gatutkaca analisis kekedapan air dengan hukum archimedes
Post on 25-Jun-2015
625 Views
Preview:
TRANSCRIPT
1
MAKALAH OPSI 2011
DINDING GATUTKACA
(Analisis Kekokohan dan Kekedapan Air Berdasarkan
Hukum Archimedes dan Teori Kontinuitas)
Kelompok Bidang Penelitian : Sains Dasar
Bidang Ilmu : Fisika
Ketua Tim Peneliti
Nama Lengkap : Febrianti Silviana Dewi
NIS : 16195
Kelas : XI IPA 5
Anggota Peneliti
Nama Lengkap : Muhammad Hasan Habib
NIS : 16200
Kelas : XI IPA 5
Pembimbing
1. Pembimbing 1:
Nama Lengkap : Fatma Taufiyanti, S.Si
NBM : 948022
Bidang Studi yang Diampu : Kimia
2. Pembimbing 2:
Nama Lengkap : Ridwan Wicaksono
NIM : 09/284228/TK/35189
Bidang Studi yang Diampu : Teknik Elektro UGM, Teknologi Tepat Guna
Instansi Lain yang Terlibat
Nama Instansi : Laboratorium Kimia SMA Muhammadiyah 2 Yogyakarta
Alamat : Jalan Kapas No 7 Yogyakarta
Core business Instansi :
Nama Instansi : Laboratorium Kimia Analitik Dasar UGM
Alamat : Sekip Utara Kotak Pos: BLS 21 Yogyakarta
Core business Instansi :
Nama Instansi : Laboratorium Teknik Sipil dan Lingkungan
Alamat : Jl. Grafika No. 2 Kampus UGM, Yogyakarta 55581, Indonesia,
Phone +62 274 545675, 545676(Fax) jurusan@tsipil.ugm.ac.id
Core business Instansi :
Nama Instansi : BPPTK Yogyakarta
Alamat : Jl. Cendana 15 Yogyakarta - 55166. Telepon: 62 274 514192, 62
274 514180. Fax: 62 274 563630
Core business Instansi :
SMA MUHAMMADIYAH 2 YOGYAKARTA
JALAN KAPAS NO. 7 YOGYAKARTA
2010/2011
2
HALAMAN PENGESAHAN
1. Judul Makalah : Dinding Gatutkaca (Analisis Kekokohan
dan Kekedapan Air Berdasarkan Hukum
Archimedes dan Teori Kontinuitas)
2. Kelompok Bidang Penelitian : Sains Dasar
3. Bidang Ilmu : Fisika
4. Ketua Tim Penelitian
Nama Lengkap : Febrianti Silviana Dewi
NIS : 16195
Kelas : XI IPA 5
E-mail : vi_na@rocketmail.com
Asal Sekolah : SMA Muhammadiyah 2 Yogyakarta
Alamat Sekolah : Jalan Kapas No. 7 Yogyakarta,
Tlp/faks : (0274)540937/(0274)562545
5. Menyatakan bahwa substansi ini, yang berjudul “Dinding Gatutkaca (Analisis
Kekokohan dan Kekedapan Air Berdasarkan Hukum Archimedes dan Teori
Kontinuitas)” belum pernah disertakan dalam lomba apapun, dan dikerjakan dengan
melibatkan anggota peneliti sebanyak 1 orang, pembimbing sebanyak 2 orang, dengan
rincian sebagai berikut:
Anggota Peneliti
Nama Lengkap : Muhammad Hasan Habib
NIS : 16200
Kelas : XI IPA 5
Pembimbing
1. Pembimbing 1:
Nama Lengkap : Fatma Taufiyanti, S.Si
NBM : 948022
Bidang Studi yang Diampu : Kimia
2. Pembimbing 2:
Nama Lengkap : Ridwan Wicaksono
NIM : 09/284228/TK/35189
Bidang Studi yang Diampu : Teknik Elektro UGM, Teknologi Tepat Guna
Yogyakarta, 4 Oktober 2011
Kepala SMA Muhammadiyah 2 Yogyakarta Ketua Tim Peneliti
Drs. H.M. Mahfudz, M.A Febrianti Silviana Dewi
NIP. 19600716 198903 1 011 NIS. 16195
3
SURAT PERNYATAAN ORISINALITAS
MAKALAH DAN HASIL PENELITIAN
Yang bertanda tangan di bawah ini,
Nama Lengkap : Febrianti Silviana Dewi
NIS : 16195
Kelas : XI IPA 5
Sekolah : SMA Muhammadiyah 2 Yogyakarta
Alamat Sekolah : Jalan kapas No 7 Yogyakarta
Telepon/faks sekolah : (0274)540937/(0274)562545
Alamat Rumah : Perum GKPN No 4 Ketandanbaru, Banguntapan, Bantul
Telepon/HP : 087739161195
menyatakan bahwa makalah ini, yang berjudul “Dinding Gatutkaca (Analisis Kekokohan
dan Kekedapan Air Berdasarkan Hukum Archimedes dan Teori Kontinuitas)” adalah
1) sepenuhnya ditulis oleh tim peneliti yang beranggotakan sebanyak 1 orang dengan rincian
sebagai berikut:
Anggota Peneliti
Nama Lengkap : Muhammad Hasan Habib
NIS : 16200
Kelas : XI IPA 5
2) dikerjakan di bawah pembimbing,
Pembimbing
1. Pembimbing 1:
Nama Lengkap : Fatma Taufiyanti, S.Si
NBM : 948022
Bidang Studi yang Diampu : Kimia
2. Pembimbing 2:
Nama Lengkap : Ridwan Wicaksono
NIM : 09/284228/TK/35189
Bidang Studi yang Diampu : Teknik Elektro UGM, Teknologi Tepat Guna
3) orisinal karya tim peneliti ini, tanpa ada unsur plagiatisme baik dalam aspek substansi
maupun penulisan.
Demikian surat pernyataan ini dibuat dengan sebenar-benarnya. Bila dikemudian hari
ditemukan kekeliruan, maka kami bersedia menanggung semua risiko atas perbuatan yang
kami lakukan sesuai dengan aturan yang berlaku.
Yogyakarta, 4 Oktober 2011
Pembimbing Penelitian 2, Yang membuat pernyataan,
Ketua Tim Peneliti
Ridwan Wicaksono Febrianti Silviana Dewi
NIM. 09/284228/TK/35189 NIS. 16195
Kepala SMA Muhammadiyah 2 Yogyakarta Pembimbing Penelitian 1,
Drs. H.M. Mahfudz, M.A Fatma Taufiyanti, S.Si
NIP. 19600716 198903 1 011 NBM. 948022
4
ABSTRAK
Gunung Merapi merupakan gunung api teraktif di dunia. Erupsi Gunung Merapi
menyebabkan sumber mata air di sekitar lokasi bencana tertutup. Selain itu, Gunung Merapi
juga menghasilkann abu vulkanik yang jarang dimanfaatkan oleh masyarakat. Abu vulkanik
cukup berbahaya bagi saluran pernapasan dan kendaraan bermotor, bahkan mesin pesawat.
Namun, abu vulkanik ini juga dapat bermanfaat bagi masyarakat. Kandungan silika pada abu
vulkanik bersifat andesitik (57% 58%) dan berukuran butir lempung (< 2mm). Dugaan
peneliti, abu vulkanik ini dapat dimanfaatkan sebagai campuran untuk pembuatan dinding
yang kokoh dan kedap air. Hal ini dikarenakan, senyawa yang terdapat pada semen dan pasir
adalah SiO2, sehingga molekul semen, pasir dan abu vulkanik dapat berikatan dengan kuat
dan rapat. Oleh karena itu, peneliti membuat bak penampungan air yang kokoh dan kedap air
dengan menggunakan campuran abu vulkanik.
Kegiatan penelitian ini dilakukan dengan langkah-langkah: pertama, abu vulkanik di-
treatmen dalam bentuk cairan, lalu dianalisis menggunakan AAS (Atomic Absorption
Spectrophotometry). Kedua, semen dimasukkan ke dalam ember kemudian ditambahkan
pasir, abu vulkanik dan air lalu diaduk sampai rata. Bahan-bahan tersebut dicampur dengan
perbandingan tertentu, semen:abu vulkanik:pasir adalah 1:0:4,1:1:3, 1:2:2, 1:3:1, dan 1:4:0,
sedangkan airnya ditambahkan setengah dari perbandingan. Dari percobaan tersebut, kami
mendapatkan hasil bahwa campuran abu vulkanik dapat memperkokoh dinding dan
meningkatkan daya kedap dinding dengan perbandingan 1:2:2 (semen:abu vulkanik:pasir).
Ketiga, kami mennganalisis kuat tekan beton dan kekedapan beton dengan menggunakan
hukum Archimedes dalam rumus tekanan, dan debit air.
Key word: abu vulkanik, silika, AAS, kuat tekan beton, kekedapan beton,rumus tekanan,
hukum Archimedes dan debit air.
5
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan karunia,
rahmat, dan hidayah–Nya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang
berjudul “DINDING GATUTKACA (Analisis Kekokohan dan Kekedapan Air
Berdasarkan Hukum Archimedes dan Teori Kontinuitas)”.
Penyusun menyadari bahwa tanpa bantuan dan uluran tangan dari berbagai pihak, karya
tulis ilmiah ini tidak akan terwujud. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini perkenankanlah
penyusun mengucapkan terimakasih kepada :
1. Bapak Drs. H.M. Mahfudz, M.A, selaku kepala SMA Muhammadiyah 2 Yogyakarta,
yang telah memberikan fasilitas dan bimbingannya yang diperlukan dalam penyusunan
Karya Tulis Ilmiah ini.
2. Ibu Fatma Taufiyanti, S.Si selaku pembimbing penyusun dalam Karya Tulis Ilmiah ini.
3. Mas Ridwan Wicaksono selaku pembimbing penyusun dalam Karya Tulis Ilmiah ini.
4. Bapak Ibnu Santosa selaku laboran Laboratorium Kimia SMA Muhammadiyah 2
Yogyakarta yang telah banyak membantu dalam pembuatan alat.
5. Bapak Sugiyanto selaku laboran Laboratorium Teknik Struktur Jurusan Teknik Sipil dan
Lingkungan Fakultas Teknik, UGM yang telah banyak membantu dalam pembuatan alat.
6. Bapak Suprapto selaku Dosen Jurusan Mineralogi, Fakultas Geologi, UPN Veteran yang
telah memberikan referensi kepada penyusun.
7. Ibu Dewi Sri selaku pegawai di Bidang Kegunungapian, BPPTK Yogyakarta yang telah
memberikan referensi kepada penyusun.
8. Orang tua penyusun yang telah memberikan dukungan dan kasih sayang serta
motivasinya kepada penyusun.
9. Dan semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu.
Akhirnya penyusun menyadari bahwa penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini mungkin masih
jauh dari kesempurnaan, baik dari segi isi, susunan bahasa, maupun tata tulisnya. Oleh karena
itu, saran dan kritik sangat penyusun harapkan untuk menuju perbaikan. Semoga Karya Tulis
Ilmiah yang sederhana ini dapat memberikan manfaat yang lebih besar bagi penyusun
khususnya dan pembaca.
