bab ii kajian pustaka a. landasan teori 1. pendidikan ...repository.ump.ac.id/3539/3/irma...
Post on 08-Dec-2020
0 Views
Preview:
TRANSCRIPT
6
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Pendidikan Karakter
a. Pengertian Pendidikan Karakter
Dalam mengkaji pendidikan karakter perlu memahami terlebih
dahulu arti dari pendidikan karakter. Karakter merupakan salah satu
bentuk ciri khas dari seseorang. Karakter dapat dilihat dari perkataan
maupun perbuatan yang dapat mencerminkan diri orang tersebut.
Menurut Afandi (2011: 87) menyatakan bahwa istilah karakter berasal
dari bahasa Yunani charassein dan “kharax” yang maknanya tool for
making atau to engrave yang artinya mengukir, banyak digunakan
dalam bahasa Prancis “character” pada abad ke 14 dan masuk dalam
bahasa Inggris menjadi “character” dan digunakan dalam bahasa
Indonesia menjadi “karakter”.
Samani dan Hariyanto (2012: 43) menyatakan bahwa karakter
dapat diartikan sebagai nilai dasar yang membangun seseorang yang
ditunjukkan pada sikap dan perilaku dalam kehidupan sehari-hari.
Karakter terbentuk dari pengaruh lingkungan tempat tinggal yang
membedakan antara yang satu dengan yang lainnya. Menurut Afandi
(2011: 87) menyatakan bahwa karakter adalah watak, tabiat, akhlak,
atau kepribadian seseorang. Karakter terbentuk dari cara pandang, cara
6
Pembatasan Uang Jajan..., Irma Pratyningsih, FKIP UMP, 2017
7
berpikir, sikap, dan cara bertindak seseorang dalam kehidupan sehari-
hari yang terdiri atas sejumlah nilai, moral, dan norma seperti jujur,
berani bertindak, dapat dipercaya, hormat kepada orang lain.
Afandi (2011: 88) menyatakan bahwa pendidikan karakter adalah
suatu sistem pendidikan dengan penanaman nilai-nilai sesuai dengan
budaya bangsa dengan komponen aspek pengetahuan (cognitive), sikap
perasaan (affection felling), dan tindakan, baik terhadap Tuhan Yang
Maha Esa (YME) baik untuk diri sendiri, masyarakan dan bangsanya.
Saptono (2011: 23) menyatakan bahwa pendidikan karakter adalah
segala upaya yang dilakukan dengan cara sengaja yang bertujuan untuk
mengembangkan karakter-karakter yang baik (good character)
berlandaskan kebajikan-kebajikan inti (core virtues) yang secara
objektif baik bagi individu maupun masyarakat. Samani dan Hariyanto
(2012: 45) menyatakan bahwa pendidikan karakter adalah suatu proses
pemberian tuntunan dan bimbingan untuk menjadi manusia yang lebih
memiliki karakter yang baik dalam dimensi hati, pikir, raga, serta rasa
dan karsa kepada peserta didik.
Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa
pendidikan karakter merupakan usaha atau proses pemberian tuntunan
yang dilakukan secara sengaja dan terencana untuk membentuk
karakter yang baik bagi peserta didik sehingga dapat menerapkannya
dalam kehidupan sehari-hari.
Pembatasan Uang Jajan..., Irma Pratyningsih, FKIP UMP, 2017
8
Muslich (2011: 52) menyatakan bahwa pendidikan karakter
merupakan upaya yang dituntut untuk melibatkan semua pihak seperti
keluarga, sekolah, lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat luas
untuk menciptakan karakter yang baik bagi seseorang. Muslich (2011:
30) menyatakan bahwa pendidikan karakter di lingkungan sekolah
sangat diperlukan untuk membentuk pribadi yang baik bagi siswa,
walaupun dasar pendidikan karakter adalah dimulai dari dalam
keluarga. Siswa akan memiliki karakter yang baik apabila berada
dilingkungan keluarga yang berkarakter baik. Lickona (2013: 49)
menyatakan bahwa sekolah dapat memperbaiki tingkah laku siswa
dengan menerapkan karakter-karakter yang baik ketika berada di
lingkungan sekolah. Namun, karakter siswa akan hilang apabila nilai-
nilai karakter yang diajarkan di sekolah tidak didukung dari lingkungan
keluarga. Oleh karena itu, sekolah dan keluarga harus bekerja sama
demi mencapai tujuan yang sama untuk menerapkan karakter yang baik
pada diri siswa.
Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa dalam
pendidikan karakter melibatkan semua pihak meliputi keluarga, sekolah
dan lingkungan masyarakat. Dasar pendidikan karakter siswa adalah
dari lingkungan keluarga. Siswa akan memiliki karakter yang baik
apabila tumbuh di lingkungan yang berkarakter baik. Namun, apabila
siswa tumbuh di lingkungan yang berkarakter kurang baik maka, siswa
akan berkarakter kurang baik pula. Karakter siswa yang kurang baik
Pembatasan Uang Jajan..., Irma Pratyningsih, FKIP UMP, 2017
9
dapat diperbaiki ketika dilingkungan sekolah. namun, perlu adanya
kerjasama yang baik antara keluarga dengan pihak sekolah untuk
menciptakan karakter yang baik pada diri siswa.
b. Fungsi Pendidikan Karakter
Pendidikan karakter memiliki fungsi yang perlu diterapkan dalam
dunia pendidikan. Menurut Zubaedi (2013: 18) menyatakan bahwa
pendidikan karakter memiliki tiga fungsi utama diantaranya yaitu:
pertama, fungsi pembentukan dan pengembangan potensi. Pendidikan
karakter berfungsi untuk membentuk dan mengembangkan potensi yang
dimiliki oleh siswa supaya dapat berpikir baik, memiliki hati yang baik,
dan bertingkah laku sesuai dengan falsafah yang ada pada pancasila.
Kedua, fungsi perbaikan dan penguatan. Pendidikan karakter berfungsi
untuk memperbaiki dan memperkuat peran keluarga, satuan pendidikan,
masyarakat, dan pemerintah supaya ikut bekerjasama dalam
mengembangkan potensi seluruh warga negara Indonesia untuk menuju
bangsa yang maju dan sejahtera. Ketiga, fungsi penyaring. Pendidikan
karakter berfungsi memilah dan memilih budaya budaya bangsa
Indonesia dengan menyaring budaya yang datang dari bangsa lain yang
dianggap tidak sesuai dengan budaya bangsa sendiri.
Sesuai dengan penjelasan Afandi (2011: 89) menyatakan bahwa
fungsi pendidikan karakter diantaranya yaitu pertama, sebagai wahana
pengembangan dalam membentuk potensi peserta didik yang berupa
sikap maupun tingkah laku yang berkarakter dan diterapkan dalam
Pembatasan Uang Jajan..., Irma Pratyningsih, FKIP UMP, 2017
10
kehidupan sehari-hari. Kedua, sebagai wahana perbaikan dunia
pendidikan untuk lebih bertanggung jawab dalam mengembangkan
potensi peserta didik yang lebih bermartabat. Ketiga, sebagai wahana
penyaring antara budaya-budaya bangsa dengan budaya bangsa lain
yang dianggap tidak sesuai dengan pendidikan karakter.
Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa fungsi
pendidikan karakter ada tiga macam. Fungsi pendidikan karakter
tersebut diantaranya yaitu wahana pengembangan, wahana perbaikan
dan wahana penyaring.
c. Tujuan Pendidikan Karakter
Menurut Salahudin dan Irwanto (2013: 105) menyatakan bahwa
tujuan dengan adanya pendidikan karakter diharapkan mampu
menciptakan generasi penerus bangsa yang berkarakter. Pada
prinsipnya, tujuan pendidikan harus selaras dengan tujuan yang menjadi
landasan dan dasar pendidikan. Tujuan pendidikan harus bersifat
universal dan selalu aktual pada segala masa dan jaman.
Menurut Zubaedi (2013: 18) menyatakan bahwa pendidikan
karakter memiliki lima tujuan diantaranya yaitu: pertama,
mengembangkan potensi kalbu/nurani/ afektif yang ada pada
peserta didik supaya memiliki karakter yang sesuai dengan nilai-
niai pada karakter bangsa. Kedua, mengembangkan kebiasaan dan
perilaku siswa yang baik dan sesuai dengan nilai-nilai universal
dan tradisi budaya yang religius. Ketiga, menanamkan jiwa
kepemimpinan serta tanggung jawab yang tinggi pada diri siswa
sebagai generasi penerus bangsa Indonesia. Keempat,
mengembangkan kemampuan siswa supaya menjadi manusia
yang mandiri, kreatif dan memiliki wawasan kebangsaan yang
tinggi. Kelima, mengembangkan lingkungan sekolah sebagai
lingkungan yang aman, jujur, penuh kreativitas dan persahabatan.
