laporan survei trotoar di jl sam ratulangi oleh kelompok 3

35
“Laporan Survei Trotoar di Jl. Sam Ratulangi, Manado (Trotoar Di Gereja Paulus – Jakarta Motor)” Disusun Oleh KELOMPOK 3 Sry Devita Nani (13021105014) Debby Lestari Paputungan (13021105017) Sri Dian K H Eato (13021105007) Raymond A Manuas (13021105036) A Azis Muslim Abdurradjak (13021105076) Dosen Pengajar : Dr. Ir. Timboeleng James Amadeo, DEA Mata Kuliah : Sistem Sirkulasi dan Transportasi Kelas : A Universitas Sam Ratulangi Fakultas Teknik Jurusan Arsitektur Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota 2014

Upload: dhean-dhynyut-devensors

Post on 18-Nov-2015

54 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

tugas

TRANSCRIPT

Laporan Survei Trotoar di Jl. Sam Ratulangi, Manado(Trotoar Di Gereja Paulus Jakarta Motor)

Disusun Oleh

KELOMPOK 3Sry Devita Nani (13021105014)Debby Lestari Paputungan (13021105017)Sri Dian K H Eato (13021105007)Raymond A Manuas (13021105036)A Azis Muslim Abdurradjak (13021105076)

Dosen Pengajar: Dr. Ir. Timboeleng James Amadeo, DEAMata Kuliah: Sistem Sirkulasi dan TransportasiKelas : A

Universitas Sam RatulangiFakultas TeknikJurusan ArsitekturProgram Studi Perencanaan Wilayah dan Kota2014

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kita panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa, karena atas rahmat, karunia dan hidayah-Nyalah Makalah ini dapat diselesaikan. Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Sistem Sirkulasi dan Transportasi. Ucapan terima kasih tak lupa penulis sampaikan kepada dosen pengajar mata kuliah ini, karena atas arahan beliau dalam pembuatan makalah ini.

Apabila menemukan kesalahan atau kekurangan dalam karya tulis ini, baik dari segi bahasanya maupun isinya, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun kepada semua pembaca demi lebih baiknya karya-karya tulis yang akan datang.

Manado, 08 Oktober 2014

i

DAFTAR ISI

KATA PENGANTARiDAFTAR ISIiiBAB I PENDAHULUAN1A. Latar Belakang1B. Rumusan Masalah1C. Tujuan penulisan1D. Lokasi Survey2E. Situasi2F. Masalah Masalah yang Terdapat di Trotoar2BAB II LANDASAN TEORI3A. Pengertian Pedestrian, Trotoar, dan Pejalan Kaki3B. Tujuan Kegiatan Berjalan4C. Kebutuhan Pejalan Kaki5D. Elemen Jalur Pedestrian5E. Fungsi Jalur Pedestarian6F. Faktor Faktor Kenyamanan Pejalan Kaki di Trotoar7G. Karakteristik Trotoar7H. Syarat Penyediaan Trotoar8BAB III HASIL SURVEI DAN PEMBAHASAN9A. Lokasi dan Waktu Penelitian9B. Tahapan Penelitian9C. Bahan dan Alat Penelitian10D. Deskripsi Pola Perilaku Pejalan Kaki di Trotoar10E. Data Visual / Foto foto11BAB IV PENUTUP21A. Kesimpulan21B. Saran21BAB V DAFTAR PUSTAKA22

iiBAB IPENDAHULUAN

A. Latar BelakangDalam menjalankan aktifitasnya manusia memerlukan moda sebagai sarana untuk berpindah tempat sehingga ada kegiatan yang terjadi dan pemerintah menyediakan jalan sebagai prasarananya. Tapi apakah semua orang akan menggunakan kendaraan saat akan beraktifitas? Tentu saja tidak, karena tidak akan ada pergerakan di akibatkan terjadinya traffic jam.

Untuk itu, dibangunlah apa yang disebut Trotoar. Trotoar pada sebuah kota adalah bagian yang sangat penting, baik sebagai kelengkapan (amenity) kota maupun sebagai tempat orang berjalan kaki dengan aman dan nyaman. Namun untuk kota Manado, dan mungkin juga kota-kota lainnya di Indonesia, trotoar seringkali mengalami perubahan fungsi tidak hanya sekedar sebagai jalur pejalan kaki namun juga bisa menjadi jalur kendaraan bermotor, tempat parkir motor maupun mobil, area berjualan para pedagang kaki lima, tetapi bisa juga menjadi area untuk bekerja. Permasalahannya adalah bagaimana nasib para pejalan kaki, dimana mereka dapat berjalan kaki dengan aman, tanpa takut tertabrak pengendara sepeda motor, terhalangi kendaraan yang parkir, jatuh di lubang maupun bau sampah yang ada disekitar trotoar.

