cysticercosis cerebri

Post on 27-Dec-2015

62 Views

Category:

Documents

2 Downloads

Preview:

Click to see full reader

DESCRIPTION

Cysticercosis Cerebri

TRANSCRIPT

Cysticercosis Cerebri

Pembimbing : Dr. Hadi Soeprapto G, SpS, MKes

Amelia Putri Santosa (11-2012-113)Abraham Gita Ramanda (11-2012-118)

Definisi•Taeniasis : penyakit zoonosis parasitik yang

disebabkan cacing dewasa Taenia (Taenia saginata, Taenia solium dan Taenia asiatica) yang dapat menular dari hewan ke manusia, maupun sebaliknya.

• Infeksi jaringan berbentuk larva Taenia akibat tertelannya telur cacing Taenia solium disebut sistiserkosis dengan gejala benjolan (nodul) di bawah kulit (subcutaneous cysticercosis).

•Bila infeksi larva Taenia solium menyerang di susunan saraf pusat disebut neurosistiserkosis, dan bila infeksi tersebut terdapat di otak disebut sistiserkosis serebri.

Epidemiologi•Distribusi geografis sangat luas•WHO (2009) : lebih dari 50 juta orang

menderita sistiserkosis, ± 50.000 orang meninggal pertahun akibat komplikasi sistiserkosis pada jantung dan otak

•Prevalensi tersering terjadi di Amerika Latin, Amerika Tengah dan Selatan, Asia Tenggara dan Afrika Sub Sahara

•Indonesia → beberapa daerah yang mengkonsumsi daging babi (Bali dan Papua)

Etiologi•Sistiserkus : fase istirahat larva /fase

metacestoda dari cacing pita Taenia.•Biasa ditemukan di ternak babi

(Cysticercus cellulosae) dan ternak sapi (C.bovis), tetapi yang dapat menyebabkan sistiserkosis pada manusia adalah sistiserkus dari babi.

Etiologi

Kista Cysticercus cellulosae:- kantung tipis- skoleks di satu sisi- terinvaginasi dengan sedikit cairan jernih di tengahnya- diameter kista hidup 10-20mm- Sering dijumpai di otot lidah, punggung

dan pundak babi

Patofisiologi

Patofisiologi

Sistiserkus memproteksi diri dari dekstruksi dengan :

•Menghasilkan paramiosin → mengikat C1q → menghambat jalur aktivasi komplemen

•Mensekresi inhibitor protease serin → taeniastatin → kemotaksis leukosit dan menghambat produksi sitokin

•Dinding mengandung polisakarida sulfa → mengaktivasi komplemen menjauhi parasit → deposisi komplemen → membatasi jumlah sel radang yang menuju parasit

Patofisiologi

Semua ini dapat menghambat proliferasi limfosit dan fungsi makrofag → menekan respon imun seluler → gejala akan muncul

PatofisiologiKejang Jaringan normal di otak terganggu krn

suatu keadaan patologik (lesi di otak) → fokus kejang / epileptik yg menimbulkan :

• Instabilitas membran sel saraf → mudah diaktifkan

•Hipersensitif neuron2 → ambang melepaskan muatan ↓ → mudah terpicu → melepaskan muatan berlebihan

•Kelainan polarisasi → krn kelebihan asetikolin / defisiensi GABA

Patofisiologi•Ketidakseimbangan asam-basa / elektrolit

→ homeostatis kimiawi neuron terganggu → kelainan depolarisasi

Manifestasi Klinis

•Sebagian besar asimptomatik•Sakit kepala kronik•Kejang•Peningkatan TIK•Mual, muntah•Vertigo, ataksia•Gangguan perilaku•Dementia progresif

Diagnosis

Diagnosa dapat ditegakan apabila ditemukan 2 kriteria mayor, atau 1 kriteria mayor & 2 kriteria minor, ditambah riwayat pajanan.

Kriteria mayor :a. Penemuan sistiserkus melalui

pemeriksaan pencitraan berukuram 0,5 – 2 cm

b. Ditemukan antibodi spesifik antisistisertikal (EITB)

Diagnosis

Kriteria minor :a. Kejangb. Peningkatan TIKc. Kalsifikasi intraserebral pungtatad. Nodul subkutan / hilangnya lesi setelah

pengobatan dengan antiparasit

Pemeriksaan CT-scan / MRI : nodul padat, kista, kista yang telah terklasifikasi, lesi cincin, hidrosefalus

Diagnosis

Tes imunoserologi : EITB, ELISA, fiksasi komplemen, hemglutinasi

Penatalaksanaan

•Antelmintik: albendazol•Kortikosteroid: predinsone, dexametasone•Antikonvulsan: fenobarbital,

karbamazepin

Prognosis

•Dubia•Deteksi dini dan pemberian obat yang

tepat

Komplikasi

•Keitdakmampuan belajar, disfungsi kognitif (infeksi masa kanak-kanak)

•Hidrosefalus•Vaskulitis•Stroke

Pencegahan•Mengobati penderita (mengurangi

sumber infeksi, mencegah autoinfeksi)•Peningkatan kinerja pengawasan daging

yang dijual•Memasak daging sampai suhu >50°C

selama 30 menit•Menjaga kebersihan lingkungan (tidak buang air di

sembarang tempat)•Daerah endemik → sebaiknya tidak memakan

sayur mentah / buah yang tidak dapat dikupas

Pencegahan•Hanya meminum air yg dikemas dalam

botol, air yg disaring, atau air yg telah dididihkan selama 1 menit

•Pada babi, dapat diberikan oxfendazol oral (30 mg/kgBB) atau vaksinasi TSOL 18

•Meningkatkan pendidikan komunitas dalam kesehatan

TERIMA KASIH

top related