denpasar pengembangan rancangan lanskap air...
Post on 23-Mar-2019
216 Views
Preview:
TRANSCRIPT
Diselenggarakan oleh :
LEMBAGA PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPPM) UNMAS DENPASAR
JL. KAMBOJA NO. 11 A KOTA DENPASAR – PROVINSI BALI
29 – 30 AGUSTUS 2016
607 Unmas
Denpasar
PENGEMBANGAN RANCANGAN LANSKAP AIR TERJUN TUNAN
DESA TALAWAN KABUPATEN MINAHASA UTARA PROVINSI
SULAWESI UTARA
Ingerid Lidia Moniaga, Amanda Sutarni Sembel
Program Studi Arsitektur
Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi
ingeridmoniaga73@gmail.com
ABSTRAK
Kabupaten Minahasa Utara, Provinsi Sulawesi Utara memiliki beberapa lokasi air
terjun yang jernih dan alami. Salah satunya yakni air terjun Tunan yang terletak di desa
Talawaan Kabupaten Minahasa Utara dengan jarak sekitar 25 km dari Kota Manado dan
dapat dicapai dengan kendaraan bermotor kira-kira 6 km dari desa Talawaan dan dilanjutkan
dengan berjalan kaki dengan waktu tempuh kurang lebih 30 menit. Air terjun ini bersumber
dari sungai diatas gunung yang mengalir melewati tebing terjal dengan ketinggian 60 m.
Tujuan pelaksanaan kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat ini, yaitu memberi pembinaan
dan pendampingan pada kelompok masyarakat desa Talawaan dalam bantuan teknis
rancangan lanskap wisata air terjun Tunan Desa Talawaan. Pembinaan dan pendampingan
yang dilakukan untuk menangani beberapa masalah prioritas yang dilakukan dengan tahapan
diantaranya : (1) Penyuluhan dan (2) Pelatihan. Target luaran yang ingin dicapai pada
pembinaan dan pendampingan masyarakat desa Talawaan adalah (1) meningkatnya
pengetahuan masyarakat dalam penataan suatu lanskap wisata alam berdasarkan potensi dan
sumberdaya alam yang tersedia, mewujudkan suatu bentukan lanskap yang fungsional, indah,
dan memuaskan bagi penggunanya serta berkelanjutan (2) memahami dan melakukan
kegiatan praktek mengembangkan kawasan wisata alam, (3) memiliki kemampuan dalam
mengelola lanskap wisata alam, (4) meningkatkan kualitas lingkungan desa, (5)
menghasilkan artikel ilmiah yang dapat dipublikasikan pada jurnal akreditasi.
Kata Kunci : Lanskap wisata alam, Air terjun Tunan
PENDAHULUAN
Analisis Situasi
Kabupaten Minahasa Utara merupakan salah satu dari 15 Kabupaten/Kota di Provinsi
Sulawesi Utara dengan jarak tempuh ke lokasi sekitar 25 km dari Kota Manado sebagai
ibukota Provinsi Sulawesi Utara. Daerah ini merupakan pemekaran dari Kabupaten Minahasa
dengan luas wilayah 918,97 km2 dan jumlah penduduk 224.381 jiwa. Berdasarkan kondisi
geografis dan faktor pendukung yang ada, pariwisata Minahasa Utara sangat potensial
sebagai daya tarik wisata diantaranya wisata alam. Kabupaten ini memiliki beberapa lokasi
air terjun yang jernih dan alami, salah satunya yakni air terjun Tunan yang terletak di desa
Talawaan Kabupaten Minahasa Utara. Jarak pencapaian lokasi air terjun Tunan dari desa
Talawaan dengan menggunakan kendaraan bermotor kira-kira 6 km dan berjalan kaki dengan
waktu tempuh kurang lebih 30 menit. Air Terjun Tunan di desa Talawaan ini bersumber dari
sungai diatas gunung yang mengalir melewati tebing terjal dengan ketinggian 60 m.