Trotoar kini lebih banyak menjadi tempat parkir motor bahkan mobil, dan alternatif jalan motor. Sehingga pejalan kaki harus turun ke ruas jalan dan berebut tempat dengan pengendara kendaraan, yang tentunya situasi ini membahayakan baik bagi pejalan kaki ataupun pengendara. Pergeseran fungsi trotoar jelas membuat ketidak nyamanan para pejalan kaki. Mereka tidak bisa lagi tenang berjalan sambil menikmati keramaian kota, mereka harus berhati-hati dan tetap waspada, jangan sampai terserempet kendaraan yang berlalu lalang.

B. Rumusan MasalahDari uraian latar belakang di atas dapat ditarik beberapa rumusan masalah, yaitu: bagimanakah keadaan/situasi, hambatan hambatan, volume pejalan kaki, fungsi trotoar, serta pola perilaku pejalan kaki di trotoar jl Sam Ratulangi (trotoar di Gereja Paulus sampai di Jakarta Motor)?

C. Tujuan PenelitianDalam survey ini kami ingin mengetahui :1. Keadaan trotoar di Jl. Sam Ratulangi (trotoar di Gereja Paulus Jakarta Motor).2. Hambatan hambatan yang ada di trotoar, di Jl. Sam Ratulangi (trotoar di Gereja Paulus Jakarta Motor).3. Volume pejalan kaki di trotoar Jl. Sam Ratulangi (trotoar di Gereja Paulus Jakarta Motor).4. Fungsi trotoar di Jl. Sam Ratulangi (trotoar di Gereja Paulus Jakarta Motor).5. Pola perilaku pejalan kaki di kawasan Jl. Sam Ratulangi dalam menggunakan trotoar untuk aktifitas.

D. Lokasi SurveyGambar 1.1 (Jl. Sam Ratulangi, tepatnya dari Gereja Paulus sampai Jakarta Motor)

Jl. Sam Ratulangi ( Gereja Paulus Jakarta Motor ) merupakan suatu open space yang dibatasi oleh : Sisi utara adalah jalan menuju ke arah Pasar 45 Sisi barat adalah bangunan Permukiman Sisi selatan adalah jalur menuju RS. Pancaran Kasih Sisi timur adalah bangunan pertokoan

E. SituasiSituasi yang dapat dilihat di lokasi survey Jl. Sam Ratulangi tepatnya di samping area trotoar lebih didominasi oleh pertokoan dan juga terdapat beberapa perkantoran seperti PT. Avaist, PT. Penerbit Airlangga, dan Victory International. Selain itu terdapat tempat kursus Pacific Collage. Pertokoan disana cukup bisa dikatakan ramai sehingga area trotoar yang seharusnya dijadikan area khusus untuk pejalan kaki malah dijadikan sebagai tempat parkir, akibatnya pejalan kaki turun di badan jalan.

F. Masalah Masalah yang Terdapat di TrotoarDalam survei yang kami lakukan di trotoar jl Sam Ratulangi (trotoar di Gereja Paulus Jakarta Motor) terdapat beberapa permasalahan yaitu: Perubahan fungsi trotoar yang tidak hanya sekedar sebagai jalur pejalan kaki namun juga menjadi jalur kendaraan bermotor, tempat parkir motor maupun mobil, dan juga menjadi area untuk bekerja yang menyebabkan pejalan kaki harus turun di badan jalan yang tentunya membahayakan pejalan kaki maupun pengendara. Selain itu kondisi trotoar tersebut dapat dikatakan tidak baik karena terdapat lubang, genangan air dan tumpukan sampah yang menyebabkan pejalan kaki menjadi tidak nyaman ketika melewati trotoar tersebut.

BAB IILANDASAN TEORI

A. Pengertian Pedestrian, Trotoar, dan Pejalan Kakia. Pengertian PedestrianIstilah pejalan kaki atau pedestrian berasal dari bahasa Latin pedesterpedestris yaitu orang yang berjalan kaki atau pejalan kaki. Pedestrian juga berasal dari kata pedos bahasa Yunani yang berarti kaki sehingga pedestrian dapat diartikan sebagai pejalan kaki atau orang yang berjalan kaki.

