bab ii
Post on 24-Jul-2015
14 Views
Preview:
TRANSCRIPT
BAB II
TINJAUAN KEPUSTAKAAN
2.1 Tinjauan Tentang Konsep Dasar Kehamilan
2.1.1 Definisi Kehamilan
Kehamilan adalah suatu keadaan dimana janin dikandung didalam tubuh
wanita, yang sebelumnya diawali dengan proses pembuahan dan kemudian akan
diakhiri dengan proses persalinan. Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai
lahirnya janin. Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7
hari) dihitung dari hari haid terakhir. Kehamilan dibagi dalam 3 triwulan yaitu
triwulan pertama dimulai dari konsepsi sampai 3 bulan, triwulan kedua dimulai
dari bulan keempat sampai enam bulan, triwulan ketiga dari bulan ketujuh sampai
sembilan bulan (Wiknjosastro, 2002).
2.1.2 Proses Terjadinya Kehamilan
Proses terjadinya kehamilan dikarenakan bertemunya sel telur dan sel
sperma maka terjadilah pembuahan. Tahap awal perkembangan manusia diawali
dengan peristiwa pertemuan/peleburan sel sperma dengan sel ovum yang dikenal
dengan proses fertilisasi. Fertilisasi akan menghasilkan sel individu baru yang
disebut dengan zygote dan akan melakukan pembelahan diri/pembelahan sel
(cleavage) menuju pertumbuhan dan perkembangan menjadi embrio. Setiap
bulannya wanita mengalami ovulasi yaitu melepaskan satu atau dua sel telur
(ovum) dari indung telur, kemudian ditangkap oleh umbai-umbai (fimbriae) dan
masuk kedalam saluran telur. Waktu persetubuhan sperma masuk kedalam vagina
dan berjuta-juta sel sperma bergerak memasuki rongga rahim lalu masuk ke
saluran telur. Pembuahan sel telur oleh sperma biasanya terjadi dibagian yang
menggembung di tuba fallopii di sekitar sel telur banyak berkumpul sperma yang
mengeluarkan ragi untuk mencairkan zat-zat yang melindungi ovum. Kemudian
pada tempat yang paling mudah dimasuki, masuklah satu sel sperma dan
kemudian bersatu dengan sel telur. Peristiwa ini disebut pembuahan
(konsepsi/fertilisasi). Ovum yang telah dibuahi ini segera membelah diri sambil
bergerak (oleh rambut getar tuba) menuju ruang rahim, kemudian melekat pada 6
7
mukosa rahim untuk selanjutnya bersarang diruang rahim, peristiwa ini disebut
nidasi (implantasi). Untuk menyuplai dari pembuahan sampai nidasi diperlukan
waktu kira-kira 6-7 hari. Untuk menyuplai darah dan zat-zat makanan bagi
mudigah dan janin dipersiapkan uri (plasenta). Jadi dapat dikatakan bahwa untuk
setiap kehamilan harus ada ovum (sel telur) dan spermatozoa (sel mani)
(Cunningham, 2006).
2.1.3 Tanda dan Gejala Kehamilan
Perubahan endokrinologis, fisiologis dan anatomis menyertai kehamilan
menimbulkan gejala dan tanda yang memberikan bukti adanya kehamilan, gejala
dan tanda tersebut diklasifikasikan menjadi tiga kelompok : bukti-bukti presumtif,
tanda-tanda kemungkinan, dan tanda-tanda positif kehamilan (Cunningham,
2006).
2.1.3.1 Bukti Presumtif Kehamilan
Bukti presumtif kehamilan umumnya didasarkan pada gejala-gejala
subjektif berupa:
A. Mual dengan atau tanpa muntah
Kehamilan sering ditandai oleh gangguan sistem pencernaan, yang terutama
bermanifestasi sebagai mual dan muntah. Apa yang disebut sebagai morning
sickness pada kehamilan biasanya timbul pada pagi hari tetapi hilang dalam
beberapa jam, walaupun kadang-kadang keluhan ini menetap lebih lama dan
dapat timbul pada waktu yang berbeda, biasanya dimulai sekitar 6 minggu
setelah hari pertama menstruasi terakhir, dan biasanya menghilang spontan 6
sampai 12 minggu kemudian.
