bab ii tinjauan pustaka 2.1. tinjauan penelitiandigilib.unila.ac.id/10523/20/bab ii.pdf · dalam...
Post on 21-Jun-2019
226 Views
Preview:
TRANSCRIPT
12
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Tinjauan Penelitian
Untuk menghindari duplikasi, peneliti melakukan penelusuran terhadap
penelitian-penelitian terdahulu. Dari hasil penelitian terdahulu, diperoleh beberapa
masalah yang berkaitan dengan masalah yang akan diteliti, yaitu:
a. Kemampuan Menari Melinting Siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Kotagajah TP
2011/2012. Penelitian ini dilakukan oleh Indra Bulan mahasiswi Pendidikan
Seni Tari. Berdasarkan hasil penelitian skor rata-rata keseluruhan hasil tes
kemampuan manari Melinting siswa kelas XI SMA Negeri 1 Kotagajah
Lampung Tengah Tahun Pelajaran 2011/2012 tergolong dalam kategori baik.
hasil ini dapat dikategorikan dari rata-rata skor kemampuan menari siswa
secara keseluruhan dengan skor rata-rata 75,03, indikator warama diperoleh
skor dengan rata-rata 72,82, dan pada indikator wirama diperoleh skor dengan
rata-rata 72,75.
13
b. Hubungan Bakat dan Hasil Belajar Tari Melinting siswa kelas VII SMP Negeri
Gisting Tanggamus. Penelitian ini dilakukan oleh Zuliana Aprianti mahasiswi
Pendidikan Seni Tari. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan maka
diperoleh hasil bakat menari siswa menjadi 3 bagian yaitu, siswa yang
memiliki bakat tinggi berjumlah 8 orang, siswa yang memiliki bakat sedang
berjumlah 16 orang. Data kemampuan menari Melinting diperoleh hasil
kemampuan menari Melinting menjadi 5 bagian yaitu, siswa yang memperoleh
kemampuan menari Melinting cukup baik berjumlah 10 orang, siswa yang
memperoleh kemampuan menari Melinting kurang baik berjumlah 5 orang,
dan siswa yang memperoleh kemampuan menari Melinting sangat kurang baik
berjumlah 5 orang.
Dari penjabaran tingkat persentase perolehan tes bakat, kemampuan menari
hasil belajar tari Melinting dapat dilihat bahwa bakat memiliki hubungan yang
sangat kuat dengan hasil belajar tari Melinting. Berdasarkan hasil perhitungan
dalam analisa data menggunakan rumus triserial maka diperoleh hasil koefisien
korelasi r tris = 0,94 dan r tabel = 0,361 nilai r tris yang diperoleh signifikan sebab r
tris > r tabel dengan N = 30 pada tingkat kepercayaan 95% dan alpha 0,05.
Berdasarkan perhitungan tersebut maka, hipotesis dinyatakan diterima, karena
terlihat dari analisa data bahwa maka hasil yang diperoleh r tris = 0,94 ≥ r tabel =
0,361 berarti semakin tinggi bakat maka semakin tinggi hasil belajar tari
Melinting yang dicapai siswa.
14
Ditinjau dari kedua hasil penelitian terdahulu terdapat persamaan dengan
penelitian yang akan dilakukan oleh penulis, yaitu pembelajaran tari Melinting.
Akan tetapi dari kedua penelitian tersebut masalah yang akan diteliti tidak ada
yang benar-benar sama. Pada hasil penelitian yang pertama dan kedua
persamaannya terletak pada hasil belajar siswa. Hal ini merupakan titik
perbedaannya karena pada penelitian ini akan meneliti Pembelajaran Tari
Melinting Menggunakan Strategi PAILKEM. Dilakukannya penelitian ini guna
menyempurnakan penelitian yang telah dilakukan terdahulu, karena pada kedua
penelitian yang telah dilakukan hanya mendeskripsikan hasil belajar saja tanpa
menjelaskan proses dan strategi pembelajaran apa yang digunakan oleh guru.
Oleh karena itu penelitian yang berjudul “Pembelajaran Tari Melinting
Menggunakan Strategi PAILKEM di SMA Negeri 9 Bandarlampung” dapat
dilakukan karena masalah yang akan diteliti bukan duplikasi dari penelitian-
penelitian yang sebelumnya.
2.2. Pembelajaran
Teori yang digunakan dalam penelitian ini yaitu teori pembelajaran. Sebagaimana
dikemukakan oleh Schunk (2012: 5) bahwa, “pembelajaran merupakan perubahan
yang bertahan lama dalam perilaku, atau dalam kapasitas berprilaku dengan cara
tertentu, yang dihasilkan dari praktik atau bentuk-bentuk pengalaman lainnya.”
Sedikit berbeda dengan pendapat Rusman (2012: 3) pembelajaran adalah proses
interaksi peserta didik dengan guru dan sumber belajar pada suatu lingkungan
belajar. Proses pemebelajaran pada setiap satuan pendidikan dasar dan menengah
harus interaktif, inspiratif, menyenangkan,
15
menantang dan memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta
memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai
dengan bakat, minat dan perkembangan fisik, serta psikologis peserta didik. Hal
ini sejalan dengan pendapat Uno dan Muhammad (2011: 3) bahwa, tujuannya
adalah agar kegiatan pembelajaran dapat berjalan secara efektif dan efisien, yaitu
tujuan akhir yang diharapkan dapat dikuasai oleh semua peserta didik.
Pencapaian tujuan pemebelajaran ini, setiap guru dituntut untuk benar-benar
memahami strategi pembelajaran yang akan diterapkannya. Sehubungan dengan
hal tersebut, seorang guru perlu memikirkan strategi atau pendekatan yang akan
digunakannya. Pemilihan strategi pembelajaran yang tepat, yaitu dengan situasi
dan kondisi yang dihadapi akan berdampak pada tingkat penguasaan atau prestasi
belajar peserta didik yang dihadapi.
2.3. Tari Melinting
Novrida dan Nurhayati (2004: 1) mengemukakan bahwa, kesenian merupakan
salah satu perwujutan kebudayaan, berbagai corak ragam kesenian di Indonesia
perlu dilestarikan dan disebarluaskan kepada masyarakat sebagai aset daerah
warisan leluhur yang dapat diberdayakan. Khususnya di daerah provinsi Lampung
dengan bermacam-macam tari tradisionalnya baik yang bersifat klasik maupun
tari rakyat sesuai dengan adat istiadat atau kesukuan daerah setempat salah satu
warisan budaya yang perlu mendapatkan perhatian dan dilestarikan adalah tari
Melinting dari daerah Meringgai dan Wana Lampung Timur Provinsi Lampung,
ini sebagai wujud kebijaksanaan pemerintah yang mengacu kepada pembangunan
sosial budaya.
