bintersap3fix

Post on 16-Feb-2016

219 Views

Category:

Documents

0 Downloads

Preview:

Click to see full reader

DESCRIPTION

BINTERSAP3FIX

TRANSCRIPT

LINGKUNGAN HUKUM, POLITIK, DAN SOSIAL BUDAYA

LINGKUNGAN BISNIS GLOBAL

Oleh :

PUTU DIDIT PRAMANA PUTRA (1306205119)

PROGRAM REGULER

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIEVRSITAS UDAYANA

2015

KATA PENGANTAR

Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, dan

Hinayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas ini dalam bentuk maupun isinya yang

sangat sederhana. Semoga tugas ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk

maupun pedoman bagi pembaca.

Harapan saya semoga tugas ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman

bagi para pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun isi dari makalah ini

sehingga kedepannya dapat lebih baik.

Paper ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang saya miliki

sangat kurang. Oleh karena itu saya harapkan kepada pembaca untuk memberikan masukan-

masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini. Tidak lupa juga saya

menghaturkan terima kasih sebanyak-banyaknya kepada dosen kami Ibu Dr. Putu Saroyeni

Piartrini, SE.,MM Ak yang telah memberikan kesempatan kepada saya dalam belajar dan

mengetahui mengenai Lingkungan Hukum, Politik, dan Sosial Budaya Lingkungan Bisnis

Global. Demikian kata sambutan yang saya ucapkan, apabila ada kesalahan kata saya

ucapkan permintaan maaf sedalam-dalamnya. Akhir saya kami ucapkan terimakasih.

Badung, 22 September 2015

2

DAFTAR ISI

Kata Pengantar……………………………………………………………………………...2

Daftar Isi…………………………………………………………………………………… 3

Pendahuluan

1.1 Latar Belakang………………………………………………………………….5

1.2 Rumusan Masalah……………………………………………………………... 6

1.3 Tujuan………………………………………………………………………….. 6

Pembahasan

2.1 Aspek hukum, politik dan Etika dalam bisnis Internasional……………………7

a. Budaya dan Politik………………………………………………………. 7

b. Partisipasi Politik………………………………………………………... 11

c. Ideology Politik…………………………………………………………..12

d. Resiko Politik dalam Bisnis Internasional………………………………. 13

2.2 Tata Nilai dan Sikap…………………………………………………………….19

a. Consumer Anymosity…………………………………………………… 20

b. Consumer Etnocentrisme………………………………………………...20

c. Consumer Identity………………………………………………………..21

2.3 Struktur Sosial Adat dan Kebiasaan………………………………………….... 21

a. Struktur Sosial……………………………………………………………22

b. Agama……………………………………………………………………23

c. Komunikasi Interpersonal……………………………………………….. 24

3

Penutup

3.1 Kesimpulan…………………………………………………………………….. 26

3.2 Daftar Pustaka…………………………………………………………………..27

4

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Dalam kegiatan dan perumusan strategi bisnis, perusahaan internasional biasanya

mempertimbangkan berbagai faktor eksternal, tidak hanya ekonomi tetapi juga sosial-

budaya politik dan kedaulatan hukum. Konsep kepentingan nasional dan pandangan

hidup masyarakat setiap Negara berbeda karena itu perusahaan multinasional tidak bias

secara bebas mengendalkikan seluruh kegiatannya di Negara tuan rumah. Perbedaan

kepentingan nasional tidak menutup kemungkinan terjadinya konflik perusahaan

internasional dengan mitra usahanya, masyarakat, konsumen, tenaga kerja lokal tuan

rumah.

Kedaulatan nasional Kehidupan nasional suatu negara jelas berbeda dengan

kehidupoan negara-negar lain di dunia. Kehidupan nasional yang meliputi kehidupan

ekonomi, sosial budaya, politik serta hukum secara unik berkembang atas dasar

kedaulatan dalam batas wilayah nasional suatu negara, meskipun tidak tertutup

kemungkinan terjadinya lintas sosial budaya, politik, ekonomi antar negara. Seperti apa

yang dikemukakan oleh Farmer dan Richman.”suatu negara bangsa secara khas memiliki

sistem moneternya sendiri dan dikelola dengan cara apapun yang dinilai sesuai.”

Oleh karena itu, untuk memasuki wilayah pemasaran negara lain, kemampuan untuk

memahami serta beradaptasi dengan lingkungan kehisdupan setempat perlu dimiliki oleh

perusahaan asing. Sebab, analisis aspek kehidupan negara tersebut sangat diperlukan

dalam perumusan strategi perusahaan.

Disamping adanya dampak positif terhadap kehidupan ekonomi bagi pembangunan

ekonomi suatu negara, peranan perusahaan multinasional sering mendapat kritikan.

Dengan kata lain masuknya perusahaan asing dikhawatirkan akan melunturkan

kedaulatan suatu bangsa. Kritik-kritik semacam ini, akan memperoleh kebenaran apabila

perusahaan multinasional tidak menyesuaikan diri dengan tata kehidupan negara tuan

rumah dan terlebih lagi apabila condong memaksakan atau berusaha mengendalikan

sistem sosial budaya, politik dan ekonomi negara asal ke negara tuan rumah.

Walaupun demikian, ini tidak berarti bahwa perusahaan asing harus meninggalkan

tata nilai kehidupan negara asalnya dan sasaran strategi perusahaannya. Pada tingkat

tertentu, interaksi perusahaan multinasional dengan negara operasinya sering memberikan 5

kontribusi positif bagi proses pertukaran budaya, alih teknologi, dan keterampilan

manajemen yang bermanfaat bagi negara tuan rumah.

1.2 RUMUSAN MASALAH

Bagaimana lingkungan hukum, politik dan sosial budaya lingkungan bisnis global?

1.3 TUJUAN

Untuk mengetahui dan memahami lingkungan hukum, politik dan sosial budaya

lingkungan bisnis global.

6

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 ASPEK HUKUM,POLITIK DAN ETIKA DALAM BISNIS INTERNASIONAL

Lingkungan politik telah diakui sebagai faktor penting dalam banyak

keputusan bisnis internasional. Pemerintah menganggap bahwa nasionalisme dan

perundangan dianggap sebagai salah satu masalah pokok bagi manajemen

internasional. Bagi perusahaan internasional permasalahan politik ini merupakan

permasalahan yang sangat penting, bahkan ada banyak sekali perusahaan yang

melakukan analisi politik sebelum menanamkan modalnya.

Dengan demikian, perusahaan asing dalam kegiatan internasionalnya tidak

bisa mengabaikan begitu saja aspek-aspek politik dalam negeri suatu Negara, sebab

aspek tersebut merupakan variable penting dalam penentuan strategi dalam perumusan

kebijaksanaan perusahaan.

