gambaran karakteristik ibu yang tidak memberikan asi eksklusif di wilayah kerja puskesmas parakan
Post on 25-Apr-2017
235 Views
Preview:
TRANSCRIPT
GAMBARAN KARAKTERISTIK IBU YANG TIDAK MEMBERIKAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS
PARAKANNYASAG KECAMATAN INDIHIANG KOTA TASIKMALAYA PERIODE APRIL-JUNI
TAHUN 2012
KARYA TULIS ILMIAHDiajukan Guna Melengkapi Sebagai Syarat Untuk Memperoleh
Gelar Ahli Madya Kebidanan Pada Program Studi D-III Kebidanan
oleh :
BRENDA AYLA TAMIYANIM : 09DB277005
PROGRAM STUDI D III KEBIDANANSEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH
CIAMIS2012
PERSETUJUAN
Karya Tulis Ilmiah ini telah
Disetujui oleh pembimbing
Untuk diujikan
Menyetujui,
Pembimbing I
Ns. Rosmiati, S.KepNIK. 0432777093004
Ciamis, ............................
Pembimbing II
Heni Heryani, SKM., SSTNIK. 0432778104030
Ciamis, ............................:
Mengetahui,
Ketua Program Studi D III Kebidanan
Heni Heryani, SKM., SSTNIK. 0432778104030
PENGESAHAN
Karya Tulis Ilmiah ini telah dipertahankan dan diperbaiki sesuai dengan masukan Dewan Penguji
Pada Tanggal …………………………
Mengesahkan
Penguji I
Yudhi Permana, SKMNIK. 0432777399018
Penguji II
Ayu Endang P, SSTNIK. 04032778608 052
Penguji IIII
Ns. Rosmiati, S.KepNIK. 0432777093004
Mengetahui,
KetuaSTIKes Muhammadiyah Ciamis
Yudhi Permana, SKMNIK. 0432777399018
KetuaProgam Studi D III Kebidanan
Heni Heryani, SKM., SSTNIK. 0432778104030
PERNYATAAN
Saya menyatakan bahwa Karya Tulis Ilmiah ini yang berjudul ” Gambaran
karakteristik ibu yang tidak memberikan asi eksklusif di Wilayah Kerja
Puskesmas Parakannyasag Kecamatan Indihiang Kota Tasikmalaya Periode April-
Juni Tahun 2012” ini, sepenuhnya karya saya sendiri. Tidak ada bagian di
dalamnya yang merupakan plagiat dari orang lain dan saya tidak melakukan
penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika
keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan.
Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko/sanksi yang dijatuhkan
kepada saya apabila dikemudian hari ditemukan adanya pelanggaran terhadap
etika keilmuan dalam karya saya ini, atau klaim dari pihak lain terhadap keaslian
karya saya ini.
Ciamis, Agustus 2012Yang membuat pernyataan,
BRENDA AYLA TAMIYANIM : 09DB277005
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena atas rahmat
dan karunia-Nya yang dilimpahkan sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya
Tulis Ilmiah ini tepat waktu, dengan judul “Gambaran karakteristik ibu yang tidak
memberikan ASI eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Parakannyasag
Kecamatan Indihiang Kota Tasikmalaya Tahun 2012”.
Adapun maksud dari penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini diajukan untuk
melakukan penelitian guna melengkapi sebagai syarat mencapai Gelar Ahli
Madya Kebidanan di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Ciamis.
Penulis menyadari bahwa dalam menyusun Karya Tulis Ilmiah ini tidak
terlepas dari peran serta dan bantuan dari berbagai pihak, baik bantuan berupa
moril maupun materil. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada
yang terhormat :
1. Yudhi Permana, SKM, selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Muhammadiyah Ciamis.
2. Heni Heryani, SST.,SKM, selaku Ketua Program Studi D III Kebidanan
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Ciamis dan pembimbing II
yang telah banyak meluangkan waktu dan tenaga serta pikiran untuk
memberikan bimbingan, saran serta dorong
3. Ns. Rosmiati, S.Kep, selaku pembimbing I yang telah banyak meluangkan
waktu dan tenaga serta pikiran untuk memberikan bimbingan, saran serta
dorongan moril dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini
4. Kepala Puskesmas Parakannyasag beserta jajarannya yang telah membantu
penulis dalam pengambilan data.
5. Seluruh Staf dosen Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Ciamis
yang telah memberi dukungan selama penulis mengikuti pendidikan.
6. Seluruh Staf Perpustakaan STIKes Muhammadiyah Ciamis yang telah
memberi bantuan dalam penyediaan buku sumber.
7. Kedua orang tuaku tercinta, yang telah memberi dukungan, motivasi serta
curahan kasih sayang dan do'a yang tiada henti-hentinya.
8. Rekan-rekan Mahasiswi Program Studi D-III Kebidanan atas kerjasamanya
dalam memberikan dukungan dan bantuan dalam penyusunan Karya Tulis
Ilmiah ini.
9. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
memberikan andil dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.
Semoga amal kebaikan mereka mendapat balasan dari Alloh SWT. Penulis
juga berharap semoga Karya Tulis Ilmiah ini bermanfaat bagi penulis khususnya
dan bagi yang berkepentingan pada umumnya.
Dalam menyusun Karya Tulis Ilmiah ini, penulis telah berusaha
semaksimal mungkin agar sesuai dengan yang diharapkan. Namun mengingat
keterbatasan pengetahuan, kemampuan dan pengalaman, maka dengan segala
kerendahan hati penulis menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari
kesempurnaan.
Ciamis, Agustus 2012
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL................................................................................ iHALAMAN PERSETUJUAN.................................................................. iiHALAMAN PENGESAHAN................................................................... iiiHALAMAN PERNYATAAN .................................................................. ivINTISARI .............................................................................................. vKATA PENGANTAR ............................................................................. viDAFTAR ISI........................................................................................... viiiDAFTAR TABEL.................................................................................... xDAFTAR GAMBAR................................................................................ xiDAFTAR LAMPIRAN............................................................................. xiiDAFTAR RIWAYAT HIDUP .................................................................. xiii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................... 1A. Latar Belakang Masalah................................................... 5
B. Rumusan Masalah............................................................ 5
C. Tujuan Penelitian.............................................................. 5
1. Tujuan Umum .............................................................. 5
2. Tujuan Khusus ............................................................. 5
D. Manfaat Penelitian............................................................ 6
E. Keaslian Penelitian .......................................................... 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA........................................................... 8A. Konsep Dasar .................................................................. 8
1. Karakteristik................................................................ 8
2. ASI Eksklusif .............................................................. 14
B. Landasan Teori................................................................. 21
C. Kerangka Konsep............................................................. 21
BAB III METODE PENELITIAN.......................................................... 23A. Rancangan Penelitian....................................................... 23
B. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional.................... 23
C. Populasi dan Sampel........................................................ 25
D. Pengumpulan Data........................................................... 27
E. Prosedur Penelitian .......................................................... 28
F. Pengolahan dan Analisis Data.......................................... 29
G. Etika Penelitian ................................................................ 30
H. Lokasi dan Waktu Penelitian ........................................... 31
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .......................... 32A. Hasil Penelitian ............................................................... 32
B. Pembahasan .................................................................... 36
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN ............................................... 41A. Kesimpulan ..................................................................... 41
B. Saran ............................................................................... 42
DAFTAR PUSTAKALAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1.1 Jumlah Data Ibu Menyusui di 5 Puskesmas
Kota Tasikmalaya Tahun 2011........................................... 4
Tabel 3.1 Definisi Operasional............................................................ 24
Tabel 3.2 Distribusi Sampel................................................................ 26
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Ibu Menyusui yang tidak
Memberikan ASI Eksklusif, dilihat dari Umur Ibu................ 32
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Ibu Menyusui yang tidak
Memberikan ASI Eksklusif, Dilihat dari Paritas Ibu............. 33
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi ibu Menyusui yang tidak
Memberikan ASI Eksklusif, Dilihat dari Pendidikan Ibu...... 34
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Ibu Menyusui yang tidak
Memberikan ASI Eksklusif, Dilihat dari Pekerjaan Ibu........ 34
Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi ibu Menyusui yang tidak
Memberikan ASI Eksklusif, Dilihat dari Pendapatan Ibu..... 35
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Kerangka Konsep............................................................... 22
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Jadwal Kegiatan Penelitian
Lampiran 2 Surat Permohonan Penelitian
Lampiran 3 Surat Pemberitahuan Penelitian
Lampiran 4 Surat Balasan Penelitian
Lampiran 5 Pernyataan Penelitian
Lampiran 6 Kesediaan Menjadi Responden
Lampiran 7 Kuesioner
Lampiran 8 Data Penelitian
Lampiran 9 Hasil Pengolahan Data Penelitian
Lampiran 10 Lembar Konsultasi Pembimbing I
Lampiran 11 Lembar Konsultasi Pembimbing II
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
A. DATA PRIBADI
Nama Lengkap : Brenda Ayla Tamiya
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Tempat dan Tanggal Lahir : Tasikmalaya, 09 September 1991
Alamat : Jl. Leuwidahu, Blok Cengkeh No. 67 RT. 04
RW. 02 Kel. Parakannyasag, Kec. Indihiang
Kota Tasikmalaya 46151
B. RIWAYAT PENDIDIKAN
1. Taman Kanak-kanak Miftahuttoyibah : Tahun 1995 - 1997
2. SDN Parakannyasag 2 : Tahun 1997 - 2003
3. SMP Negeri 5 Tasikmalaya : Tahun 2003 - 2006
4. SMA N 2 Tasikmalaya : Tahun 2006 - 2009
5. D-III Kebidanan STIKes Muhammadiyah Ciamis : Tahun 2009 s.d Sekarang
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Salah satu tujuan pembangunan nasional adalah membangun sumber
daya manusia (SDM) yang berkualitas agar dapat melanjutkan perjuangan
pembangunan nasional untuk menuju masyarakat sejahtera, adil dan
makmur. Kualitas SDM di ukur dari kecerdasan, kematangan, emosi,
kemampuan berkomunikasi, keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan
Yang Maha Esa (Depkes, 2004).
