forensik : racun ddt pada pestisida

Post on 11-Apr-2016

33 Views

Category:

Documents

5 Downloads

Preview:

Click to see full reader

DESCRIPTION

Racun DDT

TRANSCRIPT

Isnaini Farida (140603140004)Friska Vivianti (140603140005)Suci Maisyaroh (140603140014)Febri Rohmad S (140603140016)Tiominar Laras S (140603140018)

Pestisida adalah semua bahan racun yang digunakan untuk membunuh organisme hidup yang mengganggu tumbuhan, ternak dan sebagainya yang dibudidayakan manusia untuk kesejahteraan hidupnya.

Pestisida

Berdasarkan jenis organisme yang menjadi sasaran

penggunaan pestisida

RodentisidaTermisida

BakterisidaFungsidaHerbisidaInsektisida

Molluskisida

Berdasarkan asal bahan aktif

Sintetik AnorganikOrganik Organo khlorin

HeterosiklikKarbamat

DDT merupakan kepanjangan dari Dichoro Diphenyl Trichlorethane (DDT). DDT diproduksi dengan menyam purkan chloralhydrate dengan chlorobenzene.

Ahli Kimia Swiss Paul Hermann Müller dalam 1948 mendapatkan penghargaan nobel atas penemuan DDT yang ampuh melawan serangga.

Penggunaan DDT berkembang pesat setelah perang dunia kedua, tetapi konsekuensi ekologis belum begitu dirasakan.

Tahun 1950, ilmuan telah mempelajari bahwa DDT akan tetap bertahan dalam lingkungan dan ditransportasi oleh air menuju area yang lebih jauh dari tempat pemakaiannya.

Tak terurai melalui penguraian cahaya, biologis maupun secara kimia

Berhalogen (biasanya klor) Daya larut dalam air sangat rendah Sangat larut dalam lemak Mudah menguap Di udara dapat dipindahkan oleh angin Terakumulasi dalam tubuh Daya racun meningkat sepanjang rantai makanan

Bahan racun DDT meracuni ekosistem tanpa dapat didegradasi secara fisik maupun biologis.

Pengaruh buruk DDT terhadap lingkungan sudah mulai tampak sejak awal penggunaannya pada tahun 1940-an, dengan menurunnya populasi burung elang sampai hampir punah di Amerika Serikat.

Dua sifat buruk yang menyebabkan DDT sangat berbahaya terhadap lingkungan hidup adalah:

1. Sifat kelarutan DDT2. Sifat DDT yang sangat stabil dan sangat sukar terurai

Pestisida

Pernafasan

MulutKulit

Gejala yang ditimbulkan antara lain:

Pada syaraf Pada hati Pada perut Pada sistem kekebalan Pada sistem hormon

Efek akut lokalEfek akut sistematik

Secara tidak sengaja, pestisida dapat meracuni manusia atau hewan ternak melalui mulut, kulit, dan pernafasan. Sering tanpa disadari bahan kimia beracun tersebut masuk ke dalam tubuh seseorang tanpa menimbulkan rasa sakit yang mendadak dan mengakibatkan keracunan kronis. Seseorang yang menderita keracunan kronis, dapat diketahui setelah selang waktu yang lama. Keracunan kronis akibat pestisida saat ini paling ditakuti, karena efek racun dapat bersifat karsinogenic, mutagenic , dan teratogenic.

Jika kulit korban terkena pestisida, segeralah cuci sampai bersih dengan air dan sabun

Jika mata korban terkena pestisida, cuci dengan air yang banyak selama 15 menit Jika pestisida tertelan dan korban masih sadar, buatlah korban muntah. Jika korban tidak sadar, usahakan jalan pernapasan tidak terganggu. Bersihkan

mulut dari air liur, lendir, atau makanan. Jika penderita mengalami kejang, taruh bantal di bawah kepala korban, lalu

longgarkan pakaian di sekitar leher. Ganjal mulut agar korban tidak menggigit bibir dan lidahnya.

Jangan memberikan susu atau makanan berlemak pada korban keracunan pestisida, karena pemberian susu atau makanan berlemak justru akan menambah penyerapan zat aktif pada pestisida (DDT) oleh organ pencernaan.

Setelah itu bawalah segera penderita ke puskesmas atau rumah sakit terdekat agar dapat ditentukan penanganan yang paling tepat.

Thank you

top related