bab ii pemahaman terhadap peternakan burung ii.pdf · penerapan sop dalam kegiatan pemeliharaan...
Post on 04-Mar-2018
242 Views
Preview:
TRANSCRIPT
6
BAB II
PEMAHAMAN TERHADAP PETERNAKAN
BURUNG
2.1 Tinjauan Peternakan Burung
Kegemaran memelihara burung sudah merupakan sebuah kebutuhan
sekaligus bisnis yang menggiurkan. Untuk mencari ketentraman hidup di era
modern ini tidaklah mudah, maka kebanyakan orang berlomba memelihara
burung untuk mendapatkan kicauan burung yang menyejukan hati, tidak salah jika
Semboyan “kembali ke alam “ semakin diminati dan dicari.
Peternakan ini menjadi penting karena merupakan salah satu penangkal
kepunahan suatu satwa. Diimbangi dengan upaya – upaya seperti lomba burung
peternakan agar masyarakat ikut berpartisipasi dalam menjaga kelestarian dan
kelangsungan hidup burung itu sendiri.
2.1.1 Pengertian Peternakan Burung
Burung menetas untuk pertama kalinya sekitar 150 juta tahun silam.
Nenek moyang bangsa burung disebut Archeopteryx yang di ambil dari bahasa
yunani kuno yang berarti sayap purba. Merupakan peralihan dari reptil yang telah
dilengkapi dengan sayap, maka Archeopteryx merupakan reptile pertama bisa
terbang. Dalam perkembanganya baru pada sekitar 17 ribu tahun yang lalu, yang
dapat dilacak seperti gambar – gambar burung primitif yang terlukis di dinding
gua di daerah prancis dan spanyol yang membuktikan bahwa pada saat itu
manusia telah dapat menghargai burung.
7
Dalam perkembanganya sejak zaman prasejarah, yakni hampir 4.000 tahun
sebelum masehi, para pakar burung sepakat melahirkan sebuah ilmu yang
merupakan cabang dari biologi, yaitu ornithologi. Pakar ornithologi tersebut
diantaranya Roger Tory Peterson, JL. Peter, dan Bernhard Grzimek. Sedangkan
orang yang banyak menyingkap misteri perilaku burung (etologi burung )
diantaranya Konrad Lorentz, Niko Tinbergen, dan Robert A. Hinde. Ada pula
seorang pelukis burung legendaris John James Audubon yang menjadi perintis
ornithologi. ( Iskandar 1989 )
Seiring berkembangnya ornithologi penggemar burung pun menjadi
semakin pesat. Pada mulanya penggemar burung berkembang pada bangsa
tiongkok, dan bangsa mesir kuno. Kemudian semakin berkembang di daratan
china tepatnya pada Dinasti Ching sekitr tahun (1644 – 1911 AD). Kemudian
menyebar keseluruh dunia.
Sejalan dengan evolusi maka burung pun semakin berkembang. Adapun
perkembanganya antara lain, bentuk, jumlah jenis, dan jumlah individu. Pada era
modern ini telah tercatat kira – kira 9.500 burung dengan berbagai bentuk dan
perilakunya. Ada jenis burung yang masih tergolong primitive, yaitu kasuari, dan
burung onta, yang tidak mampu terbang. Namun ada pula burung yang tergolong
modern yaitu, burung gereja, gagak, dan jalak, ( iskandar 1989 ). Burung
modernpun dapat terbagi menjadi beberapa bagian yaitu :
1. Burung berkicau yaitu burung dengan suara yang merdu
2. Burung berbulu indah yaitu burung yang memiliki warna bulu yang menarik.
3. Burung unik yaitu burung yang dengan bentuk dan suaranya yang unik.
8
Dari jenis burung, burung yang sering di pelihara oleh masyarakat yaitu
burung berkicau, burung ini merupakan burung yang bersuara merdu, juga burung
yang bisa di lombakan dengan katagori suaranya paling indah atau paling bagus.
Dengan pesatnya dan peningkatan penggemar burung dan banyak nya permintaan
burung berdampak pada populasi burung pada habitat aslinya.
Menurut undang – undang Republik Indonesia no. 05 tahun 1990 tentang
Konservasi SDA Hayati beserta Ekosistemnya. Pasal 21 (2) bab V (Pengawetan
jenis tumbuhan dan Satwa menyatakan bahwa) : Setiap orang dilarang untuk :
1. Menangkap, melukai, membunuh, menyimpan, memiliki, mengangkut dan
memperniagakan satwa yang dilindungi dalam keadaan hidup.
2. Menyimpan,memilihara, mengangkut dan memperniagakan satwa yang
dilindungi dalam keadaan mati.
3. Mengeluarkan satwa yang dilindungi dari suatu tempat di Indonesia ke tempat
lain didalam atau luar Indonesia.
4. Memperniagakan, menyimpan atau memiliki kulit, tubuh atau bagian-bagian
lain satwa yang dilindungi atau barang-barang yang dibuat dari bagian-bagian
tersebut atau mengeluarkannya dari suatu tempat di Indonesia ke tempat lain
di dalam atau di luar Indonesia.
5. Mengambil, merusak, memusnahkan, memperniagakan, menyimpan atau
memiliki telur dan sarang satwa yang dilindungi.2. Pasal 40 ayat 2
menyatakan bahwa : Barang siapa dengan sengaja melakukan pelanggaran
terhadap ketentuan sebagaimana yang dimaksud dalam pasal 21 dipidana
9
dengan Pidana hukuman 5 tahun Penjara dan denda Seratus juta
Rupiah/100.000.000.
Berdasarkan undang-undang no 5 tahun 1990 pasal 40 ayat 1 menguatkan
UU no. 05 tahun 1990 tentang Konservasi SDA Hayati beserta Ekosistemnya,
Pasal 21 (2) bab V menyebutkan antara lain adalah Barang siapa dengan sengaja
melakukan pelanggaran terhadap ketentuan sebagaimana dimaksudkan dipidana
penjara paling lama 5 tahun dan denda paling banyak Rp 100 Juta Rupiah. Budi
daya hewan menurut Peraturan presiden Republik Indonesia No 48 ahun 2013
Tentang Budi Daya Hewan Peliharaan adalah "usaha yang dilakukan di suatu
tempat tertentu pada suatu kawasan budi daya secara berkesinambungan untuk
hewan peliharaan dan produk hewan.
