bab iii proses penciptaan a. implementasi teoritik (riset...
Post on 07-Mar-2019
218 Views
Preview:
TRANSCRIPT
16
BAB III
PROSES PENCIPTAAN
A. Implementasi Teoritik (Riset Ide)
Setiap orang perlu mengungkapkan atau mengekspresikan
perasaannya, lewat beragam caranya masing-masing. Ekspresi sendiri
merupakan sesuatu yang dikeluarkan. Salah satu cara untuk mengeluarkan
perasaan kita adalah melalui seni, entah itu seni musik atau seni rupa.
Karena seni adalah ungkapan perasaan seniman yang disampaikan kepada
orang lain agar mereka dapat merasakan apa yang dirasakannya. Hal
tersebut yang penulis coba lakukan untuk mengekspresikan perasaan
melalui karya-karya Tugas Akhir.
Penulis sangat gemar mendengarkan permainan biola dari
komposer dan musisi hebat seperti Vivaldi, Bach, Handel, Pachelbel,
Paganini, Mozart sampai Lindsey Stirling. Hal tersebut dipengaruhi oleh
kebiasaan penulis sejak kecil yang sangat suka melihat film kartun dengan
backsound musik-musik klasik. Sejak saat itu penulis mulai tertarik dan
menyukai musik klasik. Kebiasaan itu kemudian menjadikan penulis
gemar mendengarkan musik-musik klasik, dan terobsesi untuk bisa
memainkan alat-alat musik orkestra, terutama biola. Obsesi penulis
terhadap biola tersebut memberi ide untuk mengangkat tema tersebut ke
dalam karya seni lukis. Dalam karya-karya Tugas Akhir ini, biola
dijadikan sebagai subject matter.
17
Biola merupakan alat musik empat dawai dari keluarga instrumen
gesek seperti biola alto, cello dan contrabass. Alasan kenapa dipilih
instrumen biola sebagai tema, karena keindahan suara dan bentuk biola.
Biola mempunyai keindahan suara yang tidak diragukan lagi. Bagi penulis,
biola bukan sekedar instrumen gesek dengan empat dawai. Biola adalah
media untuk meluapkan emosi di saat sedang sedih maupun senang.
Mendengarkan atau bermain biola dapat menghilangkan kekacauan dalam
hati dan pikiran. Penulis lebih menyukai musik-musik instrumen yang
dimainkan menggunakan biola daripada lagu-lagu berlirik.
Faktanya mendengarkan biola dapat mempengaruhi perasaan dan
pikiran kita. Karena musik klasik membantu meningkatkan konsentrasi,
menenangkan pikiran, meningkatkan kewaspadaan, dan mengurangi suara-
suara eksternal yang bisa mengalihkan perhatian kita. Suara biola dapat
mempengaruhi denyut jantung dan tekanan darah sesuai frekuensi, tempo
dan volumenya. Itulah alasan penulis selalu mendengarkan merdu suara
biola saat belajar, bersantai, menjelang tidur dan aktivitas lainnya.
Kreativitas sangatlah penting dalam berkarya, karena kreatif sangat
mahal harganya. Kreativitas merupakan gabungan dari gagasan lama ke
dalam bentuk baru, tetapi yang lama merupakan dasar dari yang baru.
Seperti anak yang menciptakan dunia impian dan menggunakan suasana
dan pengalaman dari kehidupan sehari-hari. Sama seperti pembuatan karya
Tugas Akhir ini, digunakan pengalaman penulis dalam kehidupan sehari-
hari. Karena seni baru lahir apabila perasaan berubah menjadi pengalaman.
18
B. Implementasi Rupa (Riset Bentuk)
Biola mengalami proses perubahan bentuk yang cukup panjang
sejak sekitar abad ke-10 Masehi. Dalam buku (Sejarah Kebudayaan Islam)
biola pertama berasal dari rebec yang telah digunakan oleh musisi islam.
Bentuk rebec sendiri sangat sederhana, seperti pada gambar di bawah ini.
