financial research institute pembuatan...
Post on 06-Feb-2018
216 Views
Preview:
TRANSCRIPT
-
FINANCIAL RESEARCH INSTITUTE
PEMBUATAN PROGRAM SIMULASI BISNIS (FINANCIAL MODELING)
(TAHAP 1)
(Oleh: Zalmi Zubir, SE, MBA)
Simulasi bisnis (fiancial modeling) merupakan sebuah program komputer terintegrasi yang
disusun untuk membuat perencanaan bisnis dengan berbagai kemungkinan perubahan kondisi
bisnis yang akan dihadapi, baik kondisi internal maupun eksternal. Perubahan kondisi yang akan
dihadapi perusahaan tersebut dinyatakan dalam bentuk asumsi-asumsi yang merupakan
kuantifikasi dari faktor-faktor yang memengaruhi perusahaan yang dimasukkan (diinputkan)
kedalam program. Program simulasi memungkinkan kita untuk mengukur sensitifitas setiap
asumsi terhadap target yang ingin dicapai perusahaan, misalnya seberapa sensitif perubahan harga
jual dan harga bahan baku tertentu terhadap laba bersih yang ingin dicapai perusahaan. Dengan
mengetahui sensitifitas setiap asumsi, manajemen perusahaan dapat memusatkan perhatiannya
pada asumsi-asumsi yang sangat berpengaruh terhadap laba bersih atau target lain yang ingin
dicapai. Pada program yang lebih maju (advance), dapat ditampung pergerakan setiap asumsi
dalam rentang batas tertentu (sesuai dengan fluktuasi aktualnya atau perkiraan) sehingga dapat
diukur probabilitas tercapainya suatu target yang ingin dicapai oleh manajemen perusahaan, yaitu
dengan menggunakan program Monte Carlo Simulation. Program ini merupakan Tahap 1 dari 6
tahap yang akan saya uraikan secara rinci. Applikasi Monte Carlo Simulation akan digunakan pada
Tahap 6 untuk mengukur probabilitas tercapainya laba bersih setiap tahun dan kemungkinan
perusahaan ini mengalami gagal bayar utang jangka panjangnya (default).
Ada beberapa prasyarat yang harus anda penuhi untuk dapat membuat program simulasi bisnis.
1. Memahami format laporan keuangan dan keterkaitan antara satu laporan keuangan dengan
laporan keuangan lainnya: harga pokok penjualan, laporan laba-rugi, laporan arus kas, dan
neraca atau laporan posisi keuangan. Dengan memahami laporan keuangan tersebut kita
dapat mengetahui di mana letaknya sebuah perkiraan (account). Misalnya, cicilan utang.
Apakah cicilan utang ada dalam laporan laba-rugi atau laporan arus kas? Mengapa
cicilan utang hanya ada dalam laporan arus kas, sedangkan biaya bunga ada dalam laporan
-
laba rugi dan laporan arus kas? Tanpa mengetahui lokasi setiap perkiraan dalam laporan
keuangan sulit dibayangkan kita dapat membuat sebuah program simulasi bisnis.
2. Memahami konsep-konsep atau teori, khususnya corporate finance dan akuntansi,
Misalnya mengapa harta tetap harus disusutkan? Metode penyusutan mana yang
digunakan? (straight line, declining method, double declining, atau sum of the year digit
method). Apa kelebihan dan kekurangan dari metode-metode tersebut? Bagaimana kita
menilai persediaan bahan baku dan barang jadi? Menggunakan metode Last in first out
(LIFO), First in first out (FIFO) atau Average? Bagaimana menilai persediaan barang jadi
yang kita produksi sendiri? Konsep-konsep tersebut akan memudahkan kita dalam
membuat formulasi dalam program simulasi bisnis. Pengembangan program untuk studi
kelayakan dan valuasi, membutuhkan pengertian tentang free cash flow: free cash flow to
the firm (FCFF), free cash flow to equity (FCFE), dan cost of capital: cost of equity, cost
of debt, dan weighted average cost of capital (WACC) dan cara menghitungnya.
3. Memahami ketentuan-ketentuan umum dalam perhitungan bisnis, misalnya perusahaan
yang merugi tidak dikenakan pajak, piutang usaha dihitung terhadap penjualan, utang
usaha dihitung terhadap pembelian dan biaya-biaya yang pembayaran yang tidak tunai,
neraca harus balance dalam arti total harta sama dengan total utang dan ekuitas.
4. Simulasi bisnis dibuat dengan program Microsoft Excel, oleh karena itu kita harus bisa
menjalankan program Excel dengan baik.
