bab iv korea selatan dan hubungannya dengan asean profil … · 4.1 profil singkat korea selatan...
Post on 22-Jan-2020
23 Views
Preview:
TRANSCRIPT
BAB IV
KOREA SELATAN DAN HUBUNGANNYA DENGAN ASEAN
4.1 Profil Singkat Korea Selatan
Korea Selatan (Lintang Selatan. 33˚ - 43˚; Bujur Timur. 124˚ - 132˚) secara geografis
membentang sepanjang 100.460 km dan bersebelahan darat dengan Korea Utara serta dengan
wilayah Rusia dan China dari arah ke utara, serta berhadapan dengan Jepang dari arah selatan.
Semenanjung yang terletak di Timur laut Asia ini dibatasi oleh sungai Amnok atau sungai Yalu di
sebelah barat laut yang memisahkan antara Korea dengan China, sedangkan dibagian timur laut,
terdapat juga sungai Duman atau sungai Tumen yang memisahkan Korea dengan China dan juga
Rusia. Semenanjung ini juga diapit oleh laut Kuning di sebelah barat serta laut Timur di sebelah
timur. Terdapat juga pulau-pulau penting seperti pulau Jeju, pulau Ulleung dan pulau Dokdo.
Semenanjung Korea terdiri dari 70% pegunungan yang tingginya lebih dari 1.000 mdpl dan 30%
adalah daratan.
Gambar 2. Peta Korea Selatan
(Sumber: Buku Fakta tentang Korea)
Jumlah penduduknya sebesar 50.61 jt (Worldbank, 2015) yang tersebar diberbagai kota-
kota besar seperti Seoul, Busan, Incheon, Daegu, Daejeon, Gwangju, dan Suwon dengan
tingkat kepadatan penduduk 512 jiwa per kilometer persegi. Jumlah penduduk Korea mengalami
peningkatan per tahun rata-rata sejumlah 3 persen sepanjang dekade 1960-an, tetapi jumlah ini
menurun hingga 2 persen pada dekade selanjutnya. Pada tahun 2014, tingkat pertumbuhan
penduduk berada pada titik 0,14 persen dan diperkirakan akan terus menurun hingga 0,02 persen
pada tahun 2020. Jumlah orang asing yang tinggal di Korea pada tahun 2016 melebihi 2 juta orang.
Berdasarkan laporan tahunan dari Kementrian kehakiman Korea Selatan mengenai orang asing
dan migrasi di Korea Selatan, pada tahun 2016 sebanyak 2.490.441 jiwa dimana jumlah ini
meningkat 2 kali lipat bila dibandingkan dengan 10 tahun lalu. Jumlah ini terdiri dari warga China
dengan jumlah 1.016.670 jiwa, disusul oleh warga Vietnam dengan 149.000 jiwa serta Amerika
Serikat dengan Jumlah 142.000 jiwa.
Korea memiliki keberagaman agama seperti Buddha yang dikenalkan di Korea pada 372
Masehi dengan filosofi disiplin tinggi yang menekankan keselamatan pribadi melalui kelahiran
kembali dalam siklus reinkarnasi yang tak berakhir. Lalu Konfusiusme yang didirikan oleh
Konghucu (Confucius) pada abad ke-6 Sebelum Masehi. Konfusianisme lebih condong kepada
etika moral dibandingkan kepercayaan agama. Selain itu, Kristen yang masuk pada tahun 1884
oleh Horace N. Allen, seorang dokter medis berkebangsaan Amerika dan misionaris Presbyterian
dan kemudian disusul oleh misionaris asing lain yang memberi kontribusi kepada masyarakat
Korea dengan memberikan layanan medis dan pendidikan sebagai cara untuk menyebarkan
keyakinan mereka. Kemuadian Islam dimana pembukaan layanan Islam Korea diadakan pada
September 1955, diikuti dengan pemilihan pertama Imam Korea. Komunitas Islam Korea atau
Korean Islamic Society meluas dan diatur kembali menjadi Federasi Muslim Korea atau Korean
Muslim Federation ditahun 1967, dan mesjid pusat didirikan di Seoul pada tahun 1976. Tradisi-
tradisi keagamaan yang ada di Korea yang beragam ini kemudian dijadikan sebagai kekayaan
budaya.
Gambar 3.
Profil Negara Korea Selatan
(Sumber : Kemenlu, 2015)
Korea Selatan adalah negara Republik yang terbagi dalam 3 sistem pemerintahan yaitu
eksekutif yang dipegang oleh Presiden dalam kurung waktu 5 tahun dengan dibantu oleh perdana
menteri yang ditunjuk secara langsung oleh presiden lewat persetujuan dari majelis nasional.
Presiden memiliki peran yang sangat penting dalam penyelengaraan negara. Presiden berperan
sebagai kepala negara yang menjadi lambang dan juga mewakili seluruh bangsa termaksut dalam
sistem pemerintahan yang berlaku dan juga hubungan Korea Selatan dengan negara lain. Selain
itu adalah tugas khusus untuk mengupayakan penyatuan kembali Korea secara damai. Selain itu,
presiden yang merupakan penyelenggara pemerintahan utama. Presiden memiliki kekuasaan
penuh untuk memberikan arahan pada kabinet dan beragam badan-badan penasehat serta lembaga-
lembaga eksekutif. Sebagai panglima tertinggi angkatan bersenjata, Presiden memiliki
kewenangan yang besar dalam penyusunan kebijakan militer, termasuk juga kekuasaan untuk
menyatakan perang. Presiden adalah diplomat dan pembuat kebijakan luar negeri dan juga
pembuat kebijakan utama dan perundang-undangan yang penting.
Gambar 4.
Struktur Pemerintahan Korea Selatan
(Sumber: Buku Korea Dulu & Sekarang, 2013)
Lembaga legislatif yang dijabat selama 4 tahun oleh dewan perwakilan yang berjumlah
300 anggota majelis nasional serta pengadilan konstitusional adalah lembaga tertinggi dari
yudikatif yang terdiri dari 9 hakim yang menjabat selama 6 tahun. Lembaga Yudikatif Korea
terdiri dari Mahkamah Agung, Pengadilan Tinggi, Pengadilan Wilayah, Pengadilan Hak Paten,
Pengadilan Keluarga dan Pengadilan. Hakim-hakim ini dipilih oleh presiden dengan persetujuan
dewan perwakilan. Terdapat juga 17 pemerintah lokal regional serta 227 pemerintah lokal tingkat
dasar dimana kepala pemerintah lokal dan anggota dewan lokal masing-masing dipilih untuk masa
jabatan 4 tahun.
Korea selatan begitu mengutamakan pendidikan karena menurut mereka, sumber daya
manusia adalah adalah faktor yang penting dalam mengatasi permasalahan kekurangan kapita serta
pengelolaan sumber daya yang ada. Faktor ini merupakan salah satu penyebab peningkatan
ekonomi yang cepat di Korea karena sistem pendidikan yang menghasilkan berbagai ahli di
bidangnya khususnya di bidang teknik. Hasil yang baik juga ditunjukan oleh pelajar Korea Selatan
dalam pencapain akademis yang tinggi terutama dalam pelajaran membaca, matematika serta sains
lewat hasil yang dikeluarkan oleh lembaga Program Penilaian Pelajar Internasional OECD (PISA).