Pembatasan Uang Jajan..., Irma Pratyningsih, FKIP UMP, 2017
11
Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa, terdapat
empat tujuan pendidikan karakter. Tujuan pendidikan karakter tersebut
diantaranya yaitu mengembangkan potensi kalbu atau nurani,
mengembangkan kebiasaan dan perilaku (habituasi), menanamkan jiwa
kepemimpinan dan tanggungjawab, mengembangkan kemampuan
peserta didik menjadi manusia yang mandiri, kreatif, berwawasan
kebangsaan.
2. Hemat
a. Pengertian Hemat
Hidup hemat merupakan prinsip utama dalam menerapkan pola
hidup secara berhati-hati dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.
Menurut Zubaedi (2013: 105) menyatakan bahwa hemat (Al- Iqtishad)
ialah menggunakan segala sesuatu yang dimiliki tidak boros baik
berupa harta benda, waktu, dan tenaga menggunakan sesuai dengan
kebutuhan, tidak kurang dan tidak secara berlebihan. Hamzah Ya’Qub
(Sudarsono, 1993: 31) menyatakan bahwa sifat hemat (al-Iqtishad)
ialah menggunakan segala sesuatu yang tersedia berupa harta benda,
waktu, dan tenaga menurut ukuran keperluan, mengambil jalan tengah,
tidak kurang dan tidak berlebihan. Zuriah (2008: 83) menyatakan
bahwa hemat adalah sikap dan perilaku yang menghargai dan
memanfaatkan waktu, dana, dan pikiran sesuai dengan kebutuhan dan
tidak menggunakan sesuatu secara berlebihan.
Pembatasan Uang Jajan..., Irma Pratyningsih, FKIP UMP, 2017
12
Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa hidup
hemat adalah salah satu bentuk usaha yang dilakukan untuk mengurangi
atau membatasi jumlah pengeluaran supaya tidak berlebihan. Hemat
merupakan sikap berhati-hati dan selalu mempertimbangkan sesuatu
yang akan dilakukan. Hidup hemat berarti Tidak boros dan tidak
menghambur-hamburkan uang secara berlebih dan dapat membedakan
antara keinginan dan kebutuhan yang harus dipenuhi dalam hidupnya.
b. Macam-Macam Hemat
Zubaedi (2013: 106) menyatakan bahwa adapun macam-macam
penghematan yaitu:
a) Menghemat harta benda dapat dilakukan dengan cara
mendahulukan kepentingan yang paling utama dalam
hidupnya, menghindari perbuatan yang dapat merugikan diri
sendiri dan tidak memberikan manfaat yang baik, menghindari
segala sesuatu yang hanya dapat memberikan manfaat bagi
sendiri namun dapat merugikan orang lain di sekitar, perlunya
pemahaman dan ketelitian dalam menggunakan harta benda
supaya adanya keseimbangan antara pemasukan dan
pengeluaran.
b) Penghematan tenaga. Energi merupakan sumber utama bagi
kehidupan manusia dalam melakukan suatu aktivitas. Akan
tetapi, jumlah energi sangatlah terbatas maka dalam
memanfaatkan energi haruslah dengan sewajarnya dan tidak
menggunakan secara berlebihan.
c) Penghematan waktu artinya yaitu menghemat waktu yang
tersedia dengan perbuatan yang baik dan tidak menyimpang,
efektif, dan efisien dalam penggunaannya.
Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa karakter
hemat merupakan sikap berhati-hati dalam melakukan sesuatu hal yang
akan dikerjakan. Karkter hemat merupakan hal yang penting untuk
diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Adapun macam-macam
Pembatasan Uang Jajan..., Irma Pratyningsih, FKIP UMP, 2017
13
penghematan diantaranya yaitu berhemat harta benda, tenaga dan
waktu.
c. Landasan Karakter Hemat
Karakter hemat harus dimiliki oleh seluruh umat manusia sesuai
dengan ajaran agama Islam. Karakter hemat dalam ajaran agama Islam
telah berlandaskan pada Al-Quran dan Hadist Nabi SAW. Landasan
karakter hemat yang harus dimiliki oleh kaum muslimin dalam agama
Islam baik menurut Al-Quran maupun Hadis tentang berlaku hemat
menurut Samani dan Hariyanto (2012: 84) yaitu:
1) Al-Quran
“Sesungguhnya orang yang pemboros itu adalah saudara setan dan
setan itu sangat ingkar kepada Tuhannya”. (QS Al-Isra: 27).
