fimosis dan parafimosis

Post on 30-Dec-2015

357 Views

Category:

Documents

18 Downloads

Preview:

Click to see full reader

DESCRIPTION

FIMOSIS, PARAFIMOSIS, DAN SINEKIA VULVA, bedAH, KELAINAN, KELAMIN, ANAK

TRANSCRIPT

FIMOSIS, PARAFIMOSIS, DAN SINEKIA VULVA

FIMOSIS

FIMOSIS

• Prepusium penis yang tidak dapat diretraksi (ditarik) ke proksimal sampai ke korona glandis.

EPIDEMIOLOGI

• Pada tahun pertama kehidupan, retraksi kulit prepusium ke belakang sulkus glanduralis hanya dapat dilakukan pada sekitar 50% anak laki-laki, meningkat menjadi 89 % pada saat usia tiga tahun.

• Insidensi fimosis – 8% pada usia 6-7 tahun– 1% pada usia 16-18 tahun

KLASIFIKASI

• Fimosis Fisiologi– Dialami oleh sebagian besar bayi baru lahir karena

terdapat adhesi alamiah antara prepusium dengan glans penis.

– Menghilang seiring dengan pertumbuhan• Fimosis Patologi– Higienis yang kurang– Balanitis dan balanopostitis– Retraksi preputium secara paksa

GEJALA KLINIS

• Fimosis Fisiologi– Prepusium tidak dapat diretraksi– Terbentuk kandung kemih kedua “balooning” saat miksi

• Fimosis Patologi– Nyeri saat ereksi– Hematuri– ISK berulang– Melemahnya pancaran urine saat miksi

PEMERIKSAAN FISIK

• Prepusium penis yang tidak dapat diretraksi (ditarik) ke proksimal hingga melewati glans penis

• Mungkin juga terdapat perlengketan antara permukaan prepusium dengan epitel glandular dan atau frenulum breve yang dapat menimbulkan deviasi glans ke ventral saat kulit prepusium di retraksi.

• Fisiologi : orificium prepusium tampak sehat• Patologi : terlihat kontraksi dari cincin putih

fibrosa di sekitar orificio prepusium.

PENGOBATAN• Tidak boleh dilakukan dilatasi atau retraksi yang

dipaksakan → luka → sikatrik → fimosis sekunder.• Terapi konservatif : salep kortikoid (0,05 -0,1%) 2 kali

sehari selama 20-30 hari• Bila ada balanitis xerotika obliterans– Dexametasone 0,1 % dioleskan 3-4 x/hari selama 6

minggu.• Sirkumsisi bila ada gangguan miksi, terbentuk

kandung kemih kedua, dan postitis • Bila ada balanopostitis → lakukan sayatan dorsal →

sirkumsisi sempurna setelah radang mereda.• Antibiotik → sebelum sirkumsisi

PARAFIMOSIS

PARAFIMOSIS

• Prepusium yang diretraksi sampai di sulkus koronarius tidak dapat dikembalikan ke semula dan timbul jeratan pada penis di belakang sulkus koronarius.

ETIOLOGI

• Terdapat bendungan di glans penis atau prepusium yang membesar dan terbentuk edema biasanya setelah retraksi prepusium ke proksimal saat bersenggama/masturbasi atau post kateterisasi.

GEJALA KLINIS

• Prepusium tidak dapat kembali ke semula• Edema• Nyeri• Nekrosis glans penis

PEMERIKSAAN FISIK

• Inspeksi : – warna merah muda– Prepusium tampak ketat, dan terdapat cincin di sekitar

glans penis– Glans penis tampak eritem dan edema– Nekrosis : warna kebiruan atau kehitaman

• Palpasi : – lembut– Prepusium dapat diretraksi sampai di sulkus

koronarius tidak dapat dikembalikan

PENGOBATAN

• Prepusium dikembalikan secara manual dengan memijat glans penis selama 3-5 menit.

• Gagal → insisi dorsum• Setelah edema dan proses inflamasi

menghilang → sirkumsisi

SINEKIA VULVA

Definisi

• Sinekia vulve/ sinekia labialis/ adhesi labialis adalah perlengketan jaringan ikat (adhesi fibrosa) labia minora diantara labia majora.

Epidemiologi

• Amerika Serikat (AS) : >1900 perempuan di klinik rawat jalan pediatrik, terdapat 1,8% adhesi labial.

• Jarang ditemukan pada orang dewasa.• Sering terjadi pada bayi dan anak perempuan

berusia pada 3 bulan sampai 6 tahun, dengan insiden puncak sekitar usia 13-23 bulan.

Etiologi

• Kadar estrogen yang rendah pada anak perempuan sebelum pubertas

• Kontak dengan iritasi• Infeksi

Gejala Klinis

• Umumnya tidak bergejala• Jarang dapat menyebabkan gangguan aliran

kemih, tetapi bisa menyebabkan refluks vagina urine yaitu urine masuk vagina, dan apabila anak berdiri urine yang masuk ke vagina akan keluar setelah berkemih.

Pemeriksaan Fisik

• Nampak sebagian lapis tipis, pucat, semitransparan menutupi lubang vagina antara labia minor.

• Kasus parah→perlengketan seluruhnya menutup lubang vagina (perlengketan dimulai posterior menuju anterior ke klitoris)

Sinekia atau adhesi vulva yang tipis dan transparan

Sinekia atau adhesi vulva yang menutup total

Sinekia vulva yang disebabkan iritasi bedak

Sinekia vulva karena perlengketan hebat

Penatalaksanaan

• Observasi periodik• Pembukaan berkala dengan menarik labia

oleh orang tua secara lembut (parental dari manuver pull-down)

• Setelah labia terpisah, diberikan salep antibiotik 3-5 kali sehari.

• Krim estrogen dua kali sehari selama 2-4 minggu

Penatalaksanaan (lanjutan)

• Jika perawatan medis tidak berhasil, pemisahan manual atau bedah dapat dipertimbangkan, antara lain karena adhesi yang sulit dipisahkan, infeksi berulang, nyeri dan terjadinya retensi urine.

Komplikasi

• Kekambuhan 11,6 – 14% dari kasus.• Infeksi sekunder

Prognosis

• Sangat baik• Pada beberapa kasus jika tidak diobati, kondisi

biasanya spontan sembuh saat pubertas.

top related