bab ii tinjauan pustaka 2.1. tinjauan penelitiandigilib.unila.ac.id/10523/20/bab ii.pdf · dalam...

47
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Penelitian Untuk menghindari duplikasi, peneliti melakukan penelusuran terhadap penelitian-penelitian terdahulu. Dari hasil penelitian terdahulu, diperoleh beberapa masalah yang berkaitan dengan masalah yang akan diteliti, yaitu: a. Kemampuan Menari Melinting Siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Kotagajah TP 2011/2012. Penelitian ini dilakukan oleh Indra Bulan mahasiswi Pendidikan Seni Tari. Berdasarkan hasil penelitian skor rata-rata keseluruhan hasil tes kemampuan manari Melinting siswa kelas XI SMA Negeri 1 Kotagajah Lampung Tengah Tahun Pelajaran 2011/2012 tergolong dalam kategori baik. hasil ini dapat dikategorikan dari rata-rata skor kemampuan menari siswa secara keseluruhan dengan skor rata-rata 75,03, indikator warama diperoleh skor dengan rata-rata 72,82, dan pada indikator wirama diperoleh skor dengan rata-rata 72,75.

Upload: vanbao

Post on 21-Jun-2019

226 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Penelitiandigilib.unila.ac.id/10523/20/BAB II.pdf · dalam analisa data menggunakan rumus triserial maka diperoleh hasil koefisien korelasi r

12

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Tinjauan Penelitian

Untuk menghindari duplikasi, peneliti melakukan penelusuran terhadap

penelitian-penelitian terdahulu. Dari hasil penelitian terdahulu, diperoleh beberapa

masalah yang berkaitan dengan masalah yang akan diteliti, yaitu:

a. Kemampuan Menari Melinting Siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Kotagajah TP

2011/2012. Penelitian ini dilakukan oleh Indra Bulan mahasiswi Pendidikan

Seni Tari. Berdasarkan hasil penelitian skor rata-rata keseluruhan hasil tes

kemampuan manari Melinting siswa kelas XI SMA Negeri 1 Kotagajah

Lampung Tengah Tahun Pelajaran 2011/2012 tergolong dalam kategori baik.

hasil ini dapat dikategorikan dari rata-rata skor kemampuan menari siswa

secara keseluruhan dengan skor rata-rata 75,03, indikator warama diperoleh

skor dengan rata-rata 72,82, dan pada indikator wirama diperoleh skor dengan

rata-rata 72,75.

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Penelitiandigilib.unila.ac.id/10523/20/BAB II.pdf · dalam analisa data menggunakan rumus triserial maka diperoleh hasil koefisien korelasi r

13

b. Hubungan Bakat dan Hasil Belajar Tari Melinting siswa kelas VII SMP Negeri

Gisting Tanggamus. Penelitian ini dilakukan oleh Zuliana Aprianti mahasiswi

Pendidikan Seni Tari. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan maka

diperoleh hasil bakat menari siswa menjadi 3 bagian yaitu, siswa yang

memiliki bakat tinggi berjumlah 8 orang, siswa yang memiliki bakat sedang

berjumlah 16 orang. Data kemampuan menari Melinting diperoleh hasil

kemampuan menari Melinting menjadi 5 bagian yaitu, siswa yang memperoleh

kemampuan menari Melinting cukup baik berjumlah 10 orang, siswa yang

memperoleh kemampuan menari Melinting kurang baik berjumlah 5 orang,

dan siswa yang memperoleh kemampuan menari Melinting sangat kurang baik

berjumlah 5 orang.

Dari penjabaran tingkat persentase perolehan tes bakat, kemampuan menari

hasil belajar tari Melinting dapat dilihat bahwa bakat memiliki hubungan yang

sangat kuat dengan hasil belajar tari Melinting. Berdasarkan hasil perhitungan

dalam analisa data menggunakan rumus triserial maka diperoleh hasil koefisien

korelasi r tris = 0,94 dan r tabel = 0,361 nilai r tris yang diperoleh signifikan sebab r

tris > r tabel dengan N = 30 pada tingkat kepercayaan 95% dan alpha 0,05.

Berdasarkan perhitungan tersebut maka, hipotesis dinyatakan diterima, karena

terlihat dari analisa data bahwa maka hasil yang diperoleh r tris = 0,94 ≥ r tabel =

0,361 berarti semakin tinggi bakat maka semakin tinggi hasil belajar tari

Melinting yang dicapai siswa.

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Penelitiandigilib.unila.ac.id/10523/20/BAB II.pdf · dalam analisa data menggunakan rumus triserial maka diperoleh hasil koefisien korelasi r

14

Ditinjau dari kedua hasil penelitian terdahulu terdapat persamaan dengan

penelitian yang akan dilakukan oleh penulis, yaitu pembelajaran tari Melinting.

Akan tetapi dari kedua penelitian tersebut masalah yang akan diteliti tidak ada

yang benar-benar sama. Pada hasil penelitian yang pertama dan kedua

persamaannya terletak pada hasil belajar siswa. Hal ini merupakan titik

perbedaannya karena pada penelitian ini akan meneliti Pembelajaran Tari

Melinting Menggunakan Strategi PAILKEM. Dilakukannya penelitian ini guna

menyempurnakan penelitian yang telah dilakukan terdahulu, karena pada kedua

penelitian yang telah dilakukan hanya mendeskripsikan hasil belajar saja tanpa

menjelaskan proses dan strategi pembelajaran apa yang digunakan oleh guru.

Oleh karena itu penelitian yang berjudul “Pembelajaran Tari Melinting

Menggunakan Strategi PAILKEM di SMA Negeri 9 Bandarlampung” dapat

dilakukan karena masalah yang akan diteliti bukan duplikasi dari penelitian-

penelitian yang sebelumnya.

2.2. Pembelajaran

Teori yang digunakan dalam penelitian ini yaitu teori pembelajaran. Sebagaimana

dikemukakan oleh Schunk (2012: 5) bahwa, “pembelajaran merupakan perubahan

yang bertahan lama dalam perilaku, atau dalam kapasitas berprilaku dengan cara

tertentu, yang dihasilkan dari praktik atau bentuk-bentuk pengalaman lainnya.”

Sedikit berbeda dengan pendapat Rusman (2012: 3) pembelajaran adalah proses

interaksi peserta didik dengan guru dan sumber belajar pada suatu lingkungan

belajar. Proses pemebelajaran pada setiap satuan pendidikan dasar dan menengah

harus interaktif, inspiratif, menyenangkan,

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Penelitiandigilib.unila.ac.id/10523/20/BAB II.pdf · dalam analisa data menggunakan rumus triserial maka diperoleh hasil koefisien korelasi r

15

menantang dan memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta

memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai

dengan bakat, minat dan perkembangan fisik, serta psikologis peserta didik. Hal

ini sejalan dengan pendapat Uno dan Muhammad (2011: 3) bahwa, tujuannya

adalah agar kegiatan pembelajaran dapat berjalan secara efektif dan efisien, yaitu

tujuan akhir yang diharapkan dapat dikuasai oleh semua peserta didik.

Pencapaian tujuan pemebelajaran ini, setiap guru dituntut untuk benar-benar

memahami strategi pembelajaran yang akan diterapkannya. Sehubungan dengan

hal tersebut, seorang guru perlu memikirkan strategi atau pendekatan yang akan

digunakannya. Pemilihan strategi pembelajaran yang tepat, yaitu dengan situasi

dan kondisi yang dihadapi akan berdampak pada tingkat penguasaan atau prestasi

belajar peserta didik yang dihadapi.