Gambar 5. Rebec
Sumber: http://www.google.com/rebec
16 Mei 2016, pukul 10:15 WIB
Alat musik gesek mulai menyebar sampai daratan Eropa, ada
instrumen yang disebut dengan viol. Menurut (Miller, 2001) viol
dipergunakan pada abad ke-16 dan ke-17 (biola abad Renaissans). Viol
memiliki nada yang lebih halus dan lembut daripada biola. Instrumen
tersebut tidak terpakai lagi sejak kira-kira pertengahan abad ke-18. Bentuk
viol hampir menyerupai biola modern namun terlihat lebih sederhana dan
memiliki 6 dawai.
19
Gambar 6. Viol Gambar 7. Viol
Sumber: http://www.google.com/Viol
16 Mei 2016, pukul 10:18 WIB
Menurut (Lisbijanto, 2013) biola tertua yang memiliki empat senar
seperti biola modern dibuat oleh Andrea Amati pada tahun 1555. Pada
abad 18 terjadi loncatan sejarah dalam perkembangan biola, khususnya
pada perubahan panjang dan sudut leher biola, yang sangat berpengaruh
terhadap suara dan resonasinya. Bentuk biola modern karya Amati dan
Stradivarius seperti gambar di bawah ini.
Gambar 8. Violin Andrea Amati
Sumber: http://www.google.com/ Violin-Andrea-Amati 16 Mei 2016, pukul 10:20 WIB
20
Gambar 9. Violin Stradivarius
Sumber: http://www.google.com/Violin-Stradivarius
16 Mei 2016, pukul 10:21 WIB
Proses panjang telah dialami oleh biola modern hingga bentuknya
seperti sekarang ini. Perubahan bentuk biola dan lubang F (F-hole) sejak
abad ke-10 Masehi sampai abad ke-18 Masehi dapat kita amati pada
gambar di bawah ini.
Gambar 10. Lubang F-Hole dan perubahan bentuk biola
Sumber: http://www.google.com/Violin
16 Mei 2016, pukul 10:22 WIB
Dari perubahan-perubahan bentuk biola tersebut, penulis membuat
sketsa-sketsa biolanya sendiri. Penulis mengambil bentuk biola dan
dimasukkan ke dalam karya seni lukis. Bentuk biola dijadikan figur seperti
21
manusia yang bisa melakuan banyak hal. Biola dijadikan sebagai
personifikasi diri penulis yang diimajinasikan dari pengalamannya.
Bentuk biola diolah menjadi lebih elastis atau lentur, hal tersebut
agar lebih terlihat ekspresif dan artistik. Penulis lebih banyak
menggunakan garis-garis melengkung dalam karya-karyanya, sehingga
memberi kesan elastis pada objek yang dibuat. Dengan membuat subject
matter biola menggunakan garis-garis melengkung akan membedakan
karya biola penulis dengan karya-karya bertema biola lainnya. Bentuk
biola yang dibuat penulis dapat dilihat seperti pada sketsa-sketsa berikut.
Gambar 11. Sketsa Karya 1 Gambar 12. Sketsa Karya 2
(Sumber: Dokumentasi Penulis, 2016)
Lewat karya Tugas Akhir dengan tema biola ini, penulis ingin
menyalurkan perasaan yang dialami kepada orang lain. Sebab pengalaman
setiap orang pasti berbeda dengan orang lain, inilah perbedaan isi karya
penulis dengan orang lain. Meskipun sama-sama mengangkat tema yang
sama tentang biola.
22
Selain membuat karya bertema biola di Tugas Akhir ini, penulis
juga pernah membuat karya lukis dengan tema yang sama pada studio
lukis semester-semester lalu. Karya-karya tersebut dapat dilihat pada
gambar berikut:
Gambar 13. Krya Studio Gambar 14. Karya Studio Gambar 15. Karya Studio
(Sumber: Dokumentasi Penulis, 2016)
Karya-karya dari studio lukis 2-4 tersebut kebanyakan
menggunakan media cat minyak di atas kanvas. Tehnik yang digunakan
berbeda-beda, ada yang menggunakan sapuan halus, ada pula dengan
sapuan kasar. Besar kecilnya kuas yang digunakan juga mempengaruhi
efek dari setiap karya lukis. Selain menggunakan cat minyak, penulis juga
menggunakan cat akrilik di atas kanvas pada karya studio lukis tersebut.