16
Tari Melinting merupakan salah satu tari tradisional Lampung yang dapat
dikategorikan tari klasik. Tari ini sudah mengalami perjalanan sejarah yang cukup
lama, sejak masuknya agama islam ke Indonesia. Dalam perkembangan sekarang
tari Melinting belum begitu banyak dikenal oleh masyarakat, baik di daerah
Lampung sendiri maupun masyarakat di luar Provinsi Lampung. Dengan
pertimbangan inilah, maka dirasa perlu untuk terus menyebar luaskan seni tari
Melinting baik secara tertulis maupun dalam bentuk pelatihan-pelatihan dan
dalam bentuk eksibisi lainnya.
2.3.1. Sejarah Tari Melinting
Berdasarkan data yang diperoleh dari S.Ag. Zakaria (Pangeran Mergo Agung) dan
MR. Darman (2012: 5) berpendapat bahwa tari Melinting atau dengan nama
panjangnya tari cetik kipas melinting adalah sebuah tarian tradisional yang berasal
dari masyarakat adat Keratuan Melinting- Lampung. Tarian ini merupakan sebuah
kesenian peninggalan dari Sultan Keratuan Melinting pada abad ke-XVI yang
diciptakan dan ditarikan langsung oleh Sultan Melinting. Dimana pada waktu itu
Sultan Melinting sedang mengadakan Gawi Adat (upacara adat), dengan maksud
untuk menghibur dan menjamu tamu yang datang Sultan beranjak memperagakan
tarian dan mengajak tamu yang hadir untuk menari bersama. Sehingga seorang
punggawa bernama Talaban menari bersama Sultan yang di ikuti oleh kerabat-
kerabat Keratuan yang lain.
17
Pada awalnya Tari Melinting ini hanya bisa dipentaskan oleh keluarga Keratuan
yang dipentaskan dalam acara-acara adat Keratuan serta dalam penyambutan
tamu-tamu agung Keratuan. Gambaran secara umum tarian ini menggambarkan
tentang kehidupan flora dan fauna yang hidup di alam semesta ini, sehingga nama
ragam dan geraknyapun banyak diangkat dari cerita flora dan fauna.
Yusuf (Igama 2011: 20) mengatakan bahwa “pada tahun 1965 presiden Soekarno
meminta kepada Pemda Lampung Tengah (pada waktu itu Bupatinya adalah Bp.
Hasan Basri) untuk mementaskan tari Melinting pada acara 17 Agustus 1965 di
Istora Senayan Jakarta, pada saat itulah atas saran protocol Istana Kepresidenan
untuk menambah keindahan tari maka disepakati terjadinya perubahan pada tari
Cetik Kipas yang berubah nama menjadi tari kreasi Melinting karena pementasan
dalam ruangan yang lebar, maka untuk penyesuaian pada waktu itu jumlah penari
12 laki-laki dan 12 wanita.”
Igama (2011: 21) berpendapat bahwa, adanya perubahan irama tabuhan adanya
pergantian dari tabuh recik ke tabuh kedanggung tabuhan yang lainnya tetap (arus
dan cetik) adanya perubahan gerakan penari keluar menuju pentas begitu pula saat
kembali ketempat asalnya, adanya penambahan sedikit formasi, namun gerakan
dasar penari masih memakai gerakan tari cetik kipas, adanya penambahan kostum
yaitu penari memakai baju dan penambahan asesoris namun siger, tapis dan
selendang tetap seperti aslinya.
18
2.3.2. Jumlah Penari
Igama (2011: 56) menjelaskan dalam bukunya bahwa tarian ini dimainkan oleh 4
wanita (gadis) dan 4 pria (bujang) 8 (delapan) penari merupakan jumlah yang
umum dipakai saat ini, dan dapat pula jumlahnya lebih dari itu misal bila ingin
ditampilkan secara kolosal 100 atau lebih dari itu, dan biasanya jumlah penari
genap.
Menurut Igama (2011: 56) jenis tari ini dilihat dari tariannya adalah tari
kelompok, serta dilihat dari jenis tari berdasarkan gayanya adalah tari tradisional
klasik artinya tari ini dahulunya hanya ditarikan di kalangan bangsawan atau
keluarga Ratu. Untuk saat ini siapapun diperbolehkan menarikannya asalkan tetap
memakai gerakan khas Melinting (Kreasi asli Melinting ).
2.3.3. Ragam Gerak Dasar Tari Melinting
Gerak yang dipakai didalam tari Melinting dibedakan antara gerak penari putra
dan gerak penari putri yang meliputi:
a. Gerak Putra : 1. Babar Kipas 4. Jong Sembah 7. Salaman
2. Sukhung Sekapan 5. Suali
3. Balik Palau 6. Niti Batang
b. Gerak Putri : 1. Babar Kipas 4. Nginjak Lado 7. Lapah Ayun
2. Sukhung Sekapan 5. Kenui Melayang 8. Ngiyau Bias
3. Jong Sembah 6. Injak Tai Manuk 9. Timbangan
19
Tabel 2.1. Deskripsi Gerak Tari Melinting Putra
NO NAMA GERAK (PUTRA) KETERANGAN
1.
Babar Kipas
Hitungan 1
Kedua tangan diletakan di depan dada,
Dengan kipas dirapatkan.
Hitungan 2
Kedua tangan membuka kipas sampai ke
samping badan, dengan kaki melangkah
ke depan.
Hitungan 3
Gerakannya sama dengan hitungan 1
Hitungan 4
Gerakannya sama dengan hitungan 2
Hitungan 5
Gerakannya sama dengan hitungan 1
Hitungan 6
Gerakannya sama dengan hitungan 2
Hitungan 7
Gerakannya sama dengan hitungan 1
Hitungan 8
Gerakannya sama dengan hitungan 2
20
NO NAMA GERAK (PUTRA) KETERANGAN
2.
Sukhung Sekapan
Sebuah gerak yang bergantian tangan
kanan dan kiri mendorong ke depan
sambil memegang kipas. Kaki berjalan
maju ke depan atau bisa juga mundur.
Hitungan 1
Tangan kanan mendorong kipas ke
depan, dengan kaki kanan maju ke
depan.
Hitungan 2
Tangan kiri mendorong kipas ke
depan, lalu kaki kiri maju ke depan.
Hitungan 3
Mengulang seperti gerakan hitungan 1
Hitungan 4
Mengulang seperti gerakan hitungan 2
Hitungan 5
Mengulang seperti gerakan hitungan 1
Hitungan 6
Mengulang seperti gerakan hitungan 2
Hitungan 7
Mengulang seperti gerakan hitungan 1
Hitungan 8
Mengulang seperti gerakan hitungan 2
21
NO NAMA GERAK (PUTRA) KETERANGAN
3.