Pedestrian juga diartikan sebagai pergerakan atau sirkulasi atau perpindahan orang atau manusia dari satu tempat ke titik asal (origin) ke tempat lain sebagai tujuan (destination) dengan berjalan kaki (Rubenstein, 1992).

Menurut shirvani, Hamid (1985), jalan pedestrian (pedestrian area ), merupakan jalur jalan khusus tempat orang dapat berjalan kaki tanpa menggunakan kendaraan.

Jalur pedestrian (Pedstrian ways) merupakan daerah yang menarik untuk kegiatan sosial, perkembangan jiwa dan spiritual, misalnya untuk bernostalgia, pertemuan mendadak, berekreasi, bertegur sapa dan sebagainya. Jadi jalur pedestrian adalah tempat atau jalur khusus bagi orang berjalan kaki. Jalur pedestrian pada saat sekarang dapat berupa trotoar, pavement, sidewalk, pathway, plaza dan mall.

b. Pengertian TrotoarTrotoar adalah jalur pejalan kaki yang umumnya sejajar dengan jalan dan lebih tinggi dari permukaan perkerasan jalan untuk menjamin keamanan pejalan kaki yang bersangkutan.

Trotoar berasal dari kata Perancis, trottoir (dibaca : trotoar). Di Indonesia kata ini diartikan sebagai jalur pejalan di sisi jalan raya yang ditujukan terutama bagi pejalan kaki. Trotoar biasanya dibangun lebih tinggi dari permukaan jalur lalu-lintas. Dalam istilah bahasa Inggris, trotoar berarti sidewalk yang dimaksudkan sebagai tempat untuk berjalan kaki yang berada di samping jalan umum.

Carr, Stephen, dkk (1992), mengartikan trotoar sebagai jalur pedestrian. Menurut mereka jalur pedestrian (pedestrian sidewalks / trotoar ) adalah bagian dari kota, dimana orang bergerak dengan kaki, biasanya disepanjang sisi jalan yang direncanakan atau terbentuk dengan sendirinya yang menghubungkan satu tempat dengan tempat lainnya.

Sedangkan menurut shirvani, Hamid (1985), bahwa perencanaan kota, Trotoar sebagai fasilitas pejalan kaki harus dipertimbangkan kareana merupakan bagian dari elemen urban desain.

Trotoar, yaitu bagian dari jalan berupa jalur pemisah yang khusus untuk pejalan kaki biasanya terletak bersebelahan disepanjang jalan. Fungsi jalur tersebut untuk keamanan pejalan kaki pada waktu bergerak dari satu tempat ketempat lainnya. Trotoar bisa merupakan area pemisah dan pembatas antara jalan dengan halaman atau bangunan. Trotoar dapat mudah dijumpai di sepanjang jalan di dalam kota. Sedikit sekali bahkan jarang ada trotoar yang ada di sepanjang jalan di luar kota. Umumnya di bawah trotoar adalah saluran air buangan kota (riol). Ukuran lebar trotoar bervariasi antara 1,5 m hingga 3 m.

c. Pengertian Pejalan KakiPejalan kaki adalah istilah dalam transportasi yang digunakan untuk menjelaskan orang yang berjalan di lintasan pejalan kaki baik di pinggir jalan, trotoar, lintasan khusus bagi pejalan kaki ataupun menyeberang jalan. Untuk melindungi pejalan kaki dalam berlalu lintas, pejalan kaki wajib berjalan pada bagian jalan dan menyeberang pada tempat penyeberangan yang telah disediakan bagi pejalan kaki.

Pejalan kaki sebagai istilah aktif adalah orang/manusia yang bergerak atau berpindah dari suatu tempat titik tolak ke tempat tujuan tanpa menggunakan alat lain, kecuali mungkin penutup/ alas kaki dan tongkat yang tidak bersifat mekanis.

Pejalan kaki adalah orang yang melakukan perjalanan dari satu tempat asal (origin) tanpa kendaraan untuk mencapai tujuan atau tempat (destination) atau dengan maksud lain. Kemudian dari pengertian tersebut pejalan kaki dalam penelitian ini adalah orang yang melakukan perjalanan atau aktivitas di ruang terbuka publik tanpa mengguankan kendaraan.

