ceppie k- bappenas bahan paparan pk utusan khusus presiden pk workshop 18 nov 2013-rev medit
Post on 01-Jan-2016
69 Views
Preview:
TRANSCRIPT
PEMBELAJARAN : IMPLEMENTASI PENANGGULANGAN KEMISKINAN DI INDONESIA
DEPUTI BIDANG KEMISKINAN, KETENAGAKERJAAN DAN UKM, BAPPENAS
KERANGKA PAPARAN
1. Kondisi kemiskinan dan pengangguran.
2. Capaian prioritas penanggulangan kemiskinan (midterm review RPJMN 2010-2014).
3. Sasaran dan arah kebijakan Prioritas Nasional 4.
4. Rencana jangka panjang master plan percepatan penurunan kemiskinan indonesia (MP3KI)
2
TINGKAT KEMISKINAN 2004-2013
Sejak tahun 2010, penurunan kemiskinan melambat, secara absolut menurun sekitar 1 juta penduduk miskin per tahun. Tingkat kemiskinan pada bulan Maret 2013 sebesar 11,37% atau 28,07 juta jiwa. Berkurang 0,59 juta jiwa dibandingkan tahun 2012 (target RKP 2014 sebesar 9,5%-10,5%)
4
16.66 15.97
17.75
16.58 15.42
14.15
13.33 12.49 11.96 11.37
-
2.00
4.00
6.00
8.00
10.00
12.00
14.00
16.00
18.00
20.00
-
5.00
10.00
15.00
20.00
25.00
30.00
35.00
40.00
45.00
2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013
Jumlah Penduduk Miskin (Juta Jiwa) Tingkat Kemiskinan (%)
17.60
10.06 8.14 7.72 8.07
14.24
18.34
14.86
5.21 6.46
3.55
9.52
14.56 15.43 12.55
5.74 3.95
17.97 20.03
8.24 5.93 4.77
6.06 7.88
14.67
9.54
12.83
17.51
12.30
19.49
7.50
26.67
31.13
-
5.00
10.00
15.00
20.00
25.00
30.00
35.00
-
1,000.00
2,000.00
3,000.00
4,000.00
5,000.00
6,000.00
Ac
eh
Su
ma
tera
Uta
ra
Su
ma
tera
Ba
rat
Ria
u
Jam
bi
Su
ma
tera
Se
lata
n
Be
ng
ku
lu
La
mp
un
g
Ke
pu
lau
an
Ba
ng
ka
Be
litu
ng
Ke
pu
lau
an
Ria
u
DK
I Ja
ka
rta
Jaw
a B
ara
t
Jaw
a T
en
ga
h
DI
Yo
gy
ak
art
a
Jaw
a T
imu
r
Ba
nte
n
Ba
li
Nu
sa T
en
gg
ara
Ba
rat
Nu
sa T
en
gg
ara
Tim
ur
Ka
lim
an
tan
Ba
rat
Ka
lim
an
tan
Te
ng
ah
Ka
lim
an
tan
Se
lata
n
Ka
lim
an
tan
Tim
ur
Su
law
esi
Uta
ra
Su
law
esi
Te
ng
ah
Su
law
esi
Se
lata
n
Su
law
esi
Te
ng
ga
ra
Go
ron
talo
Su
law
esi
Ba
rat
Ma
luk
u
Ma
luk
u U
tara
Pa
pu
a B
ara
t
Pa
pu
a
Jumlah Penduduk Miskin 2013 (Ribu Jiwa) Persentase Penduduk Miskin 2013 (%)
Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin Per Provinsi 2013
Jumlah Penduduk Miskin Per Provinsi 2013 (Kota + Desa)
6
-
500.00
1,000.00
1,500.00
2,000.00
2,500.00
3,000.00
3,500.00
Ac
eh
Su
ma
tera
Uta
ra
Su
ma
tera
Ba
rat
Ria
u
Jam
bi
Su
ma
tera
Se
lata
n
Be
ng
ku
lu
La
mp
un
g
Ke
pu
lau
an
Ria
u
DK
I Ja
ka
rta
Jaw
a B
ara
t
Jaw
a T
en
ga
h
DI
Yo
gy
ak
art
a
Jaw
a T
imu
r
Ba
nte
n
Ba
li
Nu
sa T
en
gg
ara
Ba
rat
Nu
sa T
en
gg
ara
Tim
ur
Ka
lim
an
tan
Ba
rat
Ka
lim
an
tan
Te
ng
ah
Ka
lim
an
tan
Se
lata
n
Ka
lim
an
tan
Tim
ur
Su
law
esi
Uta
ra
Su
law
esi
Te
ng
ah
Su
law
esi
Se
lata
n
Su
law
esi
Te
ng
ga
ra
Go
ron
talo
Su
law
esi
Ba
rat
Ma
luk
u
Ma
luk
u U
tara
Pa
pu
a B
ara
t
Pa
pu
a
Jumlah Penduduk Miskin Kota (Ribu Jiwa) Jumlah Penduduk Miskin Desa (Ribu Jiwa)
Penduduk Miskin Per Provinsi masih didominasi di daerah Perdesaan dibandingkan di Perkotaan
