denpasar pengembangan rancangan lanskap air...

10
Diselenggarakan oleh : LEMBAGA PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPPM) UNMAS DENPASAR JL. KAMBOJA NO. 11 A KOTA DENPASAR – PROVINSI BALI 29 – 30 AGUSTUS 2016 607 Unmas Denpasar PENGEMBANGAN RANCANGAN LANSKAP AIR TERJUN TUNAN DESA TALAWAN KABUPATEN MINAHASA UTARA PROVINSI SULAWESI UTARA Ingerid Lidia Moniaga, Amanda Sutarni Sembel Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi [email protected] ABSTRAK Kabupaten Minahasa Utara, Provinsi Sulawesi Utara memiliki beberapa lokasi air terjun yang jernih dan alami. Salah satunya yakni air terjun Tunan yang terletak di desa Talawaan Kabupaten Minahasa Utara dengan jarak sekitar 25 km dari Kota Manado dan dapat dicapai dengan kendaraan bermotor kira-kira 6 km dari desa Talawaan dan dilanjutkan dengan berjalan kaki dengan waktu tempuh kurang lebih 30 menit. Air terjun ini bersumber dari sungai diatas gunung yang mengalir melewati tebing terjal dengan ketinggian 60 m. Tujuan pelaksanaan kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat ini, yaitu memberi pembinaan dan pendampingan pada kelompok masyarakat desa Talawaan dalam bantuan teknis rancangan lanskap wisata air terjun Tunan Desa Talawaan. Pembinaan dan pendampingan yang dilakukan untuk menangani beberapa masalah prioritas yang dilakukan dengan tahapan diantaranya : (1) Penyuluhan dan (2) Pelatihan. Target luaran yang ingin dicapai pada pembinaan dan pendampingan masyarakat desa Talawaan adalah (1) meningkatnya pengetahuan masyarakat dalam penataan suatu lanskap wisata alam berdasarkan potensi dan sumberdaya alam yang tersedia, mewujudkan suatu bentukan lanskap yang fungsional, indah, dan memuaskan bagi penggunanya serta berkelanjutan (2) memahami dan melakukan kegiatan praktek mengembangkan kawasan wisata alam, (3) memiliki kemampuan dalam mengelola lanskap wisata alam, (4) meningkatkan kualitas lingkungan desa, (5) menghasilkan artikel ilmiah yang dapat dipublikasikan pada jurnal akreditasi. Kata Kunci : Lanskap wisata alam, Air terjun Tunan PENDAHULUAN Analisis Situasi Kabupaten Minahasa Utara merupakan salah satu dari 15 Kabupaten/Kota di Provinsi Sulawesi Utara dengan jarak tempuh ke lokasi sekitar 25 km dari Kota Manado sebagai ibukota Provinsi Sulawesi Utara. Daerah ini merupakan pemekaran dari Kabupaten Minahasa dengan luas wilayah 918,97 km2 dan jumlah penduduk 224.381 jiwa. Berdasarkan kondisi geografis dan faktor pendukung yang ada, pariwisata Minahasa Utara sangat potensial sebagai daya tarik wisata diantaranya wisata alam. Kabupaten ini memiliki beberapa lokasi air terjun yang jernih dan alami, salah satunya yakni air terjun Tunan yang terletak di desa Talawaan Kabupaten Minahasa Utara. Jarak pencapaian lokasi air terjun Tunan dari desa Talawaan dengan menggunakan kendaraan bermotor kira-kira 6 km dan berjalan kaki dengan waktu tempuh kurang lebih 30 menit. Air Terjun Tunan di desa Talawaan ini bersumber dari sungai diatas gunung yang mengalir melewati tebing terjal dengan ketinggian 60 m. Objek wisata Air Terjun Tunan yang memiliki potensi alam dengan kealamian ekosistemnya menjadi salah satu prioritas Pemerintah Kabupaten Minahasa Utara dalam