2.3. Tari Melinting

Novrida dan Nurhayati (2004: 1) mengemukakan bahwa, kesenian merupakan

salah satu perwujutan kebudayaan, berbagai corak ragam kesenian di Indonesia

perlu dilestarikan dan disebarluaskan kepada masyarakat sebagai aset daerah

warisan leluhur yang dapat diberdayakan. Khususnya di daerah provinsi Lampung

dengan bermacam-macam tari tradisionalnya baik yang bersifat klasik maupun

tari rakyat sesuai dengan adat istiadat atau kesukuan daerah setempat salah satu

warisan budaya yang perlu mendapatkan perhatian dan dilestarikan adalah tari

Melinting dari daerah Meringgai dan Wana Lampung Timur Provinsi Lampung,

ini sebagai wujud kebijaksanaan pemerintah yang mengacu kepada pembangunan

sosial budaya.

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Penelitiandigilib.unila.ac.id/10523/20/BAB II.pdf · dalam analisa data menggunakan rumus triserial maka diperoleh hasil koefisien korelasi r

16

Tari Melinting merupakan salah satu tari tradisional Lampung yang dapat

dikategorikan tari klasik. Tari ini sudah mengalami perjalanan sejarah yang cukup

lama, sejak masuknya agama islam ke Indonesia. Dalam perkembangan sekarang

tari Melinting belum begitu banyak dikenal oleh masyarakat, baik di daerah

Lampung sendiri maupun masyarakat di luar Provinsi Lampung. Dengan

pertimbangan inilah, maka dirasa perlu untuk terus menyebar luaskan seni tari

Melinting baik secara tertulis maupun dalam bentuk pelatihan-pelatihan dan

dalam bentuk eksibisi lainnya.

2.3.1. Sejarah Tari Melinting

Berdasarkan data yang diperoleh dari S.Ag. Zakaria (Pangeran Mergo Agung) dan

MR. Darman (2012: 5) berpendapat bahwa tari Melinting atau dengan nama

panjangnya tari cetik kipas melinting adalah sebuah tarian tradisional yang berasal

dari masyarakat adat Keratuan Melinting- Lampung. Tarian ini merupakan sebuah

kesenian peninggalan dari Sultan Keratuan Melinting pada abad ke-XVI yang

diciptakan dan ditarikan langsung oleh Sultan Melinting. Dimana pada waktu itu

Sultan Melinting sedang mengadakan Gawi Adat (upacara adat), dengan maksud

untuk menghibur dan menjamu tamu yang datang Sultan beranjak memperagakan

tarian dan mengajak tamu yang hadir untuk menari bersama. Sehingga seorang

punggawa bernama Talaban menari bersama Sultan yang di ikuti oleh kerabat-

kerabat Keratuan yang lain.

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Penelitiandigilib.unila.ac.id/10523/20/BAB II.pdf · dalam analisa data menggunakan rumus triserial maka diperoleh hasil koefisien korelasi r

17

Pada awalnya Tari Melinting ini hanya bisa dipentaskan oleh keluarga Keratuan

yang dipentaskan dalam acara-acara adat Keratuan serta dalam penyambutan

tamu-tamu agung Keratuan. Gambaran secara umum tarian ini menggambarkan

tentang kehidupan flora dan fauna yang hidup di alam semesta ini, sehingga nama

ragam dan geraknyapun banyak diangkat dari cerita flora dan fauna.

Yusuf (Igama 2011: 20) mengatakan bahwa “pada tahun 1965 presiden Soekarno

meminta kepada Pemda Lampung Tengah (pada waktu itu Bupatinya adalah Bp.

Hasan Basri) untuk mementaskan tari Melinting pada acara 17 Agustus 1965 di

Istora Senayan Jakarta, pada saat itulah atas saran protocol Istana Kepresidenan

untuk menambah keindahan tari maka disepakati terjadinya perubahan pada tari

Cetik Kipas yang berubah nama menjadi tari kreasi Melinting karena pementasan

dalam ruangan yang lebar, maka untuk penyesuaian pada waktu itu jumlah penari

12 laki-laki dan 12 wanita.”

Igama (2011: 21) berpendapat bahwa, adanya perubahan irama tabuhan adanya

pergantian dari tabuh recik ke tabuh kedanggung tabuhan yang lainnya tetap (arus

dan cetik) adanya perubahan gerakan penari keluar menuju pentas begitu pula saat

kembali ketempat asalnya, adanya penambahan sedikit formasi, namun gerakan

dasar penari masih memakai gerakan tari cetik kipas, adanya penambahan kostum

yaitu penari memakai baju dan penambahan asesoris namun siger, tapis dan

selendang tetap seperti aslinya.

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Penelitiandigilib.unila.ac.id/10523/20/BAB II.pdf · dalam analisa data menggunakan rumus triserial maka diperoleh hasil koefisien korelasi r

18

2.3.2. Jumlah Penari

Igama (2011: 56) menjelaskan dalam bukunya bahwa tarian ini dimainkan oleh 4

wanita (gadis) dan 4 pria (bujang) 8 (delapan) penari merupakan jumlah yang

umum dipakai saat ini, dan dapat pula jumlahnya lebih dari itu misal bila ingin

ditampilkan secara kolosal 100 atau lebih dari itu, dan biasanya jumlah penari

genap.

Menurut Igama (2011: 56) jenis tari ini dilihat dari tariannya adalah tari

kelompok, serta dilihat dari jenis tari berdasarkan gayanya adalah tari tradisional

klasik artinya tari ini dahulunya hanya ditarikan di kalangan bangsawan atau

keluarga Ratu. Untuk saat ini siapapun diperbolehkan menarikannya asalkan tetap

memakai gerakan khas Melinting (Kreasi asli Melinting ).

2.3.3. Ragam Gerak Dasar Tari Melinting

Gerak yang dipakai didalam tari Melinting dibedakan antara gerak penari putra

dan gerak penari putri yang meliputi:

a. Gerak Putra : 1. Babar Kipas 4. Jong Sembah 7. Salaman

2. Sukhung Sekapan 5. Suali

3. Balik Palau 6. Niti Batang

b. Gerak Putri : 1. Babar Kipas 4. Nginjak Lado 7. Lapah Ayun

2. Sukhung Sekapan 5. Kenui Melayang 8. Ngiyau Bias

3. Jong Sembah 6. Injak Tai Manuk 9. Timbangan

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Penelitiandigilib.unila.ac.id/10523/20/BAB II.pdf · dalam analisa data menggunakan rumus triserial maka diperoleh hasil koefisien korelasi r

19

Tabel 2.1. Deskripsi Gerak Tari Melinting Putra

NO NAMA GERAK (PUTRA) KETERANGAN

1.

Babar Kipas

Hitungan 1

Kedua tangan diletakan di depan dada,

Dengan kipas dirapatkan.

Hitungan 2

Kedua tangan membuka kipas sampai ke

samping badan, dengan kaki melangkah

ke depan.

Hitungan 3

Gerakannya sama dengan hitungan 1

Hitungan 4

Gerakannya sama dengan hitungan 2

Hitungan 5

Gerakannya sama dengan hitungan 1

Hitungan 6

Gerakannya sama dengan hitungan 2

Hitungan 7

Gerakannya sama dengan hitungan 1

Hitungan 8

Gerakannya sama dengan hitungan 2

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Penelitiandigilib.unila.ac.id/10523/20/BAB II.pdf · dalam analisa data menggunakan rumus triserial maka diperoleh hasil koefisien korelasi r

20

NO NAMA GERAK (PUTRA) KETERANGAN

2.

Sukhung Sekapan

Sebuah gerak yang bergantian tangan

kanan dan kiri mendorong ke depan

sambil memegang kipas. Kaki berjalan

maju ke depan atau bisa juga mundur.

Hitungan 1

Tangan kanan mendorong kipas ke

depan, dengan kaki kanan maju ke

depan.

Hitungan 2

Tangan kiri mendorong kipas ke

depan, lalu kaki kiri maju ke depan.

