dadiah
Post on 01-Feb-2016
14 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
dadiah
II. TINJAUAN PUSTAKA
A.Susu Kerbau dan Kualitasnya
Susu kerbau merupakan produk unggulan Sumatera Barat dan
Sumatera Utara yang diolah menjadi makanan khas yang disebut dadih di
Sumatera Barat atau dali di Sumatera Utara, yang merupakan suatu aset
potensial, sehingga produksi ini mendatangkan penghasilan yang cukup
tinggi bagi masyarakat dan peternak. Produksi susu kerbau di Indonesia rata-
rata 3-5 liter per ekor per hari atau sekitar 800-1 500 liter dalam satu masa
laktasi (Pasaribu, 2010).
Perbandingan komposisi kimia dari berbagai jenis hewan mamalia dapat
dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Komposisi Rata-rata Susu (%) dari Berbagai HewanMamaliaHewan Lemak Protein Laktosa Mineral Bahan Kering
SapiKerbauDombaKambingKudaManusia
4.0012.406.184.091.593.70
3.506.035.153.712.691.63
4.903.744.174.206.146.98
0.700.890.930.780.510.21
13.1013.9116.4312.6810.9612.57
Sumber: Aritonang (2009).
Susu kerbau mudah dikenali dari warnanya yang putih bersih.
Bahkan, lebih putih dari susu sapi. Susu kerbau mengandung sedikit kadar
air. Kandungan laktosa, lemak, protein, kolesterol, dan asam lemak jenuhnya
lebih banyak dibanding susu sapi. Bahkan, kandungan lemaknya dua kali
lebih banyak daripada susu sapi. Banyaknya kadar lemak ini karena kerbau
membuang kelebihan lemak dari tubuhnya ke dalam susunya. Warna putih
pada susu kerbau disebabkan oleh sedikitnya kandungan pigmen karoten
kuning yang biasanya tanda adanya kandungan vitamin
A (http://www.kulinologi.biz/index1.php ).
Fermentasi susu kerbau adalah suatu cara untuk menurunkan resiko
gangguan kesehatan bagi orang-orang mengalami “lactose intolerance”.
Orang-orang yang menderitalactose intolerance adalah orang-orang yang
tidak sanggup mencerna laktosa secara sempurna, usus halus dari orang-
orang tersebut tidak mampu menghasilkan enzim lactase yang cukup untuk
mencerna laktosa susu. Susu kerbau yang sudah diolah secara fermentasi
dapat menurunkan seperempat dari jumlah laktosa yang ada di dalam susu
(Winarno, 1983). Daerah-daerah di Indonesia yang mengolah susu kerbau
secara tradisional dengan cara penggumpalan dan hasilnya dikenal sebagai
makanan tradisional seperti “Dali” dari Sumatera Utara, “Dangke” dari
Sulawesi Selatan dan “Dadih” dari Sumatera Barat (Sirait, 1991).
B. Dadih dan Pembuatannya
Menurut Azima (1983) dadih adalah gumpalan susu yang tidak
berubah atau pecah kembali setelah menggumpal, berbau, berasa asam dan
dihasilkan dengan cara memeram susu kerbau dalam tabung bambu. Dalam
istilah kimia dan fermentasi, dadih diartikan sama dengan curd. Menurut
Murti (2002) dadih merupakan produk fermentasi tradisional seperti yoghurt,
yang dibuat dari susu kerbau dengan kandungan mineral Ca tinggi yang
menyebabkan terjadinya tegangan gumpalan tinggi.
Menurut Sayuti (1992) dilihat dari warnanya, dadih yang baik adalah
dadih yang terbuat dari susu kerbau dengan ciri-ciri warnanya putih dan
hampir seperti tahu, bisa dipotong dan dapat dimakan dengan menggunakan
sendok. Teksturnya tidak terlalu kasar, tidak berbau tengik dan mempunyai
rasa asam yang khas. Ditambahkan oleh Sugitha, Mulyani, Dharma dan
Syukur (2002), bahwa dadih berwarna putih seperti susu mempunyai tekstur
padat dan licin, dengan aroma yang khas asam.
Sughita (1995) menyatakan, bahwa dadih dapat dijadikan sebagai
obat untuk menghindari serangan kanker dan mengurangi kolestrerol darah.