1. Media
Alat dan bahan yang digunakan dalam proses pembuatan karya
Tugas Akhir ini antara lain: Kanvas, Cat akrilik, Air, Kuas, Palet, Vernis,
Wadah pencelup, Lap, Botol semprot, Sabun, Kertas sketsa, Pensil.
23
2. Proses
Gambar 16.
Proses Tugas Akhir
Proses dalam Tugas Akhir penulis seperti pada gambar di atas.
Sebelum pembuatan karya, penulis membuat proposal dan konsultasi
kepada pembimbing. Setelah melakukan revisi dan memasuki Bab III
Peoses Penciptaan, penulis mulai membuat karya. Lalu melakukan
konsultasi lagi, membuat karya sambil melalukan revisi proposal,
konsultasi lagi dan begitu seterusnya.
Sedangkan dalam proses pembuatan karya Tugas Akhir ini,
pertama-tama dibuat sketsa karya. Alat yang digunakan adalah pensil dan
kertas. Penulis mulai membuat garis dan bidang menggunakan pensil.
Sketsa yang dibuat bercerita tentang pengalaman-pengalaman penulis yang
digambaran dengan mengolah imajinasi. Gaya yang diambil lebih ke
ekspresif dan naif, dimana menggunakan garis-garis melengkung dan
Konsultasi
Pembimbing
Pembuatan
Karya
Konsultasi
Pembimbing
Pembuatan
Proposal
Tugas Akhir
24
bergelombang. Gaya naif seperti anak-anak dipengaruhi oleh kebiasaan
penulis sejak kecil yang suka melihat film kartun.
Setelah itu mulai disiapkan alat-alat dan bahan untuk melukis.
Mulai dicampur warna-warna yang dibutuhkan, lalu mulai dibuat sketsa
kasar pada kanvas menggunakan pensil. Setelah selesai, mulai melukis
dengan mewarnai background terlebih dahulu. Teknik yang dipakai dalam
karya-karya ini yaitu campuran antara teknik cat air, lelehan, sapuan halus
dan sapuan kasar.
Setelah semua background tertutup oleh cat, mulai diwarnai
subject matter dan objek-objek pendukung lainnya. Pewarnaan dimulai
dari warna yang cerah diikuti warna yang semakin gelap. Dalam
pewarnaan digunaan kuas yang berbeda-beda, tergantung bidang dan garis
yang akan dibuat. Setelah semua objek diwarnai, maka tahap berikutnya
adalah menyelesaikan detail lukisan. Seperti pada gambar di bawah ini.
Gambar 17. Proses detail lukisan
(Sumber: Dokumentasi Penulis, 2016)
25
Setelah lukisan selesai, maka dilakukan finishing dengan diberi
lapisan vernis, dengan tujuan agar cat terikat secara kimiawi dengan
kanvas, dan melindunginya dari kerusakan. Dengan begitu warna lukisan
tidak pudar seiring berjalannya waktu. Apabila telah selesai melukis,
semua kuas, palet dan peralatan lainnya dibersihkan menggunakan air dan
sabun. Setelah semua selesai, maka tahap selanjutnya adalah penyajian
karya.
Proses pembuatan karya Tugas Akhir dapat dilihat pada gambar
di bawah ini :
Gambar 18.
Proses pembuatan karya.
3. Penyajian
Penyajian Karya tidak dibingkai dengan pigura, tetapi hanya sisi-
sisinya di cat dengan warna hitam. Karya-karya yang telah siap, nantinya
dipasang dengan cara digantung senar-senar pancing. Tinggi rendahnya
lukisan disesuaikan, agar pas dan enak dipandang.
Pembuatan
sketsa karya
pada kertas.
Dipersiapkan
alat dan
bahan.
Dibuat
sketsa kasar
pada kanvas.
Mencampur
warna yang
dibutuhkan.
Mulai melukis,
mewarnai
background.