Yogyakarta, 4 Oktober 2011
Penyusun
6
DAFTAR ISI
Halaman Judul ............................................................................................................................i
Halaman Pengesahan..................................................................................................................ii
Halaman Pernyataan Orisinalitas ..............................................................................................iii
Abstrak ......................................................................................................................................iv
Halaman Kata Pengantar.............................................................................................................v
Daftar Isi....................................................................................................................................vi
Daftar Tabel.............................................................................................................................viii
Daftar Grafik dan Gambar.........................................................................................................ix
BAB I PENDAHULUAN ..........................................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah………………………………………………………….......1
B. Rumusan Masalah…………………………….……………………….......................2
C. Tujuan Penelitian…………………………………….…………………....................2
D. Batasan Masalah…………………………………………………………………......2
E. Manfaat Penelitian………………………………………….………….....................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA... .............................................................................................3
A. Abu Vulkanik................................................................................................................3
B. Silika..............................................................................................................................3
C. AAS...............................................................................................................................4
D. Kuat Tekan Beton..........................................................................................................6
1. Faktor Air Semen dan Jumlah Semen.....................................................................6
2. Umur Beton.............................................................................................................6
3. Sifat Agregat............................................................................................................6
a. Kekerasan Permukaan dan Ukuran Butir Maksimum.......................................6
b. Gradasi Agregat.................................................................................................7
E. Kekedapan Beton...........................................................................................................7
F. Hukum Archimedes……………………………………………………………….….8
G. Tekanan.........................................................................................................................9
H. Debit Air........................................................................................................................9
I. Hipoteis..........................................................................................................................9
BAB III METODOLOGI .........................................................................................................10
A. Jenis Penelitian……………….……………………………………………………....10
B. Waktu dan Tempat Penelitian………………………………..…………....................10
C. Alat dan Bahan…………………………………………..…………….......................13
D. Analisis Persentase Kandungan Silika pada Abu Vulkanik………………………….13
7
E. Variabel dan Subjek Penelitian…………………….…………...................................14
1. Variabel kontrol (A)..………………..…………………………………………....14
2. Variabel pembanding…………………………………………………………......14
a. Variabel B……………..…………………………………………………......14
b. Variabel C…………………..……………………………………………......15
c. Variabel D………………..………………………………………………......15
d. Variabel E……………………………………………………………………16
F. Penghitungan Secara Matematis…………………………………………………......16
1. Uji kekedapan air pada dinding bangunan……………………………………......16
a. Tekanan…………………………………………………………………….....16
b. Debit (Kontinuitas)……………………………………………………….......17
2. Pengujian kuat tekan beton……………………………………………………….17
G. Desain Penelitian………………………..………….…………...................................18
1. Uji Permeabilitas Dinding Bangunan…………………………………………….18
a. Tekanan air dalam bak………………………………………………………..18
b. Debit air……………………………………………………………………….19
2. Uji Kuat Tekan Dinding………………………………………………………….19
BAB IV PEMBAHASAN ........................................................................................................20
A. Persentase Kandungan Silika Pada Abu Vulkanik……………………………….......20
B. Pengaruh Kandungan Silika Pada Abu Vulkanik Terhadap Dinding………………...21
1. Analisis Kekokohan dan Kekedapan Air Berdasarkan Hukum Archimedes dan
Teori Kontinuitas……..……………………………………………………………....28
2. Ikatan Molekul Abu Vulkanik dengan Molekul Pasir dan Semen………………..29
C. Kualitas Air Pada Bak Penampungan Air………………………………………….....30
D. Cara Pembuatan Bak Penampungan Air dengan Abu Vulkanik………………….......31
E. Kelebihan dan Kekurangan Penelitian……..…………………………………………33
F. Aplikasi Penelitian………………………………………………………………........33
BAB V PENUTUP....................................................................................................................36
A. Simpulan.......................................................................................................................36
B. Saran..............................................................................................................................36
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................37
LAMPIRAN..............................................................................................................................39
A. Foto-foto Penelitian…………………………………………………………..…….....39
B. Anggaran Penelitian…………………………………………………………..……....43
C. Biodata Peneliti………………………………………………………………..……...45
8
DAFTAR TABEL
Tabel 2.4.2.1. Rasio Kuat Tekan Beton pada Berbagai Umur…………………………………6
Tabel 4.1.1. Analisis Kandungan Silika pada Abu Vulkanik oleh Peneliti…………………..20
Tabel 4.1.2. Analisis Kandungan Silika pada Abu Vulkanik oleh BPPTK…………………..21
Tabel 4.2.1.1. Data Kekedapan Air Percobaan Pertama….…………………………………..22
Tabel 4.2.1.2. Data Kekedapan Air Percobaan Kedua……………………………………….22
Tabel 4.2.1.3. Data Kekedapan Air Percobaan Ketiga…………………………………….....22
Tabel 4.2.1.4. Rata-rata Percobaan Kekedapan Air…………………………………………..23
Tabel 4.2.2.1. Data Uji Kuat Tekan Beton Umur 21 Hari Tahap 1…………………………..24
Tabel 4.2.2.2. Rata-rata Uji Kuat Tekan Beton Umur 21 Hari Tahap 1……………………...24
Tabel 4.2.2.3. Data Uji Kuat Tekan Beton Umur 21 Hari Tahap 2…………………………..25
Tabel 4.2.2.4. Rata-rata Uji Kuat Tekan Beton Umur 21 Hari Tahap 2……………………...25
Tabel 4.2.2.5. Data Kuat Tekan Beton Umur 28 Hari (Tahap 1 dan 2)………………………27
Tabel 4.2.2.6. Rata-rata Kuat Tekan Beton Umur 28 Hari (Tahap 1 dan 2)………………….27
Tabel 4.2.3.1. Hasil Penghitungan Debit Air ………………………………………………...29
Tabel 4.2.4.2. Karakteristik Abu Vulkanik dan Pasir………………………………………...30
Tabel 4.3.1. Uji Kualitas Air……………………………………………………………….....31
9
DAFTAR GRAFIK DAN GAMBAR
Gambar 2.3.1. Cara Kerja AAS………………………………………………………………..5
Grafik 4.2.1. Rata-rata Percobaan Kekedapan Air…………………………….……………...23
Grafik 4.2.2.1. Rata-rata Kuat Tekan Beton Tahap 1………………………………………...25
Grafik 4.2.2.2. Rata-rata Kuat Tekan Beton Tahap 2………………………………………...26
Grafik 4.2.2.3. Rata-rata Kuat Tekan Beton umur 28 Hari (Tahap 1 dan 2) ………………...28
Gambar 4.6.1. Desain Bak Penampungan Air Hujan………………………………………...34
10
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia merupakan negara yang di kelilingi banyak gunung berapi. Salah satu
daerah di Indonesia yang memiliki gunung berapi paling aktif adalah di Provinsi Daerah
Istimewa Yogyakarta, yaitu Gunung Merapi. Gunung Merapi ini terkenal dengan gunung
api yang sangat aktif. Sehingga sewaktu-waktu dapat menyebabkan bencana gunung
meletus.
Bencana meletusnya Gunung Merapi menghasilkan beberapa material vulkanik, salah
satunya abu vulkanik yang berukuran < 2mm. Komposisi material ini mayoritas
didominasi oleh senyawa-senyawa yang memiliki melting (titik didih) yang rendah seperti
SiO2 dan Al2O3. Sebagian masyarakat menganggap material vulkanik yang dapat
dimanfaatkan untuk bangunan hanya yang berupa pasir dan batu. Dari sisi lain material
abu vulkanik hanya dapat dimanfaatkan untuk memperkaya unsur hara dalam tanah dalam
kurun waktu tertentu. (sains.kompas.com)
Dugaan peneliti, kandungan silika pada abu vulkanik yang dapat digunakan sebagai
campuran bahan bangunan yang ringan, kedap air dan kokoh. Hal itu dikarenakan,
senyawa yang terdapat pada semen dan pasir adalah SiO2, sehingga molekul semen, pasir
dan abu vulkanik dapat berikatan dengan kuat dan rapat. Selain itu ukuran butir abu
vulkanik lebih kecil daripada pasir, tetapi luas permukaan abu vulkanik lebih besar
daripada pasir, sehingga laju reaksinya lebih cepat dan lebih rapat.
Selain menghasilkan abu vulkanik, erupsi Gunung Merapi menyebabkan tertutupnya
sumber mata air di daerah bencana sehingga masyarakat kekurangan air bersih. Mereka
membutuhakan tempat untuk menampung air bersih yang kokoh dan kedap air. Sehingga,
peneliti ingin melakukan penelitian dengan memanfaatkan silika abu vulkanik untuk
pembuatan bak penampungan air yang kokoh dan kedap air.
Oleh karena itu, peneliti melakukan suatu penelitian yang berjudul “DINDING
GATUTKACA (Analisis Kekokohan dan Kekedapan Air Berdasarkan Hukum
Archimedes dan Teori Kontinuitas)” (Dinding yang GAgah, berkualiTas, kUaT, Kedap
Air karena siliCA pada abu vulkanik Gunung Merapi). Penelitian ini bertujuan untuk
membuktikan bahwa silika (SiO2) dapat memperkedap dan memperkokoh dinding,
dengan menggunakan Hukum Archimedes dalam rumus tekanan untuk pembuktian
kekokohan dan teori kontinuitas untuk kekedapan beton.
11
B. Rumusan Masalah
1. Berapa persentase kandungan silika pada abu vulkanik dari Gunung Merapi?
2. Bagaimana pengaruh penggunaan abu vulkanik terhadap kekokohan dan kekedapan
dinding?
3. Apakah penggunaan silika pada abu vulkanik dalam pembuatan bak penampungan air
berbahaya terhadap kesehatan?
4. Bagaimana cara pembuatan bak penampungan air yang kokoh dan kedap air dengan
memanfaatkan kandungan silika yang ada pada abu vulkanik?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui persentase kandungan silika pada abu vulkanik dari Gunung
Merapi.
2. Untuk mengetahui pengaruh penggunaan abu vulkanik terhadap kekokohan dan
kekedapan dinding.
3. Untuk mengetahui bahaya silika pada abu vulkanik dalam pembuatan bak air terhadap
kesehatan.
4. Untuk mengetahui cara pembuatan bak penampungan air yang kokoh dan kedap air
dengan memanfaatkan kandungan silika yang ada pada abu vulkanik.
D. Batasan Masalah
1. Analisis kekedapan menggunakan hukum Archimedes, debit air (kontinuitas), dan
ikatan antar molekul.
2. Analisis kekokohan menggunakan rumus tekanan beton.
3. Peneliti meneliti bahaya abu vulkanik untuk kesehatan hanya pada kualitas air yang
akan dikonsumsi.
E. Manfaat
Manfaat penelitian ini termasuk dalam manfaat praktis. Dari penelitian yang peneliti
lakukan, didapatkan data bahwa abu vulkanik dapat memperkokoh dan memperkedap
beton. Oleh karena itu, peneliti berharap penelitian ini dapat dipergunakan untuk:
1. memberikan wawasan atau pengetahuan kepada masayarakat tentang kelebihan dan
manfaat abu vulkanik,
2. masyarakat mau memanfaatkan abu vulkanik dalam pembuatan bak penampungan air,
dinding rumah ataupun batako.
12
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Abu Vulkanik
Saat meletus, gunung berapi pada umumnya menyemburkan uap air (H2O), karbon
dioksida (CO2), sulfur dioksida (SO2), asam klorida (HCl), asam fluorida (HF), dan abu
vulkanik. Abu vulkanik memiliki kekerasan yang tinggi, tahan abrasi, tahan gesekan dan
konduktivitas panas yang rendah. Abu vulkanik ini mengandung silika, mineral dan
bebatuan. (www.ruanghati.com)
Abu yang terbentuk selama letusan gunung berapi ini terdiri dari fragmen batuan
halus, mineral, dan kaca dengan karakter keras, kasar, korosif dan tidak larut dalam air.
Hal itu sehubungan dengan kutipan dari laman volcanoes.usgs.gov, partikel mikroskopis
abu vulkanik bisa dengan mudah terhirup ke dalam paru-paru dan menimbulkan masalah
pernapasan dan bisa memperparah gangguan kesehatan. Selain itu, partikel abu vulkanik
yang kasar umumnya membuat mata terasa tidak nyaman, bahkan memicu iritasi terutama
mereka yang mengenakan lensa kontak.
Disamping abu vulkanik memiliki beberapa bahaya bagi makhluk hidup, ternyata abu
vulkanik juga memiliki banyak manfaat, selain dapat menyuburkan tanah dalam kurun
waktu tertentu. Abu vulkanik juga dapat digunakan sebagai campuran bahan-bahan
pembuatan beton yang kokoh dan kedap air. Karena abu vulkanik memiliki kandungan
SiO2, sehingga ikatan antar partikel SiO2 dengan semen terikat sangat erat dan kecil
kemungkinan terdapat celah pada air untuk merembes terhadap dinding.
B. Silika (SiO2)
Komposisi material abu vulkanik mayoritas didominasi oleh senyawa-senyawa yang
memiliki melting (titik didih) yang rendah seperti SiO2 dan Al2O3. Sehingga abu vulkanik
memiliki kandungan unsur yang berbentuk runcing dan tajam, serta memiliki ikatan antar
partikel yang lebih kuat.
Hal ini sejalan dengan pernyataan, bahwa “Silika dalam jumlah tertentu dapat
menggantikan semen dan juga berperan sebagai pengisi antara partikel-partikel semen,
sehingga adanya silikat maka porositas beton akan menjadi lebih kecil dan selanjutnya
kedapan beton akan menjadi bertambah sehingga permeabilitas semakin kecil. Bahan ini
mereduksi kecepatan pengerasan beton dan ini adalah salah satu keberatan dari
penggunaannya”. (Murdock et alI, 1991)
13
semen
Sedangkan menurut Jane Wertheim yang diterjemahkan oleh Dra. Agusniar
Trisnamiarti, M. Si. , “Silikon dioksida (SiO2) disebut juga Silikon (IV) oksida atau silika.