Objek wisata Air Terjun Tunan yang memiliki potensi alam dengan kealamian
ekosistemnya menjadi salah satu prioritas Pemerintah Kabupaten Minahasa Utara dalam
Diselenggarakan oleh :
LEMBAGA PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPPM) UNMAS DENPASAR
JL. KAMBOJA NO. 11 A KOTA DENPASAR – PROVINSI BALI
29 – 30 AGUSTUS 2016
608 Unmas
Denpasar
pengembangan kawasan-kawasan objek wisata. Namun aksesibilitas yang jauh, infrastruktur
yang belum optimal dan fasilitas penunjang yang belum memadai di lokasi Air Terjun Tunan
menyebabkan para wisatawan lokal, nusantara, dan mancanegara masih kurang mengunjungi
lokasi ini. Permasalahan lain yang terdapat di lokasi ini yaitu belum teroptimalisasinya
potensi lansekap kawasan di bidang perancangan yang mempertimbangkan faktor-faktor
analisis tapak dan ruang luar. Selain itu pengembangan kawasan wisata dalam upaya
pemenuhan kebutuhan ruang dan kelengkapan akomodasi bagi aktivitas wisata belum juga
tersedia dan mempertimbangkan adaptasi terhadap kondisi bentang alam dan karakter fisik
yang berpengaruh pada suatu perencanaan lanskap kawasan wisata alam, yang
mengutamakan nilai-nilai ekologis dan keberlanjutan.
Tujuan kegiatan pengabdian di desa Talawaan yakni untuk meningkatkan peran serta
masyarakat dalam perencanaan dan perancangan kawasan wisata alam air terjun Tunan,
memfasilitasi kebutuhan-kebutuhan masyarakat dan pemerintah dalam merancang kawasan
wisata alam yang berwawasan lingkungan dan berkelanjutan melalui pembagian liflet-liflet,
brosur, poster, dan bantuan teknis gambar disain kawasan wisata air terjun Tunan. Sehingga
tujuan pemberdayaan masyarakat dalam partisipasi pembangunan objek-objek wisata menjadi
model yang dapat diterapkan pada lokasi-lokasi wisata lain di wilayah Kabupaten Minahasa
Utara.
Permasalahan Mitra
Berdasarkan permasalahan di atas maka dapat dirumuskan masalah prioritas yang
perlu ditangani oleh kelompok masyarakat desa Talawaan dan pendamping dari perguruan
tinggi yaitu :
1. Tidak tersedianya sumber daya manusia (SDM) yang dapat mendisain atau merancang
kawasan air terjun Tunan sebagai objek wisata alam yang representatif dan berproduk
arsitektur lanskap.
2. Kurangnya pemahaman masyarakat akan pentingnya rancangan lanskap kawasan wisata
air terjun Tunan yang tanggap terhadap lingkungannya.
3. Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang rancangan lanskap kawasan wisata air terjun
Tunan yang adaptif terhadap kebutuhan ruang dan fasilitas rekreasi.
4. Kurangnya pemahaman masyarakat dalam penyajian informasi visual arsitektur pada
kawasan wisata air terjun Tunan.
5.
Gambar 1. Kondisi Wisata Air Terjun Tunan Yang Masih Kurang Optimal dalam Perencanaan dan
Perancangan Lansekap
TARGET DAN LUARAN
Diselenggarakan oleh :
LEMBAGA PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPPM) UNMAS DENPASAR
JL. KAMBOJA NO. 11 A KOTA DENPASAR – PROVINSI BALI
29 – 30 AGUSTUS 2016
609 Unmas
Denpasar
Target luaran yang ingin dicapai pada pembinaan dan pendampingan kelompok
masyarakat desa Talawaan adalah (1) Menyediakan bantuan teknis berupa produk gambar
disain atau rancangan lanskap Kawasan Wisata Air Terjun Tunan (2) Mengembangkan
kegiatan praktek pengelolaan sumberdaya wisata dengan memperhatikan aspek ekologis,
estetika, dan ekonomis (3) Meningkatkan partisipasi masyarakat untuk memenuhi kebutuhan
wisatawan/pengunjung sehingga berimplikasi meningkatkan aspek ekonomi dan
kesejahteraan masyarakat desa Talawaan, (4) Menghasilkan artikel ilmiah yang dapat
dipublikasikan pada jurnal akreditasi.