Pemberian Air Susu Ibu (ASI) pada bayi merupakan cara terbaik bagi
peningkatan kualitas SDM sejak dini yang akan menjadi penerus bangsa ASI
merupakan makanan yang paling sempurna bagi bayi. Pemberian ASI
berarti memberikan zat-zat gizi yang bernilai tinggi yang dibutuhkan untuk
pertumbuhan dan perkembangan syaraf dan otak, memberikan zat-zat
kekebalan terhadap beberapa penyakit dan mewujudkan ikatan
emosional antara ibu dan bayinya (Sunartyo, 2008).
Setiap tahunnya hampir 3,3 juta bayi lahir mati, dan lebih dari 4 juta
bayi meninggal dalam waktu 28 hari ketika lahir ke dunia. Kematian bayi
selama periode neonatal ini sebanyak seperti yang terjadi pada bayi usia 11
bulan dan juga anak-anak usia 1-4 tahun. Menurut rekomendasi World
Health Organization (WHO) bahwa Air Susu Ibu Eksklusif selama 6 bulan
pertama hidup bayi adalah yang terbaik. Dengan demikian, ketentuan
sebelumnya (bahwa ASI Eksklusif itu cukup 4 bulan) sudah tidak berlaku lagi.
Setelah ASI Eksklusif 6 bulan tersebut, bukan berarti pemberian ASI
dihentikan. Seiring dengan pengenalan makanan kepada bayi, pemberian
ASI tetap dilakukan, sebaiknya menyusui sampai umur 2 tahun (WHO, 2002).
Berdasarkan Hasil Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI)
tahun 2007, bayi berumur dibawah lima tahun (32%) mendapatkan ASI
Eksklusif selama enam bulan, dan angka ini lebih rendah dibandingkan
laporan pada SDKI tahun 2002-2003 (40%) (BPS, 2008). Dengan adanya
penurunan persentase pemberian ASI Eksklusif pada SDKI tahun 2007
dibandingkan tahun 2002-2003, dapat berpengaruh terhadap kualitas sumber
daya manusia pada masa yang akan datang dan berdampak pada status
kesehatan masyarakat, dimana dapat memungkinkan terjadinya peningkatan
angka kesakitan dan kematian pada bayi.
Penambahan makanan selain ASI pada usia yang terlalu dini dapat
meningkatkan kesakitan (morbiditas). Bayi tersebut akan mudah terkena
infeksi saluran pencernaan maupun pernafasan. Angka kematian bayi di
Indonesia yang cukup tinggi diantaranya disebabkan oleh tingginya kejadian
infeksi saluran pencernaan dan pernafasan pada bayi. Jika dibandingkan
dengan negara ASEAN lainnya (Thailand, Phillipina, Malaysia), angka
kematian bayi (IMR) di Indonesia masih termasuk tinggi, yaitu 51 per 1000
kelahiran (Depkes, 2008).
Penyebab tingginya AKB disebabkan oleh karena banyak hal yang
mana salah satunya adalah dari faktor status gizi bayi. Pemberian ASI
eksklusif berpengaruh pada kualitas kesehatan bayi. Semakin sedikit jumlah
bayi yang mendapat ASI eksklusif, maka kualitas kesehatan bayi dan anak
balita akan semakin buruk, karena pemberian makanan pendamping ASI
yang tidak benar menyebabkan gangguan pencernaan yang selanjutnya
menyebabkan gangguan pertumbuhan, yang pada akhirnya dapat
meningkatkan AKB (Khairunniyah, 2004).
Mengingat pentingnya pemberian Air Susu Ibu bagi tumbuh kembang
yang optimal baik fisik maupun mental dan kecerdasannya maka perlu di
perhatikan agar dapat terlaksana dengan benar. Faktor keberhasilan dalam
menyusui adalah dengan menyusui secara dini dengan posisi yang benar,
teratur dan eksklusif. Sehubungan dengan hal tersebut telah ditetapkan
dengan Kepmenkes RI No. 450/ Menkes/IV/2004 tentang pemberian Air Susu
Ibu (ASI) secara eksklusif pada bayi Indonesia. Keunggulan dan manfaat
menyusui dapat dilihat dari beberapa aspek yaitu: aspek gizi, aspek
imunologik, aspek psikologi, aspek kecerdasan, neurologis, ekonomis dan
aspek penundaan kehamilan (Depkes, 2007).
Sesuai dengan kutipan Surat Al Baqarah ayat 233 dikemukakan bahwa
“Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun penuh,
yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuannya”. Dari kutipan di atas
diketahui bahwa memberikan ASI kepada bayinya selama 2 tahun
merupakan perilaku seorang ibu yang dianjurkan oleh agama karena dapat
mempengaruhi kesehatan ibu dan bayinya.
Air Susu Ibu dan kondisi ibu dan anak pada upaya (ASI) Peningkatan
Pengunaan ASI hingga saat ini ASI rendah. Selain itu faktor-faktor
kekurangan gizi sejak dalam kandungan, dan pemberian makanan
pendamping Air Susu Ibu terlalu dini, menyebabkan pertumbuhan awal balita
terganggu (IBI, 2004).
Data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Jawa Barat Tahun 2011,
diketahui jumlah bayi yang lahir pada tahun 2009 di Provinsi Jawa Barat
sebanyak 3.831.703 bayi, sebanyak 3.617.313 (94.4%) bayi yang diberikan
ASI Eksklusif dan sebanyak 214.390 (5,6%) bayi yang tidak diberikan ASI
Eksklusif (Dinkes Jabar, 2010).
Berdasarkan data yang diperoleh dari data laporan tahunan Dinas Kota
Tasikmalaya tahun 2011 diketahui bahwa jumlah menyusui sebanyak 14.995
orang, dimana sebanyak 11.175 orang (74,5%) ibu yang memberikan ASI
eksklusif, dan 3.820 orang (25,5%) yang tidak memberikan ASI eksklusif.
Adapun data dari 6 Puskesmas di Kota Tasikmalaya sebagai berikut :
Tabel 1.1Jumlah Data Ibu Menyusui di 5 Puskesmas
Kota Tasikmalaya Tahun 2011
Nama Puskemas
Jumlah Ibu Menyusui
Ibu Menyusui ASI eksklusif %
Ibu yang tidakmemberikan ASI
eksklusif %
ParakannyasagIndihiangBungursariCipedesCigeureung
336623245365787
162374123183386
48,260.050,250.149.0
174249122182401
51,840.049,849.951.0
(Sumber : Profil Dinkes Kota Tasikmalaya)
Berdasarkan Tabel 1.1 Puskesmas Parakannyasag memiliki jumlah ibu
yang tidak memberikan ASI eksklusif terbanyak, dari jumlah ibu menyusui
sebanyak 336 orang, sebanyak 162 orang (48,2%) yang memberikan ASI
eksklusif, dan 174 orang (51,8%) ibu tidak memberikan ASI eksklusif,
dibandingkan dengan puskesmas indihiang dari 623 orang ibu menyusui,
sebanyak 374 orang (60,0%) memberikan ASI eksklusif dan 249 (40,0%)
tidak memberikan ASI eksklusif.
Setelah melakukan studi pendahuluan dengan metode wawancara
terhadap 10 orang ibu menyusui di Wilayah Kerja Puskesmas
Parakannyasag Kecamatan Indihiang Kota Tasikmalaya, di dapatkan data ibu
yang tidak memberikan ASI eksklusif sebanyak 7 orang dan 3 orang
memberikan ASI Eksklusif. Dari 7 orang ibu yang tidak memberikan ASI
Eksklusif sebanyak 6 orang kurang mengetahui tentang ASI eksklusif dan 1
orang cukup mengetahui, 6 orang memiliki status pekerjaan bekerja sebagai
buruh dan 1 orang sebagai ibu rumah tangga, 6 orang memiliki umur < 20
tahun dan 1 orang berumur 20-35 tahun, dan 6 orang memiliki paritas
primipara dan 1 orang memiliki paritas multipara, 6 orang berpendidikan
rendah, dan 1 orang berpendidikan menengah, 6 orang memiliki pendapatan
kurang, dan 1 orang memiliki pendapatan cukup, Dari 7 orang ibu yang tidak
memberikan ASI eksklusif terdapat 3 orang ibu yang memiliki bayi dengan
kondisi sering sakit-sakitan dan kekebalan tubuh yang menurun.
Berdasarkan latar belakang diatas penulis merasa tertarik untuk
melakukan penelitian dengan judul ”GAMBARAN KARAKTERISTIK IBU
YANG TIDAK MEMBERIKAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS PARAKANNYASAG KECAMATAN INDIHIANG KOTA
TASIKMALAYA TAHUN 2012”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas, maka rumusan masalah penelitaian ini
adalah sebagai berikut : “Bagaimanakah Gambaran Karakteristik ibu yang
tidak memberikan ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Parakannyasag
Kecamatan Indihiang Kota Tasikmalaya Tahun 2012?“.
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Diketahuinya gambaran Karakteristik ibu yang tidak memberikan ASI
Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Parakannyasag Kecamatan
Indihiang Kota Tasikmalaya.