A. BUDAYA DAN POLITIK

Budaya dan Politik merupakan pola perilaku suatu masyarakat dalam

kehidupan benegara, penyelenggaraan administrasi negara, politik pemerintahan,

hukum, adat istiadat, dan norma kebiasaan yang dihayati oleh seluruh anggota

masyarakat setiap harinya. Budaya politik juga dapat di artikan sebagai suatu sistem

nilai bersama suatu masyarakat yang memiliki kesadaran untuk berpartisipasi dalam

pengambilan keputusan kolektif dan penentuan kebijakan publik untuk masyarakat

seluruhnya.

Secara umum budaya dan politik terbagi atas tiga :

1. Budaya politik apatis (acuh, masa bodoh, dan pasif)

2. Budaya politik mobilisasi (didorong atau sengaja dimobilisasi)

3. Budaya politik partisipatif (aktif)

Kekuatan budaya, dapat digunakan untuk mengerjakan analisis ekonomi yang

dimanfaatkan oleh sebuah korporasi maupun lembaga perekonomian lain. Mampu

menelurkan inovasi, mendongkrak ekuitas, efisiensi, dan digunakan untuk memacu

organisasi dalam mencapai tujuannya.

7

Sehubungan dengan relasi bisnis, budaya dapat digunakan oleh korporat untuk

membantu koordinasi dalam memfasilitasi pertukaran ekonomi secara efisien. Dalam

relasi bisnis internasional, budaya selalu berupaya memberikan cara yang khas dalam

melihat dan menanggapi dunia luar. Merangkum pendekatan yang digunakan oleh

sebuah korporat. Lalu, mengkoordinasikannya, guna menanggapi aneka ‘pesan’ dari

luar melalui stok pengetahuan yang dimiliki.

Lingkungan terus bergerak dan mengembang. Khususnya, lingkungan

organisasi yang dalam praktiknya, ternyata mampu memberikan tekanan terhadap

korporat. Namun budaya, justru mampu mendorong organisasi agar tampil efektif.

Dalam menyikapi perubahan, organisasi memerlukan strategi. Hal ini

ditujukan untuk mengembangkan kompetensi inti, agar meraih keuntungan

kompetitif. Memenangi persaingan, dan memiliki daya untuk

menguasai resources yang diperlukan oleh perusahaan.

Sehubungan dengan budaya, setiap budaya korporat memerlukan strategi

adaptasi dan perubahan dalam setiap relasinya. Di sisi lain, terjadi rekonfigurasi relasi

sosial-ekonomi dalam bisnis internasional. Setiap korporat dan ke-khasan budayanya,

terlibat aktif dalam setiap dialek kerjasama, koordinasi, langkah efisiensi, hingga

konflik. Dalam perjalanannya, strategi bisnis internasional tak lepas dari glokalisasi.

Yakni menyergap peluang globalisasi, sekaligus menerkam fakta lokal yang tumbuh

dengan subur.

Dalam bisnis internasional, setiap organisasi berusaha memanfaatkan ke-

khasan budayanya untuk menggerakkan kompetensi inti. Menggerakkan setiap

elemen, untuk meraih keuntungan maksimal. Bahkan mampu mengembangkan diri

kepada domain-domain baru. Pada ujungnya, setiap organisasi yang terjun di kancah

bisnis internasional, memerlukan budaya yang cocok. Sesuai dengan kondisi obyektif

di lapangan. Memiliki kesesuaian konteks dengan strategi bisnis perusahaan. Mampu

menyelaraskan diri, mengantisipasi, beradaptasi dan berasosiasi dengan kinerja

superior.

TIPE – TIPE BUDAYA DAN POLITIK

1. Budaya politik parokial yaitu budaya politik yang tingkat partisipasi politiknya

sangat rendah. Budaya politik suatu masyarakat dapat di katakan Parokial apabila

frekuensi orientasi mereka terhadap empat dimensi penentu budaya politik

8

mendekati nol atau tidak memiliki perhatian sama sekali terhadap keempat

dimensi tersebut. Tipe budaya politik ini umumnya terdapat pada masyarakat

suku Afrika atau masyarakat pedalaman di Indonesia. dalam masyarakat ini tidak

ada peran politik yang bersifat khusus. Kepala suku, kepala kampung, kyai, atau

dukun,yang biasanya merangkum semua peran yang ada, baik peran yang bersifat

politis, ekonomis atau religius.

2. Budaya politik kaula (subjek),yaitu budaya politik yang masyarakat yang

bersangkutan sudah relatif maju baik sosial maupun ekonominya tetapi masih

bersifat pasif. Budaya politik suatu masyarakat dapat dikatakan subyek jika

terdapat frekuensi orientasi yang tinggi terhadap pengetahuan sistem politik

secara umum dan objek output atau terdapat pemahaman mengenai penguatan

kebijakan yang di buat oleh pemerintah. Namun frekuensi orientasi mengenai

struktur dan peranan dalam pembuatan kebijakan yang dilakukan pemerintah

tidak terlalu diperhatikan. Para subyek menyadari akan otoritas pemerintah dan

secara efektif mereka di arahkan pada otoritas tersebut. Sikap masyarakat

terhadap sistem politik yang ada ditunjukkan melalui rasa bangga atau malah rasa

tidak suka. Intinya, dalam kebudayaan politik subyek, sudah ada pengetahuan

yang memadai tentang sistem politik secara umum serta proses penguatan

kebijakan yang di buat oleh pemerintah.

3. Budaya politik partisipan,yaitu budaya politik yang ditandai dengan kesadaran

politik yang sangat tinggi. Masyarakat mampu memberikan opininya dan aktif

dalam kegiatan politik. Dan juga merupakan suatu bentuk budaya politik yang

anggota masyarakatnya sudah memiliki pemahaman yang baik mengenai empat

dimensi penentu budaya politik. Mereka memiliki pengetahuan yang memadai

mengenai sistem politik secara umum, tentang peran pemerintah dalam membuat

kebijakan beserta penguatan, dan berpartisipasi aktif dalam proses politik yang

berlangsung. Masyarakat cenderung di arahkan pada peran pribadi yang aktif

dalam semua dimensi di atas, meskipun perasaan dan evaluasi mereka terhadap

peran tersebut bisa saja bersifat menerima atau menolak.

Kegiatan pemasaran global dilaksanakan dalam lingkungan yang selalu

berubah oleh bauran ekonomi, budaya, dan tekanan social. Dalam meletakkan

perspektif global kita harus menjawab satu hal: Bahkan dalam transaksi komersial

yang mana semua pihak termasuk dalam masyarakat konteks rendah-sebagai

9

contoh, Amerika Serikat-dan persyaratan perjaniian dituangkan dalam bentuk

"hitam dan putih", pemahaman yang berbeda atas masing-masing kewajiban setiap

pihak seringkali terjadi.