Hitungan 3

Mengulang seperti gerakan hitungan 1

Hitungan 4

Mengulang seperti gerakan hitungan 2

Hitungan 5

Mengulang seperti gerakan hitungan 1

Hitungan 6

Mengulang seperti gerakan hitungan 2

Hitungan 7

Mengulang seperti gerakan hitungan 1

Hitungan 8

Mengulang seperti gerakan hitungan 2

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Penelitiandigilib.unila.ac.id/10523/20/BAB II.pdf · dalam analisa data menggunakan rumus triserial maka diperoleh hasil koefisien korelasi r

21

NO NAMA GERAK (PUTRA) KETERANGAN

3.

Balik Palau

Hitungan 1

Tangan kanan dan kiri di samping dan

di depan dada dengan membentuk

huruf “L” lalu digerakan sedikit ke

kiri, kaki depan dihentakan.

Hitungan 2

Tangan kanan dan kiri di samping dan

di depan dada dengan membentuk

huruf “L” lalu digerakan sedikit ke

kanan, kaki depan dihentakan.

Hitungan 3

Mengulang seperti gerakan hitungan 1

Hitungan 4

Mengulang seperti gerakan hitungan 2

Hitungan 5

Mengulang seperti gerakan hitungan 1

Hitungan 6

Mengulang seperti gerakan hitungan 2

Hitungan 7

Mengulang seperti gerakan hitungan 1

Hitungan 8

Mengulang seperti gerakan hitungan 2

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Penelitiandigilib.unila.ac.id/10523/20/BAB II.pdf · dalam analisa data menggunakan rumus triserial maka diperoleh hasil koefisien korelasi r

22

NO NAMA GERAK (PUTRA) KETERANGAN

4.

Salaman

Hitungan 1-2

Posisi badan jongkok kedua tangan

dirapatkan di depan dada, kemudian

pada hitungan ke 2, kedua tangan

menggeser ke kanan.

Hitungan 3-4

Posisi badan jongkok kedua tangan

dirapatkan di depan dada, kemudian

pada hitungan ke 4, kedua tangan

menggeser kembali ke tengah.

Hitungan 5-6

Posisi badan jongkok kedua tangan

dirapatkan di depan dada, kemudian

pada hitungan ke 6, kedua tangan

menggeser ke kiri.

Hitungan 7-8

Posisi badan jongkok kedua tangan

dirapatkan di depan dada, kemudian

pada hitungan ke 8, kedua tangan

menggeser kembali ke tengah.

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Penelitiandigilib.unila.ac.id/10523/20/BAB II.pdf · dalam analisa data menggunakan rumus triserial maka diperoleh hasil koefisien korelasi r

23

NO NAMA GERAK (PUTRA) KETERANGAN

5.

Suali

Hitungan 1

Tangan kanan mendorong kipas ke

depan, dengan kaki kanan maju ke

depan.

Hitungan 2

Tangan kiri mendorong kipas ke depan,

lalu kaki kiri maju ke depan.

Hitungan 3

Mengulang seperti gerakan hitungan 1

Hitungan 4

Mengulang seperti gerakan hitungan 2

Hitungan 5-6

Posisi jongkok dengan kedua tangan

Babar Kipas.

Hitungan 7-8

Posisi berdiri badan condong ke

belakang, dengan kaki kanan maju ke

depan.

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Penelitiandigilib.unila.ac.id/10523/20/BAB II.pdf · dalam analisa data menggunakan rumus triserial maka diperoleh hasil koefisien korelasi r

24

NO NAMA GERAK (PUTRA) KETERANGAN

6. Niti Batang

Hitungan 1-2

Kaki kanan melangkah, dengaan tangan

kanan ke atas dan tangan kiri ditekuk di

depan dada.

Hitungan 3-6

Rapatkan kaki kiri silang ke arah kanan

bersamaan memutar badan (setengah

lingkaran) sambil merendah

Hitungan 7-8

Tangan kiri lurus ke samping kiri tangan

kanan ditekuk di depan dada.

(Foto: Arum, 2014)

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Penelitiandigilib.unila.ac.id/10523/20/BAB II.pdf · dalam analisa data menggunakan rumus triserial maka diperoleh hasil koefisien korelasi r

25

Tabel 2.2. Deskripsi Gerak Tari Melinting Putri

NO NAMA GERAK (PUTRI) KETERANGAN

1.

Babar Kipas

Hitungan 1

Kedua tangan diletakan di depan dada,

Dengan kipas dirapatkan.

Hitungan 2

Kedua tangan membuka kipas sampai

ke samping badan, dengan kaki

melangkah ke depan.

Hitungan 3

Gerakannya sama dengan hitungan 1

Hitungan 4

Gerakannya sama dengan hitungan 2

Hitungan 5

Gerakannya sama dengan hitungan 1

Hitungan 6

Gerakannya sama dengan hitungan 2

Hitungan 7

Gerakannya sama dengan hitungan 1

Hitungan 8

Gerakannya sama dengan hitungan 2

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Penelitiandigilib.unila.ac.id/10523/20/BAB II.pdf · dalam analisa data menggunakan rumus triserial maka diperoleh hasil koefisien korelasi r

26

NO NAMA GERAK (PUTRI) KETERANGAN

2.

Jong Sembah

Hitungan 1-2

Kedua tangan merapat di depan dada

dengan posisi jongkok, kemudian

dilanjutkan dengan hitungan ke 2

tangan diayun membuka ke samping

sejajar dada.

Hitungan 3-4

Kedua tangan diayunkan membuka

dan menutup kipas, dengan badan

serong ke kanan.

Hitungan 5-6

Kedua tangan diayunkan membuka

dan menutup kipas, dengan badan

kembali ke tengah.

Hitungan 7-8

Kedua tangan diayunkan membuka

dan menutup kipas, dengan badan

serong ke kiri

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Penelitiandigilib.unila.ac.id/10523/20/BAB II.pdf · dalam analisa data menggunakan rumus triserial maka diperoleh hasil koefisien korelasi r

27

NO NAMA GERAK (PUTRI) KETERANGAN

3.

Sukhung Sekapan

Sebuah gerak yang bergantian tangan

kanan dan kiri mendorong ke depan

sambil memegang kipas. Kaki berjalan

maju ke depan atau bisa juga mundur.

Hitungan 1

Tangan kanan mendorong kipas ke

depan, dengan kaki kanan maju ke

depan.

Hitungan 2

Tangan kiri mendorong kipas ke

depan, lalu kaki kiri maju ke depan.

Hitungan 3

Mengulang seperti gerakan hitungan 1

Hitungan 4

Mengulang seperti gerakan hitungan 2

Hitungan 5

Mengulang seperti gerakan hitungan 1

Hitungan 6

Mengulang seperti gerakan hitungan 2

Hitungan 7

Mengulang seperti gerakan hitungan 1

Hitungan 8

Mengulang seperti gerakan hitungan 2

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Penelitiandigilib.unila.ac.id/10523/20/BAB II.pdf · dalam analisa data menggunakan rumus triserial maka diperoleh hasil koefisien korelasi r

28

NO NAMA GERAK (PUTRI) KETERANGAN

4.

Ngiyau Bias

Hitungan 1-4

Posisi badan tegak, kedua tangan

sejajar pinggul kanan, kedua tangan

memegang kipas dengan mengukel

kearah dalam, kemudian kedua tangan

pindah sejajar pinggul kiri dengan

posisi jari tegak.

Hitungan 5-8

Posisi badan tegak, kedua tangan

sejajar pinggul kiri, kedua tangan

memegang kipas dengan mengukel

kearah dalam, kemudian kedua tangan

pindah sejajar pinggul kanan dengan

posisi jari tegak.

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Penelitiandigilib.unila.ac.id/10523/20/BAB II.pdf · dalam analisa data menggunakan rumus triserial maka diperoleh hasil koefisien korelasi r

29

NO NAMA GERAK (PUTRI) KETERANGAN

5.

6.

Kenui Melayang

Timbangan

Hitungan 1-8

Posisi badan tegak, tangan kanan ke

atas dengan kipas tegak, tangan kiri ke

bawah dengan kipas tegak, kipas

diukel ke dalam, dengan gerak kaki

injak lado. Dilakukan berulang dari

hitungan 1 sampai hitungan ke 8.

