bell’s palsy
Post on 19-Jan-2016
330 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
Flavia Angelina Satopoh04101401088
Bell’s Palsy
Pengertian
Bell’s Palsy (BP) adalah kelumpuhan fasialis perifer akibat proses non-supuratif, non-neoplastik, non-degeneratif primer maupun sangat mungkin akibat edema jinak pada bagian nervus fasialis di foramen stilomastoideus atau sedikit proksimal dari foramen tersebut, yang mulainya akut dan dapat sembuh sendiri tanpa pengobatan.
Anatomi
Diagnosis Anamnesis
Biasanya timbul secara mendadak, penderita menyadari adanya kelumpuhan pada salah satu sisi wajahnya pada waktu bangun pagi, bercermin atau saat sikat gigi/berkumur atau diberitahukan oleh orang lain/keluarga bahwa salah satu sudutnya lebih rendah.
Tidak bisa menutup mata dengan sempurnaOtalgia (nyeri pada telinga)Hiperakusis (sensitifitas berlebihan terhadap suara)Gangguan atau kehilangan pengecapan.Riwayat pekerjaan dan adakah aktivitas yang dilakukan
pada malam hari di ruangan terbuka atau di luar ruangan.
Riwayat penyakit yang pernah dialami oleh penderita seperti infeksi saluran pernafasan, otitis, herpes, dan lain-lain.
Pemeriksaan KlinisPemeriksaan neurologis ditemukan parese
N.VII tipe perifer.Gerakan volunteer yang diperiksa, dianjurkan
minimal:Mengerutkan dahiMemejamkan mata kelopak mata pada sisi yang
lumpuh tetap terbuka (lagoftalmus) dan bola mata berputar ke atas (phenomena Bell)
Mengembangkan cuping hidungTersenyumBersiulMengencangkan kedua bibir
Skala Ugo FischSkala untuk mengevaluasi kemajuan
motorik penderita Bell’s palsy. Dinilai kondisi simetris atau asimetris antara sisi sehat dan sisi sakit pada 5 posisi:
POSISI NILAI PERSENTASE (%)
0, 30, 70, 100
SKOR
Istirahat 20
Mengerutkan
Dahi
10
Menutup Mata 30
Tersenyum 30
Bersiul 10 TOTAL
Penilaian presentase:0% : asimetris komplit, tidak ada gerakan
volunter30% : simetri, poor/jelek, kesembuhan yang
ada lebih dekat ke asimetris komplit daripada simetris normal.
70% : simetris, fair/cukup, kesmbuhan parsial yang cenderung kea rah normal.
100% : simetris, normal komplit.
Penunjang Uji kepekaan saraf (nerve excitability test)
Membandingkan kontraksi otot-otot wajah kiri & kanan setelah diberi rangsang listrik. Perbedaan rangsang lebih 3,5 mA menunjukkan keadaan patologik dan jika lebih 20 mA menunjukkan kerusakan it fasialis ireversibel.
Uji konduksi saraf (nerve conduction test)
Pemeriksaan untuk menentukan derajat denervasi dengan cara mengukur kecepatan hantaran listrik pada n. fasialis kiri dan kanan.
Elektromiografi
Pemeriksaan yang menggambarkan masih berfungsi atau tidaknya otot-otot wajah.
Uji fungsi pengecap 2/3 bagian depan lidah Uji Schirmer CT SCAN/MRI
Diagnosis bandingOtitis mediaRamsay Hunt SyndromeLyme DiseasePolineuropati tumor metastase multiple sklerosis
Terapi Terapi medikamentosa : Golongan
kortikosteroid sampai sekarang masih kontroversi juga dalam diberikan neurotropik. Kortikosteroid, misalnya Prednison harus diberikan dalam waktu tidak lebih dari 2 hari setelah timbulnya gejala dan dilanjutkan sampai 1-2 minggu. Dosis 1mg/kg bb /hari atau 60mg p.o diturunkan sec tapp off.
Terapi operatif : Tindakan bedah dekompresi masih kontroversi.
Rehabilitasi Medik
Rehabilitasi medikTujuan rehabilitasi medik pada Bell’s palsy
adalah untuk mengurangi/mencegah paresis menjadi bertambah dan membantu mengatasi problem sosial serta psikologinya agar penderita tetap dapat melaksanakan aktivitas kegiatan sehari-hari.
FisioterapiPemanasan superfisial dengan infrared,
pemanasan dalam dengan SWD atau MWDStimulasi listrikLatihan otot-otot wajah dan massage wajah
Terapi okupasi latihan gerakan pada otot wajah, seperti latihan
berkumur, latihan meniup lilin, menutup mata dan mengerutkan dahi di depan cermin.
Program sosial medikProgram psikologikProgram ortotik prostetik
top related