Hubungan bisnis antara pihak-pihak yang terlibat dengan budaya dan/atau

kebangsaan yang berbeda dapat dipengaruhi oleh tantangan tambahan. Pihak-pihak

dari ncgara yang berbeda mungkin mengalami kesulitan mencapai kesepakatan

persyaratan kontrak karma perbedaan hukum yang mengatur kegiatan mereka

masing-masing dan masalah yang timbul karna melintasi batas-batas internasional.

Apa pun yang dinyatakan dalam kontrak. biasanya akan sulit dan mahal untuk

mcnuntut salah satu pihak karna melanggar kontrak kecuali di wilayah negaranya

sendiri, yang mungkin saja merupakan keunggulan yang tidak dapat diatasi bagi

peserta negara asalnva.

Bila salah satu pihak dari budaya konteks tinggi mengambil bagian dalam

kesepakatan bisnis, faktor-faktor yang dibahas dalam dua paragraf di atas mungkin

bahkan lebih rumit karena keyakinan berbeda mengenai signifikansi dari

kesepakatan bisnis formal dan kewajiban yang mengikat semua pihak. Lingkungan

bisnis di banyak negara di luar pasar Triad dapat dikarakteristikkan dengan semua

elemen sikap "permusuhan": bencana alam yang disebabkan oleh manusia,

masalah politik, valuta asing yang tidak dapat ditukarkan, kurs pertukaran valuta

asing yang banyak berubah, depresi, dan perubahan dalam prioritas ekonomi

nasional serta penetapan besar bea. Seseorang tidak dapat meramalkan dengan

tepat mengapa rencana yang dibuat dengan hati-hati menjadi serba salah, sampai

hal itu terjadi. Eksekutif pemasaran dan manajer yang berkecimpung di pasar asing

harus memupuk rasa saling percaya, menjalin hubungan, dan empati dengan rekan

bisnisnya karena itulah yang diperlukan untuk mempertahankan hubungan yang

tahan lama. Menunjuk warga nasional sebagai perwakilan penjualan di luar negeri

tidak menghilangkan masalah tersebut. Perusahaan yang memindah-mindahkan

staf internasionalnya ke berbagai bagian belahan dunia, ini akan berisiko

menghalangi terbentuknya apa yang kita sebut dengan "subbudaya konteks tinggi"

antara orang-orangnya dan warga setempat dan bisa mengurangi peluangnya untuk

mengatasi krisis bisnis.

10

B. PARTISIPASI POLITIK

Partisipasi politik merupakan salah satu ciri khusus yang menunjukan bahwa

politik lebih termodernisasi. Partisipasi warganegara yang ikut andil dalam proses

pengambilan keputusan serta dapat merubah kehidupan bernegara masih cukup

rendah terutama pada wilayah - wilayah atau negara yang masih "tradisional" serta

pemimpin politiknya sebagian besar di dominasi oleh golongan - golongan elit

penguasa, dapat di katakan bahwa tingkat partisipasi politik pada wilayah atau negara

tersebut masih sangat rendah. Begitupun sebaliknya, di wilayah atau negara yang

proses modernisasi politik sudah dapat terlaksana dengan sangat baik semakin tinggi

pula tingkat partisipasi politik warganegaranya.

Pengertian partisipasi politik adalah segala kegiatan atau aktivitas yang

memiliki keterkaitan dengan politik (tindakan) di mana kegiatan yang berhubungan

dengan politik tersebut di lakukan oleh warga negara yang awam (non pejabat,

pemerintah, penguasa) dengan maksud agar dapat mempengaruhi atau mengintervensi

perumusan kebijakan atau pengambilan keputusan oleh pemerintah, di mana kegiatan

- kegiatan tersebut dilakukan secara langsung maupun tidak langsung (terdapat

perantara), dan tidak ada hubungannya dengan keberhasilan dari upaya

mempengaruhi pengambilan keputusan tersebut.

Partisipasi politik terbagi menjadi 4 jenis (menurut Milbrarth dan Goel -

1997), yaitu Apatis, Spektator, Gladiator dan Pengkritik. Penjelasan terhadap 4 jenis

partisipasi politik tersebut adalah sebagai berikut ini :

1. Apatis - Orang/individu maupun kelompok yang tidak ikut berpartisipasi

dalam proses politik, atau orang/individu maupun kelompok yang telah

menarik diri dari proses politik yang pernah di ikutinya.

2. Spektator - Orang/individu atau kelompok yang ikut dalam partisipasi politik

dalam level yang paling sederhana, misalnya memilih pemimpin dalam

Pemilu.

3. Gladiator - Orang/individu maupun kelompok yang aktif dalam segala

kegiatan atau aktivitas politik misalnya aktivis masyarakat, aktivis partai dan

sebagainya.

4. Pengkritik - Ikut berpartisipasi dalam politik, akan tetapi dengan cara non -

konvension

11

C. IDEOLOGY POLITIK

Ada beberapa faktor penting yang perlu diperhatikan dalam dunia bisnis

seperti kondisi politik, sumber alam dan cuaca di negara yang bersangkutan. Selain

itu, perlu juga diperhatikan stabilitas dan hastrat pemerintah dalam mendorong

pertumbuhan investasi, juga perkiraan geografis dan sumber alam. Banyak kekuatan

politik yang harus dihadapi bisnis, mempunyai sumber-sumber ideologi dan ada

banyak lagi sumber-sumber lainnya. Hal ini meliputi masalah nasionalisme,

terorisme, budaya, tingkat stabilitas pemerintah, hubungan dengan organisasi

internasional dan badan usaha milik negara.

KEKUATAN IDEOLOGI POLITIK

Beberapa ideologi seperti komunisme, sosialisme, kapitalisme, liberal dan

konservatif, sayap kiri dan sayap kanan sering digunakan untuk menjelaskan

pemerintah, partai politik dan masyarakat.

1. Komunisme

Komunisme yang dicetuskan oleh Karl Marx adalah teori perubahan sosial

yang diarahkan kepada cita-cita masyarakat tanpa kelas. Komunis yang

dikembangkan oleh Lenin dan lain-lainnya melibatkan penguasaan kekuatan

melalui partai politik konspirasi, memelihara kekuatan dengan menekan keras

oposisi internal, dan komitmen untuk mencapai tujuan akhir sebuah negara

komunis dunia. Pengambilalihan (expropriation) . Penyitaan pemerintah atas

kekayaan di dalam batas negaranya sendiri yang dimiliki orang asing, diikuti

dengan kompensasi yang segera, memadai dan efektif yang dibayarkan kepada

pemilik sebelumnya. Penyitaan (confiscation) . Penyitaan pemerintah atas

kekayaan di dalam batas negaranya sendiri yang dimiliki orang-orang asing, tanpa

pembayaran kepada mereka.