Suatu padatan kristalin yang bewarna putih dan tidak larut. Zat ini ada dalam berbagai
bentuk, misalnya sebagai batu api atau kuarsa. Zat ini bersifat asam dan bereaksi dengan
basa pekat. Silikon dioksida memiliki banyak kegunaan, misalnya pada pembuatan gelas
dan keramik”. (Kamus Kimia Bergambar, 2000:63)
Pendapat tersebut juga diperkuat dengan pernyataan John Daintith, BSc, PhD (ed.) :
Silicon (IV) oxide (silicon dioxide;silica), silikon (IV) oksida; silikon dioksida;silika.
Padatan seperti kaca yang berwarna putih atau bening. Silika dalam bentuk bata silika
adalah bahan perdagangan yang penting, digunakan sebagai pelapis tungku refraktif, yang
juga tahan abrasi dan korosi. Silikon (IV) oksida juga merupakan bahan dasar pembuatan
kaca yang bening maupun buram, yang digunakan dengan melewatkan radiasi ultraviolet
dan tahan terhadap renjatan termal dan mekanis. Proporsi tertentu dari silikon (IV) oksida
juga digunakan dalam kaca biasa dan dalam beberapa email. (Kamus lengkap Kimia
Oxford, 1990:392)
Dugaan peneliti, silika pada abu ulkanik dapat digunakan sebagai campuran bahan
pembuatan beton yang kokoh dan kedap air, karena didalam pembuatan semen juga
membutuhkan unsur SiO2. Hal ini sejalan dengan teori yang terdapat dalam buku Acuan
Pelajaran Kimia SMU 3, tahun 1997 oleh Irfan Ashory bahwa selain gelas dan kaca silika
dapat dibuat menjadi semen, dengan campuran kalsium silikat dan almuniat. Semen
dibuat dengan memanaskan batuan yang mengandung batu kapur (CaCO3) dan tanah liat
(Al2O3. 2SiO2. 2H2O) dalam perbandingan tertentu, pada suhu sekitar 1500o C.
CaCO3(s) CaO(s) + CO2
Al2O3. 2SiO2. 2H2O(s) + 3CaO (s) Ca(AlO2)2 (s) + 2CaSiO3(s) + 2H2O(g)
(Acuan Pelajaran Kimia SMU 3, 1997:150-152)
C. Atomic Absorption Spectrophotometry (AAS)
Atomic Absorption Spectrophotometry (AAS) atau disebut juga Spektrofotometer
Serapan Atom (SSA) adalah sebuah alat untuk mengetahui kandungan unsur pada suatu
atom secara detail. Sebelum diuji menggunakan AAS, suatu zat yang berbentuk padatan
terlebih dahulu di-treatmen menjadi bentuk cairan.
Hal ini sejalan dengan pengertian AAS dalam Kamus Lengkap Kimia, bahwa atomic
absorption spectroscopy, spektroskopi serapan atom (AAS) adalah suatu teknik analisis
yang cuplikannya diuapkan dan atom yang tak tereksitasi menyerap radiasi
14
elektromagnetik pada panjang gelombang tertentu. (Kamus lengkap Kimia Oxford,
1990:44)
Spektrofotometer serapan atom (AAS) merupakan teknik analisis kuantitafif dari
unsur-unsur yang pemakainnya sangat luas di berbagai bidang karena prosedurnya
selektif, spesifik, biaya analisisnya relatif murah, sensitivitasnya tinggi (ppm-ppb), dapat
dengan mudah membuat matriks yang sesuai dengan standar, waktu analisis sangat cepat
dan mudah dilakukan. AAS pada umumnya digunakan untuk analisa unsur,
spektrofotometer absorpsi atom juga dikenal sistem single beam dan double beam
layaknya Spektrofotometer UV-VIS. Metode AAS berprinsip pada absorbsi cahaya oleh
atom. Atom-atom menyerap cahaya tersebut pada panjang gelombang tertentu, tergantung
pada sifat unsurnya. Metode serapan atom hanya tergantung pada perbandingan dan tidak
bergantung pada temperatur. Setiap alat AAS terdiri atas tiga komponen yaitu unit
teratomisasi, sumber radiasi, sistem pengukur fotometerik.
Sumber cahaya pada AAS adalah sumber cahaya dari lampu katoda yang berasal dari
elemen yang sedang diukur kemudian dilewatkan ke dalam nyala api yang berisi sampel
yang telah teratomisasi, kemudian radiasi tersebut diteruskan ke detektor melalui
monokromator. Chopper digunakan untuk membedakan radiasi yang berasal dari sumber
radiasi, dan radiasi yang berasal dari nyala api. Detektor akan menolak arah searah arus
(DC) dari emisi nyala dan hanya mengukur arus bolak-balik dari sumber radiasi atau
sampel.
Atom dari suatu unsur pada keadaan dasar akan dikenai radiasi maka atom tersebut
akan menyerap energi dan mengakibatkan elektron pada kulit terluar naik ke tingkat
energi yang lebih tinggi atau tereksitasi. Jika suatu atom diberi energi, maka energi
tersebut akan mempercepat gerakan elektron sehingga elektron tersebut akan tereksitasi ke
tingkat energi yang lebih tinggi dan dapat kembali ke keadaan semula. Atom-atom dari
sampel akan menyerap sebagian sinar yang dipancarkan oleh sumber cahaya. Penyerapan
energi oleh atom terjadi pada panjang gelombang tertentu sesuai dengan energi yang
dibutuhkan oleh atom tersebut.
Gambar 2.3.1. Cara Kerja AAS
(Modern Methodsof Chemical Analysis: 244)
Source
Chopper
Burner
Monochromator
of Filter Detector Amplifier
Meter
15
D. Kuat Tekan Beton
Kelebihan beton terletak pada kuat tekannya yang dapat tinggi. Namun untuk
mendapatkan beton dengan mutu tinggi harus mempertimbangkan faktor yang
mempengaruhinya, antara lain: faktor air semen, jumlah semen, umur beton dan sifat
agregatnya.
1. Faktor Air Semen dan Jumlah Semen
Menurut Yolanda (2003), jika diinginkan adukan beton yang memiliki nilai slump
tinggi (pengerjaannya mudah) dan kuat beton sama, maka diperlukan jumlah semen
yang banyak untuk nilai faktor air semen yang sama. Sebaliknya, perencanaan adukan
beton yang memiliki nilai slump rendah dan kuat tekan beton tinggi maka dapat
dipakai jumlah semen yang lebih banyak serta penggunaan faktor air semen yang
kecil.
2. Umur Beton
Menurut Suroso (2001), hubungan antara umur beton dan kuat tekan beton dapat
ditulis dengan rumus:
Keterangan:
Y= kuat tekan beton B= X= umur beton
A= 3,5126 x 10-6
R=1,435
Tabel 2.4.2.1. Rasio Kuat Tekan Beton pada Berbagai Umur
No Umur Beton (hari) 3 7 14 21 28 90 365
1 PB 1971, NI-2 0,40 0,65 0,88 0,95 1 1,20 1,35
2 Kardiyono, 1987 0,49 0,68 0,84 0,93 1 1,27 -
3 Suroso, H., dan Kardiyono 2003 0,51 0,75 0,91 - 1 1,05 -
(Tjokrodimuljo, 2004)
3. Sifat Agregat
a. Kekerasan permukaan dan ukuran butir maksimum
Sifat agregat yang paling berpengaruh terhadap kekuatan beton ialah kekasaran
permukaan dan ukuran butir maksimumnya (Tjokrodimuljo, 2004). Sifat-sifat
tersebut berhubungan dengan jumlah pasta dan retakan.
Kekasaran permukaan agregat dapat meningkatkan retakan antara agregat
dengan semen, sehingga kuat tekan betonnya juga dapat meningkat. Sebagai
16
contoh, perbedaan kekasaran permukaan antara batu pecah dengan kerikil
menghasilkan kuat tekan yang berbeda.
Beton yang menggunakan ukuran butir agregat maksimal lebih besar akan
memerlukan jumlah pasta yang lebih sedikit. Pasta yang sedikit menyebabkan
pori-pori betonnya juga sedikit, namun retakan antara permukaan agregat dan
pasta semen menjadi kurang kuat, sehingga kuat tekan betonnya juga menjadi
rendah.
b. Gradasi agregat
Distribusi ukuran butiran dari agregat sebagai pernyataan gradasi dipakai nilai
persentase dari berat butiran yang tertinggal di dalam suatu susunan ayakan.
Susunan ayakan itu ialah ayakan dengan lubang: 76 mm; 38 mm; 19 mm; 9,6 mm;
4,80 mm; 1,20 mm; 0,60 mm; 0,30 mm; dan 0,15 mm.
Gradasi agregat yang baik akan memudahkan cara pengerjaan dan pemadatan
beton sehingga dapat dihaslikan beton yang lebih kedap air dan kuat tekan lebih
tinggi.
Kuat tekan beton adalah besarnya beban persatuan luas yang menyebabkan benda uji
beton hancur bila ditekan dibanding dengan gaya tekan tertentu yang dihasilkan oleh
mesin tekan.
Keterangan: P= beban maksimum (kg)
A= luas penampang uji (cm2)
(Metode Pengujian Kuat Tekan Beton SNI: 03-1974-1990 dalam buku Bahan Konstruksi
Bangunan dan Rekayasa Sipil SNI ABSTRAK: 2008: 87)
E. Kekedapan Beton
Kepadatan beton berpengaruh besar pada permeabilitasnya. Semakin tinggi tingkat
kepadatannya maka semakin sedikit pori-pori yang terjadi dan permeabilitas menjadi
semakin rendah. Untuk mendapatkan kepadatan beton yang baik, harus diperhatikan
tingkat kemudahan pekerjaannya (workbility). Makin cair adukan maka makin mudah cara
pengerjaannya sehingga semakin mudah untuk dipadatkan.
Tingkat kemudahan pengerjaan ini berhubungan tingkat kelecakan adekan beton yang
biasanya diketahui dengan melakukan percobaan slump. Nilai slump berkisar antara 5 cm
sampai dengan 12,5 cm. (Tjokrodimuljo, 2004)
17
Sedangkan pengertian kekedapan beton menurut Spesifikasi Beton Bertulang Kedap
Air (SNI-03-2941-1992) adalah beton yang sangat padat sehingga air tidak dapat meresap
ke dalamnya atau rembes melalui pori-pori dalam beton. Pembuatan beton kedap air dapat
diusahakan dengan cara:
- Menambahkan butiran halus (pasir atau semen yang lebih kecil dari 0,3 mm
sampai sekitar 400-520 kg per meter kubik beton)
- Menambahkan jumlah semen sampai sekitar 280-380 kg per meter kubik beton.
- Faktor air semen maksimum 0,45-0,5 (tergantung kedap air tawar atau air
payau/air laut)
- Memakai jenis semen Portland tertentu (tergantung kedap air tawar atau air
payau/air laut)
Berdasarkan SK-SNI-S-36-1990-03, pengukuran kedap beton dilakukan dengan cara
menghitung persentase berat air yang mampu diserap jika beton direndam dalam air selama
10 menit dan 24 jam.
Beton dinamakan kedap air normal jika setelah dilakukan uji kekedapan beton memenuhi
persyaratan sebagai berikut:
- Selama perendaman 10 ± 0,5 menit, resapan maksimun 2,5% terhadap berat beton
kering oven.
- Selama perendaman 24 jam, resapan maksimum 6,5% terhadap berat beton kering
oven.
F. Hukum Archimedes
Menurut Hukum Archimedes, “Suatu benda yang dicelupkan sebagian atau seluruhnya
pada suatu zat cair, akan mendapatkan gaya ke atas yang besarnya sama dengan zat cair
yang dipindahkan oleh benda tersebut”. Secara matematik, nilai dari gaya apung (FA) itu
dapat dihitung sebagai berikut:
Di mana = massa fluaida yang didesak oleh benda yang dicelupkan, = massa
jenis fluida, dan = volume fluida yang tumpah (yang didesak). (Ensiklopedi, Sains dan
Kehidupan, 2003: 232-233)
18
G. Tekanan
Tekanan adalah gaya yang bekerja pada zat padat, cair, atau gas dalam arah tegak
lurus per suatu luas zat (padat, cair atau gas). Tekanan yang bekerja di dalam wadah
berbunyi,”Makin besar gaya yang bekerja pada suatu luasan, makin besar tekanannya”.