B. Gangguan berkemih
Selama trimester pertama, uterus membesar, kemudian menekan kandung
kemih, dan dapat menyebabkan peningkatan frekuensi berkemih. Seiring
dengan kemajuan kehamilan, frekuensi berkemih secara bertahap berkurang
dengan naiknya uterus kedalam abdomen. Namun, gejala sering berkemih
muncul kembali menjelang akhir kehamilan saat kepala janin turun kedalam
panggul ibu, memberi dampak pada kapasitas kandung kemih.
8
C. Fatigue (lelah)
Merupakan gejala yang sangat penting terjadi pada awal kehamilan sehingga
merupakan tanda diagnostik yang penting.
D. Persepsi gerakan janin
Kadang-kadang pada usia kehamilan antara 16-20 minggu, wanita mulai
menyadari adanya gerakan berdenyut ringan diperutnya, dan intesitas gerakan
ini semakin meningkat secara bertahap. Sensasi ini disebabkan oleh gerakan
janin, dan ketika gerakan itu disadari oleh wanita hamil disebut quickening
atau munculnya persepsi kehidupan (Cunningham, 2006).
2.1.3.2 Bukti Kemungkinan Kehamilan
Tanda-tanda kemungkinan kehamilan mencakup :
A. Pembesaran abdomen
Pada usia kehamilan 12 minggu, uterus biasanya teraba di dinding abdomen
sebagai sebuah penonjolan tepat diatas simfisis. Setelah itu, ukuran uterus
membesar secara bertahap sampai akhir kehamilan. Setiap pembesaran
abdomen pada wanita usia subur merupakan isyarat kuat kehamilan.
B. Perubahan bentuk, ukuran dan konsistensi uterus
Pada minggu-minggu pertama kehamilan, meningkatnya ukuran uterus
terutama terbatas pada diameter anteroposterior, tetapi pada masa gestasi
selanjutnya, korpus uterus hampir membulat, garis tengah uterus rata-rata 8 cm
dicapai pada minggu ke-12. Pada pemeriksaan bimanual, korpus uterus selama
kehamilan teraba liat atau elastik dan kadang-kadang sangat lunak.
C. Perubahan anatomis pada serviks
Pada minggu ke-6 - 8, serviks biasanya sudah cukup lunak. Pada primigravida,
konsistensi jaringan serviks yang lebih mirip dengan mulut bibir daripada
tulang rawan hidung, yang khas untuk serviks wanita tidak hamil.
D. Kontraksi braxton hicks
Selama kehamilan, uterus mengalami kontraksi yang biasanya dapat diraba
tetapi tidak nyeri dengan interval yang ireguler sejak awal masa kehamilan, dan
dapat mengalami peningkatan frekuensi dan amplitudo apabila uterus di
masase.
9
E. Ballottement
Selama pertengahan kehamilan, volume janin lebih kecil dibandingkan dengan
volume cairan amnion. Karena itu, tekanan mendadak pada uterus dapat
menyebabkan janin tenggelam kedalam cairan amnion dan kemudian
memantul keposisinya semula. Benturan yang ditimbulkan (ballottement) dapat
diarasakan oleh tangan pemeriksa.
F. Kontur fisik janin
Pada kehamilan smester ke 2, kontur janin dapat di palpasi melalui dinding
abdomen ibu.
G. Adanya gonadotropin korionik diurin atau serum
Adanya gonadotropin korionik (hCG) didalam plasma ibu dan eskresinya di
urin merupakan dasar bagi uji endokrin untuk kehamilan. Hormon ini dapat
ditemukan dalam cairan tubuh dengan salah satu teknik bioassay atau
immunoassay. hCG adalah sebuah glikoprotein dengan karbonhidrat tinggi,
yang bekerja untuk mencegah involusi korpus luteum (Cunningham, 2006).
2.1.3.3 Tanda Postif Kehamilan
Tiga tanda positif kehamilan :
A. Mendengar detak jantung janin
Denyut jantung janin dapat terdengar pada usia kehamilan 17 minggu.