2. Kapitalisme

Kapitalisme adalah sistem ekonomi di mana alat-alat produksi dan distribusi

sebagian besar dimiliki dan dioperasikan oleh swasta untuk keuntungan pribadi.

Realitas dalam negara kapitalis benar-benar sangat kompleks. Pemerintah kapitalis

biasanya mengatur usaha milik swasta dengan cukup ketat dan pemerintah

memiliki badan-badan usaha.

12

3. Sosialisme

Sosialisme adalah Kepemilikan oleh masyarakat secara kolektif atas alat-alat

produksi dan distribusi dasar, dioperasikan untuk digunakan ketimbang mencari

laba. Dalam pelaksanaannya, pemerintah sosialis bervariasi dan cenderung tidak

konsisten dengan doktrin. Salah satu contoh misalnya Singapura yang menurut

bentuknya negara sosialis tetapi dalam kenyataannya adalah kapitalis agresif.

4. Konservatif atau Liberal

Kita tidak akan meninggalkan pokok bahasan ideologi tanpa menyebutkan

kata-kata ini seperti yang telah digunakan di pertengahan dan akhir abab 20. Secara

politis, di Amerika Serikat kata konservatif dapat dikonotasikan seorang,

kelompok, atau partai yang ingin meminimalkan kegiatan pemerintah dan

memaksimalkan kegiatan usaha swasta dan perorangan. Konservatif dapat

diartikan sesuatu yang dianggap sebagai sayap kanan, tetapi di Amerika Serikat

dan Inggris yang terakhir ini lebih bersifat ekstrim. Konotasi konservatif berbeda-

beda tergantung aplikasinya. Kelompok masyarakat atau kelompok lainnya yang

mencoba merintangi dan bahkan menghentikan kegiatan yang dilakukan

pemerintah disebut konservatif. Sedangkan di Amerika dan Inggris kelompok

konservatif menghendaki keterlibatan pemerintah sekecil mungkin. Secara politis

pada awal abab 20 di Amerika, kata liberal berarti sebaliknya dari yang diartikan

pada abab 19. Liberal sama dengan sayap kiri, tetapi yang terakhir ini pada

umumnya cenderung menunjukkan posisi yang lebih ekstrim dan lebih dekat

kepada sosialisme dan komunisme.

D. RESIKO POLITIK DALAM BISNIS INTERNASIONAL

Dalam berbisnis sangatlah penting mempertimbangkan risiko politik dan

pengaruhnya terhadap organisasi. Hal ini patut dipertimbangkan karena perubahan

dalam suatu tindakan maupun kebijakan politik di suatu negara dapat menimbulkan

dampak besar pada sektor keuangan dan perekonomian negara tersebut. Risiko politik

umumnya berkaitan erat dengan pemerintahan serta situasi politik dan keamanan di

suatu negara.

Setiap tindakan dalam organisasi bisnis adalah politik, kecuali

organisasi charity atau sosial. Faktor-faktor tersebut menentukan kelancaran

berlangsungnya suatu bisnis. Oleh karena itu, jika situasi politik mendukung, maka

13

bisnis secara umum akan berjalan dengan lancar. Dari segi pasar saham, situasi politik

yang kondusif akan membuat harga saham naik. Sebaliknya, jika situasi politik tidak

menentu, maka akan menimbulkan unsur ketidakpastian dalam bisnis.

Dalam konteks ini, kinerja sistem ekonomi-politik sudah berinteraksi satu sama

lain, yang menyebabkan setiap peristiwa ekonomi-politik tidak lagi dibatasi oleh

batas-batas tertentu Sebagai contoh, IMF, atau Bank Dunia, atau bahkan para investor

asing mempertimbangkan peristiwa politik nasional dan lebih merefleksikan

kompromi-kompromi antara kekuatan politik nasional dan kekuatan-kekuatan

internasional.

Tiap pembentukan pola bisnis juga senantiasa berkait erat dengan politik.

Budaya politik merupakan serangkaian keyakinan atau sikap yang memberikan

pengaruh terhadap kebijakan dan administrasi publik di suatu negara, termasuk di

dalamnya pola yang berkaitan dengan kebijakan ekonomi atau perilaku bisnis.

Terdapat politik yang dirancang untuk menjauhkan campur tangan pemerintah

dalam bidang perekonomian/bisnis. Sistemnya disebut sistem liberal dan politiknya

demokratis. Ada politik yang bersifat intervensionis secara penuh dengan dukungan

pemerintahan yang bersih. Ada pula politik yang cenderung mengarahkan agar

pemerintah terlibat/ ikut campur tangan dalam bidang ekonomi bisnis.

Indonesia lebih mengacu pada pola terakhir, yakni pemerintah terlibat atau

turut campur tangan dalam bisnis. Hal ini dapat dilihat dalam hukum maupun

kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan pemerintah untuk menunjang perekonomian

dan bisnis

Risiko politik atau resiko perubahan kebijakan pemerintah yang pengaruhnya

akan merugikan kemampuan perusahaan perusahaan untuk beroperasi secara efektif

dan kemampulabaannya dapat menghalangi perusahaan yang ingin berinvestasi di luar

negeri. Apabila tingkat resiko politik dirasa lebih rendah, sebuah negara

berkemungkinan lebih menarik untuk tenpat berinvestasi. Tingkat risiko politik

proporsional dengan tahap perkembangan ekonomi sebuah negara: yang lain adalah

sama, semakn kecil perkembangan di suatu negara, semakin besar risiko politiknya.

Perubahan yang cepat belakangan ini di Eropa tengah dan pembubaran Uni

Sovyet secara jelas menunjukkan risiko politik yang besar; tekanan politik secara

drastic dapat mengubah lingkungan bisnis tanpa sedikitpun peberitahuan terlebih

dahulu. Karena adanya potensi terjadi hal-hal seperti perubahan yang tiba-

14

tiba,pebisnis perlu diberitahukan tentang pembentukkan dan evolusi artai-partai

politik Rusia, khususnya partai-partasi yang berorientasi ultranasionalis (yaitu yang

anti-barat).meskipun beberapa perusahaan telah menyimpulkan bahwa risiko politik di

Rusia dan Commonwealth of ndependent State (CIS) terlalu tinggi untukmembearkan

jika dilakukan investasi pada saat ini, tetap dilakukan pengawasan yang seksama

untuk memperkirakan resiko yang akan terjadi guna menentukan risiko itu telah turun

ke tingkat yang dapat diterima.