Ditambahkan lagi oleh Sugitha dkk. (2002) manfaat lain dari dadih di
Sumatera Barat untuk menambah tenaga, menyembuhkan penyakit-penyakit
seperti sakit kepala, luka bakar, memar pada kulit dan sebagai makanan adat
(cultural food) seperti dimakan dengan nasi dan emping.
Menurut Dirjen Peternakan (1984) pembuatan dadih susu kerbau
secara tradisional sangat sederhana yaitu : susu kerbau dimasukkan ke
dalam tabung bambu, lalu ditutup dengan daun pisang dan diperam dalam
suhu ruang selama 2-3 hari sampai mengental dan membentuk dadih. Proses
pembuatan dadih ini sangat sederhana. Pertama-tama susu kerbau segar
yang baru diperah disaring untuk memisahkan kotoran atau benda asing
yang masuk selama pemerahan, kemudian dimasukkan ke dalam tabung
bambu yang telah dipotong (dengan panjang masing-masing ± 5 cm dari
ruas/buku bambu). Bambu yang digunakan harus masih segar atau belum
kering, karena dari hasil penelitian buluh pada bagian dalam bambu inilah
yang mengandung bakteri asam laktat (BAL) yang membuat susu kerbau
menggumpal menjadi dadih. Kedua, tabung bambu yang telah berisi air susu
kerbau ini ditutup dengan daun pisang atau plastik dan diikat dengan karet
gelang. Ketiga, tabung bambu yang telah berisi susu kerbau dibiarkan dalam
ruangan yang tidak kena sinar matahari langsung (difermentasi) selama ± 2
hari atau sampai menjadi kental atau menggumpal.
Menurut Ibrahim (2008), bahwa usaha peternakan kerbau perah di
Sumatera Barat merupakan usaha sambilan untuk menambah pendapatan
bagi peternak yang memeliharanya. Beternak kerbau perah merupakan
sumber ekonomi yang sangat berarti bagi petani peternak pedesaan
Indonesia. Pemerintah selalu berusaha meningkatkan produksi susu dalam
negeri. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) Sumatera Barat (2001) potensi
ternak kerbau di Sumatera Barat dapat dilihat dari populasi produksi daging
dan susu. Populasi kerbau untuk tahun 2004 menduduki tempat kedua
diantara ternak besar yang ada di Sumatera Barat. Produksi susu kerbau
tahun 2004 menduduki tempat pertama yakni mewakili 78.80 % dari produksi
susu Sumatera Barat.
C. Bakteri Asam Laktat
Menurut Sugitha dan Lucy (1998) bakteri asam laktat yang terdapat
dalam dadih dapat menghasilkan asam laktat yang dapat menghambat
pertumbuhan mikroba yang merugikan, selain nisinsebagai hasil
sampingannya merupakan natural antibiotik pencegah atau obat penyakit
kanker dan menetralisir bakteri pengganggu pada saluran pencernaan. Hal ini
menunjukkan dadih dapat digolongkan sebagai produk pangan probiotik
karena merupakan produk hasil fermentasi dan mengandung bakteri asam
laktat. Menurut Widodo (2003), bahwa bakteri asam laktat (BAL) adalah
istilah umum untuk menyebutkan bakteri yang memfermentasi laktosa dan
menghasilkan asam laktat sebagai produk utamanya. Bakteri ini sudah lama
dikonsumsi dan diketahui membawa efek menguntungkan bagi tubuh
manusia. BAL berperan penting dalam industri fermentasi susu seperti pada
proses fermentasi yoghurt, keju, mentega, yakult, susu asam dan sekarang
digiatkan sebagai bakteri probiotik.
Winarno (1982) menyatakan, bahwa makanan siap konsumsi dianggap
mempunyai mutu baik jika dapat memuaskan konsumen baik dalam rasa,
penampakan maupun keamanannya, yang biasanya dipengaruhi oleh
pertumbuhan dan aktivitas mikroba terutama bakteri, ragi dan kapang.
Menurut Buckle, Edwards, Fleet dan Wotton (1987), bahwa susu mengandung
bermacam-macam unsur dan sebagian besar terdiri dari zat makanan yang
juga diperlukan bagi pertumbuhan bakteri. Ditambahkan oleh Soeparno
(1996), bahwa standar susu bersertifikat mempunyai syarat bahwa jumlah
bakteri tidak lebih dari 10 000 koloni per ml, tetapi di Indonesia umumnya
jumlah bakteri yang dapat dibiakkan tiap ml setinggi-tingginya adalah 3 juta.