Mendengar atau mengamati denyut jantung janin dapat memastikan diagnostik
kehamilan. Kontraksi jantung janin dapat diindetifikasi dengan auskultasi
menggunakan stestoskop khusus, ultrasonografi dan sonografi. Frekuensi
denyut jantung janin normal berkisar antara 120 sampai 160 dpm.
B. Gerakan janin
Gerakan janin dapat terdeteksi oleh pemeriksa setelah usia kehamilan sekitar
20 minggu. Gerakan janin memperlihatkan intesitas yang bervariasi dari
getaran halus pada awal kehamilan sampai gerakannya nyata pada periode
selanjuntnya.
C. Deteksi kehamilan dengan ultrasonografik.
D. Meraba bagian-bagian janin. (Cunningham, 2006).
10
2.1.4 Adaptasi Ibu Terhadap Kehamilan
A. Hematologi
Volume darah meningkat secara bermakna selama kehamilan, berkisar 40-
45% à hipervolemia. Peningkatan volume dimulai pada trimester pertama,
dan puncaknya pada 32 minggu dan menetap setelah itu. Peningkatan volume
darah merupakan akibat dari peningkatan plasma dan eritrosit. Plasma
meningkat dibandingkan eritrosit, berkisar 33% atau 450 ml, peningkatan
eritrosit pada akhirnya meningkatkan kebutuhan zat besi. Metabolisme zat besi
selama kehamilan dibutuhkan 100 mg, 300 mg ditranfer secara aktif ke janin
dan plasenta dan 200 mg hilang karena proses metabolisme 450 ml eritrosit
memerlukan 500 mg zat besi, dimana setiap 1 gram eritrosit mengandung 1,1
gram zat besi (Fe).
B. Kardiovaskuler
Selama kehamilan terjadi perubahan pada jantung dan sirkulasi. Frekuensi
denyut istirahat meningkat 10-15 dpm. Diafragma akan terangkat, jantung
terdorong ke kiri dan lebih atas. Akibatnya apeks jantung berubah ke arah
lebih lateral. Selama kehamilan normal, tekanan darah dan resistensi vaskuler
menurun. Hal ini berpengaruh terhadap curah jantung. Volume curah jantung
saat istirahat meningkat secara nyata pada kehamilan awal. Secara spesifik,
volume curah jantung akan meningkat pada akhir kehamilan pada saat posisi
wanita hamil miring ke samping.
C. Sistem Pernafasan
Diafragma meningkat 4 cm selama kehamilan. Sudut subkostal melebar
mengikuti diameter tranversa rongga dada sebesar 2 cm. Lingkar dada
meningkat 6 cm. Pada berbagai fase dari kehamilan normal, sejumlah oksigen
dialirkan ke dalam paru-paru dengan peningkatan volume tidal yang
menyebabkan peningkatan kebutuhan akan oksigen. Meningkatnya kadar Hb
akan menigkatkan kapasitas angkut oksigen meningkat. Frekuensi pernafasan
berubah sedikit selama kehamilan, volume tidal, volume pernafasan permenit
dan uptake oksigen permenit meningkat. Sedangkan Kapasitas residu
fungsional dan volume residual menurun.
11
E. Sistem Traktus Urinarius
Ukuran ginjal sedikit bertambah, GFR (glomerular filtration rate) dan RPF
(renal plasma flow) meningkat pada awal kehamilan. Beberapa perubahan pada
kandung kemih terjadi sebelum usia 4 bulan kehamilan. Trigonum kandung
kemih terangkat dan menyebabkan penipisan pada bagian osterior atau
intraureter. Proses ini berlanjut sampai akhir kehamilan dengan perluasan dan
pendalaman trigonum(Cunningham, 2006).
2.2 Tinjauan Tentang Pemeriksaan Kehamilan (Antenatal Care)
2.2.1 Pengertian
Antenatal care merupakan pengawasan sebelum persalinan terutama
ditentukan pada pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim (Mannabe
IBG, 2001). Antenatal Care adalah cara penting untuk memonitoring dan
mendukung kesehatan ibu hamil normal dan mendeteksi ibu dengan kehamilan
normal, ibu hamil sebaiknya dianjurkan mengunjungi bidan atau dokter sedini
mungkin semenjak ia merasa dirinya hamil untuk mendapatkan pelayanan dan
asuhan antenatal (Prawirohardjo, 2007).