Hitungan 1-8

Posisi badan berdiri tegak. Kedua

tangan kesamping pinggang dengan

kipas ditegakkan, kemudian kipas

diputar kearah dalam (diukel) gerakan

kaki adalah injak lado.

Gerakan ini dari hitungan 1 sampai 8

dilakukan berulang-ulang.

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Penelitiandigilib.unila.ac.id/10523/20/BAB II.pdf · dalam analisa data menggunakan rumus triserial maka diperoleh hasil koefisien korelasi r

30

NO NAMA GERAK (PUTRI) KETERANGAN

7. Injak Tai Manuk

Hitungan 1-2

Posisi badan tegak, kaki kanan ujung

jari menyentuh lantai (tidak menapak),

kedua tangan di depan pinggang

memegang kipas.

Hitungan 3-4

Posisi badan tegak, kaki kanan maju

ke depan dengan jari menyentuh

lantai. Kedua tangan diluruskan

kedepan sejajar pinggang.

Hitungan 5-6

Posisi badan tegak dengan

memutarkan badan searah 180º dengan

kedua tangan lurus ke depan pinggang,

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Penelitiandigilib.unila.ac.id/10523/20/BAB II.pdf · dalam analisa data menggunakan rumus triserial maka diperoleh hasil koefisien korelasi r

31

NO NAMA GERAK (PUTRI) KETERANGAN

8. Lapah Ayun

Hitungan 1

Kaki kanan melangkah ke depan,

kedua tangan berada di samping

pinggang, posisi badan berdiri tegak,

arah pandang ke depan.

Hitungan 2

Kaki kiri melangkah ke depan, kedua

tangan berada di samping pinggang,

posisi badan berdiri tegak, arah

pandang ke depan.

Hitungan 3

Mengulangi gerak hitungan 1

Hitungan 4

Mengulangi gerak hitungan 2

Hitungan 5

Mengulangi gerak hitungan 1

Hitungan 6

Mengulangi gerak hitungan 2

Hitungan 7

Mengulangi gerak hitungan 1

Hitungan 8

Mengulangi gerak hitungan 2

(Foto: Cahya, 2014)

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Penelitiandigilib.unila.ac.id/10523/20/BAB II.pdf · dalam analisa data menggunakan rumus triserial maka diperoleh hasil koefisien korelasi r

32

2.3.4. Makna Gerak Tari

Menurut Igama (2011: 43) makna dalam tari Melinting dibedakan antara gerak

putra dan putri.

a. Gerakan Putra

1. Babar Kipas

Sebuah gerakan tangan dengan memainkan kipas dengan cara membuka dan

menutup, dan kaki melangkah ke depan. Gerakan ini melambangkan kegagahan

dan kesiapan dalam mencari rezeki guna mensejahterakan kebahagiaan hidup.

2. Sukhung Sekapan

Sebuah gerakan yang dilakukan secara bergantian antara tangan kanan dan kiri

yang mendorong ke depan. Gerakan ini melambangkan bahwa dalam menjalankan

aktifitas sehari-hari dimulai dari rumah yaitu sebuah gambaran di mana penghuni

rumah mendorong dan membuka daun jendela.

3. Balik Palau

Sebuah gerakan tangan kanan berada disamping sejajar dengan bahu dan tangan

kiri di depan dada dengan membentuk huruf “L” dilakukan dengan bergantian

tangan. Sedangkan posisi kaki di depan secara bergantian injing (jinjit) kaki

belakang ditekuk dan posisi badan tegap, pandangan ke depan. Gerakan ini

melambangkan keperkasaan dan jiwa yang besar dalam menjaga martabat

keluarga.

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Penelitiandigilib.unila.ac.id/10523/20/BAB II.pdf · dalam analisa data menggunakan rumus triserial maka diperoleh hasil koefisien korelasi r

33

4. Jong Sumbah

Gerakan pada saat memulai tari dan akan mengakhiri tari. Jong Sumbah adalah

sebuah sikap penghormatan terhadap ratu, tokoh adat, tamu-tamu agung yang

hadir, yaitu dengan menunjukan penghargaan dan kesopanan kepada orang lain.

5. Suali

Gerakan tangan pada hitungan 1-4 seperti Sukhung Sekapan, kaki kanan dan kiri

secara bergantian ke depan lalu pada hitungan 5-6 jongkok, kedua tangan Babar

Kipas lalu hitungan terakhir posisi berdiri badan condong ke belakang . Gerakan

ini mempunyai arti ketangkasan pemuda Lampung.

6. Niti Batang

Gerakan degan langkah panjang sambil berputar dalam posisi setengah jongkok

dengan posisi tangan diputar ke depan. Gerakan ini melambangkan kepiawaian

dan kelincahan pria Lampung.

7. Salaman

Posisi badan jongkok kedua tangan dirapatkan di depan dada diayun ke kanan dan

ke kiri (dilakukan berpasangan). Gerakan ini mempunyai arti bahwa secara

sekeli(saudara) harus selalu hidup rukun.

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Penelitiandigilib.unila.ac.id/10523/20/BAB II.pdf · dalam analisa data menggunakan rumus triserial maka diperoleh hasil koefisien korelasi r

34

b. Gerakan Putri

1. Babar Kipas

Sebuah gerakan tangan dengan memainkan kipas dengan cara membuka dan

menutup, dan kaki melangkah ke depan. Gerakan ini melambangkan kegagahan

dan kesiapan dalam mencari rezeki guna menyejahterakan kebahagiaan hidup.

2. Sukhung Sekapan

Sebuah gerakan yang dilakukan secara bergantian antara tangan kanan dan kiri

yang mendorong ke depan. Gerakan ini melambangkan bahwa dalam menjalankan

aktifitas sehari-hari dimulai dari rumah yaitu sebuah gambaran dimana penghuni

rumah mendorong dan membuka daun jendela.

3. Timbangan/Terpipih Mabel

Posisi badan berdiri tegak kedua kaki dirapatkan kedua tangan ditarik ke belakang

lurus gerakan pergelangan tangan dengan memutar kearah dalam. Gerakan ini

melambangkan kelembutan seorang gadis.

4. Jong Sembah

Gerakan pada saat memulai tari dan akan mengakhiri tari. Jong Sumbah adalah

sebuah sikap penghormatan terhadap ratu, tokoh adat, tamu-tamu agung yang

hadir, yaitu dengan menunjukan penghargaan dan kesopanan kepada orang lain.

Page 24: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Penelitiandigilib.unila.ac.id/10523/20/BAB II.pdf · dalam analisa data menggunakan rumus triserial maka diperoleh hasil koefisien korelasi r

35

5. Ngiyau Bias

Sebuah gerakan kedua pergelangan tangan ke depan yang diukel/putar dan

kemudian ke samping kanan kiri, sedangkan posisi kaki tetap di lantai dengan

gerak Nginjak Lado. Gerakan ini memiliki makna gadis Lampung yang sedang

menyuci beras.

6. Kenui Melayang

Kenui Melayang atau „elang melayang” yaitu sebuah gerakan yang lincah, dengan

lengan yang melambai ke belakang dan ke samping. Posisi kaki tetap di lantai

seperti gerakan Nginjak Lado. Gerakan ini melambangkan kebebasan dan

kemerdekaan dalam berkreasi untuk untuk membangun jati diri.

7. Lapah Ayun

Adalah gerakan pergantian formasi atau pola lantai. Gerakan ini berarti berjalan

dengan pelan.

8. Nginjak Lado

Gerakan ini merupakan bahwa wanita mempunyai sifat kelembutan dan

memahami nilai-nilai kewanitaan yang harus pandai menjaga kepribadian serta

mampu mengatur rumah tangga.