Dengan demikian sudah cukup jelas bahwa burung sangat di lindunngi
oleh pemerintah. Oleh karena itu burung harus di lestarikan dengan cara
peternakan. Peternakan adalah kegiatan mengembangbiakkan dan
membudidayakan hewan ternak untuk mendapatkan manfaat dan hasil dari
kegiatan tersebut. Pengertian peternakan tidak terbatas pada pemeliharaaan saja,
memelihara dan peternakan perbedaannya terletak pada tujuan yang ditetapkan.
Tujuan peternakan adalah mencari keuntungan dengan penerapan prinsip-prinsip
manajemen pada faktor-faktor produksi yang telah dikombinasikan secara
optimal. Kegiatan di bidang peternakan dapat dibagi atas dua golongan, yaitu
peternakan hewan besar seperti sapi, kerbau dan kuda, sedang kelompok kedua
yaitu peternakan hewan kecil seperti ayam, kelinci dll.
10
Peternakan merupakan salah satu usaha untuk mengembangkan hewan,
begitu pula tempat untuk perkembangbiakanya agar mirip dengan habitat aslinya,
yang berupa iklim, dan makanannya. Agar kesehatan burung tetap terjaga.
2.1.2 Tujuan Peternakan
Pada umumnya peternakan itu merupakan kegiatan pengembangbiakan
dengan tujuan antara lain :
1. Untuk menjaga dan melestarikan burung
2. Untuk mendapatkan keuntungan karena hasil peternakan bisa dijual bila telah
memenuhi syarat dan target dari penjualan tersebut.
3. Mendapatkan spesies satwa liar dalam jumlah, mutu, kemurnian jenis dan
keanekaragaman genetik yang terjamin. Untuk kepentingan pemanfaatan
sehingga mengurangi tekanan langsung terhadap populasi alam.
4. Mendapatkan kepastian secara administratif maupun secara fisik bahwa
pemanfaatan specimen satwa liar yang dinyatakan berasal dari kegiatan
peternakan tersebut.
2.1.3 Persiapan Peternakan Burung
Kegiatan peternakan meliputi banyak hal, seperti, harus
mempertimbangkan kesiapan lingkungan di maksudkan, agar burung – burung
yang akan di pelihara dapat beradaptasi dengan baik dan cepat. terutama untuk
jenis – jenis yang membutuhkan lindungan, adapun lingkup kegiatannya yaitu :
1. Lingkup Biologi
Dimana lingkungan ini dibuat agar hampir mirip dengan kehidupanya
ditempat liar alami dengan populasi kerapatan dan arsitektur tajuk yang
11
mendekati habitat alami, akan menciptakan iklim mikro dan suasana yang
teduh.
2. Lingkup fisik
Lingkup fisik meliputi dimana lingkup ini sebagai tempat untuk
burung tersebut seperti kandang terbuka atau sangkar kecil.
Untuk memasukkan burung kedalam sangkar atau kandang terbuka
tersebut perlu memperhatikan beberapa hal seperti :
a. Kesehatan burung
Sebelum burung di lepas di kandang besar perlu seyoginya
memeriksa kesehatan burung tersebut.
b. Karakter Alami Burung
Pentingnya mengetahui karakter alami burung agar burung tersebut
tidak rentan sakit atau setres.
c. Jenis Makanan Burung
Beragam jenis makanan burung tapi untuk peternakan burung
cenderung diberi makanan buatan seperti sirpy, top song dll. Karena
memudahkan perawatannya. Di samping diberi makanan yang alami juga
sperti buah, jangkrik atau serangga.
Untuk bahan kandang itu sendiri perlu memakai kawat yang cukup
elastis, tahan karat, serta di lapisi galvanis. Kawat tersebut berdiameter kurang
dari 30 mm atau disesuaikan dengan burung yang akan dipelihara.
12
2.1.4 Pengelolaan Peternakan Burung
Tata cara pengadaan dan pemeliharaan burung dapat mengacu kepada
peraturan yang di keluarkan Departemen Kehutanan (khususnya untuk regulasi
persyaratan dan perijinan) dan Departemen Peternakan (khusunya karantina
hewan)
Sementara itu, untuk memudahkan pemeliharaan burung dapat mengikuti
saran saran dokter hewan ahli burung (ornithologist ), ahli ecologi (ecologist ) dan
sebagainya. Bila belum terdapat prosedur operasional standar ( standar oprasional
prosedur/SOP ) pemeliharaan dan peternakan burung dari pihak yang berwenang,
maka institusi pengelola juga dapat membuat sendiri SOP tersebut dengan
mempetimbangkan peraturan yang ada dan saran – saran para ahli.
Penerapan SOP dalam kegiatan pemeliharaan burung di maksudkan agar
burung yang di pelihara dapat hidup dan berkembang biak dengan baik. Selain itu,
manfaat lainnya untuk manusia dan lingkungannya tetap sehat dan bersih dari
sumber penyakit.
2.2 Tinjauan Pemeliharaan
2.2.1 Aspek kesehatan
Selain perubahan alami yang terjadi pada populasi burung. Perubahan
aspek kesehatan juga mengalami penurunan. Seperti halnya burung terinfeksi
virus salah satunya influenza tipe A. untuk di Indonesia virus tersebut telah
mewabah sejak bulan oktober 2003 sampai dengan februari 2005 telah
mengakibatkan 14,7 juta ayam mati. Sedangkan penyebaran virus tersebut pada
13
manusia di Indonesia sampai dengan tanggal 18 november 2005 di laporkan 173
kasus yang di curigai sebagai flu burung pada mnusia. Untuk Pencegahan virus
tersebut antara lain :
1. Peningkatan keamanan dari penularan (biosekuriti)
2. Vaksinasi
3. Pemusnahan terbatas ( depopulasi ) di daerah yang telah terinfeksi virus
tersebut.
