hubungan antara faktor renforcing dan …
Post on 19-Oct-2021
60 Views
Preview:
TRANSCRIPT
HUBUNGAN ANTARA FAKTOR RENFORCING DAN AKSESABILITAS POSYANDU
DENGAN KUNJUNGAN IBU MEMBAWA ANAK BALITA KEPOSYANDU
DI DESA RASAU JAYA 1
1 Mahasiswa Peminatan Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku Fakultas Ilmu Kesehatan, Jurusan,
Universitas Muhammadiyah Pontianak, 20132,3 Dosen Tetap Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pontianak
ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara faktor renforcing dan aksesabilitas posyandu
dengan kunjungan ibu membawa anak balita keposyandu di desa rasau jaya 1. Desain dalam penelitian ini adalah observasional yang bersifat analitik dengan pendekatan cross sectional kemudian dilakukan analisis dengan uji chi square dengan á = 5% (0,05). Tehnik pengambilan sampel Proposional random sampling dengan jumlah responden sebanyak 176 ibu. Hasil penelitian yang diperoleh adalah ada hubungan antara dukungan keluarga (p = 0,010), dengan kunjungan ibu membawa balita ke posyandu. Sedangkan dukungan kader posyandu (p = 0,341), dukungan TOMA (p = 0,144) jarak tempat tinggal (p = 0,477 ) dan sumber informasi (p = 0,683) menunjukkan tidak ada hubungan dengan kunjungan ibu membawa balita ke posyandu.
Kata Kunci : Posyandu, Balita, Dukungan Keluarga, kunjungan.
ABSTRACTTherefore, this study aims at figuring out the correlation of reinforcing factor, Posyandu accessibility, and
maternal and infants visit to the Posyandu in Desa Rasau Jaya 1. An analytic observational design and cross sectional approach were carried out in this study. The samples of 176 mothers were randomly selected by using promotional random sampling. Then, the data gathered were analyzed by employing a chi square test. The study revealed two findings. First, that there was correlation of family support (p=0,010) and maternal and infants visit to the neighborhood health centers (Posyandu). Second, there were no correlation of health workers support (p=0,477), local public figures' support (p=0,144), distance of patients' residence(p=0,477), sources of information (p=0,683), and maternal and infants visit to the neighborhood health centers (Posyandu).
Keywords: Posyandu, Infants, family support, visit
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Rencana strategis Kementerian
Kesehatan RI tahun 2010-2015 bertujuan
mewujudkan visi “masyarakat sehat yang
mandiri dan berkeadilan”. Memberi
penekanan pada pencapaian sasaran prioritas
nasional melalui perhatian pada dinamika
epidemiologi penyakit. Epidemiologi gizi
sebagai bagian dari ruang lingkup
epidemiologi secara umum merupakan salah
upaya deteksi dini terhadap masalah
1.kesehatan yang diakibatkan faktor gizi
Posyandu merupakan salah satu
bentuk Upaya Kesehatan Bersumber Daya
Masyarakat (UKBM) yang dikelola dan
diselenggarakan dari, oleh, dan untuk
masyarakat dalam penyelenggaraan
pembangunan kesehatan, guna mem-
berdayakan masyarakat dalam memperoleh
pe layanan keseha tan dasar un tuk
mempercepat penurunan angka kematian ibu 2.dan bayi
Posyandu adalah pusat pelayanan
keluarga berencana dan kesehatan yang
1 2 3Fauziah , Mardjan dan Andri Dwi Hernawan
38 Jurnal Mahasiswa dan Penelitian Kesehatan - JuManTik
dikelola dan diselenggarakan dari, untuk dan
oleh masyarakat dengan dukungan teknis
dari petugas kesehatan dalam rangka
pencapaian Norma Keluarga Kecil Bahagia
Sejahtera (NKKBS). Kegiatan posyandu
merupakan kegiatan nyata yang melibatkan
partisipasi masyarakat dalam upaya
pelayanan kesehatan dari masyarakat, yang
dilaksan oleh kader-kader kesehatan yang
telah mendapatkan pendidikan dan pelatihan
dari puskesmas mengenai pelayanan
kesehatan dasar (Depkes RI, 2007).
Kegiatan penimbangan di posyandu
dimaksudkan untuk memantau status gizi
balita dan melihat tingkat partisipasi
masyarakat, berdasarkan data Riskesdas,
h a m p i r 7 8 % p e n i m b a n g a n b a l i t a 3
dilaksanakan di Posyandu .
Persentase cakupan penimbangan
balita di kab. Kubu Raya 3 tahun terakhir
terus berfluktuasi, dan cenderung masih
dibawah rata-rata dari jumlah yang
d iharapkan . Tahun 2009 cakupan
penimbangan 25,03% (Dinkes prov Kal-Bar,
2009). Tahun 2010 turun menjadi 22,14%
(Dinkes prov Kal-Bar, 2010). Tahun 2011
cakupan penimbangan hanya 28,31% jumlah
rata-rata yang diharapkan D/S nya 80% 4
mengacu pada MDG'S .