Upload: dangcong

Post on 23-Mar-2019

216 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Diselenggarakan oleh :

LEMBAGA PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPPM) UNMAS DENPASAR

JL. KAMBOJA NO. 11 A KOTA DENPASAR – PROVINSI BALI

29 – 30 AGUSTUS 2016

607 Unmas

Denpasar

PENGEMBANGAN RANCANGAN LANSKAP AIR TERJUN TUNAN

DESA TALAWAN KABUPATEN MINAHASA UTARA PROVINSI

SULAWESI UTARA

Ingerid Lidia Moniaga, Amanda Sutarni Sembel

Program Studi Arsitektur

Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi

[email protected]

ABSTRAK

Kabupaten Minahasa Utara, Provinsi Sulawesi Utara memiliki beberapa lokasi air

terjun yang jernih dan alami. Salah satunya yakni air terjun Tunan yang terletak di desa

Talawaan Kabupaten Minahasa Utara dengan jarak sekitar 25 km dari Kota Manado dan

dapat dicapai dengan kendaraan bermotor kira-kira 6 km dari desa Talawaan dan dilanjutkan

dengan berjalan kaki dengan waktu tempuh kurang lebih 30 menit. Air terjun ini bersumber

dari sungai diatas gunung yang mengalir melewati tebing terjal dengan ketinggian 60 m.

Tujuan pelaksanaan kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat ini, yaitu memberi pembinaan

dan pendampingan pada kelompok masyarakat desa Talawaan dalam bantuan teknis

rancangan lanskap wisata air terjun Tunan Desa Talawaan. Pembinaan dan pendampingan

yang dilakukan untuk menangani beberapa masalah prioritas yang dilakukan dengan tahapan

diantaranya : (1) Penyuluhan dan (2) Pelatihan. Target luaran yang ingin dicapai pada

pembinaan dan pendampingan masyarakat desa Talawaan adalah (1) meningkatnya

pengetahuan masyarakat dalam penataan suatu lanskap wisata alam berdasarkan potensi dan

sumberdaya alam yang tersedia, mewujudkan suatu bentukan lanskap yang fungsional, indah,

dan memuaskan bagi penggunanya serta berkelanjutan (2) memahami dan melakukan

kegiatan praktek mengembangkan kawasan wisata alam, (3) memiliki kemampuan dalam

mengelola lanskap wisata alam, (4) meningkatkan kualitas lingkungan desa, (5)

menghasilkan artikel ilmiah yang dapat dipublikasikan pada jurnal akreditasi.

Kata Kunci : Lanskap wisata alam, Air terjun Tunan

PENDAHULUAN

Analisis Situasi

Kabupaten Minahasa Utara merupakan salah satu dari 15 Kabupaten/Kota di Provinsi

Sulawesi Utara dengan jarak tempuh ke lokasi sekitar 25 km dari Kota Manado sebagai

ibukota Provinsi Sulawesi Utara. Daerah ini merupakan pemekaran dari Kabupaten Minahasa

dengan luas wilayah 918,97 km2 dan jumlah penduduk 224.381 jiwa. Berdasarkan kondisi

geografis dan faktor pendukung yang ada, pariwisata Minahasa Utara sangat potensial

sebagai daya tarik wisata diantaranya wisata alam. Kabupaten ini memiliki beberapa lokasi

air terjun yang jernih dan alami, salah satunya yakni air terjun Tunan yang terletak di desa

Talawaan Kabupaten Minahasa Utara. Jarak pencapaian lokasi air terjun Tunan dari desa

Talawaan dengan menggunakan kendaraan bermotor kira-kira 6 km dan berjalan kaki dengan

waktu tempuh kurang lebih 30 menit. Air Terjun Tunan di desa Talawaan ini bersumber dari

sungai diatas gunung yang mengalir melewati tebing terjal dengan ketinggian 60 m.

