hubungan antara penyesuaian diri dengan kepuasan...
Post on 05-Nov-2020
6 Views
Preview:
TRANSCRIPT
HUBUNGAN ANTARA PENYESUAIAN DIRI
DENGAN KEPUASAN PERKAWINAN PADA ISTRI
Skripsi
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi
Program Studi Psikologi
KATARINA NOVITA SARI
NIM: 129114 127
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2019
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
Untuk kalian di sana yang tak henti-hentinya memberikan
dukungan lewat doa dan kata-kata, lewat pengertian yang
tersirat dalam kesabaran, serta harapan dalam setiap
pertikaian.
Dan teruntuk mereka yang selalu percaya dan mendorongku
untuk melangkah lebih jauh, lepas dari rasa aman yang
membelengguku.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
HALAMAN MOTTO
Tak ada usaha yang akan mengkhianati hasil
Tak ada keringat yang akan terbuang sia-sia
Karena dari setiap kesalahan dan keberhasilan,
kita akan belajar untuk memperbaiki dan mempertahankan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
Hubungan Antara Penyesuaian Diri dengan Kepuasan Perkawinan Pada
Istri
Katarina Novita Sari
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menguji hubungan antara penyesuaian diri dengan
kepuasan perkawinan pada istri. Hipotesis dalam penelitian ini adalah terdapat
hubungan positif antara penyesuaian diri dengan kepuasan perkawinan pada istri.
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif dengan metode
korelasional. Responden dalam penelitian ini adalah 75 orang istri, berusia 21
sampai 35 tahun, berada dalam rentang usia perkawinan 1 sampai 10 tahun dan
telah memiliki anak. Uji korelasi dilakukan dengan teknik analisis data Pearson
Product Moment. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan positif dan
signifikan (p<0,01) dengan koefisien korelasi r=0,405 antara penyesuaian diri
dengan kepuasan perkawinan pada istri. Penyesuaian diri memberikan kontribusi
terhadap kepuasan perkawinan sebesar 16,4% dan variabel lain sebesar 83,6%.
Kata kunci: Penyesuaian diri, Kepuasan perkawinan, Istri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
The Correlation between Self Adjustment and Marital Satisfaction in Wives
Katarina Novita Sari
Abstract
This study aimed to examine the relationship between self adjustment and marital
satisfaction in wives. The hypothesis of this study was that there was a positive
relationship between self adjustment and marital satisfaction in wives. The type of
this research was quantitative research and used correlational method. The
amount of subjects in this study were 75 wives, their age falls between 21 to 35
years old, with the duration of marriage between 1 to 10 years and already had
children. The results of data analyzed shows that there is a significant positive
correlation (p<0,01)with correlation coefficient r=0,405 between self adjustment
and marital satisfaction in wives. Self adjustment contribute 16,4% toward
marital satisfaction, while another 83,6% is contributed by other variables.
Keywords: Self Adjustment, Marital Satisfaction, Wives
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala
berkat, rahmat dan penyertaan-Nya yang sungguh berlimpah, sehingga penulis
dapat menyelesaikan tugas akhir ini dengan baik. Skripsi yang berjudul
"Hubungan Antara Penyesuaian Diri dengan Kepuasan Perkawinan pada Istri" ini
disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Psikologi di
Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Penulis menyadari bahwa selama pembuatan skripsi ini banyak pihak yang
telah membantu dalam berbagai macam hal dan juga dukungan kepada penulis.
Oleh karena itu penulis ingin mengucapkan rasa terima kasih yang tak terhingga
kepada :
1. Allah Bapa, Allah Putra, dan Allah Roh Kudus yang telah memberikan berkat
yang melimpah kepada penulis. Atas berkat dan kuasa-Nya, penulis diberikan
kekuatan dalam setiap rintangan dan segala hal yang menghambat proses
penyelesaian skripsi ini. Terima kasih ya Tuhan, terima kasih atas kasih dan
cinta-Mu yang berlimpah dan atas segala bala bantuan-Mu melalui orang-
orang disekitarku. Tanpa-Mu tak ada yang bisa kuhadapi.
2. Ibu Dr. Titik Kristiyani, M.Psi, selaku Dekan Fakultas Psikologi Universitas
Sanata Dharma dan juga dosen pembimbing skripsi yang telah sabar
membimbing penulis dari awal penulisan skripsi hingga selesai.
3. Ibu Monica Eviandaru Madyaningrum, Ph.D., selaku Ketua Program Studi
Psikologi Universitas Sanata Dharma.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
4. Ibu Ratri Sunar Astuti M.Si, selaku Dosen Pembimbing Akademik Fakultas
Psikologi Universitas Sanata Dharma.
5. Staf pengajar / Dosen Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma yang
telah membagikan ilmu pengetahuan tentang Psikologi.
6. Teman-teman sepayung kepuasan perkawinan: Indri, Dira, Igan, Anggie,
Monica, Devita dan Ken.
7. Bapak Linus Nadatrijanto dan Ibu Clara Lucina Diaz yang tak henti-hentinya
memberikan dukungan lewat pengertian dan kesabaran tapi juga
mendorongan penulis untuk terus berjuang meskipun dalam keadaan sulit.
Terimakasih mah, pah. Terimakasih karena sudah mengalah untuk Ivie.
Terimakasih karena pengorbanan mamah dan papah membuat Ivie berusaha
lebih keras lagi dan bekerja lebih giat lagi. Seperti yang selalu mamah dan
papah ajarkan, hasil bukanlah yang utama tapi prosesnya yang jauh lebih
penting dan tak ada kesuksesan yang diraih lewat jalan yang mudah.
8. Segenap keluarga besar Diaz dan keluarga besar Anton yang sudah
memberikan dukungan lewat doa dan juga semangat yang diberikan kepada
penulis sehingga penulis semakin termotivasi untuk menyelesaikan skripsi
ini.
9. Yulius Setyo Budi Kuntoro sosok kakak, teman, dan sahabat yang
berkontribusi luar biasa dalam pembentukan suasana hati penulis. Sosok yang
selalu menemani penulis dalam setiap kondisi dan selalu menjadi pendengar
yang baik. Sosok yang selalu membantu penulis ketika penulis sedang kurang
bahagia. Terima kasih untuk cintamu, om. Skripsi ini kuselesaikan untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
mengejar mimpi kita bersama. Terima kasih karena tak pernah menyerah.
10. Teman-teman dan psikolog P2TKP, terimakasih karena selalu menemani
penulis dalam masa-masa sulit dan selalu percaya pada kemampuan penulis.
Untuk Mbak Thia dan Suster Dewi, terimakasih karena sudah berkenan untuk
selalu mendengarkan cerita penulis dan selalu mendukung penulis.
11. Sahabat yang tak henti-hentinya membantu, menemani, mencintai,
membahagiakan, memotivasi dan menyemangati. Devita, terimakasih karena
selalu menemani penulis dalam segala keadaan dan sosok sahabat yang paling
mengerti suasana hati penulis. Selalu membantu penulis dengan segala
kemampuannya dan selalu mengingatkan penulis untuk fokus pada tujuan
penulis. Bayu, sosok sahabat yang tak pernah mengatakan “tidak” ketika
penulis butuh melepas lelah. Terimakasih ya bay, karena selalu berhasil
membuat penulis bahagia dan tak hanya itu, terimakasih karena selalu
bersedia membantu penulis walaupun sedang dalam kesibukan lain.
Terimakasih juga sudah bersedia menjelaskan hal-hal yang tidak dipahami
penulis dan bersedia membaca skripsiku. Untuk Dimas, seorang pendengar
yang baik dan seorang sahabat yang mengerti kesulitan-kesulitan yang
dialami penulis. Terimakasih sudah banyak bertukar kisah yang membuat
penulis merasa tidak sendirian dan terimakasih karena memberikan banyak
inspirasi bagi penulis dalam menghadapi rintangan hidup. Rezky, Edo, Chika,
Kak Retha dan Patrice, yang selalu berbagi kebahagiaan dan selalu
mendukung penulis dengan caranya masing-masing. Dan teruntuk dua
malaikat pelindungku yang khusus dikirim Tuhan untuk mengingatkanku
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
bahwa cinta merupakan kekuatan terbesar di alam semesta. Terimakasihku
yang terdalam untuk Mas Ap dan Cia, kedua malaikatku. Terimakasih karena
selalu menemani dan membantuku di setiap proses yang kulalui. Terimakasih
karena selalu percaya pada kemampuanku dan mendorongku untuk menjadi
lebih baik. Terimakasih karena selalu membuat penulis merasa dicintai dan
yang paling penting terimakasih karena kalian melakukannya dengan cinta.
12. Kepada semua responden yang telah bersedia membantu penulis untuk
mendapatkan data yang sangat berperan penting dalam penyelesaian skripsi
ini.
13. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan, yang tidak
dapat saya sebutkan satu per satu.
Pada akhirnya penulis menyadari bahwa skripsi ini memiliki banyak
kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang dapat
membuat skripsi ini menjadi lebih baik lagi. Semoga skripsi ini dapat menambah
pengetahuan dalam bidang psikologi yang terkait dengan kepuasan perkawinan.
Yogyakarta, 23 April 2019
Penulis
(Katarina Novita Sari)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
DAFTAR ISI
HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ....................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................ iii
HALAMAN PERSEMBAHAN............................................................................. iii
HALAMAN MOTTO ............................................................................................. v
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ........................................... vi
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN .................................................. vii
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ......... vii
ABSTRAK ........................................................................................................... viii
ABSTRACT ............................................................................................................. ix
KATA PENGANTAR ............................................................................................ x
DAFTAR ISI ........................................................................................................ xiv
DAFTAR TABEL ............................................................................................... xvii
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xviii
DAFTAR BAGAN............................................................................................... xix
BAB I. PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ....................................................................................... 9
C. Tujuan Penelitian ......................................................................................... 9
D. Manfaat Penelitian ....................................................................................... 9
1. Manfaat Teoritis ............................................................................9
2. Manfaat Praktis ............................................................................10
BAB II. LANDASAN TEORI .............................................................................. 11
A. KEPUASAN PERKAWINAN .................................................................. 11
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
1. Pengertian Kepuasan Perkawinan ...................................................11
2. Aspek Kepuasan Perkawinan .........................................................12
3. Konteks Kepuasan Perkawinan ......................................................13
4. Indikator Kepuasan Perkawinan .....................................................16
5. Faktor-faktor yang Memengaruhi Kepuasan Perkawinan ..................17
B. PENYESUAIAN DIRI .............................................................................. 22
1. Pengertian Penyesuaian Diri ..........................................................22
2. Aspek Penyesuaian Diri ................................................................23
3. Indikator Penyesuaian Diri ............................................................26
C. PERAN ISTRI DALAM PERKAWINAN ............................................... 26
D. DINAMIKA HUBUNGAN ANTARA PENYESUAIAN DIRI DENGAN
KEPUASAN PERKAWINAN PADA ISTRI ................................................... 29
D. SKEMA PENELITIAN ............................................................................. 38
E. HIPOTESIS ............................................................................................... 39
BAB III. METODE PENELITIAN....................................................................... 40
A. JENIS PENELITIAN ................................................................................ 40
B. VARIABEL PENELITIAN ...................................................................... 40
C. DEFINISI OPERASIONAL VARIABEL PENELITIAN ........................ 40
D. RESPONDEN PENELITIAN ................................................................... 42
E. METODE DAN ALAT PENGUMPULAN DATA .................................. 42
1. Penyusunan Blueprint ...................................................................43
2. Penulisan Item .............................................................................45
3. Review dan Revisi Item ................................................................50
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
4. Perhitungan Validitas Isi ...............................................................50
5. Uji Coba Alat Ukur ......................................................................53
F. RELIABILITAS ALAT UKUR ................................................................ 58
G. METODE ANALISIS DATA ................................................................... 59
1. Uji Asumsi .................................................................................. 59
2. Uji Hipotesis ............................................................................... 60
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ..................................... 61
A. DESKRIPSI RESPONDEN PENELITIAN .............................................. 61
B. DESKRIPSI DATA PENELITIAN .......................................................... 63
C. HASIL UJI ASUMSI ................................................................................ 66
D. HASIL UJI HIPOTESIS ........................................................................... 67
E. PEMBAHASAN ....................................................................................... 69
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................... 74
A. KESIMPULAN ......................................................................................... 74
B. KETERBATASAN PENELITIAN ........................................................... 74
C. SARAN ..................................................................................................... 75
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 76
LAMPIRAN .......................................................................................................... 80
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Blueprint Skala Penyesuain Diri ............................................................ 43
Tabel 2. Blueprint Skala Kepuasan Perkawinan .................................................. 44
Tabel 3. Pemberian Skor Skala Penyesuaian Diri dan Skala Kepuasan
Perkawinan ............................................................................................................ 46
Tabel 4. Blueprint Skala Penyesuaian Diri Sebelum Uji Coba ............................. 47
Tabel 5. Distribusi Item Skala Penyesuaian Diri Sebelum Uji Coba .................... 48
Tabel 6. Blueprint Skala Kepuasan Perkawinan Sebelum Uji Coba .................... 49
Tabel 7. Distribusi Item Skala Kepuasan Perkawinan Sebelum Uji Coba ........... 49
Tabel 8. Blueprint Skala Penyesuaian Diri Setelah Uji Coba ............................... 55
Tabel 9. Distribusi Skala Penyesuaian Diri Setelah Uji Coba (Penomoran Baru) 56
Tabel 10. Blueprint Skala Kepuasan Perkawinan Setelah Uji Coba ..................... 57
Tabel 11. Distribusi Skala Kepuasan Perkawinan Setelah Uji Coba (Penomoran
Baru) ...................................................................................................................... 58
Tabel 12. Deskripsi Responden Penelitian............................................................ 62
Tabel 13. Deskripsi Data Penelitian ...................................................................... 63
Tabel 14. Kategori Tingkat Penyesuaian Diri ....................................................... 64
Tabel 15. Kategori Tingkat Kepuasan Perkawinan............................................... 65
Tabel 16. Hasil Uji Normalitas ............................................................................. 67
Tabel 17. Hasil Uji Linearitas ............................................................................... 67
Tabel 18. Hasil Uji Korelasi.................................................................................. 68
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Form Penilaian Validitas Isi Kepuasan Perkawinan......................... 81
Lampiran 2. Form Penilaian Validitas Isi Penyesuaian Diri ................................. 94
Lampiran 3. Perhitungan IVI-I dan IVI-S untuk Penilaian Isi Skala Kepuasan
Perkawinan .......................................................................................................... 104
Lampiran 4. Perhitungan IVI-I dan IVI-S untuk Penilaian Isi Skala Penyesuaian
Diri ...................................................................................................................... 106
Lampiran 5. Skala Kepuasan Perkawinan dan Penyesuaian Diri Sebelum Uji
Coba .................................................................................................................... 108
Lampiran 6. Uji Reliabilitas dan Analisis Item Skala Kepuasan Perkawinan .... 125
Lampiran 7. Uji Reliabilitas dan Analisis Item Skala Penyesuaian Diri ............ 135
Lampiran 8. Reliabilitas Skala Kepuasan Perkawinan Setelah Uji Coba ........... 139
Lampiran 9. Reliabilitas Skala Penyesuaian Diri Setelah Uji Coba ................... 140
Lampiran 10. Uji Normalitas .............................................................................. 141
Lampiran 11. Uji Linearitas ................................................................................ 142
Lampiran 12. Uji Hipotesis ................................................................................. 143
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xix
DAFTAR BAGAN
Bagan 1. Bagan Dinamika Hubungan Antara Penyesuaian Diri dan Kepuasan
Perkawinan Pada Istri ............................................................................................ 38
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkawinan merupakan tahap perkembangan relasi yang dimiliki
oleh manusia di setiap budaya. Perkawinan dianggap sebagai sebuah
bentuk klimaks dalam relasi heteroseksual yang tak hanya memenuhi
kebutuhan biologis, namun juga sebuah perlambang akan kematangan diri
seseorang. Pada umumnya, sebuah perkawinan menawarkan pemenuhan
kebutuhan pribadi, kesempatan bagi perkembangan emosi, dan menjadi
sumber bagi pembentukan identitas baru (Papalia, 2014).
Dalam sebuah ikatan perkawinan, terdapat suatu keinginan yang
pasti bagi setiap pasangan suami istri untuk mewujudkan kebahagiaan
dalam membina rumah tangganya. Namun pada kenyataannya, jalan untuk
mencapai kebahagiaan tersebut tidaklah mudah bahkan dapat berujung
pada suatu perceraian. Munady (2015), dalam salah satu koran online,
menuliskan bahwa kasus perceraian di Indonesia mengalami peningkatan
yang cukup signifikan dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2013. Pada
tahun 2009, kasus perceraian yang terjadi di Indonesia sebanyak 216.286
kasus dan meningkat di tahun berikutnya menjadi 285.184 kasus. Di tahun
2011, angka perceraian turun sebanyak 27.065 kasus sehingga menjadi
258.119 kasus. Penurunan angka perceraian tersebut tidak sebanding
dengan kenaikan yang terjadi di tahun selanjutnya yaitu 372.577 kasus.
Pada tahun 2013, jumlah kasus perceraian kembali mengalami penurunan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
menjadi 324.527 kasus.
Berdasarkan data yang diberikan Kementerian Agama RI tersebut,
terlihat bahwa dari tahun 2009 sampai tahun 2013 terjadi peningkatan
sebesar 50% kasus perceraian yang terjadi di Indonesia. Ruzbult, Martz,
dan Agnew (1998, dalam Li & Fung, 2011) berpendapat bahwa tingkat
komitmen merupakan faktor utama yang dapat menentukan stabilitas dari
suatu hubungan. Pasangan yang memiliki tingkat komitmen yang tinggi
akan memiliki stabilitas yang kuat dalam hubungannya, sebaliknya
pasangan yang memiliki tingkat komitmen yang rendah cenderung lebih
rentan untuk mengalami perceraian akibat ketidakstabilan dalam
hubungannya. Mereka juga menekankan bahwa kepuasan merupakan salah
satu faktor penting yang memberikan kontribusi terhadap tingkat
komitmen dalam suatu hubungan. Hal ini menunjukkan pentingnya
pencapaian kepuasan perkawinan dalam upaya mencegah terjadinya
perceraian.
Kepuasan perkawinan merupakan evaluasi subjektif secara umum
tentang kualitas dari perkawinan itu sendiri (Li & Fung, 2011). Apabila
seseorang merasa puas terhadap perkawinan yang telah dijalani, maka ia
beranggapan bahwa harapan, keinginan dan tujuan yang ingin dicapai pada
saat ia menikah telah terpenuhi. Hawkins (dalam Pujiastuti & Retnowati,
2004) juga berpendapat bahwa kepuasan perkawinan merupakan perasaan
subjektif yang dirasakan pasangan suami istri, berkaitan dengan aspek-
aspek yang ada dalam suatu perkawinan, seperti rasa bahagia, puas, serta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
pengalaman-pengalaman yang menyenangkan bersama pasangannya yang
bersifat individual.
Isu lain terkait dengan perkawinan adalah perbedaan gender.
Perbedaan gender dalam hubungan perkawinan telah menjadi perhatian
banyak peneliti. Pembagian kerja di dalam sebuah perkawinan dapat
terlihat dengan sangat jelas dimana suami menghabiskan lebih banyak
waktu dalam pekerjaan dan istri menghabiskan waktu lebih banyak di
dalam rumah untuk mengurus pekerjaan rumah tangga dan merawat anak
(Blair & Litcher, 1991). Namun, peran perkawinan di Indonesia saat ini
sudah mengalami pergeseran dari traditional marriages menjadi
egalitarian marriages yang dicirikan oleh adanya fenomena dual career
pada pasangan. Pasangan egalitarian marriages memiliki tanggung jawab
yang sama dalam hal pekerjaan rumah tangga, merawat anak, keuangan
dan pengambilan keputusan (Matlin, 2012).
Meskipun demikian, pekerjaan dalam rumah tangga tetaplah
menjadi tanggung jawab seorang istri. Seorang istri yang memilih untuk
bekerja, memiliki tuntutan ganda untuk menyeimbangkan kehidupan
rumah tangga dan pekerjaannya. Menurut Puspawati (2009), strategi
dalam menyeimbangkan antara karir dan pekerjaan rumah tangga
diperlukan agar terbentuk keharmonisan antara kehidupan keluarga dan
kehidupan pekerjaan, sehingga tuntutan kedua kehidupan tersebut dapat
terpenuhi. Ketidakseimbangan antara kedua tuntutan tersebut dapat
menjadi faktor menurunnya kepuasan baik dalam pekerjaan, hidup,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
perkawinan serta meningkatkan stres yang berakibat buruk terhadap
kesehatan, dan kesejahteraan dalam sebuah kehidupan keluarga (Frone,
Russell, & Barnes, 2003). Tak hanya dalam pembagian kerja, perbedaan
gender juga terlihat dalam hal pengasuhan anak. Penelitian telah
menunjukkan bahwa ketegangan, tekanan, dan tuntutan peran dalam
pengasuhan lebih besar dirasakan oleh istri dibandingkan suami (Scott &
Alwin, 1989). Waldron dan Routh (1981) menemukan bahwa skor
penyesuaian perkawinan istri secara signifikan lebih rendah dibandingkan
suami setelah kelahiran anak pertama mereka. Hal ini disebabkan karena
pengasuhan menjadi tanggung jawab istri dan kemudian membuatnya
merasa kehilangan kebebasannya.
Selain adanya perbedaan gender, fenomena antara istri dengan ibu
mertuanya juga menjadi perhatian banyak peneliti terkait dampak dari
kualitas hubungan dalam perkawinan. Penelitian yang dilakukan Turner,
Young, dan Black (2006) menunjukkan bahwa menjadi bagian dalam
keluarga merupakan hal yang penting bagi seorang wanita dalam hal
pembentukan identitas dirinya. Isu pembentukan identitas inilah yang
kemudian dapat memunculkan konflik di antara istri dan ibu mertua.
Ketika seorang istri sedang berusaha menemukan otonomi dalam
kehidupan perkawinannya, di sisi lain ibu mertua berusaha memberikan
pengaruh dalam kehidupan keluarga anaknya sebagai salah satu tugas
perkembangannya. Berdasarkan pengalaman perkawinan yang telah
dijelaskan di atas, seorang istri memiliki kemungkinan yang lebih besar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
untuk mengalami stres dan depresi apabila dirinya kurang mampu
menyesuaikan diri dengan perubahan peran dan juga masalah yang akan
dihadapinya dalam kehidupan perkawinannya. Depresi yang dirasakan istri
tentu dapat berdampak negatif terhadap hubungan perkawinannya.
Faulkner, Davey, dan Davey (2005) dalam penelitiannya
mengatakan bahwa seorang istri dapat berperan sebagai barometer dalam
sebuah perkawinan. Seorang istri yang mengalami depresi dapat
mengakibatkan terjadinya penurunan kepuasan yang dirasakan
pasangannya, tetapi tidak terjadi sebaliknya. Hal ini juga didukung oleh
hasil penelitian yang dilakukan Heene, Buysse, dan Van Oost (2007) yang
menunjukkan bahwa pasangan dengan istri yang mengalami depresi,
cenderung memiliki kepuasan perkawinan yang lebih rendah dibandingkan
pasangan dengan suami yang mengalami depresi dan pasangan yang tidak
depresi. Hal tersebut disebabkan karena munculnya komunikasi yang
destruktif dalam penyelesaian masalah dan kelekatan tidak aman yang ada
pada pasangan dengan istri yang mengalami depresi.