4. Pengendalian lalulintas unggas, produk unggas dan limbah peternakan unggas
5. Surveilans dan penulusuran (tracking back )
6. Pengisian kandang kembali (restocking )
7. Pemusnahan menyeluruh (stamping –out) di daerah tertular baru
8. Peningkatan kesadaran masyarakat (public awareness )
9. Monitoring dan evaluasi
Dari kesembilan langkah tersebut langkah utama yang dapat di laksanakan
oleh masyarakat adalah pelaksanaan biosekuriti yang ketat, vaksinasi ,
pemusnahan terbatas, pengisian kandang kembali dan pemusnahan menyeluruh di
daerah tertular baru.
Pelaksanaan biosekuriti secara ketat adalah untuk mencegah semua
kemungkinan penularan /kontak dengan peternakan tertular dan penyebaran
penyakit, melalui tindakan antara lain :
1. Pengawasan lalu lintas dan tindak karantina/isolasi lokasi peternakan tertular
dan lokasi tempat – tempat penampungan unggas yang tertular yang dilakukan
dengan :
14
a. Membatasi secara ketat lalu lintas hewan / unggas, produk unggas, pakan,
kotoran, bulu, alas kandang/litter.
b. Membatasi lalu lintas orang/ pekerja dan kendaraan yang keluar masuk
lokasi peternakan.
c. Para pekerja dan semua orng yang berada dalam lokasi peternkan harus
dalam kondisi sehat.
d. Mencegah kontak antara dengan burung liar /burung air, rodensia (tikus )
dan hewan lain.
2. Dekontaminasi/desinfeksi (sucihama ) dilakukan terhadap :
a. Semua bahan, sarana peralatan dan bangunan kandang yang kontak
dengan unggas sakit.
b. Pakaian pekerja kandang, alas kaki, kendaraan dan bahan lain yang
tercemar yang masuk dan keluar lokasi peternakan.
c. Lokasi jalan menuju peternkan /kandang dan areal sekitar kandang /tempat
penampungan unggas
d. Jenis desinfektan yang dapat di gunakan misalnya asam prasetat, hidroksi
peroksida, sediaan ammonium kuartener, formaldehid/formalin 2-
5%iodoform/kalium hipoklorit.
3. Pemusnahan unggas selektif (depopulasi ) di peternakan tertular, dilakukan
dengan :
a. Membunuh dengan menyembelih semua unggas hidup yang sakit dan
unggas sehat yng sekandang dan memusnahkanya dengan pembakaran.
b. Pembakaran (disposal) :
15
1) Membakar dan mengguburkan unggas mati (bangkai), telur, kotoran
(feces ), bulu, alas kandang (sekam ), pupuk dan pakan ternak yang
tercemar serta bahan dan peralatan lain yang terkontaminasi yang tidak
dapat di dekontaminasi/didesinfeksi secara efektif.
2) Lubang tempat penguburan/pembakaran harus berlokasi di dalam areal
peternakan tertular dan berjarak minimal 20 meter dari kandang
tertular dengan kedalaman 1,5 meter
3) Apabila lubang tempat penguburan / p;embakaran terletak di luar areal
peternakan tertular, maka harus dari permukiman penduduk dan
mendapat ijin dari dinas peternakan setempat.
4. Vaksinasi / pengebalan di lakukan terhadap semua jenis unggas yang sehat di
daerah tertular. Tindakan vaksinasi dilakukan sesaui dengan ketentuan. Vaksin
yang dipergunakan adalah vaksin inaktif (killed vaccine) yang telah
mendapatkan nomor registrasi dari pemerintah.
5. Pengisian kembali (restoking) ungags ke dalam kandang dapt dilakukan
sekurang – kurangnya 1 (satu) bulan setelah di lakukan pengosongan kandang
dan semua tindakan di dekontaminasi (desinfeksi ) dan disposal sesuai
prosedur selesai di laksanakan.
6. Pemusnahan unggas secara menyeluruh (stamping out ) di daerah tertular
baru akan dilakukan apabila timbul kasus avian influenza di daerah bebas /
terancam yang telah diagnosa secara klinis, patologi anatomis dan
epidemiologis serta di konfirmasi secara laboratoris.
16
7. Pengendalian limbah
Limbah dari burung tersebut juga sangat berbahaya bila tanpa
pengendalian yang terorganisir. Maka dari itu pengendalian limbah akan
memakai system recycle ( pemakaian kembali )
Khusus bagi pelaku langsung peternakan hewan terdapat beberapa
anjuran dari WHO yang dapat dilakukan :
a. Semua orang yang kontak dengan binatang yang telah terinfeksi harus
sering – sering mencuci tangan dengan sabun.
b. Mereka yang memegang, membunuh, dan membawa atau memindahkan
unggas yang sakit dan atau mati karena flu burung seyoginya melengkapi
diri dengan baju pelindung, sarung tangan karet, masker, kacamata goggle,
dan juga sepatu bot.
c. Ruangan kandang perlu selalu dibersihkan dengan prosedur yang baku dan
memperhatikan faktor keamanan petugas.
d. Pekerja peternakan, pemotongan, dan keluarganya perlu di beri tahu untuk
melaporkan ke petugas kesehatan bila mengidap gejala – gejala
pernapasan seperti batuk, pilek, sakit tenggorokan, susah napas, infeksi
mata, dan gejala flu lainya.
2.2.2 Pemberian pakan
Ada beberapa kriteria yang menyangkut dengan pemberian pakan antara
lain :
17
1. Jenis pakan
Di dalam peternakan jenis makananya tergantung burungnya. Pada
umumnya burung yang di ternak akan diberi makanan yang buatan untuk
mempermudah perawatannya, kecuali burung – burung yang tergolong rentan
punah. Berbagai jenis makanan buatan untuk burung tergantung jenis
burungnya adapun jenis – jenisnya antara lain :
a. Chirpy
b. Pancy
c. Top song
d. Poer cendet
e. Godem
f. dll merek sejenis.