Balik Palau
Hitungan 1
Tangan kanan dan kiri di samping dan
di depan dada dengan membentuk
huruf “L” lalu digerakan sedikit ke
kiri, kaki depan dihentakan.
Hitungan 2
Tangan kanan dan kiri di samping dan
di depan dada dengan membentuk
huruf “L” lalu digerakan sedikit ke
kanan, kaki depan dihentakan.
Hitungan 3
Mengulang seperti gerakan hitungan 1
Hitungan 4
Mengulang seperti gerakan hitungan 2
Hitungan 5
Mengulang seperti gerakan hitungan 1
Hitungan 6
Mengulang seperti gerakan hitungan 2
Hitungan 7
Mengulang seperti gerakan hitungan 1
Hitungan 8
Mengulang seperti gerakan hitungan 2
22
NO NAMA GERAK (PUTRA) KETERANGAN
4.
Salaman
Hitungan 1-2
Posisi badan jongkok kedua tangan
dirapatkan di depan dada, kemudian
pada hitungan ke 2, kedua tangan
menggeser ke kanan.
Hitungan 3-4
Posisi badan jongkok kedua tangan
dirapatkan di depan dada, kemudian
pada hitungan ke 4, kedua tangan
menggeser kembali ke tengah.
Hitungan 5-6
Posisi badan jongkok kedua tangan
dirapatkan di depan dada, kemudian
pada hitungan ke 6, kedua tangan
menggeser ke kiri.
Hitungan 7-8
Posisi badan jongkok kedua tangan
dirapatkan di depan dada, kemudian
pada hitungan ke 8, kedua tangan
menggeser kembali ke tengah.
23
NO NAMA GERAK (PUTRA) KETERANGAN
5.
Suali
Hitungan 1
Tangan kanan mendorong kipas ke
depan, dengan kaki kanan maju ke
depan.
Hitungan 2
Tangan kiri mendorong kipas ke depan,
lalu kaki kiri maju ke depan.
Hitungan 3
Mengulang seperti gerakan hitungan 1
Hitungan 4
Mengulang seperti gerakan hitungan 2
Hitungan 5-6
Posisi jongkok dengan kedua tangan
Babar Kipas.
Hitungan 7-8
Posisi berdiri badan condong ke
belakang, dengan kaki kanan maju ke
depan.
24
NO NAMA GERAK (PUTRA) KETERANGAN
6. Niti Batang
Hitungan 1-2
Kaki kanan melangkah, dengaan tangan
kanan ke atas dan tangan kiri ditekuk di
depan dada.
Hitungan 3-6
Rapatkan kaki kiri silang ke arah kanan
bersamaan memutar badan (setengah
lingkaran) sambil merendah
Hitungan 7-8
Tangan kiri lurus ke samping kiri tangan
kanan ditekuk di depan dada.
(Foto: Arum, 2014)
25
Tabel 2.2. Deskripsi Gerak Tari Melinting Putri
NO NAMA GERAK (PUTRI) KETERANGAN
1.
Babar Kipas
Hitungan 1
Kedua tangan diletakan di depan dada,
Dengan kipas dirapatkan.
Hitungan 2
Kedua tangan membuka kipas sampai
ke samping badan, dengan kaki
melangkah ke depan.
Hitungan 3
Gerakannya sama dengan hitungan 1
Hitungan 4
Gerakannya sama dengan hitungan 2
Hitungan 5
Gerakannya sama dengan hitungan 1
Hitungan 6
Gerakannya sama dengan hitungan 2
Hitungan 7
Gerakannya sama dengan hitungan 1
Hitungan 8
Gerakannya sama dengan hitungan 2
26
NO NAMA GERAK (PUTRI) KETERANGAN
2.
Jong Sembah
Hitungan 1-2
Kedua tangan merapat di depan dada
dengan posisi jongkok, kemudian
dilanjutkan dengan hitungan ke 2
tangan diayun membuka ke samping
sejajar dada.
Hitungan 3-4
Kedua tangan diayunkan membuka
dan menutup kipas, dengan badan
serong ke kanan.
Hitungan 5-6
Kedua tangan diayunkan membuka
dan menutup kipas, dengan badan
kembali ke tengah.
Hitungan 7-8
Kedua tangan diayunkan membuka
dan menutup kipas, dengan badan
serong ke kiri
27
NO NAMA GERAK (PUTRI) KETERANGAN
3.
Sukhung Sekapan
Sebuah gerak yang bergantian tangan
kanan dan kiri mendorong ke depan
sambil memegang kipas. Kaki berjalan
maju ke depan atau bisa juga mundur.
Hitungan 1
Tangan kanan mendorong kipas ke
depan, dengan kaki kanan maju ke
depan.
Hitungan 2
Tangan kiri mendorong kipas ke
depan, lalu kaki kiri maju ke depan.
Hitungan 3
Mengulang seperti gerakan hitungan 1
Hitungan 4
Mengulang seperti gerakan hitungan 2
Hitungan 5
Mengulang seperti gerakan hitungan 1
Hitungan 6
Mengulang seperti gerakan hitungan 2
Hitungan 7
Mengulang seperti gerakan hitungan 1
Hitungan 8
Mengulang seperti gerakan hitungan 2
28
NO NAMA GERAK (PUTRI) KETERANGAN
4.
Ngiyau Bias
Hitungan 1-4
Posisi badan tegak, kedua tangan
sejajar pinggul kanan, kedua tangan
memegang kipas dengan mengukel
kearah dalam, kemudian kedua tangan
pindah sejajar pinggul kiri dengan
posisi jari tegak.
Hitungan 5-8
Posisi badan tegak, kedua tangan
sejajar pinggul kiri, kedua tangan
memegang kipas dengan mengukel
kearah dalam, kemudian kedua tangan
pindah sejajar pinggul kanan dengan
posisi jari tegak.
29
NO NAMA GERAK (PUTRI) KETERANGAN
5.
6.
Kenui Melayang
Timbangan
Hitungan 1-8
Posisi badan tegak, tangan kanan ke
atas dengan kipas tegak, tangan kiri ke
bawah dengan kipas tegak, kipas
diukel ke dalam, dengan gerak kaki
injak lado. Dilakukan berulang dari
hitungan 1 sampai hitungan ke 8.
Hitungan 1-8
Posisi badan berdiri tegak. Kedua
tangan kesamping pinggang dengan
kipas ditegakkan, kemudian kipas
diputar kearah dalam (diukel) gerakan
kaki adalah injak lado.
Gerakan ini dari hitungan 1 sampai 8
dilakukan berulang-ulang.
30
NO NAMA GERAK (PUTRI) KETERANGAN
7. Injak Tai Manuk
Hitungan 1-2
Posisi badan tegak, kaki kanan ujung
jari menyentuh lantai (tidak menapak),
kedua tangan di depan pinggang
memegang kipas.
