gangguan pendengaran

Post on 28-Apr-2017

230 Views

Category:

Documents

1 Downloads

Preview:

Click to see full reader

TRANSCRIPT

Gangguan Pendengaran/ Hearing Loss

Nuri Amelia Rahmah2008730098

Dr. Sondang BRS, Sp.THT, MARS

1

41

ANATOMI

2

40ANATOMI 3

Telinga Tengah

4

Gambar 2. skema telinga

Gambar 3. skematik telinga tengah

425

Persyarafan TelingaNervus vestibulokoklearis

serabut saraf

nukleus vestibularis

(titik pertemuan pons dan

MO)

koklearis

nukleus (dibelakang

talamus)

pusat penerima

akhir (korteks otak

di bawah lobus

temporalis)6

Vaskularisasi TelingaRamus cochleae a. Labyrinthi kokleaRamus vestibulares a.Labyrinthi vestibulumV. Spiralis anterior

V. Spiralis posterior

V. Laminae spiralis

Vv. Vestibulares

V. Canaliculi cochleae

7

Fisiologi Pendengaran

478

Energi bunyi

ditangkap aurikula

Membran timpani bergetar

Amplifikasi getaran

Rangkaian tulang

pendengaran

Stapes menggerak

kan foramen

ovalePerilimfe

skala vestibuli bergerak

Membrana Reissner

mendorong endolimfa

Gerak relatif

membran basalis dan membran tektoria

Rangsangan mekanik

defleksi stereosilia sel-sel rambut

Depolarisasi sel rambut

Potensial aksi saraf

auditoriusNukleus

auditorius Korteks serebri (area 39-40) di

lobus temporalis

489

Fisiologi Keseimbangan

Gerakan Kepala dan

tubuh Perpindahan cairan

endolimfa di labirin

Silia sel rambut

menekuk

Perubahan permeabilitas membran sel

Depolarisasi

Merangsang pelepasan

neurotransmiter eksitator

Impuls sensorik

melalui saraf aferen

Pusat keseimbangan otak (area

41-42)

4910

Fungsi telinga

Konduksi tulang

Respon auditorik

Kekuatan suara

MaskingSensitifitas pendengar

an

Lokalisasi sumber bunyi

Keseimbangan

11

Gangguan Pendengaran

Ketidakmampuan secara parsial atau total untuk mendengarkan suara pada salah satu atau kedua telinga

DEFINISI

13

KEMAMPUAN DENGAR MANUSIA

14

Bunyi ditentukan oleh : Frekuensi dan AmplitudoOrang dewasa muda : 16 Hz – 20.000 Hz (frekuensi sonik)

Subsonik > Sonik > UltrasonikFrekuensi percakapan : 500 Hz – 2000 HzFrekuensi rendah : < 500 Hz

Frekuensi tinggi : > 2000 Hz

Berdasarkan tingkatannya

Gangguan Pendengaran

Ringan (20 – 45

dB)

Sedang (45 – 60

dB)

Sedang berat (60 –

75 dB)Berat (75 – 90 dB)

Berat sekali

(>90 dB)

15

KlasifikasinyaKlasifikasi

Tuli Konduktif

Tuli Sensorineural

Tuli Campuran

17

PENYEBAB KETULIAN

-

-

18

Tuli kondukti

fBenda asingKongenital

TraumaRadangTumor

Otosklerosis

Tuli sensorine

uralKongenitalTumor

TraumaPenyakit SSPRadang

OtotoksikLain-lain

Tuli campura

nMasalah

telinga luar, tengah dan dalam

Terjadi sekalig

us

OBAT-OBAT OTOTOKSIK

19

OTOTOKSIK

• Efek samping obat yang merusak sel-sel sensorik organo Corti atau vestibuler

GEJALA

• Penurunan pendengaran• Tinnitus• Kadang-kadang dengan vertigo

Gol. Analgetik-antipiretik

Gol. Anti helmentik

Gol. Anti malaria

Gol. Diuretik

Gol. AB Aminoglikosida

Bahan-bahan kimia

OBAT-OBAT OTOTOKSIK

20

Gol. Analgetik

-antipireti

kSalisilat

Kinin

Klorokuin

Antineoplastik

Bleomisin

Nitrogen mustard

Cis-platinum

Gol. Diuretik

Furosemid

Asam etakrinat

Bumetanid

Asetazolamid

Manitol

21

Gol. AB Aminoglikosida

Streptomisin

Gentamisin

Vankomisin

Eritromisin

Bahan-bahan kimia

Karbon monoksida

Minak chenopodium

Nikotin

Zat warna anilin

Logam berat

Air raksa

Emas

Timbal

Arsen

22

TRAUMA AKUSTIK

23

Kerusakan telinga akibat bunyi yang berlebihan

Trauma

Akut Kronik

Faktor-faktor yang memudahkan trauma akustik kronik

Intensitas bising

Corak bising

Kerentanan seorang

Waktu paparan bising

24

88 dB4 jam 100 dB2 jam

105 dB1 jam 115 dB½ jam

PRESBIAKUSIS

25

Ketulian akibat degenerasi / ketuaan

Tuli sensorineural dan simetris bilateral

Patologi : Degenerasi epitel sensorik koklear atau neuron N.VIII

Gejala – gejala gangguan pendengaran

Konduktif

• ↑ volume• Lawan bicara mengulang percakapan• Mendengar lebih baik di salah satu telinga• Sulit mendengar percakapan melalui telepon