Di samping makanan tersebut burung juga diharuskan untuk diberi
vitamin yaitu makanan alaminya. Seperti buah – buahan, sayur – sayuran,
jangkrik, ulat hongkong, ulat kandang, dan telur semut rang rang ( kroto )
2. Cara Pemberian Makan
Pemberian makan pada burung tergantung jenis burungnya. Burung
yang sudah dewasa cukup di beri makanan buatan aja dan di beri sedikit
jangkrik bagi yang pemakan daging. Untuk burung yang khusus pemakan
buah – buahan atau sayur – sayuran tidak di anjurkan untuk memberi makanan
buatan. untuk burung yang masih anakan atau piyik perlu makanan buatan
yang sudah di rebus dengan air hangat dan sedikit vitamin. ada beberapa
18
burung yang induknya bisa langsung memberi makanan pada anaknya. Tapi
ada pula burung yang tidak mau memberi makanan pada anaknya.
3. Pengaturan Reproduksi
Kunci keberhasilan dari peternakan yaitu reproduksi untuk
mendapatkan hasil yang maksimal perlu di lakukan pengkajian sebagai
berikut :
a. Pemilihan Induk
Untuk memilih induk yang berkualitas tidaklah mudah perlu ada
pertimbangan – pertimbangan antara lain :
1) Body bagus tidak cacat.
2) Suara bagus panjang dan keras
3) Mental bertarung nya bagus ( bertarung dengan suara )
4) Lincah atau semi jinak membuktikan burung itu sehat
5) Rajin produksi bagi yang sudah pernah produksi.
b. Penentuan Jenis Kelamin
Kelamin merupakan organ vital pada burung, secara umum untuk
membedakan jenis kelamin ada berbagai cara yaitu:
1) Dari warna bulu, warna bulu burung yang memiliki kelamin betina
biasanya lebih pudar. Sedangkan jantan warnanya lebih terang. Atau
lebih jelas.
2) Dari bentuk paruh bentuk paruh kelamin betina cenderung lebih lancip
tapi untuk yang jantan paruhnya lebih pendek dan besar.
19
3) Dari postur tubuhnya burung berkelamin betina cenderung lebih besar
tapi pendek. Sedangkan jantanya kecil tapi panjang
4) Dari suaranya burung betina lebih pendek sedangkan yang jantan
suaranya lebih panjang dan keras.
5) Dari kepalanya burung betina lebih kecil bagi yang jantan kpalanya
lebih besar.
c. Penjodohan
Sistem reproduksi burung bermacam – macam, yaitu monogami,
poligami, dan poliandri. Pada pola monogami, burung memiliki pasangan
tetap dimana seekor jantan berpasangan dengan seekor betina secara terus
menerus atau paling tidak dalam satu musim kawin.
Pada pola poligami, seekor burung jantan dapat dijodohkan
beberapa ekor betina. Sementara itu, pada pola poliandri seekor betina
dapat dijodohkan dengan beberapa ekor burung jantan, namun pergantian
pasangan biasanya terjadi setelah burung betina bertelur dan jantan
pertama mengerami telurnya. Sumber ( wawancara BKSDA Bali )
d. Peneluran, pengeraman dan penetasan
Dalam perjodohan monogami, di saat burung betina bertelur atau
mengerami telur burung jantan selalu menjaganya hingga membawakan
makanan hingga telurnya menetas. Sampai membesarkan piyiknya pun,
burung betina tidak keluar dari sarangnya. Sementara itu burung jantan
tetap menunggu di depan rongga untuk masuk ke sarang.
20
Telur yang tidak dibuahi atau infertile akan di pecahkan oleh induk
betina dan 1- 2 bulan kemudian ia akan kembali bertelur. Demikian pula
apabila Induk betina telah menghasilkan piyik kemudian piyik, mati
sebulan kemudian akan bertelur kembali.
Beda halnya dengan pola poligami, untuk membuat sarang,
pengeraman pengasuhan piyik, dilakukann oleh burung betina sendiri,
(burung cendrawasih / family paradisidae). Sedangkan pada pola poliandri,
pengeraman telur dan pengasuhan piyik dilakukan oleh burung jantan
sendiri, ( kasuari, casuarius sp). Wawancara ( Bali Bird Park)
e. Pembesaran Anak Burung ( piyik )
Pemeliharan burung anakan atau biasa disebut piyik perlu ada
perlakuan khusus bagi setiap anak burung tersebut. Ada burung yang
dirawat dan dibesarkan oleh Induknya sendiri ada pula burung yang tidak
mau membesarkan anaknya. Untuk anak burung yang tidak mau dirawat
oleh induknya, perlu ruangan khusus untuk burung tersebut seperti di taruh
dalam incubasi atau ruangan kaca dan perlu menyesuaikan suhu dalam
dalam ruangan kaca tersebut.
f. Penandaan ( Tagging )
Dalam peternakan ada istilah pemberian tanda (tagging ) hal
tersebut dilakukan untuk mengetahui umur dari burung tersebut, selain itu
juga dapat mengetahui keturunannya dan dapat membuktikan bahwa burng
hasil dari peternakan.
21
Untuk memberi penandaan tersebut bisa dilakukan dengan cara
memberi nama di dekat sangkar, atau meberikan cincin sesuai dengan
garis keturunananya. Cincin yang bagus itu bahannya anti karat.
Khusus untuk pemasangan cincin pada burung sebaiknya burung
baru berumur minimal 1-2 bulan, karena kakinya akan terus membesar
maka sebaikny cincinnya jangan terlalu kecil dan sesuaikan dengan besar
kaki induknya.
2.2.3 Fasilitas Peternakan
1. Fasilitas utama
Fasilitas utama yang terdapat pada peternakan antara lain :
a. Kandang (cages )
Kandang adalah suatu alat atau media untuk menempatkan
burung yang bersifat menetap tidak dapat di pindah – pindah .
kandang merupakan tempat burung yang menyerupai habitat
aslinya karena di dalam kandang tersebut bisa buatkan kolam
untuk air dan tumbuhan yang berkaitan dengan habitat aslinya.
1) Sangkar kecil yaitu sangkar yang biasa dipakai untuk
menempati anak burung atau piyik, sangkar ini jug bisa
digunakan untuk menempati burung yang masih dimasa
karantina
2) Sangkar Besar merupakan sangkar yang tergolong besar
diantara sangkar yang lainya.