2) Al- Hadis
“Tidak akan menjadi miskin orang yang berlaku hemat”. (HR. Ibnu
Asakir dari Anas).
Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa karakter
hemat memiliki landasan dalam Agama Islam. Landasan karakter hemat
ada dua yaitu dari Al-Quran dan Al-Hadis. Landasan karakter hemat
dapat dijadikan sebagai tuntunan oleh seluruh umat Islam dalam
kehidupan sehari-hari sesuai dengan ajaran Islam menurut Al-Quran
dan Al-Hadis.
Pembatasan Uang Jajan..., Irma Pratyningsih, FKIP UMP, 2017
14
d. Indikator Karakter Hemat
Seseorang dapat memiliki karakter hemat dan menerapkannya
dalam kehidupan sehari-hari. Seseorang dapat terlihat memiliki karakter
hemat yaitu sesuai dengan adanya indikator yang sudah ditetapkan.
Indikator karakter hemat dapat dijadiakan sebagai acuan yang
diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Seseorang telah memiliki
karakter hemat apabila telah memenuhi beberapa indikator tersebut.
Adapun indikator karakter hemat menurut Wijaya (2014: 39) yaitu:
Tabel: 2.1 Indikator Karakter Hemat
Karakter Indikator
Hemat 1. Berhati-hati dalam
membelanjakan uang
2. Tidak boros
3. Cermat
Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa indikator
hemat merupakan acuan bagi seseorang yang memiliki karakter hemat
dalam kehidupan sehari-hari. Indikator karakter hemat ada tiga.
Indikator hemat terdiri dari berhati-hati dalam membelanjakan uang,
tidak boros dan cermat.
3. Jujur
a. Pengertian Jujur
Kesuma (2012: 16) menyatakan bahwa jujur dalam kamus Bahasa
Indonesia dimaknai dengan lurus hati; tidak curang, dalam pandangan
umum, kata jujur sering dimaknai “adanya antara realitas (kenyataan)
Pembatasan Uang Jajan..., Irma Pratyningsih, FKIP UMP, 2017
15
dengan ucapan”, dengan kata lain ‘apa adanya”. Jujur sebagai sebuah
nilai merupakan keputusan seseorang untuk mengungkapkan (dalam
bentuk perasaan, kata-kata, dan atau perbuatan) bahwa realitas yang ada
tidak dimanipulasi dengan cara berbohong atau menipu orang lain
untuk keuntungan dirinya. Elfindri (2012: 96) menyatakan bahwa jujur
berarti lurus hati, tidak berbohong misalnya dalam perkataan berkata
apa adanya, tidak curang (dalam permainan, ujian) dan senantiasa
mengikuti peraturan yang berlaku.
Zuriah (2008: 44) menyatakan bahwa menanamkan nilai
kejujuran dapat dilakukan melalui kegiatan keseharian yang sederhana
dan sebagai suatu kebiasaan, yaitu perilaku yang dapat membedakan
milik pribadi dan milik orang lain. Yaumi (2016: 87) menyatakan
bahwa jujur adalah perilaku sesorang yang menjadikan dirinya menjadi
orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan
pekerjaan. Wijaya (2014: 112) menyatakan bahwa jujur adalah berkata
dan berbuat apa adanya atau tidak mengada-ada. Kejujuran merupakan
sikap seseorang terhadap sesuatu hal yang terjadi sesuai dengan fakta
yang ada.
Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa jujur
adalah perilaku ataupun sikap seseorang yang yang selalu berkata dan
berbuat apa adanya sesuai dengan fakta, dan tidak mengada-ada.
Pembatasan Uang Jajan..., Irma Pratyningsih, FKIP UMP, 2017
16
b. Landasan Karakter Jujur
Landasan karakter dalam agama Islam yang harus dimiliki oleh
kaum muslimin baik menurut Al-Quran maupun Hadis tentang
kejujuran. Menurut Samani dan Hariyanto (2012: 80) landasan karakter
jujur yaitu:
1) Al-Quran
“Celakalah orang-orang yang curang dalam timbangan/takaran”.