Cakupan penimbangan di wilayah
binaan puskesmas Rasau Jaya tahun 2010
antara lain cakupan penimbangan bayi
20,89% dari 3.337 balita dan cakupan pada
tahun 2011 masih dibawah rata-rata, yaitu
29,3% dari 2.415 balita. Dari 18 puskesmas
di Kab. Kubu Raya cakupan penimbangan
bayi di wilayah binaan puskesmas Rasau
Jaya rendah ke 2 dari Puskesmas Kubu. Data
persentase jumlah balita yang ditimbang di
Desa wilayah kerja Puskesmas Rasau Jaya
bulan Desember 2012, yaitu Desa Rasau Jaya
1, (20,59%), Rasau Jaya II, (58,07%) , Rasau
Jaya III, (43,86%), Rasau Jaya Umum,
(33,05%), Bintang Mas (34,21%), Pematang
Tujuh, (34,78%). Hasil data penimbangan
diatas menunjukkan bahwa Desa Rasau Jaya
1 memiliki jumlah bayi 1250 orang, dan
terdapat 7 posyandu yang tersebar di desa
Rasau Jaya 1, tetapi kenyataanya hanya 257
orang yang datang ke posyandu dan
melakukan penimbangan, pencapaian D/S 5
nya masih rendah hanya 20,59% .
Lawrence Green (dalam Notoadmojo,
2003) mengatakan bahwa seseorang tidak
mau mengimunisasi anaknya diposyandu
dapat disebabkan karena orang (ibu) tersebut
tidak atau belum mengetahui manfaat
imunisasi bagi anaknya (predisposing
factor). tetapi juga karena rumahnya jauh
dengan posyandu atau puskesmas tempat
mengimunisasi nya (enabling factor). Sebab
lain mungkin karena para petugas kesehatan
atau tokoh masyarakat lain disekitarnya tidak
p e r n a h m e n g i m u n i s a s i a n a n k n y a
(reinforcing factor). Kesimpulannya bahwa
perilaku seseorang atau masyarakat tentang
kesehatan ditentukan oleh pengetahuan,
sikap, kepercayaan, tradisi, dan masyrakat
yang bersangkutan. Ketersediaan fasilitas
sikap, dan perilaku para petugas kesehatan
terhadap kesehatan juga mendukung dan 6memperkuat terbentuknya perilaku .
Hasil indepth interview di wilayah
kerja puskesmas Rasau Jaya yaitu dilihat dari
pendidikan pengetahuan ibu tentang manfaat
dari berkunjung ke posyandu masih kurang,
karena ibu hanya datang untuk menimbang
dan mengimunisasi anaknya saja, tanpa
bertanya lebih lanjut manfaat setelah
ditimbang dan diimunisasi, dukungan
39Jurnal Mahasiswa dan Penelitian Kesehatan - JuManTik
keluarga juga kurang, karena pekerjaan
suami, jadi tidak memberi informasi kegiatan
posyandu kepada ibu, dan kurangnya
sosialisasi dari petugas kesehatan secara
berkontinyu, untuk memotivasi ibu agar
pergi ke posyandu secara rutin satu bulan 7sekali .
Survei awal yang dilakukan peneliti
dengan mewawancarai 10 orang ibu yang
mempunyai balita di wilayah kerja
Puskesmas Rasau Jaya, 8 orang ibu yang
diwawancarai dapat di l ihat bahwa
lingkungan daerah yang akan diteliti
merupakan dae rah yang ra ta - ra ta
penduduknya berpendidikan rendah dengan
mata pencaharian yang berfariasi.
Proses pemenuhan pe layanan
kesehatan oleh masyarakat cenderung jarang
dan lebih bersifat pasif yang artinya kalo
belum mengalami tingkat keparahan yang
tinggi maka tidak melakukan proses
pengobatan, sehingga karena perhatian yang
rendah atas kesehatan tersebut maka jumlah
frekuensi kunjungan jadi fluktuatif.
Intensitas menurunya kunjungan dilihat dari
aktivitas yang disebabkan tuntutan ekonomi
yang menuntut ibu-ibu ikut bekerja
memenuhi kebutuhan yang menjadikan
waktu untuk datang ke Posyandu ter-
lewatkan, dengan pekerjaan mayoritas 8
swasta .
Penelitian Paola juga menyatakan
bahwa pekerjaan ibu mempunyai pengaruh
terhadap partisipasi ibu dalam membawa 9balitanya untuk berkunjung di posyandu .
Posyandu merupakan salah satu bentuk
Upaya Kesehatan Bersumber Daya
Masyarakat (UKBM) yang dikelola dan
diselenggarakan dari, oleh, untuk dan
bersama masyarakat dalam penyelenggaraan
pembangunan kesehatan, guna mem-
berdayakan masyarakat dan memberikan
kemudahan kepada masyarakat dalam
memperoleh pelayanan kesehatan dasar
untuk mempercepat penurunan angka 1
kematian ibu dan bayi .
Manfaat dari posyandu Memperoleh
kemudahan untuk mendapatkan informasi
dan pelayanan kesehatan dasar, terutama
berkaitan dengan penurunan Angka 2
Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi
Anak balita adalah anak yang telah
menginjak usia diatas 1 tahun atau lebih
populer dengan pengertian usia anak
dibawah lima tahun. Anak balita juga
merupakan kelompok umur yang rawan gizi
dan rawan penyakit maka dari itu wajib bagi
anak bayi dan balita untuk dibawa ke
posyandu, dimana bisa melihat tumbuh dan 7.
kembang anak setiap bualnnya
Kader posyandu dipilih oleh pengurus
posyandu dari anggota masyarakat yang
bersedia, mampu dan memiliki waktu untuk
menyelenggarakan kegiatan posyandu.