Menurut Igama (2011: 34) tari Cetik Kipas bermakna keperkasaan putera-putera

Lampung dalam membela keluarganya atau sebagai bentuk tanggung jawab

seorang laki-laki untuk melindungi dan mensejahterakan keluarganya ini

terpancar dari gerakannya yang gagah dan lincah, selanjutnya tari ini

memperlihatkan kelembutan dan kehalusan budi pekerti putri-putri Lampung

dilihat dengan gerakan yang lemah gemulai sesuai dengan sifat kewanitaannya,

Page 25: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Penelitiandigilib.unila.ac.id/10523/20/BAB II.pdf · dalam analisa data menggunakan rumus triserial maka diperoleh hasil koefisien korelasi r

36

dan juga mencerminkan sikap ramah dan gembira terhadap kedatangan tamu

agung. Jenis tari ini menurut fungsi dan tujuannya adalah tari upacara, sebab tari

ini ditampilkan pada acara-acara resmi (acara adat) yang dipentaskan untuk

menyambut tamu-tamu agung yang ditampilkan pada permulaan acara.

2.3.5. Teknik Menggunakan Kipas

Tari Melinting merupakan sebuah tarian yang menggunakan properti, yaitu kipas.

Biasanya dalam menari keberadaan properti menjadi salah satu kendala dalam

melakukan gerak tari, untuk itu agar properti tidak menjadi penghambat dalam

menari, dibutuhkan teknik memegang kipas yang baik dan benar. Teknik

memegang kipas yang benar adalah jari tengah dan jari manis masuk ke dalam

pegangan kipas, kemudian jari telunjuk dan jari kelingking menahan kipas dari

atas, sedangkan ibu jari menahan kipas dari bawah.

Gambar 2.1. Teknik memegang kipas yang benar

(Foto: Arum, 2014)

Page 26: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Penelitiandigilib.unila.ac.id/10523/20/BAB II.pdf · dalam analisa data menggunakan rumus triserial maka diperoleh hasil koefisien korelasi r

37

2.3.6. Iringan

Novrida dan Nurhayati (2004: 7) memperkirakan pada abad ke XVI yaitu pada

masa silsilah ke 1 Keratuan Melinting Pangeran Panembahan Mas, pengaruh

agama Islam mulai mendominasi tata cara kehidupan masyarakat di wilayah

Keratuan Melinting. Tari Melinting mempunyai ciri musik pengiring tari yng

khas dan baku, disiplin tidak ditabuh secara asal-asalan. Jenis tabuhan yang

dipakai untuk mengiringi tari Melinting antara lain : tabuh arus, tabuh cetik, dan

tabuh kedanggung.

Adapun perangkat tabuhan yang dipakai meliputi:

Tabel 2.3. Musik Pengiring Tari Melinting

Nama Keterangan

a. Kolintang

terdiri dari sembilan atau 12 buah

b. Piang

Piang adalah alat musik sejenis

gong yang lebih besar dari canang

dengan ketukan 1/2. Piang yang

biasa digunakan terdiri dari satu

buah

Page 27: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Penelitiandigilib.unila.ac.id/10523/20/BAB II.pdf · dalam analisa data menggunakan rumus triserial maka diperoleh hasil koefisien korelasi r

38

Nama Keterangan

c. Petuk

Petuk berbentuk sama dengan Piang

hanya saja petuk dibunyikan dengan 1/4

ketukan. Petuk yang digunakan terdiri

dari satu buah.

d. Canang

Canang yang digunakan terdiri dari satu

buah.

e. Gong

Terdiri dari dua buah, yaitu Gong besar

dan Gong kecil.

f. Ketapak/Redep/Gendang

Terdiri dari satu buah.

(Foto: Arum, 2015)

Page 28: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Penelitiandigilib.unila.ac.id/10523/20/BAB II.pdf · dalam analisa data menggunakan rumus triserial maka diperoleh hasil koefisien korelasi r

39

Tabel 2.4 Diskripsi Uraian Penyajian Tari Melinting (Tradisional)

1 2 3 4 5 6 7

No Pola

lantai

Nama

ragam

Penari Hitungan Musik Keterangan

1

Babar

kipas

Pria +

Wanita

2X8 Arus Penari pria

berada di depan

yang di ikuti

penari wanita,

jalan memasupi

panggung

2

Babar

kipas

Pria +

Wanita

4X8 Arus Penari baris

bersap, turun

duduk dan

nyembah

Naik ke atas

seperti semula

3 Mapang

randu

Surung

sekapan

Nginyau

bias

Kenui

melayang

Pria

Pria

Wanita

Wanita

1X8

1X8

1x8

1x8

Cetik

Cetik

Cetik

Cetik

Penari pria

mengambil

posisi untuk

berpasangan

Penari pria

berpasangan

Penari wanita

mengambil

posisi untuk

berpasangan

4 Mapang

randu

Nginyau

bias

Pria

Wanita

2x8

2X8

Kedenggung

Kedenggung

Penari pria

mengambil

posisi untuk

berpasangan

dengan penari

wanita

Penari wanita

maju kedepan

membentuk dua

bagian

Page 29: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Penelitiandigilib.unila.ac.id/10523/20/BAB II.pdf · dalam analisa data menggunakan rumus triserial maka diperoleh hasil koefisien korelasi r

40

1 2 3 4 5 6 7

No Pola

lantai

Nama

ragam

Penari Hitungan Musik Keterangan

5 Mapang

randu

Nginyau

bias

Surung

sekapan

Pria

Wanita

Pria +

Wanita

2x8

2X8

2X8

Kedenggung

Kedenggung

Kedengggung

Mengambil

posisi

berhadapan

dengan wanita

Balik

menghadap

penari pria

Penari pria dan

wanita

berhadapan

6 Mapang

randu

Kenui

melayang

Nginyau

bias

Pria

Wanita

Wanita

2X8

1X8

1X8

Kedenggung

Kedenggung

Kedenggung

Penari pria

menghadap

kanan dan kiri

Penari wanita

mundur

membentuk

satu barisan

7 Loncat

kijang

Nginyau

bias

Pria

Wanita

3X8

1X8

Kedenggung

Kedenggung

Dua penari pria

lompat

mengambil satu

barisan dengan

penari pria lain

nya

Dua penari

wanita balik

kanan

8 Kenui

melayang

Mapang

randu

Wanita

Pria

1X8

2X8

Kedenggung

Kedenggung

Berhadapan

dengan penari

pria

Menghadap

kanan dan kiri

kearah penari

wanita

Page 30: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Penelitiandigilib.unila.ac.id/10523/20/BAB II.pdf · dalam analisa data menggunakan rumus triserial maka diperoleh hasil koefisien korelasi r

41

1 2 3 4 5 6 7

No Pola lantai

Nama ragam

Penari Hitungan Musik Keterangan

9 Mapang

randu

Nginyau

bias

Surung

sekapan

Pria

Wanita

Pria +

Wanita

1X8

1X8

2X8

Kedenggung

Kedenggung

Kedenggung

Penari pria dan

wanita

berpasangan

10 Mapang

randu

Kenui

melayang

Pria

Wanita

2X8

2X8

Kedenggung

Kedenggung

Menghadap

kanan dan kiri

Penari wanita

tetap

menghadap

penari pria

11 Zikzak

Nginyau

bias

Pria

Wanita

2X8

2X8

Kedenggung

Kedenggung

Melangkah

zikzak

Melangkah

kedepan dengan

kaki kijang

12 Mapang

randu

Kenui

melayang

Pria

Wanita

2X8

2X8

Kedenggung

Kedenggung

Menghadap

kanan dan kiri

Penari wanita

tetap

menghadap

penari pria

13 Surung

sekapan

Zikzak

Nginyau

bias

Pria

+Wanita

Pria

Wanita

2X8

2X8

2X8

Kedenggung

Kedenggung

Kedengggung

Penari pria dan

wanita

berpasangan

Melangkah

zikzak

Melangkah

kedepan dengan

kaki kijang

Page 31: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Penelitiandigilib.unila.ac.id/10523/20/BAB II.pdf · dalam analisa data menggunakan rumus triserial maka diperoleh hasil koefisien korelasi r

