farklin topik tdm kl.1
Post on 05-Aug-2015
163 Views
Preview:
TRANSCRIPT
PEMANTAUAN TERAPI
Oleh:
Kelompok 1
THERAPEUTIC DRUG MONITORING (TDM)
ANGGOTA KEL.1:DARA FAHRIA NOPADIAH RAMADHANIASTRI NOVIABAMBANG TRI SANJAYAWENDRA KURNIANSYAHIRMA FITRI
INTRODUCTIONINTRODUCTION
Kapan ya saya bisa pulang?!
Keberhasilan dalam terapi obat tergantung kepada RANCANGAN ATURAN DOSIS
RANCANGAN DOSIS YANG
TEPAT,
merupakan suatu upaya mencapai
konsentrasi obat optimum pada
reseptor
Variasi individu dalam farmakokinetik dan
farmakodinamik
I-DDR
PENILAIAN DAN PEMANTAUAN KLINIK
YANG TEPATTDM
SULIT !
DEFINISI
Menurut The International Association for Therapeutic Drug Monitoring and Clinical Toxicology, Therapeutic Drug
Monitoring didefinisikan sebagai pengukuran yang dilakukan di laboratorium dengan parameter yang sesuai yang dapat
mempengaruhi prosedur pelaksanaan. Pengukuran tersebut dilakukan pada sekelompok obat tertentu dimana memiliki hubungan lansung antara konsentrasi obat dalam serum dan
respon farmakologi dan yang diukur adalah matriks biologi dari xenobiotik, maupun komponen endogen yang memiliki
karakterisasi hampir sama dengan fisiologi dan patofisiologi dengan individu yang mendapatkan terapi.
TARGET TDM1. Jika penderita tidak memberikan reaksi terhadap terapi obat seperti yang diharapkan, maka obat dan aturan dosis hendaknya ditinjau kembali dari segi kecukupan, ketelitian, dan kepatuhan penderita. 2. Bila “therapeutic window” suatu obat sempit, maka individualisasi dosis menjadi sangat penting, karena perbedaan dosis yang kecil saja sudah dapat menimbulkan perbedaan nyata dalam respon pasien. 3. Dalam beberapa kasus, patofisiologi penderita mungkin tidak stabil, apakah membaik atau memburuk, misalnya klirens ginjal terhadap obat 4. Pasien dengan penyakit tertentu yang dapat mempengaruhi kadar obat di dalam darah. 5. Jika pasien menggunakan obat tertentu
1. Jika penderita tidak memberikan reaksi terhadap terapi obat seperti yang diharapkan, maka obat dan aturan dosis hendaknya ditinjau kembali dari segi kecukupan, ketelitian, dan kepatuhan penderita. 2. Bila “therapeutic window” suatu obat sempit, maka individualisasi dosis menjadi sangat penting, karena perbedaan dosis yang kecil saja sudah dapat menimbulkan perbedaan nyata dalam respon pasien. 3. Dalam beberapa kasus, patofisiologi penderita mungkin tidak stabil, apakah membaik atau memburuk, misalnya klirens ginjal terhadap obat 4. Pasien dengan penyakit tertentu yang dapat mempengaruhi kadar obat di dalam darah. 5. Jika pasien menggunakan obat tertentu
TDM merupakan starting point pelayanan farmasi klinik
Tujuan: Untuk memastikan bahwa pasien mendapat obat yang paling sesuai, dalam bentuk dan dosis yang tepat, di mana waktu pemberian dan lamanya terapi dapat dioptimalkan, dan DRP diminimalkan
Mengapa perlu ?
Sbg sarana penilaian respon penderita terhadap suatu obat
Sbg bhn pertimbangan untuk penyusunan DRPSbg bahan pertimbangan untuk drug product
selection/pemilihan obatSbg bhn pertimbangan untuk rekomendasi terapiBagian dari pharmaceutical care, responsibilitas
farmasisUtk pemantauan konsentrasi obat dalam plasmaPenyesuaian kembali aturan dosis, rute
pemberian dan frekuensi yang tepat
Tim dari TDM terdiri dari:
ahli farmakologi klinik ahli analisis Tenaga kesehatan yang terlibat dalam pelayanan kesehatan, yaitu:
• Dokter• Perawat• Pasien
Monitoring pasien
Perolehan dan analisis data
Identifikasi problem dan prioritisasi
Rencana terapetik
Patient-focused care cycle
Pemantauan adalah proses yang dinamis dan terorganisasi dan merupakan never-ending cycle
Tahap proses pemantauan terapiTahap 1
Tetapkan tujuan terapi (untuk semua terapi yang dilakukan)
Tahap 2 Tentukan parameter monitoring yang spesifik terhadap pasien atau spesifik terhadap obat
Tahap 3Integrasikan semua rencana monitoring
Tahap 4Ambil data
Tahap 5 Lakukan penilaian ttg respon pasien thd obat
KETEPATAN PEMBERIAN OBATmengecek apakah penulisan “medication order”
sesuai dengan kebijaksanaan yang adamendeteksi apakah ada obat-obat yang dapat
menimbulkan reaksi alergi pada penderitamemastikan apakah obat-obat yang diberikan sudah
sesuai berdasarkan pertimbangan: keadaan penderita (status penyakit, kehamilan, neonatus, pediatrik, geriatrik), dosis, signa, durasi, waktu pemberian, rute pemberian, bentuk sediaan
mengecek apakah ada duplikasi pemberian obat,memastikan apakah semua obat telah diberikan
sesuai dengan waktu pemberian dan tidak ada yang terlewat
Apa saja yang harus dipantau ?
lanjutanEFEKTIFITAS TERAPI
dapat dilihat dari parameter klinik yang sesuai dengan tujuan terapi
ADR (adverse drug reaction)INTERAKSI OBATTOKSISITASKEPATUHAN
Bagaimana caranya ?