B. Tujuan Kegiatan BerjalanMenurut Rubenstein, tujuan kegiatan berjalan kaki dapat dikelompkkan sebagai berikut :1. Berjalan kaki untuk ke tempat kerja atau perjalanan fungsional, jalur pedestrian dirancang untuk tujuan tertentu seperti untuk melakukan pekerjaan bisnin, makan/minum pulang dan pergi dari dan ke tempat kerja.2. Berjalan kaki untuk belanja dan tidak terikat waktu, dapat dilakukan dengan perjalan santai dan biasanya kecepatan berjalan lebih rendah, disbanding dengan orang berjalan untuk menuju tempat kerja atau perjalanan fungsional. Jarak rata-rata lebih panjang dan sering tidak di sadari panajang perjalanan yang ditempuh karena daya tarik kawasan.3. Berjalan kaki untuk keperluan rekreasi, dapat dilakukan sewaktu-waktu dengan santai. Untuk mewadahi kegiatan tersebut diperlukan fasilitas pendukung yang bersifat rekreatif seperti : tempat berkumpul, bercakap-cakap, menikmati pemandangan disekitarnya dan klengkapan antara lain tempat duduk, lampu penerangan, bak bunga dan sebagainya.

C. Kebutuhan Pejalan KakiKebutuhan pejalan kaki sangat beragam. Beberapa tipikal pejalan kaki adalah sebagai berikut : Jalan dan kawsan berjalan yang aman. Sesuai / convinience Lokasi yang dekat untuk berjalan Jelas terlihat (visibility) Nyaman dan terlindung (comfort and ahwlter) Menari dan lingkungan yang bersih Akses untuk berjalan Objek-objek menarik dapat dilihat pada saat berjalan Interaksi sosial

D. Elemen Jalur PedestrianMenurut Rubenstain, 1992, elemen jalur pedestrian antara lain :1. Paving, adalah trotoer atau nagahn hamparan yang rata (Echols, J.M, 1983). Dalam hal ini, sangat perlu untuk memperhatikan skala pola, warna, tekstur dan daya serap air larian. Material paving meliputi : beton, batu bata, dan aspal. Pemilihan ukururan, ola, warna dan tekstur yang tepat akan mendukung suksenya sebuah desain suatu jalur pedestrian di kawasan perdagangan maupun plasa (Rubenstein, 1992).2. Lampu, yang kan digunakan sebagai penerangan di waktu malam hari. Ada beberapa tipe lampu yang merupakan elemen pendukung perancangan kota (chearra, 1978), yaitu :a. Lampu tingkat rendah, yaitu ketinggian dibawah pandangan mata dan berpola terbatas dengan daya kerja rendah.b. Lampu mall dan jalur pedestrian yaitu ketinggian 1-1,5 m, serba guna berpola pencahayaan dan berkemampuan daya kerja cukup.c. Lampu dengan maksud khusus, yaitu mempunyai ketinggian rata-rata 2-3 m, yang digunakan untuk daerah rekreasi, komersial perumahan dan industry.d. Lampu parkir dan jalan raya, yaitu mempunyai ketinggian 3-5 m, digunakan untuk daerh rekreasi, industry dan komersial jalan raya.e. Lampu dengan tiang tinggi, yaitu mempunyai ketinggian antara 6-10 m, di gunakan untuk penerangan bagi daerah yang luas, parker, rekreasi dan jalan layang.3. Sign, merupakan rambu-rambu yang sifatnya untuk memberikan suatu identitas , informasi maupun larangan.4. Sculpture, rambu-rambu yang sifatnya untuk memberikan suatu identitas, informasi maupun larangan, atau menarik perhatian mata (vocal point), biasanya terletak di tengan maupun di depan plasa.5. Bollards, adalah pembatas antara jalur pedestrian dengan jalur kendaraan. Biasanya digunakan bersamaan dengan peletakkan lampu.6. Bangku, untuk member ruang istirahat bila lelah berjalan, dan member waktu bagi pejalan kaki untuk menikmati suasana lingkungan sekitarnya. Bangku dapat terbuat dari logam, kayu, beton, atau batu.7. Tanaman peneduh, untuk pelindung dan penyejuk pedestrian. Menurut Rustam Hakim (1987), criteria tanaman yang diperlukan untuk jalur pedestrian adalah :a. Memiliki ketahanan terhadap pengaruh udara maupun cuaca.b. Bermasa daun padatc. Jenis dan bentuk pohon berupa angsana, akasia besar, bougenville, dan the tehan pangkas.8. Telepon, biasanya disediakan bagi pejalan kaki jika ingin berkomunikasi dan sedapat mungkin didesain untuk menarik perhatian pejalan kaki.9. Kios, shelter, dan kanopi, keberadaannya dapat untuk menghidupkan suasana pada jalur pedestrian sehingga tidak monoton. Khususnya kios untuk aktifitas jual beli, bila sewaktu-waktu dibutuhkan oleh pejalan kaki. Shelter dibangun dengan tujuan melindungi terhadap cuaca, angin dan sinar matahari. Kanopi digunakan untuk mempercantik wajah bangunan dan dapat memberikan perlindungan terhadap cuaca.10. Jam, tempat sampah. Jam sebagai petunjuk waktu, bila dilettakkan di ruang kota harus memperhatikan penempatannya. Karena jam dapat sebagai focus atau landmark, sedangkan tempat sampah dilettakkan di jalur pedestrian agar jalur tersebut tetap bersih. Sehingga kenyamanan pejalan kaki tetap terjaga.11. Lebar jalur pedestrian bisa mencapai 5 hingga 8 meter demi kenyamanan, keamanan dan keselamatan pejalan kaki.

