babiv sistem energi nuklir dan konsep keberlanjutan …

Post on 19-Oct-2021

14 Views

Category:

Documents

0 Downloads

Preview:

Click to see full reader

TRANSCRIPT

BABIVSISTEM ENERGI NUKLIR DAN

KONSEP KEBERLANJUTAN

4.1. Energi dan Pembangunan Berkelanjutan

Dalam Laporan Brundtland 1987, Our Common Future,memperingatkan dunia terhadap perlunya segera melakukan langkahmaju ke arah pembangunan ekonomi yang berkelanjutan tanpamenghabiskan sumber daya alam atau membahayakan lingkungan.Berdasarkan laporan yang ditulis oleh kelompok politisi, pegawai sipildan para ahli internasional tentang lingkungan, laporan tersebutmendefinisikan pembangunan berkelanjutan sebagai berikut:Pembangunan untuk memenuhi kebutuhan generasi saat ini tanpamengorbankan kemampuan generasi mendatang untuk memenuhikebutuhannya.

Laporan Brundtland menyebutkan bahwa untuk menjamin keadilanglobal diperlukan pertumbuhan ekonomi dan berargumentasi bahwapertumbuhan dimaksud hanya dapat berkelanjutan jika dicapai secarasimultan dengan melindungi lingkungan dan menghemat cadangansumber daya alam tak terbarukan. Laporan tersebut juga menyebutkanbahwa pencapaian terhadap keadilan global dan pertumbuhan yangberkelanjutan mensyaratkan perubahan teknologi dan sosial, misalnyanegara berkembang seperti Indonesia selain harus diberi kesempatanuntuk memenuhi kebutuhan dasar mereka terhadap lapangan kerja,pangan, energi, air dan sanitasi tetapi lingkungan dan cadangan sumberdaya alam dunia harus juga dihemat dengan mengubah secara bertahappengembangan dan penggunaan teknologinya.

Laporan Kajian Energi Dunia, dengan sub-judul "Energy and thechallenge of sustainability', menganalisis isu sosial, ekonomi, lingkungandan keamanan yang terkait dengan pasokan dan penggunaan energi,dan m'engkaji opsi keberlanjutan dalam setiap bidang. Laporan tersebutmenekankan peran sentral energi dalam mencapai tujuan-tujuanekonomi, sosial dan lingkungan yang saling berkaitan dalampengembangan manusia berkelanjutan. Laporan kajian tersebutmempertegas kemungkinan untuk menciptakan sistem energi yangmengarah pad a suatu dunia dengan perekonomian yang tangguh,berwawasan lingkungan dan lebih adil.

8

Pada Sidang Kesembilan Komisi Pembangunan Berkelanjutan(SKPB-9) yang diselenggarakan di New York, AS, energi merupakantema utama dan pada kesempatan tersebut juga dipresentasikan hasilawal tentang indikatorenergi yang dilaksanakan oleh IAEA bekerjasam a dengan lEA, UNDESA dan organisasi nasional dan internasionallainnya. Tujuan kerja sama ini adalah untuk menghasilkan seperangkatindikator inti bagi pembangunan energi yang berkelanjutan yangmencakup tiga pilar keberlanjutan: sosial, lingkungan dan ekonomi.Indikator inti pembangunan energi yang berkelanjutan mencakup isuyang merefleksikan keputusan yang diambil oleh SKPB-9 dan meliputiidentifikasi isu kunci tentang energi seperti aksesibilitas, efisiensi energi,teknologi bahan bakar fosil maju, energi terbarukan, teknologi energinuklir, energi pedesaan dan transportasi.

Energi, dalam konteks pembangunan berkelanjutan,disempurnakan pad a KTT Bumi tentang Pembangunan Berkelanjutandi Johannesburg pada 2002. Masyarakat internasional mendeklarasikanbahwa akses kepada energi sangat penting dalam membantupencapaian Sasaran Pembangunan Milenium dalam menurunkanseparuh jumlah penduduk miskin pada 2025. Disepakati bahwa untukmembantu dan mempermudah akses mendapatkan energi bagipenduduk miskin di negara-negara berkembang dengan mengingatperan penting pengembangan kebijakan nasional di bidang energi untukpembangunan berkelanjutan. Handbook ISED diharapkan dapatberguna dalam mengkaji kecenderungan dan kebijakan energi saat iniserta menyediakan informasi dalam format yang memudahkan usahapembuatan keputusan pada tingkat nasional.