Persentase Penduduk Miskin Per Provinsi 2013 (Kota + Desa)
7
-5.00
10.00 15.00 20.00 25.00 30.00 35.00 40.00 45.00
Ac
eh
Su
ma
tera
Uta
ra
Su
ma
tera
Ba
rat
Ria
u
Jam
bi
Su
ma
tera
Se
lata
n
Be
ng
ku
lu
La
mp
un
g
Ke
pu
lau
an
Ria
u
DK
I Ja
ka
rta
Jaw
a B
ara
t
Jaw
a T
en
ga
h
DI
Yo
gy
ak
art
a
Jaw
a T
imu
r
Ba
nte
n
Ba
li
Nu
sa T
en
gg
ara
Ba
rat
Nu
sa T
en
gg
ara
Tim
ur
Ka
lim
an
tan
Ba
rat
Ka
lim
an
tan
Te
ng
ah
Ka
lim
an
tan
Se
lata
n
Ka
lim
an
tan
Tim
ur
Su
law
esi
Uta
ra
Su
law
esi
Te
ng
ah
Su
law
esi
Se
lata
n
Su
law
esi
Te
ng
ga
ra
Go
ron
talo
Su
law
esi
Ba
rat
Ma
luk
u
Ma
luk
u U
tara
Pa
pu
a B
ara
t
Pa
pu
a
Persentase Penduduk Miskin Desa (%) Persentase Penduduk Miskin Kota (%)
Penduduk Miskin Per Provinsi masih didominasi di daerah Perdesaan dibandingkan di Perkotaan
Kondisi Kemiskinan Saat Ini Jumlah Near Poor atau Kelompok Rentan Semakin Besar
Tahun 2010 (%)
Miskin Hampir Miskin
Hampir Tidak Miskin
Tidak Miskin Total
T
a
h
u
n
2
0
0
9
(
%)
Miskin 44.30 20.21 15.14 20.34 100.00
Hampir Miskin
21.52 22.66 21.76 34.06 100.00
Hampir Tidak Miskin
11.54 15.16 23.90 49.41 100.00
Tidak Miskin 2.94 4.71 9.74 82.61 100.00
Catatan:
Miskin : Di bawah GK
Hampir Miskin : Antara 1 - 1,2 GK
Hampir Tidak Miskin : Antara 1,2 - 1,5 GK
Tidak Miskin : Di Atas 1,5 GK
Antara tahun 2009 dan 2010:
• Sekitar 55,7% penduduk miskin tahun 2009 keluar dari kemiskinan pada tahun 2010.
• Sebaliknya terdapat kelompok yang tidak tergolong miskin tahun 2009, yaitu 21,52% RTHM, 11,54%RTHTM, dan 2,94%RTTM jatuh kedalam kemiskinan pada tahun 2010.
Sumber : BPS
8 Keluar dari kemiskinan Menjadi Miskin Tingkat Kesejahteraan Yang Sama
Rumah Tangga Sasaran (RTS)
Kategori Rumah Tangga (RT)
PSE 05 PPLS 08 PPLS 2011
Rumah Tangga
(%) Rumah Tangga
(%) Anggota Rumah Tangga (ART)
Rumah Tangga
(%) Anggota Rumah Tangga (ART)
Sangat Miskin
3.894.314 20.4 2.989.865 17.1 15.944.536 3.013.796 16.3 16.003.996
Miskin 8.236.990 43.1 6.828.824 39.1 25.190.010 3.198.982 17.3 14.300.683
Hampir Miskin
6.969.601 36.5 7.665.288 43.8 19.261.505 6.164.987 33.2 24.004.988
Rentan Miskin
- - - - - 6.164.754 33.2 21.177.500
TOTAL 19.100.905 100 17.483.983 100 60.396.051 18.542.521 100 75.478.167
Jumlah dan Tingkat Pengangguran 2005-2013
10.85 11.10 10.55
9.43 9.26 8.59
8.12 7.61
7.17
10.26 10.45 9.75
8.46 8.14
7.41 6.80
6.32 5.92
-
2.00
4.00
6.00
8.00
10.00
12.00
2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013
Penganggur (Juta Orang) TPT (%)
Tingkat Pengangguran Terus Menurun
11
Tingkat pengangguran menurun dari 10,3% tahun 2005, menjadi 5,92% pada tahun 2013
Pasar tenaga kerja mengalami kemajuan yang berarti dari tahun ke tahun yang ditandai dengan perkembangan tiga indikator penting:
a. Meningkatnya rasio kesempatan kerja terhadap angkatan kerja, baik pekerja usia muda dan pekerja di perkotaan dan perdesaan secara merata
b. Meningkatnya struktur pekerja di sektor formal dan menurunnya tenaga kerja di sektor informal.
c. Perkembangan upah dan produktivitas yang membaik.
PERMASALAHAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN
• Perencanaan dan/atau pelaksanaan program/ kegiatan penanggulangan kemiskinan belum optimal:
– menyangkut ketidaktepatan sasaran, ketidakpaduan lokasi dan waktu, dan koordinasi antar program/ kegiatan maupun program/ kegiatan pemerintah pusat dan daerah yang belum selaras;
– program-program pro-rakyat Klaster-4 belum terlaksana secara sistematis dan terstruktur
– penyediaan pelayanan dasar di daerah tertinggal, terisolir/ terpencil, daerah perbatasan masih belum efektif;
– peran dan kapasitas TKPKD di beberapa daerah belum optimal; – Pemekaran wilayah yang terus menerus menyulitkan dalam perencanaan dan
penganggaran
• Social exclusion (marjinalisasi), seperti kepada penduduk: disable, lansia, berpenyakit kronis, non-ktp, dan kelompok rentan lainnya
• Kebijakan makro yang kurang optimal dalam mendukung upaya penanggulangan kemiskinan (stabilitas harga bahan pokok, dll.)
• Sebagian masyarakat masih memiliki kesadaran yang relatif masih rendah untuk meningkatkan kesejahteraan mereka, termasuk yang terkait dengan pendidikan dan kesehatan ibu dan anak.
TANTANGAN SAAT INI
1. Masih diperlukan pertumbuhan yang cukup tinggi dan konsisten untuk
mempercepat kemiskinan secara signifikan.
Pertumbuhan saat ini tidak diimbangi oleh peningkatan kapasitas produksi
dalam negeri yang menyerap tenaga kerja penduduk miskin (seperti
pertanian).
2. Globalisasi meningkatkan kerentanan ekonomi dan masyarakat miskin.
3. Perubahan iklim
Penduduk miskin (terutama petani dan nelayan) paling menderita akibat
dampak musim yg tidak teratur, menurunnya ketersediaan air, bencana, dan
munculnya berbagai penyakit akibat pemanasan global
13
TANTANGAN KE DEPAN
1. Mewujudkan Jaminan Perlindungan Sosial yang komprehensif
2. Mempertahankan pertumbuhan dan stabilitas ekonomi
3. Desentralisasi dan sinkronisasi program penanggulangan kemiskinan
yang dilaksanakan oleh berbagai pihak: Public, People, Private
Partnerships
4. Semakin banyak penduduk miskin usia produktif sehingga perlu
meningkatkan keahlian mereka dan menciptakan lapangan pekerjaan
yang tepat
5. Globalisasi yang meningkatkan kerentanan masyarakat miskin:
– Keterbukaan pasar –kerentanan pasar domestik dan fluktuasi harga mempengaruhi daya
beli kesejahteraan masyarakat miskin.
– Perubahan iklim global membuat masyarakat miskin menjadi lebih rentan
14
CAPAIAN PRIORITAS PENANGGULANGAN KEMISKINAN
Indikator Satuan Status Awal (2009)
Target 2014
2010 2011 2012 2013 Perkiraan Capaian 2014 (Notifikasi)
Jumlah RTSM yang mendapatkan Bantuan Tunai Bersyarat PKH (ribu)
RTSM 726.,38 1.170 772,83 1.052 1.516 2.400
Jumlah RTS Penerima Raskin dengan 15 kg per RTS selama 12 bulan (ribu)
RTS 18.497,3 17.488 18.497,3 18.497,3 17.488 15.530.8
PNPM Inti (Kec) Kec 4.334 5.100 4.791 4.978 5.020 5.146
Dukungan Penjaminan Kredit Usaha Rakyat (KUR)
% n.A 100 100 100 100 100
Persentase penduduk (termasuk seluruh penduduk miskin) yang memiliki jaminan kesehatan
% 48 100 59,07 63,1 64,58 64,60
16 Sudah tercapai Perlu kerja keras Sangat sulit tercapai
Program Penanggulangan Kemiskinan dalam RPJMN 2010 – 2014
Overview tentang program-program penanggulangan kemiskinan: Klaster 1, Klaster 2, Klaster 3, dan Klaster 4.
Program Penanggulangan Kemiskinan 4 Klaster
Klaster 1 Klaster 2 Klaster 3 Klaster 4
Bantuan Sosial Terpadu Pemberdayaan masyarakat
Pemberdayaan Usaha Mikro dan Kecil
Program Murah untuk Rakyat
• Jamkesmas • Askesos • Raskin • PKH • BLT* • Beasiswa Siswa Miskin • Tunjangan Lansia • Tunjangan Difabel • Tunjangan Anak
Terlantar
• PNPM Mandiri • Kredit Usaha Rakyat • Rumah Sangat Murah • Kendaraan Angkutan
Umum Murah • Air Bersih untuk Rakyat • Listrik Murah & Hemat • Peningkatan Kehidupan
Nelayan • Peningkatan Kehidupan
Masyarakat Miskin Perkotaan
* Bukan program reguler. Program ini hanya bersifat temporer saat diperlukan. 17
RINGKASAN EVALUASI PROGRAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN (RPJMN 2010-2014)
PROGRAM HASIL EVALUASI CATATAN
Klaster 1 Bantuan sosial
Sebagian besar program memberikan dampak positif terhadap pengurangan tingkat kemiskinan, meningkatkan kesejahteraan, dan sebagai buffer untuk mencegah rumah tangga jatuh ke level miskin.