5. Berlatih membuat program simulasi bisnis. Akan lebih baik bila Anda pernah mengikuti
pelatihannya lebih dahulu. Dengan demikian, Anda dapat mengikuti dan mengembangkan
langkah-langkah penyusunan program simulasi bisnis yang sesuai dengan kebutuhan.
Tanpa memahami salah satu dari prasyarat tersebut tidak mungkin membuat program simulasi
bisnis dengan baik.
Pada sesi ini saya akan menjelaskan cara membuat program simulasi bisnis yang sangat sederhana
yang diterapkan pada perusahaan jasa, yaitu perusahaan bus (transportasi penumpang). Proses
pembuatan program ini adalah Tahap 1 dari 6 tahap yang akan saya uraikan secara ber tahap pula.
Program ini sangat sederhana dibandingkan dengan program usaha dagang dan manufaktur karena
tidak memerlukan perhitungan harga pokok penjualan. Dengan demikian, pembaca lebih mudah
-
memahami dan mengikuti proses pembuatan program simulasinya. Ujung dari proses pembuatan
program simulasi bisnis adalah proyeksi laporan keuangan, yaitu neraca, laporan laba-rugi, dan
laporan arus kas (cash flow) khususnya cash flow dalam format direct method. Untuk
penjelasannya kita mulai dari neraca awal, kemudian proyeksi laporan laba-rugi, proyeksi cash
flow, dan terakhir proyeksi neraca.
A. NERACA
1. Neraca adalah laporan keuangan perusahaan yang mencatat posisi harta, utang dan ekuitas
pada tanggal tertentu. Pembentukan laporan keuangan perusahaan dimulai dari penyetoran
modal oleh pemiliknya (ekuitas). Jika harta yang harus diadakan membutuhkan dana yang
lebih besar daripada modal yang disetorkan pemiliknya, maka kekurangannya dipinjam
dari pihak lain, misalnya dari Bank. Persamaan akuntansi atas sumber dan penggunaan
dana tersebut adalah
HARTA = UTANG + EKUITAS
Sumber dan penggunaan dana tersebut tergambar pada Neraca Awal seperti dalam Tabel
1. Program simulasi bisnis yang benar ditandai dengan proyeksi neraca yang balance.
Untuk segera mengetahui apakah neraca yang dibuat sudah balance atau belum, kita beri
keterangan cek balance. Neraca awal dan proyeksinya harus menghasilkan cek balance
yang sama dengan nol. Jika program simulasi tersebut sudah benar, maka cek balance akan
selalu nol berapapun besaran asumsi yang digunakan.
Tabel 1. Neraca Awal Tahun
0
HARTA 3,000
UTANG DAN EKUITAS
UTANG 2,000
EKUITAS 1,000
Total Utang & Ekuitas 3,000
Cek Balance 0
Keterangan
= Sel input
-
Dalam Tabel 2 dapat dilihat formula Excel untuk perhitungan pada neraca Tabel 1. Total
harta = 3000 disamakan dengan total utang dan ekuitas. Utang dan ekuitas merupakan
asumsi yang menjadi input neraca. Dalam program Excel total utang dan ekuitas dibuat
dalam bentuk formula penjumlahan. Misalnya utang pada sel C11 dan ekuitas pada sel
C12, maka anda bisa membuat formula pada sel C13 = C11+C12 (formula yang ditulis
adalah =C11+C112 atau dalam bentuk =SUM(C11:C12). Angka harta, di-link dengan total
utang dan ekuitas. misalnya total harta pada pada sel C6, maka pada sel C6 akan tampak
formula = C13.
Tabel 2. Formula Pada Neraca
2. Harta diuraikan menjadi Harta Lancar dan Harta Tetap. Utang juga dapat dibagi menjadi
Utang Lancar dan Utang Jangka Panjang (Pada tahap ini, utang lancar belum ada).