(QS. Tathfif: 1)
2) Al-Hadis
“Hendaklah kamu sekalian menjamin kepada saya untuk
mengerjakan enam perkara, pasti aku menjamin kepadamu surga,
ialah: jujurlah bila bicara, tepatilah bila berjanji, tunaikanlah apabila
diamati, jagalah kehormatan, jagalah pendengaranmu, kendalikan
tanganmu”. (HR. Ahmad dari Ubaidah bin Shamit)
Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa karakter
jujur memiliki landasan dalam Agama Islam. Landasan karakter jujur
ada dua yaitu dari Al-Quran dan Al-Hadis. Landasan karakter jujur
dapat memberikan manfaat bagi seseorang yang memiliki karakter jujur
dalam hidupnya.
c. Indikator Karakter Jujur
Jujur merupakan faktor utama yang harus terpenuhi dalam dunia
pendidikan. Jujur apabila dibawa kepada dimensi pendidikan, maka
siswa yang jujur dapat dilihat dari beberapa indikator. Indikator jujur
Pembatasan Uang Jajan..., Irma Pratyningsih, FKIP UMP, 2017
17
merupakan acuan bagi seseorang untuk memiliki karakter jujur dalam
kehidupan sehari-hari baik dalam perkataan maupun perbuatan.
Indikator jujur menurut Wijaya (2014: 87) yaitu:
Tabel: 2.2 Indikator Karakter Jujur
Karakter Indikator
Jujur 1. Selalu berbicara dan
berbuat sesuai dengan
fakta (konsisten)
2. Tidak melakukan
perbuatan curang
3. Tidak berbohong
4. Tidak mengakui milik
orang lain sebagai
miliknya
Kesimpulannya bahwa indikator karakter jujur ada empat.
Indikator karakter jujur diantaranya yaitu selalu berbicara dan berbuat
sesuai dengan fakta (konsisten), tidak melakukan perbuatan curang,
tidak berbohong, dan tidak mengakui milik orang lain sebagai miliknya.
4. Pembatasan Uang Jajan
Qusyairi (2013: 70) menyatakan bahwa makanan ringan adalah salah
satu makanan utama untuk kalangan anak-anak usia sekolah, terutama
makanan yang banyak mengandung zat pewarna dan pengawet. Makanan
berwarna serta makanan yang mengandung zat pengawet seperti sodium
benzoate dapat menyebabkan berbagai macam gangguan, yang diantaranya
adalah hiperaktif dan bahkan kanker. Damayanti (Kurniawati, 2017: 3)
Pembatasan Uang Jajan..., Irma Pratyningsih, FKIP UMP, 2017
18
menyatakan bahwa orang tua harus mewaspadai makanan yang
dikonsumsi anak. Makanan tersebut diantaranya makanan tidak sehat,
yaitu berupa snacks yang kurang bergizi dan makanan jajanan yang dijual
di sekolah. Makanan tersebut kebanyakan kurang higienis dan
mengandung zat-zat yang berbahaya seperti zat pewarna bukan makanan
atau zat pengawet seperti boraks atau formalin. Menurut FAO (Andriyani,
2015: 3) menyatakan bahwa menyediakan makanan sehat dan makanan
ringan di sekolah dapat meningkatkan kesejahteraan kesehatan dan gizi
anak-anak, serta memungkinkan anak untuk tumbuh dengan baik dan
belajar dengan baik. program pemberian makanan di sekolah membantu
mengatasi kekurangan gizi dan membantu menjaga anak-anak di sekolah.
Sekolah memastikan bahwa semua makanan, minuman dan makanan
ringan tersedia di sekolah yang bergizi cukup dan sesuai untuk anak usia
sekolah.
Nuraini (Kurniawati, 2017: 3) menyatakan bahwa makanan sehat
merupakan makanan yang bergizi seimbang sesuai dengan kebutuhan
tubuh yang telah dijabarkan dalam pedoman umum gizi seimbang dan
diantaranya adalah tidak mengandung zat-zat yang berbahaya bagi tubuh.
Secret (Kurniawati, 2017: 3) menyatakan bahwa memilih makanan
hendaknya memilih produk sesuai dengan aspek gizi dan keamanan
pangan. Empat sehat lima sempurna terdiri atas (1) makanan pokok, (2)
lauk-pauk, (3) sayur-sayuran, (4) buah-buahan, dan (5) susu.
Pembatasan Uang Jajan..., Irma Pratyningsih, FKIP UMP, 2017
19
Orang tua dan pihak sekolah sangat berperan penting dalam
mengatur jenis makanan yang harus dikonsumsi oleh siswa supaya
terhindar dari penyakit. Oleh karena itu, sekolah telah mengadakan
program tentang pembatasan uang jajan bagi siswa yang bertujuan untuk
mengurangi jumlah jajanan yang tidak sehat bagi siswa sehingga dapat
terhindar dari penyakit. Pembatasan uang jajan merupakan program yang
telah diterapkan bagi seluruh siswa di MIM Kedungwuluh Lor.