22
3) Kandang aviary merupakan kandang yang paling besar di jenis
kandang, karena kandang ini besar jadi di dalam nya bisa di
sesuaikan dengan kebutuhan burung itu sendiri. Berikut adalah
contoh kandang besar lihat gambar 2.1
Gambar 2.1
Kandang Besar ( aviary )
Sumber : dokumentasi Bali Bird Park
b. Bagian – bagian kandang
Untuk kenyamanan burung kandang pun di berikan fasilitas
atau acesoris kandang adapun acesorisnya sebagai berikut :
1) Tempat makanan dan minum yaitu tempat yang berfumgsi
sebagai tempat makanan dan minuman burung.
23
2) Tangkringan atau tenggeran yaitu tempat di mana burung itu
akan bertengger besar kecilnya di sesuaikan dengan besar nya
kaki burung.
3) Tempat pembuangan kotoran yaitu tempat membersihkan
kotoran burung
4) Tempat sarang yaitu tempat untuk burung bersarang atau
sebagai tempat tidur saja.
5) Tempat mandi yaitu tempat untuk burung mandi atau yang
lepasan biasa disebut kerambah.
6) Umbaran yaitu tempat untuk burung latian terbang untuk
menjaga kesetabilan kndisi.
c. Pemilihan lokasi kandang
Kegiatan peternakan di tempatkan terpisah dengan kegiatan
yang bersifat bising dan banyak aktifitas manusia, adapun kriteria
lokasi peternakan sebagai berikut :
1) Jauh dari keramaian dan kebisingan
2) Berada pada tempat yang mudah diawasi dan mudah di capai
3) Tidak terganggu oleh populasi udara
4) Terisolasi dari pengaruh binatang lain.
5) Tersedia air yang cukup untuk mandi, dan minum burung
6) Berada pada tempat bebas banjir pada musim hujan dan tidak
lembab, becek dan tergenang air karena akan menimbulkan
penyakit.
24
7) Mudah mendapatkan bahan makanan yang alami maupun yang
buatan.
d. Bentuk dan Ukuran Kandang
Bentuk kandang dapat dibentuk menjadi beberapa system
individu yaitu bentuk kandang yang menjadi satu kelompok dari
jenis yang sama dalam satu kandang terpisah. Kemudian system
komunal atau koloni yaitu bentuk kandang yang diisi burung
dengan jumlah yang banyak digabungkan untuk 1 jenis burung.
berikut adalah sketsa kandang yang akan diterapkan untuk jenis
kandang pembiakan system individu Lihat gambar 2.2
Gambar : 2.2
Sketsa kandang pembiakan jenis individu
Jalur jalan perawat
burung
Bagian kandang
sangkar
Pagar
pembatas
Taman kecil Jalan setapak
pengamat
Gambar 2.2
Sketsa kandang pembiakan burung sistem individu
a) Tampak samping
b) Tampak atas
2.5m
3m
A B
25
Ukuran satu unit kandang individu di sesuaikan dengan
ukuran burng yang akan di ternak ukuran yang umumnya untuk
kandang pengembang biakan biasanya 3 x 2,5m dengan tinggi
minimal 2,5m. untuk lantai sebagian memakai semen sebagaian
memakai tanah. ( Hastoro Indriadi 1997 )
e. Jenis dan Peruntukan Kandang
Jenis kandang untuk peternakan burung yang di butuhkan
adalah kandang koloni, kandang perkembangbiakan, kandang
pemeliharaan, kandang penyapihan, dan kandang karantina. Semua
jenis kandang di lengkapi dengan tempat pakan, minum, dan
tempat untuk bertengger, fungsi masing – masing kandang sebagai
berikut :
1) Kandang pembiakan yaitu kandang untuk 1 pasang jantan dan
betina yang sedang berbiak.
2) Kandang penyapihan digunakan untuk menempatkan burung
remaja hingga siap kawin.
3) Kandang karantina digunakan untuk menempatkan burung
yang baru datang atau burung yang sakit yang pada intinya
burung yang perlu perawatan klhusus.
4) Bentuk dan tipe kandang berbeda menurut jenis kandang,
prilaku burung itu sendiri.
5) Atap untuk kandang di buat sebagian terbuka agar terkena sinar
matahari langsung.
26
f. Perawatan Kandang
Untuk kesehatan burung perlu di lakukan perawatan kandang,
adapun perwatannya sebagai berikut :
1) Mengeruk, menyikat dan menyapu kotoran yang melekat pada
bagian – bagian kandang untuk di buang pada tempat
pembuangan yang telah di siapkan.
2) Menyemprot atau menyiram dengan air pada bagian kandang
yang telah dibersihkan secara rutin dua kali sehari.
3) Menyemprot kandang dengan disenfektan secara regular 1
bulan sekali.
g. Vegatasi
Untuk tangkringan ( tempat burung bertengger ) yang
terdapat pada sangkar ada 2 macam yaitu tangkringan buatan dan
tangkringan alami. Tangkringan alami biasanya di letakan pada
kandang aviary adapun vegetasi – vegetasi yang biasa di letakan
pada kandang aviary yaitu sebagai berikut.
1) Pohon sawo
2) Pohon jambu
3) Palm peji
4) Palm uduh
5) Blimbing
6) Pohon mengkudu
27
2. Jenis – jenis burung yang akan di kembangbiakan
Burung yang akan dikembangbiakan ialah burung yang banyak
digemari oleh masyarakat, Untuk menjaga populasi burung tersebut.
Adapun burung itu adalah sebagai berikut :
a. Jalak Bali / curik / leucopsar rothschilda
Burung ini merupakan burung yang paling dilindungi di
provinsi bali, karena burung ini merupakan satwa langka bali
sekaligus menjadi ikon bali untuk satwa yang dilindungi. Burung
ini memiliki bulu yang indah dengan tubuh berukuran kurang lebih
25 cm. seluruh bulu berwarna putih kecuali ujung ekor berwarna
hitam. Kulit di sekitar mata berwarna biru terang dan tidak berbulu.