Jarak adalah ukuran jauh dekatnya
antara tempat yang satu dengan tempat yang
lain dan diukur dengan satuan meter. Jarak
adalah angka yang menunjukkan suat benda
lainnya melalui lintas tertentu. Untuk Jarak
disini merupakan jarak yang harus ditempuh
oleh ibu dari rumahnya menuju ke 11.posyandu
Pemberian informasi adalah untuk
mengugah kesadaran seseorang terhadap
suatu motivasi yang berpengaruh terhadap 12
pengetahuan .
Keluarga merupakan dua orang atau
lebih yang disatukan oleh ikatan-ikatan
kebersamaan dan keintiman. Keluarga
merupakan suatu sistem terbuka yang terdiri
40 Jurnal Mahasiswa dan Penelitian Kesehatan - JuManTik
dari semua unsur dalam sistem, mempunyai
struktur tujuan atau fungsi dan mempunyai 13
organisasi internal, seperti sistem yang lain .
Keluarga juga mempengaruhi kunjungan ibu
membawa balita ke posyandu, dimana lewat
keluarga apakah ibu bisa berkunjung secara
aktif atau tidak ke posyandu.
Selain keluarga, kader, jarak tempat
tinggal dan sumber informasi keterlibatan
tokoh masyarakat (ketua RW/RT) sebagai
pendukung kegiatan Posyandu sangat 14
dibutuhkan .
Agar sebuah posyandu dapat berjalan
lancar dan lestari maka diperlukan dukungan
atau peran serta dari warga masyarakat yang
berada di wilayah kerja suatu posyandu.
Hal ini lah yang memperkuat peneliti
untuk meneliti hubungan antara faktor
reinforcing dan aksesibilitas posyandu
dengan kunjungan ibu membawa balita ke
posyandu di Desa Rasau Jaya 1.
Metode
Penelitian ini dilakukan di Desa Rasau
Jaya 1, dimana Desa Rasau Jaya 1 merupakan
desa Wilayah binaan Puskesmas Rasau Jaya.
Jarak antara Desa Rasau Jaya 1 dengan
puskesmas Rasau Jaya adalah 500m, mata
pencaharian ekonomi masyarakat di Rasau
Jaya 53,61 % adalah sebagai Petani.
Desain penelitian yang dilaksanakan
adalah penelitian observasional yang bersifat
analitik dengan pendekatan cross sectional,
yaitu untuk mengetahui hubungan antara
faktor reinforcing dan aksesibilitas posyandu
dengan kunjungan ibu membawa balita ke
posyandu di Desa Rasau Jaya 1. Populasi
dalam penelitian ini yaitu semua ibu yang
memiliki anak balita yang terdaftar di
posyandu yang terdapat di Desa Rasau Jaya
1, yaitu berjumlah 618 balita. Dengan jumlah
sampel yang dijadikan responden sebanyak
176 orang. Teknik sampling yang digunakan 10.
adalah Proposional random sampling
Jenis data yang dikumpulkan dalam
penelitian ini adalah data primer seperti
karakteristik responden dan distribusi
frekuensi tingkat dukungan keluarga, kader,
tokoh masyarakat, jarak tempat tinggal, dan
sumber informasi posyandu. serta data
sekunder seperti Kartu Menuju Sehat (KMS)
atau daftar hadir balita ke Posyandu. Teknik
pengumpulan data dalam penelitian ini
adalah wawancara langsung dengan alat ukur
kuesioner yang telah diuji validitas dan
reliabilitasnya. Data yang diperoleh dari
responden kemudian dikumpulkan dengan
lengkap, kemudian diolah dengan cara
editing, coding, scoring, entry data dan
tabulating. Setelah semua proses tersebut
baru dilakukan analisis menggunakan
fasilitas program analisis statistik dengan uji 10
Chi-Square .
Hasil
Tabel 1 Karakteristik Responden
Berdasarkan Umur, Pendidikan dan
Pekerjaan di Desa Rasau Jaya 1
Karakteristik
Remaja
Dewasa
Lansia
Tidak Sekolah
SD
SMP
SMA
PT
Ibu Rumah Tangga
Petani/ Buruh
Wiraswasta
PNS
Umur
Pendidikan
Pekerjaan
frekuensi
56
114
6
34
29
51
45
17
118
27
23
8
%
31,8
64.8
3,4
19,3
16,5
29,0
25,6
9,7
67,0
15,3
13,1
4,5
Sumber: Data Primer, 2013
41Jurnal Mahasiswa dan Penelitian Kesehatan - JuManTik
Berdasarkan tabel di atas didapat
bahwa umur responden terbanyak yaitu (26-
35th) berjumlah 114 orang (64,8%),
berdasarkan tingkat pendidikan ibu desa
Rasau Jaya 1 paling banyak adalah SMP
yaitu berjumlah 51 orang (29,0%),
berdasarkan pekerjaan responden sebagian
besar responden bekerja sebagai ibu rumah
tangga berjumlah 118 orang (67,0%).