Berdasarkan pemaparan di atas, terlihat bahwa kemampuan istri
untuk menangani tantangan-tantangan dalam kehidupan perkawinan
memegang peranan sentral dalam upaya pencapaian kepuasan perkawinan.
Hal ini didukung oleh Duvall dan Miller (dalam Srisusanti & Zulkaida,
2013) yang menyebutkan bahwa hubungan interpersonal, anak, kehidupan
sosial, komunikasi, kesamaan minat, kesesuaian peran dan harapan,
partisipasi keagamaan, keuangan, kemampuan menghadapi konflik,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
hubungan dengan mertua, dan sikap terhadap perkawinan termasuk ke
dalam faktor-faktor yang memengaruhi kepuasan perkawinan, terutama
setelah perkawinan terjadi. Salah satu faktor yang menarik perhatian
peneliti adalah kemampuan dalam menghadapi konflik. Kemampuan
menghadapi konflik merupakan salah satu faktor penting untuk
menentukan kesejahteraan suatu hubungan dan juga dalam menentukan
kepuasan perkawinan (Metz & Dwyer, 1993). Konflik yang tidak
terselesaikan dapat berdampak buruk bagi kesehatan mental salah satu
pasangan (Markman, Renick, Floyd, Stanley, & Clements, 1993).
Dalam penelitian Greeff dan Bruyne (2000) terdapat 5 jenis
penyelesaian konflik yaitu kompetitif, kolaboratif, kompromi, menghindar,
dan akomodasi. Kelima jenis penyelesaian konflik ini dibagi berdasarkan 2
hal yaitu upaya seseorang untuk memuaskan kepentingan pribadinya dan
upaya untuk mencapai harmoni dengan mengutamakan kepentingan orang
lain. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penyelesaian konflik kolaboratif
dapat menghasilkan kepuasan yang tinggi dalam perkawinan. Penyelesaian
konflik kolaboratif ini memiliki karateristik adanya komitmen bersama
untuk menemukan solusi terbaik dan adanya keterbukaan serta rasa saling
percaya antar pasangan. Di sisi lain, penyelesaian konflik yang kompetitif
dapat menyebabkan penurunan kepuasan dalam perkawinan. Hal ini
dikarenakan munculnya perasaan benci dan rasa ketidakberdayaan akibat
keegoisan salah satu pasangan yang mengabaikan kepentingan orang lain
maupun kepentingan bersama. Individu yang kurang mampu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
menyesuaikan diri cenderung berpotensi mengalami frustasi dan sulit
menyelesaikan konflik yang sedang dihadapinya (Schneiders, 1995). Hal
ini menunjukkan pentingnya penyesuaian diri yang dimiliki seseorang
dalam menghadapi suatu konflik.
Pada penelitian sebelumnya, kepuasan perkawinan lebih banyak
dikaitkan dengan penyesuaian perkawinan. Pada penelitian sebelumnya
telah ditemukan hubungan positif antara kepuasan perkawinan dan
penyesuaian perkawinan pada wanita yang bekerja dan pada istri TNI yang
menjalani hubungan perkawinan jarak jauh (Dewi, 2009; Rachmawati &
Mastuti, 2013). Berdasarkan hasil dari kedua penelitian tersebut ditemukan
bahwa semakin baik penyesuaian perkawinan yang dimiliki istri, maka
semakin tinggi pula kepuasan perkawinan yang dirasakan. Namun
demikian, pada penelitian ini, peneliti ingin mengkaitkan hubungan antara
penyesuaian diri dengan kepuasan perkawinan.
Penyesuaian diri merupakan konsep dasar dari perkawinan yang
bersifat lebih umum. Penyesuaian diri memiliki cakupan yang lebih luas
dibandingkan dengan konsep penyesuaian perkawinan yang terbatas hanya
pada konteks perkawinan. Hal ini memungkinan peneliti untuk meneliti
cakupan yang lebih luas terkait dengan konsep penyesuaian yang dapat
mempengaruhi kepuasan dalam perkawinan. Ketika seseorang memiliki
penyesuaian diri yang baik maka diasumsikan individu tersebut juga
memiliki penyesuaian yang baik dalam konteks kehidupan lainnya. Hal
inilah yang kemudian membuat peneliti tertarik untuk meneliti apakah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
terdapat hubungan antara penyesuaian diri dengan kepuasan perkawinan.
Penyesuaian diri adalah suatu proses yang mencakup respon
mental dan tingkah laku, dimana individu berusaha untuk dapat berhasil
mengatasi kebutuhan-kebutuhan dalam dirinya, ketegangan-ketegangan,
konflik-konflik, dan frustrasi yang dialaminya (Schneiders, 1955). Proses
tersebut menghasilkan keselarasan atau harmoni antara tuntutan dari dalam
diri dengan apa yang diharapkan oleh lingkungannya. Efektifitas
penyesuaian diukur dalam hal seberapa baik seseorang menghadapi
keadaan yang selalu berubah. Kualitas penyesuaian diri seseorang akan
bervariasi dari waktu ke waktu dikarenakan kehidupan seseorang bersifat
dinamis dan dipenuhi interaksi yang terus-menerus antara kekuatan
internal dan eksternal. Oleh karena itu, penyesuaian bukanlah suatu
keadaan melainkan proses yang berkelanjutan seumur hidup (Haber &
Runyon, 1984). Penyesuaian diri melibatkan reaksi seseorang terhadap
tuntutan yang dikenakan kepadanya. Tuntutan tersebut dapat
diklasifikasikan ke dalam tuntutan eksternal dan internal. Suatu konflik
dapat berasal dari salah satu tuntutan tersebut dan juga bisa dikarenakan
adanya pertentangan antara kedua tuntutan tersebut. Jika seseorang
mengalami kegagalan dalam menyelesaikan konflik dari tuntutan tersebut,
maka dapat mengakibatkan munculnya ketidaknyamanan psikologis dalam
dirinya (Lazarus, 1961).
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa penyesuaian
diri merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi tingkat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
kepuasan perkawinan. Apabila individu gagal menyesuaikan diri, maka
individu tersebut cenderung lebih mudah mengalami stres dan depresi.
Melihat adanya perbedaan gender dalam hal peran dan pengalaman yang
dialami suami istri terkait relasi dalam perkawinan dan melihat
kecenderungan istri untuk lebih mudah mengalami depresi akibat tekanan
peran yang dijalaninya, peneliti secara khusus ingin melihat bagaimana
hubungan penyesuaian diri dan kepuasan perkawinan pada seorang istri.
B. Rumusan Masalah
Melihat pentingnya penyesuaian diri dalam pencapaian kepuasan
perkawinan pada istri, maka dirumuskan sebuah pertanyaan penelitian,
"Apakah terdapat hubungan antara penyesuaian diri dengan kepuasan
perkawinan pada istri?"
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji hubungan antara
penyesuaian diri dengan kepuasan perkawinan pada istri.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini dapat memberikan sumbangan bagi displin ilmu
Psikologi Keluarga dan Perkawinan mengenai gambaran hubungan
antara penyesuaian diri dengan kepuasan perkawinan pada istri.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
2. Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi istri
yang dapat digunakan sebagai referensi untuk lebih memahami
penyesuaian diri dalam perkawinan serta kaitannya dengan kepuasan
perkawinan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
BAB II
LANDASAN TEORI
A. KEPUASAN PERKAWINAN
1. Pengertian Kepuasan Perkawinan
Undang-undang nomor 1 tahun 1974 tentang perkawinan
menyatakan bahwa perkawinan ialah ikatan lahir bathin antara seorang
pria dengan seorang wanita sebagai suami isteri dengan tujuan
membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal
berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa. Perkawinan juga dapat
diartikan sebagai bersatunya dua orang menjadi suami isteri. Hawkins
(dalam Pujiastuti & Retnowati, 2004) berpendapat bahwa kepuasan
perkawinan merupakan perasaan subyektif yang dirasakan pasangan
suami istri, berkaitan dengan aspek-aspek yang ada dalam suatu
perkawinan, seperti rasa bahagia, puas, serta pengalaman-pengalaman
yang menyenangkan bersama pasangannya yang bersifat individual.
Pernyataan tersebut didukung oleh Hendrick dan Hendrick (dalam
Haseley, 2006) yang mendefinisikan kepuasan perkawinan sebagai
pengalaman subjektif dari kebahagiaan dan kepuasan yang dialami
pasangan dalam hubungan perkawinan.
Kepuasan perkawinan juga merupakan penilaian subjektif secara
umum tentang kualitas dari perkawinan (Li & Fung, 2011). Apabila
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
seseorang merasa puas terhadap perkawinannya, maka ia beranggapan
bahwa harapan, keinginan dan tujuan yang ingin dicapai pada saat
menikah telah terpenuhi. Menurut Durodoye, kepuasan perkawinan
merupakan penilain subjektif seseorang terhadap komponen tertentu
dalam perkawinannya (Madathil & Benshoff, 2008).
Berdasarkan beberapa definisi di atas, dapat dikatakan bahwa
kepuasan perkawinan merupakan perasaan subjektif yang dirasakan
pasangan suami istri berdasarkan penilaian secara umum tentang
kualitas dari perkawinan.
2. Aspek Kepuasan Perkawinan
Kepuasan perkawinan dalam penelitian ini didefinisikan sebagai
perasaan subjektif yang dirasakan pasangan suami istri berdasarkan
penilaian secara umum tentang kualitas dari perkawinan. Mengacu
pada defisini tersebut maka terdapat beberapa aspek yang diperhatikan
untuk memberikan gambaran tentang kepuasan perkawinan dalam
penelitian ini yaitu :
2.1. Aspek Kognitif
Aspek kognitif dari kepuasan perkawinan didasarkan pada
sikap evaluatif atau keyakinan dalam mempersepsikan apakah
perilaku pasangan bermanfaat atau merugikan (Bradburry,
Fincham & Beach, 2000). Aspek kognitif tampak dari cara
individu melakukan evaluasi atau memberikan penilaian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
(judgement) terhadap kehidupan perkawinannya, seberapa
positif atau seberapa baik perkawinan yang dijalaninya. Evaluasi
tersebut didasarkan pada informasi-informasi yang diperoleh
dari pengalaman.
2.2. Aspek Afektif
Aspek afektif dari kepuasan perkawinan didasarkan pada
penilaian pada perasaan positif yang dirasakan individu terhadap
pasangan dalam kehidupan perkawinannya. Aspek afektif
dalam kepuasan perkawinan digunakan untuk mengamati afeksi
individu tentang perkawinan dari waktu ke waktu (Bradburry,
Fincham & Beach, 2000). Evaluasi tersebut didasarkan pada
informasi yang diperoleh dari pengalaman kehidupan
perkawinannya.
3. Konteks Kepuasan Perkawinan
Olson dan Olson (2000) menjabarkan tujuh konteks perkawinan
yang memuaskan diantaranya:
3.1. Isu Kepribadian
Setiap individu memiliki latar belakang yang berbeda,
termasuk watak, kepribadian, dan cara berpikir. Hal ini berarti
bagi pasangan yang menikah membawa perbedaan-perbedaan
tersebut dalam hubungan perkawinan. Konteks ini menjelaskan
mengenai penilaian individu terhadap sifat-sifat pasangan dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
perilaku dalam perkawinan.
3.2. Komunikasi
Komunikasi merupakan salah satu hal penting yang mampu
mendefinisikan suatu hubungan. Pasangan yang tidak bahagia
sering mengeluh bahwa mereka tidak berkomunikasi, akan
tetapi tidak mungkin jika dalam suatu hubungan tidak terjadi
komunikasi. Konteks ini menjelaskan mengenai perasaan
individu terhadap kehadiran percakapan, kontak fisik,
senyuman, dan keterbukaan komunikasi yang terjadi.
3.3. Resolusi Konflik
Konflik merupakan hal yang lumrah terjadi dan tidak akan
merusak sebuah hubungan. Apabila pasangan melihat konflik
sebagai hal yang negatif dan menghindar untuk membicarakan
hal tersebut, maka hubungan mereka akan mengalami
kesengsaraan. Konflik akan semakin besar apabila pasangan
tidak memahami bagaimana cara untuk mengatur dan
menyelesaikan konflik. Konteks ini menjelaskan tentang
persepsi kesadaran pasangan terhadap masalah dan strategi
penyelesaian masalah pada hubungan. Konteks ini berfokus
pada keterbukaan pasangan untuk menyadari dan menyelesaikan
masalah serta strategi yang digunakan untuk menyelesaikan
perdebatan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
3.4. Pengaturan keuangan
Ekonomi merupakan sebuah alasan penting untuk
pernikahan. Banyak masalah terjadi ketika salah satu pasangan
berpikir pasangannya harus lebih berhati-hati dalam
menggunakan uang. Mengelola keuangan agar tetap stabil
merupakan masalah bagi sebagian besar pasangan yang telah
menikah. Konteks ini berfokus pada sikap dan kekhawatiran
mengenai masalah pengaturan ekonomi.
3.5. Aktivitas waktu luang
Menghabiskan waktu bersama pasangan merupakan aspek
penting untuk menunjang kedekatan satu sama lain. Terlebih
ketika sudah memiliki anak, karena sebagian banyak waktu akan
habis untuk mengurus anak dan pekerjaan. Konteks ini mengkaji
mengenai preferensi untuk menghabiskan waktu luang.
3.6. Hubungan seksual
Sebagian pasangan tidak malu untuk mengekspresikan
kasih sayang mereka satu sama lain, namun beberapa pasangan
merasa enggan untuk mengekspresikan perasaannya terlebih
dahulu, begitu juga dalam mengekpresikan keinginan untuk
melakukan hubungan seksual. Pada konteks ini menjelaskan
tentang perasaan pasangan mengenai afeksi dan hubungan
seksual.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
3.7. Anak dan pengasuhan
Orang tua bertanggung jawab untuk perkembangan anak-
anak mulai dari harga diri, rasa tanggung jawab, nilai-nilai,
kesehatan fisik, dan emosional serta kebutuhan sosial dan emosi
anak. Dalam konteks ini menjelaskan mengenai penilaian dan
perasaan tentang memiliki dan cara membesarkan anak.
4. Indikator Kepuasan Perkawinan
Setiap konteks kepuasan perkawinan memiliki beberapa indikator
berdasarkan penjelasan masing-masing konteks yang dikemukakan
oleh Olson dan Olson (2000), yaitu:
4.1. Kepribadian
a. Menyukai pribadi pasangan
b. Menerima pasangan apa adanya
c. Menganggap pasangan sebagai teman baik
4.2. Resolusi Konflik
a. Keterbukaan pasangan dalam menyadari dan memecahkan
masalah
b. Keterampilan dalam menemukan solusi
4.3. Pengaturan Keuangan
a. Menerima keadaan ekonomi keluarga
b. Kesepakatan dalam mengatur keuangan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
4.4. Pola Pengasuhan anak
a. Kesepakatan tentang mendisiplinkan anak
b. Kesepakatan dalam mengasuh anak
c. Keterbukaan komunikasi dengan anak
4.5. Waktu Luang
a. Aktivitas sosial versus aktivitas pribadi
b. Menggunakan waktu luang untuk aktivitas bersama
c. Kesepakatan dalam menghabiskan waktu luang bersama
4.6. Komunikasi
a. Merasa nyaman dalam berbagi emosi dan keyakinan atau
pendapat
b. Merasa dipahami oleh pasangan
4.7. Hubungan seksual
a. Merasa nyaman terhadap tingkah laku seksual
b. Merasa dapat mengekspresikan kasih sayang kepada
pasangan.
5. Faktor-faktor yang Memengaruhi Kepuasan Perkawinan
Menurut Ayub (2010) terdapat beberapa faktor yang memengaruhi
kepuasan perkawinan, yaitu :
5.1. Hubungan dengan mertua
Dalam tatanan masyarakat, khususnya di Indonesia,
memiliki hubungan yang baik dengan mertua dianggap penting
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
terutama mengenai penyatuan dua keluarga. Kualitas hubungan
dengan keluarga pasangan merupakan salah satu yang dapat
memprediksi kepuasan perkawinan pasangan tersebut.
5.2. Komunikasi
Komunikasi merupakan faktor utama dalam sebuah
perkawinan terutama dalam mencapai kepuasan dalam
perkawinan. Komunikasi yang baik dapat membantu pasangan
saling memahami satu sama lain sehingga terhindar dari
kesalahpahaman. Pasangan dengan komunikasi yang kurang
baik cenderung sering mengalami kesalahpahaman dan sulit
untuk menyampaikan pesan-pesan positif kepada pasangan.
5.3. Perbedaan Gender
Dalam hal perbedaan gender suami melaporkan kepuasan
yang lebih besar daripada yang dilakukan istri. Perbedaan dalam
kepuasan ini telah dijelaskan dalam beberapa cara. Temuan
menunjukkan bahwa wanita lebih peduli tentang kasih sayang,
persahabatan, mengharapkan dukungan emosional, dan
memegang harapan yang lebih besar dari pernikahan daripada
pria. Sebaliknya, wanita lebih realistis sementara pria lebih
idealis atau cenderung menolak masalah ketika ditanya tentang
perkawinan mereka, yang menjelaskan perbedaan jender dalam
kepuasan pernikahan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
5.4. Pendidikan pasangan
Tingkat pendidikan seseorang menunjukkan kebebasan
berekspresi dan perilaku asertifnya. Semakin tinggi tingkat
pendidikannya maka semakin bebas individu tersebut
berekspresi dan semakin asertif pula perilakunya. Pasangan
yang lebih asertif memiliki pandangan yang tidak terikat pada
gaya tradisional seperti gaya pria mendominasi wanita.
5.5. Kehadiran anak
Kehadiran seorang anak dalam suatu perkawinan dapat
meningkatkan kepuasan di tengah-tengah kehidupan perkawinan
(Santrock, 2002)
5.6. Kompromi
Kompromi dalam perkawinan dilakukan untuk saling
mengerti satu sama lain, seperti membahas keuangan, rekreasi,
lingkungan rumah, pengasuhan, dan relasi sosial. Keikhlasan
dalam melakukan suatu hal diperlukan dalam melakukan
kompromi.
5.7. Pengertian dan dukungan pasangan
Pengertian dan dukungan pasangan berarti saling mengerti
dalam berbagai hal seperti nilai-nilai kehidupan, kesepakatan,
dan kemampuan dalam mengatasi perubahan dan perbedaan
yang terjadi. Pengertian pasangan juga berhubungan dengan
kemampuan menyelesaikan konflik, kelekatan, dan self-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
attributes. Dukungan pasangan tidak dapat digantikan oleh
dukungan orang terdekat atau teman. Orang yang tidak memiliki
pasangan yang suportif cenderung mengalami kecemasan,
depresi, dan kebencian. Berbagi waktu luang bersama dan
pembagian tugas serta peran yang adil, termasuk dalam
pengertian terhadap pasangan.
5.8. Kepuasan seksual
Kepuasan seksual menjadi faktor yang cukup penting
dalam kepuasan perkawinan. Frekuensi kualitas dari hubungan
intim dan aktivitas seksual yang terkait pada kesukaan pasangan
(sexual interest) menjadi penentu kepuasan perkawinan.
5.9. Persepsi diri
Seseorang yang memiliki pandangan positif pada kehidupan,
cenderung akan lebih puas dalam perkawinannya.
5.10. Finansial
Pasangan yang memiliki keuangan yang stabil cenderung
dapat menikmati standar hidup yang tinggi. Status finansial yang
stabil juga dapat meningkatkan kepuasaan dalam sebuah
perkawinan.
Selain faktor-faktor yang disebutkan di atas, terdapat
faktor-faktor lain yang mempengaruhi kepuasan perkawinan.
Duvall dan Miller (1995, dalam) menyebutkan bahwa terdapat 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
kategori faktor yang mempengaruhi kepuasan perkawinan yaitu
faktor sebelum perkawinan dan faktor yang muncul setelah
perkawinan. Faktor yang ada sebelum perkawinan meliput
kebahagiaan orang tua, kebahagiaan masa kanak-kanak, lamanya
masa perkenalan, usia individu saat menikah, restu orang tua,
kehamilan sebelum perkawinan, dan alasan perkawinan.
Sedangkan faktor yang muncul setelah perkawinan terjadi meliputi
hubungan interpersonal, anak, kehidupan seksuak, komunikasi,
kesamaan minat, kesesuaian peran dan harapan, partisipasi
keagamaan, keuangan, kemampuan menghadapi konflik, hubungan
dengan mertua dan sikap terhadap perkawinan. Faktor kemampuan
individu dalam menghadapi konflik merupakan faktor yang
menarik bagi peneliti.
Faktor ini berkontribusi penting untuk menentukan tingkat
kepuasan dalam perkawinan (Metz & Dwyer, 1993). Di sisi lain,
faktor kemampuan menghadapi konflik ini berkaitan dengan
penyesuian diri. Individu yang kurang mampu menyesuaikan diri
dengan baik cenderung sulit untuk menyelesaikan konflik yang
dihadapinya dan berpotensi mengalami frustasi (Schneiders, 1955).
Hal ini menunjukkan pentingnya faktor penyesuaian diri yang
dapat membantu seseorang dalam menghadapi konflik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
B. PENYESUAIAN DIRI
1. Pengertian Penyesuaian Diri
Penyesuaian diri adalah suatu proses yang terjadi dalam diri
seseorang demi terwujudnya keselarasan antara tuntutan pribadi dan
apa yang diharapkan oleh lingkungan, dengan cara berusaha mengatasi
kebutuhan pribadi, ketegangan, konflik, dan frustasi yang dialami
individu (Schneiders, 1955). Konflik dan frustasi muncul karena
individu tidak dapat menyesuaikan diri dengan masalah yang timbul
pada dirinya. Chaplin (2008) berpendapat bahwa penyesuaian diri
adalah variasi dalam kegiatan organisme untuk mengatasi suatu
hambatan dan memuaskan kebutuhan- kebutuhan serta menegakkan
hubungan yang harmonis dengan lingkungan fisik dan sosial. Misalnya
kebutuhan untuk diterima orang lain maka individu berusaha menjalin
relasi sesuai dengan norma masyarakat, mengurangi perilaku seperti
mudah marah, agresif. Bila individu dapat menyelaraskan
kebutuhannya dengan tuntutan lingkungan yaitu orang lain maka akan
tercipta penyesuaian diri yang baik.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa penyesuaian
diri adalah kemampuan individu untuk mengatasi hambatan,
ketegangan, dan konflik dalam dirinya sehingga individu mampu
mengubah perilakunya agar tercipta keselarasan antara tuntutan pribadi
dan apa yang diharapkan lingkungan serta tercipta suasana yang
harmonis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
2. Aspek Penyesuaian Diri
Scheneiders (1955) menjabarkan 4 aspek penting yang membentuk
penyesuaian diri, yaitu :
2.1. Pemahaman Diri
Pemahaman diri menjadi salah satu syarat untuk mencapai
penyesuaian diri yang baik. Seseorang dapat dikatakan memiliki
pemahaman diri yang baik ketika dirinya mampu menyadari
tentang apa yang menjadi dasar atau motivasi dari perilaku,
kebiasaan, ataupun pola berpikirnya. Ketika seseorang kurang
mampu memahami perilaku, motivasi, ataupun sifatnya maka
orang tersebut cenderung akan merasa bingung dalam menghadapi
tekanan dan masalah. Dalam proses pemahaman diri, seseorang
perlu mengetahui kemampuan dan keterbatasan yang dimiliki.