Jika kelompok masyarakat desa Talawaan berhasil menerapkan pengembangan dan
pengelolaan yang melibatkan peran aktif masyarakat, maka kelompok masyarakat desa
Talawaan ini diharapkan menjadi penggerak atau motivator bagi kelompok-kelompok
masyarakat lainnya dalam pengembangan kawasan-kawasan wisata air terjun sebagai objek
wisata alam yang ada di wilayah Kabupaten Minahasa Utara.
METODE PELAKSANAAN
Berdasarkan permasalahan kelompok masyarakat desa Talawaan maka diperlukan
pembinaan dan pendampingan terhadap kelompok tersebut. Pembinaan dan pendampingan
yang dilakukan untuk menangani beberapa masalah prioritas yang dapat dilakukan dengan
tahapan diantaranya :
1. Penyuluhan
Penyuluhan dilakukan terhadap anggota kelompok masyarakat dengan tujuan
memperluas wawasan pengetahuan kelompok-kelompok tersebut, tentang cara merencanakan
dan merancang kawasan wisata alam dengan memahami prinsip-prinsip dan unsur-unsur
dalam mendisain wisata rekreasi alam. Materi penyuluhan menyangkut pengembangan
rancangan lansekap kawasan air terjun Tunan. Untuk kegiatan penyuluhan disiapkan brosur-
brosur.
2. Pelatihan
Setelah dilakukan penyuluhan terhadap anggota kelompok masyarakat, selanjutnya
dilakukan pelatihan bagi anggota kelompok masyarakat desa Talawaan. Pelatihan dimaksud
adalah praktek penerapan teknologi.
a. Rancangan dan pembuatantaman dengan pemilihan jenis-jenis tanaman yang mudah
diperoleh di lokasi sekitar tapak dan toleran terhadap panas matahari.
b. Penerapan komponen-komponen pelengkap lansekap atau site furniture sebagai unsur
pembentuk keindahan ruang luar
c. Penyediaan bantuan teknis berupa produk rancangan atau disain lansekap air terjun
Tunan desa Talawaan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Evaluasi Lanskap Air Terjun Tunan Dengan Pendekatan Tapak dan Tematik
Konsep perancangan lanskap pada Air Terjun Tunan di Desa Talawaan dilakukan
dengan tahapan evaluatif dan dua pendekatan, yakni :
a. Pendekatan Tapak dan Lingkungan
Diselenggarakan oleh :
LEMBAGA PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPPM) UNMAS DENPASAR
JL. KAMBOJA NO. 11 A KOTA DENPASAR – PROVINSI BALI
29 – 30 AGUSTUS 2016
610 Unmas
Denpasar
Pendekatan ini, melakukan pengamatan lapangan pada tapak dan dan dikembangkan
menjadi konsep disain ruang luar.Tahap pendekatan tapak dilakukan dengan
mengidentifikasi objek wisata yang telah ada dan mengevaluasi elemen-elemen lanskap
yang perlu dikembangkan pada objek tersebut.
b. Pendekatan Tematik
Tema yang dipilihyakni‘Arsitektur Lansekap’. Arsitektur Lansekap ialah perpaduan ilmu
pengetahuan dan seni dalam pengaturan tata ruang luar yang memperhatikan aspek-aspek
keindahan, keteraturan, kebersihan, ekologi, sosial budaya, dan ekonomi guna
memciptakan suatu keseimbangan, keselarasan, dan keberlanjutan lingkungan alami dan
lingkungan buatan.
