone), berfungsi merangsang pematangan folikel de
Graaf tempat sel telur berada.
2) LH (lutenizing hormone), yaitu hormon yang berperan dalam pematangan sel
gonad pada wanita.
3) ACTH (adrenocorticotropic hormone), yaitu hormon yang berperan merangsang
kelenjar adrenal untuk mengeluarkan hormon tertentu.
4) TSH (tyroid stimulating hormone), merangsang kelenjar tiroid mengeluarkan
hormon tiroksin.
5) Prolaktin, hormon ini mengaktivasi air susu pada ibu yang sedang menyusui.
6) GH (growth hormone), merangsang pertumbuhan tulang dan bagian tubuh lainnya
dan berperan membantu penyerapan nutrisi tubuh.
7) Endorfin, merupakan hormon yang berfungsi sebagai penghilang rasa sakit.
Beberapa narkotika menghasilkan efek yang sama dengan endorfin.
b. Hipofisis Posterior
Bagian hipofisis (belakang) ini menghasilkan hormon-hormon sebagai berikut :
1) ADH (antidiuretic hormone), mengontrol keseimbangan cairan tubuh melalui
mekanisme pengeluaran urine.
2) Oxytocin, merupakan hormon yang berperan dalam kontraksi otot rahim pada saat
seorang wanita melahirkan.
Proses terjadinya haid sangat tergantung pada Mekanisme Umpan Balik antara
Hipotalamus-Pituitary-Ovarium (HPO Axis).
Hipotalamus menghasilkan GnRH yang merangsang Kelenjar Hipofisis (pituitary)
untuk mengeluarkan FSH (follicle stimulating hormone) yang berfungsi
mematangkan folikel dan LH (luteinizing hormone) yang berperan dalam proses
ovulasi. Dalam setiap siklus, folikel yang mengalami proses pematangan berjumlah
lebih dari satu, namun dalam perjalanannya, hanya ada satu folikel yang disiapkan
untuk ovulasi, sementara yang lain mengalami atresia.
Folikel yang matang tersebut mengluarkan hormon estrogen, oleh karena itu kadar
hormon estrogen dalam awal siklus relatif meningkat.
Meningkatnya estrogen menyebabkan negative feedback pada FSH.
Sedangkan pada LH, menyebabkan positive feedback. Oleh karena itu, saat
estrogen mencapai puncaknya, akan terjadi LH Surge (lonjakan LH) yang
menstimulasi terjadinya ovulasi pada pertengahan siklus. Pecahnya folikel terjadi 16-
24 jam setelah lonjakan LH. Lonjakan LH tersebut akan bertahan selama 24 jam dan
akan menurun pada fase luteal seiring dengan menurunnya kadar estrogen.
Menurunnya estrogen sendiri kemungkinan disebabkan oleh berubahnya struktur
folikel. Selanjutnya folikel menjadi corpus luteum yang menghasilkan progesteron
dan estrogen untuk menyiapkan endometrium (menebal) bila terjadi konsepsi.
Bila terjadi konsepsi, selanjutnya corpus luteum akan dipelihara oleh hCG.
Bila tidak terjadi konsepsi, secara perlahan corpus luteum menjadi atresia menjadi
corpus albicans disertai dengan penurunan kadar estrogen dan progesteron.
Turunnya kadar estrogen dan progesteron memberikan negative feedback pada
hipotalamus dan hipofisis hingga memulai siklus baru.
top related