Selain itu, pemerintah Korea Selatan juga mendukung pada kegiatan penelitian serta
pengembangan baik yang berskala besar seperti seperti sumber daya hijau, biosains, kesejahteraan,
dan suku cadang mesin (Lembaga Informasi dan Budaya Korea, 2015). Selain itu Korea Selatan
menjadai pusat dari teknologi informasi serta komunikasi. Korea Selatan adalah negara yang
pertama di dunia yang memakai teknologi CDMA, WiBro dan berhasil membangun jaringan
nasional berbasis teknologi pada tahun 2011. Selain itu juga jaringan komunikasi nasional 4G
Long Term Evolution (LTE) bahkan memudahkan dalam e-government yang mendapat peringkat
1 dari 193 negara di dunia.
4.1.1 Perekonomian Korea Selatan
Tahun 1960-an sampai tahun 1990-an menjadi waktu tumbuhnya perekonomian 23
negara Asia Timur. Namun yang mencuri perhatian adalah 8 negara yaitu Jepang, Taiwan, Korea
Selatan, Indonesia, Taiwan, Hongkong, Singapura dan Malaysia dengan pertumbuhan Produk
Domestik Bruto per kapitanya lebih dari 4% per tahunnya. Negara-negara ini dikelompokan dalam
High Performing East Asian Economies/HPAEs yang menurut World Bank, negara-negara ini
berpijak pada landasan yang tepat yaitu: kebijakan pembangunan yang tangguh secara
fundamental dan konsisten dalam penerapannya, kinerja mikroekonomi yang yang cukup baik dan
stabil yang mampu menarik arus modal untuk masuk, kebijakan restrukturisasi dan deregularisasi
sistem keuangan, peningkatan kualitas dan produktivitas sumber daya manusia dan pertumbuhan
penduduk yang menurun dibandingkan negara berkembang lainnya di dunia.
Krisis yang melanda pada tahun 1998 membuat Korea Selatan membuat banyaknya
perusahaan yang bangkrut. Dalam melihat hal ini, pemerintah Korea bersikap tanggap dalam
memperbaiki faktor manufakturnya dengan empat langkah strategis yaitu reformasi sektor
keuangan lewat rekstrukturisasi utang-utang mereka dimana ini tidak lepas dari tingkat kredibilitas
bangsa Korea yang tinggi dimata dunia yang terkenal dengan pekerja keras serta kedisiplinan yang
tinggi. Hasilnya mereka berhasil mendapatkan modal untuk usaha dan kembali berproduksi serta
berinvestasi. Hal lain yang dibuat adalah reformasi korporasi dimana sumber modal yang ada
kemudian diawasi pengunaannya, kemudian diikuti reformasi tenaga kerja termasuk kebijakan
ketenagakerjaan. Adanya forum diantara pengusaha, buruh dan pemerintah menjadi tempat
perundingan dalam mencari jalan keluar bagi permasalahan yang dihadapi. Langkah terakhir yang
dijalankan adalah reformasi dibidang pemerintahan yaitu tata kelola lewat pemberantasan korupsi
dan menurunkan biaya produksi. Korea selatan menunjukan kekuatannya dalam memulihkan
ekonomi mereka lewat penciptaan struktur yang kuat serta didukung adanya kebijakan yang
berfokus pada perbaikan iklim investasi dalam memelihara stabilitas pertumbuhan mereka (Arifin
2008, 65–66).
Tabel 4.1
GDP Tahun 2015-2017
(Sumber: Knoena, 2016)
Korea Selatan menjadi salah satu negara yang pertumbuhan ekonominya cepat untuk saat
ini. Korea berada pada peringkat ke 11 berdasarkan GDP. Pertumbuhan ekonominya pun bisa
dikatakan stabil. Pada tahun 2011 Korea Selatan mengalami penurunan sebesar 1.4% namun
meningkat kembali pada Tahun 2014 sebesar 3.3% dengan pencapaian sebesar US$ 1.410.40
miliar, kemudian diperkirakan akan ada peningkatan sebesar 3 % sampai pada tahun 2020.
4.1.2 Hallyu dan pengaruhnya di Kawasan ASIA
Secara harafiah, Hallyu berarti “gelombang Korea” atau yang dalam bahasa Inggris
“Korean Wave”. Hallyu merupakan sebuah fenomena yang mendapat perhatian dunia dimana
fenomena ini kemudian menarik respon yang positif serta merubah citra Korea dimata dunia
berdampak pada pariwisata Korea Selatan. Hallyu sering kali digunakan untuk mengambarkan
kesuksesan dari budaya korea di luar negeri. Istilah ini pertama kali dipakai oleh Jurnalis Beijing
Youth Daily di China pada tahun 1999 ketika melihat pemberitaan dari K-Drama dan K-pop yang
begitu mendominasi surat kabar di China saat itu. Hallyu yang dimulai dari negara-negara Asia
Timur kemudian meluas sampai Asia Tenggara, Timur Tengah, Amerika Serikat dan Eropa.
Gelombang Korea semakin merambah ke aspek lainnya seperti budaya tradisional Korea,
makanan, literatur dan bahasa yang menarik semakin banyak peminat yang ingin mengenal lebih
dalam akan Korea bahkan menjadi suatu kajian akademik seperti studi kajian di beberapa
university di kawasan Asia Timur (Chartika Sari and Jamaan, 2012).
Kesuksesan dari penyebaran Hallyu ini merupakan kerja sama yang baik dari pemerintah
yang menjalankan penyebaran serta pengawasan dengan para konglomerat yang mensponsori
kegiatan-kegiatan seperti pembuatan film dan K-drama. Kementrian Kebudayaan, Olahraga dan
Pariwisata Korea Selatan mengeluarkan juga kebijakan High Speed Internet Service Program.
Kebijakan ini merupakan bentuk pemanfaatan internet melalui sosial media untuk menyebarkan
konten-konten kebudayaan. Melalui Korean Broadcasting System (KBS) menjadi jaringan televisi
utama di dunia yang menyiarkan konten yang berisi kebudayaan Korea di negara-negara di dunia.
Selain itu adalah penyediaan situs live streaming untuk para penggemar Hallyu yang berada di luar
Korea Selatan bisa menikmati program televisi Korea Selatan melalui internet. Cara lain yang
dipakai adalah memperkenalkan kebudayaan Korea Selatan lewat penyelenggaraan festival
internasional.
Tabel 4.2
Wisatawan Asing yang mengujungi Korea
(Sumber Tourism Statistics (KTO), 2015)
Kepentingan dari Korea selatan lewat penyebaran Hallyu di Kawasan ASEAN adalah
melihat jumlah penduduk ASEAN yang besar yaitu 630 juta jiwa menjadi pasar yang potensial
bagi Korea Selatan. Penyebaran Hallyu berdampak pada peningkatan setiap tahun wisatawan dari
negara anggota ASEAN ke Korea Selatan karena biaya yang lebih murah dibandingkan untuk
pergi ke negara-negara Eropa. Menurut data yang di peroleh dari Tourism Statistics (Korea
Tourism Organization/KTO, 2015), wisatawan asing terutama dari negara-negara anggota
ASEAN yang datang ke Korea terus meningkat jumlahnya sejak tahun 2002 sampai pada tahun
2015 yang mencapai jumlah 1.608 orang. Begitu juga dengan negara-negara lain seperti China,
Jepang, Amerika dan Eropa seperti yang telah ditunjukan tabel diatas.