Beberapa elemen-elemen ruang luar yang telah tersedia pada objek Air Terjun Tunan
dibagi atas 4 bagian evaluasi diantaranya :
1. Area Penerima,yang terdiri atas 3 fasilitas yakni pos jaga, gerbang masuk, dan jalur
pejalan kaki (pedestrian way)
Pedestrian way adalah tempat yang diperuntukkan oleh para pejalan kaki dengan pola
tertentu untuk menghubungkan suatu tempat dengan tempat lain. Kondisi pedestrian way
pada lokasi masih cukup baik dengan penggunaan material yang nyaman bagi pejalan kaki
yaitu material batu pecah. Namun jarak tempuh yang berkisar ± 400 meter dari gerbang
masuk lokasi perlu dikembangkan rekayasa lanskap dengan cara menciptakan suasana-
suasana yang berbeda disetiap tahapan pedestrian sehingga jarak tempuh tidak terkesan jauh
dan sempit.
Gambar 2. Area Penerima
2. Area Service, yang terdiri atas 3 fasilitas yakni parkir, toilet, dan kantin
Area service merupakan fasilitas pelayanan yang diperuntukkan bagi pengunjung
lokasi seperti fasilitas parkir, toilet, dan kantin. Jarak lokasi Air Terjun Tunan yang cukup
jauh dari Desa Talawaan perlu ditempuh dengan menggunakan kendaraan roda dua atau roda
empat. Sebagai tempat rekreasi dengan aktivitas kegiatan di ruang terbuka kebutuhan akan
tempat parkir dalam suatu perancangan lanskap menjadi bagian prasarana lingkungan. Lokasi
di mana kendaraan diparkirkan dinamakan fasilitas parkir. Fasilitas parkir yang tersedia pada
lokasi Air Terjun Tunan dari kriteria dan prinsip tempat parkir telah cukup memenuhi namun
Diselenggarakan oleh :
LEMBAGA PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPPM) UNMAS DENPASAR
JL. KAMBOJA NO. 11 A KOTA DENPASAR – PROVINSI BALI
29 – 30 AGUSTUS 2016
611 Unmas
Denpasar
ada elemen-elemen lain yang perlu dilengkapi diantaranya tempat tunggu sopir. Demikian
pula dengan fasilitas kantin sebagai pelengkap area rekreasi telah cukup memenuhi
kebutuhan santai pengunjung berupa makanan dan minuman ringan. Sedangkan fasilitas
toilet sebagai pelengkap sanitasi lingkungan rekreasi yang merupakan fasilitas penting dan
harus dirawat, kondisi di lokasi telah rusak dan tidak berfungsi.
Gambar 3. Area Service
3. Area Rekreasi,yang terdiri atas 3 fasilitas yakni ruang terbuka (open space), ruang
pertemuan, air terjun (falling water)
Area rekreasi yang terdiri dari 3 fasilitas ini merupakan ruang terbuka (open space).
Pengertian ruang terbuka (open space) ialah ruang-ruang yang terbuka dan tidak tertutup
(seperti bangunan) yang diisi oleh tanaman, tumbuhan, ataupun perkerasan (plaza). Ruang
terbuka pada objek rekreasi Air Terjun Tunan ini berfungsi sebagai tempat rekreasi atau
bersantai para pengunjung. Namun ruang terbuka pada lokasi ini belum dilengkapi oleh
elemen-elemen lanskap ruang terbuka diantaranya : bangku taman, lampu, dan penghijauan
yang bersifat dekoratif, skulptur, dan sebagainya. Karenanya optimalisasi lanskap pada area
ini perlu dikembangkan sehingga kualitas ruang terbuka pada area rekreasi utama yakni Air
Terjun Tunan menjadi lebih menarik dan bernilai arsitektur lanskap.