• Perbaikan data targeting sasaran seluruh program. Partisipasi level desa/kelurahan dan komunitas masyarakat bisa dilibatkan untuk perbaikan data.
• Perbaikan mekanisme penyaluran bantuan dan memperketat pengawasan.
• Mempersiapkan mekanisme banking literacy kepada sasaran agar mempermudah penyaluran bantuan.
PKH: Coverage program pada daerah terpilih. (+) Berpengaruh pada tingkat kesejahteraan, meningkatkan
kunjungan ke fasilitas kesehatan, menurunkan jumlah pekerja anak, biaya operasional turun.
(-) Relatif kurang signifikan terhadap pendidikan, koordinasi
antara stakeholder belum maksimal, masih terdapat kesalahan targeting
• Perlu dipertimbangkan untuk reka ulang penyaluran bantuan PKH dengan jadwal akademik sekolah, terutama pada awal semester.
• Perbaikan fasilitas kesehatan untuk meningkatkan efektivitas PKH.
• Penyesuaian jumlah bantuan sesuai dengan kebutuhan.
BSM: Coverage program nasional. (+) Bantuan mampu men-cover sekitar sepertiga biaya
sekolah, terutama biaya transportasi sebagai salah satu komponen terbesar.
(-) BSM kurang mampu membantu maksimal siswa saat transisi ke jenjang pendidikan lebih tinggi.
• Penyaluran bantuan BSM disesuaikan dengan jadwal akademik sekolah, terutama pada masa transisi sekolah dan awal semester.
Jamkesmas: Coverage program nasional, penggunaan Jamkesmas tergantung ketersediaan fasilitas kesehatan. (+) Penggunaan Jamkesmas mampu meningkatkan
kunjungan ke fasilitas kesehatan, coverage program nasional.
(-) Masih terdapat kesalahan targeting.
• Jamkesmas harus diberikan perhatian khusus karena asuransi kesehatan adalah kebutuhan dasar masyarakat.
• Perlu mekanisme evaluasi targeting agar Jamkesmas diterima sesuai dengan sasaran.
18
RINGKASAN EVALUASI PROGRAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN (RPJMN 2010-2014)
PROGRAM HASIL EVALUASI CATATAN
Klaster 1 Bantuan sosial
Raskin: Coverage program nasional. (-) Jumlah bantuan yang dijanjikan tidak sesuai dengan yang
dijanjikan, tidak semua alokasi tepat sasaran, harga jual tidak sesuai dengan yang dijanjikan.
• Raskin sebaiknya hanya untuk yang miskin dan bersifat temporer.
• Kedepan, Raskin dapat digunakan untuk bantuan darurat, seperti ketika terjadi bencana alam atau kelangkaan bahan pangan. Pada situasi ini, seluruh penduduk yang menjadi korban (tidak hanya penduduk miskin) berhak menerima bantuan darurat.
JSLU, JSPACA, dan PKSA: Coverage program masih terbatas. (+) Bantuan digunakan secara langsung oleh penerima untuk
kebutuhan nutrisi, alat kesehatan, dan lain-lain.
• JSLU perlu diperluas pada sasaran lebih banyak orang tua lansia diberbagai daerah dengan cakupan bantuan ditingkatkan.
• JSPACA perlu diperluas pada difable diberbagai daerah dengan cakupan bantuan ditingkatkan, terutama pada alat-alat kesehatan penunjang dan biaya kesehatan.
• PKSA perlu diperluas pada anak jalanan dengan cakupan bantuan ke arah pemberdayaan, pendidikan, dan pelatihan sebagai exit strategy.
BLT: Coverage program nasional, bersifat temporer (+) Meningkatkan kesejahteraan penerima bantuan. (-) Banyak memancing perdebatan publik, misalnya tentang
kesalahan targeting dan mekanisme penyaluran.
• BLT dapat diberikan temporer, misalnya ketika terjadi krisis ekonomi dan inflasi tinggi.
• Perlu dilakukan sosialisasi dan edukasi publik secara gencar tentang manfaat dan dampak positif BLT.
• Perlu dipertimbangkan untuk membuka rekening bank kepada tiap penerima bantuan agar meminimalisir kericuhan saat penyaluran bantuan.
• Mekanisme update data penerima bantuan secara rutin melibatkan komunitas.