Individu yang mampu mengetahui keterbatasannya cenderung
akan mudah melakukan penyesuaian karena individu tersebut
mampu mencegah atau meminimalisir dampak buruk dari
keterbatasannya tersebut.
2.2. Kontrol Diri
Kontrol diri merupakan pengaturan dari dorongan,
pemikiran, kebiasaan, emosi, perilaku, dan sikap seseorang
berkaitan dengan prinsip-prinsip yang dibebankan pada diri
sendiri dan berkaitan pula dengan tuntutan dari lingkungan.
Individu yang mampu mengontrol respon dan perilakunya tanpa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
menjadi impulsif, cenderung memiliki penyesuaian diri yang baik.
Kontrol diri merupakan dasar dari perkembangan diri yang dapat
diartikan sebagai tahapan yang harus dilalui seseorang untuk
menuju kedewasaan. Dalam setiap tahap perkembangan diri,
mulai dari masa bayi sampai dengan masa dewasa, harus terdapat
pertumbuhan yang berkesinambungan dari kontrol diri dalam
mencapai kedewasaan yang lebih baik. Hal ini mencakup
perilaku, sikap, cara berpikir, dan emosi. Ketiadaan kontrol diri
yang baik pada setiap perkembangan merupakan tanda dari
ketidakdewasaan dan penyesuaian diri yang buruk.
2.3. Kemampuan Beradaptasi
Penyesuaian diri memiliki sifat dinamik atau cenderung
berubah-ubah. Hal ini dikarenakan penyesuaian diri dipengaruhi
oleh kepribadian seseorang dan juga lingkungan yang memiliki
sifat yang sama yaitu tidak tetap dan cenderung berubah-ubah. Di
sisi lain, respon individu yang merupakan hasil dari kebiasaan
memiliki sifat yang cenderung lebih tetap dan kaku. Respon
dengan sifat seperti ini dapat menghambat penyesuaian diri
seseorang karena semakin pasti suatu respon, maka semakin sulit
seseorang menghadapi tuntutan dari suatu perubahan.
2.4. Kekuatan dari Sistem Nilai
Sistem nilai yang dimiliki seseorang tidak hanya
berkontribusi dalam pembentukan tujuan hidup dan cita-citanya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
tetapi juga penting dalam pencapaian integrasi pribadi. Nilai-nilai
tersebut juga membentuk ide, kebenaran, kepercayaan, dan prinsip
hidup yang menjadi panduan bagi seseorang dalam berpikir,
bersikap, dan berelasi. Selain itu, hal ini juga dapat memandu
seseorang dalam berperspektif mengenai kenyataan dan dalam
perilaku sosial, moral, dan keagamaannya. Penyesuaian
membutuhkan kemampuan yang efektif dalam mengatasi masalah
dan stress yang muncul dalam kehidupan sehari-hari. Upaya
seseorang untuk mengatasi permasalahan tersebut ditentukan oleh
seberapa kuat individu mampu mengevaluasi elemen-elemen dari
permasalahan yang ada.
Kurangnya pengetahuan, ide, nilai, dan prinsip-prinsip
dalam hidup dapat membuat seseorang mudah merasa bingung
dan bimbang dalam menghadapi masalah. Hal ini dikarenakan
ketidakmampuan individu untuk membedakan mana yang baik
dan buruk, serta mana yang benar dan salah. Tuntutan dan
permasalahan dalam hidup seseorang sangat bervariasi sesuai
dengan aspek yang berbeda dari kenyataan. Penyesuaian diri yang
baik membutuhkan sistem nilai yang kuat dan mudah diakses serta
berguna di situasi yang berbeda. Sistem nilai memberikan
perspektif pada seseorang dalam menangani berbagai situasi dan
permasalahan. Seseorang yang dapat menentukan prioritas sesuai
dengan situasi dan permasalahan yang ada, cenderung memiliki
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
penyesuaian diri yang baik.
3. Indikator Penyesuaian Diri
Berdasarkan uraian di atas, aspek penyesuaian diri yang digunakan
dalam peneliti ini adalah pemahaman diri, kontrol diri, kemampuan
beradaptasi, dan kekuatan dari sistem nilai. Setiap aspek penyesuaian
diri memiliki beberapa indikator, yaitu:
3.1. Pemahaman diri
a. Mampu menyadari motivasi (berperilaku dan berpikir)
b. Mengetahui kelebihan dan kekurangan diri
3.2. Kontrol diri
a. Mampu mengendalikan respon
b. Mampu mengatasi masalah tanpa menjadi impulsif
3.3. Kemampuan beradaptasi
a. Merasa nyaman dengan adanya perubahan
b. Mampu beradaptasi dengan perubahan
3.4. Kekuatan dari sistem nilai
a. Mampu mengatasi masalah secara efektif
b. Mampu menentukan prioritas sesuai dengan permasalahan
C. PERAN ISTRI DALAM PERKAWINAN
Dalam hubungan perkawinan, istri memiliki peran yang cukup
penting sebagai barometer dalam hubungan tersebut. Depresi yang dialami
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
istri dapat mempengaruhi penurunan kepuasan perkawinan suami.
Penelitiann Heene, Buysse, dan Van Oost (2007) menunjukkan bahwa
pasangan dengan istri yang mengalami depresi, cenderung memiliki
kepuasan perkawinan yang lebih rendah dibandingkan pasangan dengan
suami yang mengalami depresi dan pasangan yang tidak depresi. Hal
tersebut disebabkan karena munculnya komunikasi yang destruktif dalam
penyelesaian masalah dan kelekatan tidak aman yang ada pada pasangan
dengan istri yang mengalami depresi. Penelitian lainnya menunjukkan
hasil yang serupa, dimana pasangan dengan istri yang mengalami depresi
dapat mengakibatkan terjadinya penurunan kepuasan yang dirasakan
pasangannya, tetapi hal tersebut tidak terjadi sebaliknya (Faulkner, Davey,
& Davey, 2005).
Depresi dapat terjadi akibat kegagalan individu dalam melakukan
penyesuaian diri. Kegagalan tersebut dapat disebabkan karena individu
mengalami situasi yang penuh tekanan serta tidak dapat berinteraksi
dengan baik (Handayani, 2004). Suami dan istri memiliki peran yang
berbeda dalam sebuah perkawinan dan memiliki pengalaman yang berbeda
pula terkait relasi dalam perkawinan. Perbedaan tersebut terkait dengan
beberapa konteks dalam kehidupan perkawinan, salah satunya adalah
dalam pengasuhan anak. Blair dan Litcher (1991) mengatakan bahwa
pembagian kerja dalam rumah tangga sudah terlihat sangat jelas dimana
suami akan menghabiskan waktu lebih banyak untuk pekerjaan, sedangkan
wanita menghabiskan banyak waktu untuk mengurus anak dan pekerjaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
rumah tangga. Pernyataan tersebut didukung oleh penelitian yang
dilakukan Simon (1995) dengan meminta pria dan wanitia untuk
mendeskripsikan arti menjadi seorang ayah atau ibu yang baik. Hasilnya
menunjukkan bahwa bagi pria memberikan dukungan ekonomi merupakan
bagian terpenting untuk menjadi ayah yang baik, sementara bagi wanita
kewajiban utama mereka adalah mengurus keluarga dan mengasuh anak.
Perbedaan gender tersebut menyebabkan istri merasakan stres lebih
besar dibandingkan suami dalam menjalankan peran sebagai orang tua.
Hal ini terlihat dalam penelitian Waldron dan Routh (1981) yang
menunjukkan bahwa setelah kelahiran anak pertama, penyesuaian
perkawinan istri cenderung lebih rendah dibandingkan pernyesuaian
perkawinan suami. Ini disebabkan karena, setelah kelahiran anak pertama,
istri merasa kehilangan kebebasannya dan memunculkan persepsi adanya
ketidaksetaraan peran dalam pengasuhan anak.
Tekanan yang mungkin dialami istri, tidak hanya berasal dari
konteks pengasuhan saja, tetapi juga dapat muncul dari relasinya dengan
mertua. Fenomena antara istri dengan ibu mertua telah menjadi perhatian
banyak peneliti terkait dampak dari kualitas hubungan tersebut. Relasi
antara istri dan ibu mertua cenderung rentan untuk mengalami konflik. Hal
ini disebabkan karena munculnya isu pembentukan identitas baru dalam
keluarga. Penelitian yang dilakukan Turner, Young, dan Black (2006)
menunjukkan bahwa menjadi bagian dalam keluarga merupakan hal yang
penting bagi seorang wanita dalam hal pembentukan identitas diri. Ketika
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
seorang istri sedang berusaha menemukan otonomi dan kemandirian dalam
kehidupan perkawinannya, di sisi lain ibu mertua berusaha memberikan
pengaruh dalam kehidupan keluarga anaknya sebagai salah satu tugas
perkembangannya.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa istri memiliki
kemungkinan untuk mengalami depresi akibat tekanan yang dialaminya
dalam menjalankan rumah tangga. Apabila seorang istri kurang mampu
menyesuaikan diri dengan peran dan masalah yang dihadapinya, maka
besar kemungkinan dirinya akan mengalami depresi yang akan berdampak
buruk bagi dirinya sendiri dan relasi dengan pasangannya.
D. DINAMIKA HUBUNGAN ANTARA PENYESUAIAN DIRI
DENGAN KEPUASAN PERKAWINAN PADA ISTRI
Dalam kehidupan rumah tangga, perbedaan merupakan hal yang
lumrah terjadi dan harus dihadapi pasangan karena pada dasarnya
perkawinan merupakan penyatuan dua individu yang memiliki kepribadian
dan karakter yang berbeda. Perbedaan tersebut dapat menjadi suatu
hambatan dalam menjalani kehidupan perkawinan ketika individu kurang
mampu menyesuaikan diri dengan baik.
Dalam sebuah perkawinan, wanita memiliki kemungkinan lebih
rentan mengalami depresi dalam menjalankan perannya sebagai seorang
istri. Perbedaan gender terkait pembagian kerja dalam perkawinan
tradisional, menunjukkan bahwa istri memiliki proporsi tugas rumah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
tangga yang lebih besar dibandingkan suami (Greenstein, 1995). Seorang
istri cenderung menghabiskan banyak waktu untuk mengurus anak dan
melakukan pekerjaan rumah tangga (Blair & Lichter, 1991), dimana istri
bertanggung jawab untuk menjaga kebersihan, menyediakan makanan,
merawat anak, mencuci dan menyetrika pakaian (Heaton & Blake, 1999).
Di sisi lain, suami akan menghabiskan banyak waktu untuk pekerjaan dan
berfokus pada tanggung jawabnya untuk memberikan dukungan finansial
bagi keluarga (Blair & Lichter, 1991). Peran menjadi orang tua sering
dikaitkan dengan penurunan kesejahteraan pada istri, karena berdasarkan
pembagian kerja dalam perkawinan tradisional, seorang istri diasumsikan
memiliki tanggung jawab lebih dalam pengasuhan anak dan tugas
membesarkan anak (Faulkner, Davey, & Davey, 2005). Hal ini juga
didukung oleh penelitian yang dilakukan Waldron dan Routh (1981) yang
menemukan bahwa setelah kelahiran anak pertama skor penyesuaian
perkawinan pada istri secara signifikan lebih rendah dibandingkan
penyesuaian perkawinan pada suami.
Selain itu, relasi dengan orang tua pasangan atau mertua juga dapat
memberikan tekanan tersendiri bagi seorang istri. Hubungan antara istri
dan mertua merupakan fenomena yang telah menarik perhatian banyak
peneliti karena relasi diantara keduanya dapat berdampak bagi kualitas
hubungan perkawinan istri dan pasangannya. Konflik yang terjadi antara
istri dan ibu mertua merupakan konflik yang terkait dengan isu
pembentukan identitas diri (Turner, Young, & Black, 2006).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
Bagi seorang wanita, menjadi bagian dalam keluarga merupakan
hal yang penting dalam pembetukan identitas diri. Ketika seorang istri
sedang berusaha menemukan otonomi dan kemandirian dalam kehidupan
perkawinannya, di sisi lain ibu mertua berusaha memberikan pengaruh
dalam kehidupan keluarga anaknya sebagai salah satu tugas
perkembangannya. Kedua hal yang bertentangan inilah, yang kemudian
memungkin munculnya konflik antara istri dan ibu mertua. Berdasarkan
uraian di atas dapat disimpulkan bahwa peran sebagai istri dalam
perkawinan membuat istri rentan untuk mengalami depresi. Melihat hal
tersebut, penyesuaian diri menjadi faktor penting bagi istri untuk mencapai
kepuasan dalam kehidupan perkawinannya.
Penyesuaian diri yang baik merupakan suatu proses dimana
seseorang dapat memenuhi kebutuhannya dan menyelaraskan kebutuhan
tersebut dengan tuntutan lingkungan sekitarnya (Chaplin, 2008). Hal ini
juga sesuai dengan yang disampaikan Schneider (1955), penyesuaian diri
merupakan proses yang terjadi dalam diri seseorang untuk menyelaraskan
kebutuhan pribadi dan tuntutan dari lingkungan dengan cara berusaha
mengatasi kebutuhan pribadi, ketegangan, konflik, dan frustasi yang
dialami individu. Menurut Schneider (1955) terdapat 4 aspek utama dalam
pembentukan penyesuaian diri yaitu pemahaman diri, kontrol diri,
kemampuan seseorang dalam beradaptasi dan seberapa kuat sistem nilai
yang dimiliki seseorang.
Konflik dalam suatu perkawinan tentunya merupakan hal yang tak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
dapat dihindari oleh setiap pasangan. Menurut Olson dan Olson (2000),
konflik akan semakin besar apabila pasangan kurang mampu memahami
bagaimana cara untuk mengatur dan menyelesaikan konflik tersebut.
Individu yang memiliki pemahaman diri yang baik, akan memiliki
kemampuan untuk menyelesaikan konflik atau masalah yang dihadapinya
dengan efektif sesuai dengan situasi. Pemahaman diri merupakan
kemampuan seseorang dalam menyadari dasar atau motivasi dari perilaku,
kebiasaan, serta cara berpikir yang dimilikinya. Dalam mencapai
pemahaman diri yang baik, seseorang perlu terlebih dahulu mengetahui
kelebihan dan kelemahan yang ada dalam dirinya (Schneiders, 1955).
Dengan pengetahuan tersebut, individu mampu meminimalisir dan
mencegah dampak buruk dari kekurangannya serta membantunya untuk
menyelesaikan konflik secara efektif. Pengetahuan tersebut juga dapat
membantu individu agar mampu berdiskusi dengan pasangan dan
menemukan solusi terbaik bersama-sama. Hal ini dapat menumbuhkan
perasaan dan penilaian positif terhadap perkawinan yang sedang
dijalaninya.
Selain itu, Schneiders (1995) menyatakan bahwa kurangnya
pemahaman diri mampu membuat individu dengan mudah menyalahkan
orang lain sebagai salah satu bentuk mekanisme pertahanan dirinya.
Dalam penyelesaian suatu konflik, hal ini tentu dapat memperburuk
keadaan dan menyebabkan konflik semakin berlarut-larut. Konflik yang
tak kunjung redam, dapat memunculkan perasaan dan penilaian negatif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
terhadap hubungan perkawinan dan dapat menyebabkan penurunan tingkat
kepuasan dalam perkawinan.
Selain pemahaman diri, aspek kekuatan sistem nilai dalam
penyesuaian diri juga membantu seseorang dalam menyelesaikan masalah
dengan efektif karena dengan sistem nilai yang kuat seseorang mampu
melakukan evaluasi terhadap elemen-elemen yang ada dalam konflik yang
dihadapinya. Sistem nilai yang dimiliki seseorang membentuk ide, nilai,
dan prinsip-prinsip dalam hidup yang dapat menjadi panduan bagi orang
tersebut dalam berpikir dan bersikap ketika menghadapi suatu masalah
(Schneiders, 1955). Dengan demikian, individu mampu menemukan solusi
yang terbaik atas situasi yang dihadapinya serta mencegah munculnya
perasaan negatif dalam perkawinannya yang dapat menurunkan kepuasan.
Aspek terakhir dari penyesuaian diri adalah kontrol diri. Kontrol
diri merupakan pengaturan dari dorongan, pemikiran, kebiasaan, emosi,
perilaku, dan sikap seseorang berkaitan dengan prinsip-prinsip yang
dibebankan pada diri sendiri dan berkaitan pula dengan tuntutan dari
lingkungan (Schneiders, 1955). Individu yang memiliki kontrol diri yang
baik cenderung mudah untuk mengatasi ketegangan atau masalah yang
sedang dihadapinya, sebaliknya jika seseorang tidak dapat mengontrol
dirinya maka tidak mungkin baginya dapat sukses untuk mengatasi
ketegangan atau masalah yang dihadapinya. Menurut Schneiders (1995),
kontrol diri merupakan dasar dari perkembangan diri yang harus dilalui
seseorang untuk menuju kedewasaan baik dari segi perilaku, sikap, cara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
berpikir, dan emosi. Kedewasaan inilah yang memengaruhi kesuksesan
seseorang dalam mengatasi masalah. Kepuasan perkawinan dapat dicapai
ketika seseorang memiliki penilaian dan perasaan positif terhadap
perkawinan yang dijalaninya (Bradburry, Fincham & Beach, 2000). Ketika
seseorang tidak mampu menyelesaikan masalah atau ketegangan yang
dialaminya, maka hal ini dapat memunculkan perasaan negatif dalam
kehidupan perkawinannya.
Ketiga aspek dari penyesuaian diri yang telah diuraikan di atas,
membantu meningkatkan kemampuan seorang istri dalam hal pengelolaan
konflik. Dalam usaha penyelesaian masalah, istri dan suami memiliki cara
mengelola konflik yang berbeda. Gottman (1999, dalam Faulkner, Davey,
& Davey, 2005) mengatakan bahwa istri memiliki kecenderungan untuk
memulai pembahasan terkait dengan masalah-masalah dalam hubungan.
Hal yang sama juga diungkapkan oleh Johnson (1996, dalam Faulkner,
Davey, & Davey, 2005) yang mengatakan bahwa suami ditemukan
cenderung lebih memilih untuk menarik diri dari interaksi negatif dalam
hubungan perkawinannya, sementara istricenderung menuntut pasangan
untuk membahas permasalahan yang sedang mereka hadapi. Dalam
penelitian Faulkner, Davey, dan Davey (2005) ditemukan bahwa pola
interaksi dimana istri yang cenderung lebih menuntut dan suami menarik
diri, memperngaruhi tingkat konflik perkawinan yang dirasakan suami.
Dengan pemahaman diri yang baik, kuatnya nilai-nilai yang
dimiliki istri, dan dengan adanya kontrol diri, istri diharapkan akan mampu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
meminimalisir dampak buruk dari kekurangan yang dimilikinya dan
mampu mendiskusikan masalah bersama pasangan secara efektif serta
terhindar dari pola interaksi "menuntut-menarik diri" yang justru akan
menyebabkan konflik semakin berlarut-larut. Selain itu, istri juga dapat
terhindar dari sikap menyalahkan orang lain sebagai salah satu bentuk
mekanisme pertahanan dirinya dan mampu mempertimbangkan perasaan
pasangan sebelum mengambil keputusan. Ketika istri mampu
menyelesaikan konflik secara efektif bersama pasangan, maka hal ini akan
mendorong munculnya perasaan dan penilaian yang positif terhadap
perkawinannya.
Dalam suatu perkawinan, adanya perbedaan merupakan hal yang
wajar terjadi karena perkawinan merupakan penyatuan dua pribadi yang
berbeda baik dari segi perilaku, sikap, cara pandang, ataupun kebiasaan.
Perbedaan ini tidak dapat dihindari dan justru harus dijalani oleh pasangan
apabila pasangan tersebut ingin mempertahankan hubungan perkawinan
mereka. Kepuasan perkawinan dapat tercapai ketika individu mampu
menerima perbedaan yang ada dengan menerima kekurangan pasangan
dan menerima perilaku atau sikap pasangan yang kurang menyenangkan
(Olson & Olson, 2000). Hal ini menunjukkan bahwa individu tersebut
menilai perbedaan sebagai hal yang positif. Kemampuan tersebut dapat
dimiliki individu jika individu tersebut mampu beradaptasi dengan baik.
Kemampuan beradaptasi merupakan salah satu aspek dari penyesuaian diri
yang dapat membantu individu dalam mengatasi perbedaan-perbedaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
yang ada dalam kehidupan perkawinannya. Menurut Schneiders (1955),
banyak pasangan yang mengalami kegagalan di awal perkawinannya
karena mereka enggan untuk melepaskan kebiasaan lama dan enggan
untuk mengadopsi perilaku baru sesuai dengan situasi yang baru pula.
Schneiders (1955) juga berpendapat bahwa seseorang yang kurang mampu
beradaptasi cenderung lebih mudah untuk mengalami ketidakpuasan.
Adanya perbedaan peran gender dalam beberapa konteks
perkawinan, dapat memunculkan persepsi ketidaksetaraan pada istri dalam
hal pembagian tugas dan tanggung jawab. Istri memiliki beban dan
tanggung jawab yang lebih besar terkait dengan pembagian tugas rumah
tangga (Greenstein, 1995) dan dalam hal pengasuhan anak (Steil, 1997)
dibandingkan dengan suami. Ketika istri mampu menerima perbedaan
tersebut dengan menerima kekurangan dan perilaku pasangan yang tidak
menyenangkan, maka istri akan mencapai kepuasan dalam hubungan
perkawinannya karena dirinya dan pasangan terhindar dari konflik yang
bersifat menghancurkan.
Berdasarkan penjelasan di atas, penyesuaian diri merupakan salah
satu faktor penting dalam pencapaian kepuasan perkawinan. Penyesuaian
diri mendorong individu memiliki perasaan dan penilaian positif terhadap
perkawinannya. Dengan penyesuaian diri yang baik, individu lebih mampu
menerima perbedaan yang ada antara dirinya dan pasangan, mampu
menyelesaikan konflik bersama pasangan dengan efektif, serta mampu
terhindar dari sikap-sikap yang kurang dewasa yang dapat memperburuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
konflik atau masalah yang dihadapinya bersama pasangan. Maka dari itu,
semakin baik penyesuaian diri seorang istri maka akan semakin tinggi
tingkat kepuasan perkawinan yang dirasakan, namun sebaliknya semakin
buruk penyesuaian diri maka akan semakin rendah pula tingkat kepuasan
perkawinan yang dirasakan istri.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
D. SKEMA PENELITIAN
Bagan 1. Bagan Dinamika Hubungan Antara Penyesuaian Diri dan Kepuasan Perkawinan Pada Istri
PENYESUAIAN
DIRI
Mengetahui
kelebihan dan
kekurangan.