Pengamatan kondisi klinik pasien (fatigue, jaundice, pucat)
Pengamatan vital sign (BP, nadi, RR, T)Pengamatan parameter laboratoriumPengamatan waktu & cara pemberian obatKomunikasi dengan pasien
Apa parameter untuk monitoring ?
Berbeda setiap penyakitBerbeda setiap obatDipengaruhi ada-tidaknya penyakit
penyerta (gagal ginjal, gangguan fungsi hati)
Dipengaruhi tujuan penggunaan obat, cth: monitoring Captopril untuk DM nephropathy berbeda dg Captopril sbg antihipertensi
Contoh : Parameter monitoring pada penggunaan ANTIBIOTIKA
1. Efektivitas Terapi:Vital sign: temp, nadi, RR + BP (sepsis)Kondisi klinik: lemah, tanda peradanganParameter lab: leukosit2. ADR:A. Penicillin, cefalosporin: rash, anaphylaxis,
urticariaB. Quinolon: rash, gangguan GITC. Erythromycin: gangguan GIT, fungsi
dengarD. Aminoglikosida: fungsi ginjal, fungsi
dengarE. Anti TBC: LFT, mual
lanjutan
3. Interaksi: Quinolon+ antasida, antibiotika+makanan
4. Pemberian obat: cek interval waktu pemberian, cara pemberian,
5. Gagal ginjal: cek apakah perlu penyesuaian dosis?
6. Gangguan fungsi hati: cek apakah perlu penyesuaian dosis?
Gunakan The Four-Square Method
Subyektif – terapetik
Obyektif terapetik
Subyektif – toksik Obyektif – toksik
Cara lain ?
Subyektif – terapetik : data subyektif yang digunakan untuk menilai keberhasilan terapi
Obyektif – terapetik : data obyektif yang digunakan untuk menilai keberhasilan terapi
Subyektif – toksik : data subyektif yang digunakan untuk menilai bahwa terapi tidak efektif atau bahkan berbahaya/toksik
Obyektif – Toksik : data obyektif yang digunakan untuk menilai bahwa terapi tidak efektif atau bahkan berbahaya/toksik
Subyektif – terapetik- Luka cepat sembuh- Tidak lemas, lemah,
pusing- Tidak ada udem- Tidak polifagi, polidipsi,
poliuri
Obyektif terapetikTensi normal (< 130)Gula darah normal (GDP
70-110)HB < 7Klirens kreatinin normal
Subyektif – toksik-pasien masih lemah,-masih polifagi, dll- Masih udem
Obyektif – toksik
Kasus:
Penderita gagal jantung mendapat pengobatan dengan :digoksin 0.25 mg/hari, furosemid 40 mg sehari, captopril 25 mg 3 x sehari, KCl 8mEq 3 x sehari
Bagaimana monitoring penggunaan KCl dengan metode tersebut ?
Contoh: rencana monitoring KCl
Subyektif – terapetikTidak ada
Obyektif terapetikSerum level K 3,5 – 5 mEq/L
Subyektif – toksikMual-muntahDiareBad tasteAbdominal discomfortLesu, lelah, lemahKram ototPalpitasi
Obyektif – toksikSerum K < 3,5 mEq/LFlattened, wide P waveWidened Q-R-S complexPeaked T wavesFlattened or inverted T wavesU waves
Parameter monitoring subyektif untuk digoksin, furosemid, captopril, dan KCl yang terintegrasi
Subyektif terapetikUmum: baju longgar, bisa idur dengan bantal lebih
sedikitPulmonar: ↓SOB dan DOE, ↑ toleransi OR, ↓batukAnggota badan : ↓bengkak kaki
Subyektif toksikUmum: baju sempit, masalah tidur, lemah, lesu,
disorientasi, bingung, pusingPenglihatan: ada halo disekitar lampu, kunang2Pulmonar: ↑SOB dan DOE, ↓ toleransi OR, batuk ↑Kardiak: palpitasiGI : mulut kering, haus, nafsu makan ↓, mual, muntah,
diareAnggota badan: kaki bengkak, kram ototKulit : gatal, merah-merah
Parameter monitoring obyektif untuk digoksin, furosemid, captopril, dan KCl yang terintegrasi
Obyektif terapetikBB turunCXR: ukuran jantung ↓, udem ↓ Fraksi yang dapat diejeksikan ↑ECG: R-wave membaik, S-R normal, inversi T-wave
↓Labs: serum K 3.5 – 5 mEq/L
Obyektif toksikBB naikCXR: ukuran jantung ↑, udem ↑Fraksi yang dapat diejeksikan↓ECG: tidak normalSerum digoksin > 2 ng/mlVital: denyut jantung ↓,TD↓, suhu ↑Lab: K serum ↑, glukosa serum ↑, asam urat ↑,
BUN ↑, kreatinin ↑, eosinofilia, proteinuria
Pedoman untuk mengubah terapi obat
Jika regimen obat tidak efektif, lakukan perubahan terapi jika:
Pasien sudah menerima trial obat secara adekuatpasien sudah mendapat dosis yang cukuppasien patuh terhadap regimen yang direkomendasikanJika regimen menyebabkan efek samping yang mengancam
jiwa hentikan penggunaan obat tersebutJika pasien bakal tidak patuh terhadap pengobatan karena
efek samping yang tidak bisa diterima hentikan obatJika pasien mengalami efek samping yang tidak
mengancam jiwa dan ingin melanjutkan pengobatan, minimalkan efek samping dengan melakukan perubahan pada dosis atau waktu pemberian obat
top related