fraktur tulang alveolar
Post on 01-Jan-2016
140 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
Fraktur Tulang Alveolar
Fraktur pada tulang alveolar dapat terjadi jika teradi pergerakan yang kasar dan
ceroboh saat pencabutan serta adanya ankilosis pada tulang alveolar yang mengakibatkan
tulang alveolar bagian bukal, labial, palatal atau lingual ikut terambil bersama gigi yang
diekstraksi. Fraktur tulang alveolar sering terjadi pada saat ekstraksi gigi kaninus,
terutama jika tulang regio tersebut menjadi rapuh atau lemah akibat pencabutan gigi
premolar maupun insisif kedua. Trauma tulang alveolar bagian lingual perlu mendapat
perhatian khusus karena dapat mencederai saraf bagian lingual.
Jika bagian tulang alveolar yang fraktur kecil dan terpisah maka bagian itu di ambil
menggunakan bagian yang tajam dari forcep. Kemudian bagian tersebut diirigasi
menggunakan lartutan saline dan dilakukan penjahitan. Jika bagian yang fraktur atau
patah dari tulang alveolar masih menempel pada jaringan lunak, dan bagian itu masih
terdapat setelah stabilisasi dan penjahitan pada mukoperiosteum.
Fragikos D. 2007. Oral Surgery. Springer-Verlag Berlin Heidelberg. P 183
Fraktur Tuberosistas Maksila
Fraktur tuberositas maksila merupakan komplikasi yang serius bergantung dari luasnya.
Fraktur pada tuberositas maksila dapat membuat masalah dari perlekatan gigi tiruan
lengkap. Fraktur pada bagian ini dapat terjadi ketika ekstraksi pada gigi posterior dari
maksila, karena lemahnya tulang maksila dan letaknya yang berdekatan dengan rongga
sinus. Fraktur bagian ini sering terjadi karena pencabutan yang terlalu kuat dan kurang
berhati-hati.
Fraktur tuber maksila terjadi biasanya berhubungan dengan dekatnya letak tuberositas
terhadap sinus, yang biasa terjadi bila terdapat gigi molar atas yang terisolasi, khususnya
bila gigi memanjang/ turun. Geminasi patologis antara gigi molar kedua atas yang telah
erupsi dengan gigi molal ketiga atas tidak erupsi bisa menjadi predisposisi. Ankilosis
pada gigi molar rahang atas membuat tahanan yang kuat. Pengurangan resistensi dari
tulang akibat semi-impaksi gigi molar ketiga.
Treatment
Ketika fraktur terjadi dan bagian fraktur tidak terlepas dari periosteum, maka perawatan
yang dilakukan adalah reposisi dan penjahitan mukoperiosteum. Pada kasus ini tindakan
ekstraksi ditunda sekitar 1,5 - 2 bulan sampai fraktur tersebut sembuh dan tindakan
ekstraksi dilakukan dengan teknik terbuka. Tetapi jika bagian yang fraktur terlepas dari
jaringan dan terbentuk oroantral communication maka perwatan yang dilakuka adalah
pencabutan gigi, menghaluskan tulang serta dilakukan penjahitan. Kemudian pemberian
antibiotik broad-spectrum dan nasal decongestant.
Fragikos D. 2007. Oral Surgery. Springer-Verlag Berlin Heidelberg. P 184
top related