Mengendalikan
respon
Mampu
beradaptasi
dengan
perbedaan dan
perubahan
Mengatasi
masalah
secara efektif
- Mampu menerima perbedaan
antara dirinya dan orang lain.
- Mampu menerima
kekurangan orang lain.
- Mampu berdiskusi dalam
penyelesaian masalah.
- Mampu terbuka dengan
dengan orang lain.
- Mampu terhindar dari sikap
menyalahkan orang lain.
- Mampu mempertimbangkan
banyak hal sebelum
mengambil keputusan atau
bertindak.
- Memikirkan perasaan orang
lain dalam bertindak.
Penilaian dan
perasaan
positif
terhadap
perkawinan
KEPUASAN
PERKAWINAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
E. HIPOTESIS
Dari uraian yang sudah dijelaskan sebelumnya, hipotesis pada
penelitian ini adalah: terdapat hubungan yang positif antara penyesuaian
diri dengan kepuasan dalam perkawinan pada istri. Semakin baik
penyesuaian diri seorang istri pada maka akan semakin tinggi tingkat
kepuasan perkawinan yang dapat dicapai, namun semakin buruk
penyesuaian dirinya maka akan semakin rendah pula tingkat kepuasan
perkawinan yang didapatkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
BAB III
METODE PENELITIAN
A. JENIS PENELITIAN
Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif korelasional
(Correlational Research). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji
korelasi atau hubungan antara 2 (dua) variabel yaitu penyesuaian diri dan
kepuasan perkawinan.
B. VARIABEL PENELITIAN
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1. Variabel bebas (x) : Penyesuaian Diri
2. Variabel tergantung (y) : Kepuasan Perkawinan
C. DEFINISI OPERASIONAL VARIABEL PENELITIAN
Definisi operasional dari kedua variabel dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut :
1. Penyesuaian Diri
Penyesuaian diri adalah kemampuan individu untuk mengatasi
hambatan, ketegangan, dan konflik dalam dirinya sehingga individu
mampu mengubah perilakunya agar tercipta keselarasan antara
tuntutan pribadi dan apa yang diharapkan lingkungan serta tercipta
suasana yang harmonis. Tinggi rendahnya tingkat penyesuaian diri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
akan diukur menggunakan skala penyesuaian diri yang disusun
berdasarkan keempat aspek penyesuaian diri yaitu pemahaman diri,
kontrol diri, kemampuan beradaptasi, dan kekuatan sistem nilai
(Schenieders, 1955). Skor penyesuaian diri diperoleh dari jumlah
keseluruhan skor berdasarkan pilihan jawaban responden pada skala
Penyesuaian Diri. Semakin tinggi skor yang diperoleh menunjukkan
bahwa semakin tinggi pula penyesuaian diri yang telah dilakukan.
Sebaliknya, semakin rendah skor yang diperoleh maka penyesuaian
yang dilakukan juga semakin rendah.
2. Kepuasan Perkawinan
Kepuasan perkawinan adalah perasaan subjektif yang dirasakan
istri berdasarkan penilaian secara umum tentang kualitas dari
perkawinan. Kepuasan perkawinan memiliki 2 (dua) aspek yaitu aspek
kognitif dan aspek afektif. Tingkat kepuasan perkawinan akan diukur
menggunakan skala kepuasan perkawinan yang diukur berdasarkan
kedua aspek tersebut dan konteks dari kepuasan perkawinan yaitu isu
kepribadian, komunikasi, resolusi konflik, pengaturan keuangan,
aktivitas waktu luang, hubungan seksual, pola pengasuhan anak (Olson
& Olson, 2000). Skor kepuasan perkawinan diperoleh dari jumlah
keseluruhan skor berdasarkan pilihan jawaban pada skala Kepuasan
Perkawinan. Semakin tinggi skor yang diperoleh menunjukkan bahwa
semakin tinggi pula kepuasan perkawinan yang dirasakan. Sebaliknya,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
semakin rendah skor yang diperoleh maka kepuasan perkawinan yang
dirasakan juga semakin rendah.
D. RESPONDEN PENELITIAN
Responden dalam penelitian ini dipilih berdasarkan kriteria tertentu
yang sesuai dengan tujuan penelitian yaitu dengan menggunakan teknik
purposive sampling. Kriteria responden meliputi wanita yang sudah
menikah, berusia 21 sampai 35 tahun, memiliki rentang usia perkawinan 1
sampai 10 tahun dan sudah memiliki anak.
E. METODE DAN ALAT PENGUMPULAN DATA
Metode pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan
metode penyebaran skala. Skala merupakan perangkat pernyataan yang
disusun untuk mengungkap atribut tertentu melalui respon terhadap
pernyataan tersebut. Skala mengacu pada bentuk alat ukur non-kognitif
yang digunakan untuk mengungkap deskripsi mengenai aspek kepribadian
individu (Azwar, 2014). Pada penelitian ini, alat pengumpulan data yang
digunakan adalah skala Penyesuaian Diri dan skala Kepuasan Perkawinan.
Penyusunan skala dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
1. Penyusunan Blueprint
a. Penyesuaian Diri
Peneliti menyusun blueprint skala penyesuaian diri
berdasarkan teori yang disampaikan oleh Schenieders (1955).
Blueprint skala penyesuaian diri dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1.
Blueprint Skala Penyesuain Diri
Aspek Indikator Bobot (%) Total
(%)
Pemahaman
Diri
1. Mampu menyadari
motivasi (berperilaku
dan berpikir)
12.5% 25%
2. Mengetahui
kelebihan dan
kekurangan diri
12.5%
Kontrol Diri 1. Mampu
mengendalikan respon 12.5% 25%
2. Mampu mengatasi
masalah tanpa menjadi
impulsif
12.5%
Kemampuan
Beradaptasi
1. Merasa nyaman
dengan adanya
perubahan
12.5% 25%
2. Mampu beradaptasi
dengan perubahan 12.5%
Sistem Nilai 1. Mampu mengatasi
masalah secara efektif 12.5% 25%
2. Mampu menentukan
prioritas 12.5%
TOTAL (%) 100%
b. Kepuasan Perkawinan
Peneliti menyusun blueprint skala kepuasan perkawinan
berdasarkan teori yang disampaikan oleh Olson dan Olson (2000).
Blueprint skala kepuasan perkawinan dapat dilihat pada Tabel 2.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
Tabel 2.
Blueprint Skala Kepuasan Perkawinan
Konteks Indikator Bobot (%) Total (%)
Kepribadian 1. Menyukai pribadi
pasangan 6.67% 20%
2. Menerima pasangan
apa adanya 6.67%
3. Menganggap
pasangan sebagai
teman baik
6.67%
Resolusi Konflik 1. Keterbukaan
pasangan dalam
menyadari dan
memecahkan masalah
6.67% 13%
2. Keterampilan dalam
menemukan solusi 6.67%
Pengaturan
Keuangan
1. Menerima keadaan
ekonomi keluarga 6.67% 13%
2. Kesepakatan dalam
mengatur keuangan 6.67%
Pola pengasuhan
anak
1. Kesepakatan
tentang mendisplinkan
anak
6.67% 20%
2. Kesepakatan dalam
mengasuh anak 6.67%
3. Keterbukaan
komunikasi dengan
anak
6.67%
Waktu luang 1. Aktivitas sosial
versus aktivitas
pribadi
6.67% 20%
2. Menggunakan
waktu luang aktivitas
bersama
6.67%
3. Kesepakatan dalam
menghabiskan waktu
luang bersama
6.67%
Komunikasi 1. Merasa nyaman
terhadap tingkah laku
seksual
6.67% 13%
2. Merasa dapat
mengekspresikan
kasih saying kepada
pasangan
6.67%
TOTAL (%) 100%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
2. Penulisan Item
Skala penelitian ini menggunakan metode penskalaan Likert,
dimana pernyataan-pernyataan terdiri dari item favorable dan item
unfavorable. Pernyataan favorable adalah pernyataan yang
menggambarkan dukungan dan menunjukkan kesesuaian dengan
deskripsi perilaku pada indikator, sedangkan pernyataan unfavorable
merupakan pernyataan yang isinya tidak mendukung atau tidak
menunjukkan ciri-ciri atribut yang akan diukur (Azwar, 2014).
Kepada responden diberikan empat pilihan jawaban yang bertujuan
untuk menggambarkan sikapnya terhadap pernyataan yang terdapat
dalam skala penelitian. Pada setiap skala penelitian terdapat empat
pilihan jawaban dengan tujuan agar responden dapat
mempertimbangkan seberapa sesuai pernyataan tersebut dengan
keadaan dirinya. Pilihan jawaban yang disediakan yaitu Sangat Tidak
Sesuai (STS), Tidak Sesuai (TS), Sesuai (S), dan Sangat Sesuai (SS).
Dalam skala ini peneliti tidak menyediakan jawaban Netral dengan
tujuan untuk menghindari netral tendency dengan demikian responden
akan memilih jawaban yang cenderung memihak (Supratiknya, 2014).
Penilaian pernyataan favorable atau unfavorable dapat dilihat pada
tabel 3.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
Tabel 3.
Pemberian Skor Skala Penyesuaian Diri dan Skala Kepuasan
Perkawinan
Alternatif Jawaban Pernyataan
Favorable
Pernyataan
Unfavorable
Sangat Tidak Sesuai (STS) 1 4 Sesuai (S) 2 3
Tidak Sesuai (TS) 3 2
Sangat Sesuai (SS) 4 1
Kategori penilaian untuk masing-masing item favorable adalah
nilai 4 untuk Sangat Sesuai (SS), nilai 3 untuk Sesuai (S), nilai 2
untuk Tidak Sesuai (TS), dan nilai 1 untuk Sangat Tidak Sesuai
(STS). Sebaliknya, masing-masing item unfavorable diberi nilai 1
untuk Sangat Sesuai (SS), nilai 2 untuk Sesuai (S), nilai 3 untuk Tidak
Sesuai (TS), dan nilai 4 untuk Sangat Tidak Sesuai (STS).
Skala Penyesuaian Diri disusun menurut Schneiders (1955) yang
terdiri dari 4 aspek utama yaitu Pemahaman diri, Kontrol Diri,
Kemampuan Beradaptasi, dan Kekuatan Sistem Nilai. Item favorable
dan unfavorable pada setiap aspek dari setiap indikator berjumlah
masing-masing sebanyak 6 butir item sehingga jumlah total item yang
disusun peneliti pada skala ini sebanyak 48 butir item. Penulisan item
sejumlah tersebut disusun untuk mengantisipasi terjadinya item
mortality setelah dilakukan seleksi item dari hasil uji coba alat ukur.
Tabel 4 menunjukkan jumlah item pada setiap aspek dan indikator.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
Tabel 4.
Blueprint Skala Penyesuaian Diri Sebelum Uji Coba
No Aspek Indikator F UF Jumlah
1 Pemahaman
Diri
1.Mampu menyadari
motivasi
(berperilaku dan berpikir)
3 3 6
2. Mengetahui
kelebihan dan
kekurangan diri
3 3 6
2 Kontrol Diri 1. Mampu
mengendalikan
respon
3 3 6
2. Mampu mengatasi
masalah tanpa
menjadi impulsif
3 3 6
3 Kemampuan
Beradaptasi
1. Merasa nyaman
dengan adanya
perubahan
3 3 6
2. Mampu
beradaptasi dengan
perubahan
3 3 6
4 Sistem Nilai 1. Mampu mengatasi
masalah secara
efektif
3 3 6
2. Mampu
menentukan
prioritas
3 3 6
TOTAL 48
Selanjutnya, persebaran item pada setiap indikator ditunjukkan dalam
tabel 5.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
Tabel 5.
Distribusi Item Skala Penyesuaian Diri Sebelum Uji Coba
Indikator Favorable Unfavorable Jumlah Bobot %
Mampu menyadari
motivasi (berperilaku dan
berpikir)
4, 9, 39 14, 24, 35 6 12.5%
Mengetahui
kelebihan dan
kekurangan diri
11, 30, 44 7, 19, 46 6 12.5%
Mampu
mengendalikan
respon
1, 21, 48 15, 29, 43 6 12.5%
Mampu mengatasi
masalah tanpa
menjadi impulsif
12, 16, 38 8, 26, 32 6 12.5%
Merasa nyaman
dengan adanya
perubahan
5, 10, 34 2, 13, 42 6 12.5%
Mampu beradaptasi
dengan perubahan
17, 28, 37 20, 36, 45 6 12.5%
Mampu mengatasi
masalah secara
efektif
3, 22, 40 25, 33, 47 6 12.5%
Mampu
menentukan
prioritas
6, 23, 31 18, 27, 41 6 12.5%
Total 48 100%
Selanjutnya, skala Kepuasan Perkawinan dalam penelitian ini
disusun berdasarkan aspek penilaian dan aspek perasaan yang masing-
masing terdapat dari 7 konteks perkawinan yaitu kepribadian,
komunikasi, resolusi konflik, pengaturan keuangan, aktivitas waktu
luang, hubungan seksual, anak dan pengasuhan (Olson & Olson,
2000). Item favorable dan unfavorable pada setiap konteks dari setiap
aspek berjumlah masing-masing sebanyak 4 butir item sehingga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
jumlah total item yang disusun peneliti pada skala ini sebanyak 56
butir item. Penulisan item dengan jumlah tersebut dimaksudkan untuk
mengantisipasi terjadinya item mortality setelah dilakukan seleksi
item dari hasil uji coba alat ukur. Tabel 6 menunjukkan jumlah item
pada masing-masing aspek dan konteks kepuasan perkawinan.
Tabel 6.
Blueprint Skala Kepuasan Perkawinan Sebelum Uji Coba
Aspek
Konteks
Penilaian Perasaan Jumlah
F UF F UF
Kepribadian 2 2 2 2 8
Komunikasi 2 2 2 2 8
Resolusi Konflik 2 2 2 2 8
Pengaturan Keuangan 2 2 2 2 8
Aktivitas Waktu Luang 2 2 2 2 8
Hubungan Seksual 2 2 2 2 8
Anak dan pengasuhan 2 2 2 2 8
Total 56
Distribusi item pada masing-masing konteks akan ditunjukkan pada
tabel 7.
Tabel 7.
Distribusi Item Skala Kepuasan Perkawinan Sebelum Uji Coba
Konteks Favorable Unfavorable Jumlah Bobot
Kepribadian 3,40, 13, 48 31,22,38, 15 8 14,3 %
Komunikasi 10,41,19,42 8,36,20, 9 8 14,3 %
Resolusi
Konflik
28,44,1, 11 6,14,34,2 8 14,3 %
Pengaturan
Keuangan
45,29,39, 32 21,54,46, 50. 8 14,3 %
Aktivitas Waktu
Luang
4,53,17, 24 12,51,25, 30 8 14,3 %
Hubungan
Seksual
23,18,33, 55 43,27,37, 56 8 14,3 %
Anak dan
Pengasuhan
35,5,49, 7 16,47,52, 26 8 14,3 %
Total 56 100%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
3. Review dan Revisi Item
Langkah selanjutnya yang dilakukan oleh peneliti adalah
memeriksakan item-item yang telah disusun kepada dosen
pembimbing skripsi. Pemeriksaan ini terkait dengan ketepatan definisi
konseptual, indikator, dan item-item, serta relevansi antara aspek atau
dimensi, indikator, dan item. Selain itu, dosen pembimbing skripsi
juga melakukan pemeriksaan teknis penulisan item yang meliputi tata
bahasa dan ejaan, pemilihan kata, dan taraf kesulitan bahasa yang
digunakan. Kemudian, peneliti merevisi item berdasarkan hasil review
yang dilakukan oleh dosen pembimbing skripsi.
4. Perhitungan Validitas Isi
Validitas adalah kualitas penting yang menunjukkan sejauh mana
tes benar-benar dapat mengukur atribut psikologis yang hendak diukur
(Supratiknya, 2014). Dalam penelitian ini, validitas yang digunakan
oleh peneliti adalah validitas isi. Validitas isi yang dilakukan peneliti
bertujuan untuk melihat kesesuaian antara aspek dan atribut yang
diukur pada skala dengan menggunakan metode professional
judgement. Peneliti meminta bantuan dari dosen pembimbing skripsi
selaku professional judgement. Selain itu, peneliti juga menggunakan
metode peer judgments dengan bantuan empat rekan sejawat yang
merupakan mahasiswa psikologi yang juga sedang menyusun skripsi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
Dosen pembimbing skripsi serta beberapa mahasiswa psikologi
tersebut diminta untuk menilai relevansi setiap item dalam Skala
Penyesuaian Diri dan Skala Kepuasan Perkawinan. Relevansi dilihat
dari kesesuaian antara isi item dengan aspek atau dimensi maupun
indikator dari variabel yang hendak diukur. Nilai yang diberikan
bergerak dari angka 1 sampai dengan angka 4. Nilai 1 menunjukkan
bahwa item tidak relevan, nilai 2 menunjukkan bahwa item kurang
relevan, nilai 3 menunjukkan bahwa item agak relevan, nilai 4
menunjukkan bahwa item sangat relevan.
Penilaian yang telah dilakukan oleh dosen pembimbing skripsi
serta beberapa mahasiswa psikologi selanjutnya dihitung untuk
mendapatkan nilai validitas isi dari item skala yang telah disusun.
Penghitungan ini terdiri dari dua bagian, yaitu penghitungan indeks
validitas isi item (IVI-I) dan penghitungan indeks validitas isi skala
(IVI-S) (Supratiknya, 2014).
Indeks validitas isi item (IVI-I) menunjukkan taraf relevansi item
dengan aspek atau dimensi maupun indikator dari variabel yang
hendak diukur. Penghitungan indeks validitas isi item (IVI-I)
dilakukan dengan terlebih dahulu menyederhanakan kategori
penilaian. Nilai 1 dan 2 dikatakan tidak relevan dan diberi nilai baru
yaitu nilai 0, sedangkan nilai 3 dan 4 dikatakan relevan dan diberi
nilai baru yaitu nilai 1. Kemudian, peneliti menghitung IVI-I masing-
masing item dengan rumus:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
IVI-I = Jumlah penilai yang memberikan nilai 1
Jumlah total penilai
Item dapat dikatakan relevan apabila memperoleh nilai IVI-I
≥0,78. Apabila kurang dari itu, maka item perlu diperbaiki,
digugurkan, atau diganti.
Setelah menghitung indeks validitas isi item (IVI-I), peneliti
kemudian menghitung indeks validitas isi skala (IVI-S). Penghitungan
indeks validitas isi skala (IVI-S) dilakukan dengan rumus:
IVI-S = Jumlah IVI-I
Jumlah item
Skala dapat dikatakan memiliki validitas isi yang baik apabila
memperoleh nilai IVI-S ≥ 0,90.
Hasil penghitungan validitas isi kedua variabel penelitian adalah
sebagai berikut:
a. Penyesuaian Diri
Peneliti menyusun 48 item dalam skala penyesuaian diri.
Hasil perhitungan validitas isi untuk skala penyesuaian diri adalah
0,8. Hal ini menunjukkan bahwa taraf validitas skala ini kurang
baik sehingga peneliti melakukan revisi pada item-item yang
memiliki nilai IVI-I < 0,78. Setelah melakukan revisi, peneliti
kembali meminta penilai untuk memberikan nilai pada item-item
tersebut. Pada perhitungan kedua, diketahui bahwa nilai IVI-S
meningkat menjadi 0,92. Berdasarkan hasil tersebut, maka dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
disimpulkan bahwa skala penyesuaian diri yang disusun oleh
peneliti telah valid dan layak untuk digunakan.
b. Kepuasan Perkawinan
Peneliti menyusun 56 item dalam skala kepuasan
perkawinan. Skala ini terdiri dari 28 item favorable dan 28 item
unfavorable. Hasil penghitungan validitas isi menunjukkan bahwa
49 item memperoleh indeks validitas isi item (IVI-I) ≥0,78 dan 7
item memperoleh indeks validitas isi item (IVI-I) <0,78, sedangkan
indeks validitas isi skala (IVI-S) yang diperoleh adalah sebesar
0,87. Oleh karena itu, peneliti memutuskan untuk memperbaiki
item-item yang dirasa kurang layak. Setelah itu, dilakukan
pemeriksaan ulang dan diperoleh hasil bahwa seluruh item
memperoleh indeks validitas isi item (IVI-I) ≥0,78. Selain itu,
indeks validitas isi skala (IVI-S) juga meningkat menjadi 0,91.
Berdasarkan hasil tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa skala
kepuasan perkawinan yang disusun oleh peneliti telah valid dan
layak untuk digunakan.
5. Uji Coba Alat Ukur
Setelah item-item sudah disusun menjadi sebuah skala, maka
langkah selanjutnya adalah melakukan uji coba terhadap skala tersebut.
Uji coba alat ukur dilakukan untuk memilih item-item yang homogen
dan memiliki daya diskriminasi yang tinggi sehingga mampu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
membedakan secara signifikan (Supratiknya, 2014). Uji coba skala
Kepuasan Perkawinan dan skala Penyesuaian Diri dilaksanakan sejak
tanggal 18 September 2017 sampai dengan 30 September 2017 di
Yogyakarta dan di beberapa daerah sekitarnya yaitu Sleman dan
Kutoarjo. Responden yang dipilih terdiri dari 80 orang istri yang sudah
memiliki anak dan berusia antara 21 sampai 35 tahunc.
Pada proses selanjutnya, peneliti menggunakan bantuan program
IBM SPSS Statistics Version 24.00 untuk melakukan seleksi item pada
masing-masing skala. Seleksi item dilakukan dengan melihat korelasi
item-total. Item-item yang memiliki angka korelasi item-total ≥ 0,30
dapat dikategorikan sebagai item yang dapat digunakan dalam skala.
Sebaliknya, jika korelasi item-total < 0,30 maka item tersebut
digugurkan. Hasil perhitungan seleksi item menunjukkan bahwa pada
skala Penyesuaian Diri terdapat 35 item yang dapat dipertahankan
karena memiliki skor korelasi item-total ≥ 0,30 dan terdapat 7 item
yang harus digugurkan. Setelah digugurkan, peneliti menemukan bahwa
jumlah item yang tersisa dari masing-masing indikator tidak seimbang
sehingga peneliti kembali menggugurkan item-item yang memiliki skor
korelasi item-total terendah. Dengan demikian, diperoleh 32 butir item
untuk skala Penyesuaian Diri. Distribusi item-item yang gugur pada
skala penyesuaian diri ditujukkan dalam tabel 8 di bawah ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
Tabel 8.
Blueprint Skala Penyesuaian Diri Setelah Uji Coba
Indikator Favorable Unfavorable Jumlah Bobot
%
Mampu menyadari
motivasi (berperilaku dan berpikir)
4, 9*, 39 14*, 24, 35 6 12.5%
Mengetahui kelebihan
dan kekurangan diri
11, 30*,
44
7*, 19, 46 6 12.5%
Mampu
mengendalikan
respon
1, 21*, 48 15, 29*, 43 6 12.5%
Mampu mengatasi
masalah tanpa
menjadi impulsif
12, 16*,
38
8*, 26, 32 6 12.5%
Merasa nyaman
dengan adanya
perubahan
5, 10, 34* 2*, 13, 42 6 12.5%
Mampu beradaptasi
dengan perubahan
17, 28*,
37
20, 36*, 45 6 12.5%
Mampu mengatasi
masalah secara efektif
3, 22*, 40 25, 33, 47* 6 12.5%
Mampu menentukan
prioritas
6, 23, 31* 18*, 27, 41 6 12.5%
Total 46 100% Keterangan :
Nomer item dengan tanda bintang (*) merupakan item yang gugur setelah uji coba
Tabel 9 menunjukkan distribusi item baru pada skala penyesuaian diri
setelah dilakukan uji coba.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
Tabel 9.