2.2.2 Tujuan Pemeriksaan Kehamilan (Antenatal Care)
2.2.2.1 Tujuan Umum
Menyiapkan fisik dan mental ibu hamil serta janin yang dikandung sebaik-
baiknya selama masa kehamilan, persalinan dan nifas sehingga didapatkan ibu dan
anak yang sehat.
2.2.2.2 Tujuan Khusus
A. Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh
kembang bayi
B. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental, dan sosial ibu dan
bayi
C. Mengenali secara dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi yang mungkin
terjadi selama hamil, termasuk riwayat penyakit secara umum, kebidanan dan
pembedahan
D. Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat, ibu
maupun bayinya dengan trauma seminimal mungkin
12
E. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar
dapat tumbuh kembang secara normal (Peranginangin, 2006).
2.2.3 Manfaat Pemeriksaan Kehamilan (Antenatal Care)
A. Dapat mengikuti dan mengetahui tindakan kesehatan ibu dan janin sehingga
kalau ada kelainan bisa segera diperbaiki.
B. Memperoleh pelayanan 5 T (Timbang, Tensi, Tinggi fundus uteri, Tetanus
Toxoid, Tablet Fe) dan pelayanan lainnya.
C. Supaya memperoleh nasehat tentang kesehatan dan keluarga berencana yang
meliputi berbagai hal seperti :
1. Perawatan diri selama hamil
2. Kebutuhan makanan
3. Penjelasan tentang kehamilan
4. Persiapan persalinan
5. Tanda dan bahaya pada kehamilan dan persalinan
6. Penyuluhan keluarga berencana (Depkes RI, 1997)
2.2.4 Jadwal Pemeriksaan Pemeriksaan Kehamilan (Antenatal Care)
A. Jadwal melakukan pemeriksaan Antenatal Care sebanyak 12 - 13 kali selama
kehamilan. Di negara berkembang pemeriksaan Antenatal Care dilakukan
paling sedikit 4 kali sudah cukup sebagai kasus tercatat.
1. Pemeriksaan pertama dilaksanakan segera setelah diketahui terlambat haidnya
satu bulan.
2. Pemeriksaan ulang setiap dua minggu sampai umur kehamilan delapan bulan.
3. Pemeriksaan ulang setiap minggu sesudah umur kehamilan delapan bulan
sampai terjadinya persalinan.
B. Kunjungan Antenatal Care sebaiknya dilakukan 4 kali selama kehamilan yaitu:
1. Kunjungan Pertama
a) Waktu pemeriksaan sebelum minggu ke-14
b) Informasi penting; membangun hubungan saling percaya antar petugas
kesehatan dan ibu hamil, mendeteksi masalh dan menanganinya, melakukan
tindakan pencegahan seperti tetanus neonatorum, anemia, kekurangan zat besi,
penggunaan praktek tradisional yang merugikan, memulai persiapan kelahiran
13
bayi dan kesiapan untuk mengahadapi komplikasi, mendorong perilaku yang
sehat (gizi, kebersihan, istirahat, dan sebagainya)
2. Kunjungan kedua
a) Waktu pemeriksaan sebelum minggu ke-28
b) Informasi penting: pemeriksaan trimester I ditambah kewaspadaan khusus
mengenai preklamsia (tanya ibu tentang gejala-gejala preklamsia, pantau
tekanan darah, evaluasi edema, periksa urin untuk mengetahui proteinuria)
3. Kunjungan ketiga
a) Waktu pemeriksaan antara minggu ke 28-36
b) Pemeriksaan trimester I dan II ditambah palpasi abdominal untuk mengetahui
apakah ada kehamilan ganda atau tidak
4. Kunjungan keempat
a) Waktu pemeriksaan setelah minggu ke-36
b) Informasi penting: pemeriksaan pada kunjungan I, II, dan III ditambah deteksi
bayi yang tidak normal, atau kondisi lain yang memerlukan kelahiran dirumah
sakit. Ibu hamil tersebut harus lebih sering dikunjungi. Jika terdapat masalah
dan ia hendaknya disarankan untuk menemui petugas kesehatan bulanan ia
merasakan tanda-tanda bahaya atau jika ia merasa khawatir (Wiknkosasto
HG,2002).