Tabel 2 Analisis Univariat Dukungan
keluarga, Kader, TOMA, Tempat Tinggal,
Sumber informasi dan Kunjungan ibu
ke posyandu di Desa Rasau Jaya 1
Dukungan Keluarga
Dukungan Kader
Dukungan TOMA
Jarak Tempat Tinggal
Sumber Informasi
Kunjungan
Mendukung
Kurang
Mendukung
Kurang
Mendukung
Kurang
Dekat
Jauh
Pernah
Tidak Pernah
Aktif
Tidak aktif
54
122
16
160
25
151
119
57
152
24
107
69
30,7
69,3
9,1
90,9
14,2
85,8
67,6
32,4
86,4
13,6
60,8
39,2
frekuensi % Distribusi Frekuensi
Sumber: Data Primer, 2013
Berdasarkan tabel diatas diketahui
bahwa responden sebagian besar kurang
mendapat dukungan keluarga berjumlah
122orang (69,3%). Berdasarkan Dukungan
kader diketahui bahwa responden sebagian
besar kurang mendapat dukungan kader
berjumlah 160orang (90,9%). Berdasarkan
Dukungan TOMA diketahui bahwa
responden sebagian besar kurang mendapat
dukungan TOMA berjumlah 151orang
(85,8%). Berdasarkan Jarak tempat tinggal
diketahui bahwa responden sebagian besar
mempunyai tempat tinggal dekat berjumlah
119orang (67,6%). Berdasarkan Sumber
informasi diketahui bahwa responden
sebagian besar pernah mendapat sumber
informasi berjumlah 154 orang (86,4%).
Tabel 3 Analisis Bivariat Dukungan
keluarga, Kader, TOMA, Tempat Tinggal,
Sumber informasi dan Kunjungan ibu ke
posyandu di Desa Rasau Jaya 1
Variabel
Kategori Kunjungan
RP
95% CI p valueMendukung
Kurang
mendukung Total
n % n % N %
42 Jurnal Mahasiswa dan Penelitian Kesehatan - JuManTik
Dukungan Keluarga
Mendukung 41 75,9 13 24,1 54 100 1,403 0,010
Kurang Mendukukng 66 54,1 56 45,9 122 100
Total 107 60,8 69 39,2 176 100
Dukungan Kader
Mendukung 12 75,0 4 25,0 16 100 1,263 0,341
Kurang Mendukung 95 59,4 65 40,6 160 100
Total 107 60,8 69 39,2 176 100
Dukungan TOMA
Mendukung 19 76,0 6 24,0 25 100 1,304 0,144
Kurang Mendukung 88 58,3 63 41,7 151 100
Total 107 60,8 69 39,2 176 100
Jarak Tempat Tinggal
Dekat 75 63,0 44 37,0 119 100 0,477 1,332
Jauh 32 56,1 25 43,9 57 100
Total 107 60,8 69 39,2 176 100
Sumber Informasi
Pernah 91 59,9 61 40,1 152 100 0,683 0,746
Tidak Pernah 16 66,7 8 33,3 24 100
Total 107 60,8 69 39,2 176 100
Sumber: Data Primer, 2013
Berdasarkan tabel di atas diketahui
bahwa reponden yang mendapat dukungan
keluarga dengan kunjungan ibu aktif
s e b a n y a k ( 7 5 , 9 % ) l e b i h b a n y a k
dibandingkan dengan yang kurang mendapat
dukungan keluarga yaitu (54,1%). Hasil uji
statistik Chi Square diperoleh p value=0,010
(p = 0,05) sehingga Ho ditolak. Dengan
demikian maka dapat disimpulkan bahwa
ada hubungan antara dukungan keluarga
dengan kunjungan ibu ke posyandu. Hasil
analisis diperoleh nilai Ratio Prevalensi =
1,403 artinya dukungan keluarga merupakan
faktor risiko. Hal ini berarti bahwa responden
yang mendapat dukungan keluarga
mempunyai peluang 1,403 kali untuk
berkunjung ke posyandu dibandingkan
dengan responden yang kurang mendapatkan 7
dukungan keluarga .
Berdasarkan tabel di atas diketahui
bahwa responden yang mendapat dukungan
kader posyandu dengan kunjungan ibu aktif
s e b a n y a k ( 7 5 , 0 % ) l e b i h b a n y a k
dibandingkan dengan yang kurang mendapat
dukungan kader yaitu (59,4%). Hasil uji
statistik Chi Square diperoleh p value=0,341
(p > 0,05) sehingga Ho diterima. Dengan
demikian maka dapat disimpulkan bahwa
43Jurnal Mahasiswa dan Penelitian Kesehatan - JuManTik
tidak ada hubungan antara dukungan kader
posyandu dengan kunjungan ke posyandu.
Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa
responden yang mendapat dukungan TOMA
dengan kunjungan ibu aktif sebanyak
(76,0%) lebih banyak dibandingkan yang
kurang mendapatkan dukungan TOMA
(58,3%). Hasil uji statistik Chi Square
diperoleh p value=0,144 (p > 0,05) sehingga
Ho diterima. Dengan demikian maka dapat
disimpulkan bahwa tidak ada hubungan
antara dukungan TOMA dengan kunjungan
ibu ke posyandu.