Uang jajan merupakan uang yang diberikan orang tua kepada
anaknya untuk membeli jajan. Uang jajan diberikan biasanya ketika
anak akan berangkat ke sekolah. Orang tua memberikan uang jajan
tentu memiliki tujuan. Sesuai dengan pendapat Setyanti (2011: 12)
menyatakan bahwa tujuan orang tua memberikan uang jajan adalah
supaya anak tidak kelaparan di sekolah. Menurut Setyanti (2014: 19)
menyatakan bahwa ada beberapa komponen pemberian uang jajan
yang harus diperhatikan orang tua seperti: pertama, uang saku
memiliki komponen untuk dibelanjakan (uang jajan), uang untuk
ditabung dan uang untuk didermakan. Kedua, besarnya uang jajan
anak disesuaikan dengan standar hidup keluarga. Ketiga, lebihkan
20-30 persen untuk digunakan sebagai tabungan dan juga untuk aksi
sosial di sekolah anak.
Pembatasan merupakan suatu proses atau cara untuk membatasi
jumlah uang ataupun segala sesuatu supaya tidak menggunakan secara
berlebihan. Nopirin (2011: 119) menyatakan bahwa uang adalah segala
sesuatu yang dapat dipakai atau diterima untuk melakukan pembayaran
baik barang, jasa maupun utang.
Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa pengertian
dari pembatasan uang jajan adalah segala proses atau cara untuk
membatasi jumlah uang jajan yang diberikan oleh orang tua kepada
anaknya supaya tidak menggunakan secara berlebihan. Pemberian uang
Pembatasan Uang Jajan..., Irma Pratyningsih, FKIP UMP, 2017
20
jajan bertujuan supaya anak tidak merasa kelaparan ketika berada di
sekolah. Oleh karena itu, uang jajan dapat digunakan untuk membeli jajan
atau makanan ketika siswa berada disekolah supaya tidak merasa lapar.
Menurut Kak Seto (dalam Wijaya, 2014: 3-4) menyatakan bahwa
ada lima cara anak mendapatkan uang yaitu:
a) Uang jajan. Uang jajan merupakan uang yang diberikan oleh
orang tua kepada anaknya yang digunakan hanya untuk membeli
jajan atau makanan. Waktu pemberian uang jajan yaitu setiap hari
pada saat anak berangkat sekolah maupun waktu dirumah.
b) Uang hadiah. Uang hadiah merupakan uang yang diberikan oleh
orang terdekat (anggota keluarga ). Uang hadiah hanya diberikan
pada saat waktu-waktu tertentu saja. Uang jajan diberikan pada
saat anak merayakan ulang tahun, hari besar ataupun kenaikan
kelas. Uang hadiah hanya diberikan pada saat waktu-waktu
tertentu saja.
c) Uang pinjaman. Uang pinjaman merupakan uang yang
dipinjamkan oleh orang tua ataupun orang lain kepada anak untuk
suatu kepentingan/kebutuhan.
d) Upah bekerja di rumah. Upah bekerja di rumah merupakan uang
yang diperoleh dari hasil melakukan pekerjaan-pekerjaan rumah
yang ditugaskan oleh orang tua kepada anaknya.
e) Uang saku. Uang saku merupakan uang yang diberikan oleh
orang tua kepada anaknya untuk keperluan sekolah seperti untuk
membeli perlengkapan sekolah, membayar angkot dan lain-lain.
uang saku diberikan orang tua kepada anaknya setiap seminggu
sekali ataupun sebulan sekali.
Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat
beberapa lima macam cara anak untuk mendapatkan uang. Cara anak
mendapatkan uang yaitu melalui uang jajan, uang hadiah, uang pinjaman,
upah bekerja di rumah dan uang saku.
B. Penelitian yang Relevan
Rahmawati, (2016: 80) penelitian ini berjudul Pendidikan Karakter
Hemat dan Hidup Sederhana melalui Gerakan Menabung di Sekolah.
Penelitian ini mengguanakan metode penelitian kualitatif. Hasil penelitian
Pembatasan Uang Jajan..., Irma Pratyningsih, FKIP UMP, 2017
21
menunjukkan bahwa pelaksanaan pendidikan karakter hemat dan hidup
sederhana melalui gerakan menabung di sekoah dasar dilakukan dengan
pembiasaan. Penelitian ini menunjukan bahwa pelaksanaan karakter hemat
dan hidup sederhana melalui gerakan menabung di sekolah dasar.
