filosofi padi tak sebatas ilmu
Post on 24-Feb-2018
218 Views
Preview:
TRANSCRIPT
-
7/25/2019 Filosofi Padi tak sebatas Ilmu
1/4
FILOSOFI PADI TAK SEBATAS ILMU
Detik ini, di saat gemuruh langit yang kering, udara terasa begitu sejuk bernafas di
sekitar butir peluh leherku. Mengusap juga peluh penat kelabu yang tercekik jauh
dalam pikiranku. Ketenangan ini, aku terduduk sepi di tingkatan teratas gedung
tinggi ini. Terlihat hanya pemandangan tebaran manusia di bawahku dan langit
kelabu bergemuruh. Udara yang begitu tenang ini. Begitu tenangnya hanya nafas
ragaku yang terdengar, kicauan tebaran manusia di bawah hanya tampak sebatas
gerak. Di tempat ini, aku berusaha semakin mendekat dengan batas jatuh raga.
Lebih banyak sisi tebaran manusia yang dapat aku lihat dari sini. Disini pun aku
terdiam, namun tak diam. Dari tempatku sekarang ini aku menerawang jauh ke
lubuk terdalam menembus abuabu langit itu.
Kisah-kisah akhir pengukirDi lembar akhir buku penutup
Membumbung sebatas refleksi diri
Tak sampai terbagi dalam kehangatan padi
!eg"res katakata yang tersusun dari pena yang menari luwes mengartikan mimik
pikirannku dalam kesucian lembar buku ini. #ku bukanlah penulis atau se"rang
pujangga. #ku hanya sang pengamat kehidupan. Meski terlalu cepat dalam
keremajaanku yang akan berakhir.
#ku masih terduduk diam menelisik tebaran manusia yang tercakup mata untuk
melihat.
Guratan senyuman keabadian
Tersimpan dalam memoir pikiran
Gelak tawa,
Haru pilu,
Aman dalam kenang lubuk-lubuk terdasar
Dalam tenang, dalam damai ini. #ku hanya ingin mengenang semua yang tlah ada
di sini. #ku hanya ingin menyimpan semuanya, dalam rak susunan keindahan
hidupku. Tersimpan rapi menjadi bagian dari perpustakaan besar perjalanan
panjang nafasku.
$$$$
Langit kering masih bergemuruh, dalam tenang dalam damai. Udara pun masih
mengalir mesra melewati tubuh ini, yang duduk pada batas jatuh raga. #ku masih
terdiam namun tak diam. %ikiranku pun masih melayang bebas. Menc"ba
memanggil mem"ri dalam kebersamaan yang akan berakhir.
-
7/25/2019 Filosofi Padi tak sebatas Ilmu
2/4
Mengingat dan mengingat semakin dalam. Keindahan kebersamaan dalam hidup
berdampingan. Di tempat ini, tebaran manusia di bawah yang akan selalu
terngiang. Mereka yang kutemukan sekitar tiga tahun yang lalu sebagai keluarga
tanpa darah mengikat. Ku terus menc"ba menguak kenangan demi kenangan. Di
sekitar gedung dalam hidup yang selalu berdampingan.
Kilas balik menayangkan diri dalam pr"yeksi pikiranku. !eakan terpampang layar
lebar untuk cerita terskenari". Dalam kilas balik ini berawal dengan teringat
perjuangan bersama yang dihiasi peng"rbanan batin dan fisik.
Detik itu,
Waktu tak beralan semestinya
hanya merangkak perlahan!
Detik itu,
"ersama dalam gelap gulita
Diringi bunyi genderang antung berdebar
Detik itu,
"erdebar begitu ken#ang
Hati pun berteriak melihat sesama tersiksa
$iwa dan %aga
M"men itu, mengenang dengan senyuman. M"men kelam kebersamaan yang
diuji. %ada saat itu saat kedisiplinan dibentakkan keras dalam pikiran. &amun aku
bersyukur. Dengan mereka aku bisa menghadapi saat itu. Kami bisa bertahan
dalam skenari" mereka yang duduk lebih tinggi dari kami. Masih aku terdiam
namun tak diam.