Objek wisata Air Terjun Tunan yang memiliki potensi alam dengan kealamian

ekosistemnya menjadi salah satu prioritas Pemerintah Kabupaten Minahasa Utara dalam

Diselenggarakan oleh :

LEMBAGA PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPPM) UNMAS DENPASAR

JL. KAMBOJA NO. 11 A KOTA DENPASAR – PROVINSI BALI

29 – 30 AGUSTUS 2016

608 Unmas

Denpasar

pengembangan kawasan-kawasan objek wisata. Namun aksesibilitas yang jauh, infrastruktur

yang belum optimal dan fasilitas penunjang yang belum memadai di lokasi Air Terjun Tunan

menyebabkan para wisatawan lokal, nusantara, dan mancanegara masih kurang mengunjungi

lokasi ini. Permasalahan lain yang terdapat di lokasi ini yaitu belum teroptimalisasinya

potensi lansekap kawasan di bidang perancangan yang mempertimbangkan faktor-faktor

analisis tapak dan ruang luar. Selain itu pengembangan kawasan wisata dalam upaya

pemenuhan kebutuhan ruang dan kelengkapan akomodasi bagi aktivitas wisata belum juga

tersedia dan mempertimbangkan adaptasi terhadap kondisi bentang alam dan karakter fisik

yang berpengaruh pada suatu perencanaan lanskap kawasan wisata alam, yang

mengutamakan nilai-nilai ekologis dan keberlanjutan.

Tujuan kegiatan pengabdian di desa Talawaan yakni untuk meningkatkan peran serta

masyarakat dalam perencanaan dan perancangan kawasan wisata alam air terjun Tunan,

memfasilitasi kebutuhan-kebutuhan masyarakat dan pemerintah dalam merancang kawasan

wisata alam yang berwawasan lingkungan dan berkelanjutan melalui pembagian liflet-liflet,

brosur, poster, dan bantuan teknis gambar disain kawasan wisata air terjun Tunan. Sehingga

tujuan pemberdayaan masyarakat dalam partisipasi pembangunan objek-objek wisata menjadi

model yang dapat diterapkan pada lokasi-lokasi wisata lain di wilayah Kabupaten Minahasa

Utara.

Permasalahan Mitra

Berdasarkan permasalahan di atas maka dapat dirumuskan masalah prioritas yang

perlu ditangani oleh kelompok masyarakat desa Talawaan dan pendamping dari perguruan

tinggi yaitu :

1. Tidak tersedianya sumber daya manusia (SDM) yang dapat mendisain atau merancang

kawasan air terjun Tunan sebagai objek wisata alam yang representatif dan berproduk

arsitektur lanskap.

2. Kurangnya pemahaman masyarakat akan pentingnya rancangan lanskap kawasan wisata

air terjun Tunan yang tanggap terhadap lingkungannya.

3. Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang rancangan lanskap kawasan wisata air terjun

Tunan yang adaptif terhadap kebutuhan ruang dan fasilitas rekreasi.

4. Kurangnya pemahaman masyarakat dalam penyajian informasi visual arsitektur pada

kawasan wisata air terjun Tunan.

5.

Gambar 1. Kondisi Wisata Air Terjun Tunan Yang Masih Kurang Optimal dalam Perencanaan dan

Perancangan Lansekap

TARGET DAN LUARAN

Diselenggarakan oleh :

LEMBAGA PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPPM) UNMAS DENPASAR

JL. KAMBOJA NO. 11 A KOTA DENPASAR – PROVINSI BALI

29 – 30 AGUSTUS 2016

609 Unmas

Denpasar

Target luaran yang ingin dicapai pada pembinaan dan pendampingan kelompok

masyarakat desa Talawaan adalah (1) Menyediakan bantuan teknis berupa produk gambar

disain atau rancangan lanskap Kawasan Wisata Air Terjun Tunan (2) Mengembangkan

kegiatan praktek pengelolaan sumberdaya wisata dengan memperhatikan aspek ekologis,

estetika, dan ekonomis (3) Meningkatkan partisipasi masyarakat untuk memenuhi kebutuhan

wisatawan/pengunjung sehingga berimplikasi meningkatkan aspek ekonomi dan

kesejahteraan masyarakat desa Talawaan, (4) Menghasilkan artikel ilmiah yang dapat

dipublikasikan pada jurnal akreditasi.