Di atas kepala jambul panjang berwarna putih. Lihat gambar 2.3
Gambar 2.3
Poto burung jalak bali
Sumber : Bali Bird Park
28
Status konservasi : rentan 3.1 (IUCN )
Habitat : Hutan Bali Barat
Makanan alami : buah – buahan
Jumlah telur : 2-3 butir
Sarang : Di lubang pohon
Syarat Peternakannya antara lain.
Kandang pembiakannya berjumlah 3 kandang setiap jenis
burung, tiap kandang terdapat 2 burung yaitu jantan dan betina
demgan ukuran tinggi 2 m lebar 3m dan panjang 2,5m. ukuran
tersebut akan memberikan ruang gerak yang bebas untuk burung
dan memudahkan manusia untuk menangkap burung yang didalam
kandang jika sewaktu – waktu diperlukan.
Kandang pembiakan ini dibuat dengan kawat anyaman
dengan diameter lubang anyaman 1 cm. berfungsi sebagai tempat
untuk tiap pasang burung dewasa berkembang biak dan
menghasilkan keturunan kandang dilindungi dengan pagar setinggi
2 m dan bagian sampingnya ditutup agar burung tidak stress karena
gangguan manusia yang lalu lalang. Atap tertutup sekitar 20% dari
luasan atap sehingga tersedia daerah yang teduh dalam kandang.
didalam kandang perlu di tanami vegetasi sebagai peneduh juga
sebagai tempat bertengger para burung. juga terdapat glodok kayu
dengan lubang yang bulat.
29
b. Anis Merah / Punglor Merah / Zoothera Citrina
status konservasi : rentan
Habitat : Sumatra, Kalimantan, jawa dan bali
Makanan : buah – buahan, serangga dan cacing tanah
Jumlah telur : 2 – 3 butir
Sarang : Ranting pohon yang pendek
Anis merah ini tersebar di beberapa daerah di provinsi bali antara
lain bali barat, tabanan, singaraja, karangasem. Lihat gambar 2.4
Gambar : 2.4
Burung anis merah pada tangkaran
Sumber : www.PotoAnismerah.com
Anis merah dikenal juga dengan sebutan punglor merah,
cerbang alias kacer abang. Orang inggris menyebutnya orange
headed thrush. Dengan nama ilmiah zoothera citrina rubercula
dan Z.C. orientalis.
30
Anis merah termasuk burung pemalu. Ia lebih suka hidup di
hutan – hutan rindang, terkadang terlihat mengendap – endap di
tanah yang tertutup rapat dengan semak. Bentuk sarangnya seperti
cawan terbuat dari akar tumbuh – tumbuhan.
Dalam pembuatan kandang yang berjumlah 4 unit kandang
setiap jenis burung. yang perlu di perhatikan sarana kandangnya
seperti sarang, wadah pakan dan minum, serta tempat bertengger.
Ukuran kandang peternakan, lebar 3 m panjang 2,5 tinggi
2m. untuk lantai kandangnya dibeberapa bagian dibuat becek dan
sebagian dibuat kering dengan alas kerikil – kerikil kecil.
c. Kacer Dada hitam / Becice / Copsychus Saularis
Status konservasi :
Habitat : Kalimantan dan Bali
Makanan : buah – buahan, serangga dan cacing tanah
Jumlah telur : 2 – 3 butir
Kacer dada hitam memiliki habitat alami di sebaran daerah bali.
Terutama daerah yang memiliki kawasan hutan dan tanah yang
subur akan cacing tanahnya. Lihat gambar 2.5
31
Gambar 2.5
Poto kacer dada hitam
Sumber: www.potokacer.com
Ukuran kandang peternakan, lebar 3 m panjang 2,5 tinggi
2m yang berjumlah 4 unit. untuk lantai kandangnya dibeberapa
bagian dibuat becek dan sebagian dibuat kering dengan alas kerikil
– kerikil kecil. Dengan sarang berbentuk cawan yang terbuat dari
akar tumbuh – tumbuhan tapi masih di dalam glodok tempatnya
untuk bersarang.
d. Cucak Rawa / Cucak Rowo / Pycnonotus Zeylanicus
Status konservasi : rentan 3.1
Habitat : Sumatra, Kalimantan, jawa barat.
Makanan : buah – buahan yang lunak.
Seperti namanya, cucak rawa biasa ditemukan di paya-paya
dan rawa-rawa di sekitar sungai, atau di tepi hutan. Sering
32
bersembunyi di balik dedaunan dan hanya terdengar suaranya yang
khas. Lihat gambar 2.6
Gambar 2.6
Burung cucak rowo
Sumber : www.burungcuccakrowo.com
Ukuran kandang peternakan, lebar 3 m panjang 2,5 tinggi
2m yang berjumlah 4 unit. untuk lantai kandangnya dibeberapa
bagian dibuat becek dan sebagian dibuat kering dengan alas kerikil
– kerikil kecil.
e. Jalak suren (sturnus contra, Asian pied starling
Status konservasi : tak terhitung
Habitat :
Penyebaran : india, cina, sumatra, jawa, dan bali
Makanan : buah biji dan serangga
Sarang : Di dalam lubang pohon
33
Tubuh berukuran kurang lebih 23 cm. warna kepala bagian
atas, leher dan dada abu – abu kehitaman. Perut putih, sayap dan
ekor coklat, sayap bagian atas terdapat garis putih, iris mata
berwarna jingga dengan pipi putih paruh merah dengan ujung
putih, kaki kuning. Lihat gambar 2.7
Gambar 2.7
Burung Jalak Suren
Sumber : www.burungjalaksuren.com
Ukuran kandang peternakan, lebar 3 m panjang 2,5 tinggi
2m yang berjumlah 4 unit. untuk lantai kandangnya dibeberapa
bagian dibuat becek dan sebagian dibuat kering dengan alas kerikil
– kerikil kecil. Dengan sarang berbentuk cawan yang terbuat dari
akar tumbuh – tumbuhan tapi masih di dalam glodok tempatnya
untuk bersarang.
34
f. Murai batu / Copsychus Malabaricus
Status konservasi : Rentan
Penyebaran :
Habitat :india, china, Sulawesi, Sumatra, Kalimantan, jawa, bali
dan Nusa Tenggara
Makanan : serangga dan biji – bijian
Sarang : berbentuk cawan, terbuat daari daun atau serat kayu.