Berdasarkan tabel di atas diketahui
bahwa responden lebih banyak yang jarak
tempat tinggalnya dekat dengan posyandu
(63,0%) dibandingkan dengan yang jarak
tempat tinggal jauh dari posyandu yaitu
(56,1%). Hasil uji statistik Chi Square
diperoleh p value=1,332 (p > 0,05) sehingga
Ho diterima. Dengan demikian maka dapat
disimpulkan bahwa tidak ada hubungan
antara jarak tempat tinggal dengan
kunjungan ibu ke posyandu.
Berdasarkan tabel di atas diketahui
bahwa responden yang tidak pernah
mendapatkan sumber informasi tentang
posyandu sebanyak (66,7%) lebih banyak
dibandingkan yang pernah mendapat sumber
informasi (59,9%). Hasil uji statistik Chi
Square diperoleh p value=0,746 (p > 0,05)
sehingga Ho diterima. Dengan demikian
maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada
hubungan antara sumber informasi dengan
kunjungan ke posyandu.
PEMBAHASAN
Hubungan Antara Dukungan Keluarga
Dengan Kunjungan Ibu Membawa Balita
Ke Posyandu Di Desa Rasau Jaya 1.
Hasil uji statistik Chi Square
menunjukkan ada hubungan antara
dukungan keluarga dengan ibu membawa
balita ke posyandu di desa rasau jaya 1.
Dengan p value sebesar = 0,010. Individu
sejak lahir berada di dalam suatu kelompok
terutama kelompok keluarga, perilaku
individu dalam pemanfaatan pelayanan
kesehatan termasuk posyandu dipengaruhi
atau memengaruhi setiap anggota dalam
keluarga. Suami sebagai kepala keluarga
memberi kontribusi kepada perilaku ibu 6
dalam memanfaatkan posyandu .
Berdasarkan hasil penelitian terbukti
bahwa dukungan keluarga mempengaruhi
kunjungan ibu membawa balita ke Posyandu.
Hal ini berarti keluarga harus mendukung
dalam memberitahukan ibu tentang
informasi posyandu, keluarga mengerti
manfaat ibu membawa balita ke posyandu,
dan keluarga mendampingi ibu saat
berkunjung ke posyandu supaya ibu tidak
mempunyai persepsi seperti hasil penelitian
diatas. Berdasarkan analisa per item variabel
dukungan keluarga diketahui bahwa
pertanyaan yang dijawab benar terbanyak
oleh responden adalah pertanyaan nomor 2
sebesar (50.6%) yaitu mengenai “keluarga
memot ivas i agar ibu menimbang,
mengimunisasi dan mengikuti kegiatan
posyandu lainnya setiap bulannya”
sedangkan pertanyaan yang dijawab salah
terbanyak oleh responden adalah pertanyaan
nomor 3 sebesar (70,5%) yaitu mengenai
“keluarga kurang mengetahui manfaat dari
ibu membawa anak balita keposyandu”. Hal
ini berarti bahwa responden masih kurang
mengetahui manfaat dari ibu yang
44 Jurnal Mahasiswa dan Penelitian Kesehatan - JuManTik
mempunyai balita berkunjung ke posyandu.
Berdasarkan hasil analisa univariat,
diketahui bahwa responden terbanyak adalah
responden yang kurang mendapat dukungan
keluarga berjumlah 122 orang (69,3%). Hal
ini berarti sebagian responden kurang
mengetahui manfaat dari ibu membawa anak
balita ke posyandu, kurang memotivasi ibu
dan keluarga jarang mendampingi ibu untuk
berkunjung ke posyandu.
Untuk itu disarankan kepada keluarga
yang memilki bal i ta untuk dapat
memberikan motivasi, dukungan dan
perhatiannya kepada ibu, serta mengetahui
manfaat ibu berkunjung ke posyandu.
Hubungan Antara Dukungan Kader
Dengan Kunjungan Ibu Membawa Balita
Ke Posyandu Di Desa Rasau Jaya 1.
Hasil Uji statistik Chi Square
menunjukkan tidak ada hubungan antara
dukungan kader dengan ibu membawa balita
ke posyandu di desa rasau jaya 1.
Kader selain mempunyai tugas dan
fungsinya ia juga harus mampu ber-
komunikasi dengan efektif baik dengan
individu, kelompok maupun masyarakat,
pelaksanaan posyandu, serta dapat
memantau pertumbuhan dan perkembangan 15anak balita . Berdasarkan hasil analisa
univariat, diketahui bahwa responden
terbanyak adalah responden yang kurang
mendapat dukungan kader berjumlah 160
orang (90,9%).