Mewarnai
subject matter
& objek lain.
Finishing
detail lukisan.
Lukisan dilapisi
vernis.
Dispanram.
26
C. Deskripsi Karya
1) Karya I
Gambar 19.
Judul : Biola dan Cello
Ukuran : 80cm x 120cm
Media : Cat Akrilik di Atas Kanvas
(Sumber: Dokumentasi Penulis, 2016)
Karya pertama yang berjudul “Biola dan Cello” tersebut
terinspirasi dari pengalaman pribadi penulis. Pada karya ini penulis
menjadikan biola sebagai personifikasi diri, sedangkan cello-cello
merupakan personifikasi orang-orang disekeliling penulis. Makna dari
karya tersebut, yaitu meskipun penulis berbeda dari orang-orang
disekeliling namun penulis juga ingin menghasilkan hal yang sama.
Penulis hanya ingin menyampaikan, bahwa kekurangan seseorang tidak
akan menghalangi orang tersebut untuk maju seperti yang lainnya. Penulis
27
ingin menyalurkan rasa sedihnya terhadap kekurangan yang dimiliki
melalui karya lukis tersebut. Karena penulis sering merasa berbeda dari
orang-orang disekelilingnya. Hal tersebut yang mengganggu perasaan
penulis, hingga pada akhirnya biola merubah cara pandang penulis. Biola
mengajarkan untuk tidak mudah putus asa. Biola masih bisa memainkan
lagu-lagu indah meskipun salah satu senar antara senar E, senar A, senar D,
atau senar G nya putus. Selain itu, bentuk biola juga sama indahnya
dengan cello, meski tidak memiliki kaki penyangga seperti cello.
Dalam karya tersebut penulis memilih warna ungu sedikit abu-abu
sebagai background langit dan awan. Warna ungu tersebut menyimbolkan
kesedihan dan kegundahan hati penulis dengan perbedaan-perbedaan pada
dirinya dan orang lain. Penulis mewarnai cello dengan warna oranye
berpadu dengan kuning, memberi kesan keceriaan pada hidup orang-orang
disekeliling penulis. Sedangkan biola diberi warna cokelat, untuk memberi
kesan lebih tenang atau kalem dan tidak begitu ceria seperti cello-cello.
Tanah atau bukit-bukit kecil diberi warna yang berbeda-beda, seperti
kehidupan dibumi yang penuh dengan aneka rasa. Seperti rasa sedih,
senang, bangga, putus asa, rindu, cinta dan lain sebagainya.
Digunakan garis-garis melengkung dalam menggambarkan subject
matter. Garis-garis melengkung ke samping dan melengkung ke bawah
memberikan kesan sedih, kedukaan, kelenturan dan lain-lain. Kepala biola
sengaja dibuat melengkung ke bawah, mengesankan rasa sedih.
28
2) Karya II
Gambar 20.
Judul : Rumah Pohon
Ukuran : 80cm x 120cm
Media : Cat Akrilik di Atas Kanvas
(Sumber: Dokumentasi Penulis, 2016)
Karya kedua tersebut berjudul “Rumah Pohon”, dimana terinspirasi
dari pengalaman penulis dimasa kecil yang sangat ingin membuat rumah
pohon. Sejak kecil penulis dan salah seorang sepupu sangat suka memanjat
pohon dan berusaha membuat rumah pohon mereka sendiri. Akan tetapi
rumah pohon tersebut tidak pernah terbangun hingga si sepupu meninggal.
Setiap penulis melihat pohon besar dengan ranting yang kokoh,
mengingatkan penulis akan rumah pohon dan sepupunya. Hal itu membuat
penulis merasa sedih dan kesepian. Dari rasa sedih yang mengganggu hati
penulis itulah muncul ide untuk membuat karya tersebut.
29
Dalam karya ini biola dijadikan sebagai personifikasi diri penulis
yang sedang merasakan kesedihan karena kehilangan sepupu sekaligus
sahabat sejak kecilnya. Biola tersebut dibuat sedang sendirian bermain
ayuna di bawah rumah pohon, dimana menggambarkan kesepian dan
kerinduan pada diri penulis. Warna biru pada biola melambangkan
kegalauan yang dialami penulis. Rumah pohon selalu mengingatkan
penulis dengan sepupunya, oleh karena itu penulis menggambarkan
kenangan itu pada karya tersebut.