Hitungan 3-4
Posisi badan tegak, kaki kanan maju
ke depan dengan jari menyentuh
lantai. Kedua tangan diluruskan
kedepan sejajar pinggang.
Hitungan 5-6
Posisi badan tegak dengan
memutarkan badan searah 180º dengan
kedua tangan lurus ke depan pinggang,
31
NO NAMA GERAK (PUTRI) KETERANGAN
8. Lapah Ayun
Hitungan 1
Kaki kanan melangkah ke depan,
kedua tangan berada di samping
pinggang, posisi badan berdiri tegak,
arah pandang ke depan.
Hitungan 2
Kaki kiri melangkah ke depan, kedua
tangan berada di samping pinggang,
posisi badan berdiri tegak, arah
pandang ke depan.
Hitungan 3
Mengulangi gerak hitungan 1
Hitungan 4
Mengulangi gerak hitungan 2
Hitungan 5
Mengulangi gerak hitungan 1
Hitungan 6
Mengulangi gerak hitungan 2
Hitungan 7
Mengulangi gerak hitungan 1
Hitungan 8
Mengulangi gerak hitungan 2
(Foto: Cahya, 2014)
32
2.3.4. Makna Gerak Tari
Menurut Igama (2011: 43) makna dalam tari Melinting dibedakan antara gerak
putra dan putri.
a. Gerakan Putra
1. Babar Kipas
Sebuah gerakan tangan dengan memainkan kipas dengan cara membuka dan
menutup, dan kaki melangkah ke depan. Gerakan ini melambangkan kegagahan
dan kesiapan dalam mencari rezeki guna mensejahterakan kebahagiaan hidup.
2. Sukhung Sekapan
Sebuah gerakan yang dilakukan secara bergantian antara tangan kanan dan kiri
yang mendorong ke depan. Gerakan ini melambangkan bahwa dalam menjalankan
aktifitas sehari-hari dimulai dari rumah yaitu sebuah gambaran di mana penghuni
rumah mendorong dan membuka daun jendela.
3. Balik Palau
Sebuah gerakan tangan kanan berada disamping sejajar dengan bahu dan tangan
kiri di depan dada dengan membentuk huruf “L” dilakukan dengan bergantian
tangan. Sedangkan posisi kaki di depan secara bergantian injing (jinjit) kaki
belakang ditekuk dan posisi badan tegap, pandangan ke depan. Gerakan ini
melambangkan keperkasaan dan jiwa yang besar dalam menjaga martabat
keluarga.
33
4. Jong Sumbah
Gerakan pada saat memulai tari dan akan mengakhiri tari. Jong Sumbah adalah
sebuah sikap penghormatan terhadap ratu, tokoh adat, tamu-tamu agung yang
hadir, yaitu dengan menunjukan penghargaan dan kesopanan kepada orang lain.
5. Suali
Gerakan tangan pada hitungan 1-4 seperti Sukhung Sekapan, kaki kanan dan kiri
secara bergantian ke depan lalu pada hitungan 5-6 jongkok, kedua tangan Babar
Kipas lalu hitungan terakhir posisi berdiri badan condong ke belakang . Gerakan
ini mempunyai arti ketangkasan pemuda Lampung.
6. Niti Batang
Gerakan degan langkah panjang sambil berputar dalam posisi setengah jongkok
dengan posisi tangan diputar ke depan. Gerakan ini melambangkan kepiawaian
dan kelincahan pria Lampung.
7. Salaman
Posisi badan jongkok kedua tangan dirapatkan di depan dada diayun ke kanan dan
ke kiri (dilakukan berpasangan). Gerakan ini mempunyai arti bahwa secara
sekeli(saudara) harus selalu hidup rukun.
34
b. Gerakan Putri
1. Babar Kipas
Sebuah gerakan tangan dengan memainkan kipas dengan cara membuka dan
menutup, dan kaki melangkah ke depan. Gerakan ini melambangkan kegagahan
dan kesiapan dalam mencari rezeki guna menyejahterakan kebahagiaan hidup.
2. Sukhung Sekapan
Sebuah gerakan yang dilakukan secara bergantian antara tangan kanan dan kiri
yang mendorong ke depan. Gerakan ini melambangkan bahwa dalam menjalankan
aktifitas sehari-hari dimulai dari rumah yaitu sebuah gambaran dimana penghuni
rumah mendorong dan membuka daun jendela.
3. Timbangan/Terpipih Mabel
Posisi badan berdiri tegak kedua kaki dirapatkan kedua tangan ditarik ke belakang
lurus gerakan pergelangan tangan dengan memutar kearah dalam. Gerakan ini
melambangkan kelembutan seorang gadis.
4. Jong Sembah
Gerakan pada saat memulai tari dan akan mengakhiri tari. Jong Sumbah adalah
sebuah sikap penghormatan terhadap ratu, tokoh adat, tamu-tamu agung yang
hadir, yaitu dengan menunjukan penghargaan dan kesopanan kepada orang lain.
35
5. Ngiyau Bias
Sebuah gerakan kedua pergelangan tangan ke depan yang diukel/putar dan
kemudian ke samping kanan kiri, sedangkan posisi kaki tetap di lantai dengan
gerak Nginjak Lado. Gerakan ini memiliki makna gadis Lampung yang sedang
menyuci beras.
6. Kenui Melayang
Kenui Melayang atau „elang melayang” yaitu sebuah gerakan yang lincah, dengan
lengan yang melambai ke belakang dan ke samping. Posisi kaki tetap di lantai
seperti gerakan Nginjak Lado. Gerakan ini melambangkan kebebasan dan
kemerdekaan dalam berkreasi untuk untuk membangun jati diri.
7. Lapah Ayun
Adalah gerakan pergantian formasi atau pola lantai. Gerakan ini berarti berjalan
dengan pelan.
8. Nginjak Lado
Gerakan ini merupakan bahwa wanita mempunyai sifat kelembutan dan
memahami nilai-nilai kewanitaan yang harus pandai menjaga kepribadian serta
mampu mengatur rumah tangga.
Menurut Igama (2011: 34) tari Cetik Kipas bermakna keperkasaan putera-putera
Lampung dalam membela keluarganya atau sebagai bentuk tanggung jawab
seorang laki-laki untuk melindungi dan mensejahterakan keluarganya ini
terpancar dari gerakannya yang gagah dan lincah, selanjutnya tari ini
memperlihatkan kelembutan dan kehalusan budi pekerti putri-putri Lampung
dilihat dengan gerakan yang lemah gemulai sesuai dengan sifat kewanitaannya,
36
dan juga mencerminkan sikap ramah dan gembira terhadap kedatangan tamu
agung. Jenis tari ini menurut fungsi dan tujuannya adalah tari upacara, sebab tari
ini ditampilkan pada acara-acara resmi (acara adat) yang dipentaskan untuk
menyambut tamu-tamu agung yang ditampilkan pada permulaan acara.