Di bagian atas wadah, contohnya, sedikit molekul air yang menekan ke bawah
sehingga beratnya (gayanya) kecil dan karena itu tekanannya kecil. Akan tetapi, makin ke
bawah molekul air makin banyak, sehingga beratnya (gayanya) makin besar dan karena
itu tekanannya juga makin besar.
Rumus dari tekanan adalah dengan P adalah tekanan, F adalah gaya, A adalah
luas permukaan yang ditekan. Satuan tekanan adalah pascal (Pa). (Kamus Fisika
Bergambar, 2000: 25)
H. Debit Air
Banyaknya fluida yang mengalir melalui suatu penampang persatuan waktu disebut
debit (Q). Secara sistematis dirumuskan sebagai berikut: , dengan Q adalah debit air
(m3/s), v adalah volume (m
3) dan t adalah waktu (s). (Fisika SMA Kelas XI, 2007: 24)
I. Hipotesis
Campuran abu vulkanik dengan perbandingan semen:pasir:abu vulkanik (1:0:4) dapat
menambah kekedapan beton terhadap rembesan air, sedangkan campuran semen:pasir:abu
vulkanik (1:2:2) dapat memperkokoh dinding bangunan.
19
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang peneliti gunakan adalah penelitian eksperimen (kuantitatif).
B. Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Waktu : 12 Desember 2010 sampai 4 Oktober 2011
Tempat : Lab. Kimia SMA Muhammadiyah 2 Yogyakarta
Lab. Kimia Analitik Dasar UGM
Lab. Teknik Sipil UGM
Lab. Kimia BPPTK Yogyakarta
No Hari, tanggal Kegiatan
1 Sabtu, 6 November 2010 Pengambilan sampel abu vulkanik di Kali
Code
2 Rabu, 10 November 2010 Penemuan ide
3 Rabu, 10 November 2010 Pengambilan sampel abu vulkanik di Kulon
Progo
4 Kamis, 11 November
2010
Pencarian referensi (di internet dan
perpustakaan) dan pembuatan proposal.
5 Jumat, 12 November
2010 Pengumpulan proposal
6 Sabtu-Minggu, 11-12
Desember 2010 Workshop penelitian
7 Senin, 13 Desember 2010 Laporan hasil workshop dan konsultasi kepada
guru pembimbing dan BBPTK
8 Selasa, 14 Desember
2010 Konsultasi kepada guru pembimbing
9 Rabu, 15 Desember 2010 Pengambilan sempel abu vulkanik ke
Cangkringan
10 Kamis,16 Desember 2010 Pencarian buku referensi di BPPTK
11 Senin, 20 Desember 2010 Analisis kandungan silika pada abu vulkanik di
UGM dan BPPTK.
20
12 Selasa, 21 Desember
2010
Konsultasi kepada guru pembimbing dan ambil
buku referensi di tempat Bu Fatma.
13 Kamis, 23 Desember
2010 Perancangan karya tulis.
14 Jumat, 24 Desember 2010 Revisi BAB 3 dan konsultasi kepada guru
pembimbing di SMA Muh.2 Yogyakarta.
15 Senin, 27 Desember 2010 Revisi BAB 1 pada bagian rumusan masalah
dan tujuan masalah pada nomer 1.
16 Rabu, 29 Desember 2010 Laporan penelitian kepada guru pembimbing 2
melalui e-mail.
17 Kamis, 30 Desember
2010
Pengambilan data analisis di UGM dan
konsultasi kepada guru pembimbing 2.
18 Senin, 3 Januari 2010
Peneliti melakukan konsultasi kepada Bu Dewi
bagian PGM, Gunung Merapi BPPTK
mengenai masalah kandungan silika abu
vulkanik yang berbeda.
19 Jumat, 7 Januari 2010
Kumpul penelitian bidang TTG dan konsultasi
kepada pembimbng 2, kami membahas agenda
penelitian lapangan di Masjid DIKPORA
Yogyakarta.
20 Minggu, 9 Januari 2010
Persiapan penelitian lapangan (eksperimen
membuat tiruan bak mandi) di SMA Muh.2
Yogyakarta.
21 Senin, 10 Januari 2010
Peneliti melakukan eksperimen pembuatan
tiruan bak mandi di Lab. Kimia SMA Muh.2
Yogyakarta.
22 Selasa, 11 Januari 2011
Konsultasi permasalahan perbedaan analisis
abu vulkanik di UPN bertemu dengan Bapak
Suprapto, Dosen Minerelogi.
23 Minggu, 23 Januari 2011 Pembuatan BAB 4 dan peneliti melengkapi
hal-hal yang lain.
24 Rabu-Kamis, 26-27
Januari 2011
Uji perembesan air pada bak mandi A tahap
pertama (Variabel 1 dan 2).
25 Selasa-Rabu, 1-2 Februari Uji perembesan air pada bak mandi A tahap
21
2011 pertama (Variabel 3 dan 4).
26 Kamis-Jumat, 17-18
Februari 2011
Uji perembesan air pada bak mandi A tahap
kedua (Variabel 1, 2, 3 dan 4).
27 Rabu-Kamis, 23-24
Februari 2011
Uji perembesan air pada bak mandi A tahap
ketiga (Variabel 1, 2, 3 dan 4).
28 Selasa, 1 Maret 2011
Survey ke Laboratorium Teknik Struktur
Jurusan Teknik Sipil dan Lingkungan Fakultas
Teknik UGM.
29 Kamis, 10 Maret 2011 Pembuatan kubus beton (5cm x 5cm x 5cm) di
Lab. Teknik Struktur UGM.
30 Jumat, 11 Maret 2011 Perendaman kubus beton di Lab. Teknik
Struktur UGM.
31 Senin-Selasa, 14-15
Maret 2011
Uji perembesan air pada bak mandi B dan C
tahap pertama (Variabel 1, 2, 3 dan 4).
32 Rabu-Kamis, 16-17
Maret 2011
Uji perembesan air pada bak mandi B dan C
tahap kedua (Variabel 1, 2, 3 dan 4).
33 Rabu, 30 Maret 2011 Uji tekan beton di Lab. Teknik Struktur UGM.
34 Rabu-Kamis, 30-31
Maret 2011
Uji perembesan air pada bak mandi B dan C
tahap ketiga (Variabel 1, 2, 3 dan 4).
35 Jumat-Sabtu,1-2 April
2001
Penyelesaian laporan penelitian dan
pengumpulan.
36 Rabu, 27 April 2011-
Sabtu, 28 Mei 2011
Penambahan data dengan variabel abu 25%
37 Rabu, 13 Juli 2011 Uji kualitas air di Lab. Kimia SMA
Muhammadiyah 2 Yogyakarta
38 Rabu, 20 Juli 2011
Perbaikan makalah dari bidang ekologi
menjadi fisika murni, di Perpustakaan SMA
Muhammadiyah 2 Yogyakarta dengan
pembimbing dari DIKPORA Yogyakarta.
39 Kamis, 21 Juli 2011
Perbaikan makalah dari bidang ekologi
menjadi fisika murni di Perpustakaan SMA
Muhammadiyah 2 Yogyakarta.
40 Senin, 19 September
2011
Cari referensi ke UGM
22
41
Jumat, 16 september-
Selasa, 27 september
2011
Perbaikan isi makalah peneitian dan analisis
data
42 Rabu, 28 September-
Minggu, 4 Oktober 2011
Perbaikan data kuat tekan beton
43 Selasa, 4 Oktober 2011 Uji kedua kuat tekan beton di Laboratorium
Teknik Sipil UGM
C. Alat dan Bahan Penelitian
1) Abu vulkanik
2) Semen
3) Pasir
4) Air
5) Batu bata
6) Ember
7) Pengaduk
8) Pengayak pasir
9) Gelas ukur 250 ml
10) Spatula
11) Cetakan
12) Plastik
13) Pipet
14) Lakmus merah, biru dan indikator universal
15) Plat tetes
16) Alat uji kuat tekan beton
D. Analisis Persentase Kandungan Silika pada Abu Vulkanik
Untuk meneliti kandungan SiO2 dilakukan dengan cara-cara berikut :
1. Treatmen zat padatan (abu vulkanik)
Cara men-treatmen zat padatan tersebut (abu vulkanik) sebagai berikut: Abu dari
lapangan dikeringkan 6 jam dengan suhu 80oC menggunakan oven setelah
kering, abu digerus menggunakan mesin vulfurecer hingga benar-benar halus
ditimbang dimasukkan ke dalam bom teflor ditambah reagen ditambah air
raja (HCl : HNO3 = 3:1) ditambah asam fluorida (HF) tutup rapat dipanaskan
dengan oven hingga larut sempurna diencerkan dengan labu takar dengan volume
23
tertentu menggunakan asam bor volume ditepatkan pada tanda ukur menggunakan
aquades. (Lab. Kimia BPPTK Yogyakarta)
2. Setelah proses treatmen selesai, cairan tersebut dibawa ke laboratorium dan diuji
kandungan unsurnya dengan AAS.
E. Variabel dan Subjek Penelitian
Pembuatan replika/miniatur bak mandi dengan menggunakan 2 variabel, variabel
pertama sebagai variabel kontrol sedangkan variabel yang kedua sebagai pembanding.
1. Variabel kontrol
Variabel A
- Semen + pasir + air dimasukkan dalam ember, diaduk sampai rata.
- Dengan perbandingan semen:pasir:abu vulkanik adalah 1:4:0, takarannya
menggunakan gelas ukur 250 ml = 400 gr semen, 404 gr abu vulkanik, dan 477 gr
pasir.
- Campuran tersebut setelah merata diaduk, kemudian “dilepokan” pada batu bata
yang sudah ditata rapi atau pada cetakan.
- Setelah mengering/mengeras, maka bangunan tersebut siap diuji permeabilitasnya
terhadap air dengan mengisi bangunan yang berbentuk bak dengan air dan bagian
luar ditutup dengan plastik hitam.
- Kemudian ditunggu selama 18 jam.
- Sisa air yang terdapat dalam bak mandi tersebut dihitung sebagai tingkat
kekedapan air. Semakin banyak air yang tersisa berarti semakin bagus
kekedapannya.
- Setelah 28 hari dilakukan uji kekokohan.
2. Variabel pembanding
a. Variabel B
- Semen + pasir + abu vulkanik + air dimasukkan dalam ember, diaduk sampai rata.
- Dengan perbandingan semen:pasir:abu vulkanik adalah 1:3:1, takarannya
menggunakan gelas ukur 250 ml = 400 gr semen, 404 gr abu vulkanik, dan 477 gr
pasir.
- Campuran tersebut setelah merata diaduk, kemudian “dilepokan” pada batu bata
yang sudah ditata rapi atau pada cetakan.
- Setelah mengering/mengeras, maka bangunan tersebut siap diuji permeabilitasnya
terhadap air dengan mengisi bangunan yang berbentuk bak dengan air dan bagian
luar ditutup dengan plastik hitam.
24
- Kemudian ditunggu selama 18 jam.
- Sisa air yang terdapat dalam bak mandi tersebut dihitung sebagai tingkat
kekedapan air. Semakin banyak air yang tersisa berarti semakin bagus
kekedapannya.
- Setelah 28 hari dilakukan uji kekokohan.
b. Variabel C
- Semen + pasir + abu vulkanik + air dimasukkan dalam ember, diaduk sampai rata.
- Dengan perbandingan semen:pasir:abu vulkanik adalah 1:2:2, takarannya
menggunakan gelas ukur 250 ml = 400 gr semen, 404 gr abu vulkanik, dan 477 gr
pasir.
- Campuran tersebut setelah merata diaduk, kemudian “dilepokan” pada batu bata
yang sudah ditata rapi atau pada cetakan.
- Setelah mengering/mengeras, maka bangunan tersebut siap diuji permeabilitasnya
terhadap air dengan mengisi bangunan yang berbentuk bak dengan air dan bagian
luar ditutup dengan plastik hitam.
- Kemudian ditunggu selama 18 jam.
- Sisa air yang terdapat dalam bak mandi tersebut dihitung sebagai tingkat
kekedapan air. Semakin banyak air yang tersisa berarti semakin bagus
kekedapannya.
- Setelah 28 hari dilakukan uji kekokohan.
c. Variabel D
- Semen + pasir (yang sudah diayak) + abu + air dimasukkan dalam ember, diaduk
sampai rata.