Dorongan adalah dukungan dari diri
manusia untuk bertindak atau berprilaku.
dorongan dapat ditimbulkan oleh berbagai
sumber seperti lingkungan dan peran kader.
faktor lingkungan yang mempengaruhi jarak
rumah ke Posyandu dan adanya peran kader
seperti pemberian informasi kesehatan yaitu
mengenal imunisasi kepada ibu-ibu tentang
manfaat dan tujuan dari imunisasi akan
membangkitkan motivasi ibu untuk
membawa bayinya imunisasi dasar ke 6Posyandu . Berdasarkan analisa per item
variabel dukungan kader diketahui bahwa
pertanyaan yang dijawab benar terbanyak
oleh responden adalah pertanyaan nomor 1
sebesar (56,3%) yang mengenai “kader
posyandu memberikan informasi kepada ibu
yang mempunyai balita untuk datang ke
posyandu” sedangkan pertanyaan yang
dijawab tidak benar oleh responden adalah
pertanyaan nomor 3 sebesar (75,0%) yaitu
mengenai “kader posyandu mengingatkan
ibu untuk selalu membawa balita setiap
bulannya ke posyandu”.
Untuk menumbuhkan kesadaran
masyarakat atau responden membawa
anaknya berkunjung ke posyandu diperlukan
peran serta kader dan tenaga kesehatan,
penyuluh kesehatan dalam penyebaran
informasi baik melalui media cetak ataupun
media elektronik, kunjungan rumah door to
door dan pendekatan langsung kepada
keluarga responden.
Hubungan Antara Dukungan TOMA
Dengan Kunjungan Ibu Membawa Balita
Ke Posyandu Di Desa Rasau Jaya 1.
Hasil Uji statistik Chi Square
menunjukkan tidak ada hubungan antara
dukungan TOMA ibu membawa balita ke
posyandu di desa rasau jaya 1.
Dukungan tokoh masyarakat (TOMA)
merupakan faktor (reinforcing) atau
mendukung dan memperkuat terbentuknya 7
perilaku tanggap atau ikut berperan serta .
Berdasarkan hasil analisa univariat,
45Jurnal Mahasiswa dan Penelitian Kesehatan - JuManTik
diketahui bahwa responden terbanyak adalah
responden yang kurang mendapat dukungan
TOMA berjumlah 151 orang (85,5%). Hasil
pertanyaan terbuka, ibu yang kurang aktif
berkunjung ke posyandu dikarenakan kurang
mendapatkan dukungan keluarga 56,8%,
70% karena pekerjaan, dan kurang
mendapatkan informasi dari tokoh
masyarakat 39,8%. Berdasarkan analisa per
item variabel dukungan TOMA diketahui
bahwa pertanyaan yang dijawab benar
terbanyak oleh responden adalah pertanyaan
nomor 1 sebesar (60,2%) yaitu mengenai
“TOMA menghimbau keluarga agar
menyampaikan informasi posyandu, supaya
ibu balita berkunjung ke posyandu
“sedangkan pertanyaan yang dijawab tidak
benar oleh responden adalah pertanyaan
nomor 4 sebesar (71.0%) mengenai “TOMA
t idak memban tu posyandu da l am
menyediakan tempat yang nyaman bagi ibu
yang datang ke posyandu”.
Oleh karena itu perlu adanya dukungan
TOMA kepada responden yang memiliki
balita, agar rajin dan giat mengikuti kegiatan-
kegiatan posyandu, dan TOMA juga
melengkapi fasilitas posyandu demi
kelancaran kegiatan posyandu.
Hubungan Antara Jarak Tempat Tinggal
Dengan Kunjungan Ibu Membawa Balita
Ke Posyandu Di Desa Rasau Jaya 1.
Hasil uji statistik Chi Square
menunjukkan tidak ada hubungan antara
jarak tempat tinggal dengan kunjungan ibu
membawa balita ke posyandu di desa rasau
jaya 1.
Jarak tempat tinggal mengindikasikan
keterjangkauan posyandu. Keterjangkauan
yaitu mudah dijangkau atau tidaknya suatu
tempat dengan menggunakan perhitungan
jarak absolute dan jarak relatif. Jarak
absolute merupakan jarak sebenarnya dari
suatu tempat lainnya, sedangkan jarak relatif
diukur dari pertimbangan tertentu misalnya 1 2
rute, waktu, biaya, kenyamanan .
Berdasarkan hasil analisa univariat,
diketahui bahwa responden terbanyak adalah
responden yang jarak tempat tinggalnya
dekat sebesar (67,6% ).
Berdasarkan pertanyaan terbuka ibu
yang kurang aktif ke posyandu tidak
mengeluhkan jarak tempat tinggal yang jauh,
tetapi mereka sibuk bekrja, dan mengurusi
keluarga, sehingga tidak ada waktu untuk
mengantarkan anaknya ke posyandu. Jika
ada waktu itu pun tidak setiap bulan ibu ibu
ke posyandu, hanya pada waktu waktu
tertentu saja seperti pembagian Vitamin dan
makanan tambahan serta ada faktor-faktor
lain yang kurang mendukung ibu berkunjung
ke posyandu.
Hubungan Antara Sumber Informasi
Dengan Kunjungan Ibu Membawa Balita
Ke Posyandu Di Desa Rasau Jaya 1.