Politik internasional diwarnai oleh berbagai berbagai relasi yang bersifat

globaldan kekuatan politik dunia. Dengan kata lain, pengaruh politik dunia. Dengan

kata lain,pengaruh politik dunia dapat dibedakan oleh:

1. relasi global,

2. politik trannasional, dan

3. kekuatan politik tinggi.

Kebanyakan perusahaan merasa nyaman menilai iklim politik di negaranya

sendiri. Namun , menilai iklim politik di Negara – Negara lain adalah sesuatu yang

jauh lebih bermasalah. Bisnis- bisnis internasional yang berpengalaman terjun dalam

penilian resiko politik (political risk assessment)

TABEL 3.1

JENIS DAMPAKNYA TERHADAP

PERUSAHAAN

Eksporsi (pengambil alihan milik) Kehilangan laba pada masa mendatang

Penyitaan Kehilangan asset,

Kehilangan laba pada masa mendatang

Kampanye anti-barang asing Kehilangan penjualan,

Peningkatan biaya upaya hubungan

masyarakat untuk menaikan citra publik

Peraturan tunjangan buruh wajib Peningkatan biaya operasional

Penculikan, ancaman teroris, dan bentuk –

bentuk kekerasan lainnya

Gangguan produksi

Peningkatan biaya keamanan

Peningkatan biaya manajerial

15

Penurunan produktivitas

Perang saudara Perusakan tanah dan bangunan

Kehilangan penjualan

Gangguan produksi

Peningkatan biaya keamanan

Penurunan produktivitas

Suatu analisis sistematis tentang resiko – resiko politik yang dihadapinya di

Negara – Negara asing. Resiko politik adalah perubahan – perubahan dalam

lingkungan yang mungkin akan membawa pengaruh yang merugikan terhadap nilai

kegiatan – kegiatan bisnis suatu perusahaan. Kebanyakan risiko politik dapat dibagi

menjadi tiga katagori :

1. Risiko kepemilikan dimana harta kekayaan suatu perusahaan terancam oleh

pengambil alihan

2. Risiko pengoprasian dimana operasi suatu perusahaan yang sedang berjalan dan

atau keselamatan karyawan – karyawannya terancam oleh perubahan – perubahan

hukum, standar lingkungan, undang – undang perpajakan, pemberontakan

bersenjata, dst

3. Risiko transport dimana pemerintah melakuakan campur tangan dalam

kemampuan suatu perusahaan memindahkan dana dari ke Negara tersebut

Sebagaimana diperlihatkan Tabel 3.1 risiko politik mungkin saja berasal dari

tindakan – tidakan pemerintah, seperti dikeluarkannya undang – undang untuk

mengambil alih milik swasta menaikan biaya oprasional, melakukan devaluasi mata

uang, atau membatasi pengiriman laba ke Negara asal. Risiko politik mungkin juga

muncul dari tindakan – tindakan non pemerintah seperti penculikan, pemasaran, dan

tindakan terorisme

Risiko politik dapat menimpa semua perusahaan dengan sama rata atau hanya

difokuskan pada beberapa perusahaan tertentu. Risiko makropolitik mempengaruhi

semua perusahaan di suatu Negara; contohnya adalah perang saudara yang mencabik

16

cabik Sierra Lione, Zaire, Bosnia, dan Ruanda. Pada tahun 1990-an. Risiko

mikropolitik hanya menimpa suatu atau beberapa perusahaan tertentu dalam suatu

industri tertentu. Nasionalisasi arab Saudi atas industry minyaknya pada tahun 1970-

an adalah suatu contoh risiko mikropolitik yang ditimpakan pemerintah. Risiko

mikropolitik dari pihak non pemerintahan juga sesuatu yang penting.

Setiap perusahaan yang sedang mempertimbangkan untuk memasuki pasar

baru seharusnya memperoleh pengetahuan dasar tentang Negara tersebut, dengan

mempelajari, misalnya, struktur politik dan ekonominya guna mengendalikan risiko

politik perusahaan itu.

Kontrol terhadap Saham

Tekanan Politik terhadap kendali nasional dari perusahaan asing merupakan

bagian dari lingkungan bisnis global di negara-negara yang penapatannya lebih

rendah. Tujuan terpenting dari pemerintah nasional adalah untuk melindungi hak

kedaulatan nasional, khususnya dalam segala aspek kegiatan bisnis domestic.

Pemerintah setempat kadang-kadang mencoba untuk mengendalikan kepemilikan

perusahaan yang dipunyai asing yang beroperasi di dalam batas wilayah mereka. Di

negara-negara berkembang, tekanan politik kadang-kadang menyebabkan perusahaan

mengambil mtra local.

Peraturan yang mengharusnkan perusahaan untuk mencairkan sahamnya tidak

pernah disukai dalam ruang rapat direksi, sekalipun demikiaan konsekwensi dari

peraturan seperti itu seringkali secara mengherankan ternyata menguntungkan.

Terdapa empat buah plihan yang tersedia bagi perusahaan yang menghadapi ancaman

pecairan saham:

1. Mengikuti isi undang-undang yang berlaku.

2. Meningalkan negara itu

3. Melakukan negoisasi di bawah undang-undang itu

4. Mengambil tindakan yang mendahului

Studi yang dilakukan Encarnation dan Vachani mengajarkan beberapa hal penting:

1. Telitilah berbagai kemungkinan.

2. Gunakanlah undang-undang untuk mencapai tujuan anda sendiri

3. Antisipasilah perubahan kebijakan pemerintah

17

4. Dengarkanlah apa yang dikatakan oleh manajer setempat.

Ancaman terus menerus atas kehilanganhak milik telah menyebabkan

beberapa perusahaan yang beroperasi di negara asing lewat usaha patungan atau

aliansi strategis.alternatif ini menimbulkan asalah legalkhusus;harus ada klausul

dalam kesepakatan kerjasaa patungan atau aliansi kalau terjadi pembubaran usaha,

sama halnya dengan kepemilikan paten, merek dagang, atau teknologi yang mungkin

timbul dari usaha patungan tersebut termasuk pengalihan lisensi setelah pembubaran

hak kepemilikan intelektual itu berkembang di bawah operasi kerjasama patungan

tersebut.

Sedangkan pada pengaruh kekuatan hukum terhadap bisnis internasional yaitu:

1. Berfokus pada pajak atas laba modal yang didapat.

2. Adanya kuota (pembatasan jumlah produk yang diimpor) dan subsidi

(pembayaran pemerintah untuk membantu bisnis domestic bersaing dengan

perusahaan asing).

3. Adanya kontrak bisnis internasional yang berisi: perjanjian patungan,

perjanjian waralaba,perjanjian lisensi, perjanjian keagenan memiliki formal

dan subtansi yang hampir sama diberbagai Negara.