Gambar 4. Area Rekreasi
Diselenggarakan oleh :
LEMBAGA PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPPM) UNMAS DENPASAR
JL. KAMBOJA NO. 11 A KOTA DENPASAR – PROVINSI BALI
29 – 30 AGUSTUS 2016
612 Unmas
Denpasar
4. Fasilitas penunjang rekreasi,yang terdiri atas 3 fasilitas yakni tempat duduk, tempat
sampah, taman, dan papan informasi
Sesuatu yang bersih selain menambah daya tarik lokasi, juga menambah rasa nyaman
karena bebas dari kotoran sampah dan bau-bauan yang tidak menyenangkan. Untuk
memenuhi hal tersebut kiranya perlu ditempatkan dan disediakan bak sampah sebagai
elemen lanskap serta tempat pembuangannya. Keindahan merupakan hal yang perlu pula
diperhatikan guna memperoleh kenyamanan. Hal tersebut mencakup masalah kepuasan batin
dan pancaindra, hingga rasa nyaman dapat diperoleh (Hakim R, dan Utomo, H, 2008).
Namun pada fasilitas penunjang rekreasi nilai kebersihan dan kenyamanan masih kurang
optimal. Hal ini teramati melalui tindakan-tindakan fandalisme (merusak bangku-bangku
melalui tindakan coret-coret) para pengunjung yang belum bertanggung jawab dalam
menjaga fasilitas yang telah tersedia yaitu bangku-bangku taman. Hal lainnya tempat sampah
yang tersedia belum difungsikan dengan baik, karena kenyataannya para pengunjung masih
membuang sampah di sembarang tempat. Kesadaran lingkungan para pengunjung belum
teredukasi atau tersosialisasi melalui pembinaan pemerintah desa dan petugas objek wisata.
Gambar 5. Area Penunjang Rekreasi
Peran Serta Masyarakat Dalam Pengembangan Objek Wisata
Untuk mengembangkan objek wisata menjadi daya tarik rekreasi yang diminati oleh
para pengunjung maka peran serta dan partisipasi masyarakat sangat diperlukan.
Keikutsertaan masyarakat dalam mengembangkan objek wisata Air Terjun Tunan dapat
diwujudkan melalui program gotong royong yakni kerja bhakti bersama masyarakat desa
pada waktu-waktu yang telah disepakati bersama. Program kerja bhakti atau partisipasi
masyarakat dalam membersihkan lingkungan sekitar objek wisata bertujuan agar kebersihan
dan keindahan lingkungan wisata tetap terjaga dan terpelihara dengan baik sehingga,
pemeliharaan kebersihan tidak membutuhkan biaya yang besar. Dengan demikian diharapkan
masyarakat terlibat bersama dengan pemerintah untuk ikut menjaga dan melestarikan sumber
daya alam yang ada yakni objek wisata Air Terjun Tunan di Desa Talawaan.
Pengembangan lain yang dapat dilakukan guna mengoptimalkan objek wisata di
Kabupaten Minahasa Utara yakni dengan melakukan kegiatan kemitraan dengan perguruan
tinggi berupa penyuluhan dan pelatihan, untuk meningkatkan kesadaran dan pemahaman
Diselenggarakan oleh :
LEMBAGA PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPPM) UNMAS DENPASAR
JL. KAMBOJA NO. 11 A KOTA DENPASAR – PROVINSI BALI
29 – 30 AGUSTUS 2016
613 Unmas
Denpasar
masyarakat terhadap pengembangan lanskap objek wisata guna meningkatkan kualitas
lanskap; melalui penyebarluasan informasi Ipteks bagi Masyarakat (IbM) yang dilakukan
oleh institusi pendidikan dalam kegiatan ini Universitas Sam Ratulangi.