2. Tujuan Khusus
a) Diketahuinya gambaran karakteristik ibu menyusui yang tidak
memberikan ASI Eksklusif, dilihat dari umur ibu.
b) Diketahuinya gambaran karakteristik ibu menyusui yang tidak
memberikan ASI Eksklusif, dilihat dari paritas ibu.
c) Diketahuinya gambaran karakteristik ibu menyusui yang tidak
memberikan ASI Eksklusif, dilihat dari pendidikan ibu.
d) Diketahuinya gambaran karakteristik ibu menyusui yang tidak
memberikan ASI Eksklusif, dilihat dari pekerjaan ibu.
e) Diketahuinya gambaran karakteristik ibu menyusui yang tidak
memberikan ASI Eksklusif, dilihat dari pendapatan ibu.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritik
Hasil dari penelitian ini dapat dijadikan referensi bagi ilmu pengetahuan
terutama yang berkaitan dengan ASI eksklusif.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Ibu Menyusui
Hasil penelitian ini bisa menjadi motivasi bagi masyarakat khususnya
ibu menyusui di Wilayah Kerja Puskesmas Parakannyasag
Kecamatan Indihiang Kota Tasikmalaya sehingga dapat
meningkatkan kesadaran ibu untuk memberikan ASI Eksklusif pada
bayinya.
b. Bagi Puskesmas
Bisa memberikan informasi secara rutin mengenai pemberian ASI
Eksklusif kepada ibu menyusui di Wilayah Kerja Puskesmas
Parakannyasag Kota Tasikmalaya.
c. Bagi Peneliti Lain
Diharapkan bisa menambah wawasan penelitian mengenai ASI
eksklusif dan juga sebagai bekal untuk mengembangkan keterampilan
kebidanan.
E. Keaslian Penelitian
Berdasarkan hasil studi pustaka tentang gambaran karakteristik ibu
menyusui yang tidak memberikan Air Susu Ibu Eksklusif, pernah diteliti oleh
Pipih Sugiatun Tahun 2009 dengan judul ”Gambaran Karakteristik Ibu yang
memberikan Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) Pada Bayi Usia 0-6 Bulan
Di Kelurahan Cilembang Kecamatan Cihideung Kota Tasikmalaya Tahun
2009”.
Metode penelitiannya menggunakan metode deskriptif. Populasi pada
seluruh jumlah ibu menyusui yang berkunjung ke posyandu-posyandu di
Kelurahan Cilembang yang mempunyai bayi usia 6-12 bulan sebanyak 95
orang, sedangkan sampel yang digunakan adalah total sampling.
Hasil penelitian menunjukan bahwa distribusi frekuensi tertinggi
adalah faktor adat istiadat ibu menyusui yang memberikan makanan
pendamping ASI di Kelurahan Cilembang Kecamatan Cihideung Kota
Tasikmalaya yang yang terbanyak adalah kategori percaya sebanyak 72
Orang (96,0%), dan yang tidak percaya sebanyak 3 Orang (4,0%).
Perbedaan dengan penelitian ini adalah dari judul dan lokasi. Adapun
persamaannya adalah dalam metode penelitian yaitu menggunakan metode
deskriptif. Populasi dalam penelitian ini adalah ibu menyusui yang tidak
memberikan ASI Eksklusif di Desa Parakannyasag, sedangkan sampel yang
digunakan dalam penelitian ini adalah Proporsional Random Sampling yaitu
dengan mengambil sebagian dari populasi yang dapat mewakili target
keseluruhan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Dasar
1. Karakteristik
Karakteristik secara bahasa berasal dari kata “ character “
memiliki beberapa arti diantaranya: struktur, fungsi, atau atribut yang
ditentukan oleh suatu/kelompok gen; kombinasi berbagai kualitas yang
membedakan antara seseorang kelompok orang atau sesuatu dengan
lainnya; suatu ciri-ciri yang dapat membantu mengidentifikasi,
memberikan informasi tentang bagian atau mendeskripsikan yang tampak
atau membedakan tanda (Purwadarminta, 2003).
Karakteristik merupakan suatu kondisi seseorang yang dapat
digambarkan pada perilaku sebagai suatu reaksi organisme terhadap diri
sendiri maupun terhadap lingkungannya. Hal ini berarti perilaku baru
terjadi apabila ada sesuatu yang diperlukan untuk menimbulkan reaksi
yakni rangsangan, dengan demikian berarti bahwa rangsangan tertentu
akan menghasilkan reaksi atau perilaku tertentu. Perilaku kesehatan
adalah hal-hal yang berkaitan dengan tindakan atau kegiatan seseorang
dalam memelihara dan meningkatkan kesehatannya. Termasuk juga
tindakan-tindakan untuk mencegah penyakit, kebersihan perorangan,
memilih makanan, sanitasi, dan sebagainya (Notoatmodjo, 2003).
Adapun yang termasuk kedalam karakteristik ibu menyusui adalah :
a. Umur
Umur adalah variabel yang selalu diperhatikan di dalam
penyelidikan-penyelidikan epidemiologi (Notoatmodjo, 2003).
Umur mempengaruhi bagaimana ibu menyusui mengambil
keputusan dalarn pemberian ASI eksklusif, semakin bertambah umur
(tua) maka pengalarnan dan pengetahuan semakin bertambah.
(Notoatmodjo, 2003). Selain itu, umur ibu sangat menentukan
kesehatan maternal dan berkaitan dengan kondisi kehamilan,
persalinan dan nifas serta cara mengasuh dan menyusui bayinya. lbu
yang berumur kurang dari 20 tahun masih belum matang dan belum
siap da!am hal jasmani dan sosial dalam menghadapi kehamilan,
persalinan serta dalam membina bayi yang dilahirkan (Depkes, 2004).
Sedangkan ibu yang berumur 20-35 tahun, menurut Hurlock (2003)
disebut sebagai "masa dewasa" dan disebut juga masa reproduksi, di
mana pada masa ini diharapkan orang telah marnpu untuk
memecahkan masalah-masalah yang dihadapi dengan tenang secara
emosional, terutama dalarn menghadapi kehamilan, persalinan, nifas
dan merawat bayinya nanti. Umur dibagi pada 3 fase yaitu : umur
kurang dari 20 tahun, umur antara 20-35 tahun, dan lebih dari 35 tahun
(Hartanto, 2004).
Umur sangat berhubungan dengan tingkat pendidikan dan
pengetahuan seseorang. Ibu yang berusia muda (< 20 tahun)
mempunyai pendidikan dan pengetahuan yang rendah dibandingkan
dengan ibu yang berusia 20-35 tahun. Hal ini dapat mengakibatkan
kurangnya informasi dan pengetahuan mengenai manfaat pemberian
ASI secara eksklusif kepada bayinya. Lingkungan juga mempengaruhi
ibu muda dalam pemberian ASI Eksklusif dikarenakan rasa gengsi
atau malu apabila memberikan ASI sampai bayi berumur 6 bulan
sehingga dapat mempengaruhi bentuk payudara dan cenderung untuk
memberikan susu formula sebagai penggantinya (Ridwan, 2007).
b. Paritas
Menurut Manuaba (2002) paritas atau para adalah wanita yang
pernah melahirkan dan di bagi menjadi beberapa istilah :
1) Primipara yaitu wanita yang telah melahirkan sebanyak satu kali
2) Multipara yaitu wanita yang telah pernah melahirkan anak hidup
beberapa kali, di mana persalinan tersebut tidak lebih dari lima kali
3) Grandemultipara yaitu wanita yang telah melahirkan janin aterm
lebih dari lima kali.
Menurut Perinansia (2003), paritas dalam menyusui adalah
pengalaman pemberian ASI eksklusif, menyusui pada kelahiran
anak sebelumnya, kebiasaan menyusui dalam keluarga serta
pengetahuan tentang manfaat ASI berpengaruh terhadap, keputusan
ibu untuk menyusui atau tidak. Dukungan dokter, bidan/petugas
kesehatan lainnya atau kerabat dekat sangat dibutuhkan terutama
untuk ibu yang pertama kali hamil. Dalam pemberian ASI
eksklusif, ibu yang pertama kali menyusui pengetahuan terhadap
pemberian ASI eksklusif belum berpengalaman dibandingkan
dengan ibu yang sudah berpengalaman menyusui anak
sebelumnya.
Pengalaman ibu yang memiliki satu anak, cenderung
memberikan makanan pendamping ASI pada bayinya pada usia
kurang dari 6 bulan karena ibu belum mendapatkan pengalaman
dalam perawatan anak dan sangat tergantung pada nasehat dan
dukungan dari keluarga atau dari orang yang dipercaya (Wiryo, 2002).
c. Pendidikan
Tingkat pendidikan merupakan suatu alat yang dapat mengukur
suatu gagasan dapat diterima dengan baik oleh suatu masyarakat atau
sebaliknya. Tidak dapat disangkal bahwa pendidikan seseorang
sangat berpengaruh terhadap kemampuan merespon sesuatu yang
datang dari luar. Orang yang berpendidikan tinggi akan merespon
yang lebih rasional dan akan berpikir sejauh mana keuntungan yang
mungkin akan mereka peroleh dari gagasan tersebut dibanding
dengan masyarakat yang berpendidikan rendah atau yang tidak
berpendidikan sama sekali (Notoatmodjo, 2003).