19
RINGKASAN EVALUASI PROGRAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN (RPJMN 2010-2014)
PROGRAM HASIL EVALUASI CATATAN
Klaster 2 PNPM Mandiri
(+) Kemiskinan berkurang, penangguran berkurang, pendapatan meningkat, fasilitas fisik meningkat (pendidikan, kesehatan, dan infrastruktur), dan perilaku positif masyarakat meningkat (dalam pendidikan dan kesehatan),
(+) Pada daerah dengan tingkat kesejahteraan rendah, PNPM berdampak lebih besar daripada di daerah dengan tingkat kesejahteraan lebih tinggi.
• Program ini dapat dilanjutkan dengan cakupan lebih luas sesuai dengan transformasinya ke arah Penghidupan Berkelanjutan
• Fasilitator berperan penting terhadap keberhasilan PNPM. Pemberdayaan fasilitator dan jaminan kesejahteraan fasilitator perlu mendapat perhatian.
• Perlu peningkatan dalam transparansi dan tata kelola.
Klaster 3 KUR
(+) Efek pada debitur: aset, modal, dan pendapatan meningkat. Debitur mampu merencanakan usaha lebih baik, pengangguran menurun, utilitas tenaga kerja meningkat.
(+) KUR dianggap mampu meredam dampak krisis karena menolong kelompok unbankable, meningkatkan akses UMKM terhadap kredit bank, dan mendorong bank menyalurkan kredit.
(+) Ibu rumah tangga punya peran strategis dalam financial planning, yang akhirnya berperan penting terhadap keberhasilan KUR.
(-) Sebagian masyarakat menganggap KUR tidak berbeda dengan kredit komersial biasa karena bunga cukup tinggi dan pengajuan cukup sulit.
(-) Pemahaman aparat/pemda masih kurang. (-) Sosialisasi kepada masyarakat masih kurang optimal
• Program KUR dapat dilanjutkan dengan meningkatkan coverage dan pendampingan debitur secara efektif.
• Sosialisasi KUR perlu mendapatkan perhatian agar masyarakat menjadi lebih paham.
• Perlu beberapa perbaikan, seperti kejelasan mekanisme penyaluran, pengawasan, sosialisasi, dan skema sistem penjaminan.
• Penyaluran KUR perlu mengevaluasi aspek kelayakan dan keterjangkauan pada sektor-sektor produktif.
20
STRATEGI PENYEMPURNAAN PELAKSANAAN PROGRAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN
• Basis data terpadu menjadi krusial, terutama targeting program pada klaster 1. Mekanisme update data bisa dilakukan dengan dukungan masyarakat, komunitas, atau Pemda.
• Mekanisme penyaluran bantuan sangat krusial untuk memastikan tujuan utama program dirasakan penerima manfaat.
• Sosialisasi program harus disiapkan dengan strategi yang optimal agar publik mendukung pelaksanaan program.
• Monitoring program harus dilakukan dengan cermat untuk memastikan program berjalan sesuai tujuan, yaitu dengan monitoring terpadu antara pemerintah pusat, Pemda, dan komunitas.
• Konsolidasi program menjadi sangat penting untuk memastikan kesiapan transformasi program sebagai milestone MP3KI. Contoh: memastikan transformasi BPJS berjalan sesuai road map.
• Program-program pada klaster 1 harus dioptimalkan sebagai buffer pertama yang mencegah angka kemiskinan naik. Selanjutnya program pada klaster 2, pemberdayaan masyarakat harus terus dikembangkan dengan mengarusutamakan kepada penghidupan berkelanjutan. Klaster 3 sangat dibutuhkan untuk keberlanjutan program-program.
• Pemberdayaan masyarakat/komunitas dan peran fasilitator penting untuk kesinambungan program.
TEMA DAN SASARAN RKP 2014
“MEMANTAPKAN PEREKONOMIAN NASIONAL BAGI PENINGKATAN KESEJAHTERAAN RAKYAT YANG BERKEADILAN”
23
Tema RKP 2014 merupakan kelanjutan dari Tema RKP sebelumnya, dan sejalan dengan sasaran dan isu kekinian
2014
STATUS TARGET RPJM
TARGET RKP
Pertumbuhan Ekonomi 7,0%-7,7% 6,5 – 6,9
Inflasi 3,5 – 5,5 5,0
Pengangguran 5%-6% 5,0 – 6,0
Kemiskinan 8%-10% 9,0 – 10,5
2
1
1
2
SASARAN 2014
1 = Sudah tercapai atau On Track/on Trend
2 = Perlu Kerja Keras
SASARAN PN 4 DALAM RKP 2014
2014
STATUS TARGET RPJM
TARGET RKP
Pertumbuhan Ekonomi 7,0%-7,7% 6,5 – 6,9
Inflasi 3,5 – 5,5 5,0
Pengangguran 5%-6% 5,0 – 6,0
Kemiskinan 8%-10% 9,0 – 10,5
2
1
1
2
MASIH PERLU KERJA KERAS
24
ARAH KEBIJAKAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN (1)
Mempercepat sasaran pengurangan kemiskinan
melalui:
1. Memperluas dan menyempurnakan
pelaksanaan sistem jaminan sosial
2. Mengoptimalkan sistem pembangunan
partisipatif
3. Memperkuat kegiatan usaha masyarakat miskin,
termasuk membangun keterkaitan dengan MP3EI.