Program partisipasi masyarakat bertujuan menyadarkan masyarakat Desa Talawaan
agar memahami pentingnya melestarikan objek wisata Air Terjun Tunan dalam
meningkatkan kualitas lingkungan terutama pengelolaan terhadap sumber daya air dan hutan
lindung yang berada di sekitar objek wisata tersebut. Mengedukasi masyarakat akan nilai-
nilai lingkungan dan potensi sumber daya alam yang dimiliki di Desa Talawaan Kabupaten
Minahasa Utara, diharapkan membentuk masyarakat yang sadar lingkungan, mandiri,
bertanggung jawab dan berwawasan ekologis.
Konsep Pengembangan Disain Lanskap Air Terjun Tunan
Konsep Disain Lanskap Air Terjun Tunan dilakukan berdasarkan hasil evaluasi dan
Forum Group Disscusion (FGD) yakni kegiatan pertemuan yang dilakukan oleh institusi
perguruan tinggi pelaksana kegiatan pengabdian dan kelompok mitra untuk memfasilitasi
keinginan kelompok mitra dalam melengkapi hasil disain evaluatif yang telah dilakukan.
Tujuan pengembangan konsep disain lanskap dalam wujud bantuan teknis yaitu memotivasi
pemerintah, masyarakat dan pihak swasta agar terus termotivasi untuk mengembangkan dan
mengelola objek wisata Air Terjun Tunan sebagai salah satu potensi pariwisata di Kabupaten
Minahasa Utara.
Konsep Disain Lanskap Air Terjun Tunan dikembangkan dengan menggunakan teori
eksistensi ruang dan sequence. Pengertian pokok dari eksistensi adalah ada-nya atau keada-
an atau kehadirannya. Eksistensi ruang adalah tentang adanya ruang. Gunadi, S menguraikan
penjelasan ruang menurut Lao Tzu adalah bukan hanya sesuatu yang dibatasi secara fisik
oleh lantai, dinding, dan langit-langit, tetapi ‘kekosongan’ yang terkandung di dalam
pembatas ruang tadi. Jadi sebenarnya ruang kosong sudah exist tetapi eksistensinya disana
perlu diperjelas dengan pembatas-pembatasnya.
Dalam penciptaan lingkungan hidup manusia kita harus memperhatikan hubungan
bagian yang satu terhadap yang lain. Bahwa hubungan-hubungan tersebut haruslah bersifat
kontinyu dan berurutan yang tersusun dalam satu sequence. Masalah penglihatan disini
sangat menentukan adanya hubungan tersebut. Memang pada kenyataannya bahwa
pemandangan yang kita lihat tidak hanya berguna tetapi juga akan menimbulkan kenangan
dan pengalaman. Dan reaksi emosional pada diri kita akan mempengaruhi pikiran terhadap
pemandangan yang muncul di depan kita. Konsep sequence secara jelas dapat dikembangkan
pada serial visionyaitu urut-urutan pemandangan yang berbeda di setiap tahapan perjalanan
dan kontras-kontras yang muncul dengan tiba-tiba secara bergantian sehingga menghidupkan
suasana site (ruang) tersebut. Teori inilah yang dikembangkan pada kegiatan pengabdian
kepada masyarakat di Desa Talawaan melalui bantuan teknis rancangan lanskap air terjun
Tunan. Tahapan-tahapan pemandangan atau lansekap yang bisa dikembangkan pada Air
Terjun Tunan antara lain sebagai berikut :
Diselenggarakan oleh :
LEMBAGA PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPPM) UNMAS DENPASAR
JL. KAMBOJA NO. 11 A KOTA DENPASAR – PROVINSI BALI
29 – 30 AGUSTUS 2016
614 Unmas
Denpasar
Zona Penerima,pada gambar 6terdiri atas jembatan dan gerbang penerima. Kondisi
jembatan yang dibagi dua jalur dengan dimensi ukuran satu orang terasa sempit dan kurang
nyaman dilalui. Konsep Area main entrance (gerbang masuk utama) haruslah menciptakan
kesan terbuka dan menarik pengunjung untuk masuk ke lokasi wisata. Sehingga solusi
lansekap yang dapat dikembangkan dalam rancangan ruang luar pada segmen jembatan yaitu
dua jalur jembatan dirubah menjadi tanpa sekat dinding masif dan lebar jembatan dibuat
selebar 2.5 meter. Hal tersebut bertujuan menciptakan kesan luas dan menerima para
pengunjung. Elemen tanaman yang melengkapi segmen jembatan yaitu dengan meletakkan
tanaman merambat seperti markisa, air mata pengantin, flame of irian, yang dikombinasikan
dengan hard material dengan bahan besi. Unsur ruang luar yang tercipta ‘Insubstantial
Space’ yaitu ruang dibawah pergola.