Menurut Fardiaz (1992) sifat terpenting dari BAL adalah
kemampuannya untuk memfermentasi gula menjadi asam laktat, karena
produksi asam oleh BAL berjalan secara cepat, maka pertumbuhan mikroba
lain yang tidak diinginkan dapat terhambat. Yang termasuk BAL adalah
famili Lactobacillaceae, yaituLactobacillus, dan famili Streptococcaceae,
terutama Leuconostoc, Streptococcus dan Pediococcus. Ditambahkan oleh
Widodo (2003) peranan penting dari bakteri asam laktat adalah
kemampuannya mencegah laktosa menjadi glukosa dan galaktosa
(mencegahLactose intolerance), memecah protein menjadi monopeptida dan
asam-asam amino tersedia bagi tubuh serta menghasilkan bakteriosin yang
mampu menghambat pertumbuhan bakteri patogen. Sebagai probiotik,
beberapa spesies BAL tumbuh dan berkembang dalam sistem pencernaan
manusia, mampu hidup pada kondisi pH rendah, menekan bakteri patogen,
membantu mengeluarkan kotoran, menyerap bahan penyebab kanker dan
tumor, serta memacu sistem kekebalan tubuh.
Dari hasil penelitian Sugitha, Allismawita, Martinelly, Heryandi dan
Yuherman (1997) diperoleh rata-rata koloni bakteri adalah (3.33 – 121)
105 koloni per ml bakteri dadih yang dibuat dalam tabung plastik dengan
penambahan starter Streptococcus lactis. Semakin tinggi level starter yang
diberikan maka total koloni bakteri akan semakin tinggi. Adapun penelitian
Ibrahim (2002b) diperoleh rataan jumlah bakteri dalam dadih yang dibuat di
dalam kemasan tabung bambu adalah 31 407 500/g lebih sedikit
dibandingkan dengan jumlah bakteri dadih yang dibuat dalam kemasan gelas
plastik dan kantong plastik, yakni 40 350 000/g dan 43 825 000/g. Hal ini
disebabkan karena adanya senyawa-senyawa di dalam dinding tabung
bambu yang dapat larut dalam susu dan senyawa tersebut bersifat
menghambat pertumbuhan beberapa spesies mikroorganisme.
Pada umumnya mikroorganisme dapat tumbuh pada kisaran pH 6-8
(Buckle et al., 1987). Bakteri asam laktat yang diisolasi dari
dadih menurut Hosono, Wardoyo dan Otani (1989); Surono dan Nuraini
(2001) dapat dilihat pada Tabel 2.Tabel 2. Bakteri asam laktat yang diisolasi dari dadih (Hosono et al., 1989; Surono dan
Nurani, 2001).
No.
Genus Spesies
1. Lactobacillus Lb. Brevis, Lb. casei subsp. casei, Lb. casei subsp. Rhamnosus
2. Streptococcus S. faecalis subsp. Liquefaciens3. Leuconostoc Leu. Mesentroides4. Lactococcus Lc. lactis subsp. lactis, Lc. lactis subsp. cremoris Lc. casei
subsp. Diacetylactis
Menurut Rostini (2007) Bakteri yang termasuk kelompok BAL
adalahAerococcus, Allococcus, Carnobacterium, Enterococcus, Lactobacillus,
Lactococcus, Leuconostoc, Pediococcus, Streptococcus,
Tetragenococcus, dan Vagococcus.
D. Bambu
Menurut Widnyana (2003) bambu tergolong
keluargaGraminae (rumput-rumputan) disebut juga Hiant Grass (rumput
raksasa), berumpun dan terdiri dari sejumlah batang (buluh) yang tumbuh
secara bertahap, mulai dari rebung, batang muda dan sudah dewasa pada
umur 4-5 tahun. Batang bambu berbentuk silindris, berbuku-buku, beruas-
ruas berongga, berdinding keras, pada setiap buku terdapat mata tunas atau
cabang. Akar bambu terdiri atas rimpang (rhizon) berbuku dan beruas, pada
buku akan ditumbuhi oleh serabut dan tunas yang dapat tumbuh menjadi
batang.