Secara umum pendidikan dapat diartikan sebagai pengalaman
yang terjadi karena interaksi manusia dan lingkungannya, baik
lingkungan fisik maupun lingkungan sosial manusia secara efisian dan
efektif. Dalam arti formal, pendidikan adalah suatu proses
penyampaian bahan atau materi pendidikan guna mencapai
perubahan tingkah laku. Sedangkan tugas pendidikan disini adalah
memberikan atau meningkatkan keterampilan masyarakat atau
individu tentang aspek-aspek bersangkutan, sehingga dicapai suatu
masyarakat yang berkembang. Salah satu jenis pendidikan yang
diperoleh di lingkungan sekolah seperti SD, SLTP, SLTA, Perguruan
Tinggi dan lain-lain. Pendidikan formal berfungsi untuk mensejajarkan
pengetahuan umum dan pengetahuan yang besifat khusus
(Notoatmodjo, 2002).
Tingkat pendidikan ibu yang rendah mengakibatkan kurangnya
pengetahuan ibu dalarn menghadapi masalah, terutama dalam
pemberian ASI eksklusif. Pengetahuan ini diperoleh baik secara formal
maupun informal. Sedangkan ibu-ibu yang mempunyai tingkat
pendidikan yang lebih tinggi, umumnya terbuka menerima perubahan
atau hal-hal baruguna pemeliharaan kesehatannya (Depkes, 2005).
Adapun tingkat Pendidikan yang diteliti adalah sebagai berikut :
1) Pendidikan Rendah (SD)
2) Pendidikan Menengah (SMP dan SMA)
3) Pendidikan Tinggi (PT)
(Depdiknas, 2009)
d. Pekerjaan
Pekerjaan adalah suatu segala usaha yang dilakukan atau
dikerjakan atau mendapatkan hasil atau upah yang dapat dinilai
dengan uang. Dalam pekerjaan, selalu terdapat tuntutan perubahan
kebutuhan yang cepat akan keterampilan dan pengetahuan yang
diperlukan untuk memegang pekerjaan yang mengarah ke sistem kerja
yang otomatis. Untuk memenuhi tuntutan, dibutuhkan informasi yang
lengkap dan cepat, maka dari itu orang yang bekerja akan memiliki
akses yang lebih baik tentang berbagai informasi (Hurlock, 2004).
Ibu yang bekerja cenderung memiliki waktu yang sedikit untuk
menyusui bayinya akibat kesibukan bekerja. Sedangkan ibu yang tidak
bekerja (Ibu Rumah Tangga) mempunyai waktu yang cukup untuk
menyusui bayinya. Pada kelompok ibu yang tidak bekerja keinginan
untuk memberikan ASI Eksklusif lebih tinggi dibandingkan pada ibu
yang bekerja (Ridwan, 2007).
Wanita yang tidak bekerja atau sebagai ibu rumah tangga
disamping mereka akan rugi karena sibuk mengurus rumah tetapi
mereka akan untung karena mempunyai kesempatan untuk menyusui
bayinya secara eksklusif dan mereka juga akan mudah menerima
segala informasi termasuk informasi tentang kesehatan baik dari
media TV, Radio, dan lain-lain. Karena mereka lebih banyak memiliki
waktu luang dibandingkan dengan wanita pekerja (Yuningsih, 2006).
Jenis pekerjaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1. Tidak Bekerja (Ibu Rumah Tangga/IRT)
Yaitu sorang ibu yang melakukan aktifitas mengerjakan pekerjaan
rumah tangga tanpa upah seperti menyapu, memasak, dan lain-
lain.
2. Bekerja
Yaitu seorang ibu yang melakukan aktifitas diluar rumah yang
mendapatkan upah, seperti PNS, Buruh, Petani Wiraswasta,
Guru, Dosen, Dagang, dll (BPS, 2005).
e. Pendapatan
Pendapatan keluarga adalah jumlah semua hasil perolehan
yang di dapat oleh anggota keluarga dalam bentuk uang sebagai hasil
pekerjaannya. Pendapatan keluarga meliputi penghasilan ditambah
dengan hasil-hasil lain. Pendapatan keluarga mempunyai peran yang
penting terutama dalam memberikan efek terhadap taraf hidup
mereka. Efek di sini lebih berorientasi pada kesejahteraan dan
kesehatan. Pendapatan akan menentukan daya beli ibu menyusui
terhadap susu formula dan penurunan angka pemberian ASI eksklusif
(Sajogjo 2005).
Adapun tingkat ekonomi di Kota Tasikmalaya yang diteliti menurut
UMR (Upah Minimum Regional) adalah sebagai berikut :
1) Penghasilan rendah : ≤ Rp 950.000 /bulan
2) Sedang : Rp 950.000 /bulan - Rp1.400.000/
bulan
3) Tinggi : ≥ Rp.1.400.000,-/ bulan
(Dirjen Pajak, 2011).
2. ASI Eksklusif
a. Pengertian
ASI eksklusif dikatakan sebagai pemberian ASI secara
eksklusif saja, tanpa tambahan cairan seperti susu formula, jeruk,
madu, air teh, air putih dan tanpa tambahan makanan padat seperti
pisang, pepaya, bubur susu, biskuit, bubur nasi dan tim. Apabila ibu
memberikan makanan lain selain ASI eksklusif maka dapat dikatakan
ibu tidak memberikan ASI secara eksklusif (Utami, 2005),
ASI eksklusif adalah pemberian ASI sedini mungkin setelah
persalinan diberikan tanpa jadwal dan tidak diberikan makan lain
walaupun hanya air putih sampai bayi berumur 6 bulan. Setelah 6
bulan bayi diberikan dan makanan lain dan tetap diberi ASI sampai
umur 2 tahun (Hubertin, 2004).
Hal ini dibuktikan dari hasil penelitian yang menunjukkan
bahwa anak yang menyusui sampai 6 bulan penuh, lebih sehat dari
bayi yang menyusi ASI hanya sampai 4 bulan dan frekuensi terkena
diare jauh lebih kecil. Bayi yang hanya menyusui ASI saja selama 6
bulan akan merangsang hormon produktif secara terus menerus
sehingga memperbanyak produksi ASI eksklusif bertahan sampai bayi
berumur 2 tahun, ibu harus mendapatkan gizi yang baik dan bertindak
dari stres yang bekepanjangan.
Menurut (Hubertin, 2004) yang dimaksud dengan pemberian
ASI eksklusif adalah bayi yang diberikan ASI tanpa diberi cairan lain,
seperti susu formula, air jeruk, madu, air teh, bahkan air putih
sekalipun. Selain tambahan cairan, bayi juga tidak boleh diberikan
makanan padat lain, seperti pisang, pepaya, bubur susu, biskuit dan
lain-lain.
b. Manfaat ASI Eksklusif
Menurut SDKI (2007), ASI bermanfaat bukan hanya bagi bayi
saja, tetapi juga untuk ibu, bangsa, dan negara yaitu :
1) Untuk Bayi
a) ASI mempunyai komposisi yang sesuai dan tepat untuk bayi.
b) ASI mengandung zat-zat anti untuk mencegah infeksi.
c) ASI juga mengandung protein yang spesifik untuk melindungi
bayi dari alergi.
d) Secara alamiah ASI memberikan kebutuhan yang sesuai
dengan usia kelahiran bayi.
e) ASI juga bebas kuman karena diberikan langsung dari
payudara ibu sehingga kebersihannya terjamin.
f) Suhu ASI juga sesuai dengan kebutuhan bayi, tidak terlalu
panas atau dingin.
g) ASI lebih mudah dicerna dan diserap oleh usus bayi.
h) ASI mengandung banyak kadar selenium yang melindungi gigi
dari kerusakan.
i) Menyusui akan melatih daya isap bayi membantu membentuk
otot pipi yang baik.
j) ASI memberikan keuntungan psikologis.
2) Untuk Ibu
a) Membantu mempercepat pengembalian rahim kebentuk
semula dan mengurangi perdarahan setelah kelahiran.
b) Pemberian ASI mudah karena tersedia dalam keadaan segar
dengan suhu yang sesuai sehingga bisa langsung diberikan
dan selalu siap jika diperlukan pada malam hari.
c) Mengurangi biaya perawatan sakit karena bayi yang minum
ASI tidak mudah terkena infeksi.
d) Memberikan rasa puas, bangga dan bahagia pada ibu yang
berhasil menyusui bayinya, karena dapat memperkuat ikatan
batin berhasil antara bertahap.
e) Menyusui secara teratur akan menurunkan berat badan
secara bertahap.
f) Pemberian ASI secara eksklusif dapat berfungsi sebagai
kontrasepsi sampai 4 bulan setelah kelahiran.
g) Pemberian ASI yang cukup lama dapat memperkecil kejadian
keganasan kanker atau karsinoma payudara dan ovarium.
3) Untuk Keluarga
a) Aspek ekonomi, ASI tidak perlu dibeli juga untuk penghematan
karena bayi yang mendapat ASI lebih jarang sakit sehingga
mengurangi biaya berobat.
b) Aspek psikologi, kebahagiaan kelurga bertambah kaena
kelahiran lebih jarang.
c) Aspek kemudahan, menyusui praktis karena dapat diberikan
dimana dan kapan saja.
4) Untuk Negara
a) Menghemat devisa Negara karena tidak perlu mengimpor
susu formula dan peralatan lain untuk persiapannya.
b) Menurunkan angka kematian dan kesakitan anak.
c) Terjadinya penghematan pada sektor kesehatan karena
jumlah bayi sakit lebih sedikit/mengurangi subsidi untuk rumah
sakit.