2.3.5. Teknik Menggunakan Kipas
Tari Melinting merupakan sebuah tarian yang menggunakan properti, yaitu kipas.
Biasanya dalam menari keberadaan properti menjadi salah satu kendala dalam
melakukan gerak tari, untuk itu agar properti tidak menjadi penghambat dalam
menari, dibutuhkan teknik memegang kipas yang baik dan benar. Teknik
memegang kipas yang benar adalah jari tengah dan jari manis masuk ke dalam
pegangan kipas, kemudian jari telunjuk dan jari kelingking menahan kipas dari
atas, sedangkan ibu jari menahan kipas dari bawah.
Gambar 2.1. Teknik memegang kipas yang benar
(Foto: Arum, 2014)
37
2.3.6. Iringan
Novrida dan Nurhayati (2004: 7) memperkirakan pada abad ke XVI yaitu pada
masa silsilah ke 1 Keratuan Melinting Pangeran Panembahan Mas, pengaruh
agama Islam mulai mendominasi tata cara kehidupan masyarakat di wilayah
Keratuan Melinting. Tari Melinting mempunyai ciri musik pengiring tari yng
khas dan baku, disiplin tidak ditabuh secara asal-asalan. Jenis tabuhan yang
dipakai untuk mengiringi tari Melinting antara lain : tabuh arus, tabuh cetik, dan
tabuh kedanggung.
Adapun perangkat tabuhan yang dipakai meliputi:
Tabel 2.3. Musik Pengiring Tari Melinting
Nama Keterangan
a. Kolintang
terdiri dari sembilan atau 12 buah
b. Piang
Piang adalah alat musik sejenis
gong yang lebih besar dari canang
dengan ketukan 1/2. Piang yang
biasa digunakan terdiri dari satu
buah
38
Nama Keterangan
c. Petuk
Petuk berbentuk sama dengan Piang
hanya saja petuk dibunyikan dengan 1/4
ketukan. Petuk yang digunakan terdiri
dari satu buah.
d. Canang
Canang yang digunakan terdiri dari satu
buah.
e. Gong
Terdiri dari dua buah, yaitu Gong besar
dan Gong kecil.
f. Ketapak/Redep/Gendang
Terdiri dari satu buah.
(Foto: Arum, 2015)
39
Tabel 2.4 Diskripsi Uraian Penyajian Tari Melinting (Tradisional)
1 2 3 4 5 6 7
No Pola
lantai
Nama
ragam
Penari Hitungan Musik Keterangan
1
Babar
kipas
Pria +
Wanita
2X8 Arus Penari pria
berada di depan
yang di ikuti
penari wanita,
jalan memasupi
panggung
2
Babar
kipas
Pria +
Wanita
4X8 Arus Penari baris
bersap, turun
duduk dan
nyembah
Naik ke atas
seperti semula
3 Mapang
randu
Surung
sekapan
Nginyau
bias
Kenui
melayang
Pria
Pria
Wanita
Wanita
1X8
1X8
1x8
1x8
Cetik
Cetik
Cetik
Cetik
Penari pria
mengambil
posisi untuk
berpasangan
Penari pria
berpasangan
Penari wanita
mengambil
posisi untuk
berpasangan
4 Mapang
randu
Nginyau
bias
Pria
Wanita
2x8
2X8
Kedenggung
Kedenggung
Penari pria
mengambil
posisi untuk
berpasangan
dengan penari
wanita
Penari wanita
maju kedepan
membentuk dua
bagian
40
1 2 3 4 5 6 7
No Pola
lantai
Nama
ragam
Penari Hitungan Musik Keterangan
5 Mapang
randu
Nginyau
bias
Surung
sekapan
Pria
Wanita
Pria +
Wanita
2x8
2X8
2X8
Kedenggung
Kedenggung
Kedengggung
Mengambil
posisi
berhadapan
dengan wanita
Balik
menghadap
penari pria
Penari pria dan
wanita
berhadapan
6 Mapang
randu
Kenui
melayang
Nginyau
bias
Pria
Wanita
Wanita
2X8
1X8
1X8
Kedenggung
Kedenggung
Kedenggung
Penari pria
menghadap
kanan dan kiri
Penari wanita
mundur
membentuk
satu barisan
7 Loncat
kijang
Nginyau
bias
Pria
Wanita
3X8
1X8
Kedenggung
Kedenggung
Dua penari pria
lompat
mengambil satu
barisan dengan
penari pria lain
nya
Dua penari
wanita balik
kanan
8 Kenui
melayang
Mapang
randu
Wanita
Pria
1X8
2X8
Kedenggung
Kedenggung
Berhadapan
dengan penari
pria
Menghadap
kanan dan kiri
kearah penari
wanita
41
1 2 3 4 5 6 7
No Pola lantai
Nama ragam
Penari Hitungan Musik Keterangan
9 Mapang
randu
Nginyau
bias
Surung
sekapan
Pria
Wanita
Pria +
Wanita
1X8
1X8
2X8
Kedenggung
Kedenggung
Kedenggung
Penari pria dan
wanita
berpasangan
10 Mapang
randu
Kenui
melayang
Pria
Wanita
2X8
2X8
Kedenggung
Kedenggung
Menghadap
kanan dan kiri
Penari wanita
tetap
menghadap
penari pria
11 Zikzak
Nginyau
bias
Pria
Wanita
2X8
2X8
Kedenggung
Kedenggung
Melangkah
zikzak
Melangkah
kedepan dengan
kaki kijang
12 Mapang
randu
Kenui
melayang
Pria
Wanita
2X8
2X8
Kedenggung
Kedenggung
Menghadap
kanan dan kiri
Penari wanita
tetap
menghadap
penari pria
13 Surung
sekapan
Zikzak
Nginyau
bias
Pria
+Wanita
Pria
Wanita
2X8
2X8
2X8
Kedenggung
Kedenggung
Kedengggung
Penari pria dan
wanita
berpasangan
Melangkah
zikzak
Melangkah
kedepan dengan
kaki kijang
42
1 2 3 4 5 6 7
No Pola
lantai
Nama
ragam
Penari Hitungan Musik Keterangan
14 Mapang
randu
Kenui
melayang
Nginyaau
bias
Pria
Wanita
Wanita
2X8
2X8
2X8
Kedenggung
Kedenggung
Kedenggung
Bersiap pulang
dengan loncat
kijang untuk
kembali
keformasi
semula
Bersiap
keformasi
semula
Kembali ke
formasi semula
sampai duduk
nyembah
15
Babar
kipas
Pria
+Wanita
2X8 Arus Kembali pulang
(S.Ag Zakaria dan MR. Darman, 2012: 12)
2.3.7. Busana dan Aksesoris Tari Melinting
2.3.7.1. Busana dan Aksesoris Penari Putra
A. Busana
1. Baju putih
2. Celana putih panjang
3. Sarung tumpal
4. Kikat pudang
5. Kerimbung putih
6. Sabuk
43
B. Aksesoris
1. Kopiah emas Melinting
2. Pandan
3. Gelang burung
4. Gelang kano
5. Gelang rawi
6. Papan jajar 3 susun
7. Buturan 3 buah
8. Punduk (keris)
9. Kipas
(Igama, 2011: 58)
44
Gambar 2.2. Busana dan Aksesoris Penari Putra Tari Melinting
(Igama, 2011: 61)
45
2.3.7.2. Busana dan Aksesoris Penari Putri
A. Busana
1. Tapis cukil
2. Selendang jung sarat dan kain putih tengah
3. Baju putih
4. Kerimbung putih
5. Ikat pinggang bebiting
B. Aksesoris
1. Mahkota / siger Melinting
2. Sanggul dan rambut panjang
3. Anting giwir
4. Gelang burung
5. Gelang kano
6. Gelang rawi
7. Papan jajar 3 susun
8. Buturan 5 susun
9. Kipas
10. Gaharu
(Igama, 2011: 57).