Jika kelompok masyarakat desa Talawaan berhasil menerapkan pengembangan dan

pengelolaan yang melibatkan peran aktif masyarakat, maka kelompok masyarakat desa

Talawaan ini diharapkan menjadi penggerak atau motivator bagi kelompok-kelompok

masyarakat lainnya dalam pengembangan kawasan-kawasan wisata air terjun sebagai objek

wisata alam yang ada di wilayah Kabupaten Minahasa Utara.

METODE PELAKSANAAN

Berdasarkan permasalahan kelompok masyarakat desa Talawaan maka diperlukan

pembinaan dan pendampingan terhadap kelompok tersebut. Pembinaan dan pendampingan

yang dilakukan untuk menangani beberapa masalah prioritas yang dapat dilakukan dengan

tahapan diantaranya :

1. Penyuluhan

Penyuluhan dilakukan terhadap anggota kelompok masyarakat dengan tujuan

memperluas wawasan pengetahuan kelompok-kelompok tersebut, tentang cara merencanakan

dan merancang kawasan wisata alam dengan memahami prinsip-prinsip dan unsur-unsur

dalam mendisain wisata rekreasi alam. Materi penyuluhan menyangkut pengembangan

rancangan lansekap kawasan air terjun Tunan. Untuk kegiatan penyuluhan disiapkan brosur-

brosur.

2. Pelatihan

Setelah dilakukan penyuluhan terhadap anggota kelompok masyarakat, selanjutnya

dilakukan pelatihan bagi anggota kelompok masyarakat desa Talawaan. Pelatihan dimaksud

adalah praktek penerapan teknologi.

a. Rancangan dan pembuatantaman dengan pemilihan jenis-jenis tanaman yang mudah

diperoleh di lokasi sekitar tapak dan toleran terhadap panas matahari.

b. Penerapan komponen-komponen pelengkap lansekap atau site furniture sebagai unsur

pembentuk keindahan ruang luar

c. Penyediaan bantuan teknis berupa produk rancangan atau disain lansekap air terjun

Tunan desa Talawaan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Evaluasi Lanskap Air Terjun Tunan Dengan Pendekatan Tapak dan Tematik

Konsep perancangan lanskap pada Air Terjun Tunan di Desa Talawaan dilakukan

dengan tahapan evaluatif dan dua pendekatan, yakni :

a. Pendekatan Tapak dan Lingkungan

Diselenggarakan oleh :

LEMBAGA PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPPM) UNMAS DENPASAR

JL. KAMBOJA NO. 11 A KOTA DENPASAR – PROVINSI BALI

29 – 30 AGUSTUS 2016

610 Unmas

Denpasar

Pendekatan ini, melakukan pengamatan lapangan pada tapak dan dan dikembangkan

menjadi konsep disain ruang luar.Tahap pendekatan tapak dilakukan dengan

mengidentifikasi objek wisata yang telah ada dan mengevaluasi elemen-elemen lanskap

yang perlu dikembangkan pada objek tersebut.

b. Pendekatan Tematik

Tema yang dipilihyakni‘Arsitektur Lansekap’. Arsitektur Lansekap ialah perpaduan ilmu

pengetahuan dan seni dalam pengaturan tata ruang luar yang memperhatikan aspek-aspek

keindahan, keteraturan, kebersihan, ekologi, sosial budaya, dan ekonomi guna

memciptakan suatu keseimbangan, keselarasan, dan keberlanjutan lingkungan alami dan

lingkungan buatan.