Para penggemar Hallyu berusaha untuk mengikuti mode rambut, fashion, make-up serta
menggunakan aksesoris yang berkaitan dengan Korea sehingga produk Korea begitu laris
dipasaran. Hallyu berhasil menarik minat banyak pemuda dan membuka pasar merek sendiri yang
semakin merambah ke aspek lainnya seperti budaya tradisional Korea, makanan, literatur dan
bahasa yang terus menarik peminat yang ingin mengenal lebih dalam akan Korea karena faktor
kebudayaan yang simple dan mudah diterima oleh berbagai kalangan dimana nilai-nilai tersebut
dikemas dalam bentuk modern. Korea International Trade Association melaporkan bahwa Hallyu
memberi kontribusi pada kenaikan PDB Korea Selatan sebanyak 0.2 persen atau sebesar 1.87
juta dolar.
4.1.3 Hallyu sebagai Diplomasi Budaya Korea Selatan
Menurut Milton Cummings (Cummings Jr, 2008), diplomasi budaya merupakan
pertukaran ide, informasi, kesenian dan berbagai aspek dari kebudayaan antar negara dan
rakyatnya untuk menumbuhkan suatu kesepahaman bersama. Pemikirannya memberikan suatu
pemahaman bahwa diplomasi budaya merupakan berbagai aktivitas budaya yang dilakukan oleh
setiap negara dalam merepresentasikan budayanya untuk mempengaruhi atau menginspirasi
masyarakat internasional yang memiliki keberagaman pandangan politik. Diplomasi budaya
merupakan bagian dari diplomasi publik seperti yang dilakukan oleh Korea Selatan lewat film,
drama televisi dan industri media yang lain seperti musik pop Korea.
Korea Selatan dulunya lebih dikenal oleh masyarakat dunia sebagai negeri gingseng,
sedikit demi sedikit mulai berubah menjadi negara yang menghasilkan kebudayaan yang
mendunia. Korea selatan berhasil mengekspor komuditas baru ke seluruh dunia dengan budaya
mereka. Dengan sadar Korea Selatan menjadikan kebudayaan sebagai sarana untuk menanamkan
nilai-nilai positif dari negara-negara lain terhadap mereka sehingga rasa ketertarikan akan
kebudayaan serta hal lain yang berkaitan tersebut meningkat. Korea Selatan bisa dikatakan berhasil
membentuk citra baik terutama terhadap negara-negara yang dulunya memiliki masalah dengan
Korea Selatan seperti China dan Jepang. Pemerintah Korea Selatan melalui Kementrian Budaya
dan Pariwisata pada tahun 2000 menunjuk bintang-bintang Hallyu saat itu seperti Lee Byung Hun
dan Choi Ji Woo untuk menjadi duta budaya mereka untuk negara-negara yang mempunyai
ketegangan politik atau masa lalu yang kelam dengan Korea Selatan seperti Jepang dan China.
Efek dari Hallyu memudahkan Korea Selatan untuk menjalani kepentingannya di negara lain
akibat dari nilai positif yang berhasil ditumbuhkan dimata masyarakat.
Hasil survey dari Minsitry of Internal Affairs and Communications of Japan terhadap
masyarakat mengenai penyebaran kebudayaan Korea Selatan di Jepang menujukan 57.1%
responden merasakan perubahan pandangan yang positif terhadap Korea Selatan masuknya Hallyu
ke Jepang (Chartika Sari and Jamaan, 2012, p. 8). Hasil yang didapat dari penyebaran Hallyu
adalah terjadi peningkatan wisatawan Jepang ke Korea Selatan bertujuan untuk berlibur di Korea
Selatan, 43.4% diantaranya adalah wisatawan Jepang. Sedangkan popularitas Hallyu di Taiwan
berdampak terhadap peningkatan penjualan produk-produk Korea Selatan karena masyarakat
Taiwan khususnya kalangan remaja ingin menggunakan produk perawatan kulit yang sama
dengan yang digunakan oleh grup idola K-Pop. Terjadi peningkatan jumlah wisatawan China yang
datang ke Korea Selatan untuk melakukan operasi plastik. Kawasan Asia Tenggara telah banyak
dipengaruhi Hallyu. Para penggemar bintang-bintang Hallyu di sana mulai mengikuti fashion,
mode rambut, make-up hingga melakukan operasi plastik agar mirip dengan idolanya serta
aksesosir yang berkaitan dengan Korea.
Hallyu juga berhasil mempengaruhi sektor yang lain seperti ekonomi dimana pemerintah
Korea menggunakan Hallyu untuk menjadi alat mempromosikan produk mereka untuk
mendapatkan keuntungan. Pergerakan positif dari Hallyu ini membawa dampak besar dikarenakan
munculnya permintaan pasar yang besar akan barang-barang dari Korea Selatan dikarenakan rasa
keingintahuan masyarakat yang besar akan Korea Selatan. Produsen-produsen berhasil
menggunakan artis-artis Korea yang terkenal untuk mempromosikan produk mereka baik produk
telepon genggam, kosmetik sampai pada mobil sehingga berhasil mendongkrak penjualan diikuti
pula dengan mutu dari produk-produk yang baik dan berkualitas.
Kesuksesan Korea Selatan dalam menjalankan soft diplomacy membuahkan hasil yang
baik. Kepercayaan dan nilai positif yang diberikan oleh negara lain terhadap Korea Selatan
membuka peluang untuk melanjutkan kerja sama pada sektor lain seperti sektor ekonomi, politik
dan keamanan, serta sosial-budaya (Yudhantara, 2011, p. 183). Salah satu contoh negara
berkembang di Asia Tenggara yang menjalin hubungan kerja sama dan perluasan kerja sama akibat
dari Hallyu dengan Korea Selatan adalah Indonesia.
Hubungan Korea Selatan dengan Indonesia dimulai ketika Jendral Suharto mengambil
inisiatif untuk mengambil strategi diplomasi anti komunis dengan memberikan kesempatan kepada
Korea Selatan untuk membuka hubungan diplomatik lewat kantor perwakilan tingkat konsulat
jendral di Jakarta pada tahun 1966 kemudian disusul oleh Indonesia pada tahun 1988 dengan
membuka konsulat jendral RI di Seoul dan kemudian status tersebut ditingkatkan menjadi
kedutaan besar (Chŏn and Yuwanto, 2014, p. 4). Hubungan ini terus berjalan baik hingga sekarang,
ditambah lagi dengan adanya penandatanganan the Joint Declaration on Strategic Partnership to
Promote Friendship and Cooperation in the 21st Century pada tanggal 4-5 Desember 2006 di
Jakarta pada saat kunjungan Presiden Roh Moohyun. Joint Declaration ini meliputi kerja sama
politik dan keamanan, ekonomi, perdagangan dan investasi serta pada bidang sosial dan budaya
dengan harapan bahwa hubungan kerja sama kedua negara berkembang tidak hanya pada segi
kuantitas tetapi juga kualitas.
Pada bidang ekonomi, Indonesia dengan Korea telah membentuk Joint Task Force on
Economic Cooperation (HTF-EC) sejak tahun 2007 yang kemudian digiatkan kembali menjadi
Working Level Task Force Meeting (WLTFM) yang diselengarakan 2 kali dalam setahun dengan
tujuan untuk mengakomodasi perkembangan dalam kerja sama ekonomi dari kedua negara. Kerja
sama ekonomi ini jelas memberikan kontribusi yang besar bagi perekonomian kedua negara.