Hasil uji statistik Chi Square
menunjukkan tidak ada hubungan antara
sumber informasi dengan kunjungan ibu
membawa balita ke posyandu di desa rasau
jaya 1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
sebagian besar (86,4) responden pernah
mendapatkan informasi posyandu. Sumber
informasi adalah segala hal yang dapat
digunakan oleh seseorang sehingga
mengetahui tentang hal yang baru,dan
mempunyai ciri-ciri yaitu, (1) dapat dilihat,
dibaca dan dipelajari, (2) diteliti, dikaji dan
d i a n a l i s i s ( 3 ) d i m a n f a a t k a n d a n
dikembangkan didalam kegiatan-kegiatan
46 Jurnal Mahasiswa dan Penelitian Kesehatan - JuManTik
pendidikan, penelitian, laboratorium, (4) 14
ditransformasikan kepada orang lain .
Berdasarkan pertanyaan terbuka yang
dijawab oleh ibu, ada beberapa alasan kenapa
ibu tidak aktif lagi ke posyandu yaitu karena
pekerjaan rumah tangga dan mengurusi anak
yang banyak, selain itu informasi dari kader,
dan tokoh masyarakat kurang didapatkan
ibu. Ibu kurang aktif berkunjung keposyandu
bukan disebabkan kurangnya informasi yang
didapat, tetapi pekerjaan, pengetahuan, dan
pemanfaatan dari posyandu itu sendiri ibu
kurang paham dan kurang mengerti.
Kurangnya dukungan keluarga, dukungan
kader, dan dukungan TOMA mempengaruhi
ibu untuk pergi ke posyandu.
KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil pembahasan yang
telah diuraikan pada bab sebelumnya, maka
peneliti menarik simpulan sebagai berikut:
1. Sebagian besar keluarga kurang
mendukung (69,3%) kepada ibu yang
memil iki bal i ta berkunjung ke
Posyandu.
2. Sebagian besar kader posyandu kurang
mendukung (90,9%) kepada ibu yang
memil iki bal i ta berkunjung ke
Posyandu.
3. Sebagian besar tokoh masyarakat kurang
mendukung (85,8%) kepada ibu yang
memiliki balita berkunjung ke Posyandu
4. Sebagian jarak tempat t inggal
masyarakat dekat (67,6%).
5. Sebagian masyarakat yang mempunyai
balita pernah mendapat sumber
informasi posyandu sebesar (86,4%).
6. Sebagian besar ibu aktif berkunjung
keposyandu (60,8%).
7. Terdapat hubungan antara dukungan
keluarga dengan kunjungan ibu
membawa balita ke Posyandu (p = 0,010;
PR = 1,403).
8. Tidak ada hubungan antara dukungan
kader Posyandu dengan kunjungan ibu
membawa balita ke Posyandu (p =0,341;
PR =1,263).
9. Tidak ada hubungan antara dukungan
tokoh masyarakat dengan kunjungan ibu
membawa balita ke Posyandu (p = 0,144;
PR = 1,304).
10. Tidak ada hubungan anatara jarak tempat
tinggal dengan kunjungan ibu membawa
balita (P=0,477).
11. Tidak ada hubungana natara sumber
Informasi dengan kunjungan ibu
membawa balita (P=0,683)
Berdasarkan simpulan diatas, maka
pada bagian terakhir dari penulisan skripsi ini
ada beberapa saran yang akan peneliti
sampaikan, yaitu sebagai berikut :
1. Untuk Puskesmas
a. Puskesmas diharapkan senantiasa
memberikan pelatihan kepada kader
posyandu secara kontiyu minimal 1
tahun sekali, sehingga dapat
meningkatkan pengetahuan kader
tentang sasaran, fungsi, program dan
tingkat perkembangan posyandu,
dengan demikian diharapkan dapat
menumbuhkan sikap mendukung
kader dalam kegiatan posyandu dan
memberikan partisipasi kepada ibu
yang memil iki bal i ta untuk
berkunjung keposyandu.
b. Puskesmas me la lu i pe tugas
kesehatan hendaknya selalu mem-
47Jurnal Mahasiswa dan Penelitian Kesehatan - JuManTik
berikan dukungan kepada keluarga,
dalam mempartisipasiibu yang
memiliki balita untuk berkunjung
keposyandu setiap bulannya.
c. Puskesmas melakukan pendekatan
dengan tokoh masyarakat dan
bersama sama mengadakan
musyawarah masyarakat desa untuk
membahas masalah-masalah yang
ada di posyandu dan menyumbang-
kan dana untuk melengkapi fasilitas
yang ada di posyandu.
d . Puskesmas secara kont inyu
mengadakan kegiatan penyuluhan
keseha tan kepada ibu yang
mempunyai balita untuk selalu
berkunjung keposyandu setiap
bulannya agar mengetahui tumbuh
kembang anaknya.
2. Untuk Keluarga
a. Keluarga baik itu suami maupun
orang tua senantiasa memberikan
motivasi baik itu berupa dukungan
maupun informasi kesehatan kepada
ibu yang memiliki balita untuk rajin
membawa anaknya ke posyandu.
b. Keluarga baik itu suami maupun
orang tua senantiasa memberikan
perhatian kepada ibu yang memiliki
balita, agar memperhatikan tumbuh
kembang anak nya setiap bulannya
dengan mengikuti kegiatan-kegiatan
yang ada di posyandu.
c. Keluarga baik itu suami maupun
orang tua hendaknya selalu aktif
menginggatkan jadwal ke posyandu
kepada ibu, agar ibu tetap aktif
berkunjung ke Posyandu.