- Dengan perbandingan semen:pasir:abu vulkanik adalah 1:1:3, takarannya
menggunakan gelas ukur 250 ml = 400 gr semen, 404 gr abu vulkanik, dan 477 gr
pasir.
- Campuran tersebut setelah merata diaduk, kemudian “dilepokan” pada batu bata
yang sudah ditata rapi atau pada cetakan.
- Setelah mengering/mengeras, maka bangunan tersebut siap diuji permeabilitasnya
terhadap air dengan mengisi bangunan yang berbentuk bak dengan air dan bagian
luar ditutup dengan plastik hitam.
- Kemudian ditunggu selama 18 jam.
- Sisa air yang terdapat dalam bak mandi tersebut dihitung sebagai tingkat
kekedapan air. Semakin banyak air yang tersisa berarti semakin bagus
kekedapannya.
25
- Setelah 28 hari dilakukan uji kekokohan.
d. Variabel E
- Semen + pasir + abu vulkanik + kapur/labur + air dimasukkan dalam ember,
diaduk sampai rata.
- Dengan perbandingan semen:pasir:abu vulkanik adalah 1:0:4, takarannya
menggunakan gelas ukur 250 ml = 400 gr semen, 404 gr abu vulkanik, dan 477 gr
pasir.
- Campuran tersebut setelah merata diaduk, kemudian “dilepokan” pada batu bata
yang sudah ditata rapi atau pada cetakan.
- Setelah mengering/mengeras, maka bangunan tersebut siap diuji permeabilitasnya
terhadap air dengan mengisi bangunan yang berbentuk bak dengan air dan bagian
luar ditutup dengan plastik hitam.
- Kemudian ditunggu selama 18 jam.
- Sisa air yang terdapat dalam bak mandi tersebut dihitung sebagai tingkat
kekedapan air. Semakin banyak air yang tersisa berarti semakin bagus
kekedapannya.
- Setelah 28 hari dilakukan uji kekokohan.
Dari keempat percobaan di atas perbandingan antara semen, pasir, abu vulkanik
dengan air adalah 2:1.
F. Penghitungan Secara Matematis
3. Uji kekedapan air pada dinding bangunan
c. Tekanan
Tekanan yang bekerja di dalam wadah berbunyi,”Makin besar gaya yang
bekerja pada suatu luasan, makin besar tekanannya”. Di bagian atas wadah,
contohnya, sedikit molekul air yang menekan ke bawah sehingga beratnya
(gayanya) kecil dan karena itu tekanannya kecil. Akan tetapi, makin ke bawah
molekul air makin banyak, sehingga beratnya (gayanya) makin besar dan
karena itu tekanannya juga makin besar.
Rumus dari tekanan adalah dengan P adalah tekanan, F adalah gaya,
A adalah luas permukaan yang ditekan. Satuan tekanan adalah pascal (Pa).
(Kamus Fisika Bergambar, 2000: 25)
Rumus dari tekanan= atau , F disubtitusikan dengan rumus
Hukum Archimedes (F= ) dan A adalah luas alas bak yaitu panjang kali
26
lebar (p×l). Sehingga rumusnya menjadi , dimana P adalah
tekanan, adalah massa jenis air, V adalah volume air mula-mula dalam bak,
dan g adalah gaya gravitasi bumi.
Maka tekanan yang bekerja pada alas bak penampungan sebagai berikut:
d. Debit (Kontinuitas)
Sehubungan dengan adanya tekanan dan pori-pori di dalam bak, maka
besar kemungkinan terjadinya debit air. Rumus dari debit air adalah ,
dengan Q adalah debit air (m3/s), v adalah volume air ang merembes (m
3) dan t
adalah waktu (s). Maka, debit air yang terjadi pada bak penelitian dengan
waktu merembes 18 jam x 3600 sekon = 64800 sekon adalah sebagai berikut:
4. Pengujian kuat tekan beton
Uji kuat beton ini dilakukan dengan menggunakan alat yang bernama comprest test.
Untuk pengukuran kuat tekan beton dapat digunakan rumus sebagai berikut:
Keterangan: P= beban maksimum (kg)
A= luas penampang uji (cm2)
Umur beton berpengaruh pada kekokohan beton, sehingga dapat dirumuskan sebagai
berikut.
Keterangan:
Y= kuat tekan beton B= X= umur beton
A= 3,5126 x 10-6
R=1,435
(Suroso, 2001)
27
G. Desain Penelitian
1. Uji kekedapan air pada dinding bangunan
Ukuran panjang, lebar dan tingginya pada bagian luar bak adalah 22 cm, 15 cm,
dan10 cm. Ukuran panjang, lebar, tinggi dan tebalnya pada bagian dalam bak adalah
16,5 cm, 10 cm, 8cm dan 2 cm.
a. Tekanan air di dalam bak
Tekanan yang terbesar terjadi pada dinding bak yang berada di paling bawah, sehingga
penghitungan dilakukan dengan menggunakan luas alas dinding bagian dalam.
606,06 Pa
606,06 Pa
28
b. Debit Air
Apabila ikatan antar molekul tidak kuat dan rapat atau terdapat pori-pori, maka
pada saat ada tekanan, bak akan mengalami perembesan yang banyak dan debit air
juga semakin cepat.
Tekanan sama, jumlah pori-pori dan ukuran pori-pori yang berbeda, maka tingkat
perembesan dan debit airnya pun berbeda. Semakin sedikit pori-porinya semakin
lambat debit airnya, sehingga perembesannya semakin sedikit.
2. Uji kuat tekan beton
keringkan selama 3 hari,
lalu uji dengan alat compress test
setelah kering, lepas dari cetakan,
lalu rendam dalam
air selama 25 hari
tekanan
5 c
m5 c
m
cetakan
masukan campuran
bahan
5 cm
Hasilcetakan
Sebelum melakukan uji kuat tekan beton, peneliti membuat 3 kubus beton dengan
ukuran 5cm x 5cm x 5cm pada setiap perbandingan. Pembatan beton dilakukan dengan cara
mencetaknya ke dalam cetakan, kemudian setelah satu hari kering dilepas dari cetakan.
Setelah itu, kubus beton direndam ke dalam ember berisi air selama 25 hari. Kemudian, di
keluarkan dari rendaman dan dikeringkan kembali selama 2 hari. Pada hari ke 28, peneliti
melakukan uji kuat tekan beton. Setelah itu, peneliti menganalisis kuat tekan beton
menggunaan hubungan umur beton dengan kuat tekan beton dan rumus kuat beton.
29
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Persentase Kandungan Silika Pada Abu Vulkanik
Abu vulkanik merupakan salah satu material yang dihasilkan Gunung Merapi saat
erupsi. Sifat batuan dari abu vulkanik ini adalah andesitik, yang berarti dalam satu butiran
abu vulkanik memiliki sekitar 57% sampai 58% silika, karena sifat dari Gunung Merapi
adalah intermediet. Dari ketiga sampel abu vulkanik yang peneliti uji dengan AAS,
terdapat ketidaksesuaian antara teori yang ada dengan hasil penelitian.
Tabel 4.1.1. Analisis Kandungan Silika pada Abu Vulkanik oleh Peneliti
NO KODE
SAMPEL
PARA
METER
HASIL PENGUKURAN (%)
ME
TO
DE
RA
TA
-
RA
TA
I II III
1 Kulon Progo SiO2 58,4106 57,6301 57,2398 AAS 173,2805 57,76017
2 Kali Code SiO2 25,9794 26,7588 27,1485 AAS 79,8867 26,6289
3 Cangkringan SiO2 24,1146 25,2878 23,3325 AAS 72,7349 24,24497
Dari data kandungan silika di atas, dapat dilihat bahwa yang sesuai dengan teori sifat
abu vulkanik Gunung Merapi adalah andesitic hanyalah yang berada di Kulon Progo. Hal
ini dikarenakan kemungkinan kesalahan dalam pengambilan sampel abu vulkanik dari
lokasi Kali Code dan Cangkringan.(Ibu Dewi Sri, Bidang Kegunungapian BPPTK)
Sedangkan dari pendapat lain mengemukakan bahwa kandungan silika pada abu
vulkanik yang berkisar antara 57% sampai 58% merupakan kumpulan silika pada
Bowen’s Series. Jadi, silika yang teranalisis di dalamnya tidak hanya silika dalam kuarsa
tetapi juga silika dalam olivin, ortopiroksen, klinopiroksen, amfibol, biotit, anortit,
plagioklas (labradorit, albit), K. feldspar (ortoklas), muskovit dan kuarsa itu sendiri.
Sedangkan kandungan silika tunggal yang teranalisis hanya berkisar 20% sampai 30% itu
merupakan silika dalam kuarsa saja. Silika dalam bentuk kuarsa lebih resisten terhadap
erosi dan korosi dibandingkan dengan silika dalam bentuk lain. (Bapak Suprapto, Dosen
Mineralogi UPN Veteran Yogyakarta)
30
Sedangkan data yang diteliti oleh BPPTK memiliki kesesuaian dengan teori yang ada.
Tabel 4.1.2. Analisis Kandungan Silika pada Abu Vulkanik oleh BPPTK
Bentuk contoh: Padat
Pengirim contoh: Tim Abu Gunung Merapi
Asal contoh: Gunung Merapi
Waktu pengambilan: Rabu, 27 Oktober 2010
NO LOKASI KANDUNGAN SILIKA
(%)
1 Ngandong 1 58,18
2 Ngandong 2 59,24
3 Tritis 59,88
4 Pos Ngepos 57,28
5 Kali Adem 1 59,35
6 Kali Adem 2 58,82
7 Kinahrejo 54,41
8 Jalan Kaliurang 57,30
Jumlah 464,46
Rata-rata 58,0575
Dengan demikian, menurut data penelitian dan data dari BPPTK dapat disimpulkan
bahwa pengambilan abu vulkanik dengan kandungan silika yang tepat tidak mudah untuk
dilakukan. Faktor-faktor yang mempengaruhi perbedaan tersebut adalah kesalahan dalam
memilih lokasi pengambilan abu, tercampurnya abu dengan molekul lain dan reaksi silika
yang ada dalam Bowen’s Series.
B. Pengaruh Penggunaan Abu Vulkanik Terhadap Kekokohan dan Kekedapan
Dinding
Dalam percobaan kandungan silika pada abu vulkanik terhadap bak penampungan air,
menghasilkan bahwa abu vulkanik dapat menahan rembesan air pada dinding, sehingga
dinding bangunan tidak mudah basah dan berkerak karena rembesan air tersebut. Peneliti
melakukan percobaan dengan menggunakan 2 variabel yaitu variabel kontrol dan variabel
pembanding. Variabel kontrol digunakan pada variabel A yaitu variabel dengan komposisi
semen:pasir:abu vulkanik adalah 1:4:0. Variabel pembanding digunakan pada variabel B,
C, D, dan E. Variabel B yaitu variabel dengan komposisi semen:pasir:abu vulkanik adalah
31
1:3:1. Variabel C yaitu variabel dengan komposisi semen:pasir:abu vulkanik adalah 1:2:2.
Variabel D yaitu variabel dengan komposisi semen:pasir:abu vulkanik adalah 1:1:3.
Variablel E yaitu variabel dengan komposisi semen:pasir:abu vulkanik adalah 1:0:4.