Telur : 4 – 5 butir
Burung ini memiliki ekor yang panjang, kurang lebih 20 –
30 cm. dengan warna hitam di bagian kepala, oranye pada bagian
dada sampai di paha. Kemudian ekor bagian bawah terdapat warna
putih. Lihat gambar 2.8
Gambar 2.8
Burung Murai Batu
Sumber : www.muraibatu.com
35
Ukuran kandang peternakan, lebar 3 m panjang 2,5 tinggi
2m yang berjumlah 4 unit. untuk lantai kandangnya dibeberapa
bagian dibuat becek dan sebagian dibuat kering dengan alas kerikil
– kerikil kecil, Juga terdpat bak kecil untuknya mandi. Dengan
sarang berbentuk cawan yang terbuat dari akar tumbuh – tumbuhan
tapi masih di dalam glodok tempatnya untuk bersarang.
2.2.4 Aspek Alami Kepunahan Burung
Kepunahan terjadi pada hewan mamalia, akibat dari penurunan populasi
dan menyempitnya lahan pertanian sebagai habitat aslinya. Aspek fisik yang di
maksud adalah menyangkut kondisi fisik dan perubahan yang terjadi seiring
dengan semakin padatnya permukiman masyarakat. Perubahan yang terjadi dapat
di bagi menjadi 2 yaitu normal dan abnormal. Perubahan normal (alami )tidak
dapat di hindari. Cepat atau lambatnya perubahan dipengaruhi oleh faktor iklim,
dan kebutuhan makanannya. Penurunan populasi tersebut tampak pada habitat
aslinya antara lain :
1. Semakin jarang terdengar kicauan burungnya.
2. Burungnya jarang terlihat pada kawasan makanan burung tersebut.
3. Berkurangnya anakan yang tersebar di wilayah habitat aslinya.
Perubahan abnormal ( tidak normal ) pada populasi burung dapat dicegah
melalui penyuluhan tentang pentingnya burung yang berada pada habitat aslinya
tersebut. Perubahan tersebut meliputi : perburuan burung yang membabi buta,
kurang tersedianya lahan tempat untuk mencari makanan, terkikisnya lahan
tempat burung berkembang biak.
36
2.3 Pemahaman Fasilitas Sejenis
Tinjauan fasilitas sejenis dilakukan melalui observasi langsung dan media
internet adapun obyek yang dikunjungi adalah Bali Bird Park yang terdapat di
Singapadu, Batu bulan Gianyar. Dan Balai Konservasi Sumber Daya Alam yang
terletak di br Betan Kendal Suwung Denpasar selatan.
2.3.1 Bali Bird Park
Bali bird park terletak di Serma Cok Ngurah Gambir, Singapadu, Batu
bulan, Gianyar. Berikut adalah gambar site Bali Bird Park. Lihat gambar 2.9
Gambar 2.9
Site Bali Bird Park
Sumber : Visitor Map Bali Bird Park
37
Bali Bird Park memiliki kurang lebih 200 spesies burung. Dari berbagai
belahan dunia dengan landscape yang luas, di sesuaikan dengan habitat burung,
dan sirkulasi pengunjung yang di buat berbelok – belok menambah indah taman di
bali bird park. Dan membuat pengunjung yang datang merasa nyaman untuk
berkeliling.
Penglolaan dari bali bird park badan usaha milik swasta yaitu PT Aviary
yang mengelola kebutuhan burung dari lingkungan Bali Bird Park. Burung –
burung yang ada di Bali Bird Park di biarkan lepas di sesuaikan dengan
habitatnya. Namun bebrapa burung di letakan di kandang dan di ciptakan suasana
yang sesuai dengan habitatnya. Jalan setapak sejauh 1,2 km menjadi jalur
pengunjung untuk berputar – putar dan melihat spesies – spesies burung yang ada
di sana yaitu Afrika Selatan, Papua, Kalimantan, Bali, Jawa dan Asia.
1. Fasilitas
a. Fasilitas utama
Adapun bebrapa fasilitas yang terdapat di Bali Bird Park antara lain
1) Kandang Aviary (kandang kubah )
Kandang aviary di tata sedemikian rupa agar terlihat sesuai
kehidupan burung yang ada di hutan. Di dalam kandang Aviary ini
bermacam – macam spesies burung di biarkan terbang tanpa ada
kandang kecil yang melingkupinya. Berikut adalah gambar di dalam
kandang aviary lihat gambar 2.10
38
Gambar 2.10
Di dalam ruangan kandang aviary
Di sini pengunjung bisa berpoto dengan burung – burung yang
sangat jinak.
2) Word of darknes
Tempat ini merupakan area bagi burung- burung yang
spesiesnya mencari makan di malam hari, yaitu burung hantu, burung
ini terdapat di rumah tongkonan, yang di dalemnya terdapat kandang
yang tertata.
b. Fasilitas Penunjang
1) Bird Nursery
Fungsi dari Bird Nursery adalah sebagai klinik, laboratorium
dan pengolahan obat untuk merawat burung. Untuk burung yang
sedang sakit di pisahkan dan di taruh di kandang karantina.
39
2) Breeding (Perkembangbiakan )
Breeding merupakan area kandang – kandang yang di dalam
nya di tempatkan sepasang burung yang produktif, sejenis
pengembangbiakan. Lihat gambar 2.11
Gambar 2.11
Kandang breeding
Sumber : Bali Bird Park
c. Fasilitas Pelengkap
1) Café & restaurant
Café dan restaurant dimanfaatkan sebagai fasilitas dari Bali bird
park. Di dalam restaurant pada sore hari diadakan meet bird show,
sehingga pengunjung dapet berpoto dan melakukan interaksi denngan
burung – burung bintang unggulan dari bali bird park. Di restaurant
pengunjung dapet menikmati makan siang dengan suasana hutan.
Burung secara langsung.
40
2) Souvenir shop
Menyediakan barang – barang khas bali bird park pengunjung
dapet memperoleh souvenir dengan tema – tema unik burung – burung
yang ada di bali bird park.