(Kristiyansari, 2009).
c. Keuntungan Pemberian ASI Eksklusif
Menurut Kristiyansari (2009) bahwa keuntungan pemberian
ASI eksklusif adalah sebagai berikut :
1) Memberikan ASI sesuai dengan tugas seorang ibu sehingga dapat
meningkatkan martabat wanita dan sekaligus meningkatkan
sumber daya manusia (SDM).
2) ASI telah disiapkan sejak mulai kehamilan sehingga sesuai
dengan kebutuhan tumbuh kembang anak.
3) ASI siap setiap saat untuk diberikan pada bayi dengan sterilisasi
yang terjamin.
4) ASI dapat disimpan setiap dalam 8 jam tanpa perubahan apapun
sedangkan susu formula hanya cukup 4 jam.
5) Karena bersifat spesifik maka pertumbuhan bayi akan baik dan
terhindar dari beberapa penyakit tertentu.
6) Bayi mengukur sendiri rasa laparnya sehingga metode pemberian
ASI dengan jalan call feeding.
d. Kerugian Pemberian ASI Ekslusif
Menurut Kristiyansari (2009) bahwa kerugian pemberian ASI
eksklusif adalah sebagai berikut :
1) Waktu pemberian ASI tidak tergantung dari bayi.
2) Kesimpulan ibu memberi ASI setiap saat.
3) Terjadi kesulitan bagi ibu bekerja diluar rumah.
e. Faktor-faktor penghambat pemberian ASI ekslusif
1) Adanya struktur masyarakat dan keluarga, pengaruh orang tua
seperti nenek, mertua, orang terpandang dilingkungan kelurga
secara berangsur menjadi berkurang karena mereka umumnya
tetap tinggal di desa sehingga pengalaman mereka dalam
merawat makanan bayi tidak diwariskan.
2) Kemudahan yang didapat sebagai unsur kemajuan teknologi,
pembuatan makanan bayi (serba instant) mendorong ibu untuk
mengganti ASI dengan makanan olahan tersebut.
3) Iklan menyesatkan lewat televisi, media cetak dari berbagai
produksi makanan bayi menyebabkan ibu beranggapan bahwa
makanan itu lebih baik dari ASI.
4) Karena ibu sering keluar baik bekerja atau karena tugas untuk
sosial maka susu sapi adalah alternatif dalam pemberian
makanan bayi yang ditinggalkan di rumah.
5) Adanya anggapan bahwa memberikan susu botol bagi tingkat
sosial lebih tinggi terdidik dan mengikuti perkembangan zaman.
6) Ibu-ibu takut buah dadanya rusak bila menyusi dan merusak
kecantikannya.
7) Praktek yang keliru dengan memberikan susu botol cepat kepada
bayi baru lahir di rumah sakit dan klinik bersalin sering di jumpai.
(Kristiyansari, 2009)
f. Larangan untuk memberikan ASI
Menurut Kristiyansari (2009) bahwa larangan untuk pemberian
ASI bisa dilihat pada faktor ibu, bayi, dan keadaan patologis pada
payudara sebagai berikut :
1) Faktor dari Ibu
a) Ibu dengan penyakit jantung yang berat akan menambah berat
penyakit ibu.
b) Ibu dengan pre-eklamasi dan eklamasi karena banyak obat-
obatan yang telah diberikan sehingga dapat mempengaruhi
bayi
c) Penyakit infeksi pada payudara sehingga kemungkinan
menular pada bayinya.
d) Karsinoma payudara kemungkinan dapat menimbulkan
metostosis.
e) Ibu dengan psikologis dengan pertimbangan kesadaran ibu
untuk sulit dipikirkan sehingga dapat membahayakan bayi.
f) Ibu dengan infeksi virus.
g) Ibu dengan TBC atau lepra.
2) Faktor dari bayi
a) Bayi dalam keadaan kejang yang dapat menimbulkan bahaya
aspirasi ASI.
b) Bayi yang menderita sakit berat dengan pertimbangan dokter
anak tidak dibenarkan untuk mendapatkan ASI.
c) Bayi dengan berat badan rendah karena reflek menelannya
sulit sehingga bahaya aspirasi mengancam.
d) Bayi dengan cacat bawaan yang tidak mungkin menelan
seperti labias kizies.
e) Bayi tidak dapat menerima ASI penyakit metabolisme seperti
alergi ASI.
3) Keadaan Patologis Pada Payudara
a) Infeksi payudara
b) Terdapat abses yang memerlukan insisi
c) Terdapat benjolan payudara yang membesar saat hamil dan
menyusui
d) ASI langsung bercampur dengan darah
B. Landasan Teori
ASI eksklusif adalah pemberian ASI sedini mungkin setelah
persalinan diberikan tanpa jadwal dan tidak diberikan makan lain walaupun
hanya air putih sampai bayi berumur 6 bulan. Setelah 6 bulan bayi diberikan
dan makanan lain dan tetap diberi ASI sampai umur 2 tahun (Hubertin, 2004).
Menurut (Hubertin, 2004) yang dimaksud dengan pemberian ASI
eksklusif adalah bayi yang diberikan ASI tanpa diberi cairan lain, seperti susu
formula, air jeruk, madu, air teh, bahkan air putih sekalipun. Selain tambahan
cairan, bayi juga tidak boleh diberikan makanan padat lain, seperti pisang,
pepaya, bubur susu, biskuit dan lain-lain.
Bayi yang baru lahir jika diberi ASI secara penuh, mempunyai daya
lindung lebih besar terhadap penyakit dari pada pemberian ASI yang disertai
susu formula, karena ASI mengandung immunoglobin yang memberikan
daya tahan tubuh pada bayi yang berasal dari ASI. Pemberian ASI Eksklusif
dipengaruhi oleh : karakteristik ibu menyusui, yaitu umur, paritas, pendidikan,
pekerjaan dan pendapatan (Ramaiah, 2006).
C. Kerangka Konsep
Kerangka konsep penelitian pada dasarnya kerangka hubungan
antara konsep-konsep yang ingin diamati dan diukur melalui penelitian-
penelitian yang akan dilakukan diantaranya karakteristik terwujud dalam
umur, paritas, pendidikan, pekerjaan, paritas, dan pendapatan.
Gambar 2.1 Kerangka Konsep
Keterangan :
: Variabel Yang Diteliti
: Variabel Yang Tidak Diteliti
: Tidak menunjukan hubungan antar variabel
Tidak Memberikan
ASI Eksklusif
Memberikan ASI Eksklusif
Pemberian ASI Eksklusif
Karakteristik - Umur- Paritas- Pendidikan- Pekerjaan- Pendapatan
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
Metode dalam penelitian ini adalah deskriptif yaitu suatu metode
penelitian dengan tujuan utama membuat gambaran atau deskripsi suatu
objek (Notoatmodjo, 2005). Penelitian ini hanya bersifat melihat gambaran
suatu keadaan tentang karakteristik ibu yang tidak memberikan ASI Eksklusif
berdasarkan umur, paritas, pendidikan, pekerjaan dan pendapatan di Wilayah
Kerja Puskesmas Parakannyasag Kecamatan Indihiang Kota Tasikmalaya
Tahun 2012.
B. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
Menurut Notoatmodjo (2002), bahwa variabel adalah suatu yang
digunakan sebagai ciri, sifat atau ukuran yang dimiliki atau digunakan oleh
suatu penelitian tentang sesuatu konsep pengertian tertentu. Penelitian ini
menggunakan satu variabel yaitu ibu yang tidak memberikan ASI Eksklusif
dengan sub variabel umur, paritas, pendidikan, pekerjaan dan pendapatan
keluarga.
Definisi operasional adalah suatu batasan yang digunakan untuk
membatasi ruang lingkup variabel-variabel yang diamati (Notoatmodjo, 2005).
Tabel 3.1 Definisi Operasional Variabel
No Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Kategori Skala
Karakteristik Ibu yang yang tidak memberikan ASI Eksklusif meliputi:Sub variabel
a Umur Usia individu yang terhitung mulai saat dilahirkan sampai saat berulang tahun
Kuesioner a. < 20 tahunb. 20 – 35
tahunc. > 35 tahun
Ordinal
a Paritas Jumlah kelahiran atau anak yang pernah dilahirkan
Kuesioner d. Primipara (1)e. Multipara (2-5)f. Grande
Multipara (>5)
Ordinal
b Pendidikan Suatu proses penyampaian bahan atau materi pendidikan guna mencapai perubahan tingkah laku.
Kuesioner a. Pendidikan rendah (SD)
b. Pendidikan Menengah (SMP dan SMA)
c. Pendidikan Tinggi (Perguruan Tinggi)
Ordinal
c Pekerjaan Suatu usaha yang dilakukan atau dikerjakan untuk mendapatkan hasil atau upah yang dapat dinilai dengan uang
Kuesioner a. Bekerja (PNS, Buruh, Petani Wiraswasta, Guru, Dosen, Dagang)
b. Tidak Bekerja (IRT)
Nominal
d Pendapatan Tingkat pendapatan keluarga responden per bulan berdasarkan UMR
Kuesioner a. Rendah:pendapatan responden ≤ Rp. 950.000,-
b. Sedang : pendapatan responden sebesar Rp.950.000 s/d 1.400.000
c. Tinggi : pendapatan responden ≥ Rp. 1.400.000
Ordinal
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Notoatmodjo,
2005). Populasi dalam penelitian ini adalah ibu yang tidak memberikan
ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Parakannyasag Kecamatan
Indihiang Kota Tasikmalaya sebanyak 174 orang.