Dokumen penting lain yang berkaitan dengan isu keberlanjutanadalah 'the Kyoto Protocol to the United Nations Framework Conventionon Climate Change (UNFCC)', disahkan pada tahun 1997. ProtokolKyoto mengharuskan emisi gas rumah kaca (GRK) dapat diturunkandari tingkat 1990 pada kurun waktu 2008-2012. Analisis komprehensifemisi GRK dari berbagai jenis pembangkit listrik menunjukkan bahwaPLTN merupakan salah satu teknologi pembangkit yang paling sedikitintensitas emisi karbonnya. Dengan demikian, pembangunan PLTNakan menyumbang secara berarti dalam memenuhi sasaran ProtokolKyoto pada negara-negara yang memilih untuk terus dengan opsi nuklirsebagai sumber pasokan energi domestik.

9

4.2. Dimensi KeberlanjutanSecara umum, tujuan pembangunan berkelanjutan adalah untuk

mencapai keadilan di dalam negara, antar negara dan antar generasi,dengan mengintegrasikan pertumbuhan, perlindungan lingkungan dankesejahteraan sosial. Dengan demikian, keberlanjutan dapat dipandangdari empat sudut atau dimensi berbeda yang saling berkaitan: ekonomi,lingkungan, sosial dan institusional. Tantangan utama pembangunanenergi berkelanjutan adalah untuk menangani keempat dimensi tersebutsecara berimbang, dengan mengambil manfaat dari interaksi dan salingmelengkapi dari keempat dimensi tersebut apabila diperlukan.

Dimensi ekonomi mencakup persyaratan bagi pertumbuhanekonomi yang sehat, seperti menjaga stabilitas keuangan dan laju inflasiyang rendah serta stabil. Isu utama untuk pasokan energi berkelanjutanadalah: kinerja ekonomi, konsumsi energi, intensitas energi dan efisiensidistribusi dan penggunaan energi.

Dimensi lingkungan mensyaratkan eliminasi eksternalitas negatifyang menyebabkan terkurasnya sumber daya alam dan degradasilingkungan. Topik yang terkait dengan dimensi lingkungan adalahperubahan iklim, pencemaran udara, pencemaran air, limbah padatdan limbah radioaktif, sumber daya energi, tata guna tanah danperusakan hutan.

Keberlanjutan sosial menekankan pentingnya keadilan di antaraberbagai kelompok masyarakat, kemampuan adaptasi terhadapperubahan demografi, stabilitas dalam sistem sosial dan budaya,pengambilan keputusan secara demokratis, dan lain-lain. Topik utamayang menjadi perhatian dalam dimensi sosial adalah keterjangkauanharga energi, aksesibilitas dan disparitas, penciptaan lapangan kerja,partisipasi masyarakat dalam pengambilan keputusan, jaminan pasokanenergi, ancaman proliferasi dan keselamatan sistem energi.

Dimensi keempat keberlanjutan adalah pembangunaninfrastruktur institusional, sehubungan dengan diperlukannya peraturandan kebijakan untuk mendorong dan melaksanakan pembangunanberkelanjutan. Dimensi institusional meliputi topik berikut: strategi energinasional berkelanjutan, kerja sama internasional dalam bidang energi,perundangan energi dan kerangka kerja pengaturannya, iptek tentangenergi, langkah kesiap-siagaan dan tanggap darurat pad a kecelakaanenergi.

10

4.3. Sistem Energi Nuklir dan Konsep Umum KeberlanjutanSebagaimana dinyatakan dalam Bab 2, tujuan utama Dokumen

ini adalah sebagai pedoman bagi penerapan dan pengembangan SENyang berkelanjutan sebagai bagian dari sistem pasokan energiberkesinambungan guna mendukung pembangunan berkelanjutan.

Dengan demikian, panduan ini sangat menekankan perhatianterhadap kontribusi SEN pada pembangunan berkelanjutan dankhususnya pada penyediaan pasokan energi berkesinambungan. Untukmenjawab isu spesifik yang berkaitan dengan pembangunan danpemanfaatan SEN untuk mewujudkan pembangunan energiberkesinambungan, dalam kerangka umum em pat dimensikeberlanjutan, panduan ini menyediakan seperangkat prinsip dasar danpersyaratan dalam bidang ekonomi, keselamatan instalasi nuklir,lingkungan dan kondisi tapak, pengelolaan limbah, resistensiproliferasi dan infrastrukur.

11

top related