3. Untuk Kader Posyandu
a. Kader Posyandu senantiasa mem-
berikan dorongan kepada ibu-ibu
yang memiliki balita untuk aktif
berkunjung ke posyandu.
b. Kader Posyandu melalakukan pen-
dekatan kepada keluargaibu yang
memilki balita agar setiap bulan nya
ibu membawa balita berkunjung ke
posyandu.
c. Kader Posyandu memberikan
penjelasan kepada ibu secara garis
besar manfaat ibu berkunjung ke
Posyandu.
4. Untuk Tokoh Masyarakat
a. Tokoh masyarakat memberikan
motivasi berupa dukungan dan
sumber informasi posyandu kepada
keluarga yang memilki balita agar
aktif berkunjung ke posyandu.
b. Tokoh masyarakat melakukan
pendekatan kepada keluarga yang
ber tempat t inggal jauh dar i
posyandu, berupa informas i
posyandu agar setiap bulan nya ibu
aktif berkunjung keposyandu dan
tidak ketinggalan informasi.
c. Tokoh masyarakat memberi bantuan
kepada posyandu berupa dana untuk
meningkatkan kinerja kader dan
memberi fasilitas yang baik kepada
ibu yang aktif keposyandu, berupa
tempat posyandu yang disediakan
nyaman dan tenang.
DAFTAR PUSTAKA
Kementerian Kesehatan RI. 2012. Kurikulum
dan Modul Pelatihan Fasilitator
48 Jurnal Mahasiswa dan Penelitian Kesehatan - JuManTik
Pemberdayaan Kader Posyandu.
Jakarta : Kemenkes RI.
Kementerian Kesehatan RI. 2011. Pedoman
Umum Pengelolaan Posyandu .
Jakarta: Kemenkes RI.
Dinkes prov Kal-Bar. 2009. Profil dinas
Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat
2009. Pontianak: Dinkes prov Kal-Bar.
_______. 2010. Profil dinas Kesehatan
Provinsi Kalimantan Barat 2010.
Pontianak : Dinkes prov Kal-Bar.
_______. 2011. Profil dinas Kesehatan
Provinsi Kalimantan Barat 2011.
Pontianak : Dinkes prov Kal-Bar.
Notoatmojo, Soekidjo. 2003. Pendidikan
dan Perilaku Kesehatan. Rineka
Cipta. Jakarta.
Noor'afni. 2008. Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Ketidaksertaan Ibu
Mengikuti Posyandu di Kelurahan
Binjai Estate Tahun 2008. Medan :
Un ive r s i t a s Suma te ra U ta ra .
http://repository.usu.ac.id. diakses
tanggal 6 Juni 2013.
Purba Netsy Paola. 2011. Pengaruh
Pengetahuan Dan Sikap Ibu Balita
Serta Peran Bidan Desa Terhadap
Pemanfaatan Posyandu Di Wilayah
Kerja Puskesmas Bosar Maligas
Kabupaten Simalungun. Medan; USU.
http://repository.usu.ac.id. diakses
tanggal 31 Mei 2013.
_______. 2007. Promosi Kesehatan dan
Ilmu Perilaku. Rineka Cipta. Jakarta.
Riyanto, Agus. 2011. Pengolahan dan
analisis data kesehatan. Nuha Medika.
Yogjakarta.
Jannah, Musyrifatul. 2012. Pengaruh
Tingkat Pendidikan, Pengetahuan,
Jarak Tempat Tinggal Dan Sikap Ibu
K e p a d a P e l a y a n a n P e t u g a s
Puskesmas Terhadap Frekuensi
Kunjungan Ibu Ke Posyandu Di
Kabupaten Lamongan. Universitas
Negeri Surabaya (UNESA). diakses
tanggal 7 juni 2013.
Fitriani, Idil. 2010. Hubungan Pendidikan
Ibu Dengan Kunjungan Balita Ke
Posyandu Di Kecamatan Pemulutan
Selatan Kabupaten Ogan Ilir. Jakarta:
Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Indonesia. ILMIAH
Volume II1 No.2.
Juwariah. 2009. Dukungan Sosial Keluarga
terhadap Anak Down Sindrom di
Yayasan Pembina Anak Cacat (YPAC)
M e d a n . M e d a n : U S U
http://repository.usu.ac.id. diakses
tanggal 10 Juni 2013.
Maretha, Fitri. 2011. Tanggapan Kader
Terhadap Kunjungan Masyarakat di
Posyandu Serta Faktor-faktor yang
Berhubungan Di Puskesmas Jatimulya
K e c a m a t a n Ta m b u n S e l a t a n
Kabupaten Bekasi Tahun 2011. Depok;
FKM UI.
Farhat, Yasir. 2012. Hubungan Dukungan
Lurah Dan Insentif Dengan Keaktifan
Kader Posyandu Wilayah Kerja
Puskesmas Sei Jinggah (D/S Tinggi)
Dan Puskesmas Pelambuan (D/S
Rendah) Kota Banjarmasin. Jurnal
Skala Kesehatan Politeknik Kesehatan
Banjarmasin vol. 3 No. 1; Januari
2012.
49Jurnal Mahasiswa dan Penelitian Kesehatan - JuManTik
top related