46
Gambar 2.3. Busana dan Aksesoris Penari Putri Tari Melinting
(Igama, 2011: 59)
47
2.4. Strategi Pembelajaran PAILKEM
Sebagaimana dikemukakan oleh Uno dan Mohamad (2011: 10) mengatakan
bahwa strategi pembelajaran PAILKEM merupakan salah satu strategi yang dapat
diterapkan dalam kegiatan pembelajaran. Dimaksudkan dengan strategi karena
bidang garapannya tertuju pada bagaimana cara: (1) pengorganisasian materi
pembelajaran, (2) menyampaikan atau menggunakan metode pembelajaran, dan
(3) mengolah pembelajaran Sereigeluth dan Merill yang telah melakukan dasar-
dasar intruksional yang mengoptimalkan proses pembelajaran. PAILKEM
merupakn sinonim dari Pembelajaran Aktif, Inovatif, Lingkungan, Kreatif,
Efektif, dan Menarik. Sinonim dari PAILKEM tersebut secara singkat diuraikan
sebagai berikut ini.
2.4.1. Pembelajaran yang Aktif
Menurut Uno dan Mohamad (2011: 10) konsep pembelajaran aktif bukanlah
tujuan dari kegiatan pembelajaran, tetapi merupakan salah satu strategi yang
digunakan untuk mengoptimalkan proses pembelajaran. Aktif dalam strategi ini
adalah memosisikan guru sebagai orang yang menciptakan suasana belajar yang
kondusif atau sebagai fasilitator dalam belajar, sementara siswa sebagai peserta
belajar yang harus aktif. Proses pembelajaran yang aktif itu terjadi dialog yang
interaktif antar siswa dengan siswa, siswa dengan guru atau siswa dengan sumber
belajar lainnya.
48
Menurut Amri (2013: 175) manajemen kelas yang mengorientasikan siswa ke
arah kepasifan dan kepatuhan dengan peraturan yang ketat dapat merusak
keterlibatan mereka dalam pembelajaran yang aktif, tingkat pemikiran yang lebih
tinggi, dan kontruksi sosial penegtahuan. Uno dan Mohamad (2011: 10)
mengatakan bahwa, dalam suasana pembelajaran yang aktif tersebut, siswa tidak
terbebani secara perseorangan dalam memecahkan masalah yang dihadapi dalam
belajar, tetapi mereka dapat saling bertanya dan berdiskusi sehingga beban belajar
bagi mereka sama sekali tidak terjadi. Strategi pembelajaran yang aktif ini
diharapkan akan tumbuh dan berkembang segala potensi yang mereka miliki
sehingga pada akhirnya dapat mengoptimalkan hasil belajar mereka.
2.4.2. Pembelajaran yang Inovatif
Uno dan Mohamad (2011: 11) mengemukakan dalam bukunya bahwa,
“pembelajarn inovatif juga merupakan strategi pembelajaran yang mendorong
aktivitas belajar. Maksud inovatif di sini adalah dalam kegiatan pembelajaran itu
terjadi hal-hal yang baru, baik oleh guru maupun siswa.” Shoimin (2014: 21)
menjelaskan dalam bukunya bahwa kemauan guru untuk mencoba menemukan,
menggali dan mencari berbagai terobosan, pendekatan, metode, dan strategi
pembelajaran merupakan salah satu penunjang munculnya berbagai inovasi-
inovasi baru.
49
Menurut Uno dan Mohamad (2011: 11) dalam strategi pembelajaran yang inovatif
ini, guru tidak saja tergantung dari materi pembelajaran yang ada pada buku,
tetapi dapat mengimplementasikan hal-hal baru yang menurut guru sangat cocok
dan relevan dengan masalah yang sedang dipelajari siswa. Demikian pula siswa,
melalui aktivitas belajar yang dibangun melalui strategi ini, siswa dapat
menemukan caranya sendiri untuk memperdalam hal-hal yang sedang ia pelajari.
Pembelajaran yang inovatif bagi guru dapat digunakan untuk menerapkan
temuan-temuan terbaru dalam pembelajaran, terlebih lagi jika temuan itu
merupakan temuan guru yang pernah ditemukan dalam penelitian tindakan kelas
atau sejumlah pengalaman yang telah ditemukan selama menjadi guru. Melalui
pembelajaran yang inovatif ini, siswa tidak akan buta tentang teknologi dan
mereka bisa mengikuti perkembangan teknologi yang ada sekarang ini.
Uno dan Mohamad (2011: 11) dengan demikian pembelajaran diwarnai oleh hal-
hal baru sesuai perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Jika pembelajaran
inovatif ini berjalan dengan baik di sekolah, maka dapat dipastikan bahwa
semboyan sekolah sebagai pusat pengembangan kebudayaan benar-benar
terwujud.
2.4.3. Pembelajaran yang Menggunakan Lingkungan
Uno dan Mohamad (2011: 11) berpendapat bahwa, strategi pembelajaran yang
menggunakan lingkungan adalah salah satu strategi yang mendorong siswa agar
belajar tidak tergantung dari apa yang ada dalam buku atau kitab yang merupakan
pegangan guru.