Percobaan kekedapan air dilakukan selama 18 jam, hal ini dilakukan karena pada waktu
18 jam air baru mulai merembes sempurna. Hal ini terbukti dari data berikut ini:
Tabel 4.2.1.1. Data Kekedapan Air Percobaan Pertama
No Variabel
I a II a III a Rata-
rata
(mL)
Keterangan Waktu Masuk
(mL)
Sisa
(mL)
Masuk
(mL)
Sisa
(mL)
Masuk
(mL)
Sisa
(mL)
1 A 1000 0 1000 0 1000 0 0 Keropos 18 jam
2 B 1000 41 1000 20 1000 148 69,67 Keropos 18 jam
3 C 1000 29 1000 269 1000 700 332,67 Tidak keropos 18 jam
4 D 1000 15 1000 69 1000 390 158 Keropos 18 jam
5 E 1000 750 1000 770 1000 828 782,67 Tidak keropos 18 jam
Tabel 4.2.1.2. Data Kekedapan Air Percobaan Kedua
No Variabel
I b II b III b Rata-
rata
(mL)
Keterangan Waktu Masuk
(mL)
Sisa
(mL)
Masuk
(mL)
Sisa
(mL)
Masuk
(mL)
Sisa
(mL)
1 A 1000 293 1000 117 1000 121 177 Tidak keropos 18 jam
2 B 1000 311 1000 340 1000 522 391 Tidak keropos 18 jam
3 C 1000 370 1000 70 1000 24 154,67 Keropos 18 jam
4 D 1000 140 1000 190 1000 146 158,67 Keropos 18 jam
5 E 1000 900 1000 880 1000 700 826,67 Tidak keropos 18 jam
Tabel 4.2.1.3. Data Kekedapan Air Percobaan Ketiga
No Variabel
I c II c III c Rata-
rata
(mL)
Keterangan Waktu Masuk
(mL)
Sisa
(mL)
Masuk
(mL)
Sisa
(mL)
Masuk
(mL)
Sisa
(mL)
1 A 1000 150 1000 131 1000 210 163,67 Tidak keropos 18 jam
2 B 1000 9,5 1000 0 1000 150 53,167 Keropos 18 jam
3 C 1000 280 1000 55 1000 241 192 Keropos 18 jam
4 D 1000 490 1000 500 1000 218 402,67 Tidak Keropos 18 jam
5 E 1000 875 1000 670 1000 670 783,33 Tidak keropos 18 jam
32
Tabel 4.2.1.4. Rata-rata Percobaan Kekedapan Air
No Variabel a
(mL)
b
(mL)
c
(mL)
Rata-rata
(mL) Waktu
1 A 0 177 163,67 170,34 18 jam
2 B 69,67 391 53,167 171,28 18 jam
3 C 332,67 154,67 192 226,45 18 jam
4 D 158 158,67 402,67 239,78 18 jam
5 E 782,67 826,67 783,33 797,56 18 jam
Grafik 4.2.1. Rata-rata Kekedapan Air
Dari data di atas dapat diketahui bahwa komposisi terbaik antara abu vulkanik, pasir
dan semen sehingga menghasilkan campuran bangunan yang kedap air terdapat pada
variabel E. Variabel E dengan komposisi antara semen:pasir:abu vulkanik yaitu 1:0:4
memiliki kerapatan antarpartikel yang cukup bagus sehingga air yang meresap melalui
celah dinding hanya sedikit. Sebaliknya, komposisi terburuk dalam kekedapan air adalah
variabel A 1:4:0 untuk semen:pasir:abu vulkanik. Dalam percobaan ini, peneliti
menggunakan gelas ukur 250 ml sebagai takarannya, atau setara dengan 400 gram semen,
404 gram abu vulkanik, dan 477 gram pasir.
Selain kandungan silika pada abu vulkanik dapat mengurangi perembesan air pada
bak, abu vulkanik juga dapat memperkokoh struktur dari dinding terhadap kuat tekan
beton dibandingkan dengan dinding biasa. Peneliti melakukan analisis kuat tekan beton
(Y) dengan menggunakan rumus tekanan beton yaitu:
Pada penelitian ini, P merupakan berat benda yang menekan beton dengan satuan
kiloNewton. Sedangkan A merupakan alas bidang tekan, dengan satuan cm2. Satuan
170.34 171.28 226.45 239.78
797.56
0
200
400
600
800
1000
A B C D ESis
a a
ir d
ala
m b
ak
(m
l)
Variabel
Grafik Kekedapan Air
33
newton (kg.m/s2) pada besaran P diperoleh dari massa benda (m) dengan satuan kg dikali
gaya gravitasi bumi ( ) dengan satuan m/s2. Untuk mendapatkan satuan kg pada besaran
P, maka P dapat dibagi dengan gravitasi bumi ( ). Sehingga rumusnya menjadi:
Misalkan nilai P= 20.18 kN dan A= 25.60 maka besar Y adalah
Hal ini dapat dilihat dari hasil uji laboratorium di Teknik Sipil UGM:
Tabel 4.2.2.1. Data Uji Kuat Tekan Beton Umur 21 Hari Tahap 1
No Kode
Beton
Dimensi W
(gram)
P
(kN)
A
(cm2)
Y
(kg/cm2)
Keterangan p
(cm)
l
(cm)
t
(cm)
1 A1 5.05 5.07 4.93 274 20.18 25.60 78.82 Keropos
2 A2 5.00 5.15 4.99 276 23.12 25.75 89.79 Tidak keropos
3 A3 5.00 4.98 4.98 270 18.84 24.90 75.66 Keropos
4 B1 4.86 4.92 5.07 254 13.26 23.91 52.13 Tidak keropos
5 B2 4.91 5.07 5.05 266 10.60 24.89 40.03 Keropos
6 B3 4.92 5.10 5.04 254 11.70 25.09 43.83 Keropos
7 C1 4.92 5.00 5.02 261 21.36 24.60 86.83 Keropos
8 C2 4.95 5.05 5.03 256 19.58 25.00 78.33 Keropos
9 C3 5.00 5.10 5.10 270 21.15 25.50 82.94 Keropos
10 D1 4.97 5.04 4.97 244 9.83 25.05 39.24 Keropos
11 D2 5.01 5.00 5.01 241 9.92 25.05 39.60 Keropos
12 D3 5.05 4.99 5.02 241 8.64 25.20 34.29 Keropos
13 E1 5.07 5.05 4.90 224 8.31 25.60 32.46 Keropos
14 E2 4.95 5.07 4.92 228 8.50 25.10 33.87 Keropos
15 E3 5.10 4.90 4.95 229 10.01 24.99 40.06 Tidak keropos
(Analisis atau perhitungannya berada pada lampiran Microsoft Excel)
Tabel 4.2.2.2. Rata-rata Uji Kuat Tekan Beton Umur 21 Hari Tahap 1
No Variabel Rata-rata
(kg/cm2)
1 A 81.42
2 B 45.33
3 C 82.70
4 D 37.71
5 E 35.46
34
Grafik 4.2.2.1. Rata-rata Kuat Tekan Beton Tahap 1
Tabel 4.2.2.3. Data Uji Kuat Tekan Beton Umur 21 Hari Tahap 2
No Kode
Beton
Dimensi W
(gram)
P
(kN)
A
(cm2)
Y
(kg/cm2)
Keterangan p
(cm)
l
(cm)
t
(cm)
1 A4 5.10 4.93 5.15 253 15.49 25.12 67.41 Tidak keropos
2 A5 5.09 4.93 5.13 254 15.51 25.09 67.56 Tidak keropos
3 A6 4.94 5.10 5.09 251 13.98 25.19 60.65 Keropos
4 B4 4.89 5.05 5.14 256 17.90 24.69 79.23 Keropos
5 B5 4.92 5.00 5.11 260 21.65 24.60 96.19 Tidak keropos
6 B6 4.93 5.16 5.12 264 25.58 25.39 110.1 Keropos
7 C4 5.03 5.05 5.15 272 27.58 25.40 118.7 Keropos
8 C5 5.05 5.03 5.05 269 20.38 25.40 87.69 Tidak keropos
9 C6 5.11 5.13 5.17 280 32.23 26.21 134.4 Keropos
10 D4 5.10 4.97 4.89 235 34.19 25.35 147.4 Tidak keropos
11 D5 4.99 4.94 4.90 228 30.26 24.65 134.2 Tidak keropos
12 D6 4.95 4.99 4.84 223 32.25 24.70 142.7 Tidak keropos
13 E4 4.96 5.03 4.99 201 13.70 24.95 60.02 Tidak keropos
14 E5 4.95 5.02 5.00 201 15.68 24.85 68.97 Tidak keropos
15 E6 4.95 5.00 4.98 200 16.81 24.75 74.24 Tidak keropos
(Analisis atau perhitungannya berada pada lampiran Microsoft Excel)
Tabel 4.2.2.4. Rata-rata Uji Kuat Tekan Beton Umur 21 Hari Tahap 2
No Variabel Rata-rata
(kg/cm2)
1 A 65.21
2 B 95.17
3 C 113.60
4 D 141.43
5 E 67.74
81.42
45.33
82.7
37.71 35.46
0
20
40
60
80
100
A B C D E
Ku
at
tek
an
bet
on
Variabel
Grafik Kuat Tekan Beton Tahap 1 (kg/cm2)
35
Grafik 4.2.2.2. Rata-rata Kuat Tekan Beton Tahap 2
Dari kedua penelitian kuat tekan beton di atas terdapat perbedaan yang mencolok.
Perbedaan tersebut terletak pada proses pengadukan adonan. Pada penelitian tahap 1,
dalam pengadukan adonan tanpa menggunakan mixer (manual), sehingga terdapat
kesalahan data pada variabel B. Sedangkan pada penelitian tahap 2 dalam pengadukan
adonan menggunakan mixer, sehingga adonan mrnjadi lebih homogen dan data lebih
mendekati benar.
Penambahan abu vulkanik pada pembuatan dinding sangat berpengaruh terhadap
kekuatan dan kekedapan air terhadap dinding. Kuat tekan beton dalam penelitian ini
dilakukan pada umur 21 hari, sehingga kuat tekan beton belum maksimal.
Untuk mengetahui kuat tekan beton yang maksimal dari penelitian ini dapat dilakukan
perhitungan dengan menggunakan rumus:
Keterangan:
Y= kuat tekan beton B= X= umur beton
A= 3,5126 x 10-6
R=1,435
(Suroso, 2001)
Jadi, kuat tekan beton yang berumur 21 hari setelah dihitung dengan menggunakan
rumus di atas akan didapatkan data kuat tekan beton yang berumur 28 hari.
65.21
95.17
113.6
141.43
67.74
0
20
40
60
80
100
120
140
160
A B C D E
Ku
at
tek
an
bet
on
Variabel
Grafik Kuat Tekan Beton Tahap 2 (kg/cm2)
36
Tabel 4.2.2.5. Data Kuat Tekan Beton Umur 28 Hari (Tahap 1 dan 2)
No Kode
Beton
Dimensi W
(gram)
P
(kN)
A
(cm2)
Y
(kg/cm2)
Keterangan p
(cm)
l
(cm)
t
(cm)
1 A1 5.05 5.07 4.93 274 20.18 25.60 83.85 Keropos
2 A2 5.00 5.15 4.99 276 23.12 25.75 95.52 Tidak keropos
3 A3 5.00 4.98 4.98 270 18.84 24.90 80.49 Keropos
4 A4 5.10 4.93 5.15 253 15.49 25.12 71.71 Tidak keropos
5 A5 5.09 4.93 5.13 254 15.51 25.09 71.87 Tidak keropos
6 A6 4.94 5.10 5.09 251 13.98 25.19 64.52 Keropos
7 B1 4.86 4.92 5.07 254 13.26 23.91 55.46 Tidak keropos
8 B2 4.91 5.07 5.05 266 10.60 24.89 42.58 Keropos
9 B3 4.92 5.10 5.04 254 11.70 25.09 46.63 Keropos
10 B4 4.89 5.05 5.14 256 17.90 24.69 84.29 Keropos
11 B5 4.92 5.00 5.11 260 21.65 24.60 102.34 Tidak keropos
12 B6 4.93 5.16 5.12 264 25.58 25.39 117.16 Keropos
13 C1 4.92 5.00 5.02 261 21.36 24.60 92.37 Keropos
14 C2 4.95 5.05 5.03 256 19.58 25.00 83.33 Keropos
15 C3 5.00 5.10 5.10 270 21.15 25.50 88.24 Keropos
16 C4 5.03 5.05 5.15 272 27.58 25.40 126.25 Keropos
17 C5 5.05 5.03 5.05 269 20.38 25.40 93.29 Tidak keropos
18 C6 5.11 5.13 5.17 280 32.23 26.21 142.96 Keropos
19 D1 4.97 5.04 4.97 244 9.83 25.05 41.75 Keropos
20 D2 5.01 5.00 5.01 241 9.92 25.05 42.13 Keropos
21 D3 5.05 4.99 5.02 241 8.64 25.20 36.47 Keropos
22 D4 5.10 4.97 4.89 235 34.19 25.35 156.85 Tidak keropos
23 D5 4.99 4.94 4.90 228 30.26 24.65 142.74 Tidak keropos
24 D6 4.95 4.99 4.84 223 32.25 24.70 151.82 Tidak keropos
25 E1 5.07 5.05 4.90 224 8.31 25.60 34.53 Keropos
26 E2 4.95 5.07 4.92 228 8.50 25.10 36.03 Keropos
27 E3 5.10 4.90 4.95 229 10.01 24.99 42.61 Tidak keropos
28 E4 4.96 5.03 4.99 201 13.70 24.95 63.85 Tidak keropos
29 E5 4.95 5.02 5.00 201 15.68 24.85 73.37 Tidak keropos
30 E6 4.95 5.00 4.98 200 16.81 24.75 78.98 Tidak keropos
(Analisis atau perhitungannya berada pada lampiran Microsoft Excel)
Tabel 4.2.2.6. Rata-rata Kuat Tekan Beton Umur 28 Hari (Tahap 1 dan 2)
No Variabel Rata-rata
(kg/cm2)
1 A 77.99
2 B 74.74
3 C 104.41
4 D 95.29
5 E 54.90
37
Grafik 4.2.2.3. Rata-rata Kuat Tekan Beton umur 28 Hari (Tahap 1 dan 2)
Setelah dilakukan penyetaraan data pada uji kuat tekan beton tahap 1 dan 2, penelit
mencari rata-rata gabungan antara keduanya untuk memperkecil galat penelitian dan data
mendekati benar. Dari tabel dan grafik kuat tekan beton tersebut, dapat disimpulkan
bahwa kuat tekan yang paling baik berada pada variabel C atau setara dengan
perbandingan semen:pasir:abu vulkanik yaitu 1:2:2.