E. Fungsi Jalur PedestarianMenurut Murtomo dan Aniaty (1991) jalur pedestrian di kota-kota besar mempunyai fungsi terhadap perkembangan kehidupan kota, antara lain adalah:1. Pedestrianisasi dapat menumbuhkan aktivitas yang sehat sehingga mengurangi kerawanan kriminalitas.2. Pedestrianisasi dapat merangsang berbagai kegiatan ekonomi sehingga akan berkembang kawasan bisnis yang menarik.3. Pedestrianisasi sangat menguntungkan sebagai ajang kegiatan promosi, pameran, periklanan, kampanye dan lain sebagainya.4. Pedestrianisasi dapat menarik bagi kegiatan sosial, perkembangan jiwa dan spiritual5. Pedestrianisasi mampu menghadirkan suasana dan lingkungan yang spesifik, unik dan dinamis di lingkungan pusat kota.6. Pedestrianisasi berdampak pula terhadap upaya penurunan tingkat pencemaran udara dan suara karena berkurangnya kendaraan bermotor yang lewat.

Fungsi jalur pedestrian yang disesuaikan dengan perkembangan kota adalah sebagai fasilitas pejalan kaki, sebagai unsur keindahan kota, sebagai media interaksi sosial, sebagai sarana konservasi kota dan sebagai tempat bersantai serta bermain.

F. Faktor Faktor Kenyamanan Pejalan Kaki di TrotoarTerdapat beberapa faktor yang memberi kenyamanan bagi pejalan kaki di trotoar.1. Aman, yaitu keamanan bagi pejalan kaki dari kerawanan lalu lintas tanpa khawatir akan terjadi kecelakaan, juga aman dari kejahatan baik secara langsung maupun tidak langsung.2. Variabel lingkungan, yaitu berupa suara yang mengganggu, polusi, kesesakan dan kualitas material trotoar.3. Iklim dan cuaca, saat hujan pejalan kaki akan merasa enggan untuk keluarrumah dan saat kemarau hawa panas akan membuat pejalan kaki akan cepatmerasa lelah.4. Topografi, lereng, jalan datar dan bukit berpengaruh pada bentuk trotoar, di jalan datar pemakai jalan akan menempuh jarak yang lebih panjang dibanding di jalan dengan kontur naik turun.5. Jarak, pejalan kaki mempunyai kemampuan tertentu untuk dapat berjalan dengan nyaman yaitu di jarak kurang dari 1,1 km dengan kecepatan rata-rata 3,5 km/jam.6. Layanan, dimana tersedianya layanan seperti : kafe, kios, toilet, tempat duduk, hal ini untuk menunjang sifat relaksasi dari aktifitas berjalan kaki.7. Budaya, yaitu membatasi sesuatu yang dapat diterima, aturan-aturan yang cocok, hal ini terkait dengan keinginan, kebiasaan dan kecenderungan dalam melakukan kegiatan tertentu yang menentukan bentukan fisiknya.