2. Sampel
Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan objek
yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi. Teknik pengambilan
sampel dengan cara proporsional random sampling yaitu sebagian dari
populasi yang dapat mewakili target keseluruhan. Sampel dalam
penelitian ini adalah ibu yang tidak memberikan ASI Eksklusif. Cara
pengambilan sampel dengan menggunakan rumus dari (Notoatmodjo,
2005) yaitu sebagai berikut :
n= N
1+N ( d2)
n=1741+174 (0,12 )
n=1741+174 (0 ,01)
n=1741+1 ,74
n=1742 ,74
n=63,53 dibulatkan menjadi 64
Keterangan :
N : Besar populasi
n : Besar sampel
d : Tingkat kepercayaan atau ketepatan yang diinginkan
Maka jumlah sampel yang didapat sebanyak 64 responden.
Dari perhitungan di atas diperoleh n = 64 orang, dengan demikian
jumlah sampel yang diperoleh minimal sebanyak 64 ibu yang tidak
memberikan ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Parakannyasag
Kecamatan Indihiang Kota Tasikmalaya.
Cara yang tepat dan dianggap mewakili populasi yaitu dengan
mengalokasikan jumlah sampel berdasarkan unit Kelurahan secara
proporsional, menurut Arikunto (2006) dengan rumus :
Keterangan :
n = jumlah sampel
N = jumlah populasi
Berdasarkan rumus di atas maka dapat diperoleh distribusi jumlah
sampel yang dibutuhkan menurut Kelurahan di Wilayah Kerja Puskesmas
Parakannyasag Kecamatan Indihiang Kota Tasikmalaya.
Tabel 3.2Distribusi Sampel
No. Nama Kelurahan
Populasi (N) n= N
N Total x n total Sampel
1. Parakannyasag 9898174
×64 36
2. Panyingkiran 7676174
×64 28
Jumlah 174 64
n =
NNtotal
׿ ¿ n total
Setelah diketahui proporsi dari setiap kelurahan maka penulis
mengambil sampel dengan cara diundi.
D. Pengumpulan Data
1. Teknik Pengumpulan Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan data primer
yaitu data yang langsung diperoleh dari objek penelitian yang dilakukan
dengan cara membagikan angket kepada responden, responden diminta
menjawab sendiri angket tersebut tetapi sebelumnya responden diminta
kesediaanya untuk berpartisipasi dalam penelitian dengan
menandatangani informed consent (pernyataan kesediaan menjadi
responden).
2. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian ini menggunakan angket/kuesioner. Angket
adalah suatu cara pengumpulan data atau suatu penelitian mengenai
suatu masalah yang umumnya banyak menyangkut kepentingan umum
(orang banyak). Angket ini dilakukan dengan mengedarkan suatu daftar
pertanyaan yang berupa formulir, diajukan secara tertulis kepada
sejumlah objek untuk mendapatkan tanggapan, informasi, jawaban dan
sebagainya. Teknik ini lebih cocok untuk memperoleh data yang cukup
luas dari kelompok/masyarakat yang berpopulasi besar, dan bertebaran
tempatnya. Kuesioner berisi tentang umur, paritas, pendidikan, pekerjaan
dan pendapatan keluarga.
E. Prosedur Penelitian
1. Tahap Persiapan
Penelitian ini diawali dengan melakukan survey pendahuluan untuk
mendapatkan data yang diperlukan dalam penelitian. Data dasar diambil
dari Wilayah Kerja Puskesmas Parakannyasag dan dari Dinas Kesehatan
Kota Tasikmalaya dalam berbagai tinjauan pustaka dapat dijadikan
sebagai referensi yang digunakan dalam penelitian.
2. Tahap Pelaksanaan Penelitian
Pada tahap pelaksanaan penelitian ini antara lain: mendapatkan
izin untuk melakukan penelitian, menentukan dan membuat kerjasama
dengan nakes ditempat penelitian yang akan membantu pelaksanaan
penelitian, menjelaskan maksud penelitian kepada responden, melakukan
pengumpulan data, setelah data terkumpul kemudian melakukan
pengolahan dan analisa data menggunakan teknik komputerisasi
3. Tahap Penyelesaian Penelitian
Setelah data dientry dan dianalisis, dilakukan penyajian hasil
pengolahan data dan diinterpretasikan bentuk laporan, selanjutnya
dilakukan pembahasan dari temuan-temuan penelitian, menarik
kesimpulan serta membuat saran atau rekomendasi mengacu hasil
penelitian yang telah dilakukan.
F. Pengolahan dan Analisis Data
1. Pengolahan Data
a. Pemeriksaan Data (Editing data)
Dimaksudkan untuk meneliti setiap pertanyaan yang telah terisi
yaitu tentang kelengkapan pengisian serta kesalahan pengisian. Jika
jawaban ada yang kosong, petugas pengumpulan data bertanggung
jawab untuk melengkapi dengan melakukan kunjungan ulang
kerumah responden.
b. Pemberian kode (Coding)
Dimaksudkan untuk mempermudah dalam pengolahan data
kegiatan yang dilakukan adalah memberikan kode dengan angka
yang telah ditetapkan.
c. Pemasukan Data (Entry data)
Setelah editing dan koding data selesai dan jawaban dilembar
jawaban sudah rapih dan memadai untuk mendapatkan data yang
baik selanjutnya dilakukan entry data dengan menggunakan
komputer.
d. Pembersihan Data (Cleaning data)
Merupakan kegiatan pengecekan kembali data yang sudah di
entry apakah ada kesalahan atau tidak. Cara yang bisa dilakukan
adalah dengan melihat distribusi frekuensi dari variabel-variabel yang
diteliti dan melihat kelogisannya, bila ternyata terdapat kesalahan
dalam memasukan data, maka harus dilakukan pembetulan dengan
menggunakan komputer.
2. Analisis Data
Analisa data dalam penelitian ini menggunakan analisis univariat,
yaitu analisis yang dilakukan terhadap tiap variabel dari hasil penelitian.
Analisis data dilakukan dengan menggunakan komputer untuk
mendapatkan distribusi frekuensi dari tiap-tiap variabel. Analisis dilakukan
untuk mengetahui distribusi frekuensi umur, paritas, pendidikan,
pekerjaan dan pendapatan ibu yang tidak memberikan ASI Eksklusif,
dengan perhitungan analisis menurut Notoatmodjo (2003) yaitu sebagai
berikut :
P= fnx100 %
Keterangan :
P : Persentase
f : Frekuensi
n : Jumlah Sampel
G. Etika Penelitian
1. Ethical Clearence
Penelitian dilaksanakan setelah mendapat surat kelayakan etik dari
STIKes Muhammadiyah Ciamis.
2. Confidentiality
Kerahasian informasi (confidentiality) atas jawaban responden
dijamin oleh peneliti data yang dilaporkan hanya data sesuai kebutuhan
penelitian
3. Beneficience
Peneliti berusaha memanfaatkan secara maksimal dan
meniminalkan kerugian hasil penelitian.
H. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Wilayah Kerja Puskesmas Parakannyasag
Kecamatan Indihiang Kota Tasikmalaya pada bulan april-Juni 2012.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Proses Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada tanggal 13 – 16 Juni 2012 di Wilayah
Kerja Puskesmas Parakannyasag Kecamatan Indihiang Kota
Tasikmalaya dengan responden sebanyak 64 orang mengenai
karakteristik ibu yang tidak memberikan ASI Eksklusif. Pengambilan data
dilakukan dengan memberikan kuesioner pada responden, yaitu ibu yang
tidak memberikan ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas
Parakannyasag Kecamatan Indihiang Kota Tasikmalaya.
2. Analisis Data
Dari hasil pengumpulan data mengenai gambaran karakteristik ibu
yang tidak memberikan ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas
Parakannyasag Kecamatan Indihiang Kota Tasikmalaya adalah sebagai
berikut :
a. Gambaran karakteristik ibu menyusui yang tidak memberikan ASI
Eksklusif, dilihat dari umur ibu
Tabel 4.1. Distribusi Frekuensi Ibu Menyusui yang tidak Memberikan ASI Eksklusif, dilihat dari Umur Ibu di Wilayah Kerja Puskesmas Parakannyasag Kecamatan Indihiang Kota Tasikmalaya Periode April-Juni Tahun 2012
No Kategori f %1. < 20 Tahun 25 39,12. 20-35 Tahun 18 28,13. > 35 Tahun 21 32,8
Jumlah 64 100
Berdasarkan tabel 4.1 diketahui bahwa umur ibu menyusui
yang tidak memberikan ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas
Parakannyasag Kecamatan Indihiang Kota Tasikmalaya tahun 2012,
frekuensi tertinggi ibu yang berumur < 20 tahun sebanyak 25 orang
(39,1%), dan frekeunsi terendah ibu yang berumur 20-35 tahun
sebanyak 18 orang (28,1%).
b. Gambaran karakteristik ibu menyusui yang tidak memberikan ASI
Eksklusif, dilihat dari paritas ibu
Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Ibu Menyusui yang tidak Memberikan ASI Eksklusif, Dilihat dari Paritas Ibu di Wilayah Kerja Puskesmas Parakannyasag Kecamatan Indihiang Kota Tasikmalaya Periode April-Juni Tahun 2012
No Kategori f %1. Primipara 24 37,52. Multipara 22 34,43. Grandemultipara 18 28,1
Jumlah 64 100
Berdasarkan tabel 4.2 diketahui bahwa paritas ibu menyusui
yang tidak memberikan ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas
Parakannyasag Kecamatan Indihiang Kota Tasikmalaya Tahun 2012,
frekuensi tertinggi ibu dengan paritas primipara sebanyak 24 orang
(37,5%), dan frekuensi terendah ibu dengan paritas grandemultipara
sebanyak 18 orang (28,1%).