Menurut Suryono (2003), bahwa bambu yang digunakan masyarakat
sebagai wadah dadih adalah jenis bambu gombong (Gigantochloa verticilata)
dan bambu ampel (Bambusa vulgaris). Pemilihan bambu ini didasarkan
karena adanya rasa pahit pada bambu sehingga tidak disukai oleh semut dan
dengan demikian dadih tidak dikerubungi oleh semut. Bambu yang digunakan
adalah bambu yang berumur sedang, sedangkan penutup dadih, ada juga
yang menggunakan daun talas atau daun keladi. Secara umum dadih
mempunyai citarasa yang khas yaitu asam dan berwarna putih kekuning-
kuningan, kental dengan aroma khas (percampuran aroma susu dan bambu).
Menurut Widjaja (2001a), bahwa bambu ampel (Bambusa vulgaris) dicirikan
oleh buluh yang tegak, hijau atau kuning bergaris, hijau mengilap dengan
percabangan horizontal di permukaan tanah. Bambu ini tumbuh di daerah
tropis kering atau lembap, dan di daerah subtropis.
Menurut Ibrahim (2002b) bambu yang digunakan untuk membuat
dadih dan menyimpan dadih oleh masyarakat Sumatera Barat adalah bambu
Lengka Tali (Gigantochloa hasskarliana), bambu Gombong (Gingantochloa
verticillata) dan bambu Betung (Dendrocalamus asper). Nama setampat dari
ketiga jenis bambu tersebut adalah “buluh ampo”, “pariang” dan “batuang”.
Menurut Sastrapradja, Widjaya, Prawiroatmodjo dan Soenarko (1977) dalam
Ibrahim (2002b), bahwa ciri-ciri dari ketiga jenis bambu tersebut adalah
sebagai berikut :
1) Bambu Lengka Tali (Gigantochloa hasskarliana (Kurz) Backerex Heyne). Jenis
bambu ini membentuk rumpun yang rapat dengan tinggi yang mencapai 6
meter. Buluhnya berwarna hijua tua dengan garis tengah 3-5 cm. Panjang
ruasnya 30-40 cm, buku-bukunya diliputi dengan miang yang hitam. Kuping
pelepah buluh kecil berbentuk seperti ekor.
2) Bambu Gombong (Gingantochloa verticillata Wild. Munro). Bambu ini
mempunyai buluh yang berwana hijau kekuning-kuningan dengan garis-garis
kuning yang sejajar dengan buluhnya. Rumpunnya tidak terlalu rapat. Tinggi
buluhnya mencapai 20 meter, garis tengahnya mencapai 10 cm. Pelepah
buluh mempunyai daun berbentuk lanset. Kuping pelepah buluhnya kecil.
3) Bambu Betung (Dendrocalamus asper (Schult.f) backer ex Heyne). Bambu
betung mempunyai rumpun yang sedikit rapat. Tinggi buluhnya sampai 20
meter dan bergaris tengah 20 cm. Buku-bukunya sering mempunyai akar-
akar pendek yang menggerombol, panjang ruas 40-60 cm. Dinding buluh
cukup tebal yaitu 1-1,5 cm. Cabang-cabangnya bercabang lagi hanya
terdapat pada buku-buku bagian atas. Cabang primer lebih besar dari
cabang-cabang yang lain. Pelepah buluh mudah jatuh. Daun pelepah buluh
sempit dan melipat ke bawah.
Menurut Widjaja (2001b) kunci identifikasi jenis-jenis bambu di
Kepulauan Sunda Kecil menurut Widjaja (2001b) adalah :
1. Buluh hijau polos atau kuning bergaris hijau, daun pelepah buluh
menyetiga sama sisi dan tegak, dengan nama latinnya adalah Bambusa
vulgaris
2. Buluh muda tanpa beludru coklat, buluh bagian pangkal agak lebih
pendek daripada bagian tengahnya, tidak berlilin, diameter umumnya kurang
dari 10 cm, dengan nama latinnya adalah Gigantochloa atter.