Suatu bangunan akan lebih berkualitas jika kuat tekan dan kekedapan airnya
seimbang. Dari percobaan dan data di atas, baik yang kuat tekan beton maupun kekedapan
air dapat disimpulkan bahwa komposisi varibel C dengan perbandingan semen:pasir:abu
vulkanik adalah 1:2:2, atau setara dengan 400 gr semen, 808 gr abu vulkanik, dan 954 gr
pasir, yang paling bagus.
1. Analisis Kekokohan dan Kekedapan Air Berdasarkan Hukum Archimedes dan
Teori Kontinuitas
Hukum Archimedes, rumus tekanan dan teori kontinuitas digunakan untuk
menghitung kekedapan air pada dinding bak penampungan air. Rumus hukum
archimedes disubtitusikan ke dalam rumus tekanan, yaitu yang semula
rumus tekanan itu adalah . Hasil dari tekanan air di dalam bak penampungan air
terhadap luas permukaan alas bak yaitu . Sedangkan untuk menghitung
berapa banyaik air yang merembes per detik, maka dapat dihitung dengan
menggunakan rumus kontinuitas dengan hasil
sebagai berikut:
77.99 74.74
104.4195.29
54.9
0
20
40
60
80
100
120
A B C D E
Ku
at
tek
an
bet
on
Variabel
Grafik Kuat Tekan Beton (kg/cm2)
38
semen
Tabel 4.2.3.1. Hasil Penghitungan Debit Air
No Variabel Volume air yang merembes
(m3)
Waktu
(sekon)
Debit air
(m3/s)
1 A 0,83 × 10-3
64800 1,281 x 10-8
2 B 0,829 × 10-3
64800 1,279 x 10-8
3 C 0,774 × 10-3
64800 1,194 x 10-8
4 D 0,760 × 10-3
64800 1,173 x 10-8
5 E 0,202 × 10-3
64800 0,312 x 10-8
(Analisis atau perhitungannya berada pada lampiran Microsoft Excel)
2. Ikatan Molekul Abu Vulkanik dengan Molekul Pasir dan Semen
Abu vulkanik Gunung Merapi mengandung 57% sampai 58% silika atau dapat
dikatakan lebih dari separuh senyawa yang terdapat dalam abu vulkanik adalah silika.
Silikon merupakan unsur peringkat kedua terbanyak setelah oksigen pada kulit bumi.
Meliputi sekitar 28% dari berat kulit bumi, silikon terdapat sebagai silika (SiO2) dan
senyawa silikat (SiO32-
). Silikon dapat dikatakan sebagai kunci dunia mineral
(anorganik). Pasir yang tersebar di bumi ini merupakan bentuk dari silika yang tidak
murni, sedangkan bentuk dari silika yang murni adalah batu api, serta silika paling
murni adalah kuarsa.
Rumus kimia dari abu vulkanik dan pasir adalah SiO2 (silika). Hal ini yang
menyebabkan molekul abu vulkanik dapat saling berikatan erat dengan pasir, sehingga
dinding dengan campuran abu vulkanik dan pasir yang sama akan memiliki kekedapan
dan kuat tekan beton yang bagus.
Silika dalam jumlah tertentu dapat menggantikan semen dan juga berperan sebagai
pengisi antara partikel-partikel semen, sehingga adanya silikat maka porositas beton
akan menjadi lebih kecil dan selanjutnya kedapan beton akan menjadi bertambah
sehingga permeabilitas semakin kecil. Bahan ini mereduksi kecepatan pengerasan
beton dan ini adalah salah satu keberatan dari penggunaannya.
Semen dibuat dengan memanaskan batuan yang mengandung batu kapur (CaCO3)
dan tanah liat (Al2O3. 2SiO2. 2H2O) dalam perbandingan tertentu, pada suhu sekitar
1500o C.
CaCO3(s) CaO(s) + CO2
Al2O3. 2SiO2. 2H2O(s) + 3CaO (s) Ca(AlO2)2 (s) + 2CaSiO3(s) + 2H2O(g)
39
Tabel 4.2.4.2. Karakteristik Abu Vulkanik dan Pasir
No Pembanding Abu Vulkanik Pasir
1 Luas permukaan
untuk massa yang
sama Lebih besar Lebih kecil
2 Laju reaksi Lebih cepat kering dan merata Lebih lambat dan tidak merata
3 Secara fisik Halus Kasar
4 Rumus kimia SiO2 SiO2
Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa dalam proses pengeringan beton
berbahan semen, abu vulkanik dan pasir, terjadi proses polimerisasi. Reaksi
polimerisasi adalah proses pembentukan polimer yang terdiri dari molekul-molekul
besar yaitu semen,pasir dan abu vulkanik menjadi makromolekul. Ikatan antarmolekul
semen, abu vulkanik, dan pasir disebut ikatan kovalen karena memliki unsur yang
sama yaitu terdapat SiO2. Selain itu, dalam reaksi polimerisasi semen, abu vulkanik,
dan pasir akan membentuk senyawa baru yang tidak akan membahayakan kualitas air.
Selain itu, molekul air di dalam bak bersifat kohesi yaitu saling tarik-menarik pada
molekul zat yang sama.
C. Kualitas Air Pada Bak Penampungan Air
Selain bermanfaat terhadap kekokohan dan kekedapan dinding, abu vulkanik juga
tidak berpengaruh terhadap kualitas air. Hal ini sesuai dengan percobaan yang peneliti
lakukan terhadap kualitas air sebelum dituangkan ke dalam bak dan sesudah dituangkan
selama 15 menit ke dalam bak dengan menggunakan lakmus merah, biru dan indikator
universal, tidak terjadi perubahan (layak dipakai). Bak yang digunakan adalah bak dengan
komposisi varabel C (1semen:2pasir:2abu vulkanik).
40
Tabel 4.3.1. Uji Kualitas Air
No Gambar Pembeda Air Sebelum Air Sesudah
1
Warna Air tidak berwarna Air tidak berwarna
2 Bau Tidak berbau Tidak berbau
3 pH 7 (netral) 7 (netral)
4
Lakmus biru=biru Lakmus biru=biru
5 Lakmus
merah=merah
Lakmus
merah=merah
6 Indikator
universal=7, hijau
Indikator
universal=7, hijau
7 Rasa Tidak berasa Tidak berasa
D. Cara Pembuatan Bak Penampungan Air dengan Abu Vulkanik
Pembuatan bak penampungan air dari abu vulkanik ini dengan cara mencampurkan
abu vulkanik ke dalam campuran semen dan pasir. Sebelum pembuatan dilakukan,
terlebih dahulu menguji kandungan silika pada abu vulkanik dengan AAS, untuk
menentukan kualitas abu vulkanik yang bagus, karena kandungan silika di dalam abu
vulkanik satu dengan yang lainnya tidak sama. Langkah-langkah pembuatan dinding
bangunan dengan abu vulkanik sebagai berikut:
1.
siapkan alat dan bahan.
2. Ayak pasir dan abu vulkanik terlebih dahulu agar lebih halus.
41
3.
tuangkan pasir, abu
vulkanik, dan semen (1:2:2) ke dalam wadah yang sudah disediakan.
4. tambahkan air dengan perbandingan 2:1 dan
diaduk hingga rata.
5. kemudian dicetak
dengan cetakan agar rapi.
6. lepaskan
cetakan bagian dalam dengan hati-hati.
42
7.
tunggu cetakan tersebut hingga kering dan mengeras (sekitar 1-2 hari), kemudian
lepaskan bagian luar cetakan.
Kerapatan dan kerataan dalam pembuatan sebuah bangunan sangat berpengaruh
terhadap kuat titik tekan suatu beton dan kekedapan air. Selain itu, penambahan air juga
berpengaruh terhadap tingkat kemudahan pekerjaannya (workbility). Makin cair adukan
maka makin mudah cara pengerjaannya sehingga semakin mudah untuk dipadatkan.
E. Kelebihan Hasil Penelitian dan Keterbatasan Penelitian
Kelebihan hasil penelitian ini adalah abu vulkanik dapat dimanfaatkan sebagai bahan
campuran pembuatan bak penampungan air yang kokoh dan kedap air untuk daerah
kekurangan air bersih dan daerah curah hujan rendah (arid). Selain itu, dapat
dimanfaatkan untuk bahan pembuatan bangunan terutama rumah agar dinding ruangan
tidak mudah basah dan berkerak, dan batako. Biaya yang dikeluarkan dalam pembuatan
bak penampungan air hujan dengan menggunakan abu vulkanik akan jauh lebih murah
dibandingkan yang tidak menggunakan abu vulkanik, karena abu vulkanik dapat
menghemat semen. Selain itu, abu vulkanik tidak mempengaruhi kualitas air yang ada di
dalamnya.
Keterbatasan penelitian ini adalah pada pemilahan abu vulkanik dengan tanah,
sehingga sebelum pemakaian harus diayak terlebih dahulu. Selain itu, dalam proses
pengambilan abu vulkanik harus menunggu hingga Gunung Merapi mengalami erupsi.
F. Aplikasi Penelitian
Penilitian ini dapat diaplikasikan dalam pembuatan:
- dinding-dinding rumah atau bangunan lainnya
- batako,
- bak mandi, dan
- bak penampungan air hujan.
43
Desain bak penampungan air hujan yang dapat diaplikasikan di daerah Lereng Merapi
sebagai mitigasi kekurangan air pada bencana Gunung Merapi meletus di Lereng Gunung
Merapi.
Gambar 4.6.1. Desain Bak Penampungan Air Hujan
2 meter2 m
eter
1.3
met
er
Air yang dapat ditampung oleh bak dengan ukuran 2m x 2m x 1,3 m adalah ± 5200 liter.
Bahan-bahan yang dibutuhkan untuk dindingnya (semen:pasir:abu vulkanik yaitu 1:2:2)
adalah
1. Batu bata (22cm x 11 cm x 5cm)
Luas bak depan dan belakang
2(2m x 1,3m) = 5,2 m2
Luas bak samping kanan dan kiri
2(1,78 x 1,3m) = 4,628 m2
Luas keseluruhan adalah 9,828 m2
Batu bata yang dibutuhkan dalam 1m2
adalah 70 buah, jadi 9,828m2 x 70 = 687,96
atau 688 batu bata.
2. Semen yang dibutuhkan dalam 1m2
adalah 11,5 kg, jadi 9,828m2 x 11,5 kg = 113,022
atau 114 kg.
3. Pasir yang dibutuhkan dalam 1m2
adalah 0,0215 m3, jadi 9,828m
2 x 0,0215 m
3 =
0,211302 m3
atau 0,22 m3.
4. Abu vulkanik yang dibutuhkan dalam 1m2
adalah 0,0215 m3, jadi 9,828m
2 x 0,0215m
3
= 0,211302 m3
atau 0,22 m3.
Bahan-bahan yang dibutuhkan untuk lantainya (semen:pasir:abu vulkanik yaitu 1:2:2)
adalah
1. Bagian bawahnya hanya plesteran tanpa batu bata dengan tebal 3cm memiliki volume
0,03m x 1,78m x 1,78m = 0,095 m3, semen yang dibutuhkan dalam 1m
3 adalah
11,38kg, jadi 0,095m3
x 11,38kg = 1,08 kg atau 1,1 kg.
44
2. Pasir yang dibutuhkan dalam 1m3
adalah 0,021m3, jadi 0,095m
3 x 0,021m
3 =
0,001995m3
atau 0,002 m3.