42

1 2 3 4 5 6 7

No Pola

lantai

Nama

ragam

Penari Hitungan Musik Keterangan

14 Mapang

randu

Kenui

melayang

Nginyaau

bias

Pria

Wanita

Wanita

2X8

2X8

2X8

Kedenggung

Kedenggung

Kedenggung

Bersiap pulang

dengan loncat

kijang untuk

kembali

keformasi

semula

Bersiap

keformasi

semula

Kembali ke

formasi semula

sampai duduk

nyembah

15

Babar

kipas

Pria

+Wanita

2X8 Arus Kembali pulang

(S.Ag Zakaria dan MR. Darman, 2012: 12)

2.3.7. Busana dan Aksesoris Tari Melinting

2.3.7.1. Busana dan Aksesoris Penari Putra

A. Busana

1. Baju putih

2. Celana putih panjang

3. Sarung tumpal

4. Kikat pudang

5. Kerimbung putih

6. Sabuk

Page 32: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Penelitiandigilib.unila.ac.id/10523/20/BAB II.pdf · dalam analisa data menggunakan rumus triserial maka diperoleh hasil koefisien korelasi r

43

B. Aksesoris

1. Kopiah emas Melinting

2. Pandan

3. Gelang burung

4. Gelang kano

5. Gelang rawi

6. Papan jajar 3 susun

7. Buturan 3 buah

8. Punduk (keris)

9. Kipas

(Igama, 2011: 58)

Page 33: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Penelitiandigilib.unila.ac.id/10523/20/BAB II.pdf · dalam analisa data menggunakan rumus triserial maka diperoleh hasil koefisien korelasi r

44

Gambar 2.2. Busana dan Aksesoris Penari Putra Tari Melinting

(Igama, 2011: 61)

Page 34: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Penelitiandigilib.unila.ac.id/10523/20/BAB II.pdf · dalam analisa data menggunakan rumus triserial maka diperoleh hasil koefisien korelasi r

45

2.3.7.2. Busana dan Aksesoris Penari Putri

A. Busana

1. Tapis cukil

2. Selendang jung sarat dan kain putih tengah

3. Baju putih

4. Kerimbung putih

5. Ikat pinggang bebiting

B. Aksesoris

1. Mahkota / siger Melinting

2. Sanggul dan rambut panjang

3. Anting giwir

4. Gelang burung

5. Gelang kano

6. Gelang rawi

7. Papan jajar 3 susun

8. Buturan 5 susun

9. Kipas

10. Gaharu

(Igama, 2011: 57).

Page 35: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Penelitiandigilib.unila.ac.id/10523/20/BAB II.pdf · dalam analisa data menggunakan rumus triserial maka diperoleh hasil koefisien korelasi r

46

Gambar 2.3. Busana dan Aksesoris Penari Putri Tari Melinting

(Igama, 2011: 59)

Page 36: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Penelitiandigilib.unila.ac.id/10523/20/BAB II.pdf · dalam analisa data menggunakan rumus triserial maka diperoleh hasil koefisien korelasi r

47

2.4. Strategi Pembelajaran PAILKEM

Sebagaimana dikemukakan oleh Uno dan Mohamad (2011: 10) mengatakan

bahwa strategi pembelajaran PAILKEM merupakan salah satu strategi yang dapat

diterapkan dalam kegiatan pembelajaran. Dimaksudkan dengan strategi karena

bidang garapannya tertuju pada bagaimana cara: (1) pengorganisasian materi

pembelajaran, (2) menyampaikan atau menggunakan metode pembelajaran, dan

(3) mengolah pembelajaran Sereigeluth dan Merill yang telah melakukan dasar-

dasar intruksional yang mengoptimalkan proses pembelajaran. PAILKEM

merupakn sinonim dari Pembelajaran Aktif, Inovatif, Lingkungan, Kreatif,

Efektif, dan Menarik. Sinonim dari PAILKEM tersebut secara singkat diuraikan

sebagai berikut ini.

2.4.1. Pembelajaran yang Aktif

Menurut Uno dan Mohamad (2011: 10) konsep pembelajaran aktif bukanlah

tujuan dari kegiatan pembelajaran, tetapi merupakan salah satu strategi yang

digunakan untuk mengoptimalkan proses pembelajaran. Aktif dalam strategi ini

adalah memosisikan guru sebagai orang yang menciptakan suasana belajar yang

kondusif atau sebagai fasilitator dalam belajar, sementara siswa sebagai peserta

belajar yang harus aktif. Proses pembelajaran yang aktif itu terjadi dialog yang

interaktif antar siswa dengan siswa, siswa dengan guru atau siswa dengan sumber

belajar lainnya.

Page 37: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Penelitiandigilib.unila.ac.id/10523/20/BAB II.pdf · dalam analisa data menggunakan rumus triserial maka diperoleh hasil koefisien korelasi r

48

Menurut Amri (2013: 175) manajemen kelas yang mengorientasikan siswa ke

arah kepasifan dan kepatuhan dengan peraturan yang ketat dapat merusak

keterlibatan mereka dalam pembelajaran yang aktif, tingkat pemikiran yang lebih

tinggi, dan kontruksi sosial penegtahuan. Uno dan Mohamad (2011: 10)

mengatakan bahwa, dalam suasana pembelajaran yang aktif tersebut, siswa tidak

terbebani secara perseorangan dalam memecahkan masalah yang dihadapi dalam

belajar, tetapi mereka dapat saling bertanya dan berdiskusi sehingga beban belajar

bagi mereka sama sekali tidak terjadi. Strategi pembelajaran yang aktif ini

diharapkan akan tumbuh dan berkembang segala potensi yang mereka miliki

sehingga pada akhirnya dapat mengoptimalkan hasil belajar mereka.

2.4.2. Pembelajaran yang Inovatif

Uno dan Mohamad (2011: 11) mengemukakan dalam bukunya bahwa,

“pembelajarn inovatif juga merupakan strategi pembelajaran yang mendorong

aktivitas belajar. Maksud inovatif di sini adalah dalam kegiatan pembelajaran itu

terjadi hal-hal yang baru, baik oleh guru maupun siswa.” Shoimin (2014: 21)

menjelaskan dalam bukunya bahwa kemauan guru untuk mencoba menemukan,

menggali dan mencari berbagai terobosan, pendekatan, metode, dan strategi

pembelajaran merupakan salah satu penunjang munculnya berbagai inovasi-

inovasi baru.

Page 38: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Penelitiandigilib.unila.ac.id/10523/20/BAB II.pdf · dalam analisa data menggunakan rumus triserial maka diperoleh hasil koefisien korelasi r

49

Menurut Uno dan Mohamad (2011: 11) dalam strategi pembelajaran yang inovatif

ini, guru tidak saja tergantung dari materi pembelajaran yang ada pada buku,

tetapi dapat mengimplementasikan hal-hal baru yang menurut guru sangat cocok

dan relevan dengan masalah yang sedang dipelajari siswa. Demikian pula siswa,

melalui aktivitas belajar yang dibangun melalui strategi ini, siswa dapat

menemukan caranya sendiri untuk memperdalam hal-hal yang sedang ia pelajari.

Pembelajaran yang inovatif bagi guru dapat digunakan untuk menerapkan

temuan-temuan terbaru dalam pembelajaran, terlebih lagi jika temuan itu

merupakan temuan guru yang pernah ditemukan dalam penelitian tindakan kelas

atau sejumlah pengalaman yang telah ditemukan selama menjadi guru. Melalui

pembelajaran yang inovatif ini, siswa tidak akan buta tentang teknologi dan

mereka bisa mengikuti perkembangan teknologi yang ada sekarang ini.

Uno dan Mohamad (2011: 11) dengan demikian pembelajaran diwarnai oleh hal-

hal baru sesuai perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Jika pembelajaran

inovatif ini berjalan dengan baik di sekolah, maka dapat dipastikan bahwa

semboyan sekolah sebagai pusat pengembangan kebudayaan benar-benar

terwujud.