Background langit pada karya tersebut kuning cerah, yang
menggambarkan keindahan hari. Walaupun hari-hari selalu indah dan
cerah, namun tidak pada diri penulis yang diliputi rasa galau, kerinduan
dan kesedihan akan kenangan masa kecilnya. Warna tanah yang berada
tepat di bawah biola berwarna ungu, untuk menambah suasana sedih dan
galau dari penulis. Sedangkan yang dikejauhan berwarna oranye, dimana
hanya sekeliling penulis saja yang ikut perasakan kesedihan itu.
30
3) Karya III
Gambar 21.
Judul : Bersepeda di Kala Senja
Ukuran : 80cm x 120cm
Media : Cat Akrilik di Atas Kanvas
(Sumber: Dokumentasi Penulis, 2016)
Karya ketiga berjudul “Bersepeda di Kala Senja”, dalam karya ini
terdapat dua biola yang sedang bersepeda bersama. Biola tersebut sebagai
personifikasi diri penulis dan sahabatnya. Makna dari karya ini adalah
kerinduan penulis akan kegemarannya dulu saat bersepeda bersama adik
ataupun sepupunya setiap sore. Akan tetapi hal itu tidak dapat dilakukan
lagi oleh diri penulis, karena keterbatasannya. Itulah yang mengganggu
hati dan pikiran penulis, rasa rindu akan kenangan-kenangan masa lalu
yang membuatnya sedih saat dikenang sekarang. Sebab itulah penulis
mengungkapan perasaannya melalui karya tersebut.
31
Pada karya tersebut background langit diberi warna oranye dengan
perpaduan warna putih, hal tersebut bertujuan untuk memberikan kesan
suasana sore hari yang cerah. Warna bukit-bukit dalam karya tersebut
berwarna-warni dan menggunakan warna cerah, melambangkan
kesenangan penulis akan bersepeda yang merupakan hobby di masa
lalunya. Namun, warna pohon-pohonnya abu-abu agak biru, sangat kontras
dengan langit oranye. Hal itu melambangkan kesedihan penulis, sebab
kesenangan dan hobbynya itu hanya menjadi masa lalu yang manis. Hari
ini dan seterusnya penulis tidak akan bisa bersepeda seperti itu lagi.
32
4) Karya IV
Gambar 22.
Judul : Keluarga Biola
Ukuran : 80cm x 120cm
Media : Cat Akrilik di Atas Kanvas
(Sumber: Dokumentasi Penulis, 2016)
Karya keempat berjudul “Keluarga Biola”, dari judul tersebut
sudah jelas bahwa penulis menjadikan keluarga biola sebagai personifikasi
keluarganya. Kontrabass digambarkan seperti ayah penulis, lalu cello
sebagai ibu penulis, sedangkan biola alto adalah diri penulis, dan biola
sebagai adik penulis. Makna dari karya ini yaitu layaknya keluarga biola,
keluarga penulis pun saling melengkapi satu sama lain. Keluarga biola
akan menghasilan musik yang indah saat dimainkan bersama-sama. Sama
seperti sebuah keluarga, akan menjadikan sesuatu yang indah bagi
lingkungan jika bersama-sama dalam segala hal.
33
Dalam karya ini keluarga biola digambarkan dalam satu pohon.
Bahwa keluarga adalah sebuah kesatuan seperti pohon. Pohon terus
tumbuh dengan kerjasama dari tiap bagian organnya, mulai dari ujung akar
sampai pucuk daun. Begitu pula keluarga, selalu tumbuh dengan kerja
sama. Bakground langit oranye melambangkan semangat atau keceriaan
dalam keluarga. Kemudian simbol rumah berwarna kuning agak oranye
melambangan sebuah keluarga itu sendiri.
34
5) Karya V
Gambar 23.