26

Gejala lain

Merasakan sakit pada telinga

Keluar cairan dari telinga

Telinga merasa tersumbat

27

Sensorineural↑ volume (diatas volume rata-rata)Lawan bicara mengulang percakapan

Orang lain berbicara tidak jelas

Tidak jelas mendengar suara percakapan

Sulit mendengar ditempat bising

28

PEMERIKSAAN PENDENGARANPemeriksaan

Tes berbisik

Tes penala

Audiometri nada murni

29

KUANTITATIF KUALITATIFFungsi pendengaran Suara bisik Tuli sensorineural :

tak dengarhuruf desis frekuensi tinggi

Normal 6 m Tuli ringan 4-6 m Tuli konduksi :

Tak dengar huruf lunak frekuensi rendah

Tuli sedang 1 m – 4 m Misal SUSU Tuli berat < 10 cm Tuli konduksi

mendengar S-S Tuli total Bila berteriak di depan

telinga penderita tatap tidak mendengar

Tuli sensorineural mendengar U-U 30

Tes Garpu TalaTes batas atas dan batas bawah Tujuan : Menentukan frekuensi yang dapat didengar melewati hantaran udara bila dibunyikan pada intensitas ambang normal.

Normal : medengar pada semua frekuensi.

Tuli konduksi : batas bawah naik

Tuli sensori neural : batas atas turun

Tes rinneTujuan : Membandingkan hantaran udara dan hantaran tulang pada satu telinga penderita

Normal : rinne positif

Tuli konduksi : rinne negatif

Tuli sensori neural : rinne positif

31

Tes Weber Tujuan : membandingkan hantaran tulang antara kedua telinga penderita

Normal : tidak ada lateralisasi

Tuli konduksi : mendengar lebih keras di telinga yang sakit

Tuli sensori neural : mendengar lebih keras di telinga yang sehat

Tes schwabach Tujuan : Membanding hantaran lewat tulang antara penderita dan pemeriksa

Normal : schwabach normal

Tuli konduksi : schwabach memanjang

Tuli sensori neural : schwabach memendek

Tes Garpu TalaRingkasan interpretasi

Tuli konduktif TES Tuli sensorineuralTak dengar huruf lunak Dengar huruf berdesis

Tes bisik Dengar huruf lunak Tak dengar huruf berdesis

Normal Batas atas Menurun Naik Batas bawah Normal

Negatif Rinne Positif False positif/ negatif

Laterilasi kesisi sakit Weber Lateralisasi kesisi sehat

Memanjang Schwabach Memendek

35

Tes pendengaran

TES BERA

(Brainstem

Evoked Respon

se Auditor

y)

TES OAE (Oto

Acoustic

Emission)

TES TYMPANOMET

RI

TES AUDIOM

ETRI

TES ASSR

(Auditory

Steady State

Response)

36

ALAT BANTU DENGAR

Jenis pocket

aid

Jenis Behind The Ear (BTE)

Jenis Custom Made• In The

Ear (ITE)• In The

Canal (ITC)

• Completely In The Canal (CIC)

Jenis hantaran

tulang (Bone

Conduction Aid)

Jenis Middle

Ear Implant

37

DAFTAR PUSTAKA• Adam,Boies, Higler, Boies Buku Ajar Penyakit THT

edisi 6, EGC, Jakarta,1997• Guyton,AC, Hall,JE, Buku Ajar Fisiologi Kedokteran,

1997, editor: irawati setiawan, ed. 9, 1997, Jakarta: EGC

• Pearce, Evelyn C, Anatomi dan Fisiologi Untuk Paramedis. Gramedia, Jakarta,2004

• Spanner, Spalteholz, Atlas Anatomi Manusia, Bagian ke II, edisi 16, Hipokrates, Jakarta,1994.

• Soepardi, Efiaty Arsyad dkk, Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala Leher edisi 5, FK UI, 2006.

38

• http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/21550/5/Chapter%20I.pdf. Diunduh 16 Februari 2013

• http://www.alatbantudengarku.com/PENDENGARANDANALATBANTUDENGAR.php. Diunduh 16 Februari 2013

• http://blog.indoadvert.info/kesehatan/penyebab-gangguan-pendengaran/. Diunduh 17 Februari 2013

• http://www.albandcare.com/gangguan_pendengaran.htm. Diunduh 18 Februari 2013

• http://andyhearing.wordpress.com/2008/02/12/mengenal-alat-bantu-dengar/ Diunduh 18 Februari 2013

39

TERIMA KASIH.....

40

top related