2.4.3. Pembelajaran yang Menggunakan Lingkungan

Uno dan Mohamad (2011: 11) berpendapat bahwa, strategi pembelajaran yang

menggunakan lingkungan adalah salah satu strategi yang mendorong siswa agar

belajar tidak tergantung dari apa yang ada dalam buku atau kitab yang merupakan

pegangan guru.

Page 39: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Penelitiandigilib.unila.ac.id/10523/20/BAB II.pdf · dalam analisa data menggunakan rumus triserial maka diperoleh hasil koefisien korelasi r

50

Konsep pembelajaran ini berangkat dari belajar kontekstual dengan lebih

mengedepankan bahwa hal yang perlu dipelajari terlebih dahulu oleh siswa adalah

apa yang ada pada lingkungannya. Uno dan Mohamad (2011: 11) memberikan

contoh dalam bukunya misalnya, siswa yang sekolahannya berada di kompleks

perkantoran, maka bagaimana memanfaatkan hal-hal yanga ada di kota itu

menjadi sumber belajar siswa. Mengetahui lingkungan yang ada di sekitarnya,

maka kelak siswa setelah selesai belajar, dia akan berusaha memanfaatkan

lingkungan ini sebgai sumber daya yang akan dikelolanya sebagai sumber yang

dapat memberikan nilai tambah baginya. Sebagai contoh ketika mengenalkan alat-

alat transportasi kepada siswa, sebaiknya berikan contoh transportasi yang ada di

kota atau di desa di mana siswa belajar. Jangan memberikan contoh transportasi

“kereta api” bagi siswa yang ada di Sulawesi, Maluku, dan Irian, sebab alat

transportasi “kereta api” tidak ada di tiga pulau itu. Mungkin cocok bagi mereka

diberikan contoh dokar dan sepeda motor ada di Sulawesi, Maluku, dan Irian.

Pendek kata memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar dalam proses

pembelajaran merupakan salah satu upaya untuk mengoptimalkan pembelajaran

dan meningkatkan hasil pembelajaran.

Menurut Hosnan (2014: 443) yang dimaksud dengan lingkungan di sini adalah

lingkungan fisik berupa tempat dan ruang pembelajaran. Lingkungan ini amat

penting dan perlu untuk dibina, dan dikembangkan oleh guru, karena bukan hanya

memberikan energi, tetapi juga suasana hati. Lingkungan dapat meliputi suasana

psikologis disekitar kita, memberikan rangsangan yang kuat, serta meminimalisir

sindrom ruang yang tidak sehat.

Page 40: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Penelitiandigilib.unila.ac.id/10523/20/BAB II.pdf · dalam analisa data menggunakan rumus triserial maka diperoleh hasil koefisien korelasi r

51

Lingkungan tempat dan ruang belajar yang bersih, nyaman, tenang, indah, terang

dan terasa apik akan memberikan energi positif dan menciptakan iklim

pembelajaran yang kondusif pula.

2.4.4. Pembelajaran yang Kreatif

Menurut Uno dan Mohamad (2011: 12) pembelajaran kreatif juga sebagai salah

satu strategi yang mendorong siswa untuk lebih bebas mempelajari makna yang

dia pelajari. Pembelajaran yang kreatif juga sangat penting dalam rangka

pembentukan generasi yng kreatif, yang mampu menghasilkan sesuatu untuk

kepentingan dirinya dan orang lain. Kreatif juga dimaksudkan agar guru

menciptakan kegiatan belajar yang beragam sehingga memenuhi berbagai tingkat

kemampuan siswa.

Uno dan Mohamad (2011: 12) berpendapat bahwa, pembelajaran yang kreatif

adalah salah satu strategi pembelajaran yang bertujuan untuk mengembangkan

kemampuan berpikir siswa. Pembelajaran kreatif ini pada dasarnya

mengembangkan belahan otak kanan anak yang dalam teori homosfir disebutkan

bahwa belahan otak anak terdiri dari belahan kiri dan belahan kanan. Belahan kiri

sifatnya konvergen dengan ciri utamanya berpikir linear dan teratur, sementara

belahan otak kanan sifatnya difergen degan ciri utamanya berpikir konstruktif,

kreatif, dan holistik. Hasil penelitian para pakar psikologi pendidikan dan ahli-ahli

instruksional menemukan bahwa belahan otak kanan anak belum banayak

dilibatkan dalam proses pembelajaran.

Page 41: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Penelitiandigilib.unila.ac.id/10523/20/BAB II.pdf · dalam analisa data menggunakan rumus triserial maka diperoleh hasil koefisien korelasi r

52

Kurikulum pendidikan di Indonesia belum menyentuh bagaimana menggali

potensi siswa dalam pembelajaran. Pembelajaran banyak bersifat konstruktif

dengan menekankan pada garapan domain kognitif. Hal ini bisa terlihat dari

sistem pendidikan kita yang masih lebih banyak mengandalkan hafalan dan

ukuran keberhasilan siwa ditentukan oleh bagaimana kemapuan siswa menuliskan

jawaban atau memilih pilihan jawaban secara objektif dari masalah yang

dihadapkan kepada siswa. Sementara domain menciptakan sesuatu setelah belajar

belum menjadi tujuan pembelajaran kita.

Menurut Uno dan Mohamad (2011: 13) akibatnya lulusan sekolah kita masih kaya

dengan teori, sementara pasar kerja menghendaki sumber daya yang mampu

melahirkan sesuatu sebagai bagian dari penguasaan pendidikan. Pembelajaran

yang kreatif menghendaki guru harus kreatif, dan siswa dapat mengembangkan

kreativitasnya. Apa yang dimaksud dengan kreativitas? Kreativiitas adalah

kemampuan untuk membuat atau menciptakan hal-hal baru atau kombinasi baru

berdasarkan data, informasi dan unsur-unsur yang ada. Memiliki kemampuan

berpikir tingkat tinggi menghasilkan karya cipta yang diperoleh melalui

pengetahuan atau pengalaman hidup serta mampu memunculkan ide-ide kreatif

yang inovatif. Di sinilah esensi pembelajaran yang kreatif perlu dikembangkan

dalam proses pemebelajaran di Indonesia.

2.4.5. Pembelajaran yang Efektif

Uno dan Mohamad (2011: 13) mengatakan dalam bukunya bahwa, “pembelajaran

yang efektif adalah salah satu strategi pembelajaran yang diterapkan guru dengan

maksud untuk menghasilkan tujuan yang telah ditetapkan.”

Page 42: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Penelitiandigilib.unila.ac.id/10523/20/BAB II.pdf · dalam analisa data menggunakan rumus triserial maka diperoleh hasil koefisien korelasi r

53

Menurut Amri (2013: 87) manajemen kelas yang efektif dapat memaksimalkan

kesempatan belajar anak-anak. Para ahli mengungkapkan bahwa telah terjadi

perubahan dalam pemikiran tentang cara terbaik dalam mengelola kelas.

Pandangan sebelumnya lebih menekankan perbuatan penerapan peraturan dalam

mengendalikan perilaku siswa. Sedangkan pandangan baru lebih memfokuskan

diri pada kebutuhan siswa dalam memelihara hubungan dan kesempatan untuk

meregulasi diri.

Uno dan Mohamad (2011: 14) mengatakan bahwa, strategi pembelajaran yang

efektif ini menghendaki agar siswa yang belajar di mana dia telah membawa

sejumlah potensi lalu. Menerapkan strategi ini tentu tujuan yang akan disusun

dalam kompetensi dasar, indikator, dan tujuan perlu mempertimbangkan

karakteristik siswa. Untuk itu sebelum strategi ini digunakan,

terlebih dahulu siswa dilakukan analisis karakteristiknya berupa analisis minat,

bakat, kemampuan awal, atau motivasi belajar siswa hingga gaya belajar mereka.