c. Gambaran karakteristik ibu menyusui yang tidak memberikan ASI
Eksklusif, dilihat dari pendidikan ibu
Tabel 4.3. Distribusi Frekuensi ibu Menyusui yang tidak Memberikan ASI Eksklusif, Dilihat dari Pendidikan Ibu di Wilayah Kerja Puskesmas Parakannyasag Kecamatan Indihiang Kota Tasikmalaya Periode April-Juni Tahun 2012
No Kategori f %1. Penddiikan Rendah (SD) 20 31,32. Pendidikan Menengah (SMP
dan SMA34 53,1
3. Pendidikan Tinggi (PT) 10 15,6Jumlah 64 100
Berdasarkan tabel 4.3 diketahui bahwa pendidikan ibu yang
tidak memberikan ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas
Parakannyasag Kecamatan Indihiang Kota Tasikmalaya Tahun 2012,
frekuensi tertinggi ibu yang berpendidikan menengah sebanyak 34
orang (51,3%), dan frekuensi terendah ibu yang berpendidikan tinggi
sebanyak 10 orang (15,6%).
d. Gambaran karakteristik ibu menyusui yang tidak memberikan ASI
Eksklusif, dilihat dari pekerjaan ibu
Tabel 4.4. Distribusi Frekuensi Ibu Menyusui yang tidak Memberikan ASI Eksklusif, Dilihat dari Pekerjaan Ibu di Wilayah Kerja Puskesmas Parakannyasag Kecamatan Indihiang Kota Tasikmalaya Periode April-Juni Tahun 2012
No Kategori f %1. Bekerja 34 53,12. Tidak Bekerja 30 46,9
Jumlah 64 100
Berdasarkan tabel 4.4 diketahui bahwa pekerjaan ibu yang
tidak memberikan ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas
Parakannyasag Kecamatan Indihiang Kota Tasikmalaya Tahun 2012,
frekuensi tertinggi ibu yang bekerja sebanyak 34 orang (53,1%), dan
frekuensi terendah ibu yang tidak bekerja sebanyak 30 orang
(46,9%).
e. Gambaran karakteristik ibu menyusui yang tidak memberikan ASI
Eksklusif, dilihat dari pendapatan ibu
Tabel 4.5. Distribusi Frekuensi ibu Menyusui yang tidak Memberikan ASI Eksklusif, Dilihat dari Pendapatan Ibu di Wilayah Kerja Puskesmas Parakannyasag Kecamatan Indihiang Kota Tasikmalaya Periode April-Juni Tahun 2012
No Kategori f %1. Rendah (≤ Rp. 950.000,-) 22 34,42. Sedang (Rp. 950.000,- s.d
Rp. 1.400.000,-)32 50,0
3. Tinggi (≥ Rp. 1.400.000,-) 10 15,6Jumlah 64 100
Berdasarkan tabel 4.5 diketahui bahwa pendapatan ibu yang
tidak memberikan ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas
Parakannyasag Kecamatan Indihiang Kota Tasikmalaya Tahun 2012,
frekuensi tertinggi ibu yang berpendapatan sedang sebanyak 32
orang (50,0%), dan frekuensi terendah ibu yang berpendapatan tinggi
sebanyak 10 orang (15,6%).
B. Pembahasan
1. Umur
Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa frekuensi
tertinggi umur ibu menyusui yang tidak memberikan ASI Eksklusif di
Wilayah Kerja Puskesmas Parakannyasag Kecamatan Indihiang Kota
Tasikmalaya adalah ibu yang berumur < 20 tahun yaitu sebanyak 25
orang (39,1%). Hal tersebut dikarenakan ibu yang berumur < 20 tahun
yang berumur kurang dari 20 tahun masih belum matang dan belum siap
da!am hal jasmani dan sosial dalam menghadapi kehamilan, persalinan
serta dalam membina bayi yang dilahirkan, mereka merasa malu dan
gengsi apabila memberikan ASI Eksklusif sampai bayi berumur 6 bulan.
Hal ini sesuai dengan pendapat Ridwan (2007) yang menyatakan
bahwa umur sangat berhubungan dengan tingkat pendidikan dan
pengetahuan seseorang. Ibu yang berusia muda (< 20 tahun) mempunyai
pendidikan dan pengetahuan yang rendah dibandingkan dengan ibu yang
berusia 20-35 tahun. Hal ini dapat mengakibatkan kurangnya informasi
dan pengetahuan mengenai manfaat pemberian ASI secara eksklusif
kepada bayinya.
2. Paritas
Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa frekuensi
tertinggi umur ibu menyusui yang tidak memberikan ASI Eksklusif di
Wilayah Kerja Puskesmas Parakannyasag Kecamatan Indihiang Kota
Tasikmalaya adalah ibu dengan paritas primipara yaitu sebanyak 24
orang (37,5%). Hal tersebut disebabkan karena ibu yang memiliki satu
orang anak cenderung memberikan makanan pendamping ASI pada
bayinya pada usia kurang dari 6 bulan karena belum mempuyai
pengalaman mengenai pemberian ASI Eksklusif.
Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Wiryo (2002)
bahwa pengalaman ibu yang memiliki satu anak, cenderung memberikan
makanan pendamping ASI pada bayinya pada usia kurang dari 6 bulan
karena ibu belum mendapatkan pengalaman dalam perawatan anak dan
sangat tergantung pada nasehat dan dukungan dari keluarga atau dari
orang yang dipercaya.
Menurut Perinansia (2003), paritas dalam menyusui adalah
pengalaman pemberian ASI eksklusif, menyusui pada kelahiran anak
sebelumnya, kebiasaan menyusui dalam keluarga serta pengetahuan
tentang manfaat ASI berpengaruh terhadap, keputusan ibu untuk
menyusui atau tidak. Dukungan dokter, bidan/petugas kesehatan lainnya
atau kerabat dekat sangat dibutuhkan terutama untuk ibu yang
pertama kali hamil.
Pengalaman ibu yang memiliki satu anak, cenderung memberikan
makanan pendamping ASI pada bayinya pada usia kurang dari 6 bulan
karena ibu belum mendapatkan pengalaman dalam perawatan anak dan
sangat tergantung pada nasehat dan dukungan dari keluarga atau dari
orang yang dipercaya (Wiryo, 2002).
3. Pendidikan
Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa frekuensi
tertinggi pendidikan ibu yang tidak memberikan ASI Eksklusif di Wilayah
Kerja Puskesmas Parakannyasag Kecamatan Indihiang Kota
Tasikmalaya adalah ibu yang berpendidikan menengah yaitu sebanyak 34
orang (53,1%). Banyaknya ibu yang tidak memberikan ASI secara
eksklusif diakibatkan sebagian besar pendidikan terakhir ibu adalah SMP
dan SMA, dimana pendidikan diperlukan untuk mendapatkan informasi
misalnya pentingnya pemberian ASI secara eksklusif sehingga dapat
meningkatkan status kesehatan dan gizi ibu beserta bayinya. Makin tinggi
tingkat pendidikan seseorang, makin tinggi pula pemahaman dan daya
tangkap terhadap materi atau informasi sehingga makin banyak pula
pengetahuan yang dimilikinya. Sebaliknya pendidikan yang kurang akan
menghambat perkembangan sikap seseorang terhadap nilai-nilai yang
baru diketahuinya. Menurut Notoatmodjo (2003) pendidikan merupakan
salah satu faktor yang dapat mempengaruhi seseorang untuk berperilaku.
Hasil penelitian ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh
Sarwono (2002) yang menyatakan bahwa pendidikan diperlukan untuk
mendapatkan informasi misalnya hal-hal yang menunjang kesehatan
sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup. Makin tinggi tingkat
pendidikan seseorang, makin mudah menerima informasi sehingga
semakin banyak pula pengetahuan yang dimiliki. Sebaliknya pendidikan
yang rendah akan menghambat perkembangan sikap seseorang
terhadap nilai-nilai yang baru diperkenalkan.
4. Pekerjaan
Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa frekuensi
tertinggi pekerjaan ibu yang tidak memberikan ASI Eksklusif di Wilayah
Kerja Puskesmas Parakannyasag adalah ibu yang bekerja yaitu sebanyak
34 orang (53,1%). Banyaknya ibu yang bekerja yang tidak meberikan ASI
Eksklusif dikarenakan ibu bekerja mempunyai waktu luang yang kurang
untuk dapat mengurus anak, suami dan rumah tangganya. Bekerja dapat
mengurangi keinginan wanita untuk membina keluarga besar. Ibu yang
bekerja cenderung memiliki waktu yang sedikit untuk menyusui bayinya
akibat kesibukan bekerja. Sedangkan ibu yang tidak bekerja (Ibu Rumah
Tangga) mempunyai waktu yang cukup untuk menyusui bayinya.
Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Yuningsih
(2006) yang menyatakan bahwa wanita yang tidak bekerja atau sebagai
ibu rumah tangga disamping mereka akan rugi karena sibuk mengurus
rumah tetapi mereka akan untung karena mempunyai kesempatan untuk
menyusui bayinya secara eksklusif dan mereka juga akan mudah
menerima segala informasi termasuk informasi tentang kesehatan baik
dari media TV, Radio, dan lain-lain. Karena mereka lebih banyak memiliki
waktu luang dibandingkan dengan wanita pekerja.