Persamaan akuntansi menjadi sebagai berikut:
HARTA LANCAR + HARTA TETAP = UTANG + EKUITAS
Pada tahap awal, kita misalkan harta lancar, harta tetap, utang dan ekuitas terdiri dari
perkiraan (account) berikut:
Harta Lancar : Kas
Harta Tetap : Bangunan dan Peralatan
Utang : Utang Bank
Ekuitas : Modal Disetor
A B C
4 Tahun
5 0
6 HARTA LANCAR =C13
7
8 Total Harta =SUM(C6:C7)
9
10 UTANG DAN EKUITAS
11 UTANG 2000
12 EKUITAS 1000
13 Total Utang & Ekuitas =C11+C12
14 Cek Balance =C8-C13
-
Tabel 3. Neraca 1 Tahun
0
HARTA
HARTA LANCAR 200
HARTA TETAP 2,800
Total Harta 3,000
UTANG DAN EKUITAS
UTANG 2,000
EKUITAS 1,000
Total Utang & Ekuitas 3,000
Cek Balance 0
Tabel 4. Neraca 2 Tahun
HARTA 0
HARTA LANCAR
Kas 200
HARTA TETAP
Bangunan dan Peralatan 2,800
Total Harta 3,000
UTANG DAN EKUITAS
UTANG
Utang Bank 2,000
EKUITAS
Modal Disetor 1,000
Total Utang & Ekuitas 3,000
Cek Balance 0
B. LAPORAN LABA-RUGI
Laporan Laba-Rugi adalah laporan keuangan yang menyajikan pendapatan dan biaya-biaya
selama satu periode tertentu, misalnya sebulan, satu semester, atau setahun. Pada tahap ini kita
menjalankan kegiatan usaha, yaitu memproduksi jasa dan sekaligus memasarkannya. Anda
bisa mencari berbagai contoh usaha jasa tersebut, misalnya jasa rental mobil, rental peralatan
pesta, penginapan, kos-kosan, transportasi, dan lain-lain.
-
Misalkan jasa yang dihasilkan bisa dijual senilai Rp5.000 setahun dengan biaya operasi sebesar
Rp3.000. Dalam kegiatan penjualan diasumsikan kita memberikan kredit kepada pembeli
(term of payment = TOP), misalnya selama 30 hari. Artinya, penjualan yang dilakukan hari ini,
pembayarannya akan diterima 30 hari atau sebulan kemudian. Proses kegiatan transaksi
tersebut menyebabkan tidak semua penjualan diterima pada tahun yang bersangkutan, hanya
11/12 bagian yang diterima di tahun yang bersangkutan, sisanya diterima pada tahun
berikutnya. Bagian penjualan yang belum diterima tersebut dicatat sebagai Piutang Usaha.
Pembelian bahan-bahan kepada pemasok dan pembayaran biaya-biaya operasi lainnya lain
diasumsikan dilakukan 45 hari kemudian. Makin pendek kredit penjualan dan makin panjang
kredit pembelian, makin baik pengaruhnya terhadap cash flow perusahaan. Dengan demikian,
pembayaran biaya-biaya, hanya 1/8 bagian yang dilakukan pada tahun yang bersangkutan,
sisanya dibayarkan pada tahun berikutnya. Bagian dari pembelian yang belum dibayar
merupakan Utang Usaha1 dalam kelompok Utang Lancar pada Neraca.
Dalam contoh ini diasumsikan hari kerja 360 hari setahun, tingkat bunga pinjaman 15% per
tahun dan tarif pajak 30%. Hasil kegiatan usaha tersebut ditampilkan pada Laporan Laba-Rugi
seperti dalam Tabel 5.
Tabel 5. Proyeksi Laporan Laba-rugi
Tahun
1 ASUMSI
Penjualan 5,000 TOP jual 30 hari
Biaya operasi 3,000 TOP beli 45 hari
Laba Operasi 2,000 1 Tahun = 360 hari
Biaya bunga 300 Tingkat bunga 15% per tahun
Laba sebelum pajak 1,700
Pajak 510 Tarif Pajak 30%
Laba bersih 1,190
1 Proses ini hanya untuk menyederhanakan proses penyusunan program simulasi. Sebenarnya tidak semua biaya
tersebut dikelompokkan sebagai utang usaha. Misalnya upah/gaji memang dibayar di belakang, tetapi tidak dicatat
sebagai utang usaha dan dibayarkan 30 hari kemudian.
-
Perhitungan:
Biaya Bunga = Utang Bank Tingkat bunga
= 2.000 15% = 300
Pajak = Laba sebelum pajak Tarif Pajak
=1.700 30% = 510
C. CASH FLOW
Cash flow adalah laporan keuangan perusahaan yang menyajikan penerimaan dan pengeluaran
kas selama satu periode tertentu (sebulan, satu semester, atau setahun). Bila penerimaan kas
lebih besar daripada pengeluarannya, maka diperoleh cash surplus. Sebaliknya, bila
penerimaan lebih kecil daripada pengeluaran, maka terjadi deficit atau cash shortage. Kas
minimum adalah 0, oleh karena itu bila terjadi cash shortage dibutuhkan tambahan kas, baik
dari pemilik usaha atau dari pinjaman. Metode cash flow yang digunakan adalah Direct Method
seperti dalam Tabel 6.