Pelaksanaan pendidikan karakter hemat dan hidup sederhana melalui gerakan
menabung di sekolah dasar SDN 1 PKL dijadwalkan setiap hari, pertama
siswa menyetorkan ke guru kelas, kemudian guru kelas menyetorkan ke guru
bendahara tabungan siswa, selanjutnya guru bendahara tabungan siswa
menyetorkan ke bank dengan rekening tabungan atas nama sekolah.
Pala, (2011: 23) penelitian ini dari jurnal Internasional yang berjudul
The Need for Character Education. Penelitian ini mengungkapkan bahwa
pendidikan karakter adalah gerakan nasional menciptakan sekolah yang
mampu membina etika, bertanggung jawab dan peduli orang-orang terhadap
orang lain. Pendidikan karakter yang baik melalui penekanan pada nilai-nilai
universal. Nilai-nilai etika inti seperti kepedulian, kejujuran, keadilan,
tanggung jawab dan menghormati diri dan orang lain. Tujuan dari penelitian
ini adalah untuk memberikan pedoman supaya lebih efektif dan pendidikan
karakter yang komprehensif dan untuk menekankan perlunya pendidikan
karakter untuk membantu siswa mengembangkan karakter yang baik,
mengetahui, peduli dan bertindak atas nilai-nilai etika inti seperti hormat,
tanggungjawab, kejujuran, keadilan dan kasih sayang. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa pengembangan keterampilan sosialisasi dan integrasi
pendidikan karakter adalah bagian penting dari kesuksesan akademik anak.
Pembatasan Uang Jajan..., Irma Pratyningsih, FKIP UMP, 2017
22
Pendidikan karakter dapat berjalan secara efektif apabila diterapkan secara
ketat dan dengan landasan ilmiah. Sekolah harus fokus pada pengajaran
karakter dalam kurikulum reguler.
Mardianto, (2015: 4) penelitian ini dari jurnal Internasional yang
berjudul The Effect of Fairytale Interactive Method for Improving The Honest
Character on Children Ages 7-8 Years of Elementary Students at Mis
Mutiara Aulia Deli Serdang District of Nort Sumatera. Penelitian ini
menggunakan metode penelitian Kualitatif. Penelitian ini berfokus pada anak
pada usia muda sangat potensial untuk dididik. Pendidikan dilakukan baik di
rumah atau di sekolah harus menanamkan nilai-nilai karakter yang baik. salah
satu karakter yang harus ditanamkan pada anak-anak sekolah dasar adalah
perilaku jujur. Salah satu metode yang dianggap dari perilaku jujur adalah
dengan menerapkan metode bercerita. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
sekolah dasar memiliki peran yang sangat strategis dalam menentukan dan
membangun karakter jujur untuk siswa dalam kehidupan sehari-hari, baik di
sekolah, rumah dan masyarakat. Kejujuran adalah hal yang sangat penting
untuk dibudidayakan, dan dikembangkan untuk kehidupan di masa depan.
Usia dini adalah saat yang tepat untuk menanamkan pendidikan karakter.
Apabila berhasil menanamkan karakter pada usianya, besar kemungkinan
generasi mendatang akan memiliki karakter jujur. Penelitian ini
mengungkapkan bahwa metode dongeng adalah metode yang bagus untuk
membangun nilai karakter jujur pada siswa SD MIS Mutiara Aulia. Oleh
Pembatasan Uang Jajan..., Irma Pratyningsih, FKIP UMP, 2017
23
karena itu, sekolah diharapkan untuk mengembangkan lebih berbagai metode
menarik pembelajaran, tidak hanya metode bercerita dongeng.
Setelah mengkaji dari beberapa penelitian tersebut, dapat disimpulkan
bahwa terdapat beberapa cara untuk menanamkan karakter dalam kehidupan
seseorang. Tujuan penelitian adalah untuk menggali lebih dalam mengenai
pendidikan karakter. Pendidikan karakter yang berfokus pada penelitian ini
adalah tentang pendidikan karakter hemat dan jujur. Salah satu kegiatan yang
dapat mendukung tercapainya pendidikan karakter hemat dan jujur yaitu
dengan melalui pembatasan uang jajan di MIM Kedungwuluh Lor.