25
ARAH KEBIJAKAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN (2)
26
Mempercepat sasaran pengurangan kemiskinan
melalui
5. Meningkatkan keberdayaan dan kemandirian masyarakat untuk
berpartisipasi aktif dalam memperkuat pembangunan yang
inklusif dan berkeadilan;
4. Penyediaan sarana dan prasarana yang mendukung kebutuhan dasar dan pemberian akses modal yang
mendukung peningkatan produktivitas usaha dan pendapatan masyarakat, khususnya masyarakat
berpendapatan rendah;
6. Perbaikan pelaksanaan program penanggulangan kemiskinan melalui
sinergisitas pelaksanaan program-program tersebut terutama di
kantong-kantong kemiskinan yang telah ditentukan sebagai Quick Wins
2014 MP3KI
26
OUTLOOK TARGET KEMISKINAN DAN TINGKAT EKONOMI
17.000
2012 2014 2020 2025
Tingkat Kemiskinan (%)
Elastisitas
PDB/Kapita ($PPP)
Garis Kemiskinan
(ribu rupiah) 11,66
9-10
6-7 4-5
0,243
0,083 0,045 0,023 248,707
4.956
276,007
602,196
853,111
5.500
12.000
t a h u n
KERANGKA DESAIN MP3KI
SEJAHTERA, BEBAS DARI KEMISKINAN ABSOLUT DAN MEMILIKI KAPABILITAS PENGHIDUPAN YANG TINGGI DAN BERKELANJUTAN
• MENGEMBANGKAN SISTEM PERLINDUNGAN SOSIAL NASIONAL
• MENINGKATKAN PELAYANAN DASAR BAGI MASYARAKAT MISKIN DAN RENTAN
• MENGEMBANGKAN PENGHIDUPAN BERKELANJUTAN
Penyiapan kelembagaan
BPJS dan supply side
pendukung
Perluasan program
bersasaran (targeted)
Pengembangan koridor
pulau dan kawasan
khusus di pusat
pertumbuhan dan non
pusat pertumbuhan
• PRASYARAT INSITUSI PENDUKUNG DAN IMPLEMENTASI MP3KI • PRASYARAT KONDISI EKONOMI: PERTUMBUHAN DAN STABILITAS EKONOMI
MANDIRI, MAJU, ADIL, DAN MAKMUR
VISI
STRATEGI UTAMA
STRATEGI PELAKSANAA
N
MISI
MP3KI : GERAKAN NASIONAL PENGURANGAN KEMISKINAN PUBLIC-PRIVATE-PEOPLE PARTNERSHIP
Komponen Saat ini
MP3KI
2013 - 2014 2015 - 2025
A. Mekanisme Ekonomi
- Pertumbuhan Ekonomi Pertumbuhan inklusif (MP3EI)
- Stabilitas Ekonomi Makro
Pengendalian Inflasi dan Kesinambungan fiskal untuk menjaga daya beli masyarakat
B. Afirmasi (Keberpihakan)
- Program 4 Klaster
Belum terpadu lokasi dan waktu, terutama untuk kantong kemiskinan
• Terpadu lokasi dan waktu, terutama kantong kemiskinan
• Sinergi dengan program daerah dan CSR
• Konsolidasi program bantuan sosial unified data base
- Sistem Jaminan Sosial Sistem dan cakupan terbatas
• Sistem diperbaiki (BPJS Kesehatan) dan cakupan diperluas
• Sistem semakin lengkap (BPJS lainnya) dan universal coverage
- Sustainable Livelihood Terbatas daya tahan penduduk miskin rentan
• Peningkatan income generating activities (wirausaha, financial inclusion dan supply chain MP3EI)
- Dukungan Data belum terpadu • Data sasaran terintegrasi (PPLS), bertahap menuju social security number (e-KTP)
AGENDA TRANSFORMASI PENANGGULANGAN KEMISKINAN MP3KI 2013-2025 dan RPJMN 2015 – 2019
Sistem perlindungan sosial yang komprehensif
Pengembangan penghidupan penduduk miskin & rentan
Peningkatan pelayanan dasar bagi penduduk miskin & rentan
Bantuan & perlindungan sosial
Pemenuhan kebutuhan dasar & program pro rakyat
Pemberdayaan masyarakat dan UMKM
Rekonsiliasi Transformasi & Ekspansi
Sistem jaminan sosial Sistem bantuan sosial
Jaminan layanan dasar Infrastruktur dasar terpadu
Kapabilitas & produktivitas Pembangunan partisipatif
Keberlanjutan
2013-2014 2015-2020 2021-2025
RPJMN 2010 - 2014 RPJMN 2015 - 2019
Fase
M
P3
KI
Kla
sifi
kasi
Pro
gram
dan
Ke
giat
an
31
TRANSFORMASI: Perlindungan Sosial, Pelayanan Dasar dan
Penghidupan Berkelanjutan
1. Beasiswa Miskin 2. Jamkesmas 3. PKH
1. Bantuan Regular 2. Bantuan Temporer 3. Jaminan Kesehatan KL
ASTER
I
1. Raskin 2. BLT (diperlukan saat
krisis) 3. dll.