C. Perlu segera memeriksakan kehamilan bila dilaksanakan ada gangguan atau
bila janin tidak bergerak lebih dari 12 jam (Wiknjosastro, 2002).
2.2.5 Standar Pemeriksaan Kehamilan (Antenatal Care)
Walaupun pelayanan antenatal care selengkapnya mencakup banyak hal
yang meliputi anamnese, pemeriksaan fisik (umum dan kebidanan), pemeriksaan
laboratorium atas indikasi serta intervensi dasar dan khusus (sesuai risiko yang
ada), namun dalam penerapan operasional dikenakan standar minimal 7 T, yang
terdiri dari:
1. Timbang BB dan ukur tinggi badan
2. Ukur tekanan darah
3. Pemberian imunisasi tetanus toxoid (TT) lengkap
4. Pemberian tablet zat besi minimum 90 tablet selama kehamilan
5. Ukur tinggi fundus uteri
14
6. Tes terhadap penyakit menular seksual
7. Tes wicara dalam rangka mempersiapkan rujukan
Pelayanan/asuhan antenatal ini hanya dapat diberikan oleh tenaga
kesehatan professional dan tidak dapat diberikan oleh dukun bayi (Saifuddin,
2002)
2.3 Tinjauan Tentang Kepatuhan
2.3.1 Definisi Kepatuhan
Kamus Besar Bahasa Indonesia mendefinisikan patuh merupakan suka
menurut perintah, taat pada perintah, sedangkan kepatuhan adalah perilaku sesuai
aturan dan berdisiplin (Pranoto, 2007).
Kepatuhan juga dapat didefinisikan sebagai perilaku positif penderita
dalam mencapai tujuan terapi (Degresi, 2005)
Menurut Sarafino mendefinisikan kapatuhan atau ketaatan sebagai tingkat
pasien melaksanakan cara pengobatan atau perilaku yang disarankan oleh petugas
kesehatan (Sudariyah, 2004).
Menurut Mulyono.B kepatuhan merupakan tindakan yang berkaitan
dengan perilaku seseorang. Perilaku manusia hakekatnya merupakan aktivitas dari
manusia itu sendiri (Widiawati, 2007).
Sedangkan menurut Sudarwati tingkat kepatuhan adalah pengukuran
pelaksanaan kegiatan yang sesuai dengan langkah-langkah yang telah ditetapkan
(Widiawati, 2007).
Berdasarkan beberapa pendapat tersebut diatas maka dapat disimpulkan
bahwa kepatuhan merupakan ketaatan seseorang untuk melaksanakan kegiatan
atau aktivitas seperti yang disarankan oleh orang lain. Orang lain yang dimaksud
dalam penelitian ini adalah bidan.
Penghitungan tingkat kepatuhan dapat sebagai kontrol bahwa pelaksana
program telah melaksanakan program sesuai standar. Dalam hal ini kepatuhan
kunjungan dapat diartikan ketaatan dan tindakan yang berkaitan dengan perilaku
seseorang. Sedangkan kepatuhan kunjungan antenatal care dapat diartikan
ketaatan dalam berkunjung ke tempat pelayanan kesehatan oleh ibu hamil sesuai
15
dengan saran petugas kesehatan dalam hal ini bidan maupun dokter spesialis
sesuai dengan standar antenatal care yang ditetapkan.
Cara mengukur bahwa perilaku ibu tersebut merupakan perilaku yang
sesuai dengan standar minimal kunjungan yaitu, minimal satu kali kunjungan
pada trimester I, minimal satu kali kunjungan pada trimester II, dan minimal dua
kali pada trimester III sesuai jadwal yang ditetapkan oleh tenaga kesehatan
(Depkes RI, 2002). Bila ibu tidak melakukan kunjungan sesuai dengan standar
tersebut dapat dikatakan bahwa ibu tersebut tidak patuh dalam melakukan
kunjungan antenatal.
A. Patuh : Melakukan kunjungan dengan frekuensi dan waktu sesuai
umur kehamilannya, yaitu minimal 1 kali sebelum usia
kehamilan 12 minggu, minimal 1 kali pada usia kehamilan 12-
28 minggu, dan minimal 2 kali pada usia kehamilan 28-40
minggu.