Distribusi Skala Penyesuaian Diri Setelah Uji Coba (Penomoran Baru)
Indikator Favorable Unfavorable Jumlah Bobot %
Mampu menyadari
motivasi
(berperilaku dan berpikir)
3, 24 16, 21 4 12.5%
Mengetahui
kelebihan dan
kekurangan diri
7, 29 13, 31 4 12.5%
Mampu
mengendalikan
respon
1, 32 10, 28 4 12.5%
Mampu mengatasi
masalah tanpa
menjadi impulsif
8, 23 18, 19 4 12.5%
Merasa nyaman
dengan adanya
perubahan
4, 6 9, 27 4 12.5%
Mampu beradaptasi
dengan perubahan
11, 22 14, 30 4 12.5%
Mampu mengatasi
masalah secara
efektif
2, 25 17, 20 4 12.5%
Mampu menentukan
prioritas
5, 15 12, 26 4 12.5%
Total 32 100%
Disisi lain, skala Kepuasan Perkawinan terdapat 8 item yang
memiliki korelasi item-total < 0,30 sehingga terdapat 48 item yang
dapat dipertahankan oleh peneliti. Akan tetapi, berdasarkan sebaran
item pada setiap indikator, diketahui bahwa jumlah item antar indikator
tidak seimbang. Maka dari itu, peneliti menggugurkan 6 item yang
memiliki korelasi item-total terendah dengan tujuan untuk
menyeimbangkan bobot antar indikator. Dengan demikian, jumlah item
pada skala Kepuasan Perkawinan adalah 42 item. Distribusi item-item
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
yang gugur pada skala kepuasan perkawinan ditujukkan dalam tabel 10
di bawah ini.
Tabel 10.
Blueprint Skala Kepuasan Perkawinan Setelah Uji Coba
Konteks Favorable Unfavorable Jumlah Bobot
Kepribadian 3, 40, 13, 48* 31, 22, 38*, 15 8 14,3 %
Komunikasi 10, 41, 19,
42*
8, 36, 20*, 9 8 14,3 %
Resolusi Konflik 28, 44, 1, 11 6, 14, 34*, 2* 8 14,3 %
Pengaturan
Keuangan
45*, 29, 39,
32
21, 54*, 46,
50.
8 14,3 %
Aktivitas Waktu
Luang
4*, 53, 17, 24 12, 51, 25*, 30 8 14,3 %
Hubungan
Seksual
23, 18*, 33,
55
43*, 27, 37, 56 8 14,3 %
Anak dan
Pengasuhan
35, 5, 49*, 7 16, 47, 52, 26* 8 14,3 %
Total 56 100% Keterangan :
Nomer item dengan tanda bintang (*) merupakan item yang gugur setelah uji coba
Tabel 11 menunjukkan distribusi item baru pada skala kepuasan
perkawinan setelah dilakukan uji coba.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
Tabel 11.
Distribusi Skala Kepuasan Perkawinan Setelah Uji Coba (Penomoran
Baru)
Konteks Favorable Unfavorable Jumlah Bobot
Kepribadian 2, 32, 11 25, 18, 13 6 14,3 %
Komunikasi 8, 33, 16 6, 29, 7 6 14,3 %
Resolusi
Konflik
22, 34, 1, 9 4, 12 6 14,3 %
Pengaturan
Keuangan
23, 31, 26 17, 35, 37. 6 14,3 %
Aktivitas Waktu
Luang
40, 15, 20 10, 38, 24 6 14,3 %
Hubungan
Seksual
19, 27, 41 21, 30, 42 6 14,3 %
Anak dan
Pengasuhan
28, 3, 5 14, 36, 39 6 14,3 %
Total 42 100%
F. RELIABILITAS ALAT UKUR
Uji reliabilitas dilakukan dengan tujuan untuk melihat konsistensi
hasil atau dengan kata lain mengukur seberapa tinggi kecermatan
pengukuran dari alat ukur tersebut (Azwar, 2014). Analisis reliabilitas
dalam penelitian ini dilakukan dengan bantuan program IBM SPSS
Statictics 24.00 for Windows. Reliabiltas alat ukur dapat dilihat dari nilai
koefisien Cronbach’s Alpha yang bergerak dari rentang 0,00 sampai
1,00. Alat ukur yang memiliki reliabilitas tinggi adalah alat ukur yang
memiliki koefisien Cronbach’s Alpha mendekati nilai 1,00; Sebaliknya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
nilai koefisien korelasi alat ukur yang semakin mendekati nilai 0,00
menunjukkan reabilitas yang rendah.
Berdasarkan hasil uji reliabilitas yang dilakukan menggunakan
program IBM SPSS Statistics 24.00 for Windows, skala Penyesuaian Diri
memperoleh nilai koefisien Cronbach’s Alpha sebesar 0,951 dengan
jumlah item sebanyak 32 butir. Skala Kepuasan Perkawinan setelah uji
coba, menunjukkan nilai koefisien Cronbach’s Alpha sebesar 0,959
dengan jumlah item sebanyak 42 butir. Hal ini membuktikan bahwa kedua
skala pada penelitian ini reliabel.
G. METODE ANALISIS DATA
Sebelum melakukan uji hipotesis, peneliti melakukan uji asumsi
terlebih dahulu sebagai prasyarat dalam teknik korelasi Product Moment.
Uji asumsi dan uji hipotesis dalam penelitian ini dilakukan dengan bantuan
program IBM SPSS Statictics 24.00 for Windows.
1. Uji Asumsi
a. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah
distribusi data dari kedua variabel penelitiaan telah bersifat
normal dengan membentuk kurva normal atau tidak. Kedua
variabel dalam penelitian ini disyaratkan terdistribusi secara
normal agar dapat dianalisis menggunakan teknik korelasi
Product Moment. Uji normalitas yang dilakukan dalam penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
ini menggunakan teknik One Sample Kolmogorov-Smirnov,
dimana hasil uji yang menunjukkan nilai p > 0,05 memenuhi
asumsi distribusi data normal dan sebaliknya hasil uji yang
menunjukkan nilai p < 0,05 mengindikasikan distribusi data yang
tidak normal.
b. Uji Linearitas
Uji linearitas bertujuan untuk mengetahui apakah hubungan
antara kedua variabel dalam penelitian membentuk suatu garis
lurus yang mengindikasikan kedua variabel bersifat linear.
Pengujian ini menggunakan Test for Linearity dengan taraf
signifikansi sebesar 0,05. Kedua variabel dalam penelitian ini
dikatakan bersifat linear apabila memiliki signifikansi p<0,05.
2. Uji Hipotesis
Uji hipotesis dilakukan untuk mengetahui apakah ada hubungan
antara penyesuaian diri dan kepuasan perkawinan. Oleh karena itu, uji
hipotesis dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik korelasi.
Teknik korelasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis
Product Moment dari Karl Pearson, yang juga merupakan uji statistik
parametrik. Teknik tersebut dapat digunakan dalam penelitian ini jika
kedua uji asumsi telah terpenuhi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. DESKRIPSI RESPONDEN PENELITIAN
Pengambilan data dilakukan pada 25 November 2017 – 15
Desember 2017 di beberapa daerah yaitu Yogyakarta, Solo, Bali, dan
Klaten dengan cara menyebarkan dan memberikan kuisoner kepada
responden yang sesuai dengan kriteria penelitian. Penelitian ini melibatkan
75 responden dengan rentang usia 21 tahun hingga 35 tahun dan sudah
memiliki anak. Kriteria usia responden dipilih berdasarkan teori Hurlock
(1990) yang menyatakan bahwa usia tersebut termasuk dalam masa usia
dewasa dini. Pada masa ini isu utama yang dihadapi oleh individu adalah
penyesuaian diri. Masa ini merupakan masa transisi dari masa remaja ke
masa dewasa sehingga banyak permasalahan terkait pekerjaan, karir, dan
perkawinan. Hal ini menyebabkan perlunya penyesuaian diri yang baik
dalam menghadapi tantangan hidup. Data demografik yang diperoleh
peneliti dapat dilihat pada tabel berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
Tabel 12.
Deskripsi Responden Penelitian
Jumlah
Responden
Presentase
Usia 21-25 Tahun 7 13,2%
26-30 Tahun 28 52,8%
31-35 Tahun 18 34%
Asal daerah
pasangan
Berbeda daerah 34 64%
Sama daerah 19 36%
Pendapatan
keluarga
<1 Juta 5 9,4%
1 Juta- 2,5 Juta 18 34%
2,5 Juta- 5 Juta 18 34%
>5 Juta 12 22,6%
Usia Perkawinan 1- 5 tahun 27 51%
6-10 tahun 26 49%
Jumlah Anak 1-2 Anak 51 96%
>2 Anak 2 4%
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa mayoritas responden
dalam penelitian ini berada pada rentang usia 26-30 tahun dengan jumlah
28 responden. Selain itu, sebanyak 34 responden berasal dari daerah yang
berbeda dengan pasangannya dan 19 responden lainnya berasal dari daerah
yang sama dengan pasangannya. Sebanyak 18 responden memiliki
pendapatan keluarga Rp. 1.000.000,00 sampai Rp. 2.500.000,00 dan 18
responden lainnya memiliki pendapatan keluarga antara Rp. 2.500.000,00
sampai Rp. 5.000.000,00 dengan masing-masing presentase sebesar 34%.
Berdasarkan usia perkawinan, mayoritas responden berada pada usia 1-5
tahun perkawinan dengan jumlah responden sebanyak 27 responden.
Selain itu, terdapat 51 responden yang memiliki jumlah anak sebanyak 1
sampai 2 anak dengan presentase sebesar 96%.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
B. DESKRIPSI DATA PENELITIAN
Data penelitian yang telah dikumpulkan kemudian dianalisis untuk
mengetahui tingkat Penyesuaian diri dan Kepuasan perkawinan. Hasil
perhitungan dapat dilihat pada tabel 13.
Tabel 13.
Deskripsi Data Penelitian
Penyesuaian Diri Kepuasan Perkawinan
Teoritik Empirik Teoritik Empirik
Rata-rata 80 95,45 105 129,13
SD 6,5 8,343 13,83 15,422
Minimum 32 76 42 74
Maksimum 128 115 168 157
Koefisien T-Test 13,485 11,392
Signifikansi T-test 0,000 0,000
Keterangan Ada perbedaan
signifikan
Ada perbedaam
siginifikan
Berdasarkan hasil perhitungan yang telah dilakukan pada variabel
penyesuaian diri, diketahui bahwa terdapat perbedaan signifikan antara
rata-rata teoritis dengan rata-rata empiris yang diperoleh (t(53)= 13,485 ,
p= 0,000). Secara empiris, responden memiliki rata-rata skor penyesuaian
diri sebesar 95,45 sedangkan perhitungan mean teoritik sebesar 80
sehingga mean empirik lebih tinggi dibandingkan dengan mean teoritik.
Hal tersebut menunjukkan bahwa tingkat penyesuaian diri yang dimiliki
responden penelitian lebih tinggi dari mean teoritik.
Berdasarkan hasil perhitungan one sampel t-test pada variabel
kepuasan perkawinan diketahui bahwa terdapat perbedaan yang signifikan
`antara mean empiris dan mean teoritis kepuasan perkawinan (t(53)=
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
11,392, p= 0,000). Secara empiris, responden memiliki mean sebesar
129,13 sedangkan hasil perhitungan mean teoritik menunjukkan nilai
sebesar 105 sehingga skor mean empirik lebih tinggi dibandingkan dengan
mean teoritik. Hal tersebut menunjukan bahwa tingkat kepuasan
perkawinan yang dimiliki responden penelititian lebih tinggi dari mean
teoritik.
Selanjutnya data penyesuaian diri dan kepuasan perkawinan juga
dikategorikan berdasarkan norma pengkategorisasian oleh Azwar (2011)
menjadi 5 kategori berdasarkan standar deviasi (σ) dan rata-rata teoritik
(µ). Hal ini digunakan untuk mengelompokkan responden berdasarkan
tingkatan penyesuaian diri dan kepuasan perkawinan yang terpisah.
Pengkategorian terhadap variabel penyesuaian diri dapat dilihat pada tabel
14.
Tabel 14.
Kategori Tingkat Penyesuaian Diri
Skor Kategori N Prosentase
X < (µ - 1,5σ)
X< 70
Sangat Rendah 0 0%
(µ - 1,5σ) ≤ X < (µ - 0,5σ)
70≤X< 77
Rendah 1 2 %
(µ - 0,5σ) ≤ X < (µ + 0,5σ)
77 ≤ X < 83
Sedang 2 4%
(µ + 0,5σ) ≤ X < (µ + 1,5σ)
83≤ X <90
Tinggi 15 28%
(µ + 1,5σ) ≤ X
90 ≤ X
Sangat Tinggi 35 66%
Keterangan Norma:
X : Skor Responden
µ : Nilai Rerata Teoritik
σ : Standar Deviasi Teoritik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
Pada skala penyesuaian diri, rentang skor yang diperoleh
responden penelitian bergerak dari skor minimum 1×32 = 32 hingga skor
maksimum 4×32 = 128, sehingga secara teoritik rata-rata penyesuaian diri
responden adalah 80. Berdasarkan kategorisasi dari perhitungan pada tabel
4.3, diketahui bahwa tidak ada responden yang berada pada kategori
sangat rendah, 2% berada pada kategori rendah, 4% berada pada kategori
sedang, sebanyak 28% berada pada kategori tinggi, dan 66% berada pada
kategori sangat tinggi. Hal tersebut menunjukkan bahwa tingkat
penyesuaian diri responden penelitian mayoritas berada pada kategori
sangat tinggi.
Sementara itu, pada tingkat kepuasan perkawinan dari responden
penelitian dapat dilihat pada tabel 15.
Tabel 15.
Kategori Tingkat Kepuasan Perkawinan
Skor Kategori N Prosentas
e
X < (µ - 1,5σ) X< 84
Sangat Rendah 1 2%
(µ - 1,5σ) ≤ X < (µ - 0,5σ)
84 ≤ X < 98
Rendah 1 2%
(µ - 0,5σ) ≤ X < (µ + 0,5σ) 98 ≤ X < 112
Sedang 5 9,4%
(µ + 0,5σ) ≤ X < (µ + 1,5σ) 112 ≤ X < 126
Tinggi 16 30%
(µ + 1,5σ) ≤ X 126 ≤ X
Sangat Tinggi 30 56,6%
Keterangan Norma:
X : Skor Responden
µ : Nilai Rerata Teoritik
σ : Standar Deviasi Teoriti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
Berdasarkan perhitungan, skala kepuasan perkawinan memiliki
rentang yang bergerak dari skor minumum 1×42 = 42 hingga skor
maksimum 4×42 = 168, dengan nilai mean teoritik sebesar 105.
Berdasarkan pengkategorian yang telah dilakukan dapat dilihat bahwa 2%
responden berada pada kategori sangat rendah, 2% lainnya berada pada
kategori rendah, 9,4% responden berada pada kategori sedang, 30% berada
pada kategori tinggi, dan 56,6% responden berada pada kategori sangat
tinggi. Hal tersebut menunjukkan bahwa mayoritas responden berada pada
tingkat kepuasan perkawinan yang sangat tinggi.
C. HASIL UJI ASUMSI
a. Uji Normalitas
Uji normalitas dalam penelitian ini menggunakan teknik
Kolmogorov-Smirnov karena data yang diperoleh berjumlah lebih
dari 50 yaitu 53 responden. Berdasarkan hasil uji normalitas yang
tercantum pada tabel 17, variabel Penyesuaian Diri memiliki
distribusi data yang normal dengan nilai signifikan sebesar 0,200.
Variabel Kepuasan Perkawinan juga memiliki distribusi data yang
normal dengan nilai signifikan sebesar 0,200. Hasil uji normalitas
dapat dikatakan normal apabila nilai signifikansi yang diperoleh
menunjukan p>0,05.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
Tabel 16.
Hasil Uji Normalitas
Kolmogorov-Smirnova Keterangan
N Signifikansi
Penyesuaian Diri 53 0,200 (p<0,05) Distribusi
normal
Kepuasan Perkawinan 53 0,200 (p>0,05) Distribusi
Normal
b. Uji Linearitas
Hasil uji linearitas menunjukkan nilai signifikansi linearitas
antara variabel Penyesuaian Diri dengan Kepuasan Perkawinan
bernilai 0,000 atau p<0,05. Dengan begitu dapat dikatakan bahwa
kedua variabel dalam penelitian ini bersifat linear. Hasil uji
Linearitas dapat dilihat pada Tabel 17.
Tabel 17.
Hasil Uji Linearitas
Variabel Signifikan Keterangan
Penyesuaian Diri
0,000 Linear Kepuasan
Perkawinan
D. HASIL UJI HIPOTESIS
Hipotesis yang ditentukan oleh peneliti adalah terdapat hubungan
positif antara penyesuaian diri dengan kepuasan perkawinan. Berdasarkan
hasil perhitungan, data dari kedua variabel terdistribusi dengan normal
sehingga perhitungan statistik yang digunakan dalam uji hipotesis adalah
uji statistik parametrik. Hasil perhitungan uji hipotesis dengan metode
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
Pearson Product Moment, menunjukkan bahwa koefisien korelasi antara
kedua variabel sebesar 0,478 dengan nilai signifikansi p=0,00 (p<0,01).
Data tersebut menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif antara
penyesuaian diri dengan kepuasan perkawinan. Hubungan positif ini
menunjukkan bahwa semakin tinggi penyesuaian diri individu, maka
semakin tinggi pula kepuasan perkawinan yang dirasakannya. Sebaliknya,
semakin rendah penyesuaian diri individu, maka semakin rendah pula
kepuasan perkawinan yang dirasakannya. Hasil uji hipotesis tersebut dapat
dilihat pada Tabel 18.
Tabel 18.
Hasil Uji Korelasi
Variabel Korelasi Koefisien
Determinan
(r2)
Signifikansi Keterangan
Penyesuaian
Diri 0,478 0,228 0,000
Ada
hubungan
positif
signifikan Kepuasan
Perkawinan
Berdasarkan pengkategorian koefisien korelasi, nilai korelasi yang
diperoleh menunjukkan kekuatan hubungan yang tergolong sedang. Nilai
signifikansi sebesar 0,000 yang diperoleh dari uji korelasi tersebut
menunjukkan adanya hubungan antara penyesuaian diri dan kepuasan
perkawinan.
Selanjutnya peneliti menghitung koefisien determinasi (KD) untuk
mengetahui sumbangan efektif yang diberikan oleh penyesuaian diri
terhadap kepuasan perkawinan. Rumus yang digunakan adalah:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
KD = (r)2 × 100%
Nilai (r)2
yang diperoleh adalah sebesar 0,228 sehingga hasil
perhitungan koefisien determinasi menunjukkan nilai 22,8%. Hal ini
menunjukkan bahwa variabel penyesuaian berkontribusi terhadap
kepuasan perkawinan sebesar 22,8%. Adanya sumbangan sebesar 22,8%
tersebut menunjukkan bahwa ada faktor-faktor lain yang memengaruhi
kepuasan dalam perkawinan sebesar 77,2%.
E. PEMBAHASAN
Hasil analisis korelasi dalam penelitian ini menunjukkan bahwa
hipotesis yang diajukan oleh peneliti dapat diterima. Artinya, terdapat
hubungan positif yang signifikan antara penyesuaian diri dengan kepuasan
perkawinan pada seorang istri. Hal tersebut menunjukkan bahwa semakin
tinggi penyesuaian diri yang dimiliki oleh istri, maka semakin tinggi pula
kepuasan perkawinan yang dirasakannya. Sebaliknya semakin rendah
penyesuaian diri yang dimiliki istri, maka semakin rendah pula kepuasan
perkawinan yang dirasakannya. Pada penelitian ini, penyesuaian diri
memberikan sumbangan efektif sebesar 22,8 % terhadap kepuasan
perkawinan pada istri.
Mayoritas responden dalam penelitian ini berada pada kategori
penyesuaian diri yang sangat tinggi. Data hasil penelitian menunjukkan
bahwa dari 53 responden sebanyak 66% responden berada pada kategori
sangat tinggi, 28% lainnya berada pada kategori tinggi, 4% responden
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
berada pada kategori sedang, 2% berada pada kategori rendah, dan tidak
terdapat responden yang berada pada kategori sangat rendah. Seorang istri
dengan penyesuaian diri yang baik memiliki pemahaman diri, mampu
mengkontrol diri, mampu beradaptasi dengan perbedaan dan perubahan,
serta mampu melakukan evaluasi terhadap permasalahan yang dihadapinya
(Schneiders, 1955). Penyesuaian diri yang dimiliki responden membuatnya
lebih mampu menerima dan mengatasi perbedaan yang ada dalam
kehidupan perkawinannya dan mampu menyelesaikan masalah dengan
efektif. Hal ini kemudian memunculkan penilaian dan perasaan positif
terhadap kehidupan perkawinan yang dijalaninya.
Kepuasan perkawinan dapat tercapai ketika individu mampu
menerima perbedaan yang ada dalam kehidupan perkawinannya
(Olson&Olson, 2000). Individu yang kurang mampu menerima dan
mengatasi perbedaan tersebut, cenderung lebih mudah mengalami stres
dan konflik dengan pasangan (Schneiders, 1955). Schneiders (1955) juga
menambahkan bahwa munculnya ketidakpuasan dalam perkawinan dapat
dihindari ketika individu mampu menghilangkan keengganannya untuk
melepaskan kebiasaan lama dan kemudian mulai mengadopsi perilaku
baru sesuai dengan situasi dalam perkawinannya. Kemampuan beradaptasi
yang dimiliki responden membantunya dalam mengelola dan menerima
perbedaan yang ada dalam perkawinannya sehingga dirinya menganggap
bahwa perbedaan bukan merupakan hal yang negatif. Perbedaan
dipandang sebagai sesuatu yang mendorong pasangan untuk menjadi lebih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
baik. Hal ini terlihat dari data penelitian yang menunjukkan bahwa sekitar
54% dari total responden berasal dari daerah yang berbeda dari
pasangannya. Meskipun terdapat perbedaan daerah asal, namun mayoritas
responden penelitian berada pada kategori kepuasan perkawinan yang
sangat tinggi.
Pemahaman responden akan kekurangan dan kelebihan yang
dimilikinya, membantu responden dalam penyelesaian masalah.
Schneiders (1955) berpendapat bahwa ketika individu mampu mengetahui
dan menyadari kelebihan serta kelemahan yang dimilikinya, hal ini dapat
membantu individu dalam menyelesaikan konflik secara efektif dengan
meminimalisir dampak buruk yang muncul dari kekurangannya tersebut.