Contohnya pada tahun 2013, nilai investasi dari Korea Selatan mencapai USD 2,2 miliar. Investasi
ini berfokus pada beberapa sektor seperti industri elektronik, telekomunikasi, otomotif,
perbankkan, dll.
Tabel 4.3
Ekspor dari Korea ke Indonesia tahun1998 -2017
(Sumber:Korea International Trade Association)
Tabel ini menunjukan bahwa sejak tahun 1999 yaitu tahun dimana Hallyu muncul
memberikan dampak besar bagi jumlah export ke Indonesia yang meningkat. Kerja sama ekonomi
Korea Selatan dengan Indonesia merupakan kerja sama yang menguntungkan bagi kedua negara
sebab Indonesia yang merupakan negara yang kaya akan sumber daya alam sekitar 80% komoditas
tersebut dikirim ke Korea Selatan seperti gas alam, batu bara, minyak tanah, tembaga, dll.
Sedangkan komoditas barang-barang Korea yang masuk ke Indonesia adalah suku cadang
elektronik, bahan sampingan baju, barang produk penghalusan besi dan lainnya dimana jumlah
ekspor tersebut meningkat seiring dengan merebaknya Hallyu yang memberikan dampak positif
bagi perekonomian dan juga hubungan Korea Selatan dengan negara lain. Kerja sama tersebut
didasari atas kebutuhan masing-masing negara dimana Indonesia memerlukan modal atau
investasi, teknologi yang baik untuk menunjang pertumbuhan ekonomi dan hal tersebut bisa
didapat melalui kerja sama dengan Korea Selatan yang merupakan negara yang terus berinovasi
dalam memajukan teknologi serta informasi sedangkan Korea Selatan sendiri memerlukan sumber
daya alam, tenaga kerja dan juga pasar yang besar dan itu semua bisa di peroleh lewat kerja sama
dengan Indonesia.
Penekanan kerja sama pada bidang-bidang seperti ekonomi, investasi dan juga
perdagangan terus begitu menjadi fokus utama dalam pertemuan-pertemuan kedua negara. Seperti
dalam Joint commission meeting (JMC) yang terselengara pada 18 Desember 2015 dimana kedua
menteri bertemu dan saling meyakinkan satu dengan lain bahwa perlu adanya kerja sama yang erat
dengan berdasarkan saling percaya pada berbagai bidang seperi perdagangan, investasi, pariwisata
dan people to people contact. Ini merupakan hal yang penting sebab Korea Selatan sendiri
merupakan mitra dagang terbesar ke 6 bagi Indonesia (2016) serta merupakan negara penyumbang
investasi terbesar ke 9. Korea Selatan juga menujukan bahwa mereka adalah mitra bagi Indonesia
yang strategis dengan upaya untuk merealisasikan penanaman modal asing mereka di Indonesia
yang kemudian mengantarkan mereka menempati urutan ke 3 dibawah Singapura dan Jepang pada
periode 2012-2016.
Investasi dari Korea ke Indonesia sebenarnya sudah berjalan cukup lama yaitu dimulai
pada tahun 1966 sejak dibukannya Kantor Konsulat Korea Selatan di Jakarta. Semenjak itu
mulailah masuk perusahaan-perusahaan dari Korea seperti Korea Development Company
(KODECO) Samsung, Hyundai Engineering & Construction yang masuk pada akhir 1970-an
sampai 1980-an. Kemudian terjadi peningkatan penanaman modal dari Korea pada bidang
manufaktur seperti garmer, sepatu, tekstil, rambut palsu, mainan dan juga elektronik sehingga
hasilnya muncullah 73 perusahaan yang berafiliasi dengan Korean Garment Association (KOGA).
Pada tahun 1990 LG pun tak mau ketinggalan dan kemudian disusul oleh Samsung Electronics
pada tahun 1992. Perusahan besar Korea lain juga mulai masuk dengan mebawa modal yang besar
seperti PoscoSteel (Pabrik baja tingkat global), Hankook Tyre, Lotte Mart (Perusahaan ritel
raksasa)(Chŏn and Yuwanto, 2014, pp. 40–41). Sampai saat ini, dengan adanya kemudahan
investasi lansung konstruksi, membuat investor-investor asal Korea Selatan berkeinginan untuk
melaksanakan investasi langsung baik dalam bidang kelistrikkan, pelabuhan, konstruksi jalan,
keuangan dan perbankan.
Pengaruh dari Hallyu jelas memberi dampak kepada Indonesia sehingga membuka diri
ke Korea untuk melakukan penanaman modal di Indonesia. Data dari Badan Penanaman Modal
Indonesia yang berada di Jakarta menunjukan bahwa Korea Selatan sampai pada tahun 2015 telah
merealisasi penanaman modal di Indonesia dalam jumlah USD 1,2 miliar dan ini menunjukan
pertumbuhan sebesar 7,6% dari periode sebelumnya. Investasi yang masuk dari Korea Selatan ke
Indonesia sendiri sejak tahun 2010 sampai tahun 2015 mencapai USD 8 miliar dengan menunjukan
komitmen yang besar dari tahun sebelumnya yaitu mencapai 86%.
Tahun 2015, nilai perdagangan kedua negara pada periode Januari - Oktober sebesar USD
14.237,91 Juta sedangkan pada tahun 2016, total perdagangan di antara kedua negara pada periode
Januari-Maret sebesar USD 3,59 miliar, turun 18,66% bila dibandingan dengan periode yang sama
pada tahun 2015. Neraca perdagangan Indonesia dengan Korea surplus bagi Indonesia sebesar
USD 563,8 juta atau naik 58,45% bila dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2015
yaitu sebesar USD 355,8 juta. Pada periode Januari – Maret 2016, produk ekspor non migas
Indonesia ke Korea Selatan adalah Scrap logam dan kayu dan article yang mengalami peningkatan
sebesar 222,8% dan 31,4%. Hasil ini membuktikan bahwa kerja sama ekonomi di antara kedua
negara adalah sangat penting dan menjadi hasil yang baik dari upaya meningkatkan kepercayaan
satu dengan yang lain.
Pengaruh diplomasi budaya Korea Selatan yang memberikan dampak positif terhadap
images Korea Selatan dimata dunia terutama di negara berkembang seperti Indonesia bukan hanya
diaspek ekonomi tetapi juga dalam hal hard politic seperti bagaimana pada bidang keamanan.
Korea Selatan pernah mengirim aktor terkenal mereka Hyun Bin sebagai duta militer untuk
berkunjung ke Indonesia selama 3 hari dengan salah satu tujuan untuk menghadiri upacara jadi
TNI. Selain itu, Korea selatan melihat ini sebagai peluang untuk mempromosikan industri
persenjataan Korea Selatan di Indonesia.