Judul : Lelah
Ukuran : 80cm x 120cm
Media : Cat Akrilik di Atas Kanvas
(Sumber: Dokumentasi Penulis, 2016)
Karya kelima ini berjudul “Lelah”, menggambarkan sebuah biola
yang sedang duduk bersandar pada sebuah kursi. Biola tersebut adalah
personifikasi diri penulis, dimana ada kalanya penulis merasa lelah. Entah
itu lelah dalam rutinitas sehari-hari ataupun lelah menjalani hidup yang
kelabu seperti warna background karya tersebut. Pada background kelabu
tersebut juga terdapat garis-garis birama dari lagu Canon in D. Instrumen
biola lagu tersebut yang sering penulis dengarkan saat merasa sedih, lelah,
rindu, galau dan sebagainya.
35
Alasan kenapa lagu Canon in D, karena notasi-notasinya yang
lembut kemudian semakin keras dan cepat, dapat menenagkan pikiran dan
memberikan efek semangat kepada pendengarnya. Warna biola dan kursi
tersebut cokelat agak oranye, agar terlihat jelas diatas background putih
keabu-abuan.
36
6) Karya VI
Gambar 24.
Judul : Mawar
Ukuran: 80cm x 120cm
Media : Cat Akrilik di Atas Kanvas
(Sumber: Dokumentasi Penulis, 2016)
Karya keenam tersebut berjudul “Mawar”, karya ini
menggambarkan sebuah biola yang dikelilingi pohon-pohon mawar.
Makna karya tersebut terinspirasi dari pengalaman penulis tentang
perkataan seseorang. Bahwa seandainya kita menjadi seperti mawar, maka
kita tidak boleh berfikir bahwa mawar tersebut berduri. Kita harus berfikir
bahwa dibalik durinya, mawar tersebut harum dan bisa mengharumkan
sekelilingnya pula. Itulah yang memotivasi diri penulis, sehingga penulis
juga ingin menyampaikan motivasi tersebut melalui karya seni lukis.
Warna background merah muda untuk mnggambarkan kelembutan.
37
7) Karya VII
Gambar 25.
Judul : Menggesek Diri Sendiri
Ukuran : 80cm x 120cm
Media : Cat Akrilik di Atas Kanvas
(Sumber: Dokumentasi Penulis, 2016)
Karya ketujuh tersebut berjudul “Menggesek Diri Sendiri”. Dalam
karya ini terdapat sebuah biola yag sedang berdiri sambil meggesek
tubuhnya sendiri. Sama seperti karya-karya sebelumnya, biola tersebut
adalah personifikasi diri penulis. Biola tersebut berwarna abu-abu agak ke
biru-biruan, melambangkan kesedihan atau kegalauan yang dialami oleh
penulis. Background langit berwarna merah menyala bercampur oranye
dan putih, memberikan kesan kemarahan.
Makna dari karya ini yaitu dari pengalaman penulis yang
merasakan kekecewaan dan kemarahan atas orang-orang yang tidak adil
kepadanya. Hal itu yang membuat penulis terinspirasi untuk membuat
karya ini. Disaat marah dan kecewa itulah penulis menyendiri dan
38
menghibur dirinya sendiri dengan bermain biola. Karena penulis merasa
semua orang tidak memahami perasaan yang dialami oleh penulis, jadi
penulis menyalurkan perasaanya lewat karya seni lukis ini.
Pohon-pohon yang terdapat dalam karya tersebut juga diberi warna
abu-abu, seolah mereka ikut merasakan kesedihan yang dialami oleh
penulis. Kemudian jalan yang dilalui oleh biola terdebut berbentuk piano,
dimana biola yang sedih tersebut berusaha menuju tempat yang lebih
membuatnya bahagia, seperti petikan senar piano yang berbunyi indah saat
ditekan tiap tombol hitam dan putihnya.
Dalam pembuatan karya ini, pertama-tama penulis membuat sket
dan memberi warna pada background lukisan. Setelah backround selesai,
dilanjutkan mewarnai detail-detail lukisan. Lalu finishing dengan memberi
vernis pada karya. Dalam karya ini penulis masih menggunakan cat akrilik,
karena cat tersebut mudah kering dibandingkan cat minyak.