Hasil analisis ini digunakan sebagai dasar menetapkan tujuan yang harus dicapai

dalam pembelajaran. Uno dan Mohamad (2011: 14) dengan strategi ini akan

terjadi proses pembelajaran yang kondusif karena guru ketika memberikan

pembelajaran telah terbekali dengan karkteristik siswa yang menjadi dasar

penetapan metode dan penggunaan media pembelajaran. Dengan kata lain, strategi

pembelajaran yang efektif adalah strategi pembelajaran yang mempertimbangkan

karakteristik siswa, bagaimana kemampuannya, metode apa yang cocok

digunakan, media apa yang pas diterapkan serta evaluasi pemebelajaran pun

didasarkan pada kemampuan siswa.

Page 43: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Penelitiandigilib.unila.ac.id/10523/20/BAB II.pdf · dalam analisa data menggunakan rumus triserial maka diperoleh hasil koefisien korelasi r

54

Uno dan Mohamad (2011: 14) mengemukakan dalam bukunya bahwa, segala

pertimbangan dalam strategi ini menyangkut tujuan yang disusun berdasarkan,

kemapuan siswa, pemilihan materi yang benar-benar menunjang tujuan,

penetapan metode yang sesuai dengan karakteristik siswa, penggunaan media

yang pas serta eveluasi yang tertuju pada tujuan yang telah ditetapkan, pada

akhirnya tetap terpulang pada bagaimana peran seorang guru dalam mengelola

proses pembelajaran.

2.4.6. Pembelajaran yang Menarik

Menurut Uno dan Mohamad (2011: 14) “muara dari semua strategi yang

digunakan dalam pembelajaran adalah bagaimana proses pembelajaran itu bisa

berjalan dengan baik dan menarik bagi siswa yang belajar. Khanifaatul (2013: 33)

mengemukakan dalam bukunya bahwa pembelajaran yang menarik dapat

mengurangi atau bahkan menghilangkan beban psikologis siswa. Selain itu, dapat

mengefektifkan sekaligus mengefisienkan aktivitas belajar-mengajar di kelas.

Pembelajaran yang efektif dan efisien membutuhkan kerja sama yang kompak

antara guru dan siswa.

Menurut Uno dan Mohamad (2011: 15) keefektifan lebih mengarah pada besarnya

persentase penguasaan yang dicapai siswa setelah melalui proses pembelajaran

dalam limit waktu tertentu, sementara efesiensi juga melihat hasil yang dicapai

siswa dengan mempertimbangkan aspek biaya atau berapa besar dana yang

dikeluarkan untuk menghasilkan persentase penguasaan, termasuk berapa lama

waktu yang dibutuhkan untuk hasil pembelajaran.

Page 44: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Penelitiandigilib.unila.ac.id/10523/20/BAB II.pdf · dalam analisa data menggunakan rumus triserial maka diperoleh hasil koefisien korelasi r

55

Khususnya kemenarikan pembelajaran adalah ukuran keberhasilan yang

indikatornya makin lama seorang belajar, maka makin tertarik dia mempelajari

sesuatu atau makin dia perdalam. Strategi pembelajaran yang menarik tentu tidak

akan berjalan tanpa dibarengi dengan penyiapan suasana pembelajaran yang

mendorong siswa akan memperdalam apa yang dia pelajari. Terkait dengan ini

seorang guru yang baik, sebagaimana disebutkan bahwa peran guru sekarang ini

sangat efektif jika guru memosisikan sebagai fasilitator belajar. Artinya guru

menyediakan situasi atau suasana agar pembelajaran itu berjalan dengan baik. Hal

yang perlu disiapkan guru adalah (1) media pembelajaran disiapkan dengan baik,

(2) lingkungan belajar di setting sesuai objek materi yang dipelajari, (3) metode

pembelajaran yang digunakan sesuai dengan karakteristik siswa yang belajar,

sehingga siswa merasa tertarik karena sesuai dengan apa yang diinginkan, (4)

siswa diperlakukan sebagai seorang yang perlu dilayani.

Menurut Uno dan Mohamad (2011: 16) inti dari strategi pembelajaran yang

menarik terletak pada bagaimana memberikan pelayanan kepada siswa sebab

posisi siswa jika diibaratkan dalam sebuah perusahaan, maka siswa merupakan

pelanggan yang perlu dilayani dengan baik. Jika kegiatan guru sudah seperti yang

digambarkan di atas, maka diprediksi bahwa siswa benar-benar tertarik untuk

belajar dan mungkin juga siswa merasa lebih suka di sekolah, dekat dengan

gurunya daripada di rumah. Karena di sekolah dia memperoleh layanan yang

prima yang selama ini belum pernah ia dapatkan. Pertanyaannya dapatkah

lembaga sekolah dan guru menciptakan strategi pembelajaran yang menarik?

Semuanya kembali pada guru itu sendiri.

Page 45: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Penelitiandigilib.unila.ac.id/10523/20/BAB II.pdf · dalam analisa data menggunakan rumus triserial maka diperoleh hasil koefisien korelasi r

56

2.5. Model dan Metode dalam Strategi PAILKEM

2.5.1. Model dalam Strategi PAILKEM

1. Model Berbagi Penngalaman

2. Model Kartu Arisan

3. Model Example Non Example

4. Model Picture and Picture

5. Model Cooperative Script

6. Model Kepala Bernomor Struktur (Modifikasi Numbered Head Together)

7. Model Artikulasi

8. Model Mind Mapping

9. Model Make a Match (Mencari Pasangan)

10. Model Debat

11. Model Role Playing

12. Model Talking Stik

13. Model Bertukar Pasangan

14. Model Snowball Throwlinng

15. Model Student Facilitator and Explaining

16. Model Cours Review Horay

17. Model Explicit Instruction (Pengajaran Langsung)

18. Model Cooperative Integrated Reading and Composision (CIRC)

(Cooperatif Terpadu Membaca dan Menulis)

19. Model Inside Outside Circle (Lingkaran Kecil dan Lingkaran Besar)

20. Model Tebak Kata

21. Model Word Squre

Page 46: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Penelitiandigilib.unila.ac.id/10523/20/BAB II.pdf · dalam analisa data menggunakan rumus triserial maka diperoleh hasil koefisien korelasi r

57

22. Model Scramble

23. Model Take and Give

24. Model Concept Sentence

25. Model Pembelajaran Langsung

26. Model Diskusi Kelas

27. Model Creative Problem Solving

28. Model Group Investigation

Uno dan Mohamad (2011: 117)

2.5.2. Metode dalam Strategi PAILKEM

1. Metode Pembelajaran dengan Audio Visual

2. Metode Curah Pendapat

3. Metode Studi Kasus

4. Metode Demonstrasi

5. Metode Penemuan

6. Metode Jigsaw

7. Metode Kegiatan Lapangan

8. Metode Ceramah

9. Metode Diskusi Kelompok

10. Metode Pembicara Tamu

11. Metode Tulis Berantai

12. Metode Debat

13. Metode Bermain Peran

14. Metode Simulasi

Page 47: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Penelitiandigilib.unila.ac.id/10523/20/BAB II.pdf · dalam analisa data menggunakan rumus triserial maka diperoleh hasil koefisien korelasi r

58

15. Metode Tugas Proyek

16. Metode Presentasi

17. Metode Penilaian Sejawat

18. Metode Bola Salju

19. Metode Kunjungan Karya

Uno dan Mohamad (2011: 97)

2.6. Kekurangan Strategi Pembelajaran PAILKEM

a. Adanya pergantian musim yang menyebabkan perubahan kondisi lingkungan

setiap saat.

b. Timbulnya bencana alam.

c. Pendekatan yang menitik beratkan pada model belajar konvensional seperti

ceramah, sehingga kurang mampu merangsang siswa untuk terlibat aktif dalam

proses belajar mengajar.

d. Pola belajar bersifat teacher centered.

e. Pertanyaan-pertanyaan yang digunakan oleh guru dalam interaksi kelas berupa

pertanyaan-pertanyaan dalam kategori kognisi rendah.