Mulai muncul mem"rimem"ri berikutnya. Di saat kami melangkah dalam satu
ikatan batin. Menyatukan pikiran dan tujuan dalam tekanan mereka. Berkumpul
padu menuangkan pikiran. Menc"ba bertahan menguatkan dekapan kebersamaan
yang semakin mereka c"ba untuk hancurkan. !emakin masuk jauh dalam suasana
itu, hatiku semakin bergetar. Memanggil mem"ri lain yang kami lewati.
Dalam tenang, dalam damai ini. %ikiranku masih terus melayang lebih tinggi.
Mengingat di saat kebersamaan pada tehun kedua. Kemi berkumpul bersama,
bergandengan tangan dalam sepi malam ditemani api unggun yang berk"bar di
tengah lingkaran kami.
Malam dingin men#ekam
"ersama dekapan tangan
"ersama api yang berkobar
&amun tak ada pengaruh
Hangat ini bukan dari mereka
-
7/25/2019 Filosofi Padi tak sebatas Ilmu
3/4
&amun kesatuan hati
Malam ini pun berubah menadi kehangatan abadi
Mem"irmem"ir itu. Berawal mulai tiga tahun yang lalu. !aat masuk dalam
kehidupan ini, kehidupan berdampingan di lingkungan pendidikan f"rmal instansiyang masih dibawah tingkatan pendidikan untuk gelar. Takdir telah menentukan
jalanku dalam jalan ini. Di awal yang begitu asing dengan mereka, namun dalam
duduk di batas jatuh raga ini tak ada yang asing, bahkan ikatan kuat keluarga,
tanpa darah mengikat. Dengan mereka, manusia yang bertebaran di bawah
ditemani langit kering bergemuruh, dalam balutan udara yang mengalir mesra.
$$$$
#ir mata keharuan seakan berusaha mend"brak keluar dari balik kel"pak. &amun
kutahan dengan senyum ikhlas yang tibatiba tercurahkan ketika membayangkanmem"ir itu. Kuhirup dalamdalam udara yang mesra mengalir ini. Ku pandang
langit biru yang masih kering dan tak bergemuruh lagi dengan kelabu yang telah
pergi.
!esaat kemudian Udara berhenti mengalir seakan mengingatkanku untuk terjaga.
#ku bangun. Ku berdiri masih di batas jatuh raga, menetes tanpa disadari satu
butir air mata bahagia. Memerhatikan sejenak, tebaran keluargaku yang tak
mengikat darah itu. Lalu berbalik badan, kembali menuju ke kamar, kembali ke
tempat aku beristirahat dalam kehidupan berdampingan dengan mereka. Memulai
mengemas barangbarangku yang telah sekitar tiga tahun terpaku dalam ruangan
ini. #ku hanya ingin menghilang dari tebaran itu. #ku tak ingin dirindukan, hanya
cukup bagikku merindukan. Tebaran mereka di bawah yang melepas saat terakhir
karena bes"k kami akan berpisah, sejenak atau selamanya'
$$$$
Akhir dari buku penutup'
Apakah benar akhir'
Disaat aku tak mau mengakhiri
Aku hanya hilangMen#ari buku baru untuk menyiratkan
Memulai kisah
(embebasan kalbu yang masih terikat
Aku menadi tak ada
Dalam pandang
&amun masih ada
Takkan ku lepas ikatan itu
Terukir terlalu dalam tak bisa terhapus
-
7/25/2019 Filosofi Padi tak sebatas Ilmu
4/4
Aku menadi tak ada
"ukan untuk tak bersama
&amun kan slalu bersama
Aku hilang dalam raga
&amun iwa hangat seperti padi
)ebar berdekatan dalam ladang dingin
Tumbuh bersama mendekat diri
Merunduk semua
Ketika tahu benar akan datang sebuah akhir
Akhir yang sebenarnya
&amun ini bukan akhir
"ukan untuk merunduk bersama
Aku menadi tak ada
Dalam raga
Akan kutemukan buku baru untuk menyiratkan
Memulai kisah
(embebasan kalbu yang masih terikat
*++++*
top related