4. Adanya hak paten terhadap merek dagang, nama dagang, hak cipta dan

rahasia dagang kekayaan.

Peluang mengatasai dampak negatif pengaruh politik terhadap bisnis

Dalam suasana sekarang yang penuh ketidakpastian politik dan ekonomi, ada

semacam peluang untuk mengatasi hubungan antara pemerintah dan bisnis melalui

pembagian kekuasaan, strategi pembangunan menurut sektor-sektor yang sebaiknya

diurus para pengusaha swasta atau negara, dan seterusnya. Selain itu, diperlukan juga

semacam ideologi dan program tentang peranan bisnis, harapannya, dan tanggung

jawabnya pada masyarakat, tentang hak dan kewajiban yang bersangkutan dengan

penegakkan etika bisnis, tanggung jawab sosial perusahaan dan sejenisnya.

Hal ini tentu saja bukan pekerjaan yang mudah. Berbagai masalah yang

sedang melilit negeri ini seperti stabilitas politik, kesulitan ekonomi, peninggalan

masa lalu terhadap buruknya praktik bisnis, serta ketegangan dalam hubungan antara

pemerintah dan perusahaan swasta sangat mempengaruhi proses tersebut.

18

Memperbaiki pandangan umum terhadap dunia usaha sangat penting sekaligus sangat

sukar, dan menghilangkan kecurigaan rakyat terhadap kalangan bisnis membutuhkan

waktu. Tetapi semua harus dilakukan secara terencana dan terorganisir. Sebuah

harapan terwujudnya trias etika: etika pemerintahan, etika profesi, dan etika bisnis.

ICW mengambil posisi untuk bersama-sama rakyat membangun gerakan sosial

memberantas korupsi dan berupaya mengimbangi persekongkolan kekuatan birokrasi

pemerintah dan bisnis. Dengan demikian reformasi di bidang hukum, politik, ekonomi

dan sosial untuk menciptakan tata kelola pemerintahan yang demokratis dan

berkeadilan sosial serta berekonomi baik dapat diwujudkan.

Pada akhirnya kondisi perekonomian akan bisa tumbuh apabila pemerintah

tetap berperan sebagai partner yang menguntungkan bagi berkembangnya perilaku

bisnis yang dipengaruhi oleh kondisi politik dalam negeri. Instrumen-intrumen

investasi perlu diinovasi, birokrasi perijinan dan sektor perbankan diharapkan mampu

mendukung sektor bisnis dalam menghadapai pengaruh situasi dan kondisi politik.

2.2 TATA NILAI DAN SIKAP

Nilai dan Sikap dipengaruhi oleh budaya. Nilai adalah prinsip dan standar

yang diterima anggotanya yang dipengaruhi oleh :

1. Waktu melambangkan kesempatan untuk berproduksi lebih banyak serta

meningkatkan pendapatan seseorang, sehingga timbul anggapan nuntuk

tidak menyia-nyiakan waktu yang ada.

2. Umur diberbagai negara sangat berbeda perlakuannya, tergangtung dari

budaya negara tersebut. Di AS umur yang muda dianggap sebagai

keutamaan, namun di jepang yang lebih tualah yang menjadi panutan.

3. Pendidikan formal negeri dan swasta adalah alat penyebarluasan dan

cerminan penting nilai-nilai budaya masyarakat.

4. Status diwariskan sebagai akibat dari kekayaan atau kelas sosial nenek

moyang seseorang. Dalam hal lainnya status diperoleh seseorang atas

pencapain pribadi atau keberhasilan profesional.

19

A. CONSUMER ANYMOSITY

Permusuhan konsumen mengacu pada studi tentang dampak dari kemarahan

dan sikap negatif antara negara-negara atau daerah pada tren konsumen dan

kebiasaan.

B. CONSUMER ETNOCENTRISME

Konsumen dengan etnosentrisme tinggi akan cenderung memiliki perasaan

bersalah apabila mengonsumsi produk dari luar negeri karena berakibat buruk pada

perekonomian bangsanya sendiri. Adapun konsumen dengan etnosentrisme rendah

tidak merasakan hal tersebut. Implikasinya bagi pemasar adalah penggunaan

penekanan pada aspek kebangsaan dalam penggunaan produk dalam negeri bagi

konsumen dengan tingkat etnosentrisme tinggi.

Etnosentrisme konsumen berasal dari konsep psikologis yang lebih umum dari

etnosentrisme. Pada dasarnya, orang etnosentris cenderung memandang kelompok

mereka sebagai superior dari orang lain. Dengan demikian, mereka memandang

kelompok lain dari perspektif mereka sendiri, dan menolak orang-orang yang berbeda

dan menerima orang-orang yang mirip (Netemeyer et al, 1991;. Shimp & Sharma,

1987). Hal ini, pada gilirannya, berasal dari teori-teori sosiologi sebelumnya di-

kelompok dan keluar-kelompok (Shimp & Sharma, 1987). Etnosentrisme, maka

secara konsisten ditemukan, adalah normal untuk kelompok-ke-keluar kelompok

(Jones, 1997, Ryan & Bogart, 1997).

Etnosentrisme konsumen khusus mengacu pada pandangan etnosentris yang

diselenggarakan oleh konsumen di satu negara, dalam kelompok, terhadap produk dari

negara lain, keluar-kelompok (Shimp & Sharma, 1987). Konsumen mungkin percaya

bahwa itu tidak tepat, dan bahkan mungkin tidak bermoral, untuk membeli produk-

produk dari negara lain.Pembelian produk asing dapat dipandang sebagai tidak layak

karena biaya pekerjaan domestik dan melukai ekonomi. Pembelian produk asing

bahkan dapat dilihat sebagai hanya patriotik (Klein, 2002; Netemeyer et al, 1991;.

Sharma, Shimp, & Shin, 1995; Shimp & Sharma, 1987).

Contoh Kasus Consumer Ethnocentrism

Mudahnya ketika saya dan Metta sedang makan siang dengan kecap, di mana

orang-orang Indonesia suka kecap, beberapa teman Taiwan memperhatikan kami, dan

20

beberapa berkata,  aneh. Saya diam, dan kesimpulan yang saya ambil hanya satu,

"orang2 Taiwan tidak makan dengan kecap, atau kecap tidak biasa dimakan dengan

nasi." saya tidak sampai hati bilang orang Taiwan aneh karena kami makan dengan

kecap, karena toh apa bedanya saya dengan mereka pada akhirnya?

Sama dengan kebiasaan mandi pagi hari yang jarang dilakukan orang Taiwan.