Tabel 6. Proyeksi Cash Flow
Tahun Tahun
1 2
PENERIMAAN
Penerimaan Tunai 4,583
Piutang Usaha 417
Jumlah Penerimaan 4,583 417
PENGELUARAN
Pembayaran Tunai 2,625
Utang Usaha 375
Biaya Bunga 300
Pajak 510
Jumlah Pengeluaran 3,435 375
Selisih Penerimaan dan Pengeluaran 1,148
Kas Awal 200
Kas sebelum Financing 1,348
FINANCING
Pinjaman 0
Ekuitas
Total Financing 0
Kas Akhir 1,348
-
Perhitungan:
(Jumlah Hari Setahun TOP Jual)
Penerimaan tunai = ------------------------------------------- Nilai Penjualan
Jumlah Hari Setahun
= (360-30)/360 5.000 = 4.583
Piutang Usaha = Penjualan Tagihan
= 5.000 4.583 = 417
Piutang usaha akan diterima (ditagih) pada tahun berikutnya. Piutang Usaha ini akan tampil
dalam kelompok Harta Lancar pada Neraca.
(Jumlah Hari Setahun TOP Beli)
Pembayaran tunai = ------------------------------------------- Biaya Operasi
Jumlah Hari Setahun
= (360-45)/360 3.000 = 2.625
Utang Usaha = Biaya Operasi Pembayaran
= 3.000 2.625 = 375
Utang usaha akan dibayar pada tahun berikutnya. Utang Usaha ini akan tampil dalam
kelompok Utang Lancar pada Neraca.
Pengeluaran kas yang lain adalah biaya bunga dan pajak. Pajak pada contoh ini dibayarkan
pada tahun yang bersangkutan. Biasanya pajak pendapatan perusahaan (corporate tax)
dibayarkan pada tahun berikutnya. Jika demikian, maka pada Neraca akan muncul Utang
Pajak.
Kas awal sebesar Rp200 berasal dari Neraca Awal. Kas awal ditambahkan terhadap selisih
Penerimaan dan Pengeluaran Kas, sehingga diperoleh Kas sebelum pendanaan (Financing).
-
Jika Kas sebelum financing negatif, maka dibutuhkan tambahan dana sebesar kekurangan kas
tersebut, baik menggunakan pinjaman (utang) atau modal sendiri.
PROYEKSI NERACA
Harta Lancar
1. Kas di-link dengan kas akhir pada proyeksi cash flow.
2. Piutang di-link dengan piutang usaha yang diterima pada tahun kedua pada proyeksi cash
flow.
Harta Tetap
3. Harta tetap untuk sementara dianggap tidak ada penambahan dan juga belum dihitung
penyusutannya, sehingga besarnya tetap.
Utang Lancar
4. Utang usaha di-link dengan utang usaha yang akan dibayar pada tahun kedua pada proyeksi
cash flow.
Utang Bank Jangka Panjang
5. Utang bank untuk sementara dianggap tidak ada pembayaran atau cicilan dan juga tidak
ada penambahannya.
Ekuitas
6. Modal disetor juga tidak ada penambahannya.
7. Laba tahun berjalan berasal dari Laba Bersih pada Laporan Laba-Rugi.
-
Tabel 6
Proyeksi Neraca Tahun Tahun
0 1
HARTA LANCAR
Kas 200 1,348
Piutang Usaha 417
Total Harta Lancar 200 1,765
HARTA TETAP
Harta Tetap 2,800 2,800
Total Harta 3,000 4,565
UTANG
Utang Usaha 375
Utang Bank 2,000 2,000
Total Utang 2,000 2,375
EKUITAS
Modal disetor 1,000 1,000
Laba Tahun Berjalan 1,190
Total Ekuitas 1,000 2,190
Total Utang & Ekuitas 3,000 4,565
Cek Balance 0 0
FRI mengembangkan program-program pelatihan berbasis simulasi bisnis untuk penyusunan
Rencana dan Anggaran Kegiatan Perusahaan (RKAP), Rencana Jangka Panjang Perusahaan
(RJPP), Studi Kelayakan Usaha, Valuasi, Merger & Akuisi, Portofolio Saham dan Obligasi, dan
pengukuran resiko usaha, resiko kredit dan resiko pasar yang dihadapi sebuah perusahaan.
Bila anda ingin bertanya/berkonsultasi (Gratis), bisa lewat email: zalmizubir@fri-
indonesia.com
mailto:zalmizubir@fri-indonesia.commailto:zalmizubir@fri-indonesia.com
top related