Kemampuan individu dalam mengatur dan menyelesaikan suatu konflik
dapat memengaruhi tingkat kepuasan perkawinan (Olson&Olson, 2000).
Selain itu, Schneiders (1955) juga menambahkan bahwa ketika individu
memiliki pemahaman diri yang baik, mereka akan terhindar dari sikap
menyalahkan orang lain dalam penyelesaian suatu masalah. Individu
cenderung akan mendiskusikan masalah tersebut dengan pasangan dan
menemukan solusi terbaik bersama-sama. Menurut Greef dan Bruyne
(2000) ketika individu menggunakan gaya penyelesaian konflik yang
kolaboratif, mereka akan cenderung merasa puas dalam perkawinannya.
Gaya penyelesaian konflik yang kolaboratif berfokus pada komitmen
untuk menyelesaikan masalah itu sendiri dan memiliki syarat adanya
kesetaraan dan juga kepercayaan. Dengan demikian, individu tidak akan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
memandang konflik sebagai hal yang negatif tetapi menyadarinya dan
berusaha menyelesaikan konflik tersebut.
Kemampuan responden dalam mengatur dan menyelesaikan
konflik, juga didukung oleh kekuatan sistem nilai yang dimilikinya dan
kemampuannya dalam mengkontrol diri. Sistem nilai merupakan panduan
bagi individu dalam berpikir dan bersikap ketika menghadapi suatu
masalah (Schneiders, 1955). Semakin kuat sistem nilai yang dimiliki,
maka individu semakin mampu untuk melakukan evaluasi terhadap setiap
elemen yang ada dalam konflik yang dihadapinya. Selain itu, kontrol diri
juga merupakan aspek yang mampu mendukung kemampuan dalam
menyelesaikan konflik. Menurut Schneiders (1955), individu yang
memiliki kontrol diri yang baik cenderung lebih mudah mengatasi suatu
ketegangan atau masalah. Ketika ketegangan atau masalah yang dihadapi
dapat terselesaikan dengan baik, maka hal ini dapat memunculkan
perasaan yang positif terkait dengan kehidupan perkawinan yang
dijalaninya. Dengan adanya perasaan tersebut, maka individu cenderung
akan merasa puas terhadap kehidupan perkawinannya.
Dalam penelitian ditemukan bahwa dari 53 responden sebanyak
2% berada pada kategori sangat rendah, 2% lainnya berada pada kategori
rendah, 9,4% responden berada pada kategori sedang, 30% berada pada
kategori tinggi, dan sebanyak 56,6% berada pada kategori sangat tinggi.
Hal tersebut menunjukkan bahwa mayoritas responden berada pada tingkat
kepuasan perkawinan yang sangat tinggi. Hasil data tersebut didukung
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
oleh data demografi dimana sebanyak 96% responden memiliki jumlah
anak sebanyak 1 sampai 2 anak. Memiliki anak yang terlalu banyak dapat
mempengaruhi kepuasan perkawinan pada individu yang sudah menikah.
Menurut Miller (dalam Hurlock, 1999) hal ini disebabkan karena individu
tersebut cenderung lebih fokus dalam mengurus dan merawat anak. Hal ini
mengakibatkan berkurangnya waktu bersama pasangan yang dapat
menurunkan tingkat kepuasan perkawinan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji hubungan antara
penyesuaian diri dengan kepuasan perkawinan pada istri. Hasil uji
hipotesis membuktikan bahwa terdapat hubungan positif dan signifikan
antara penyesuaian diri dengan kepuasan perkawinan pada istri. Artinya,
semakin tinggi penyesuaian diri yang dimiliki individu, maka semakin
tinggi pula kepuasan perkawinan yang dirasakan. Sebaliknya, semakin
rendah penyesuaian diri yang dimiliki, maka semakin rendah pula
kepuasan perkawinan yang dirasakan. Sumbangan efektif yang diberikan
variabel penyesuaian diri terhadap kepuasan perkawinan adalah sebesar
16,4%. Hal ini menunjukkan variabel lain memberikan sumbangan sebesar
83,6% terhadap tingkat kepuasan perkawinan.
B. KETERBATASAN PENELITIAN
Penelitian ini tentunya memiliki keterbatasan. Keterbatasan
tersebut terkait dengan pengukuran skala kepuasan perkawinan, dimana
peneliti hanya mengukur kepuasan perkawinan istri sehingga dalam
penelitian ini istri mengukur kepuasan perkawinannya sendiri. Hal ini
mengakibatkan hasil penelitian ini terbatas hanya pada istri saja.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
C. SARAN
Berdasarkan kesimpulan, peneliti dapat memberikan beberapa
saran yang tentunya akan berguna bagi istri maupun bagi peneliti
selanjutnya. Berikut ini adalah beberapa saran yang dapat diberikan oleh
peneliti :
1. Bagi Responden Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa penyesuaian diri
yang dimiliki sebagian besar responden tergolong sangat tinggi dan
juga sebagian besar responden memiliki kepuasan perkawinan yang
juga tergolong sangat tinggi. Maka, peneliti menyarankan bagi istri
untuk semakin menyadari kemampuannya dalam penyesuaian diri
yang tergolong tinggi sehingga dapat digunakan dalam berbagai
konteks kehidupan baik dalam perkawinan maupun konteks
kehidupan lainnya.
2. Bagi Peneliti Selanjutnya
Peneliti selanjutnya diharapkan dapat melakukan penelitian dengan
mengukur kepuasan perkawinan yang dirasakan suami sehingga dapat
memperoleh hasil yang lebih bervariatif terkait dampak penyesuaian
diri istri terhadap kepuasan suami serta dampaknya bagi relasi istri-
suami.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
DAFTAR PUSTAKA
Ayub, N. (2010). Development of marital satisfaction scale. Clinical Psychology,
9, 19-34.
Azwar, S. (2011). Reliabilitas dan validitas. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Azwar, S. (2014). Penyusunan skala psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Bradbury, T. N., Fincham, F. D., & Beach, S. R. (2000). Research on the nature
and determinants of marital satisfaction: a decade in review. Marriage and
the Family, 62, 964-980.
Blair, S. L., & Lichter, D. T. (1991). Measuring the division of household labor.
Journal of Family Issues, 12(1), 91–
113.Doi:10.1177/019251391012001007.
Chaplin, J. P. (2008). Kamus lengkap psikologi. Jakarta: PT. Raja Grasindo
Persada.
Faulkner, R. A., Davey, M., & Davey, A. (2005). Gender-related predictors of
change in marital satisfaction and marital conflict. The American Journal of
Family Therapy, 33(1), 61–83.Doi:10.1080/01926180590889211
Frone MR, Russell M, Barnes GM. (2003). Work-family conflict, gender, and
health- related outcomes: A Study of employed parents in two community
samples. Journal of Occupational Health Psychology, 1(1), 57-69.
Gottman, J. M., & Levenson, R. W. (2002). A Two‐Factor model for predicting
when a couple will divorce: Exploratory analyses using 14‐Year
longitudinal data. Family Process, 41(1), 83-96.
Greeff, A. P., & Bruyne, T. D. (2000). Conflict management style and marital
satisfaction. Sex and Marital Therapy, 26, 321-334.
Greenstein, T. N. (1995). Gender ideology, marital disruption, and the employment of married women. Journal of Marriage and the Family, 57(1),
31.Doi:10.2307/353814
Handayani, A. (2004,). Penyesuaian Diri (Stress Bukan Untuk Menyendiri).
http://www.indomedia.com/sripo/2004/01/25/2501lep.htm. Jumat, 10
Oktober 2017.
Harber, A., Runyon, R. P. (1984). Psychology of adjustment. Illinois: The Dorsey
Press
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
Haseley, J. L. (2006). "Marital satisfaction among newly married couples:
associations with religiosity and romantic attachment style". Dissertation.
University Of North Texas.
Heene, E., Buysse, A., & Van Oost, P. (2007). An interpersonal perspective on
depression: the role of marital adjustment, conflict communication,
attributions, and attachment within a clinical sample. Family Process, 46(4),
499–514.Doi:10.1111/J.1545-5300.2007.00228.X
Heaton, T. B., & Blake, A. M. (1999). Gender differences in determinants of
marital disruption. Journal of Family Issues, 20(1), 25–
45.doi:10.1177/019251399020001002.
Hurlock, E.B. (1980). Psikologi perkembangan: Suatu pendekatan sepanjang
rentang kehidupan. Jakarta: Erlangga
Lazarus, Richard S. (1961). Adjustment and personality. New York: McGraw-Hill
Book
Le, B., & Agnew, C. R. (2003). Commitment and its theorized determinants: A
meta-analysis of the investment model. Personal Relationships, 10, 37-57.
Li, T., & Fung, H. H. (2011). The dynamic goal theory of marital satisfaction.
General Psychology, 15, 246-254.
Madathil, J., & Benshoff, J. M. (2008). Importance of marital characteristics and
marital satisfaction: a comparison of asian indians in arranged marriages
and americans in marriages of choice. The Family Journal: Counseling and
Therapy for Couples and Families, 16, 222-230.
Markman, H. J., Renick, M. J., Floyd, F. J., Stanley, S. M., & Clements, M.
(1993). Preventing marital distress through communication and conflict
management training: A 4- and 5-year follow-up. Journal of Consulting and
Clinical Psychology, 61(1), 70-77.http://dx.doi.org/10.1037/0022-
006X.61.1.70
Matlin, M.W. (2012). The psychology of women. Belmont: Wadsworth.
Metz, M. E., & Dwyer, S. M. (1993). Relationship conflict management patterns
among sex dysfunction, sex offender, and satisfied couples. Journal of Sex
& Marital Therapy, 19(2), 104–122.doi:10.1080/00926239308404894
Munady. (2015). Angka Perceraian Di Indonesia Sangat Fantastis.
http://www.pikiran-rakyat.com/nasional/2015/12/22/354484/angka-
perceraian-di-indonesia-sangat-fantastis, diakses 22 September 2016.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
Olson, D.H., & Olson, A. K. (2000). Empowering couples: Building on your
strengths. 2nd
Ed. Minnesota: Life Inovations, Inc
Papalia, D. E. (2014). Menyelami perkembangan manusia. Jakarta: Salemba
Humanika.
Pujiastuti, E., & Retnowati, S. (2004). Kepuasan pernikahan dengan depresi pada
kelompok wanita menikah yang bekerja dan yang tidak bekerja. Indonesian
Psychologycal Journal, 1, 1-9.
Puspitawati, H. (2009). Pengaruh strategi penyeimbangan antara aktivitas
pekerjaan dan keluarga terhadap kesejahteraan keluarga subjektif pada
perempuan bekerja Di Bogor: Analisis Structural Equation Modelling.
Jurnal Ilmu Kesehatan dan Konseling. 2(2), 111-121.
Rittenour, C., & Soliz, J. (2009). Communicative and relational dimensions of
shared family identity and relational intentions in mother-in-law/daughter-
in-law relationships: developing a conceptual model for mother-in-
law/daughter-in-law Research. Western Journal of Communication, 67-90.
Rachmawati, D., & Mastuti, E. (2013). Perbedaan tingkat kepuasan perkawinan
ditinjau dari tingkat penyesuaian perkawinan pada istri brigif 1 marinir TNI
– AL yang menjalani long distance marriage. Jurnal Psikologi Pendidikan
dan Perkembangan, 2.
Santrock, J.W. (2002). Life span development. Alih Bahasa: Juda Damanik &
Achmad Chusain. Jakarta: Erlangga.
Schneiders, A. A. (1955). Personal adjustment and mental health. New York:
Library of Congress.
Scott, J., & Alwin, D. F. (1989). Gender differences in parental strain. Journal of
Family Issues, 10(4), 482–503.Doi:10.1177/019251389010004004.
Simon, R. W. (1995). Gender, multiple roles, role meaning, and mental health.
Journal of Health And Social Behavior, 36(2), 182.Doi:10.2307/2137224
Srisusanti, S., & Zulkaida, A. (2013). Studi deskriptif mengenai faktor-faktor
yang mempengaruhi kepuasan perkawinan istri. UG Jurnal, 7(6), 8-12.
Supratiknya, A. (2014). Pengukuran psikologis. Yogyakarta: Universitas Sanata
Dharma.
Turner, M. J., Young, C. R., & Black, K. I. (2006). Daughters-in-law and mother-
in-law seeking their place within the family: a qualitative study of differing
viewpoints. Family Relation, 55, 588-600.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
Waldron, H., & Routh, D. K. (1981). The effect of the first child on the marital
relationship. Journal of Marriage And the Family, 43(4),
785.Doi:10.2307/351335
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
Lampiran 1. Form Penilaian Validitas Isi Kepuasan Perkawinan
Yang terhormat
Yth. Bapak/Ibu/Saudara/i
Yang berpartisipasi dalam penelitian ini
Dengan hormat,
Kami mahasiswa Fakultas Psikologi, Universitas Sanata Dharma yang beridentitas di bawah ini:
1. Ida Ayu Indri Novirayanthi (129114012)
2. Ken Sulanjari (129114036)
3. Devita Prasetyo Wati (129114109)
4. Katarina Novita Sari (129114127)
5. Nazirah Adhania (129114143)
6. Monica Sindhi VPD (129114150)
7. Gisela Anggraida D. (129114170)
8. Igan Evanglista Tarigan (129114171)
Meminta bantuan dan kesediaan Bapak/Ibu/Saudara/I untuk mengisi penilaian validasi isi item “Kepuasan Perkawinan”
dalam rangka tugas akhir kami. Validitas isi item yang dimaksud dalam kegiatan ini adalah taraf sejauh mana isi item relevan
dengan atribut psikologis yang diukur (kepuasan perkawinan).
Kami mengucapkan terima kasih atas bantuan dan kesediaan Bapak/Ibu/Saudara/I untuk mengisi penilaian validitas isi item
ini.
Hormat kami,
Kelompok Kepuasan Perkawinan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
PERNYATAAN KESEDIAAN
Saya bertanda tangan di bawah ini:
Nama :
NIM :
Dengan ini menyatakan bahwa saya bersedia mengisi penilaian validitas isi dengan sukarela tanpa paksaan dari pihak tertentu
demi membantu terlaksananya penelitian.
Yogyakarta, … Februari 2017
(……………………………..)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
Atribut Psikologis Konteks/Dimensi
Kepuasan Perkawinan (Marital Satisfaction):
Penilaian dan perasaan positif individu terhadap kehidupan
perkawinan yang meliputi beberapa konteks dalam perkawinan.
Kepribadian:
Pada konteks ini menjelaskan mengenai penilaian individu
terhadap sifat-siat pasangan dan perilaku dalam perkawinan.
Indikator:
1. Menyukai pribadi pasangan.
2. Menerima pasangan apa adanya.
3. Menganggap pasangan sebagai teman baik.
Komunikasi:
Pada konteks ini menjelaskan mengenai perasaan individu
terhadap kehadiran percakapan, kontak fisik, senyuman, dan
keterbukaan komunikasi yang terjadi.
Indikator:
1. Merasa nyaman dalam berbagi emosi dan keyakinan atau
pendapat.
2. Merasa dipahami oleh pasangan.
Resolusi Konflik:
Pada konteks ini berfokus pada keterbukaan pasangan untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
menyadari dan menyelesaikan masalah serta strategi yang
digunakan untuk menyelesaikan perdebatan.
Indikator:
1. Keterbukaan pasangan dalam menyadari dan memecahkan
masalah.
2. Keterampilan dalam menemukan solusi.
Pengaturan Keuangan:
Pada konteks ini berfokus pada sikap dan kekhawatiran mengenai
masalah pengaturan ekonomi.
Indikator:
1. Menerima keadaan ekonomi keluarga.
2. Kesepakatan dalam mengatur keuangan.
Waktu Luang:
Pada konteks ini mengkaji mengenai preferensi untuk
menghabiskan waktu luang.
Indikator:
1. Aktivitas sosial versus aktivitas pribadi.
2. Menggunakan waktu luang untuk aktivitas bersama.
3. Kesepakatan dalam menghabiskan waktu luang bersama.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
Hubungan Seksual:
Pada konteks ini menjelaskan tentang perasaan pasangan
mengenai afeksi dan hubungan seksual.
Indikator:
1. Merasa nyaman terhadap tingkah laku seksual.
2. Merasa dapat mengekspresikan kasih sayang kepada
pasangan.
Anak dan Pengasuhan:
Pada konteks ini menjelaskan mengenai penilaian dan perasaan
tentang memiliki dan cara membersarkan anak.
Indikator:
1. Kesepakatan tentang mendisiplinkan anak.
2. Kesepakatan dalam mengasuh anak.
3. Keterbukaan komunikasi dengan anak.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
Tugas anda adalah sebagai berikut:
a. Terhadap setiap item berikut ini, berikanlah penilaian anda terkait taraf relevansinya.
b. Yang dimaksud taraf relevansi yang dimaksud dalam kegiatan ini adalah taraf sejauh mana item yang bersangkutan
mencerminkan atribut psikologis atau komponen atribut psikologis yang hendak diukur. Relevansi ini tercermin dari
kesesuaian isi item dengan definisi konseptual tentang atribut psikologis atau komponen atribut psikologis yang diukur.
c. Untuk memberikan penilaian terhadap taraf relevansi item, gunakanlah skala penilaian berikut:
1 = Tidak relevan
2 = Kurang relevan
3 = Relevan
4 = Sangat relevan
d. Nyatakanlah penilaian anda dengan cara memberikan centang (
e. Berikanlah saran perbaikan pada kolom yang telah disediakan apabila menurut anda item-item yang tersedia tidak atau kurang
relevan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
Konteks Indikator Item Taraf
Relevansi
Saran Perbaikan Item
1 2 3 4
Kepribadian a. Menyukai
Pribadi
Pasangan
b. Menerima
pasangan apa
adanya
c. Menganggap
pasangan
sebagai teman
baik
1. Pasangan saya merupakan orang yang
pengertian. (F)
2. Saya menerima kekurangan pasangan
saya. (F)
3. Pasangan saya terlalu banyak menuntut.
(U)
4. Pasangan saya sulit memaafkan
kesalahan yang saya lakukan. (U)
5. Saya merasa senang ketika pasangan
memuji saya. (F)
6. Saya merasa lega ketika pasangan
terbuka dengan saya. (F)
7. Saya merasa kesal ketika pasangan tidak
bertanggung jawab. (U)
8. Saya merasa lelah dengan perilaku
pasangan yang kurang menyenangkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
(U)
Resolusi
Konflik
a. Keterbukaan
pasangan dalam
menyadari dan
memecahkan
masalah
b. Ketrampilan
dalam
menemukan
solusi
1. Saya dan pasangan terbuka dalam
menyadari adanya masalah. (F)
2. Ketika terjadi masalah saya dan pasangan
berusaha menyelesaikan bersama-sama.
(F)
3. Saya dan pasangan memiliki cara yang
berbeda dalam menyelesaikan masalah.
(U)
4. Saya dan pasangan kurang baik dalam
memecahkan masalah secara bersama-
sama. (U)
5. Saya merasa senang ketika saya bisa
berdiskusi dengan pasangan terkait
masalah yang ada. (F)
6. Saya merasa lega ketika menemukan
solusi terbaik atas masalah yang ada. (F)
7. Saya merasa tertekan ketika ada masalah.
(U)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
8. Saya merasa sedih ketika pasangan saya
mengabaikan masalah diantara kami. (U)
Pengaturan
Keuangan
a. Menerima
keadaan
ekonomi
keluarga
b. Kesepakatan
dalam mengatur
keuangan
1. Saya dan pasangan memiliki manajemen
keuangan yang baik. (F)
2. Saya dan pasangan sepakat dengan cara
kami mengaturkeuangan. (F)
3. Saya dan pasangan memiliki manajemen
keuangan yang baik. (U)
4. Saya dan pasangan sepakat dengan cara
kami mengatur keuangan. (U)
5. Saya merasa bahagia dengan pengaturan
keuangan kami. (F)
6. Saya merasa tenang ketika kami tidak
memiliki hutang (F)
7. Saya merasa sedih ketika pasangan tidak
terbuka dengan keuangan. (U)
8. Saya merasa jengkel ketika pasangan
saya boros (U)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
Pola
Pengasuhan
a. Kesepakatan
tentang
mendisiplinkan
anak
b. Kesepakatan
dalam
mengasuh anak
c. Keterbukaan
komunikasi
dengan anak
1. Pasangan saya sabar dalam mendidik
anak. (F)
2. Saya memiliki pola asuh yang sesuai
dengan kebutuhan anak saya. (F)
3. Pasangan saya mendidik anak dengan
cara yang keras. (U)
4. Saya belum bisa mendidik anak saya
dengan baik. (U)
5. Saya senang karena saya dan pasangan
sepakat dalam hal mendidik anak. (F)
6. Saya lega ketika pola pengasuhan sesuai
dengan kebutuhan anak. (F)
7. Saya merasa sedih ketika harus mendidik
anak sendiri. (U)
8. Saya merasa kecewa ketika pasangan
membentak anak. (U)
Waktu
Luang
a. Aktifitas sosial
versus aktifitas
pribadi
1. Saya menikmati waktu bersama
pasangan. (F)
2. Pasangan menyempatkan diri untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
b. Menggunakan
waktu luang
untuk aktifitas
bersama
c. Kesepakatan
dalam
menghabiskan
waktu luang
bersama
menghabiskan waktu bersama. (F)
3. Pasangan tidak memiliki waktu untuk
saya. (U)
4. Pasangan saya menghabiskan waktunya
dengan teman-temannya. (U)
5. Saya tidak bosan ketika bersama
pasangan. (F)
6. Saya merasa senang ketika beraktivitas
bersama pasangan. (F)
7. Saya merasa kesepian ketika tidak bisa
mengahabisakan waktu dengan
pasangan. (U)
8. Saya merasa kesal ketika pasangan
membatalkan janjinya dengan saya. (U)
Komunikasi a. Merasa nyaman
dalam berbagi
emosi dan
keyakinan atau
pendapat
1. Saya merasa pasangan memahami apa
yang saya sampaikan. (F)
2. Saya bisa bercerita tentang apapun
dengan pasangan saya (F)
3. Pasangan tidak menghubungi saya ketika
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
b. Merasa
dipahami oleh
pasangan
ia berada di luar rumah. (U)
4. Pasangan mengalihkan pembicaraan
ketika kami sedang mengobrol. (U)
5. Saya senang ketika pasangan melibatkan
saya dalam mengambil keputusan. (F)
6. Saya merasa senang ketika pasangan
memberikan tanggapan tentang apa yang
saya ceritakan. (F)
7. Saya merasa kesal ketika pasangan
memotong pembicaraan saya. (U)
8. Saya merasa sedih karena pasangan tidak
menangkap apa yang saya katakan. (U)
Hubungan
Seksual
a. Merasa nyaman
terhadap
tingkah laku
seksual
b. Merasa dapat
mengekspresika
n kasih sayang
1. Pasangan menyentuh saya dengan penuh
cinta. (F)
2. Pasangan dapat memenuhi kebutuhan
seksual saya. (F)
3. Saya jenuh dengan aktivitas seksual
kami. (U)
4. Saya tidak suka ketika pasangan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
kepada
pasangan
memaksa berhubungan seksual (U)
5. Saya senang karena pasangan saya dapat
menunjukkan kasih sayang dengan cara
yang saya suka. (F)
6. Saya merasa senang ketika pasangan
saya mencium saya. (F)
7. Saya merasa sedih ketika pasangan
menolak berhubungan seksual dengan
saya. (U)
8. Saya merasa sedih ketika saya tidak bisa
memenuhi kebutuhan seksual
pasangan.(U)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
Lampiran 2. Form Penilaian Validitas Isi Penyesuaian Diri
Yang terhormat
Yth. Bapak/Ibu/Saudara/i
Yang berpartisipasi dalam penelitian ini
Dengan hormat,
Saya selaku mahasiswa Fakultas Psikologi, Universitas Sanata Dharma yang beridentitas di bawah ini:
1. Katarina Novita Sari
Memohon bantuan dan kesediaan Bapak/Ibu/Saudara/I untuk mengisi penilaian validasi isi item “Penyesuaian Diri” dalam
rangka tugas akhir saya. Validitas isi item yang dimaksud dalam kegiatan ini adalah taraf sejauh mana isi item relevan dengan
atribut psikologis yang diukur (penyesuaian diri).