C. Tidak patuh : Bila tidak melakukan kunjungan sama sekali sesuai umur
kehamilan, dan frekuensi minimal sesuai kehamilan tidak
tercapai.
2.3.2 Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Kepatuhan
Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kepatuhan adalah pendidikan,
akomodasi, faktor lingkungan dan sosial, perubahan model terapi, interaksi
professional kesehatan dengan pasien, usia dan dukungan keluarga (Niven, 2008).
A. Pendidikan
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan
dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Pendidikan klien dapat meningkatkan
kepatuhan, sepanjang bahwa pendidikan tersebut merupakan pendidikan yang
aktif. Menurut Dictionary of Education, pendidikan dapat diartikan suatu proses
dimana seseorang mengembangkan kemampuan sikap dan bentuk tingkah laku
lainnya dalam masyarakat dan kebudayaan. Pada umumnya semakin tinggi
16
pendidikan seseorang, semakin baik pula tingkat pengetahuannya (Notoatmodjo,
1996:127).
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Pendidikan adalah
proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam
usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan, proses,
pembuatan cara mendidik. Kemahiran menyerap pengetahuan akan meningkat
sesuai dengan meningkatnya pendidikan seseorang dan kemampuan ini
berhubungan erat dengan sikap seseorang terhadap pengetahuan yang diserapnya.
Menurut UU No 2 tahun 1989, bahwa jenjang pendidikan yang termasuk jalur
pendidikan sekolah terdiri dari:
1. Pendidikan Dasar
Meliputi sekolah dasar/Madrasah Ibtidaiyah dan SMP / MTs.
2. Pendidikan Menengah
Meliputi SMU dan kejuruan serta Madrasah Aliyah.
3. Pendidikan Tinggi
Akademi, Institut, Sekolah tinggi dan Universitas.
4. Tidak sekolah/belum sekolah
Mereka yang tidak mau atau belum pernah sekolah termasuk mereka yang
tamat atau belum tamat taman kanak-kanak yang tidak melanjutkan ke SD.
B. Akomodasi
Suatu usaha harus dilakukan untuk memahami ciri kepribadian klien yang
dapat mempengaruhi kepatuhan antenatal care adalah jarak dan waktu, biasanya
ibu cenderung malas melakukan antenatal care pada tempat yang jauh.
C. Modifikasi faktor sosial-budaya
Dukungan sosial dari keluarga dan teman-teman, kelompok-kelompok
pendukung dapat dibentuk untuk membantu kepatuhan terhadap program
pengobatan seperti pengurangan berat badan, berhenti merokok dan menurunkan
konsumsi alkohol. Lingkungan berpengaruh besar pada antenatal care,
lingkungan yang harmonis dan positif akan membawa dampak yang positif pula
pada ibu dan bayinya, kebalikannya lingkungan negatif akan membawa dampak
buruk pada proses antenatal care.
17
Perilaku, kepercayaan, nilai dan pemakaian sumber daya di masyarakat
akan membentuk pola hidup masyarakat itu. Ini dikenal sebagai budaya. Budaya
berkembang selama ratusan tahun bahkan ribuan tahun karena manusia hidup
bersama dan saling bertukar pengalaman didalam lingkungan tertentu. Budaya
terus berubah, kadang-kadang lambat, kadang-kadang cepat, sebagai akibat dari
hubungan sosial antar-manusia dengan berbagai budaya. Yang perlu diketahui
adalah bahwa budaya atau pola hidup merupakan kombinasi dari berbagai hal
yang kita bicarakan. Perilaku adalah salah satu bagian dari budaya, sedangkan
budaya itu sendiri sangat berpengaruh pada perilaku. (Tjitarsa, 1992)
D. Perubahan model terapi
Program pengobatan dapat dibuat sesederhana mungkin dan pasien terlihat
aktif dalam pembuatan program pengobatan (terapi). Keteraturan ibu hamil
melakukan antenatal care dipengaruhi oleh kesehatan saat hamil. Keluhan yang
diderita ibu akan membuat ibu semakin aktif dalam kunjungan antenatal care.