3) Children corner
Tempat ini digunakan sebagai tempat bermain khusus anak yang
terletak di dekat restaurant bali bird park.
4) Guyu – Guyu corner
Guyu – guyu corner merupakan tempat bagi wisatawan dapat
berpoto langsung dengan burung – burung dari Bali Bird Park.
Photographer mengambil poto dari pengunjung dan hasil poto dapet
langsung diambil saat pengunjung pulang.
2.3.2 Balai Konservasi Sumber Daya Alam Bali (BKSDA Bali)
Merupakan Unit Pelaksana Teknis (UPT) Ditjen PHKA Kementerian
Kehutanan berdasarkan Peraturan Menteri Kehutanan Nomor : P.02/Menhut-
II/2007 tanggal 1 Pebruari 2007.
Yang memiliki tugas pokok yaitu :
1. Penyelenggaraan Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan
Ekosistemnya
2. Melaksanakan pengelolaan kawasan konservasi ( Cagar Alam, Suaka
Margasatwa, Taman Wisata Alam dan Taman Buru)
3. Koordinasi Teknis Pengelolaan Tahura
41
Balai konservasi sumber daya Alam bali ini memiliki fungsi sebagai
berikut :
1. Penataan blok, penyusunan rencana kegiatan, pemantauan dan evaluasi
pengelolaan kawasan cagar alam, suaka margasatwa, taman wisata alam, dan
taman buru, serta konservasi TSL di dalam dan di luar kawasan konservasi.
2. Pengelolaan kawasan cagar alam, taman wisata alam serta konservasi TSL di
dalam dan di luar kawasan konservasi.
3. Koordinasi teknis pengelolaan Tahura dan hutan lindung
4. Pengembangan dan pemanfaatan jasa lingkungan dan pariwisata alam
Berikut adalah uraian jabatan yang terdapat pada BKSD Bali yang turut
dalam bertugas untuk melakukan konservasi beserta jumlah anggota : lihat tabel
2.1
Tabel 2.1
Jabatan fungsional di Balai KSDA Bali
Sumber : BKSDA Bali 2014
42
Tabel 2.2
Struktur Organisasi BKSDA Bali
Sumber : BKSDA Bali 2014
Adapun sebaran pegawai yang turut membantu dalam proses kegiatan
konservasi pada Balai Konservasi Sumber Daya Alam Bali sebagai berikut :
1. Urusan kepegawaian ada 6 0rang
2. Urusan umum dan perlengkapan ada 4 orang
3. Urusan keuangan ada 5 orang
4. Urusan program, evaluasi dan pelaporan ada 3 orang
5. Urusan SAI ada 3 orang
6. Satuan perlindungan ada 5 0rang
7. Urusan LK dan Penangkaran ada 3 orang
8. Urusan peredaran TSL ada 4 0rang
9. Urusan pengendalian kebakaran hutan ada 2 orang
10. Urusan konservasi kawasan ada 2 orang
43
11. Urusan wisata alam ada orang
12. Urusan pengawasan peredaran TSL bandara ada 7 orang
Balai Konservasi Sumber Daya Alam Bali memiliki wialayah konservasi
adapun wilayahnya sebagai lihat gambar 2.12 Dan gambar 2. 13 :
Gambar 2.12
Gambar 2.13
Wilayah BKSDA Bali
Sumber : BKSDA Bali
Wilayah hutan BKSDA Bali
Sumber : BKSDA bali 2014
44
Salah satu penangkaran yang berada di bawah pengawasan BKSDA bali
yaitu Begawan Foundation yang berlokasi di sibang kaja abiansemal lihat gambar
2.14
Gambar 2.14
Penangkaran bagawan foundation
Sumber : BKSDA Bali
Bagawan foundation memiliki 3 jenis burung yang di tangkarkan antara
lain
1. Jalak bali
2. Julang emas
3. Nuri pelangi
45
2.4 Spesifikasi Umum Peternakan Burung
Peternakan Burung ini yang dimaksud dalam penulisan ini adalah suatu
wadah yang diciptakan dan di sediakan bagi para penggemar burung untuk bisa
mendapatkan burung yang aman dari segala penyakit. Dan juga sebagai tempat
dedikasi bagi para pemula dibidang perburungan di samping juga sebagai sarana
atau tempat menjalankan hobi juga berperan sebagai tempat berkumpulnya para
penggemar burung.
2.4.1 Pengertian Peternakan Burung
Peternakan merupakan tempat pemeliharaan dan pengembang biakan
burung yang berorientasi kemenejemen penjualan.
2.4.2 Tujuan Peternkan Burung
Peternakan memiliki tujuan untuk melestarikan kelangsungan hidup
Burung.
2.4.3 Fungsi Peternakan Burung
Fungsi dari Peternakan ini adalah untuk mewadahi hewan – hewan kecil
khususnya burung dari ancaman kepunahan akibat pemburu liar di habitat aslinya.
2.4.4 Fasilitas Dalam Peternakan Burung
Adapun fasilitas yang akan tersedia di dalam peternakan ini antara lain
Fasilitas Utama :
1. Kandang karantina
2. Kandang Pembiakan
3. Kandang Sapihan
46
4. Tempat Lomba
5. Klinik Burung
2.4.5 Sistem Pengelolaan
Untuk sistem pengelolaan Peternakan Burung ini di kelola oleh
pemerintah dan dibantu oleh balai konservasi sumber daya alam setempat
kemudian dikelola khusus oleh masyarakat setempat. Dalam pengelolaan
Peternakan terdapat pengelolaan administrasi dan pengelolaan dilapangan dimana
untuk meningkatkan hasil produksi dari peternakan itu sendiri.
2.4.6 Syarat dan Lokasi Peternakan Burung
Adapun syarat – syarat utamanya yaitu :
1. Tempat memiliki cuaca yang sedang dan mudah dalam pencapaian
menggunakan transportasi darat.
2. Mudah mendapatkan pakan alami maupun buatan
3. Jauh dari keramaian dan kebisingan
4. Tidak terganggu oleh polusi udara
5. Tersedia nya pakan alami berupa sayuran dan buah – buahan dengan
mudah.
top related