No. Kerjasama Tahun Jumlah (USD)
1 Kerja sama pembuatan
pesawat tempur KF-X IF-X
2009-2029 6-8 Miliar
2 Hibah Landing Vehicle
Truck (LVT)-7A1 dari
Korea Selatan untuk
Indonesia
2009 -
3 Perbaikan kapal selam KRI
Nanggala 402
2009 -
4 Pembelian KH-178 105mm 2010 -
5 Pembelian pesawat Korea T-50 Golden
Eagle
2011-2014 400
6 Pembelian pesawat Indonesia
CN-235
2008-2011 94 Juta
7 Pembuatan kapal tempur
jenis LPD KRI- Banda
Aceh
2004-2011 150 m
8 Pembelian Panser
Tarantula
2011-2013 70 m
9 Pembelian towed Howitzer
KH-179
2011 -
10 Kerjasama pembuatan
Kapal Selam
2011-2017 1.1 Miliar
Tabel.4.4
Kerja Sama pertahanan antara Korea – Indonesia
(Sumber :SIPRI Arms Transfers Database)
Korea menyadari bahwa Indonesia adalah mitra strategis di kawasan Asia Tenggara
sehingga terjalinlah kerja sama pada sektor militer. Pada kerja sama militer ini, frekuensi dari
pengadaan peralatan militer sampai pada armada laut, darat dan udara. Pada saat pertemuan Joint
commission meeting (JMC) yang terselengara pada 18 desember 2015, kedua negara juga
membahas tentang bidang keamanan tentang keinginan Indonesia untuk pembangunan kapal
selam ke-3 dapat dilakukan di Indonesia dengan skema joint section plus. Indonesia sampai saat
ini hanya memiliki 2 kapal selam yang merupakan buatan Jerman. Tentu sangat sulit bagi
Indonesia untuk bisa menjaga perairan Indonesia yang begitu luas yaitu 70% dari luas total wilayah
Indonesia. Kontrak pun sudah ditanda tangani Indonesia untuk membeli 3 kapal selam DSME-209
dengan harga berkisar USD 1.1 miliar dimana 2 diantaranya dikerjakan di Korea. Pesawat tempur
juga menjadi perhatian Indonesia dalam pengembangan alutsista sehingga mengandeng Korea
Selatan dalam pengembangan burung besi generasi 4,5 yang disesuaikan dengan kebutuhan TNI
dalam program Korean Fighter Xperiment/Indonesia Fighter Xperiment (KFX/IFX).
Selain Indonesia, negara anggota ASEAN lain yang mendapat pengaruh besar dari Hallyu
adalah Filipina. Negara dengan jumlah penduduk sebesar 101.6 juta jiwa ini pertama kali
diperkenalkan dengan Hallyu pada 2003 melalui K-drama “Endless Love 1: Autum in my Heart”
dimana berhasil mencuri perhatian banyak orang terutama kelas menengah di Filipina yang
kemudian tergila-gila untuk pergi mengunjungi Korea. Drama Korea pun semakin hari terus
digemari oleh kaum muda di Filipina karena menjadi bagian dalam kehidupan mereka sehari-hari.
Selain itu, K-pop juga digemari karena akses yang mudah melalui internet untuk melihat penyanyi
dan grup yang menjadi idola mereka. Salah satu artis terkenal Korea, Lee Min-Hoo yang
mengunjungi Filipina, disambut dengan meriah oleh penggemarnya sebanyak 200.000 orang.
Efek dari Hallyu ini membawa gambaran positif bagi Korea yang kemudian membuat
Korea menjadi mudah untuk diterima oleh masyarakat Filipina. Kerja sama yang sudah terjalin
sejak tahun 1949 ini terus berkembang sampai sekarang. Filipina membuka Kantor kedutaan
mereka di Seoul pada tahun 1958 dan menandakan bahwa hubungan kedua negara ini erat dengan
kerja sama yang terjalin diberbagai bidang seperti ekonomi, politik, keamanan, serta sosial-
budaya. Kerja sama yang terjalin antara Korea dengan Filipina begitu penting mengingat bahwa
Filipina memiliki sumber daya tambang yang melimpah sedangkan Korea sendiri adalah negara
industri yang membutuhkan pasokan sumber daya. Volume perdagangan antar keduanya adalah
7,4 miliar dolar dan Korea juga menanamkan investasi pada industri perkapalan Filipina dengan
jumlah 1,7 miliar dolar. Selain ekonomi, kerja sama yang terjalin erat antara Filipina dengan Korea
selatan adalah kerja sama militer. Filipina merasa bahwa mereka sangat perlu untuk
memodernisasikan peralatan senjata dan meningkatkan posisi militer mereka. Korea dan Filipina
pun menandatangani MOU kerja sama dalam bidang keamanan pada 17 oktober 2013 yang mana
kerja sama ini menyangkut pada pertukaran pengalaman serta informasi terkain bidang militer,
pendidikan militer serta pelatihan, penelitian serta pengembangan dalam industri pertahanan,
logistik dan pemeliharaan, kerja sama militer yang terkait pada teknologi, dll. Selain itu, Filipina
juga membeli 12 pesawat jet baru dari Korea yaitu 12 FA-50 Golden Eagle dengan harga 402
miliar dolar. Korea Selatan juga mengharapkan agar hubuangan kerja sama di atara ke dua negara
terus berlanjut serta Filipina bisa mendukung Korea Selatan dalam upayanya menghentikan
ancaman Korea Utara demi menjaga kedamaian di kawasan.
Tabel 4.5
10 besar partner perdagangan negara Filipina dan Thailand tahun 2016
(Sumber Direction of Trade Statistics, 2016 (IMF))
Tabel di atas munjukan bahwa Korea selatan menempati posisi ke 7 dibawah Jerman
dalam hal Ekspor dengan Filipina dengan Total USD 2.152 juta sedangkan untuk Impor sendiri,
Korea menempati posisi ke 6 dibawah Singapura dengan jumlah USD 4.771 miliar pada tahun
2016. Sedangkan Korea tidak masuk dalam 10 besar dalam hubungan ekspor dari Thailand tetapi
menempati posisi ke 8 dalam hubungan impor di bawah Singapura yaitu dengan jumlah USD 7.013
miliar.
Thailand tidak lepas dari pengaruh Hallyu, di negara ini drama Korea menjadi program
reguler di tv bahkan sampai merambat pada dunia pendidikan dimana buku pelajaran musik untuk
sma menggunakan foto-foto artis ternama Korea seperti Super Junior, Big Bang, Rain,dll. Selain
itu, dibangun juga pusat kebudayaan Korea dimana masyarakat Thailand akan bisa mengenal lebih
dekat akan Korea baik dari sejarah, tempat wisata, makanan, musik, dll. Masyarakat juga dihibur
dengan kedatangan penyanyi Baek Ah-yeon, yang merupakan juara 3 dari kompetisi menyanyi
terkenal di Korea yaitu K-pop Star
Drama Korea yang mulai masuk pada tahun 2001 sangat mempengaruhi rasa ingin tahu
dari masyarakat Thailand sehingga mereka pun mengunjungi Korea terutama untuk melihat lokasi
syuting dari drama yang mereka nikmati. Selain itu juga membuat produk-produk Korea begitu
disenangi oleh kelas menengah ke atas di Bangkok, selain karena kecocokan budaya yang
dirasakan bila dibandingkan dengan budaya Barat, setiap drama atau film tetap menjaga identitas
dari Korea sendiri sehingga itu membuat kesan yang baik bagi Korea dimata penonton Thailand.
Tentu saja Hallyu meberikan pengaruh positif kepada kerja sama yang terjadi di antara
Thailand dengan Korea sejak 1 oktober 1958 dimana kerja sama tersebut terjalin dalam berbagai
bidang seperti ekonomi, politik dan juga sosial-budaya. Pada bidang ekonomi, kedua negara ini
telah menjalin kerja sama sejak 1961 sehingga terciptannya Join Trading Committe (JTC) dengan
tujuan untuk menyelesaikan permasalahan dalam proses perdagangan serta promosi kerja sama
perdagangan dan investasi. Pada tahun 2008, Republik Korea adalah salah satu mitra dagang utama
Thailand dimana nilai perdagangan antara kedua negara terus berkembang dan mencapai 10,53
miliar dolar. Saat ini juga terdapat lebih dari 300 perusahaan Korea dan Korea-Thailand yang
melakukan bisnis mereka di Thailand. Pada tahun 2008, Dewan Investasi Thailand (BOI)
menyetujui hampir 8,15 miliar baht proyek investasi Korea di Thailand dan hampir setengah dari
proyek tersebut berada di industri elektronika dan listrik. Mobil produksi Korea seperti Hyundai
dan Kia juga di ekspor ke Thailand serta barang elektronik seperti smart phone samsung, televisi
dan AC juga diminati oleh masyarakat.