Saya mengucapkan terima kasih atas bantuan dan kesediaan Bapak/Ibu/Saudara/I untuk mengisi penilaian validitas isi item
ini.
Hormat saya,
Katarina Novita Sari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
PERNYATAAN KESEDIAAN
Saya bertanda tangan di bawah ini:
Nama :
NIM :
Dengan ini menyatakan bahwa saya bersedia mengisi penilaian validitas isi dengan sukarela tanpa paksaan dari pihak tertentu
demi membantu terlaksananya penelitian.
Yogyakarta, … Mei 2017
(……………………………..)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
Atribut Psikologis Aspek
Penyesuaian Diri (Self Adjustment)
Kemampuan individu untuk mengatasi hambatan, ketegangan,
dan konflik dalam dirinya sehingga individu mampu mengubah
perilakunya agar tercipta keselarasan antara tuntutan pribadi dan
apa yang diharapkan lingkungan serta tercipta suasana yang
harmonis.
Pemahaman diri :
Aspek ini menjelaskan mengenai kemampuan seseorang dalam
mengenal dirinya sendiri.
Indikator:
4. Mampu menyadari motivasi (berperilaku dan berpikir)
5. Mengetahui kelebihan dan kekurangan diri
Kontrol diri :
Aspek ini menjelaskan mengenai kemampuan seseorang dalam
mengatur dan mengendalikan dorongan dari dalam dirinya.
Indikator:
3. Mampu mengendalikan respon
4. Mampu mengatasi masalah tanpa menjadi impulsif
Kemampuan beradaptasi :
Aspek ini berfokus pada kemampuan seseorang dalam
menghadapi perubahan.
Indikator:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
3. Merasa nyaman dengan adanya perubahan
4. Mampu beradaptasi dengan perubahan
5. Mampu bersikap fleksibel
Kekuatan Sistem Nilai :
Aspek ini berfokus pada seberapa kuat sistem nilai yang dimiliki
seseorang.
Indikator:
3. Mampu menentukan faktor penyebab dari masalah
4. Mampu menentukan prioritas sesuai dengan permasalahan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
Tugas anda adalah sebagai berikut:
d. Terhadap setiap item berikut ini, berikanlah penilaian anda terkait taraf relevansinya.
e. Yang dimaksud taraf relevansi yang dimaksud dalam kegiatan ini adalah taraf sejauh mana item yang bersangkutan mencerminkan atribut psikologis
atau komponen atribut psikologis yang hendak diukur. Relevansi ini tercermin dari kesesuaian isi item dengan definisi konseptual tentang atribut
psikologis atau komponen atribut psikologis yang diukur.
f. Untuk memberikan penilaian terhadap taraf relevansi item, gunakanlah skala penilaian berikut:
5 = Tidak relevan
6 = Kurang relevan
7 = Relevan
8 = Sangat relevan
f. Nyatakanlah penilaian anda dengan cara memberikan centang (
g. Berikanlah saran perbaikan pada kolom yang telah disediakan apabila menurut anda item-item yang tersedia tidak atau kurang relevan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
Aspek Indikator Item
Taraf
Relevansi Saran Perbaikan Item
1 2 3 4
Pemahaman Diri d. Mampu menyadari
motivasi diri
1. Saya menyadari alasan saya menikah dengan
suami saya. (F)
2. Dalam bertindak, saya mampu menyadari
tujuan yang ingin saya capai. (F)
3. Meskipun saya gagal, saya akan mencoba
kembali untuk mencapai tujuan. (F)
4. Saya akan mengerahkan seluruh kemampuan
yang saya miliki untuk mencapai suatu
tujuan. (UF)
5. Saya bertindak tanpa mengetahui hal yang
mendasari tindakan tersebut. (UF)
6. Saya berhenti untuk mencoba lagi ketika saya
mengalami kegagalan (UF)
e. Mengetahui
kelebihan dan
kekurangan diri
1. Saya mengetahui kelebihan dan kekurangan
yang saya miliki. (F)
2. Saya mampu menceritakan kelebihan dan
kekurangan saya kepada orang lain. (F)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
3. Saya berusaha memperbaiki kelemahan-
kelemahan yang saya miliki. (F)
4. Saya mampu menggunakan kelebihan saya
untuk mencapai tujuan. (UF)
5. Saya sulit menyadari kelebihan yang saya
miliki sampai orang lain memberitahu saya.
(UF)
6. Saya merasa kesulitan dalam
mendeskripsikan kelemahan yang saya
miliki. (UF)
Kontrol Diri a. Mampu
mengendalikan
respon
1. Saya mampu menahan amarah saya agar
tidak berdampak buruk. (F)
2. Saya mampu mempertimbangkan dampak
dari tindakan yang saya lakukan. (F)
3. Saya mampu mengatur emosi saya sehingga
tidak berlebihan. (F)
4. Saya akan tetap mengkritik orang meskipun
ia sudah menyadari kesalahannya (UF)
5. Saya mudah menyesali respon saya terhadap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
sesuatu yang tidak saya sukai. (UF)
6. Terkadang saya bertindak secara tiba-tiba
tanpa mempertimbangkan dampak dari
perbuatan saya. (UF)
b. Mampu mengatasi
masalah tanpa
impulsif
1. Saya berusaha untuk mengontrol perasaan
saya agar tidak menyakiti perasaan orang
lain. (F)
2. Saya akan mempertimbangkan banyak hal
sebelum mengambil keputusan. (F)
3. Saya akan mempertimbangkan perasaan
orang lain sebelum saya menyampaikan
pendapat. (F)
4. Saya lebih spontan dalam menyampaikan
pendapat terhadap suatu masalah. (UF)
5. Apabila saya tidak menyukai sesuatu, saya
akan langsung menunjukkan perasaan saya.
(UF)
6. Saya cenderung langsung mengambil
tindakan dalam menanggapi suatu
permasalahan. (UF)
Kemampuan
Beradaptasi
c. Merasa nyaman
dengan adanya
perubahan
1. Saya merasa nyaman dengan perubahan yang
saya alami dalam hidup saya. (F)
2. Saya merasa perubahaan merupakan hal yang
penting untuk menjadi lebih baik. (F)
3. Saya menyukai hal-hal yang baru. (F)
4. Saya merasa perubahan dalam suatu rencana
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
merupakan kegagalan besar. (UF)
5. Saya merasa hidup saya akan hancur jika apa
yang saya harapkan tidak sesuai dengan
kenyataannya. (UF)
6. Saya merasa kesulitan ketika terjadi
perubahan dalam rencana saya. (UF)
d. Mampu
beradaptasi dengan
perubahan
1. Saya mampu bersikap tenang ketika terjadi
perubahan dalam rencana saya. (F)
2. Saya mampu dengan mudah beradaptasi di
lingkungan baru. (F)
3. Saya mampu mengubah rencana sesuai
dengan situasi. (F)
4. Saya cenderung mempertahankan pendapat
saya meskipun orang lain tidak sependapat.
(UF)
5. Saya cenderung menghindari hal baru dalam
hidup sehari-hari. (UF)
6. Saya cenderung menghindari situasi yang
tidak sesuai dengan harapan saya. (UF)
Kekuatan Sistem
Nilai
d. Mampu mengatasi
masalah secara
efektif
1. Saya mampu menentukan tindakan yang
harus saya ambil ketika menghadapi suatu
masalah. (F)
2. Saya berusaha mengajak orang lain untuk
berdiskusi saat mengahadapi masalah. (F)
3. Saya merasa yakin dengan keputusan-
keputusan yang saya ambil berdasarkan
penilaian saya terhadap suatu masalah. (F)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
4. Dalam menghadapi suatu masalah, saya tidak
tahu langkah apa yang harus saya lakukan.
(UF)
5. Ketika terjadi masalah, saya hanya
membiarkannya berlalu begitu saja. (UF)
6. Saya cenderung meragukan keputusan-
keputusan yang saya buat karena saya merasa
tidak tahu mana yang benar. (UF)
e. Mampu
menentukan
prioritas
1. Saya mampu menentukan masalah mana
yang perlu saya selesaikan terlebih dahulu.
(F)
2. Saya mampu mendahulukan keperluan-
keperluan yang lebih penting dalam keluarga.
(F)
3. Saya lebih mengutamakan apa yang saya
butuhkan daripada apa yang saya inginkan
(F)
4. Saya merasa kesulitan dalam menentukan
keperluan yang mendesak. (UF)
5. Saya cenderung menghindari situasi ketika
saya diharuskan untuk memilih. (UF)
6. Saya cenderung merasa kebingungan untuk
menentukan permasalahan yang perlu saya
selesaikan terlebih dahulu. (UF)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
Lampiran 3. Perhitungan IVI-I dan IVI-S untuk Penilaian Isi Skala
Kepuasan Perkawinan
No
Item
Penilai Tindakan
1 2 3 4 5 IVI-I
Item 1 1 1 1 1 1 1 Dipakai
Item 2 1 1 1 1 1 0,8 Dipakai
Item 3 1 1 1 0 1 0,8 Dipakai
Item 4 1 1 1 1 1 1 Dipakai
Item 5 1 1 1 1 1 1 Dipakai
Item 6 1 1 0 1 1 0,8 Dipakai
Item 7 1 1 1 0 1 0.8 Dipakai
Item 8 1 0 1 1 1 0,8 Dipakai
Item 9 1 1 1 0 1 0.8 Dipakai
Item 10 1 1 1 1 1 1 Dipakai
Item 11 0 1 1 1 1 0.8 Dipakai dengan
perbaikan
Item 12 1 1 1 1 1 1 Dipakai
Item 13 1 1 1 1 1 1 Dipakai
Item 14 1 1 0 1 1 0.8 Dipakai dengan
perbaikan
Item 15 1 1 1 1 1 1 Dipakai
Item 16 1 1 1 1 1 1 Dipakai
Item 17 1 1 1 1 1 1 Dipakai
Item 18 1 1 1 1 1 1 Dipakai
Item 19 1 1 1 0 1 0,8 Dipakai dengan
perbaikan
Item 20 1 1 1 1 1 1 Dipakai
Item 21 1 1 1 1 1 1 Dipakai
Item 22 1 1 1 1 1 1 Dipakai
Item 23 1 1 1 1 1 1 Dipakai
Item 24 1 1 1 1 1 1 Dipakai
Item 25 1 1 0 1 1 0.8 Dipakai
Item 26 0 1 1 1 1 0.8 Dipakai dengan
perbaikan
Item 27 1 1 0 1 1 0.8 Dipakai
Item 28 0 1 1 1 1 0.8 Dipakai dengan
perbaikan
Item 29 1 1 1 1 1 1 Dipakai
Item 30 1 1 0 1 1 0.8 Dipakai
Item 31 1 1 1 1 1 1 Dipakai dengan
perbaikan
Item 32 1 1 1 1 1 1 Dipakai
Item 33 1 1 1 1 1 1 Dipakai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
Item 34 1 1 1 0 1 0.8 Dipakai
Item 35 1 1 1 0 1 0.8 Dipakai
Item 36 1 1 1 0 1 0.8 Dipakai
Item 37 1 1 1 1 0 0.8 Dipakai
Item 38 1 1 1 1 0 0.8 Dipakai
Item 39 1 1 1 1 0 0.8 Dipakai
Item 40 1 1 1 1 1 1 Dipakai
Item 41 1 1 1 1 1 1 Dipakai
Item 42 1 1 1 1 1 1 Dipakai
Item 43 1 1 1 0 1 0.8 Dipakai
Item 44 1 1 1 1 1 1 Dipakai
Item 45 1 1 1 1 1 1 Dipakai
Item 46 1 1 1 1 1 1 Dipakai
Item 47 1 1 1 1 1 1 Dipakai
Item 48 1 1 1 1 1 1 Dipakai
Item 49 1 1 1 1 1 1 Dipakai
Item 50 1 1 1 1 1 1 Dipakai
Item 51 1 1 1 1 1 1 Dipakai
Item 52 1 1 1 0 1 0.8 Dipakai
Item 53 1 1 1 1 1 1 Dipakai
Item 54 1 1 1 1 1 1 Dipakai
Item 55 1 1 1 1 1 1 Dipakai
Item 56 1 1 1 1 1 1 Dipakai
IVI-S 0,91
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
Lampiran 4. Perhitungan IVI-I dan IVI-S untuk Penilaian Isi Skala
Penyesuaian Diri
No
Item
Penilai Tindakan
1 2 3 4 5 IVI-I
Item 1 1 1 1 1 1 1 Dipakai
Item 2 1 1 1 1 1 1 Dipakai
Item 3 1 1 0 1 1 0,8 Dipakai
Item 4 1 1 1 1 1 1 Dipakai
Item 5 1 1 1 0 1 0,8 Dipakai
Item 6 1 1 1 1 1 1 Dipakai
Item 7 1 1 0 1 1 0,8 Dipakai
Item 8 1 1 1 0 1 0,8 Dipakai
Item 9 1 1 1 1 1 1 Dipakai
Item 10 1 1 1 1 1 1 Dipakai
Item 11 1 1 1 0 1 0,8 Dipakai
Item 12 1 1 0 1 1 0,8 Dipakai
Item 13 1 1 1 1 1 1 Dipakai
Item 14 1 1 0 1 1 0,8 Dipakai
Item 15 1 1 1 1 1 1 Dipakai
Item 16 1 1 1 1 1 1 Dipakai
Item 17 1 1 1 1 1 1 Dipakai
Item 18 1 1 0 1 1 0,8 Dipakai
Item 19 1 1 1 1 1 1 Dipakai
Item 20 1 1 1 1 1 1 Dipakai
Item 21 1 1 0 1 1 0,8 Dipakai
Item 22 1 1 1 1 1 1 Dipakai
Item 23 1 1 1 0 1 0,8 Dipakai
Item 24 0 1 1 1 1 0,8
Dipakai dengan
perbaikan
Item 25 1 1 1 1 1 1 Dipakai
Item 26 1 1 1 1 1 1 Dipakai
Item 27 1 1 1 1 1 1 Dipakai
Item 28 1 1 1 1 1 1 Dipakai
Item 29 1 1 1 1 1 1 Dipakai
Item 30 1 1 1 1 0 0,8 Dipakai
Item 31 1 1 1 1 1 1 Dipakai
Item 32 1 1 1 1 1 1 Dipakai
Item 33 1 1 0 1 1 0,8 Dipakai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
Item 34 1 1 1 1 1 1 Dipakai
Item 35 0 1 1 1 1 0,8
Dipakai dengan
perbaikan
Item 36 1 1 1 1 1 1 Dipakai
Item 37 1 1 1 1 1 1 Dipakai
Item 38 1 1 1 0 1 0,8 Dipakai
Item 39 1 1 1 1 1 1 Dipakai
Item 40 1 1 0 1 1 0,8 Dipakai
Item 41 0 1 1 1 1 0,8
Dipakai dengan
perbaikan
Item 42 1 1 0 1 1 0,8
Dipakai dengan
perbaikan
Item 43 1 1 1 1 1 1 Dipakai
Item 44 1 1 1 1 1 1 Dipakai
Item 45 1 1 1 1 1 1 Dipakai
Item 46 1 1 1 0 1 0,8 Dipakai
Item 47 1 1 1 1 1 1 Dipakai
Item 48 1 1 1 1 1 1 Dipakai
IVI-S 0,92
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
Lampiran 5. Skala Kepuasan Perkawinan dan Penyesuaian Diri Sebelum Uji
Coba
SKALA PENELITIAN
KEHIDUPAN PERKAWINAN
Disusun oleh :
Katarina Novita Sari
129114127
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2017
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
Salam sejahtera,
Saya, Katarina Novita Sari, adalah mahasiswi tingkat akhir
Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma. Saat ini saya sedang
melakukan penelitian mengenai kehidupan perkawinan. Saya
memohon kesediaan Anda untuk membantu saya dalam mengisi skala
penelitian ini. Adapun manfaat dari penelitian ini adalah Anda dapat
lebih memahami tentang kehidupan perkawinan yang telah Anda
jalani.
Sebelum mengisi skala penelitian, Anda diminta untuk mengisi
beberapa data diri yang terkait dengan kepentingan penelitian.
Selanjutnya, Anda diharapkan mengisi skala penelitian sesuai dengan
apa yang Anda alami, rasakan, maupun pikirkan. Anda tidak perlu
ragu-ragu dalam menjawab karena tidak ada jawaban yang benar
maupun salah. Selain itu, jawaban Anda akan dirahasiakan sehingga
saya maupun orang lain tidak mengetahui identitas asli Anda. Saya
sangat menghargai apabila Anda bersedia mengisi skala ini dengan
sejujur-jujurnya.
Apabila Anda bersedia untuk mengisi skala penelitian ini,
silahkan memberikan tanda tangan atau paraf Anda pada lembar
selanjutnya. Saya ucapkan terima kasih atas perhatian dan kesediaan
Anda.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
LEMBAR PERNYATAAN KESEDIAAN
Dengan ini. saya menyatakan bahwa saya bersedia untuk
terlibat dalam penelitian ini dengan mengisi skala penelitian tanpa
paksaan dari pihak manapun. Untuk menjaga kerahasiaan identitas asli
saya, saya tidak mencantumkan nama. Seluruh jawaban yang saya
berikan sungguh-sungguh sesuai dengan apa yang saya alami, rasakan,
dan pikirkan.
…………….., ………………. 2017
(paraf tanpa nama)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
PETUNJUK PENGISIAN
1. Sebelum mengisi skala I dan II, isilah data yang ada pada
bagian Identitas Diri
2. Bacalah dengan teliti sebelum menngisi jawaban dari
pernyataan yang ada.
3. Pilihlah salah satu dari empat pilihan yang telah disediakan,
yang paling sesuai dengan keadaan Anda saat ini, dengan
memberikan tanda silang (X) pada kolom jawaban.
Terdapat empat pilihan jawaban yang tersedia, yaitu:
STS : Jika anda merasa pernyataan Sangat Tidak Sesuai
dengan keadaan
TS : Jika anda merasa pernyataan Tidak Sesuai dengan
keadaan
S : Jika anda merasa pernyataan Sesuai dengan keadaan
SS : Jika anda merasa pernyataan Sangat Sesuai dengan
keadaan
4. Jangan sampai ada pernyataan yang terlewati untuk dijawab.
Contoh cara menjawab:
No. Pernyataan STS TS S SS
1 Saya mampu memahami perasaan
pasangan saya.
X
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
Jika anda ingin mengganti jawaban, beli tanda = di tengah-tengah
tanda silang (X), lalu berikan tanda silang (X) di kolom pernyataan
yang menurut anda sesuai dengan keadaan anda saat ini.
Contoh Koreksi:
No. Pernyataan STS TS S SS
1 Saya mampu memahami perasaan
pasangan saya.
X X═
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
IDENTITAS DIRI
1. Inisial :
2. Usia :
3. Jenis Kelamin : L / P
4. Alamat :
5. Tinggal bersama Mertua : Ya / Tidak
6. Asal Daerah :
7. Asal Daerah Pasangan :
8. Pekerjaan :
9. Rata-rata penghasilan keluarga perbulan : (pilih salah satu)
a. < Rp 1.000.000
b. Rp 1.000.000 – Rp 2.500.000
c. Rp 2.500.000 – Rp 5.000.000
d. > Rp 5.000.000
10. Perkawinan saat ini merupakan perkawian ke :
11. Usia Perkawinan : tahun
12. Jumlah Anak :
13. Usia Anak :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
SKALA I
No. Pernyataan Jawaban
STS TS S SS
1 Saya merasa senang ketika
saya bisa berdiskusi dengan
pasangan terkait masalah
yang ada.
2 Saya merasa sedih ketika
pasangan saya mengabaikan
masalah diantara kami.
3 Pasangan saya merupakan
orang yang pengertian.
4 Saya menikmati waktu
bersama pasangan.
5 Saya dan pasangan
memiliki pola asuh yang
sesuai dengan kebutuhan
anak saya.
6 Saya dan pasangan
memiliki cara yang berbeda
dalam menyelesaikan
masalah.
7 Saya senang karena saya
dan pasangan sepakat dalam
hal mendidik anak.
8 Pasangan tidak
menghubungi saya ketika ia
berada di luar rumah.
9 Pasangan mengalihkan
pembicaraan ketika kami
sedang mengobrol.
10 Saya merasa pasangan
memahami apa yang saya
sampaikan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
11 Saya merasa lega ketika
saya dan pasangan
menemukan solusi terbaik
atas masalah kami.
12 Pasangan saya
menghabiskan waktunya
dengan teman-temannya.
13 Menurut saya, pasangan
saya menerima kekurangan
saya.
14 Saya dan pasangan kurang
baik dalam memecahkan
masalah secara bersama-
sama.
15 Saya merasa lelah dengan
perilaku pasangan yang
kurang menyenangkan.
16 Saya merasa sedih ketika
harus mendidik anak
sendiri.
17 Pasangan menyempatkan
diri untuk menghabiskan
waktu bersama.
18 Pasangan menyentuh saya
dengan penuh cinta.
19 Saya bisa bercerita tentang
apapun dengan pasangan
saya.
20 Saya merasa kesal ketika
pasangan memotong
pembicaraan saya.
21 Saya merasa pasangan saya
boros.
22 Pasangan saya sulit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
memaafkan kesalahan yang
saya lakukan.
23 Pasangan saya dapat
memenuhi kebutuhan
seksual saya.
24 Saya tidak bosan ketika
bersama pasangan.
25 Saya merasa kesepian
ketika tidak bisa
menghabiskan waktu
dengan pasangan.
26 Saya merasa kecewa ketika
pasangan membentak anak.
27 Saya jenuh dengan aktivitas
seksual kami.
28 Saya dan pasangan terbuka
dalam menyadari adanya
masalah.
29 Saya dan pasangan sepakat
dengan cara kami mengatur
keuangan.
30 Saya merasa kesal ketika
pasangan membatalkan
janjinya dengan saya.
31 Pasangan saya terlalu
banyak menuntut.
32 Saya merasa tenang ketika
kami tidak memiliki hutang.
33 Saya senang karena
pasangan saya dapat
menunjukkan kasih sayang
dengan cara yang saya suka.
34 Saya merasa tertekan ketika
memiliki masalah dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
pasangan saya.