Beberapa elemen-elemen ruang luar yang telah tersedia pada objek Air Terjun Tunan

dibagi atas 4 bagian evaluasi diantaranya :

1. Area Penerima,yang terdiri atas 3 fasilitas yakni pos jaga, gerbang masuk, dan jalur

pejalan kaki (pedestrian way)

Pedestrian way adalah tempat yang diperuntukkan oleh para pejalan kaki dengan pola

tertentu untuk menghubungkan suatu tempat dengan tempat lain. Kondisi pedestrian way

pada lokasi masih cukup baik dengan penggunaan material yang nyaman bagi pejalan kaki

yaitu material batu pecah. Namun jarak tempuh yang berkisar ± 400 meter dari gerbang

masuk lokasi perlu dikembangkan rekayasa lanskap dengan cara menciptakan suasana-

suasana yang berbeda disetiap tahapan pedestrian sehingga jarak tempuh tidak terkesan jauh

dan sempit.

Gambar 2. Area Penerima

2. Area Service, yang terdiri atas 3 fasilitas yakni parkir, toilet, dan kantin

Area service merupakan fasilitas pelayanan yang diperuntukkan bagi pengunjung

lokasi seperti fasilitas parkir, toilet, dan kantin. Jarak lokasi Air Terjun Tunan yang cukup

jauh dari Desa Talawaan perlu ditempuh dengan menggunakan kendaraan roda dua atau roda

empat. Sebagai tempat rekreasi dengan aktivitas kegiatan di ruang terbuka kebutuhan akan

tempat parkir dalam suatu perancangan lanskap menjadi bagian prasarana lingkungan. Lokasi

di mana kendaraan diparkirkan dinamakan fasilitas parkir. Fasilitas parkir yang tersedia pada

lokasi Air Terjun Tunan dari kriteria dan prinsip tempat parkir telah cukup memenuhi namun

Diselenggarakan oleh :

LEMBAGA PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPPM) UNMAS DENPASAR

JL. KAMBOJA NO. 11 A KOTA DENPASAR – PROVINSI BALI

29 – 30 AGUSTUS 2016

611 Unmas

Denpasar

ada elemen-elemen lain yang perlu dilengkapi diantaranya tempat tunggu sopir. Demikian

pula dengan fasilitas kantin sebagai pelengkap area rekreasi telah cukup memenuhi

kebutuhan santai pengunjung berupa makanan dan minuman ringan. Sedangkan fasilitas

toilet sebagai pelengkap sanitasi lingkungan rekreasi yang merupakan fasilitas penting dan

harus dirawat, kondisi di lokasi telah rusak dan tidak berfungsi.

Gambar 3. Area Service

3. Area Rekreasi,yang terdiri atas 3 fasilitas yakni ruang terbuka (open space), ruang

pertemuan, air terjun (falling water)

Area rekreasi yang terdiri dari 3 fasilitas ini merupakan ruang terbuka (open space).

Pengertian ruang terbuka (open space) ialah ruang-ruang yang terbuka dan tidak tertutup

(seperti bangunan) yang diisi oleh tanaman, tumbuhan, ataupun perkerasan (plaza). Ruang

terbuka pada objek rekreasi Air Terjun Tunan ini berfungsi sebagai tempat rekreasi atau

bersantai para pengunjung. Namun ruang terbuka pada lokasi ini belum dilengkapi oleh

elemen-elemen lanskap ruang terbuka diantaranya : bangku taman, lampu, dan penghijauan

yang bersifat dekoratif, skulptur, dan sebagainya. Karenanya optimalisasi lanskap pada area

ini perlu dikembangkan sehingga kualitas ruang terbuka pada area rekreasi utama yakni Air

Terjun Tunan menjadi lebih menarik dan bernilai arsitektur lanskap.

