hitung cadangan
Post on 25-May-2015
6.261 Views
Preview:
TRANSCRIPT
ENDAPAN MINERALENDAPAN MINERAL
SutartoSutartoLABORATORIUM PETROLOGI DAN BAHAN GALIAN LABORATORIUM PETROLOGI DAN BAHAN GALIAN
Teknik Geologi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta
Cadangan Bahan Galian
MATERI PRAKTIKUM
1. PENGENALAN JENIS ENDAPAN MINERAL2. MENGENAL BATUAN TERALTERASI3. MENGENAL TEKSTUR BIJIH4. MENGENAL PARAGENESA MINERAL5. PENGENALAN EKSPLORASI ENDAPAN
MINERAL DI LAPANGAN6. MENGHITUNG CADANGAN
EKSPLORASIEKSPLORASI
RECONNAISSANCESURVEY PROSPECTNG
GENERAL EXPLORATION
DETAILED EXPLORATION
AIRBORN SURVEYGEOLOGYGEOCHEMISTRY
GEOLOGYGEOCHEMISTRYGEOPHYSICTRAVERSINGHAND SAMPLING
GEOLOGYGEOCHEMISTRYGEOPHYSICTRENCHING/TEST PITTING DRILLING
GEOLOGYGEOPHYSICTRENCHING/TEST PITTINGDRILLINGBULK SAMPLING
STUDI KELAYAKANSTUDI KELAYAKANDAN PERSIAPANDAN PERSIAPAN
EKSPLOITASIEKSPLOITASI
AUDITOR : EKSPLORASI
FEASIBILITYSTUDY
CONSTRUCTION
MINING
URUTAN TERPADU URUTAN TERPADU KEGIATAN EKSPLORASI-EKSPLOITASI TAMBANGKEGIATAN EKSPLORASI-EKSPLOITASI TAMBANG
AUDITOR : TAMBANG
Cadangan (reserves): Skala Peta 1: 500- 1: 5000a) tereka (inferred) Cadangan yang perkiraan perhitungan kuantitatifnya berdasarkan pada
pengetahuan karakteristik geologi dari bahan galian yang diteliti, tinjauan lapangan dengan sedikit pengukuran dan percontohan, dengan tingkat keyakinan 20-40%.
b) terindikasi (indicated) Cadangan yang perhitungannya didasarkan pada pengukuran yang sederhana
(misal dengan tali dan kompas), geofisika, serta data laboratorium, dengan tingkat keyakinan sekitar 50-60%.
a) terukur (measured) Besarnya cadangan sudah ditentukan berdasarkan metode yang baik, seperti
telah dilakukan pemetaan theodolit, sumur uji, pemboran, data laboratorium. Tingkat keyakinan cadangan sekitar 80-85%
Klasifikasi Cadangan
Sumberdaya (resources): 1:10.000-1:100.000a) teridentifikasi Suatu bahan galian, yang sudah diketahui keberadaannya, juga secara umum
diketahui sebarannya serta sedikit kualitasnya, berdasarkan survey lapangan b) tak teridentifikasi Keberadaan suatu bahan galian berdasarkan pengetahuan dan teori geologi
secara umum, bahwasanya berdasarkan teori geologi ada bahan galian di suatu lokasi, tetapi belum ditemukan di lapangan
Parameter
Parameter yang harus diketahui didalam penghitungan cadangan antara lain:
• Luas, dapat dihitung berdasarkan planimeter, perhitungan geometri, atau dengan software (jika peta telah didigitasi)
• Ketebalan, dapat dihitung berdasarkan pengamatan langsung di lapangan, dari MS, dari penampang geologi, maupun dari pemboran
• Dari angka tebal dan luas akan didapat besarnya volume
• Densitas, masa per volume sangat penting dalam perhitungan cadangan. Beberapa komoditas bahan galian harus diketahui beratnya (terutama bahan galian logam), sedangkan yang lain tidak harus (terutama bahan galian industri)