Gambar 6. Area Penerima (Gerbang Masuk Lokasi)
Gambar 7. Area Pedestrian Zone Penerima
Diselenggarakan oleh :
LEMBAGA PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPPM) UNMAS DENPASAR
JL. KAMBOJA NO. 11 A KOTA DENPASAR – PROVINSI BALI
29 – 30 AGUSTUS 2016
615 Unmas
Denpasar
Gambar 8 dan 9 merupakan pemandangan yang berada pada lokasi pinggiran sungai.
Arsitektur lansekap tidak hanya dibatasi pada penglihatan pemandangan saja tetapi juga bisa
dinikmati oleh indra pendengaran manusia melalui stimulasi suara-suara alam seperti suara
gemerincik air sungai dan kicauan burung di pohon yang dapat mensugesti rasa tenang dan
rileks, itu juga merupakan penciptaan lansekap.
SIMPULAN
1. Pembinaan dan pelatihan arsitektur lansekap kepada masyarakat merupakan kebutuhan
yang harus dipenuhi dalam mengelola dan menjaga bentang alam baik yang alami
maupun buatan.
2. Unsur-unsur keindahan (estetika), kebersihan, dan kenyamanan perlu diedukasikan
kepada masyarakat guna menciptakan lansekap Air Terjun Tunan yang berkualitas,
berwawasan lingkungan, dan lestari.
3. Partisipasi masyarakat dan pemerintah dalam menjaga, mengelola, dan melestarikan
kawasan wisata Air Terjun Tunan Desa Talawaan harus terus bersinergi guna
menciptakan lansekap yang indah, bersih, dan menarik.
UCAPAN TERIMA KASIH
Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada :
1. Kementerian Ristek dan Teknologi Pendidikan Tinggi yang telah membiayai kegiatan
Ipteks bagi Masyarakat (IbM) mono tahun anggaran 2016.
2. Universitas Sam Ratulangi melalui Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada
Masyarakat, yang telah menfasilitasi penulis mendapatkan informasi-informasi kegiatan
pengabdian.
3. Pimpinan Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi, yang telah memotivasi penulis
untuk melakukan kegiatan pengabdian kepada masyarakat.
Gambar 9. Optimalisasi Area Genangan dengan Tanaman Air
Diselenggarakan oleh :
LEMBAGA PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPPM) UNMAS DENPASAR
JL. KAMBOJA NO. 11 A KOTA DENPASAR – PROVINSI BALI
29 – 30 AGUSTUS 2016
616 Unmas
Denpasar
4. Segenap pribadi; dosen, teman, dan sahabat yang turut membantu proses kegiatan
pengabdian kepada masyarakat ini.
DAFTAR PUSTAKA
Meray, C. 2015. Laporan Perancangan Waterfall Resort Talawaan. Fakultas Teknik Jurusan
Arsitektur Universitas Sam Ratulangi Manado.
Hakim R, dan Utomo, H.2008. Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap, Prinsip-Unsur
dan Aplikasi Disain. Bumi Aksara.
Gunadi, S. Diktat Kuliah Arsitektur Lansekap. Institut Teknologi 10 Nopember Surabaya.
top related