Pelayanan Dasar
Bantuan Sosial
1. Beasiswa Miskin 2. Rumah Layak Huni 3. Sanitasi 4. PKH 5. Infrastruktur dasar
lainnya
• PNPM • KUR • Program Pro-
Rakyat 1. Pinjaman modal
dan aset 2. Peningkatan
keterampilan 3. Peningkatan akses
pasar
KLASTER II-IIIIV
SISTEM PERLINDUNGAN SOSIAL YANG KOMPREHENSIF
PENINGKATAN PELAYANAN DASAR
PENGEMBANGAN PENGHIDUPAN (PENGUATAN PENGHIDUPAN EKONOMI)
Aset Manusia
Aset fisik
Aset SDA
Aset Finansial
Aset Sosial
JAMINAN SOSIAL
BANTUAN SOSIAL
ASURANSI SUKARELA
INFRASTRUKTUR DAN SARANA PELAYANAN PUBLIK
PERLUASAN JANGKAUAN PELAYANAN PUBLIK UNTUK PENDUDUK MISKIN DAN RENTAN
PENGEMBANGAN SUSTAINABLE LIVELIHOOD
Peningkatan
Kesejahteraan
Masyarakat,
serta Perluasan
dan Peningkatan
Kesempatan
Kerja
KONDISI SAAT INI STRATEGI DAN KEBIJAKAN PROGRAM/ KEGIATAN SASARAN/ OUTCOME
STRATEGI PELAKSANAAN MP3KI DALAM RANGKA PENGKAYAAN KELIMA ASET PENGHIDUPAN
Penyiapan kelembagaan
BPJS dan supply side
pendukung
Perluasan program
bersasaran (targeted)
Pengembangan koridor
pulau dan kawasan
khusus di pusat
pertumbuhan dan non
pusat pertumbuhan N
atu
ral/
Ala
m Physical/ Infrastruktur
Sosial
Finansial
Manusia
Lingkungan/ Alam
K/L
Klaster I
Pemerintah Daerah
Badan Usaha
Klaster II, Klaster IV
K/L
Pemerintah Daerah
Badan Usaha
Klaster III
Badan Usaha
# PERLINDUNGAN SOSIAL YANG MENYELURUH #PERLUASAN PELAYANAN DASAR # PENGEMBANGAN PENGHIDUPAN BERKELANJUTAN
PRIORITAS PENANGANAN LOKASI TERMISKIN
Penanganan Kawasan Khusus
• Kawasan Perbatasan
• Lingkungan Hutan
• Pesisir dan Pulau-pulau Kecil
• Masyarakat Adat Terpencil
• Permukiman Kumuh dan Ilegal
Wilayah dengan jumlah penduduk miskin dan tingkat kemiskinan yang tinggi
Wilayah dengan jumlah penduduk miskin yang tinggi
Wilayah dengan tingkat kemiskinan yang tinggi
KORIDOR SUMATERA
• Peningkatan penyerapan tenaga kerja miskin dan rentan produkif ke dalam sektor industri pengolahan unggulan
• Pengembangan aktivitas rantai pengolahan yang bersifat penambahan nilai (value added) untuk mendukung pengembangan ekonomi lokal dan komoditas unggulan berbasiskan agro industri
• Perbaikan rantai distribusi komoditas unggulan yang berpihak kepada petani kecil
• Pengembangan ekonomi lokal di pulau-pulau terluar berbasis potensi alam daerah setempat
Strategi Utama
KORIDOR JAWA
• Meningkatkan penyerapan tenaga kerja miskin usia produktif ke sektor formal di wilayah perkotaan
• Penguatan dan pembinaan ekonomi informal perkotaan
• Penjaminan pelayanan dasar dan perlindungan sosial bagi penduduk miskin dan rentan, khususnya di daerah terpencil
• Pengembangan ekonomi perdesaan sektor pertanian dan non-pertanian yang bersifat padat karya
Strategi Utama
KORIDOR KALIMANTAN
• Peningkatan kualitas dan daya saing sumber daya manusia masyarakat miskin perdesaan dan perkotaan
• Pengembangan dan diversifikasi sumber usaha masyarakat miskin berbasis sumber daya alam
• Penyediaan dan pengembangan infrastruktur dasar terpadu, yaitu: listrik, saniti, air bersih, dan transportasi alternatif bagi masyarakat perdesaan
• Pemberian jaminan pelayanan dasar dan perlindungan sosial di wilayah perdeaan, terpencil dan perbatasan
Strategi Utama
KORIDOR SULAWESI
• Pemenuhan kebutuhan dasar
• Perlindungan sosial bagi kelmpok miskin dan rentan
• Pengembangan ekonomi perdesaan bidang pertanian dan perkebunan
• Pengembangan kawasan minapolitan berbasis sumber daya perikanan dan kelautan yang bersifat padat karya
Strategi Utama
KORIDOR BALI - NUSA TENGGARA
• Pemenuhan kebutuhan dasar, difokuskan pada upaya untuk mengatasi kendala ketersebaran penduduk