35 Pasangan saya sabar dalam
mendidik anak.
36 Saya merasa sedih karena
pasangan tidak menangkap
apa yang saya katakan.
37 Saya tidak suka ketika
pasangan memaksa
berhubungan seksual.
38 Saya merasa kesal ketika
pasangan tidak bertanggung
jawab.
39 Saya merasa bahagia
dengan pengaturan
keuangan kami.
40 Saya merasa senang ketika
pasangan memuji saya.
41 Saya senang ketika
pasangan melibatkan saya
dalam mengambil
keputusan.
42 Saya merasa senang ketika
pasangan memberikan
tanggapan tentang apa yang
saya ceritakan.
43 Saya merasa sedih ketika
saya tidak bisa memenuhi
kebutuhan seksual
pasangan.
44 Ketika terjadi masalah saya
dan pasangan berusaha
menyelesaikan bersama-
sama.
45 Saya dan pasangan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
memiliki manajemen
keuangan yang baik.
46 Saya merasa sedih ketika
pasangan tidak terbuka
dengan keuangan.
47 Pasangan saya mendidik
anak dengan cara yang
keras.
48 Saya merasa lega ketika
pasangan terbuka dengan
saya.
49 Saya lega ketika pola
pengasuhan sesuai dengan
kebutuhan anak.
50 Saya merasa jengkel ketika
pasangan saya boros.
51 Pasangan tidak memiliki
waktu untuk saya.
52 Saya dan pasangan belum
bisa mendidik anak saya
dengan baik.
53 Saya merasa senang ketika
beraktivitas bersama
pasangan.
54 Pasangan saya tidak
mendukung dalam
mengatur keuangan.
55 Saya merasa senang ketika
pasangan saya mencium
saya.
56 Saya merasa sedih ketika
pasangan menolak
berhubungan seksual
dengan saya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
SKALA II
No. Pernyataan Jawaban
STS TS S SS
1
Saya mampu menahan
amarah saya agar tidak
berdampak buruk.
2
Saya merasa perubahan
dalam suatu rencana
merupakan kegagalan besar.
3
Saya mampu menentukan
tindakan yang harus saya
ambil ketika menghadapi
suatu masalah.
4
Saya menyadari alasan saya
menikah dengan suami
saya.
5
Saya merasa nyaman
dengan perubahan yang
saya alami dalam hidup
saya.
6
Saya mampu menentukan
masalah mana yang perlu
diselesaikan terlebih
dahulu.
7
Saya mampu menggunakan
kelebihan saya untuk
mencapai tujuan.
8
Saya lebih spontan dalam
menyampaikan pendapat
terhadap suatu masalah.
9
Dalam bertindak, saya
mampu menyadari tujuan
yang ingin saya capai.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
10
Saya merasa perubahaan
merupakan hal yang penting
untuk menjadi lebih baik.
11
Saya mengetahui kelebihan
dan kekurangan yang saya
miliki.
12
Saya berusaha untuk
mengontrol perasaan saya
agar tidak menyakiti
perasaan orang lain.
13
Saya merasa hidup saya
akan hancur jika apa yang
saya harapkan tidak sesuai
dengan kenyataannya.
14
Saya akan mengerahkan
seluruh kemampuan yang
saya miliki untuk mencapai
suatu tujuan.
15
Saya akan tetap mengkritik
orang meskipun ia sudah
menyadari kesalahannya.
16
Saya akan
mempertimbangkan banyak
hal sebelum mengambil
keputusan.
17
Saya mampu bersikap
tenang ketika terjadi
perubahan dalam rencana
saya.
18
Saya merasa kesulitan
dalam menentukan
keperluan yang mendesak.
19 Saya sulit menyadari
kelebihan yang saya miliki
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
sampai orang lain
memberitahu saya.
20
Saya cenderung
mempertahankan pendapat
saya meskipun orang lain
tidak sependapat.
21
Saya mampu
mempertimbangkan
dampak dari tindakan yang
saya lakukan.
22
Saya berusaha mengajak
orang lain untuk berdiskusi
saat mengahadapi masalah.
23
Saya mampu mendahulukan
keperluan-keperluan yang
lebih penting dalam
keluarga.
24
Saya bertindak tanpa
mengetahui hal yang
mendasari tindakan
tersebut.
25
Dalam menghadapi suatu
masalah, saya tidak tahu
langkah apa yang harus
saya lakukan.
26
Apabila saya tidak
menyukai sesuatu, saya
akan langsung
menunjukkan perasaan
saya.
27
Saya cenderung
menghindari situasi ketika
saya diharuskan untuk
memilih.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
28
Saya mampu dengan mudah
beradaptasi di lingkungan
baru.
29
Saya mudah menyesali
respon saya terhadap
sesuatu yang tidak saya
sukai.
30
Saya mampu menceritakan
kelebihan dan kekurangan
saya kepada orang lain.
31
Saya lebih mengutamakan
apa yang saya butuhkan
daripada apa yang saya
inginkan.
32
Saya cenderung langsung
mengambil tindakan dalam
menanggapi suatu
permasalahan.
33
Ketika terjadi masalah, saya
hanya membiarkannya
berlalu begitu saja.
34 Saya menyukai hal-hal yang
baru.
35
Saya berhenti untuk
mencoba lagi ketika saya
mengalami kegagalan.
36
Saya cenderung
menghindari hal baru dalam
hidup sehari-hari.
37
Saya mampu mengubah
rencana sesuai dengan
situasi.
38 Saya akan
mempertimbangkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123
perasaan orang lain sebelum
saya menyampaikan
pendapat.
39
Meskipun saya gagal, saya
akan mencoba kembali
untuk mencapai tujuan.
40
Saya merasa yakin dengan
keputusan-keputusan yang
saya ambil berdasarkan
penilaian saya terhadap
suatu masalah.
41
Saya cenderung merasa
kebingungan untuk
menentukan permasalahan
yang perlu saya selesaikan
terlebih dahulu.
42
Saya merasa kesulitan
ketika terjadi perubahan
dalam rencana saya.
43
Terkadang saya bertindak
secara tiba-tiba tanpa
mempertimbangkan
dampak dari perbuatan
saya.
44
Saya berusaha memperbaiki
kelemahan-kelemahan yang
saya miliki.
45
Saya cenderung
menghindari situasi yang
tidak sesuai dengan harapan
saya.
46
Saya merasa kesulitan
dalam mendeskripsikan
kelemahan yang saya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
124
miliki.
47
Saya cenderung meragukan
keputusan-keputusan yang
saya buat karena saya
merasa tidak tahu mana
yang benar.
48
Saya mampu mengatur
emosi saya sehingga tidak
berlebihan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
125
Lampiran 6. Uji Reliabilitas dan Analisis Item Skala Kepuasan Perkawinan
Percobaan Pertama :
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.957 56
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale
Variance if
Item Deleted
Corrected
Item-Total
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
item1 147.62 675.063 .791 .955
item2 149.14 712.969 .113 .958
item3 147.84 674.561 .803 .955
item4 147.49 693.500 .586 .956
item5 147.88 698.339 .477 .957
item6 148.74 702.404 .395 .957
item7 147.65 679.689 .792 .956
item8 147.87 684.607 .675 .956
item9 147.97 690.458 .601 .956
item10 147.87 696.207 .559 .957
item11 147.29 696.115 .527 .957
item12 147.91 684.485 .641 .956
item13 147.64 692.751 .583 .956
item14 148.12 692.951 .478 .957
item15 148.29 686.515 .618 .956
item16 148.35 690.606 .545 .957
item17 147.67 690.857 .643 .956
item18 147.63 692.519 .595 .956
item19 147.63 687.883 .628 .956
item20 148.74 703.981 .338 .957
item21 148.10 692.707 .520 .957
item22 147.90 689.295 .563 .956
item23 147.91 688.109 .649 .956
item24 147.73 682.410 .770 .956
item25 148.57 704.177 .318 .957
item26 148.67 700.669 .352 .957
item27 147.88 685.704 .599 .956
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
126
item28 147.76 685.434 .713 .956
item29 147.72 683.568 .685 .956
item30 148.53 696.863 .467 .957
item31 147.85 688.953 .551 .957
item32 147.47 694.205 .523 .957
item33 147.72 691.451 .626 .956
item34 148.76 705.857 .289 .957
item35 147.87 689.407 .631 .956
item36 148.72 693.639 .610 .956
item37 148.58 698.199 .447 .957
item38 149.02 709.670 .183 .958
item39 147.94 688.220 .636 .956
item40 147.79 692.662 .598 .956
item41 147.65 690.183 .576 .956
item42 147.58 701.305 .397 .957
item43 148.70 703.931 .333 .957
item44 147.63 682.731 .698 .956
item45 147.90 701.812 .372 .957
item46 148.81 697.306 .444 .957
item47 147.95 699.080 .378 .957
item48 147.63 699.672 .442 .957
item49 147.67 700.057 .420 .957
item50 148.88 696.151 .438 .957
item51 147.91 688.485 .541 .957
item52 148.17 690.899 .503 .957
item53 147.81 687.000 .625 .956
item54 148.52 718.676 -.025 .959
item55 147.91 687.544 .613 .956
item56 148.36 700.421 .379 .957
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
127
Percobaan Kedua :
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.961 52
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale
Variance if
Item Deleted
Corrected
Item-Total
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
item1 140.08 650.923 .809 .959
item3 140.30 650.778 .813 .959
item4 139.95 668.774 .615 .960
item5 140.35 673.830 .499 .960
item6 141.21 679.367 .377 .961
item7 140.12 656.033 .799 .959
item8 140.34 661.638 .665 .960
item9 140.43 667.636 .585 .960
item10 140.34 672.061 .573 .960
item11 139.76 671.434 .554 .960
item12 140.37 661.954 .623 .960
item13 140.10 668.565 .598 .960
item14 140.58 670.129 .463 .961
item15 140.76 663.410 .611 .960
item16 140.81 667.730 .532 .960
item17 140.14 666.569 .662 .960
item18 140.09 668.321 .611 .960
item19 140.09 663.191 .655 .960
item20 141.21 681.815 .298 .961
item21 140.57 669.542 .512 .960
item22 140.36 665.880 .561 .960
item23 140.37 664.495 .652 .960
item24 140.20 658.560 .781 .959
item25 141.03 680.999 .305 .961
item26 141.14 678.804 .313 .961
item27 140.35 662.724 .590 .960
item28 140.22 661.821 .718 .960
item29 140.19 659.800 .693 .960
item30 141.00 674.212 .445 .961
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
128
item31 140.31 666.006 .540 .960
item32 139.93 670.348 .530 .960
item33 140.19 667.541 .636 .960
item35 140.34 665.473 .641 .960
item36 141.19 670.577 .597 .960
item37 141.05 675.386 .427 .961
item39 140.41 663.750 .659 .960
item40 140.26 668.216 .620 .960
item41 140.12 665.375 .605 .960
item42 140.05 676.257 .431 .961
item43 141.16 681.338 .304 .961
item44 140.09 658.132 .724 .959
item45 140.36 676.963 .400 .961
item46 141.28 674.745 .420 .961
item47 140.42 676.599 .353 .961
item48 140.09 675.003 .467 .960
item49 140.14 675.180 .449 .961
item50 141.35 673.736 .413 .961
item51 140.37 665.389 .533 .960
item52 140.64 668.280 .485 .961
item53 140.28 662.345 .650 .960
item55 140.37 663.036 .635 .960
item56 140.83 677.087 .371 .961
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
129
Percobaan Ketiga :
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.961 51
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale
Variance if
Item Deleted
Corrected
Item-Total
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
item1 138.08 638.664 .811 .959
item3 138.30 638.590 .814 .959
item4 137.95 656.257 .620 .960
item5 138.35 661.383 .501 .961
item6 139.21 667.085 .373 .961
item7 138.12 643.727 .802 .959
item8 138.34 649.426 .665 .960
item9 138.43 655.589 .579 .960
item10 138.34 659.661 .575 .960
item11 137.76 658.775 .563 .960
item12 138.37 650.001 .617 .960
item13 138.10 656.283 .598 .960
item14 138.58 658.105 .457 .961
item15 138.76 651.410 .606 .960
item16 138.81 655.447 .532 .960
item17 138.14 654.098 .667 .960
item18 138.09 655.874 .615 .960
item19 138.09 650.627 .662 .960
item21 138.57 657.401 .508 .961
item22 138.36 653.574 .562 .960
item23 138.37 652.001 .657 .960
item24 138.20 646.255 .783 .959
item25 139.03 668.669 .302 .961
item26 139.14 666.921 .301 .961
item27 138.35 650.559 .588 .960
item28 138.22 649.562 .718 .960
item29 138.19 647.424 .696 .960
item30 139.00 662.235 .436 .961
item31 138.31 653.747 .539 .960
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
130
item32 137.93 657.807 .535 .960
item33 138.19 655.024 .641 .960
item35 138.34 653.073 .644 .960
item36 139.19 658.506 .590 .960
item37 139.05 663.198 .423 .961
item39 138.41 651.279 .664 .960
item40 138.26 655.628 .627 .960
item41 138.12 652.622 .615 .960
item42 138.05 663.410 .443 .961
item43 139.16 669.291 .295 .961
item44 138.09 645.615 .731 .960
item45 138.36 664.280 .407 .961
item46 139.28 662.792 .410 .961
item47 138.42 664.482 .347 .961
item48 138.09 662.250 .476 .961
item49 138.14 662.545 .456 .961
item50 139.35 661.900 .402 .961
item51 138.37 653.483 .526 .961
item52 138.64 656.374 .477 .961
item53 138.28 649.945 .654 .960
item55 138.37 650.660 .637 .960
item56 138.83 664.781 .369 .961
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
131
Percobaan Keempat :
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.961 50
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale
Variance if
Item Deleted
Corrected
Item-Total
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
item1 136.03 626.528 .812 .959
item3 136.26 626.263 .818 .959
item4 135.91 643.803 .624 .960
item5 136.30 648.872 .506 .961
item6 137.16 654.914 .367 .961
item7 136.07 631.477 .804 .960
item8 136.29 637.079 .667 .960
item9 136.38 643.298 .579 .960
item10 136.29 647.267 .577 .961
item11 135.71 646.279 .567 .961
item12 136.33 637.893 .615 .960
item13 136.06 643.961 .599 .960
item14 136.53 646.087 .451 .961
item15 136.71 639.009 .609 .960
item16 136.77 643.075 .533 .961
item17 136.09 641.803 .668 .960
item18 136.05 643.315 .622 .960
item19 136.05 638.186 .666 .960
item21 136.52 645.123 .507 .961
item22 136.31 641.371 .560 .961
item23 136.33 639.681 .659 .960
item24 136.15 633.918 .786 .960
item25 136.99 656.623 .293 .962
item26 137.09 654.721 .297 .962
item27 136.30 638.425 .586 .960
item28 136.17 637.299 .719 .960
item29 136.14 635.251 .696 .960
item30 136.95 650.186 .429 .961
item31 136.27 641.610 .537 .961
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
132
item32 135.88 645.539 .534 .961
item33 136.14 642.592 .645 .960
item35 136.29 640.679 .647 .960
item36 137.14 646.404 .584 .960
item37 137.00 650.988 .419 .961
item39 136.36 638.774 .670 .960
item40 136.21 643.297 .628 .960
item41 136.07 640.230 .618 .960
item42 136.00 650.847 .448 .961
item44 136.05 633.386 .731 .960
item45 136.31 651.512 .417 .961
item46 137.23 650.722 .404 .961
item47 136.37 652.142 .346 .961
item48 136.05 649.833 .478 .961
item49 136.09 649.991 .461 .961
item50 137.30 649.931 .394 .961
item51 136.33 641.493 .520 .961
item52 136.59 644.174 .475 .961
item53 136.23 637.616 .656 .960
item55 136.33 638.340 .639 .960
item56 136.78 652.927 .357 .961
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
133
Percobaan Kelima :
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.962 48
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale
Variance if
Item Deleted
Corrected
Item-Total
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
item1 131.79 600.685 .812 .960
item3 132.01 600.247 .823 .960
item4 131.66 616.979 .642 .961
item5 132.06 622.455 .510 .961
item6 132.92 628.452 .369 .962
item7 131.83 605.299 .810 .960
item8 132.05 611.363 .660 .961
item9 132.14 617.627 .568 .961
item10 132.05 620.751 .584 .961
item11 131.47 619.546 .581 .961
item12 132.08 612.170 .608 .961
item13 131.81 617.447 .607 .961
item14 132.29 620.138 .445 .962
item15 132.47 613.005 .608 .961
item16 132.52 617.005 .532 .961
item17 131.85 615.565 .671 .961
item18 131.80 617.031 .625 .961
item19 131.80 611.831 .673 .961
item21 132.28 618.698 .512 .961
item22 132.07 615.477 .555 .961
item23 132.08 613.534 .661 .961
item24 131.91 607.732 .791 .960
item27 132.06 613.161 .570 .961
item28 131.93 611.360 .717 .961
item29 131.90 609.107 .699 .961
item30 132.71 624.609 .411 .962
item31 132.02 615.764 .531 .961
item32 131.64 619.339 .534 .961
item33 131.90 616.542 .643 .961
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
134
item35 132.05 614.563 .648 .961
item36 132.90 620.542 .575 .961
item37 132.76 624.728 .418 .962
item39 132.12 612.457 .676 .961
item40 131.97 616.811 .637 .961
item41 131.83 613.793 .626 .961
item42 131.76 623.998 .462 .962
item44 131.80 607.408 .732 .960
item45 132.07 624.536 .433 .962
item46 132.99 624.953 .391 .962
item47 132.13 626.136 .339 .962
item48 131.80 623.196 .487 .962
item49 131.85 623.212 .474 .962
item50 133.06 623.985 .386 .962
item51 132.08 615.817 .511 .962
item52 132.35 618.700 .460 .962
item53 131.99 611.259 .663 .961
item55 132.08 612.029 .645 .961
item56 132.53 626.652 .355 .962
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
135
Lampiran 7. Uji Reliabilitas dan Analisis Item Skala Penyesuaian Diri
Percobaan Pertama :
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.955 48
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale
Variance if
Item Deleted
Corrected
Item-Total
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
item1 128.99 398.917 .512 .954
item2 129.44 390.011 .679 .953
item3 129.11 405.453 .333 .955
item4 128.85 394.345 .673 .953
item5 129.07 395.185 .594 .954
item6 128.89 397.477 .630 .954
item7 130.15 408.655 .186 .955
item8 130.00 405.952 .237 .955
item9 129.04 402.392 .445 .954
item10 128.80 389.662 .755 .953
item11 129.04 399.392 .458 .954
item12 128.86 394.289 .607 .954
item13 129.25 388.736 .724 .953
item14 130.13 410.590 .136 .955
item15 129.28 388.776 .724 .953
item16 128.95 397.664 .568 .954
item17 129.15 399.274 .545 .954
item18 129.68 404.838 .247 .956
item19 129.48 397.134 .530 .954
item20 129.45 392.464 .615 .954
item21 129.18 403.552 .455 .954
item22 129.28 408.086 .171 .956
item23 128.86 392.908 .681 .953
item24 129.18 385.671 .806 .952
item25 129.20 391.876 .711 .953
item26 129.69 401.382 .375 .955
item27 129.40 394.933 .589 .954
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
136
item28 129.08 400.886 .438 .954
item29 129.91 403.848 .346 .955
item30 129.85 407.012 .208 .956
item31 129.05 397.355 .521 .954
item32 129.58 399.699 .432 .954
item33 129.08 388.767 .743 .953
item34 129.25 390.903 .658 .953
item35 129.52 390.943 .556 .954
item36 129.29 397.258 .501 .954
item37 129.20 398.829 .631 .954
item38 129.05 397.045 .635 .954
item39 128.98 393.690 .648 .953
item40 129.28 396.015 .567 .954
item41 129.42 397.318 .569 .954
item42 129.53 393.728 .723 .953
item43 129.54 390.275 .664 .953
item44 129.05 398.783 .550 .954
item45 129.74 394.337 .613 .954
item46 129.66 394.799 .585 .954
item47 129.36 393.115 .656 .953
item48 128.96 397.225 .591 .954
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
137
Percobaan Kedua :
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.960 42
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale
Variance if
Item Deleted
Corrected
Item-Total
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
item1 115.73 362.343 .549 .959
item2 116.18 355.671 .652 .958
item3 115.85 369.464 .337 .960
item4 115.59 358.340 .697 .958
item5 115.81 359.155 .615 .959
item6 115.64 361.639 .644 .958
item9 115.78 365.747 .484 .959
item10 115.54 353.823 .778 .958
item11 115.78 363.390 .471 .959
item12 115.60 358.433 .623 .959
item13 115.99 354.155 .707 .958
item15 116.02 354.095 .710 .958
item16 115.69 361.810 .581 .959
item17 115.89 363.453 .553 .959
item19 116.22 362.128 .512 .959
item20 116.19 358.274 .579 .959
item21 115.92 367.434 .471 .959
item23 115.60 356.981 .703 .958
item24 115.92 351.029 .795 .958
item25 115.94 356.556 .713 .958
item26 116.44 365.344 .386 .960
item27 116.14 359.789 .579 .959
item28 115.82 364.385 .469 .959
item29 116.65 368.803 .316 .960
item31 115.79 361.169 .544 .959
item32 116.32 364.672 .411 .960
item33 115.82 353.409 .751 .958
item35 116.26 355.575 .559 .959
item36 116.04 361.487 .509 .959
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
138
item37 115.94 362.913 .646 .959
item38 115.79 361.217 .649 .958
item39 115.72 358.086 .657 .958
item40 116.02 360.571 .567 .959
item41 116.16 362.425 .545 .959
item42 116.27 358.890 .703 .958
item43 116.28 355.824 .641 .958
item44 115.79 363.217 .549 .959
item45 116.48 359.681 .587 .959
item46 116.40 360.219 .557 .959
item47 116.11 358.024 .648 .958
item48 115.71 361.043 .617 .959
item34 115.99 354.917 .682 .958
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
139
Lampiran 8. Reliabilitas Skala Kepuasan Perkawinan Setelah Uji Coba
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.959 42
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
140
Lampiran 9. Reliabilitas Skala Penyesuaian Diri Setelah Uji Coba
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.951 32
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
141
Lampiran 10. Uji Normalitas
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Kepuasan .080 53 .200* .946 53 .017
a. Lilliefors Significance Correction
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Penyesuaian .099 53 .200* .984 53 .701
a. Lilliefors Significance Correction
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
142
Lampiran 11. Uji Linearitas
ANOVA Table
Sum of
Squares df
Mean
Square F Sig.
Kepuasan *
Penyesuaian
Between
Groups
(Combined) 7396.159 25 295.846 1.607 .115
Linearity 2822.039 1 2822.039 15.325 .001
Deviation
from
Linearity
4574.120 24 190.588 1.035 .463
Within Groups 4971.917 27 184.145
Total 12368.075 52
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
143
Lampiran 12. Uji Hipotesis
Correlations
Kepuasan Penyesuaian
Kepuasan Pearson
Correlation
1 .478**
Sig. (1-tailed) .000
N 53 53
Penyesuaian Pearson
Correlation
.478**
1
Sig. (1-tailed) .000
N 53 53
**. Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
top related