E. Fermentasi
Dari sudut pandang aplikasi industri menurut Widodo (2003), fermentasi
dapat diartikan sebagai perubahan bahan dasar menjadi produk yang diinginkan
dengan menggunakan masa sel mikroba. Secara garis besar, fermentasi dapat
dikelompokkan menjadi tiga macam, yaitu (1) fermentasi alkohol oleh khamir, (2)
fermentasi asam oleh bakteri dan (3) fermentasi menggunakan kapang. Dasar
fermentasi susu adalah perubahan laktosa menjadi asam laktat yang menurunkan pH
sehingga mengakibatkan susu menjadi asam dan terbetuknya komponen flavour.
Asam laktat yang dihasilkan oleh fermentasi mampu menggumpalkan protein
sehingga memungkinkan untuk lebih mudah dipecah oleh enzim-enzim dalam saluran
pencernaan.
Pelczar dan Chan (1988) menjelaskan bahwa tujuan fermentasi adalah untuk
memperpanjang masa simpan, penganekaragaman produk, meningkatkan nilai gizi
dan daya cerna dan menghasilkan karakteristik rasa, aroma, dan tekstur yang
diinginkan serta menguntungkan bagi kesehatan. Menurut Rahman, Fardiaz, Rahayu,
Suliantri dan Nurmitri (1992) tujuan fermentasi adalah pengawetan, khususnya bagi
susu yang merupakan medium yang sangat baik untuk pertumbuhan berbagai
mikroorganisme, karena kadar ainya yang tinggi, pH-nya yang netral dan kandungan
nutrientnya yang tinggi. Susu mengandung sumber energi dalam bentuk laktosa,
lemak dan sitrat, sedangkan komponen nitrogen terdapat dalam bentuk asam amino,
amonia, urea dan komponen lainnya.
Sugitha (1995) menyatakan bahwa susu fermentasi
adalah dairy product yang dibuat dari susu segar, susu skim, butter milk atau
krim yang dihasilkan oleh bakteri atau jamur tertentu. Widodo (2003)
menyatakan bahwa berbagai produk susu fermentasi seperti yoghurt, yakult
dan keju sudah banyak dan umum dikomsumsi masyarakat. Susu fermentasi
seperti yoghurt dapat disimpan hingga 2 minggu, penyimpanan setelah 2
minggu akan memacu terjadinya perubahan tingkat keasaman dan flavour
(Taufiq, 2008).
F. Bubuk Coklat Fermentasi
G. Kadar Protein
Pato (2003) menyatakan bahwa protein yang terkandung
dalam dadih tergolong protein lengkap yang mengandung hampir semua
jenis asam amino essensial guna keperluan pertumbuhan. Selain itu dadih
mengandung kalsium dalam jumlah yang relatif tinggi dimana mineral ini
sangat berperan dalam pertumbuhan dan pembentukan tulang dan gigi dan
mencegah terjadinya pengeroposan tulang (osteoporosis) pada orang
dewasa/usia lanjut.
Daya cerna proteinnya cukup tinggi 86,4 % - 97,8 % yang
mengandung 16 asam amino (13 esensial dan 3 non esensial) menjadikan
Dadih sebagai makanan bergizi yang mudah diserap tubuh, dan vitamin A
adalah 1,70 - 7,22 IU/g, sedangkan kandungan laktosanya 5,29 % (Dinas
Peternakan Sumatera Barat, 2007).
H. Kadar Lemak
Soeparno (1996) menyatakan lemak susu merupakan komponen
penyusun yang penting dalam air susu karena : a) penentu kualitas dari
produk selanjutnya; b) lemak mempunyai nialai gizi yang tinggi, kaya akan
energi yaitu 9 kal/gram, sebagai pelarut zat makanan (vitamin A, D, E, dan K)
dan mengandung sejumlah asam lemak essensial (linoleat dan arachidonat);
c) lemak menentukan bau, rasa dan warna susu. Lemak merupakan
komponen susu yang penting seperti halnya protein. Lemak merupakan
senyawa kimia yang tersusun atas asam lemak dan gliserol. Menurut Widodo
(2003) lemak hewani mempunyai nilai gizi yang tinggi dibandingkan dengan
lemak nabati, hal ini karena merupakan penentu flavour dan cita rasa.
Edwarson (1994) menyatakan bahwa faktor yang mempengaruhi kadar
lemak dadih selain tergantung dari kadar lemak susu asalnya juga adalah
aktifitas bakteri yang dikaitkan dengan lamanya dadih disimpan, jenis bakteri
dan jumlah bakterinya. Sughita (1995) menyatakan bahwa kadar lemak dadih
adalah 9.05%.