• Kadar, perhitungan kadar diperlukan untuk jumlah bahan galian tertentu yang berada atau bercampur material lain yang tidak berguna. Perhitungan kadar sangat penting terutama untuk bahan galian logam
Penghitungan cadangan:
MENGHITUNG LUAS DAN VOLUME DENGAN BENTUK BAHAN GALIAN MENYERUPAI KERUCUT
TERPANCUNG
UMUMNYA DIHITUNG DENGAN METODE KONTURING
MENGHITUNG LUAS DI LAPANGAN
Melakukan Pengukuran topografi dengan metode:
• Theodolit• Plane table• Tali dan Kompas• Langkah dan Kompas• Global Positioning System (GPS)• Kombinasi
Penggunaan metode tergantung luas area serta biaya
Selesai pengukuran dilakukan penggambaran peta topografi
L1
L2
h1
L2
L2
L3
L2
L2
L3
29
31
30
MENGHIITUNG LUAS
• Dengan Planimeter
• Dengan Geometri
•Dengan komputer (software: map info,autocad dll)
MENGHITUNG VOLUME
21213
1xLLLLhV
Dimana :V = Volume (m3)
h
= Tebal/ beda tinggi antara luas alas dan luas atas (m)L1 = Luas kontur alas(m2)L2 = Luas kontur atas (m2)Dari pengukuran diperoleh data sebagai berikut : Pada kontur L1 diperoleh luasan = 190.700 m2
Pada kontur L2 m diperoleh luasan = 178.600 m2
Nilai h h1 = 1 m, sehingga diperoleh :
322221 17860019070017860019070013
1mmxmmmmxV
Maka Volume totalnya = V1+V2+V3 dst. (Tabel 3.1)
KONTUR KETINGGIAN
LUAS(m2)
TEBAL(m)
VOLUME(m3)
29 190.700 (L1)
1 (h1) 189.400,02 (V1)
30 188.103 (L2)
1 183.330,97
31 178.600
1 171.501.69
32 164.500
1 158.814.04
33 152.800
1 146.657,71
34 140.600
MENGHITUNG LUAS DENGAN BENTUK BAHAN GALIAN TIDAK BERATURAN
UMUMNYA DIHITUNG DENGAN METODE PENAMPANG GEOLOGI
A
A’
C
B
C’
B’
t2
t1
A A’
Luas Penampang A-A’ (L1)
Luas Penampang B-B’ (L2)B B’
t1
MENGHITUNG VOLUME
Dimana :V = Volume (m3)
h
= Tebal/ beda tinggi antara luas alas dan luas atas (m)L1 = Luas penampang A-A’(m2)L2 = Luas penampang B-B’ (m2)Dari pengukuran diperoleh data sebagai berikut : Pada kontur L1 diperoleh luasan = 190.700 m2
Pada kontur L2 m diperoleh luasan = 178.600 m2
Nilai t 1 = 1 m,
Maka Volume totalnya = V1+V2+V3 dst.
V1 = ½ (L1 + L2) t1
PENAMPANG LUAS(m2)
TEBAL(m)
VOLUME(m3)
A-A’ 190.700 (L1)
1 (h1) 185.000,02 (V1)
B-B’ 188.103 (L2)
1 183.330,97
C-C’ 178.600
1 171.501.69
D-D’ 164.500
1 158.814.04
E-E’ 152.800
1 146.657,71
F-F’ 140.600
SPESIFIC GRAVITY
Merupakan perbandingan densitas suatu material terhadap material lain sebagai standar. Standar pembanding yang umum digunakan pada materi padat atau cair adalah air pada kondisi 4° C , dimana air mempunyai densitas 1kg/lt atau 1ton/m3.
Gas umumnya dibandingkan dengan udara kering, yang mempunyai densitas 1.29 g/liter di bawah kondisi standar (0° C dan 1 atmosfer).
Contoh, cairan Hg mempunyai densitas 13.6 kg/lt; sehingga mempunyai SG 13.6.
Gas CO2, mempunyai densitas 1.976 g/litre dibawah kondisi standar, sehingga punya SG 1.53.
Karena satuan pembandingnya sama (masa per unit volume), maka SG tidak mempunyai satuan
DENSITAS (DENSITY)
DENSITAS ADALAH MASA DARI VOLUME SUATU MATERIAL, YANG DIEKSPRESIKAN DENGAN SATUAN kg/lt atau ton/m3.