C. Kerangka Pikir
Pendidikan bagi kehidupan manusia merupakan kebutuhan mutlak yang
harus dipenuhi sepanjang hayat. Tanpa adanya pendidikan manusia sulit
dapat hidup berkembang sesuai dengan cita-cita untuk lebih maju dan
sejahtera. Pendidikan di sekolah memiliki peranan yang sangat penting dalam
terbentuknya manusia yang berkarakter. Manusia yang berkarakter
merupakan manusia yang dapat menerapkan nilai-nilai karakter yang baik
dalam perkatan maupun perbuatan yang tercermin dalam kehidupan sehari-
hari. Pendidikan karakter sangat berpengaruh terhadap lingkungan yang
berkarakter pula. Memerlukan usaha sadar dalam mengembangkan
pendidikan karakter diantaranya yaitu di lingkungan keluarga, sekolah, dan
masyarakat. Pendidikan karakter bagi siswa perlu dikembangkan di sekolah
terutama melalui program pembatasan uang jajan yang ada di MIM
Kedungwuluh Lor. Pembatasan uang jajan dapat mengembangkan karakter
Pembatasan Uang Jajan..., Irma Pratyningsih, FKIP UMP, 2017
24
disekolah diantaranya yaitu karakter hemat dan jujur bagi siswa. Penelitian
ini terkait pembatasan uang jajan sebagai model untuk mengembangkan
karakter hemat dan jujur di MIM Kedungwuluh Lor. Untuk lebih jelas,
kerangka pikir dapat dilihat gambar berikut:
Gambar 2.1 Kerangka Pikir
Gambar 2.1 Kerangka Pikir
Berdasarkan gambar kerangka pikir tersebut dapat dijelaskan bahwa
pendidikan di sekolah memiliki peranan yang sangat penting dalam
pembentukan karakter pada diri siswa. Pendidikan karakter merupakan wadah
untuk mencetak generasi penerus bangsa supaya menjadi pribadi yang
berkarakter dengan menerapkan nilai-nilai karakter yang baik dalam
perkataan maupun perbuatan yang tercermin dalam kehidupan sehari-hari.
Pendidikan karakter dalam penelitian ini yaitu melalui program pembatasan
uang jajan di MIM Kedungwuluh Lor. Pembatasan uang jajan dapat
Pendidikan di Sekolah memiliki peranan yang sangat penting dalam
pembentukan karakter melalui pembatasan uang jajan.
Pelaksanaan pembatasan uang jajan sebagai model untuk
mengembangkan karakter hemat dan jujur di MIM Kedungwuluh Lor.
Pembatasan uang jajan sebagai model untuk mengembangkan karakter
hemat dan jujur di MIM Kedungwuluh Lor.
Banyaknya siswa yang membeli jajan secara berlebihan dan membawa
uang jajan dalam jumlah yang banyak sehingga timbulnya sifat boros
dan tidak jujur.
Pembatasan Uang Jajan..., Irma Pratyningsih, FKIP UMP, 2017
25
mengembangkan karakter hemat dan jujur bagi siswa di MIM Kedungwuluh
Lor.
Pembatasan uang jajan merupakan salah satu cara ataupun proses
membatasi banyaknya jumlah uang jajan siswa yang dibawa ke sekolah.
Banyaknya siswa yang membeli jajan secara berlebihan dan membawa uang
jajan dalam jumlah yang banyak dapat menimbulkan sifat boros dan tidak
jujur. Siswa akan melakukan berbagai macam cara untuk mendapatkan
sesuatu yang diinginkan. Selain itu, banyaknya siswa yang tidak jujur
terhadap jumlah uang jajan yang dibawa setiap hari sehingga dapat
melakukan kebohongan baik dalam perkataan maupun perbuatan serta dapat
melakukan perbuatan curang untuk mendapatkan sesuatu yang diinginkannya
sehingga perlu adanya pendidikan karakter hemat dan jujur di sekolah.
Sekolah memiliki peranan yang sangat penting dalam menerapkan
karakter hemat dan jujur pada diri siswa. Penerapan karakter hemat dan jujur
dapat melalui program yang ada di sekolah. Program yang sudah diterapkan
di sekolah yaitu melaui pembatasan uang jajan di MIM Kedungwuluh Lor.
Oleh karena itu, peneliti mengkaji rumusan masalah dalam penelitian ini
yaitu tentang pelaksanaan pembatasan uang jajan sebagai model untuk
mengembangkan karakter hemat dan jujur di MIM Kedungwuluh Lor.
Pembatasan Uang Jajan..., Irma Pratyningsih, FKIP UMP, 2017
top related