4.1.4 Korea dalam kerja sama ASEAN + 3 ( APT )
Kerja sama ASEAN dengan 3 mitra wicaranya yaitu Republik Korea, Jepang dan China
sudah terjalin sejak 1997. Walaupun situasi saat itu adalah waktu yang krusial bagi kawasan ASIA
karena krisis ekonomi yang melanda tidak menyurutkan keinginan untuk bekerja sama.
Berdasarkan pada Joint statement on East Cooperation, terjalinlah kerja sama meliputi
perdagangan, investasi, keuangan dan perbankan, transfer teknologi dll. Komitmen untuk
mempererat kerja sama lewat terbentuknya East Asian Vision Group (EAVG) yang anggotanya
adalah para intelektual dari negara-negara ASEAN serta China, Jepang dan Korea yang bertugas
untuk memberikan laporan serta rekomendasi untuk kerja sama yang lebih baik seperti
pembentukan Ease Asia Free Trade Area, fasilitas pendanaan kawasaan, KTT Asia Timur, dll.
Hasil yang baik dari pertemuan ASEAN+3 adalah disepakatinya Chiang Mai Initiative
Multilateralization (CMIM) pada 24 maret 2010 dengan tujuan untuk membantu likuiditas
keuangan dikawasan untuk menghindari krisis keuangan di kawasan. Kerja sama ini memberikan
kontribusi dalam menciptakan kondisi yang aman didalam kawasan. Ini menjadi tempat yang baik
untuk bertemunya para pemimpin terutama pemimpin dari Asia Timur untuk saling berinteraksi
membahas apa yang menjadi prioritas dalam kawasan dalam bidang ekonomi, politik dan
keamanan.
Bila dibandingkan dengan dua negara Asia Timur yaitu Jepang dan China, bisa dikatakan
Korea Selatan memiliki pengaruh terutama dalam kerja sama ini dengan berinisiatif untuk
membangun kerja sama sehingga terbentuklah East Asia Vision Group (EAVG) dan Juga East
Asia Study Group (EASG) yang mana menjadi sebuah konsep dan metode dalam kerja sama
sedangkan ASEAN berinisiatif dalam penyelengaraan pertemuan ASEAN+3. Kaloborasi ini
menjadikan ASEAN dan Korea memegang peranan kunci dari kerja sama ini.
Kerja sama ini penting karena negara-negara Asia Timur bergantung pada sumber daya
alam yang dimiliki oleh ASEAN yang menjadi pengerak dalam industri mereka selain mendukung
terjalinnya integrasi bilateral dengan ASEAN. Selain itu, Korea melihat bahwa lewat adanya kerja
sama dengan ASEAN dan 2 negara ASIA Timur lainnya, menjadi wadah yang baik untuk
memperkuat kerja sama lewat forum internasional dan juga sebagai upaya dalam penyelesaian isu-
isu yang menggangu stabilitas kawasan seperti pemasalahan Laut China Selatan, semenanjung
Korea, terorisme, serta perluasan sektor-sektor lain yang menjadi masalah seperti pendidikan,
peningkatan kesehatan publik sampai pada mengelolaan bencana. Pada sisi yang lain, Korea
Selatan menyadari bahwa kerja sama ini menjadi penting karena ekonomi dari ASEAN+3 yang
memiliki daya tahan yang baik dimana ekonomi dari kerja sama ini terus tumbuh meskipun dalam
ketidakpastian global yaitu sebesar 5,2% dengan inflasi yang terkendali ditambah lagi terus terjadi
pertumbuhan yang stabil dan kuat pada China dan Jepang dimana kedua negara ini memiliki
peranan penting dalam kerja sama ASEAN+3 dalam keberlanjutan pertumbuhan ekonomi di
kawasan. Lewat permintaan domestik yang tinggi, negara-negara yang bekerja sama akan mampu
memperoleh keuntungan lewat integrasi perdagangan dan investasi yang terjadi di kawasan.
Masalah lain yang diangkat Korea dalam pertemuan negara-negara anggota ASEAN
dengan 3 negara di ASIA TIMUR ini adalah mengenai keamanan energi dimana kebutuhan akan
energi ditingkat regional serta global yang terus meningkat. Negara-negara ini pun membentuk
ASEAN Ministers on Energy Meeting (AMEN)+3 sebagai upaya untuk mengatasi isu-isu bersama
di pasaran minyak regional dengan mengesahkan program kegiatan seperti Energy Security
Forum, Natural Gas Forum, Oil Market Forum, dll. Korea pun mengajukan proposal mengenai
kerja sama Clean Development mechanisim (CDM) sebagai upaya pengurangan greenhouse gas
emission dan juga peningkatan akan sustainable development melalui capacity building yang mana
proposal tersebut diterima dengan baik dan kemudian ditinjaklanjuti. Korea juga mengajukan
proposal mengenai kerja sama civilian nuclear energy dimana proposal ini merujuk dari
ASEAN+3 Cooperation Work plan tahun 2007-2017 dimana kerja sama civilian nuclear energy
ini bertujuan untuk capacity building melalui pelatihan staf untuk civil nuclear development di
kawasan.
4.2 Kerjasama Korea Selatan dengan ASEAN
ASEAN dan Korea Selatan berinisiatif untuk berdialog terkait hubungan sektor pada
November 1989 dan kemudian hubungan tersebut terus meningkat sampai pada ditanda tanganinya
the Joint Declaration on Comprehensive Cooperation Partnership yang bertepatan pada 8 tahun
ASEAN-ROK Summit pada 30 November 2004 di Vietnam serta mengadopsi ASEAN-ROK plan
of Action ( POA ) untuk mengimplementasikan the Joint Declaration pada perayaan 9 tahun
ASEAN-ROK Summit pada 13 Desember 2005 di Kuala Lumpur.
Gambar 3
Volume perdagangan ASEAN-Korea
Sumber : ASEAN-KOREA CENTRE, 2015
Dalam bidang ekonomi, ketergantungan ekonomi melalui hubungan perdagangan serta
investasi di antara ASEAN dan Korea Selatan terus diperdalam. Ini terbukti dari arus total Foreign
direct investment ( FDI ) dari Korea Selatan ke ASEAN bertumbuh dengan total USD 1.5 milyar
pada tahun 2008 kemudian terus meningkat sampai mencapai USD 4.5 milyar pada tahun 2014
yang mengantarkan Korea selatan sebagai investor terbesar ke 6 bagi ASEAN. Selain itu dalam
bidang perdagangan diantar keduanya meningkat 15 kali lipat dari USD 8.2 miliar pada tahun 1989
sampai pada USD 138 miliar pada tahun 2004. ASEAN menjadi partner ke 2 terbesar bagi Korea
setelah China dalam bidang perdagangan semenjak 1989 sampai pada USD 138 miliar pada tahun
2004. Keduanya terus berusaha untuk mencapai target USD 150 miliar pada tahun 2015 dan terus
meningkat menjadi USD 200 miliar pada tahun 2020.