BERAT= VOLUME X DENSITAS
MENGHITUNG BERAT
CONTOH
Volume batugamping terukur = 5.286.409 m3
Harga densitas rata-rata batugamping adalah 2,4 ton/m3,
Maka berat cadangan batugamping adalah= 2,4 ton/m3 x 5.286.409,780 m3 = 12.687.381 ton
KADAR (GRADE)
Besarnya kandungan satu materi di dalam kumpulan materi lain
Besarnya kandungan unsur logam tertentu atau mineral bijih (mineral logam) dalam suatu tubuh bijih
Besar atau tebal suatu lapisan batuan (bahan galian) dalam kumpulan perselingan batuan
Satuan kadar dapat ppm (gr/ton), ppb, persen, dll
CARA MENGHITUNG KADAR (GRADE)
• Untuk bijih logam pada batuan bisa langsung dilakukan analisa kimia menggunakan metode Atomic Absorbtion Spectometry (AAS), X-Ray Fluoresence (XRF), Fire Assay
• Untuk Bijih Fe pada pasir besi, bisa dilakukan analisa Magnetic Degree lebih dalu sebelum dilakukan analisa kimia
• Untuk mineral berat dilakukan pengamatan mikroskopis pada endapan pasir kering
• Untuk bahan galian industri (misal bentonit), bisa dilakukan MS untuk mengetahui persen lapisan bentonit
KADAR YANG DIGUNAKAN DALAM MENGHITUNG CADANGAN
• Umumnya menggunakan metode “area of influence” Kadar suatu contoh batuan berlaku untuk area di sekitarnya berjarak setengah dari jarak lokasi titik contoh lainnya
MENGHITUNG CADANGAN
CADANGAN = VOLUME ATAU BERAT X KADAR
Contoh:
Berat bijih Au 20 tonKadar rata-rata Au 2 ppm (gr/ton)Maka cadangan Au = 2 gr/ton x 20 ton = 40 gr
Volume bijih bentonit 5.000.000 m3Kadar rata-rata bentonit dalam batuan 10%Maka volume bentonit = 5.000.000 m3 x 10%= 500.000 m3Densitas bentonit rata-rata = 2,5 ton/m3Maka berat bentonit = 500.000 m3 x 2,5 ton/m3 = 1.250.000 ton
Sampel 1
Sampel 6
Sampel 5
Sampel 4
Sampel 3
Sampel 2
Area of influence of Sample 1
Sampel 2
Sampel 2Sampel 2
KOREKSI CADANGAN
Selama proses pengukuran topografi, identifikasi bahan tambang, kondisi geologi, proses penambangan, hingga transfortasi akan menyebabkan jumlah nyata cadangan berbeda dengan pada saat penghitungan awal. Jumlah cadangan yang terhitung harus dikoreksi dengan faktor-faktor tersebut.
Contoh:
Koreksi tebal soil : 5%Koreksi kesalahan pengukuran 5%Koreksi kerusakaan dan kehilanganpada saat penambangan 10% Koreksi kehilangan saat transportasi 5%
No. Nama Bahan Galian Lokasi
1. Bentonit -Desa Tanjungharjo, Kec. Nanggulan, Kab. Kulonprogo-Desa Ngalang, Kec. Gedangsari, Kab. Gunung Kidul
2. Andesit -Desa Kalirejo, Kec. Kokap, Kab. Kulonprogo-Kayoman, Serut, Gedangsari
3. Tras -Desa Ngalang, Kec. Gedangsari, Kab. Gunung Kidul-Desa Pagerharjo, Gerbosari, Ngargosari, Kec. Samigaluh, Kab. Kulonprogo
4. Tanah Liat/Batulempung -Desa Wijimulyo, Donomulyo, Kec. Nanggulan, Kab. Kulonprogo-Desa Hargomulyo, Kec. Kokap, Kab. Kulonprogo
5. Breksi Batuapung -Desa Oro-oro, Terbah, Kec. Patuk, Kab. Gunung Kidul-Desa Segoroyoso, Bawuran, Kec. Pleret, Kab. Bantul-Desa Gayamharjo, Sumberharjo, Sambirejo, Kec. Prambanan, Kab. Sleman
6. Batupasir Kuarsaan -Desa Serut, Sampang, Kec. Gedangsari, Kab. Gunung Kidul
7. Batupasir Tufan -Desa Ngalang, Hargomulyo, Kec. Gedangsari, Kab. Gunung Kidul-Desa Serut, Mertelu, Tegalrejo, Kec. Gedangsari, Kab. Gunung Kidul
8. Breksi Andesit -Desa Ngalang, Hargomulyo, Kec. Gedangsari, Kab. Gunung Kidul
9. Breksi Polemik -Desa Hargomulyo, Mertelu, Tegalrejo, Sampang, Kec. Gedangsari, Kab. Gunung Kidul
10. Zeolit -Desa Sampang, Hargomulyo, Mertelu, Serut, Tegalrejo, Kec. Gedangsari, Kab. Gunung Kidul
11. Batugamping non klastik -Desa Sumbergiri, Ponjong, Krasan, Kenteng, Bedoyo, Gombang, Kec. Ponjong, Desa Candirejo, Dadapayu, Pacarejo, Ngeposari, Kec. Semanu,
12. Kaolin -Jetak, Karangsari, Semin
13. Phospat -Song Pendem, Dodopayu, Semin
14. Tras - Temon, Kulon Progo
15. Sirtu - Kabupaten Serang, Kulonprogro
16. Diatome - Pingit, Temanggung
17. Bentonit - Simo, Boyolali
GABRO
BASALT
DASITOBSIDIAN
BARIT
KAOLIN
BATUPASIR TUFANZEOLIT
MARMER
top related