G. Karakteristik Trotoar1. Permukaan. Permukaan jalan harus stabil, kuat, tahan cuaca bertekstur halus dan tidak licin. Apabila harus terjadi gundukan tingginya tidak lebih dari 1,25 cm. Bila menggunakan karpet maka ujungnya harus kencang dan mempunyai trim yang permanen.2. Kemiringan. Kemiringan maksimum 7 derajat dan pada setiap 9 m disarankan terdapat pemberhentian untuk istirahat.3. Area istirahat. Terutama digunakan untuk membantu pengguna jalan penyandang cacat.4. Pencahayaan. Berkisar antara 50-150 lux tergantung pada intensitas pemakaian, tingkat bahaya dan kebutuhan keamanan.5. Perawatan. Dibutuhkan untuk mengurangi kemungkinan terjadinya kecelakaan. 6. Drainase. Dibuat tegak lurus dengan arah jalur dengan kedalaman maksimal 1,5 cm mudah dibersihkan dan perletakan lubang di jauhkan dari tepi ramp.7. Ukuran. Lebar minimum trotoar adalah 150 cm untuk jalur satu arah dan 180 cm untuk jalur dua arah. Trotoar harus bebas dari pohon tiang, rambu rambu dan benda benda pelengkap jalan yang menghalang.8. Tepi pengaman. Disiapkan bagi penghentian roda kendaraan dan tongkattuna netra kearah area yang berbahaya. Tepi pengaman di buat setinggi minimum 10 cm dan lebar 15 cm sepanjang jalur pedestrian.

H. Syarat Penyediaan TrotoarSyarat penting yang harus dipenuhi dalam penyediaan trotoar, yakni pertama dimensi trotoar, ini artinya fasilitas tersebut minimal mampu menampung dua orang pejalan kaki yang berjalan beriringan, jadi lebar minimal kurang lebih 1,5 m atau minimal sesuai dengan standar ruang gerak manusia, sedangkan idealnya trotoar yang aman memiliki tinggi minimal 25 cm dari atas badan jalan. kedua bentuk perkerasannya, bahwa bisa saja lantai trotoar dibuat dari perkerasan semen atau lantai keramik atau kombinasi semen dengan keramik dan tatanan batu, hal yang penting diperhatikan adalah lantai perkerasan tersebut tidak licin, ketiga kenyamanan, ini artinya trotoar tersebut dapat dilalui tanpa harus bersusah payah seperti menaiki tangga, karena tinggi trotoar dengan dasar jalan terlalu tinggi, sehingga membuat tidak nyaman.

BAB IIIHASIL SURVEI DAN PEMBAHASAN

A. Lokasi dan Waktu PenelitianLokasi penelitian adalah kawasan Jl. Sam Ratulangi tepatnya di Gereja Paulus sampai di Jakarta Motor yaitu dengan panjang sekitar 189,8789 m. Di kawasan ini terdapat bangunan pertokoan, perkantoran, tempat ibadah, dan tempat kursus. Fungsi dari Jl. Sam Ratulangi ini antara lain sebagai salah satu pusat lingkungan kota Manado. (lihat gambar 1.1)

Jl. Sam Ratulangi juga berpotensi untuk mengundang aktor atau pelaku kegiatan di ruang publik. Hal ini dapat memberi dampak pada pejalan kaki, tuntutan atribut serta propertinya.

Untuk menentukan lokasi yang akan dilakukan penelitian secara detail, dilakukan lebih dahulu pengamatan terhadap beberapa titik lokasi atau zona pengamatan berdasarkan pemilihan tempat-tempat yang kondisinya dianggap dapat mewakili gambaran masalah yang ada, yang terkait dengan trotoar dan pejalan kaki di Jl. Sam Ratulangi. Adapun hasil survey di tiga titik lokasi pengamatan: Zona 1Dari gereja paulus Tarsius Reklame Zona 2Dari Tarsius Reklame Crystal Decor Zona 3Dari Crystal Decor Jakarta Motor

Survey dilakukan dua kali pada sore hari. Survey pertama Rabu, 01 oktober 2014 pukul 14:30 17:37 WITA. Dan survey kedua dilakukan pada hari Kamis, 02 oktober 2014 pukul 14:54 17:45 WITA.

B. Tahapan PenelitianSecara garis besar sebagai berikut :a. Tahap Persiapan Mempelajari karakteristik obyek penelitianb. Tahap Pelaksanaan Survei Melakukan perhitungan/pendataan orang yang melintasi trotoar. Melakukan pengambilan dokumentasi data visual Melakukan pengukuran lebar dan tinggi trotoar Menghitung kecepatan pejalan kaki Melakukan wawancara terbuka dengan pemilik toko

C. Bahan dan Alat PenelitianAlat penelitian yang diguanakan untuk mengumpulkan data : Samsung Galaxy Tab 3 dan Ipad 4 untuk melakukan pengambilan gambar di jl. Sam Ratulangi Alat ukur meter untuk mengukur ketinggian dan lebar trotoar Stopwatch Buku dan bolpoint