ASEAN dan Korea Selatan berinisiatif untuk berdialog terkait hubungan sektor pada
November 1989 dan kemudian hubungan tersebut terus meningkat sampai pada ditanda tanganinya
the Joint Declaration on Comprehensive Cooperation Partnership yang bertepatan pada 8 tahun
ASEAN-ROK Summit pada 30 November 2004 di Vietnam serta mengadopsi ASEAN-ROK plan
of Action ( POA ) untuk mengimplementasikan the Joint Declaration pada 9 tahun ASEAN-ROK
Summit pada 13 Desember 2005 di Kuala Lumpur.
Tahun Kegiatan
1989 Dialog kemitraan sektoral ASEAN – KOREA SELATAN
1991 Dialog kemitraan penuh ASEAN-KOREA SELATAN
1997 Summit pertama ASEAN-KOREA SELATAN
Summit pertama ASEAN+3
Visi ASEAN 2020
2004 Deklarasi bersama tentang kerjasama kemitraan komprehensif antara ASEAN dan
Korea Selatan
2007 Berlakunya Free Trade Area diantara ASEAN-KOREA pada perdagangan barang
2009 Perayaan 20 tahun dialog kemitraan ASEAN-KOREA (Jeju, Korea )
Peresmian ASEAN-Korea Centre
Berlakunya Free Trade Area diantara ASEAN-KOREA pada jasa dan investasi
2010 Deklarasi bersama dan rencana aksi ASEAN-KOREA dalam kemitraan strategis
untuk Perdamaian dan Kemakmuran
2012 Pembentukan misi dari Korea Selatan untuk ASEAN
2014 Perayaan 25 tahun dialog kemitraan ASEAN-KOREA (Busan, Korea)
2015 Rencana Aksi ASEAN-KOREA untuk mengimplementasikan dalam kemitraan
strategis untuk Perdamaian dan Kemakmuran (2006-2020)
2017 Tahun pertukaraan kebudaya ASEAN-KOREA
Tabel 4.6
Kronologi Kerja sama Korea Selatan dengan ASEAN
(Sumber : ASEAN-KOREA CENTRE, 2015)
4.3. ASEAN-KOREA CENTRE SEBAGAI INTERGOVERNMENTAL ORGANIZATION
Dalam usaha untuk memfasilitasi kerja sama yang lebih erat serta saling pengertian satu
sama lain, maka Korea Selatan menetapkan misi tersebut di Jakarta pada bulan September 2012
dan menetapkan itu sebagai duta besar pertama untuk ASEAN pada bulan oktober 2012 selain itu,
pada bulan Maret 2013, ASEAN-KOREA CENTRE didirikan Seoul sebagai pusat yang
memegang peran penting dalam memainkan peran dalam peningkatan volume perdagangan,
akselerasi aliran investasi, meningkatkan turisme serta memperkaca pertukaran budaya diantara
ASEAN dan Korea Selatan.
Untuk mencapai visi tersebut maka ASEAN-KOREA CENTRE berusaha untuk melayani
sebagai channel untuk perdagangan, investasi, turisme dan pertukaran budaya diantara ASEAN
dan Korea sebagai jalan untuk meningkatkan keuntungan satu dengan yang lain dan juga
komplementer untuk menguatkan kerja sama ekonomi serta sosial budaya.
Ada pun ASEAN-KOREA CENTRE mendapat mandat untuk :
a. Meningkatkan volume perdagangan
b. Akselerasi arus investasi
c. Mengairahkan pariwisata
d. Memperkaya pertukaran budaya di antara negara anggota ASEAN dan Korea dan juga
pertukaran diantara orang-orang.
Tugas yang dipikul ini dijalankan dengan mengimplementasikan lewat berbagai program
kerja dan aktivitas yang bertujuan menguatkan kerjasama serta memperdalam persahabatan di
antara negara anggota ASEAN dengan Korea. ASEAN-KOREAN CENTRE sendiri memandu
hubungan kerjasama ini berdasarkan nilai berbagi, penghormatan terhadap keberagaman serta
hubungan timbal balik yang saling percaya.
ASEAN-KOREAN CENTRE memiliki beberapa tujuan utama, yaitu :
A. Meningkatkan kerjasama antara ASEAN-Korea
1) Lewat menguatkan kerja sama timbal balik diantara ASEAN dan Korea dengan
mengembangkan ikatan ekonomi dan sosial-budaya.
2) Memperdalam saling ketergantungan, melengkapi dan keuntungan yang timbal balik lewat
kerja sama ASEAN-Korea.
3) Berperan sebagai jembatan diantara pemerintah dan sektor privat.
B. Mempromosikan pemahaman yang timbal balik melalui pertukaran budaya dan kontak
orang ke orang.
1) Meningkatkan kesadaran publik terhadap ASEAN di Korea dan sebaliknya, dan juga
hubungan ASEAN-Korea, dan promosi kesadaran dan pengertian antar budaya.
2) Menguatkan pertalian arus budaya dan turisme diantara ASEAN-Korea
C. Mendukung usaha integrasi ASEAN
1) Lewat penyediaan dukungan dalam membatasi gap di ASEAN.
2) Memastikan bahwa program cukup menjawab kebutuhan regional dan untuk
membangun program-program yang dibuat untuk kebutuhan sub regional
Secara umum, susunan organisasi dari ASEAN-KOREA CENTRE adalah sebagai
berikut :
1) Dewan yang merupakan badan pembuat keputasan tertinggi di pusat yang terdiri dari 11
direktur merupakan perwakilan dari setiap anggota yang bertugas untuk mengambil
keputusan dalam menjalankan program yang berpusat di ASEAN-KOREA CENTRE,
menyetujui program kerja kedepan serta anggaran untuk pengoperasian kegiatan tersebut,
menyetujui laporan tahunan dari kerja yang dilakukan serta menunuju sekretaris umum.
2) Dewan Eksekutif yang merupakan badan pengawas serta penasehat dari sekretariat yang
terdiri dari 11 perwakilan dari masing-masing anggota yang bertugas untuk memastikan
DEWAN
DEWAN EKSEKUTIF
SEKRETARIAT
Unit Perencanaan dan Urusan Umum
Unit Perdagangan dan Investasi
Unit Kebudayaan dan Pariwisata
dan Unit Informasi dan Data
Unit Perencanaan dan Urusan Umum, Unit Perdagangan dan
Investasi, Unit Kebudayaan dan Pariwisata, dan Unit Informasi dan
Data
kegiatan di pusat berjalan efektif serta mengawasi dan member nasihat kepada sekretaris
umum bila diperlukan.
3) Sekretariat mempunyai sekretaris umum dan anggota yang merupakan warga negara dari
negara anggota dan bertanggung jawab pada dewan dan dewan eksekutif dalam masa
jabatannya selama 3 tahun dalam melaksanakan program kerja tahunan serta mengangkat
unit yang disetujui untuk melaksanakan fungsi dan tugas untuk di jalankan. Sekretaris
umum ASEAN-KOREA CENTRE saat ini adalah Mr. Kim Young-Sun. Badan
Administrasi Pusat yang terdiri dari Sekretaris Umum dan empat unit: Unit Perencanaan
dan Urusan Umum, Unit Perdagangan dan Investasi, Unit Kebudayaan dan Pariwisata, dan
Unit Informasi dan Data. Setiap anggotanya adalah merupakan delegasi resmi pemerintah
negara-negara anggota.