Gambar 4. Area Rekreasi

Diselenggarakan oleh :

LEMBAGA PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPPM) UNMAS DENPASAR

JL. KAMBOJA NO. 11 A KOTA DENPASAR – PROVINSI BALI

29 – 30 AGUSTUS 2016

612 Unmas

Denpasar

4. Fasilitas penunjang rekreasi,yang terdiri atas 3 fasilitas yakni tempat duduk, tempat

sampah, taman, dan papan informasi

Sesuatu yang bersih selain menambah daya tarik lokasi, juga menambah rasa nyaman

karena bebas dari kotoran sampah dan bau-bauan yang tidak menyenangkan. Untuk

memenuhi hal tersebut kiranya perlu ditempatkan dan disediakan bak sampah sebagai

elemen lanskap serta tempat pembuangannya. Keindahan merupakan hal yang perlu pula

diperhatikan guna memperoleh kenyamanan. Hal tersebut mencakup masalah kepuasan batin

dan pancaindra, hingga rasa nyaman dapat diperoleh (Hakim R, dan Utomo, H, 2008).

Namun pada fasilitas penunjang rekreasi nilai kebersihan dan kenyamanan masih kurang

optimal. Hal ini teramati melalui tindakan-tindakan fandalisme (merusak bangku-bangku

melalui tindakan coret-coret) para pengunjung yang belum bertanggung jawab dalam

menjaga fasilitas yang telah tersedia yaitu bangku-bangku taman. Hal lainnya tempat sampah

yang tersedia belum difungsikan dengan baik, karena kenyataannya para pengunjung masih

membuang sampah di sembarang tempat. Kesadaran lingkungan para pengunjung belum

teredukasi atau tersosialisasi melalui pembinaan pemerintah desa dan petugas objek wisata.

Gambar 5. Area Penunjang Rekreasi

Peran Serta Masyarakat Dalam Pengembangan Objek Wisata

Untuk mengembangkan objek wisata menjadi daya tarik rekreasi yang diminati oleh

para pengunjung maka peran serta dan partisipasi masyarakat sangat diperlukan.

Keikutsertaan masyarakat dalam mengembangkan objek wisata Air Terjun Tunan dapat

diwujudkan melalui program gotong royong yakni kerja bhakti bersama masyarakat desa

pada waktu-waktu yang telah disepakati bersama. Program kerja bhakti atau partisipasi

masyarakat dalam membersihkan lingkungan sekitar objek wisata bertujuan agar kebersihan

dan keindahan lingkungan wisata tetap terjaga dan terpelihara dengan baik sehingga,

pemeliharaan kebersihan tidak membutuhkan biaya yang besar. Dengan demikian diharapkan

masyarakat terlibat bersama dengan pemerintah untuk ikut menjaga dan melestarikan sumber

daya alam yang ada yakni objek wisata Air Terjun Tunan di Desa Talawaan.

Pengembangan lain yang dapat dilakukan guna mengoptimalkan objek wisata di

Kabupaten Minahasa Utara yakni dengan melakukan kegiatan kemitraan dengan perguruan

tinggi berupa penyuluhan dan pelatihan, untuk meningkatkan kesadaran dan pemahaman

Diselenggarakan oleh :

LEMBAGA PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPPM) UNMAS DENPASAR

JL. KAMBOJA NO. 11 A KOTA DENPASAR – PROVINSI BALI

29 – 30 AGUSTUS 2016

613 Unmas

Denpasar

masyarakat terhadap pengembangan lanskap objek wisata guna meningkatkan kualitas

lanskap; melalui penyebarluasan informasi Ipteks bagi Masyarakat (IbM) yang dilakukan

oleh institusi pendidikan dalam kegiatan ini Universitas Sam Ratulangi.