Menurut Ridwan (2007) bahwa pada kelompok ibu yang tidak
bekerja keinginan untuk memberikan ASI Eksklusif lebih tinggi
dibandingkan pada ibu yang bekerja. Ibu yang bekerja cenderung
memiliki waktu yang sedikit untuk menyusui bayinya akibat kesibukan
bekerja. Sedangkan ibu yang tidak bekerja (Ibu Rumah Tangga)
mempunyai waktu yang cukup untuk menyusui bayinya
5. Pendapatan
Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa frekuensi
tertinggi pendapatan ibu yang tidak memberikan ASI Eksklusif di Wilayah
Kerja Puskesmas Parakannyasag Kecamatan Indihiang Kota
Tasikmalaya adalah ibu yang berpendapatan menengah yaitu sebanyak
32 orang (50,0%). Banyaknya ibu yang berpendapatan menengah yang
tidak memberikan ASI Eksklusif dikarenakan ibu yang memiliki
pendapatan menengah lebih memilih membeli susu formula daripada
memberikan ASI Eksklusif kepada bayinya.
Hal ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Sajogjo
(2005) yang menyatakan bahwa pendapatan keluarga adalah jumlah
semua hasil perolehan yang di dapat oleh anggota keluarga dalam bentuk
uang sebagai hasil pekerjaannya. Pendapatan keluarga meliputi
penghasilan ditambah dengan hasil-hasil lain. Pendapatan keluarga
mempunyai peranan dalam memberikan efek terhadap taraf hidup
mereka. Efek di sini lebih berorientasi pada kesejahteraan dan kesehatan.
Pendapatan akan menentukan daya beli ibu menyusui terhadap susu
formula dan penurunan angka pemberian ASI eksklusif.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian tentang mengenai gambaran
karakteristik ibu yang tidak memberikan ASI eksklusif di Wilayah Kerja
Puskesmas Parakannyasag Kecamatan Indihiang Kota Tasikmalaya Tahun
2012, maka dapat ditarik kesimpulan dari 64 responden, sebagai berikut :
1. Distribusi frekuensi umur ibu menyusui yang tidak memberikan ASI
Eksklusif, frekuensi tertinggi ibu yang berumur < 20 tahun yaitu sebanyak
25 orang (39,1%)
2. Distribusi frekuensi paritas ibu menyusui yang tidak memberikan ASI
Eksklusif, frekuensi tertinggi ibu dengan paritas primipara yaitu sebanyak
24 orang (37,5%)
3. Distribusi frekuensi pendidikan ibu menyusui yang tidak memberikan ASI
Eksklusif, frekuensi tertinggi ibu yang berpendidikan menengah yaitu
sebanyak 34 orang (51,3%)
4. Distribusi frekuensi pekerjaan ibu menyusui yang tidak memberikan ASI
Eksklusif, frekuensi tertinggi adalah ibu yang bekerja yaitu sebanyak 34
orang (53,1%).
5. Distribusi frekuensi pendapatan ibu menyusui yang tidak memberikan ASI
Eksklusif, frekuensi tertinggi ibu yang berpendapatan sedang yaitu
sebanyak 32 orang (50,0%)
B. Saran
1. Bagi Ilmu Pengetahuan
Agar dijadikan sebagai bahan masukan untuk memperdalam
pengetahuan khususnya yang berkaitan dengan pemberian ASI eksklusif
dan dapat dijadikan dasar pemikiran untuk penelitian lebih lanjut.
2. Bagi Pengguna
a. Dinas Kesehatan
Diharapkan dapat menjadi masukan bagi instansi terkait untuk
lebih mensosialisasikan program kesehatan yang sudah ada dan
lebih meningkatkan penyuluhan kepada ibu yang mempunyai balita
tentang pentingnya pemberian ASI eksklusif pada balita khususnya
materi tentang ASI eksklusif.
b. Puskesmas Parakannyasag
Lebih meningkatkan kegiatan penyuluhan mengenai pemberian
ASI eksklusif yang dilakukan secara kelompok oleh kader-kader
secara intensif dan berkesinambungan tentang pentingnya pemberian
ASI eksklusif kepada seluruh masyarakat sehingga akan mudah
dipahami oleh masyarakat.
c. Institusi Pendidikan
Lebih memperbanyak literatur di perpustakaan mengenai Asi
eksklusif sehingga mempermudah dalam pencarian data dan materi
tentang ASI eksklusif
d. Bagi Ibu Menyusui
Agar selalu menghadiri tempat-tempat penyuluhan, sering
melihat dan mendengarkan berita khususnya mengenai pemberian
ASI eksklusif, sehingga dapat mengurangi angka kesakitan pada anak
karena dengan pemberian ASI eksklusif frekuensi terkena diare jauh
lebih kecil.
e. Bagi Peneliti Selanjutnya
Hasil penelitian ini bisa dijadikan data dasar bagi peneliti
selanjutnya untuk melakukan penelitian tentang pemberian ASI
eksklusif dengan metode dan teknik yang berbeda sehingga hasil
penelitian akan lebih bermanfaat.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, (2006), Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, PT Rineka Cipta.,Jakarta.
BPS, (2005). Jenis-jenis Pekerjaan. http://www.wordpress.com, diakses pada tanggal 15 Maret 2012.
Depkes RI, (2004), Tingkat Pendidikan Seseorang. http://www.wordpress.com, diakses pada tanggal 15 Maret 2012.
________, (2007), Pentignya Pemberian ASI. http://www.wordpress.com, diakses pada tanggal 15 Maret 2012.
________, (2008), Angka Kematian Bayi. http://www.wordpress.com. diakses pada tanggal 15 Maret 2012.
Dinkes Provinsi Jawa Barat, (2010). Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat. Bandung. http://www.dinkesjabar.net/blog/2009/06/16/. diakses pada tanggal 15 Maret 2012.
Hubertin, (2004). Pengertian Pemberian ASI Eksklusif, http://Indonesia.com, diakses Tanggal 18 Maret 2012.
Hurlock, (2004). Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Rentan Kehidupan. Edisi V. Airlangga Jakarta.
Khairunniyah, (2004). Penyebab tingginya angka kematian bayi. http://www.wordpress.com, diakses pada tanggal 26 Maret 2012
Kristiyansari, (2009), ASI Menyusui dan Sadari. Cetakan Pertama, Nuha Medika, Yogyakarta.
Natoatmodjo, (2002), Metodologi Penelitian Kesehatan, Rineka Cipta, Jakarta.
_________, (2003). Metodologi Penelitan Kesehatan, Edisi Revisi, Rineka Cipta, Jakarta.
, (2005). Metodologi Penelitan Kesehata, Rineka Cipta. Jakarta.
Perinansia, (2003), Paritas dalam menyusui. http://www.wordpress.com, diakses pada tanggal 20 Maret 2012
Purwadarminto, (2004). Kamus Besar Bahasa Indonesia.
Purwanti, (2004), Konsep Penerapan ASI Eksklusif, EGC, Jakarta.
Ramaiah, (2006). Pemberian ASI secara Penuh. http://www.info ibu.go.id. 15 Maret 2012.
Ridwan, (2007), Tingkat Pendidikan dan Pengetahuan Seseorang. http://www.info ibu.go.id. 15 Maret 2012.
Ridwan dan Akdon, (2007), Rumus dan Data dalam Aplikasi Statistika, Alpabeta, Bandung.
Sajogjo (2005), Pendapatan Keluarga, http://www.wordpress.com, diakses pada tanggal 18 Maret 2012.
SDKI, (2007), Manfaat ASI Eksklusif. Available from http://www.infoibu.go.id , Diakses tanggal 19 Maret 2012.
Sunartyo (2010), Pengertian Pemberian ASI, Available from http://id.shvoong.com/medicine-and-health. diakses tanggal 18 Maret 2012.
WHO, (2002). Air Susu Ibu, http://www.wordpress.com, diakses pada tanggal 13 Maret 2012.
Wiryo, (2002), Kurangnya pengalaman ibu dalam memberikan makanan
pendamping ASI, http://www.wordpress.com, diakses pada tanggal 19 Maret 2012.
Yuningsih, (2006). Wanita Pekerja. http://www.wordpress.com, diakses pada tanggal 15 Maret 2012.
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH CIAMIS PROGRAM STUDI D III KEBIDANAN
PERNYATAAN PENELITI
Dengan hormat,
Sehubungan dengan akan dilakukan penelitian mengenai
“Gambaran Karakteristik ibu yang tidak memberikan ASI Eksklusif di Wilayah
Kerja Puskesmas Parakannyasag Kecamatan Indihiang Kota Tasikmalaya Tahun
2012”, dengan ini kami akan mengajukan beberapa pertanyaan seperti pada
lembar kuesioner berikut ini dan mohon kiranya kepada ibu untuk memberikan
tanda checklist pada salah satu kotak sesuai dengan data diri.
Jawaban yang paling benar adalah yang sesuai dengan pendapat
sendiri dan tidak harus sama dengan orang lain, oleh karenanya dimohon
kepada ibu untuk menjawab secara apa adanya, sesuai dengan yang diketahui,
dipahami dan dialami. Identitas dan jawaban secara leluasa dan apa adanya.
Demikian pernyataan penelitian ini, atas partisipasi dan ketulusan
ibu diucapkan terima kasih.
Hormat kami
BRENDA AYLA TAMIYANIM : 09DB277005
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH CIAMIS PROGRAM STUDI D III KEBIDANAN
PERNYATAAN KESEDIAAN MENJADI RESPONDEN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama :
Umur :
Alamat :
Dengan ini saya menyatakan bersedia menjadi responden pada
penelitian yang dilakukan oleh Brenda Ayla Tamiya, Mahasiswi STIKes
Muhammadiyah Ciamis Program Studi D-III Kebidanan.
Demikian pernyataan ini saya buat untuk dapat dipergunakan
seperlunya.
Ciamis, 2012
Responden
top related