39
8) Karya VIII
Gambar 26.
Judul : Terbang ke Kampus
Ukuran : 80cm x 120cm
Media : Cat Akrilik di Atas Kanvas
(Sumber: Dokumentasi Penulis, 2016)
Karya ke delapan ini berjudul “Terbang ke Kampus”, dimana
menggambarkan pemandangan atap-atap rumah dengan cerahnya biru
langit. Ada sebuah biola yang sedang terbang melintasi rumah-rumah
tersebut. Karya ini menceritakan tentang pengalaman penulis yang setiap
hari harus bekerja keras untuk bisa sampai kampus. Dalam benaknya,
penulis sangat ingin bisa terbang. Agar dia tidak perlu menjatuhkan
keringat-keringatnya saat berjalan untuk pergi belajar. Penulis sangat
merasa sedih, dengan kekuranggannya dia harus bekerja keras untuk pergi
belajar. Sementara sepanjang perjalanan, dia melihat orang-orang dengan
40
mudah dan dengan enaknya untuk pergi ke kampus. Hal itu yang
mengganggu pikiran dan hati penulis. Seolah dunia memang tidak adil dan
hanya kesemuan semata.
Melalui karya-karyanyalah penulis bisa mengungkapkan segala
perasaanya. Rasa kecewa, sedih, marah, senang dan lain sebagainya.
Bahkan penulis juga bisa menuangkan harapan dan imajinasinya, seperti
harapan untuk bisa terbang.
Warna langit tersebut biru cerah, yang menggambarkan perasaa
bahagia si biola saat sedang terbang. Warna biola tersebut oranye
bercampur kuning, dimana memberikan kesan bahagia, ceria dan semangat
saat pergi terbang ke kampus. Sementara warna-warna background rumah
dan jalan dominan warna pastel, agar memberikan kesan lebih kalem dan
pengamat lebih fokus kepada biola debagai subject matter.
41
9) Karya IX
Gambar 27.
Judul : Tumbuh
Ukuran : 80cm x 120cm
Media : Cat Akrilik di Atas Kanvas
(Sumber: Dokumentasi Penulis, 2016)
Karya ke sembilan ini berjudul “Tumbuh”, dalam karya ini terdapat
sebuah biola yang disinari cahaya rembulan. Biola tersebut memiliki akar
yang kokoh dan membunyai cabang kecil di atas kepalanya. Background
langit berwarna biru tua bercampur biru muda. Bulan besar menerangi di
belakangnya. Tanah abu-abu sebagai tempat tumbuhnya. Makna dari karya
ini menceritakan tentang pohon biola yang akan terus tumbuh, walau dia
sendirian di tanah yang gersang. Selalu ada bulan yang akan menerangi dia
dan kesendirian. Biola tersebut personifikasi diri penulis yang merasa
sendirian, namun akan tetap tumbuh karena ada pemberi sumber cahaya.
42
10) Karya X
Gambar 28.
Judul : Kesedihan
Ukuran : 80cm x 120cm
Media : Cat Akrilik di Atas Kanvas
(Sumber: Dokumentasi Penulis, 2016)
Karya kesepuluh ini berjudul “Kesedihan”, dalam karya ini
terdapat sebuah biola kecil yang sedang duduk sendirian di ujung tebing.
Background langit disekeliling tebing tersebut biru, dengan banyak awan-
awan putih. Namun ada satu awan hitam yang menghujani biola tersebut.
Makna dari karya tersebut menggambarkan tentang kesedihan yang
dialami oleh penulis. Penulis selalu menyendiri saat merasa sedih, tidak
pernah menceritakan kesedihan itu bahkan kepada teman dekatnya.
Sehingga kesedihan itu menyiksa diri penulis sendiri. Seperti awan hitam
yang hanya menghujani biola kecil di ujung tebing. Lewat karya Tugas
Akhir inilah penulis menyalurkan perasaanya yang tidak bisa diceritakan
kepada siapa-siapa.
top related