D. Deskripsi Pola Perilaku Pejalan Kaki di TrotoarPola perilaku pejalan kaki di Jl. Sam Ratulangi Manado merupakan gambaran perilaku pejalan kaki di trotoar melalui pengamatan pada seseorang maupun segala aktivitas lain yang menggunakan Jl. Sam Ratulangi.1. Aktivitas yang terjadi pada hari Rabu, trotoar cukup ramai dengan pejalan kaki, banyak yang berjalan dan ada beberapa yang menunggu angkot. Di zona 1, untuk 15 menit pertama terdapat 41 orang yang lewat di trotoar tersebut, di 15 menit kedua terdapat 38 orang dan untuk 15 menit ketiga terdapat 44 orang yang lewat, jadi di zona 1 selama 45 menit terdapat 123 orang, dan rata-rata orang yang lewat untuk tiap 15 menit yaitu 41 orang. Di zona 2, untuk 15 menit pertama terdapat 28 orang yang lewat di trotoar tersebut, di 15 menit kedua terdapat 37 orang dan untuk 15 menit ketiga terdapat 32 orang yang lewat, jadi di zona 2 selama 45 menit terdapat 97 orang, dan rata-rata orang yang lewat untuk tiap 15 menit sekitar 32 orang. Di zona 3, untuk 15 menit pertama terdapat 21 orang yang lewat di trotoar tersebut, di 15 menit kedua terdapat 24 orang dan untuk 15 menit ketiga terdapat 25 orang yang lewat, jadi di zona 3 selama 45 menit terdapat 70 orang, dan rata-rata orang yang lewat untuk tiap 15 menit sekitar 23 orang.2. Pejalan kaki di Jl. Sam Ratulangi Manado dari Gereja Paulus sampai di Jakarta Motor menempuh waktu adalah berkisar antara 2 sampai 5 menit. Jarak dari gereja paulus sampai di jakarta motor sekitar 189,8789 m. Jadi kecepatan pejalan kaki yaitu berkisar 0,63 m/s 1,58 m/s.

E. Data Visual / Foto fotoBerikut tampilan foto-foto lokasi survei di trotoar Jl. Sam Ratulangi yang menjadi obyek penelitian di trotoar tersebut.Gambar 3.1

Batas tepi jalan dan Trotoar depan Gereja Paulus (titik awal pengamatan)

Gambar 3.2

Batas tepi jalan dan Trotoar depan Jakarta Motor (titik akhir pengamatan)Gambar 3.3

Ketinggian Trotoar 27 cm

Gambar 3.4

Lebar trotoar 2, 44 m

Gambar 3.5

Trotoar sebagai lahan parkir

Gambar 3.6

Peletakan rambu lalu lintas pada trotoar

Gambar 3.7

Mobil yang parkir di trotoar

Gambar 3.8Material trotoar yang rusak/ lubang pada trotoar

Gambar 3.9

Genangan air pada trotoar

Gambar 3.10

Kondisi tempat sampah yang tidak memadai dan Sampah pada trotoar

Gambar 3.11

Aktivitas pemilik toko di badan trotoar

Gambar 3.12

Material Bangunan pemilik toko di trotoar

Gambar 3.13

Pengendara Motor yang berjalan di trotoar

Gambar 3.14

Dimensi pejalan kaki

Gambar 3.15

Peletakan Vegetasi

Gambar 3.1 dan 3.2 merupakan titik awal dan akhir penelitian. Sedangkan Gambar 3.3 dan 3.4 merupakan lebar dan tinggi trotoar, dengan lebar bervariasi sekitar 2,44 m, dari bahan paving blok, kondisi tidak menerus, kondisi kurang terawat, sebagian besar digunakan oleh parkir mobil, dan sepedamotor oleh konsumen dari toko disamping trotoar.

Gambar 3.5 dan 3.7 menunjukkan pemanfaatan trotoar yang digunakan sebagai tempat parkir motor dan mobil sehingga menyebabkan pejalan kaki turun diruas jalan. Mobil dan motor yang parkir di trotoar disebabkan karena tidak terdapat tempat parkir khusus, hanya pada lokasi-lokasi bangunan-bangunan komersial tertentu, pertokoan atau perkantoran, yang sifatnya menjorok kedalam memungkinkan adanya tempat parker terbatas , selebar bangunan gedung tersebut. Kondisi gambar diambil dari trotoar jl. Sam ratlangi Manado pada sore hari.