E. Meningkatkan interaksi profesional kesehatan dengan klien
Meningkatkan interaksi profesional kesehatan dengan klien adalah suatu
hal penting untuk memberikan umpan balik pada klien setelah memperoleh
infomasi tentang diagnosis. Suatu penjelasan penyebab penyakit dan bagaimana
pengobatan dapat meningkatkan kepatuhan, semakin baik pelayanan yang
diberikan tenaga kesehatan, semakin teratur pula ibu melakukan kunjungan
antenatal care .
F. Usia
Usia adalah umur yang terhitung mulai saat dilahirkan sampai saat akan
berulang tahun. Semakin cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan
seseorang akan lebih matang dalam berpikir dan bekerja. Dari segi kepercayaan,
masyarakat yang lebih dewasa akan lebih dipercaya daripada orang yang belum
cukup tinggi tingkat kedewasaannya. Hal ini sebagai akibat dari pengalaman dan
kematangan jiwanya. Semakin dewasa seseorang, maka cara berfikir semakin
matang dan teratur melakukan antenatal care (Notoatmodjo, 2003). Dengan
bertambahnya umur seseorang maka kematangan dalam berpikir semakin baik
sehingga akan termotivasi dalam memeriksakan kehamilan, juga mengetahui akan
pentingnya antenatal care. Semakin muda umurnya semakin tidak mengerti
18
tentang pentingnya pemeriksaan kehamilan. Untuk keperluan perbandingan, maka
WHO membagi tingkat kedewasaan berdasarkan umur sebagai berikut:
1. Bayi dan anak-anak : 0-14 tahun
2. Orang muda dan dewasa : 15-49 tahun
3. Orang tua : 50 tahun keatas
G. Dukungan Keluarga
Keluarga adalah unit terkecil masyarakat yang terdiri atas 2 orang atau
lebih, adanya ikatan persaudaraan atau pertalian darah, hidup dalam satu rumah
tangga berinteraksi satu sama lain, mempertahankan satu kebudayaan (Effendy,
2005).
Ibu yang sedang hamil sangat membutuhkan dukungan dari orang-orang
terdekatnya, yaitu keluarga, dukungan dapat ditujukan melalui sikap yaitu dengan:
1. Memberikan perhatian, misalnya mempertahankan makanan
meliputi porsi, jenis, frekuensi dalam sehari-hari serta kecukupan gizi.
2. Mengingatkan, misalnya kapan penderita harus minum obat, kapan istirahat
serta kapan saatnya kontrol.
3. Menyiapkan obat yang harus diminum oleh pasien.
4. Memberikan motivasi pada ibu hamil untuk datang melakukan antenatal care.
H. Pengetahuan
Berdasarkan penelitian yang dilakukan Bart (1994) dapat dikatakan bahwa
perilaku yang dilakukan atas dasar pengetahuan akan lebih bertahan dari pada
perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan. Jadi pengetahuan sangat
dibutuhkan agar masyarakat dapat mengetahui mengapa mereka harus melakukan
suatu tindakan sehingga perilaku masyarakat dapat lebih mudah untuk diubah ke
arah yang lebih baik. Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan
wawancara yang menanyakan sesuatu yang diukur tentang pengetahuan dari
subjek penelitian.
Pengetahuan merupakan kemampuan seseorang untuk melakukan sesuatu
dalam suatu objek tertentu dengan pengetahuan yang baik maka seseorang dapat
memahami segala sesuatu. Pada umumnya semakin tinggi pendidikan seseorang,
semakin baik pula tingkat pengetahuannya (Notoatmodjo, 1996).
19
I. Paritas
Paritas adalah keadaan seorang ibu yang melahirkan janin lebih dari satu orang.
Sueheilif Paritas adalah status seorang wanita sehubungan dengan jumlah anak yang
pernah dilahirkannya. Ibu yang baru pertama kali hamil merupakan hal yang sangat
baru sehingga termotivasi dalam memeriksakan kehamilannya ke tenaga kesehatan.
Sebaliknya ibu yang sudah pernah melahirkan lebih dari satu orang mempunyai
anggapan bahwa ia sudah berpengalaman sehingga tidak termotivasi untuk
memeriksakan kehamilannya (Prawirohardjo, 2001).
top related