3. Abu vulkanik yang dibutuhkan dalam 1m3
adalah 0,021m3, jadi 0,095m
3 x 0,021m
3 =
0,001995m3
atau 0,002 m3.
Bahan-bahan yang dibutuhkan untuk plesteran kasar dengan tebal 2 cm (semen:pasir:abu
vulkanik yaitu 1:2:2) adalah
Luas penampang plesteran dinding bak luar: (2m x 1,3m)4= 10,4 m2
Luas penampang plesteran dinding dalam: 1,3m-0,03m=1,27m (1,27m x 1,78m)4=
9,04m2. Jumlah keduanya adalah 19,44m
2.
Luas penampang plesteran mulut bak depan-belakang: (0,15m x 2m)2= 0,6m2.
Luas penampang plesteran mulut bak samping kanan-kiri: 1,78m-0,04m= 1,74m
(1,74m x 0,15)2=0,522m2. Jumlah keduanya adalah 1,122m
2. Jadi, luas penampang
plesterannya 20,562m2, sehingga volumenya 20,562m
2 x 0,02m= 0,41124m
3.
1. Semen yang dibutuhkan dalam 1m3 adalah 8,68 kg, maka 0,41124m
3 x 8,68 kg=
3,57kg.
2. Pasir yang dibutuhkan dalam 1m3 adalah 0,014m
3, maka 0,41124m
3 x 0,014m
3=
0,00575736m3.
3. Abu vulkanik yang dibutuhkan dalam 1m3 adalah 0,014m
3, maka 0,41124m
3 x
0,014m3= 0,00575736m
3.
45
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
1. Persentase kandungan silika pada abu vulkanik dari Gunung Merapi adalah sekitar
57% sampai 58%.
2. Penggunaan abu vulkanik berpengaruh terhadap kekokohan dan kekedapan dinding.
Hal ini ditunjukkan dari penelitian yang peneliti lakukan, diantaranya yaitu:
a. Hukum Archimedes disubtituskan ke dalam rumus tekanan untuk menghitung
tekanan yang dialami oleh setiap bak penelitian.
b. Teori kontinuitas digunakan untuk menghitung berapa kecepatan air merembes
dinding dalam waktu 64800 sekon, apabila debit air semakin kecil maka air yang
merembes semakin sedikit, menandakan pori-porinya sedikit. Hal ini dikarenakan,
ikatan molekul abu vulkanik dengan molekul pasir dan semen adalah ikatan
kovalen dengan reaksi polimerisasi, sehingga dinding memiliki sedikit pori-pori.
3. Penggunaan silika pada abu vulkanik dalam pembuatan bak air tidak berbahaya bagi
kesehatan, dalam hal ini adalah kualitas airnya.
4. Pembuatan dinding yang kuat akan tekanan dan kedap air dapat dilakukan dengan cara
menambahkan komposisi variabel C dengan perbandingan semen:pasir:abu vulkanik
adalah 1:2:2, atau setara dengan 400 gr semen, 808 gr abu vulkanik, dan 954 gr pasir.
B. Saran
1. Perlu adanya penelitian lebih lanjut mengenai pemanfaatan abu vulkanik di bidang
lain.
2. Perlu adanya tindakan langsung dari masyarakat terhadap pemanfaatan abu vulkanik
untuk bangunan yang kedap air dan kokoh.
3. Perlu adanya penelitian lebih lanjut mengenai kandungan silika pada abu vulkanik.
46
DAFTAR PUSTAKA
Ajiraga. 2008. “AAS Atomic Absorption Spectrophotometer”.
http://ajiraga.blogspot.com/2008/11/atomic-absorption-spectrofotometer-aas.html.
Diakses pada tanggal 23 Desember 2010 pukul 7:45 WIB di warnet SMA
Muhammadiyah 2 Yogyakarta.
Anonim, 1990, Spesifikasi Beton Bertulang Kedap Air, (SK SNI S-36-1990-03), DPU
Yayasan LPMB, Bandung.
Anshory, Irfan. 1997. Acuan Pelajaran KIMIA SMU 3. Jakarta: Erlangga.
Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Pekerjaan Umum. 2008. Metode Pengujian
Kuat Tekan Beton SNI 03-1974-1990 dalam Buku Bahan Konstruksi Bangunan dan
Rekayasa Sipi SNI ABSTRAK.
BPPTK. 2010. Hasil Analisis Kandungan Silika Abu Vulkanik Merapi. Yogyakarta: BPPTK.
C. Welz, M. Sperling (1999), Spektrometri Serapan Atom, Wiley-VCH, Weinheim, Jerman,
Daintith, John (ed.). 1990. Oxford KAMUS LENGKAP KIMIA, Edisi Baru. Jakarta: Erlangga.
Diakses dari laman http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/14212/1/09E00757.pdf 15
Desember 2010 pukul 19:00 WIB di rumah peneliti.
Diakses dari laman
http://sains.kompas.com/read/2010/11/08/06534541/Pasir.dan.Abu.Vulkanik.Bernilai
Ekonomi pada hari Jumat, 9 Desember 2010 16.25 WIB di rumah peneliti.
Diakses dari laman volcanoes.usgs.gov 15 Desember 2010 pukul 18:20 WIB di rumah
peneliti.
Diansah, Ronyar . 2010. “Apakah Silica Fume Itu?”.
http://ronymedia.wordpress.com/2010/05/26/apakah-silica-fume-itu/ Diakses pada
tanggal 15 Desember 2010 pukul 18:17 WIB di rumah peneliti.
Husin, Abdul Djamil. 2000. Kamus Fisika Bergambar. Jakarta: Erlangga.
ISBN 3-527-28571-7.
Kompas. 2010. “SISI LAIN LETUSAN MERAPI, Pasir dan Abu Vulkanik Bernilai
Ekonomi”.
http://sains.kompas.com/read/2010/11/08/06534541/Pasir.dan.Abu.Vulkanik.Bernilai.E
konomi Diakses pada tanggal 10 desember 2010 pukul 18:53 WIB di rumah peneliti.
Otomotif. 2010. “Bahaya Abu Vulkanik Gunung Merapi Terhadap Performa Mesin
Kendaraan” http://lifestyle.okezone.com/read/2010/11/02/195/388800/bahaya-abu-
vulkanik-gunung-merapi-terhadap-performa-mesin-kendaraan Diakses pada tanggal 10
Desember 2010 pukul 21:05 WIB di rumah peneliti.
47
Pdf.2008.“spektrofotometri-serapan-atom”.
http://mahboeb.files.wordpress.com/2008/04/spektrofotometri-serapan-atom.pdf
Diakses pada tanggal 28 Desember 2010 pukul 11:40 WIB di warnet SMA
Muhammadiyah 2 Yogyakarta.
Pecsok, Robert L, dkk. 1968. Modern Methods of Chemical Analysis. Jil.2. New York:
Library of Congress Cataloging in Publication Data.
Purba, Michael. 2007. KIMIA untuk SMA Kelas XII. Jakarta: Erlangga.
Ruang Hati. 2010. “Fakta Abu Vulkanik Lebih Berbahaya Dari Debu Biasa (Picture)”.
http://ruanghati.com/2010/11/07/fakta-abu-vulkanik-lebih-berbahaya-dari-debu-biasa-
picture/ Diakses pada tanggal 10 Desember 2010 pukul 20:55 WIB di rumah peneliti.
Suroso, AY, dkk. 2003. Ensiklopedi, Sains dan Kehidupan. Jakarta: tarity Samudra Berlian.
Suroso, H., 2001, Pemanfaatan Pasir Pantai Sebagai Bahan Agregat Halus Pada Beton,
Tesis S-2, Jurusan Tekni Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
Tjokrodimuljo, K., 2004, Teknologi Beton, Buku Ajar, Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik,
Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
Trisnamiati, Agusniar. 2000. KAMUS KIMIA BERGAMBAR. Jakarta: Erlangga.
W.J. Price, Analytic Atomic Absorption Spectometry, Heyden & Son, London, 1972.
Yaz, M. Ali. 2007. Fisika SMA Kelas XI. Bogor: Quadra.
Yolanda, A., 2003, Pengaruh Jumlah Semen dan Faktor Air Semen Terhadap Nilai Slump
dan Kuat Tekan Beton dengan Agregat Batu Pecah, Tugas Akhir, Jurusan Teknik Sipil,
Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
48
LAMPIRAN
A. Foto-foto Penelitian
Alat dan bahan pembuatan bak
Hasil cetakan
49
Tempat pengambilan abu
vulkanik di cangkringan
Alat AAS Lab Kimia Analitik Dasar
UGM
Perbedaan 3 sampel abu
vulkanik
Penampang microcopis abu
vulkanik
Uji perembesan air
Lab. Teknik Struktur UGM
50
Hasil pencetakan
Pengukuran kubus beton sebelum diuji
Tranducer
Perendaman kubus beton Alat & bahan
pembuatan kubus beton
51
Uji kuat tekan beton
Uji kualitas air
Fakta dinding berkerak
52
B. Anggaran Penelitian
REVISI RANCANGAN ANGGARAN 1
No Kegiatan Alat dan Bahan Biaya (Rp)
1 Pembelian 2 sak semen @ Rp 80.000,- 160.000,-
2 4 sak pasir @ Rp 50.000,- 200.000,-
3 1 sak labur/gamping 50.000,-
4 1 sak abu vulkanik
5 100 biji @ Rp 700,- 70.000,-
6 1 pengayak pasir 10.000,-
7 2 ember 20.000,-
8 2 pengaduk/cetok 10.000,-
9 Sewa alat uji ketahanan 4 variabel @ Rp 100.000,- 400.000,-
10 Pembuatan KIR 5 eksemplar @ Rp 10.000,- 50.000,-
11 Pembuatan proposal 3 eksemplar @ Rp 8.000,- 24.000,-
Jumlah 994.000,-
53
REVISI RANCANGAN ANGGARAN 2
No Kegiatan Alat dan Bahan Biaya (Rp)
1 Pembelian 2 sak semen @ Rp 70.000,- 140.000,-
2 4 sak pasir @ Rp 50.000,- 200.000,-
3 1 sak labur/gamping 50.000,-
4 1 sak abu vulkanik
5 100 biji @ Rp 700,- 70.000,-
6 1 pengayak pasir 10.000,-
7 2 ember 20.000,-
8 2 pengaduk/cetok 10.000,-
9 Sewa alat uji ketahanan 4 variabel @ Rp 50.000,- 200.000,-
10 Pembuatan KIR 5 eksemplar @ Rp 10.000,- 50.000,-
11 Pembuatan laporan 5 eksemplar @ Rp 10.000,- 50.000,-
12 Dokumentasi penelitian 50.000,
Jumlah 850.000,-
54
C. Biodata Peneliti
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Curriculum Vitae
Data Pribadi / Personal Details
Nama / Name : Febrianti Silviana Dewi
Alamat / Address : Perum GKPN No.4 Rt 01 Rw 38 Ketandanbaru,
Banguntapan, Bantul
Kode Post / Postal Code : 55198
Nomor Telepon / Phone : 087739161195
Email : vi_na@rocketmail.com
Jenis Kelamin / Gender : Perempuan
Tempat Kelahiran / Place of Birth : Kulon Progo
Tanggal Kelahiran / Date of Birth : 7 Februari 1994
Nama Orang tua / Parents : Ir. Anang Indriarto
Warga Negara / Nationality : Indonesia
Agama / Religion : Islam
Sekolah / School : SMA Muhammadiyah 2 Yogyakarta
Prestasi / Achievement : - Juara harapan 3 Lomba Menulis Cerpen
Radar Jogja Tingkat Regional.
- Grand Finalis 10 Besar Lomba Essay Inggris
Hukum UII Tigkat DIY-Jateng.
- Juara 3 KIR Lalulintas, AHM Best Student
Tingkat Regional.
- Nominalis KIR Lalulintas, AHM Best Student
Tingkat Nasional.
55
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Curriculum Vitae
Data Pribadi / Personal Details
Nama / Name : Muhammad Hasan Habib
Alamat / Address : Jalan Jogokariyan No.56 Yogyakarta
Kode Post / Postal Code : 55143
Nomor Telepon / Phone : 085725752475
Email : hasancreative_56@yahoo.co.id
Jenis Kelamin / Gender : Laki-laki
Tempat Kelahiran / Place of Birth : Yogyakarta
Tanggal Kelahiran / Date of Birth : 8 Januari 1994
Nama Orang tua / Parents : Muhammad Ichsan
Warga Negara / Nationality : Indonesia
Agama / Religion : Islam
Sekolah / School : SMA Muhammadiyah 2 Yogyakarta
top related