I. Nilai Organoleptik
Menurut Soekarto (1985), nilai organoleptik adalah nilai yang dilakukan
untuk mengenal keadaan sekitar (lingkungan) dengan menggunakan indera dan
kemampuan sensorik. Penilaian ini meliputi bau, rasa, tekstur dan warna. Penilaian
organoleptik bertujuan untuk mengenal beberapa sifat-sifat organoleptik terhadap
beberapa produk yang berperan dalam analisis bahan dan melatih panca indera untuk
mengenal jenis-jenis ransangan.Menurut Rahayu (2001) penilai yang akan melakukan
uji organoleptik pada produk pangan disebut dengan panelis.
Rahayu (2001) menjelaskan syarat-syarat umum untuk menjadi panelis adalah
:
1. Orang yang dijadikan panelis harus ada perhatian terhadap pekerjaan penilaian
organoleptik.
2. Calon bersedia dan mempunyai waktu untuk melakukan penilaian
organoleptik.
3. Calon panelis mempunyai kepekaan yang diperlukan.
4. Mengenal cara-cara pengolahan komoditi tersebut dan peranan bahan-bahan
yang digunakan.
5. Mempunyai pengetahuan dan pengalaman tentang cara penilaian
organoleptik.
Pada penilaian organoleptik dikenal bermacam-macam panelis
(Rahayu, 2001) yaitu :
1. Panel perorangan (Individu Expert Panel)
Panel perorangan adalah orang yang sangat ahli dengan kepekaan spesifik
yang sangat tinggi yang diperoleh karena bakat atau latihan-latihan yang
sangat intensif. Panel perorangan sangat mengenal sifat peranan dan cara
pengolahan bahan yang akan dinilai dan menguasai metoda-metoda analisis
organoleptik dengan sangat baik.
2. Panel terbatas (Small Expert panel)
Panel ini biasanya terdiri dari 3-5 orang yang mempunyai kepekaan tinggi
dan berpengalaman luas dalam komoditi tertentu.
3. Panel terlatih (Trained Panel)
Panel terlatih terdiri dari 5-15 orang yang mempunyai kepekaan cukup tinggi
tapi tidak perlu sama dengan tingkat kepekaan dengan panel terbatas.
4. Panel agak terlatih (Semi Trained Panel)
Panel agak terlatih terdiri dari 15-25 orang yang sebelumnya dilatih untuk
mengetahui sifat sensorik tertentu. Panel agak terlatih dapat dipilih dari
kalangan terbatas dengan menguji kepekaannya terlebih dahulu.
5. Panel tidak terlatih (Untrained Panel)
Panel tidak terlatih terdiri dari 25 orang awam yang dapat dipilih berdasarkan
jenis kelamin, suku bangsa, tingkat sosial dan pendidikan. Anggota panel
tidak terlatih tidak tetap.
6. Panel konsumen (Konsumen Panel)
Panel konsumen terdiri dari 30-100 orang yang tergantung pada target
pemasaran suatu komoditi. Panel ini mempunyai sifat yang sangat umum dan
dapat ditentukan berdasarkan daerah dan kelompok tertentu.
7. Panel anak-anak
Panel yang khas adalah menggunakan anak-anak berusia 3-10 tahun.
Biasanya anak-anak digunakan sebagai panelis dalam penilaian produk-
produk pangan yang sangat disukai anak-anak seperti coklat, es krim,
permen dan sebagainya.
Menurut Rahayu (2001), kriteria untuk penilaian organoleptik terdiri
atas uji rasa dan uji tekstur suatu produk dengan menggunakan skala
hedonik dan skala numerik. Skala hedonik merupakan tingkat kesukaan atau
ketidaksukaan panelis misalnya amat sangat suka, suka, agak suka, tidak
suka, sangat tidak suka, dan amat sangat tidak suka. Dengan adanya skala
hedonik ini secara tidak langsung uji dapat digunakan untuk mengetahui
adanya perbedaan. Adapun skala numerik adalah angka-angka yang
menyatakan tingkat kesukaan panelis terhadap suatu produk dengan angka-
angka yang semakin naik untuk setiap tingkat penilaian.
top related