Program partisipasi masyarakat bertujuan menyadarkan masyarakat Desa Talawaan

agar memahami pentingnya melestarikan objek wisata Air Terjun Tunan dalam

meningkatkan kualitas lingkungan terutama pengelolaan terhadap sumber daya air dan hutan

lindung yang berada di sekitar objek wisata tersebut. Mengedukasi masyarakat akan nilai-

nilai lingkungan dan potensi sumber daya alam yang dimiliki di Desa Talawaan Kabupaten

Minahasa Utara, diharapkan membentuk masyarakat yang sadar lingkungan, mandiri,

bertanggung jawab dan berwawasan ekologis.

Konsep Pengembangan Disain Lanskap Air Terjun Tunan

Konsep Disain Lanskap Air Terjun Tunan dilakukan berdasarkan hasil evaluasi dan

Forum Group Disscusion (FGD) yakni kegiatan pertemuan yang dilakukan oleh institusi

perguruan tinggi pelaksana kegiatan pengabdian dan kelompok mitra untuk memfasilitasi

keinginan kelompok mitra dalam melengkapi hasil disain evaluatif yang telah dilakukan.

Tujuan pengembangan konsep disain lanskap dalam wujud bantuan teknis yaitu memotivasi

pemerintah, masyarakat dan pihak swasta agar terus termotivasi untuk mengembangkan dan

mengelola objek wisata Air Terjun Tunan sebagai salah satu potensi pariwisata di Kabupaten

Minahasa Utara.

Konsep Disain Lanskap Air Terjun Tunan dikembangkan dengan menggunakan teori

eksistensi ruang dan sequence. Pengertian pokok dari eksistensi adalah ada-nya atau keada-

an atau kehadirannya. Eksistensi ruang adalah tentang adanya ruang. Gunadi, S menguraikan

penjelasan ruang menurut Lao Tzu adalah bukan hanya sesuatu yang dibatasi secara fisik

oleh lantai, dinding, dan langit-langit, tetapi ‘kekosongan’ yang terkandung di dalam

pembatas ruang tadi. Jadi sebenarnya ruang kosong sudah exist tetapi eksistensinya disana

perlu diperjelas dengan pembatas-pembatasnya.

Dalam penciptaan lingkungan hidup manusia kita harus memperhatikan hubungan

bagian yang satu terhadap yang lain. Bahwa hubungan-hubungan tersebut haruslah bersifat

kontinyu dan berurutan yang tersusun dalam satu sequence. Masalah penglihatan disini

sangat menentukan adanya hubungan tersebut. Memang pada kenyataannya bahwa

pemandangan yang kita lihat tidak hanya berguna tetapi juga akan menimbulkan kenangan

dan pengalaman. Dan reaksi emosional pada diri kita akan mempengaruhi pikiran terhadap

pemandangan yang muncul di depan kita. Konsep sequence secara jelas dapat dikembangkan

pada serial visionyaitu urut-urutan pemandangan yang berbeda di setiap tahapan perjalanan

dan kontras-kontras yang muncul dengan tiba-tiba secara bergantian sehingga menghidupkan

suasana site (ruang) tersebut. Teori inilah yang dikembangkan pada kegiatan pengabdian

kepada masyarakat di Desa Talawaan melalui bantuan teknis rancangan lanskap air terjun

Tunan. Tahapan-tahapan pemandangan atau lansekap yang bisa dikembangkan pada Air

Terjun Tunan antara lain sebagai berikut :

Diselenggarakan oleh :

LEMBAGA PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPPM) UNMAS DENPASAR