Awalnya saya kaget, tapi dengan itu saya belajar kedepannya, hanya karena saya

mandi setiap pagi bukan berarti tidak mandi itu aneh. Karena seandainya saya bilang

hal itu aneh, apalagi namanya kalau bukan meninggikan diri sendiri dan menganggap

semua yang tidak sama adalah lebih rendah?

C. CONSUMER IDENTITY

Identitas konsumen adalah suatu problematika yang akan muncul dalam setiap

penelitian. Identitas menjadi suatu problematika karena karena pemaknaan yang

diciptakan oleh konsumen mencerminkan habitus yang berlaku dalam kehidupan

sehari-hari dan juga berlawanan dengan habitus tersebut. Dengan mengonsumsi,

konsumen mengekspresikan eksistensi diri bahwa mereka adalah bagian dan/atau

bukan bagian dari suatu kelompok sosial. Fragmen identitas konsumen terlihat bukan

hanya dilihat dari latar belakang informan, akan tetapi juga dari perilaku dan

pemaknaan yang di buat.

2.3 STRUKTUR SOCIAL ADAT DAN KEBIASAAN

Pengertian adat istiadat. Adat Istiadat adalah aneka kelaziman dalam suatu

negeri yang mengikuti pasang naik dan pasang surut situasi masyarakat. Kelaziman ini

pada umumnya menyangkut pengejawatahan unjuk rasa seni budaya masyarakat, seperti

acara-acara keramaian anak negeri, seperti pertunjukan randai, saluang, rabab, tari-tarian

dan aneka kesenian yang dihubungkan dengan upacara perhelatan perkawinan,

pengangkatan penghulu maupun untuk menghormati kedatangan tamu agung. Adat

istiadat semacam ini sangat tergantung pada situasi sosial ekonomi masyarakat. Bila

sedang panen baik biasanya megah meriah, begitu pula bila keadaan sebaliknya. Adat

adalah gagasan kebudayaan yang terdiri dari nilai-nilai kebudayaan, norma, kebiasaan,

kelembagaan, dan hukum adat yang lazim dilakukan di suatu daerah.

21

Pengertian Kebiasaan.Tradisi dalam bahasa latin: traditio, "diteruskan" atau

kebiasaan, dalam pengertian yang paling sederhana adalah sesuatu yang telah dilakukan

untuk sejak lama dan menjadi bagian dari kehidupan suatu kelompok masyarakat,

biasanya dari suatu negara, kebudayaan, waktu, atau agama yang sama. Hal yang paling

mendasar dari tradisi adalah adanya informasi yang diteruskan dari generasi ke generasi

baik tertulis maupun (sering kali) lisan, karena tanpa adanya ini, suatu tradisi dapat punah.

Definisi kebiasaan: sesuatu yang kamu lakukan secara periodik (present tense/saat ini).

Dulunya, (past tense) hal itu nggak pernah kamu lakukan, tapi sekarang jadi

ngelakukannya secara periodik.

A. STRUKTUR SOCIAL

Pada dasarnya, struktur sosial diartikan sebagai susunan terhadap sesuatu yang

memiliki bagian-bagian atau unsure-unsur dan membentuk suatu susunan. Berikut

merupakan pengertian struktur sosial menurut para ahli:

1. Raymond Flirth menyatakan bahwa struktur sosial merupakan suatu

pergaulan manusia meliputi berbagai tipe kelompok dan meliputi

lembaga-lembaga dimana orang ambil bagian.

2. Soerjono Soekanto (1993) menyatakan bahwa, organisasi berkaitan

dengan pilihan dan keputusan dalam hubungan-hubungan sosial aktual.

Struktur sosial diartikan sebagai hubungan timbal balik antara posisi

sosial dan peran sosial.

3. ER. Lanch menetapkan konsep tersebut pada cita-cita tentang distribusi

kekuasaan diantara individu dan kelompok sosial.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa Struktur sosial merupakan tatanan sosial dalam

kehidupan masyarakat yang didalamnya terkandung hubungan timbal balik antara

status dan peran dengan batas perangkat unsur-unsur sosial yang mengacu pada suatu

keteraturan perilaku dalam masyarakat.

Ciri-Ciri Struktur Sosial

Secara umum, cirri-ciri struktur sosial sebagai berikut:

1. Bersifat abstrak

2. Terdapat dimensi vertical dan horizontal

3. Sebagai landasan sebuah proses sosial suatu masyarakat

22

4. Merupakan bagian dari system pengaturan tata kelakuan dan pola

hubungan masyarakat

5.    Struktur sosial selalu berkembang dan dapat berubah.

Unsur-unsur Sosial dalam struktur sosial

Menurut Soerjono Soekanto, meliputi:

1. Kelompok sosial

2. Kebudayaan

3. Lembaga sosial

4. Stratifikasi sosial

5. Kekuasaan dan wewenang

Fungsi struktur sosial:

Sebagai dasar untuk menanamkan suatu disiplin sosial. Fungsi sosial disini

berkaitan dengan suatu aturan, sehingga diharapkan setiap kelompok dapat bersikap

dan bertindak sesuai yang diharapkan.

Sebagai pengawas sosial. Struktur sosial sebagai pembatas agar masyarakat

menaati norma dan nilai dalam masyarakat. Struktur sosial merupakan karakteristik

yang khas yang dimiliki masyarakat sehingga dapat memberi warna yang berbeda dari

masyarakat lain.

B. AGAMA

Agama mempengaruhi bagaimana cara anggota masyarakat berhubungan satu

dengan yang lain dengan pihak luar. Agama membentuk sikap yang dimiliki

pemeluknya terhadap pekerjaan , konsumsi, tanggung jawab individu, perencanaan

untuk masa depan. Selain itu, agama mempengaruhi lingkungan bisnis dalam hal-hal

penting lainnya, mempengaruhi jenis-jenis produk yang boleh dibeli konsumen dan

pola musim konsumsi. Negara yang dicirikan keragaman agama mungkin

menawarkan tantangan yang lebih besar. Perusahaan yang tidak mampu

menyesuaikan diri dengan kebutuhan beragam budaya mungkin akan mengalami

kemangkiran kerja, penurunan semangat kerja serta hilangnya penjualan.

23

C. KOMUNIKASI INTERPERSONAL

Komunikasi interpersonal adalah komunikasi yang dilakukan kepada pihak lain

untuk mendapatkan umpan balik, baik secara langsung (face to face) maupun dengan

media. Berdasarkan definisi ini maka terdapat kelompok maya atau faktual (Burgon &

Huffner, 2002). Contoh kelompok maya, misalnya komunikasi melalui internet

(chatting, face book, email, etc.). Berkembangnya kelompok maya ini karena

perkembangan teknologi media komunikasi.