Jika dilihat dari hubungan kerja sama yang terjalin di antara ASEAN dengan Korea,
konsep “Spillover” muncul dari kacamata Neo-fungsionalisme bisa dipakai untuk membahas
ASEAN-KOREA CENTRE. “Spillover” dilihat sebagia proses dimana kerja sama politik
dilaksanakan dengan tujuan spesifik yang kemudian membuat terbentuknya tujuan-tujuan baru
untuk memastikan tercapainya tujuan-tujuan lama. Konsep ini dipakai untuk menggambarkan
sebuah integrasi lebih lanjut yang terjalin dan didefinisikan sebagai kekuatan pendorong dan
logika inheren dari sebuah integrasi melalui peningkatan dalam sebuah ketergantungan ekonomi
(Wiener and Diez, 2004, pp. 63–64). Menjadi suatu hal luar biasa dimana dari setiap kegiatan yang
dilaksanakan oleh ASEAN-KOREA CENTRE berdasarkan tujuan untuk memenuhi kebutuhan
setiap negara anggota ASEAN maupun Korea sendiri.
Konsep ini menjelaskan bahwa sebuah kerja sama yang terjalin diantara satu negara
dengan negara lain membuat terjadinya kesepakatan pada bidang yang lain. Contoh kongkrit dari
konsep ini adalah Uni Eropa yang berawal dari European Coal and Steel Community lalu kini
berkembang menjadi masyarakat Eropa yang terintegrasi dalam berbagai bidang. Kerja sama yang
berhasil di bidang itu lambat laun akan membawa kerangka kerja sama sebuah regionalisme
meluas (spillover) pada agenda politik sebagai isu sensitif sebuah kerja sama. Diawali dengan kerja
sama non-politik, misalnya dengan agenda ekonomi, sosial, ataupun kebudayaan. Kesepakatan
dengan cara kompromi meningkatkan kepentingan bersama tekanan integratif yang diberikan oleh
pemerintah dan non-pemerintah kemudian disebut spillover politik menjelaskan ASEAN-KOREA
CENTRE yang terbentuk berlandaskan persetujuan bersama negara-negara anggota ASEAN serta
Korea Selatan untuk melaksanakan fungsi-fungsi yang tentu saja memberikan manfaat secara
timbal-balik bagi negara-negara tersebut yang kemudian di wujudnyatakan dalam pertemuan-
pertemuan ataupun kegiatan-kegiatan secara berkala. Terbentuknya ASEAN-KOREA CENTRE
sebagai pengerat identitas ASEAN yang bermanfaat untuk memperoleh kepentingan bersama
dengan Korea.
Jelas bahwa ASEAN-KOREA CENTRE terbentuk melalui kesepakan dari negara-
negara anggota untuk mewujudkan tujuan internasional mereka yang merupakan perwujudan dari
tujuan nasional mereka masing-masing. Ini membuktikan bahwa suatu negara tidak dapat hidup
sendiri atau membutuhkan negara lain. Korea Selatan membutuhkan sumber daya yang melimpah
dari negara-negara anggota ASEAN, sebaliknya negara-negara lain membutuhkan Korea sebagai
sumber investasi, pertukaraan teknologi maupun turisme.
Merujuk pada teori organisasi internasional dari Clive Archer, ASEAN-KOREA
CENTRE memiliki 3 fungsi yaitu :
1. Negara-negara anggota ASEAN sendiri menggunakan ASEAN-KOREA CENTRE
sebagai instrument untuk berdiplomasi dengan negara yang lain dalam hal ini Korea
Selatan karena pada dasarnya ASEAN-KOREA CENTRE terbentuk berkaitan dengan
kepentingan negara mereka yang bersangkutan dengan kepentingan negara ini.
2. Sebagai tempat forum untuk berkomunikasi untuk bekerjasama, persetujuan bahkan
pertentangan dimana arena tersebut bersifat netral. Arena ini menjadi tempat untuk
mengedepankan kepentingan, menunjukan sudut pandang terhadap sesuatu didepan
forum dengan komitmen ASEAN-KOREA CENTRE untuk menjadi kunci dalam
mempromosikan perdagangan, investasi, turisme, pertukaran budaya, hubungan
orang-orang dan membangkitkan kesadaran terhadap ASEAN di Korea.
3. ASEAN-KOREA CENTRE berperan sebagai aktor yang tidak terpengaruh dari luar
ketika membuat sebuah kebijakan terutama dalam memajukan kerja sama dengan
memiliki kapasitas sebagai aktor yang ditentukan oleh rekomendasi, resolusi dan
mandat pada saat dibentuknya organisasi tersebut.
Menyambung dari fungsi ASEAN-KOREA CENTRE diatas, ASEAN-KOREA
CENTRE terbentuk sebagai hasil dari keinginan untuk mengadakan kerja sama yang lebih
terorganisir dari negara-negara anggota ASEAN dengan Korea Selatan lewat strukrut organisasi
yang jelas dan juga sebagai upaya untuk mencapai peningkatan kerja sama diantara ASEAN
dengan Korea, mempromosikan saling pengertian melalui pertukaran budaya dan people-to-people
contact dan juga mendukung secara penuh dalam integrasi ASEAN.
Banyak usaha yang dilakukan oleh ASEAN-KOREA CENTRE sebagai upaya untuk
mencapai kepentingan bersama diantara ASEAN-Korea Selatan seperti Investment and Business
Environment Seminar dengan tujuan untuk mengenalkan kepada pebisnis Korea, investasi dan
peluang bisnis di ASEAN, ASEAN Culture and Tourism Fair dimana negara-negara ASEAN dan
Korea mempromosikan pertukaran budaya dan saling pengertian lewat pertunujukan budaya pada
masyarakat Korea serta pengenalan akan ASEAN kepada anak-anak, generasi muda dan
masyarakat umum lewat ASEAN Awareness Program.
Banyak kegiatan yang dilakukan oleh ASEAN-KOREA CENTRE namun kegiatan
tersebut tidak hanya sebatas pada negara-negara ASEAN dan Korea tetapi ASEAN-KOREA
CENTRE juga memperluas hubungan dengan pihak luar seperti ASEAN Secretariat sebagai upaya
dalam meningkatkan hubungan diantara ASEAN dengan KOREA serta untuk berkontribusi dalam
upaya integrasi dan memperkecil gap diantara negara ASEAN. Tidak hanya bekerja sama dengan
ASEAN Secretariat tetapi juga bekerja sama dengan ASEAN-JAPAN CENTRE dan ASEAN-
CHINA CENTRE untuk berbagi cara yang baik dalam membangun kerja sama, upaya peningkatan
program yang akan dijalankan kedepan dan memperluas kerja sama untuk memperbesar kerangka
kerja ASEAN+3. Selain itu, dalam upaya memaksimalkan dampak dan kualitas dari program yang
dijalankan oleh ASEAN-KOREA CENTRE, termaksut kegiatan ASEAN Connectivity Forum dan
ASEAN-Korea Youth Network Program terjalinlah kerja sama dengan pihak lain seperti Asian
Infractructure Investment Bank, Asian Development Bank, AfoCo, dll. Semua ini adalah upaya dari
ASEAN-KOREA CENTRE dalam melaksanakan visi mereka untuk menjadi pemain utama dalam
pembangunan dan kerja sama diantara ASEAN dan Korea.
top related