JL. KAMBOJA NO. 11 A KOTA DENPASAR – PROVINSI BALI

29 – 30 AGUSTUS 2016

614 Unmas

Denpasar

Zona Penerima,pada gambar 6terdiri atas jembatan dan gerbang penerima. Kondisi

jembatan yang dibagi dua jalur dengan dimensi ukuran satu orang terasa sempit dan kurang

nyaman dilalui. Konsep Area main entrance (gerbang masuk utama) haruslah menciptakan

kesan terbuka dan menarik pengunjung untuk masuk ke lokasi wisata. Sehingga solusi

lansekap yang dapat dikembangkan dalam rancangan ruang luar pada segmen jembatan yaitu

dua jalur jembatan dirubah menjadi tanpa sekat dinding masif dan lebar jembatan dibuat

selebar 2.5 meter. Hal tersebut bertujuan menciptakan kesan luas dan menerima para

pengunjung. Elemen tanaman yang melengkapi segmen jembatan yaitu dengan meletakkan

tanaman merambat seperti markisa, air mata pengantin, flame of irian, yang dikombinasikan

dengan hard material dengan bahan besi. Unsur ruang luar yang tercipta ‘Insubstantial

Space’ yaitu ruang dibawah pergola.

Gambar 6. Area Penerima (Gerbang Masuk Lokasi)

Gambar 7. Area Pedestrian Zone Penerima

Diselenggarakan oleh :

LEMBAGA PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPPM) UNMAS DENPASAR

JL. KAMBOJA NO. 11 A KOTA DENPASAR – PROVINSI BALI

29 – 30 AGUSTUS 2016

615 Unmas

Denpasar

Gambar 8 dan 9 merupakan pemandangan yang berada pada lokasi pinggiran sungai.

Arsitektur lansekap tidak hanya dibatasi pada penglihatan pemandangan saja tetapi juga bisa

dinikmati oleh indra pendengaran manusia melalui stimulasi suara-suara alam seperti suara

gemerincik air sungai dan kicauan burung di pohon yang dapat mensugesti rasa tenang dan

rileks, itu juga merupakan penciptaan lansekap.

SIMPULAN

1. Pembinaan dan pelatihan arsitektur lansekap kepada masyarakat merupakan kebutuhan

yang harus dipenuhi dalam mengelola dan menjaga bentang alam baik yang alami

maupun buatan.

2. Unsur-unsur keindahan (estetika), kebersihan, dan kenyamanan perlu diedukasikan

kepada masyarakat guna menciptakan lansekap Air Terjun Tunan yang berkualitas,

berwawasan lingkungan, dan lestari.

3. Partisipasi masyarakat dan pemerintah dalam menjaga, mengelola, dan melestarikan

kawasan wisata Air Terjun Tunan Desa Talawaan harus terus bersinergi guna

menciptakan lansekap yang indah, bersih, dan menarik.

UCAPAN TERIMA KASIH

Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada :

1. Kementerian Ristek dan Teknologi Pendidikan Tinggi yang telah membiayai kegiatan

Ipteks bagi Masyarakat (IbM) mono tahun anggaran 2016.

2. Universitas Sam Ratulangi melalui Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada

Masyarakat, yang telah menfasilitasi penulis mendapatkan informasi-informasi kegiatan

pengabdian.

3. Pimpinan Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi, yang telah memotivasi penulis

untuk melakukan kegiatan pengabdian kepada masyarakat.

Gambar 9. Optimalisasi Area Genangan dengan Tanaman Air

Diselenggarakan oleh :

LEMBAGA PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPPM) UNMAS DENPASAR

JL. KAMBOJA NO. 11 A KOTA DENPASAR – PROVINSI BALI

29 – 30 AGUSTUS 2016

616 Unmas

Denpasar

4. Segenap pribadi; dosen, teman, dan sahabat yang turut membantu proses kegiatan

pengabdian kepada masyarakat ini.

DAFTAR PUSTAKA

Meray, C. 2015. Laporan Perancangan Waterfall Resort Talawaan. Fakultas Teknik Jurusan

Arsitektur Universitas Sam Ratulangi Manado.

Hakim R, dan Utomo, H.2008. Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap, Prinsip-Unsur

dan Aplikasi Disain. Bumi Aksara.

Gunadi, S. Diktat Kuliah Arsitektur Lansekap. Institut Teknologi 10 Nopember Surabaya.