50
Konsep pembelajaran ini berangkat dari belajar kontekstual dengan lebih
mengedepankan bahwa hal yang perlu dipelajari terlebih dahulu oleh siswa adalah
apa yang ada pada lingkungannya. Uno dan Mohamad (2011: 11) memberikan
contoh dalam bukunya misalnya, siswa yang sekolahannya berada di kompleks
perkantoran, maka bagaimana memanfaatkan hal-hal yanga ada di kota itu
menjadi sumber belajar siswa. Mengetahui lingkungan yang ada di sekitarnya,
maka kelak siswa setelah selesai belajar, dia akan berusaha memanfaatkan
lingkungan ini sebgai sumber daya yang akan dikelolanya sebagai sumber yang
dapat memberikan nilai tambah baginya. Sebagai contoh ketika mengenalkan alat-
alat transportasi kepada siswa, sebaiknya berikan contoh transportasi yang ada di
kota atau di desa di mana siswa belajar. Jangan memberikan contoh transportasi
“kereta api” bagi siswa yang ada di Sulawesi, Maluku, dan Irian, sebab alat
transportasi “kereta api” tidak ada di tiga pulau itu. Mungkin cocok bagi mereka
diberikan contoh dokar dan sepeda motor ada di Sulawesi, Maluku, dan Irian.
Pendek kata memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar dalam proses
pembelajaran merupakan salah satu upaya untuk mengoptimalkan pembelajaran
dan meningkatkan hasil pembelajaran.
Menurut Hosnan (2014: 443) yang dimaksud dengan lingkungan di sini adalah
lingkungan fisik berupa tempat dan ruang pembelajaran. Lingkungan ini amat
penting dan perlu untuk dibina, dan dikembangkan oleh guru, karena bukan hanya
memberikan energi, tetapi juga suasana hati. Lingkungan dapat meliputi suasana
psikologis disekitar kita, memberikan rangsangan yang kuat, serta meminimalisir
sindrom ruang yang tidak sehat.
51
Lingkungan tempat dan ruang belajar yang bersih, nyaman, tenang, indah, terang
dan terasa apik akan memberikan energi positif dan menciptakan iklim
pembelajaran yang kondusif pula.
2.4.4. Pembelajaran yang Kreatif
Menurut Uno dan Mohamad (2011: 12) pembelajaran kreatif juga sebagai salah
satu strategi yang mendorong siswa untuk lebih bebas mempelajari makna yang
dia pelajari. Pembelajaran yang kreatif juga sangat penting dalam rangka
pembentukan generasi yng kreatif, yang mampu menghasilkan sesuatu untuk
kepentingan dirinya dan orang lain. Kreatif juga dimaksudkan agar guru
menciptakan kegiatan belajar yang beragam sehingga memenuhi berbagai tingkat
kemampuan siswa.
Uno dan Mohamad (2011: 12) berpendapat bahwa, pembelajaran yang kreatif
adalah salah satu strategi pembelajaran yang bertujuan untuk mengembangkan
kemampuan berpikir siswa. Pembelajaran kreatif ini pada dasarnya
mengembangkan belahan otak kanan anak yang dalam teori homosfir disebutkan
bahwa belahan otak anak terdiri dari belahan kiri dan belahan kanan. Belahan kiri
sifatnya konvergen dengan ciri utamanya berpikir linear dan teratur, sementara
belahan otak kanan sifatnya difergen degan ciri utamanya berpikir konstruktif,
kreatif, dan holistik. Hasil penelitian para pakar psikologi pendidikan dan ahli-ahli
instruksional menemukan bahwa belahan otak kanan anak belum banayak
dilibatkan dalam proses pembelajaran.
52
Kurikulum pendidikan di Indonesia belum menyentuh bagaimana menggali
potensi siswa dalam pembelajaran. Pembelajaran banyak bersifat konstruktif
dengan menekankan pada garapan domain kognitif. Hal ini bisa terlihat dari
sistem pendidikan kita yang masih lebih banyak mengandalkan hafalan dan
ukuran keberhasilan siwa ditentukan oleh bagaimana kemapuan siswa menuliskan
jawaban atau memilih pilihan jawaban secara objektif dari masalah yang
dihadapkan kepada siswa. Sementara domain menciptakan sesuatu setelah belajar
belum menjadi tujuan pembelajaran kita.
Menurut Uno dan Mohamad (2011: 13) akibatnya lulusan sekolah kita masih kaya
dengan teori, sementara pasar kerja menghendaki sumber daya yang mampu
melahirkan sesuatu sebagai bagian dari penguasaan pendidikan. Pembelajaran
yang kreatif menghendaki guru harus kreatif, dan siswa dapat mengembangkan
kreativitasnya. Apa yang dimaksud dengan kreativitas? Kreativiitas adalah
kemampuan untuk membuat atau menciptakan hal-hal baru atau kombinasi baru
berdasarkan data, informasi dan unsur-unsur yang ada. Memiliki kemampuan
berpikir tingkat tinggi menghasilkan karya cipta yang diperoleh melalui
pengetahuan atau pengalaman hidup serta mampu memunculkan ide-ide kreatif
yang inovatif. Di sinilah esensi pembelajaran yang kreatif perlu dikembangkan
dalam proses pemebelajaran di Indonesia.
2.4.5. Pembelajaran yang Efektif
Uno dan Mohamad (2011: 13) mengatakan dalam bukunya bahwa, “pembelajaran
yang efektif adalah salah satu strategi pembelajaran yang diterapkan guru dengan
maksud untuk menghasilkan tujuan yang telah ditetapkan.”
53
Menurut Amri (2013: 87) manajemen kelas yang efektif dapat memaksimalkan
kesempatan belajar anak-anak. Para ahli mengungkapkan bahwa telah terjadi
perubahan dalam pemikiran tentang cara terbaik dalam mengelola kelas.
Pandangan sebelumnya lebih menekankan perbuatan penerapan peraturan dalam
mengendalikan perilaku siswa. Sedangkan pandangan baru lebih memfokuskan
diri pada kebutuhan siswa dalam memelihara hubungan dan kesempatan untuk
meregulasi diri.
Uno dan Mohamad (2011: 14) mengatakan bahwa, strategi pembelajaran yang
efektif ini menghendaki agar siswa yang belajar di mana dia telah membawa
sejumlah potensi lalu. Menerapkan strategi ini tentu tujuan yang akan disusun
dalam kompetensi dasar, indikator, dan tujuan perlu mempertimbangkan
karakteristik siswa. Untuk itu sebelum strategi ini digunakan,
terlebih dahulu siswa dilakukan analisis karakteristiknya berupa analisis minat,
bakat, kemampuan awal, atau motivasi belajar siswa hingga gaya belajar mereka.
Hasil analisis ini digunakan sebagai dasar menetapkan tujuan yang harus dicapai
dalam pembelajaran. Uno dan Mohamad (2011: 14) dengan strategi ini akan
terjadi proses pembelajaran yang kondusif karena guru ketika memberikan
pembelajaran telah terbekali dengan karkteristik siswa yang menjadi dasar
penetapan metode dan penggunaan media pembelajaran. Dengan kata lain, strategi
pembelajaran yang efektif adalah strategi pembelajaran yang mempertimbangkan
karakteristik siswa, bagaimana kemampuannya, metode apa yang cocok
digunakan, media apa yang pas diterapkan serta evaluasi pemebelajaran pun
didasarkan pada kemampuan siswa.