Terdapat definisi lain tentang komunikasi interpersonal, yaitu suatu proses

komunikasi yang bersetting pada objek-objek sosial untuk mengetahui pemaknaan

suatu stimulus (dalam hal ini: informasi/pesan) (McDavid & Harari).

Fungsi Komunikasi interpersonal sebagai berikut:

1. Untuk mendapatkan respon/ umpan balik. Hal ini sebagai salah satu tanda

efektivitas proses komunikasi. Bayangkan bagaimana kalau tidak ada umpan balik,

saat Anda berkomunikasi dengan orang lain. Bagaimana kalau Anda sms ke orang

lain tetapi tidak dibalas?

2. Untuk melakukan antisipasi setelah mengevaluasi respon/ umpan balik.

Contohnya, setelah apa yang akan kita lakukan setelah mengetahui lawan bicara

kita kurang nyaman diajak berbincang.

3. Untuk melakukan kontrol terhadap lingkungan sosial, yaitu kita dapat

melakukan modifikasi perilaku orang lain dengan cara persuasi. Misalnya, iklan

yang arahnya membujuk orang lain.

Komunikasi interpersonal merupakan komunikasi yang mempunyai efek yang

besar dalam hal memepengaruhi orang lain terutama perindividu. Hal ini disebabkan,

biasanya pihak yang terlibat dalam komunikasi bertemu secara langsung, tidak

menggunakan media dalam penyampaian pesannya sehingga tidak ada jarak yang

memisahkan antara komunikator dengan komunikan.

1. Faktor personal timbul dari dalam diri individu. Bahwa dalam menanggapi

proses komunikasi antarpribadi, akan dipengaruhi berbagai keadaan yang ada

pada diri individu.24

2. Faktor biologis berupa rasa lapar yang dirasakan oleh individu akan

berpengaruh terhadap kepribadiannya.

3. Faktor Phisikologis Setiap manusia memiliki kehendak dan keinginan sesuai

kondisi jiwanya.

Secara kontekstual, komunikasi interpersonal digambarkan sebagai suatu

komunikasi antara dua individu atau sedikit individu, yang mana individu-individu

tersebut secara fisik saling berinteraksi, saling memberikan umpan balik, dan

menggunakan indera sebagai sensor untuk mengenali partner komunikasi. komunikasi

interepersonal yang bersifat faktual, mendasarkan pada fakta empiris. Komunikasi

interpersonal diistilahkan sebagai komunikasi yang terjadi antara beberapa individu

yang saling kenal satu sama lainnya dalam periode waktu tertentu.

FUNGSI KOMUNIKASI INTERPERSONAL YANG EFEKTIF

Komunikasi interpersonal dianggap efektif, jika orang lain memahami pesan

anda dengan benar, dan memberikan respon sesuai dengan yang anda inginkan.

Komunikasi interpersonal yang efektif, akan membantu anda mengantarkan

kepada tercapainya tujuan tertentu. Apapun kedudukan anda, keterampilan

berkomunikasi secara efektif merupakan modal penting bagi sebuah keberhasilan.

Lima Hukum Komunikasi Efektif

1. Respect

1. Empathy

2. Audible

3. Clarity

4. Humble

25

BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa bisnis internasioal merupakan bisnis

yang melibatkan penyeberangan batas-batas Negara.Bisnis internasional juga

mempunyai ruang lingkup yakni bisnis domestik , bisnis internasioanal , bisnis

multinasional , dan bisnis trasnasional.Dari beberapa lingkup tersebut memiliki arti

tersendiri berdasarkan cakupan wilayah yang dijangkau.Bisnis internasionl memiliki

ciri-ciri penting yang terjadi di berbagai negara yaitu visible trade , invisible trade ,

waralaba , internasional investment , management contract , dan licensing.Dari ciri

tersebut dapat kita ketahui berdasarkan perjanjian yang dipakai. Banyak tujuan dan

manfaat yang dapat kita peroleh dari bisnis internasional baik untuk masyarakat

maupun kehidupan ekonomi negara.Salah satunya adalah Mengenal budaya dalam

interaksi bisnis. Interaksi bisnis pada dasarnya adalah interaksi antar manusia

sehingga aspek budaya, politik dan sosial tidak akan terlaepas dari masalah bisnis.

Bisnis Internasional dalam perkembangannya memerlukan informasi

mengenai budaya, politik dan aspek sosial lainnya yang dapat mempengaruhi aktivitas

bisnis. Kekuatan yang mendasari bisnis internasional berorientasi pada manajemen

oriented. Orientasi adalah asumsi atau keyakinan, yang seringkali tidak disadari,

mengenai sifat dunia ini. Dalam hal ini ada tiga orientasi yang menjadi pedoman

dalam bisnis internasional yaitu etnosentris, polisentris, geosentris yang kemudian

diperluas menjadi regiosentris. Bidang kegiatan bisnis internasional meliputi

Lingkungan Domestik, termasuk sosio ekonomi, sosio cultural, politik, hokum,

pemerintahan, persaingan ,fisik, tenaga kerja, keuangan, teknologi.Dan lingkungan

Luar Negeri, termasuk sosio ekonomik, sosio cultural, politik, tenaga kerja, keuangan,

teknologi dan lingkungan ekonomi. Ada beberapa faktor penting yang perlu

diperhatikan dalam dunia bisnis seperti kondisi politik, sumber alam dan cuaca di

negara yang bersangkutan. Selain itu, perlu juga diperhatikan stabilitas dan hastrat

pemerintah dalam mendorong pertumbuhan investasi, juga perkiraan geografis dan

sumber alam. Banyak kekuatan politik yang harus dihadapi bisnis, mempunyai

sumber-sumber ideologi dan ada banyak lagi sumber-sumber lainnya.

26

3.2 DAFTAR PUSTAKA

http://id.shvoong.com/law-and-politics/politics/2330937-pengertian-partisipasi-

politik/#ixzz2vQdd6QV6

http://yuniawan.blog.unair.ac.id/warna-sains/budaya-dan-bisnis-internasional

http://prasetyo-utomo.blogspot.com/2010/12/pengaruh-faktor-politik-terhadap-

bisnis.html

http://sitirahmawatii.blogspot.com/2011/10/kekuatan-hukum-teknologi-dan-

politik.html

http://www.psikologizone.com/definisi-komunikasi-interpersonal/06511922

http://ochaamenfreak.blogspot.com/2012/11/komunikasi-interpersonal-dan.html

http://sosiologikita166.blogspot.com/2012/10/struktur-sosial_22.html

http://www.academia.edu/5034082/EFEKTIVITAS_KOMUNIKASI_INTERPERSONAL

http://buka-mata.blogspot.com/2013/05/pengertian-budaya-adat-istiadat-dan.html

27

top related