Gambar 3.6 dan 3.15 menunjukan bahwa peletakan rambu rambu lalu lintas dan vegetasi sudah sesuai teori yaitu tidak menghambat pejalan kaki yang melalui jalur tersebut. Tetapi pada gambar 3.10 kondisi tempat sampah tidak memadai dan sampah yang ada di trotoar membuat trotoar menjadi kotor dan bau. Begitu juga pada gambar 3.8 dan 3.9 terdapat lubang dan genangan air di trotoar tersebut sehingga membuat pejalan kaki menjadi tidak nyaman ketika melewati trotoar tersebut.Pada gambar 3.11 terdapat dua pekerja yang sedang memotong marmer di trotoar untuk pembuatan batu nisan sehingga menyebabkan pejalan kaki yang lewat di trotoar tersebut terhalangi oleh aktivitas tersebut dan juga aktivitas tersebut menyebabkan kebisingan. Bukan hanya itu, di gambar 3.12 terdapat tumpukan material bangunan pemilik toko di trotoar sehingga mengurangi kapasitas trotoar. Apalagi di gambar 3.13 menunjukan seorang pengendara bermotor sedang melintasi trotoar, untungnya pada saat itu belum terdapat pejalan kaki yang melintasi jalur yang sama.

Untuk kapasitas pejalan kaki, trotoar tersebut dapat menampung tiga sampai empat orang pejalan kaki pada jalur searah dan dua pelan kaki pada arah berlawanan (lihat gambar 3.14)

BAB IV PENUTUP

A. KesimpulanHasil penelitian yang diperoleh melalui pengamatan di trotoar Jl. Sam Ratulangi, Manado adalah trotoar di Jl. Sam Ratulangi sudah tidak sesuai lagi dengan fungsinya. Hal tersebut juga tidak sesuai dengan teori mengenai trotoar/ jalur pedestrian dan teori mengenai kenyamanan pejalan kaki. Trotoar Jl.Sam ratulangi banyak digunakan untuk aktivitas-aktivitas lain selain untuk berjalan. Serta mengalami beberapa kerusakan dan tidak mempunyai penerang di trotoar.

Dari hasil pengamatan perilaku pejalan kaki di trotoar Jl. Sam Ratulangi Manado diperoleh hasil yaitu perilaku pejalan kaki sudah berubah dengan mengikuti perubahan lingkungannya. Dalam hal ini perilaku pejalan kaki di Jl. Sam Ratulangi lebih memilih menggunakan tepi jalan untuk berjalan daripada harus melewati trotoar yang sudah penuh dengan motor, dan mobil yang berada di trotoar tersebut serta kondisi trotoar yang tidak memadai.

B. SaranAdapun saran yang dapat diberikan untuk lebih memanfaatkan trotoar sebagaimana mestinya adalah sebagai berikut:1. Bagi masyarakat yang menggunakan trotoar di sepanjang jl. Sam Ratulangi sebagai tempat untuk parkir, dan bekerja sebaiknya tidak menggunakan trotoar sepenuhnya karena hal ini tidak sesuai dengan tujuan adanya trotoar, dan tidak membuang sampah sembarangan. Berikanlah ruang bagi pejalan kaki yang melewati trotoar tersebut untuk berjalan dengan nyaman.2. Bagi pemerintah dan pihak yang terkait, sebaiknya melakukan revitalisasi terhadap trotoar di sepanjang Jl. Sam Ratulangi Manado dengan menertibkan tempat parkir yang dapat mengganggu pejalan kaki di trotoar dan meemperbaiki trotoar yang mengalami keruasakan serta menyediakan tempat sampah yang memadai. Membagi ruang publik yang sesuai dengan aktivitas dan fungsi kegiatannya masing-masing.

BAB VDAFTAR PUSTAKA

http://sharxozy45.blogspot.com/2007/06/pedestrian.htmlDiakses tanggal 08 oktober 2014 pukul 19.17 WITA

http://feybeauty.blogspot.com/2011/09/kenyamanan-pedestrian-di-sepanjang.htmlDiakses tanggal 30 september 2014 pukul 17.02 WITA

http://e-journal.uajy.ac.id/1958/2/1TS10508.pdfDiakses tanggal 08 oktober 2014 pukul 15.21 WITA

http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/jime/article/view/4220Diakses tanggal 01 oktober 2014 pukul 20.07 WITA

http://download.portalgaruda.org/article.php?article=70913&val=4880&title=Diakses tanggal 01 oktober 2014 pukul 20.15 WITA http://eprints.undip.ac.id/15867/1/T._Indra_Pawaka_Listianto.pdfDiakses tanggal 02 oktober 2014 pukul 18.48 WITA

http://eprints.undip.ac.id/12412/1/2008MTA7255.pdfDiakses tanggal 02 oktober 2014 pukul 19.54 WITA