54
Uno dan Mohamad (2011: 14) mengemukakan dalam bukunya bahwa, segala
pertimbangan dalam strategi ini menyangkut tujuan yang disusun berdasarkan,
kemapuan siswa, pemilihan materi yang benar-benar menunjang tujuan,
penetapan metode yang sesuai dengan karakteristik siswa, penggunaan media
yang pas serta eveluasi yang tertuju pada tujuan yang telah ditetapkan, pada
akhirnya tetap terpulang pada bagaimana peran seorang guru dalam mengelola
proses pembelajaran.
2.4.6. Pembelajaran yang Menarik
Menurut Uno dan Mohamad (2011: 14) “muara dari semua strategi yang
digunakan dalam pembelajaran adalah bagaimana proses pembelajaran itu bisa
berjalan dengan baik dan menarik bagi siswa yang belajar. Khanifaatul (2013: 33)
mengemukakan dalam bukunya bahwa pembelajaran yang menarik dapat
mengurangi atau bahkan menghilangkan beban psikologis siswa. Selain itu, dapat
mengefektifkan sekaligus mengefisienkan aktivitas belajar-mengajar di kelas.
Pembelajaran yang efektif dan efisien membutuhkan kerja sama yang kompak
antara guru dan siswa.
Menurut Uno dan Mohamad (2011: 15) keefektifan lebih mengarah pada besarnya
persentase penguasaan yang dicapai siswa setelah melalui proses pembelajaran
dalam limit waktu tertentu, sementara efesiensi juga melihat hasil yang dicapai
siswa dengan mempertimbangkan aspek biaya atau berapa besar dana yang
dikeluarkan untuk menghasilkan persentase penguasaan, termasuk berapa lama
waktu yang dibutuhkan untuk hasil pembelajaran.
55
Khususnya kemenarikan pembelajaran adalah ukuran keberhasilan yang
indikatornya makin lama seorang belajar, maka makin tertarik dia mempelajari
sesuatu atau makin dia perdalam. Strategi pembelajaran yang menarik tentu tidak
akan berjalan tanpa dibarengi dengan penyiapan suasana pembelajaran yang
mendorong siswa akan memperdalam apa yang dia pelajari. Terkait dengan ini
seorang guru yang baik, sebagaimana disebutkan bahwa peran guru sekarang ini
sangat efektif jika guru memosisikan sebagai fasilitator belajar. Artinya guru
menyediakan situasi atau suasana agar pembelajaran itu berjalan dengan baik. Hal
yang perlu disiapkan guru adalah (1) media pembelajaran disiapkan dengan baik,
(2) lingkungan belajar di setting sesuai objek materi yang dipelajari, (3) metode
pembelajaran yang digunakan sesuai dengan karakteristik siswa yang belajar,
sehingga siswa merasa tertarik karena sesuai dengan apa yang diinginkan, (4)
siswa diperlakukan sebagai seorang yang perlu dilayani.
Menurut Uno dan Mohamad (2011: 16) inti dari strategi pembelajaran yang
menarik terletak pada bagaimana memberikan pelayanan kepada siswa sebab
posisi siswa jika diibaratkan dalam sebuah perusahaan, maka siswa merupakan
pelanggan yang perlu dilayani dengan baik. Jika kegiatan guru sudah seperti yang
digambarkan di atas, maka diprediksi bahwa siswa benar-benar tertarik untuk
belajar dan mungkin juga siswa merasa lebih suka di sekolah, dekat dengan
gurunya daripada di rumah. Karena di sekolah dia memperoleh layanan yang
prima yang selama ini belum pernah ia dapatkan. Pertanyaannya dapatkah
lembaga sekolah dan guru menciptakan strategi pembelajaran yang menarik?
Semuanya kembali pada guru itu sendiri.
56
2.5. Model dan Metode dalam Strategi PAILKEM
2.5.1. Model dalam Strategi PAILKEM
1. Model Berbagi Penngalaman
2. Model Kartu Arisan
3. Model Example Non Example
4. Model Picture and Picture
5. Model Cooperative Script
6. Model Kepala Bernomor Struktur (Modifikasi Numbered Head Together)
7. Model Artikulasi
8. Model Mind Mapping
9. Model Make a Match (Mencari Pasangan)
10. Model Debat
11. Model Role Playing
12. Model Talking Stik
13. Model Bertukar Pasangan
14. Model Snowball Throwlinng
15. Model Student Facilitator and Explaining
16. Model Cours Review Horay
17. Model Explicit Instruction (Pengajaran Langsung)
18. Model Cooperative Integrated Reading and Composision (CIRC)
(Cooperatif Terpadu Membaca dan Menulis)
19. Model Inside Outside Circle (Lingkaran Kecil dan Lingkaran Besar)
20. Model Tebak Kata
21. Model Word Squre
57
22. Model Scramble
23. Model Take and Give
24. Model Concept Sentence
25. Model Pembelajaran Langsung
26. Model Diskusi Kelas
27. Model Creative Problem Solving
28. Model Group Investigation
Uno dan Mohamad (2011: 117)
2.5.2. Metode dalam Strategi PAILKEM
1. Metode Pembelajaran dengan Audio Visual
2. Metode Curah Pendapat
3. Metode Studi Kasus
4. Metode Demonstrasi
5. Metode Penemuan
6. Metode Jigsaw
7. Metode Kegiatan Lapangan
8. Metode Ceramah
9. Metode Diskusi Kelompok
10. Metode Pembicara Tamu
11. Metode Tulis Berantai
12. Metode Debat
13. Metode Bermain Peran
14. Metode Simulasi
58
15. Metode Tugas Proyek
16. Metode Presentasi
17. Metode Penilaian Sejawat
18. Metode Bola Salju
19. Metode Kunjungan Karya
Uno dan Mohamad (2011: 97)
2.6. Kekurangan Strategi Pembelajaran PAILKEM
a. Adanya pergantian musim yang menyebabkan perubahan kondisi lingkungan
setiap saat.
b. Timbulnya bencana alam.
c. Pendekatan yang menitik beratkan pada model belajar konvensional seperti
ceramah, sehingga kurang mampu merangsang siswa untuk terlibat aktif dalam
proses belajar mengajar.
d. Pola belajar bersifat teacher centered.
e. Pertanyaan-pertanyaan yang digunakan oleh guru dalam interaksi kelas berupa
pertanyaan-pertanyaan dalam kategori kognisi rendah.
top related