• Perlindungan sosial yang lebih difokuskan pada peningkatan jangkauan penerima beasiswa miskin di wilayah terpencil
• Pengembangan penghidupan di daerah-daerah pertumbuhan dan non-pertumbuhan
Strategi Utama
KORIDOR PAPUA – KEP. MALUKU
• Pengenalan budaya pertanian dan perikanan menetap dan insentif serta berkelanjutan
• Pengembangan pemusatan pemukiman penduduk secara terpadu
• Penyediaan dan perluasan akses layanan pendidikan, kesehatan, dan keuangan bagi penduduk miskin, khususnya di wilayah terisolir
• Pengembangan kawasan pariwisata bahari yang mengutamakan penggunaan SDM lokal
Strategi Utama
KORIDOR JAWA
• Meningkatkan penyerapan tenaga kerja miskin usia produktif ke sektor formal di wilayah perkotaan
• Penguatan dan pembinaan ekonomi informal perkotaan
• Penjaminan pelayanan dasar dan perlindungan sosial bagi penduduk miskin dan rentan, khususnya di daerah terpencil
• Pengembangan ekonomi perdesaan sektor pertanian dan non-pertanian yang bersifat padat karya
Strategi Utama
PRASYARAT KEBERHASILAN PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN
43
1. Tata Kelola Ekonomi
Secara makro: pertumbuhan ekonomi yang tinggi, inflasi yang terkendali, manajemen fiskal yang berorientasi pada pengurangan kemiskinan dan pemerataan pendapatan, kebijakan perdagangan luar negeri (eksim) yang memperhatikan kelompok miskin.
Secara mikro: pengawasan terhadap persaingan usaha dan perburuhan, iklim usaha yang kondusif, aksesibilitas permodalan, kepastian usaha, dan investasi secara umum.
2. Manajemen Demografi
Peningakatan kualitas SDM dan pengendalian penduduk, pengelolaan mobilitas dan migrasi penduduk, penataan/penertiban administrasi kependudukan.
PRASYARAT KEBERHASILAN (2)
44
3. Pengarusutamaan Gender
Posisi perempuan yang rentan terhadap resiko dan guncangan krisis ekonomi, konflik, dan kesehatan menyebabkan kondisi kemiskinan perempuan lebih buruk daripada laki-laki. Perlu kebijakan yang mendorong kesetaraan akses pelayanan dan komunikasi yang lebih terbuka dan efektif dalam mengatisipasi permasalahan individu dan rumah tangga.
4. Pengarusutamaan Anak
Anak dengan persoalan kerentanan yang tinggi, karena sangat bergantung dari kondisi orang tuanya. Diperlukan kebijakan dan strategi pemenuhan hak-hak anak untuk menjadi kualitas generasi mendatang.
PRASYARAT KEBERHASILAN (3)
45
5. Reforma Agraria
Perlunya kepastian terhadap lahan produksi dan lahan perumahan masyarakat miskin dan rentan. Kepastian menyangkut: penguasaan tanah, transparansi administrasi pertanahan, peluang warga untuk penggugatan hak tanah, eksitensi hal ulayat, mediasi pemerintah dalam penyelesaian konflik tanah.
6. Tata Kelola Lingkungan Hidup
Cara-cara peningkatan pendapatan masyarakat yang tidak bersahabat dengan lingkungan hidup secara jangka panjang akan menemui kegagalan. Perlu pertimbangan lingkungan hidup dalam seluruh aktifitas pembangunan, termasuk peningkatan kesejahteraan masyarakat miskin.
PRASYARAT KEBERHASILAN (3)
46
7. Tata Kelola Sosial Politik
Stabilitas sosial politik secara tidak langsung akan menjamin kelancaran pertumbuhan ekonomi dan berpengaruh pada penanggulangan kemiskinan. Mewujudkan pemerintahan yang transparan, akuntabel, partsipatif, responsif, antikorupsi, dan tanpa diskrimasi.
8. Tata Kelola Hukum
Reformasi hukum dan kelembagaan untuk mewujudkan lembaga-lembaga penegakan hukum yang dapat menghasilkan kepemerintahan yang bersih. Kebijakan untuk mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh golongan terutama akses keadilan bagi masyarakat miskin dan marjinal.
top related